fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

Upload: dina-eka-pranata

Post on 06-Jul-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    1/224

    ii

    Sudaryatno Sudirham

    Darpublic

    Studi Mandiri

    Fungsi dan Grafik Fungsi dan Grafik Fungsi dan Grafik Fungsi dan Grafik

     Diferensial dan Integral  Diferensial dan Integral  Diferensial dan Integral  Diferensial dan Integral

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    2/224

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    3/224

    ii

    Hak cipta pada penulis, 2010

    SUDIRHAM, SUDARYATNOFungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    Oleh: Sudaryatmo Sudirham

    Darpublic, Bandung

    fdg-1110

    http://www.ee-cafe.org 

    Alamat pos: Kanayakan D-30, Bandung, 40135.

    Fax: (62) (22) 2534117

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    4/224

    iii

    Kata Pengantar

    Dalam buku ini penulis mencoba menyajikan bahasan matematika bagi

     pembaca untuk memperoleh pengertian dengan lebih mudah tentang

    kalkulus. Walaupun materi yang dibahas adalah materi matematika,

    namun uraian dengan bahasa matematika telah dicoba untuk sangatdibatasi. Pendefinisian dan pembuktian formula-formula diganti dengan

     pernyataan-pernyataan serta gambaran grafis yang lebih mudah difahami.

    Penulis berharap bahwa pengertian dasar yang bisa diperoleh dari buku

    ini akan mendorong minat untuk mendalami materi lebih lanjut.

    Buku ini dutujukan untuk umum. Bahan utama isi buku adalah catatan penulis sewaktu mengikuti kuliah di Institut Teknologi Bandung,

    sedangkan contoh-contoh hubungan diferensial dan soal-soal persamaan

    diferensial penulis ambil dari buku “ Analisis Rangkaian Elektrik ”.

    Bahasan dibatasi pada fungsi-fungsi dengan peubah bebas tunggal

     berupa bilangan nyata.

    Karakterisasi fungsi-fungsi serta perhitungan diferensial dan integral

    sangat dipermudah dengan bantuan komputer. Hal demikian banyak

    dilakukan dalam meghadapi persoalan yang kompleks. Namun buku ini

    tidak membahas cara perhitungan dengan menggunakan komputer

    tersebut, melainkan menyajikan bahasan mengenai pengertian-pengertian

    dasar tentang fungsi serta hitungan diferensial dan integral.

    Akhir kata, penulis harapkan tulisan ini ada manfaatnya. Saran-saran

     pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan lebih lanjut.

    Bandung, Nopember 2010

    Wassalam,

    Penulis

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    5/224

    iv

    >

    A. Schopenhauer, 1788 – 1860

    dariMini-Encyclopédie, France Loisirs

    ISBN 2-7242-1551-6 

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    6/224

      v

    Daftar Isi

    Kata Pengantar iii

    Daftar Isi v

    Bab 1: Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik 1

    Fungsi. Domain. Kurva, Kekontinyuan, Simetri. Bentuk

    Implisit. Fungsi Bernilai Tunggal dan Bernilai Banyak.

    Fungsi dengan Banyak Peubah Bebas. Koordinat Polar.

    Pembatasan Bahasan dan Sajian Bahasan.

    Bab 2: Fungsi Linier 15

    Fungsi Tetapan. Fungsi Linier – Persamaan GarisLurus. Pergeseran Kurva. Perpotongan Garis.

    Bab 3: Gabungan Fungsi Linier 27

    Fungsi anak Tangga. Fungsi Ramp. Pulsa. PerkalianRamp dan Pulsa. Gabungan Fungsi Ramp.

    Bab 4: Mononom dan Polinom 37

    Mononom: Mononom Pangkat Dua; Mononom Pangkat

    Tiga. Polinom: Fungsi Kuadrat. Penambahan Mononom

    Pangkat Tiga.

    Bab 5: Bangun Geometris 55

    Persamaan Kurva. Jarak Antara Dua Titik. Parabola.

    Lingkaran. Elips. Hiperbola. Kurva berderajat Dua.

    Perputaran Sumbu.

    Bab 6: Fungsi Trigonometri 69

    Peubah Bebas Bersatuan Derajat. Peubah Bebas

    Bersatuan Radian. Fungsi Trigonometri Inversi.

    Bab 7: Gabungan Fungsi Sinus 85

    Fungsi Sinus Dan Cosinus. Kombinasi Fungsi Sinus.Spetrum Dan Lebar Pita.

    Bab 8: Fungsi Logaritma. Natural, Eksponensial, Hiperbolik 95

    Fungsi Logaritma Natural. Fungsi Exponensial. Fungsi

    Hiperbolik.

    Bab 9: Turunan Fungsi-Fungsi (1) 105

    Pengertian Dasar. Mononom. Polinom. Nilai Puncak.

    Garis Singgung.

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    7/224

    vi Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    Bab 10: Turunan Fungsi-Fungsi (2) 121

    Fungsi Perkalian Dua Fungsi. Fungsi Pangkat Dari

    Suatu Fungsi. Fungsi Rasional. Fungsi Implisit. Fungsi

    Berpangkat Tidak Bulat. Kaidah Rantai. Diferensial dx dan dy.

    Bab 11: Turunan Fungsi-Fungsi (3) 133

    Fungsi Trigonometri. Fungsi Trigonimetri Inversi.

    Fungsi Trigonometri Dari Suatu Fungsi. Fungsi

    Logaritmik. Fungsi Eksponensial.

    Bab 12: Integral (1) 141

    Integral Tak Tentu. Penggunaan Integral Tak Tentu.

    Luas Sebagai Suatu Integral. Penggunaan DalamPraktek.

    Bab 13: Integral (2) 161

    Luas Sebagai Suatu Integral - Integral Tentu. Penerapan

    Integral. Luas Bidang Di Antara Dua Kurva.

    Bab 14: Integral (3) 169

    Volume Sebagai Suatu Integral. Panjang Kurva. NilaiRata-Rata Suatu Fungsi. Pendekatan Numerik.

    Bab 15: Persamaan Diferensial 179

    Pengertian. Solusi. Persamaan Diferensial Orde Satu

    Dengan Peubah Yang Dapat Dipisahkan. Persamaan

    Diferensial Homogen Orde Satu. Persamaan Diferensial

    Linier Orde Satu. Solusi Pada Berbagai FungsiPemaksa.

    Bab 16: Persamaan Diferensial (2) 193

    Persamaan Diferensial Linier Orde Dua. Tiga

    Kemungkinan Bentuk Solusi.

    Bab 17: Koordinat Polar 201Relasi koordinat Polar dan Koordinat Sudut-siku.Persamaan Kurva Dalam Koordinat Polar. Persamaan

    Garis Lurus. Parabola, Elips, Hiperbola. Lemniskat dan

    Oval Cassini. Luas Bidang.

    Indeks 213

    Referensi 215

    Biodata penulis 216

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    8/224

      1

     

    Bab 1 

    Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik

    1.1. Fungsi

    Apabila suatu besaran y memiliki nilai yang tergantung dari nilai besaran

    lain  x, maka dikatakan bahwa besaran  y  tersebut merupakan fungsi

     besaran x. Contoh: panjang batang logam merupakan fungsi temperatur.

    Secara umum suatu fungsi dituliskan sebagai sebuah persamaan

    )( x f  y =   (1.1)

    Perhatikan bahwa penulisan )( x f  y ====  bukanlah berarti y sama dengan fkali  x, melainkan untuk menyatakan bahwa  y merupakan  fungsi  dari  x 

    yang tidak lain adalah sebuah aturan atau sebuah ketentuan berapakah y 

    akan memiliki nilai jika kepada x kita berikan suatu nilai.

     y dan  x adalah  peubah  (variable) yang dibedakan  menjadi  peubah-tak-

    bebas ( y) dan peubah-bebas ( x). Peubah-bebas x adalah simbol dari suatu

     besaran yang bisa memiliki nilai sembarang dari suatu set bilangan.

    Sementara peubah-tak-bebas  y memiliki nilai yang tergantung dari nilai

    yang dimiliki x.

    Dilihat dari nilai yang dimiliki oleh ruas kiri dan ruas kanan, (1.1) adalah

    sebuah persamaan. Namun kedua ruas itu memiliki peran yang berbeda.

    Kita ambil contoh dalam relasi fisis

    )1(0 T  L LT    λ+=  

    dengan LT  adalah panjang sebatang logam pada temperatur T , L0 adalah

     panjang pada temperatur nol, T temperatur dan λ adalah koefisien muai panjang. Panjang batang tergantung dari temperatur; makin tinggi

    temperatur makin panjang batang logam. Namun sebaliknya, makin

     panjang batang logam tidak selalu berarti temperaturnya makin tinggi.

    Jika logam tersebut mengalami beban tarikan misalnya, ia akan

     bertambah panjang namun tidak bertambah temperaturnya.

    Walaupun nilai  x  di ruas kanan (1.1) bisa berubah secara bebas,

    sementara ruas kiri tergantung dari ruas kanan, namun nilai x tetap harus

    ditenttukan sebatas mana ia boleh bervariasi.

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    9/224

    2 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    1.2. Domain

     Domain ialah rentang nilai (interval nilai) di mana peubah-bebas  x

     bervariasi. Dalam kebanyakan aplikasi, rentang nilai ini bisa berbentuk

    sebagai berikut:

    a). rentang nilai berupa bilangan-nyata yang terletak antara dua nilai a 

    dan b. Kita tuliskan rentang nilai ini sebagai

    a

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    10/224

      3

    0 serta panjang satuan skala, sedemikian rupa sehingga kita dapat

    menggambarkan nilai-nilai  x  pada garis ini (lihat Gb.1.1); peubah  x 

    memiliki nilai yang berupa bilangan-nyata.

    Gb.1.1. Sistem koordinat x-y atau koordinat sudut-siku.

    Catatan: Suatu  bilangan-nyata dapat dinyatakan dengan desimal

    terbatas maupun desimal tak terbatas. Contoh: 1, 2, 3, ......adalah

     bilangan-nyata bulat; 1,586 adalah bilangan-nyata dengan desimalterbatas; π adalah bilangan-nyata dengan desimal tak terbatas, yang

     jika dibatasi sampai sembilan angka di belakang koma nilainya

    adalah 3,141592654.

    Selain sumbu- x ditetapkan pula sumbu- y yang tegak lurus pada sumbu- x,

    memanjang ke −∞  arah ke bawah dan +∞  arah ke atas, yang melewatititik referensi 0 di sumbu- x dan disebut ordinat . Titik perpotongan

    sumbu- y dengan sumbu- x  merupakan titik referensi yang disebut titik-

    asal   dan kita tulis berkoordinat  [0,0]. Pada sumbu- y  ditetapkan juga

    satuan skala seperti halnya pada sumbu- x, yang memungkinkan kitauntuk menggambarkan posisi bilangan-nyata di sumbu- y. Besaran fisik

    yang dinyatakan dengan peubah-tak-bebas dalam skala sumbu- y tidak

    harus sama dengan besaran fisik dan skala sumbu- x; misalnya sumbu- x

    menunjukkan waktu dengan satuan detik/skala, sedangkan sumbu- y 

    menunjukkan jarak dengan satuan meter/skala.

    Bidang datar di mana kita menggambarkan sumbu- x  dan sumbu- y,selanjutnya kita sebut bidang  x-y,  akan terbagi dalam 4 kuadran, yaitu

    kuadran I, II, III dan IV seperti terlihat pada Gb.1.1.

    -4

    -3

    -2

    -1

    0

    1

    2

    3

    -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

    P[2,1]

    Q[-2,2]

    R[-3,-3]

    S[3,-2]

     y

     x

    IV

    III

    III

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    11/224

    4 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    Setiap titik K pada bidang datar ini dapat kita nyatakan posisinya sebagai

    K[ xk , yk ], dengan  xk   dan  yk   berturut-turut menunjukkan jumlah skala di

    sumbu- x dan di sumbu- y dari titik K yang sedang kita tinjau. Pada

    Gb.1.1. misalnya, posisi empat titik yang digambarkan di kuadran I, II,III, IV, masing-masing kita tuliskan sebagai P[2,1], Q[-2,2], R[-3,-3] dan

    S[3,-2].

    Dengan demikian setiap pasangan bilangan-nyata akan berkaitan dengan

    satu titik di bidang  x- y. Dengan cara inilah pasangan nilai yang dimiliki

    oleh ruas kiri dan ruas kanan suatu fungsi y = f ( x) dapat divisualisasikan

     pada bidang x- y. Visualisasi itu akan berbentuk kurva fungsi y di bidang

     x- y, dan kurva ini memiliki  persamaan y =  f ( x), sesuai dengan

     pernyataan fungsi yang divisualisasikannya. 

    Contoh: sebuah fungsi

     x y 5,0=   (1.2)

    Setiap nilai x akan menentukan satu nilai y. Jika kita muatkan dalam

    suatu tabel, nilai x dan y akan terlihat seperti pada Tabel-1.1.

    Tabel-1.1.

     x -1 0 1 2 3 4 dst.

     y  -0,5 0 0,5 1 1,5 2 dst.

    Fungsi  x y 5,0=   yang memiliki pasangan nilai  x  dan  y  sepertitercantum dalam Tabel-1.1. di atas akan memberikan kurva seperti

    terlihat pada Gb.1.2. Kurva ini berbentuk garis lurus melalui titik-

    asal [0,0] dan memiliki kemiringan tertentu (yang akan kita pelajari

    lebih lanjut), dan persamaan garis ini adalah  x y 5,0= .

    Gb.1.2. Kurva dari fungsi  x y 5,0====  

    ∆ x

    ∆ y

    -0,5

    0

    0,5

    1

    1,5

    2

    2,5

    -1

    0 1 2 3 4

     y

    R

    P

    Q

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    12/224

      5

    Dengan contoh ini, relasi (1.2) yang merupakan relasi fungsional,

    setelah berbentuk kurva berubah menjadi sebuah  persamaan  yaitu

     persamaan dari kurva yang diperoleh. Ruas kiri dan kanan

     persamaan ini menjadi berimbang karena melalui kurva tersebut kita bisa mendapatkan dengan mudah nilai  y  jika diketahui nilai  x, dan

    sebaliknya kita juga dapat memperoleh nilai x  jika diketahui nilai y.

    Dengan contoh di atas kita mengerti bahwa fungsi   x y 5,0=  membentukkurva dengan  persamaan   x y 5,0=  di bidang x- y. Dalam contoh ini titik-titik P, Q, dan R terletak pada garis tersebut dengan koordinat P[-1,-0,5],

    Q[2,1], R[3,1.5]. Pengertian tentang  fungsi  dan  persamaan  kurva ini

     perlu kita fahami benar karena kedua istilah ini akan muncul secara

     paralel dalam pembahasan bentuk-bentuk geometris.

     Kekontinyuan. Suatu fungsi yang kontinyu dalam suatu rentang nilai  x

    tertentu, akan membentuk kurva yang tidak terputus  dalam rentang

    tersebut. Syarat untuk terjadinya fungsi yang kontinyu dinyatakan

    sebagai berikut:

    Suatu fungsi  y  =  f ( x) yang terdefinisi di sekitar  x  = c  dikatakan

    kontinyu di x = c jika dipenuhi dua syarat:

    (1) fungsi tersebut memiliki nilai yang terdefinisi sebesar  f (c) di x =

    c;

    (2) nilai  f ( x) akan menuju  f (c) jika  x menuju c; pernyataan ini kita

    tuliskan sebagai )()(lim c f  x f c x

    =→

      yang kita baca limit f ( x)

    untuk x menuju c sama dengan f (c).

    Contoh: Kita lihat misalnya fungsi  y  = 1/ x. Pada  x = 0 fungsi ini

    tidak terdefinisi karena 1/0 tidak dapat kita tentukan berapa nilainya;

    )(lim  x f c x→

      tidak terdefinisi jika  x  menuju nol. Kedua persyaratan

    kekontinyuan tidak dipenuhi; ia merupakan fungsi tak-kontinyu di x 

    = 0. Hal ini berbeda dengan fungsi yang terdefinisikan di  x  = 0

    (lihat selanjutnya ulasan di Bab-3) sebagai

    0untuk0 

    0untuk1 ),(

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    13/224

    6 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    yang bernilai 0 untuk  x < 0 dan bernilai 1 untuk  x ≥ 0. PerhatikanGb.1.3.

    Tak terdefinikan di x = 0.

    Terdefinisikan di x = 0

    Gb.1.3. Fungsi  x y /1=  dan y =u( x)

     Simetri.  Kurva suatu fungsi mungkin simetris terhadap garis atau titik

    tertentu

    a)   jika fungsi tidak berubah apabila  x kita ganti dengan − x makakurva fungsi tersebut simetris terhadap sumbu- y;

     b)   jika fungsi tidak berubah apabila  x dan  y dipertukarkan, kurvafungsi tersebut simetris terhadap garis-bagi kuadran I dan III.

    c)   jika fungsi tidak berubah apabila  y diganti dengan − y, kurvafungsi tersebut simetris terhadap sumbu- x.

    d)   jika fungsi tidak berubah jika x dan y diganti dengan − x dan − y,kurva fungsi tersebut simetris terhadap titik-asal [0,0].

    Contoh: Perhatikan contoh pada Gb.1.4. berikut ini.

    Kurva  y = 0,3 x2 simetris terhadap sumbu- y. Jika kita ganti nilai x =

    2 dengan x = - 2, nilai tidak berubah karena x berpangkat genap.

     y = 1/ x

     y = 1/ x

     y 

     x 

    -1 

    -10 -5  0 5 10

     

     x

     y = u( x) 1

    00

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    14/224

      7

    Kurva  y = 0,05 x3  simetris terhadap titik-asal [0,0]. Di sini  x 

     berpangkat ganjil sehingga fungsi tidak akan berubah jika x diganti

     – x dan y diganti – y.

    Kurva 922 =+ y x   simetris terhadap sumbu- x, simetris terhadap

    sumbu- y, simetris terhadap garis-bagi kuadran I dan III, dan juga

    simetris terhadap garis-bagi kuadran II dan IV.

    Gb.1.4. Contoh-contoh kurva fungsi yang memiliki simetri.

    1.4. Bentuk Implisit

    Suatu fungsi kebanyakan dinyatakan dalam bentuk eksplisit   dimana

     peubah-tak-bebas  y  secara eksplisit dinyatakan dalam  x, seperti

    )( x f  y = . Namun sering kali kita jumpai pula bentuk implisit  di mananilai  y  tidak diberikan secara eksplisit dalam x. Berikut ini adalah

     beberapa contoh bentuk implisisit.

    8

     

    1

     1

    22

    2

    22

    =++

    =

    =

    =+

     y xy x

     x y

     xy

     y x

      (1.3)

    -6 

    -3

    0

    3

    6

    -6  -3  0 3 6 

     y = 0,3 x2 

     y = 0,05 x3 

     y2 + x

    2= 9 

     x 

     y 

    tidak berubah jika x dan y diganti dengan − x dan − y 

    tidak berubah bila x diganti − x 

    tidak berubah jika

     x diganti − x x dan y diganti dengan − x dan − y x dan y dipertukarkan y diganti dengan − y 

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    15/224

    8 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    Walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit, setiap nilai peubah-bebas  x 

    akan memberikan satu atau lebih nilai peubah-tak-bebas  y. Contoh

     pertama sampai ke-tiga pada (1.3) dengan mudah kita ubah dalam bentuk

    eksplisit sehingga untuk menggambarkan fungsi tersebut kedalam sistemkoordinat  x-y  dengan menggunakan tabel tidaklah terlalu sulit. Contoh

    yang ke-empat agak sulit, namun persamaan tersebut dapat dijadikan

     bentuk persamaan kuadrat

    822 =++  y xy x  ⇒  0)8( 22 =−++  x xy y  

    yang akar-akarnya adalah

    2)8(4,

    22

    21 −−±−=  x x x y y  

     Nilai  y1  dan  y2  dapat dihitung untuk setiap  x  yang masih memberikan

    nilai nyata untuk y. Perhatikan bahwa akar-akar persamaan ini dapat kita

    tuliskan sebagai

    2

    )8(4

    2

    22 −−±

    −=

     x x x y   (1.4)

    yang merupakan bentuk pernyataan eksplisit )( x f  y = . Kurva fungsiini terlihat pada Gb.1.5.

    Gb.1.5. Kurva2

    )8(4

    2

    22 −−±

    −=

     x x x y  

    -8 

    -4 

    0

    4

    8

    -4  -2 0 2 4 

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    16/224

      9

    1.5. Fungsi Bernilai Tunggal dan Fungsi Bernilai Banyak

    Fungsi Bernilai Tunggal. Fungsi yang hanya memiliki satu nilai

     peubah-tak-bebas untuk setiap nilai peubah-bebas, disebut fungsi

    bernilai tunggal . Berikut ini contoh fungsi bernilai tunggal.

    1).25,0  x y = .

    Pada fungsi ini setiap nilai x hanya memberikan satu nilai y. Kurva

    dari fungsi ini diperlihatkan pada Gb.1.6. Kita tahu bahwa kurva

    fungsi ini simetris terhadap sumbu- y  namun dalam gambar ini

    terutama diperlihatkan rentang x ≥ 0.

    Gb.1.6. Kurva 25,0  x y =  

    2).  x y   += .

    Pada fungsi ini, y hanya mengambil nilai positif. Oleh karena itu ia

     bernilai tunggal dengan kurva seperti terlihat pada Gb 1.7.

    Gb.1.7. Kurva  x y   +=  

    0

    0,4

    0,8

    1,2

    1,6

    0 0,5 1 1,5 2

     y

    2

    4

    6

    8

    -1 0  1  2 3 4

     

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    17/224

    10 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    3).  x y   −= .

    Peubah tak-bebas  y hanya mengambil nilai negatif. Oleh karena itu

    ia bernilai tunggal dengan kurva seperti terlihat pada Gb.1.8.Sesungguhnya kurva fungsi ini adalah pasangan dari kurva

     x y   += . Hal ini terlihat pada Gb.1.11 di mana y mengambil nilai baik positif maupun negatif.

    Gb.1.8. Kurva  x y   −=  

    4).  x y 10log= .

    Sebelum melihat kurva fungsi ini ada baiknya kita mengingat

    kembali tentang logaritma.

    log10  adalah logaritma dengan basis 10; log10a  berartiberapakah 10 harus dipangkatkan agar diperoleh a. Jadi

     x y 10log=  berarti  x y =10

    01log101   == y ;

    31000log102   == y ;

    30103,02log103   == y ; ...dst.

    Kurva fungsi  x y 10log=  terlihat pada Gb.1.9.

    Gb.1.9. Kurva x y 10log=

     

    -1,6 

    -1,2 

    -0,8 

    -0,4 

    00 0, 1 1, 2 

    -0 8 

    -0 4 

    0

    0 4 

    0,8 

    0  1 2 3 4 

     y

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    18/224

      11

    5). 2 x x y   == .

    Fungsi ini berlaku untuk nilai  x negatif maupun positif.

    Perhatikanlah bahwa2 x  tidak hanya sama dengan  x, melainkan

    ±  x. Kurva fungsi ini terlihat pada Gb.1.10.

    Gb.1.10. Kurva y = | x| = √ x2 

    Fungsi Bernilai Banyak. Jika untuk satu nilai peubah-bebas terdapat

    lebih dari satu nilai peubah-tak-bebas, fungsi tersebut disebut bernilai

    banyak . Berikut ini adalah contoh fungsi bernilai banyak.

    1). Fungsi  x y   ±= .

    Perhatikan bahwa ada dua nilai y untuk setiap nilai x. Sesungguhnya

     x  bernilai ±  x dan bukan hanya  x saja. Kurva fungsi ini terlihat pada Gb.1.11. Jika  y  hanya mengambil nilai positif atau negatif

    saja, fungsi akan menjadi bernilai tunggal, sebagaimana disebutkan

     pada contoh 2 dan 3 pada fungsi bernilai tunggal .

    Gb.1.11. Kurva  x y   ±=  -2 

    -1 5 

    -1 

    -0 5 

    0

    0 5 

    1

    1 5 

    2

    0  0,5 1 1,5 2 2,5 3 

    0

    1

    2

    3

    4

    -4 -3 -2  -1 0 1 2 3 4

     

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    19/224

    12 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    2). Fungsi x

     y12 = .

    Fungsi ini bernilai banyak; ada dua nilai y untuk setiap nilai  x.Kurva fungsi ini diperlihatkan pada Gb.1.12.

    Gb.1.12. Kurva  x y /12 =   ⇒   x y /1±=  

    1.6. Fungsi Dengan Banyak Peubah Bebas

    Fungsi dengan banyak peubah bebas tidak hanya tergantung dari satu

     peubah bebas saja, x, tetapi juga tergantung dari peubah bebas yang lain.

    Misalkan suatu fungsi dengan dua peubah bebas  x  dan t   dinyatakansebagai

    ),( t  x f  y =   (1.5)

    Sesungguhnya dalam peristiwa fisis banyak fungsi yang merupakan

    fungsi dengan peubah-bebas banyak, misalnya persamaan gelombang

     berjalan. Simpangan gelombang berjalan merupakan fungsi dari posisi

    ( x) dan waktu (t ).

    Secara umum kita menuliskan fungsi dengan peubah-bebas banyak

    sebagai

    ),,,,( vu z  y x f w =   (1.6)

    untuk menyatakan secara eksplisit fungsi w dengan peubah bebas  x, y,

     z,u,dan v. 

    Fungsi dengan peubah bebas banyak juga mungkin bernilai banyak,

    misalnya

    -10

    -5

    0

    5

    10

    0 1 2 3 

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    20/224

      13

    2222  z  y x   ++=ρ   (1.7)

    Fungsi ini akan bernilai tunggal jika kita hanya meninjau nilai positif

    dari ρ dan kita nyatakan fungsi yang bernilai tunggal ini sebagai

    222  z  y x   +++=ρ   (1.8)

    1.7. Sistem Koordinat Polar

    Selain sistem koordinat sudut-siku di mana posisi titik dinyatakan dalam

    skala sumbu- x dan sumbu- y, kita mengenal pula sistem koordinat polar.

    Dalam sistem koordinat polar ini posisi titik dinyatakan oleh jarak titik

    ke titik asal [0,0] yang diberi simbol r , dan sudut yang terbentuk antara r  dengan sumbu- x yang diberi simbol θ. Kalau dalam koordinat sudut-siku

     posisi titik dinyatakan sebagai P( x, y) maka dalam koordinat polar

    dinyatakan sebagai P(r ,θ).

    Hubungan antara koordinat susut siku dan koordinat polar adalah

    θ= sinr  y ;

    θ= cosr  x ;

    22

     y xr    +=  

    )/(tan 1  x y−=θ  

    Hubungan ini terlihat pada Gb.1.13.

    Gb.1.13. Hubungan koordinat sudut-siku dan koordinat polar.

     x

    P

    θ 

    r  r sinθ 

    r cosθ 

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    21/224

    14 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    1.8. Fungsi Parametrik

    Dalam koordinat sudut-siku fungsi )( x f  y =   mungkin juga dituliskan

    sebagai)(t  y y =   )(t  x x =   (1.10)

     jika  y dan  x  masing-masing tergantung dari peubah lain t . Fungsi yang

    demikian disebut fungsi parametrik  dengan t  sebagai parameter .

    1.9. Pembatasan Bahasan dan Sajian Bahasan

    Dalam buku ini kita hanya akan membahas fungsi-fungsi dengan peubah

     bebas tunggal sedangkan fungsi dengan banyak peubah bebas dibahas di

     buku lain. Kita juga membatasi diri hanya pada bilangan nyata. Bilangan

    kompleks belum akan kita bahas sehingga fungsi-fungsi kompleks tidak

    dicakup oleh buku ini.

    Bahasan dari Bab-2 mengenai fungsi linier sampai dengan Bab-16

    mengenai persamaan diferensial dilakukan dalam pengertian koordinatsudut-siku. Koordinat polar dibahas pada Bab-17.

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    22/224

      15

    Bab 2 

    Fungsi Linier

    2.1. Fungsi Tetapan

    Fungsi tetapan bernilai tetap untuk rentang nilai  x  dari −∞  sampai +∞.Kita tuliskan

    k  y =   [2.1]

    dengan k   bilangan-nyata. Kurva fungsi ini terlihat pada Gb.2.1. berupa

    garis lurus mendatar sejajar sumbu- x, dalam rentang nilai  x  dari −∞ sampai +∞.

    -4 

    -5  0  5 x 

    y = 4 

    y = −3,5 

    Gb.2.1. Fungsi tetapan (konstan):

    4= y  dan 5,3−= y .

    2.2. Fungsi Linier - Persamaan Garis Lurus 

    Persamaan (2.1) adalah satu contoh persamaan garis lurus yang

    merupakan  garis mendatar sejajar sumbu-x, dengan kurva sepertiterlihat pada Gb.2.1. Kurva yang juga merupakan garis lurus tetapi tidaksejajar sumbu- x  adalah kurva yang memiliki kemiringan tertentu.

    Kemiringan garis ini adalah perbandingan antara perubahan  y  terhadap

     perubahan x, atau kita tuliskan

     

      

     ∆

    ∆==

    " delta"

    " delta" :dibaca ,kemiringan

     x

     y

     x

     ym   (2.2)

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    23/224

    16 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    Dalam hal garis lurus, rasio x

     y

    ∆  memberikan hasil yang sama di titik

    manapun kita menghitungnya. Artinya suatu garis lurus hanya

    mempunyai satu nilai kemiringan, yaitu yang diberikan oleh m  padafungsi mx y = . Gb.2.2. berikut ini memperlihatkan empat contoh kurvagaris lurus yang semuanya melewati titik-asal [0,0] akan tetapi dengan

    kemiringan yang berbeda-beda. Garis  y =   lebih miring dari x y 5,0= , garis  x y 2=  lebih miring dari  x y =   dan jauh lebih miring

    dari  x y 5,0= , dan ketiganya miring ke atas. Makin besar nilai m, garisakan semakin miring. Garis yang ke-empat memiliki m negatif −1,5 dania miring ke bawah (menurun).

    Gb.2.2. Empat contoh kurva garis lurus mx y = .

    Secara umum, persamaan garis lurus yang melalui titik-asal [0,0] adalah

    mx y =   (2.3)

    dengan m menunjukkan kemiringan garis; makin besar nilai m garis akan

    semakin miring. Jika m bernilai positif, garis miring ke atas (naik). Jika

    m bernilai negatif, garis akan miring ke bawah (menurun).

    2.3. Pergeseran Kurva dan Persamaan Garis

    Bagaimanakah persamaan garis lurus jika ia tidak melalui titik-asal [0,0]

    melainkan memotong sumbu- y misalnya di titik [0,2]? Misalkan garis ini

    memiliki kemiringan 2. Setiap nilai  y  pada garis ini untuk suatu nilai x,

    sama dengan nilai y pada garis yang melalui [0,0], yaitu y = 2 x, ditambah

    2. Oleh karena itu kita dapat menuliskan persamaa garis ini sebagai

    22   +=  x y . Perhatikan Gb.2.3.

    -6 

    -4 

    -2 

    0

    2

    4

    6

    8

    -1  0 1 2 3 4x

    y = 0,5x y = x 

    y = 2x 

    y = -1,5 x 

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    24/224

      17

     

    Gb.2.3. Garis lurus melalui titik [0,2], kemiringan 2.

    Secara umum, persamaan garis dengan kemiringan m  dan memotong

    sumbu- y di [0,b] adalah

    mxb y   =− )(   (2.4)

    b bisa positif ataupun negatif. Jika b positif, maka garis tergeser ke arah

    sumbu- y positif (ke atas) yang berarti garis memotong sumbu- y di atas

    titik [0,0]. Jika b  negatif, garis tergeser kearah sumbu- y  negatif (ke

     bawah); ia memotong sumbu- y di bawah titik [0,0]. Secara singkat, b 

     pada (2.4) menunjukkan pergeseran kurva y sepanjang sumbu- y.

    Kita lihat sekarang garis yang memiliki kemiringan 2 dan memotong

    sumbu- x  di titik [a,0], misalnya di titik [1,0]. Lihat Gb.2.4.Dibandingkan dengan garis yang melalui titik [0,0] yaitu garis  x y 2= ,

    setiap nilai  y  pada garis ini terjadi pada ( x−1) pada garis  x y 2= ; ataudengan kata lain nilai  y  pada garis ini diperoleh dengan menggantikan

    nilai  x pada garis  x y 2=  dengan ( x−1). Contoh:  y = 2,8 pada garis initerjadi pada  x = x1  dan hal ini terjadi pada )1( 1 −=  x x   pada kurva

     x y 2= .

    Gb.2.4. Garis lurus melalui titik [1,0].

     x1  x1−1

     y = 2 x 

    -4

    -2

    2

    4

    6

    8

    -1 0 1 2 3 4

     

    0

    =2( x –1)

     y = 2 x

     y = 2 x + 2

    -4 

    -2 

    4 6 

    10 

    -1 0 1  2  3  4 

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    25/224

    18 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    Secara umum persamaan garis yang melalui titik [a,0] dengan

    kemiringan m  kita peroleh dengan menggantikan  x  pada persamaan

    mx y =  dengan ( x−a). Persamaan garis ini adalah

    )( a xm y   −=   (2.5)

    Pada persamaan (2.5), jika a  positif garis mx y ====   tergeser ke arahsumbu- x positif (ke kanan); dan jika a negatif garis itu tergeser ke arah

    sumbu- x  negatif (ke kiri). Secara singkat a  pada (2.5) menunjukkan

     pergeseran kurva y sejajar sumbu- x.

    Pada contoh di atas, dengan tergesernya kurva ke arah kanan dan

    memotong sumbu- x  di titik [1,0] ia memotong sumbu- y  di titik [0,-2].

    Suatu garis yang titik perpotongannya dengan kedua sumbu diketahui,

     pastilah kemiringannya diketahui. Dalam contoh di atas, kemiringannya

    adalah

    21

    2

    1

    )2(0========

    −−−−−−−−========

     ym

    ∆∆

     

    dan persamaan garis adalah

    22   −=  x y   (2.6)

    Bandingkanlah persamaan ini dengan persamaan (2.4), dengan

    memberikan m = 2 dan b = −2.Secara umum, persamaan garis yang memotong sumbu-sumbu koordinat 

    di [a,0] dan [0,b] adalah

    a

    bmbmx y   −=+=  dengan (2.7)

    Contoh:

    -4

    -2

    2

    4

    6

    8

    -1 0 1 2 3 4 

     y

    0

    garis memotong sumbu x di 2,

    dan memotong sumbu y di 4

    Persamaan garis: 4242

    4+−=+−=  x x y  

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    26/224

      19

    Bagaimanakah persamaan garis lurus yang tidak terlihat perpotongannya

    dengan sumbu-sumbu koordinat? Persamaan garis demikian ini dapat

    dicari jika diketahui koordinat dua titik yang ada pada garis tersebut.

    Lihat Gb.2.5.

    Pada Gb.2.5. kemiringan garis dengan mudah kita peroleh, yaitu

    )(

    )(

    12

    12

     x x

     y y

     x

     ym

    −=

    ∆=   (2.8)

    Gb.2.5. Garis lurus melalui dua titik.

    Persamaan (2.8) ini harus berlaku untuk semua garis yang melalui dua

    titik yang diketahui koordinatnya. Jadi secara umum harus berlaku

    12

    12

     x x

     y ym

    −=   (2.9)

    Dengan demikian maka persamaan garis yang memiliki kemiringan ini

    adalah

     x x x y ymx y

    11

    12

    −−==   (2.10)

    Persamaan (2.10) inilah persamaan garis lurus melalui titik asal dan

    sejajar dengan garis melalui dua titik ( x1, y1) dan ( x2,y2).

    Contoh: Carilah persamaan garis yang melalui dua titik P(5,7)dan Q(1,2).

    [ x1, y1]

    [ x2, y2]

    -4

    -2

    0

    2

    4

    6

    8

    -1 0 1   3x

    y

    2

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    27/224

    20 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    Kemiringan garis ini adalah 25,115

    27=

    −=

    −=

    Q p

    Q P 

     x x

     y y y  

    Garis dengan kemiringan ini dan melalui titik asal adalah x y 25,1=  

    Perhatikan  bahwa persamaan ini adalah persamaan garis yangmelalui titik asal, dan sejajar dengan garis yang melalui titik

    P(5,7) dan Q(1,2) . Kita masih harus mencari perpotongannya

    dengan salah satu sumbu agar kita dapatkan persamaan garis yang

    melalui titik P dan Q tersebut. Untuk itu kita perhatikan hal

     berikut lebih dulu.

    Kita bisa melihat secara umum, bahwa kurva suatu fungsi

    )( x f  y =  

    akan tergeser sejajar sumbu- x sebesar x1 skala jika x diganti dengan ( x −  x1), dan tergeser sejajar sumbu- y sebesar y1 skala jika y diganti dengan ( y

    −  y1)

    )( x f  y =   menjadi )( 1 x x f  y   −=   atau )(1  x f  y y   =−   (2.11) 

    Walaupun (2.11) diperoleh melalui pembahasan fungsi linier, namun ia berlaku pula untuk fungsi non linier . Fungsi non linier memberikan

    kurva garis lengkung yang akan kita pelajari dalam bab-bab selanjutnya. 

    Contoh:

    + 2 = 2 x (pergeseran –2

    searah sumbu- y) y = 2 x 

    -4

    -2

    24

    6

    8

    -1 0 1 2 3 4

     

    0

    kurva semula

    atau

    = 2( x – 1) (pergeseran +1

    searah sumbu- x)

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    28/224

      21

    Contoh: Kita kembali pada contoh sebelumnya, yaitu persamaan

    garis yang melalui titik P(5,7) dan Q(1,2). Persamaan garis

    seharusnya adalah  xb y 25,1=−  atau )(25,1 a x y   −= . Nilai a dan

    b  dapat kita peroleh jika kita masukkan koordinat titik yangdiketahui, misalnya P(5,7). Dengan memasukkan koordinat titik

    ini kita dapatkan persamaan 525,17   ×=− b  atau )5(25,17 a−= .

    Dari sini kita akan mendapatkan nilai a = −0,6 dan juga b = 0,75sehingga persamaan garis yang melalui titik P(5,7) dan Q(1,2)

    dapat diperoleh, yaitu  x y 25,175,0   =−   atau )6,0(25,1   +=  x y .Garis ini memotong sumbu- y di +0,75 dan memotong sumbu- x di

    −0,6.

    2.4. Perpotongan Garis

    Dua garis lurus

    111 b xa y   +=   dan 222 b xa y   +=  

     berpotongan di titik P sehingga koordinat P memenuhi 21  y y   =  

    2 p21P1 b xab xa   +=+  

    sehingga

    2P2P1P1P

    21

    12P

    atau b xa yb xa y

    aa

    bb x

    +=+=⇒

    −−=⇒

      (2.12)

    Contoh:

    Titik potong dua garis 84dan32 21   −=+=  x y x y  

    112843221   =→−=+→=  x x x y y  

    5,52

    11P   == x  ; 1435,5232P   =+×=+=  x y  

    atau 1485,54P   =−×= y  

    Jadi titik potong adalah 14]P[(5,5), . Perhatikan Gb.2.6. berikut

    ini.

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    29/224

    22 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    Gb.2.6. Perpotongan dua garis.

    Jika kedua garis memiliki kemiringan yang sama sudah barang tentu kita

    tak akan memperoleh titik potong karena mereka sejajar; dikatakan juga

    mereka berpotongan di ∞.

    Contoh: Dua garis 84dan34 21   −=+=  x y x y   adalahsejajar.

    2.5. Pembagian Skala Pada Sumbu Koordinat 

    Pada penggambaran kurva-kurva di atas, panjang per skala kedua sumbu

    koordinat tidak sama. Apabila panjang per skala dibuat sama kita akanmemiliki kemiringan garis

    θ= tanm   (2.13)

    dengan θ  adalah sudut yang dibentuk oleh garis lurus dengan sumbu- x atau dengan garis mendatar, seperti pada Gb.2.7.

    Gb.2.7. Panjang per skala sama di sumbu- x dan y.

    -30 

    -20 

    -10 

    0

    10 

    20 

    30 

    -10  -5  0 5 10

     y

    P ⇒ Koordinat P memenuhi persamaan  y1 maupun y2.

     y2

     y1

    −5

     y

     x||

    − 

    − 

    5

    5θ= tanm

    θ 

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    30/224

      23

    Sesungguhnya formulasi (2.13) berlaku umum, baik untuk pembagian

    skala di kedua sumbu koordinat sama besar ataupun tidak. Namun jika

     pembagian skala tersebut sama besar, sudut θ yang terlihat dalam grafik

    menunjukkan kemiringan garis sebenarnya; jika pembagian tidak sama besar sudut θ  yang terlihat pada grafik bukanlah sudut sebenarnyasehingga sudut θ  sebenarnya harus dihitung dari formula (2.13) dan

     bukan dilihat dari grafik.

    2.6. Domain, Kekontinyuan, Simetri

    Pada fungsi linier ba xm y   +−= )( , peubah y akan selalu memiliki nilai,

     berapapun x. Peubah x bisa bernilai dari −∞ sampai +∞. Fungsi ini juga

    kontinyu dalam rentang tersebut.

    Kurva fungsi mx y =  simetris terhadap titik asal [0,0] karena fungsi ini

    tak berubah jika y diganti dengan −  y dan x diganti dengan −  x.

    2.7. Contoh-Contoh Fungsi Linier

    Contoh-contoh fungsi linier berikut ini mamberikan gambaran bahwa

    fungsi linier dengan kurva yang kita gambarkan berbentuk garis lurus,

    merupakan bentuk fungsi yang biasa kita jumpai dalam praktik rekayasa.

    1). Suatu benda dengan massa m yang mendapat gaya  F   akan

    memperoleh percepatan.

    ma F  =  ; a adalah percepatan

    Jika tidak ada gaya lain yang melawan F , maka dengan percepatan a 

     benda akan memiliki kecepatan sebagai fungsi waktu sebagai

    at vt v   += 0)(

    v kecepatan gerak benda, v0 kecepatan awal, t  waktu. Jika kecepatanawal adalah nol maka kecepatan gerak benda pada waktu t  adalah

    at t v   =)(  

    2) Dalam tabung katoda, jika beda tegangan antara anoda dan katoda

    adalah V   , dan jarak antara anoda dan katoda adalah l  maka antara

    anoda dan katoda terdapat medan listrik sebesar

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    31/224

    24 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    V  E  =  

    Elektron yangmuncul di

     permukaan katodaakan mendapat

     percepatan dari

    adanya medan

    listrik sebesar

    eE a =  

    a  adalah percepatan yang dialami elektron, e  muatan elektron,  E  

    medan listrik. Jika kecepatan awal elektron adalah nol, dan waktutempuh dari anoda ke katoda adalah t , maka kecepatan elektron pada

    waktu mencapai katoda adalah

    at vk  =  

    3) Suatu pegas, jika ditarik kemudian dilepaskan akan kembali pada

     posisi semula jika tarikan yang dilakukan masih dalam batas

    elastisitas pegas. Gaya yang diperlukan untuk menarik pegassepanjang x merupakan fungsi linier dari x.

    kx F  =  

    dengan k   adalah konstanta pegas.

    4) Dalam sebatang logam sepanjang l , akan mengalir arus listrik sebesar i 

     jika antara ujung-ujung logam diberi perbedaan tegangan sebesar V .

    Arus yang mengalir merupakan fungsi linier dari tegangan dengan

    relasi

    V GV i   == , dengan G

    1=  

    G  adalah tetapan yang disebut konduktansi  listrik   dan  R  disebut

    resistansi listrik.Persamaan ini juga bisa dituliskan

    iRV  =  yang dikenal sebagai relasi hukum Ohm dalam kelistrikan.

    Jika penampang logam adalah  A  dan rata sepanjang logam, maka

    resistansi dapat dinyatakan dengan

    l  R

      ρ=  

    ]]]] anoda katoda

    l

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    32/224

      25

    ρ disebut resistivitas bahan logam.

    Kerapatan arus dalam logam adalahi

     j =   dan dari persamaan di

    atas kita peroleh

     E l 

     RA

     A

    i j   σ=

    ρ===

    dengan l V  E  /=   adalah kuat medan listrik dalam logam, ρ=σ /1adalah konduktivitas bahan logam.

    Secara infinitisimal kuat medan listrik adalah gradien potensial atau

    gradien dari V yang kita tuliskandx

    dV  E  = . Mengenai pengertian

    gradien akan kita pelajari di Bab-9.

    5). Peristiwa difusi. Secara thermodinamis, faktor pendorong untuk

    terjadinya difusi,

    yaitu penyebaran

    materi menembus

    materi lain, adalahadanya perbedaan

    konsentrasi. Situasi

    ini analog dengan

     peristiwa aliran

    muatan listrik di mana

    faktor pendorong

    untuk terjadinya aliran muatan adalah perbedaan tegangan.

    Analog dengan peristiwa listrik,  fluksi materi  yang berdifusi dapat

    kita tuliskan sebagai

    dx

    dC  D J  x   −=  

     D  adalah koefisien difusi, dC/dx adalah variasi konsentrasi dalam

    keadaan mantap di mana C 0  dan C  x  bernilai konstan. Relasi ini

    disebut Hukum Fick Pertama yang secara formal menyatakan bahwa

    fluksi dari materi yang berdifusi sebanding dengan gradienkonsentrasi; dengan kata lain fluksi materi yang berdifusi merupakan

    fungsi linier dari gradien konsentrasi.

     xa   x 

    C a 

    C  x 

    materi masuk

    di xa materi keluar

    di x 

    ∆ x 

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    33/224

    26 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    Berikut ini tersaji soal-soal untuk latihan. Soal-soal ini hanya berkenaan

    dengan kurva garis lurus. Namun dengan contoh-contoh di atas kita

    menyadari bahwa fungsi linier bukan hanya sekedar pernyataan suatu

    garis lurus melainkan suatu bentuk fungsi yang banyak dijumpai dalam praktik rekayasa.

    Soal-Soal

    1.  Tentukan persamaan garis-garis yang membentuk sisi segi-limayang tergambar di bawah ini.

    2.  Carilah koordinat titik-titik potong dari garis-garis tersebut padasoal nomer-1 di atas.

    3.  Carilah persamaan garis yanga)  melalui titik asal (0,0) dan sejajar garis y2;

     b)  melalui titik asal (0,0) dan sejajar dengan garis y3.

    4.  Carilah persamaan garis yang melalui

    a)  titik potong y1 −  y2 dan titik potong y3 – y4 ; b)  titik potong y3 −  y4 dan titik potong y1 – y5 ;c)  titik potong y1 −  y2 dan titik potong y4 – y5.

    5.  Carilah persamaan garis yanga)  melalui titik potong y1 – y5 dan sejajar dengan garis y2 ;

     b)  melalui titik potong y4 – y5 dan sejajar dengan garis y1.

    -5

    -4

    -3

    -2

    -1

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

     y1  y2

     y3

     y4

     y5

     y 

     x 

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    34/224

      27

    Bab 3 

    Gabungan Fungsi Linier

    Fungsi-fungsi linier banyak digunakan untuk membuat model   dari

     perubahan-perubahan besaran fisis. Perubahan besaran fisis mungkin

    merupakan fungsi waktu, temperatur, tekanan atau yang lain. Artinya

    waktu, temperatur, tekanan dan lainnya itu menjadi peubah bebas,  x,

    sedangkan besaran fisis yang tergantung padanya merupakan peubah tak

     bebas, y.

    Pada umumnya perubahan besaran fisis terjadi secara tidak linier. Jikadalam batas-batas tertentu perubahan tersebut dapat dianggap linier,

     besaran fisis tersebut dapat dimodelkan dengan memanfaatkan fungsi-

    fungsi linier dan model ini kita sebut model linier   dari besaran fisis

    tersebut. Fungsi-fungsi berikut ini biasa dijumpai dalam analisis

    rangkaian listrik.

    3.1. Fungsi Anak Tangga 

    Fungsi tetapan membentang pada nilai  x dari −∞  sampai +∞. Jika kitamenginginkan fungsi bernilai konstan yang muncul pada  x  = 0 dan

    membentang hanya pada arah x positif, kita memerlukan fungsi lain yang

    disebut fungsi anak tangga satuan yang didefinisikan bernilai nol untuk

     x < 0, dan bernilai satu untuk x ≥ 0 dan dituliskan sebagai )( xu . Jadi

    0untuk0 

    0untuk1)(

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    35/224

    28 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    -4 

    -5  0  5 x 

    y = 3,5 u( x ) 

    y = −2,5 u( x ) 

    Gb.3.1. Fungsi anak tangga.

    Fungsi anak tangga seperti (3.2) dikatakan mulai muncul pada x = 0 dan

    k   disebut amplitudo. Kita lihat sekarang fungsi anak tangga yang barumuncul pada  x  = a. Ini tidak lain adalah fungsi anak tangga tergeser.

    Fungsi demikian ini dinyatakan dengan mengganti peubah  x  dengan

    )( a x − . Dengan demikian maka fungsi anak tangga

    )( a xku y   −=   (3.3)

    merupakan fungsi yang mulai muncul pada x = a dan disebut fungsi anak

    tangga tergeser dengan pergeseran sebesar   a. Jika a  positif fungsi ini

     bergeser ke arah positif sumbu- x dan jika negatif bergeser ke arah negatif

    sumbu- x. Gb.3.2. memperlihatkan kurva fungsi seperti ini.

    -4 

    -5  0  5 x 

    y = 3,5 u( x −1) 

    Gb.3.2. Kurva fungsi anak tangga tergeser.

    Perhatikanlah bahwa fungsi anak tangga memiliki nilai yang terdefinisi

    di  x = 0. Oleh karena itu fungsi ini kontinyu di  x = 0, berbeda denganfungsi y = 1/ x yang tidak terdefinisi di x = 0 (telah disinggung di Bab-1).

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    36/224

      29

    3.2. Fungsi Ramp

    Telah kita lihat bahwa fungsi  y = ax  berupa garis lurus dengan

    kemiringan a, melalui titik [0,0], membentang dari x = -∞ sampai x = +∞.Fungsi ramp terbentuk jika persamaan garis tersebut bernilai nol untuk  x 

    < 0, yang dapat diperoleh dengan mengalikan ax dengan fungsi anak

    tangga satuan u( x) (yang telah didefisisikan lebih dulu bernilai nol untuk

     x < 0). Jadi persamaan fungsi ramp adalah

    )( xaxu y =   (3.4)

    Jika kemiringan a = 1, fungsi tersebut menjadi fungsi ramp satuan.

    Fungsi ramp tergeser  adalah)()(  g  xu g  xa y   −−=   (3.5)

    dengan  g   adalah pergeserannya. Perhatikanlah bahwa pada (3.5)

     bagian )(1  g  xa y   −=   adalah fungsi linier tergeser sedangkan

    )(2  g  xu y   −=   adalah fungsi anak tangga satuan yang tergeser. Gb.3.3.

    memperlihatkan kurva fungsi ramp satuan )(1  x xu y   = , fungsi ramp

    )(22  x xu y   = , dan fungsi ramp tergeser )2()2(5,13   −−=  xu x y .

    Gb.3.3. Ramp satuan y1 = xu( x), ramp y2 = 2 xu( x),

    ramp tergeser y3 = 1,5( x-2)u( x-2).

    3.3. Pulsa

    Pulsa merupakan fungsi yang muncul pada suatu nilai  x1  tertentu dan

    menghilang pada  x2> x1. Bentuk pulsa ini dapat dinyatakan dengan

    gabungan dua fungsi anak tangga, yang memiliki amplitudo sama tetapi

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    -1  0  1 2 3  4  x

     y

     y1 = xu( x)2 = 2 xu( x)

    3 = 1,5( x-2)u( x-2)

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    37/224

    30 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

     berlawanan amplitudo dan berbeda pergeserannya. Persamaan umumnya

    adalah

    )()( 21  x xau x xau y   −−−=   (3.6)

     x1  menunjukkan pergeseran fungsi anak tangga yang pertama dan  x2 

    adalah pergeseran fungsi anak tangga yang ke-dua, dengan  x2  >  x1.

    Penjumlahan kedua fungsi anak tangga inilah yang memberikan bentuk

     pulsa, yang muncul pada  x = x1  dan menghilang pada  x = x2. Selisih

    )( 12  x x   −  disebut lebar pulsa

    12  x x pulsalebar    −=   (3.7)

    Gb.3.4. memperlihatkan pulsa dengan amplitudo 2, yang muncul pada  x 

    = 1 dan menghilang pada x = 2, yang persamaannya adalah

    { })2()1(2 )2(2)1(2

    −−−=

    −−−=

     xu xu

     xu xu y 

    Gb.3.4. Fungsi pulsa 2u( x-1)-2u( x-2)

    Apa yanga berada dalam tanda kurung pada persamaan terakhir ini, yaitu

    { })2()1(   −−−=′  xu xu y , adalah pulsa beramplitudo 1 yang muncul pada x = 1 dan berakhir pada x = 2. Secara umum pulsa beramplitudo A yang

    muncul pada  x =  x1  dan berakhir pada  x  =  x2  adalah

    { })()( 21  x xu x xu A y   −−−=′ ; lebar pulsa ini adalah ( x2 – x1).

    Contoh lain:  Pulsa yang muncul pada  x = 0, dengan lebar pulsa 3

    dan amplitudo 4, memiliki persamaan { })3()(4   −−=  xu xu y .

     y1=2u( x-1)

     y2=-2u( x-2)

     y1+ y2= 2u( x-1)-2u( x-2)

    lebar

     pulsa

    -2 

    -1 

    0

    1

    2

    -1  0  1 2 3 4 x  

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    38/224

      31

    Fungsi pulsa memiliki nilai hanya dalam selang tertentu yaitu sebesar

    lebar pulsanya, )( 12  x x   − , dan di luar selang ini nilanya nol. Oleh karenaitu fungsi apapun yang dikalikan dengan fungsi pulsa, akan memiliki

    nilai hanya dalam selang di mana fungsi pulsanya juga memiliki nilai.

    Dalam praktek, fungsi pulsa terjadi berulang secara periodik. Gb.3.5.

    memperlihatkan deretan pulsa 

    Gb.3.5. Deretan Pulsa.

    Peubah  x  biasanya adalah waktu. Selang waktu di mana pulsa muncul

     biasa diberi simbol t on  sedangkan selang waktu di mana ia menghilang

    diberi simbol t off . Satu perioda T  = t on + t off . Nilai rata-rata deretan pulsa

    adalah

    makson

    rr   y

    t  y   = pulsa   (3.8)

    dengan ymaks adalah amplitudo pulsa.

    3.4. Perkalian Ramp dan Pulsa.

    Persamaan umumnya adalah

    { } )()()( 21  x xu x xu A xmxu y   −−−×=   (3.9)

    dengan m  dan  A  berturut-turut adalah kemiringan kurva ramp danamplitudo pulsa. Persamaan (3.9) dapat kita tulis

    { })()( 21  x xu x xumAx y   −−−=  

    Perhatikan bahwa 1)(   = xu  karena ia adalah fungsi anak tangga satuan.

    Gb.3.6. memperlihatkan perkalian fungsi ramp )(21  x xu y   =   dengan

    fungsi pulsa { })3()1(5,12   −−−=  xu xu y   yang hanya memiliki nilaiantara  x = 1 dan  x = 3. Perhatikan bahwa hasil kalinya hanya memiliki

     perioda

     y

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    39/224

    32 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    nilai antara  x = 1 dan  x = 3, dengan kemiringan yang merupakan hasil

    kali antara amplitudo pulsa dengan kemiringan ramp.

    { }{ })3()1(3 )3()1(5,1)(2

    213−−−=

    −−−×==

     xu xu x

     xu xu x xu y y y 

    Gb.3.6. Perkalian fungsi ramp y1 dan pulsa y2.

    Perkalian fungsi ramp )(1  xmxu y   =  dengan pulsa { })()(12 b xu xu y   −−=  membentuk fungsi  gigi gergaji  { })()()1( b xu xu xm y   −−×=   yangmuncul pada t  = 0 dengan kemiringan m dan lebar b. (Gb.3.7).

    Gb.3.7. Kurva gigi gergaji

    Seperti halnya pada pulsa, fungsi gigi gergaji biasanya terjadi secara periodik, dengan perioda T , seperti terlihat pada Gb.3.8.

     Nilai rata-rata fungsi gigi gergaji adalah

    2gergaji-gigi maksrr 

     y y   =   (3.10)

     y1=2 xu( x)

     y2=1,5{u( x-1)-u( x-3)}

     y3 = y1  y2

    0

    2

    4

    6

    8

    10 

    -1  0 1 2 3 4  5 x  

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    -1  0 1 2 3  4 5 x

    y  y

     xb

     y2={u( x)-u( x-b)}

     y1=mxu( x)

     y3 = y1 y2 =mx{u( x)-u( x-b)}

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    40/224

      33

    dengan ymaks adalah nilai puncak  gigi gergaji.

    Gb.3.8. Gigi gergaji terjadi secara periodik.

    3.5. Gabungan Fungsi Ramp 

    Penjumlahan fungsi ramp akan berbentuk

    .......)()( 

    )()()(

    22

    11

    +−−+

    −−+=

     x xu x xc

     x xu x xb xaxu y  (3.11)

    Kita ambil contoh penjumlahan dua fungsi ramp, )(21  x xu y   =   dan

    )2()2(22   −−−=  xu x y   seperti terlihat pada Gb.3.9. Gabungan duafungsi ramp ini akan memiliki nilai konstan mulai dari  x  = 2, karena

    mulai dari titik itu jumlah kedua fungsi adalah nol sehingga fungsi

    gabungan akan bernilai sama dengan nilai fungsi yang pertama pada saatmencapai x = 2.

    Gb.3.9. Gabungan ramp y1 dan ramp tergeser y2.

    Gb.3.10. memperlihatkan kurva gabungan dua fungsi ramp, )(21  x xu y   =  

    dan )2()2(4   −−−=  xu x y . Di sini, fungsi kedua memiliki kemiringan

    0

    2

    4

    6

    0 1 2 3 4 5

     y

     x

    -8

    -6

    -4

    -20

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    0 1 2 3 4 5x

          y

     y1=2 xu( x)

     y2= −2( x−2)u( x−2)

     y3= 2 xu( x)−2( x−2)u( x−2)

     y

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    41/224

    34 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    negatif dua kali lipat dari kemiringan positif fungsi yang pertama. Oleh

    karena itu fungsi gabungan y3 = y1 + y2 akan menurun mulai dari x = 2.

    Gb.3.10. Gabungan ramp y1 dan ramp tergeser y2.

    Apabila fungsi gabungan ini kita kalikan dengan fungsi pulsa

    )3()1(   −−−=  xu xu y pulsa   akan kita peroleh bentuk kurva seperti

    terlihat pada Gb.3.11.

    Gb.3.11. Kurva {2 xu( x)−4 xu( x− 2)}{u( x-1)-u( x-3)}

    Gabungan fungsi ramp dapat digunakan untuk menyatakan bentuk

    gelombang segitiga seperti terlihat pada Gb.3.12.

    Gb.3.12. Gelombang segitiga.

     x

    -10 

    -5 

    10 

    15 

    0  1  2  3  4  5 5 

     y1=2 xu( x)

     y2= −4( x-2)u( -2)

     y3= {2 xu( x)−4( x-2)u( x-2)}{u( x-1)-u( x-3)}

     y1=2 xu( x)

     y2= −4( x−2)u( x− 2)

     y3= 2 xu( x)−4( x−2)u( x− 2)

    -10 

    -5

    0

    5

    10

    15

    0 1 2  3  4  5 

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    42/224

      35

    Bentuk-bentuk kurva gabungan fungsi linier banyak kita jumpai dalam

     bentuk gelombang sinyal di rangkaian listrik, terutama elektronika.

    Rangkaian elektronika yang membangkitkan gelombang gigi gergaji

    misalnya, kita jumpai dalam osciloscope.

    3.6. Domain, Kekontinyuan, Simetri

    Fungsi anak tangga satuan yang tergeser )( a xu y   −=  hanya mempunyai

    nilai untuk  x  ≥  a. Oleh karena itu semua bentuk fungsi yang dikalikandengan fungsi anak tangga ini juga hanya memiliki nilai pada rentang x ≥ a. Dalam rentang ini pula fungsi anak tangga kontinyu.

    Fungsi anak tangga tidak memiliki sumbu simetri. Hanya fungsi yang

    memiliki sumbu- x  sebagai sumbu simetri yang akan tetap simetristerhadap sumbu- x  apabila dikalikan dengan fungsi anak tangga satuan

    yang tergeser.

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    43/224

    36 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    Soal-Soal

    Bentuk-bentuk kurva gabungan fungsi linier banyak kita jumpai pada

     bentuk gelombang sinyal dalam rangkaian listrik.

    1.  Gambarkan dan tentukan persamaan bentuk kurva fungsi anaktangga berikut ini :

    a)  y1: ymaks = 5, muncul pada x = 0.

     b)  y2: ymaks = 10 , muncul pada x = 1.

    c)  y3: ymaks = −5 , muncul pada x = 2.

    2.  Dari fungsi-fungsi di soal nomer 3, gambarkanlah kurva fungsi berikut ini.

    3216315214  c). ; b). ;a).  y y y y y y y y y y   ++=+=+=  

    3.  Gambarkan dan tentukan persamaan bentuk pulsa berikut ini :a). Amplitudo 5, lebar pulsa 1, muncul pada x = 0.

     b). Amplitudo 10, lebar pulsa 2, muncul pada x=1.

    c). Amplitudo −5, lebar pulsa 3, muncul pada x=2.

    4.  Gambarkan bentuk kurva fungsi periodik yang berupa deretan pulsa dengan amplitudo 10, lebar pulsa 20, perioda 50.

    5.  Gambarkan bentuk kurva fungsi periodik gigi gergaji denganamplitudo 10 dan perioda 0,5.

    6.  Tentukan persamaan siklus pertamadari kurva periodik yang

    digambarkan di samping ini.

    7.  Tentukan persamaan siklus pertama

    dari bentuk kurva periodik yangdigambarkan di samping ini.

    5

    −3

    0

     y 

    erioda 

    1 2 3 4 5 6

    −5

    0

     y 

    erioda 

    5

    1 2 3 4 5 6

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    44/224

      37

    Bab 4 

    Mononom dan Polinom

    Mononom adalah pernyataan tunggal yang berbentuk kxn,  dengan k  

    adalah tetapan dan n adalah bilangan bulat termasuk nol.

    Fungsi polinom merupakan jumlah terbatas dari mononom. Berikut ini

     beberapa contoh fungsi polinom dalam bentuk eksplisit

    5

    10

    )5(

    735

    4

    3

    222

    231

    ==

    −=

    +−+=

     y

     x y

     x y

     x x x y

     

    Contoh yang pertama,  y1, adalah fungsi polinom berpangkat tiga, yaitu

     pangkat tertinggi dari peubah bebas  x. Contoh ke-dua,  y2, adalah fungsi

     berpangkat empat. Contoh y3 dan y4 adalah fungsi mononom berpangkat

    satu dan berpangkat nol yang telah kita kenal sebagai fungsi linier dan

    fungsi tetapan yang memiliki kurva berbentuk garis lurus.

    4.1. Mononom

     Mononom Pangkat Dua. Mononom pangkat dua kita pandang sebagai

    fungsi genap, kita tuliskan

    2kx y =   (4.1)

    Karena  x  di-kuadratkan, maka mengganti  x  dengan − x  tidak akanmengubah fungsi. Kurva akan simetris terhadap sumbu- y. Nilai y hanya

    akan negatif manakala k  negatif.

    Kita ingat bahwa pada fungsi linier kx y =   nilai k merupakankemiringan dari garis lurus. Jika k  positif maka garis akan naik ke arah

     positif sumbu- x, dan jika negatif garis akan menurun. Jika k makin besar

    kemiringan garis makin tajam.

    Pada fungsi mononom pangkat dua, kurva akan berada di atas sumbu- x 

     jika k  positif dan akan berada di bawah sumbu- x  jika k  negatif . Jika k  

    makin besar lengkungan kurva akan semakin tajam. Gb. 4.1.

    memperlihatkan kurva fungsi (4.1) untuk tiga macam nilai positif k .

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    45/224

    38 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    Makin besar nilai k   akan membuat lengkungan kurva makin tajam.

    Perhatikanlah bahwa pada x = 1, nilai y sama dengan k .

    Gb.4.1. Kurva fungsi 2kx y =  dengan k  positif.

    Gb.4.2 memperlihatkan bentuk kurva jika k  bernilai negatif. Jika kurva

    dengan nilai k  positif menunjukkan adanya nilai  y minimum, yaitu pada

    titik [0,0], kurva untuk k  negatif menunjukkan adanya nilai y maksimum

     pada titik [0,0].

    -100 

    -80 

    -60 

    -40 

    -20 

    -5  -4  -3  -2  -1  0  1  2  3  4  5 

    y = −2x2 

    y = −10x2 y 

    x

     

    Gb.4.2. Kurva fungsi 2kx y =  dengan k  negatif.

    Peninjauan pada fungsi polinom akan kita lakukan pada k  yang positif;

    kita akan melihat bagaimana jika kurva ini digeser. Pergeseran kurva

    sebesar a skala sejajar sumbu- x diperoleh dengan menggantikan peubah x 

    dengan ( x − a), dan pergeseran sejajar sumbu- y sebesar b skala diperolehdengan mengganti  y  dengan ( y  −  b). Dengan demikian persamaanmononom pangkat dua yang tergeser menjadi

    2

    )()( a xk b y   −=−   (4.3)

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 

    10 

    -3  -2  -1  0 1 2  3

     y = x2 

     y = 3 x2  y = 5 x

    2  y

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    46/224

      39

    Kurva fungsi seperti ini diperlihatkan pada Gb.4.3. untuk a = 0 dan b = 0,

    a = 2 dan b = 0, serta a = 2 dan b = 30. Untuk nilai-nilai ini, dengan k =

    10, persamaan dapat kita tuliskan menjadi

    21 10 x y   =  2

    2 )2(10   −=  x y  

    30)2(10 23   +−=  x y  

    Gb.4.3. Pergeseran kurva mononom pangkat dua.

    Perhatikanlah bahwa y2 adalah pergeseran dari y1 ke arah positif sumbu- x sebesar 2 skala;  y3  adalah pergeseran dari  y2  ke arah positif sumbu- y 

    sebesar 30 skala. Bentuk lengkungan kurva tidak berubah.

     Mononom Pangkat Genap. Mononom pangkat genap yang lain adalah

     berpangkat 4, 6 dan seterusnya. Semua mononom pangkat genap akan

    membentuk kurva yang memiliki sifat seperti pada mononom pangkat

    dua yaitu simetris terhadap sumbu- y, berada di atas sumbu- x  jika k

     positif dan berada di bawah sumbu- x  jika k   negatif. Gb.4.4.

    memperlihatkan perbedaan bentuk kurva mononom pangkat genap yang

    memiliki koefisien k  sama besar.

    Kita lihat pada Gb.4.4. bahwa makin tinggi pangkat mononom makin

    cepat nilai  y  bertambah namun hal ini hanya terlihat mulai dari  x  = 1.

    Pada nilai x lebih kecil dari satu, kurva makin landai jika pangkat makin

    tinggi. Dengan kata lain lengkungan makin kurang tajam. Hal ini dapat

    dimengerti karena pangkat bilangan pecahan bernilai makin kecil jika

     pangkat makin besar.

    0

    50

    100

    -5  -3  -1  1 3 5 x

     y1 = 10 x2 

     y2 = 10( x−2)2 

     y3 = 10( x−2)2 + 30 

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    47/224

    40 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    Gb.4.4. Kurva mononom pangkat genap dengan koefisien

    sama.

    Telah kita ketahui dalam kasus mononom pangkat dua, bahwa jika

    koefisien k   makin besar lengkungan menjadi makin tajam. Hal yang

    sama terjadi juga pada kurva mononom pangkat genap yang lebih tinggi.

    Gb.4.5. memperlihatkan kurva mononom pangkat genap dengan

    koefisien yang yang meningkat dengan meningkatnya pangkat.

    Gb.4.5. Kurva mononom pangkat genap dengan koefisien tak sama. 

    Pada Gb.4.5 terlihat bahwa makin besar k , nilai  y  juga makin cepat

    meningkat. Kecepatan peningkatan  y dengan koefisien yang lebih besar

    sudah mulai terjadi pada nilai x kurang dari satu. Gejala kelandaian padanilai x yang kecil tetap terlihat.

    Kurva-kurva pada Gb.4.5 adalah kurva mononom dengan koefisien yang

    makin besar pada pangkat yang makin besar. Bila koefisien makin

    kecilpada pangkat yang makin besar, situasi yang akan terjadi adalah

    seperti terlihat pada Gb.4.6 berikut ini.

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    -1.5  -1  -0.5  0 0.5  1 1.5 

    3 = 2 x2 

    2 = 3 x4 

    1 = 6 x6   y 

     x 

     y2 = 2 x4

     y3 = 2 x6

     y1 = 2 x2

    0

    1

    2

    3

    -1.5  -1  -0.5  0 0.5  1 1.5 

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    48/224

      41

     

    Gb.4.6. Kurva mononom pangkat genap dengan

    koefisien yang makin rendah pada mononom berpangkat tinggi.

    Kelandaian kurva pangkat tinggi tetap terjadi pada nilai  x  yang kecil.Kurva pangkat tinggi baru akan menyusul kurva berpangkat rendah pada

    nilai  x  > 1; perpotongan dengan kurva dari fungsi yang berpangkat

    rendah terjadi pada nilai y yang besar.

    Contoh Fungsi Mononom Pangkat Dua.  Kita ambil beberapa contoh

     peristiwa fisis.1). Suatu benda dengan massa m yang mendapat gaya  F   akan

    memperoleh percepatan a sehingga kecepatan benda sebagai fungsi

    waktu (apabila kecepatan awal adalah nol) dapat dinyatakan sebagai

    at t v   =)(  

    (lihat contoh fungsi linier sub-bab-2.7).

    Jarak yang ditempuh mulai dari titik awal adalah

    2

    2

    1)( at t  s   =  

    2). Dalam tabung katoda, jika kecepatan awal elektron adalah nol, dan

    waktu tempuh dari anoda ke katoda adalah t , maka kecepatan

    elektron pada waktu mencapai katoda adalah

    at vk  =  

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5

      y = x6

    = 3 x4

    = 6 x2

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    49/224

    42 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    (lihat contoh fungsi linier sub-bab-2.7).

    Waktu tempuh dapat dihitung dari formula2

    2

    1)( at t  s   = , di mana s(t )

    = l .

    3). Dalam teori atom, di mana elektron dipandang sebagai gelombang,

    fungsi gelombang dari elektron-bebas dibawah pengaruh medan

    sentral adalah r  jek =ψ  dengan k  adalah vektor bilangan gelombang

    yang searah dengan rambatan gelombang.λ

    π=

    2k  , λ  : panjang

    gelombang

    Energi kinetik elektron sebagai

    gelombang, E k  , adalah

    ek 

    m

    k  E 

    2

    22h

    =  

    me massa electron, h  suatu konstanta.

     E k   dan k   memiliki relasi mononomial

     pangkat dua

    (Dari Bab-8, ref. [4])

     Mononom Pangkat Ganjil . Pangkat ganjil paling kecil adalah 1 dan

    dalam hal demikian ini kita mendapatkan persamaan garis kx y = .Pangkat ganjil berikutnya adalah 3, 5, 7 dan seterusnya. Gb.4.5.

    memperlihatkan kurva fungsi mononom berpangkat ganjil.

    Kurva fungsi mononom pangkat ganjil simetris terhadap titik asal. Ia

     bernilai positif untuk x positif dan bernilai negatif untuk x negatif. Makin

    tinggi pangkat mononom makin cepat perubahan nilai y untuk x > 1.

    ]]]] anoda katoda

    l

    k

     E k

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    50/224

      43

    Untuk  x  < 1 kurva makin landai yang berarti makin tajam

    “pembengkokan” garis lurus yang terjadi di dalam rentang 11   ≤≤−  x .

    Gb.4.5. Kurva fungsi mononom pangkat ganjil.

    Apabila peningkatan pangkat disertai juga dengan peningkatan koefisien

    k , perpotongan kurva dengan garis kx y =  bisa terjadi pada nilai x < 1.

    4.2. Polinom Pangkat Dua

    Fungsi polinom pangkat dua berbentuk

    cbxax y   ++=2

      (4.4)Berikut ini kita akan melihat apa yang terjadi pada proses penambahan

    mononom demi mononom. Untuk penggambaran kurva masing-masing

    mononom dalam tinjauan fungsi (4.4) diambil semua koefisien mononom

     positif. Dengan mengambil nilai-nilai a = 2, b = 15, dan c = 13, kurva

    masing-masing mononom diperlihatkan pada Gb.4.6.

    Gb.4.6. Kurva masing-masing mononom dari fungsi kuadrat.

     y1=2 x2

     y3=13 

     y2=15 x

     

    -150 

    0

    150 

    -10  0 

    -3

    -2

    -1

    0

    1

    2

    3

    -1.5 -1  -0.5 0 0.5 1 1.5

     y = 2 x  y = 2 x5

     y = 2 x3

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    51/224

    44 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    Jika kurva  y2  = 15 x  ditambahkan pada  y1  = 2 x2  maka kurva  y1  akan

     bertambah tinggi di sebelah kanan titik [0,0] dan menjadi rendah di

    sebelah kiri titik [0,0] seperti terlihat pada Gb.4.7.a.

    (a)

    (b)

    (c)

    Gb.4.7. Penjumlahan y1 = 2 x2 ,  y2 = 15 x, dan y3 = 13

    y4 = 2 x

    2

    +15 x 

     x

     y

    -150 

    0

    150

    -10  0

    sumbu simetri y5 = 2 x2+15 x+13

    y4=2 x2+15 x 

    −15 / 2 x

     y

    -150 

    0

    150

    -10  0

    sumbu simetri

    −15 / 4

    1=2 x2 

    y4=2 x2+15 x 

     x

     y

     y2=15 x 

    -150 

    0

    150

    -10  0

     x = −15/2

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    52/224

      45

    Karena  x y 152  =  melalui titik [0,0] dan y1 = 2 x2

     juga melalui titik [0,0]

    maka penjumlahan kedua kurva akan memberikan kurva

     x x y y y 152 2214   +=+=   (4.5)

    yang juga melalui titik [0,0]. Selain di x = 0 kurva penjumlahan ini juga

    memotong sumbu- x  di 2/15−= x  karena dua titik ini (yaitu  x = 0 dan

    2/15−= x ) memenuhi persamaan 0152 23   =+=  x x y . Kurva ini

    memiliki sumbu simetri yang memotong sumbu- x di 4/15−= x  sepertiterlihat pada Gb.4.7.b. Jika kemudian tetapan 13 ditambahkan pada  y4 

    tebentuklah

    13152 25   ++=  x x y   (4.6)

    yang merupakan pergeseran dari  y4  ke arah positif sumbu- y  sebesar 13skala, seperti terlihat pada Gb.4.7.c.

    Kita lihat sekarang bentuk umum fungsi pangkat dua (4.4)

    cbxax y   ++= 2  

    yang dapat kita tuliskan sebagai

    a

    acb

    a

    b xa

    ca

    b

    a

    b xac x

    a

    b xa y

    4

    4

    42 

    22

    222

    −−

     

      

     +=

    +− 

      

     +=+

     

      

     +=

      (4.7)

    Kurva dari fungsi (4.7) ini dapat kita fahami sebagai berikut: kurva  y 

    adalah kurva  y  = ax2  yang tergeser sejajar sumbu- x sejauh

    a

    b

    2−  

    kemudian tergeser lagi sejajar sumbu- y  sejauh

     

     

     

        −−

    a

    acb

    4

    42.

    Perhatikan Gb.4.8.

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    53/224

    46 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    Gb.4.8. Pergeseran kurva y = ax2 sejajar sumbu- x ke kiri

    sejauh

     – b/ 2a kemudian tergeser lagi sejajar sumbu- y ke bawah

    sejauh –(b2−4ac)/4a.

    Sumbu simetri terletak pada

    a

    b x

    2

    −=  dan kurva memotong sumbu- x di

    sebelah kiri dan kanan sumbu simetri ini, yaitu di  x1  dan  x2  . Dari

     persamaan (4.7) kita dapatkan

    04

    4

    2

    22

    =−

    − 

      

     +=

    a

    acb

    a

    b xa y   →

    a

    acb

    a

    b xa

    4

    4

    2

    22 −=

     

      

     +  

    →2

    22

    4

    4

    2 a

    acb

    a

    b x

      −=

     

     

     

     +  →

    2

    2

    4

    4

    2 a

    acb

    a

    b x

      −±=

     

     

     

     +  

    a

    acb

    a

    b x x

    2

    4

    2,

    2

    21−

    ±−=   (4.8)

    yang kita kenal sebagai akar-akar persamaan kuadrat.

    Keadaan kritis terjadi pada waktu kurva fungsi kuadrat bersinggungan

    dengan sumbu- x; dua akar nyata dari persamaan kuadrat menjadi sama

     besar. Hal ini terjadi jika pergeseran sejajar sumbu- y bernilai nol

    -50

    0

    0

     y = ax2+bx +c 

    1 x2

     y = ax2 

     

     

     

        −− a

    acb

    4

    42

    a

    b

    2−

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    54/224

      47

    0)4(04

    4 22

    =−⇒=−

    − acba

    acb  (4.9)

    Jika 0)4( 2

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    55/224

    48 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    4.3. Mononom dan Polinom Pangkat Tiga

    Fungsi mononom pangkat tiga kita tuliskan 3kx y = . Jika k  positif, fungsiini akan bernilai positif untuk  x  positif dan bernilai negatif untuk  x

    negatif. Jika k   negatif maka keadaan akan menjadi sebaliknya. Kurva

    fungsi ini diperlihatkan pada Gb.4.9.

    -500

    -400

    -300

    -200

    -100

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

    y =−3 x 3 

    y = 2 x   

    y = 2 x   

    y =−3 x 3 

    Gb.4.9. Kurva fungsi y = kx3.

    Fungsi mononom yang tergeser sejajar dengan sumbu- x  dengan

     pergeseran sebesar a skala diperoleh dengan mengganti peubah x dengan

    ( x  −  a), dan jika tergeser sejajar sumbu- y sebesar b  skala kita perolehdengan mengganti y dengan ( y − b) . Fungsi mononom pangkat tiga yangtergeser akan menjadi

    ba xk  y   +−= 3)( (4.10)

    dengan bentuk kurva diperlihatkan pada Gb.4.10.

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    56/224

      49

     

    Gb.4.10. Kurva fungsi pangkat tiga tergeser.

    Jika mononom pangkat tiga ditambahkan pada polinom pangkat dua,

    terbentuklan polinom pangkat tiga, dengan persamaan umum yang

     berbentuk

    d cxbxax y   +++= 23   (4.11)

    Karena 3kx y =  naik untuk  x positif (pada k  positif) maka penambahanke fungsi kuadrat akan menyebabkan kurva fungsi kuadrat naik di

    sebelah kanan titik-asal [0,0] dan turun di sebelah kiri [0,0].

    Kita ambil a = 4 untuk menggambarkan3

    1 ax y   =  dan b =19, c = −80, d  

    = −200 untuk menggambarkan kurva fungsi d cxbx y   ++= 22   sepertiterlihat pada Gb.4.11.a.

    -600 

    -400 

    -200 

    0

    200

    400

    600

    -5  -3  -1 1 3  5 x

    = 10 x3 

     y = 10( x−2)3 

     y = 10( x−2)3 + 100 

     y

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    57/224

    50 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    Gb.4.11. Mononom pangkat tiga y1 dan fungsi kuadrat y2.

    Dengan a positif maka kurva  y1 bernilai positif untuk x > 0 dan bernilai

    negatif untuk  x  < 0. Kurva fungsi kuadrat  y2  telah kita kenal. Jika  y1

    ditambahkan pada  y2 maka nilai-nilai  y2  di sebelah kiri titik [0,0] akan berkurang sedangkan yang di sebelah kanan titik [0,0] akan bertambah.

    Kurva yang kita peroleh akan terlihat seperti pada Gb.4.9.b.

    Terlihat pada gambar ini bahwa penjumlahan  y1  dan  y2  menghasilkan

    kurva  y3  yang memotong sumbu- x  di tiga titik. Ini berarti bahwa

     persamaan pangkat tiga 023 =+++ d cxbxax  (dengan nilai koefisienyang kita ambil) memiliki tiga akar nyata, yang ditunjukkan oleh

     perpotongan fungsi y3 dengan sumbu- x tersebut.

    -2000 

    0

    2000 

    0 10

     y

     x

     y1= 

    4 x320080192

    2   −−=  x x y

    -2000 

    0

    2000

    -10  0 10 x

     y

     y1

     y2

    20080194  23213

    −−+=

    +=

     x x x

     y y y

    (a)

    (b)

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    58/224

      51

    Hal demikian tidak selalu terjadi. Jika koefisien a  kurang positif,

     penurunan kurva  y1  di daerah  x  negatif tidak terlalu tajam. Hal ini

    menyebabkan pengurangan nilai y2 didaerah ini juga tidak terlalu banyak.

    Kita akan memperoleh kurva seperti ditunjukkan pada Gb.4.12.a. Di sinifungsi pangkat tiga memotong sumbu- x di tiga tempat akan tetapi yang

    terlihat hanya dua. Titik potong yang ke-tiga berada jauh di  x  negatif.

    Makin kecil nilai a (tetap positif) akan makin jauh letak titik perpotonganyang ke-tiga ini.

    (a) a kurang positif

    (b) a terlalu positif

    Gb.4.12. Pengaruh nilai a kurva fungsi pangkat tiga y = y1 + y2.

    Jika koefisien a  terlalu positif, penurunan  y1  di daerah negatif sangat

    tajam. Pengurangan y2 di daerah ini terjadi sangat besar. Kurva yang kita

    2000

    -10  10

     y2

    3 = y1 + y2

    -2000

    -2000 

    2000 

    -10  15

      y1 

     y2 

     y3 = y1+ y2

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    59/224

    52 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

     peroleh akan terlihat seperti pada Gb.4.12.b. Di sini kurva tidak

    memotong sumbu- x  di daerah negatif. Hanya ada satu titik potong di

    sumbu- x positif. Jika a = 0 akan terjadi fungsi kuadrat yang sudah kita

     bahas di sub-bab sebelumnya.

    Kita lihat sekarang keadaan di mana a  bernilai negatif. Nilai a  negatif

    akan membuat kurva  y1 bernilai positif di daerah  x negatif dan bernilai

    negatif di daerah x positif. Hal ini menyebabkan nilai y2 akan bertambah

    di daerah negatif dan akan berkurang di daerah positif.  Jika a  tidak

    terlalu negatif, kurva yang kita peroleh akan berbentuk seperti terlihat

     pada Gb.4.13.a.

    (a)

    (b)

    Gb.4.13. Fungsi pangkat tiga y3 = y1 + y2 dengan a negatif. 

    Kurva berpotongan dengan sumbu- x  di tiga tiga tempat. Akan tetapi

     perpotongan yang ke-tiga berada jauh di daerah x positif. Makin negatif a 

    -2000 

    -10  0 

     y3 = y1 + y2

     y1 

     y2 

    15 

    -2000 

    0

    2000 

    -10  0 15

     y3 = y1 + y2

     y1 

     y2 

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    60/224

      53

    makin jauh letak titik perpotongan tersebut. Jika a  terlalu negatif kurva

     berpotongan dengan sumbu- x di satu tempat, seperti terlihat pada

    Gb.4.13.b.

    CATATA:  Sesungguhnya perpotongan kurva fungsi pangkat tiga

    dengan sumbu- x tidak semata-mata ditentukan oleh nilai koefisien

    a  pada mononom pertama ax3. Bentuk dan posisi kurva fungsi

    kuadratnya, juga akan menentukan letak titik potong.

    4.4. Domain, Kekontinyuan, Simetri

    Peubah  x  pada semua fungsi polinom dapat mengambil nilai dari −∞ sampai +∞. Nilai peubah  y  akan mengikuti nilai  x. Fungsi polinom

    kontinyu dalam rentang  x  tersebut. Demikian pula halnya jika kitamempunyai fungsi yang merupakan hasilkali antara polinom dengan

     polinom, 21  y y y   ×= .

    Kita telah melihat bahwa kurva mononom pangkat dua 2kx y ====  simetris

    terhadap sumbu- y  karena penggantian  x  dengan − x  tidak mengubahfungsi ini. Hal ini juga akan berlaku untuk semua kurva mononom yang

     berpangkat genap. Kenyataan ini menimbulkan istilah  simetri genap 

    untuk fungsi-fungsi yang simetris terhadap sumbu- y; misalnya fungsi

    cosinus yang akan kita pelajari di bab lain.

    Kita juga telah melihat bahwa kurva mononom pangkat tiga 3kx y ====  

    simetris terhadap titik asal [0,0]. Penggantian  y  dengan −  y dan

     penggantian x dengan −  x tidak akan mengubah fungsi ini. Hal ini berlaku

     pula untuk semua kurva mononom berpangkat ganjil. Istilah  simetri

     ganjil   diberikan pada fungsi yang simetris terhadap titik asal [0,0],

    seperti fungsi sinus yang akan kita pelajari di Bab-6.

    Penjumlahan antara mononom berpangkat genap dengan mononom berpangkat ganjil tidak menghasilkan kurva yang memiliki sumbu

    simetri. Hal ini disebabkan karena kaidah untuk terjadinya simetri bagi

    mononom berpangkat genap tidak sama dengan kaidah yang diperlukan

    untuk terjadinya simetri pada kurva mononom berpangkat ganjil.

    Keadaan khusus terjadi pada mononom berpangkat satu yang juga

    merupakan mononom berpangkat ganjil. Kurva dari fungsi ini juga

    simetris terhadap titik asal [0,0]. Namun fungsi ini adalah fungsi linier

    dengan kurva yang berbentuk garis lurus, berbeda dengan kurva fungsi

    mononom pangkat tiga. Kelinieran ini menyebabkan penjumlahan

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    61/224

    54 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    dengan kurva mononom pangkat dua menghasilkan pergeseran kurva

    fungsi pangkat dua; kurva yang tergeser ini memiliki sumbu simetri

    yang sejajar dengan sumbu- y.

    Soal-Soal

    1.  Tentukanlah koordinat titik puncak dan perpotongan dengansumbu- y kurva fungsi-fungsi berikut ini.

    84 ;123

    ;75 ;4

    24

    23

    22

    21

    +−=−=

    −==

     x y x y

     x y x y 

    2.  Dari soal nomer-1, tentukanlah koordinat titik perpotonganantara kurva-kurva fungsi berikut ini

    433221 dan;dan;dan  y y y y y y  

    3.  Tentukanlah koordinat titik puncak dan perpotongan dengansumbu- y kurva fungsi-fungsi berikut ini.

     x x y x x y x x y 24 ;123 ;105 232

    22

    1   +−=−=−=  

    4.  Dari soal nomer-3, selidikilah koordinat titik perpotongankurva-kurva fungsi berikut.

    313221 dan;dan;dan  y y y y y y  

    5.  Tentukanlah koordinat titik puncak dan perpotongan dengansumbu- y kurva fungsi-fungsi berikut ini.

    824 ;2123 ;7105 232

    22

    1   ++−=+−=−−=  x x y x x y x x y  

    6.  Dari soal nomer-5, selidikilah koordinat titik perpotongankurva-kurva fungsi berikut.

    313221 dan;dan;dan  y y y y y y  

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    62/224

      55

    Bab 5 

    Bangun Geometris

    5.1. Persamaan Kurva

    Persamaan suatu kurva secara umum dapat kita tuliskan sebagai

    0),(   = y x F    (5.1)

    Persamaan ini menentukan tempat kedudukan titik-titik yang memenuhi

     persamaan tersebut. Jadi setiap titik pada kurva akan memenuhi

     persamaan dan setiap titik yang memenuhi persamaan harus pula terletak

     pada kurva.Berikut ini adalah karakteristik umum suatu kurva. Beberapa di

    antaranya telah kita pelajari di bab pertama.

     Simetri.  Kurva suatu fungsi mungkin simetris terhadap garis atau titik

    tertentu

    a)   jika fungsi tidak berubah apabila  x kita ganti dengan − x  makakurva fungsi tersebut simetris terhadap sumbu- y;

     b)   jika fungsi tidak berubah apabila  x dan  y dipertukarkan, kurvafunsi tersebut simetris terhadap garis-bagi kuadran I dan III.

    c)   jika fungsi tidak berubah apabila  y diganti dengan − y, kurvafunsi tersebut simetris terhadap sumbu- x.

    d)   jika fungsi tidak berubah jika  x dan y diganti dengan − x dan − y,kurva fungsi tersebut simetris terhadap titik-asal [0,0].

     ilai Peubah. Dalam melihat bentuk-bentuk geometris hanya nilai-nyata

    dari  y  dan  x  yang kita perhatikan. Apabila dalam suatu persamaan

    terdapat pangkat genap suatu peubah maka akan terlibat suatu nilai yang berasal dari akar pangkat dua (pangkat genap) dari peubah tersebut.

    Dalam keadaan demikian kita anggap bahwa bilangan negatif tidak

    memiliki akar, karena kita belum membahas bilangan kompleks. Hal ini

    telah dikemukakan di bab pertama dalam sub-bab pembatasan

     pembahasan.

    Contoh:  122 =+ x y . Jika kita cari nilai y kita dapatkan

    21  x y   −±=  

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    63/224

    56 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    Apabila nilai mutlak  x lebih besar dari 1, maka nilai bilangan di

     bawah tanda akar akan negatif. Dalam hal demikian ini kita

    membatasi  x  hanya pada rentang 11   ≤≤−  x . Karena kurva ini

    simetris terhadap garis y = x, maka ia memiliki nilai juga terbatas pada rentang 11   ≤≤−  y .

    Titik Potong Dengan Sumbu Koordinat. Koordinat titik potong dengan

    sumbu- x  dapat diperoleh dengan memberi nilai  y  = 0, sedangkan

    koordinat titik potong dengan sumbu- y diperoleh dengan memberi nilai x 

    = 0.

    Contoh:  122 =+ x y . Titik potong dengan sumbu- x adalah P[1,0]

    dan Q[−1,0]. Titik potong dengan sumbu- y  adalah R[0,1] danS[0,−1].

    Contoh:  xy  = 1. Dengan memberi nilai  x  = 0 kita tidak akan

    mendapatkan solusi untuk  y. Demikian pula memberi  y = 0 tidak

    akan memberi solusi untuk  x. Kurva persamaan ini tidak

    memotong sumbu- x maupun sumbu- y.

     Asimptot. Suatu titik P[ x,y] pada kurva yang bergerak sepanjang kurva

    menjauhi titik-asal mungkin akan semakin dekat dengan suatu garistertentu, namun tidak akan menyentuhnya. Garis tersebut merupakan

    asimptot  dari kurva.

    Contoh:  10)( 222 +=−  x x x y .

    Persamaan ini memberikan)1(

    102

    +±=

     x x

     x y  

    Apa yang berada di dalam tanda akar, tidak boleh negatif. Hal ini

     berarti jika x harus positif maka ia tidak boleh lebih kecil dari satuagar  x( x−1) positif; jika  x negatif maka  x( x− 1) akan tetap positif.Jadi haruslah x < 0 atau x > 1. Tidak ada bagian kurva yang berada

    antara  x  = 0 dan  x  = 1. Garis vertikal  x  = 0 dan  x  = 1 adalah

    asimptot dari kurva. Lihat Gb.5.1.

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    64/224

  • 8/16/2019 fungsi-dan-grafik-diferensial-dan-integral2.pdf

    65/224

    58 Sudaryatno Sudirham, Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral

    Soal-Soal:

    1). Diketahui dua titik P(-2,1) dan Q(2,-3). Dengan menggunakan

     persamaan persamaan (5.2) tentukan tempat kedudukan titik-titik

    yang berjarak sama terhadap P dan Q.

    2). Diketahui dua titik P(-1,0) dan Q(2,0). Dengan menggunakan

     persamaan persamaan (5.2) tentukan tempat kedudukan R yang

    sedemikian rupa sehingga RP = 2× RQ.

    5.3. Parabola

    Kita telah melihat bentuk kurva

    2kx y =   (5.3)

    yang simetris terhadap sumbu- y. Bentuk kurva ini disebut  parabola.Dalam persamaan ini, ada suatu nilai k  sedemikian rupa sehingga jarak

    antara satu titik P yang terletak pada kurva dengan titik Q yang terletak

    di sumbu- y  sama dengan jarak antara titik P dan suatu garis tertentu,

    seperti diperlihatkan pada Gb.5.2. Titik Q disebut titik fokus  parabola,

    dan garis tertentu  y  = − p  disebut garis direktriks  dan titik puncak parabola berada di tengah antara titik fokus dan direktriknya.

    Gb.5.2. Titik fokus dan garis direktriks.

    Hubungan antara k  dan p dapat dicari sebagai berikut.

     x p py y x p y x p 2222222 2)(