fr.maksilo

Upload: tanim-arief

Post on 15-Jul-2015

138 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

FRAKTUR MAKSILOFASIAL

Presentator : dr. Tan im Moderator : dr. Jenny

Pendahuluany Trauma maksilofasial meningkat

masalah kesehatan&sosioekonomi.(Bailley, 2006)

y Rasio laki-laki: wanita = 3:1 y Rasio fr mandibula:zygoma:maksila = 6:2:1

(emedicine, 2009)

Pendahuluany Trauma maksilofasial disebabkan banyak faktor

kelainan. y Penanganan tergantung pada kondisi jaringan yang terkena trauma jalan nafas

Tinjauan Pustakay Anatomi

y Regio maksilofasial :

-. The upper face: tulang frontal dan sinus frontal -. The midface: tulang hidung, etmoid, zygomaticum dan maksila -. The lower face: mandibula

Konsep penyangga wajah menggambarkan area midfasial skeleton yg relatif lebh kuat.Sistem penyangga vertikal dan horizontal Sistem penyangga vertikal mempunya 7 komponen termasuk 3 pasang pilar & 1 struktur tunggal.

(Bailley, 2006)

y Sistim penyangga vertikal y Sepasang penyangga Nasomaksilaris

mulai dr alveolus maksilaris sepanjang apertura pyriformis &orbital medial, melalui tlg nasalis &lakrimalis ke tulang frontalis y Sepasang penyangga Zygcomatico maksilaris mulai dari alveolus maksilaris lateral,sepanjang maksilaris lateral ke bagian malar zygoma,sepanjang tepi orbital lateralis ke tulang frontalis

Sepasang penyangga Pterygomaksilaris

mulai dari maksila ke lempeng pterygoid dari tulang sphenoid Septum Nasi : os vomer, lempeng perpendikularis dari tlg etmoid yang menghubungkan prosesus palatinus maksila ke tulang frontal Penyangga horizontal : tepi orbital sup &inferior, alveolus maksila dan palatum, prosessus zycomaticum,tepi sayap os sphenoid dan lempeng pterygoid.

Vertikal buttresses

Horisotal buttresses

Definisiy Trauma maksilofasial adalah suatu ruda paksa yang

mengenai wajah dan jaringan sekitarnya lunak dan keras

jaringan

Etiologiy Fraktur maksilofasial lebih sering terjadi sebagai

akibat dari faktor yang datngnya dari luar seperti kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja , kecelakaan akibat olah raga dan juga sebagai akibat dari tindakan kekerasan

y Fraktur Maksilofasial

(1) fraktur tulang hidung (2) fraktur tulang zygoma dan arcus zygoma (3)Fraktur tulang maksilla (4) fraktur tulang orbita (5) Fraktur tulang mandibula. (UI, 2007)

y Klasifikasi Fraktur Maksila:

1. Le fort I ( fraktur Guerin ) fraktur horizontal bagian bawah antara maksila dan palatum/ arkus alveolar komplek. Garis fraktur berjalan ke belakang melalui lamina pterigoid. fraktur ini bisa bilateral atau unilateral (UI, 2007)

Le Fort I

2. Le Fort II. Fraktur ini berjalan melalui tulang hidung dan diteruskan ke tulang lakrimalis, dasar orbita, pinggir infra orbita dan menyeberang ke bagian atas atas sinus maksilaris juga ke arah lamina pterigoid sampai ke fossa pterigopalatina. (UI, 2007)

Le Fort II

3. Le Fort III (cranial disjunction) Suatu fraktur yang memisahkan antara tulang dengan tulang cranial, garis fraktur berjalan melalui sutura nasofrontal diteruskan sepanjang ethmoid junction melalui sutura fisura orbitalis superior melintang kearah diding lateral ke orbita, sutura zigomatiko fontal dan sutura temporo-zigomatik

Le Fort III

y Fraktur os zygoma.

Tanda:-. pipi menjadi lebih rata -. diplopia dan terbatasnya gerakan bola mata -. edema periorbita dan ekimosis -. perdarahan subconjungtiva -.enoftalmus -. ptosis -. hipestesi/anestesi -.gerak mandibula terbatas -. emfisema subcutis -. epistaksis

y Fraktur Orbita.

Tanda: -. enoftalmus -. eksoptalmus -. diplopia -. asimertri pada muka -. gangguan syaraf sensoris.

y Diagnosis.

-. Anamnesis:Riwayat trauma kehilangan kesadaran gangguan penglihatan& gerakan mata masalah dengan pendengaran discharge yang keluar dari hidung atau telinga gangguan bernafas kemampuan menggigit dan mengunyah luka atau perubahan warna pada wajah

y Pemeriksaan Fisik -. asimetri wajah -. memar/bengkak/laserasi/ jaringan yang lepas/perdarahan. -. krepitus secara sistematik. -. gerakan mata -. benda asing dan laserasi di sekitar mata.

-. inspeksi telinga, dilihat adakah laserasi dan CSF dalam canal. -. inspeksi lidah dan mulut -. palpasi mandibula &sendi temoromandibula -. nilai fraktur Le Fort. -. assesmen gigi.

y Pemeriksaan penunjang

-. Rontgen -. CT scan

y Penatalaksanaan.

-. A,B,C,D -. Kerusakan jaringan dibersihkan -. Laserasi/luka jahit -. Manajemen fraktur

Laporan Kasusy Anamnesis:

y Identitas pasien :y Nama y Usia y Jenis Kelamin y Alamat y Tanggal y RM

: : : : : :

Tn W 31 tahun Laki-laki Cilacap 1 September 2010 1.49.15.11

y Keluhan utama

:

Nyeri pada wajah

y Riwayat penyakit sekarang

Sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit pasien merasakan nyeri pada wajah setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien terjatuh sendiri dari motor terpelanting kedepan terbentur aspal. Pasien tidak bisa mengingat kejadian secara detail karena pasien mengalami pingsan dan keluar darah dari hidung dan mulut, lalu dibawa ke ke RSUD banyumas selama 2 hari kemudian dirujuk ke RSUP Sardjito. Saat ini pasien mengeluh hidung bengkak dan tersumbat, sakit kepala serta mengeluh sulit untuk menggigit dan mengunyah. Gangguan penglihatan(-), gangguan pendengaran (-), keluhan tenggorokan (-), sesak nafas (-).

y Riwayat penyakit dahulu

Riwayat pingsan (+) Riwayat penyakit yang sama (-) Riwayat DM (-) Riwayat HT (-)

y Resume Anamnesis:

nyeri wajah (+), gangguan mengunyah (+), riwayat kecelakaan (+)

y Pemeriksaan FisikKeadaan umum pasien : Baik, CM, kesan gizi cukup Tanda Vital : Tekana darah : 110/70 Nadi : 84x/menit RR : 20x/mnt Suhu : 36,5Cy Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan wajah: Odema dahi(+), mata kiri(+) Kedua pipi(+) Pemeriksaan telinga: dalam batas normal Pemeriksaan hidung: Rhinoskopi anterior; stosel(+), discharge(-) Pemeriksaan mulut: hematom palatum(+), gigi atas 2 patah(+), 4gigi bawah patah (+)

y Pemeriksaan Penunjang

Ro SPN (dari Banyumas) Kesan : Perselubungan dikedua sinus maxilaris susp perdarahan Fraktur os nasale dan maxilla Foto CT-scan kepala Kesan : Fraktur os prontalis bilateral, os nasal bilateral, maxila bilateral. Intraantral hematoma di sinus ethmoidalis bilateral dan sinus maxillaris bilateral.

Diagnosisy Fraktur maksilofasial

Penatalaksaan Rawat InapRL 20 tpm Inj Ceftriaxon 2 x 1 g Inj Asam tranexamat 2 x 1 Amp Inj Ranitidin 2x1 Amp Inj Ketorolak 3x1 amp Ruber Neurulogi : inj manitol 4x1 mg, Inj citikolin 2x500 Dressing luka tiap hari Rekonstruksi

Masalahy Masalah pada pasien ini prognosis

Planingy Kontrol Poliklinik THT RSUP sardjito setelah

perawatan rekontruksi

Diskusiy Fraktur maksilofasial

fraktur yang terjadi pada tulang-tulang wajah yaitu tulang frontal, temporal, orbitozigomatikus, nasal, maksila dan mandibula.

DISKUSIy Pada pasien

ini didiagnosis dengan fraktur maksilofasial berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkankan adanya nyeri wajah, nyeri saat mengunyah, dan adanya riwayat kecelakaan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya odema di dahi, mata kiri, kedua pipi. Dari CT scan fraktur os frontalis bilateral, os nasalis bilateral, dan maxilla bilateral.

y Pemberian antibiotik dilakukan pada luka yang

terkontaminasi untuk mencegah infeksi (Curren, 2007). Pemberian analgetik diberikan untuk mengurangi rasa nyeri pada penderita. Pada pasien ini diindikasikan dilakukan rekonstruksi.

Kesimpulany Telah dilaporkan pasien laki-laki usia 31 tahun

dengan diagnosis fraktur maksilofasial telah dilakukan tindakan konservatif dan tindakan operatif rekonstruksi.

TERIMA KASIH

Mohon Asupan...

y Indikasi CWL: 1. Sinusitis maksilaris kronik 2. Mengeluarkan benda asing 3. Kiste gigi yang melibatkan antrum 4. Akses ke fisura pterigomaksilaris 5. Pengambilan polip antrokoanal 6. Evaliuasi dan stabilisasi fraktur dasar orbita