fraktur yuni l

Download Fraktur Yuni l

If you can't read please download the document

Upload: agung-pradnyana

Post on 03-Aug-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I ANATOMI DAN FISIOLOGI Sistem Rangka Rangka manusia dewasa tersusun dari tulang-tulang (sekitar 206 tulang) yang membentuk suatu kerangka tubuh yang kokoh. Walaupun rangka terutama tersusun dari tulang, rangka disebagian tempat dilengkapi kartilago. Rangka aksial terdiri dari beberapa tulang yang membentuk aksis panjang tubuh yang melindungi organ-organ dan tarso. Kolumna vertebra (tulang belakang) terdiri dari 26 vertebra yang dipisahkan oleh diskus vertebra. Tengkorak diseimbangkan pada kolumna vertebra. Kerangka toraks (rangka iga) meliputi tulang-tulang iga dan sternum yang membungkus dan melindungi organ-organ thoraks. Rangka aperdikular terdiri dari 126 tulang yang membentuk lengan, tungkai dan tulang pektoral serta tonjolan pelvis yang menjadi tempat melekatnya lengan dan tungkai pada rangka aksial. Persendian adalah artikulasi dari dua tulang atau lebih. Fungsi Sistem Rangka Memberikan topangan dan bentuk pada tubuh Pergerakan tulang berartikulasi dengan tulang lain pada sebuah persediaan berkontraksi, dan berfungsi sebagai pengungkit pada jika otot kekuatan yang diberikan pengungkit pada kepala, lehermenghasilkan gerakan. Perlindungan. Sistem rangka, melindungi oragan-organ lunak yang ada dalam tubuh Pembentukan sel darah (hematopoisis) sumsum tulang merah, yang ditemukan pada orang dewasa dalam tulang sternum, tulang iga, badan vertebra, tulang pipi pada kranium, dan pada bagian ujung 1tulang panjang. Merupakan tempat produksi sel darah merah, sel darah putih dan trombosit darah. Tempat penyimpanan mineral Komposisi Jaringan Tulang Tulang terdiri atas sel-sel dan matriks ekstrakuler. Sel-sel tersebut adalah osteoblast dan osteoklas. Matriks tulang tersusun dari serat-serat kologen organik yang tertanam pada substansi dasar dan garam-garam organik tulang seperti fosfor dan kalsium. Tulang kompak adalah jaringan yang tersusun rapat dan terutama ditemukan sebagai lapisan diatas jaringan tulang concelles, porositasnya bergantung pada saluran mikroskopik (kanalikuli) yang mengandung pembuluh darah yang berhubungan dengan saluran Havers. Anatomi Tulang Panjang yang Tipikal Diafisis (batang) tersusun dari tulang kompak silinder tebal yang membungkus medula atau rongga sumsum sentral yang besar Rongga sumsum berisi sumsum tulang kuning (adi posa) atau sumsum merah bergantung usia individu. Endosteum melapisi rongga sumsum. Jaringan ini terdiri dari jaringan ikat areolar vaskuler. Periosteum adalah lembaran jaringan ikat yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan luar adalah jaringan ikat fibrosa rapat; lapisan dalam bersifat osteogenik (pembentuk tulang) terdiri dari suatu lapisan tunggal osteoblas periosteum membungkus diafisis. Epifisis adalah ujung-ujung tulang yang membesar sehingga ronggarongga sumsum dengan mudah bersambungan. Epifisis tersusun dari tulang concellus internal, yang diselubungi tulang kompak dan dibungkus kartilago artikular (artilago). Kartilago artikular, yang terletak pada ujung-ujung permukaan tulang yang berartikulasi, dilumasi dengan cairan sinovial dari3 rongga persendian. Kartilago ini memungkinkan terjadinya pergerakan.Klasifikasi Tulang Menurut Bentuknya Tulang panjang ditemukan di tungkai. Tulang berelongasi dan berbentuk siliraris serta terdiri dan epifisis. Fungsi tulang ini adalah untuk menahan berat dan berperan dalam pergerakan. Tulang pendek adalah tulang pergelangan tangan (karpal) dan tulang pergelangan kaki (tarsal). Tulang tersebut berstruktur kuboidal atau bujur dan biasanya ditemukan berkelompok untuk memberikan kekuatan dan kekompakan kepada area yang pergerakannya terbatas. Tulang pipih ada pada tulang tengkorak, iga dan tulang dada. Struktur tulang tulang yang mirip lempeng ini perlindungan. Dua lempeng tulang kompak membungkus lapisan berongga. Tulang ireguler adalah tulang yang bentuknya tidak beraturan dan tidak termasuk kategori di atas, meliputi tulang vertebra dan tulang osikel telinga. Strukturnya sama dengan struktur tulang pendek yaitu tulang concellus yang ditutupi lapisan tulang kompak yang tipis. Tulang sesamoid adalah tulang kecil bulat yang masuk ke formasi persediaan atau bersambungan dengan kartilago, ligamen atau tulang lainnya. Salah satu contohnya adalah patella (tempurung lutut) yang merupakan tulang sesamoid terbesar.BAB II TINJAUAN TEORITIS Konsep Dasar Definisi Fraktur adalah terputusnya kontinutis jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (R. Sjamsuhidayat dan Wim de Jong, hal 1138, tahun 1998). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang umumnya disebabkan oleh trauma seperti fraktur sekunder diakibatkan oleh penyakit osteoporosis (Engram Barbara, hal 266, tahun 1999) Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Brunner & Suddat, hal 2357, tahun 2001) Fraktur adalah rusaknya kontuinitas tulang yang diakibatkan oleh tekanan ekstrenal yang lebih besar dari yang diserap oleh tulang (Lynda Juall Carpenito, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi 2 Penerbit Kedokteran EGC, 1999).5 Kejadian fraktur pada vertebra lumbal dapat diakibatkan oleh trauma benturan secara langsung atau tidak langsung, berpengaruh terhadap medulla spinalis dan system saraf. Trauma pada sumsum dan saraf tulang belakang: Neuropraksia (spinal syok) Biasanya karena adanya keregangan pada tulang belakang pada ulang belakang disertai traumafleksi, dengan gambaran klinis : hilangnya sensibilitas dalam beberapa menit sampai 48 jam, paralisis, ileus paralitik, retensi urin, hilangnya reflekreflek yang bersifat sementara. Trauma akar saraf Dapat terjadi karena penekanan pada akar saraf atau transeksi pada akar saraf.biasanya akibat trauma fleksi lateral dengan gejala; gangguan sensoris dan motoris sesuai dengan distribusi segmental saraf yang terkena. Trauma sumsum tulang belakang denagn keadaan : transeksi tidak total (trauma fleksi/ekstensi sehingga terjadi pergeseran lamina vertebra dan dapat terjadi perdarahan, paralisis pada lower ekstremitas dan spastik), transeksi total (trauma dengan fraktur dislokasi sehingga hilangnya fungsi segmen bawah, layuh/spastik). Truma kauda ekuina Biasanya fraktur dislokasi vertebra lumbal dan protusi diskus intervertebralis (L5-S1), dengan gejala : hilangnya sensibilitas daerah bokong, perineum dan anus; paralisis layuh pada otot dibawah lutut; reflek achiles mengilang, reflek patella melemah; gangguan pada kandung kemih (syok spinal). Lokasi Trauma Lumbal (L1,L2,L3) Paraplegi Fungsi Terganggu Hilangnya motorik fungsi pelvis Yang Fungsi Diharapkan Kemandirian dalam roda kursi Yangdan tungkaiHilangnyasensasi Dapat dari lower menggunakan long leg brace abdomen dan tungkaiTidak terkontrolnya lower Lumbosacral (L4,L5,S1) Paraplegi inkomplit dan bladder Hilangnya beberapa Ambulasi dengan fungsi motorik braces, canesdan cruth pada pangkal paha, lutut dan kaki Sensasi cukup masih padatungkai dan kaki Tidak terkontrolnya bowel bladder danMacam-macam Fraktur Closed fraktur (fraktur tertutup) yaitu fraktur yang tertutup karena integritas kulit masih utuh atau tetap tak berubah. Coumpound fraktur (fraktur terbuka) yaitu fraktur karena integritas kulit robek atau terbuka dan ujung tulang menonjol sampai menembus kulit. Terdapat 3 kategori: Grade I : tusukan dan kerusakan jaringan minimal Grade II : tusukan mengenai massa otot Grade III : luka lebih besar antara 6- 8cm dengan kerusakan pada pembuluh darah, saraf, otot dan kulit. Fraktur complete adalah retak atau patahnya tulang yang luas dan melintang biasanya disertai dengan perpindahan posisi tulang. Fraktur incomplete adalah patah tulang melintang tetapi tidak terjadi dislokasi.7 Retak tak komplit yaitu hanya sebagian dari tulang yang retak. Tipe fraktur yang berat : Oblique yaitu fraktur yang memiliki arah miring Spiral yaitu fraktur meluas yang mengelilingi tulang Transverse yaitu fraktur luas melintang dari tulang Segmental dengan fraktur ini ada segmen tulang yang retak dan ada yang terlepas. Communited fracture adalah serpihan-serpihan atau terputusnya keutuhan jaringan dimana terdapat lebih dari dua fragmen tulang. Etiologi Ada beberapa antara lain : Trauma Merupakan Patologi Merupakan fraktur yang disebabkan karena timbulnya fraktur seperti osteoporosis dan tumor. Malnutrisi Karena kurang mineral dan kalsium serta perubahan hormonal Patofisiologi Fraktur terjadi ketika tulang mendapatkan energi kinetik yang lebih besar dari yang dapat tulang serap. Fraktur itu sendiri dapat muncul sebagai akibat dari berbagai peristiwa diantaranya pukulan langsung, penekanan yang sangat kuat, puntiran, kontraksi otot yang keras atau karena berbagai penyakit lain yang dapat melemahkan otot. Pada dasarnya ada dua tipe dasar yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur, kedua mekanisme tersebut adalah: yang pertama mekanisme direct force dimana penyebab utama yang sering menyebabkan terjadinya fraktur seperti kecelakaan dan lain-lain.energi kinetik akan menekan langsung pada atau daerah dekat fraktur. Dan yang kedua adalah dengan mekanisme indirect force, dimana energi kinetik akan disalurkan darri tempat tejadinya tubrukan ke tempat dimana tulang mengalami kelemahan. Fraktur tersebut akan terjadi pada titik atau tempat yang mengalami kelemahan. Ketika tulang mengalami frakur, periostenin dan pembuluh darah disekitar jaringan terganggu, pendarahan terjadi karena kerusakan di ujung tulang dan juga kerusakan dekat jaringan hematoma dapat terjadi diantara ujung tulang yang mengalami fraktur dan dibawah periosteum dapat pula terjadi nekrotik, peradangan salah satu karakteristiknya adalah vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit infiltrasi sel darah putih.Tulang normal Trauma, penyakit patologi, malnutrisi Rusak, keputusnya kontuinitas tulang Rusaknya peristeum, pembuluh darah pada korteks dan jaringan lunak disekitarnya (misalnya otot tendon, fasia)9 Perdarahan Penurunan aliran darah sekitar Kematian jaringan Merangsang respon inflasi berupa vasodilatasi, eksudasi plasma, leukosit pada jaringan disekitar tulang Tubuh berespon untuk mulai melakukan proses penyembuhan tulang dan memperbaiki cederaProses penyembuhan tulang Formasi Hematom 48- 72 jam Darah mengumpul sekitar tulang yang patah sehingga terbentuk Hematom Terbentuk jaringan- jaringan fibrin yang akan menjadi tempat untuk fibroblast berkembang dan membentuk jaringan kapiler baru Proliferasi sel Beberapa hari (5) berfloriferasi dan diferensiasi fibrokartilago , hyaline pada termpat fraktur kemudian menjadi osteogenesis. Formasi Procallus 6-10 hari setelah cedera jaringan granulasi berubah menjadi formasi prokalus terbentuk kartilago dan matriks tulang terjadi penyambungan ujung tulang dengan cepat tetapi belum kuatOssifikasi 3- 10 minggu kalus berubah menjadi tulang terjadi kalus yang permanent yang kaku karena terjadi deposit garam kalsium. Pertama ditandai pada eksternal kalus ( antara korteks dan periosteum) Konsolidasi dan remodeling Terbentuk tulang yang kuat akibat aktifitas osteoblast dan osteoklast. Pembentukan tulang sesuai dengan hokum Wolffs : struktur tulang terbentuk sesuai dengan fungsinya yaitu ada tekanan dan tarikan, waktu yang dibutuhkan sampai 1 tahun. Gejala klinis Pada fraktur terdapat gejala klinis yang menyertai yaitu : Nyeri Terjadi karena keputusanya kontuinitas jaringan dari tulang, nyeri hampir selalu muncul dan biasanya parah, terutama pada ujung tulang yang tidak dapat digerakkan. Menurunnya fungsi ekstermitas normal dan abnormal Merupakan disebabkan Bengkak Berasal dari proses vasodilatasi, eksudasi plasma dan adanya peningkatan leukosit pada jaringan di sekitar tulang. Spasme otot Dapat menambah rasa sakit dan tingkat kecacatan, kekakuan otot yang sering disebab karena tulang menekan otot. Krepitasi Sering terjadi karena pergerakan bagian fraktur sehingga menyebabkan kerusakan jaringan sekitarnya. salah oleh satu gejala khas, menurunnya otot fungsi pada ketergantungan fungsionalkestabilan otot.11 Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi karena fraktur adalah : Mal union yaitu proses penyembuhan tulang berjalan dengan normal tetapi bentuknya abnormal Non union yaitu suatu kegagalan dalam penyembuhan tulang, walaupun sudah pada waktunya ditandai dengan nyeri pada waktu digerakkan Delayed union yaitu proses penyembuhan tulang yang berjalan dalam waktu lama dari proses penyembuhan tulang yang diperkirakan (lebih dari 4 bulan) Kerusakan pembuluh darah seperti iskemia Kerusakan saraf seperti kelumpuhan Infeksi tulang seperti osteomyelitis Kekakuan sendi seperti ankylosis Komplikasi akibat dari immobilisasi Rasa tidak enak yang dapat disebabkan oleh faktor eksternal seperti tekanan kulit atau pemakaian gips yang ketat Iritasi kulit dan luka yang disebabkan oleh penekanan Hipotensi postural yang disebabkan oleh kurangnya aktivitas Hilangnya otot akibat kurangnya intake Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan diagnostik Sinar X untuk mengevaluasi klien dengan kelainan muskuloskeletal. Sinar X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi dan perubahan hubungan tulang. CT scan untuk menunjukkan rincian bidan tertentu tulang yang terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cidera ligamen atau tendon MRI adalah tehnik pencitran khusus, non infasif radio yang dan menggunakan medan magnet, gelombangkomputer untuk memperlihatkan abnormalitas jaringanlunak seperti jaringan otot, tendon dan tulang rawan. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksan hitung pada normal darah sel sisi lengkap meliputi Ht kadar mungkin jauh : pada haemoglobin meningkat multiple). otot (biasanya rendah bila terjadi pendarahan karena trauma) darah fraktur putih). atau trauma. ( Hemokonsentrasi) atau menurun (perdarahan bermakna organ Peningkatan jumlah sel darah putih adalah respon stress setelah Kreatinin trauma meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal. Profil koagulasi: perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfuse multiple atau cedera hati Pemeriksaan kimia darah Kadar kalsium serum berubah pada oesteomalasea, tumor tulang metastase dan pada immobilisasi lama dan creatinin kinase serta SGOT yang meningkat pada kerusakan otot. Penatalaksanaan medis Tujuan utama yaitu pengembalian tulang sehingga mengembalikan fungsi anggota tubuh secara maksimal dan mencegah komplikasi. Hal yang diperlukan : Immobilisasi daeah fraktur Hal ini dilakukan untuk meminimalkan inflasi, pembengkakan nyeri serta mendukung penyembuhan. Pembedahan Misalnya dilakukan reduksi atau reposisi dengan tujuan mengembalikan tulang ke posisi dan dapat digunakan fiksasi internal seperti pen, plate, screw, wire. Perawatan pre operasi Prosedur pembedahan muskuloskeletal biasanya direncanakan diberikan waktu untuk mempersiapkan keadaan jasmani klien dan psikososial. Dukungan psikososial dan jasmani klien adalah13 penting dalam ketentuan preoperative dan postoperative. Sebelum dilakukan pembedahan musculoskeletal, beberapa klien memiliki waktu melelahkan yang lama, periode nyeri dari kesakitan, seperti pada klien yang memerlukan penyatuan tulang sendi pada penyakit radang sendi. Mereka sering mengalami perasaan yang campur aduk dari pengharapan dan ketakutan. Mereka berhadap juga merasa ketakutan akan bertambahnya penderitaan dan kecacatan. Intervensi dari preoperative untuk mencegah kemungkinan infeksi postoperative. Tulang mudah terkena infeksi kronik atau kekakuan tulang sendi. Tulang mudah terkena infeksi kronik pada kekakuan tulang sendi, persiapan pengobatan kulit pada pembedahan pokoknya musculoskeletal Dalam bervariasi, tetapi prinsip luka, sama. melakukan pembedahantraumatik terbuka seperti fraktur terbuka diberikan sangat berhati-hati, karena akan terkontaminasi, persiapan para ahli bedah sebelum operasi berada pada kondisi aseptik. Perawatan post operatif Pengkajian Observasi dilakukan saat klien tiba diruangan, dilakukan secara brrkesinambungan oleh perawat pada 24-48 jam pertama setelah operasi. Tanda-tanda vital Perhatian utama adalah kemungkinan shock, berhubungan dengan hipovolemik dari darah dan cairan yang hilang atau penurunan dari tesisten perifer total. Peningkatan sekresi kortisol dalam tubuh yang berhubungan dengan respon stress dapat membantu mempertahankan vasokontriksi dan kestabilan pembuluh darah tekanan darah dan analgesic dapat menurunkan tekanan darah dan mendepresikan pusat pernafasan peningkatan suhu tubuh yang melebihi 37C adalah normal pada hari 1 dan 2 setelah pembedahan. Setelah periode tersebut meningkatkan suhutubuh dapat mengindikasi terjadinya infeksi pada saluran pernafasan dan perdarahan pada luka.Luka Cek tanda dan gejala dari inflasi seperti aritema, rasa panas pada area luka atau nyeri yang hebat observasi jumlah dari drainase dan penampakan keadaan luka. Intake dan output Jika terdapat kateter, pengeluaran dapat dimonitor secara cermat pengeluaran urin pada kateter harus 30 ml 50 ml per jam. Apabila kateter tidak digunakan waktu dan jarak dari buangan air kecil harus diukur dan dicatat tergantung pada jenis pembedahan dan kondisi klien buang air kecil pertama harus diukur dan dicatat tergantung pada jenis pembedahan dan konsis klien, buang air kecl pertama harus terjadi dari 4-12 jam setelah operasi ini dapat mengindikasikan retensi urine pengeluaran urine yang sedikit dapat pula diartikan dehidrasi dan shock. Pengeluaran yang lain harus pula diukur dan dicatat termasuk apa yang ada didalam drain, tabung yang tersambung dengan section, penampakan dari drainase luka dan muntah. Intake di ukur dan dicatat, baik yang melalui intravena Kenyamanan Pengkajian secara spesifik untuk mementukan pakah nyeri tersebut dan truma pembedahan atau dari sumber kemungkinan lain yang penting, pengkajian kebiasaan dan frekuensi pola tidur membantu dalam perencanaan kebutuhan istirahat yang sesuai. Pengkajian pernafasan Pengkajian pernafasan setelah operasi membantu dan aral dalam beberapa hari setelah pembedahan.15 perawat dalam menentukan normal atau abnormalnya dari suara pernafasan pengkajian seelum dan sesudah klien batuk dan kenyamana pernafasan dapat juga membantu untuk menentukan apakah latihan tersebut efektif. Pengkajian abdomen Abdomen harus dikaji sebelum operasi sama seperti pengkajian pernafasan begitu juga setelah operasi, maka comparison can be made mendengarkan secara bising usus dapat membantu perawat menentukan klien mulai makan. Rehabilitasi Perawatan rehabilitasi pada posisi luka mukulos keletal mencakup terapi fisik yang terdiri dari berbagai macam tipe latihan. Terapi panas dingin dan pijatan latihan isometric akan meningkatkan tensi otot tanpa menggerakkan sendi dekat luka. Latihan isometric sangat berguna jika pen dibatasi oleh adanya luka atau adanya gips yang dipakai. Latihan rom aktif dan pasif membantu menjaga atau meningkatkan mobilitas sendi. Latihan isotonic menggunakan beban untuk menguatkan otot setelah bagian yang retak atau patah tidak lagi termobilisasi perawat harus mencatat terapi tertentu dan respon klien terhadap terapi tersebut proses penyembuhan fraktur.Asuhan Keperawatan Pengkajian Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem mukuloskeletal meliputi pengumpulan data, interprestasi data dan diagnosa keperawatan. Pengumpulan data Biodata klien Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat, suku bangsa, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis. Riwayat keperawatan Riwayat keperawatan sekarang Menceritakan kapan klien mengalami trauma yang menyebabkan klien dirawat di rumah sakit. Riwayat kesehatan dulu Mengkaji apakah klien pernah menderita suatu penyakit yang berat atau penyakit tertentu yang akan mempengaruhi terhadap kondisi klien sekarang. Riwayat kesehatan keluarga Dikaji apakah ada dialam keluarga yang mempunyai penyakit keturunan atau penyakit yang sama. Riwayat psikososial dan spiritual Mengkaji mengenai konsep diri dan hubungan atauu interaksi klien baik anggota keluarga maupun lingkungan dan mengkaji tentang agama dan kepribadian keyakinan, harapan serta17 semangat yang terkandung didalam diri klien. Pola aktivitas sehari-hari Meliputi nutrisi, eliminasi buang air kecil dan buang air besar pola personal hygiene, olah raga atau aktivitas gerak dan istirahat. Pemeriksaan fisik Melakukan pengkajian melalui pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi sistem tubuh sehingga akan ditemukan hal-hal sebagai berikut : Keadaan umum, sistem penglihatan sistem persyarafan, sistem pencernaan, sistem integument, sistem musculoskeletal dan sistem kekebalan tubuh. Didalam sistem musculoskeletal didapatkan data bahwa adanya luka fraktur, lokasinya di kaki kiri bawah bentuk tulang atau sendi yaitu kontraktur dan keadaan jenis ototnya yaitu atoni. Data penunjang Studi laboratorium yaitu dengan pemeriksaan laboratorium darah dan urine untuk mengetahui kadar alkali, phospat, kalium dan kreatinin. Diagnosa keperawatan Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan kehilangan integritas tulang/fraktur, bedah perbaikan. Gangguan rasa nyaman : nyeri (akut) berhubungan dengan tindakan insisi bedah. Keterbatasan mobilitas fisik atau aktivitas berhubungan dengan immobilisasi daerah insisi bedah. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan inflamasi bakteri ke daerah luka. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi/tidak mengenal sumber. Intervensi KeperawatanDiagnosa I : Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan Pertahankan membalik Rasional : Meningkatkan stabilitas, menurunkan kemungkinan gangguan posisi atau penyembuhan. Letakkan papan dibawah tempat tidur atau tempatkan pasien pada tempat tidur ortopedik Rasional : Tempat tidur lembut atau lentur dapat membuat deformasi gips yang masih basah, mematahkan gips yang sudah kering, atau mempengaruhi dengan penarikan fraksi. Gips/bebat Sokong fraktur dengan bantal atau gulungan selimut. Pertahankan posisi netral pada bagian yang sakit dengan bantalan pasir, pembebat, gulungan trokanter, papan kaki. Rasional : Mencegah gerakan yang tidak perlu dan perubahan posisi. Posisi yang tepat dari bantal juga dapat mencegah tekanan deformitas pada gips yang kering. Tugaskan petugas yang cukup untuk membalik pasien. Hindari menggunakan papan abduksi untuk membalik pasien dengan gips spika. Rasional : Gips panggul/tubuh atau multiple dapat membuat berat dan tidak praktis secara ekstrim. Kegagalan untuk menyokong ekstremitas yang di gips dapat menyebabkan gips patah. Evalusi pembebat ekstremitas terhadap resolusi edema. Rasional : Pembebat koaptasi (contoh jepitan Jones-Sugar) mungkin digunakan untuk memberikan imobilisasi fraktur dimana pembengkakan jaringan berlebihan. Seiring dengan berkurangnya edema, penilaian kembali pembelat atau penggunaan gips plester mungkin diperlukan untuk mempertahankan kesejajaran fraktur. kehilangan tirah integritas tulang/fraktur, sesuai indikasi. bedah Berikan perbaikan. baring/ekstremitas sokongan sendi diatas dan dibawah fraktur bila bergerak atau19Traksi Pertahankan posisi/integritas traksi (contoh : Buck, Dunlop, Pearson, Russel) Rasional : Traksi memungkinkan tarikan pada aksis panjang fraktur tulang dan mengatasi tegangan otot/pemendekan untuk memudahkan posisi/penyatuan. Traksi tulang (pen, kawat, jepitan) memungkinkan penggunakan berat lebih besar untuk penarikan traksi daripada digunakan untuk jaringan kulit. Yakinkan bahwa semua klem berfungsi. Minyaki katrol dan perisa tali terhadap tegangan. Amankan dan tutup ikatan dengan plester perekat. Rasional : Yakinkan bahwa susunan traksi berfungsi dengan tepat untuk menghindari interupsi penyambungan fraktur. Pertahankan katrol tidak terhambat dengan beban bebas menggantung, hindari mengangkat/menghilangkan berat. Rasional : Jumlah beban traksi optimal dipertahankan. Catatan : memastikan gerakan bebas beban selama mengganti posisi pasien menghindari penarikan berlebihan tiba-tiba pada fraktur yang menimbulkan nyeri dan spasme otot. Bantu meletakan beban di bawah roda tempat tidur bila diindikasikan. Rasional : Membantu posisi tepat pasien dan fungsi traksi dengan memberikan keseimbangan timbale balik. Kaji ulang tahanan yang mungkin timbul karena terapi, contoh : pergelangan tidak menekuk/duduk dengan traksi Buck atau memutar di bawah pergelangan dengan traksi Russell. Rasional : Mempertahankan integritas tarikan traksi. Kaji integritas alat fiksasi eksternal. Rasional : Traksi Hoffman memberikan stabilisasi dan sokongan kaku untuk tulang fraktur tanpa menggunakan katrol, tali ataubeban, memungkinkan mobilitas/kenyamanan pasien lebih besar dan memudahkan perawatan luka. Kurang atau berlebihannya keketatan klem/ikatan dapat mengubah tekanan kerangka, menyebabkan kesalahan posisi.Kaji ulang foto/evaluasi Rasional : Memberikan bukti visual mulainya pembentukan kalus/proses penyembuhan untuk menentukan tingkat aktivitas dan kebutuhan perubahan/tambahan terapi Berikan/pertahankan stimulasi listrik bila digunakan Rasional menyatu. Diagnosa Kaji TTV Rasional : Mengetahui keadaan umum pasien terutama yang mendukung diagnosa. Kaji keluhan nyeri/ketidaknyamanan : lokasi, karakteristik, intensitas, skala (0-10). Perhatikan petunjuk nonverbal (perubahan pada tanda vital dan emosi/perilaku) Rasional : Mempengaruhi pilihan/pengawasan keefektifan intervensi tingkat ansietas dapat mempengaruhi persepsi/reaksi terhadap nyeri. Lakukan dan awasi latihan gerak pasif/aktif Rasional : Mempertahankan kekuatan dan mobilitas otot yang sakit dan memudahkan resolusi inflamasi pada jaringan yang cidera Berikan alternatif tindakan kenyamanan, contoh pijatan punggung, perubahan posisi. Rasional : Meningkatkan sirkulasi umum, menurunkan area II : gangguan rasa nyaman : nyeri (akut) : Mungkin diindikasikan untuk meningkatkan pertumbuhan tulang pada keterlambatan penyembuhan/tidakberhubungan dengan tindakan insisi bedah.21 tekanan lokal dan ketakutan otot Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, visualisasi, imajinasi, distraksi, retraksi. Rasional : Mengalihkan stimulus nyeri Kalaborasi dengan dokter mengenai pemberian analgesik Rasional : Membantu mengurangi nyeriDiagnosa II : Keterbatasan mobilitas fisik atau aktivitas berhubungan dengan immobilisas daerah insisi bedah. Kaji tingkat immobilitas yang dihasilkan oleh cedera/pengobatan dan perhatian persepsi pasien terhadap imobilitas Rasional : Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri/persepsi diri tentang keterbatasan fisik aktual, memerlukan informasi/intervensi untuk meningkatkan kemajuan kesehatan. Ubah posisi secara periodik dan dorong untuk latihan batuk dan nafas dalam. Rasional : Mencegah/menurunkan insiden komplikasi kulit/pernafasan. Berikan atau bantu dalam mobilisasi diri Rasional : Mobilisasi diri menurunkan komplikasi tirah baring dan meningkatkan penyembuhan. Bantu atau dorong perawatan diri serta kebersihan, contoh : mandi Rasional : Meningkatan kekuatan otot dan sirkulasi, meningkatkan kontrol pasien dalam situasi dan meningkatkan kesehatan diri langsung. Kolaborasi dengan dokter mengenai program defekasi, ahli terapi fisik dan spesialis psikiatrik klinik. Rasional : Membantu mempercepat penyembuhan dan penerimaan diri. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan kulit, trauma jaringan, terpajan pada lingkunganInspeksi kulit untuk adanya iritasi atau robekan kontinuitas. Rasional : Pen atau kawat tidak harus dimasukan melalui kulit yang terinfeksi, kemerahan, atau abrasi (dapat menimbulkan infeksi tulang). Kaji sisi pen/kulit perhatikan keluhan peningkatan nyeri/rasa terbakar atau adanya edema, eritema, drainase/bau tidak enak. Rasional : Dapat mengindikasi timbulnya infeksi local/nekrosis jaringan, yang dapat menimbulkan osteomielitis. Observasi luka untuk pembentukan bula, krepitasi, perubahan warna kulit kecoklatan, bau drainase yang tak enak/asam. Rasional : Tanda perkiraan infeksi gas gangren. Awasi pemeriksaan laboratarium, contoh : Hitung darah lengkap Rasional : Anemia dapat terjadi pada osteomielitis, leukositosis, biasanya ada dengan proses infeksi. LED Rasional : Peningkatan pada osteomielitis. Kultur dan sensivitas luka/serum/tulang Rasional : Mengidentifikasi organism infeksi. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi/tidak akrab dengan sumber. Kaji ulang patologi, prognosis, dan harapan yang akan datang. Rasional : Memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan informasi. Kaji ulang perawatan pen/luka yang tepat. Rasional : Menurunkan resiko trauma tulang/jaringan dan infeksi yang dapat berlanjut menjadi osteomielitis. Identifikasi tanda-tanda dan gejala-gejala yang memerlukan evaluasi medik, contoh : nyeri berat, demam/menggigil, bau tidak enak, perubahan sensasi, pembengkakan, paralisis, ibu jari atau ujung jari dingin, gips retak.23 Rasional : Intervensi cepat dapat menurunkan beratnya komplikasi seperti infeksi/gangguan sirkulasi Anjurkan penggunaan pakaian yang adaptif. Rasional : Membantu aktivitas berpakaian/kerapihan. Diskusikan perawatan gips yang hijau atau basah. Rasional : Meningkatkan pengobatan tepat untuk mencegah deformitas gips dan iritasi kulit/kesalahan postur.Evaluasi Menunjukkan pembentukan kalus/mulai penyatuan fraktur dengan tepat Menunjukkan tindakan santai/tidak menangis Menunjukkan teknik yang mampu melakukan aktivitas Menunjukkan tidak terjadinya infeksi Menyatakan pemahaman kondisi, prognosis dan pengobatan.DAFTAR PUSTAKABrunner and Suddart, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, Edisi 8, EGC. Bagian Bedah Staf Pengajar Kedokteran Universitas Indonesia, 1995,Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Jakarta, Penerbit Binarupa Aksara. Carpenito Lynda Juall, 1998, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Jakarta, Edisi, 6, EGC. Engram Barbar, 1999, Rencana Asuhan Keperawan Medikal Bedah, Jakarta Volume 2, EGC. Pearce Evelyn, 1999, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Jakarta, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Sjamsuhidaya R dan Wim de Jong, 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah, Jakarta, Edisi Revisi, EGC.