fraktur dan dislokasi lgkp

15
BAB FRAKTUR dan DISLOKASI Trauma musculoskeletal sering sekali terjadi pada keadaan gawat darurat. Segera dapat mengenai otot, ligament, sendi, dan tulang. Ada dua keadaan cedera pada tulang yang memerlukan tindakan penanganan segera, yaitu patah tulang atau fraktur dan dislokasi sendi. Yang sering terjadi adalah patah tulsng atau fraktur, yang sering mengenai anggota gerak. Patah tulang ini jarang mengancam jiwa, namun mengancam anggota gerak. Pengenalan fraktur sangat penting, karena diagnosis yang salah akan menyebabkan terjadinya penatalaksanaan yang salah pula, sehingga akan menyebabkan terjadinya kematian atau amputasi. Ekstremitas terdiri dari empat komponen utama yaitu tulang, jaringan lunak (kulit dan oto), pembuluh darah (arteri dan vena), dan nervus. Hal ini penting karena pada fraktur dapat juga terjadi cedera pada empat komponen tersebut. Penanganan kasus-kasus fraktur mengikuti kaidah umum penanganan trauma, yaitu dimulai dari penilaian A-B-C, baru melakukan penilaian terhadap ekstremitas. .1 DEFINISI Fraktur adalah terputusnya kontinuitas korteks tulang, tulang rawan, dan epifisis. Dislokasi adalah bergesernya atau keluarnya bonggol sendi dari kapsul sendi. Fraktur dan dislokasi secara klinis terlihat gejala berupa adanya deformitas, gerak abnormal, dan nyeri pada ekstremitas Fraktur dapat diklasifikasikan berdasarkan adanya hubungan luka dengan lingkungan luar, yaitu fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Pada fraktur terbuka, yaitu tulang yang patah mencuatkeluar melalui luka yang terbuka, tindakan pertolongan harus lebih hati-hati. Karena selain bahaya infeksi, gerakan tulang yang patah itu dapat melukai pembuluh- pembuluh darah sekitarnya sehingga terjadi perdarahan baru.

Upload: imamezy

Post on 22-Dec-2015

31 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

ini yang baru dari dislokasi

TRANSCRIPT

Page 1: Fraktur Dan Dislokasi LGKP

BABFRAKTUR dan DISLOKASI

Trauma musculoskeletal sering sekali terjadi pada keadaan gawat darurat. Segera dapat mengenai otot, ligament, sendi, dan tulang. Ada dua keadaan cedera pada tulang yang memerlukan tindakan penanganan segera, yaitu patah tulang atau fraktur dan dislokasi sendi. Yang sering terjadi adalah patah tulsng atau fraktur, yang sering mengenai anggota gerak. Patah tulang ini jarang mengancam jiwa, namun mengancam anggota gerak. Pengenalan fraktur sangat penting, karena diagnosis yang salah akan menyebabkan terjadinya penatalaksanaan yang salah pula, sehingga akan menyebabkan terjadinya kematian atau amputasi.

Ekstremitas terdiri dari empat komponen utama yaitu tulang, jaringan lunak (kulit dan oto), pembuluh darah (arteri dan vena), dan nervus. Hal ini penting karena pada fraktur dapat juga terjadi cedera pada empat komponen tersebut.

Penanganan kasus-kasus fraktur mengikuti kaidah umum penanganan trauma, yaitu dimulai dari penilaian A-B-C, baru melakukan penilaian terhadap ekstremitas.

.1 DEFINISIFraktur adalah terputusnya kontinuitas korteks tulang, tulang

rawan, dan epifisis. Dislokasi adalah bergesernya atau keluarnya bonggol sendi dari kapsul sendi. Fraktur dan dislokasi secara klinis terlihat gejala berupa adanya deformitas, gerak abnormal, dan nyeri pada ekstremitas

Fraktur dapat diklasifikasikan berdasarkan adanya hubungan luka dengan lingkungan luar, yaitu fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Pada fraktur terbuka, yaitu tulang yang patah mencuatkeluar melalui luka yang terbuka, tindakan pertolongan harus lebih hati-hati. Karena selain bahaya infeksi, gerakan tulang yang patah itu dapat melukai pembuluh-pembuluh darah sekitarnya sehingga terjadi perdarahan baru.

Fraktur tertutup Fraktur terbuka

.2 DIAGNOSIS dan PENATALAKSANAANNYADalam mendiagnosis fraktur dan dislokasi sendi, hal pertama yang

perlu diketahui adalah mekanisme traumanya. Hal ini penting untuk

Page 2: Fraktur Dan Dislokasi LGKP

memperkirakan lokasi terjadinya fraktur, misalnya apabila jatuh dari ketinggian dalam posisi berdiri dapat menyebabkan fraktur pada tulang punggung ataupun ujung tumit.

Kemudian yang kedua, kita harus dapat mengenali keadaan A-B-C. Problem yang timbul berkaitan dengan fraktur biasanya masalh sirkulasi yang berupa perdarahan atau oklusi pembuluh darah yang akan mengancam jiwa atau anggota gerak. Diagnosis frakturDiagnosis lokal pada lokasi fraktur dilakuakn dengan cara look, feel, movementLOOK

- adanya deformitas (pemendekan atau bengkok) atau kelainan bentuk (bandingkan dengan yang sehat

- adanya luka pada sekitar tempat trauma, adanya fragmen tulang yang keluar dari luka

- adanya swelling/bengkak dan bekuan darah dibawah kulit (hematoma)

- adanya warna kebiruan atau warna pucat pada anggota gerak yang mengalami fraktur dengan cedera vaskuler

FEEL- diraba adanya ketidakstabilan tulang, krepitasi- diraba pembengkakan jaringan, kulit yang tegang, nyeri tekan- diraba suhu permukaan kulit hangat atau dingin (pada patah tulang

disertai putusnya pembuluh darah atau kematian anggota gerak)

MOVEMENT- adanya gangguan fungsi gerak

Penanganan awal fraktur dan dislokasi sendiImmobilisasi adalah suatu tindakan untuk memfiksasi dan mencegah pergerakan bagian tubuh yang cidera.Tujuan immobilisasi

- mengatasi nyeri- merelaksasi otot- mencegah kerusakan jaringan lunak lebih lanjut

Prinsip immobilisasi- memfiksasi bagian yang tidak stabil diantara dua bagian yang stabil- mencegah pergerkan tiga dimensi (vertikal, horizontal, dan rotasi)

A. Fraktur TengkorakBahaya terbesar dari tulang kepala yang pecah ialah akibatnya

terhadap otak. Fraktur tengkorak dapat terjadi tertutup ataupun terbukatindakan pertolongan

Page 3: Fraktur Dan Dislokasi LGKP

- penderita tidak boleh terlalu sering diangkat karena dapat memperparah

- bersihkan mulut, hidung, dan tenggorokan dari darah, lendir atau muntahan, jaga airway

- baringkan penderita dengan kedudukan miring atau kepala ditelungkupkan

- apabila tidak ada tanda-tanda patah tulang belakan, baringkan penderia dengan letak kepalalebih rendah dari tubuhnya

- bersihkan luka, pada fraktur terbuka jangan mencuci dengan cairan apapun

- tutp luka, balut dengan kasa steril (lihat penanganan perdarahan kepala)

- kirim ke rumah sakit

B. Fraktur LeherTulang leher adalah bagian dari rangkaian tulang belakang. Oleh

karena itu patah tulang leher termasuk ke dalam kecelakaan berat. Jika sumsum tulang belakang yang dilindunginya ikut rusak, akibatnya akan sangat fatal. Tanda-tanda patah tulang leher :

- leher yang tertengadah secara berlebihan- tangan dan lengan tidak bereaksi bila dirangsang dengan tususkan- bila korban masih sadar, ia tidak dapat menggerakan tangannya

Tindakan pertolongan- immobilisasi dengan collar neck- jaga A-B-C- hentikan perdarahan

Page 4: Fraktur Dan Dislokasi LGKP

C. Fraktur Tulang SelangkaApabila tulang selangka patah, bahu di sisi itu akan condong ke

arah dada. Selain itu, didaerah yang patah akan terasa nyeri.Tindakan pertolonganKenakan balutan ”ransel” kepada penderitaCaranya ; dari pundak kiri, pembalut disilangkan melalui ppunggung keketiak kanan. Selanjutnya dari bawah ketiak kanan ke depan dan ke atas pundak kanan. Dan dari pundak kanan disilangkan lagi ke ketiak kiri, dan seterusnya. Ujungnya dipenitikan.

D. Fraktur Lengan AtasTindakan pertolongan

- pasanglah bidai di sepanjang lengan atas, dan berikan balutan untuk mengikatnya. Kemudian dengan siku terlipat dan lengan bawah merapat ke dada, lengan digantungkan ke leher

- apabila patah tulang dekat sendi siku, biasanya siku tidak dilipat. Dalam hal ini pasanglah bidai yang juga meliputi lengan bawah. Dan lengan tidak digantungkan ke leher

E. Dislokasi SikuFossa artikularis ulnae tergeser ke belakang. Secara klinis tampak

lengan bawah memendek dan olekranon sangat menonjol.

Page 5: Fraktur Dan Dislokasi LGKP

Tindakan pertolongan

- Asisten memegang lengan atas dan melakukan tarikan ke atas.- Penolong memegang pergelangan tangan penderita, dilakukan

traksi lengan bawah dengan siku dalam keadaan fleksi. Traksi dipertahankan, kemudian lengan bawah difleksikan dimana terasa 'klik' pertanda olekranon kembali ke permukaan sendi yang normal.

- Imobilisasi dengan lempengan gips posterior dari lengan atas ke basis jari-jari dimana siku fleksi semaksimal mungkin tanpa mengganggu aliran darah. Fiksasi dengan perban elastik dan tangan digantung dengan collar and cuff.

F. Fraktur Lengan BawahTindakan pertolongan

- pasangkan bidai di sepanjang lengan bawah- ikat bidai-bidai itu dengan pembalut- gantungkan lengan yang patah itu ke leher- kirim ke rumah sakit

G. Fraktur VertebraeTindakan pertolongan

- biarkan penderita dalam keadaan berbaring. Jangan diubah atau disuruh duduk

Page 6: Fraktur Dan Dislokasi LGKP

- siapkan usungan yang beralas keras, misalnya dengan mempergunakan papan/long spine board. Dengan hati-hati angkat penderita ke usungan tersebut

- beri bantal di bawah pinggangnya, untuk mengurangi rasa sakit dan agar tidak bergerak ketika diusung

Long Spine Board

H. Fraktur Tulang PahaTindakan pertolongan

- Pasanglah sepasang bidai yang memanjang dari pinggul hingga ke kaki. Bidai harus sudah dipasang sebelum penderita dipindahkan ke tempat lain

- Apabila tidak ada bidai, dapat menggunakan kaki yang sehat sebagai bidai

I. Fraktur Tulang Betis- Dengan dua bidai, betis dibidai dari mata kaki sampai beberapajari

diatas lutut- Di bawah lutut dan mata kaki diberi bantalan- Selama menunggu pengangkutan, kaki diletakkan lebih tinggi dari

bagian tubuh lain. Ini untuk menghambat pembengkakan dan mengurangi rasa sakit

- Apabila tulang yang patah terdapat diatas pergelangan kaki , pembidaian berlapis bantal dipasangkan dari lutut hingga menutupi telapak kaki

Page 7: Fraktur Dan Dislokasi LGKP

Daftar Pustaka1. Mohamad, Kartono. Pertolongan Pertama. 1983. PT Gramedia jakarta2. Mer-C. Basic on Emergency. 2007. Jakarta3. Purwadianto, Agus, dkk. 2000. Kedaruratan Medik Edisi Revisi. Jakarta :

Binarupa Aksara

FRAKTUR dan DISLOKASI

Oleh Rohman Azzam

Pengertian

Fraktur atau patah tulang adalah keadaan dimana hubungan atau kesatuan jaringan tulang terputus. Tulang mempunyai daya lentur (elastisitas) dengan kekuatan yang memadai, apabila trauma melebihi dari daya lentur tersebut maka terjadi fraktur (patah tulang). Penyebab terjadinya fraktur adalah trauma, stres kronis dan berulang maupun pelunakan tulang yang abnormal.

Bagaimana patah tulang itu terjadi ?

a. Trauma (benturan)

Ada dua trauma/ benturan yang dapat mengakibatkan fraktur, yaitu:

- Benturan langsung

- Benturan tidak langsung

b. Tekanan/stres yang terus menerus dan berlangsung lama

Page 8: Fraktur Dan Dislokasi LGKP

Tekanan kronis berulang dalam jangka waktu lama akan mengakibatkan fraktur (patah tulang) yang kebanyakan pada tulang tibia, fibula (tulang-tulang pada betis) atau metatarsal pada olahragawan, militer maupun penari.

Contoh: Seorang yang senang baris berbaris dan menghentak-hentakkan kakinya, maka mungkin terjadi patah tulang di daerah tertentu.

c. Adanya keadaan yang tidak normal pada tulang dan usia

Kelemahan tulang yang abnormal karena adanya proses patologis seperti tumor maka dengan energi kekerasan yang minimal akan mengakibatkan fraktur yang pada orang normal belum dapat menimbulkan fraktur.

Bagaimana Mengetahui Adanya Patah Tulang

1. Riwayat: Setiap patah tulang umumnya mempunyai riwayat trauma yang diikuti pengurangan kemampuan anggota gerak yang terkena. Ingat bahwa fraktur tidak selalu terjadi pada daerah yang mengalami trauma (tekanan).

2. Pemeriksaan:

Inspeksi (Lihat) bandingkan dengan sisi yang normal, dan perhatikan hal-hal dibawah ini:

a. Adanya perubahan asimetris kanan-kirib. Adanya Deformitas seperti Angulasi (membentuk sudut) atau; Rotasi

(memutar)dan Pemendekanc. Jejas (tanda yang menunjukkan bekas trauma);d. Pembengkakane. Terlihat adanya tulang yang keluar dari jaringan lunak;

Palpasi (Meraba dan merasakan)

Perlu dibandingkan dengan sisi yang sehat sehingga penolong dapat merasakan perbedaannya. Rabalah dengan hati-hati !

a. Adanya nyeri tekan pada daerah cedera (tenderness);

b. Adanya crepitasi (suara dan sensasi berkeretak) pada perabaan yang sedikit kuat;

c. Adanya gerakan abnormal dengan perabaan agak kuat.

Perhatian:

Jangan lakukan pemeriksaan yang sengaja untuk mendapat bunyi crepitasi atau gerakan abnormal, misal meraba dengan kuat sekali.

Page 9: Fraktur Dan Dislokasi LGKP

3. Gerakan

Terdapat dua gerakan yaitu :

Aktif: Adalah pemeriksaan gerakan dimana anda meminta korban menggerakkan bagian yang cedera.

Pasif: Dimana penolong melakukan gerakan pada bagian yang cedera.

Pada pemeriksaan ini dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut:

Terdapat gerakan abnormal ketika menggeerakkan bagian yang cedera

Korban mengalami kehilangan fungsi pada bagian yang cedera. Apabila korban mengalami hal ini, maka dapat disebabkan oleh dua kemungkinan yaitu akibat nyeri karena adanya fraktur atau akibat kerusakan saraf yang mempersarafi bagian tersebut (ini diakibatkan oleh karena patahan tulang merusak saraf tersebut).

Pemeriksaan Komplikasi

Periksalah di bawah daerah patah tulang, Anda akan menemukan:

1. kulit berwarna kebiruan dan pucat;

2. denyut nadi tak teraba.

3. Selain itu pada bagian yang mengalami fraktur, otot-otot disekitarnya mengalami spasme

DISLOKASI

Pengertian

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.

Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.

Page 10: Fraktur Dan Dislokasi LGKP

PEMBIDAIAN

Pertolongan Pertama pada Patah Tulang

Prinsip Pertolongan

1. mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri;2. mencegah gerakan patah tulang yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan

lunak sekitarnya seperti: pembuluh darah, otot, saraf dan lainnya.

Penanganan Secara Umum

1. DRABC2. Atasi perdarahan dan tutup seluruh luka3. Korban tidak boleh menggerakkan daerah yang terluka atau fraktur4. Imobilisasi fraktur dengan penyandang, pembalut atau bidai5. Tangani dengan hati-hati6. Observasi dan atasi syok bila perlu7. Segera cari pertolongan medis

Fraktur dan dislokasi harus diimobilisasi untuk mencegah memburuknya cedera. Tetapi situasi yang memerlukan Resusitasi baik pernafasan maupun jantung dan cedera kritis yang multipel harus ditangani terlebih dahulu.

Prioritas dalam menangani fraktur:

a. fraktur spinal;b. fraktur tulang kepala dan tulang rusuk;c. fraktur extremitas

Perhatian:

Dalam menangani fraktur, jangan hanya terpaku pada frakturnya saja tetapi selalu mulai dengan DRABCH dan lakukan monitoring secara periodik.

Dan selalu ingat jika Anda tidak terlatih dan tidak berpengalaman jangan melakukan reposisi baik pada fraktur mapun pada dislokasi.

Pembidaian adalah proses yang digunakan untuk imobilisasi fraktur dan dislokasi. Pembidaian harus memfixasi tulang yang patah dan persendian yang berada di atas dan dibawah tulang yang fraktur. Jika yang cedera adalah sendi, bidai harus memfixasi sendi tersebut beserta tulang disebelah distal dan proximalnya.

Tipe-tipe bidai:

1. Bidai Rigid adalah bidai yang terbuat dari kayu, plastik, alumunium atau bahan lainyang keras.

2. Bidai Soft adalah bidai dari bantal, selimut, handuk atau pembalut atau bahan yang lunak lainnya.

Page 11: Fraktur Dan Dislokasi LGKP

3. Bidai Traksi

Digunakan untuk imobilisasi ujung tulang yang patah dari fraktur femur sehingga dapat terhindari kerusakan yang lebih lanjut. Traksi merupakan aplikasi dari kekuatan yang cukup untuk menstabilkan patah tulang yang patah, traksi bukanlah meregangkan atau menggerakkan tulang yang patah sampai ujung-ujung tulang yang patah menyatu.

Prinsip Pembidaian

a. Lakukan pembidaian pada bagian badan yang mengalamai cedera;

b. Lakukan juga pembidaian pada kecurigaan patah tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada atau tidaknya patah tulang;

c. Melewati minimal 2 sendi yang berbatasan.

Syarat Pembidaian

a. Bidai harus meliputi dua sendi, sebelum dipasang diukur terlebih dahulu pada anggota badan yang tidak sakit;

b. Ikatan jangan terlalu ketat dan jangan terlalu kendor;c. Bidai dibalut/ dilapisi sebelum digunakan;d. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah tempat yang

patah;e. Jika mungkin naikkan anggota gerak tersebut setelah dibidai;f. Sepatu, cincin, gelang, jam dan alat yang mengikat tubuh lainnya perlu dilepas.

Aturan dasar yang harus diingat ketika melakukan pembidaian:

a. Jika ragu-ragu fraktur atau tidak ' Bidaib. Bidai Rigid sebelum digunakan harus dilapisi dulu;c. Ikatlah bidai dari distal ke proximald. Periksalah denyut nadi distal dan fungsi saraf sebelum dan sesudah pembidaian

dan perhatikan warna kulit ditalnya;e. Jika mungkin naikkan bagian tubuh yang mengalami patah tulang.

PEMBALUTAN

Pembalut harus dipasang cukup kuat untuk mencegah pergerakan tapi tidak terlalu kencang sehingga mengganggu sirkulasi atau menyebabkan nyeri. Dalam usaha untuk mencegah pergesekan dan ketidaknyamanan pada kulit, penggunaan bantalan lunak dianjurkan sebelum melakukan balutan. Pengikatan selalu dilakukan di atas bidai atau pada sisi yang tidak cedera, kalau kedua kaki bawah mengalami cedera, pengikatan dilakukan di depan dan diantara bagian yang cedera.

Periksa dengan interval 15 menit untuk menjamin bahwa pembalut tidak terlalu kencang akibat pembengkakan dari jaringan yang cedera. Lewatkan pembalut pada bagian lekuk tubuh seperti leher, lutut dan pergelangan kaki jika diperlukan.

Page 12: Fraktur Dan Dislokasi LGKP

Cara Imobilisasi Fraktur

Dengan Pembalut

Gunakan pembalut lebar bila ada;

a. Taruh pembalut dibawah bagian tubuh yang terjadi fraktur;b. Topang lengan atau tungkai dengan bidai sampai pembalut cukup memfixasic. Setiap 15 menit periksa agar pembalut tudak terlalu ketatd. Periksa pembalut supaya tidak longgar

Dengan Bidai

a. Dapat dipakai benda apa saja yang kaku dan cukup panjang melewati sendi dan ujung tulang yang patah;

b. Pakai perban bantal diantara bidai dan bagian tubuh yang dibidai;c. Ujung-ujung lengan/tungkai dibalut di atas dan dibawah daerah fraktur. Ikatan

harus cukup kuat pada daerah yang sehat.