forsec
DESCRIPTION
computer forensicTRANSCRIPT
![Page 1: forsec](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9a90550346d033a25b52/html5/thumbnails/1.jpg)
A. Prosedur penanganan awal di TKP
1. Preparations (persiapan)
sebelum ke TKP untuk melaksanakan penggeledahan kasus video terlarang oleh terduga
mahasiswa dengan barang bukti elektronik, maka analisis forensic dan investigator terlebih
dulu hal-hal atau peralatan yang nantinya dibutuhkan selama proses penggeledahan di TKP:
I. Administrasi penyelidikan : seperti surat perintah penggeledahan dan surat perintah
penyitaan.
II. Kamera digital : digunakan untuk mengambil gambar TKP dan barang bukti secara
fotografi forensic (foto umum, mengengah, dan closeup).
III. peralatan tulis : untuk mencatat antara lain spesifikasi teknis computer dan keterangan
para saksi.
IV. nomor, skala ukur, label lembaga, serta sticker label kosong : untuk menandai masing-
masing barang bukti elektronik yang ditemukan di TKP.
V. formulir penerimaan barang bukti : digunakan untuk kepentingan chain of custody yaitu
metodologi untuk menjaga keutuhan barang bukti dimulai dari TKP.
VI. triage tools : digunakan untuk kegiatan triage forensik terhadap barang bukti komputer
yang ditemukan dalam keadaan hidup (ON).
2. Preserving (memelihara dan mengamankan data)
merupakan serangkaian aktifitas yang dilakukan oleh penyidik yang sudah ahli, untuk
menjamin agar data-data yang dikumpulkan tidak berubah.
3. Collecting (mengumpulkan data)
![Page 2: forsec](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9a90550346d033a25b52/html5/thumbnails/2.jpg)
merupakan serangkaian kegiatan untuk mengumpulkan data-data sebanyak mungkin
untuk mendukung proses penyidikan dalam rangka pencarian barang bukti, yang dalam kasus ini
menemukan file video terlarang .
4. comfirming (menetapkan data)
merupakan serangkaian kegiatan untuk menetapkan data-data yang berhubungan dengan
kasus yang terjadi.
5. Identifying (mengenali data)
merupakan serangkaian kegiatan untuk melakukan proses identifikasi terhadap data-data
yang sudah ada agar memastikan bahwa data tersebut memang unik dan asli sesuai dengan yang
terdapat pada tempat kedajadian perkara. untuk data digital, misalnya melakukan identifikasi
dengan teknik hashing (membuat sidik jari digital terhadap barang bukti)
B. Prosedur Penanganan di Laboratorium
1. Administrasi Penerimaan
Pada tahapan ini, barang bukti komputer yang masuk dan diterima petugas laboratorium,
yang dalam hal ini analisis forensic harus dicatat secara detail dalam di dalam log book,
disamping di formulir penerimaan. berikut data yang harus di catat :
I. Nama lembaga pengirim barang bukti elektronik
II. Nama petugas pengirim barang bukti elektronik, termasuk identitasnya secara lengkap.
III. Tanggal penerimaan.
IV. Jumlah barang bukti elektronik yang diterima, dilengkapi dengan spesifikasi teknisnya
seperti merek, model, dan serial/product number serta ukuran.
V. Sistem hashing, yaitu suatu sistem pengecekan otentikasi isi dari suatu file (baik
image/evidence file maupun file logical) dengan menggunakan algoritma matematika
seperti MD5, SHA1, dan lain-lain.
2. Ivestigation (Pemeriksaan)
![Page 3: forsec](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9a90550346d033a25b52/html5/thumbnails/3.jpg)
Pada tahap ini, terhadap image file dilakukan pemeriksaan secara komprehensit dengan
maksud untuk mendapatkan data digital yang sesuai dengan investigasi, ini artinya analisis
forensik harus mendapatkan gambar fakta kasus yang lengkap dari investigator, sehingga apa
yang dicari dan akhirnya ditemukan oleh analisis forensic adalah sama (matching) seperti yang
diharapkan oleh investigator untuk pengembangan investigasinya. setelah mendapatkan gambar
fakta kasusnya, kemudian analisis forensic melakukan pencarian (searching) terhadap image file
untuk mendapatkan file video yang diinginkan.
3. Analyzing (meneliti data)
setelah mendapatkan file video atau data digital yang diinginkan dari proses pemeriksaan
diatas, selanjutnya data tersebut dianalisis secra detail dan komprehensit untuk dapat
membuktikan bahwa mahasiswa tersebutlah yang mengunggah video terlarang tersebut. dah data
digital tersebut dapat dikatakan sebagai barang bukti digital yang dimana harus dapat
dipertanggung jawabkan secara keilmiahan dan hukum didepan pengadilan.
4. Recording (mencatat data)
melakukan pencatatan terhadap data-data hasil temuan dari dan hasil analisis sehingga
nantinya data tersebut dapat dipertanggung jawabkan atau dapat direkonstruksi ulang (jika
diperlukan) atas temuan barang bukti tersebut.
C. Prosedur Penanganan Laporan
1. Laporan (report)
Setelah diperoleh barang bukti digital dari proses pemeriksaan dana analisis di atas yang
sesuai dengan ivestigasi, selanjutnya data mengenai barang bukti digital tersebut dimasukkan ke
dalam laporan teknis.
2. Pembungkusan dan penyegelan
![Page 4: forsec](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9a90550346d033a25b52/html5/thumbnails/4.jpg)
Pembungkusan dan penyegelan barang bukti : memuat proses pembungkusan dan
penyegelan barang bukti yang telah di analisis secara digital forensik untuk diserahkan kepada
pihak lembaga yang telah mengirimnya.
3. Administrasi penyerahan laporan
Selanjutnya laporan hasil pemeriksaan secara digital forensic berikut barang bukti
elektroniknya diserahkan kembali kepada investigator atau lembaga pengirimnya.
D. Presenting (mempresentasikan data)
Kegiatan yang dilakukan penyidik untuk membeberkan hasil temuannya kepada pihak berwajib
atau di pengadilan. biasanya presentasi data dilakukan oleh seorang ahli forensic untuk menjelaskan hal-
hal yang susah dipahami oleh kalangan umum, sehingga data-data tersebut dapat membantu proses
penyidikan untuk membuktikan apakah mahasiswa bersalah atau tidak.