formulasi tablet hisap dari ekstrak biji ketapan1
TRANSCRIPT
FORMULASI TABLET HISAP DARI EKSTRAK BIJI KETAPANG
BIDANG KEGIATAN:
PKM – PENELITIAN
DI USULKAN OLEH :
1. FRANSISKA VITA HANDAYANI ( O661 11 126 )
2. MUTIA FEBRIANI ARIFIN ( 0661 11 130 )
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2013
PENGESAHAN USULAN PKM – PENELITIAN
1. Judul : Formulasi Tablet Hisap dari Ekstrak Biji Ketapang
2. Bidang Kegiatan : PKM – Penelitian
3. Ketua Pelaksanaan :
a. Nama Lengkap : Fransiska Vita Handayani
b. NIM : 0661 11 126
c. Jurusan : Farmasi
d. Universitas : Pakuan Siliwangi
e. Alamat Rumah dan No.Tlp : Perum. Bojong Depok Baru, Jl.Al-Ikhlas
Raya . Bojong Gede I Blok GS no.18, RT : 004 RW : 017, Kecamatan :
Bojong Gede, Kab : Bogor, 085691687711 dan 081314057908
f. Alamat E-mail : [email protected]
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang
5. Dosen Pembimbing :
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dra. Bina Lohita S.,M.Pd.,Apt
b. NIDN :
c. Alamat Rumah dan No.Tlp :
6. Biaya Kegiatan Total :
a. Dikti :
b. Sumber Lain :
Bogor, 12 Oktober 2013
Wakil/ Pembantu Dekan atau Ketua Jurusan Ketua Pelaksana Kegiatan
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia memiliki banyak keanekaragaman hayati, yang belum banyak diketahui
dan dimanfaatkan dengan baik. Tanaman yang berada di Indonesia hampir seluruh bagian
kaya akan manfaat untuk kesehatan dll. Pada dewasa ini banyak bermunculan obat – obat
herbal yang dijadikan dalam sediaan – sedian yang menarik sehingga mulai aktif kembali
pengobatan tradisional dari bahan-bahan herbal. Tapi kerap kali manusia kali ini kurang
peka terhadap tanaman – tanaman yang sebenarnya berada disekelilingnya. Seperti
tanaman besar yang banyak mempunyai fungsi tetapi hanya untuk tempat peneduhan.
Pohon – pohon besar yang disepanjang jalan hanya sebagai topangan dari panas teriknya
matahari.
Masyarakat mungkin telah menyadari akan pentingnya kesehatan dengan padat.
Namun masyarkat kali ini ngemil merupakan kebiasaan dari seseorang untuk menyantap
makanan di luar makan utama. Berdasarkan Beberapa penelitian memperkirakan bahwa
konsumsi makanan berupa snack setiap hari merupakan pola makan yang ideal dan
menyehatkan (Apriadji, 2001). Konsumsi makanan di pagi hari dan kebiasaan sering
ngemil dalam jumlah yang cukup akan memberikan kita energi dan juga mempermudah
konsentrasi serta kerja otak kita setelah menjalani aktifitas yang cukup menguras energi
yang dimiliki. Selain itu ngemil juga dapat berfungsi untuk mempertahankan kestabilan
kadar gula darah yang ada dalam tubuh kita.
Banyak masyarakat kali ini yang sering terkena penyakit kolesterol yang berasal
dari pola makan yang kurang sehat. Dilihat dari faktor masyarakat kali ini sudah tidak
mau repot bila terkena penyakit dengan adanya formulasi tablet hisap yang memliki rasa
tidak pahit itu cara untuk memudahkan masyarakat mengkonsumsi obat. Berbicara
tentang penyakit yang sering muncul dimasyarakat ternyata ada suatu tanaman yang
banyak mengandung manfaat seperti Pohon Terminalia catappa berbentuk seperti pagoda
karena berawal dari batang yang tunggal. Setelah batang yang tunggal tersebut mencapai
ketinggian tertentu maka pohon ini akan membentuk cabang secara horizontal. Pohon ini
memiliki jenis percabangan simpodial karena batang pokok sukar ditentukan karena
dalam perkembangan selanjutnya terjadi perhentian pertumbuhan atau kalah besar atau
kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya.
Pohon Ketapang ini memiliki banyak manfaat dari mulai batang, daun, buah serta
biji yang kaya akan manfaat. Didalam biji ketapang kaya akan kandungan gizi seperti
karbohidrat, serat, gula, protein dan asam amino. Manfaat dari biji ketapang yaitu :
1. Penurunan Berat Badan
2. Menurunkan kolesterol
3. Peradangan perut
4. Asupan gizi
5. Menambah Karbohidrat
Oleh karena itu tidak berlebihan jika kami mencoba akan memanfaat bahan
tersebut untuk mencoba berkreasi dengan produk tablet hisap yang memudahkan dan
memberikan kenyamanan mengkonsumsi obat herbal dengan rasa yang enak.
I.2 Perumusan Masalah
Bagaimana pengaruh campuran laktosa, manitol dan sorbitol sebagai eksipien
terhadap sifat fisik tablet hisap ekstrak biji ketapang dan respon rasa yang
dihasilkan.Pada proporsi berapa campuran laktosa, manitol dan sorbitol sebagai formula
optimum dalam formulasi tablet hisap ekstrak biji ketapang dengan menggunakan
simplex lattice design.
Kebutuhan asupan gizi dan karbohidrat yang sehat dan berkhasiat di zaman ini
memiliki prospek yang bagus untuk digeluti dalam bisnis obat ini apalagi ditambah
dengan bahan-bahan yang memiliki banyak khasiat contohnya produk obat tablet hisap
dari biji ketapang dengan khasiat yang menyehatkan, namun sayangnya masih banyak
masyarakat yang masih kurang menyadari akan manfaat dari tanaman- tanaman yang
sebenarnya banyak disekitar kita. Oleh karena itu kami sebagai pharmasis yang
berkecimpung di dunia kesehatan ingin mengajak untuk memperkenalkan khasiat dari
tanaman obat yang sangat bermanfaat di sekitar kita.
I.3 Tujuan Progam
Untuk mengetahui pengaruh dan manfaat dari biji ketapang dalam sediaan tablet hisap
Untuk mengetahui efektivitas dari biji ketepang dijadikan tablet hisap
I.4 Luaran yang diharapkan
Luaran yang diharapkan agar masyarakat dapat mengkonsumsi obat herbal yang
praktis enak. Tanaman yang dijadikan tablet hisap ini dapat berkerja secara efektif
didalam tubuh. Obat ini juga diharapkan dapat diterima masyarakat dengan baik.
Perkembangan obat tradisional dapat bertumbuh dengan baik dan bagi masyarkat dapat
menikmati obat herbal dari tanaman yang berada disekitar.
Obat herbal ini dapat meningkatkan mutu kesehatan di Indonesia, dan menjaga
pelestarian tanaman yang disekitar kita mempunyai manfaat yang baik dalam tubuh kita.
Dari penelitian semoga mendapatkan hasil yang optimal agar hasilnya dapat bermanfaat
bagi masyarakat yang membutuhkan.
I.5 Manfaat Dari Progam
Sebagai sarana melatih kemampuan bekerja sama dalam tim
Melatih jiwa kepemimpinan dalam penelitian ini
Melatih kemampuan untuk mengetahui manfaat dari keanekragaman tanaman
herbal yang ada di Indonesia
Dapat membantu masyarakat dalam kajian kesehatan agar mengoptimalkan
kesehatan jasmani.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ketapang ( Terminalia catappa) merupakan tumbuhan asli Asia Tenggara dan
umum ditemukan di wilayah Indonesia. Ketapang tumbuh alami pada pantai berpasir
atau berbatu. Toleran terhadap tanah masin dan tahan terhadap percikan air laut; sangat
tahan terhadap angin dan menyukai sinar matahari penuh atau naungan se dang. Mampu
bertahan pada daerah-daerah tropis atau daerah dekat tropis. Di Indonesia, tumbuhan ini
banyak tumbuh dan belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Dipinggir
jalan banyak pohon ketapang yang tidak dimnfatatkan untuk kesehatan dll melainkan
dimanfaatkan sebagai pohon peneduh. Biji ketapangnya sendiri banyak berjatuhan dan
tidak dimanfaatkan. Biji ketapang mengandung gizi yang cukup tinggi dan kandungan
minyaknya banyak mengandung asam - asam lemak yang berguna bagi manusia.
Penelitian sebelumnya terhadap minyak biji ketapang menghasilkan bahwa
kandungan metil ester asam lemak dalam biji ketapang berdasarkan analisis KG-SM
(Kromatografi Gas-Spektofotometri) adalah metil palmitat (35,63%), metil oleat
(33,49%), metil li noleat (24,49%), dan metil stearat (4,66%). Kandungan asam palmitat
dalam bentuk ester yang tinggi mirip dengan kandungan asam palmitat pada minyak
kelapa sawit dan minyak wijen, sehingga biji ketapang berpel uang digunakan sebagai
sumber minyak nabati. Selain sebagai alternatif pengganti minyak nabati, saat ini juga
sedang diteliti potensi minyak biji ketapang sebagai bahan baku alternatif untuk
dijadikanbiodiesel.(Sumber:http://www.farmasi.ugm.ac.id/analisis-biji-ketapang-
terminalia-catappa-l.2008)
Penelitian Agatemor dan Ukhun (2006) menerangkan bahwa biji ketapang juga
mengandung berbagai jenis nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Biji ketapang mengandung
fosfor dengan jumlah yang cukup signifikan (2200 µg/g berat kering), karbohidrat
(78,14% berat kering) dan lemak mentah (16,35% berat kering). Selain itu, biji ketapang
juga mengandung magnesium, kalsium, besi, seng, natrium dan mangan. Vitamin A dan
C juga terkandung dalam biji ketapang sehingga dapat dijadikan sebagai pelengkap
nutrisi harian. Balogun dan Fetuga (1985) menyebutkan bahwa biji T. catappa L.
mengandung minyak sebesar 40,15 %. Oleh karena itu, minyak biji ketapang memiliki
prospek untuk dijadikan suatu pilihan baru dalam industri minyak nabati. Minyak biji
ketapang berpeluang untuk digunakan sebagai minyak pangan dan bahan baku industri
sabun, lilin dan minyak pelumas (Agatemor, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kemiripan kandungan asam lemak (palmitat, stearat, oleat dan linoleat) dan
sifat fisika-kimia dalam minyak biji ketapang dibandingkan dengan minyak zaitun,
minyak wijen dan minyak kelapa sawit. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
suatu informasi bahwa biji ketapang memiliki prospek sebagai salah satu sumber minyak
nabati di Indonesia.
Tablet hisap adalah sediaan yang mengandung satu atau lebih bahan obat,
umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet melarut
atau hancur perlahan dalam mulut (Anonim, 1995). Tablet jenis ini biasanya berbentuk
datar dengan diameter sekitar 18 mm atau kurang dan ditujukan untuk di hisap dan
melarut di mulut. Tablet yang diproduksi dengan cara pengempaan atau kompres disebut
troches dan yang diproduksi dengan cara peleburan disebut lozenges . Biasanya lozenges
mengandung vitamin, antibiotik, antiseptik, lokal anastesi, antihistamin, dekongestan,
kortikosteroid, astringents, analgesik, aromatik, demulcents, agen anti inflamasi, agen
antifungi atau kombinasi dari bahan-bahan ini (Peters, 1989).
Untuk tablet hisap, rasa dan kenyamanan di mulut menjadi parameter dalam
seleksi bahan pengisi (Lachman et al ., 1994). Bahan pengisi ha rus memenuhi kriteria
yaitu : harus nontoksik, harus tersedia dalam jumlah yang cukup, harganya harus cukup
murah, tidak boleh saling berkontraindikasi, secara fisiologis harus inert/netral, harus
stabil dalam sifat fisik dan kimi a, tidak boleh mengganggu bioavaibilitas obat, harus
bebas dari segala jenis mikroba dan harus color compatible(Banker dan Anderson,1994).
Dalam tablet hisap biasanya sering d itambahkan bahan pemanis dan pewarna
untuk memperbaiki penampilan dan rasa tablet. Bahan tambahan digunakan harus mudah
larut dalam air agar tidak meninggalkan residu (Mohrle, 1980).
Metode pembuatan tablet hisap
1). Hard candy lozenges
Pembuatan tablet hisap hampir sama dengan tablet biasa. Dalam pembuatan dibutuhkan
tekanan tinggi dan bahan pengikat yang lebih banyak. Tablet hisap jenis ini dibuat
dengan jalan peleburan atau molded . Bahan-bahan tablet yang akan dibentuk
dipanaskan dan mencair seperti sirup gula yang padat. Cairan bahan penyusun tablet
dibiarkan sampai menge ras kemudian dipotong dengan ukuran dan ketebalan yang pas.
Tablet hisap diharapkan dapat melarut perlahan dalam mulut sehingga takaran tablet ini
harus lebih dari tablet biasa.
2). Compresed tablet lozenges
Proses pembuatan untuk tablet ini sama seperti pembuatan tablet biasa yaitu dibuat
dengan metode granulasi basah, granulasi kering dan metode cetak langsung.
a). Granulasi basah ( wet granulation)
Metode ini merupakan suatu proses untuk mengubah serbuk halus menjadi bentuk
granul, dengan cara menambahkan larutan bahan pengika t. Granul yang dihasilkan
setelah kering ditambahkan bahan pelicin atau tanpa bahan penghancur,untuk selanjutnya
dikempa menjadi tablet (Sadik, 1984).
b). Granulasi kering
Granulasi kering juga dinyatakan sebagai briketasi atau kompaktasi . Cara ini
membutuhkan lebih sedikit waktu dan karenanya lebih ekonomis daripada butiran
lembab. Granulasi kering sangat tepat untuk tabletasi zat-zat peka suhu atau bahan obat
yang tidak stabil dengan adanya air (Voigt, 1984). Cara granulasi kering adalah dengan
slugging ¸ yaitu dengan memadatkan massa yang jumlahnya besar dari suatu campuran
serbuk. Setelah itu memecahkannya menjadi pecahan granul yang lebih kecil. Metode ini
khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah
karena kepekaan yang terhadap uap air atau karena tidak tahan panas (Lachman et al .,
1994).
c). Metode kempa langsung (direct compression )
Kempa langsung diasumsikan sebagai proses pencampuran semua bahan yang digunakan
dengan langsung mengempa campuran serbuk (zat aktif dan eksipien) untuk
menyederhanakan pencampuran dan penabletan (Sheth et al ., 1980). Pembuatan
tabletdengan metode kempa langsung, khususnya untuk bahan-bahan kimia yang
mempunyai sifat mudah mengalir sebagaimana juga sifat-sifat kohesifnya yang
memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam mesin tablet tanpa memerlukan
granulasi basah at au granulasi kering (Parrott, 1971).
d). Penyimpanan tablet hisap
Tablet hisap akan rusak atau berj amur bila disimpan pada kondisi yang
lembab, sehingga harus disimpan pada wadah kedap air dan kering. Penyimpanan
ditempat yang sejuk diperlukan untuk tablet hisap yang kandungan zat aktifnya adalah zat
yang mudah menguap (Cooper dan Gun’s, 1975).
e). Pemeriksaan sifat fisik tablet hisap
Keseragaman bobot tablet
Bobot tablet adalah jumlah seluruh komponen yang terkandung dalam tablet.
Besarnya ditentukan berdasarkan banyaknya tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata
yang masih diperbolehkan, menurut sifat yang telah ditentukan. Untuk tablet tidak
bersalut dengan bobot rata-rata lebih 300 mg, tidak lebih dari 2 tablet yang
penyimpangan bobotnya lebih dari 10% dihitung dari bobot rata-rata tablet (Anonim,
1979).
Kekerasan
Kekerasan merupakan parameter ya ng menggambarkan ketahanan tablet dalam
melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan, dan terjadi keretakan tablet selama
pembungkusan, pengangkutan, dan pemakaian. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran
dari tekanan pengempaan. Penambahan kekerasan yang akan menghasilkan tablet yang
kurang rapuh, sehingga bila terlalu keras akan mengakibatkan sukar hancur. Tablet hisap
mempunyai kekerasan minimal 10 kg dan maximal 20 kg (Parrott, 1971).
Kerapuhan / friabilitas
Kerapuhan (friabilitas ) dinyatakan dalam persen dan mengacu pada massa tablet
sebelum dan sesudah pengujian. Kera puhan tablet yang baik adalah kurang dari 1%
(Parrott, 1971). Kerapuhan tablet yang memenuhi syarat bila kerapuhan kurang dari
0,8% (Banker dan Anderson, 1994).
BAB III
METODE PENELITIAN
PEMBUATAN EKSTRAK BIJI KETAPANG
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Universitas Pakuan Bogor.
Bahan yang digunakan adalah biji buah ketapang, bahan kimia yang digunakan
untuk pembuatan ekstrak ini yaitu Natrium metabisulfit, larutan iodine, hcl pekat, natrium
tiosulfat 0,1N. Alat penelitian yang digunakan yaitu timbangan, oven, beaker glass,
alumunium foil, desikator, kain saring, muffle, krus proselin, gelas ukur, burrete, pipet
tetes, blender, Erlenmeyer, stirrer.
Pelaksanaan penelitian :
Kulit biji ketapang dikupas, lalu dicuci dengan menggunakan air bersih yang
mengalir, kemudian dilakukan pengecilan ukuran menggunakan pisau stainless.
Selanjutkan dihaluskan dengan menggunakan blender dengan penambahan air 1:1. Setiap
unit percobaan digunakan 300gram biji ketapang. Dilakukan penyaringan dengan
menggunakan kain saring untuk mengambil patinya dari dalam jaringan. Apa bila
endapan sudah terbentuk, air bening diatasnya dibuang secara pelan – pelan agar tidak
ada pati yang terbuang. Kemudian dilakukan pencucian dengan air bersih dan diendapkan
kembali sebanyak 3 kali, lalu direndam kemabli dengan larutan Na2s2O5 sesuai
perlakuan pada saat perendaman ke empat. Endapan pati yang diperoleh dikeringksn
dalam oven dengan suhu pengeringan yang sesuai perlakuan . Pati kering digiling
kemudian diayak. Baru memasuki tahap selanjutnya.
PEMBUATAN TABLET HISAP
Pembuatan tablet diawali dengan pembuatan larutan pengikat. Selanjutnya
mencampurkan serbuk ekstrak biji ketapang dengan cab-o-sil secara homogen,
kemudian menambahkan avicel. Dari campuran serbuk kemudian dibuat masa
tablet. Massa tablet kemudian diayak dengan mesh no#12, dan dioven pada suhu
40 C, diperkecil ukuran partikelnya dengan oscilating granulator mesh #20
kemudian menambahkan magnesium stearat. Setelah itu melakukan evauasi mutu
fisik granul dan dikompresi dengan tekanan 1 ton, pada diameter punch 13 mm. Tablet
yang sudah jadi diuji sifat mutu fisiknya antara lain kekerasan, kerapuhan, dan
waktu melarut tablet. Evaluasi Mutu Fisik Granul. Penentuan kandungan lengas
granul dilakukan dengan menggunakan Ohauss MB 45 moisture balance, hasil dari
kandungan lengas granul akan terbaca pada layar alat. Untuk mengukur sudut diam
dilakukan dengan metode fixed high cone yaitu mengukur tinggi kerucut, dilakukan
dengan mengukur tinggi serta jari-jari lingkaran bawah kerucut granul yang
terbentuk setelah pengaliran sudut diam didapatkan dari harga antitangens tinggi
kerucut dibanding jari-jari kerucut (Aulton and Summers, 2002; Carstensen, 1997).
Evaluasi Karakteristik Mutu Fisik Tablet. Evaluasi kekerasan tablet dilakukan
dengan mengambil 10 tablet untuk masing-masing formula. Menggunakan alat
pengukur kekerasan Erweka TB 220. Syarat kekerasan tablet hisap adalah diatas 15
kP (Lieberman and Lachman, 1980). Evaluasi kerapuhan tablet dilakukan dengan
mengambil 10 tablet untuk masing-masing formula, menggunakan Erweka Friabilator
tipe TAP kemudian di putar pada kecepatan 25 rpm selama 4 menit dengan 3
replikasi untuk masing-masing formula (Lieberman et al, 1990). Evaluasi waktu
melarut tablet dilakukan dengan menggunakan Erweka disintegrator tipe ZT 50.
Lakukan 3 kali replikasi untuk tiap formula. Waktu yang dibutuhkan tablet
hisap untuk terlarut 5-10 menit (Lieberman et al, 1990). Analisis Statistik Data. Data
masing-masing pemeriksaan mutu fisik yaitu kekerasan, kerapuhan dan waktu melarut
tablet hisap ekstrak biji ketapang dari tiap-tiap formula diuji dengan Analysis of
Varian Completely Randomized Design (Anova CRD) pada batas kepercayaan
α=0,05. Apabila F hitung lebih besar dari F tabel atau nilai p lebih kecil dari nilai yang
ditentukan berarti minimal ada 2 formula yang berbeda. Selanjutnya untuk
mengetahui formula mana saja yang berbeda dilakukan uji Honestly Significant
Different (HSD) (Furqon, 2004).