antalgin tablet hisap baru

46
I. TUJUAN 1.Mahasiswa dapat melakukan proses manufaktur granulasi basah. 2.Mahasiswa dapat mengevaluasi mutu tablet. 3.Mahasiswa dapat mengatasi masalah yang timbul saat proses manufaktur. II. PRINSIP Granulasi Basah merupakan salah satu metode pembuatan tablet, metode ini memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi massa tablet dengan larutan pengikat tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian massa basah tersebut digranulasi. Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat/pengikat sebagai pengganti pengompakan, teknik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat sampai titik optimal bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat dalam jumlah yang optimal. Gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada

Upload: dirnylarennyputeri

Post on 26-Sep-2015

143 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Tablet hisap (lozenges atau troches) merupakan bentuk dari tablet yang dimaksudkan untuk pemakaian dalam rongga mulut. Lozenges biasanya dibuat untuk menggabungkan obat atau bahan aktif seperti antibiotik, antiseptik, analgesik, atau bahkan vitamin. Lozenges adalah bentuk sediaan obat atau bahan aktif yang mempunyai cita rasa serta ditujukan untuk diisap dan bertahan dalam rongga mulut atau tenggorokan (Banker dan Anderson 1994).

TRANSCRIPT

I. TUJUAN1. Mahasiswa dapat melakukan proses manufaktur granulasi basah.2. Mahasiswa dapat mengevaluasi mutu tablet.3. Mahasiswa dapat mengatasi masalah yang timbul saat proses manufaktur.

II. PRINSIPGranulasi Basah merupakan salah satu metode pembuatan tablet, metode ini memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi massa tablet dengan larutan pengikat tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian massa basah tersebut digranulasi. Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat/pengikat sebagai pengganti pengompakan, teknik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat sampai titik optimal bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat dalam jumlah yang optimal. Gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja. Jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat. Setelah pengeringan, granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.

III. TEORIIII.1 DefinisiTablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi .(USP 26, Hal 2406).Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. (FI IV, Hal 4)

Syarat-syarat tablet: Memenuhi keseragaman ukuran Memenuhi keseragaman bobot Memenuhi waktu hancur Memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat Memenuhi waktu larut (dissolution test) ( Anief,Moh.,Farmasetika,2007 )

III.2 Kriteria TabletSuatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;7. Bebas dari kerusakan fisik;8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.(Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)III.3Keuntungan Sediaan TabletSediaan tablet banyak digunakan karena memiliki beberapa keuntungan, yaitu :1. Tablet dapat bekerja pada rute oral yang paling banyak dipilih;2. Tablet memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis;3. Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan volume yang kecil sehingga memudahkan proses pembuatan, pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan;4. Bebas dari air, sehingga potensi adanya hidrolisis dapat dicegah/diperkecil.

Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai keuntungan, antara lain:1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan;2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah;3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil;4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet;7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul;8. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi;9. Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas terkendali);10. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang tidak enak, dan untuk terapi lokal (salut enterik);11. Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya produksinya lebih rendah;12. Pemakaian oleh penderita lebih mudah;13. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.(The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294 dan Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)

III.4 Kerugian Sediaan TabletDi samping keuntungan di atas, sediaan tablet juga mempunya beberapa kerugian, antara lain :1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak sadar/pingsan);2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain : Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis; Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup besar atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit untuk diformulasi (harus diformulasi sedemikian rupa); Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi, atau zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban udara, memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa. Dalam hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik daripada tablet.(The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294)

Tetapi jika dibandingkan dengan keuntungannya, kerugian sediaan tablet jauh lebih sedikit sehingga sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak dijumpai di perdagangan.

III.5 Bentuk dan Penggolongan TabletTablet dapat digolongkan, dengan penggolongan utama berdasarkan cara pemberian atau fungsinya, yaitu : Tablet Oral untuk Dimakan1. Tablet Kempa atau Tablet Kempa StandarKebanyakan tablet jenis ini mengandung obat yang diharapkan berefek lokal dalam saluran cerna. Obat itu merupakan bentuk obat yang tidak larut dalam air dan obat yang termasuk dalam kategori terapi seperti itu adalah antasida.2. Tablet Kempa GandaAda dua kelompok tablet yang dikempa beberapa kali yaitu tablet berlapis dan tablet yang disalut dengan pengempaan. Dalam pembuatannya memerlukan lebih dari satu kali tekanan, dan hasilnya menjadi tablet dengan beberapa lapisan atau tablet di dalam tablet. Tablet dalam kategori ini biasanya dibuat untuk salah satu dari kedua alasan, yaitu untuk memisahkan secara fisika atau kimia bahan-bahan yang tidak dapat bercampur, atau untuk menghasilkan produk dengan kerja ulang atau produk dengan kerja yang diperpanjang.3. Tablet Aksi Diperlama dan Tablet Salut EnterikDimaksudkan untuk melepas obat sesudah penundaan beberapa lama, atau setelah tablet melalui satu bagian saluran cerna ke bagian lainnya. Tablet salut enterik merupakan tablet yang disalut dengan lapisan yang tidak melarut atau hancur dilambung tapi di usus. 4. Tablet Salut Gula dan Tablet Salut CokelatPeranan utama kedua tablet salut ini untuk mendapatkan bentuk obat yang menarik, mengkilap, serta mudah untuk menelannya.

5. Tablet KunyahTablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah di mulut sebelum ditelan dan bukan untuk ditelan utuh. Tujuan nya untuk memberikan suatu bentuk pengobatan yang dapat diberikan dengan mudah kepada anak-anak atau orang tua, yang mungkin sukar menelan obat utuh.

- Tablet yang Digunakan dalam Rongga Mulut1. Tablet Buccal dan Sublingual Kedua jenis tablet ini dimaksudkan untuk diletakkan di dalam mulut, agar dapat melepaskan obatnya sehingga diserap langsung oleh selaput lendir mulut. Kedua jenis tablet ini biasanya kecil dan rata, diletakkan di antara pipi dalam dengan gigi (tablet buccal), atau dibawah lidah (tablet sublingual). Obat-obat yang diberikan dengan cara ini dimaksudkan agar memberikan efek sistemik, dan karena itu harus dapat diserap dengan baik oleh selaput lendir mulut. Tablet ini dirancang larut secara lambat, biasanya dalam jangka waktu 15-30 menit, agar penyerapan berlangsung dengan baik.

2. Troches dan Lozenges (Tablet Hisap)Tablet hisap adalah sediaan padat mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut. (Depkes RI, 1995)Nama lain dari tablet hisap adalah lozenges. Lozenges berasal dari kata losenge yang berarti bentuk berlian (diamond) dengan empat sisi yang sama. Tablet hisap dimulai pada awal abad ke 20, sekarang telah berkembang dengan baik dan telah dibuat secara komersial. Tablet hisap normalnya berupa padatan dan keras. Biasanya berbentuk rata, bundar, oktagonal,dan bikonvek. Terdapat juga bentuk yang lain yaitu basili berupa batang pendek dan silindris. Tablet hisap juga ada yang lunak yang disebut dengan pastiles yaitu tablet hisap dengan bahan gelatin dan gliserin, tablet hisap jenis ini memerlukan waktu lebih lama untuk dipecah atau dilarutkan dibandingkan dengan tablet hisap kempa. ( Peter 1980).Tablet Hisap umumnya ditujukan untuk pengobatan iritasi lokal atau infeksi mulut atau tenggorokan, tetapi dapat juga mengandung bahan aktif yang ditujukan untuk absorbsi sistemik setelah ditelan. (Depkes RI, 1995). Jenis tablet ini dirancang agar tidak hancur dalam rongga mulut tetapi melarut atau terkikis perlahan dalam waktu beberapa menit. ( Banker dan Anderson 1986 )Pembuatan tablet hisap dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dibuat dengan cara tuang atau Hard Candy Lozenges (dengan bahan dasar gelatin dan atau sukrosa yang dilelehkan atau sorbitol) atau dengan cara kempa tablet atau Compressed Tablet Lozenges menggunakan bahan dasar gula. Tablet hisap tuang kadang-kadang disebut sebagai pastiles, sedangkan tablet hisap kempa disebut sebagai troches. Hard candy lozenges tidak hancur tetapi terkikis atau melarut dalam rongga mulut, serta memiliki tekstur permukaan yang halus dan rasa yang enak. Dalam pembuatan hard candy lozenges diperlukan suhu yang tinggi sehingga kemungkinan terdapat bahan aktif yang mengalami degradasi. Compressed tablet lozenges umumnya terdiri dari bahan aktif yang di campur dengan bahan pengisi, bahan pengikat, lubrikan, tanpa disintegran membentuk campuran serbuk. Bahanbahan yang digunakan sebagai pembentuk compressed tablet lozenges dapat dimodifikasi sesuai jenis tablet yang diinginkan (Allen, 1998). Kompresi tablet dan proses granulasi menjadi pertimbangan sehubungan bentuk, ukuran serta organoleptis tablet yang dihasilkan (Peter, 1980).Dimaksudkan untuk memberi efek lokal pada mulut atau kerongkongan. Digunakan untuk mengobati sakit tenggorokan atau untuk mengurangi batuk pada influenza. Troches dan lozenges biasanya dibuat dengan menggabungkan obat dalam suatu bahan dasar kembang gula yang keras dan beraroma yang menarik.Pembuatan tablet hisap hampir sama dengan tablet biasa. Dalam pembuatannya dibutuhkan tekanan tinggi dan bahan pengikat yang lebih banyak. Tablet hisap jenis ini dibentuk dengan jalan peleburan atau molded. Bahan-bahan tablet yang akan dibentuk dipanaskan dan mencair seperti sirup gula yang padat. Cairan bahan penyusun tablet dibiarkan sampai mengeras kemudian dipotong dengan ukuran dan ketebalan yang pas. Tablet hisap diharapkan dapat melarut perlahan dalam mulut sehingga kekerasan tablet ini harus lebih besar dari tablet biasa.

3. Dental ConesDental cones merupakan suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu senyawa antibakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk mengurangi perdarahan dengan melepaskan suatu astringen atau koagulan.

- Tablet yang Diberikan dengan Cara Lain1. Tablet Implantasi (Tablet Depo)Tablet ini dimaksudkan untuk ditanam di bawah kulit manusia atau hewan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan efek obat dalam jangka waktu yang lama, berkisar dari satu bulan sampai satu tahun. Biasanya dibuat sedemikian rupa, sehingga obat yang terkandung dilepaskan dengan kecepatan yang konstan.2. Tablet VaginalTablet ini dimaksudkan agar dapat larut secara perlahan-lahan, dan melepaskan obat yang terkandung di dalamnya ke rongga vagina.

Tablet yang Digunakan untuk Membuat Larutan1. Tablet EffervescentTablet effervescent dimaksudkan untuk menghasilkan larutan secara cepat dengan menghasilkan CO2 secara serentak. Keuntungan tablet effervescent sebagai bentuk obat adalah kemungkinan penyiapan larutan dalam waktu seketika, yang mengandung dosis obat yang tepat. Kerugiannya ialah kesukaran untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia.

2. Tablet Dispensing Tablet ini dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu, oleh ahli farmasi atau konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi tertentu.3. Tablet HipodermikTablet hipodermik terdiri dari satu obat atau lebih, dengan bahan-bahan lain yang dapat segera larut dalam air, dan dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air yang steril atau air untuk injeksi.4. Tablet TriturasiTablet ini bentuknya kecil dan biasanya silinder, dibuat dengan cetakan atau dibuat dengan kompresi, dan biasanya mengandung sejumlah kecil obat keras. Tablet triturat ini digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan obat.

III.6 Masalah-Masalah Dalam Pembuatan TabletPermasalahan yang mungkin timbul adalah berkenaan dengan bagaimana cara membuat sediaan yang baik dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.Untuk membuat sediaan yang baik diperlukan data preformulasi yang meliputi stabilitas, organoleptik, sifat fisikokimia, dan data-data lain yang menunjang sehingga dapat diperkirakan bahan baku yang cocok untuk terbentuknya suatu sediaan yang baik dan tercapainya tujuan penggunaan.Adapun masalah-masalah yang mungkin terjadi :1. OTT zat aktif (meleleh, berubah warna, terurai, dan sebagainya).2. Stabilitas zat aktif :a. Untuk zat yang rusak oleh adanya air, dibuat dengan metode pembuatan tablet yang tidak menggunakan air dan perlu diperhatikan pelarut yang digunakan untuk granulasi.b. Untuk zat yang mudah teroksidasi dengan pemanasan dan sinar UV, digunakan metode pembuatan tablet yang tidak memakai pemanasan dan sinar UV dalam prosesnya.c. Untuk zat yang higroskopis, jangan menggunakan metode granulasi basah memakai mucilago amyli karena massa cetak yang terjadi sulit untuk dikeringkan. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan adsorben seperti Aerosol < 3%.d. Untuk zat yang tidak tahan air dan pemanasan dapat digunakan metode pembuatan tablet dengan cara kempa langsung atau granulasi kering Untuk zat dengan jumlah kecil (jumlah fines 30%) dapat dibuat dengan GK.3. Pemilihan bahan pembantu yang cocokUntuk penentuan eksipien perlu diperhatikan OTT dengan zat aktif. Di samping itu, bahan pembantu yang digunakan harus mempunyai titik leleh yang cukup tinggi sehingga pada pencetakan tidak meleleh.4. Jumlah fines totalJumlah fines yang ditambahkan pada masa cetak maksimal 30%, idealnya 15%. Jika lebih besar akan menyusahkan pada pencetakan tablet.5. Perbandingan bobot jenis zat aktif dengan pembawa (jika terlalu jauh hendaknya jumlah fine sesedikit mungkin)6. Konsentrasi Mg stearat sebagai lubrikan maksimal 2%. Jika terlalu besar akan terjadi laminating.7. Penggunaan mucilago amyli sebagai pengikat pada proses pembuatan tablet akan mempersulit disolusi zat aktif dari dalam granul karena mucilago amyli yang sudah kering sulit ditembus air. Untuk mengatasinya, perlu ditambah pembasah (Tween 80 0.05%-0.15%) sehingga tablet mempunyai waktu hancur lebih baik.8. Pada penggunaan PVP sebagai pengikat, PVP sebaiknya dilarutkan dalam alkohol 95%. Tetapi pada tahap awal, volume alkohol yang digunakan tidak diketahui sehingga dapat diberikan sebagai serbuk.9. Penggunaan amylum yang terlalu banyak (maksimal 30%) menyebabkan tablet tidak dapat dicetak karena kompresibilitasnya sangat jelek.10. Amylum yang digunakan sebagai penghancur luar haruslah amylum kering karena dengan adanya air akan menurunkan kemampuannya sebagai penghancur. Pengeringan amylum dilakukan pada suhu 70 C karena pada suhu ini tidak terjadi gelatinasi dari amylum.11. Pada pembuatan tablet dengan metode KL, sebagai pembawa dapat digunakan kombinasi Avicel dengan Primogel atau Avicel dan Starch 1500 dengan perbandingan 7:3 (penelitan Aliyah) atau 3:1. Karena Avicel memiliki kompresibilitas yang baik tapi alirannya kurang baik, maka untuk memperbaiki alirannya dapat digunakan Primogel atau Starch 1500.12. Untuk mengatasi kekeringan granul akibat pengeringan yang tidak terkontrol maka perlu penambahan humektan yaitu gliserin atau propilen glikol 1 4% dihitung terhadap mucilago.Gliserin ditambahkan pada mucilago (pengikat) untuk mempermudah homogenitas gliserin pada tablet, sama halnya dengan penambahan Tween untuk zat aktif hidrofob pada mucilago. Penambahan gliserin dan Tween adalah untuk tujuan: Gliserin : dikhawatirkan pada waktu pengeringan air hilang/menguap semua Tween : dikhawatirkan komposisi yang digunakan menolak air, sehingga perlu penambahan Tween agar tablet tidak pecah.Jumlah Tween yang tepat tergantung pada: Jumlah zat aktif Jumlah bahan pembantu yang digunakan13. Jumlah aerosil yang ditambahkan tidak boleh lebih dari 3% karena aerosil bersifat voluminous dan menyerap air sehingga tablet dapat membatu yang menyebabkan waktu hancur lebih lama.14. Bila bobot tablet terlalu tinggi dan bervariasiKemungkinan disebabkan oleh: Distribusi pada hoover yang disebabkan proses getaran. Sehingga yang kecil terdesak, granul yang besar akan keluar lebih dahulu, karena ada proses pemampatan. Oleh karena itu perlu diusahakan ukuran granul yang seragam. Aliran granul yang kurang baik Distribusi partikel tidak normal, karena bobot jenis berbeda jauh, sehingga aliran jelek. Lubrikan kurang sehingga alirannya jelek.15. Jika zat aktif larut air: Jangan menggranulasi dengan air Sebagai pengikat, gunakan pelarut yang tidak melarutkan massa tablet.Ketentuan : misalkan digunakan pelarut X, boleh saja ada zat yang larut dalam pelarut X yang digunakan sebagai pelarut pengikat, tetapi maksimal 30%.

III.7Masalah Dalam Pembuatan Tableta. Lengket pada CetakanManifestasinya : Melekat pada die dan sulit untuk dikeluarkan Bunyi keras pada mesin Tablet kopak, jelek, sisi tablet kasar, kadang-kadang hitam

Penyebab : Antiadheren kurang Lubrikan kurang atau tidak tepat Kandungan air (aspek kadar air) tinggi akan menyebabkan penempelan pada die, sedangkan kadar air rendah dapat menyebabkan laminating atau capping. Kemungkinan karena interaksi kimia atau fisika, contoh interaksi fisika etoksi benzamin dengan kafein, gliseril guaiakolat dengan prometazin HCl, yaitu terjadinya pelelehan sehingga adhesivitas tinggi dan akhirnya menjadi lengket. Bahan baku dengan titik leleh sangat rendah, sehingga kesulitan dalam masalah pencetakan, contoh :Ibuprofen, Gliseril guaiakolat, Siprofloksasin (Antibiotik turunan Imidazol).

Penyelesaian Masalah : Meningkatkan antiadheren dan lubrikan Penggantian lubrikan yang cocok Memperbaiki distribusi lubrikan dengan pengayakan melalui ayakan mesh 30 dan mencampurnya dengan granul Mengurangi jumlah air tapi jangan sampai berada di bawah optimum, karena tablet menjadi kurang baik. Jika sudah diketahui jumlah pembasah yang paling baik maka agar pembasahnya pas, dilakukan dengan menambahkan pembasah ke dalam larutan pengikat, yaitu bahan pembantu yang tidak menguap tapi basah, contoh Propilen glikol atau gliserin. Jika terjadi lengket mungkin karena punch dan die yang rusak, sebab kalau cacat pada punch, maka akan melekat sehingga ratakan punch dan die. Kalau mungkin pencetakan pada suhu rendah dan humiditas rendah karena khusus untuk bahan aktif dengan titik leleh rendah atau terjadi campuran eutektik maka zat campuran eutektik semakin mudah menyerap air. Contoh : Kombinasi ampisilin dengan asam klavulanat, dimana asam klavulanat mudah hancur dengan kelembaban dan temperatur yang tinggi. Oleh karena itu, pembuatannya dilakukan dalam suhu dan RH yang rendah. Perubahan bahan pengisi, bahan pengisi dengan titik leleh tinggi dan dapat mengadsorbsi, seperti SiO2 dan aerosil (adsorben). Penambahan aercsil pada tablet akan menyebabkan penampilan tablet yang bagus, jernih dan mengkilat, namun waktu hancur semakin panjang.

b. Lengket pada punch (sticking, picking & filming) Sticking : Terjadi karena pengeringan/ lubrikan yang tidak sesuai, akibatnya permukaan tablet melekat pada bagian muka punch sehingga muka tablet nampak goresan Picking : Adalah lekatan lekatan di mana sebagian kecil granul lengket pada muka punch dan terus bertambah pada setiap revolusi pengempaan, menimbulkan lekukan-lekukan pada muka tablet Filming : Adalah pembentukan lambat dari picking dan pada sebagian besar dikarenakan kandungan lembab granul berlebihan, kelembaban dan suhu ruang yang tinggi atau muka punch aus (hilang pelumasan).

Penanggulangannya : Menurunkan ukuran granul Mengganti/ mengurangi lubrikan Tambah adsorben (silika, avicel, Al(OH)3) Memoles muka punch sehingga adhesivitas tablet dan pons sangat kecil Membersihkan dan menyalut muka punch dengan minyak mineral

1. Capping/Laminating Capping : bagian atas tablet terpisah dari bagian utamanya Laminating : tablet memisah dan menjadi 2 bagian saat proses pengeluaran dari die

Penyebab : Terjebaknya udara dalam granul sehingga tertekan dalam die selama pengempaan dan kemudian mengembang pada saat gaya kempa dilepaskan (Jeratan udara disebabkan jumlah fine dalam granul) Kadar air granul terlalu tinggi Terlalu banyak/ terlalu sedikit lubrikan Punch dan die masih baru sehingga menyatu sangat rapat pada saat pengempaan (gaya tekan terlalu besar) Zat pengikat yang kurang tepat.

Penanggulangannya : Pembuatan granul diulang jika penyebabnya adalah kelebihan atau kekurangan pengikat atau tidak cocok. Tambahkan pengikat kering seperti gom arab, sorbitol, PVP, sakarin, NHPC, LHPC 21, Metilselulosa dengan konsistensi tinggi, sehingga meningkatkan kekompakan tablet. Mengganti prosedur granulasi Mengganti atau meningkatkan/ menurunkan jumlah lubrikan Mengurangi diameter punch sampai 0,0005 0,002 inchi (bergantung ukurannya)

2. Chipping/ Retakan (Cracking)Chipping : tablet rusak di bagian tepi

Penyebab: Mesin/ pengaturan stasion tidak tepat Masalah mirip dengan capping, laminating Retak biasanya pada bagian tengah atas tablet karena pengembangan tablet saat gaya kompresi dilepaskan Terjadi jika menggunakan deep concave punchPenyelesaian : Punch dan die supaya di poles Untuk ukuran granul yang besar, kurangi partikel granul. Diganti punch dan die Tambahkan pengikat kering Kurangi jumlah fine

3. Mesin berderit-derit selama proses pencetakan Dapat disebabkan karena kurang lubrikan/ tingginya gesekan antara masa cetak dengan dinding die.

4. Totol-totolTotol pada permukaan tablet terjadi karena terjadi migrasi warna yang tidak homogen/ hasil reaksi antar komponen dalam formula/ ukuran granul tidak sesuai dengan bobot tablet.

5. Keseragaman bobot (FI III) tidak memenuhi syaratPenyebab pertama : Aliran kurang baik Distribusi ukuran granul yang tidak tepat, sebab dengan demikian mungkin saja timbul porositas tinggi, yang tidak dapat menjamin keseragaman bobot karena adanya distribusi baru pada saat pencetakan. Sistem pencampuran yang tidak benar, sehingga mesin harus terkunci baik terutama punch bawah karena dapat berubah-ubah sehingga bobot berbeda-beda.

Penyelesaian masalah : Perbaiki atau ulangi proses pembuatan granul, perbaikan distribusi ukuran granul, pengikat, granulasi, perbaikan pencampuran massa cetak. Perbaikan mesin tablet yaitu validasi mesin tablet. Aliran yang tidak baik dapat menyebabkan bobot tablet yang berbeda-beda. Penyebab aliran kurang baik: kandungan air tinggi sehingga adesivitas tinggi dan aliran menjadi kurang ; porositas tinggi, udara terjebak banyak karena fines dan pengikat yang tidak cocok atau kurang. Jumlah fines meningkat, porositas meningkat, aliran tidak baik.

Penyebab kedua :distribusi granul tidak baik.Penyelesaian Masalah : Kurangi kadar air Pembuatan granul baru sehingga menyebabkan porositas kecil, distribusi granul optimal sehingga aliran bagus.

6. Keseragaman Kandungan (Suplemen FI IV)Dilakukan bila : Kadar bahan aktif dibawah 25 mg Bila perbandingan kadar bahan aktif dengan bobot tablet lebih kecil dari pada 25%

Penyebab jeleknya keseragaman kandungan : Karena aliran jelek Pencampuran pregranulasi tidak benar maka tentukan dulu homogenitas zat aktif dalam granul (di pabrik) Karena kadar fines tinggi maka porositas tinggi (bobot berbeda-beda) Kandungan air yang tinggi sehingga aliran kurang baik Kondisi mesin tidak benar.

Penyelesaian masalah Perbaikan ukuran granul meliputi pencampuran, perubahan pengikat, granulasi. Kalibrasi mesin.

IV. PREFORMULASI1. Resep Standar

2. Tinjauan Pustaka Zat Aktifa. Sifat kimiaNama : Antalgin Sinonim : MetampironRumus Molekul : C13H16N3NaO4S . H2OBM : 351,37Kadar Bahan Aktif : mengandung tidak kurang dari 99% dan tidak lebih dari 101,0%b. Sifat fisikaPemerian : serbuk hablur, putih sampai kuningKelarutan: 1:1,5 dalam air, 1:30 dalam alkohol, sedikit larut dalam kloroform dan tidak larut dalam eter.Stabilitas : tidak stabil terhadap udara lembap dan harus dilindungi dari cahaya matahari

c. Sifat farmakologisIndikasi : nyeri akut hebat setelah pembedahan atau luka, nyeri karenatumor atau kolik. Nyeri hebat akut atau kronik jika analgesiklain tidak menolong, demam tinggi bila antipiretik lain tidakbisa menolong.Kontraindikasi: alergi dipiron, granulasi topenia, porifiria intermiten, defisiensi GGPD payah jantung, wanita hamil 3 bulanpertama dan 6 minggu terkir, bayi.Efek Samping: infeksi lambung hiperdrosis, retensi cairan dan garam, alergicukup sering terasa dikulit edema angioneuretik,agranulsitosis, panistopenia, dan netrosis.Perhatian : pengobatan harus segera timbul gejala perta,a turunnyajumlah sel darah merah atau granulositopenia sakittenggorokan atau tanda infeksi lainnya, hati-hati padapenderita berpenyakit darah.Interaksi obat : Efek ototoksik meningkat bila diberikan bersama aminoglikosida Tidak boleh diberikan bersama etakrinat Toksisitas salisilat meningkat bila diberikan secara bersamaan Mengantagonis tubokurarin dan meningkatkan efek suksinolkolin dan obat antihipertensi.Mekanisme Kerja:Antalgin adalah derivat metansulfonat dan amidopirina yang bekerja terhadap susunan saraf pusat yaitu mengurangi sensitivitas reseptor rasa nyeri dan mempengaruhi pusat pengatur suhu tubuh. Tiga efek utama adalah sebagai analgesik, antipiretik dananti-inflamasi. Antalgin mudah larut dalam air dan mudah diabsorpsi ke dalam jaringan tubuh.Dosis :Oral Dewasa: 500 - 1000 mg 3 - 4 kali sehari (maksimum 3 gram sehari) Anak-anak: 250 - 500 mg 3 - 4 kali sehari (maksimum 1 gram untuk < 6 tahun dan 2 gram untuk 6 - 12 tahun).

3. Monografi Zat Tambahan a. Laktosa (Lachman Tablet) Inkompatibel dengan: senyawa yang sangat basa, asam askorbat, salisilamid, pyrilamine maleat, phenilephrine HCl Granul Laktosa Monohidrat hidrat mengandung kadar lembab 4-5% Laktosa Monohidrat adalah gula peredukasi bereaksi dengan amin menghasilkan reaksi Maillard Isomer: dan (dalam campuran berada dalam kesetimbangan kedua bentuk)

(Lachman Industri) Pengisi yang paling umum, ada 2 bentuk: hidrat dan anhidrat Jarang bereaksi dengan obat (hidrat dan anhidrat) Untuk GB pakai Laktosa Monohidrat HIDRAT; Laktosa Monohidrat anhidrat tidak mengalami reaksi Maillard (dengan zat aktif mengandung amina dengan adanya logam stearat), tetapi menyerap lembab. Secara umum tablet menunjukkan release rate yang baik, granulnya cepat kering, disintegrasi tablet tidak banyak dipengaruhi oleh kekerasan

(Handbook of Pharm Excipient) Keburukan: Laktosa Monohidrat dpr berubah warna dengan adanya basa amin dan Mg-stearat Dikenal 4 macam bentuk: granul kasar (60-80 mesh), granul halus (80-100 mesh), granul spray dried (100-200 mesh), dan Laktosa Monohidrat anhidrat Dikenal sebagai gula susu.b. Talk (HOPE, 5th,767) Pemakaian :Digunakan di dalam formulasi tablet sebagai pengisi dan lubrikan. Konsentrasi yang digunakan sebagai lubrikan 1-10%. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam dilute acids and alkalis, pelarut organik dan air pH :6,5 -10 untuk dispersi 20% b/v Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil, dapat disterilkan dengan pemanasan pada suhu 160C tidak lebih dari sejam, juga dapat disterilkan dengan otilen oksida atau penyinaran gamma. OTT :Senyawa ammonium kuatenerc. Menthol(Farmakope Indonesia IV hal. 529) Pemerian: hablur heksagonal/ serbuk hablur, tidak berwarna, biasanya berbentuk jarum, atau massa yang melebur, berlemak seperti minyak pemen Kelarutan: sukar larut dalam air; sangat mudah larut dalam etanol, dalam kloroform, dalam eter, dan dalam heksana; mudah larut dalam asam asetat glasial, dalam minyak mineral, dan dalam minyak lemak, dan dalam minyak atsiri Khasiat: sebagai analgetik OTT: dengan -naftol, butilkloralhidrat, camphora, kloral hidrat, chromium trioksid, phenol, KmnO4, pirogalol, resorsin, tymol (Handbook of pharmaceutical Exipients hal 304) Penyimpanan:dalam wadah tertutup rapat sebaiknya pada suhu kamar terkendali

d. Asam sitrat (FI III, hal 50) Nama obat: Acidum Citricum Sinonim: Asam Sitrat Struktur kimia: C6H807.H2O BM: 210.14 Pemerian: Hablur tidak berwarna atau serbuk putih tidak berbau. Rasa sangat asam, agak higroskopis, merapuh dalam udara kering dan panas. Kelarutan: Larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian etanol (95%) P, sukar larut dalam eter. Incompatibilitas: Asam sitrat income dengan potassium tatrat, alkali dan alkali tanah karbonat dan bikarbonat, asetat dan sulfide income terhadap pengoksida basis, pereduksi dan nitrat berpotensi meledak atau terurai jika dikombinasikan dengan logam nitrat. (EXP 1 hal.140) Kegunaan: sebagai asidulans

e. Gelatin (Handbook of Excipien tahun 6 edition Hal 278) Pemerian : Lembaran dan granul tembus cahaya atau serbuk; seperti kaca; rapuh; warna gading muda sampai kuning pucat ; tidak berbau; tidak berasa Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, kloroform, etanol 95%, eter dan metanol; Larut dalam gliserin, asam dan basa, meskipun asam dan basa kuat dapat menyebabkan pengendapan. Dalam air, gelatin mengembang dan melunak. Larut dalam air panas membentuk gel setelah didinginkan mencapai suhu 35- 40 oC. Pada suhu > 40 oC berbentuk sol. system gel-sol ini bersifat heat reversible. Stabilitas : Gelatin kering stabil di udara. Larutan gelatin sabil untuk waktu lama jika disimpan pada kondisi sejuk dan steril. Pada suhu diatas 50 oC, larutan gelatin mengalami depolimerisasi dan dapat terjadi penurunan kekuatan gel. Harus disimpan dalam wadah kedap udara pada tempat kering dan sejuk. Inkompabilitas : Bereaksi dengan asam dan basa, aldehid dan gula aldehid, polimer anionik dan kationik, elektrolit, ion logam, plasticizer, pengawet dan surfaktan. Mengendap dengan adanya alkohol, kloroform, eter, garam merkuri dan asam tanat Kegunaan : Pengikat tablet; bahan pelapis (coating agent) Kadar: 2-10%f. Na. Saccharin Pemerian: Tidak stabil pada pemanasan, serbuk putih, tidak berbau, rasamanis. Kelarutan: Larut dalam 1,5 again air dan dalam 50 again etanol 95% pH: 6.6 Sinonim: Benzoic Acid Sulfimid Stabilitas: Terjadi dekomposisi hanya pada suhu 1250 C dan dalam pH yang rendah ( pH 2 ) OTT: Sakarin natrium tidak mengalami Maillard kecoklatan Kadar: 0,02 0,5%g. Essence Orange Pemerian : Terbuat dari kulit jeruk yang masih segar diproses secara mekanik. Kelarutan : Mudah larut dalam alkohol 90 %, asam asetat glasial. Stabilitas : Dapat disimpan dalam wadah gelas dan plastik. Penyimpanan : Wadah tertutup dan tempat yang sejuk, kering, dan terhindar dari cahaya matahari Kegunaan : Corigensiah. Asam stearat (Excipient 6th edition hal. 494) Pemerian : Kristal Putih atau kuning berwarna, kristalin padat, atau putih. Kelarutan : mudah larut dalam benzene, karbon tetraklorida, kloroform, dan eter, larut dalam etanol, heksan, dan propilen glikol, praktis tidak larut dalam air. Konsentrasi: 1-3% Kegunaan : lubrikan dalam pembuatan tablet OTT : Inkomapatibel dengan hamper semua logam hidroksida dan zat pengoksidasi. Stabilitas : Zat stabil, harus disimpan di tempat tertutup. Inkompatibilitas: logam OH basa zat pereduksi dan zat pengoksidasi4. FormulaResep Acuan (Formula Penelitian Mahasiswa UI, Juli 2012)Resep RencanaNo.Nama ZatKadar

1.Ekstrak kulit manggis (mg)100

2.Manitol (%)33,625

3.Laktosa monohidrat (%)33,625

4.PPS (%)5

5.HPMC (%)

6.Talk (%)5

7.Asam sitrat anhidrat 2,5

8.Aspartam0,25

Total mg500

No.Nama ZatKadarFungsi

1.Methampyron99-101,0%Zat aktif

2.Laktosa40-50%Pengisi

3.Talk1-10%Pelincir

4.Asam sitrat2,5%asidulans

5.Na. Saccharin0,02-0,5%pemanis

6.Gelatin2-10 %Pengikat

7.Asam Stearat 1-3%Anti adheren

8.Essence orangeQscorrigensia

5. Perhitungan dan Penimbangan Perhitungan Bobot Tablet= 500 X 60= 30.000 mg Methampyron= 125 X 60= 7.500 mg Gelatin= 5% x 30.000= 1.500 mg Talcum= 2,5% X 30.000= 750 mg Asam Stearat= 2,5% 30.000= 750 mg Asam Sitrat= 2,5% X 30.000= 750 mg Natrium Sakarin= 0,25% X 30.000= 75 mg Lactosa= 30.000 - (7500 + 1500 + 750 + 750 + 750 + 75)= 30.000 (11.325)= 18.675 mg Essence orange q.s Penimbangan Methampyron= 4.800 mg Laktosa= 18.675 mg 18.700 mg Gelatin= 1500 mg Talcum= 750 mg Asam Sitrat= 750 mg Asam Stearat= 750 mg Natrium Sakarin= 75 mg 50 mg Essence orange q.s

V. ALAT DAN BAHANA. AlatB. Bahan1. Kertas perkamen1. Metampiron 2. Mortir + Stamper2. Laktosa 3. Beaker glass + corong3. Talkum 4. Batang pengaduk 4. Gelatin5. Ayakan5. Asam sitrat6. Neraca analitik6. Na. Sakarin7. Alat cetak tablet7. Essence orange8. Piknometer8. Asam Stearat9. Dissintegration tester10. Hardness tester

VI. PROSEDURA. PEMBUATAN TABLET1) Menimbang dan mencampur bahan-bahana. Timbang semua bahan yang diperlukanb. Campurkan zat aktif (metamphyron), pengisi (laktosa), Talcum (pelincir), As.Sitrat (asidulans), As. Stearat (Anti adheren),Na. Sakarin (pemanis).c. Buat larutan gelatin sebagai bahan pengikatYaitu dengan cara membiarkan gelatin terhidrasi dengan air dingin kemudian dipanaskan dengan air sebanyak 10 kalinya sampai mendidih2) Pembuatan granula. Tambahkan sedikit demi sedikit bahan pengikat (larutan gelatin) ke massa I, aduk dan gerus sambil massa sampai homogen. Lalu campurkan sedikit demi sedikut essence orange qs. Gerus homogen hingga warna terlihat merata.b. Setelah massa kenyal dan dapat dikepal, massa siap untuk digranul.3) Penyaringan atau pengayakan massa granula. Tekan massa granul melalui ayakan no.6 atau no.8b. Setelah semua berubah menjadi granul, tebar di atas selembar kertas yang lebar4) Pengeringan granulKeringkan granul pada rak kabinet dengan sistem sirkulasi udara dan pengendalian temperatur yang baik (sekitar 60 C)5) Penyaringan atau pengayakan keringSetelah dikeringkan granul diayak dengan ayakan yang mempunyai lubang lebih kecil yaitu nomor 12-206) Lalu lakukan uji granul (seperti uji granulasi basah) Uji daya alir Uji kompresibilitas granul Uji sudut istirahat7) Pencampuran lubrikan atau pelincira. Timbang pelincir yang diperlukan (jumlah pelincir yang dipakai (2,5%)b. Campurkan dengan massa granul kering dengan menggunakan lata pencampur atau dengan cara pengocokan dalam botol bermulut lebar.8) Pencetakan tableta. Masukkan granul ke dalam ruang cetakan melalui corong atau hopper b. Gerakkan mesin cetakan dengan tangan atau menggunakan listrik c. Diturunkan cetakan bagian bawah maka akan terisi granul yang berada pada hopperd. Cetakan ditarik dengan menggeser kelebihan granul dan diratakane. Cetakan dan mengempa bahan dalam cetakan membentuk tablet.9) Lakukan uji tablet Uji keseragaman ukuran Uji keseragaman bobot Uji kerenyahan tablet Uji disolusi Uji kekerasan tablet

EVALUASI

A. Evaluasi granulGranul adalah partikel partikel yang berukuran kecil. Umumnya granul dibuat dengan melembabkan serbuk / campuran serbuk dan di giling. Lalu melewatkannya pada cela ayakan, dengan ukuran lubang ayakan sesuai dengan granul yang diinginkan ( Voigt, 1994 ). Granul yang baik memenuhi syarat, dalam bentuk dan warna yang sedapat mungkin teratur, sedapat mungkin memiliki distribusi butiran yang sempit dan mengandung bagian yang berbentuk serbuk lebih dari 10 % , memiliki daya hancur yang baik, menunjukkan kekompakkan mekanis yang memuaskan, tidak terlampau kering dan larut baik didalam air ( Voigt, 1994). Pembuatan granul dalam formulasi tablet bertujuan agar campuran serbuk dapat mengalir bebas dan merata dari hopper ke dalam cetakan ( ruang die ) ( Ansel, 1989). Evaluasi fisik granul dibagi atas :1. kecepatan alir Kecepatan alir adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah granul untuk mengalir dalam suatu alat. Sifat aliran ini digunakan untuk melihat efektivitas bahan pelincir, mudah tidaknya granul mengalir, dan sifat permukaan granul ( Voigt, 1994 ). Kecepatan alir diperoleh dari waktu dalam detik yang diperlukan sejumlah tertentu granul untuk mengalir melewati alat penguji ( corong ) .Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan corong yang diisi dengan granul lalu di catat waktu alir yang dibutuhkan granul untuk mngalr keluar corong dapat ditulis dalam perbandingan. Rumus :

Dimana v = kecepatan alir M = massa granul T= waktu yang dibutuhkan granul untuk mengalir keluar.Hubungan antar kecepatan alir suatu granul dengan sifat sifat alir granul adalah sebagai berikut :

Laju Air (gr/s)Sifat Aliran

>10Sangat baik

4 10Baik

1,6 4Sukar

38Sangat buruk

(Aulton, 2001)

3. Sudut diam udut diam adalah sudut tepat yang terjadi antara timbunan partikel bentuk krucut dengan bidang horizontal dan sudut yang maksimum dibentuk permukaan serbuk dengan permukaan horizontal pada waktu berputar dinamakan sudut diam. Massa cetak diletakkan dalam corong alat uji kecepatan alir yang bagian bawahnya ditutup. Massa cetak yang keluar dari alat tersebut dihitung kecepatan alirannya dengan menghitung waktu yang diperlukan oleh sejumlah serbuk untuk turun melalui corong alat penguji dengan menggunakan stopwatch dari mulai dibukanya tutup bagian bawah hingga semua masa granul mengalir keluar dari alat uji. Timbunan granul dapat digunakan untuk menghitung sudut istirahat. Diameter rata-rata timbunan granul dan titik puncak timbunan granul diukur ( Lacman, Lieberman dan Kanig.1994). sudut diam dapat dihitung dengan persamaan

Dimana tan adalah sudut diam, h adalah tinggi kerucut yang dihasilkan, dan r adalah jari-jari kerucut yang dihasilkan. Hubungan antara sudut diam dengan kecepatan alir adalah sebagai berikut:Sudut Istirahat Sifat Aliran

40Sangat sukar

(Aulton, 2001)

B. Evaluasi Tablet Hisap Metampyrona.Penampilan UmumPenampilan umum suatu tablet sangat penting bagi penerimaan konsumen, bagi pengontrolan keseragaman antar vahan, serta antar tablet dari yang satu ke yang lainnya, dan memantau pembuatan yang bebas kesalahan. Mengontrol penampilan umum tablet, yang melibatkan sejumlah pengukuran seperti ukuran tablet, bentuk tablet, warna, ada tidaknya bau, rasa, bentuk permukaan, konsentrasi dan cacat fisik, serta kemudian untuk membaca tanda-tanda pengenal (Lachman, Lieberman dan Kanig, 1994).

b.Keseragaman bobotKeseragaman bobot tablet ditentukan berdasarkan banyaknya penyimpangan bobot pada tiap tablet terhadap bobot rata-rata dari semua tablet sesuai syarat yang ditentukan dalam Farmakope Indonesia edisi IV (Anonim, 1995).Tablet yang tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan cara perhitungannya. Menurut Farmakope Indonesia Edisi III (1979), cara perhitungan bobot keseragaman tablet adalah timbang 20 tablet, hitung bobot rata-ratanya. Lalu timbang satu persatu tablet dan tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya yang menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan di kolom A, dan tidak satu pun tablet yang bobot rata-ratanya meyimpang dari kolom B. Jika tablet yang digunakan tidak cukup 20 tablet maka cukup menggunakan 10 tablet dengan syarat tidak ada satu tablet pun yang bobot rata-ratanya lebih besar dari kolom A maupun kolom B. Pengujian keseragaman bobot menggunakan neraca analitik.Tabel penyimpangan bobot tablet :Bobot Rata-RataPenyimpangan Bobot Rata-Rata (%)

AB

25 mg15%30%

26 mg 150 mg10%20%

151 mg 300 mg7,5%15%

>300 mg 5%10%

c. KekerasanKekerasan merupakan parameter yang menggambarkan ketahanan tablet melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadinya keretakan tablet selama pembungkusan, pengangkutan, dan pemakaian. Kekerasan dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan. Penambahan kekerasan akan menghasilkan tablet yang kurang rapuh, sehingga bila terlalu keras akan mengakibatkan sukar hancur. Menurut Banker and Anderson (1994) kekerasan tablet hisap yang baik adalah 7-14 kg.

Hardness testerAlat uji kekerasan tablet

d. KerapuhanKerapuhan (friabilitas) dinyatakan sebagai massa partikel yang dilepaskan dari tablet akibat beban penguji mekanis. Kerapuhan dinyatakan dalam persen, yang mengacu pada massa tablet sebelum dan sesudah pengujian. Kerapuhan tablet yang baik adalah kurang dari 1% (Parrott, 1971).

Alat uji friabilitase. Waktu hancurWaktu larut tablet hisap adalah waktu yang dibutuhkan tablet hisap untuk melarut atau terkikis secara perlahan di dalam rongga mulut, karena sediaan tablet hisap ini diharapkan mampu memberikan efek lokal pada mulut dan kerongkongan dapat juga dimaksudkan untuk diabsorpsi secara sistemik setelah ditelan. Waktu melarut yang ideal bagi tablet hisap adalah sekitar 5-10 menit atau kurang (Banker and Anderson, 1994).

Alat uji waktu hancur tabletf. Uji tanggapan rasaUji tanggapan rasa dilakukan untuk mengetahui respon rasa, efek melegakan tenggorokan, kelayakan untuk dipasarkan, formula yang lebih disukai serta saran dari responden mengenai tablet hisap jahe merah yang dihasilkan. Uji ini dilakukan dengan teknik sampling acak (random sampling) dengan populasi heterogen sejumlah 20 responden. Apabila tanggapan rasa mempunyai nilai yang tinggi berarti tablet hisap tersebut dapat diterima oleh konsumen.

g. Ukuran dan Bentuk Dimensi dan bentuk kempa ditentukan oleh peralatan selama proses pengempaan. Ketebalan tablet adalah satu-satunya variabel dimensi yang berhubungan dengan proses. Pada beban kempaan yang konstan, ketebalan tablet bervariasi dengan berubahnya die, dengan distribusi ukuran partikel serta kepadatan campuran partikel yang dikempa, dan dengan berat tablet, sementara pada kepadatan pengisian die yang konstan. (Lachman, Lieberman dan Kanig, 1994). Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet. (Departemen Kesehatan RI, 1979).

Jangka sorongAlat ukur diameter dan tebal tablet hisap

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia: JakartaDepkes RI. 1995. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik IndonesiaRowe C Raymond, Sheskey J Paul, &Quinn Marian. Handbook pharmaceuticals of excipients Sixth edition. London: Pharmaceuticals Press and American Pharmacist Association

TEKNOLOGI SEDIAAN SOLIDPEMBUATAN TABLET HISAP METHAMPYRON DENGAN METODEGRANULASI BASAH

DISUSUN OLEH :

BADDRIYAH QONITA (PO.71.39.0.13.007)R.A. CENDI ELSA KARIN (PO.71.39.0.13.032)CINDY MARISKA PUTRI (PO.71.39.0.13.008)RENNY PUTERI UTAMI(PO.71.39.0.13.033)DEA FENTIKA SEPTY (PO.71.39.0.13.009)SARI DAMAYANTI(PO.71.39.0.13.035)DESI ARIYANI (PO.71.39.0.13.010)SHERLY NUR MEITA L. (PO.71.39.0.13.036)DUTA RAMADHAN (PO.71.39.0.13.011)SUCI PERMATA SARI(PO.71.39.0.13.037)DWI PUSPA RINI (PO.71.39.0.13.012)TEGUH KURNIANTO (PO.71.39.0.13.038)

KELAS : Reguler 2A

LABORATORIUM TEKNOLOGI FORMULASI NON STERILPOLTEKKES KEMENKES PALEMBANGJURUSAN FARMASITAHUN AKADEMIK 2015/2016