flagelata

15
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan Protozoa kurang jelas perbedaannya. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesis. Semua spesies Euglenophyta mampu hidup pada nutrien kompleks tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum Protozoa. Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan jelas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah (wase). Berdasarkan struktur tubuh dan alat geraknya, phylum Protozoa dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu Rhizopoda, Ciliata, Flagellata dan Sporozoa. Flagellata (Mastigophora), bergerak

Upload: olfaktorius-goenawan

Post on 14-Feb-2015

85 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Flagel

TRANSCRIPT

Page 1: flagelata

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan

Protozoa kurang jelas perbedaannya. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan

protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal

yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk

berfotosintesis. Semua spesies Euglenophyta mampu hidup pada nutrien kompleks tanpa adanya

cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum Protozoa. Contohnya strain mutan

algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa

genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan jelas antara

algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan

selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur

karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena

tidak dapat membentuk badan buah (wase).

Berdasarkan struktur tubuh dan alat geraknya, phylum Protozoa dikelompokkan menjadi 4

kelas, yaitu Rhizopoda, Ciliata, Flagellata dan Sporozoa. Flagellata (Mastigophora), bergerak

dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk

menangkap makanan. Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :

1.      Fitoflagellata. Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis. Contohnya: Euglena

viridis, Noctiluca milliaris, Volvox globator.

2.      Zooflagellata. Flagellata heterotrofik (tidak berkloroplas). Contohnya: Trypanosoma dan

Leishmania.

Secara umum Flagellata memiliki daur hidup dalam bentuk trofozoit dan kista. Berkembang

biak dengan cara vegetatif berupa pembelahan biner dan cara generatif berupa konjugasi.

Flagellata hidup secara soliter atau bentuk koloni. Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di

lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada

organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti

Page 2: flagelata

algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di

dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan.

Beberapa spesies Flagellata memiliki peran yang penting dalam ekosistem air, yaitu sebagai

fiplankton dan zooplankton. Oleh karena itu, untuk lebih mendalami mengenai Flagellata,

diperlukan kajian lebih mendalam mengenai beberapa aspek yang meliputi morfogenesis,

habitat, fisiologis, daur hidup, reproduksi dan peranan Flagellata, sehingga diharapkan akan

muncul penelitian lanjutan mengenai Flagellata dan usaha pemanfaatannya untuk masa yang

akan datang.

B.  Rumusan Masalah

1.    Bagaimana klasifikasi dari Flagellata (Mastigophora) ?

2.    Bagaimana morfogenesis dari Flagellata (Mastigophora) ?

3.    Bagaimana fisiologi dari Flagellata (Mastigophora) ?

4.    Dimana habitat dari Flagellata (Mastigophora) ?

5.    Bagaimana cara reproduksi dan daur hidup dari Flagellata (Mastigophora) ?

6.    Apakah peranan Flagellata (Mastigophora) ?

C.  Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan pembahasan adalah sebagai berikut:

1.    Untuk mengetahui klasifikasi dari Flagellata (Mastigophora).

2.    Untuk mengetahui morfogenesis dari Flagellata (Mastigophora).

3.    Untuk mengetahui fisiologi dari Flagellata (Mastigophora).

4.    Untuk mengetahui habitat dari Flagellata (Mastigophora).

5.    Untuk mengetahui cara reproduksi dan daur hidup dari Flagellata (Mastigophora)

6.    Untuk mengetahui peranan Flagellata (Mastigophora).

D.  Manfaat

Kajian mengenai Flagellata ini memiliki banyak manfaat bagi semua pihak yang membaca,

antara lain:

1.    Bagi mahasiswa, yaitu menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Flagellata.

Memperdalam pemahaman mengenai Flagellata yang meliputi klasifikasi Flagellata, morfologi,

Page 3: flagelata

fisiologi, habitat, reproduksi, daur hidup dan peranan Flagellata. Mendorong mahasiswa untuk

melakukan penelitian tentang Flagellata karena protozoa ini unik dan merupakan bentuk

peralihan antara hewan dan tumbuhan.

2.    Bagi masyarakat, yaitu menambah pengetahuan tentang hewan yang berukuran mikro tetapi

memiliki peranan vital di lingkungan perairan. Bagi peternak ikan, pengetahuan mengenai

Flagellata ini sangat bermanfaat karena banyak spesies Flagellata yang dapat digunakan sebagai

pakan alami ikan maupun udang. Selain itu, Flagellata dapat digunakan sebagai sumber Protein

Sel Tunggal (PST), misalnya Euglena viridis dan Euglena oxyuris.

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Klasifikasi Flagellata

Flagellata (dalam bahasa Latin diambil dari kata “flagell” yang berarti cambuk) atau

Mastigophora (dari bahasa Yunani,”mastig” yang berarti cambuk, dan “phora” yang berarti

gerakan), dalam taksonomi kuno Flagellata merupakan salah satu kelas dalam filum protozoa

atau protista yang mirip hewan, namun dalam taksonomi modern menjadi superkelas yang dibagi

menjadi dua kelas, yaitu fitoflagelata dan zooflagelata.

Page 4: flagelata

Alat gerak Flagellata adalah flagellum atau cambuk getar, yang juga merupakan ciri khasnya,

sehingga disebut Flagellata (flagellum = cambuk). Letak flagel berada pada ujung depan sel

(anterior), sehingga saat bergerak seperti mendorong sel tubuhnya, namun ada juga letak flagel

di bagian belakang sel (posterior). Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagela juga dapat

digunakan untuk mengetahui keadaan lingkungannya atau dapat juga digunakan sebagai alat

indera karena mengandung sel-sel reseptor di permukaan flagel dan alat bantu untuk menangkap

makanan.

Dilihat dari bentuknya, Flagellata dikelompokkan menjadi dua, yaitu berbentuk seperti tumbuhan

yang dinamakan Fitoflagellata, dan yang berbentuk seperti hewan yang dinamakan Zooflagellata.

1.    Fitoflagellata

Fitoflagelata adalah flagellata yang mirip dengan tumbuhan karena memiliki kromotafora,

sehingga dapat melakukan fotosintesis (fotosintetik). Fitoflagellata mencernakan makananya

dengan berbagai cara, menelan lalu mencernakan didalam tubuhnya (holozoik), membuat sendiri

makanannya (holofitrik), atau mencernakan organisme yang sudah mati (saprofitik). Habitat

fitoflagellata adalah diperairan bersih dan diperairan kotor. Fitoflagellata bergerak menggunakan

flagella. Fitoflagellata diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu:

a.    Euglenoida

Tubuhnya menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel. Contoh dari kelas Euglenoida

yaitu Euglena viridis. Euglena viridis memiliki ciri – ciri, ukuran tubuhnya antara 35–60 mikron,

ujung tubuhnya berbentuk meruncing dengan satu bulu cambuk di bagian anterior sel. Euglena

viridis memiliki stigma (bintik mata berwarna merah) yang berfungsi untuk membedakan antara

gelap dan terang. Menurut Lupita, Euglena viridis dapat bersifat holofitrik dan holozoik. Bersifat

holofitrik karena memiliki kloroplas yang mengandung klorofil, sehingga dapat membuat

makanannya sendiri dengan cara melakukan fotosintesis. Bersifat holozoik yaitu dengan cara

memasukkan makanannnya yang berupa organisme berukuran lebih kecil melalui sitofaring

menuju vakuola dan ditempat inilah makanan dicerna.

b.    Noctiluca miliaris

Tubuhnya berukuran besar dan biasanya hidup di habitat air laut. Noctiluca miliaris

kebanyakan hidup di air laut dengan ciri – ciri memiliki satu pasang flagella yang berukuran satu

Page 5: flagelata

panjang dan satu pendek, dapat melakukan simbiosis dengan jenis ganggang tertentu. Noctiluca

miliaris dapat memancarkan sinar (bioluminense) apabila tubuhnya terkena rangsangan mekanik.

c.    Volvocida

Bentuk tubuh hewan ini pada umumnya berbentuk bulat dan berkoloni. Contoh dari

volvocida antara lain adalah Volvox globator. Ciri–ciri dari Volvox antara lain hidup secara

berkoloni, koloni Volvox dapat terdiri dari ribuan sel yang masing – masing sel memiliki dua

flagella. Setiap sel memiliki inti, vakuola kontraktil, stigma dan kloroplas. Sel-sel memiliki

eyespots, lebih maju dekat anterior, yang memungkinkan koloni untuk berenang menuju cahaya.

Ciri-ciri Volvox antara lain koloninya terdiri dari ribuan individu bersel satu yang masing-masing

memiliki dua flagela; setiap sel memiliki inti, vakuola kontraktil, stigma dan kloroplas. Sel-sel

dihubungkan dengan benang-benang protoplasma membentuk hubungan fisiologis.

2.    Zooflgellata

Zooflagellata adalah flagellata yang menyerupai hewan, tidak berkloroplas dan bersifat

heterotrof. Flagellata ini ada yang hidup bebas, bersimbiosis dengan organisme lain, namun

kebanyakan bersifat parasit pada organisme lain. Contoh zooflagelata antara lain yaitu

Trypanosoma gambiens, dan Leishmania. Makannya berupa zat organik yang diperoleh dari

lingkungannya. Beberapa jenis flagellata merupakan hewan holozoik. Beberapa jenis flagellata

memperoleh makanan dari tubuh inangnya. Zooflagelata berhabitat di laut dan air tawar.

a.    Trypanosoma

Hewan ini bercirikan bentuk tubuh yang pipih dan panjang seperti daun , merupakan parasit

dalam darah vertebrata , dan tidak membentuk kista.

Jenis – jenis Trypanosoma antara lain adalah:

a. Trypanosome lewisi hidup pada tikus , perantaranya adalah lalat tse-tse

b. Trypanosoma evansi , penyebab penyakit sura (malas ) pada ternak; hospes perantaranya adalah

lalat tse – tse.

c. Trypanosoma gambiense dan T. rhodesiensis hewan penyebab penyakit tidur pada manusia

manusia.

d. Trypanosoma cruzi, penyebab penyakit cagas (anemia pada anak kecil)

Page 6: flagelata

b.    Leishmania

Merupakan penyebab penyakit pada sel-sel endothelium pembuluh darah.

Jenis-jenis Leismania adalah :

a. Leishmania donovani, penyebab penyakit kalazar yang ditandai dengan demam dan anemia,

hewan ini banyak terdapat di Mesir , sekitar laut tengah , dan india.

b. Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit , disebut penyakit oriental sore, terdapat di Asia

(daerah mediterania) dan sebagian Amerika selatan. Ada dua tipe “oriental sore” yang

disebabkan oleh strain yang berlainan, yaitu : (1) Leishmania kulit tipe kering atau urban yang

menyebabkan penyakit menahun. (2) Leishmania kulit tipe basah atau rural yang menyebabkan

penyakit akut.

c. Leishmania brasiliensis, juga penyebab penyakit kulit di Meksiko dan Amerika Tengah serta

Selatan.

B.  Morfogenesis Flagellata

Bentuk tubuh Flagellata sangat beragam, ada yang berbentuk lonjong, menyerupai bola,

memanjang, dan polimorfik (memiliki berbagai bentuk morfologi). Hidup secara soliter dan ada

yang berkoloni.

Fitoflagellata mempunyai tubuh yang diselubungi oleh membrane selulosa, misalnya volvox.

ada pula yang memiliki lapisan pelikel, misalnya euglena. pelikel adalah lapisan luar yang

terbentuk dari selaput plasma yang mengandung protein.

Bentuk tubuh zooflagelata mirip dengan sel leher porifera. Zooflagelata

mempunyai flagel yang berfungsi untuk menghasilkan aliran air dengan

menggoyangkan flagel. Selain itu, flagella juga berfungsi sebagai alat gerak.

Koloni Volvox dapat terdiri dari ribuan sel dan diselubungi oleh membrane selulosa. Salah

satu spesies Fitoflagellata yang mudah ditemukan dan diamati morfologinya yaitu Euglena

viridis. Euglena viridis berbentuk seperti gelendong dengan bagian anterior tubuh tumpul dan

bagian posterior meruncing. Struktur tubuh Euglena viridis terlindungi oleh pelikel dan

dilengkapi dengan satu flagel yang terletak dibagian anterior. Flagel berfungsi sebagai alat gerak

untuk berpindah tempat dan berfungsi untuk mengumpulkan makanan.

Pada ujung anterior tubuh juga terdapat celah sempit yang memanjang ke arah posterior dan

melebar membentuk kantong cadangan atau reservoir. Pada Euglena terdapat bintik mata atau

Page 7: flagelata

stigma. Stigma merupakan kumpulan pigmen yang sangat peka terhadap cahaya, sehingga

berfungsi sebagai penentu arah gerak aktif yang berhubungan dengan intensitas cahaya di

lingkungan. Di dalam sitoplasma terdapat berbagai organel seperti plastida, kloroplas, nukleus,

vakuola kontraktil, dan vakuola nonkontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk

mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis.

C.  Fisiologi Flagellata

Pada umumnya Flagellata membutuhkan suhu optimum antara 16-25°C, sedangkan pH

antara pH 6-8. Flagellata memperoleh nutrisi dengan beberapa cara yaitu bersifat holozoik

(heterotrof), apabila makanannya berupa organisme lain yang berukuran lebih kecil, bersifat

holofilik (autotrof), dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organic yang berasal dari

lingkungan karena memiliki kloroplas, bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic

dari organisme yang telah mati dan bersifat parasitik dengan cara menempel pada inang untuk

mendapat nutrisi.

Fitoflagellata bersifat aerobik fotosintetik, karena sebagian besar spesies ini memiliki

kloroplas, sehingga dapat menghasilkan makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Euglena

viridis dapat menghasilkan makanan sendiri (holofilik) dan mencerna organisme lain (holozoik).

Euglena dapat menghasilkan makanan sendiri karena pada lapisan entoplasma terdapat kloroplas

yang mengandung klorofil a dan b. Pada keadaan lingkungan cukup cahaya, terjadi fotosintesis

yang menghasilkan zat tepung (amilum). Amilum ini disimpan didalam sitoplasma dalam bentuk

butir-butir paramilum.

D. Habitat Flagellata

Air merupakan faktor penting keberaan Flagellata selain ketersediaan makanan, pH dan suhu.

Flagellata dapat ditemukan di lingkungan air tawar, di danau, sungai, kolam, atau genangan air,

misalnya Euglenoida dan Volvocida, maupun air laut, misalnya Dinoflagellata. Spesies

zooflagellata sebagian besar bersifat parasit, namun adapula yang bersimbiosis dengan

organisme lain, misalnya Myxotrica didalam usus rayap.

E. Reproduksi dan Daur Hidup Flagellata

1. Reproduksi Flagellata

Page 8: flagelata

Reproduksi pada Flagellata ada 2 macam, yaitu vegetatif dan generatif. Reproduksi vegetatif

dengan cara pembelahan biner secara longitudinal, misalnya pada Euglena.

Reproduksi generatif terjadi karena persatuan antara ovum dan spermatozoid, misalnya pada

Volvox. Reproduksi secara generatif berfungsi untuk memperkaya variasi genetik, sehingga

menghasilkan individu mutan yang lebih tahan terhadap kondisi lingkungan. Pada Volvox

terdapat koloni jantan yang menghasilkan sperma dan koloni betina yang menghasilkan ovum,

namun ada juga koloni yang bersifat hermafrodit yang dapat menghasilkan sperma serta ovum.

Meskipun koloni yang bersifat hermafrodit dapat menghasilkan sperma dan ovum dalam satu

koloni, kematangan sperma dan ovum tidak pada saat yang bersamaan, sehingga tidak dapat

terjadi pembuahan diri. Ovum dihasilkan oleh oogonium, sedangkan Volvox jantan menghasilkan

spermatozoid oleh spermatogonium. Setelah terjadi fertilisasi akan menghasilkan zigot, zigot

akan menghasilkan empat spora, yang kemudian akan menjadi individu baru.

2.    Daur Hidup Flagellata

Flagellata memiliki tahapan trofozoit dan kista. Pada tahapan trofozoit merupakan waktu

aktif untuk mencari makan dan tumbuh. Sedangkan dalam bentuk kista, Flagellata dapat bertahan

hidup kondisi yang sulit, seperti terpapar pada suhu yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya,

atau waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka waktu tertentu. Pada

Zooflagellata, menjadi bentukan kista memungkinkan untuk bertahan hidup di luar tubuh inang,

dan memungkinkan terjadinya transmisi dari satu host ke host yang lain. Proses dimana terjadi

perubahan menjadi bentuk kista disebut encystation, sedangkan proses mentransformasikan

kembali ke trophozoite disebut excystation.

E.  Peranan Flagellata

Flagellata memiliki peranan yang penting dalam lingkungan perairan. Flagellata berperan

sebagai predator karena memangsa organisme uniseluler atau ganggang, bakteri, dan microfungi,

sehingga populasi organisme dapat dikendalikan. Selain berfungsi sebagai pengendali, Flagellata

yang bersifat saprofitik berperan sebagai dekomposer dalam rantai makanan.

Di lingkungan perairan flagellata berperan sebagai phytoplankton dan zooplankton sebagai

sumber pakan alami ikan dan udang. Euglena viridis dapat digunakan sebagai sumber Protein Sel

Tunggal (PST), karena memiliki kandungan protein yang sangat tinggi. Trichonympha dan

Page 9: flagelata

Myxotricha yang hidup di dalam usus rayap dapat menghasilkan enzim selulosa, sehingga

membuat partikel kayu tersebut menjadi lebih lunak dan dapat dicerna rayap.

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai Flagellata diatas, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1.    Berdasarkan bentuknya, Flagellata dikelompokkan menjadi Fitoflagellata yang berbentuk seperti

tumbuhan dan Zooflagellata yang berbentuk seperti hewan. Fitoflagellata diklasifikasikan

menjadi 3 kelas, yaitu Euglenoida, Nuctiluca Miliaris dan Volvox Globator. Sedangkan

Zooflagellata terdiri dari Trypanosoma dan Leishmania

2.    Secara morfologi, bentuk tubuh Flagellata sangat beragam, ada yang berbentuk lonjong,

menyerupai bola, memanjang, dan polimorfik. Hidup soliter atau berkoloni. Bergerak dengan

bantuan flagella. Struktur tubuh Flagellata ada yang diselubungi oleh membrane selulosa dan ada

yang terlindungi oleh selaput pelikel. Terdapat stigma dan di dalam sitoplasma terdapat berbagai

organel seperti plastida, kloroplas, nukleus, vakuola kontraktil, dan vakuola nonkontraktil.

3.    Flagellata memperoleh nutrisi dengan beberapa cara yang berbeda, yaitu holozoik (heterotrof),

holofilik (autotrof), saprofitik, dan parasitik. Cara Euglena mendapatkan makanan dapat

dilakukan dengan melakukan fotosintesis, dan dengan bantuan gerakan flagella. Adapun

respirasinya dengan cara difusi dan dengan bantuan stigma pada flagellata yang memiliki stigma.

4.    Flagellata ditemukan di lingkungan air tawar, misalnya di danau, sungai, kolam dan genangan

air, dan air laut. Ada juga yang hidup bersimbiosis dengan organisme lain dan sebagai parasit

pada organisme lain.

5.    Flagellata bereproduksi dengan cara vegetatif dan generatif. Memiliki daur hidup antara

trofozoit dan kista.

6.    Flagellata berperan sebagai biokontrol, dekomposer, zooplankton dan fitoplankton, sebagai

sumber Protein Sel Tunggal (PST) dan sebagai penghasil enzim selulose.

Page 10: flagelata

B.  Saran

Makalah ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk untuk memahami Protista lebih dalam lagi

terutama mengenai Flagellata (Mastigophora).