fix

14
A. Tujuan Percobaan 1. Mengetahui dan memahami cara penetapan bobot jenis dan rapat jenis suatu zat cair. 2. Menentukan bobot jenis dan rapat jenis dari pelarut- pelarut sediaan farmasi dengan menggunakan piknometer. B. Dasar Teori Apoteker sering menggunakan bobot jenis dan rapat jenis ketika menggabungkan antara massa dan volume. Berat jenis adalah besaran turunan karena menggabungkan unit massa dan voume. itu didefinisikan sebagai massa per satuan volume pada suhu dan tekanan yang tetap dan dinyatakan dalam g/cm 3 . Dalam satuan SI, berat jenis dinyatakan sebagai kg/cm 3 (Sinkg 2006 : 22). Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal. Bobot jenis menggambarkan hubungan antara bobot suatu zat terhadap bobot suatu zat baku, misalnya air, yang merupakan zat baku untuk sebagian besar perhitungan dalam farmasi dan dinyatakan memiliki bobot jenis 1,00. Sebagai perbandingan, bobot jenis gliserin adalah 1,25, artinya bobot gliserin 1,25 kali bobot volume air yang setara, dan bobot jenis alkohol adalah 0,81, artinya bobot alkohol 0,81 kali bobot volumeair yang setara. Zat yang memiliki bobot jenis lebih kecil dari 1,00 lebih ringan daripada air. Sedangkan zat yang memiliki bobot jenis lebih besar dari 1,00 lebih berat daripada air. Penerapan bobot jenis dalam farmasi adalah sebagai faktor yang memungkinkan pengubahan jumlah zat dalam formula farmasetik dari bobot menjadi volume dan sebaliknya bobot jenis juga digunakan untuk mengubah pernyataan kekuatan dalam b/b, b/v, dan v/v (Ansel 2006 : 210-212). Rapat jenis berbeda dengan bobot jenis, adalah angka yang murni tanpa dimensi, bagaimanapun juga, dapat diubah

Upload: fanny-surviva-ramadhani

Post on 29-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fix

A. Tujuan Percobaan1. Mengetahui dan memahami cara penetapan bobot jenis dan rapat jenis suatu zat

cair.2. Menentukan bobot jenis dan rapat jenis dari pelarut-pelarut sediaan farmasi

dengan menggunakan piknometer.

B. Dasar Teori

Apoteker sering menggunakan bobot jenis dan rapat jenis ketika menggabungkan antara massa dan volume. Berat jenis adalah besaran turunan karena menggabungkan unit massa dan voume. itu didefinisikan sebagai massa per satuan volume pada suhu dan tekanan yang tetap dan dinyatakan dalam g/cm3. Dalam satuan SI, berat jenis dinyatakan sebagai kg/cm3 (Sinkg 2006 : 22).

Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal. Bobot jenis menggambarkan hubungan antara bobot suatu zat terhadap bobot suatu zat baku, misalnya air, yang merupakan zat baku untuk sebagian besar perhitungan dalam farmasi dan dinyatakan memiliki bobot jenis 1,00. Sebagai perbandingan, bobot jenis gliserin adalah 1,25, artinya bobot gliserin 1,25 kali bobot volume air yang setara, dan bobot jenis alkohol adalah 0,81, artinya bobot alkohol 0,81 kali bobot volumeair yang setara. Zat yang memiliki bobot jenis lebih kecil dari 1,00 lebih ringan daripada air. Sedangkan zat yang memiliki bobot jenis lebih besar dari 1,00 lebih berat daripada air. Penerapan bobot jenis dalam farmasi adalah sebagai faktor yang memungkinkan pengubahan jumlah zat dalam formula farmasetik dari bobot menjadi volume dan sebaliknya bobot jenis juga digunakan untuk mengubah pernyataan kekuatan dalam b/b, b/v, dan v/v (Ansel 2006 : 210-212).

Rapat jenis berbeda dengan bobot jenis, adalah angka yang murni tanpa dimensi, bagaimanapun juga, dapat diubah menjadi berat jenis dengan menggunakan formula yang tepat. Rapat jenis didefinisikan sebagai rasio massa jenis zat dengan kerapatan air, koefisien untuk kedua zat ditentukan pada suhu yang sama kecuali ditentukan. Rapat jenis didefinisikan lebih sering untuk tujuan tertentu sebagai rasio massa zat dengan massa volume yang sama dari air pada 40c atau sama suhu tertentu lainnya. notasi berikut sering ditemukan menemani pembacaan rapat jenis: 250/250, 250/40, dan 40/40. angka pertama mengacu pada suhu udara di mana zat ditimbang. Garis miring adalah suhu air yang digunakan. Farmakopemenggunakan dasar 250/250

untuk mengekspresikan rapat jenis. Rapat jenis dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai jenis piknometer, Mohr-Westphal, hidrometer, dan yang lainnya. pengukuran dan perhitungan yang dibahas dalam kimia dasar, fisika, dan buku farmasi (Sinkg 2006 : 22).

Rapat jenis adalah perbandingan yang dinyatakan dalam decimal, dari berat suatu zat terhadap berat dari standar dalam volume yang sama kedua zat mempunyai temperature yang sama atau temperature yang telah diketahui. Air digunakan untuk

Page 2: Fix

standar untuk zat cair dan padat, hydrogen atau udara untuk gas. Dalam farmasi, perhitungan bobot jenis terutama menyangkut cairan, zat padat dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai standar karena mudah didapat dan mudah dimurnikan. Pada 4oC, kepadatan air adalah 1 g dalam satu centimeter kubik. Karena USP menetapkan 1 ml dapat dianggap equivalent dengan 1 cc, dalam farmasi, berat 1 g air dianggap 1 ml (Ansel 2006 : 210-212).

C. Pemerian

1. Air suling

Nama resmi : Aqua Destilatta

Nama lain : Air suling / aquadest

RM/BM : H2O/18,02

Pemerian : Carian jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak

mempunyai rasa.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : sebagai pelarut

Titik Didih : 100 ° C

Titik Beku : 0 ° C

Bobot Jenis : menurut FI IV

Suhu Bobot perliter air

(gram)

20 997,18

25 996,02

30 994,62

2. Alkohol

Nama Resmi : Aethanolum

Nama Lain : Alkohol

RM/BM : C2H6O / 46,0

Pemerian : cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap, dan mudah

bergerak, bau khas dan rasa panas.

Kelarutan : Hampir larut dalam larutan

Penyimpanan : dalam wadah tertututp rapat

Kegunaan : antiseptic

Titik Didih : 78 ° C

Page 3: Fix

Titik Beku :-112 °C

3. Gliserin

Nama Resmi : Gliserolum

Nama Lain : Gliserol

Pemerian : cairan seperti sirup, tidak berwarna, tidak berbau, manis

disertai hangat

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol 95 %, praktis

tidak larut dalam kloroform dalam eter dan dalam minyak

lemak dan dalam minyak menguap

Titik Lebur : 18° C

Titik Didih : 290 ° C

Bobot Jenis : 1,261 g/ml

Kegunaan : zat tambahan sebagai perasa

4. Minyak Cengkeh

Nama Resmi : Oleum Caryophily

Nama Tanaman Asal : Eugenia caryophyllata ( Sreng )

Zat Berkhasiat Utama / Isi : Egenol, asetilegenol

Penggunaan : Zat tambahan

Pemerian : Minyak cair yang baru disuling, tidak berwarna

atau kuning pucat, jika disimpan atau kena udara

makin tua dan makin kental, bau dan rasa seperti

cengkeh

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh,

terlindung dari cahaya

Bobot Jenis : 1,030-1,060

D. Alat dan Bahan

1. Piknometer

2. Timbangan Analitik

3. Pipet tetes

4. Gelas Beaker

5. Air Suling

6. Alkohol

7. Gliserin

Page 4: Fix

8. Minyak Cengkeh

E. Prosedur Percobaan

Dibersihkan dengan

Keringkan dalam

Dinginkan

Timbang

Bersihkan, keringkan, dinginkan

Masukkan

Timbang

Diaduk

F. Pengamatan

Piknometer

Air suling dan alkohol 70%

Oven pada suhu 100o C dalam waktu 60 menit

Pada suhu ruangan

Piknometer kosong dengan timbangan analitik (triplo)

Sampel kedalam piknometer hingga mencapai tutup piknometer

Piknometer sampel dengan timbangan analitik (triplo) dan lakukan hal serupa pada sampel lainnya.

Catat hasil penimbangan

Piknometer seperti langkah awal

Page 5: Fix

PIKNOMETER AQUADES

Page 6: Fix

Penimbangan 1 Penimbangan 2 Penimbangan 3

PIKNOMETER ALKOHOL

Penimbangan 1 Penimbangan 2 Penimbangan 3

PIKNOMETER GLISERIN

Penimbangan 1 Penimbangan 2 Penimbangan 3

PIKNOMETER MINYAK CENGKEH

Page 7: Fix

Penimbangan 1 Penimbangan 2 Penimbangan 3

G. Data dan Perhitungan

Data

PIKNOMETER MASSAPIKNOMETER 1

( gr )

RATA-RATA

STANDARDEVIASI

VOLUME

PIKNOMETE

R( ml )

KOSONG15,5976 15,5974 15,5975 15,5975 1x10-4 10

AIR SULING25,3059 25,3056 25,3055 25,3057 2,08x10-4 10

ALKOHOL23,3297 23,3288 23,3283 23,3289 7,09x10-4 10

GLISERIN28.0147 28,0146 28,0143 28,0145 1x10-4 10

MINYAK CENGKEH

25,4857 25,4857 25,4856 25,4857 5,77x10-5 10

Perhitungan

1. Air Suling

Massa = massa piknometer isi – massa piknometer kosong

= 25,3057 gr - 15,5975 gr

= 9,7082 gr

Page 8: Fix

Bobot Jenis = massa air suling/ volume piknometer

= 9,7082 gr/ 10 ml

= 0.97082 gr/ ml

2. Alkohol

Massa = massa piknometer isi – massa piknometer kosong

= 23,3289 gr - 15,5975 gr

= 7,7314 gr

Bobot Jenis = massa alkohol/ volume piknometer

= 7,7314 gr/ 10 ml

= 0,77314 gr/`ml

Rapat jenis = bobot jenis alkohol/ bobot jenis air suling

= 0,77314 gr/ml / 0.97082 gr/ml

= 0,7964

3. Gliserin

Massa = massa piknometer isi – massa piknometer kosong

= 28,0145 gr - 15,5975 gr

= 12,417 gr

Bobot Jenis = massa gliserin/ volume piknometer

= 12,417 gr/ 10 ml

= 1,2417 gr/`ml

Rapat jenis = bobot jenis gliserin/ bobot jenis air suling

= 1,2417 gr/ml / 0.97082 gr/ml

= 1,2790

4. Minyak Cengkeh

Page 9: Fix

Massa = massa piknometer isi – massa piknometer kosong

= 25,4857 gr - 15,5975 gr

= 9,882 gr

Bobot Jenis = massa minyak cengkeh/ volume piknometer

= 9,882 gr/ 10 ml

= 0,98882 gr/`ml

Rapat jenis = bobot minyak cengkeh/ bobot jenis air suling

= 0,98882 gr/ml / 0.97082 gr/ml

= 1,0185

H. Pembahasan

Dalam dunia farmasi berat jenis dan rapat jenis suatu zat sangat diperlukan

untuk menganalisis dan mengindentifikasi kemurnian sedian terutama sediaan cair,

selain itu bobot jenis juga dapat digunakan untuk mengetahui ketercampuran suatu zat

dengan zat lain. Bobot jenis dapat dihitung melalui perbandingan massa dari zat

tersebut dengan volumenya dengan suhu tertentu (biasanya 25oC). Dengan

mengetahui bobot jenis suatu zat cair dapat diketahui pula rapat jenis dengan

membandingkannya dengan bobot jenis zat cair yang telah terstandar pada suhu

tertentu ( dalam bidang farmasi biasanya digunakan 25º/25º). Dari percobaan yang

telah dilakukan, air digunakan sebagai pembandingnya karena selain mudah

dimurnikan, air juga tidak bersifat toksik dan mudah di dapatkan.

Setiap zat cair memiliki bobot jenis yang berbeda, hal inilah yang

mempengaruhi ketercampuran suatu zat cair dengan zat cair lain. Menurut Martin,A

(1993), Hubungan antara massa dan volume tidak hanya menunjukan ukuran dan

bobot molekul suatu komponen, tetapi juga gaya-gaya yang mempengaruhi sifat

karakteristik “pemadatan” (“Packing Characteristic”).

Ada beberapa alat untuk mengukur bobot jenis dan rapat jenis, yaitu

menggunakan piknometer, neraca hidrostatis (neraca air), neraca Reimann, dan neraca

Mohr Westphal. Pada percobaan ini alat yang digunakan berupa piknometer yang

Page 10: Fix

terbuat dari kaca berbentuk erlenmeyer kecil dengan kapasitas volume antara 10ml-

50ml. Dalam praktiknya alat ini sangat mudah digunakan untuk menentukan bobot

jenis dan rapat jenis, akan tetapi tingkat akurasi dari alat ini sangat kurang karena

penggunaannya secara manual tak terlepas dari kesalahan praktikan dalam mengukur

volume maupun massa dari zat yang akan diuji. Selain itu pengukuran menggunakan

piknometer ini juga menggunakan waktu yang lama.

Piknometer yang akan digunakan terlebih dahulu dibersihkan menggunakan

air dan dibilas dengan alkohol, hal ini dilakukan karena alkohol mudah menguap

sehingga piknometer lebih cepat mengering selain itu alkohol juga berguna sebagai

antiseptikum (dapat membersihkan zat yang tertinggal dalam piknometer).

Piknometer yang telah dibilas dengan alkohol dikeringkan selama satu jam di dalam

oven. Ini dilakukan untuk mengembalikan piknometer pada bobot yang

sesungguhnya.

Untuk menentukan bobot dari suatu zat cair penimbangan piknometer

dilakukan dua kali. Pertama, piknometer yang bersih dan kering ditimbang

menggunakan timbangan analitik, penimbangan ini dilakukan secara tripla (ditimbang

tiga kali) dan dihitung rata-rata bobotnya. Kedua, piknometer diisi zat cair yang akan

diuji ditimbang secara tripla dan di dapatkan rata-rata bobotnya. Massa zat akan

didapatkan dari selisih antara piknometer kosong dan piknometer yang berisi zat cair.

Setelah melakukan percobaan ini didapati bahwa bobot jenis untuk air suling

adalah 0,970 g/ml, bobot jenis untuk alkohol adalah 0,773 g/ml, bobot jenis gliserin

adalah 1,241 g/ml, dan bobot jenis minyak cengkeh adalah 0,988 g/ml. Secara

literatur, bobot jenis untuk air suling adalah 0,997g/ml, bobot jenis untuk alkohol

adalah 0,8 g/ml, bobot jenis untuk gliserin adalah 1,25 g/ml, dan bobot jenis untuk

minyak cengkeh adalah 1,015 g/ml. Untuk percobaan penentuan rapat jenis pula

diperoleh hasilnya, yaitu untuk air suling adalah 1, untuk alkohol adalah 0,796, untuk

gliserin adalah 1,279, dan untuk minyak cengkeh adalah 1,018. Terdapat

penyimpangan dalam percobaan ini. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah

karena penyimpangannya masih relatif kecil sehingga dapat diabaikan.

Pada saat praktikum penentuan kerapatan dan bobot jenis zat-zat tersebut

sering terjadi penyimpangan sehingga memberikan hasil yang berbeda dengan yang

seharusnya (sesuai ketentuan di Farmakope Indonesia). Penyimpangan-penyimpangan

Page 11: Fix

ini antara lain disebabkan oleh karena berbagai kesalahan pada saat melakukan

praktikum, seperti kesalahan penimbangan, cara penutupan piknometer yang salah,

piknometer belum benar-benar kering dan bersih, dan volume zat cair yang di

masukkan ke dalam piknometer tidak tepat. Selain itu pengaruh perubahan suhu yang

terlalu cepat dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat

menguap sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya

pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit

untuk menghitung bobot jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhu dimana biasanya

senyawa stabil, yaitu pada suhu 25oC (suhu kamar).

I. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan,yaitu :

1. Berat jenis dan rapat jenis digunakan untuk menganalisis dan mengindentifikasi

kemurnian sedian terutama sediaan cair, serta untuk mengetahui ketercampuran suatu

zat dengan zat lain.

2. Air digunakan sebagai pembanding yang terstandar karena mudah dimurnikan, tidak

bersifat toksik dan mudah di dapatkan.

3. Massa dan volume tidak hanya menunjukan ukuran dan bobot molekul suatu

komponen, tetapi juga gaya-gaya yang mempengaruhi sifat karakteristik.

4. Piknometer dikeringkan selama satu jam di dalam oven untuk mengembalikan

piknometer pada bobot yang sesungguhnya.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis suatu zat adalah temperatur, massa zat,

volume suatu zat, dan viskositasnya.