fisiologi pendengaran- krisna tepat waktu deadline
DESCRIPTION
telingaTRANSCRIPT
Gelombang suara adalah getaran udara yang merambat dan terdiri dari
daerah bertekanan tinggi karena kompresi ( pemampatan ) molekul – molekul
udara dengan daerah – daerah bertekanan rendah karena penjarangan atau
rarefaction molekul. Setiap alat yang mampu menghasilkan pola gangguan
molekul udara tersebut disebut sumber suara. Gelombang suara lebih optimal
merambat pada benda dengan partikel yang renggang, seperti udara.
Sedangkan pada partikel yang lebih rapat seperti air dan benda padat
perjalanan gelombang suara dalam media tersebut kurang efisien karena
inersia ( resistensi / hambatan terhadap perubahan ) pada cairan & benda padat
lebih besar.
Suara ditandai oleh 3 hal :
a. Nada
Ditentukan oleh frekuensi getaran
b. Intensitas / kepekaan
Ditentukan oleh amplitudo gelombang suara ( perbedaan tekanan antara daerah
pemampatan yang bertekanan tinggi dengan daerah penjarangan yang
bertekanan rendah )
c. Timbre ( kualitas suara )
Ditentukan oleh nada tambahan = frekuensi tambahan yang menimpa nada
dasar.
Fisiologi Pendengaran
Gambar x. Anatomi Telinga (Sherwood, 2011)
Telinga terdiri dari 3 bagian yaitu telinga luar, tengah, dan dalam. Telinga bagian luar dan tengah bertanggung jawab dalam menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga bagian dalam yang berisi cairan, dimana energi suara ini akan mengalami penguatan. Telinga tengah mempunyai 2 sistem sensorik yang berbeda yaitu koklea yang mengandung reseptor untuk mengubah gelombang suara menjadi impul saraf sehingga kita dapat mendengar dan apparatus vestibular yang penting dalam mengatur sensasi keseimbangan (Sherwood, 2011).
Telinga luar terdiri dari pinna, meatus auditorius eksternus, dan membran timpani. Pinna berfungsi mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkan ke meatus auditorius eksternus. Lokalisasi suara dapat ditentukan dari 2 hal yaitu gelombang suara mencapai telinga yang lebih dekat dengan sumber suara sesaat sebelum gelombang suara mencapai telinga yang satunya dan suara menjadi kurang intens ketika mencapai telinga yang jauh karena kepala berfungsi sebagai penghalang suara yang secara parsial menghambat perambatan gelombang suara. Meatus auditorius eksternus menghasilkan serumen yang berfungsi menjebak partikel-partikel asing sehingga mencegah terjadinya kerusakan membran timpani akibat partikel tersebut. Membran timpani akan bergetar ketika terkena gelombang suara (Sherwood, 2011).
Telinga tengah berperan memindahkan gerakan bergetar membran timpani ke cairan telinga dalam. Pemindahan ini diperantai oleh 3 tulang kecil atau osikulus (maleus, inkus, dan stapes). Maleus sebagai tulang pertama melekat pada membran timpani dan stapes sebagai tulang terakhir melekat pada jendela oval (pintu masuk ke dalam koklea). Sewaktu membran timpani bergetar sebagai respon terhadap gelombang suara, osikulus tersebut ikut bergerak dengan frekuensi yang sama untuk memindahkannya ke jendela oval. Sistem osikulus memperkuat tekanan yang ditimbulkan oleh gelombang suara di udara melalui 2 mekanisme agar cairan di koklea bergetar yaitu karena luas permukaan membran
timpani lebih jauh lebih besar daripada luas permukaan jendela oval dan efek tuas osikulus (Sherwood, 2011).
Gambar x. Gulungan Koklea yang Diuraikan (Sherwood, 2011)
Telinga bagian dalam mempunyai koklea yang merupakan sistem tubulus yang bergelung yang terletak jauh di dalam tulang temporal. Koklea dibagi menjadi 3 kompartemen longitudinal yang berisi cairan. Duktus koklearis atau skala media merupakan penyusun kompartemen tengah yang buntu. Kompartemen atas terdapat skala vestibuli dan kompartemen bawah terdapat skala timpani. Cairan di dalam duktus koklearis disebut endolimfe, sedangkan skala vestibuli dan skala timpani mengandung cairan yang sedikit berbeda yaitu perilimfe. Terdapat suatu membran yang memisahkan skala vestibular dengan skala media yaitu membran vestibular atau membran reissner. Membran basilaris memisahkan antara skala media dengan skala timpani, dimana membran basilaris sangat penting karena mengandung organ corti (Sherwood, 2011).
Gambar X. (a) Koklea, (b) Potongan melintang koklea, (c) organ Corti (Sherwood, 2011)
Organ Corti mengandung satu baris sel rambut dalam dan tiga baris sel rambut luar yang merupakan suatu reseptor suara. Setiap sel rambut mempunyai penonjolan sekitar 100 rambut yang disebut stereosilia yang merupakan suatu mikrovilus yang dibuat kaku oleh adanya aktin. Sel rambut dalam berfungsi mengubah gaya mekanis suara (getaran cairan koklea) menjadi impuls listrik pendengaran. Sedangkan sel rambut luar mempunyai fungsi elektromotilitas. Stereosilia yang berkontak dengan membran tektorium dengan gerakan mekanis maju mundur membuat tip link membuka dan menutup saluran kanal ion sehingga ion K+ masuk ke dalam streosilia. Masuknya ion K+ membuat perubahan potensial menjadi positif sehingga timbul potensial aksi. Impuls tersebut kemudian diteruskan oleh nervus auditori menuju ke otak sebagai sensasi suara (Sherwood, 2011).
Gambar x. Mekanisme depolarisasi
Getaran Membran Timpani
Getaran osikulus auditorius
Getaran jendela oval
Gerakan cairan di dalam koklea
Getaran membran basilaris
Skala vestibular
Helikotrema
Skala timpani
Getaran jendela bundar
Tidak ada perspesi suara
Duktus koklearis organ Corti
Defleksi stereosilia membuka kanal ion masuknya ion K+
depolarisasi
Pelepasan neutransmitter ke sinaps
Potensial aksi pada nervus auditorius
Perambatan impuls ke korteks pendengaran
Lobus temporal persepsi suara
Gelombang Suara(Sherwood, 2011)
Daftar Pustaka : Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia: Dari Sel Ke Sistem. Jakarta: EGC.
Gelombang Suara