untuk keperluan karyailmiah deadline 15 mei

Upload: kintiel-re-birth

Post on 22-Jul-2015

30 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Ekstark Daun Sirih Untuk Memutuskan Alur Hidup Nyamuk Abdul Rahman Putra "Mahasiswa Program Tingkat Persiapan Bersama" "Bogor Agricultural University - http://www.ipb.ac.id"

Sekilas Tentang SirihSirih (Piper betle) termasuk jenis tumbuhan merambat dan bersandar pada batang pohon lain. Tanaman ini panjangnya mampu mencapai puluhan meter. Bentuk daunnya pipih menyerupai jantung dan tangkainya agak panjang. Permukaan daun berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya berwarna hijau tembelek (hijau agak kecoklatan) dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut. Sirih (Piper betle, Linn.) Sinonim : Chavica auriculata Miq. Artanthe hixagona. Familia : Piperaceae

Keberadaan Nyamuk di Lingkungan ManusiaKeberadaan nyamuk berdekatan dengan kehidupan manusia dan hewan. Hal ini menimbulkan masalah yang cukup serius dikarenakan nyamuk bertindak sebagai vektor beberapa penyakit yang sangat penting dengan tingginya tingkat kesakitan dan kematian yang ditimbulkan. Salah satu jenis nyamuk yang perlu diperhitungkan yakni nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vektor penyakit demam berdarah. Keberadaan nyamuk ini perlu ditekan semaksimal mungkin mengingat jumlah korban yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Salah satu cara untuk menekan angka kematian yang disebabkan oleh nyamuk tersebut yaitu dengan memberantas siklus hidunya. Insektisida nabati merupakan langkah tepat untuk diterapkan. Salah satu jenis tanaman yang berpotensi sebagai

1

insektisida nabati yakni tanaman sirih (Piper betle L.). Ekstrak daun sirih mengandung zat yang dapat berfungsi sebagai larvasida dan puspasida nyamuk Aedes aegypti.

Mengapa Sirih Dapat Membunuh NyamukKeberadaan nyamuk berdekatan dengan kehidupan manusia dan hewan. Hal ini menimbulkan masalah yang cukup serius dikarenakan nyamuk bertindak sebagai vektor beberapa penyakit yang sangat penting dengan tingginya tingkat kesakitan dan kematian yang ditimbulkannya. Penyakit yang dapat ditularkan oleh nyamuk antara lain : malaria, demam kuning, cikungunya, demam berdarah, filariasis (demam kaki gajah) dan radang otak atau juga demam Nil Barat (Borror et al., 1992; Womack, 1993). Dari subfamili Culicinae hanya dua genus nyamuk yang penting yaitu Aedes dan genus Culek. Nyamuk yang termasuk dalam genus Aedes yang paling penting di Indonesia adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus, dikarenakan keduanya adalah vektor penyakit demam berdarah (Soedarto, 1989). Selain itu juga sebagai vektor penyakit demam kuning (yellow fever) ( Soedarto, 1989; Borror et al, 1992). Di Asia, Aedes aegypti juga sebagai vektor utama virus Cikunguya (Womack, 1993). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Asia Tenggara memperkirakan bahwa setiap tahun terdapat sekitar 50-100 juta kasus demam berdarah dan tidak kurang dari 500.000 kasus demam berdarah memerlukan perawatan di rumah sakit. Dalam kurun waktu 10-25 tahun ini, demam berdarah merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian anak di Asia Tenggara (Lawuyan, 2003). Sampai saat ini penyakit demam berdarah belum ditemukan vaksinnya. Oleh karena itu, berbagai cara dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Back to nature telah menjadi trend baru masyarakat dunia di abad 21 ini, mengingat cukup parahnya dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan pestisida sintetis, dengan demikian penggunaan bahan-bahan alami sebagai pestisida nabati akan lebih bijaksana.. Hal ini dikarenakan pestisida nabati bersifat mudah terurai

2

di alam (biodegradable), sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan hewan, karena residunya mudah hilang. Famili tumbuhan yang dianggap merupakan sumber potensial insektisida nabati adalah Meliacea, Annonaceae, Astraceae, Piperaceae dan Rutaceae (Kardinan, 2002). Daun sirih (Piper betle L.) yang termasuk famili piperaceae (sirih-sirihan) mengandung minyak atsiri, senyawa fenolik, glikosida, saponin dan terpenoida (Anonimous, 1998). Menurut Aminah (1995) senyawa-senyawa seperti sianida, saponin, tanin, flafonoid, steroid, alkanoid dan minyak atsiri diduga dapat berfungsi sebagai insektisida. Menurut Maheswari (2002), daun sirih dapat digunakan sebagai antiseptik. Ada pula yang mengatakan bahwa daun sirih selain memiliki kemampuan antiseptik, juga memiliki kemampuan sebagai antioksida dan fungisida (Aninomous, 1996).

Gambar :Pengunaan ekstrak sirih untuk memutus siklus jentik nyamuk

Bahaya Nyamuk Demam Berdarah dan Tempat Berkembang BiaknyaDemam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.Genangan air dan lingkungan kotor

3

merupakan sarang-sarang utama dimana nyamuk

Aedes aegypti dapat

berkembang biak dengan baik dan subur. Karena itu perlu adanya gerakan sadar kebersihan lingkungan dari masyarkat. Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah. Karena itu upaya pencegahan terhadap perkembangan nyamuk ini adalah hal terbaik yang bias kita lakukan untuk menekan laju pendemam berdarah.

Gambar :Lingkungan kotor sarang nyamuk Aedes aegypti

Pembuatan Ekstrak Daun SirihGuna memutus rantai perkembangbiakan nyamuk demam berdarah , banyak alternatif yang bisa diterapkan. Penggunaan insektida yang alami dan ramah lingkungan bisa menjadi alternatif untuk menumpas nyamuk dan membunuh jentik nyamuknya sendiri agar tidak berkembang menjadi dewasa.

Adapun insektisida yang bisa digunakan, yaitu dengan penggunaan tanaman daun sirih telah melalui proses ekstraksi. Daun sirih ini di dalamnya terkandung

4

senyawa kimia yang bisa membunuh jentik dan nyamuk dewasa, terutama nyamuk Aedes aegypti. Begitu besar manfaat daun sirih ini dalam upaya menumpas siklus hidup vektor demam berdarah. Sirih (Piper betle linn) atau Charica betle linn termasuk dalam famili Piperaceae.

Dalam daun sirih itu terkandung beberapa senyawa, seperti minyak atsiri, zat penyamak, cineole, dan yang utama adalah senyawa alkaloid. Senyawa terakhir inilah yang nantinya dapat digunakan dalam menumpas jentik nyamuk, di mana cara kerjanya mirip dengan bubuk abate. Untuk membuat ekstrak daun sirih ini cukuplah mudah dan sederhana. Pertama, daun sirih dicuci sampai bersih, kemudian ditiriskan di tampah hingga kering. Daun yang sudah kering digiling atau diblender hingga berbentuk serbuk. Selanjutnya akan diperoleh serbuk daun sirih.

Kedua, masukkan serbuk ke dalam wadah (becker glass) dan tambahkan alkohol 95% sebanyak dua liter sehingga serbuk tersebut terendam. Aduk dan diamkan selama 24 jam. Setelah itu saringlah dan godok atau panaskan hasil saringan tadi selama kurang lebih satu jam. Baru setelah itu diamkan selama satu minggu. Masukkan ekstrak yang telah jadi itu ke dalam wadah atau botol dan siap untuk digunakan. Dalam penggunaannya sama halnya dengan bubuk abate, yaitu dengan menaburkannya di genangan air. Cukup dengan konsentrasi rendah, jentik akan terbunuh.

5

Simulasi Pembuatan Ekstrak Daun Sirih1. Menyiapkan daun sirih dan alkohol 95%

6

2. Cuci daun sirih hingga bersih

3. Tumbuk/haluskan daun sirih

4. Keringkan Daun Teh yang telah dihaluskan tersebut

7

5. Campurkan alkohol 95% dengan daun sirih kering

6. Aduk hingga merata dan diamkan selama semalam

8

7. Ekstrak sirih siap dipakai

9

Daftar PustakaAminah, S. N. 1995. Evaluasi Tiga Jenis Tumbuhan Sebagai Insektisida dan Repelan Terhadap Nyamuk di Laboraturium. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Anonimous.1996. Mendepak Sariawan dengan http://www.indomedia.com/intisari/1996/des/sriawan.htm. Tanaman.

Borror, D.J.C.a Triplehorn and N. F. Johnson.1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi ke-6. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Kardinan, A.2002. Pestisida Nabati, Ramuan dan Aplikasi. PT. Penebar Swadaya. Jakarta. Lawuyan, S.M. P. H., 2003. Kontaminasi Program Pengasapan dengan Insektisida. http://www.kompas.com/kompascetak/0312/08/inspirasi/709653.htm. Maheswari, H. 2002. Pemanfaatan Obat alami : Potensi dan Prospek Pengembangannya. http:/rudyct.tripod.com/sem2_012/hera_maheswari.htm. Soedarto, 1989. Entomologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran ECG. Surabaya Womack, M. 1993. The Yellow Fever Mosquito, Aedes aegypti. Wing Beats, vol. 5(4):4. http://rci.rutgers.edu/~insect/sp5.htm.

10

11

12