Fisiologi Dan Gangguan Sistem Reproduksi PadaSapi/Kerbau Betina

Disampaikan Pada Program UPSUS SIWAB Di Mataram Tanggal 15-17 Maret 2017

Dr.drh.Tjok Gde Oka Pemayun,MS

Laboratorium Reproduksi VeterinerFKH - UNUD

REPRODUKSIYANG BAIK

TERNAKMENUNJUKKAN

SIKLUS REPRODUKSIYG TERATUR

PROSES PADA REPRODUKSI SAPI BETINA

1. Adanya ekspresi estrus

1. Ovulasi dan fertilisasi dari sel telur

2. Implantasi, pertumbuhan, kehidupan embrio dan fetus

3. Kelahiran dan kehidupan anak yang dilahirkan

4. Laktasi untuk kehidupan anak yang baik hingga penyapihan

5. Kembalinya aktivitas reproduksi setelah melahirkan untukkebuntingan berikutnya

1. Adanya ekspresi estrus

1. Ovulasi dan fertilisasi dari sel telur

2. Implantasi, pertumbuhan, kehidupan embrio dan fetus

3. Kelahiran dan kehidupan anak yang dilahirkan

4. Laktasi untuk kehidupan anak yang baik hingga penyapihan

5. Kembalinya aktivitas reproduksi setelah melahirkan untukkebuntingan berikutnya

PENGATURAN SIKLUS REPRODUKSI

HIPOTHALAMUS

HIPOFISA

ovarium

Gn-RH

FSH, LH

PROGESTERON

Negatif feed back

ovarium

UTERUS

PGF 2 A

ESTROGEN

BERAHI

PROGESTERON

ANESTRUS

SIKLUS ESTRUS

ORGAN REPRODUKSI SEGAR

UTERUS BUNTING 2,5 BULAN Pyometra

Gangguan pada fungsi ovarium (anestrus)

Silent heat/berahi tenang

Repeat Breeding/kawin berulang

Penyakit reproduksi bersifat infeksi spesifik dan non spesifik

Abortus karena IB yang tidak benar

Kematian pedet (infeksi neonatus, diarre, saluran pernafasan)

MASALAH REPRODUKSI YANG SERING DITEMUKAN DIMASALAH REPRODUKSI YANG SERING DITEMUKAN DILAPANGAN SAAT INILAPANGAN SAAT INI

Gangguan pada fungsi ovarium (anestrus)

Silent heat/berahi tenang

Repeat Breeding/kawin berulang

Penyakit reproduksi bersifat infeksi spesifik dan non spesifik

Abortus karena IB yang tidak benar

Kematian pedet (infeksi neonatus, diarre, saluran pernafasan)

200

250

300

350

400

450

380

224

447

372

180

Kasus

Sembuh (%)

Kasus Reproduksi (NTB)

0

50

100

150

200

1 6

72

180

49

96.84

29.02

97.99

0.0033.33

16.67

98.39 98.33 97.96

Faktor Fisiologi Laktasi Nutrisi

Faktor Patologis(ovarium abnormal) Hipoplasia Sistik Ovari Freemartin

Faktor UterusMummifikasiMaserasi Piometra

Rendahnya H.Gonadotropin

Korpus LuteumPersisten

Faktor-Faktor Penyebab Anestrus Pospartum

Rendahnya H.Gonadotropin

Korpus LuteumPersisten

Folikel Ovarum GagalBerkembang

Anestrus

ANESTRUS

Tidak Bersiklus : Ovarium inaktif

Sub Estrus: Siklus normal tapi tidak teramati (tdk adagelaja estrus /silent heat dan estrus

Bunting

Ovarium aktif Ovarium tidak aktif

Fungsi Ovarium Menurun

Folikel sangat kecil

HIPOFUNGSI

FSH Tidak Cukup UntukMenstimulasi Folikel

Umum di ternak karena kondisipakan yang buruk

DIAGNOSA

HipofungsiOvarium

FSH/PMSG: Mesntimulasi Perkembangan Folikel

- 500-750 iu per /ekor

-Gn-RH

- LH (ovulasi)

TERAPI

TergantungPenyebabTergantungPenyebabAtau

NEGATIF ENERGY BALANCE

GANGGUAN SEKRESI Gn-RH

GANGGUAN SEKRESI LH DAN FSH

GANNGUAN NUTRISI

GANGGUAN SEKRESI LH DAN FSH

FOLIKEL TDK TUMBUH

ANESTRUS

Pathogenesis dan faktor predisposisi Penyakit Sistik Ovari

SISTIK OVARI

LH Yang RendahLH Yang Rendah

Faktor predisposisi dari sistik ovari

1. Penyakit Metabolik (ketosis,acidosis)

2. excessive negative energybalance

3. Produktivitas yang tinggi4. retained placenta, endometritis5. Distokia, Pathologi Kebuntingan6. stress7. genetics

1. Penyakit Metabolik (ketosis,acidosis)

2. excessive negative energybalance

3. Produktivitas yang tinggi4. retained placenta, endometritis5. Distokia, Pathologi Kebuntingan6. stress7. genetics

Tanda-tanda Klinis

Tergantung aktivitas Endokrin pada kiste foikel

I. Estrogen (folikel cysts)1. Hyperestrogenisation2. nymphomania3. Menaiki sapi2 lain4. Produksi susu menurun

1. Hyperestrogenisation2. nymphomania3. Menaiki sapi2 lain4. Produksi susu menurun

USGSeksiFolikel cyst

Folikel Gagal Untuk Berovulasi ; (diameter, >25 mm)yg tetap lebih dari 10 hari dan tdl ada CL

LH/HCG

II. Progesteron (Luteal cysts)

Anestrus

Treatment Sistik Ovari (COD) Pada Sapi

1. Perbaiki nutrisi dan gangguan metabolik

2. Treatmen Hormonal untuk mengembalikan ke siklus normal (estrus) atau

siklus aktivitas ovarium normal

Follicular cysts1.GnRH analogues : Ovulasi2.Human Chorionic Gonadotrophin (hCG): LH-like (Ovulasi)3. hCG diikuti 7 hari dengan PGF2α4.Sapi-sapi dapat di IB pada saat estrus

Follicular cysts1.GnRH analogues : Ovulasi2.Human Chorionic Gonadotrophin (hCG): LH-like (Ovulasi)3. hCG diikuti 7 hari dengan PGF2α4.Sapi-sapi dapat di IB pada saat estrus

Luteal cysts

PGF2α. IB saat estrus

Korpus Luteum Persisten Pada Sapi1. Luteolisis terjadi sekitar hari ke 17 siklus estrus estrus pada sapi.

Luteolisis akibat sekresi dari prostaglandin F2a , menyebabkan estrusdan ovulasi.

2. Corpus luteum persisten : CL tetap /tidak beregresi sampai hari ke 20siklus estrus.

Gejala KlinisGejala KlinisSapi persistent corpus luteum: Anestrus ( Hati2 Hewan bunting)

Pathogenesis1. Pathogenesis CLP pada sapi, kejadiannya belum banyak diketahui2. Laporan sementara karena tidak cukup sekresi PGF2α

CLP selalu berhubungan dengan :

• Infeksi Uterus, termasuk pyometra

• Tingginya produksi susu pada awal periode post partum

• Ttreatment obat yag dapat mengganggu prostaglandin pathways

(NSAIDs, glucocorticoids)

Treatment

Treatment CL P relatif simple yaitu PGF2α. Dapat dikombinasi GnRhanalogue 48-56 jam untuk stimulasi ovulation.Treatment CL P relatif simple yaitu PGF2α. Dapat dikombinasi GnRhanalogue 48-56 jam untuk stimulasi ovulation.

Penyebab CLP Berkaitan dg Patologis Uterus

PGF2 Alfanegatif

- Perbaiki Kondisi Uterus

- PGF2 Alfa

Terapi:

Repeat breeder / Kawin Berulang Pada Sapi

Sapi yang memiliki siklus normal,tanpa menunjukkan kelainan klinis,gagal bunting, setelah di inseminasi 3 kaliberturut-turut

Penyebab: IB Tidak TepatKegagalan FertilisasiKematian embrio diniPathologis pada bursa atau saluran reproduksi

Penyebab: IB Tidak TepatKegagalan FertilisasiKematian embrio diniPathologis pada bursa atau saluran reproduksi

Gambaran klinisRepeat Breeder dapat dibagimenjadi dua kelompok:

Repeat Awal(< 25 hr post IB)

Repeat Akhir(35-50 hr post IB)

Repeat Breeder

Kegagalan Fertilisasi Kematian Embrio dini

oleh karena rendahnyakadar P4

Kematian Embriodini oleh karena

rendahnya kadar P4

Kemungkinan ProsesKejadian

Pemberian Gn-RHsaat IB(Gn-RH 2,5 ml)

Pemberian Gn-RH11-12 hr setelah(Gn-RH 2,5 ml)

4-6 hr post IBdiberikan HCG(Corulon: 1500 iu

Kegagalan Fertilisasi Kematian Embrio dini

oleh karena rendahnyakadar P4

Kematian Embriodini oleh karena

rendahnya kadar P4

Yang terpenting pada kasus Repeat Breeder adalah:

1. Kontrol Infeksi Uterus

2. Perhatikan Waktu IB yang tepat

3. Kualitas Straw yang digunakan

4. Pakan yang diberikan

Infeksi sub klinis: Pre dan post IB diberikan antibiotik

Pre (5-6 jam) dan post (3-4 jam) dan hari ke 4 dan 10 juga diberikan