fiqih mu'amalah fordebi · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. perbedaan...

24
Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018 IMPLEMENTASI FIQIH MU’AMALAH DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH Oleh: Dr. Jamaludin Acmad Kholik, Lc. MA. (Dosen Pasca Sarjana IAIN Kediri Jawa Timur) A. PENGERTIAN FIQIH MU'AMALAT MALIYAH Mu'amalat secara bahasa merupakan jama' dari kata mu'amalah, diambil dari kata 'âmaltu al rajula u'âmiluhu mu'âmalatan, yang berarti berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan mâliyah berasal dari kata mâl yang berarti harta. Mu'amalat secara terminologi memiliki dua pengertian, pengertian yang luas dan pengertian yang sempit, dengan pengertian yang luas mu'amalat berarti: hukum-hukum syari'at yang mengatur hubungan sesama manusia di dunia, baik yang berkaitan dengan harta maupun wanita. Pengertian ini seperti yang didefinisikan oleh Dr.Abdul Sattar Fathullah Sa’id: “Fiqh mu’amalat ialah hukum syari’ah yang berkaitan dengan transaksi manusia mengenai jual beli, gadai, perdagangan, pertanian, sewa, menyewa, perkongsian, perkawinan, penyusuan, thalak, ‘iddah, hibah & hadiah, washiat, warisan, perang dan damai” 1 . Dalam konteks mu’amalah dalam makna luas, Ibnu Abidin membagi mu’amalah kepada 5 bidang: Mu’awadhah Maliyah (Hukum Tukar menukar harta) Munakahat (Hukum perkawinan) Mukhashamat (Hukum Acara) Amanat dan ‘Ariyah (Pinjaman) Tirkah (harta warisan) Sebagian ulama mengkhususkan mu'amalat pada hukum-hukum yang berkaitan dengan harta, dengan membagi fikih Islam menjadi: Ibadat, mu'amalat, munakahat, 'uqubat. Sebagaimana Ustadz Ali Fikri mendefinisikan mu'amalat sebagai berikut: "mu'amalat adalah 1 Dr.Abdul Sattar Fathullah Sa’id, "Al-mu'amalah fil Islam", Makkah: Rabithah alam Al-Islami, hlm.12.

Upload: others

Post on 13-Nov-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

IMPLEMENTASI FIQIH MU’AMALAH DALAM LEMBAGA

KEUANGAN SYARI’AH Oleh: Dr. Jamaludin Acmad Kholik, Lc. MA.

(Dosen Pasca Sarjana IAIN Kediri Jawa Timur)

A. PENGERTIAN FIQIH MU'AMALAT MALIYAH

Mu'amalat secara bahasa merupakan jama' dari kata mu'amalah, diambil dari kata 'âmaltu

al rajula u'âmiluhu mu'âmalatan, yang berarti berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan

mâliyah berasal dari kata mâl yang berarti harta.

Mu'amalat secara terminologi memiliki dua pengertian, pengertian yang luas dan

pengertian yang sempit, dengan pengertian yang luas mu'amalat berarti: hukum-hukum syari'at

yang mengatur hubungan sesama manusia di dunia, baik yang berkaitan dengan harta maupun

wanita. Pengertian ini seperti yang didefinisikan oleh Dr.Abdul Sattar Fathullah Sa’id: “Fiqh

mu’amalat ialah hukum syari’ah yang berkaitan dengan transaksi manusia mengenai jual beli,

gadai, perdagangan, pertanian, sewa, menyewa, perkongsian, perkawinan, penyusuan, thalak,

‘iddah, hibah & hadiah, washiat, warisan, perang dan damai”1. Dalam konteks mu’amalah dalam makna luas, Ibnu Abidin membagi mu’amalah kepada

5 bidang:

• Mu’awadhah Maliyah (Hukum Tukar menukar harta)

• Munakahat (Hukum perkawinan)

• Mukhashamat (Hukum Acara)

• Amanat dan ‘Ariyah (Pinjaman)

• Tirkah (harta warisan)

Sebagian ulama mengkhususkan mu'amalat pada hukum-hukum yang berkaitan dengan

harta, dengan membagi fikih Islam menjadi: Ibadat, mu'amalat, munakahat, 'uqubat.

Sebagaimana Ustadz Ali Fikri mendefinisikan mu'amalat sebagai berikut: "mu'amalat adalah

1 Dr.Abdul Sattar Fathullah Sa’id, "Al-mu'amalah fil Islam", Makkah: Rabithah alam Al-Islami, hlm.12.

Page 2: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

ilmu yang mengatur pertukaran harta dan manfaat antar sesama manusia dengan perantaraan

akad-akad dan kewajiban-kewajiban".

Dr. Musthafa Ahmad Zarqa juga mendefinisikan mu'amalat dengan: “Hukum-hukum

tentang perbuatan manusia yang berkaitan dengan hubungan sesama manusia mengenai harta

kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya,

pengertian yang luas mencakup mu’awadhat maliyah, munakahat, warisan, politik dan pidana.

Sedangkan dalam makna sempit cakupannya hanya tentang ekonomi (iqtishadiyah).

Pengkhususan mu'amalat untuk hukum-hukum yang hanya berkaitan dengan harta lebih tepat.

Pengertian yang khusus (sempit) inilah yang sama maknanya dengan "fiqih mu'âmalah mâliyah".

Dengan demikian fiqih mu'amalat maliyah bisa kita artikan sebagai "hukum-hukum

syari'at yang mengatur hubungan manusia yang berkaitan dengan harta", sehingga mencakup

akad-akad tukar-menukar; seperti jual beli dan sewa, akad-akad sosial; seperti hibah, wakaf dan

wasiat, akad pembebasan; seperti pembebasan dari hutang, akad-akad musyarakah dan jaminan;

seperti gadai, kafalah dan hiwalah (transfer)2. Atau dengan bahasa lain fiqih mu’amalah mâliyah

ialah : “Aturan-aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam

memperoleh dan mengembangkan harta benda” atau “Aturan-aturan Allah tentang kegiatan

ekonomi manusia”.

B. URGENSI FIQIH MU'AMALAT MALIYAH

Urgensi fiqih mu'âmalah dapat dilihat dari keterkaitannya yang sangat erat dengan

syari'at Islam, karena fiqih mu'amalat adalah bagian integral dari syari'at Islam yang tidak bisa

dipisahkan satu dengan yang lainnya. Syari'at Islam tidak dapat tegak dari sisi amali kecuali

dengan menerapkan fiqih mu'amalat, baik yang berkaitan dengan aktivitas individu maupun

kolektif3.

1 Dr.Musthafa Ahmad Zarqa, " Al-Madkhal al-Fiqh Al-Am", Damaskus: Al-Adib, 1966-1967, hlm. 55. 2 Dr. Muhammad 'Utsman Syabir, “al Mu'amalat al maliyah al mu'ashirah”, Jordan: Dar al nafais, cet. III tahun 1419 H/1999 M, hal. 10. 3 Prof. Dr. Nashr Farid Washil, Buhûts wa Dirasât fî: al 'Uqûd al ribawiyyah wa al mu'amalât al mashrafiyyah wa

al siyasah al naqdiyyah, Cairo: Maktabah al shafa, cet. I th. 1420 H/ 2000 M, hal. 23.

Page 3: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

Apabila ekonomi konvensional –dengan sebab situasi kelahirannya- terpisah secara

sempurna dari agama. Maka keistimewaan terpenting ekonomi Islam adalah keterkaitannya

secara sempurna dengan Islam itu sendiri, yaitu aqidah dan syariah1.

Ekonomi Islam adalah aturan Tuhan, setiap ketaatan terhadap aturan ini merupakan

ketaatan kepada Allah Swt. setiap ketaatan kepada Allah adalah ibadah, jadi menerapkan sistem

ekonomi Islam adalah ibadah2. Ini sesuai dengan misi diciptakannya manusia, yaitu untuk

menyembah Allah Swt, sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur'an:

نس الجن خلقت ﴿وما 3لیعبدون﴾ إلا والإ

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku".

n Hukum Mempelajari Fiqih Mu’amalat

Memahami/mengetahui hukum mu’amalah maliyah wajib bagi setiap muslim, namun

untuk menjadi expert (ahli) dalam bidang ini hukumnya fardhu kifayah.

Kewajiban itu disebabkan setiap muslim tidak terlepas dari aktivitas ekonomi. Bahkan

sebagian besar waktu yang dihabiskan seorang manusia adalah untuk kegiatan mu'amalah,

seperti mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan diri, keluarga, bahkan negara. Kalau kita

perhatikan perbandingan alokasi waktu untuk ibadah mahdhah dan mu'amalah seperti berikut:

Ibadah Mahdhah 5 x 10 menit = 50 menit, sedangkan mu'amalah (mencari nafkah/kerja)

dilakukan manusia mulai jam 7 pagi sd jam 19.00 = 12 jam. Hanya saja materi ibadah mahdhah

merupakan materi yang dominan dibahas para ustadz saat ini, sedangkan materi mu'amalat

cenderung diabaikan dalam pengajian.

n Akibat mengabaikan kajian mu'amalah

Apabila kajian fiqih mu'amalah diabaikan, akan mempunyai implikasi yang buruk bagi

umat Islam, diantaranya:

1 Prof. Dr. Ahmad Muhammad ‘Assal & Prof.Dr. Fathi Ahmad Abdul Karim, An-Nizham al-Iqtishadi fil Islam,

Cairo: 1977, hlm.17-18. 2 Muhammad Rawwas Qal’ah, Mabahits fil Iqtishad al-Islamiy, Kuwait Darun Nafas, 2000, hlm.55. 3 QS. Al Dzâriyât: 56

Page 4: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

• Umat Islam kurang faham praktek mudharabah, musyarakah, ijarah, murabahah dan 40 lebih

jenis transaksi mu'amalah lainnya.

• Umat Islam tidak faham perbedaan bank Islam dengan bank konvensional, perbedaan margin

murabahah dengan bunga, perbedaan bunga dan bagi hasil.

• Umat Islam memandang sama saja bank Islam dan bank konvensional, asuransi Islam dan

konvensional, dll.

• Umat Islam memandang kalau Ekonomi Islam sama saja dengan ekonomi konvensional.

• Umat Islam tidak memahami fungsi uang, sehingga tanpa rasa berdosa mempraktekkan riba di

bank, asuransi, pasar modal dan kredit-kredit lainnya.

Karena pentingnya fiqih mu'amalat, Khalifah Umar bin Khattab berkeliling pasar dan

berkata :

لا یبع في سوقنا إلا من قد تفقھ في الدین

“Tidak boleh berjual-beli di pasar kita, kecuali orang yang telah mengerti fiqh (mu'amalah)

dalam agama Islam” (H.R.Tarmizi)

Dalam konteks ini Allah Berfirman:

أصلواتك تأمرك أن نترك مایعبد ءابآؤنآ أو أن نفعل في أموالنا مانشاء إنك قالوا یاشعیب ﴿

شید 1﴾ لأنت الحلیم الر

"Mereka berkata, “Hai Syu’aib, apakah agamamu yang menyuruh kamu agar kami

meninggalkan apa yang disembah oleh nenek moyang kami atau melarang kami memperbuat

apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang

penyantun lagi berakal”

Ayat di atas mengisahkan perdebatan kaum Nabi Syu’aib yang mengingkari agama yang

dibawanya yang mengajarkan I’tiqad dan iqtishad (aqidah dan ekonomi)

Nabi Syu’aib mengingatkan mereka tentang kekacauan transaksi mu'amalah ekonomi yang

mereka lakukan selama ini. Ayat ini berisi dua peringatan penting, yaitu aqidah dan mu'amalah.

Ayat ini juga menjelaskan bahwa pencarian dan pengelolaan rezeki (harta) tidak boleh

1 QS. Hud: 87

Page 5: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

sekehendak hati, melainkan mesti sesuai dengan kehendak dan tuntunan Allah, yang disebut

syari’ah.

C. KARAKTERISTIK FIKIH MU'MALAT MALIYAH

Fiqih mu'amalat memiliki keistimewaan tersendiri dari cabang-cabang fiqih lainnya, yang

harus dipahami oleh setiap muslim yang berinteraksi dengan permasalahan-permasalahan fiqih

mu'amalat kontemporer. Keistimewaan itu bisa kita lihat pada karakteristik fiqih mu'amalat

seperti di bawah ini:

1. Fiqih mu'amalat didasarkan kepada prinsip-prinsip umum

Fiqih mu'amalat seperti cabang-cabang fiqih Islam lainnya sumbernya bersifat rabbani,

yaitu bersumber kepada Al Qur'an dan sunnah. Hanya saja fiqih mu'amalat didasarkan pada

prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah umum, tidak berkutat pada hal-hal yang rinci. Ini memberi

ruang pada para fuqaha untuk berijtihad dalam memberikan solusi hukum bagi permasalahan-

permasalahan yang baru muncul.

Diantara prinsip-prinsip tersebut adalah:

a. Diharamkan memakan harta orang lain dengan cara yang batil.

Sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur'an , Allah berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan

jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di

antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha

Penyayang kepadamu."

"Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan

jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya

kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat)

dosa, Padahal kamu mengetahui."

Ayat ini adalah salah satu kaidah pokok dalam mu'amalat, sebagaimana yang dikatakan

oleh Ibnu al 'Arabi ketika menafsirkan ayat di atas: "ayat ini merupakan salah satu kaidah

Page 6: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

mu'amalat dan dasar untuk transaksi tukar-menukar"1. Larangan ini mencakup perjudian,

penipuan, ghashab, penjualan khamer, suap dan lain-lain.

b. Dihalalkan jual beli dan diharamkan riba

Allah Swt. berfirman:

"Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba."

c. Dilarang berbuat gharar (ada unsur ketidak jelasan)

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, berkata:

2نھى رسول الله صلى الله علیھ وسلم عن بیع الغرر

"Rasulullah saw. melarang jual beli yang ada unsur ketidak jelasan"

Larangan berbuat gharar ini merupakan prinsip pokok yang mencakup banyak permasalahan

dalam bab jual beli.

d. Memperhatikan tujuan (maqâshid)

Seorang muslim dituntut untuk menjaga harta dan menginvestasikannya, sehingga dapat

melaksanakan kewajiban yang dibebankan oleh syara’ kepadanya, bahkan Islam menganggap

hifdzul mal (menjaga harta) merupakan salah satu dari lima tujuan syari’ah (maqashid syari’ah)

yang menjadi pondasi tegaknya suatu kehidupan.

2. “Pada dasarnya semua aktivitas mu'amalah adalah boleh kecuali ada dalil yang

melarangnya”

Kaidah fiqih mu'amalat ini berbeda dengan kaidah dasar dalam masalah ibadah yang

berbunyi: “Pada dasarnya dalam ibadah adalah haram, kecuali ada dalil yang membolehkannya”.

Maka dalam masalah mu'amalat tidak dilarang untuk melakukan suatu aktivitas, kecuali ada nash

(teks) syari'ah yang melarangnya secara jelas, baik dari segi dilalahnya maupun ketetapannya.

Perbedaan prinsip ibadah dan mu'amalah dapat kita lihat pada tabel berikut ini:

No. Ibadah Mu'amalah

1 Ibnu al 'Arabi, "Ahkâm al Qur'ân", Beirut: Dâr al kutub al 'ilmiyyah, cet. 3 th. 1424 H/ 2003 M. juz 1 hal. 137. 2 Ibnu Majah, "Sunan Ibnu Majah", tahqiq: Muhammad Fuad Abdul Baqi, Dâr Ihyâ' al Kutub al 'Arabiyyah- Faishal

'Isâ al Bâbi al Halabî, juz 2 hal. 739, nomer hadits: 2195. Hadits senada diriwayatkan oleh Imam Muslim, "Shahih Muslim", Beirut: Dâr ihyâ' al Turâts al 'Arabiyyah, tahqîq: Muhammad Fuad Abdul Baqi, 3/1153, nomer hadits: 1513.

Page 7: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

1 Bersifat tetap (ثابتة) Bersifat Elastis (متغیرة)

2 Tidak bisa berkembang Dapat berkembang sesuai dengan

zaman & tempat

3 Bersifat khusus,eksklusif Bersifat universal, inklusif

4 Nash-nash lebih terinci (tafshili) Nash-nash umumnya general

5 Peluang Ijtihad sempit Peluang ijtihad luas

3. Fiqih mu'amalat didasarkan kepada 'illat dan kemashlahatan

Jika kebanyakan masalah ibadah dalam Islam bersifat ta'abbudiyyah tidak

memperhatikan masalah rasionalisasinya, seorang muslim dituntut untuk melaksanakannya

meski tidak mengetahui 'illat ataupun hikmahnya, seperti jumlah rakaat dalam sholat, mencium

hajar aswad. Berbeda dengan fiqih mu'amalat yang kebanyakan bukan hal yang ta'abbudiyyah,

tapi melihat kepada 'illat dan alasan disyari'atkan suatu hukum yang bisa dicerna oleh akal

seorang muslim. Seperti yang diungkapkan oleh Imam Al Syathibi dalam kitabnya:

وأصل المعاني، إلى الالتفات دون التعبد المكلف إلى بالنسبة العبادات في الأصل

1المعاني إلى الالتفات العادات

"Pada dasarnya hukum dalam ibadah bagi seorang mukallaf adalah ta'abbud tanpa melihat

kepada makna-makna, sedangkan hukum dasar dalam masalah 'âdât (kebiasaan) adalah melihat

kepada makna-makna".

Kemashalahatan yang dimaksudkan dalam fiqih mu'amalat adalah dengan mendahulukan

kemaslahatan dharuriat (primer) kemudian hajiat (skunder) baru kemudian tahsiniyat (tersier).

Seluruh syari'at Islam adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, semua bertujuan

untuk mewujudkan kebahagiaan dan kemashalatan manusia secara riil, baik yang bersifat

individu maupun kolektif (jama'ah)2.

4. Fiqih mu'amalat menggabungkan antara perkara permanen dan fleksibel

1 Syathibi, "al muwâfaqât", muhaqqiq: Abu 'ubaidah Masyhur bin Hasan Alu Salman, Dâr Ibnu 'Affan, cet. 1 th. 1417 H./ 1997 M. juz 2 hal. 513.

2 Prof. Dr. Nashr Farid Washil, hal. 26.

Page 8: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

Sebagian hukum mu'amalat bisa berubah sesuai dengan perubahan 'illat dan

kemashlahatan, dan sebagian lagi merupakan hukum yang permanen tidak bisa berubah meski

kondisi, tempat dan zaman telah berubah. Dengan demikian fiqih mu'amalat menggabungkan

antara hukum yang permanen dan yang fleksibel.

Diantara hukum-hukum yang permanen adalah harus ada rasa suka sama suka (tarâdhi)

dalam melakukan transaksi, diharamkan riba, penipuan dan penimbunan barang, serta hukum-

hukum yang berkaitan dengan tujuan-tujuan syari'ah seperti mewujudkan keadilan, larangan

melakukan kedzaliman, dan menjaga harta.

Sedangkan hukum-hukum yang berkaitan dengan wasail (sarana/teknis) atau ditetapkan

dengan ijtihad yang didasarkan kepada tradisi, maka bisa berubah dengan berubahnya wasail dan

tradisi. Misalnya uang merupakan alat untuk membeli suatu barang, dahulu dibuat dari emas dan

perak, namun sekarang menggunakan logam dan kertas, yang bisa dianggap sebagai uang yang

sah, meski bukan dari emas dan perak.

Oleh karena itu, penting sekali bagi seorang faqih untuk mengetahui perbedaan antara

hukum yang permanen dan yang fleksibel, agar dapat menentukan hukum permasalahan-

permasalahan mu'amalat kontemporer yang muncul secara tepat1.

D. AKAD-AKAD DALAM FIQIH DAN IMPLEMENTASINYA DALAM LKS

1. Pengertian akad dalam fiqih

Secara bahasa akad berarti ikatan antara dua ujung-ujung sesuatu, baik ikatan itu secara

fisik maupun maknawi, dari satu pihak atau dari dua pihak.

Menurut terminologi/istilah fikih, akad berarti:

محلھ فى رهثأ یثبت روعمش جھو على ولبقب بیجاإ طتباار

Hubungan antara ijab dan qabul sesuai dengan kehendak syariat yang menetapkan adanya

pengaruh/akibat hukum pada obyek akadnya2.

Pengertian Akad Dalam Fatwa DSN & KHES

Dalam Fatwa DSN:

1 Dr. 'Utsman Syabir, hal. 25-26. 2 Dr. Wahbah al Zuhaili, al Fiqh al Islami wa adillatuh, 4/433.

Page 9: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

§Akad adalah pertalian (pernyataan melakukan ikatan) dan qabul (pernyataan menerima ikatan)

yangdibuat antara dua pihak atau lebih, sesuai prinsip syariah (Fatwa 88)

§Akad adalah transaksi atau perjanjian syar’i yang menimbulkan hak dan kewajiban serta

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Line Facility (Fatwa 45)

Dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES):

Akad adalah kesepakatan dalam suatu perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk melakukan

dan atau tidak melakukan perbuatan hukum tertentu (Pasal 20 angka 1 KHES).

2. Rukun akad

Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa rukun akad adalah ijab-qabul. Adapun orang yang

mengatakan akad atau hal-hal lainnya yang menunjang terjadinya akad tidak dikatagorikan

rukun sebab keberadaanya sudah pasti.

Menurut jumhur ulama rukun akad ada tiga:

1. ‘aqid (orang yang melakukan transaksi)

2. Ma’qud ‘alaih (obyek akad)

3. Shighah (ijab dan qabul) 1

Menurut Fatwa DSN Rukun Akad terdiri dari:

1. Kesepakatan Untuk Mengikatkan Diri (Shighat al‘Aqd/Ijab wa Qabul);

2. Pihak-PihakYang Berakad (al Muta’aqidain/al‘Aqidain);

3. Objek Akad (Mahal al‘Aqd/al-ma'qud Alaih)

4. Tujuan Akad (Maudhu’ul ‘Aqd)

4. Syarat-syarat akad

Yang dimaksud dengan syarat di sini adalah adanya hukum itu tergantung kepada adanya

syarat. Dan agar terjadi akad, disamping harus terpenuhi rukun-rukun di atas harus terpenuhi

empat macam syarat sebagai berikut:

a. Syarat in’iqad (syarat terbentuknya akad)

1 Ibid, 4/445.

Page 10: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

Yaitu agar terbentuk akad secara syar’i disyaratkan adanya syarat-syarat ini, kalau tidak

terpenuhi, maka akad tidak sah. Syarat ini terdiri dari syarat khusus yang harus dipenuhi bagi

masing-masing akad, dan syarat umum yang harus dipenuhi bagi semua akad, seperti syarat-

syarat yang berkaitan dengan rukun-rukun akad.

b. Syarthu shihhah (Syarat sah)

Yaitu syarat yang harus dipenuhi agar implikasi akad bisa diwujudkan, kalau tidak

terpenuhi, maka akad tidak sah. Kebanyakan syarat ini berkaitan dengan masing-masing akad,

misalnya madzhab Hanafi mensyaratkan jual beli harus terbebas dari 6 cacat:

1. Ketidak jelasan yang bisa mengakibatkan perselisihan.

2. Adanya paksaan, yaitu mengharuskan salah satu pihak untuk membeli tanpa kerelaannya.

3. Dibatasi waktu, yaitu membatasi jual beli dengan waktu tertentu, sebulan atau setahun

misalnya.

4. Adanya unsur penipuan tentang sifat barang yang dijual.

5. Adanya hal yang merugikan (dharar) bagi salah satu pihak.

6. Adanya syarat yang rusak, misalnya menjual mobil dengan syarat tidak dipakai oleh

pembeli dalam waktu sebulan atau setahun.

c. Syarthu nafadz (Syarat bisa dilaksanakan implikasi akad), syaratnya ada dua:

1. Kepemilikan (al milk), yaitu kepemilikan atas sesuatu tanpa ada hak orang lain terhadap

barang tersebut, dan mampu melakukan tasharuf terhadap barang tersebut tanpa ada

penghalang secara syar’i.

2. Kekuasaan (al wilayah), yaitu kekuasaan dalam pandangan syari’ah yang menjadikan

akad terbentuk dan bisa dilaksanakan implikasinya.

d. Syarthu luzum (Syarat agar akad mengikat), disyaratkan agar akad mengikat harus

terbebas dari khiyar yang membolehkan salah satu pihak membatalkan akad.

Page 11: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

5. Klasifikasi Akad

Pertama : dilihat kepada segi ada atau tidaknya tasmiyah pada akad tersebut. Maka akad

ditinjau dari segi ini, dibagi kepada :

• ‘Uqud musammah, yaitu akad-akad yang telah ditetapkan syara’ dan diberikan hukum-

hukumnya, seperti jual beli, hibah, ijrah, sirkah, dll.

• ‘Uqud ghairu musammah, yaitu akad-akad yang belum diberikan istilah-istilah dan belum

ditetapkan hukumnya.

Kedua: dilihat dari segi disyari’atkannya akad atau tidaknya. Maka akad ditinjau dari segi ini

dibagi dua :

• ‘Uqud musyru’ah, yaitu akad-akad yang dibenarkan syara’ dan diizinkannya, umpamanya jual

beli, jual harta yang ada harganya dan termasuk juga hibah, dan rahn (gadai).

• ‘Uqudun mamnu’ah, yaitu akad-akad yang dilarang syara’ seperti menjual anak binatang yang

masih dalam kandungan yang dalam bahasa Arab dikatakan bai’ malaqih atau bai’ madlamin,

yang dikenal di masa jahiliyah.

Ketiga : dilihat dari segi sah tidaknya akad. Akad ditinjau dari segi ini, dibagi dua pula :

• ‘Uqud shahihah, yaitu yang cukup syarat, baik syarat-syarat yang bersifat umum, maupun

syarat-syarat yang khusus baik pada pokonya, maupun pada cabang-cabangnya. Contohnya

seperti menjual sesuatu dengan harga sekian kalau kontan, dan sekian kalau hutang.

• Uqud fasidah, yaitu akad-akad yang cedera yang tidak sempurna, yakni terdapat padanya

sebagian syarat yang berpautan dengan bukan hukum pokok. Umpamanya menjual sesuatu

dengan harga yang tertentu tetapi ditangguhkan masa pembayarannya kepada masa yang tidak

ditentukan.

Keempat : dilihat dari sifat bendanya. Akad dilihat pada sifat bendanya, dibagi dua juga :

• Uqud ‘ainiyah, yakni yang disyaratkan untuk kesempurnaannya menyerahkan barang-barang

yang dilakukan akad.

• ‘Uqud ghairu ‘ainiyah, yaitu akad-akad yang hasil dengan semata-mata akad dilakukan.

Kelima : dilihat dari bentuk atau cara melakukan akad. Dari sudut ini dibagi dua pula:

• Akad-akad yang harus dilaksanakan dengan upacara tertentu, yaitu ada saksi, seperti

pernikahan.

Page 12: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

• ‘Uqud ridlaiyah, yakni akad-akad yang tidak memerlukan upacara yang apabila terjadi

persetujuan kedua belah pihak telah menghasilkan akad, seperti kebanyakan akad.

Keenam : dilihat kepada diberlakukan tidaknya, akad dibagi dua:

• ‘Uqud nafizah, yaitu terlepasnya dari suatu penghalang sahnya akad.

• ‘Uqud mauqufah, yaitu akad-akad yang berpautan dengan persetujuan, seperti akad fudluly

(akad-akad mauquf, karena berlakunya akad ini adalah setelah disetujui oleh bersangkutan

sendiri atau si pemilik harta).

Ketujuh : dilihat dari luzum dan dapat difasakhkannya akad, akad dibagi menjadi empat

macam:

• Aqad lazim, bihaqqi tharafaini, yaitu akad ini tidak dapat difasakh dengan jalan iqalah,

misalkan akad nikah.

• ‘Uqud lazimah bi haqqi tharafaini, tetapi dapat difasakh dengan iqalah, atas persetujuan

kedua belah pihak, seperti jual beli, shulh, dll.

• ‘Uqud lazimah bihaqqi ahadi tharafaini, seperti rahn dan kafalah.

• ‘Uqud jaizah (lazimah bihaqqi kila tharafaini), yaitu yang boleh ditarik oleh masing-masing

pihak tanpa menunggu persetujuan pihak yang kedua, seperti ida’, i’arah dan wakalah.

Kedelapan : dilihat dari segi tukar-menukar hak, terbagi atas :

• ‘Uqudun mu’awadlah, yaitu akad-akad yang berlaku atas dasar timbal balik, seperti jual beli,

sewa menyewa, shulh dengan harta, atau shulh terhadap harta dengan harta.

• ‘Uqud tabarru’at, yaitu akd-akad yang berdasarkan pemberian dan pertolongan, seperti hibah

dan i’arah.

• ‘Uqud yang mengandung tabarru’ pada permulaan tetapi menjadi mu’awadlah pada akhirnya,

seperti qaradl dan kafalah.

Kesembilan : dilihat kepada harus dibayar ganti dan tidaknya, terbagi atas :

• ‘Uqud dlaman, yaitu tanggung jawab pihak kedua sesudah barang-barang itu diterimanya.

Seperti jual beli, iqalah, qismah, qaradl.

Page 13: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

• ‘Uqud amanah, yaitu tanggung jawab dipikul oleh yang punya, bukan oleh yang memegang

barang yaitu: ida’, i’arah, syirkah,wakalah, dan washayah.

• ‘Uqud yang dipengaruhi oleh beberapa unsur, dari segi yang mengharuskan dlaman, dari segi

lain merupakan amanah, yaitu ijarah, rahn, shulh ‘am mal bi manfa’ah.

Kesepuluh : dilihat dari segi tujuan akad, yaitu :

• Yang tujuannya atau ghayahnya tamlik, seperti bai’ mudlarabah.

• Yang tujuannya mengkokohkan kepercayaannya saja (tautsiq), seperti rahn dan kafalah.

• Yang tujuannya menyerahkan kekuasaan, seperti wakalah dan washayah.

• Yang tujuannya pemeliharaan, yaitu aqdul ‘ida.

Kesebelas : dilihat dari segera berlakunya dan terus menerus berlakunya, tidak habis pada

waktu akad itu, yakni :

• ‘Uqud fauriyah, yaitu akad-akad yang pelaksanaannya tidak memerlukan waktu yang lama,

seperti jual beli.

• ‘Uqud mustamirrah, yaitu akad-akad yang pelaksanaannya memerlukan waktu yang menjadi

unsur asasi dalam pelaksanaannya, seperti ijarah.

Keduabelas : dilihat dari asliyah dan tabi’iyah. Akad dari segi ini dibagi dua juga :

• ‘Uqud asliyah, yaitu segala akad yang berdiri sendiri, tidak memerlukan kepada adanya

sesuatu urusan lain, misalnya jual beli, ijarah, dll.

• ‘Uqud tab’iyah, yaitu segala akad yang berpautan wujudnya pada adanya sesuatu yang lain,

misalnya rahn dan kafalah.1

6. Hal-hal yang bisa merusak akad

Hal-hal yang dipandang merusak terjadinya akad adalah : paksaan, kekeliruan, penipuan

atau pemalsuan dan tipu muslihat.

a. Paksaan (Al-Ikrah)

Untuk sahnya, suatu akad harus terjadi dengan sukarela antara pihak-pihak bersangkutan.

Unsur paksaan mengakibatkan akad yang dilakukan menjadi tidak sah. Kaidah umum dalam

1Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pengantar Fiqih Mu’amalah(Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra, 1997) hlm 109-116

Page 14: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

muamalat menentukan bahwa setiap tindakan atau akad yang terjadi dari orang yang dipaksa,

tidak ada nilainya atau tidak mempunyai akibat hukum sama sekali.

b. Kekeliruan (ghalath)

Kekeliruan yang dimaksud disini ialah kekeliruan yang terjadi pada objek akad, bukan

pada subjeknya juga, sebab tentang subjek akad sudah dibicarakan dalam macam-macamnya,

apakah seseorang bertindak sebagai subjek asli, mewakili orang lain, atau lancang. Kekeliruan

pada objek akad mungkin terjadi pada jenisnya atau sifatnya. Bila unsur sukarela antara dua

pihak merupakan asas sahnya suatu akad, terjadinya kekeliruan pada objek akad itu akan

menghilangkan unsur sukarela tersebut. Maka, bila dalam suatu akad terjadi kekeliruan jenis

objek, akad itu dipandang batal sejak awal.

c. Penipuan atau pemalsuan (Taghrir dan Tadlis)

Yang dimaksud dengan penipuan atau pemalsuan disini ialah menyembunyikan cacat

pada objek akad agar tampak tidak seperti yang sebenarnya, atau perbuatan pihak penjual

terhadap barang yang dijual dengan maksud untuk memperoleh harga yang lebih besar.Maka,

para fukaha mazhab Maliki, Syafi’i dan Hambali berpendapat bahwa pihak yang merasa tertipu

berhak merusak (fasakh) akad.

d. Tipu Muslihat (Ghaban)

- Sebagian ulama berpendapat bahwa orang yang terkecoh berhak fasakh, meskipun bukan

merupakan akibat tipu muslihat sebab kecohan itu adalah semacam kelaliman yang harus

dihilangkan dari segala macam akad yang dapat menerima fasakh.

- Menurut pendapat yang mengatakan bahwa orang yang terkecoh tidak berhak fasakh,

kecuali apabila ada sebab lain. Maka, akad dipandang sah sebab merupakan suatu kebaikan

apabila stabilitas muamalat dapat terpelihara.

- Sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa orang yang terkecoh berhak fasakh, dengan

ketentuan jika tipu muslihat itu datangnya dari partner yang melakukan akad dengannya.

Perlu dicatat bahwa pendapat yang memberi hak fasakh kepada orang yang terkecoh itu

adalah jika kecohan itu dipandang berat. Jika kecohan dipandang ringan, ia tidak

berpengaruh terhadap akad muamalat.1

1 Ibid, hlm 101-106

Page 15: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

7. Implementasi Akad-akad fiqih dalam Lembaga Keuangan Syari’ah

Akad-akad fiqih yang diterapkan di Lembaga Keuangan Syari’ah bisa diklasifikasikan

sebagai berikut:

a. Akad Pertukaran, terdiri dari:

1. akad jual beli (Murabahah, Salam, dan istishna’)

2. sewa menyewa (ijarah murni dan ijarah wa iqtina’/ ijarah muntahiyah bi tamlik)

b. Akad percampuran, terdiri dari:

1. mudharabah (mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqayyadah)

2. musyarakah (‘inan)

c. Akad titipan (wadi’ah)

d. Akad kepercayaan, terdiri dari:

1. Wakalah (wakalah muthlaqah, dan wakalah muqayyadah)

2. Kafalah

3. Hawalah

4. Rahn

Contoh aplikasi akad dalam produk LKS

Produk Lembaga keuangan syari’ah terdiri dari: Penghimpunan dana, penyaluran dana

dan jasa seperti berikut:

Page 16: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

Keterangan:

a. Wadi’ah:

wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu

maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki

(fiqh sunnah)

- Hukum:

Pada dasarnya, penerima simpanan adalah yad al amanah (tangan amanah), artinya ia

tidak bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada aset titipan selama

hal ini bukan dari kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang

titipan.

Sumber: Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori Praktik, 87

Implementasi wadi’ah di perbankan

Produkdanjasaperbankansyari'ah

Penghimpunandana

Giro:Wadi'ah

Mudharabah

Deposito:Mudharabah

Tabungan:MudharabahWadi'ah

Penyalurandana

Pembiayaan

BagiHasil

Mudharabah Musyarakah

Jualbeli

Murabahah Salam Istishna'

sewa

IjarahIjarah

muntahiyahbitamlik

Pinjaman:Qardh

Jasa

WakalahKafalahHawalahRahn

Page 17: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

Dalam aktivitas perekonomian modern, si penerima simpanan tidak mungkin akan meng

–idle- kan aset tersebut, tetapi mempergunakannya dalam aktivitas perekonomian tertentu.

Karenanya, ia harus meminta izin dari si pemberi titipan untuk kemudian mempergunakan

hartanya tersebut dengan catatan ia menjamin akan mengembalikan aset tersebut secara utuh,

dengan demikian ia menjadi yad adh dhaman (tangan penanggung) yang bertanggung jawab atas

segala kehilangan/ kerusakan pada barang tersebut.

Sumber: Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori Praktik, hal. 88

Mengacu pada pengertian yad adh dhaman, bank dapat memanfaatkan wadi’ah untuk

tujuan:

- current account (giro)

- saving account (tabungan berjangka)

Dalam hal ini bank boleh memberikan semacam insentif berupa bonus dengan catatan

tidak disyaratkan sebelumnya dan jumlahnya ditetapkan dalam nominal atau persentase secara

advance, tetapi betul-betul merupakan kebijakan dari manajement bank.

b. Musyarakah

Akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing

pihak memberikan kontribusi dana (atau amal) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko

akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

Macam-macam Musyarakah/ syarikah:

1. Syarikat al milk (kepemilikan); warisan, wasiat, dll.

2. Syarikat al ‘uqud (kontrak)

Page 18: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

Jenis-jenis syarikah al ‘uqud

a. Syarikat al ‘inan

Yaitu: kontrak antara dua orang atau lebih, setiap pihak memberikan suatu porsi dari

keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Kedua pihak berbagi dalam keuntungan dan

kerugian sebagaimana yang disepakati antara mereka. Akan tetapi porsi masing-masing pihak,

baik dalam dana maupun kerja atau bagi hasil, tidak harus sama dan identik sesuai dengan

kesepakatan mereka.

b. Syarikah Mufawadhah

Yaitu: kontrak kerja sama antara dua orang atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu

porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Setiap pihak membagi keuntungan

dan kerugian secara sama.

c. Syarikah A’mal/ abdan

Yaitu: kontrak kerja sama antara dua orang seprofesi untuk menerima pekerjaan secara

bersama dan berbagi keuntungan dari pekerjaan itu.

Misal: kerja sama dua orang penjahit untuk menerima order pembuatan seragam sekolah.

d. Syarikah wujuh

Yaitu: kontrak kerja sama antara dua orang atau lebih yang memiliki reputasi dan prestise

baik serta ahli dalam bisnis. Mereka membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan dan

menjual barang tersebut secara tunai. Mereka berbagi dalam keuntungan dan kerugian

berdasarkan jaminan kepada penyuplai yang disediakan oleh tiap mitra.

Aplikasi dalam perbankan

a. Pembiayaan proyek

Nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana.

b. Modal ventura ( al musyarakah al mutanaqishah)

Yaitu penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank

melakukan divestasi atau menjual sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.

Page 19: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

Sumber: Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori Praktik, hal. 94

c. Mudharabah

Adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul mal)

menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan

usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, apabila rugi ditanggung oleh

pemilik modal selama kerugian bukan akibat kelalaian pengelola.

Macam-macam mudharabah:

1. Mudharabah muthlaqah

2. Mudharabah muqayyadah

Aplikasi pada perbankan

a. Pada penghimpunan dana:

1. Tabungan berjangka; deposito biasa, tabungan haji, kurban, dll.

2. Deposito spesial; khusus untuk bisnis tertentu

b. pembiayaan:

1. Pembiayaan modal kerja; perdagangan & jasa

2. Investasi khusus (mudharabah muqayyadah)

Page 20: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

Sumber: Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori Praktik, hal. 98

d. Murabahah

Jual beli murabahah secara bahasa diambil dari kata الربح yang artinya keuntungan, bai’

al murabahah berarti jual beli menggunakan modal dengan mendapatkan tambahan yang

diketahui1.

Jual beli murabahah secara istilah fiqih dijelaskan oleh Imam Ibnu Qudamah dalam al

Mughni: “Makna jual beli murabahah adalah jual beli dengan modal dan keuntungan yang

diketahui, dan disyaratkan kedua pihak mengetahui besar modal, misalnya mengatakan: modalku

untuk barang ini adalah seratus, aku jual kepadamu dengan keuntungan sepuluh, transaksi ini

diperbolehkan tanpa ada perbedaan pendapat tentang keabsahannya.2”

Penerapan akad murabahah dalam Lembaga keuangan syari’ah bisa digunakan untuk

pembiayaan dalam pembelian barang-barang, seperti rumah, mobil, tanah dan lain-lain.

1 Ibrahim Madkur, “al Mu’jam al wasith”, hal. 322. 2 Ibnu Qudamah, “al Mughni”, 4/129.

Page 21: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

Sumber: Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori Praktik, hal. 107.

e. Bai’ Salam

Secara bahasa al salam adalah mashdar dari kata aslama, yang mashdar haqiqinya adalah

al Islâm, yang berarti: menyegerakan dan mendahulukan modal1.

Salam disebut juga dengan salaf, salam adalah bahasa penduduk Hijaz, sedangkan salaf

adalah bahasa penduduk Iraq, seperti yang diungkapkan oleh Imam Mawardi. Akad ini disebut

salam karena adanya penyerahan modal di tempat akad, dan dinamakan salaf karena adanya

penyerahan modal terlebih dahulu2.

Sedangkan salam dalam istilah fuqaha, ada yang mendefinisikan: “Akad terhadap barang

yang ditentukan sifatnya dalam tanggungan, dengan imbalan yang diserahkan di depan”3.

Akad salam pada perbankan Islam dipergunakan untuk memberi pembiayaan para petani,

khususnya ketika pemerintah atau suatu perusahaan penampung buah-buahan atau pabrik gula

misalnya berkomitmen untuk membeli hasil pertanian saat panen. Perbankan Islam memberikan

pembiayaan kepada petani, dengan membeli hasil pertanian dengan akad salam, kemudian

menjualnya setelah diserahterimakan dari penjual, sehingga bank mendapat keuntungan dari

selisih penjualan dan pembelian tersebut.

1 Ibnu Mandzur, Lisân al ‘Arab, 4/664. 2 Muhammad syarbini al Khathib, al Iqnâ’ 2/291, Muhammad Abdul Aziz Hasan Zaid, Bai’ al salam watathbiqâtuhu al mashrafiyyah al mu’âshirah, (Giza: Markaz al iqtishâd al Islâmi, al mashraf al Islâmi al dauli lil istitsmâr wa al tanmiyah, Cet. tanpa tahun, hal. 4. 3 Imam Nawawi, “Raudhatu al thâlibîn”, 4/3.

Page 22: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

Akad salam juga digunakan dengan system parallel, ada dua akad salam, dengan cara

bank Islam membeli sejumlah barang komoditi yang dijelaskan sifat-sifatnya dan akan

diserahkan pada waktu yang akan datang. Kemudian menjual sejumlah barang yang sama,

dijelaskan juga sifat-sifatnya, dan dengan waktu penyerahan yang sama. Keuntungannya adalah

selisih dari harga pada saat membeli dan harga pada saat menjual1.

Sumber: Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori Praktik, hal. 113.

f. Bai’ istishna’

Secara bahasa bai’ istishna’ dari kata isthana’a fulanan kadza, yang berarti minta

kepadanya dibuatkan sesuatu untuknya2.

Secara istilah al istishna’ adalah akad dengan orang yang membuat sesuatu untuk

mengerjakan sesuatu tertentu dalam tanggungan, seperti kesepakatan dengan tukang kayu untuk

membuat meja atau kursi3.

Dalam perbankan syari’ah istishna’ bisa digunakan untuk pembiayaan pembuatan

rumah, gedung, atau barang-barang.

Sumber: Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori Praktik, 115.

1 Mundzir al Qahf, al iqtishâd al Islâmi ‘ilman wa ‘amalan, 179-180. 2 Muhammad bin Ahmad al Samarqandi “Tuhfatu al Fuqaha”, 2/362. 3 Dr. Wahbah Zuhaili, al Mu’amalat al Maliyah al Mu’ashirah, hal. 56.

Page 23: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

g. Ijarah

Ijarah secara bahasa berarti upah terhadap kerja, dan akad terhadap suatu manfaat dengan

imbalan1. Dan secara istilah ijarah adalah akad atas suatu manfaat yang diketahui dan

diperbolehkan dengan memberikan imbalan yang diketahui2.

Diantara ijarah dalam perbankan syari’ah ada yang disebut al ijarah al muntahiyah bi

tamlik, yaitu sejenis perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa

yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si penyewa. Sifat pemindahan kepemilikan

ini pula yang membedakan dengan ijarah biasa.

Bank-bank Islam yang mengoperasikan produk al ijarah, dapat melakukan leasing, baik

dalam bentuk operating lease maupun financial lease. Akan tetapi, pada umumnya, bank-bank

tersebut lebih banyak menggunakan al ijarah al muntahiyah bittamlik karena lebih sederhana dari

sisi pembukuan. Selain itu, bank pun tidak direpotkan untuk mengurus pemeliharaan asset, baik

pada saat leasing maupun sesudahnya3.

Dalam perbankan bisa digunakan untuk pembiayaan kepemilikan rumah, gedung dan

barang-barang komoditi lain, dengan menggunakan akad ijarah muntahiyah bitamlik.

Sumber: Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori Praktik, hal. 119.

E. IKHTITAM

Fiqh mu’amalah merupakan bagian dari sistem Islam yang komperehensiv,

suatu agama yang memiliki sistem dalam semua dimensi kehidupan manusia, mulai

1 Dr. Ibrahim Madkur, al Mu’jam al wasith, hal. 7. 2 Muhammad al Khathib al Syarbini, Mughni al Muhtaj, 2/332. 3 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori Praktik, hal. 118-119.

Page 24: FIQIH MU'AMALAH FORDEBI · kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa”1. Perbedaan pengertian mu'amalah dalam arti sempit dan luas adalah dalam cakupannya, pengertian yang luas

Disajikan untuk TOT Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam serta Fiqih Muamalah di UISI Gresik, 13-15 November 2018

dari sistem politik, sistem ekonomi, sosial, dan moral disamping dimensi spritualnya.

Makalah yang sederhana ini mudah-mudahan dapat membantu pembaca dalam

memahami fiqih mu’amalah khususnya implementasi akad-akad fiqih mu’amalah

dalam Lembaga Keuangan Syari’ah, dengan harapan kita bisa kembali menerapkan

ajaran-ajaran Allah di muka bumi.

in urîdu illa al ishlâha mastatha’tu wamâ taufîqi illâ billâh ‘alaiji tawakkaltu wailaihi unîb.