laporan luas minimum

14
LUAS MINIMUM Disusun oleh: Noor Shiva Sari B1J011094 Bambang Pradiyanto B1J011116 Muhamad Reza Putratama B1J011166 Muhammad Caisar Aditya B1J011117 Kelompok : 18 Asisten : Yeni LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

Upload: caisar-aditya

Post on 24-Nov-2015

78 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Laporan praktikum ekologi tumbuhan acara luas minimum

TRANSCRIPT

Luas Minimun

LUAS MINIMUM

Disusun oleh:Noor Shiva SariB1J011094Bambang PradiyantoB1J011116Muhamad Reza PutratamaB1J011166Muhammad Caisar AdityaB1J011117Kelompok: 18Asisten: Yeni

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO2014I. PENDAHULUANA. Latar BelakangKeanekaragaman spesies,ekosistem dan sumberdaya genetik semakin menurun pada tingkat yang membahayakan akibat kerusakan lingkungan. Perkiraan tingkat kepunahan spesies di seluruh dunia berkisar antara 100.000 setiap tahun, atau beberapa ratus setiap hari. Kepunahan akibat beberapa jenis tekanan dan kegiatan, terutama kerusakan habitat pada lingkungan alam yang kaya dengankeanekaragam hayati, seperti hutan hujan tropik dataran rendah. Bahkan dalam kurun waktudua setengah abad yang akan datang diperkirakan sebanyak 25% kehidupan akan hilang daripermukaan bumi. Hal tersebut disebabkan oleh aktivitas manusia yang mengarah padakerusakan habitat maupun pengalihan fungsi lahan. Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkankarena kita ketahui keanekaragaman hayati mempunyai peranan penting sebagai penyediabahan makanan, obat-obatan dan berbagai komoditi lain penghasil devisa negara, jugaberperan dalam melindungi sumber air, tanah serta berperan sebagai paru-paru dunia dan menjaga kestabilan lingkungan (Irwanto, 2007).Oleh karena itu, dalam mencegah berbagai masalah- masalah negatif yang disebabkan oleh manusia atau yang lainnya tersebut perlu adanya pemanfaatan ekologi tumbuhan di seluruh indonesia, atau penelitian hutan-hutan, tanaman masa kini, tanaman masa lampau dan tanaman masa akan datang, itu perlu di teliti dan di data secara statistik berupa vitalitas, prioditas dan stratifikasi (Irwanto, 2007).Berbagai metode telah dikembangkan dalam ilmu vegetasi untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendeskripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada.Pada suatu daerah vegetasi umumnya akan terdapat suatu luas tertentu, dan daerah tadi sudah memperlihatkan kekhususan dari vegetasi secara keseluruhan. Jadi luas daerah ini disebut luas minimum (Irwanto, 2007).Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh (kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh (sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas petak contoh yang digunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis vegetasi dengan metode kuadrat (Irwanto, 2007).

B. TujuanTujuan praktikum luas minimum adalah untuk mengetahui luas representatif yang mencakup semua jenis di suatu daerah (luas minimum) dan keanekaragaman jenis tumbuhan di sekitar kampus Biologi.

A. MATERI DAN METODEB. MateriAlat yang digunakan adalah tali rafia, patok, meteran, kamera dan kamera. Bahan yang digunakan adalah lahan dan tumbuhan di sekitar kampus Biologi.

C. Metode1. Petak dibuat dengan ukuran 0,5 x 0,5 m menggunakan tali rafia dan patok, sebagai petak pertama. Jumlah jenis dan jumlah individu tiap jenis dihitung.2. Petak kedua dibuat dengan ukuran 0,5 x 1 m dan dihitung jumlah jenis dan jumlah individu tiap jenis. Pertambahan jenis dihitung jumlahnya.3. Jika pertambahan jenis masih lebih besar dari 10%, maka petak selanjutnya masih terus dibuat sampai angka pertambahan jenis tumbuhan < atau = 10%.4. Kurva luas minimum dibuat berdasarkan data jumlah jenis dan luas total petak yang telah dibuat. 5. Tumbuhan yang diperoleh didokumentasikan dan diidentifikasi.

A. HASIL DAN PEMBAHASANB. HasilNoSpesiesPetakJumlah

12345

1.A148121540

2.B1410121744

3.C1212142049

4.D8915202577

5.E1929354956188

6.F61115303294

7.G1610202562

8.H04571026

9.I013112035

10.J01251018

11.K02671429

12.L02461224

13.M005121734

14.N00481022

15.O004121531

16.P000369

17.Q0002911

18.R000033

Jumlah3775138230316796

Tabel 1 Jumlah Jenis dan Jumlah Individu Vegetasi TumbuhanJumlah Total Spesies: 18

Luas Petak (m)KBJumlah JenisGrafik 1 Kurva Luas Minumum

Keterangan:K : Titik persinggungan antara garis N dengan garis Jumlah JenisB : Titik yang menunjukkan nilai Luas Minimum, adalah 1, 25.Luas Minimum yang diperoleh sebesar 1,25 m.

Gambar 1 Area Sampling

Gambar 2 Vegetasi di Dalam Petak

C. PembahasanLatar belakang pembuatan luas minimumLuas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi menggunakan petak contoh (kuadrat). Karena tidak memungkinkan untuk menganalisa seluruhnya, luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh (sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat. Luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas petak contoh yang digunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis vegetasi dengan metode kuadrat (Anwar,1995).Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah spesies di dalam suatu daerah adalah:1. IklimFluktuasi iklim yang musiman merupakan faktor penting dalam membagi keragaman spesies. Suhu maksimum yang ekstrim, persediaan air, dan sebagainya yang menimbulkan kemacetan ekologis (bottleck) yang membatasi jumlah spesies yang dapat hidup secara tetap di suatu daerah. 2. Keragaman HabitatHabitat dengan daerah yang beragam dapat menampung spesies yang keragamannya lebih besar di bandingkan habitat yang lebih seragam.3. UkuranDaerah yang luas dapat menampung lebih besar spesies di bandingkan dengan daerah yang sempit. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa hubungan antara luas dan keragaman spesies secara kasaradalah kuantitatif. Rumus umumnya adalah jika luas daerah 10 x lebih besar dari daerah lain maka daerah itu akan mempunyai spesies yang dua kali lebih besar (Anwar, 1995).

Tujuan Pembuatan Luas MinimumTujuan pembuatan luas minimum adalah menentukan luas petak minimum yang representatif dengan komunitas tumbuhan yang dianalisis. Luas minimun adalah teknik untuk mengetahui organisme apa saja yang terdapat pada suatu kumunitas. Dalam mengangamati jumlah minimum kita melakukannya dengan cara pelemparan plot sebanyak beberapa kali. Dan dalam menjumlah luas minimum dilakukan dengan cara membuat lahan dengan ukuran tertentu dan kemudian menghitug jumlah individu yang terdapat di dalam plot dan lahan yang telah dibuat. Suatu metode untuk menentukan luas minimum suatu daerah disebut metode luas minimal. Metode ini juga dapat digunakan untuk mengetahui jumlah petak yang digunakan dalam metode tersebut (Guritno, 1995).Luas minimum didapatkan setelah persentase penambahan jenis baru kurang dari 10%, jika presentase penambahan kurang dari 10% maka pembuatan petak dihentikan. Dari data hasil praktikum dan perhitungan luas minimum dapat dtentukan setelah pembuatan petak ketiga dengan luas petak 0,50 x 0,50 m2 =0,25 m2 dengan jumlah jenis 14 sehingga didapatkan presentase 2/12 x 100% = 16,67% ditunjukkan pada grafik yang diarsir dengan warna biru. Tabel yang diberi tanda warna merah muda adalah luas petak yang tidak dapat ditentukan luas minimumnya, karena presentase penambahan jenisnya < 10%. Luas daerah vegetasi yang telah diamati, mulai dari 0,25 m2 sampai 1 m2 vegetasinya sangat bervariasi (Dedy, 2011). Bahwa suatu syarat untuk daerah pengambilan sampel haruslah representatif bagi seluruh vegetasi yang dianalisis. Keadaan ini dapat dikembalikan kepada sifat umum suatu vegetasi yaitu vegetasi berupa komunitas tumbuhan yang dibentuk oleh populasi-populasi. Jadi peranan individu suatu jenis tumbuhan sangat penting. Sifat komunitas akan ditentukan oleh keadaan individu-individu tadi, dengan demikian untuk melihat suatu komunitas sama dengan memperhatikan individu-individu atau populasinya dari seluruh jenis tumbuhan yang ada secara keseluruhan. Ini berarti bahwa daerah pengambilan contoh itu representatif bila didalamnya terdapat semua atau sebagian besar dari jenis tumbuhan pembentuk komunitas tersebut (Honu, 2009).

DAFTAR REFERENSIAnwar. 1995. Biologi Lingkungan. Ganexa exact, Bandung.Dedy. 2011. Analisa Vegetasi. Diakses tanggal 22 April 2011Guritno. 1995. Analisa Pertumbuhan Tanaman. Rajawali Press, Jakarta.Honu, Yohanes, A. K. Shibi, C. David J. Gibson. 2009. Occurrence Of Nonnative Species Deep In Natural Areas Of The Shawnee National Forest, Southern Illinois, U.S.A. Natural Areas Journal, 29:177187.Irwanto. 2007. Analisis Vegetasi Untuk Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung Pulau Marsegu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku: Yogyakarta. Tesis.