aturan minimum standar tentang perlakuan...

19
Translation 22 August 2011 1 Aturan Minimum Standar tentang Penanganan Tahanan Diadopsi oleh Kongres Perserikatan Bangsa-Bangsa yang Pertama tentang Pencegahan Kejahatan dan Perlakuan Pelaku Kejahatan, yang diadakan di Jenewa pada tahun 1955, dan disetujui oleh Dewan Ekonomi dan Sosial melalui Resolusi 663 C (XXIV) tertanggal 31 Juli 1957 dan Resolusi 2076 (LXII) tertanggal 13 Mei 1977 OBSERVASI PENDAHULUAN 1. Aturan Minimum Standar ini tidak dimaksudkan untuk mendeskripsikan secara rinci sebuah model sistem lembaga penjara. Aturan ini hanya bermaksud menguraikan, berdasarkan konsensus umum pemikiran kontemporer dan berdasarkan unsur-unsur esensial dari berbagai sistem yang paling memadai dewasa ini, hal-hal yang secara umum telah diterima sebagai prinsip dan praktik yang baik di bidang penanganan tahanan dan manajemen lembaga penjara. 2. Mengingat sangat beragamnya kondisi hukum, sosial, ekonomi, dan geografi di dunia, jelas tidak seluruh Aturan Minimum Standar ini dapat diterapkan di setiap tempat dan di setiap waktu. Namun, Aturan Minimum Standar ini seyogyanya dapat merangsang usaha terus-menerus untuk mengatasi kesulitan praktis mengenai cara penerapannya, dengan kesadaran bahwa aturan ini secara keseluruhan mewakili kondisi minimum yang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa telah diterima sebagai kondisi yang cukup layak. 3. Di lain pihak, Aturan Minimum Standar ini meliputi sebuah bidang di mana pemikiran senantiasa berkembang. Aturan Minimum Standar ini tidak dimaksudkan untuk mencegah eksperimen dan praktik lain, asalkan eksperimen dan praktik lain tersebut selaras dengan prinsip-prinsip yang ada dan berupaya memajukan tujuan yang berasal dari teks Aturan Minimum Standar ini secara keseluruhan. Selalu bisa dibenarkan bagi otoritas penyelenggara penjara pusat untuk mengizinkan penyimpangan dari Aturan Minimum Standar ini dengan semangat tersebut. 4. (1) Bagian I dari Aturan Minimum Standar ini meliputi manajemen lembaga penjara secara umum dan berlaku bagi semua kategori tahanan, baik pidana maupun perdata, baik yang masih menunggu persidangan maupun yang sudah divonis, termasuk tahanan yang sedang menjalani “langkah pengamanan” (security measures) atau langkah perbaikan (corrective measures) yang diperintahkan hakim. (2) Bagian II berisi aturan yang berlaku hanya bagi kategori-kategori tahanan tertentu sebagaimana diliput dalam masing-masing seksi. Meskipun demikian, aturan-aturan Seksi A, yang berlaku bagi tahanan yang sudah divonis, juga berlaku setara bagi kategori tahanan yang diliput dalam Seksi B, C, dan D, asalkan aturan Seksi A tersebut tidak bertentangan dengan aturan yang mengatur kategori-kategori tahanan ini dan memberikan manfaat bagi mereka.

Upload: nguyenngoc

Post on 19-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Translation

22 August 2011 1

Aturan Minimum Standar tentang Penanganan Tahanan

Diadopsi oleh Kongres Perserikatan Bangsa-Bangsa yang Pertama tentang

Pencegahan Kejahatan dan Perlakuan Pelaku Kejahatan, yang diadakan

di Jenewa pada tahun 1955, dan disetujui oleh Dewan Ekonomi dan

Sosial melalui Resolusi 663 C (XXIV) tertanggal 31 Juli 1957 dan

Resolusi 2076 (LXII) tertanggal 13 Mei 1977

OBSERVASI PENDAHULUAN

1. Aturan Minimum Standar ini tidak dimaksudkan untuk mendeskripsikan secara

rinci sebuah model sistem lembaga penjara. Aturan ini hanya bermaksud

menguraikan, berdasarkan konsensus umum pemikiran kontemporer dan

berdasarkan unsur-unsur esensial dari berbagai sistem yang paling memadai

dewasa ini, hal-hal yang secara umum telah diterima sebagai prinsip dan praktik

yang baik di bidang penanganan tahanan dan manajemen lembaga penjara.

2. Mengingat sangat beragamnya kondisi hukum, sosial, ekonomi, dan geografi di

dunia, jelas tidak seluruh Aturan Minimum Standar ini dapat diterapkan di setiap

tempat dan di setiap waktu. Namun, Aturan Minimum Standar ini seyogyanya

dapat merangsang usaha terus-menerus untuk mengatasi kesulitan praktis

mengenai cara penerapannya, dengan kesadaran bahwa aturan ini secara

keseluruhan mewakili kondisi minimum yang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa

telah diterima sebagai kondisi yang cukup layak.

3. Di lain pihak, Aturan Minimum Standar ini meliputi sebuah bidang di mana

pemikiran senantiasa berkembang. Aturan Minimum Standar ini tidak

dimaksudkan untuk mencegah eksperimen dan praktik lain, asalkan eksperimen

dan praktik lain tersebut selaras dengan prinsip-prinsip yang ada dan berupaya

memajukan tujuan yang berasal dari teks Aturan Minimum Standar ini secara

keseluruhan. Selalu bisa dibenarkan bagi otoritas penyelenggara penjara pusat

untuk mengizinkan penyimpangan dari Aturan Minimum Standar ini dengan

semangat tersebut.

4. (1) Bagian I dari Aturan Minimum Standar ini meliputi manajemen lembaga

penjara secara umum dan berlaku bagi semua kategori tahanan, baik pidana

maupun perdata, baik yang masih menunggu persidangan maupun yang sudah

divonis, termasuk tahanan yang sedang menjalani “langkah pengamanan”

(security measures) atau langkah perbaikan (corrective measures) yang

diperintahkan hakim.

(2) Bagian II berisi aturan yang berlaku hanya bagi kategori-kategori tahanan

tertentu sebagaimana diliput dalam masing-masing seksi. Meskipun demikian,

aturan-aturan Seksi A, yang berlaku bagi tahanan yang sudah divonis, juga

berlaku setara bagi kategori tahanan yang diliput dalam Seksi B, C, dan D,

asalkan aturan Seksi A tersebut tidak bertentangan dengan aturan yang

mengatur kategori-kategori tahanan ini dan memberikan manfaat bagi mereka.

Translation

22 August 2011 2

5. (1) Aturan Minimum Standar ini tidak berupaya mengatur manajemen lembaga

penjara yang diperuntukkan bagi tahanan usia muda seperti Lembaga Borstal

atau Sekolah Pemasyarakatan, tetapi Bagian I secara umum dapat berlaku

setara bagi lembaga-lembaga semacam itu.

(2) Kategori tahanan usia muda mencakup setidak-tidaknya semua orang usia

muda yang berada di bawah yurisdiksi pengadilan remaja. Sebagai patokan,

orang usia muda seperti itu seyogyanya tidak dijatuhi pidana penjara.

Bagian I

ATURAN YANG BERLAKU UMUM

Prinsip dasar

6. (1) Aturan-aturan berikut ini berlaku secara impartial (tidak memihak). Tidak

boleh ada diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa,

agama, opini politik atau opini lain, kebangsaan atau golongan sosial,

kekayaan, keturunan atau status lain.

(2) Di lain pihak, keyakinan agama dan aturan moral dari kelompok yang menjadi

kelompok asal si tahanan perlu dihormati.

Register

7. (1) Di setiap lembaga penjara dipelihara buku registrasi terjilid, dengan halaman

bernomor, untuk mencatat hal-hal berikut ini tentang setiap tahanan yang

diterima:

(a) Informasi tentang identitasnya;

(b) Alasan pemasukannya ke lembaga penjara tersebut dan otoritas yang

memasukkannya;

(c) Tanggal dan jam penerimaannya dan pembebasannya.

(2) Tak seorang pun boleh diterima di lembaga penjara tanpa surat perintah

pemasukan (commitment order) yang sah yang isinya secara rinci telah dicatat

terlebih dulu dalam register tersebut.

Pemisahan berdasarkan kategori

8. Kategori tahanan yang satu dan kategori lain ditempatkan di lembaga penjara

terpisah atau di bagian terpisah dalam satu lembaga penjara, dengan

memperhitungkan jenis kelamin, usia, catatan kriminal, alasan hukum penahanan

yang bersangkutan, dan kebutuhan-kebutuhan menyangkut penanganan yang

bersangkutan. Dengan demikian,

(a) Laki-laki dan perempuan sedapat mungkin ditahan di lembaga terpisah; di

lembaga yang menampung laki-laki dan perempuan, keseluruhan kompleks

yang diperuntukkan bagi perempuan harus sepenuhnya terpisah;

Translation

22 August 2011 3

(b) Tahanan yang belum diadili ditempatkan terpisah dari tahanan yang sudah

divonis (narapidana);

(c) Tahanan yang dipenjara karena masalah utang dan tahanan perdata lain

ditempatkan terpisah dari tahanan yang dipenjara karena pelanggaran pidana;

(d) Tahanan usia muda ditempatkan terpisah dari tahanan dewasa.

Akomodasi

9. (1) Bilamana akomodasi tidur berupa sel-sel atau ruangan-ruangan individual,

masing-masing tahanan pada malam hari menempati satu sel atau ruangan

sendirian. Bilamana karena alasan tertentu, misalnya kepadatan penghuni

yang bersifat sementara, otoritas penyelenggara penjara pusat terpaksa

mengesampingkan aturan ini, tidak dianjurkan menempatkan dua tahanan

dalam satu sel atau ruangan.

(2) Bilamana akomodasi tidur berupa bangsal, bangsal ditempati oleh tahanan-

tahanan yang sudah diseleksi secara cermat sebagai tahanan-tahanan yang

cocok berkumpul bersama dalam kondisi seperti itu. Pengawasan reguler

dilakukan pada malam hari, sesuai dengan hakikat lembaga penjara yang

bersangkutan.

10. Seluruh akomodasi yang disediakan untuk dipergunakan oleh tahanan, terutama

seluruh akomodasi tidur, memenuhi seluruh persyaratan kesehatan, dengan

memperhitungkan secara semestinya kondisi iklim dan, terutama, kandungan

udara dalam ruangan, luas lantai minimum, pencahayaan, penghangat ruang, dan

ventilasi.

11. Di semua tempat di mana tahanan diharuskan tinggal atau bekerja,

(a) Semua jendela cukup besar agar tahanan dapat membaca atau bekerja dengan

penerangan alami dan berkonstruksi sedemikian rupa sehingga udara segar

dapat masuk, dengan ataupun tanpa adanya ventilasi buatan;

(b) Penerangan buatan disediakan secara memadai bagi tahanan agar mereka

dapat membaca atau bekerja tanpa mencederai penglihatan mata.

12. Instalasi sanitasi memadai agar setiap tahanan dapat memenuhi kebutuhan buang

hajat ketika perlu dan dengan cara yang bersih dan layak.

13. Instalasi mandi dan pancuran yang memadai disediakan supaya setiap tahanan

mendapat kemungkinan dan bisa diharuskan untuk mandi atau mandi pancuran,

dengan temperatur yang layak untuk iklim yang ada, sesering yang diperlukan

untuk menjaga higiene secara umum sesuai dengan musim dan kawasan geografis,

tetapi sekurang-kurangnya sekali seminggu dalam iklim sedang.

14. Semua bagian lembaga penjara yang secara reguler dipakai oleh para tahanan

dirawat secara benar dan dijaga kebersihannya dengan seksama di setiap saat.

Higiene pribadi

15. Tahanan diharuskan menjaga kebersihan pribadi dan, untuk maksud tersebut, air

dan barang-barang kebutuhan toilet yang diperlukan untuk menjaga kesehatan dan

kebersihan disediakan bagi tahanan.

Translation

22 August 2011 4

16. Agar tahanan dapat menjaga penampilan yang baik sesuai rasa harga diri mereka,

disediakan alat-alat yang diperlukan untuk merawat rambut dan jenggot dengan

semestinya, dan tahanan laki-laki diberi kemungkinan untuk bercukur secara

reguler.

Pakaian dan perlengkapan tidur

17. (1) Setiap tahanan yang tidak diperbolehkan mengenakan pakaian milik sendiri

diberi pakaian yang cocok untuk iklim yang ada dan memadai untuk menjaga

kesehatannya. Pakaian tersebut sama sekali tidak boleh merendahkan

martabat atau menimbulkan perasaan hina.

(2) Seluruh pakaian harus bersih dan terjaga kondisinya secara layak. Pakaian

dalam diganti dan dicuci sesering yang diperlukan bagi pemeliharaan higiene.

(3) Dalam keadaan perkecualian, setiap kali tahanan dibawa ke luar lembaga

penjara untuk suatu tujuan yang telah diotorisasi, dia diperbolehkan

mengenakan pakaian milik sendiri atau pakaian lain yang tidak menarik

perhatian.

18. Jika tahanan diperbolehkan mengenakan pakaian milik sendiri, penetapan dibuat

pada saat tahanan masuk lembaga penjara untuk memastikan bahwa pakaian yang

dikenakannya bersih dan patut dipakai.

19. Setiap tahanan, sesuai standar lokal atau nasional, diberi ranjang sendiri dan

diberi perlengkapan tidur sendiri yang memadai; perlengkapan tidur ini bersih

ketika diberikan, dijaga kerapiannya, dan diganti cukup sering untuk memastikan

kebersihannya.

Makanan

20. (1) Setiap tahanan pada jam-jam yang sesuai kebiasaan diberi oleh pihak

administrasi lembaga penjara makanan bergizi yang memadai bagi kesehatan

dan kekuatan badan, dengan mutu yang menyehatkan dan dengan penyiapan

dan penyajian yang baik.

(2) Air minum tersedia bagi setiap tahanan setiap kali tahanan membutuhkannya.

Gerak badan dan olahraga

21. (1) Setiap tahanan yang tidak dilibatkan untuk melakukan pekerjaan di ruang

terbuka mendapatkan waktu sekurang-kurangnya satu jam untuk melakukan

gerak badan yang cocok di udara terbuka bilamana kondisi cuaca

memungkinkan.

(2) Tahanan usia muda, dan tahanan lain yang usia dan kondisi fisiknya layak,

menerima pelatihan fisik dan rekreasi selama jam gerak badan tersebut. Untuk

tujuan ini, instalasi dan perlengkapan yang diperlukan disediakan.

Pelayanan medis

Translation

22 August 2011 5

22. (1) Di setiap lembaga penjara tersedia pelayanan dari sekurang-kurangnya satu

petugas medis berkualifikasi yang juga mempunyai pengetahuan psikiatri.

Pelayanan medis perlu diselenggarakan melalui hubungan erat dengan dinas

kesehatan umum daerah atau negara yang bersangkutan. Pelayanan medis

mencakup pula pelayanan psikiatri untuk melakukan diagnosis dan, dalam

kasus-kasus yang semestinya, untuk memberikan perawatan atas kondisi

kelainan mental.

(2) Tahanan sakit yang memerlukan penanganan spesialis dipindahkan ke

lembaga khusus atau ke rumah sakit sipil. Bilamana di lembaga penjara

tersedia sarana rumah sakit, maka perlengkapan, perabotan, dan pasokan

farmasi rumah sakit ini harus layak untuk memberikan perawatan dan

penanganan medis bagi tahanan sakit, dan harus tersedia staf yang terdiri dari

sejumlah petugas yang telah terlatih semestinya.

(3) Pelayanan petugas kesehatan gigi yang berkualifikasi tersedia bagi setiap

tahanan.

23. (1) Di lembaga penjara perempuan tersedia akomodasi khusus untuk seluruh

perawatan dan penanganan pra- dan pasca-melahirkan yang diperlukan.

Sedapat-dapatnya dibuat pengaturan agar anak dapat dilahirkan di sebuah

rumah sakit di luar lembaga penjara. Jika seorang anak lahir di dalam

lembaga penjara, fakta ini tidak boleh disebutkan dalam surat kelahiran.

(2) Bilamana bayi yang masih menyusu diperbolehkan tinggal bersama ibunya di

dalam lembaga penjara, disediakan kamar bayi yang diawaki oleh petugas

berkualifikasi sebagai tempat bagi bayi ketika dia sedang tidak ditangani oleh

ibunya.

24. Petugas medis melihat dan memeriksa setiap tahanan sesegera mungkin setelah

tahanan masuk dan, sesudah itu, melakukan hal tersebut sesuai keperluan dengan

tujuan terutama untuk: mengetahui ada-tidaknya penyakit fisik atau mental dan

mengambil semua tindakan yang diperlukan; memisahkan tahanan yang diduga

mengidap penyakit infeksi atau menular; mencatat setiap cacat fisik atau mental

yang bisa menghambat rehabilitasi; dan menentukan kapasitas fisik setiap tahanan

untuk melakukan pekerjaan.

25. (1) Petugas medis memperhatikan kesehatan fisik dan mental para tahanan dan

setiap hari menjenguk semua tahanan sakit, semua tahanan yang mengeluh

sakit, dan setiap tahanan yang menarik perhatiannya secara khusus.

(2) Petugas medis melapor kepada kepala lembaga penjara setiap kali dia menilai

bahwa kesehatan fisik atau mental seorang tahanan tertentu telah atau akan

terkena dampak merugikan oleh terus berlangsungnya penahanannya atau oleh

kondisi tertentu di tempat penahanan.

26. (1) Petugas medis secara reguler melakukan inspeksi dan memberikan

pertimbangan kepada kepala lembaga penjara tentang:

(a) Jumlah, mutu, penyiapan, dan penyajian makanan;

(b) Higiene dan kebersihan lembaga penjara dan para tahanan;

(c) Sanitasi, pemanasan ruangan, pencahayaan, dan ventilasi di lembaga

penjara;

Translation

22 August 2011 6

(d) Kelayakan dan kebersihan pakaian dan perlengkapan tidur para tahanan;

(e) Pelaksanaan aturan mengenai pendidikan jasmani dan olahraga, yaitu

dalam kasus di mana tidak tersedia personil teknis untuk menangani

kegiatan-kegiatan tersebut.

(2) Kepala lembaga penjara mempertimbangkan laporan dan pertimbangan yang

diserahkan oleh petugas medis sebagaimana dimaksud dalam Aturan 25(2)

dan 26 tersebut dan, bilamana dia sependapat dengan rekomendasi yang

diberikan, dengan segera mengambil langkah untuk melaksanakan

rekomendasi tersebut; bilamana rekomendasi tersebut berada di luar bidang

kewenangannya atau bilamana dia tidak sependapat dengan rekomendasi

tersebut, dia segera menyerahkan laporannya sendiri, disertai pertimbangan

dari petugas medis tersebut, kepada otoritas yang lebih tinggi.

Disiplin dan hukuman

27. Disiplin dan ketertiban dipelihara dengan tegas, tetapi tanpa memberlakukan

pembatasan yang lebih banyak daripada yang diperlukan untuk memelihara

keamanan dan hidup bermasyarakat yang tertib di dalam lembaga penjara.

28. (1) Tak seorang tahanan pun boleh dipekerjakan, untuk melayani lembaga

penjara, dalam kapasitas sebagai tahanan yang sedang menjalani tindakan

disipliner.

(2) Namun, aturan tersebut tidak boleh menghambat berfungsinya secara

semestinya sistem-sistem yang didasarkan pada pengaturan diri sendiri, yaitu

sistem di mana kegiatan atau tanggung jawab sosial, pendidikan, atau olahraga

tertentu dipercayakan, dengan pengawasan, kepada tahanan secara

berkelompok untuk tujuan pembinaan (treatment).

29. Hal-hal berikut ini selalu ditentukan berdasarkan undang-undang atau

berdasarkan peraturan dari otoritas administratif yang berkompeten:

(a) Perbuatan yang merupakan pelanggaran disiplin;

(b) Jenis dan durasi hukuman yang boleh diberikan;

(c) Otoritas yang berkompeten untuk memutuskan diberikannya hukuman

tersebut.

30. (1) Tahanan tidak boleh dihukum kecuali berdasarkan ketentuan dari undang-

undang atau peraturan tersebut dan sama sekali tidak boleh dihukum dua kali

untuk pelanggaran yang sama.

(2) Tahanan tidak boleh dihukum kecuali dia telah diberitahu tentang pelanggaran

yang dituduhkan kepadanya dan telah diberi kesempatan yang semestinya

untuk melakukan pembelaan. Otoritas yang berkompeten harus melakukan

pemeriksaan seksama atas kasusnya.

(3) Bilamana perlu dan mungkin, tahanan diperbolehkan melakukan pembelaan

melalui penerjemah.

31. Hukuman badan, hukuman sel gelap, dan setiap hukuman yang kejam, tidak

manusiawi, atau merendahkan martabat dilarang sepenuhnya untuk diberikan

sebagai hukuman atas pelanggaran disiplin.

Translation

22 August 2011 7

32. (1) Hukuman berupa kurungan pengap atau pengurangan jatah makanan sama

sekali tidak boleh diberikan kecuali petugas medis telah memeriksa tahanan

yang bersangkutan dan telah membuat pernyataan tertulis bahwa tahanan

tersebut berada dalam kondisi layak untuk menjalaninya.

(2) Aturan ini juga berlaku bagi setiap hukuman lain yang bisa merugikan

kesehatan fisik atau mental tahanan. Setiap hukuman sama sekali tidak boleh

bertentangan dengan, atau menyimpang dari, prinsip sebagaimana dimaksud

dalam aturan 31.

(3) Petugas medis setiap hari menjenguk tahanan yang sedang menjalani hukuman

semacam itu dan memberikan pertimbangan kepada kepala lembaga penjara

bilamana dia berpendapat bahwa hukuman tersebut perlu diakhiri atau diubah

demi alasan kesehatan fisik atau mental.

Alat kekang

33. Alat kekang seperti borgol, rantai, besi pemberat, dan jaket lurus sama sekali

tidak boleh dipakai sebagai hukuman. Lebih lanjut, rantai atau besi pemberat

tidak boleh dipakai sebagai alat kekang. Alat kekang lainnya tidak boleh dipakai

kecuali dalam keadaan sebagai berikut:

(a) Sebagai langkah kehati-hatian agar tahanan tidak melarikan diri dalam

perjalanan, dengan ketentuan bahwa alat kekang tersebut dilepas ketika

tahanan yang bersangkutan tampil di hadapan otoritas pengadilan atau otoritas

administrasi;

(b) Demi alasan medis sesuai petunjuk yang diberikan oleh petugas medis;

(c) Berdasarkan perintah kepala lembaga penjara, jika cara-cara lain untuk

mengendalikan tahanan yang bersangkutan gagal, dengan tujuan untuk

mencegah tahanan tersebut melukai diri sendiri atau merusak properti; dalam

hal ini, kepala lembaga penjara segera berkonsultasi dengan petugas medis

dan melapor kepada otoritas administrasi yang lebih tinggi.

34. Pola dan cara penggunaan kekang ditentukan oleh Otoritas Lembaga Penjara

Pusat. Alat kekang tidak boleh dikenakan kepada tahanan lebih lama daripada

durasi yang benar-benar perlu.

Informasi untuk tahanan dan pengaduan tahanan

35. (1) Setiap tahanan pada saat masuk diberi pemberitahuan tertulis tentang peraturan

yang mengatur penanganan untuk para tahanan kategorinya, tentang aturan

disiplin yang berlaku di lembaga penjara tersebut, tentang cara yang diizinkan

untuk meminta informasi dan memberikan pengaduan, dan tentang semua hal

lain yang perlu bagi dia untuk mengetahui hak-hak dan kewajiban-

kewajibannya dan untuk mengadaptasikan diri pada kehidupan di lembaga.

(2) Jika tahanan yang bersangkutan tunaaksara, informasi tersebut diberikan

kepadanya secara lisan.

36. (1) Setiap tahanan memperoleh kesempatan untuk pada setiap hari kerja

mengajukan permohonan atau memberikan pengaduan kepada kepala lembaga

Translation

22 August 2011 8

penjara atau kepada petugas yang berwenang mewakili kepala lembaga

penjara.

(2) Tahanan diberi kemungkinan untuk mengajukan permohonan atau pengaduan

kepada inspektur penjara ketika dia melakukan kunjungan inspeksi. Tahanan

memperoleh kesempatan untuk berbicara kepada inspektur, atau kepada

petugas lain yang melakukan kunjungan inspeksi, tanpa kehadiran kepala

lembaga penjara atau anggota staf lembaga lainnya.

(3) Setiap tahanan diperbolehkan mengajukan permohonan atau pengaduan, tanpa

disensor isinya tetapi dalam bentuk yang semestinya, kepada otoritas lembaga

penjara pusat, otoritas pengadilan, atau otoritas lain yang berkompeten melalui

saluran yang telah disetujui.

(4) Kecuali permohonan atau pengaduannya jelas-jelas tidak serius atau tidak

berdasar, setiap permohonan atau pengaduan ditangani dengan segera dan

dijawab tanpa penunda-nundaan yang tidak perlu.

Kontak dengan dunia luar

37. Tahanan diperbolehkan, dengan pengawasan seperlunya, untuk berkomunikasi

dengan keluarga dan teman-teman yang reputasinya baik dengan selang waktu

reguler, baik melalui korespondensi maupun dengan menerima kunjungan.

38. (1) Tahanan yang merupakan warga negara asing diberi sarana yang wajar untuk

berkomunikasi dengan perwakilan diplomatik atau konsuler dari Negara yang

padanya dia menjadi warga negara.

(2) Tahanan yang merupakan warga negara dari Negara yang tidak mempunyai

perwakilan diplomatik atau konsuler di negara di mana dia ditahan dan

tahanan yang merupakan pengungsi eksternal atau orang tanpa

kewarganegaraan diberi sarana serupa untuk berkomunikasi dengan

perwakilan diplomatik dari Negara yang mengurus kepentingannya atau

dengan otoritas nasional atau internasional yang tugasnya melindungi orang-

orang semacam itu.

39. Tahanan diberi informasi secara reguler mengenai berita-berita penting, yaitu

dengan diperbolehkan membaca surat kabar, terbitan berkala, atau publikasi

khusus terbitan lembaga penjara, mendengarkan siaran radio, atau mengikuti

ceramah atau dengan sarana serupa lainnya sebagaimana diizinkan atau dikontrol

oleh pihak administrasi lembaga penjara.

Buku

40. Setiap lembaga penjara mempunyai perpustakaan untuk dipergunakan oleh semua

kategori tahanan, dengan isi berupa buku-buku rekreasi dan pengajaran dalam

jumlah memadai, dan tahanan didorong untuk sepenuhnya memanfaatkan

perpustakaan tersebut.

Agama

41. (1) Jika lembaga penjara dihuni oleh tahanan beragama sama dalam jumlah cukup

besar, seorang wakil yang berkualifikasi dari agama tersebut diangkat atau

Translation

22 August 2011 9

disetujui. Jika para tahanan tersebut menyetujuinya dan jika keadaannya

memungkinkan, penetapan tersebut perlu bersifat purna waktu.

(2) Wakil berkualifikasi yang telah diangkat atau disetujui sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) di atas diperbolehkan mengadakan pelayanan ibadah

keagamaan secara reguler dan melakukan kunjungan kerohanian secara

pribadi untuk para tahanan dari kelompok agamanya pada waktu-waktu yang

semestinya.

(3) Akses untuk bertemu dengan wakil berkualifikasi dari agama yang dianut

tahanan, agama apapun, tidak boleh ditutup bagi tahanan. Di lain pihak, jika

tahanan berkeberatan menerima kunjungan dari wakil agama, sikap tahanan

tersebut sepenuhnya dihormati.

42. Sedapat-dapatnya, setiap tahanan diperbolehkan untuk memenuhi kebutuhan

hidup keberagamaannya dengan menghadiri ibadah keagamaan yang diadakan di

dalam lembaga penjara dan untuk memegang buku-buku ibadah dan ajaran

keagamaan dari agamanya.

Penyimpanan properti tahanan

43. (1) Pada saat tahanan masuk lembaga penjara, seluruh uang, barang berharga,

pakaian, dan barang-barang lain milik tahanan yang menurut peraturan

lembaga penjara tidak boleh dipegang oleh tahanan ditempatkan dalam tempat

penyimpanan aman. Daftar inventaris barang-barang tersebut ditandatangani

oleh tahanan. Langkah-langkah diambil untuk menjaga agar barang-barang

tersebut berada dalam kondisi baik.

(2) Pada saat tahanan dibebaskan, semua barang dan uang tersebut dikembalikan

kepadanya kecuali tahanan yang bersangkutan telah diizinkan untuk

membelanjakan uangnya atau mengirimkan barangnya keluar dari lembaga

penjara atau kecuali pakaian yang telah dimusnahkan karena dianggap perlu

dimusnahkan atas alasan higiene. Tahanan menandatangani bukti penerimaan

barang-barang dan uang yang dikembalikan kepadanya.

(3) Setiap uang atau barang yang diterima untuk tahanan dari luar lembaga

penjara diperlakukan dengan cara sama.

(4) Bilamana tahanan membawa masuk obat-obatan, petugas medis menentukan

penggunaan obat-obatan tersebut.

Pemberitahuan tentang kematian, sakit, pemindahan, dan lain sebagainya

44. (1) Ketika tahanan meninggal atau mengalami sakit serius atau cedera serius atau

dipindahkan ke lembaga perawatan kesehatan mental, kepala lembaga penjara

segera menyampaikan pemberitahuan kepada pasangan hidupnya, jika tahanan

yang bersangkutan berstatus menikah, atau kepada kerabat terdekatnya dan,

selain itu, kepada setiap orang yang telah ditunjuk oleh tahanan yang

bersangkutan.

(2) Tahanan diberitahu dengan segera tentang kematian atau sakit serius setiap

kerabat dekatnya. Bilamana kerabat dekat tahanan menderita sakit kritis,

Translation

22 August 2011 10

tahanan perlu diizinkan, bilamana keadaan memungkinkan, untuk menjenguk

kerabat dekatnya itu di tempat tidurnya dengan pengawalan ataupun sendirian.

(3) Setiap tahanan berhak memberitahu keluarganya dengan segera tentang

penahanannya atau tentang pemindahannya ke lembaga penjara lain.

Pemindahan tahanan

45. (1) Ketika tahanan sedang dipindahkan ke atau dari sebuah lembaga penjara,

tahanan sesedikit mungkin terlihat oleh masyarakat umum, dan langkah

pengamanan diambil untuk melindunginya dari setiap bentuk penghinaan, rasa

ingin tahu, dan publisitas.

(2) Pemindahan tahanan dengan menggunakan sarana transportasi yang tidak

dilengkapi dengan ventilasi atau pencahayaan yang memadai, ataupun dengan

menggunakan sarana lain yang bisa membuat tahanan mengalami penderitaan

fisik yang tidak perlu, dilarang.

(3) Pemindahan tahanan dilakukan atas biaya pihak administrasi lembaga penjara,

dan kondisi setara berlaku bagi semua tahanan.

Personil lembaga penjara

46. (1) Pihak administrasi lembaga penjara memberlakukan seleksi yang seksama

untuk personil di setiap pangkat, karena pada integritas, rasa kemanusiaan,

kapasitas profesional, dan kelayakan pribadi merekalah kelayakan

penyelenggaraan lembaga penjara bergantung.

(2) Pihak administrasi lembaga penjara secara terus-menerus berupaya

membangun dan memelihara keyakinan di benak personil lembaga maupun di

benak masyarakat bahwa pekerjaan mengurus penjara adalah pelayanan sosial

yang sangat penting dan, untuk tujuan tersebut, seluruh cara yang semestinya

untuk memberikan informasi kepada publik perlu dipakai.

(3) Untuk memastikan tercapainya tujuan tersebut di atas, personil lembaga

diangkat sebagai petugas penjara profesional secara purna-waktu dan

mempunyai status pegawai negeri dengan jaminan pekerjaan tetap yang

tunduk hanya pada kelakuan baik, efisiensi, dan kelayakan fisik. Gaji harus

memadai untuk menarik minat dan mempertahankan laki-laki maupun

perempuan yang layak untuk bekerja di lembaga penjara; tunjangan kerja dan

kondisi kerja harus menguntungkan mengingat hakikat pekerjaan di lembaga

penjara sebagai pekerjaan yang berat.

47. (1) Personil memiliki standar pendidikan dan intelegensi yang memadai.

(2) Sebelum memulai masa dinas, personil diberi kursus pelatihan mengenai

tugas-tugas umum dan tugas-tugas spesifik mereka dan diharuskan lulus ujian

teori dan ujian praktik.

(3) Setelah memulai masa dinas dan selama berdinas, personil memelihara dan

meningkatkan pengetahuan serta kapasitas profesional mereka dengan

menghadiri kursus pelatihan masa dinas (in-service training) yang

diselenggarakan dengan interval yang layak.

Translation

22 August 2011 11

48. Seluruh anggota personil lembaga penjara setiap saat berperilaku dan menjalankan

tugas sedemikian rupa sehingga memberikan pengaruh baik kepada para tahanan

melalui teladan dan memperoleh respek dari mereka.

49. (1) Sedapat-dapatnya, personil lembaga penjara mencakup pula tenaga spesialis

dalam jumlah memadai seperti psikiater, psikolog, pekerja sosial, guru, dan

instruktur kejuruan/keterampilan.

(2) Pelayanan dari pekerja sosial, guru, dan instruktur kejuruan/keterampilan

diperoleh secara purna-waktu, tanpa menghapuskan pelayanan dari pekerja

paruh-waktu atau pekerja sukarela.

50. (1) Kepala lembaga penjara perlu mempunyai kualifikasi yang memadai untuk

jabatan tersebut berdasarkan karakter, kemampuan administrasi,

pelatihan/pendidikan, dan pengalaman.

(2) Kepala lembaga penjara membaktikan seluruh waktunya bagi tugas-tugas

resminya dan tidak boleh diangkat secara paruh-waktu.

(3) Tempat kediaman kepala lembaga penjara berada di kompleks lembaga atau

berdekatan langsung dengan kompleks lembaga.

(4) Bilamana dua lembaga penjara atau lebih berada di bawah otoritas satu kepala

lembaga, dia mengunjungi masing-masing dari lembaga-lembaga tersebut

dengan interval sering. Masing-masing dari lembaga-lembaga tersebut

dipimpin oleh seorang petugas penanggung jawab yang tinggal di kompleks

lembaga.

51. (1) Kepala lembaga penjara, deputinya, dan mayoritas personil lembaga penjara

menguasai bahasa yang dipakai oleh bagian terbesar para tahanan, atau bahasa

yang dimengerti oleh bagian terbesar para tahanan.

(2) Setiap kali perlu, pelayanan penerjemah dipakai.

52. (1) Di lembaga penjara yang cukup besar sehingga memerlukan pelayanan dari

satu petugas medis purna-waktu atau lebih, maka sekurang-kurangnya salah

satu petugas medis tersebut bertempat tinggal di kompleks lembaga atau di

tempat tinggal yang berdekatan langsung dengan lembaga.

(2) Di lembaga penjara lain, petugas medis melakukan kunjungan harian dan

bertempat tinggal cukup dekat dengan lembaga sehingga dapat menangani

tanpa penunda-nundaan bilamana timbul kasus darurat.

53. (1) Di lembaga penjara yang menampung tahanan laki-laki maupun perempuan,

bagian yang diperuntukkan bagi tahanan perempuan berada di bawah otoritas

petugas perempuan yang bertanggung jawab, yang memegang kunci-kunci

untuk seluruh bagian tersebut.

(2) Tak seorang pun dari anggota staf laki-laki boleh memasuki bagian lembaga

yang diperuntukkan bagi tahanan perempuan kecuali disertai oleh petugas

perempuan.

(3) Tahanan perempuan diurus dan diawasi oleh petugas perempuan. Namun, ini

tidak menutup kemungkinan bagi anggota staf yang laki-laki, terutama dokter

dan guru, untuk melaksanakan tugas profesional mereka di bagian lembaga

atau di lembaga yang diperuntukkan bagi tahanan perempuan.

Translation

22 August 2011 12

54. (1) Petugas lembaga tidak boleh, dalam hubungannya dengan tahanan,

menggunakan kekuatan kecuali untuk mempertahankan diri atau dalam kasus

upaya pelarian diri atau dalam kasus perlawanan fisik secara aktif ataupun

pasif terhadap perintah yang berdasarkan hukum atau peraturan. Petugas yang

terpaksa menggunakan kekuatan harus menggunakan kekuatan tidak lebih dari

yang benar-benar diperlukan dan harus melaporkan insiden tersebut dengan

segera kepada kepala lembaga.

(2) Petugas lembaga penjara diberi pelatihan fisik khusus agar mampu

mengendalikan tahanan yang agresif.

(3) Kecuali dalam keadaan khusus, staf yang tugasnya mengharuskan mereka

berhubungan langsung dengan tahanan tidak boleh dipersenjatai. Lebih lanjut,

staf dalam keadaan apapun tidak boleh diberi senjata kecuali mereka telah

dilatih cara mempergunakan senjata.

Inspeksi

55. Lembaga penjara dan pelayanan-pelayanannya diinspeksi secara reguler oleh

inspektur berkualifikasi dan berpengalaman yang telah diangkat oleh otoritas yang

berkompeten. Tugas inspektur tersebut terutama ialah untuk memastikan bahwa

lembaga penjara dikelola sejalan dengan undang-undang dan peraturan yang

berlaku dan sesuai dengan maksud untuk mewujudkan tujuan-tujuan dari

pemidanaan dan pemasyarakatan.

Bagian II

ATURAN YANG BERLAKU BAGI KATEGORI-KATEGORI KHUSUS

A. Tahanan yang sudah divonis (narapidana)

Prinsip pemandu

56. Prinsip-prinsip pemandu berikut ini dimaksudkan untuk menunjukkan semangat

yang perlu dipakai dalam mengelola lembaga penjara dan tujuan yang perlu

dicapai oleh lembaga penjara, sejalan dengan pernyataan dalam Observasi

Pendahuluan 1 Aturan Standar Minimum ini.

57. Pemenjaraan dan tindakan-tindakan lain yang mengakibatkan terputusnya pelaku

pelanggaran dari dunia luar adalah hal yang menimbulkan penderitaan karena

tindakan tersebut merampas dari orang yang bersangkutan haknya untuk

menentukan nasib sendiri, yaitu dengan mencabut kebebasannya. Oleh karena itu,

sistem pemenjaraan tidak boleh memperburuk lagi penderitaan yang sudah

melekat pada situasi terpenjara itu, kecuali dengan penderitaan yang timbul

sebagai ikutan terhadap pemisahan yang dapat dibenarkan itu atau terhadap

penegakan disiplin.

58. Tujuan dan alasan pembenaran vonis pidana penjara atau tindakan serupa yang

berhakikat mencabut kebebasan seseorang, pada akhirnya, ialah melindungi

Translation

22 August 2011 13

masyarakat dari kejahatan. Tujuan ini hanya dapat terwujud jika masa hukuman

penjara dipergunakan untuk memastikan, sedapat-dapatnya, bahwa sekembalinya

pelaku pelanggaran tersebut ke masyarakat, dia tidak saja mau tetapi mampu

hidup sebagai warga yang taat hukum dan mencukupi kebutuhan diri sendiri.

59. Demi terwujudnya tujuan tersebut, lembaga penjara perlu memanfaatkan semua

cara dan bentuk bantuan yang tepat dan tersedia di bidang perbaikan, pendidikan,

moralitas, kerohanian, dan lainnya dan perlu berupaya menerapkan cara-cara dan

bentuk-bentuk bantuan tersebut sesuai dengan kebutuhan penanganan dari para

narapidana secara individual.

60. (1) Rezim yang dipakai oleh lembaga penjara perlu berupaya memperkecil setiap

kesenjangan antara kehidupan penjara dan kehidupan merdeka, yaitu

kesenjangan yang cenderung mengurangi tanggung jawab narapidana atau

respek yang seharusnya mereka terima sesuai dengan martabat mereka sebagai

manusia.

(2) Sebelum masa pidana penjara selesai dijalani, akan bermanfaat jika diambil

langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan kembalinya narapidana

yang bersangkutan secara gradual ke dalam kehidupan bermasyarakat.

Tergantung pada kasusnya, tujuan ini bisa diwujudkan melalui penggunaan

sebuah rezim pra-pembebasan yang diselenggarakan di lembaga penjara yang

bersangkutan atau di lembaga lain yang tepat atau melalui penggunaan

pembebasan bersyarat dengan pengawasan tertentu yang tidak boleh

dipercayakan kepada kepolisian tetapi perlu dikombinasikan dengan bantuan

sosial yang efektif.

61. Penanganan terhadap narapidana perlu ditekankan bukan pada pengucilannya dari

masyarakat tetapi pada keberlanjutan keikutsertaan mereka dalam kehidupan

bermasyarakat. Oleh karena itu, badan-badan sosial kemasyarakatan perlu

diminta, sedapat-dapatnya, untuk membantu staf lembaga penjara dalam

menjalankan tugas rehabilitasi sosial narapidana. Terkait dengan setiap lembaga

penjara, perlu ada pekerja sosial yang bertugas memelihara dan meningkatkan

semua hubungan yang baik antara narapidana dan keluarganya dan antara

narapidana dan badan-badan sosial yang berguna. Perlu diambil langkah-langkah

untuk memelihara, pada taraf maksimum yang sesuai dengan peraturan

perundang-undangan dan vonis hukuman, hak-hak narapidana yang terkait dengan

kepentingan sipil, hak-hak mereka atas jaminan sosial, dan hak-hak mereka atas

tunjangan sosial lain.

62. Pelayanan medis dari lembaga penjara berupaya untuk mendeteksi dan menangani

setiap penyakit atau cacat fisik atau mental yang bisa menghambat proses

rehabilitasi narapidana. Seluruh pelayanan medis, bedah, dan psikiatris yang

diperlukan disediakan untuk tujuan tersebut.

63. (1) Pemenuhan prinsip-prinsip pemandu tersebut mengharuskan adanya

individualisasi penanganan dan, untuk tujuan ini, adanya sebuah sistem yang

fleksibel untuk mengklasifikasikan narapidana ke dalam kelompok-kelompok;

oleh karena itu, akan bermanfaat jika setiap kelompok narapidana ditempatkan

di lembaga penjara tersendiri yang cocok bagi penanganan kelompok tersebut.

(2) Lembaga untuk kelompok narapidana yang satu tidak perlu menerapkan taraf

pengamanan yang sama seperti lembaga untuk kelompok narapidana yang

lain. Akan bermanfaat jika setiap lembaga penjara menerapkan taraf

Translation

22 August 2011 14

pengamanan yang berbeda-beda sesuai kebutuhan kelompok yang

ditampungnya. Lembaga penjara terbuka, dengan tidak menerapkan

pengamanan fisik terhadap upaya pelarian diri tetapi mempercayai disiplin

pribadi para penghuninya, memberikan kondisi yang paling menguntungkan

bagi upaya rehabilitasi untuk narapidana yang telah diseleksi dengan cermat.

(3) Akan bermanfaat jika jumlah narapidana di lembaga penjara tertutup tidak

terlalu besar sehingga membuat individualisasi penanganan sulit dilakukan.

Di sejumlah negara, anggapan yang berlaku ialah bahwa populasi lembaga

penjara tertutup tidak boleh melebihi lima ratus penghuni. Di lembaga penjara

terbuka, populasinya perlu sekecil mungkin.

(4) Di lain pihak, tidak diinginkan untuk memelihara lembaga penjara yang sangat

kecil sehingga sarana-sarana yang semestinya ada tidak dapat disediakan.

64. Tugas masyarakat tidak berakhir dengan pembebasan narapidana. Oleh karena

itu, perlu ada badan pemerintah atau swasta yang mampu memberikan kepada

narapidana yang telah dibebaskan penanganan pasca-pembebasan yang bertujuan

mengurangi hal-hal yang dapat merugikan dirinya atau rehabilitasi sosialnya.

Penanganan

65. Penanganan terhadap orang yang divonis dengan pidana penjara atau dengan

tindakan lain serupa itu harus bertujuan, sejauh durasi pidana penjaranya

memungkinkan, membentuk dalam dirinya kemauan untuk hidup sebagai warga

yang taat hukum dan dapat mencukupi kebutuhan diri sendiri setelah pembebasan

serta membuatnya layak untuk hidup seperti itu. Penanganan terhadapnya harus

sedemikian rupa sehingga dapat membangkitkan rasa harga dirinya dan

mengembangkan rasa tanggung jawabnya.

66. (1) Untuk tujuan tersebut, semua cara yang tepat dipergunakan –termasuk

bimbingan keagamaan di negara-negara di mana hal ini dapat dilakukan,

pendidikan, bimbingan dan pelatihan kejuruan/keterampilan, bimbingan dari

pekerja sosial, konseling kerja, pembinaan fisik, dan penguatan karakter

moral– sesuai kebutuhan individual masing-masing narapidana, dengan

memperhitungkan riwayat sosial dan kriminal narapidana yang bersangkutan,

kapasitas dan bakat fisik dan mentalnya, temperamen pribadinya, durasi

hukuman penjaranya, dan prospek yang dimilikinya setelah pembebasan.

(2) Untuk setiap narapidana yang masa hukumannya cukup panjang, kepala

lembaga penjara menerima, sesegera mungkin setelah narapidana yang

bersangkutan masuk, laporan lengkap tentang semua hal yang disebutkan

dalam ayat di atas. Laporan ini selalu mencakup pula laporan dari petugas

medis, yang sedapat mungkin berkualifikasi di bidang psikiatri, tentang

kondisi fisik dan mental narapidana yang bersangkutan.

(3) Laporan dan dokumen-dokumen relevan lainnya ditempatkan dalam arsip

individual. Arsip ini selalu diperbaharui dan diklasifikasikan sedemikian rupa

sehingga dapat dipelajari oleh petugas yang bertanggung jawab setiap kali

timbul kebutuhan untuk itu.

Klasifikasi dan individualisasi

Translation

22 August 2011 15

67. Tujuan klasifikasi ialah:

(a) Memisahkan dari narapidana-narapidana lain narapidana-narapidana yang,

menurut catatan kriminalitasnya atau karakter buruknya, berkemungkinan

memberikan pengaruh buruk;

(b) Membagi narapidana ke dalam kelompok-kelompok untuk memfasilitasi

penanganan mereka dalam rangka rehabilitasi sosial mereka.

68. Sedapat-dapatnya, untuk penanganan berbagai kelompok narapidana

dipergunakan lembaga penjara berlainan atau bagian berlainan dari lembaga

penjara yang ada.

69. Sesegera mungkin setelah narapidana masuk dan setelah kepribadian setiap

narapidana yang masa hukumannya cukup panjang dipelajari, sebuah program

penanganan dipersiapkan bagi narapidana yang bersangkutan sesuai dengan

informasi yang telah diperoleh tentang kebutuhan, kapasitas, dan pembawaan

individual narapidana tersebut.

Privelese

70. Sistem privelese yang tepat bagi masing-masing kelompok narapidana dan

masing-masing metode penanganan harus ditetapkan di setiap lembaga penjara,

dengan tujuan mendorong perilaku baik, mengembangkan rasa tanggung jawab,

dan mengamankan kepentingan dan kerja sama narapidana selama penanganan

mereka.

Kerja

71. (1) Kerja di lembaga penjara tidak boleh berhakikat menimbulkan penderitaan.

(2) Semua narapidana diharuskan bekerja, tergantung pada kelayakan fisik dan

mental mereka sebagaimana ditentukan oleh petugas medis.

(3) Kerja yang hakikatnya berguna harus diberikan dalam jumlah memadai

kepada narapidana supaya mereka bergiat aktif sepanjang hari kerja normal.

(4) Sedapat-dapatnya, kerja yang diberikan adalah sedemikian rupa supaya dapat

memelihara atau meningkatkan kemampuan narapidana untuk hidup dengan

penghasilan yang jujur setelah pembebasan.

(5) Pelatihan kejuruan di bidang keterampilan yang berguna harus disediakan bagi

narapidana yang dapat memetik manfaat dari pelatihan tersebut dan terutama

bagi narapidana usia muda.

(6) Dalam batas-batas yang sesuai dengan seleksi kejuruan yang semestinya

maupun dengan persyaratan administrasi dan disiplin lembaga penjara,

narapidana harus dapat memilih jenis kerja yang ingin mereka lakukan.

72. (1) Penyelenggaraan kerja dan metode kerja di lembaga penjara harus sedekat

mungkin menyerupai penyelenggaraan dan metode untuk kerja serupa yang

ada di luar lembaga, agar narapidana siap menghadapi kondisi kehidupan kerja

yang normal.

Translation

22 August 2011 16

(2) Namun, kepentingan narapidana dan kepentingan pelatihan kejuruan mereka

tidak boleh disubordinasikan untuk tujuan menghasilkan laba finansial bagi

sebuah industri di lembaga penjara.

73. (1) Sebaiknya industri atau peternakan yang dimiliki oleh lembaga penjara

dioperasikan langsung oleh pihak administrasi lembaga, bukan oleh kontraktor

swasta.

(2) Bilamana narapidana dipekerjakan dalam suatu pekerjaan yang tidak

dikendalikan oleh pihak administrasi lembaga penjara, mereka harus selalu

berada di bawah pengawasan personil lembaga. Kecuali pekerjaan tersebut

adalah bagi departemen pemerintahan lainnya, upah normal untuk pekerjaan

tersebut harus dibayarkan secara penuh kepada pihak administrasi lembaga

penjara oleh pihak yang menerima hasil kerja tersebut, dengan

memperhitungkan output yang dihasilkan oleh narapidana.

74. (1) Langkah kehati-hatian yang berlaku untuk melindungi keselamatan dan

kesehatan pekerja di masyarakat diberlakukan setara di lembaga penjara.

(2) Ketentuan harus dibuat untuk memberikan ganti rugi kepada narapidana atas

kecelakaan kerja, termasuk penyakit terkait kerja, dengan syarat-syarat yang

tidak kurang menguntungkan dibandingkan dengan yang diberlakukan oleh

peraturan perundang-undangan untuk pekerja di masyarakat.

75. (1) Jumlah jam kerja maksimum harian dan bulanan bagi narapidana ditentukan

berdasarkan peraturan perundang-undangan atau berdasarkan peraturan

administratif, dengan memperhitungkan peraturan atau kebiasaan setempat

yang berlaku bagi pekerja di masyarakat.

(2) Jumlah jam kerja yang telah ditentukan seperti itu harus memberikan satu hari

libur setiap minggu dan waktu yang cukup bagi narapidana untuk menjalani

pendidikan dan kegiatan lain yang diperlukan sebagai bagian dari penanganan

dan rehabilitasi narapidana.

76. (1) Tersedia sistem remunerasi yang adil bagi kerja yang dilakukan oleh

narapidana.

(2) Berdasarkan sistem ini, narapidana diperbolehkan membelanjakan sekurang-

kurangnya sebagian dari penghasilan mereka untuk membeli barang-barang

yang disetujui untuk pemakaian sendiri dan diperbolehkan mengirimkan

sebagian lagi kepada keluarganya.

(3) Sistem tersebut juga perlu menetapkan bahwa sebagian dari penghasilan

narapidana disimpan oleh pihak administrasi lembaga penjara sebagai dana

tabungan yang akan diserahkan kepada narapidana pada saat pembebasannya.

Pendidikan dan rekreasi

77. (1) Tersedia pendidikan lebih lanjut bagi semua narapidana yang mampu memetik

manfaat dari pendidikan tersebut, termasuk pengajaran keagamaan di negara-

negara di mana hal ini mungkin dilakukan. Pendidikan bagi narapidana

tunaaksara dan narapidana usia muda bersifat wajib dan diperhatikan secara

khusus oleh pihak administrasi lembaga penjara.

Translation

22 August 2011 17

(2) Sedapat-dapatnya, pendidikan bagi narapidana diintegrasikan dengan sistem

pendidikan yang berlaku di negara yang bersangkutan supaya, setelah

pembebasan, narapidana bisa meneruskan pendidikan mereka tanpa kesulitan.

78. Kegiatan rekreasi dan budaya disediakan di semua lembaga penjara demi

kesehatan mental dan fisik para narapidana.

Hubungan sosial dan penanganan pasca-pembebasan

79. Perhatian khusus perlu diberikan untuk pemeliharaan dan peningkatan hubungan

antara narapidana dan keluarganya dalam rangka hubungan yang baik demi

kepentingan terbaik kedua pihak.

80. Sejak awal narapidana menjalani masa hukuman, perhatian perlu diberikan untuk

masa depannya setelah pembebasan, dan dia harus didorong serta dibantu untuk

memelihara atau menjalin hubungan semacam itu dengan orang atau badan di luar

lembaga penjara yang bisa mempromosikan kepentingan terbaik keluarganya

maupun rehabilitasi sosialnya sendiri.

81. (1) Yayasan-yayasan dan badan-badan, dari pemerintah ataupun dari pihak lain,

yang membantu narapidana yang dibebaskan untuk membentuk kembali

kehidupan mereka di masyarakat perlu memastikan, sedapat-dapatnya dan

sesuai keperluan, bahwa tersedia surat-surat yang semestinya serta surat-surat

identitas bagi narapidana yang dibebaskan tersebut, tersedia tempat tinggal

yang layak dan tempat kerja untuk dituju oleh narapidana tersebut, tersedia

pakaian yang layak dan memadai sesuai kondisi iklim dan musim bagi dia,

dan tersedia sarana yang memadai bagi dia untuk mencapai tempat tujuannya

dan mencukupi kebutuhan dirinya selama masa-masa langsung setelah

pembebasannya.

(2) Wakil yang telah disetujui dari yayasan atau badan semacam itu perlu

mempunyai seluruh akses yang diperlukan untuk mengunjungi lembaga

penjara dan menemui narapidana dan perlu diajak berkonsultasi oleh lembaga

penjara mengenai masa depan narapidana sejak awal narapidana menjalani

masa hukumannya.

(3) Akan bermanfaat jika kegiatan yayasan-yayasan atau badan-badan semacam

itu sejauh mungkin tersentralisasi atau terkoordinasi supaya kegiatan mereka

dapat termanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

B. Narapidana yang gila dan yang mengidap kelainan jiwa

82. (1) Narapidana yang didapati gila tidak boleh menghuni lembaga penjara, dan

perlu secepat mungkin diatur agar narapidana tersebut dipindahkan ke rumah

sakit jiwa.

(2) Narapidana yang mengidap sakit jiwa lain atau kelainan jiwa diobservasi dan

ditangani di lembaga khusus di bawah manajemen medis.

(3) Selama masa tinggal mereka di lembaga penjara, narapidana semacam itu

ditempatkan di bawah pengawasan khusus seorang petugas medis.

Translation

22 August 2011 18

(4) Pelayanan medis atau psikiatris dari lembaga penjara memberikan penanganan

psikiatri kepada semua narapidana lain yang memerlukan penanganan

semacam itu.

83. Akan bermanfaat jika diambil langkah-langkah, melalui kerja sama dengan

badan-badan yang semestinya, untuk memastikan keberlanjutan penanganan

psikiatri seusai pembebasan dan penyediaan perawatan psikiatrisosial pasca-

pembebasan bilamana hal tersebut diperlukan.

C. Tahanan Tersangka atau Tahanan Terdakwa

84. (1) Orang yang ditangkap atau ditahan karena dituduh melakukan perbuatan

pidana, yaitu mereka yang ditahan di tempat penahanan kepolisian atau di

rumah tahanan negara tetapi belum diadili dan belum divonis, untuk

selanjutnya dalam Aturan Minimum Standar ini disebut sebagai “tahanan yang

belum diadili” (untried prisoners).

(2) Tahanan yang belum divonis bersalah dipraduga tidak bersalah dan ditangani

sesuai praduga tersebut.

(3) Tanpa merugikan ketentuan hukum menyangkut perlindungan kebebasan

individual ataupun mempreskripsikan prosedur yang harus diberlakukan bagi

tahanan yang belum diadili, tahanan semacam itu memperoleh manfaat dari

sebuah rezim khusus yang pokok-pokoknya diuraikan dalam aturan-aturan di

bawah ini.

85. (1) Tahanan yang belum diadili ditempatkan terpisah dari narapidana.

(2) Tahanan usia muda yang belum diadili ditempatkan terpisah dari tahanan

dewasa dan pada prinsipnya ditahan di lembaga tersendiri.

86. Tahanan yang belum diadili tidur sendirian di ruangan sendiri-sendiri, dengan

reservasi kebiasaan khas lokal menyangkut iklim.

87. Dalam batas-batas yang sejalan dengan tata-tertib yang baik dari lembaga, tahanan

yang belum diadili diperbolehkan, jika mereka menginginkannya, untuk

memperoleh makanan atas biaya sendiri dari luar lembaga, baik melalui pihak

administrasi lembaga ataupun melalui keluarga atau teman. Jika tidak demikian,

maka pihak administrasi lembaga menyediakan makanan bagi mereka.

88. (1) Tahanan yang belum diadili diperbolehkan mengenakan pakaiannya sendiri

jika pakaian tersebut bersih dan layak.

(2) Jika dia mengenakan seragam lembaga penjara, seragam tersebut berbeda dari

seragam yang diberikan kepada narapidana.

89. Tahanan yang belum diadili harus selalu ditawari kesempatan untuk bekerja,

tetapi tidak boleh diharuskan bekerja. Jika dia memilih bekerja, dia memperoleh

bayaran atas pekerjaan tersebut.

90. Tahanan yang belum diadili diperbolehkan memperoleh, atas biaya sendiri atau

atas biaya pihak ketiga, buku-buku, surat kabar, materi tulis, dan sarana

menyibukkan diri lainnya yang sejalan dengan kepentingan penyelenggaraan

keadilan maupun dengan keamanan dan tata-tertib yang baik dari lembaga

penjara.

Translation

22 August 2011 19

91. Tahanan yang belum diadili diperbolehkan untuk dikunjungi atau ditangani oleh

dokter atau dokter giginya sendiri jika ada alasan yang wajar untuk

permohonannya dan jika dia mampu membayar biaya-biaya yang timbul.

92. Tahanan yang belum diadili diperbolehkan untuk memberitahukan dengan segera

kepada keluarganya tentang penahanannya dan diberi semua sarana yang wajar

untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman-temannya dan untuk menerima

kunjungan dari mereka, tunduk hanya pada pembatasan dan supervisi yang

diperlukan bagi kepentingan penyelenggaraan keadilan dan penyelenggaraan

keamanan dan tata-tertib yang baik dari lembaga.

93. Untuk tujuan pembelaan diri, tahanan yang belum diadili diperbolehkan untuk

memohon bantuan hukum gratis bilamana bantuan semacam itu tersedia dan untuk

menerima kunjungan dari penasihat hukumnya dalam rangka pembelaan dirinya

dan penyiapan serta penyerahan instruksi konfidensial kepadanya. Untuk tujuan

tersebut, materi tulis disediakan bagi tahanan tersebut jika dia memintanya.

Wawancara antara tahanan tersebut dan penasihat hukumnya boleh diawasi oleh

polisi atau petugas lembaga tetapi tidak dalam jarak di mana wawancara tersebut

dapat didengar oleh pengawas.

D. Tahanan perdata

94. Di negara-negara di mana hukum memperbolehkan penahanan seseorang karena

masalah utang, atau penahanan berdasarkan perintah pengadilan untuk proses non-

pidana lain, orang yang ditahan semacam itu tidak boleh dikenai pembatasan atau

perlakuan keras yang lebih besar dari yang diperlukan untuk memastikan

keamanan dan ketertiban di tempat penahanan. Penanganan bagi tahanan seperti

itu tidak boleh kurang menguntungkan dibandingkan dengan penanganan bagi

tahanan yang belum diadili, namun dengan reservasi bahwa mereka barangkali

bisa diharuskan untuk bekerja.

E. Orang yang ditangkap atau ditahan tanpa dakwaan

95. Tanpa merugikan ketentuan Pasal 9 Kovenan Internasional Hak-hak Sipil dan

Politik, orang yang ditangkap atau ditahan tanpa dakwaan diberi perlindungan

yang sama seperti perlindungan yang diberikan berdasarkan Bagian I dan Bagian

II, Seksi C. Demikian pula, ketentuan-ketentuan yang relevan dari Bagian II,

Seksi A berlaku bilamana penerapan ketentuan-ketentuan tersebut bisa bermanfaat

bagi kategori tahanan khusus ini di tempat penahanan, dengan ketentuan bahwa

tidak boleh diambil langkah-langkah yang menyiratkan bahwa reedukasi atau

rehabilitasi merupakan hal yang tepat bagi orang yang sama sekali tidak divonis

bersalah atas pelanggaran pidana.