filtrasi

29
FILTRASI Maksud dan Tujuan Proses filtrasi merupakan proses pengolahan dengan cara mengalirkan air limbah melewati suatu media filter yang disusun dari bahan-bahan butiran dengan diameter dan tebal tertentu. Proses ini ditujukan untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tak terlarut (biological floc yang masih tersisa setelah pengolahan secara biologis).

Upload: mea

Post on 24-Jan-2016

273 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

FILTRASI. Maksud dan Tujuan Proses filtrasi merupakan proses pengolahan dengan cara mengalirkan air limbah melewati suatu media filter yang disusun dari bahan-bahan butiran dengan diameter dan tebal tertentu. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: FILTRASI

FILTRASI

Maksud dan Tujuan

Proses filtrasi merupakan proses pengolahan dengan cara mengalirkan air limbah melewati suatu media filter yang disusun dari bahan-bahan butiran dengan diameter dan tebal tertentu.Proses ini ditujukan untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tak terlarut (biological floc yang masih tersisa setelah pengolahan secara biologis).

Page 2: FILTRASI

Kompetensi : FILTRASI

Mahasiswa mampu merancang Unit Kolam Filtrasi melalui perhitungan dimensi perancangan

Page 3: FILTRASI

Dalam sistem pengolahan air limbah, proses filtrasi biasanya merupakan bagian dari pengolahan ketiga atau pengolahan lanjutan yang disebut tertiary treatment. Proses ini digunakan apabila air limbah hasil olahan akan dimanfaatkan kembali (reuse), misalnya untuk air penggelontor atau apabila dimaksudkan untuk pengendalian etrofikasi (penyuburan perairan) pada badan air yang digunakan sebagai tempat pembuangan air limbah.

Page 4: FILTRASI

Media filter yang umum digunakan sebagai filter adalah pasir. Menurut kecepatan dan mekanisme pengalirannya, saringan pasir dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Saringan pasir cepat,

2. Saringan pasir lambat,

3. Saringan bertekanan.

Gambar untuk masing-masing jenis saringan disajikan pada halaman berikut :

Page 5: FILTRASI
Page 6: FILTRASI
Page 7: FILTRASI
Page 8: FILTRASI

Mekanisme Proses Filtrasi

Selama air kotor diarlirkan melewati saringan pasir berlangsung proses pembersihan yang bekerja menurut proses-proses mekanis, pengendapan dan penyerapan, metabolisme biologis dan perubahan elektrolisa.

Page 9: FILTRASI

Proses Mekanis

Bahwa dalam lapisan suatu saringan pasir terdapat rongga-rongga kecil yang memungkinkan air lewat sebagai aliran dalam tanah. Partikel halus yang tidak dapat lolos dari rongga-rongga ini akan tertahan dan dengan demikian dapat memebaskan air dari kandungan kotornya.

Page 10: FILTRASI

Pengendapan dan Penyerapan

Rongga antara butiran tanah / pasir akan berlaku sebagai kolam sedimentasi, selanjutnya kotoran halus akan mengendap di situdan tidak akan lolos lagi karena adanya daya adhesi dari butiran tanah / pasir yang mengikat kotoran. Selain itu proses penangkapan kotoran ini dapat pula dipercepat oleh adanya gelatine yang menyelimuti butiran pasir sebagai akibat adanya bakteri atau bahan kimia yang ikut terbawa dalam aliran.

Page 11: FILTRASI

Metabolisme Biologis

Perkembangan dari proses kehidupan disebut sebagai metabolisme biologis. Selama proses pengaliran air lewat rongga-rongga pori tanah, bakteri yang ikut terbawa akan terperangkap dalam rongga ini. Selanjutnya bakteri ini akan mengeluarkan lender yang dapat membentuk lapisan tipis di sekitar butiran pasir.

Page 12: FILTRASI

Setelah beberapa waktu lapisan lender ini akan membentuk suatu lapisan yang terdiri dari kumpulan bakteri yang mampu menangkap, menyaring serta merubah bahan-bahan organik menjadi bahan yang lain melalui proses biokimia yang kompleks. Dengan demikian lapisan ini yang sering disebut sebagai schmutzdecke akan merupakan media kehidupan mikrorganisme ataupun bakteri yang sekalius bekerja sebagai saringan yang efektif.

Page 13: FILTRASI

Perubahan Elektrolisa

Butiran tanah / pasir, kotoran halus maupun bahan-bahan terlarut pada aliran air mengandung aliran listrik. Menurut teori ion, suatu benda yang mempunyai muatan listrik yang saling bertolak belakang akan mengalami gaya tarik menarik dan saling menetralisir. Kejadian ini akan menyebabkan terjadinya perubahan komposisi kandungan yang menyebabkan perubahan kualitas airnya.

Page 14: FILTRASI

Parameter Operasi

Parameter operasi yang mempenaruhi efektifitas saringan terutama adalah gradasi butiran dan tebal saringan. Walaupun demikian kualitas / karakteristik air limbahnya sendiri sering juga mempengaruhiefektifitasnya.

Page 15: FILTRASI

Gradasi Butir

Fungsi saringan yang baik akan ditentukan oleh gradasi dari butiran saringannya. Pemilihan ukuran butir yang terlalu halus akan menyebabkan sulitnya proses perkolasi air di dalam saringan dan akan merendahkan produktivitas serta menyulitkan pemeliharaannya. Sedangkan untuk butiran terlalu kasar akan menyebabkan bakteri maupun kotoran halus akan sulit tersaring.

Page 16: FILTRASI

Uniformity coefficient (derajat sama rata) dan effective size (derajat sama rata) dari suatu media pasir merupakan factor dominant dalam penentuan efektifitas suatu saringan. Yang dimaksud derajat sama rata disini adalah perbandingan ukuran diameter butiran yang lolos dari suatu ukuran saringan tertentu, yaitu d60/ d10. Adapun d60 adalah ukuran diameter saringan yang mana 60% dari sample lolos dari saringa tersebut, sedangkan untuk d10 hanya 10% dari sample yang lolos.

Page 17: FILTRASI

Syarat diameter butir terhadap butir lapisan di bawahnya agar butir pasir tidak lolos :

1/4 . π . d2 > 1/80 . π. D2

yang berarti : D < 4,5 d

dengan : d = diameter butir kecil.

D = diameter butir besar

Page 18: FILTRASI

Syarat analisa ayakan :

a) Saringan pasir cepat atau filter mekanis :

derajat kerja : d10 = 0,35 – 0,55 mm

derajat sama rata : d60/d10 = 1,6

b)Saringan pasir lambat atau filter biologis :

derajat kerja : d10 =0,30 – 0,35 mm

derajat sama rata : d60/d10 = 1,75

Page 19: FILTRASI

Tebal Saringan

Selain uniformity coefficient dan gradasi pasir, untuk mendapatkan hasil yang baik diperlukan ketebalan lapisan tertentu. Ketebalan lapisan pasir yang umum digunakan bervariasi antara 75 – 90 cm (Sing, 1980), atau 90 – 110 cm (Punmia, 1979).

Page 20: FILTRASI

Kualitas Air

Saringan pasir lambat mempunyai efisiensi yang cukp tinggi (± 98 – 99%) terutama untuk kondisi air kotor dengan nilai kekeruhan < 50 ppm. Disamping itu bau dan umumnya akan banyak berkurang dengan saringan ini. Dalam kondisi air dengan kekeruhan < 50 ppm, saringan pasir lambat ini akan mengalami penurunan efektifitas setelah umur pelayanan 1 sampai 3 bulan tergatung pada tingkat kekotorannya.

Page 21: FILTRASI

Pada keadaan saringan sudah mengalami pengotoran berat, filtration head akan menunjukkan nilai yang cukup tinggi yaitu ± 65 – 85% dari tebal lapisan saringan. Filtration head ini merupakan selisih tinggi tekanan antara permukaan lapisan hulu dan hilir saringan. Dalam keadaan yang demikian maka saringan pasir lambat perlu dibilas (backwashing).

Page 22: FILTRASI

Saringan pasir hanya mampu mereduksi warna sekitar 20 – 25% saja. Dan untuk warna yang pekat saringan ini menjadi kurang efektif. Saringan ini akan efektif apabila menghadapi pengotoran yang ditentukan oleh bau ganggang dan akan kurang mengadung bahan-bahan makanan bagi mikroorganisme yang menggunakannya. Disamping itu saringan ini juga kurang efektif untuk beberapa jenis pengotoran kimiawi tertantu misalnya mangan.

Page 23: FILTRASI

Untuk air limbah yang mengandung deterjen, saringan pasir hanya mampu mereduksi kekeruhan dan limbah karbol sama sekali tidak tersaring. Adapunumur pelayanan saringan sangat tergantung pada konsentrasi limbah dan gradasi saringan.

Page 24: FILTRASI

Pembilasan Filter (Filter Backwashing)

Pembilasan saringan pasir dilakukan dengan mengalirkan ir bersih dengan arah aliran yang berlawanan dengan arah aliran pada saat penyaringan. Selama pelaksanaan pembilasan bahan-bahan yang tertangkapdi dalam media pasir akan terlepas dan akan dikeluarkan bersama-sama aliran air bilasan.

Page 25: FILTRASI

Untuk membantu melepaskan bahan-bahan padat yang tertangkap di dalam mesia filter, biasanya sebelum air bilasan dialirkan, maka terlebih dahulu pasir diaduk dengan menginjeksikan udara yang bertekanan searah dengan aliran air pada saat pembilasan. Mekanisme backwashing ditunjukkan pada gambar berikut:

Page 26: FILTRASI
Page 27: FILTRASI

How filter operates

1. Open valve A. ( This allows effluent to flow to filter ).

2. Open valve B. ( This allows effluent to flow through filter ).

3. During filter operation all other valves are closed.

Page 28: FILTRASI

How filter is backwashed1. Close valve A.2. Close valve B when water in filter drops down to

top of overflow.3. Open valve C and D ( This allows water from wash

water tank to flow up through this filtering medium, loosening up the sand and washing the accumulated solids from the surface of the sand out of the filter. Filter backwash water is returned to head and of treatment plant.

Page 29: FILTRASI

How to filter to waste ( if used )1. Open valve A and E. All other valves closed.

Effluent is sometimes filtered to waste for a few minutes after filter has been washed to condition the filter before it is put into service.

Figure 22. Definition sketch for operation of downflow, granular-medium, gravity-flow filter