laporan filtrasi

Upload: desi-supiyanti

Post on 06-Mar-2016

164 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

laporan praktikum teknik kimia

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI

    FILTRASI

    Dosen Pembimbing : Ir. Emma Hermawati, MT

    Disusun Oleh :

    Astri Fera K 131411004

    Desi Supiyanti 131411005

    Fajar M Ramadhan 131411006

    Kelompok : 2 (Dua)

    Kelas : 3A

    PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

    JURUSAN TEKNIK KIMIA

    POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

    2015

    Tanggal Praktikum : 27 Oktober 2015

    Tanggal Pengumpulan : 28 Oktober 2015

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Operasi filtrasi dengan alatfiltermedia butiran secara luas digunakan untuk

    memindahkan padatan tersuspensi dari dalam air yang merupakan komponen utama

    penyebab sifat keruh pada air. Bentuk padatan tersuspensi dapatberasal dari sumberair

    ataupun sebagai hasil dari proses kimia seperti proses koagulasi-flokulasi, presipitasi

    kimia dan lainnya. Pemindahan padatan tersuspensi dari dalam air denganoperasi filtrasi

    media butiran merupakan lanjutan dari pemindahan suspensi masih mengandung suspensi

    cukup tinggi. Selain itu operasi filtrasi media butiran juga digunakan untuk keperluan

    pemindahan suspensi yang terkandung dari sumberair langsung pada kasus-kasus tertentu,

    ataupun untuk pemindahan yang terkandung dalam efluen proses biologi dalam

    pengolahan air limbah.

    1.2 Tujuan

    Adapun tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini adalah:

    1. Mempelajari proses filtrasi.

    2. Menentukan nilai kekeruhan dan TSS influent dan effluent dari proses filtrasi.

    3. Menentukan efisiensi proses filtrasi dengan menggunakan media filter pasir kwarsa.

  • BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Filtrasi

    Filtrasi merupakan proses penyaringan padatan yang tersuspensi dalam fluida gas

    atau cair dengan media filter. Proses industri sendiri terdiri dari filtrasi sederhana dan

    filtrasi kompleks. Media filtrasi yang biasa digunakan yaitu silica, zeolit, gravel dan

    karbon aktif. Pada penyusunan media filtrasi dapat ditempatkan terpisah ataupun

    digabung. Ukuran media filtrasi sangat berpengaruh pada hasil filtrasi. Semakin kecil

    media filtrasi maka semakin jernih air yang dihasilkan.

    Pada saat pengoperasian, influent dialirkan dari atas media filtrasi. Laju alir aliran

    disesuaikan dengan media filtrasi. Apabila terlalu besar laju alir akan menyebabkan

    rusak media filtrasi atau bolong. Media filtrasi suatu saat akan mengalami kejenuhan

    sehingga media filtrasi terlau tebal dengan filtrat yang dihasilkan. Sehingga

    permasalahan tersebut perlu dilakukan tindakan dengan cara regenerasi media filtrasi

    dengan menggunakan air bersih.

    Untuk pengolahan air, susunan media filter yaitu ijuk, silika ukuran kecil, silika

    ukuran besar, karbon aktif dan gravel.

    Adapun ukuran media filter yang tertera di atas sebagai berikut;

    Silica = 8-12 Mesh

    Zeolit = 8-12 Mesh

    Karbon Aktif = 8-12 Mesh

    Gravel = 0,5-2,0 cm

    2.2 Bagian-bagian Alat Filtrasi

    a. Bak filter, merupakan tempat proses filtrasi berlangsung. Jumlah dan ukuran bak

    tergantung debit pengolahan.

    b. Media filter, merupakan bahan berbutir / granular yang membentuk pori-pori di

    antara butiran media. Pada pori-pori inilah air mengalir dan terjadi proses

    penyaringan.

    c. Sistem underdrain, merupakan sistem pengaliran air yang telah melewati proses

    filtrasi yang terletak di bawah media filter.

  • 2.3 Medium filter

    SlurryFiltrat V m3/s

    Cs Kg/m3

    dL

    L

    Gambar 5.1 Penampang irisan aliran slurry melalui filter

    Untuk merancang system penyaringan ini perlu penelitian terlebih

    dahuluterhadap beberapa factor sebagai berikut:

    1. Jenis limbah padat (terapung atau tenggelam)

    2. Ukuran padatan: ukuran yang terkecil dan ukuran yang terbesar

    3. Perbandingan ukuran kotoran padatan besar dan kecil

    4. Debit air olahan yang akan diolah

    Bentuk dan jenis saringan bermacam-macam. Penyaringan bahan padatan kasar

    menggunakan saringan berukuran 5 -20 mm, sedangkan padatan yang halus(hiperfiltrasi)

    dapat menggunakan saringan yang lebih halus lagi. Saringan inidiusahakan mudah

    diangkat dan dibersihkan.Bahan untuk penyaringan kasar dapat terbuat dari logam tahan

    karat sepertistainless steel, kawat tembaga, batu kerikil, batu bara, karbon aktif.

    Penyaringan untuk padatan yang halus dapat menggunakan kain polyester atau

    pasir.Jenis saringan yang biasa digunakan adalah saringan bergetar, barscreen racks,dan

    bak penyaringan saringan pasir lambat. Jenis saringan yang banyak digunakan

    adalahsaringan bak pasir dan batuan. Saringan pasir menggunakanbatu kerikil dan pasir.

    Pasir yang baik untuk penyaringan adalah pasir kuarsa.Jenis saringan menurut

    konstruksinya dibedakan menjadi saringan miring,saringan pembawa, saringan

    sentrifugal dan drum berputar. Kecepatanpenyaringan dikelompokan menjadi tiga:

    1. Single medium: saringan untuk menyaring air yang mengandung padatandengan

    ukuran seragam2.

  • 2. Dual medium: saringan untuk menyaring air limbah yang didominasi oleh duaukuran

    padat.

    3. Three medium: saringan untuk menyaring air limbah yang mengandung 3ukuran

    padatan

    Gambarnya seperti berikut ini:

    Ukuran filter dibagi menjadi:

    1. Pasir sangat kasar (very coarse sand) : 2 1 mm

    2. Pasir kasar (coarse sand) : 1 0,5 mm

    3. Pasir sedang (medium sand) : 0,5 0,25 mm

    4. Pasir halus (fine sand) : 0,25 0,1 mm

    5. Pasir sangat halus (very fine sand) : 0,1 0,05 mm

    Sistem aliran air olahan dalam system filtrasi terdiri dari beberapa

    macam.Penentuan aliran ini memperhatikan sifat dari limbah padat yang akan

    difiltrasi.Sistem aliran tersebut dibagi menjadi empat system, yaitu aliran horizontal,

    alirangravitasi, aliran dari bawah ke atas dan aliran ganda.Gambar model aliran filter:

  • 2.4 Tahap-tahap Operasi Filtrasi

    Operasi media butiran melibatkan 2 (dua) tahap yaitu : tahap filtrasi dantahap

    pencucian balik.

    1. Tahap Filtrasi

    Terdapat pedoman untuk melakukan operasi filtrasi media butiran dalam duacara

    yang berbeda, yaitu :

    a. Constant Head, merupakan operasi filtrasi pada mana permukaan air diatas

    unggun media butiran (yang digunakan sebagai gaya dorong) selama

    operasiberlangsung hingga operasi pencucian balik harus dilakukan, dijaga

    konstan.

    b. Constant Flow, merupakan operasi filtrasi pada mana laju alir umpanmasuk unit

    filter selama operasi berlangsung hingga operasi pencucian balik harus

    dilakukan, dijaga konstan.

    Untuk menjaga agar laju alir umpan atau laju alir filtrasi dapat konstan, makaharus

    diberikan suatu tambahan gaya dorong secara bertahap yang bertujuanuntuk

    mengimbangi tumbuhnya hilang tekan yang ada selama operasi filtrasiakibat adanya

  • penurunan porositas unggun media filter. Sebaliknya apabiladigunakan besar gaya dorong

    konstan, maka laju filtrasi akan berkurangsebagaimana porositas unggun media filter juga

    berkurang. Berkaitan dengankedua pedoman tersebut pada umumnya dalam

    pengoperasian unit filter mediabutiran maka operasi filtrasi akan diakhiri apabila padatan

    tersuspensi telah cukupbanyak terakumulasi hingga pada kondisi :

    1. Penggunaan habis terhadap gaya dorong yang tersedia.

    2. Laju filtrasi telah menurun hingga di bawah tingkat yang telahditentukan

    sebelumnya.

    3. Unggun media filter telah jenuh sehingga padatan tersuspensi mulai masuk

    terbawa aliran efluen operasi filtrasi menandakan titik breakthroughtelahtercapai.

    Apabila salah satu kondisi di atas telah tercapai maka unit filter harusdilakukan

    pencucian balik.

    2. Tahap Pencucian Balik

    Tahap pencucian balik bertujuan untuk membersihkan padatan tersuspensiyang telah

    terakumulasi pada media butiran. Pada umumnya dilakukan denganmengalirkan air

    bersih dengan arah ke atas dengan laju alir tertentu sehinggamedia filter akan berada

    dalam kondisi terfluidisasi atau terekspansi minimalsebesar 50 %. Tahap pencucian balik

    ini diakhiri apabila efluen dari operasipencucian balik ini telah jernih atau telah mencapai

    nilai kekeruhan pada tingkatyang telah ditentukan. Dengan demikian media filter akan

    menjadi bersih dansiap untuk dioperasikan kembali.

    2.5 Operasi filtrasi dijalankan dengan dua cara yaitu :

    a. Filtrasi batch

    Proses secara batch memerlukan waktu yang lebih lama dan memerlukan biaya yang

    lebih mahal.

    b. Filtrasi kontinu

    Proses filtrasi secara kontinu banyak diterapkan pada industri kimia.

    2.6 Analisis operasi filtrasi ini dibagi dalam 3 tahap, yaitu :

    a. Pembentukan cake

    b. Pencucian cake untuk membuang larutan

    c. Pelepasan cake dari filter

  • Menurut prinsip kerjanya filtrasi dapat dibedakan atas beberapa cara, yaitu:

    a. Gravity Filtration : Filtrasi yang cairannya mengalir karena gaya berat.

    b. Pressure Filtration : Filtrasi yang dilakukan dengan menggunakan tekanan.

    c. Vacum Filtration : Filtrasi dengan cairan mengalir karena prinsip hampa udara.

    Dalam proses filtrasi terjadi reaksi kimia dan fisika, sehingga banyak faktorfaktor

    yang saling berkaitan yang akan mempengaruhi pula kualitas air hasil filtrasi, efisiensinya,

    dan sebagainya.

    2.6 Faktorfaktor yang mempengaruhi filtrasi

    1. Debit Filtrasi

    Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara

    efisien. Sehingga proses filtrasi tidak dapat terjadi dengan sempurna, akibat adanya

    aliran air yang terlalu cepat dalam melewati rongga diantara butiran media pasir. Hal

    ini menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara permukaan butiran media

    penyaring dengan air yang akan disaring. Kecepatan aliran yang terlalu tinggi saat

    melewati rongga antar butiran menyebabkan partikelpartikel yang terlalu halus yang

    tersaring akan lolos.

    2. Konsentrasi Kekeruhan

    Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisiensi dari filtrasi. Konsentrasi

    kekeruhan air baku yang sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya lubang pori

    dari media atau akan terjadi clogging. Sehingga dalam melakukan filtrasi sering

    dibatasi seberapa besar konsentrasi kekeruhan dari air baku (konsentrasi air influen)

    yang boleh masuk. Jika konsentrasi kekeruhan yang terlalu tinggi, harus dilakukan

    pengolahan terlebih dahulu, seperti misalnya dilakukan proses koagulasi flokulasi

    dan sedimentasi.

    3. Temperatur

    Adanya perubahan suhu atau temperatur dari air yang akan difiltrasi,

    menyebabkan massa jenis (density), viskositas absolut, dan viskositas kinematis dari

    air akan mengalami perubahan. Selain itu juga akan mempengaruhi daya tarik

    menarik diantara partikel halus penyebab kekeruhan, sehingga terjadi perbedaan

    dalam ukuan besar partikel yang akan disaring. Akibat ini juga akan mempengaruhi

    daya adsorpsi. Akibat dari keduanya ini, akan mempengaruhi terhadap efisiensi daya

    saring filter.

  • 4. Kedalaman media, Ukuran, dan Material

    Pemilihan media dan ukuran merupakan keputusan penting dalam

    perencanaan bangunan filter. Tebal tipisnya media akan menentukan lamanya

    pengaliran dan daya saring. Media yang terlalu tebal biasanya mempunyai daya saring

    yang sangat tinggi, tetapi membutuhkan waktu pengaliran yang lama. Selain itu

    ditinjau daris segi biaya, media yang terlalu tebal tidaklah menguntungkan dari segi

    ekonomis. Sebaliknya media yang terlalu tipis selain memiliki waktu pengaliran yang

    pendek, kemungkinan juga memiliki daya saring yang rendah. Demikian pula dengan

    ukuran besar kecilnya diameter butiran media filtrasi berpengaruh pada porositas, laju

    filtrasi, dan juga kemampuan daya saring, baik itu komposisisnya, proporsinya,

    maupun bentuk susunan dari diameter butiran media.

    Keadaan media yang terlalu kasar atau terlalu halus akan menimbulkan variasi

    dalam ukuran rongga antar butir. Ukuran pori sendiri menentukan besarnya tingkat

    porositas dan kemampuan menyaring partikel halus yang terdapat dalam air baku.

    Lubang pori yang terlalu besar akan meningkatkan rate dari filtrasi dan juga akan

    menyebabkan lolosnya partikelpartikel halus yang akan disaring. Sebaliknya lubang

    pori yang terlalu halus akan meningkatkan kemampuan menyaring partikel dan juga

    dapat menyebabkan clogging (penyumbatan lubang pori oleh partikelpartikel halus

    yang tertahan) yang terlalu cepat.

    5. Tinggi Muka Air Di Atas Media dan Kehilangan Tekanan

    Keadaan tinggi muka air di atas media berpengaruh terhadap besarnya debit

    atau laju filtrasi dalam media. Tersedianya muka air yang cukup tinggi diatas media

    akan meningkatkan daya tekan air untuk masuk kedalam pori. Dengan muka air

    yang tinggi akan meningkatkan laju filtrasi (bila filter dalam keadaan bersih). Muka

    air diatas media akan naik bila lubang pori tersumbat (terjadi clogging) terjadi pada

    saat filter dalam keadaan kotor.

    Untuk melewati lubang pori, dibutuhkan aliran yang memiliki tekanan yang

    cukup. Besarnya tekanan air yang ada diatas media dengan yang ada didasar media

    akan berbeda di saat proses filtrasi berlangsung. Perbedaan inilah yang sering

    disebut dengan kehilangan tekanan (headloss). Kehilangan tekanan akan meningkat

    atau bertambah besar pada saat filter semakin kotor atau telah dioperasikan selama

    beberapa waktu. Friksi akan semakin besar bila kehilangan tekanan bertambah besar,

    hal ini dapat diakibatkan karena semakin kecilnya lubang pori (tersumbat) sehingga

    terjadi clogging.

  • Koagulan

    Koagulan adalah zat kimia yang menyebabkan destabilisasi muatan negatif

    partikel di dalam suspensi. Zat ini merupakan donor muatan positip yang digunakan

    untuk mendestabilisasi muatan negatip partikel.

    Proses kagulasi menggunakan larutan tawas / aluminium sulfat, Al2(SO4)nH2O

    untuk mengikat kotoran atau memutus rantai pada ikatan senyawa zat warna sehingga

    membentuk gumpalan.

    Turbiditas

    Turbiditas atau kekeruhan adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya

    sebagai dasar untuk mengukur keadaan air baku dengan skala NTU (nephelo metrix

    turbidity unit) atau JTU (jackson turbidity unit) atau FTU (formazin turbidity unit),

    kekeruhan ini disebabkan oleh adanya benda tercampur atau benda koloid di dalam air.

    Hal ini membuat perbedaan nyata dari segi estetika maupun dari segi kualitas air itu

    sendiri. Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan

    organik yang terkandung dalam air seperti lempung, lumpur dan bahan yang dihasilkan

    oleh buangan industri. Dan akibatnya bagi budidaya perairan adalah dapat mengganggu

    masuknya sinar matahari, membahayakan bagi ikan maupun bagi organisme makanan

    ikan. dan juga dapat mempengaruhi corak dan sifat optis dari suatu perairan.

    Silika

    Silika atau dikenal dengan silikon dioksida (SiO2) merupakan senyawa yang

    banyak ditemui dalam bahan galian yang disebut pasir kuarsa, terdiri atas kristal-kristal

    silika (SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses

    pengendapan. Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil

    pelapukan batuan yang mengandung mineral utama seperti kuarsa dan feldsfar. Pasir

    kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Al2O3, CaO, Fe2O3, TiO2, CaO,

    MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau warna lain bergantung pada senyawa

    pengotornya. Pasir silika ini berfungsi untuk menyaring kekeruhan yang diakibatkan

    oleh pasir, lumpur, endapan dan partikel dalam air. Silika bersifat inert sehingga tidak

    merubah sifat kimia air.

  • BAB 3

    METODOLOGI PERCOBAAN

    3.1 Alat dan Bahan

    Tabel 3.1 Alat yang digunakan

    Nama Alat Spesifikasi Jumlah

    Unit kolom filter 1 set

    Turbiditimeter 1 set

    Gelas ukur 1000 ml 1 buah

    Stopwatch 1 buah

    Beker glass 250 ml 1 buah

    Batang pengaduk 1 buah

    Beker plastik 2 L 2 buah

    Botol plastik (untuk sampling) 20 buah

    Kertas saring 2 lembar

    pH meter 1 buah

    Neraca 1 set

    Tabel 3.2 Bahan yang digunakan

    Nama Bahan Jumlah

    Air kran

    Bentonit

    20 L

    10 gram

  • 3.2 Langkah Kerja

    Pencampuran air dengan bentonit (Pembuatan air baku)

    Pengadukan air baku hingga homogen

    Memasukkan air baku ke bak filtrasi

    Mengukur nilai kekeruhan, pH, dan TSS air baku

    Mengambil sampel setiap 10 menit sebanyak 8 kali

    Mengukur nilai kekeruhan dan pH sampel

    Mengukur TSS air baku hasil filtrasi

  • BAB 4

    HASIL PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Pengolahan Nilai Kekeruhan dan TSS influent dan effluent

    Tabel 4.1 Nilai Turbiditas air baku dan air baku hasil filtrasi

    Turbiditas

    (NTU)

    Air baku 32,36

    Air baku hasil filtrasi 4,2

    Tabel 4.2 Nilai TSS air baku dan air baku hasil filtrasi

    TSS

    (mg/L)

    Air baku 1,2225

    Air baku hasil filtrasi 0,1425

    4.2 Hasil Pengolahan Efisiensi Filtrasi

    Efisiensi filtrasi = 87,02 %

    4.3 Pembahasan

    Pada praktikum kali ini dilakukan proses filtrasi dengan media filter (media penyaring)

    berupa pasir kwarsa. Praktikum ini bertujuan untuk menentukan efisiensi proses filtrasi

    menggunakan media media filter pasir kwarsa dan menentukan nilai kekeruhan serta nilai

    total padatan tersuspensi (TSS) pada influent dan effluent dari proses filtrasi.

    Filtrasi merupakan salah satu cara pengolahan air limbah yang menggunakan media

    filter, dimana pada proses tersebut terjadi pemisahan zat padat dari suatu sampel air baku.

    Media filter yang digunakan dalam percobaan ini adalah pasir kwarsa dengan ukuran

    keseragaman yang sama yaitu 0,35 0,8 cm. Keseragaman media filter berpengaruh pada

  • hasil effluen air filtrasi yang dihasilkan, karena semakin kecil ukuran partikel maka proses

    filtrasi semakin baik atau air yang dihasilkan semakin jernih.

    Proses filtrasi yang dilakukan pada praktikum ini adalah filtrasi secara batch tanpa

    koagulan dengan air umpan (air baku) merupakan campuran bentonit 10 gram dalam 20 L air

    kran. Konsentrasi influent yang digunakan tidak lebih dari 6 % dikarenakan konsentrasi yang

    tinggi menghasilkan kekeruhan yang tinggi sehingga menyebabkan tersumbatnya lubang pori

    dari media filter (clogging). Baik tidaknya effluen yang dihasilkan dari proses filtrasi

    biasanya dinyatakan dalam satuan kekeruhan (NTU). Dimana semakin kecil nilai kekeruhan

    pada effluen, maka efisiensi proses filtrasi yang berlangsung semakin baik.

    Berdasarkan kurva turbiditas terhadap waktu filtrasi, diketahui bahwa nilai kekeruhan

    akan semakin berkurang seiring dengan bertambahnya waktu filtrasi. Karena semakin lama

    waktu filtrasi maka peluang lolosnya partikel halus dari media filtrasi akan semakin kecil

    sehingga nilai kekeruhan effluen akan semakin kecil.

    Gambar 4.1 Kurva turbiditas vs waktu filtrasi

    Sedangkan berdasarkan kurva pH terhadap waktu filtrasi, diketahui bahwa nilai pH

    berbanding lurus dengan waktu filtrasi. Semakin lama waktu filtrasi maka pH air baku

    semakin mendekati pH air keran (pH air keran 6,8). Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa

    semakin lama waktu filtrasi maka semakin baik air baku hasil filtrasi yang dihasilkan.

    02.55

    7.510

    12.515

    17.520

    22.525

    27.530

    32.5

    0 10 20 30 40 50 60 70 80

    Turb

    idit

    y (N

    TU)

    Waktu Filtrasi (menit)

  • Gambar 4.2 Kurva PH vs waktu

    Partikel pengotor yang tersuspensi didalam air baku akan menimbulkan TSS yang

    tinggi secara teoritis nilai TSS akan berkontribusi terhadap turbidity (kekeruhan) suatu

    larutan. Kemampuan media filter untuk memisahkan padatan tersuspensi dari air baku adalah

    selisih antara TSS influen (air baku) dengan TSS effluen (air baku hasil filtrasi). Partikel

    pengotor yang tersuspensi didalam air baku (influen) akan tertahan oleh medium filtrasi

    sehingga air baku hasil filtrasi (effluen) akan memiliki suspensi pengotor yang sedikit. Pada

    praktikum ini selisih antara TSS influen (air baku) dengan TSS effluen (air baku hasil filtrasi)

    adalah 1,08 mg/L

    Proses filtrasi yang berlangsung menghasilkan nilai efisiensi filtrasi sebesar 87,02%.

    Efisiensi filtrasi ini dipengaruhi oleh efektifitas ukuran media filter serta kemurnian medium

    filter yang digunakan. Proses filtrasi yang kami lakukan menghasilkan efisiensi yang baik, itu

    berarti ukuran media filter yang digunakan cocok untuk melakukan filtrasi air baku sebanyak

    20L. Pasir kuarsa yang dijadikan medium filter juga dapat disimpulkan memiliki kemurnian

    yang masih tinggi.

    6.55

    6.6

    6.65

    6.7

    6.75

    6.8

    6.85

    0 10 20 30 40 50 60 70 80

    PH

    Waktu Filtrasi (menit)

  • BAB 5

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan :

    Nilai TSS air baku adalah1,2225 mg/L

    Nilai TSS air baku hasil filtrasi adalah 0,1425 mg/L

    Nilai efisiensi filtrasi sebesar 87,02%

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. Water Treatment Filtration Media. http://waterindoenvironment.wix.com/water-

    treatment#!water-treatment-filtration-media/c24go.

    Jobsheet Praktikum Pengolahan Air dan Limbah Industri. Filtrasi. Bandung : Jurusan

    Teknik Kimia Polteknik Negeri Bandung

    Semprong, Atmo. 2014. Apa Itu Pasir Silika?.

    http://edukasi.kompasiana.com/2014/08/19/apa-itu-pasir-silikapasir-kuarsa-

    673917.html.

  • LAMPIRAN

    Pengamatan

    Volume air baku = 20 L

    Massa Bentonit = 10 gram

    Kondisi air baku:

    Temperatur = 25 0C

    PH air = 6,6

    TSS = 1,2225 mg/L

    Turbiditas = 32,36 NTU

    Tabel 1. Turbiditas dan pH air baku dan sampling air baku tiap 10 menit

    Umpan 1 2 3 4 5 6 7 8

    Waktu (menit) 0 10 20 30 40 50 60 70 80

    Turbidity

    (NTU) 32,36 7,12 8,79 4,56 5,43 5,81 5,35 4,33 4,2

    pH 6,6 6,6 6,8 6,7 6,7 6,7 6,6 6,8 6,8

    Tabel 2. Pengukuran dimensi Medium Filter dan Bak Filtrasi yang terisi air

    h

    (cm)

    p

    (cm)

    l

    (cm)

    A

    (cm2)

    V

    (cm3)

    Medium

    Filter 12,6 61 24,6 1500,6 18907,56

    Air umpan 25,5 61 24,6 1500,6 38265,3

    Kondisi air baku hasil filtrasi :

    Temperatur = 25 0C

    PH air = 6,8

    TSS = 0,1425 mg/L

    Turbiditas = 4,2 NTU

  • Penentuan Total Suspended Solid

    Tabel 3. Data Penentuan Total Suspended Solid

    Awal Akhir

    Kertas saring 0,97558 g 0,9762 g 0,9244 g 0,9252 g

    Kertas saring + Endapan 1,0003 g 1,0006 g 0,9272 g 0,9281 g

    Endapan 0,0245 g 0,0244 g 0,0028 g 0,0029 g

    Massa air baku =

    = 0,02445 gram

    = 24,45 mg

    TSS air baku =

    = 1,2225 mg/l

    Massa air baku hasil filrasi =

    = 0,00285 gram

    = 2,85 mg

    TSS air baku hasil filtrasi =

    = 0,1425 mg/l

    Efisiensi Filtrasi

    Efisiensi Filtrasi =

    = 87,02 %