filsafat agama etika dan hukum

18

Click here to load reader

Upload: novi-jayana

Post on 04-Aug-2015

1.883 views

Category:

Documents


60 download

TRANSCRIPT

Page 1: Filsafat Agama Etika Dan Hukum

Tugas Kelompok

BAB 2

Filsafat, Agama, Etika, dan Hukum

Oleh:

Kelompok 2

1. Novi Jayana (0901103010107)2. Anggun Mutia Sari (0901103010108)3. Riski Fitri Wardani (0901103010115)4. Elisa Miranda (0901103010116)

Universitas Syiah Kuala

Fakultas Ekonomi

2010-2011

i

Page 2: Filsafat Agama Etika Dan Hukum

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ i

HAKIKAT FILSAFAT ............................................................................................................... 1

HAKIKAT AGAMA ................................................................................................................... 2

HAKIKAT ETIKA ...................................................................................................................... 3

HAKIKAT NILAI ....................................................................................................................... 4

HUBUNGAN AGAMA, ETIK, DAN NILAI ............................................................................ 4

PARADIGMA MANUSIA UTUH ............................................................................................. 5

Karakter Dan Kepribadian ................................................................................................. 5

Kecerdasan, Karakter, Dan Etika ....................................................................................... 6

Karakter Dan Paradigma Pribadi Utuh .............................................................................. 7

Karakter Dan Proses Transformasi Kesadaran Spiritual .................................................... 8

Pikiran, Meditasi, Dan Gelombang Otak ........................................................................... 8

Model Pembangunan Manusia Utuh .................................................................................. 9

1

Page 3: Filsafat Agama Etika Dan Hukum

FILSAFAT AGAMA ETIKA DAN HUKUM

A. HAKIKAT FILSAFAT

Filsafat berasal dari dua kata Yunani: philo dan sophio. Philo berarti cinta, sedangkan

sophio berarti sederhana. Dengan demikian, philosophio berarti cinta terhadap

kebijaksanaan.

Karakteristik utama berpikir filsafat adalah sifatnya yang menyeluruh, sangat

mendasar dan spekulatif. Sifatnya yang menyeluruh artinya mempertanyakan hakikat

keberadaan dan kebenaran tentang keberadaan itu sendiri sebagai satu kesatuan secara

keseluruhan, bukan dari perspektif bidang per bidang atau sepotong-sepotong. Menurut

Suriasumantri pokok permasalah yang dikaji filsafat mencakup tiga segi yaitu: apa yang

disebut benar dan apa yang disebut salah (logika), mana yang dianggap baik dan mana yang

dianggap buruk (etika), serta apa yang dianggap indah dan apa yang dianggap jelek

(estetika). Itulah sebabnya filsafat dikatakan sebagai induk dari seluruh cabang ilmu

pengetahuan dan seni. Ilmu pengetahuan merupakan cabang yang sudah terspesialisasi,

melihat hakikat kebenaran dari sudut pandang yang berbeda-beda atas suatu objek

keberadaan yang tunggal. Sifatnya yang mendasar berarti bahwa filsafat tidak begitu saja

percaya bahwa ilmu itu adalah benar. Sifatnya yang spekulatif karena filsafat ingin selalu

mencari jawab bukan saja pada suatu yang sudah diketahui, tetapi juga segala sesuatu yang

belum diketahui.

Theo Hujibers (dalam Abdulkadir Muhammad,2006) menjelaskan filsafat sebagai

kegiatan intelektual yang metodis, sistematis dan secara reflektif menangkap makna hakiki

keseluruhan yang ada. Abdulkadir Muhammad menjelaskan pendapat dengan melihat unsur-

unsurnya sebagai berikut:

a. Kegiatan intelektual (pemikiran).

b. Mencari makna yang hakiki (interpretasi ).

c. Segala fakta dan gejala (objek).

2

Page 4: Filsafat Agama Etika Dan Hukum

d. Dengan cara refleksi, metodis, dan sistematis (metode).

e. Untuk kebahagiaan manusia (tujuan).

Untuk dapat memperjelas perbedaan filsafat dengan ilmu pengetahuan, atau untuk

membedakan suatu cabang ilmu dengan cabang ilmu lainnya, dapat dilihat dari tiga aspek,

yaitu:

a. Objek yang dikaji (ontologis).

b. Prosedur atau metode untuk mengkajinya (epistemologis).

c. Tujuan penggunaan filsafat atau ilmu itu sendiri (aksiologis).

B. HAKIKAT AGAMA

Untuk memperoleh pemahaman tentang agama, di bawah ini dikutip beberapa

pengertian dan definisi tentang agama :

1. Agus M.Harjana (2005) megutip pengertian agama dari Ensiklopedi Indonesia karangan

Hassan Shadily. Agama berasal dari bahasa sansekerta :

A berarti tidak, gam berarti pergi, dan a berarti bersifat atau keadaan. Jadi istilah agama

berarti: bersifat tidak pergi, tetap lestari, kekal dan tidak berubah. Dengan demikian

agama adalah pegangan atau pedoman bagi manusia untuk mencapai hidup kekal.

2. Fuad Fahri Ismail dan Abdul Hamid Mutawalli (2003) menjelaskan bahwa agama

adalah satu bentuk terhadap ketetapan ketetapan Illahi yang mengarahkan mereka yang

berakal –dengan pilihan mereka sendiri terhadap ketetapan Illahi tersebut-kepada

kebaikan hidup didunia dan kebaikan hidup di akhirat.

3. Abdulkadir Muhammad (2006) memberikan dua rumusan agama, yaitu (a) menyangkut

hubungan antara manusia dengan suatu kekuasaan luar yang laindan lebih dari pada apa

yang dialami oleh manusia, dan (b) apa yang diisyaratkan Allah dengan perantara para

nabi-Nya, berupa perintah dan larangan serta petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia

dan di akhirat.

3

Page 5: Filsafat Agama Etika Dan Hukum

Dari beberapa definisi di atas, dapat dirinci rumusan agama berdasarkan unsur-unsur penting

sebagai berikut :

1. Hubungan manusia dengan sesuatu yang tak terbatas, yang transcendental yang Illahi-

Tuhan Yang Maha Esa.

2. Berisi pedoman tingkah laku (dalam bentuk larangan dan perintah ) nilai-nilai dan

norma-norma yang diwahyukan langsung oleh Illahi melalui nabi-nabi.

3. Untuk kebahagiaan hidup manusia didunia dan hidup kekal diakhirat.

Dalam pengertian agama tercakup unsur-unsur utama sebagai berikut :

1. Ada kitab suci.

2. Kitab suci yang dituliskan oleh Nabi berdasarkan wahyu langsung dari Tuhan.

3. Ada suatu lembaga yang membina, menuntun umat manusia, dan menafsirkan kitab suci

bagi kepentingan umatnya.

4. Setiap agam berisi ajaran dan pedoman tentang :

a. Tagwa, dogma, doktrin, atau filsafat tentang ketuhanan.

b. Susila, moral atau etika.

c. Ritual, upacara, atau tata cara beribadat.

d. Tujuan agama.

C. HAKIKAT ETIKA

Etika berasal dari kata yunani ethos (bentuk tunggal) yang berarti: tempat tinggal

padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Bentuk

jamaknya adalah ta etha yang berarti adat istiadat. Etika sama pengertiannya dengan moral.

Moral berasal dari kata latin: mos (bentuk tunggal) atau mores (bentuk jamak) yang berarti

adat istiadat, kebiasaan, kelakuan, watak, tabi’at, akhlak, cara hidup.

4

Page 6: Filsafat Agama Etika Dan Hukum

Etika dapat dilihat dari dua hal :

a. Etika sebagai praksis, sama dengan moral atau moralitas yang berararti adat istiadat,

kebiasaan, nilai-nilai, dan norma-norma yang berlaku dalam kelompok atau masyarakat.

b. Etika sebagai ilmu atau tata susila adalah pemikiran atau penilaian moral. Etika sebagai

pemikiran moral bisa saja mencapai taraf ilmiah bila proses penalaran terhadap

moralitas tersebut bersifat kritis, metodis, dan sistematis. Dalam taraf ini ilmu etika

dapat saja mencoba merumuskan suatu teori, konsep, asas atau prinsip-prinsip tentang

prilaku manusia yang dianggap baik atau tidak baik, mengapa perilaku tersebut

dianggap baik atau tidak baik, mengapa menjadi baik itu sangat bermanfaat, dan

sebagainya.

D. HAKIKAT NILAI

Dari penjelasan tentang nilai sebenarnya dapat disimpulkan tiga hal,yaitu :

a. Nilai selalu dikaitkan dengan sesuatu (benda, orang, hal).

b. Ada bermacam-macam (gugus) nilai selain nilai uang (ekonomis) yang sudah cukup

dikenal.

c. Gugus-gugus nilai ini membentuk semacam hierarki dari yang terendah sampai dengan

yang tertinggi.

E. HUBUNGAN AGAMA,ETIK dan NILAI

Semua agama melalui kitab sucinya masing-masing mengajarkan tentang tiga hal pokok

yaitu :

1) Hakikat Tuhan (God, Allah, Gusti Allah, Budha, Brahman, Kekuatan yang tidak terbata,

dan lain-lain).

2) Etika, tata susila.

5

Page 7: Filsafat Agama Etika Dan Hukum

3) Ritual, tata cara beribadat.

Jelas sekali bahwa antara agama dan etika tidak dapat dipisahkan. Tidak ada agama

yang tidak mengajarkan etika/moralitas. Kualitas keimanan (spiritualitas) seseorang

ditentukan bukan saja oleh kualitas peribadatan (kualitas hubungan manusia dengan manusia

lain dalam masyarakat dan dengan alam). Dapat dikatakan bahwa nilai ibadah menjadi sia-

sia tanpa dilandasi oleh nilai-nilai moral.

Tingkat keyakinan dan kepasrahan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, tingkat/kualitas

peribadatan, dan tingkat kualitas moral seseorang akan menentukan gugus/hierarki nilai

kehidupan yang telah dicapai. Tujuan semua agama adalah untuk merealisasikan nilai

tertinggi, yaitu hidup kekal di akhirat. Dari sudut pandang semua agama, pencapaian nilai-

nilai kehidupan duniawi (nilai-nilai yang lebih rendah) bukan merupakan tujuan akhir, tetapi

hanya merupakan tujuan sementara atau tujuan antara, dan dianggap hanya sebagai media

atau alat (means) untuk mendukung pencapain tujuan akhir (nilai tertinggi kehidupan).

F. PARADIGMA MANUSIA UTUH

Perlu dipahami pengertian beberapa konsep dan atau hubungan antar berbagai konsep

penting yang terkait dengan pembangunan manusia seutuhnya, antara lain: karakter,

kepribadian, kecerdasan, etika, gelombang otak, tujuan hidup, agama, dan meditasi/zikir.

Karakter dan Kepribadian

Soedarsono (2002) mendifinisikan kepribadian sebagai totalitas kewajiban seseorang

yang menampilkan sisi yang didapat dari keturunan (orang tua, leluhur)dan sisi yang didapat

dari pendidikan, pengalaman hidup serta lingkungannya. Karakter adalah sisi kepribadian

yang didapat dari pengalaman, pendidikan, dan lingkungan sehingga bisa dikatakan bahwa

karakter adalah bagian dari kepribadian. Cloud (2007) menegaskan bahwa karakter

seseorang akan sangat menetukan apakah ia akan berhasil dalam menghadapi tuntutan

kenyataan dalam situasi tertentu, sementara tuntutan tersebut sangat banyak dan beragam.

Ezra (2006) mengatakan bahwa karakter adalah cilture untuk sebuah kesuksesan yang

langgeng dan tahan uji. Lilik Agung mendefinisikan karakter sebagai kompetensi yang harus

dimiliki seseorang berkaitan dengan kinerja terbaik agar ia mampu menghadapi tantangan

6

Page 8: Filsafat Agama Etika Dan Hukum

realita/kenyataan yang selalu berubah dan mampu meraih kesuksesan yang bersifat

langgeng.

Dari berbagai definisi karakter tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

a. Karakter adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang. Kompetensi ini

mencakup pengembangan secara seimbang dan utuh ketiga lapisan yaitu: fisik (body),

pikiran (mind), dan jiwa/roh (spiritual).

b. Karakter menentukan keberhasilan seseorang.

c. Karakter dapat diubah, dibentuk, dipelajari melalui pendidikan, dan pelatihan tiada henti

serta melalui pengalaman hidup.

d. Tingkat keberhasilan seseorang ditentukan olehtingkat kecocokan karakter yang

dimilikinya dengan tuntutan kenyataan.

Kecerdasan, Karakter, dan Etika

Melalui pemahaman Wahyuni Nafis (2006) atas pemikiran/ajaran tradisional islam dan

diinspirasi oleh beberapa pemikiran Stephen R. Covey, ia menyebut tiga jenis kecerdasan

dengan tiga golongan etika, yaitu: 1) psiko etika, 2) sosio etika, dan 3) teo etika. Psiko etika

merupakan masalah aku dengan aku, sosio etika menyangkut masalah aku dengan orang

lain, dan teo etika menyangkut masalah aku dengan Tuhan.

Hubungan antara pemikiran kecerdasan Covey, karakter/sifat-sifat sel, dan golongan

etika menurut Nafis ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Empat

Kecerdasan

Covey

Sepuluh Sifat Karakter/Sel Chopra Etika Nafis

PQ Efisiensi (setiap sel menerima energi/mkanan dengan

tidak berlebihan untuk mempertahankan hidup, tidak

mau menimbun makanan/energi)

Psiko etika

IQ Kesadaran (kemampuan beradaptasi) Psiko etika

7

Page 9: Filsafat Agama Etika Dan Hukum

Keabadian (meneruskan pengetahuan dan talenta

kepada sel-sel generasi berikutnya)

EQ Penerimaan (menerima kehadiran dan ketergantungan

dengan sel-sel lainnya)

Memberi (memberi/membantu integritas sel-sel

lainnya)

Pembentukan ikatan (kesadaran bahwa

keunikan/perbedaan fungsi setiap sel tidaklah

meniadakan kesamaan identitas mereka)

Sosio etika

SQ Maksud yang lebih tinggi (mengabdi kepada

kepentingan tubuh/sesuatu yang lebih besar, lebih luas,

lebih tinggi, serta tidak mementingkan diri sendiri)

Kesatuan (semua sel menyadari kesatuan/kesamaan

mereka)

Kreatifitas (menemukan cara-cara baru, tidak berpegang

pada perilaku lama)

Keberadaan (semua sel patuh pada siklus hidup

universal)

Teo etika

Karakter dan Paradigma Pribadi Utuh

Covey mengatakan bahwa untuk membangun manusia berkarakter, diperlukan

pengembangan kompetensi secara utuh dan seimbang terhadap empat kemampuan manusia,

yaitu: tubuh (PQ), intelektual (IQ), hati (EQ), dan jiwa/roh(SQ).

Akhir-akhir ini sudah makin banyak pakar yang mengungkapkan hal senada dengan

Corvey. Sekadar contoh, Cloud (2007) sendiri mengatakan bahwa kunci pembangunan

karakter adalah integritas. Tentu pemahaman atas integritas ini tidak sekadar berarti jujur

atau punya prisip moral, tetapi terkandung juga pengertian: utuh dan tidak terbagi, menyatu,

berkonstruksi kukuh, serta mempunyai konsistensi.

8

Page 10: Filsafat Agama Etika Dan Hukum

Karakter dan Proses Transformasi Kesadaran Spiritual

Sampai sekarang belum banyak ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu

mengkaji ranah spiritual melalui pendekatan rasional. Ilmu psikologi mencoba memasuki

ranah kejiwaan, namun dalam perkembangannya ilmu ini cenderung membatasi kajiannya

hanya pada lapisan pikiran dan tidak berupaya untuk masuk ke dalam kesadaran spiritual.

Selain itu, ajaran agama yang seharusnya dapat dijadikan panduan dalam pengembangan

batin dalam perjalanannya sering kali pengajarannya bersifat indokrinasi, sebagai

menjalankan praktik berbagai ritual, serta kurang mengedepankan pendekatan melalui

proses nalar, pengalaman, dan pengalaman langsung melalui refleksi diri. Akibatnya, ajaran

agama yang mulia itu tidak mampu memberikan pencerahan kepada umatnya.

Akhir-akhir ini sudah banyak para pakar yang tertarik untuk mendalami ranah spiritual

ini. Mereka menulis ulang dengan kemasan yang baru (dengan pendekatan yang lebih

rasional) dari literatur kuno yang telah ada sejak zaman dahulu yang ditulis oleh para nabi,

praktisi keagamaan, dan praktisi spiritual di negara-negara timur, seperti India, Cina, dan

negara-negara Arab. Dengan cara ini justru masyarakat barat makin banyak yang berminat

untuk menyelami dan menjalani prakti-praktik spiritual.

Pikiran, Meditasi, dan Gelombang Otak

Olah pikir (brainware management) adalah suatu konsep dan keterampilan untuk

mengatur gelombang otak manusia yang paling sesuai dengan aktivitasnya sehingga bisa

mencapai hasil optimal (sentanu, 2007). Otak akan memancarkan gelombang sesuia dengan

tingkat keadaan pikiran/kejiwaan seseorang. Ada empat golongan gelombang otak, yaitu:

Nama Ciri-ciri

Beta (14 – 100 Hz)

Kognitif, analisis, logika, otak kiri, konsentrasi, prasangka, pikiran sadar,

aktif, cemas, was-was, khawatir, stres, fight or flight, disease, cortisol,

norepinephrine

Alpha (8 – 13,9 Hz)

Khusyuk, relaksasi, meditatif, focus-alertness, superlearning, akses

nurani bawah sadar, ikhlas, nyaman, tenang, santai, istirahat, puas, segar,

bahagia, endorphine, serotonin

Theta (4 – 7,9 Hz) Sangat khusyuk, deep-meditation, problem solving, mimpi, intuisi, nurani

9

Page 11: Filsafat Agama Etika Dan Hukum

bawah sadar, ikhlas, kreatif, integratif, hening, imajunatif,

catecholamines, AVP

Delta(0,1 – 3,9 Hz)Tidur lelap, non physical state, nurani bawah sadar kolektif, tidak ada

pikiran dan perasaan, cellular regeneration, HGH

Kunci untuk membangun karakter adalah melatih pikiran untuk memasuki gelombang

alpha. Latihan meditasi, yoga, zikir, retret, dan sejenisnya sangat efektif untuk memasuki

gelombang alpha. Penelitian ilmiah telah berhasil membutikkan bahwa praktik meditasi dan

sejenisnya mampu membantu melakukan transformasi diri menuju ke arah pengembangan

karakter-karakter positif secara efektif. Meditasi adalah upaya untuk mendiamkan suara

percakapan dalam pikiran dan menemukan ruang yang tenang (Rodenbeck. 2007).

Model Pembangunan Manusia Utuh

Berdasarkan konsep yang dibahas sebelumnya dapat dibuat dua model tentang hakikat

keberadaan manusia, yaitu:

1. Model hakikat manusia tidak utuh (paradigma materialisme)

Model ini menjelaskan bahwa tujuan manusia hanya mengejar kekayaan,

kesenangan, dan kekuasaan duniawi. Kecerdasan yang dikembangkan hanya IQ dan

kesehatan fisik sehingga praktis kurang atau bahkan lupa mengembangkan EQ dan SQ.

Dengan kata lain, manusia dalam kehidupan mereka sehari-hari telah bertindak secara

tidak etis yang mengakibatkan terbentuknya karakter negatif umat manusia. Sebagai

konsekuensinya, walaupun dengan kemajuan iptek manusia telah berhasil meningkatkan

produksi barang dan jasa, namun berbagai persoalan muncul sebagai akibat dari

tindakan yang tidak etis atau kealpaan mengembangkan EQ dan SQ tersebut, antara

lain: meluasnya korupsi dan kejahatan, melebarnya kesenjangan orang kaya dan miskin,

meningkatnya berbagai konflik, kegelisahan, ketakutan, kemarahan, depresi, anarkisme,

dan sebagainya.

Gambar: Model Hakikat Manusia Tidak Utuh (Paradigma Materialisme)

10

Page 12: Filsafat Agama Etika Dan Hukum

2. Model hakikat manusia utuh (paradigma manusia utuh)

Pengembangan model hakikat mansia utuh perlu untuk mengatasi hal-hal yang terjadi

berkaitan dengan hakikat manusia tidak utuh. Paradigma hakikat manusia seutuhnya

mengembangkan sikap dan perilaku hidup etis dalam arti luas, yaitu dengan

memadukan dan menyeimbangkan kualitas kesehatan fisik, pengetahuan intelektual,

kematangan emosional dan kerukunan sosial, dan kesadaran spiritual. Meditasi, zikir,

retret, dan sejenisnya terbukti dapat melengkapi praktik keagamaan guna meningkatkan

kecerdasan emosional dan spiritual. Meditasi melatih pikiran memasuki gelombang

alpha. Transformasi karakter akan terjadi bila pikiran memasuki gelombang yang sama

dengan energi tak terbatas. Pelatihan dan praktik meditasi, zikir dan retret akan

mengembangkan lapisan emosional dan spiritual serta melengkapi pengembangan

intelektual melalui iptek dan kesehatan fisik melalui olahraga dan makanan sehat.

Gambar: Model Hakikat Manusia Utuh (Paradigma Manusia Utuh)

11

KAYA/ TIDAK BAHAGIA

PQ SEHAT (FISIK)

EQ DAN SQ TIDAK DIKEMBANGKAN

IQ TINGGI

TIDAK PERCAYA TUHAN

SOMBONG, GELISAH, BENCI

MAKANAN ENAK OLAHRAGA

KARAKTER NEGATIF

EGO TINGGI

SQ RENDAH

IPTEK

EQ RENDAH

Page 13: Filsafat Agama Etika Dan Hukum

12

PQ SEHAT (FISIK)

MEDITASI, ZIKIR, RETRET

IQ TINGGI

TEO ETIKATakwa, Ikhlas,

Tawakal

SOSIO ETIKASilaturrahmi, Baik Sangka, Amanah

MAKANAN ENAK OLAHRAGA

PSIKO ETIKABerilmu, Sabar,

Syukur

SQ TINGGI

IPTEK

EQ TINGGI

KEBAHAGIAAN KARAKTER NEGATIF

AGAMA