file gabungan maternitas

209
PRAKATA Assalamu’alaikum W.W. Bismillahirrahmanirrahim kita awali segala aktifitas kita dengan senantiasa mengucap Asma-Nya. Segala puji bagi Allah SWT kita panjatkan atas segala kemudahan dan pertolongan yang Dia berikan sehingga buku Pedoman ini dapat diselesaikan dengan baik. Salawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW sebagai seorang pelopor penyebaran ilmu pengetahuan di muka bumi ini. Pemberian asuhan keperawatan memerlukan rujukan yang terpercaya dan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Kehadiran buku panduan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Segala tindakan keperawatan dan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dapat memenuhi kriteria keamanan dan menjunjung tinggi kesehatan bagi pasien. Buku panduan ini mencakup panduan Praktik Klinik Keperawatan Stase Keperawatan Maternitas . Stase ini bertujuan agar mahasiswa perawat dapat memenuhi perawatan maternitas selama proses pembelajaran di rumah sakit . Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya bagi tim penyusun Buku Panduan Praktik i

Upload: fei-neviza

Post on 11-Dec-2015

51 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

file gabungan maternitas

TRANSCRIPT

Page 1: File Gabungan Maternitas

PRAKATA

Assalamu’alaikum W.W.

Bismillahirrahmanirrahim kita awali segala aktifitas kita dengan senantiasa

mengucap Asma-Nya. Segala puji bagi Allah SWT kita panjatkan atas segala

kemudahan dan pertolongan yang Dia berikan sehingga buku Pedoman ini dapat

diselesaikan dengan baik. Salawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad

SAW sebagai seorang pelopor penyebaran ilmu pengetahuan di muka bumi ini.

Pemberian asuhan keperawatan memerlukan rujukan yang terpercaya dan sesuai

dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Kehadiran buku panduan ini

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Segala tindakan keperawatan dan

asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dapat memenuhi kriteria

keamanan dan menjunjung tinggi kesehatan bagi pasien. Buku panduan ini

mencakup panduan Praktik Klinik Keperawatan Stase Keperawatan Maternitas.

Stase ini bertujuan agar mahasiswa perawat dapat memenuhi perawatan

maternitas selama proses pembelajaran di rumah sakit.

Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya

bagi tim penyusun Buku Panduan Praktik Klinik Keperawatan ini atas kontribusi

yang telah diberikan. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi dunia

praktik klinik keperawatan.

Banjarmasin, Juni 2014Ketua STIKES Muhammadiyah Banjarmasin

M. Syafwani, M.Kep., Sp. Jiwa

i

Page 2: File Gabungan Maternitas

PRAKATA

Assalamu’alaikum W.W.

Alhamdulillahirabbil’aalamin, segala puja dan puji syukur dipanjatkan kepada

Allah Yang Maha Penyayang. Tanpa karunia-Nya, mustahillah naskah buku ini

terselesaikan tepat waktu mengingat tugas dan kewajiban lain yang bersamaan

hadir.

Upaya menjaga mutu Praktik Asuhan Keperawatan perlu adanya keseragaman

dalam Pedoman Tindakan Asuhan Keperawatan. Hal ini perlu dilakukan supaya

output yang dihasilkan dapat memberikan layanan asuhan keperawatan kepada

pasien dengan mengutamakan keamanan dan kesehatan bagi pasien. Menjamin

tercapainya tujuan di atas diperlukan pengawasan terhadap kepatuhan dalam

menjalankan pedoman ini dan proses evaluasi secara berkala terhadap isi buku

agar sesuai dengan perkembangan ilmu keperawatan terkini. Menjawab kebutuhan

pemberian asuhan keperawatan yang sesuai dengan pedoman dan terkini, maka

kami telah menyusun Buku Pedoman Praktik Klinik Keperawatan Stase

Keperawatan Maternitas. Buku ini menjadi acuan dasar bagi mahasiswa perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan berdasarkan prinsip-prinsip caring,

holistik dan komprehensif.

Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang terlibat dalam penyusunan buku ini. Semoga buku pedoman ini

bermanfaat bagi kita semua.

Banjarmasin, Juni 2014Ka. Bidang KeperawatanRSUD Ulin Banjarmasin

H. Iswantoro, S.Kp., M.M.

ii

Page 3: File Gabungan Maternitas

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum W.W.

Alhamdulillahirabbil ’alamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat

yang diberikan-Nya sehingga buku panduan ini bisa diselesaikan sesuai waktu

yang ditargetkan. Selanjutnya, Salawat dan salam semoga selalu tercurah bagi

junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.

Buku Panduan Praktik Klinik Keperawatan ini berisi panduan-panduan bagi

mahasiswa perawat dalam memenuhi kebutuhan pelayanan maternitas selama

proses perawatan. Akhirnya, kami menghaturkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada seluruh pihak yang telah bersumbangsih terhadap penyelesaian

buku ini.

Banjarmasin, Juni 2014Hormat kami,

Tim Penyusun

iii

Page 4: File Gabungan Maternitas

DAFTAR ISI

PRAKATA.....................................................................................................................i

PRAKATA...................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii

Daftar Isi...................................................................................................................iv

Injeksi Vaksin TT Pada Ibu Hamil..................................................................................1

Antenatal Care (ANC)..................................................................................................5

Pemeriksaan HB Sahli..................................................................................................8

Pemeriksaan Panggul Luar.........................................................................................13

Menghitung Taksiran Berat Janin...............................................................................16

Menghitung Usia Kehamilan dan Taksiran Partus........................................................18

Pemeriksaan DJJ Manual dengan Leanec....................................................................20

Menghitung Denyut Janin Dengan Alat Doppler..........................................................23

Pemeriksaan Plano Test............................................................................................26

Pemeriksaan Potein Urine.........................................................................................29

Pemeriksaan Reduksi Urine.......................................................................................34

Pemeriksaan Leopold................................................................................................37

Penerimaan Pasien di Ruang Bersalin.........................................................................40

Pemeriksaan Dalam (Vagina Toucher)........................................................................43

Petunjuk Penggunaan Partograf................................................................................47

Menjahit Luka Episiotomi..........................................................................................63

Asuhan Persalinan Normal........................................................................................68

Pemeriksaan Plasenta...............................................................................................73

MEMBANTU MEMASUKKAN ALAT KONTRASEPSI KE DALAM RAHIM (COPPER T)..........77

iv

Page 5: File Gabungan Maternitas

CARA PEMASANGAN IMPLANT..................................................................................81

Cara Melepas Implant...............................................................................................86

PENYULUHAN KESEHATAN PERAWATAN PUTING SUSU LECET....................................96

Perawatan Payudara pada Masa Post natal..............................................................100

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................105

LAMPIRAN..............................................................................................................117

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MATERNITAS DI RUANG BERSALIN.................118

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MATERNITAS DI RUANG NIFAS.......................127

v

Page 6: File Gabungan Maternitas

INJEKSI VAKSIN TT PADA IBU HAMIL

A. Definisi

Vaksin TT pada ibu hamil adalah pemberian imunisasi Tetanus Toksoid pada

ibu hamil (Sujianti &Susanti, 2009: 41)

Jadwal pemberian IMUNISASI TT:

1. TT 1 ( dosis 0,5 cc).

2. TT 2

a. Jarak pemberian 4 minggu setelah TT 1.

b. Dapat memberikan perlindungan selama 3 tahun.

c. Dosis pemberian 0,5 cc.

3. TT 3

a. Jarak pemberian 6 bulan setelah TT 2.

b. Masa perlindungan 5 tahun.

c. Dosis pemberian 0,5 cc.

4. TT 4

a. Jarak pemberian 1 tahun setelah TT 3.

b. Masa perlindungan 10 tahun.

c. Dosis pemebrian 0,5 cc.

5. TT 5

a. Jarak pemberian 1 tahun setelah TT 4.

b. Masa perlindungan 25 tahun.

c. Dosis pemberian 0.5 cc.

B. Tujuan

Mencegah penyakit tetanus pada bayi yang akan dilahirkan (Sujianti &

Susanti, 2009: 41)

C. Indikasi

Imunisasi aktif terhadap tetanus (Sujianti & Susanti, 2009: 41)

1

Page 7: File Gabungan Maternitas

D. Kontra Indikasi

Menurut Sujianti & Susanti (2009: 41) Di unit pelayanan statis: vaksin TT

yang telah di buka hanya boleh di gunakan selama 4 minggu, dengan

ketentuan :

1. Vaksin belum kadaluwarsa.

2. Vaksin disimpan dalam suhu 2 dan 80 C.

3. Tidak pernah terendam air.

4. Terjaga sterilisasinya dan tidak baku,

5. VVM masih dalam kondisi A atau B.

6. Di posyandu: vaksin yang sudah terbuka tidak boleh di gunakan lagi.

E. Persiapan Alat

1. Vaksin TT dalam vial.

2. Kapas dan alkohol.

3. Syringe 1 cc.

4. Kidney basin

5. Tempat sampah medis.

F. Prosedur

No Langkah-langkah NilaiDilakukan

Tidak dilakukan

Total NilaiMemuaskan

Tidak Memuaskan

1. Persiapan alat dan tempat.

5

2. Jelaskan Prosedur yang akan dilakukan pada pasien.

5

3. Cuci tangan dan pakai sarung tangan.

5

4. Buka penutup flacon obat Tetanus Toxoid, kemudian mendesinfeksi dengan kapas alkohol.

10

5. Ambil spuit dan membuka dari bungkusnya

5

2

Page 8: File Gabungan Maternitas

Tusukkan jarum ke tutup flacon untuk mengambil obat.Hisap obat TT sesuai kebutuhan (0,5 cc)

6. Cabut jarum suntik dari flacon, ganti dengan jarum baru dan keluarkan udara dari tabung spuit.

10

7. Usap permukaan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol.

5

8. Lakukan penyuntikan pada

lengan atas kiri 2-3 jari dari pangkal lengan atas dengan sudut 450 dengan lubang jarum menghadap keatas.

15

9. Lakukan aspirasi terlebih dahulu kemudian memasukkan obat

10

10. Cabut jarum dari tempat suntikan dan usap bekas suntikan dengan kapas alkohol (tidak boleh di massage).

15

11. Cuci tangan dan beritahukan jadwal berikutnya.

5

12. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

10

Total 100

Catatan:

1. Keterampilan mencuci tangan dan komunikasi (mengucap salam, menyapa

pasien) sudah terintegrasi dalam tindakan.

2. Nilai batas lulus adalah 65.

3

Page 9: File Gabungan Maternitas

Bobot kerja:

0 = Langkah tidak dikerjakan.

1 = Langkah dikerjakan, namun belum benar.

2 = Langkah dikerjakan dengan benar.

Total nilai =∑ (Nilai setiap langkah X bobot )=_________

Lambang Rentang Nilai Keterangan

A 85‒100 4,00

AB 75‒84 3,50

B 65‒74 3,00

BC 55‒64 2,50

C 45‒54 2,00

D 35‒44 1,50

E 0‒34 1,00

4

Page 10: File Gabungan Maternitas

ANTENATAL CARE (ANC)

A. Definisi

Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk

memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti denga upaya

koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Depkes RI, 2009: 35 ).

Pelayanan antenatal care dalam penerapana opersaional dikenal dengan

Menurut Depkes R.I., (2009: 35) Standar Minima 7T terdiri dari:

1. Timbang Badan dan Tinggi Badan

a. BB ibu hamil yang sehat akan bertambah antara 10-12 kg, sejak

sebelum hami.

b. Ibu dengan tinggi <145 cm perlu diperhatikan kemungkinan panggul

sempit sehingga menjadi penyulit persalinan.

2. Mengukur Tekanan darah

a. Dilakukan secara rutin dengan untuk melakukan deteksi dini terhadap

terjadinya tiga gejala preeklamsi.

b. Apabila tekanan darah mengalami kenaikan 15 mmHg dalam dua kali

pengukuran dengan jarak 1 jam atau tekanan darah>140/90mmHg,

maka ibu hamil mengalami preeklamsi.

c. Apabila preeklamsi tidak dapat diatasi maka menjadi eklamsi.

3. Mengukur Tinggi Fundus Uteri

a. Pengukuran TFU dilakukan secara rutin untuk mendeteksi secara dini

berat badan janin

b. Indikator pertumbuhan janin intrauterine, tinggi fundus uteri juga

dapat digunakan untuk mendetaki terhadap terjadinya mola hidatidosa,

janin ganda atau hidramnion.

4. Pemberian imunisasi TT lengkap

Pemberian imunisasi TT untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus.

5. Pemberian tablet Tambah Darah

a. Minimal 90 tablet selam kehamilan.

5

Page 11: File Gabungan Maternitas

b. Pemberian tablet tambah darah dimulai setelah rasa mual hilang, satu

tablet satu hari.

c. Tablet Fe sebaiknya tidak diminum bersama kopi, teh karena dapat

menggangu penyerapan.

6. Tes Laboratorium

a. Pemeriksaan laboratoorium rutin mencakup pemeriksaan Hb, protein

urine, gula darah dan hepatitis B.

b. Pemeriksaan khusus di daerah prevalensi tnggi dan atau kelompok

perilaku terhadap HIV, sifilis, malaria, cacibgandan thalasemia.

7. Temu Wicara (konseling)

Memberikan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan seperti perawatan diri

selama hamilm perawatan payudara, gizi ibu hamil, tanda bahaya

kehamilan dan janin sehingga ibidan keluarga dapat segera mengambil

keputusan dalam perawatan selajutnya dan mendengarkan keluhan yang

disampaikan.

B. Tujuan

Menurut Depkes RI (2009: 35) tujuan antenatal care yaitu:

1. Memonitor kemajuan persalinan guna memastikan kesehatan ibu dan

perkembangan bayi normal.

2. Mengenali secara dini penyimpangan yang terjadi dan memberikan

penatalaksanaan yang diperlukan.

3. Mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional dan logis untuk

menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi.

C. Indikasi

1. Menurut Manuaba (2009:129) berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan

dilakukan berulang dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Pemeriksaan peratama dilakukan segera setelah diketahui terlambat

haid.

b. Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan.

6

Page 12: File Gabungan Maternitas

c. Dua kali sebulan sampau\i umur kehamilan 8 bulan.

d. Setiap minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai bersalin.

2. Dalam pelaksanaan ANC terdapat kesepakatan adanya standar minimal

yaitu dengan pemeriksaan ANC 4 kali selama kehamilan dengan distribusi

sebagai berikut.

a. Minimal satu kali pada trimester I.

b. Minimal satu kali pada trimester II.

c. Minimal 2 kali pada trimester III.

3. Menurut Nadesul (2010:134) frekuensi ANC diharapkan paling kurang 8

kali.

7

Page 13: File Gabungan Maternitas

PEMERIKSAAN HB SAHLI

A. Definisi

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien untuk mengetahui kadar

Hb dalam darah. Hemoglobin oleh asam klorida diubah menjadi hematin asam

yang berwarna coklat tua. Penambahan aquades sampai warnanya sama

dengan standart warna, kadar Hb dibaca dalam satuan gram/dl (Departemen

Kesehatan RI,1991: 68)

B. Tujuan

Mengetahui dan menetapkan kadar hemoglobin didalam darah (Departemen

Kesehatan RI, 1991: 68)

C. Indikasi

Pemeriksaan darah lengkap (Departemen Kesehatan RI,1991: 68)

D. Kontra Indikasi

-

E. Persiapan Alat

1. Gelas berwarna sebagai warna standard.

2. Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 sampai dengan 22.

Skala merah untuk hematokrit.

3. Pengaduk dari gelas.

4. Pipet Sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/ul.

5. Pipet pasteur.

6. Kertas saring/tissue/kain kassa kering.

7. Reagen.

8. Larutan HCL 0,1 N.

9. Aquades.

8

Page 14: File Gabungan Maternitas

F. Prosedur

No Langkah-langkah NilaiDilakukan

Tidak dilakukan

Total NilaiMemuaskan

Tidak Memuaskan

1. Lakukan verifikasi data sebelumnya dan siapkan alat di dekat pasien dengan benar.

5

2. Cuci tangan. 53. Jelaskan tujuan

dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien.

5

4. a. Masukkan kira-kira 5 tetes (angka 2) HC1 0,1 n ke dalam tabung pengencer hemometer.

b. Desinfeksi ujung jari manis dengan tangan kiri/kanan pasien dengan kapas alkohol, tunggu beberapa saat hingga alkohol kering.

c. Tusuk ujung jari yang sudah di desinfeksi dengan lancet/jarum.

d. Rendam lancet/jarum dalam larutan klorin.

e. Hapus tetesan darah pertama dengan kapas

10

9

Page 15: File Gabungan Maternitas

kering.f. Hisap darah

dengan pipet hemoglobin sampai angka 20mm, hati-hati jangan sampai ada gelembung udara.

5. Bersihkan ujung luar pipet dengan kertas tissue secara hati-hati jangan sampai darah dari dalam pipet berkurang.

5

6. Masukkan ke dalam tabung Hb yang telah berisi larutan HCl 0,1 N

5

7. Darah dan HCl 0,1 N dicampur, dibilas pipet sampai bersih.

5

8. Angkatlah pipet itu sedikit, lalu isap asam HC1 yang jernih itu ke dalam pipet 2 atau 3 kali untuk membersihkan darah yang masih tinggal dalam pipet.

5

9. Isi tabung dikocok sampai homogen supaya terjadi hematin asam yang berwarna

10

10

Page 16: File Gabungan Maternitas

coklat tua (dalam waktu 3-5 menit).

10. Aquades ditambahkan setetes demi setetes diaduk dengan batang pengaduk yang tersedia sampai warna sama dengan standart warna. Setiap kali penambahan aquades harus dikocok sampai homogen.

10

11. Kadar Hb dibaca dalam satuan gram/dl. Nilai normal: Pria : 14- 16 g/dl.Wanita : 12- 14 g/dl.

15

12. Lakukan evaluasi tindakan.

5

13. Bereskan alat-alat.

5

14. Cuci tangan. 515. Catat kegiatan

dalam lembar catatan perawatan.

5

Total 100

Catatan:

1. Keterampilan mencuci tangan dan komunikasi (mengucap salam, menyapa

pasien) sudah terintegrasi dalam tindakan.

2. Nilai batas lulus adalah 65.

11

Page 17: File Gabungan Maternitas

Bobot kerja:

0 = Langkah tidak dikerjakan.

1 = Langkah dikerjakan, namun belum benar.

2 = Langkah dikerjakan dengan benar.

Total nilai =∑ (Nilai setiap langkah X bobot )=_________

Lambang Rentang Nilai Keterangan

A 85‒100 4,00

AB 75‒84 3,50

B 65‒74 3,00

BC 55‒64 2,50

C 45‒54 2,00

D 35‒44 1,50

E 0‒34 1,00

12

Page 18: File Gabungan Maternitas

PEMERIKSAAN PANGGUL LUAR

A. Definisi

Pemeriksaan panggul luar di lakukan pada ibu hamil primigravida yang di

curigai memiliki ukuran panggul yang kurang dari normal seperti pada ibu

dengan tinggi badan <145 cm, atau pada inspeksi panggul ibu terlihat kecil

atau sangat kurus. Jika di dukung oleh pemeriksaan panggul dalam kita dapat

memprediksikan apakah proses persalinan dapat dilakukan pervaginam atau

perabdominal (Benson, 2009: 41)

B. Tujuan

Mengetahui ukuran panggul luar (Benson, 2009: 41)

C. Indikasi

Indikasi menutur Benson (2009: 41) yaitu:

1. Pemeriksaan pertama pada ibu hamil.

2. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan yang

lalu.

3. Ibu akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksaan diri

terutama pada primi para.

D. Kontra Indikasi

-

E. Persiapan Alat

1. Jangka panggul.

2. Centi meter.

3. Alat tulis.

4. Status pasien.

13

Page 19: File Gabungan Maternitas

F. Prosedur

No Langkah-langkah NilaiDilakukan

Tidak dilakukan

Total NilaiMemuaskan

Tidak Memuaskan

1. Beri salam, jelaskan tujuan tindakan kepada pasien.

5

2. Atur ruangan aman dan nyaman

5

3. Cuci tangan 54. Gunakan jangka

panggul untuk mengukur.Distantia SpinarumJarak antara spina iliaka anterior kiri dan kanan, ukuran normal 23-26 cm.

15

5. Distantia KristarumJarak yang terjauh antara krista iliaka kanan dan kiri, ukuran 26-29 cm.

15

6. Konjugata Eksterna (boudeloque)Jarak antara pinggir atas simpisis dan ujung processus spinosus tulang lumbal V, ukuran 18-20 cm.

15

7. Dengan menggunakan cm mengukur lingkar panggul :Ukuran Lingkar PanggulDari pinggir atas simpisis ke pertengahan antara spina iliaka anterior superior dan trochanter mayor sepihak dan kembali melalui tempat yang sama, di pihak lainnya ukuran 80-90 cm.

15

8. Mencatat hasil pemeriksaan ke dalam status pasien.

10

14

Page 20: File Gabungan Maternitas

9. Membuat kesimpulan hasil pemeriksaan.

5

10. Membersihkan alat dan lingkungan.

5

11. Cuci tangan. 5Total 100

Catatan:

1. Keterampilan mencuci tangan dan komunikasi (mengucap salam, menyapa

pasien) sudah terintegrasi dalam tindakan.

2. Nilai batas lulus adalah 65.

Bobot kerja:

0 = Langkah tidak dikerjakan.

1 = Langkah dikerjakan, namun belum benar.

2 = Langkah dikerjakan dengan benar.

Total nilai =∑ (Nilai setiap langkah X bobot )=_________

Lambang Rentang Nilai Keterangan

A 85‒100 4,00

AB 75‒84 3,50

B 65‒74 3,00

BC 55‒64 2,50

C 45‒54 2,00

D 35‒44 1,50

E 0‒34 1,00

15

Page 21: File Gabungan Maternitas

MENGHITUNG TAKSIRAN BERAT JANIN

A. Definisi

Taksiran berat janin dianggap penting pada masa kehamilan karena

pertumbuhan janin intrauterine berlangsung tidak konstan, yaitu berlangsung

cepat pada awal masa kemudian melambat seiring bertambahnya usia

kehamilan dan berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya

komplikasi selama persalinan pada ibu dan bayi seperti berat lahir rendah atau

berat lahir berlebih (Varney Hellen, 2008: 56)

Tinggi fudus adalah jarak antara tepi atas simfisis pubis dan puncak fudus

uteri. Pemeriksaan fudus dilaksanankan saat utereri sedang tidak dalam

keadaan kontraksi, bias dengan cara manual atau menggunakan pita lila

(Saifuddin, 2004: 34)

Pemeriksaan fudus uteri bertujuan untuk menentukan usia kehamilan,

menentukan tafsiran berat janin apakah ada hambatan pertumbuhan janin atau

tidak (Varney Hellen, 2008: 56)

B. Rumus menghitung berat janin dalam uterus menurut:

1. Rumus Lohnson.

a. Berat Janin (dalam gram)

Jika kepala belum masuk Pintu Atas Panggul (PAP) = (tinggi fundus

uteri-12) x 155

b. Berat janin (dalam gram)

Jika kepala sudah masuk Pintu Atas Panggul (PAP) = (tinggi fundus

uteri-11) x 155

2. Rumus Johnson Toshack

Taksiran berat janin (TBJ) = (TFU dalam cm-N) x 155.

N = 13 bila kepala belum melewati PAP.

N = 12 bila kepala masih berada di atas spina iskiadika.

N = 11 bila kepala sudah berada di bawah spina iskiadika.

16

Page 22: File Gabungan Maternitas

3. Rumus : tinggi fundus (cm) – N x 155

a. HODGE I

N = 13 bila kepala belum melewati PAP

b. HODGE II

N = 12 bila kepala berada diatas spina isciadika

c. HODGE III

N = 11 bila kepala berada dibawah spina isciadika

Contoh;

Diketahui TFU 26 cm

TBJ = (TFU-13) x 155

= (26-13) x 155

= 2015 gram

Sedangkan TBJ menurut TFU normal UK 7 bulan adaah

TBJ = (TFU-13) x 155

= (30-13) x 155

= 2636 gram

Menghitung taksiran berat janin (TBJ) dengan rumus diatas keakuratannya

akan meleset, karena faktor sebagai berikut:

1. Ketebalan didnding abdomen, ini membuat kita kesulitan dalam

menentukan lokasi fundus uteri.

2. Rumus ini tidak dikhususkan untuk wanita Indonesia, pola makan yg

berbeda akan menentukan besarnya janin.

17

Page 23: File Gabungan Maternitas

MENGHITUNG USIA KEHAMILAN DAN

TAKSIRAN PARTUS

Cara yang dapat dilakukan untuk menghitung usia kehamilan yang memiliki

tingkat akurasi yang baik menurut Sarwono (2009: 54) berdasarkan kepada:

1. Hari pertama haid terakhir (HPHT)

a. menghitung usia kehamilan berdasarkan HPHT hanya dapat dilakukan

apabila ibu hamil memiliki siklus haid normal dan teratur (28-30 hari).

b. Untuk mengetahui taksiran usia kehamilan berdasarkan HPHT dapat

menggunakan rumus NEAGELE. Perhitungannya dapat dipakai dengan

menentukan hari pertama haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan

kelahiran dapat ditetapkan. Rumus Neagle dapat dihitung hari haid

pertama ditambah tujuh dan bulannya ditambah sembilan.

Jika siklus haid tidak teratur, untuk memperkecil kesalahan, harus

dikoreksi: Siklus haid pendek (26 hari). Bila perkiraan tanggal 12 Maret,

maka dimundurkan 2 haru, menjadi 14 hari. Siklus haid panjang (40 hari).

Bila taksiran 12 Maret, ditambah 12 hari, jadi 24 Maret. Untuk bulan yang

tidak bisa dikurang 3 (Januari, Februari, Maret(, ditambah 9 tapi tahunnya

tetap, karena dihitung berdasarkan keteraturan siklus haid pula, rumus

Neagle tidak bisa digunakan jika Anda hamil tidak lama setelah berhenti

minum pil.

2. Hari Perkiraan Lahir

a.Dengan menambahkan 7 pada tanggal pertama dari haid terakhir, kemudian

mengurangi 3 pada bulan dan menambahkan 1 pada tahunnya.

b. Sedangkan untuk bulan yang tidak bisa dikurangi 3, misalnya Januari,

Februari dan maret maka bulannya ditambah 9, tapi tahunnya tetap tidak

ditambah atau dikurangi.

18

Page 24: File Gabungan Maternitas

Contoh:

Jika HPHT anda adalah 16-11(Nov)-2008,

maka: 16 -11-08

+ - +

7 3 1

23 - 8 - 09 (ini tanggal HPL)

jadi taksiran waktu kelahiran adalah 23 Agustus 2009.

19

Page 25: File Gabungan Maternitas

PEMERIKSAAN DJJ MANUAL DENGAN LEANEC

A. Definisi

Teknik pemeriksaan Denyut Jantung Janin dengan menngunakan alat

stethoscope monaural atau stethoscope leanec (Johnson & Taylor, 2004: 142).

Denyut jantung janin dikatakan normal bila berkisar antara 120-160x/menit,

dan dikatakan takikardi bila lebih dari 160x/menit dan brakikardi bila kurang

dari 120x/menit dan ini merupakan tanda bayi mengalami fetal distress

(Johnson & Wendy, 2004: 142)

B. Tujuan

Mengetahui frekuensi denyut jantung janin (Johnson & Taylor, 2004: 142)

C. Indikasi

Ibu hamil usia kehamilan 18-20 minggu (Johnson & Taylor, 2004: 142)

D. Kontra Indikasi

-

E. Persiapan Alat

1. Stetoscope Laenec.

2. Rekam medis.

F. Prosedur

No Langkah-langkah NilaiDilakukan

Tidak dilakukan

Total NilaiMemuaskan

Tidak Memuaskan

1. Cuci tangan 52. Tutup sampiran 53. Jelaskan prosedur

yang akan dilakukan.

5

4. Atur posisi pasien berbaring terlentang

5

20

Page 26: File Gabungan Maternitas

5. Beritahu ibu untuk meluruskan kaki

5

6. Buka pakaian ibu bagian perut.

5

7. Letakkan stetoscope pada perut ibu sesuai dengan situs bayi dan posisi punggung bayi

10

8. Stetoscope diletakkan secara tegak lurus pada dinding perut

10

9. Raba denyut nadi ibu pada pergelangan tangan

10

10. Pastikan detik jantung janin dengan cara membedakan bunyi yang didengar dengan denyut nadi ibu.

15

11. Hitung jumlah detik jantung janin per menit dengan benar (hitung detik jantung janin selama 5 detik hitung, berhentiselama 5 detik ,lakukan sampai 3 kali jumlahkan.hasilnya dikalikan 4 ).

20

12. Beritahukan hasil pemeriksaan pada ibu.Rapikan baju ibu.Catat hasilnya

5

Total 100

Catatan:

1. Keterampilan mencuci tangan dan komunikasi (mengucap salam, menyapa

pasien) sudah terintegrasi dalam tindakan.

2. Nilai batas lulus adalah 65.

21

Page 27: File Gabungan Maternitas

Bobot kerja:

0 = Langkah tidak dikerjakan.

1 = Langkah dikerjakan, namun belum benar.

2 = Langkah dikerjakan dengan benar.

Total nilai =∑ (Nilai setiap langkah X bobot )=_________

Lambang Rentang Nilai Keterangan

A 85‒100 4,00

AB 75‒84 3,50

B 65‒74 3,00

BC 55‒64 2,50

C 45‒54 2,00

D 35‒44 1,50

E 0‒34 1,00

22

Page 28: File Gabungan Maternitas

MENGHITUNG DENYUT JANIN DENGAN

ALAT DOPPLER

A. Definisi

Menghitung denyut janin adalah tindakan untuk mengetahui frekuensi denyut

janin dalam rahim selama 1 menit dengan menggunakan alat dopller (Norwitz

& John, 2008: 252)

B. Tujuan

Tujuan menghitung DJJ menurut (Norwitz & Schorge, 2008: 252)

1. Mengetahui adanya denyut janin

2. Menghitung frekuensi denyut janin

C. Indikasi

Ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu (Norwitz & Schorge,

2008: 252)

D. Kontra Indikasi

Kontra indikasi menurut (Norwitz & Schorge, 2008: 252) yaitu:

1. Ibu hamil yang mengalami fetal death.

2. Ibu hamil dengan keluhan abortus.

E. Persiapan Alat

1. Doppler / funandoscope.

2. Jelly.

3. Tissue.

23

Page 29: File Gabungan Maternitas

F. Prosedur

No Langkah-langkah NilaiDilakukan

Tidak dilakukan

Total NilaiMemuaskan

Tidak Memuaskan

1. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

5

2. Menyiapkan pasien 53. Menyiapkan

lingkungan yang nyaman dan aman

5

4. Perawat mencuci tangan.

5

5. Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang.

5

6. Beri jelly pada doppler /lineac yang akan digunakan

5

7. Tempelkan doppler pada perut ibu hamil didaerah punggung janin.

10

8. Dengar detak jantung janin selama 1 menit,biladetak jantung janin a. 120-160 x /mnt

(Normal ).b. Dibawah

120x/mnt ( fetal bradicardy).

c. Diatas 160x/mnt (fetal takhicardy).

20

9. Beri penjelasan pada pasien hasil pemeriksaan.

5

10. Beri penjelasan rencana tindakan sesuai hasil pemeriksaan.a.Hasil normal

(ANC rutin )b.Fetal

bradicardy/takhycardi, kolaborasi/ rujukan.

15

11. Bersihkan abdomen pasien dari jelly.

5

12. Pasien di persilahkan bangun, jelaskan

5

24

Page 30: File Gabungan Maternitas

pemeriksaan telah selesai.

13. Cuci tangan. 514. Dokumentasi

tindakan.5

Total 100

Catatan:

1. Keterampilan mencuci tangan dan komunikasi (mengucap salam, menyapa

pasien) sudah terintegrasi dalam tindakan.

2. Nilai batas lulus adalah 65.

Bobot kerja:

0 = Langkah tidak dikerjakan.

1 = Langkah dikerjakan, namun belum benar.

2 = Langkah dikerjakan dengan benar.

Total nilai =∑ (Nilai setiap langkah X bobot )=_________

Lambang Rentang Nilai Keterangan

A 85‒100 4,00

AB 75‒84 3,50

B 65‒74 3,00

BC 55‒64 2,50

C 45‒54 2,00

D 35‒44 1,50

E 0‒34 1,00

25

Page 31: File Gabungan Maternitas

PEMERIKSAAN PLANO TEST

A. Definisi

Tes untuk mendeteksi ada tidaknya hormon Human Chorionic Gonadotropin

(hCG), yaitu hormon yang dihasilkan oleh plasenta ketika seorang wanita

sedang hamil. Positif bila terdapat hormon hCG dalam sampel urine. Selain

pada kehamilan, hasil positif juga terjadi pada penyakit Germ Cell Tumors

and Trophoblastic (Sulaiman Sastrawinata, 2004: 72)

B. Tujuan

Mendeteksi ada tidaknya hormon Human Chorionic Gonadotropin (Hcg)

(Sulaiman Sastrawinata, 2004: 72)

C. Indikasi

-

D. Kontra Indikasi

-

E. Persiapan Alat

1. Test pack/stick plano test.

2. Wadah urin.

3. Tisu.

F. Prosedur

No Langkah-langkah NilaiDilakukan

Tidak dilakukan

Total NilaiMemuaskan

Tidak Memuaskan

1. Jelaskan prosedur pada pasien.

10

2. Cuci tangan 53. Wadah urin

diserahkan pada pasien.

5

4. Minta pasien untuk 15

26

Page 32: File Gabungan Maternitas

ke kamar mandi dan menampung urinnya ke dalam wadah, dan minta pasien untuk menyerahkan kembali kepada perawat.

5. Celupkan stick plano sampai batas ketentuan/ petunjuk.

15

6. Tunggu 2 – 3 menit.

10

7. Baca hasil.Bila strip 2 = positif.Bila strip 1 = negatif.

25

8. Rapikan alat. 59. Cuci tangan. 510. Dokumentasikan

hasil dan beritahu hasil pemeriksaan kepada pasien.

5

Total 100

Catatan:

1. Keterampilan mencuci tangan dan komunikasi (mengucap salam, menyapa

pasien) sudah terintegrasi dalam tindakan.

2. Nilai batas lulus adalah 65.

Bobot kerja:

0 = Langkah tidak dikerjakan.

1 = Langkah dikerjakan, namun belum benar.

2 = Langkah dikerjakan dengan benar.

27

Page 33: File Gabungan Maternitas

Total nilai =∑ (Nilai setiap langkah X bobot )=_________

Lambang Rentang Nilai Keterangan

A 85‒100 4,00

AB 75‒84 3,50

B 65‒74 3,00

BC 55‒64 2,50

C 45‒54 2,00

D 35‒44 1,50

E 0‒34 1,00

28

Page 34: File Gabungan Maternitas

PEMERIKSAAN POTEIN URINE

A. Definisi

Pemeriksaan protein urin adalah salah satu pemeriksaan urin ibu hamil untuk

mengetahui ada tidaknya protein dalam urin (Baron, 2009: 176)

B. Tujuan

Mengetahui kadar protein dalam urin (Baron, 2009: 176)

C. Indikasi

Menurut Baron, (2009: 176) indikasi pada pemeriksaan urine yaitu:

1. Ibu hamil fisiologis.

2. Ibu hamil yang dicurigai preeklamsi (tekanan darah tinggi, udema kaki)

D. Kontra Indikasi

-

E. Persiapan Alat

1. Tabung reaksi.

2. Penjepit tabung reaksi.

3. Rak tabung.

4. Pipet tetes.

5. Corong.

6. Pipet volume.

7. Lampu spiritus/ Bunsen.

8. Beker glass.

9. Sarung tangan.

10. Asam Asetat 6%.

11. Urin patologis.

29

Page 35: File Gabungan Maternitas

F. Prosedur

No Langkah-langkah NilaiDilakukan

Tidak dilakukan

Total NilaiMemuaskan

Tidak Memuaskan

1. Minta pasien untuk bekerjasama dalam hal ini anjurkan pasien untuk kencing dan menampung urine kedalam wadah urine.

5

2. Cuci tangan kemudian pasang sarung tangan dan siapkan alat.

5

3. Perhatikan apakah urine keruh atau jernih dan apabila keruh disaring dengan kertas penyaring.

5

4. Pemeriksaan protein urine dengan dipstick:

25

a. urin sewaktu.Masukkan urin dalam wadah urin dan celupkan dipstick (strip reangen) kedalam urin dan tunggu 60 detik serta amati perubahan warna yang terjadi dan cocokkan dengan bagan warna yang tersedia.b. spesimen urin 24 jam.Masukkan urin dlam wadah dan simpan dalam lemari pendingin dan jika perlu tambahkan bahan pengawet. Setelah 24 jam ukur kadar protein dengan metodekolorimetri menggunakan fotometer atau analyzer kimiawi otomatis,

30

Page 36: File Gabungan Maternitas

5. Pemeriksaan protein urine dengan asam sulfosalisil:

25

a. Gunakan pipet untuk mengisi urine pada tabung 1 dan pada tabung 2 hingga dua per tiga tabung

b. Jepit Kedua tabung, miringkan dan panaskan bagian atas urin  sampai mendidih

c. Perhatikan apakah terjadi kekeruhan dibagian atas urin tersebut dengan cara membandingkan dengan urin bagian bawah.

d. Jika urine dalam tabung tidak terjadi kekeruahn  maka hasilnya negative

e. jika urin dalam tabung terjadi kekeruhan  maka tambahkan asam asetat 6% sebanyak 3-5 tetes.

f. Panaskan lagi sampai mendidih, Jika urine kembali bening/kekeruahn menghilang maka hasilnya negatif. Jika kekeruahn urin tetap ada maka hasilnya positif.

6. Cara menilai hasil :a. Tak ada

kekeruhan = -b. Ada kekeruhan

ringan tanpa butir-butir   = + (protein 0,01-

25

31

Page 37: File Gabungan Maternitas

0,05%)c. Kekeruhan

mudah terlihat dengan butir-butir  = ++ (protein 0,05-0,2%)

d. Kekeruhan jelas dan berkeping-keping   = +++ (protein 0,2-0,5%)

e. Sangat keruh, berkeping besar atau bergumpal = ++++(> 0,5%)

7. Cuci tangan, catat hasil pemeriksaan dan beritahukan hasilpemeriksaan pada pasien

10

Total 100

Catatan:

1. Keterampilan mencuci tangan dan komunikasi (mengucap salam, menyapa

pasien) sudah terintegrasi dalam tindakan.

2. Nilai batas lulus adalah 65.

Bobot kerja:

0 = Langkah tidak dikerjakan.

1 = Langkah dikerjakan, namun belum benar.

2 = Langkah dikerjakan dengan benar.

32

Page 38: File Gabungan Maternitas

Total nilai =∑ (Nilai setiap langkah X bobot )=_________

Lambang Rentang Nilai Keterangan

A 85‒100 4,00

AB 75‒84 3,50

B 65‒74 3,00

BC 55‒64 2,50

C 45‒54 2,00

D 35‒44 1,50

E 0‒34 1,00

33

Page 39: File Gabungan Maternitas

PEMERIKSAAN REDUKSI URINE

A. Definisi

Pemeriksaan reduksi urin adalah salah satu pemeriksaan urin ibu hamil untuk

mengetahui ada tidaknya glukosa dalam urin dengan menggunakan metode

benedict. (Soebroto ,G. 2002: 335)

Prinsip dasar glukosa dalam urine akan mereduksi garam kompleks dari

reagen benedict atau fehling (ion cupri direduksi jadi cupro) dan mengendap

dalam bentuk CuO dan Cu2O berwarna hingga merah bata.

B. Tujuan

Mengetahui terjadinya reduksi urine pasien untuk menentukan ada atau

tidaknya gula (glukosa) dalam urine (Soebroto ,G. 2002: 335)

C. Indikasi

Indikasi pada pemeriksaan reduksi urine menurut Soebroto. G (2002: 335).

1. Ibu hamil

2. Ibu hamil dengan riwayat DM

D. Kontra Indikasi

-

E. Persiapan Alat

1. Sarung tangan.

2. Tabung reaksi.

3. Rak tabung.

4. Penjepit tabung.

5. Pipet tetes.

6. Lampu spiritus.

7. Urine segar yang jernih.

8. Reagen: Benedict.

34

Page 40: File Gabungan Maternitas

F. Prosedur

No Langkah-langkah NilaiDilakukan

Tidak dilakukan

Total NilaiMemuaskan

Tidak Memuaskan

1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan.

5

2. Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.

15

3. Ambil reagen benedict 5 ml dengan menggunakan pipet, masukkan ke dalam tabung reaksi

10

4. Tambahkan urine pada tabung reaksi 8 tetes dan kocok hingga rata.

15

5. Gunakan penjepit tabung, panaskan tabung tadi hingga mendidih antara 1 – 2 menit.

10

6. Simpan tabung tersebut dirak tabung, dan biarkan selama ± 5 menit

5

7. Baca dan Interprestasikan hasil:

20

a. Negative (-) : bila cairan dalam tabung tetap biru

b. Positif (+) a/ 1+ : bila cairan berwarna hijau di ikuti endapan warna kuning (kadar glukosa sedikit).

c. Positif (++) a/ 2+ : bila endapan kuning terlihat jelas dan banyak (kadar glukosa 02,5 %).

d. Positif (+++) a/ 3+ : bila cairan tidak berwarna diikuti dengan endapan kuning jingga

35

Page 41: File Gabungan Maternitas

kecoklatan (kadar glukosa di atas 1%).

8. Cuci tangan 59. Catat hasil

pemeriksaan10

10. Beritahukan hasil pemeriksaan pada pasien

5

Total 100

Catatan:

1. Keterampilan mencuci tangan dan komunikasi (mengucap salam, menyapa

pasien) sudah terintegrasi dalam tindakan.

2. Nilai batas lulus adalah 65.

Bobot kerja:

0 = Langkah tidak dikerjakan.

1 = Langkah dikerjakan, namun belum benar.

2 = Langkah dikerjakan dengan benar.

Total nilai =∑ (Nilai setiap langkah X bobot )=_________

Lambang Rentang Nilai Keterangan

A 85‒100 4,00

AB 75‒84 3,50

B 65‒74 3,00

BC 55‒64 2,50

C 45‒54 2,00

D 35‒44 1,50

E 0‒34 1,00

36

Page 42: File Gabungan Maternitas

37

Page 43: File Gabungan Maternitas

PEMERIKSAAN LEOPOLD

A. Definisi

Pemeriksaan palpasi Leopold merupakan suatu teknik pemeriksaan pada ibu

hamil dengan meraba perut ibu berdasarkan teori yang dikembangkan oleh

Leopold (Sarwono, 2010: 213).

B. Tujuan

Menurut (Sarwono, 2010:213) tujuan yaitu:

1. Mengetahui posisi / letak janin.

2. Mengetahui tinggi fundus uteri.

3. Mengetahui bagian-bagian dari janin.

4. Mengetahui usia kehamilan.

5. Mengatahui kondisi janin.

6. Mengetahui DJJ.

C. Indikasi

Ibu hamil dengan usia kehamilan >20 minggu(Sarwono, 2010:213).

38

Page 44: File Gabungan Maternitas

D. Kontra Indikasi

Ibu hamil yang sedang mengalami his(Sarwono, 2010:213).

E. Persiapan Alat

1. Midline.

2. Funandoskop / Dopller.

3. Selimut.

4. Status pasien (format).

F. Prosedur

No Langkah-langkah NilaiDilakukan

Tidak dilakukan

Total NilaiMemuaskan

Tidak Memuaskan

1. Persiapan alat dan tempat.

5

2. Jelaskan prosedur pada ibu dan anjurkan ibu untuk berbaring telentang di tempat tidur.

5

3. Leopold I 20a. Mengetengahka

n uterus dengan kedua tangan.

b.Menentukan batas fundus uteri.

c. Mengukur tinggi fundus uteri dengan pita pengukur.

d.Menentukan bagian janin yang berada di fundus uteri.

4. Leopold II 20a. Menentukan batas

samping kiri dan kanan uterus.

b. Menentukan bagian janin yang berada di fundus uteri.

5. Leopold III 20a. Menentukan

bagian terendah

39

Page 45: File Gabungan Maternitas

janin, kepala atau bokong.

b. Menentukan bagian terbawah, janin sudah masuk PAP atau belum.

6. Leopold IV 20Menentukan seberapa jauh bagian terendah janin sudah masuk PAP.

7. Rapikan pasien. 58. Dokumentasikan

hasil dan beritahu hasil pemeriksaan kepada pasien.

5

Total 100

Catatan:

1. Keterampilan mencuci tangan dan komunikasi (mengucap salam, menyapa

pasien) sudah terintegrasi dalam tindakan.

2. Nilai batas lulus adalah 65.

Bobot kerja:

0 = Langkah tidak dikerjakan.

1 = Langkah dikerjakan, namun belum benar.

2 = Langkah dikerjakan dengan benar.

Total nilai =∑ (Nilai setiap langkah X bobot )=_________

Lambang Rentang Nilai Keterangan

A 85‒100 4,00

AB 75‒84 3,50

B 65‒74 3,00

BC 55‒64 2,50

40

Page 46: File Gabungan Maternitas

C 45‒54 2,00

D 35‒44 1,50

E 0‒34 1,00PENERIMAAN PASIEN DI RUANG BERSALIN

A. Definisi

Penerimaan pasien merupakan suatu tata cara ataupun pedoman dalam

menerima pasien masuk. Penerimaan pasien merupakan suatu prosedur yang

dilakukan oleh perawat ketika ada pasien datang ke sebuah ruangan perawatan

(Depkes, 2006 : 77)

B. Tujuan

Tujuan dari penerimaan pasien menurut (Depkes, 2006 : 77)

1. Mengetahui keadaan pasien dan keluarga.

2. Pasien bisa langsung menempati ruang perawatan.

3. Mengetahui kondisi dan keadaan pasien secara umum.

4. Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat masuk Rumah Sakit.

C. Indikasi

Menerima pasien berasal dari poliklinik, gawat darurat, bangsal lain, rumah

sakit lain dan ditempat lain (Depkes, 2006 : 77)

D. Kontra Indikasi

-

E. Persiapan Alat

1. Buku penerimaan pasien.

2. Status pasien.

3. Termometer.

4. Tensimeter, stetoskop.

41

Page 47: File Gabungan Maternitas

5. Fundeskop/dopler.

F. Prosedur

No Langkah-langkah NilaiDilakukan

Tidak dilakukan

Total NilaiMemuaskan

Tidak Memuaskan

1. Menyambut pasien dengan mengucapkan salam.

5

2. Perkenalkan diri. 53. Tulis pada bukti

penerimaan pasien baru.

5

4. Berikan penjelasan peraturan RS dan kartu tunggu keluarga.

5

5. Antarkan pasien ke tempat tidur, mengantar pasien ke kamar mandi untuk cuci kaki dan BAK.

5

6. Ganti pakaian pasien dengan blus dan kain panjang tanpa pakaian panjang dari RS.

5

7. Perawat mencuci tangan.

5

8. Lakukan anamnesaa. Lakukan

pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi).

b. Lakukan pengkajian terhadap his (kekuatan, tama, interval)

c. Periksa DJJ, lokasi, frekuensi, intensitas

d. Identifikasi kelainan.

20

42

Page 48: File Gabungan Maternitas

e. Penafsir berat badan janin.

f. Identifikasi disproporsi janin – panggul.

9. Tentukan prognosa. 1010. Rumuskan diagnosa

keperawatan.5

11. Buat rencana keperawatan.

5

12. Lakukan tindakan keperawatan sesuai masalah.

5

13. Dokumentasikan hasil pemeriksaan

10

14. Rapikan pasien dan bereskan alat.

5

15. Cuci tangan. 5Total 100

Catatan:

1. Keterampilan mencuci tangan dan komunikasi (mengucap salam, menyapa

pasien) sudah terintegrasi dalam tindakan.

2. Nilai batas lulus adalah 65.

Bobot kerja:

0 = Langkah tidak dikerjakan.

1 = Langkah dikerjakan, namun belum benar.

2 = Langkah dikerjakan dengan benar.

Total nilai =∑ (Nilai setiap langkah X bobot )=_________

Lambang Rentang Nilai Keterangan

A 85‒100 4,00

AB 75‒84 3,50

B 65‒74 3,00

43

Page 49: File Gabungan Maternitas

BC 55‒64 2,50

C 45‒54 2,00

D 35‒44 1,50

E 0‒34 1,00

PEMERIKSAAN DALAM (VAGINA TOUCHER)

A. Definisi

Periksa dalam (vagina toucher) adalah melakukan pemeriksaan dalam dengan

2 jari (jari telunjuk & jari tengah) ke dalam vagina (Chrisdiono, 2004: 34).

B. Tujuan

Tujuan pemeriksaan dalam antara lain menurut Chrisdiono (2004:34):

1. Keadaan vulva dan vagina.

2. Keadaan portio.

3. Pembukaan.

4. Penipisan.

5. Selaput Ketuban.

6. Presentasi janin.

7. Denominator .

8. Penurunan bagian terendah.

44

Page 50: File Gabungan Maternitas

9. Keadaan jalan lahir (promontorium, spina ishciadica, linea inominata,

arcus pubis).

C. Indikasi

Indikasi menurut Chrisdiono (2004:34) antara lain:

1. Bila ketuban pecah sebelum waktunya.

2. Evaluasi kemajuan persalinan.

3. Bila didapatkan tanda tanda kala II.

4. Penilaian pelvimetri primi muda pada kehamilan aterm.

D. Kontra Indikasi

Kontra indikasi menurut Chrisdiono (2004:34) antara lain:

1. Pada Haemorragi ante partum.

2. Wanita yang masih belum menikah (virgin).

3. Infeksi pelvik yang berat.

E. Persiapan Alat

1. Sarung tangan.

2. Kapas savlon.

3. Kidney basin.

F. Prosedur

No Langkah-langkah NilaiDilakukan

Tidak dilakukan

Total NilaiMemuaskan

Tidak Memuaskan

1. Persiapan alat, tempat dan pasien.

5

2. Cuci tangan, pasang sarung tangan.

5

3. Bersihkan vulva. 54. Lihat keadaan vulva

yaitu, cairan/lendir, perdarahan (jangan diperiksa bila ada perdarahan), luka, air ketuban, varises, kutil/tanda PMS.

10

5. Pegang labia agar 10

45

Page 51: File Gabungan Maternitas

terbuka dengan tangan yang tidak memeriksa, masukkan telunjuk dan jari tengah kedalam vagina perlahan-lahan dan nilai adanya dilatasi dan ketebalan serviks, selaput ketuban masih ada atau sudah pecah, serta bagian terendah janin yaitu posisi (denominator), penurunan bagian terbawah janin dan moulase.

6. Nilai keadaan jalan lahira. Raba

promontorium ( bila teraba ukur konjugata diagonalis nilai normal 12 cm ).

b. Raba spina ishiadika ( jarak kedua spina normal > atau = 10 cm).

c. Raba linea inominata ( panggul normal hanya bisa teraba dibawah 1/3 bagian )

d. Raba lengkung arkus pubis ( arcus pubis >90 derajat bila kedua jari dapat diletakan sejajar ).

e. Raba keadaan sakrum.

15

7. Keluarkan kedua jari tangan dengan perlahan.

10

8. nilai adanya cairan/darah pada sarung tangan.

10

9. Masukan tangan ke 10

46

Page 52: File Gabungan Maternitas

dalam klorin,lepas sarung tangan secara terbalik.

10. Cuci tangan. 511. Jelaskan semua

temuan pada ibu dan catat dalam status.

5

Total 100

Catatan:

1. Keterampilan mencuci tangan dan komunikasi (mengucap salam, menyapa

pasien) sudah terintegrasi dalam tindakan.

2. Nilai batas lulus adalah 65.

Bobot kerja:

0 = Langkah tidak dikerjakan.

1 = Langkah dikerjakan, namun belum benar.

2 = Langkah dikerjakan dengan benar.

Total nilai =∑ (Nilai setiap langkah X bobot )=_________

Lambang Rentang Nilai Keterangan

A 85‒100 4,00

AB 75‒84 3,50

B 65‒74 3,00

BC 55‒64 2,50

C 45‒54 2,00

D 35‒44 1,50

E 0‒34 1,00

47

Page 53: File Gabungan Maternitas

PETUNJUK PENGGUNAAN PARTOGRAF

A. Definisi

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

dan informasi dalam menentukan keputusan klinik (Klein & Thomson, 2009:

32)

B. Tujuan

Menurut Klein & Thomson (2009: 33) tujuan penggunaan partograf yaitu:

1. Mencatat hasil observasi kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan

serviks melalui periksa dalam.

2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan dan mendeteksi secara dini

kemungkinan terjadinya partus lama.

3. Pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan proses persalinan,

bahan yang medika mentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium,

membuat keputusan klinik tindakan yang di berikan.

C. Indikasi

Menurut Susan & Thomson (2009: 33) indikasi penggunaan partograf yaitu:

1. Semua ibu dalam fase aktif Kala I persalinan (Fase laten: Pembukaan

serviks kurang dari 4cm dan Fase aktif: Pembukaan serviks dan 4-10cm)

dan merupakan elemen penting dan asuhan persalinan. Partograf harus

digunakan untuk semua persalinan, baik normal/ patologis. Partograf

sangat membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi

dan membuat keputusan, baik persalinan normal/ dengan penyulit.

2. Selama persalinan dan Kelahiran bayi di semua tempat (rumah,

puskesmas, klinik bidan swasta, RS, dll).

3. Secara rulin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan

persalinan kepada ibu dan proses Kelahiran bayinya (Spesialis Obstetri,

Bidan, Dokter Umum, Residen dan Mahasiswa Kedokteran).

48

Page 54: File Gabungan Maternitas

4. Penggunaan partograf secara rutin dapat memastikan bahwa ibu dan

bayinya mendapatkan asuhan yang aman, adekuat dan tepat waktu serta

membantu mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam

keselamatan jiwa mereka.

D. Kontra Indikasi

Menurut Susan Klein dan Fiona Thomson (2009: 33) Kontra indikasi

penggunaan partograf yaitu:

1. Partus prematurus.

2. Pada saat MRS pembukaan > 9 cm.

3. SC elektif.

4. Saat MRS akan dilakukan seksio sesar darurat.

5. Bekas seksio sesar 2 kali.

6. Bekas seksio sesar klasik.

7. Kasus preeklampsia dan eklampsia.

E. Persiapan Alat

1. Lembar Partograf

2. Alat tulis

3. Alat-alat instrument

4. Pita sentimeter

5. Kenali lembar partograf dengan baik

F. Prosedur

No Langkah-langkah NilaiDilakukan

Tidak dilakukan

Total NilaiMemuaskan

Tidak Memuaskan

1. Isi nomor register, nama klinik, identitas pasien, tanggal waktu masuk, ada riwayat keluar air ketuban atau tidak, waktu dimulai kontraksi uterus ( mules –

5

49

Page 55: File Gabungan Maternitas

mules )2. Buat kesimpulan

saat pemeriksaan dan cantumkan hasil pemeriksaan dilatasi serviks terlebih dahulu ketika pasien masuk fase aktif ( pembukaan serviks > 4 cm)

10

3. Beri tanda (X) pada angka sesuai denga hasil pemeriksaan dilatasi serviks

5

4. Memasukan data Pembukaan serviks diletakkan pada garis waspada

5

5. Cantumkan pada waktu pemeriksaan sesuai dengan tanda X pada dilatasi/setiap kali kotak menunjukkan 1 jam

5

6. Cantumkan penurunan kepala dengan tanda (O) pada garis sesuai pembukaan serviks pemakai sistem perlimaan

5

7. Gambarkan kontraksi yang terjadi pada garis yang sama dengan pembukaan serviks ( penilaian tiap 30 menit )

10

a.His < 20 dtk

b.His 20-40 dtk

c.His > 40 dtk

8. Cantumkan warna air ketuban sesuai dengan yang ditemukan ( U, J, M, K, D )

10

9. Catat moulase kepala, dengan memberi tanda ( 0, 1,2,3 ) pada kotak

10

50

Page 56: File Gabungan Maternitas

dibawah catatan keadaan ketuban

10. Catat bunyi jantung janin sesuai dengan garis dilatasi serviks dengan membubuhi tanda titik ( • ), sambungkan tiap titik dari hasil pemeriksaan 30 menit sekali.

10

11. a. Catat nadi, tekanan darah suhu tubuh dan obat-obatan atau cairan pada kolom yang telah disediakan

10

b. Penilaian kemajuan persalinan dilakukan tiap 4 jam (atau bila ada indikasi )

12. Pada pengawasan persalinan normal pemantauan dilatasi serviks dengan partograf selalu berada disebelah kiri garis waspada, bila penilaian sudah menyentuh garis waspada atau melampaui garis waspada maka harus segera dilakukan tindakan kolaborasi dengan dokter ( rujukan ),.

10

13. Setelah persalinan, lengkapi partograf yang belum yaitu pada lembar kedua ( bagian belakang partograf ),bila telah lengkap sertakan pada status pasien

5

Total 100

51

Page 57: File Gabungan Maternitas

Catatan:

1. Keterampilan mencuci tangan dan komunikasi (mengucap salam, menyapa

pasien) sudah terintegrasi dalam tindakan.

2. Nilai batas lulus adalah 65.

Bobot kerja:

0 = Langkah tidak dikerjakan.

1 = Langkah dikerjakan, namun belum benar.

2 = Langkah dikerjakan dengan benar.

Total nilai =∑ (Nilai setiap langkah X bobot )=_________

Lambang Rentang Nilai Keterangan

A 85‒100 4,00

AB 75‒84 3,50

B 65‒74 3,00

BC 55‒64 2,50

C 45‒54 2,00

D 35‒44 1,50

E 0‒34 1,00

52

Page 58: File Gabungan Maternitas

CATATAN:

A. Jika ditemui gejala dan tanda penyulit, penilaian kondisi ibu dan bayi harus

lebih sering dilakukan.

53

Page 59: File Gabungan Maternitas

B. Bila tidak ada tanda-tanda kegawatan atau penyulit, ibu boleh pulang dengan

instruksi untuk kembali jika kontraksinya menjadi teratur, intensitasnya makin

kuat dan frekuensinya meningkat.

C. Pencatatan Selama Fase Aktif KALA 1 :

1. Informasi Tentang Ibu:

a. Nama, Umur, Gravida, Abortus (keguguran), Nomer catatan medis

atau Nomer puskesmas;

b. Tanggal dan waktu mulai di rawat atau jika di rumah, Tanggal dan

waktu penolong persalinan mulai merawat ibu), Waktu pecahnya

selaput ketuban.

2. Kondisi Janin:

DJJ, Warna dan adanya air ketuban, penyusutan (molase) kepala janin.

3. Penurunan:

Bagian terbawah atau presentasi janin, Garis waspada dan garis bertindak.

4. Jam danWaktu:

Waktu mulainya fase aktif persalinan dan Waktu aktual saat pemeriksaan /

penilaian

5. Kontraksi Uterus:

Frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menitdan Lama kontraksi (Dalam

detik).

6. Obat-obatan dan Cairan yang Di berikan:

Oksitosin, obat-obatan lainnya dan cairan IV yang di berikan.

7. Kondisi Ibu:

TTV dan Urin (volume, aseton atau protein).

8. Asuhan, pengamatan dan kaputusan klinik lainnya (Catat dalam kolom

yang tersedia di sisi partograf/ di catatan kemajuan persalinan).

D. Mencatat Temuan Pada Pastograf :

1. Informasi Tentang Ibu

Waktu kedatangan (tertulis sebagai : Jam /pukul pada partograf) dan

perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten. Catat waktu

pecahnya selaput ketuban.

54

Page 60: File Gabungan Maternitas

2. KondisiJanin

Bagan atas grafik pada partograf adalah untuk pencatatan DJJ, air ketuban

dan penyusupan (kepalajanin).

a. Denyut Jantung Janin

1) Nilai dan catat DJJ setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda

gawat janin). Setiap kotak di bagian atas partograf menunjukkan

waktu 30 menit. Skala angka di sebelah kolom paling kiri

menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada

garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ.

Kemudian hubungkan yang satu dengan titik lainnya dengan garis

tegas dan bersambung.

2) Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di antara garis tebal

pada angka 180 dan 100. Sebaiknya, penolong harus waspada bila

DJJ mengarah hingga 120 atau 160. untuk tindakan segera yang

harus dilakukan jika DJJ melampaui kisaran normal ini. Catat

tindakan yang dilakukan pada ruang yang tersedia di salah satu

dan kedua sisi partograf.

b. Warna dan Adanya Air Ketuban

1) Nilai kondisi air ketuban setiap kali melakukan VT dan nilai

warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan dalam

kotak yang sesuai dibawah lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang

berikut ini:

U : Selaput ketuban masih utuh (belum pecah).

J : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jemih.

M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur

mekonium.

D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur

darah.

K : Selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak

mengalir lagi (kering).

55

Page 61: File Gabungan Maternitas

2) Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan

adanya gawat janin. Jika terdapat mekonium, pantau DJJ dengan

seksama untuk mengenali tanda gawat janin selama proses

persalinan. Jika ada tanda gawat janin (DJJ < 100/ >180) ibu

segera di rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai. Tetapi jika

terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu ke tempat yang

memiliki penatalaksanaan gawat darurat obstetri dan BBL.

3) Penyusupan (Metase) Tulang Kepala Janin

a) Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh

kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras

(tulang) panggul ibu. Semakin besar derajat penyusupan /

tumpang-tindih antar tulang kepala semakin menunjukkan

risiko disproporsi kepala-panggul (CPada). Ketidakmampuan

untuk berakomodasi / disproporsi di tunjukkan melalui

derajat penyusupan / tumpang tindih (molase) yang berat

sehingga tulang kepala yang saling menyusup, sulit untuk di

pisahkan.

b) Apabila ada dugaan disproporsi kepala-pinggul maka penting

untuk tetap memantau kondisi janin serta kemajuan

persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai

dan rujuk ibu dengan dugaan proporsi kepala-panggul

(CPada) ke fasilitas kesehatan rujukan.

c) Setiap kali melakukan periksa dalam nilai penyusupan antar

tulang (molase) kepala janin. Catat temuan yang ada di kotak

yang sesuai di bawah lajur air ketuban.

Gunakan lambang-lambang berikut ini:

0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat di

palpasi.

1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.

2 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih dapat

56

Page 62: File Gabungan Maternitas

dipisahkan.

3 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat

dipisahkan.

3. Kemajuan Persalinan

Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan

persalinan. Angka 0 - 10 yang tertera di tepi kolom paling kiri adalah

besarnya dilatasi serviks. Masing-masing angka mempunyai lajur dan

kotak tersendiri. Setiap angka/ kotak menunjukkan besarnya pembukaan

serviks. Kotak yang satu dengan kotak yang lain pada lajur di atasnya,

menunjukkan penambahan dilatasi sebesar 1 cm. Skala angka 1-5 juga

menunjukkan seberapa jauh penurunan janin. Masing-masing kotak di

bagian ini menyatakan waktu 30 menit.

a. Pembukaan serviks

Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan

jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif

persalinan, catat pada partograf setiap temuan dan setiap pemeriksaan.

Tanda ‘X’ harus di cantumkan di garis waktu yang sesuai dengan lajur

besarnya pembukaan serviks.

Perhatikan:

1) Pilih angka pada tepi kiri luar kolom pembukaan serviks yang

sesuai dengan besarnya pembukaan serviks pada fase aktif

persalinan yang di peroleh dan hasil periksa dalam.

2) Untuk pemeriksaan pertama pada fase aktií persalinan, temuan

(pembukaan serviks) dan hasil periksa dalam harus di cantumkan

pada garis waspada. Pilih angka yang sesuai dengan bukaan serviks

(hasil periksa dalam) dan cantumkan tanda‘x’ pada ordinat / titik

silang garis dilatasi serviks dan garis waspada. Hubungkan tanda ‘x’

dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak terputus).

b. Penurunan bagian terbawah janin

1) Setiap kali melakukan VT (setiap 4 jam), atau lebih sering jika di

temukan tanda penyulit). Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan

57

Page 63: File Gabungan Maternitas

kepala (perlimaan) yang menunjukan seberapa jauh bagian

terbawah janin telah memasuki rongga panggul.

2) Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks selalu

diikuti dengan turunnya bagian terbawah janin. Tapi ada kalanya,

penurunan bagian terbawah janin baru terjadi setelah pembukaan

serviks mencapai 7 cm.

3) Tulisan “turunnya kepala” dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera

disisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda

‘0’ yang ditulis pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika

hasil pemeriksaan palpasi kepala di atas simfisis pubis adalah 4/5

maka tuliskan tanda “0” di garis angka 4. Hubungkan tanda ‘0’ dari

setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus.

c. Garis waspada dan garis bertindak

1) Garis waspada di mulai pada pembukaan serviks 4 cm clan

berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap di harapkan terjadi

jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam.

2) Pencatatan selama fase aktif persalinan harus di mulai di garis

waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis

waspada (pembukaan ≤1 cm/ jam), maka harus di pertimbangkan

adanya penyulit (Ex: Fase aktif yang memanjang, serviks kaku,

atau inersia uteri hipotonik, dll).

3) Pertimbangkan perlunya melakukan intervensi bermanfaat yang

diperlukan, Misalnya : Persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan

rujukan (RS / puskesmas) yang memiliki kemampuan untuk

menatalaksana penyulit atau gawat darurat obstetri.

4) Garis bertindak tertera sejajar dan di sebelah kanan (berjarak 4

jam) garis waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan

berada di sebelah kanan garis bertindak maka hal ini menunjukkan

perlu dilakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan.

Sebaiknya, ibu harus sudah berada di tempat rujukan sebelum garis

bertindak terlampaui.

58

Page 64: File Gabungan Maternitas

d. Jam dan waktu

1) Waktu Mulainya Fase Aktif Persalinan

Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan)

tertera kotak-kotak yang di beri angka 1 - 12. Setiap kotak

menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.

2) Waktu Aktual Saat Pemeriksaan atau Penilaian

a) Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tentera

kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan

dilakukan.

b) Setiap kotak menyatakan 1 jam penuh dan berkeitan dengan 2

kotak waktu 30 menit yang berhubungan dengan lajur untuk

pencatatan pembukaan serviks, DJJ di bagian atas yang lajur

kontraksi dan nadi ibu di bagian bawah.

c) Saat ibu masuk datam fase aktif persalinan, cantumkan

pembukaan serviks di garis waspada.

d) Catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang

sesuai. Sebagai contoh, jika hasil periksa dalam menunjukkan

pembukaan serviks adalah 6 cm pada pukul 15.00, cantumkan

tanda ‘X’ di garis waspada yang sesuai dengan lajur angka 6

yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat waktu

aktual di kotak pada lajur waktu di bawah lajur pembukaan

(kotak ketiga dan kiri).

e. Kontraksi uterus

1) Di bawah lajur waktu partograf, terclapat 5 kotak dengan tulisan

“kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap

kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat

jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam

satuan detik.

2) Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit

dengan cara mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan di

sesuaikan dengan angka yang mencerminkan temuan dan hasil

59

Page 65: File Gabungan Maternitas

pemeriksaan kontraksi. Sebagai contoh jika ibu mengalami 3

kontraksi dalam waktu satu keti 10 menit, maka lakukan pengisian

pada 3 kotak kontraksi

f. Obat-Obatan Dan Cairan Yang Di berikan

1) Oksitosin

Jika tetesan (drif) oksitosin sudah di mulai, dokumentasikan setiap

30 menit jumlah unit oksitosin yang di berikan per volume cairan

IV dan dalam satuan tetesan per menit.

2) Obat-obatan lain dan cairan IV.

Catat pemberian obat tambahan dan/ atau cairan IV dalam kotak

yang sesuai dengan kolom waktunya.

g. Kondisi lbu

Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh. Angka di sebelah kiri bagian

partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.

1) Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan

(lebih sering jika di duga adanya penyulit). beri tanda titik ( . ) pada

kolom waktu yang sesuai.

2) Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif

persalinan (lebih sering jika di duga adanya penyulit). Beri tanda

panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai.

3) Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika terjadi

peningkatan mendadak atau di duga adanya infeksi) setiap 2 jam

dan catat temperature tubuh pada kotak yang sesuai.

h. Volume urin, protein dan aseton.

Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap

kali ibu berkemih). Jika memungkinkan, setiap kali ibu berkemih,

lakukan pemeriksaan aseton dan protein dalam urin.

60

Page 66: File Gabungan Maternitas

E. Asuhan, Pengamatan dan Keputusan Klinik:

Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik disisi luar

kolom partograf, /buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan.

Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan.

Asuhan, pengamatan dan / atau keputusan klinis mencakup:

1. Jumlah cairan per oral yang diberikan.

2. Keluhan sakit kepala atau penglihatan (pandangan) kabur.

3. Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (Obgin, bidan, dokter

umum).

4. Persiapan sebelum melakukan rujukan.

F. Pencatatan pada Lembar Belakang Partograf:

1. Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal

yang terjadi selama proses persalinan dan Kelahiran, serta tindakan yang

dilakukan sejak persalinan Kala I hingga Kala IV (termasuk bayi baru

lahir).

2. Itutah sebabnya bagian ini di sebut sebagai Catatan Persalinan.

3. Nilai dan catatkan asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas

terutama selama persalinan kala 4 untuk memungkinkan penolong

pensalinan mencegah terjadi penyulit dan membuat keputusan klinik yang

sesuai.

4. Dokumentasi ini sangat penting untuk membuat keputusan klinik,

terutama pada pemantauan Kala 4 (mencegah terjadinya perdarahan pasca

persalinan). Selain itu, catatan persalinan (yang sudah di isi dengan

lengkap dan tepat) dapat pula di gunakan untuk menilai sejauh mana

dilakukan Pelaksanaan asuhan persalinan aman.

61

Page 67: File Gabungan Maternitas

G. Catatan persalinan adalah terdiri dan unsur-unsur berikut:

Data dasar, kala I, kala II, Kala III, Bayi baru lahir, Kala IV.

Cara pengisian:

Berbeda dengan halaman depan yang harus di isi pada akhir setiap

pemeriksaan, lembar belakang partograf ini di isi setelah seluruh proses

persalinan selesai. Adapun cara pengisian catatan persalinan pada lembar

belakang partograf secara lebih terinci di sampaikan menurut unsur-unsumya

sebagai berikut.

1. Data Dasar

Terdiri dan tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat

persalinan, catatan, atasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada

saat merujuk. isi data pada masing tempat yang telah di sediakan, atau

dengan cara memberi tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.

2. Kala I

Terdiri dari pertanyaan tentang partograf saat melewati garis waspada,

masalah yang dihadapi, penatalaksanaannya, dan hasil peratalaksanaan

tersebut.

3. Kala II

Terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, disrosia bahu,

masalah penyerta, peratalaksanaan dan hasilnya.

4. Kala III

Terdiri dari lama kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat

terkendali, pemijatan fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir

>30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah penyerta,

penatalaksanaan dan hasilnya, isi jawaban pada tempat yang disediakan

dan beri tanda pada kotak disamping jawaban yang sesuai.

5. Bayi baru lahir

Informasi tentang bayi baru lahir terdiri dari berat dan panjang badan, jenis

kelamin, penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, maslah

penyerta, penatalaksanaan terpilih dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat

62

Page 68: File Gabungan Maternitas

yang disediakan serta beri tanda pada kotak di samping jawaban yang

sesuai.

6. Kala IV

Berisi data tentang TTV, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih dan

perdarahan. Pemantauan pada kala IV ini sangat penting terutama untuk

menilai apakah terdapat risiko atau terjadi perdarahan pascs persalinan.

Pengisian pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada satu jam

pertama setelah melahirkan, dan setiap 30 menit pada satu jam berikutnya.

Isi setiap kolom sesuai dengan hasil pemeriksaan dan jawab pertanyaan

mengenai masalah kala IV pada tempat yang telah disediakan.

63

Page 69: File Gabungan Maternitas

MENJAHIT LUKA EPISIOTOMI

A. Definisi

Menjahit luka episiotomy adalah teknik menyatukan jaringan perineum yang

mengalami ruptur / robekan setelah diepisiotomi (Achadiat, 2004: 56)

B. Tujuan

Menjaga kontinuitas jaringan perineum, mencegah ruptur yang lebih luas dan

mencegah infeksi (Achadiat, 2004: 56)

C. Indikasi

Perineum yang mengalami ruptur/robekan atau telah diepisiotomi (Chrisdiono

M.Achadiat, 2004: 56)

D. Kontra Indikasi

-

E. Persiapan Alat

1. Set Jahit Perineum Steril terdiri:

a. Duk steril 2 buah.

b. Nald Voeder 1 buah.

c. Jarum segitiga dan bulat 1 buah.

d. Klem 1 buah.

e. Pincet Cirurgie dan anatomi 1 buah.

2. Kapas berekor (tampon) 1 buah.

3. Depres 5 buah.

4. Gunting benang.

5. Cucing / kom tempat disinfektan.

6. Sarung tangan steril 1 pasang.

7. Larutan disinfektan (betadine).

8. Benang jahit dalam tempat (cat gut + zelde).

64

Page 70: File Gabungan Maternitas

9. Korentang dalam tempat, bengkok 2 buah.

10. Celemek plastik.

11. Anastesi lokal (Procain / licain) syringe 5 cc.

12. Paskaian bersih dan pembalut.

F. Prosedur

No Langkah-langkah NilaiDilakukan

Tidak dilakukan

Total NilaiMemuaskan

Tidak Memuaskan

1. Jalaskan prosedur tindakan.Siapkan peralatan, atur posisi litotomi, letakkan alas dibawah bokong serta tutup pintu atau pasang tirai untuk privasi.

15

2. Cuci tangan, pakai celemek sarung tangan.

10

3. Anestesi Lokal :a.Beritahu ibu akan

disuntik.b.Tusukkan jarum

suntik pada ujung luka/robekan perineum, masukkan jarum suntik secara subkutan sepanjang tepi luka.

c.Aspirasi pastikan tidak ada darah yang terhisap.

d.Suntikkan cairan lidokain 1% sambil menarik jarum suntik pada tepi luka daerah perineum.

e.Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka, arahkan jarum suntik sepanjang tepi luka pada mukosa vagina,

25

65

Page 71: File Gabungan Maternitas

lakukan aspirasi lagi dan suntikan sambil menarik jarum ke arah luar

f. Ulangi langkah no. 12 s/d 15pada sisi luka sebelahnya.

g.Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan.

4. Penjahitan Robekana.Lakukan inspeksi

vagina dan perineum untuk melihat robekan.

b.Jika ada perdarahan yang membasahi luka episiotomi, pasang tampon atau kasa ke dalam vagina.

c.Tempatkan jarum jahit pada Naldpoeder, kemudian kunci.

d.Pasang benang No. 02 / 03 pada mata jarum.

e.Tentutak batas ujung luka episiotomi

f. Lakukan penjahitan pertama ± 1 cm di atas puncak luka robekan di dalam vagina, ikat jahitan pertama dengan simpul mati. Potong ujung benang yang bebas (ujung benang tanpa jarum) hingga tersisa ± 1 cm.

g.Jahit mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur hingga tepat di belakang lingkaran himen.

25

66

Page 72: File Gabungan Maternitas

h.Tusukkan jarum pada mukosa vagina dari belakang lingkaran himen hingga menembus luka robekan bagian perineum.

i. Teruskan jahitan jelujur pada luka robekan perineum sampai ke bagian bawah luka.

j. Jahit jaringan subkutis dengan cara zig-zag kanan-kiri ke arah atas hingga tepat di muka lingkaran himen.

k.Tusukkan jarum dari depan lingkaran himen ke mukosa vagina di belakang lingkaran himen. Buat simpul mati di belakang lingkaran himen dan potong benang hingga tersisa ± 1 cm.

l. Bila menggunakan tampon/kasa di dalam vagina, keluarkan tampon/kasa. Masukkan jari telunjuk ke dalam rektum dan rabalah dinding atas rektum.

5. Bantu ibu mencari posisi yang lebih nyaman.

15

6. Bereskan peralatan. 57. Cuci tangan. 5

Total 100

Catatan:

1. Keterampilan mencuci tangan dan komunikasi (mengucap salam, menyapa

pasien) sudah terintegrasi dalam tindakan.

67

Page 73: File Gabungan Maternitas

2. Nilai batas lulus adalah 65.

Bobot kerja:

0 = Langkah tidak dikerjakan.

1 = Langkah dikerjakan, namun belum benar.

2 = Langkah dikerjakan dengan benar.

Total nilai =∑ (Nilai setiap langkah X bobot )=_________

Lambang Rentang Nilai Keterangan

A 85‒100 4,00

AB 75‒84 3,50

B 65‒74 3,00

BC 55‒64 2,50

C 45‒54 2,00

D 35‒44 1,50

E 0‒34 1,00

68

Page 74: File Gabungan Maternitas

ASUHAN PERSALINAN NORMAL

A. Definisi

Asuhan persalinan normal adalah asuhan yang diberikan kepada ibu

bersalin dengan dasar asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan

setelah bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan

pasca persalinan, hipotermi dan asfiksi bayi baru lahir (Depkes, 2007: 124)

B. Tujuan

Menjaga kelangsungan hidup dan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan

bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan

interval yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas

pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diiginkan (JNPK-KR, 2007: 56)

C. Indikasi

Pada ibu yang akan melahirkan spontan (Depkes, 2007: 124)

D. Kontra Indikasi

Adanya penyulit persalinan normal (Depkes, 2007: 124)

E. Peralatan

Untuk asuhan bayi baru lahir :

1. Tempat yang datar, kering , bersih dan hangat.

2. 3 handuk / kain bersih dan kering.

3. Alat penghisap lender.

4. Lampu sorot 60 waat dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.

Untuk ibu :

1. Menggelar kain di perut ibu.

2. Menyiapkan oksitosin 10 unit.

3. Alat suntik steril dalam partus set.

69

Page 75: File Gabungan Maternitas

F. Prosedur

Langkah/Tugas

Melihat tanda dan gejala Kala II1. Mendengarkan dan melihat adanya tanda persalinan Kala II

a. Ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneranb. Ibu merasa adanya tekanan pada anusc. Perineum menonjold. Vulva dan anus membuka

Menyiapkan pertolongan persalinan2. Pastikan kelengkapan peralatan bahan dan obat obat essensial untuk menolong

persalinan dan menatalaksanan komplikasi segera pada ibu dan bayi baru lahir Untuk asuhan bayi baru lahir :a. Tempat yang datar, kering , bersih dan hangatb. 3 handuk / kain bersih dan keringc. Alat penghisap lenderd. Lampu sorot 60 waat dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.Untuk ibu :a. Menggelar kain di peryt ibub. Menyiapkan oksitosin 10 unitc. - Alat suntik steril dalam partus set.

3. Pakai celemek plastic , bahan yang tidak tembus air4. Melepas dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai , cuci tangan dengan sabun

dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering

5. Pakai sarung tangan steril6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik ( gunakan tangan yang memakai sarung

tangan steril dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik )

Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik7. Melakukan vulva hygiene8. Melakukan pemeriksaan dalam, jika pembukaan sudah lengkap dan ketuban masih

utuh lakukan amniotomi9. Dekontaminasi sarung tangan, lepaskan buang ke tempat sampah dalam keadaan

terbalik, cuci tangan keringkan10. Periksa DJJ setelah uterus mereda (relaksasi) untuk memastikan DJJ masih dalam

batas normal.a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normalb. Mendokumentasikan hasil periksa dalam, DJJ, semua temuan di pemeriksaan

dan asuhan yang diberikan ke dalam partograf.

Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses meneran11. Memberitahukan kepada ibu bahwa pembukaan telah lengkap dan janin cukup baik.

Kemudian bantu ibu menentukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.

12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. Ibu dalam posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman.a. Memimpin ibu untuk meneran pada saat timbul his, menyesuaikan pimpinan

meneran dengan kecepatan lahirnyab. Mendukung usaha ibu untuk meneranc. Memberi ibu kesempatan istirahat di saat tidak ada his (diantara his) d. Meminta bantuan keluarga untuk memberi ibu minum saat istirahate. Memeriksa DJJ setiap kontraksi uterus selesai

70

Page 76: File Gabungan Maternitas

f. Mendukung usaha ibu untuk meneran1) Bila ibu belum mempunyai dorongan kuat untuk meneran tunggu hingga ibu

mempunyai dorongan kuat untuk meneran (maksimum 60 menit). Ibu dapat dianjurkan untuk ganti posisi meneran miring, jongkok, atau merangkak

2) Bila bayi belum lahir setelah dipimpin meneran selama 2 jam-primipara/ 1 jam-multipara, segera lakukan rujukan

13. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang nyaman . Jika ibu merasa belum ada dorongan untuk meneran dalam selang waktu 60 menit.

Persiapan Pertolongan Kelahiran Janin14. Saat kepala janin terlihat pada vagina dengan diameter 5-6cm, memasang handuk

bersih untuk mengeringkan janin pada perut bayi15. Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan meletakkannya dibawah bokong ibu16. Membuka tutup partus set17. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

Menolong Kelahiran BayiA. Lahirnya Kepala18. Saat sub-oocciput tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi perineum

dengan diatas lipatan kain dibawah bokong ibu, sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir (minta ibu untuk tidak meneran dengan bernafas pendek-pendek)

19. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat. (ambil tindakan yang sesuai jika hal tersebut terjadi) selanjutnya segera lanjutkan proses kelahiran bayi.a. Jika tali pusat melilit secara longgar lepaskan lilitan lewat bagian atas kepal bayi.b. jika tali pusat melilit secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong tali

pusat diantara kedua klem tersebut.20. Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung secara spontan.B. Lahirnya Bahu21. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara biparetal. Anjurkan ibu

untuk meneran saat ada kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala bayi kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan kea rah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang

22. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.

23. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bawah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)

Asuhan Bayi Baru Lahir24. Lakukan penilaian selintas :

a. Apakah bayi cukup bulan?b. Apakah bayi menangis kuat / bernafas tanpa kesulitan?c. Apakah bayi bergerak dengan aktif?

Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK” lanjut kearah resusitasi pada pada bayi baru lahir dengan asfiksia.

25. Keringkan tubuh bayi Keringkan tubuh bayi dari muka, kepala dan bagian tubuh llainnya ( kecuali telapak tangan) tanpa membersihkan vorniks.Ganti handuk basah dengan handuk yang kering. Pastikan bayi dalam posisi dan kondisi yang aman di atas perut ibu.

26. Periksa kembali lagi uterus dan pastikan kehamilan tunggal27. Beritahu ibu bahwa akan disuntik oksitsin agar kontraksi uterus membaik28. Dalam waktu satu menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM di 1/3 distal

lateral paha29. Setelah 2 menit setelah bayi lahir, pegang tali pusat dengan satu tangan pada sekitar

71

Page 77: File Gabungan Maternitas

5cm dari pusar bayi, kemudian jari telunjuk dan jari tengah tangan lain menjepit tali pusat dan geserhingga 3cm proksimal dari pusar bayi. Klem tali pusat pada titik tersebut kemudian tahan klem ini pada posisinya, gunakan jari telunjuk dan tengah tangan lainnya untuk mendoronng isi tali pusat kearah ibu( sekitar 5cm) dan klem tali pusat pada sekitar 2cm distal dari klem yang pertama.

30. Pemotongan dan pengikatan tali pusata. Dengan satu tangan pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan

lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.b. Ikat tali pusatc. Lepaskan klem dan letakkan di wadah yang telah disediakan

31. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu dan bayi. (IMD)

Managemen Aktif Kala III Persalinan32. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10cm dari vulva33. Meletakkan tangan kiri diatas simfisis menahan bagian bawah uterus, sementara

tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem dengan jarak 5-10cm dari vulva

34. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu ( di atas simfisis) untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang klem untuk meregangkan tali pusat.

35. Saat uterus kontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah dorsal cranial

36. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketubanBila selaput ketuban robek, dapat digunakan klem untuk menarik robekan selaput ketuban tersebut keluar atau masukkan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan kedalam vagina untuk melepaskan sleaput ketuban keluar dari mulut rahim

Massage Uterus37. Segera setelah plasenta lahir, melakukan massage pada fundus uteri dengan

menggosok fundus secara sirkuler menggunakan bagian pelamar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)

Memeriksa kemungkinan adanya perdarahan pasca persalinan38. Sambil tangan kiri melakukan massase pada fundus uteri, periksa bagian maternal dan

bagian fetal dengan tangan untuk memastikan bahwa seluruh kontidelon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukkan kedalam kantong plastik yang tersediaBila plasenta tidak lahir atau ada perdarahan, lakukan prosedur manual plasentaBila kontraksi uterus tidak baik setelah 15 detik dilakukan massase, mulai kompresi bimanual interna

39. Memeriksa apakah ada robekan pada intronitus vagina dan perineum yang menimbulkan perdarahan aktif

40. Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan penjahitan

Asuhan Pascapersalinan41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak ada perdarahan pervaginam.42. Celupkan tangan yang masih memekai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%

bersihkan noda darah dan cairan tubuh, lepaskan secara terbalik dan rendam sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, keringkan tangan dengan tisu atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

Evaluasi43. Melanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan pervaginam dan

tanda vital ibua. 2-3 kali dalam 10 menit pertama

72

Page 78: File Gabungan Maternitas

b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pastikanc. Setiap 20-30 menit pada jam kedua kontraksi uterus

Bila kontraksi uterus tidak baik, lakukan massase uterus dan beri metal ergometrin 0,2 mg intramuskular

44. Mengajarkan ibu/ keluarga untuk memeriksa/ merasakan uterus yang memiliki kontraksi baik dan mengajarkan untuk melakukan massase uterus apabila kontraksi uterus tidak baik

45. Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi46. Memeriksa tekanan darah dan nadi ibu

Bila terdapat robekan jalan lahir yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan

Kebersihan dan Keamanan47. Merendam semua peralatan bekas pakai dalam klorin 0,5%48. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai49. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lender dan darah dan menggantikan

pakaiannya dengan pakaian bersih/kering50. Memastikan ibu merasa nyaman, Bantu ibu memberikan ASI dan memberitahu

keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum51. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%52. Membersihkan sarung tangan didalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan

dalam keadaan terbalik53. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir54. Pakai sarung tangan bersih / DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik bayi55. Dalam satu jam pertama, beri salep / tetes mata profilaksis infeksi, Vitamin K 1mg IM

paha kiri bawah lateral56. Periksa fisik bayi baru lahir57. Setelah 1 jam pemberian Vitamin K , berikan suntikan imunisasi hepatitis B dip aha

kanan bawah lateral58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di dalam larutan klorin

0,5% selama 10 menit59. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan tisu atau

handuk pribadi yang bersih dan kering60. Melengkapi partograf

73

Page 79: File Gabungan Maternitas

PEMERIKSAAN PLASENTA

A. Definisi

Inspeksi dan pemeriksaan plasenta serta membrane ketuban secara

menyeluruh segera setelah pengeluaran plasenta dan membran ketuban terkait

kelengkapan dan kenormalannya (Jacob et, al 2014: 303)

B. Tujuan

Tujuan pemeriksaan plasenta menurut Jacob et,al (2014: 303)

1. Memastikan keseluruhan plasenta dan mebran ketuban sudah keluar dan

tidak ada sisa yang tertinggal.

2. Memastikan plasenta mempunyai ukuran , bentuk,konsistensi dan berat

yang normal.

3. Mendeteksi kelainan apapun seperti infark kalsifikasi atau adanya lobus

tambahan.

4. Memastikan panjang tali pusat, jumlah pembuluh darah dan lokasi

masuknya tali pusat.

5. Memeriksa berat plasenta dan mengukur panjang tali pusat.

C. Indikasi

-

D. Kontra Indikasi

-

E. Persiapan Alat

1. Plasenta dalam mangkuk.

2. Permukaan yang dapat dibersihkan untuk meletakkan plasenta agar dapat

diperiksa.

3. Timbangan.

4. Pita pengukur.

74

Page 80: File Gabungan Maternitas

5. Kidney basin.

6. Sarung tangan bersih.

F. Prosedur

No Langkah-langkah NilaiDilakukan

Tidak dilakukan

Total NilaiMemuaskan

Tidak Memuaskan

1. Pakai sarung tangan 52. Pegang plasenta

pada bagian tali pusatnya dengan memutar dua kali di jari-jari sehingga membrane ketuban tergantung. Periksa kelengkapannya.

10

3. Identifikasi lubang bundar dimana bayi keluar

5

4. Masukkan tangan lewat lubang tersebut dan lebarkan jari-jari tangan untuk melihat membrane ketuban dan pembuluh-pembuluh darahnya

5

5. Keluarkan tangan dari dalam membrane dan baringkan plasenta pada permukaan datar dengan permukaan plasenta janin menhadap ke atas. Identifikasi lokasi masukkanya tali pusat

10

6. Periksa kedua membrane, amnion dan korion untuk melihat kelengkapannya dan keberadaan pembuluh-pembuluh darah abnormal yang menandakan adanya lobus suksenturiata

10

75

Page 81: File Gabungan Maternitas

7. Balikkan plasenta, paparkan permukaan plasenta maternal dan buang bekuan darah yang ada

5

8. Periksa permukan plasenta maternal dengan melebarkan di kedua telapak tangan anda dan dekatkan kotiledon-kotiledon yang ada (potongan-potongan yang hilang harus dirapikan kembali sebelum melakukan pemeriksaan lanjut)

10

9. Periksa ada tidaknya abnormalitas seperti infark, kalsifikasi atau lobus suksenturiata

10

10. Insepeksi ujung potongan tali pusat untuk memastikan adanya tiga pembuluh darah umbilical

10

11. Ukur panjang tali pusat dengan memegangua secara memanjang pada skala meter

5

12. Timbang plasenta dengan meletakkanya di atas timbangan

5

Letakkan plasenta di tempat sampah untuk dibuang atau ditanam di tanah

13. Bershkan area yang digunakan untuk memeriksa plasenta dan membrane, timbangan dan mangkuk.

5

14. Lepas sarung tangan dan cuci tangan

5

Catat hasil pemeriksaan.

Total 100

76

Page 82: File Gabungan Maternitas

Catatan:

1. Keterampilan mencuci tangan dan komunikasi (mengucap salam, menyapa

pasien) sudah terintegrasi dalam tindakan.

2. Nilai batas lulus adalah 65.

Bobot kerja:

0 = Langkah tidak dikerjakan.

1 = Langkah dikerjakan, namun belum benar.

2 = Langkah dikerjakan dengan benar.

Total nilai =∑ (Nilai setiap langkah X bobot )=_________

Lambang Rentang Nilai Keterangan

A 85‒100 4,00

AB 75‒84 3,50

B 65‒74 3,00

BC 55‒64 2,50

C 45‒54 2,00

D 35‒44 1,50

E 0‒34 1,00

77

Page 83: File Gabungan Maternitas

MEMBANTU MEMASUKKAN ALAT KONTRASEPSI

KE DALAM RAHIM (COPPER T)

A. Definisi

Memasukkan alat yang dirancang khusus ke dalam rongga uterus

seorang wanita subur yang ingin mencegah kehamilan selama periode waktu

tertentu (Saifuddin,2006: 64)

B. Tujuan

Tujuan menurut Saifuddin (2006: 64) adalah:

1. Menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.

2. Memberi jarak antar kehamilan.

C. Indikasi

Menurut Saifuddin (2006: 64) indikasi pemakaian AKDR yaitu:

1. Perempuan yang telah memilih anak atau pun yang belum.

2. Perempuan pada usia reproduksi (20 – 30 tahun).

3. Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi

dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.

4. Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.

5. Perempuan pasca persalinan.

6. Perempuan pasca keguguran.

7. Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak sterilisasi.

8. Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang

mengandung estrogen.

9. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.

D. Kontra Indikasi

Kontra indikasi menurut Saifuddin (2006: 64) adalah:

1. Absolut.

a. Dugaan kehamilan.

78

Page 84: File Gabungan Maternitas

b. Penyakit inflamasi panggul.

c. Perdarahan pervagina tanpa etiologi yang jelas.

d. Riwayat kehamilan ektopik.

2. Relatif

a. Anemia.

b. Menoragia.

c. Riwayat penyakit inflamasi panggul.

d. Distorsi rongga uterusakbita malformasi congenital, fibroid.

E. Peralatan

1. Set Alat memasukkan AKDR yang sudah disterilasasi.

2. Nampan steril berisi.

a. Speculum vagina (cuscos) 1 buah.

b. Vulsellum 1 buah.

c. Dilator uterus 1 buah.

d. Forceps penjepit kasa 2 buah.

e. Mangkuk berisi kapas uap steril.

f. Sarung tangan steril.

g. Gunting .

h. Larutan desinfektan.

i. Kidney basin.

F. Prosedur

1. Jelaskan prosedur AKDR.

2. Siapkan alat. Masukkan lengan AKDR (cu-T 380 A) di dalam kemasan

sterilnya.

a. Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat ke belakang.

b. Masukkan pendorong ke dalam tabung inserter tanpa menyentuh

benda tidak steril.

c. Letakkan kemasan pada tempat yang datar.

d. Selipkan karton pengukur dibawah lengan AKDR.

79

Page 85: File Gabungan Maternitas

e. Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong inserter samapai ke

pangkal lengan sehingga lengan akan melipat.

f. Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung inserter, tarik

tabung inserter dari bawah lipatan lengan.

g. Angkat sedikit tabung inserter, dororng dan putar untuk memasukkan

lengan AKDR yang sudah terlipat tersebut ke dalam tabung inserter.

3. Posisikan pasien telentang dengan lutut ditekuk dan bokong berada pada

tepi meja (posisi litotomi). Berikan privasi dan tutupi tubuh pasien dengan

benar.

4. Cuci tangan dan pakai sarung tangan steril

5. Pemasangan AKDR

a. Pasang spekulum cocor bebek untuk melihat serviks.

b. Bersihkan serviks dengan antiseptic 2-3 kali.

c. Jepit serviks dengan tenakulum secara hati- hati.

d. Masukkan sonde uterus dengan tehnik “ tidak menyentuh “ ( no touch

technique ) yaitu secara hati- hati memasukkan sonde ke dalam kavum

uteri dengan sekali masuk tanpa menyentuh dinding vagina ataupun

bibir spekulum.

e. Tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri dan keluarkan sonde ukur

kedalaman kavum uteri pada tabung inserter yang masih berada dalam

kemasan sterilnya dengan menggeser leher biru pada tabung inserter,

kemudian buka seluruh plastik penutup kemasan.

f. Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyentuh permukaan

yang tidak steril, hati-hati jangan sampai pendorongnya terdorong.

g. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan.

h. Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik withdrawel

yaitu menarik keluar tabung inserter sampai pangkal pendorong

dengan tetap menahan pendorong.

i. Keluarkan pendorong, kemudian inserter didorong kembali kedalam

servik sampai leher biru menyentuh serviks atau terasa tahanan.

80

Page 86: File Gabungan Maternitas

j. Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang AKDR

kurang lebih 3-4 cm.

k. Keluarkan seluruh tabung inserter, buang ke tempat sampah

terkontaminasi.

l. Lepaskan tenakulum dengan hati- hati, rendam dalam larutan klorin

0,5%.

m. Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan

tenakulum, tekan dengan kasa selama 30-60 detik.

6. Rendam seluruh alat dilarutan dekontaminasi. Celupkan tangan ke cairan

ekontaminasi, buang dalam keadaan terbalik. Cuci tangan.

7. Biarkan pasien relaks kurang lebih 15 menit sebelum mengijinkan pulang.

8. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

81

Page 87: File Gabungan Maternitas

CARA PEMASANGAN IMPLANT

A. Definisi

Teknik memasang kontrasepsi implant dengan teknik septik dan aseptik di

lengan pasien Saifuddin,( 2006: 53)

B. Tujuan

Tujuan untuk memasang alat kontrasepsi implant di lengan pasien Saifuddin,

( 2006: 53)

C. Indikasi

Pemasangan implant menurut Saifuddin (2006: 56) dapat dilakukan pada :

1. Perempuan yang telah memilih anak atau pun yang belum.

2. Perempuan pada usia reproduksi (20 – 30 tahun).

3. Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi

dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.

4. Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.

5. Perempuan pasca persalinan.

6. Perempuan pasca keguguran.

7. Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak sterilisasi.

8. Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang

mengandung estrogen.

9. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.

D. Kontra Indikasi

Menurut Saifuddin (2006: 57) menjelaskan bahwa kontra indikasi implant

adalah sebagai berikut :

1. Perempuan hamil atau diduga hamil.

2. Perempuan dengan perdarahan pervaginaan yang belum jelas

penyababnya.

82

Page 88: File Gabungan Maternitas

3. Perempuan yang tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.

4. Perempuan dengan mioma uterus dan kanker payudara.

5. Perempuan dengan benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker

payudara.

E. Peralatan

Peralatan dan Instrumen Untuk Insersi:

1. Meja periksa.

2. Alat penyangga lengan k/p.

3. Batang implan dalam kantong.

4. Kain penutup steril.

5. 1 pasang handscoen steril.

6. Sabun untuk mencuci tangan.

7. Larutan anti sepilik (mis.betadin), Cucing.

8. Zat anastesi lokal (kensentrasi 1% tanpa epinefrin).

9. Syreng(5 - 10 cc), jarum (22 G) ukuran 2,5 - 4cm (1 - 1 % inch).

10. Trokar 10 dan madrin.

11. Skalpel 11 atau 15.

12. Kassa steril dan pembalut , Plester.

13. Efinefrin (harus tersedia untuk kaperluan darurat).

14. Klem penjepit k/p.

15. Bak/ tempat instrumen tertutup.

F. Prosedur

1. Beri Salam dan jelaskan prosedur tindakan.

2. Persiapan Pemasangan:

a. Persilahkan pasien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang

mengalir serta membilasnya.

b. Tutup tempat tidur diberi (dan penyangga lengan atau meja samping

bila ada) dengan kain bersih.

83

Page 89: File Gabungan Maternitas

c. Persilahkan pasien berbaring dengan lengan yang lebih jarang

digunakan (misalnya: Lengan kiri) di letakkan pada penyangga

lengan.Letakkan kain bersih dan kering dibawah lengan pasien dengan

benar.

d. Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan atas, dengan

mengukur 8 cm di atas Lipatan siku.

e. Berikan tanda pada tempat pemasangan denga pola kaki segi tiga

terbalik untuk memasang kapsul implant-2 ( 40 mm).

f. Siapkan alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat di

dalamnya.

g. Buka dengan hati-hati kemasan steril implant dengan menarik kedua

lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk

steril.

3. Tindakan sebelum pemasangan :

a. Cuci tangan perawat dengan sabun dan airmengalir, keringkan dengan

kain bersih.

b. Pakai sarung tangan steril.

c. Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah di capai. Hitung kapsul

untuk memastikan jumlahnya.

d. Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril

untuk memegang kasa ber antiseptik. Mulai mengusap dari tempat yang

akandilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkarsekitar 10-

15 cm dan biarkan kering.

e. Gunakan dok lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus

cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul.

f. Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat Suntik

dengan 3 ml obat anestesi.

g. Masukan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan

aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk kedalam pembuluh

darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil

di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukanke

84

Page 90: File Gabungan Maternitas

bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dan

jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan

sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anastesi sebanyak

1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.

4. Pemasangan kapsul :

a. Sebelum membuat Insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau

skalpel untuk memastikan obat anestesi telah bekerja.

b. Buat insisi dangkal 2mm dengan scapel atau ujung bisturi hingga

mencapai lapisan subdermal.

c. Masukkan trokar dan pendorongnya melalui tempat insisi dengan sudut

45º hingga mencapai lapisan subdermal kemudian luruskan trokar

sejajar dengan permukaan kulit.

d. Ungkit kulit dan dorong trokar dan pendorongnya sampai batas tanda 1

(pada pangkal trokar) tepat berada pada luka insisi. Keluarkan

pendorong.

e. Masukkan kapsul yang pertama ke dalam trokar dengan tangang atau

dengan pinset, tadahkan tangan dibawah yang lain sehinga bias dapat

menangakp kapsul bila jatuh.

f. Masukkan kembali pendorong dan tekan kapsul kearah ujung dari

trokar sampai terasa tahanan.

g. Tahan pendorong di tempatnya dengan satu tangan, dan tarik trokar

keluar sampai mencapai pangkal pendorong.

h. Sambil menahan ujung kapsul dibawah kulit, tarik trokar dan

pendorongnya secara bersama sama sampai batas tanda 2 ( pada ujung

trokar ) terlihat pada luka insisi.

i. Kemudian belokkan arah trokar ke sampaing dan arahkan ke sisi lain

dari kaki segitiga terbalik (imaginer ), dorong trokar dan pendorongnya

hingga tanda 1 berada pada luka insisi.

j. Cabut pendorong dan masukka kapsul ke 2, kemudian dorong kapsul

sampai terasa tahanan pada ujung trokar.

85

Page 91: File Gabungan Maternitas

k. Tahan pendorong dan tarik trokar kearah pangkal pendorong untuk

menempatkan kapsul pada tempatnya.

l. Tahan ujung kapsul ke 2, yang sudah terpasang dibawah kulit tarik

trokar dan pendorong hingga keluar dari luka insisi.

m. Raba kapsul di bawah kulit untuk memastikan implant-2 telah terpasang

baik pada posisisnya.

n. Raba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada jauh dari

luka insisi.

5. Tindakan setelah pemasangan kapsul; menutup luka insisi,

a. Tekan pada tempat insisi dengan kassa untuk menghentikan perdarahan.

b. Dekatkan ujung ujung insisi dan tutup dengan band aid.

c. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan atau memar pada kulit

d. Beri petunjuk pada pasien cara merawat luka, beri penjelasan bila da

perdarahan , pus, keluarnya kapsul dari daerah insisi maka pasien harus

segera ke pelayanan kesehatan.

e. Dekontaminasi seluruh alat, buang peralatan habis pakai pada

tempatnya.

f. Cuci tangan, keringkan.

6. Perawatan

a. Gambar letak kapsul pada rekam medik dan kejadian tidak umum yang

mungkin terjadi selama pemasangan.

b. Amati pasien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan perdarahan

dan luka insisi atau efek lain sebelum memulangkan pasien.

7. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

86

Page 92: File Gabungan Maternitas

CARA MELEPAS IMPLANT

A. Definisi

Teknik melepas alat kontarsepsi implant di lengan pasien (Saifuddin,2006: 60)

B. Tujuan

Tujuan melepas implant menurut Saifuddin (2006: 60) antara lain:

1. Melepas alat kontrasepsi yang habis masa berlaku.

2. Mencegah terjadinya infeksi.

C. Indikasi

Pasien yang terpasang implant setelah masa berlakunya habis

(Saifuddin,2006: 60)

D. Kontra Indikasi

Kontra Indikasi melepas implant menurut Saifuddin (2006: 60) antara lain:

1. Pasien dengan anemia

2. Pasien dengan perdarahan

E. Peralatan

1. Penyangga lengan atau meja samping.

2. Sabun untuk mencuci tangan.

3. Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering.

4. 3 com (1 tempat larutan anhisepilik, 1 tempat air mendidiih yang berisi

kapas bulat untuk membersihkan bedak pada sarung tangan dan 1 lagi

berisi larutan Klorin 0.5 % untuk dekontaminasi kapsul yang telah di

cabut).

5. Sepasang sarung tangan steril / DTT.

6. Larutan antiseptik Anastesi lokal (kensentrasi 0.1% tanpa Epineinin).

7. syring (5/10 cc) dan jarum suntik dengan panjang 2,5-4 cm.

87

Page 93: File Gabungan Maternitas

F. Prosedur

No Langkah-langkah NilaiDilakukan

Tidak dilakukan

Total NilaiMemuaskan

Tidak Memuaskan

1. a. Beri salam dan jelaskan prosedur.

b. Tanyankan riwayat alergi obat lokal anestesi.

b. Minta pasien cuci lengan dengan sabun sampai bersih dan dikeringkan.

c. Bantu pasien pada posisi yang nyaman, letakkan kain bersih dan kering dibawah lengan pasien.

d. Raba kapsul untuk memastikan lokasi tempat insisi dan mengukur jarak yang sama dari ujung akhir semua kapsul.

10

2. Tindakan sebelum pencabutan:

a. Cucitangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.

b. Pakai sarung tangan steril.

c. Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah di capai.

d. Usap tempat pencabutan dengan kasaber antiseptik, gunakan klem stert untuk

15

88

Page 94: File Gabungan Maternitas

memegang kasa tersebut, mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar ± 10-15cm dan biarkan kering sebelum memulai tindakan.

e. Gunakan duk untuk menutupi lengan.

f. Suntikan anastesi lokal (0,3 cc) intra kutan ditempat insisi dan 1 cc subdermal di bawah ujung kapsul.(¾ panjang kapsul).

g. Uji efektifitas anastesi sebelum membuat insisi.

h. Buat insisi kecil ( 2mm ) dengan ujung bisturi sekitar 3 mm ujung bawah.

3. Tindakan pencabutan kapsul tehnik presentasi :a. Tentukan lokasi

kapsul yang paling mudah untuk dicabut dan dorong pelan pelan kearah tempat insisi hingga ujung dapat dipresentasikan melalui luka insisi.

b. Jepit ujung kapsul dengan klem lengkung ( mosquito )

15

89

Page 95: File Gabungan Maternitas

bawa kearah insisi .

c. Bersihkan kapsul dari jaringan parut yang mengelilinginya dengan ujung bisturi hingga ujung kapsul terbebas dari jaringan yang melingkupinya.

d. Pegang ujung kapsul dengan pinset anatomi atau ujung klem lepaskan klem penjepit sambil menarik kapsul keluar.

e. Letakkan kapsul pada cairan dekontaminasi dan lakukan langkah yang sama pada kapsul berikutnya.

4. Metode huruf “U”:

a. Klem yang dipakai untuk mencabut kapsul pada teknik U, merupakan modifikasi klem yang di gunakan untuk vasektomi tanpa pisau dengan diameter ujung klem diperkecil dari 3,5 menjadi 2.2 mm.

b. Tentukan lokasi insisi pada kulit di antara kapsul 3 dan 4. ± 5 mm dari ujung

15

90

Page 96: File Gabungan Maternitas

kapsul dekat siku.

c. Buat Insisi kecil (4mm) memanjang sejajar di antara sumbu panjang kapsul dengan menggunakan scalpel.

d. Masukan ujung klem pemegang implant norplant secara hati-hati melalui luka insisi.

e. Fiksasi kapsul yang letaknya paling dekat luka insisi dengan jari telunjuk sejajar panjang kapsul.

f. Memasukkan klem lebih dalam sampai ujungnya menyentuh kapsul. Buka klem dan jepit kapsul dengan sudut yang tepat pada sumbu panjang kapsul ±5 mm di atas ujung bawah kapsul. Setelah kapsul terjepit, tarik ke arah insisi dan balikkan pegangan klem180° ke arah bahu beri untuk memaparkan ujung bawah kapsul.

g. Bersihkan Kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya dengan

91

Page 97: File Gabungan Maternitas

menggosok-gosok menggunakan kasa steril untuk memaparkan ujung bawah kapsul hingga mudah di cabut.

h. Gunakan klem lengkung untuk menjepit kapsul yang sudah terpapar.

i. Lepaskan klem pemegang norplant dan cabut kapsul dengan pelan-petan dan hati-hati.

j. Taruh kapsul yang telah di cabut dalam com berisi klori 0.5% untuk dekontaminasi sebelum di buang.

5. Metode “Pop Out”:a. RabaUjung

kapsul di daerah dekat siku untuk memilih salah 1 kapsul yang lokasinya terletak di tengah dan mempilnyai jarakyang sama dengan ujung kapsul lainnya. Dorong ujung bagian atas kapsul yang telah di pilih dengan menggunakan jari. Pada saat ujung bagian bawah kapsul tampak jelas di bawah kulit,

15

92

Page 98: File Gabungan Maternitas

buat insisi kecil (2-3 mm) di atas ujung kapsul dengan skalpel.

b. Lakukan penekanan dengan menggunakan ibu jari dan jari tangan lainnya pada ujung bagian bawah kapsul untuk membuat ujung kapsul tersebut tepat berada dibawah tempat insisi.

c. Masukan ujung tajam skalpelke dalam luka insisi sampai berasa menyentuh ujung kapsul. Bila perlu, potong jaringan ikatyang mengelilingi ujung kapsul sambil tetap memegang kapsul dengan ibu jari dan jari telunjuk.

d. Tekan jaringan ikat yang sudah terpotong tadi dengan kedua ibu jari sehingga ujung bawah kapsul terpapar keluar.

e. Tekan sedikit ujung atas kapsul sehingga kapsul muncul pada luka insisi dan dengan mudah dapat di pegang dan di cabut. Setelah keenam kapsul

93

Page 99: File Gabungan Maternitas

berhasil di cabut dan dihitung kembali jumlahnya, luka Insisi di tutup dengan kasa steril dan plaster. Pembalut tekan biasanya tidak di perlukan karenateknik pop out ini tidak menyebabkan/ hanya sedikit merusak jaringan di tempat pencabutan.

6. Tindakan Setelah Pencabutan:Bila pasien tidak ingin melanjutkan pemakaian implant lagi, bersihkan tempat insisi dan sekitamya dengan menggunakan kasa berantiseptik. Gunakan klem untuk memegang kedua tepi luka insisi selama10- 15 detik untuk mengurangi perdarahan dan luka insisi, kemudian balut luka insisi.Dekatkan kedua tepi luka insisi kemudian tutup dengan plester atau kasa steril dan plaster.

10

7. lnstruksikan kapada pasien untuk perawatan luka di rumah:a. Beri tahu

pasien mungkin timbul memar, bengkak dan kulit

15

94

Page 100: File Gabungan Maternitas

kemerahan pada daerah pencabutan selama beberapa hari, keadaan ini normal

b. Jaga luka insisi agar tetap kering dan bersih minimal 48 jam.

c. Bila memakai pembalut tekan jangan dibuka selama 48 jam dan plester boleh dibuka setelah 3 - 5 hari.

d. Setelah sembuh, luka insisi boleh di cuci dan di sentuh dengan tekanan normal.

e. Segera kembali jika timbul tanda-tanda infeksi (demam, radang) pada tempat insisi.

f. Beri tahu pasien kapan kembali untuk perawatan lanjut, jika perlu.

g. Beri tahu pasien bahwa jaringan ikat di lengan mungkin masih tetap terasa nyeri dan akan hilang setelah beberapa bulan.

8. Dokumentasikan tindakan yang telah dilalukan.

5

Total 100

95

Page 101: File Gabungan Maternitas

Catatan:

1. Keterampilan mencuci tangan dan komunikasi (mengucap salam,

menyapa pasien) sudah terintegrasi dalam tindakan.

2. Nilai batas lulus adalah 65.

Bobot kerja:

0 = Langkah tidak dikerjakan.

1 = Langkah dikerjakan, namun belum benar.

2 = Langkah dikerjakan dengan benar.

Total nilai =∑ (Nilai setiap langkah X bobot )=_________

Lambang Rentang Nilai Keterangan

A 85‒100 4,00

AB 75‒84 3,50

B 65‒74 3,00

BC 55‒64 2,50

C 45‒54 2,00

D 35‒44 1,50

E 0‒34 1,00

96

Page 102: File Gabungan Maternitas

PENYULUHAN KESEHATAN

PERAWATAN PUTING SUSU LECET

A. Definisi

Perawatan puting susu yang mengalami lecet atau lesi (saifuddin, 2006: 66).

B. Tujuan

Tujuan penyuluhan dalam merawat puting susu yang lecet menurut Saifuddin,

(2006: 66) adalah:

1. Memberikan rasa nyaman pada ibu menyusui.

2. Merawat luka iritasi pada putting susu.

C. Indikasi

Indikasi penyuluhan dalam merawat puting susu yang lecet menurut

Saifuddin, (2006: 66) adalah:

1. Dilakukan pada putting susu yang mengalami lecet atau lesi.

2. Puting susu tanpak kemerahan.

D. Kontra Indikasi

-

E. Peralatan

1. Leaflet

2. Alat peraga

F. Prosedur

No Langkah-langkah NilaiDilakukan

Tidak dilakukan

Total NilaiMemuaskan

Tidak Memuaskan

1. Tahap persiapan:Siapkan alat, tempat dan lingkungan serta Perawat berada

20

97

Page 103: File Gabungan Maternitas

pada sisi sebelah kanan ibu/pasien.

2. Tahap interaksi: Beri salam.Berikan penjelasan pada ibu menyusui tentang tujuan penyuluhan kesehatan.

25

3. a. Sebelum menyusukan keluarkan asi sedikitdan oleskan pada seluruh areola dan putting susu ibu.

30

b. Bayi di susukan terlebih dahulu pada puting susu yang normal / yang lecetnya lebih sedikit. Untuk puting susu yang lecet di anjurkan mengurangi frekuensi dan lamanya menyusui.

c. Posisi menyusui harus sering diubah

d. Biarkan sisa ASI pada puting dan aerola mengering dengan sendirinya dengan cara di angin-anginkan setelah menyusui sebelum memakai BH.

e. Jangan membersihkan puting dengan alkohol, sabun atau zat iritan lainnya

f. Menyusui lebih sering supaya payudara tidak terlalu penuh dan bayi tidak begitu lapar sehingga

98

Page 104: File Gabungan Maternitas

tidak terlalu rakus menyusu

g. Menyusui sebelum bayi sangat lapar sehingga tidak menghisap terlalu kuat.

h. Perbaiki cara menyusui, ajari ibu menyusui yang benar (lihat penuntun belajar posisi menyusui).

i. Perhatikan cara melepaskan mulut bayi dari puting setelah selesai menyusui, yaitu dengan meletakkan jari kelingking di bawah bibir bayi.

j. Usahakan bayi menghisap sampai ke bagian hitam di sekitar puting (aerola).

k. Bila masih terasa sakit boleh minum analgetik sesuai petunjuk dokter/bidan.

4. Tanggap terhadap reaksi ibu dan evaluasi tentang penyuluhan yang dilakukan dengan cara bertanya balik kepada ibu apa yang telah disampaikan tadi.

25

Total 100

Catatan:

1. Keterampilan mencuci tangan dan komunikasi (mengucap salam,

menyapa pasien) sudah terintegrasi dalam tindakan.

2. Nilai batas lulus adalah 65.

99

Page 105: File Gabungan Maternitas

Bobot kerja:

0 = Langkah tidak dikerjakan.

1 = Langkah dikerjakan, namun belum benar.

2 = Langkah dikerjakan dengan benar.

Total nilai =∑ (Nilai setiap langkah X bobot )=_________

Lambang Rentang Nilai Keterangan

A 85‒100 4,00

AB 75‒84 3,50

B 65‒74 3,00

BC 55‒64 2,50

C 45‒54 2,00

D 35‒44 1,50

E 0‒34 1,00

100

Page 106: File Gabungan Maternitas

PERAWATAN PAYUDARA PADA MASA POST NATAL

A. Definisi

Memberikan tindakan pada organ payudara dengan cara di massage

(Saifuddin, 2006: 76)

B. TujuanMenurut Saifuddin, (2006: 76) tujuan dari perawatan payudara post natal

yaitu:

1. Mencegah pembendungan ASI.

2. Meningkatkan hygiene payudara.

3. Meningkatkan produksi ASI.

4. Melenturkan dan menguatkan puting payudara.

C. Indikasi

Dilakukan pada ibu setelah melahirkan (Saifuddin, 2006: 76)

D. Kontra Indikasi

-

E. Peralatan

1. 1 pasu berisi air hangat.

2. 1 pasu berisi air dingin.

3. Handuk besar 2 buah.

4. Waslap 2 buah.

5. Kapas bersih secukupnya dalam cucing di tempatnya.

6. Baby oil secukupnya.

7. Kidney basin.

101

Page 107: File Gabungan Maternitas

F. Prosedur

No Langkah-langkah NilaiDilakukan

Tidak dilakukan

Total NilaiMemuaskan

Tidak Memuaskan

1. Mengecek program terapi:Mencuci tangan Menyiapkan alat

5

2. a. Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien

b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien/keluarga

c. Menanyakan

persetujuan dan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan

5

3. a. Memasang sampiran/menjaga privasi.

b. Memasang handuk di bagian perut bawah dan bahu sambil melepas pakaian atas (handuk dipasang dengan peniti)

10

4. Mengompres kedua putting dengan kapas yang dibasahi oleum coccus hangat selam 2 – 3 menit.

5

5. Mengangkat kapas sambil membersihkan putting dengan gerakan memutar dari dalam ke luar.

5

6. Kemudian dengan kapas oleum yang baru, membersihkan daerah tengah putting dari sentral ke luar (bila putting

10

102

Page 108: File Gabungan Maternitas

invertet, dilakukan penarikan).

7. Membasahi kedua telapak tangan dengan oleum coccus dan melakukan pengurutan dengan telapak tangan berada diantara kedua payudara dengan gerakan keatas, kesamping, kebawah, kedepan sambil menghentakkan payudara, pengurutan dilakukan sebanyak 20 – 30 kali.

10

8. Pengurutan kedua. Tangan kiri menopang payudara kiri dan tangan kanan melakukan pengurutan dengan menggunakan sisi kelingking. Dilakukan sebanyak 20 – 30 kali. Lakukan pada kedua payudara kanan-kiri

5

9. Pengurutan ketiga dengan menggunakan sendi-sendi jari. Posisi tangan mengepal. Tangan kiri menopang payudara dan tangan kanan melakukan pengurutan dari pangkal kea rah putting. Dilakukan sebanyak 20 – 30 kali pada tiap payudara.

10

10. Meletakkan baskom dibawah payudara dan menggunakan waslap yang di basahi air hangat. Mengguyur

10

103

Page 109: File Gabungan Maternitas

payudara sebanyak ± 5 kali. Kemudian di lap dengan waslap tersebut, dan bergantian dengan air dingin. Masing-masing 5 kali guyuran (diakhiri dengan air hangat).

11. Mengeringkan payudara dengan handuk yang dipasang di bahu.

5

12. Memakai BH dan pakaian atas pasien dan menganjurkan pada pasien memakai BH yang menopang

5

13. a. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan.

b. Berpamitan dengan pasien.

c. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula.

d. Mencuci tangan.

e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

15

Total 100

Catatan:

1. Keterampilan mencuci tangan dan komunikasi (mengucap salam,

menyapa pasien) sudah terintegrasi dalam tindakan.

2. Nilai batas lulus adalah 65.

Bobot kerja:

0 = Langkah tidak dikerjakan.

1 = Langkah dikerjakan, namun belum benar.

2 = Langkah dikerjakan dengan benar.

104

Page 110: File Gabungan Maternitas

Total nilai =∑ (Nilai setiap langkah X bobot )=_________

Lambang Rentang Nilai Keterangan

A 85‒100 4,00

AB 75‒84 3,50

B 65‒74 3,00

BC 55‒64 2,50

C 45‒54 2,00

D 35‒44 1,50

E 0‒34 1,00

105

Page 111: File Gabungan Maternitas

DAFTAR PUSTAKA

Achdiat, C. M. 2004. Prosedur Tetap Obstetri & Ginekologi. Jakarta: EGC.

Addy, D.P. 1996. Kesehatan Anak. Jakarta: Arcan.

Aden, R. 2002. Seputar Penyakit dan Gangguan Lain Pada Anak: Panduan Bagi Orang tua dalam Merawat Buah Hati. Yogyakarta: Siklus.

Alexander, J. et al. Praktik Kebidanan Riset dan Isu. Jakarta: EGC.

Ambarwati, E. R., & Sunarsih, T. 2009. KDPK Kebidanan Teori & aplikasi. Jogjakarta: Nuha Medika.

___________. 2009. KDPK Kebidanan Teori & Aplikasi. Yogyakarta: Nuha Medika.

___________. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas Plus Contoh Askeb. Yogyakarta: Nuha Medika.

_________. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra Cendekia.

Amrin, A.M. 2010. Kiat-kiat Melahirkan Tanpa Rasa Sakit yang Menakutkan. Jogjakarta: Gala Ilmu.

Anggraini, Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Anwar, I. N. C. 2002. Manual Inseminasi Intra Uterus (IIU). Jakarta: Puspa Swara.

Arief & Kristiyanasari, W. 2009. Neonatus & Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika.

Aritonang, E. 2010. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. Bogor: IPB Press.

Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

_______. 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ayu, I., Suryasaputra, S D., & Manuaba. 2011. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Bidan. Jakarta: EGC.

Aziz, M.F. 2006. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

106

Page 112: File Gabungan Maternitas

Baety, A. N. 2012. Kehamilan & Persalinan : Panduan Praktik Pemeriksaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

________. 2011. Biologi Reproduksi Kehamilan dan Persalinan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bagian Obstetri & Ginekologi. Ginekologi. 1991. Bandung: Fakultas Kedokteran Unpad.

____________. 1983. Bandung: Fakultas Kedokteran Unpad.

____________. 1983. Bandung: Fakultas Kedokteran Unpad.

Bahiyatum. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.

Bandiyah, S. 2009. Kehamilan, Persalinan & Gangguan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medica.

Baqi, Z.A.. Sukses Keluarga Mendidik Balita. Pena.

Baratawidjaja, K. G. & Iris, R. 2010. Imunologi Dasar. Ed 9. Jakarta: FK-UI.

Baziad, M.A. 2003. Menapause dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Billington, M., & Stevenson, M. 2009. Kegawatan dalam Kehamilan Persalinan. Jakarta: EGC.

Booth, T. 2005. Tanya Jawab Seputar Kehamilan. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

______. 2010. Tanya Jawab Seputar Kehamilan. Jakarta: Gramedia.

Boyle, M. 2007. Kaduratan dalam Persalinan Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC.

Bryar, R. M. 2008. Teori Praktik Kebidanan. Jakarta: EGC.

Campbell, S. 2006. Kehamilan hari Demi hari. Jakarta: Erlangga.

Chapman, V. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran. Jakarta: EGC.

______. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran. Jakarta: EGC.

Cunningham, F.G., et al. 2005. Obstetri Williams. Ed 21. Vol 1& 2. Jakarta: EGC.

Curtis, G. B. 1999. Kehamilan Apa Yang Anda Hadapi Minggu per Minggu. Jakarta: Arcan.

107

Page 113: File Gabungan Maternitas

Datta, M., dkk. 2009. Rujukan Cepat Obstetri & Genekologi. Jakarta: EGC.

Depkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta: JNPK-KR.

_______. 2008. Asuhan Persalinan Normal: Asuhan Esensial Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: JNPK-KR.

Deslidel. 2011. Buku ajar Asuhan Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta: EGC.

______ . 2011. Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita. Jakarta: EGC.

Detiana, P. 2010. Hamil Aman dan Nyaman di Atas 30 Tahun. Yogyakarta: Media Pressindo.

Dewi, S.K. & Manuaba,S. 2009. Buku Ajar Ginekologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC.

Dewi, V. N. L., & Sunarsih, T. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Edwards, G., & Byrom, S. 2009. Praktik Kebidanan Kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC.

Edwards, Grace. 2009. Praktik Kebidanan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Eisenberg, A., et al. 1997. Bayi Pada Tahun Pertama : Apa Yang Anda Hadapi Bulan per Bulan. Jakarta: Arcan.

Estiwidani, D. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

Evennett, Karen. 2003. Pap Smear: Apa Yang Anda Harus Ketahui?. Jakarta: Arcan.

Faiz, O. & Moffat, D. 2002. At Glance Anatomi. Jakarta: Erlangga.

Gichara, J. 2006. Manfaat Pijat Untuk Ibu Hamil, Pasca Melahirkan & Bayi. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.

Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan KB “Keluarga Berencana”. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

_________. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

108

Page 114: File Gabungan Maternitas

Handono, B. 2009. Abortus Berulang. Bandung: Refika Aditama.

Hartuti. 2010. Panduan Ibu Hamil Melahirkan & Merawat Bayi. UBA Press.

Heller, L. 1997. Gawat Darurat Ginekologi dan Obstetri. Jakarta: EGC.

Hidayat, A &Sujiatini. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Hidayat, A., & Mufdlilah. 2009. Catatan Kuliah Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.

Hidayat, A.A.A. 2008. Asuhan Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta: EGC.

Hikmawati, I. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Media.

Imelda, R. 2010. Panduan Kehamilan & Perawatan Bayi dari A-Z. Surabaya: Victory.

Johnson, R., & Taylor, W. 2004. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta: EGC.

Jones, D.L. 2001. Dasar-Dasar Obstetri & Ginekologi. Ed 6. Jakarta: Hipokrates.

Karmiloff, K & Smith, A.K.. 2003. Segala Hal yang Ditanyakan oleh Bayi Anda. Jakarta: Erlangga.

Khasanah, N. 2011. Asi Atau Susu Formula Ya!. Jogjakarta: Flashbooks.

Klein, S. & Thomson, F. 2009. Panduan Lengkap Kebidanan. Yogyakarta: Pallmall.

________. F. 2010. Panduan Lengkap Kebidanan. Yogyakarta: Palmall.

Kristiyanasari, W. 2009. Asi Menyusui & Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika.

Kusmiati, Y, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Yogyakarta: Fitramaya.

Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika.

Ladewig, P. W. 2006. Buku Saku Asuhan Ibu & Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC.

Ladewig, P. W., London, M.L., & Olds, S. B. 2006. Buku Saku Asuhan Ibu & Bayi Baru Lahir. Ed 5. Jakarta: EGC.

109

Page 115: File Gabungan Maternitas

Lissauer, T., & Fanaroff, A. 2009. At a Glance Neonatologi. Jakarta: Erlangga.

Maimunah, S. 2005. Kamus Istilah Kebidanan. Jakarta: EGC.

Manuaba, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.

Manuaba, I. B.G. 2010. Buku Ajar Panthom Obstetri .Jakarta: TIM.

Manuaba, I.A. C. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan, dan KB. Ed 2. Jakarta: EGC.

Manuaba, I.A.C. 2008. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC.

_______. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, & KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

_______. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan.

Maryanti, D & Septikasari. M. 2009. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Maryinani, A. & Yulianingsih. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan dalam Kebidanan. Jakarta: Tim.

Maryunani, A. 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta: TIM.

________. 2010. Biologi Reproduksi dalam Kebidanan. Jakarta: TIM.

_______. 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas(Postpartum). Jakarta: Trans Info Media.

Meilani, N. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya.

________. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya.

________. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Fitramaya.

Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri jilid I. Jakarta: EGC.

_______. 1998. Sinopsis Obstetri jilid II. Jakarta: EGC.

_______. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

110

Page 116: File Gabungan Maternitas

Mubarak, W. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Mubarak, W.I. & Chayatin, N. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar teori & Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.

Mufdlilah. 2009. ANC Focus Antenatal Care Focused. Yogyakarta: Nuha Medika.

_______. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jogjakarta: Nuha Medika.

Mufdlilah. 2009. Panduan Hasuhan Kebidanan. Jogjakarta: Nuha Medika.

Muslihatun, W. N. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.

Nee, T. S. 2009. Pengasuhan Anak Bayi Tahun Pertama. Jakarta: Arcan.

Neil, W.R. 2008. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Ed Revisi. Jakarta: Dian Rakyat.

Nichol, P.Z. 2005. Panduan Menyusui. Jakarta: Prestasi Putakarya.

Nirwana, A. B. 2011. Psikologi Kesehatan Wanita. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nolan, M. 2003. Kehamilan & Melahirkan. Jakarta: Arcan.

Nolan, M. 2010. Kelas Bersalin. Jogjakarta: Golden Books.

Norwitz, E., & Schorge, John. 2008. At Obstetri & Ginekologi. Ed. 2. Jakarta : Erlangga.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho, T. 2010. Buku Ajar Ginekologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nurjanah, Sujiyatini, & Kurniati, Ana. 2010. Catatan Asuhan Ibu Nifas. Cyrillus Yogyakarta: Publisher.

Oxom, H., & Forte, W. R. 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: Andi.

Pieter, & Lubis, N.L. 2010. Pengantar Psikologi untuk Kebidanan. Jakarta: Kencana.

111

Page 117: File Gabungan Maternitas

Pillitteri, A. 2002. Buku Saku Asuhan Ibu & Anak. Jakarta: EGC.

Prasetyono, D.S. 2009. Buku Pintar Asi Eklusif. Jogjakarta: Diva Press.

Pratyahara, A.D. 2011. Asma pada Balita. Jogjakarta: Javalitera.

Proverawati, A & Rahmawati, E. 2010. Kapita Selekta Asi & Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika.

Proverawati, A. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Purnamaningrum, Y. E. 2010. Buku Saku Penuntun Imunisasi Dasar. Yogyakarta: Fitramaya.

Purwaningsih, W. & Fatmawati, S. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Putri, H. 2010. Kisah-Kiasah Inspiratif Untuk Calon Ibu. Yogyakarta: Jogja Great.

Rabe, T. 2002. Ilmu Kandungan. Jakarta: Hipokrates.

Rahayu, D.S. 2009. Asuhan Keperawatan Anak dan Neonatus. Jakarta: Salemba Medika.

Rajab, W. 2009. Buku ajar Epidemiologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC.

Ramaiah, S. 2006. Asi dan Menyusui “Panduan Praktis Bagi Ibu Setelah Melahirkan. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Ratih, Iskarima. 2009. Kado Untuk Calon Ibu. Yogyakarta: Venus.

Rendy, M. C. 2010. Keterampilan Dasar Bidan & Perawat. Yogyakarta: Nuha Medika.

Rukiyah, A.Y., & Yulianti, L. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta: TIM.

Rukiyah, A.Y., et al. 2009. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan) Cyrillus. Jakarta: TIM.

Rukiyah, A.Y.et al. 2009. Asuhan Kebidanan II (Persalinan). Jakarta: TIM.

Runjati. 2010. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.

112

Page 118: File Gabungan Maternitas

Saifuddin, A.B. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

_____. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

_____. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Matenatal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

______. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

______. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Saminem. 2008. Kehamilan Normal. Jakarta: EGC.

______. 2010. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Konsep dan Praktik. Jakarta: EGC.

Sander, M.A. 2010. Atlas Berwarna Patologi Anatomi. Jakarta: Rajagrafindo.

Saryono & Pramitasari, R.D. 2009. Perawatan Payudara. Jogjakarta: Mitra Cendekia Press.

Sastrawinata, S. 2004. Obstetri Patologi: Ilmu Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.

Setiawan, A. & Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 & S2. Yogyakarta: Nuha Medika.

Sibagariang, E. E. 2010. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: TIM.

Simkin, P & Ancheta, R. 2005. Buku Saku Persalinan. Jakarta : EGC.

Soegijanto, H.S. 2002. Ilmu Penyakit Anak Diagnosa & Penatalaksanaan. Jakarta: Salemba Medika.

Sofia, Y. 2010. Hal-hal Sepele yang biasa anda Remehkan Tapi Sangat Bermanfaat bagi Kesehatan. Yogyakarta: Madhara pustaka.

Sofyan, M. dkk. 2001. 50 Tahun IBI “Bidan Menyongsong Masa Depan”. Jakarta: IBI.

Staa, K. A.L. 2005. Menjadi Dokter Anak di Rumah. Jakarta: Puspa Swara.

113

Page 119: File Gabungan Maternitas

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK-UI. 1985. Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FK-UI.

_______. 1985. Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FK-UI.

_______. 1985. Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FK-UI.

Stoppard, M. 2009. Panduan Mempersiapkan Kehamilan & Kelahiran untuk Calon Ibu dan ayah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Subakti, Y. & Anggarani, D.R. 2007. Ensiklopedi Calon Ibu “Panduan Lengkap Mendidik Anak Secara Islami”. Jakarta: Qultum Media.

Suherman, R.J. & Suherman. 2010. Menstimulasi Kecerdasan Anak Sejak Dalam Kandungan.Yogyakarta: Madania.

Suherni, Hesty, & Rahmawati, A. 2008. Perawatan Masa Nifas. Jogjakarta: Fitramaya.

______. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.

Sujianti & Susanti. 2009. Buku Ajar Konsep Kebidanan “Teori & Aplikasi”. Yogyakarta: Nuha Media.

Sujiyatini, et al. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan Plus Contoh Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Sujiyatini, et al. 2010. Catatan Kuliah Asuhan Ibu Nifas Askeb III. Jogjakarta: Cyrillus.

Sulistijani, D.A. & Herlianty, M.P. 2001. Menjaga kesehatan Bayi & Balita. Jakarta: Puspa Swara.

Sulistyaningsih. 2011. Epidemiologi dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.

________. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Salemba: Medika.

________. 2009. Buku ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi.

Sumarah, Widyastuti, Y. & Wiyati, Nining. 2009. Perawatan Ibu Bersalin & Kelahiran. Yogyakarta: Fitramaya.

114

Page 120: File Gabungan Maternitas

_________. 2010. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin). Yogyakarta: Fitramaya.

Suradi, R. & Roesli, U. 2008. Manfaat ASI dan Menyusui. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Suryani, E., & Wiyasih. H. 2010. Psikologi Ibu Dan Anak. Yogyakarta: Fitramaya.

Suseno, T.A., & Masruroh, H. 2010. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Citra Pustaka.

Taber, B. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri & Genekologi. Jakarta: EGC.

Thompson, J. 2003. Toodle Care: Pedoman Merawat Balita. Jakarta: Erlangga.

Ujiningtyas, B.S.H. 2009. Asuhan Keperawatan Persalinan Normal. Jakarta: Salemba Medika.

Uliyah, M. & Hidayat, A. A. A. 2009. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Bidan. Jakarta: Salemba Medika.

Uliyah, M. & Hidayat, A. A.A. 2006. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Uliyah, M. & Hidayat, A. A.A. 2009. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Bidan. Jakarta : Salemba Medika.

Varney, Helen, et al. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC.

Verralls, S. 1997. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Ed 3. Jakarta: EGC.

Wahyudin, H. &. Indiarti, M. T. 2011. Menghadapi Persalinan Tanpa Rasa Takut :Panduan Persiapan Persalinan bagi Calon Ibu Disertai Perawatan Pasca Persalinan dan Perawatan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Pelangi Multi Aksara.

Wahyuningrum, E. & Padmi, R. R. 2010. Panduan Praktik Klinik Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Wahyuningsih, H. P. 2009. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

Walsh, L.V. 2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.

115

Page 121: File Gabungan Maternitas

WHO. 2007. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC.

Widuri, H. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia (Aspek Mobilitas dan Istirahat Tidur). Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Widyastuti, P. 2003. Paket Ibu & Bayi: Penerapan Program Safe Motherhood. Jakarta: EGC.

Wiknjosastro, H. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

_______. 2000. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

_______. 2005. Ilmu Kebidanan. Ed 3. Jakarta: Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

_______. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

_______. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Wildan, M., & Hidayat, A. A.A. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

______. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Williams, F. 2003. Baby Care: Pedoman Merawat Bayi. Jakarta : Erlangga.

Woolfson, Richard C. 2004. Persalinan Saudara Kandung. Jakarta: Erlangga.

World Health Organization (WHO). 2001. Safe Motherhood: Modul Dasar Bidan di Masyarakat. Jakarta: EGC.

______ 2001. Safe Motherhood: Modul Persalian Macet. Jakarta: EGC.

World Health Organization (WHO). 2001. Safe Motherhood: Modul Eklampsia Materi Pendidikan Kebidanan.. Jakarta: EGC.

World Health Organization (WHO). 2001. Safe Motherhood: Modul Sepsis Puerperalis. Jakarta: EGC.

World Health Organization (WHO). 2001.Safe Motherhood: Modul Hemoragi Postpartum.. Jakarta: EGC.

Yanti & Eko, N. W. 2010. Etika Profesi dan Hukum Kebidanan. Yogyakarta:Pustaka Rihama

Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

116

Page 122: File Gabungan Maternitas

_____. 2010. Penuntun Belajar Kompetensi Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Yatim, F. 2005. Penyakit Kandungan. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Yulifah, R. & Yuswanto, T.J. A. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas Jakarta: Salemba Medika.

_____ 2009. Asuhan Kebidanan KomunitasJakarta: Salemba Medika.

Zulvadi, D. 2010. Etika & Manajemen Kebidanan. Yogyakarta: Cahaya Ilmu.

117

Page 123: File Gabungan Maternitas

LAMPIRAN

118

Page 124: File Gabungan Maternitas

FORMAT PENGKAJIAN

KEPERAWATAN MATERNITAS DI RUANG BERSALIN

Tanggal masuk : …………… Jam masuk : ……………

Ruang/kelas : …………… Kamar No. : ……………

Pengkajian tanggal: …………… Jam : ……………

A. IDENTITAS

Nama pasien : …………… Nama suami : ……………

Umur : …………… Umur : ……………

Suku/Bangsa : …………… Suku/Bangsa : ……………

Agama : …………… Agama : ……………

Pendidikan : …………… Pendidikan : ……………

Pekerjaan : …………… Pekerjaan : ……………

Alamat : …………… Alamat : ……………

Status perkawinan : ………..

B. RIWAYAT KEPERAWATAN :

1. Persepsi terhadap kehamilan/ persalinan/ nifas :

a. Mengapa ibu datang ke klinik ................................

b. Persepsi ibu terhadap kehamilan/persalinan/nifas...

c. Apakah kehamilan/persalinan/nifas ini menimbulkan perubahan terhadap

kehidupan sehari-hari? Bila ya bagaimana .............

d. Harapan yang ibu inginkan selama masa kehamilan/persalinan/nifas

e. Ibu tinggal dengan siapa .........................................

f. Siapa orang yang terpenting bagi ibu .....................

g. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini .

h. Kesiapan mental untuk menjadi ibu : ( ) Ya ( ) Tidak

119

Page 125: File Gabungan Maternitas

2. Riwayat Obstetri

a. Riwayat Menstruasi :

1) Menarcle : umur ….. Siklus : teratur ( ) tidak ( )

2) Banyaknya : ……… Lamanya : ……… dismenorhe ( ) ya ( ) tidak

3) HPHT : ………

4) Tafsiran persalinan :

5) Umur kehamilan berdasar HPHT :

b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :

Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak

N

O

T

HN

Umur

Kehamilan

P

penyulit

J

jenis penolong

P

penyulit

L

aserasi

I

infeksi Perdarahan

J

jenis

B

B

P

J

c. Kehamilan Sekarang :

1) Diagnosa : G ............ P ............ A ............ H ............ Mg

2) Imunisasi :

TT1 sudah belum

TT2 sudah belum

3) Trimester I : ANC berapa kali …………………

4) Keluhan selama hamil : mual muntah pusing

Lainnya : ………………………………

5) Cara mengatasi masalah/ saran dari nakes : ....................

6) Trimester II : ANC berapa kali …………………

7) Keluhan selama hamil : perdarahan muntah pusing

Lainnya : ………………………………

8) Cara mengatasi masalah/ saran dari nakes : ...................

9) Trimester III : ANC berapa kali …………………

10) Keluhan selama hamil : perdarahan muntah pusing

Lainnya : ………………………………

11) Cara mengatasi masalah/ saran dari nakes : ....................

12) Riwayat masuk RS : .......................................................................

13) Rencana perawatan bayi : ( ) sendiri ( ) orang tua ( ) lain-lain

120

Page 126: File Gabungan Maternitas

14) Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi :

a) Breast care : ( ) Ya ( ) Tidak

b) Perineal care : ( ) Ya ( ) Tidak

c) Nutrisi : ( ) Ya ( ) Tidak

d) Senam nifas : ( ) Ya ( ) Tidak

e) KB : ( ) Ya ( ) Tidak

f) Menyusui : ( ) Ya ( ) Tidak

3. Riwayat Keluarga Berencana

a. Melaksanakan KB : ( ) Ya ( ) tidak

b. Bila ya jenis kontrasepsi apa yang digunakan :

( ) IUD ( ) Pil ( ) suntik ( ) implant

( ) lain-lain. Sebutkan ………………..

c. Sejak kapan menggunakan kontrasepsi ………………..

d. Masalah yang terjadi : ………………..

4. Riwayat Kesehatan :

a. Penyakit yang pernah dialami ibu : ………………..

( ) Penyakit diabetes mellitus

( ) Penyakit jantung

( ) Penyakit hipertensi

( ) Ashma

( ) TBC

( ) Penyakit lainnya : sebutkan ……………………………

b. Pengobatan yang didapat : ………………..

c. Riwayat penyakit keluarga

( ) Penyakit diabetes mellitus

( ) Penyakit jantung

( ) Penyakit hipertensi

( ) Penyakit lainnya : sebutkan ……………………………

121

Page 127: File Gabungan Maternitas

5. Kebutuhan Dasar Khusus :

a. Pola nutrisi

1. Frekwensi makan :

……………………. x/hari

2. Nafsu makan : ( ) baik ( ) tidak nafsu, alasan ………..

3. Jenis makanan rumah :

………………………………

4. Makanan yang tidak disukai /alergi/pantangan : ( ) ada ( ) tidak ada

Bila ada sebutkan sebutkan, …………………………

b. Pola eliminasi

1. BAK

a) Frekwensi : ………………. kali

b) Warna : ……………….

c) Keluhan yang berhubungan dengan BAK : ………..

2. BAB

a) Frekwensi : ………………. kali

b) Warna : ……………….

c) Bau : ……………….

d) Konsistensi : ……………….

e) Keluhan : ……………….

c. Pola personal Hygiene

1. Mandi

a) Frekwensi : ……………… x/hari

b) Sabun : ( ) Ya ( ) tidak

2. Oral hygiene

a) Frekwensi : ……………… x/hari

b) Waktu : ( ) Pagi ( ) sore ( ) Setelah makan

3. Cuci rambut

a) Frekwensi : ……………… x/hari

b) Shampo : ( ) ya ( ) tidak

d. Pola istirahat dan tidur

1) Lama tidur : ……………… Jam /hari

2) Kebiasaan sebelum tidur : ………………

Keluhan : ………………

122

Page 128: File Gabungan Maternitas

e. Pola aktifitas dan latihan

1) Kegiatan dalam pekerjaan : ………………

2) Waktu bekerja : ( ) Pagi ( ) sore ( ) Malam

3) Olah raga : ( ) Ya ( ) Tidak

Jenisnya : ………………

Frekwensi : ………………

4) Kegiatan waktu luang : ………………

Keluhan dalam aktifitas : ………………

f. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

1) Merokok : ( ) Ya, sebutkan ………… ( ) Tidak

2) Minuman keras : ( ) Ya , sebutkan………… ( ) Tidak

3) Ketergantungan obat : ( ) Ya , sebutkan ….. ( ) Tidak

6. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : ………… Kesadaran : …………

b. Tekanan darah : ………… Nadi : ……x/mnt

c. Respirasi : ………… Suhu : ……x/mnt

d. Berat badan : ………… kg Tinggi Badan : ……… cm

e. Sistem penglihatan

1) Posisi mata : ( ) simetris ( ) Asimetris

2) Kelopak mata : ( ) Normal ( ) Ptosis

3) Gerakan mata : ( ) Normal ( ) Abnormal

4) Pergerakan bola mata : ( ) Normal ( ) Abnormal

5) Konjungtiva : ( ) Normal/merah ( ) Anemis

( ) sangat merah

6) Kornea : ( ) Normal ( ) keruh berkabut ( ) terdapat perdarahan

7) Sklera

f. Sistem Pernafasan

1) Jalan nafas : ( ) Bersih ( ) Sumbatan ( ) sputum

( ) Lendir ( ) Darah ( ) Lidah

2) Pernafasan : ( ) Sesak ( ) Tidak sesak ( ) Dengan aktifitas

( ) Tanpa aktifitas

3) Suara nafas : ( ) Vesikuler/normal ( ) Bronkovesikuler

( ) Ronkhi ( ) Wheezing

123

Page 129: File Gabungan Maternitas

4) Menggunakan otot - otot bantu pernafasan : ( ) Ya ( ) Tidak

5) Lain – lain : …………………………………………………

g. Sirkulasi jantung

1) Kecepatan denyut apical : ……………… x/menit

2) Irama : ( ) Teratur ( ) Tidak teratur

3) Kelainan bunyi jantung : ( ) Murmur ( ) Gallop

4) Sakit dada : ( ) Ya ( ) Tidak

5) Timbul : ( ) Saat beraktifitas ( ) Tanpa aktifitas

6) Karakter : ( ) Seperti ditusuk- tusuk,

( ) Seperti terbakar,

( ) Seperti tertimpa benda berat.

h. Sistem Pencernaan

1) Keadaan mulut

2) Gigi : ( ) Carries ( ) Tidak

3) Memakai gigi palsu : ( ) Ya ( ) Tidak

4) Lainnya : …………………………..

i. Sistem Uro Genital :

1) BAK

a) Pola rutin : …… x/hari

( ) Terkontrol ( ) Tidak terkontrol

b) Jumlah : ………cc/24jam

c) Warna : ( ) Kuning Jernih

( ) Kuning kecoklatan

j. Pemeriksaan Khusus kebidanan

1) Palpasi :

2) leopold I :

3) Leopold II :

4) Leopold III :

5) Leopold IV :

6) Auskultasi :

124

Page 130: File Gabungan Maternitas

7) DJJ frekuensi..........................

8) Jumlah His ( kontraksi uterus ) :

( frekuensi / dalam 10 menit / durasi dalam detik)..........x./ 10’/....”

9) Pemeriksaan dalam ( vagina toucher ) / PD / VT :

10) Keadaan vulva / vagina :

11) Portio :

12) Pembukaan serviks :

13) Pendataran serviks :

14) Selaput ketuban :

15) Bagian terbawah janin :

16) Titik penunjuk :

17) Promontorium :

18) Spina ishiadicha :

19) Linea innominata :

20) Arcus pubis :

21) Sacrum :

22) Pemeriksaan penunjang :

a) Laboratorium :.........................................................

b) USG :...................................................................

c) NST :..................................................................

C. ANALISIS DATA

DATA MASALAH ETIOLOGI

125

Page 131: File Gabungan Maternitas

D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. ………………………Berhubungan dengan……………………

2. ………………………Berhubungan dengan……………………

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari/ tanggal: ……………

NODIAGNOSA

KEPERAWATANTUJUAN & K.E. INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVAALUASI

Gunakan prinsip

SMART

Spesifik

Measurable

Achievable

Rasionable

Time

R

(reassessment)

O

(observation)

N

(nursing intervention)

E

(education)

C

(collaboration)

Jam

No.

Tindakan

Respon pasien

Jam

S

O

his…..

pembukaan

lengkap

A nyeri meningkat

(masuk kala II)

P melakukan

pertolongan

persalinan

S.

O.bayi

A.

P.

PARAF

126

Page 132: File Gabungan Maternitas

E. CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : ……… ..........................................................................

Hari Rawat ke : ……… .......................................................................

NO HARI/ TGL IMPLEMENTASI

EVALUASI

AKHIR

Sesuai Tujuan

No.

Tindakan

Respon pasien

Jam:

S:

O:

A:

P:

PARAF

127

Page 133: File Gabungan Maternitas

FORMAT PENGKAJIAN

KEPERAWATAN MATERNITAS DI RUANG NIFAS

Tanggal masuk : …………… Jam masuk : ……………

Ruang/kelas : …………… Kamar No. : ……………

Pengkajian tanggal: …………… Jam : ……………

A. IDENTITAS

Nama pasien : …………… Nama suami : ……………

Umur : …………… Umur : ……………

Suku/Bangsa : …………… Suku/Bangsa : ……………

Agama : …………… Agama : ……………

Pendidikan : …………… Pendidikan : ……………

Pekerjaan : …………… Pekerjaan : ……………

Alamat : …………… Alamat : ……………

Status perkawinan : ………..

B. RIWAYAT KEPERAWATAN :

1. Persepsi terhadap kehamilan/ persalinan/ nifas :

a. Mengapa ibu datang ke klinik ................................

b. Persepsi ibu terhadap kehamilan/persalinan/nifas...

c. Apakah kehamilan/persalinan/nifas ini menimbulkan perubahan terhadap

kehidupan sehari-hari? Bila ya bagaimana .............

d. Harapan yang ibu inginkan selama masa kehamilan/persalinan/nifas

e. Ibu tinggal dengan siapa .........................................

f. Siapa orang yang terpenting bagi ibu .....................

g. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini .

h. Kesiapan mental untuk menjadi ibu : ( ) Ya ( ) Tidak

128

Page 134: File Gabungan Maternitas

2. Riwayat Obstetri

a. Riwayat Menstruasi :

1) Menarcle : umur ….. Siklus : teratur ( ) tidak ( )

2) Banyaknya : ……… Lamanya : ……… dismenorhe ( ) ya ( ) tidak

3) HPHT : ………

4) Tafsiran persalinan :

5) Umur kehamilan berdasar HPHT :

b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :

Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak

N

O

T

HN

Umur

Kehamilan

P

penyulit

J

jenis penolong

P

penyulit

L

aserasi

I

infeksi Perdarahan

J

jenis

B

B

P

J

c. Kehamilan Sekarang :

1) Diagnosa : G ............ P ............ A ............ H ............ Mg

2) Imunisasi :

TT1 sudah belum

TT2 sudah belum

3) Trimester I : ANC berapa kali …………………

4) Keluhan selama hamil : mual muntah pusing

Lainnya : ………………………………

5) Cara mengatasi masalah/ saran dari nakes : ....................

6) Trimester II : ANC berapa kali …………………

7) Keluhan selama hamil : perdarahan muntah pusing

Lainnya : ………………………………

8) Cara mengatasi masalah/ saran dari nakes : ...................

9) Trimester III : ANC berapa kali …………………

10) Keluhan selama hamil : perdarahan muntah pusing

Lainnya : ………………………………

11) Cara mengatasi masalah/ saran dari nakes : ....................

12) Riwayat masuk RS : .......................................................................

13) Rencana perawatan bayi : ( ) sendiri ( ) orang tua ( ) lain-lain

129

Page 135: File Gabungan Maternitas

14) Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi :

g) Breast care : ( ) Ya ( ) Tidak

h) Perineal care : ( ) Ya ( ) Tidak

i) Nutrisi : ( ) Ya ( ) Tidak

j) Senam nifas : ( ) Ya ( ) Tidak

k) KB : ( ) Ya ( ) Tidak

l) Menyusui : ( ) Ya ( ) Tidak

d. Riwayat Persalinan

Kala Persalinan

1) Kala I

Waktu mulai persalinan, lama kala I, pengobatan yang didapat.

2) Kala II

Lama kala II, penyulit dan cara mengatasi, pengobatan yang didapat,

kondisi bayi, Apgar Score Bayi)

3) Kala III

Tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kelahiran plasenta (spontan/ dengan

tindakan), kotiledon (lengkap/tidak), selaput (lengkap/tidak).

4) Kala IV

Keadaan umum, tanda-tanda vital, tinggi fundud uteri, kontraksi uterus,

perdarahan, perinium (ruptur spontan/episiotomi, jumlah hecting).

Kondisi Bayi

1) BB

2) PB

3) Kondisi tali pusat

4) Perawatan tali pusat

5) Anus (berlubang/tertutup)

6) Suhu

7) Lingkar kepala (lingkar sub occipito bregnatica/ lingkar fronto

occipitalis/ lingkar mento occipitalis).

8) Kelainan kepala (caput succedanum/hidrocephalus/an encephalus/cephal

hematoma/mikrocephalus).

9) Pengobatan yang didapat

130

Page 136: File Gabungan Maternitas

3. Riwayat Keluarga Berencana

a. Melaksanakan KB : ( ) Ya ( ) tidak

b. Bila ya jenis kontrasepsi apa yang digunakan :

( ) IUD ( ) Pil ( ) suntik ( ) implant

( ) lain-lain. Sebutkan ………………..

c. Sejak kapan menggunakan kontrasepsi ………………..

d. Masalah yang terjadi : ………………..

4. Riwayat Kesehatan :

a. Penyakit yang pernah dialami ibu : ………………..

( ) Penyakit diabetes mellitus

( ) Penyakit jantung

( ) Penyakit hipertensi

( ) Ashma

( ) TBC

( ) Penyakit lainnya : sebutkan ……………………………

b. Pengobatan yang didapat : ………………..

c. Riwayat penyakit keluarga

( ) Penyakit diabetes mellitus

( ) Penyakit jantung

( ) Penyakit hipertensi

( ) Penyakit lainnya : sebutkan ……………………………

5. Kebutuhan Dasar Khusus :

a. Pola nutrisi

1. Frekwensi makan :

……………………. x/hari

2. Nafsu makan : ( ) baik ( ) tidak nafsu, alasan ………..

3. Jenis makanan rumah :

………………………………

4. Makanan yang tidak disukai /alergi/pantangan : ( ) ada ( ) tidak ada

Bila ada sebutkan sebutkan, …………………………

b. Pola eliminasi

131

Page 137: File Gabungan Maternitas

1. BAK

d) Frekwensi : ………………. kali

e) Warna : ……………….

f) Keluhan yang berhubungan dengan BAK : ………..

2. BAB

f) Frekwensi : ………………. kali

g) Warna : ……………….

h) Bau : ……………….

i) Konsistensi : ……………….

j) Keluhan : ……………….

c. Pola personal Hygiene

4. Mandi

c) Frekwensi : ……………… x/hari

d) Sabun : ( ) Ya ( ) tidak

5. Oral hygiene

c) Frekwensi : ……………… x/hari

d) Waktu : ( ) Pagi ( ) sore ( ) Setelah makan

6. Cuci rambut

c) Frekwensi : ……………… x/hari

d) Shampo : ( ) ya ( ) tidak

d. Pola istirahat dan tidur

3) Lama tidur : ……………… Jam /hari

4) Kebiasaan sebelum tidur : ………………

Keluhan : ………………

e. Pola aktifitas dan latihan

5) Kegiatan dalam pekerjaan : ………………

6) Waktu bekerja : ( ) Pagi ( ) sore ( ) Malam

7) Olah raga : ( ) Ya ( ) Tidak

Jenisnya : ………………

Frekwensi : ………………

8) Kegiatan waktu luang : ………………

Keluhan dalam aktifitas : ………………

f. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

132

Page 138: File Gabungan Maternitas

1) Merokok : ( ) Ya, sebutkan ………… ( ) Tidak

2) Minuman keras : ( ) Ya , sebutkan………… ( ) Tidak

3) Ketergantungan obat : ( ) Ya , sebutkan ….. ( ) Tidak

6. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : ………… Kesadaran : …………

b. Tekanan darah : ………… Nadi : ……x/mnt

c. Respirasi : ………… Suhu : ……x/mnt

d. Berat badan : ………… kg Tinggi Badan : ……… cm

e. Sistem penglihatan

1) Posisi mata : ( ) simetris ( ) Asimetris

2) Kelopak mata : ( ) Normal ( ) Ptosis

3) Gerakan mata : ( ) Normal ( ) Abnormal

4) Pergerakan bola mata : ( ) Normal ( ) Abnormal

5) Konjungtiva : ( ) Normal/merah ( ) Anemis

( ) sangat merah

6) Kornea : ( ) Normal ( ) keruh berkabut ( ) terdapat perdarahan

7) Sklera

f. Sistem Pernafasan

1) Jalan nafas : ( ) Bersih ( ) Sumbatan ( ) sputum

( ) Lendir ( ) Darah ( ) Lidah

2) Pernafasan : ( ) Sesak ( ) Tidak sesak ( ) Dengan aktifitas

( ) Tanpa aktifitas

3) Suara nafas : ( ) Vesikuler/normal ( ) Bronkovesikuler

( ) Ronkhi ( ) Wheezing

4) Menggunakan otot - otot bantu pernafasan : ( ) Ya ( ) Tidak

5) Lain – lain : …………………………………………………

g. Sirkulasi jantung

1) Kecepatan denyut apical : ……………… x/menit

2) Irama : ( ) Teratur ( ) Tidak teratur

3) Kelainan bunyi jantung : ( ) Murmur ( ) Gallop

4) Sakit dada : ( ) Ya ( ) Tidak

133

Page 139: File Gabungan Maternitas

5) Timbul : ( ) Saat beraktifitas ( ) Tanpa aktifitas

6) Karakter : ( ) Seperti ditusuk- tusuk,

( ) Seperti terbakar,

( ) Seperti tertimpa benda berat.

h. Sistem Pencernaan

1) Keadaan mulut

2) Gigi : ( ) Carries ( ) Tidak

3) Memakai gigi palsu : ( ) Ya ( ) Tidak

4) Lainnya : …………………………..

i. Payudara

Puting susu, air susu, dll.

j. Genetalia

Warna lochea, kondisi perineum, jahitan jalan lahir, dsd.

k. Sistem Uro Genital :

1) BAK

a) Pola rutin : …… x/hari

( ) Terkontrol ( ) Tidak terkontrol

b) Jumlah : ………cc/24jam

c) Warna : ( ) Kuning Jernih

( ) Kuning kecoklatan

C. ANALISIS DATA

DATA MASALAH ETIOLOGI

D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. ………………………Berhubungan dengan……………………

134

Page 140: File Gabungan Maternitas

2. ………………………Berhubungan dengan……………………

E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari/ tanggal: ……………

NODIAGNOSA

KEPERAWATANTUJUAN & K.E. INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVAALUASI

Gunakan prinsip

SMART

Spesifik

Measurable

Achievable

Rasionable

Time

R

(reassessment)

O

(observation)

N

(nursing intervention)

E

(education)

C

(collaboration)

S

O

A

P

135

Page 141: File Gabungan Maternitas

E. CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : ……… ..........................................................................

Hari Rawat ke : ……… .......................................................................

NO HARI/ TGL IMPLEMENTASI

EVALUASI

AKHIR

Sesuai Tujuan

No.

Tindakan

Respon pasien

Jam:

S:

O:

A:

P:

PARAF

136