documentff
DESCRIPTION
ff. Hasil Penelitian ADD di 6 Kabupaten:. Tim Peneliti ADD. Kab Tuban Kab Selayar Kab Jayapura. Kab 50 Kota Kab Sumedang Kab Magelang. Kabupaten 50 Kota. Sekilas 50 Kota. 124 Km dari kota Padang, 33 Km dari Bukittinggi Luas wilayah 3.354,30 km 2 Jumlah penduduk 312.445 jiwa - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
ff
Hasil Penelitian ADD Hasil Penelitian ADD didi6 Kabupaten: 6 Kabupaten:
Tim Peneliti ADDTim Peneliti ADD
1.1. Kab 50 KotaKab 50 Kota
2.2. Kab SumedangKab Sumedang
3.3. Kab MagelangKab Magelang
4.4. Kab TubanKab Tuban
5.5. Kab SelayarKab Selayar
6.6. Kab JayapuraKab Jayapura
Sekilas 50 KotaSekilas 50 Kota
124 Km dari kota Padang, 33 Km dari 124 Km dari kota Padang, 33 Km dari BukittinggiBukittinggi
Luas wilayah 3.354,30 Luas wilayah 3.354,30 kmkm22
Jumlah penduduk 312.445 jiwa Jumlah penduduk 312.445 jiwa Rumah tangga miskin sebanyak Rumah tangga miskin sebanyak
17,468 KK (22 %)17,468 KK (22 %) Pendapatan per kapita sebesar Rp 4.8 Pendapatan per kapita sebesar Rp 4.8
juta, (Sumatra Barat Rp 4.5 juta)juta, (Sumatra Barat Rp 4.5 juta)
LLahirnya ahirnya ADD (DBH-BKN)ADD (DBH-BKN)
Romantisme dan Komitmen Anak Nagari Menghidupkan Kembali Nagari
Agenda Politik Balon Bupati: Kembali ke
Nagari
Perda Renstra, Nagari & APBD
SK-SK Bupati tentang Impelemtasi Perda Nagari dan
DAUN
APBNagari dan DAUN
Bupati Terpilih DPRD
Elite Nagari
Asosiasi Wali Nagari
Beberapa Kebijakan ttg Beberapa Kebijakan ttg NagariNagari Perda No 01 tahun 2001 tentang Perda No 01 tahun 2001 tentang
Pemerintahan Nagari Pemerintahan Nagari Keputusan Bupati No. Keputusan Bupati No.
291/BLK/2001 ttg Pembentukan 291/BLK/2001 ttg Pembentukan Pemerintah Nagari Sungai Pemerintah Nagari Sungai KemunyangKemunyang
Keputusan Bupati No. 19 tahun Keputusan Bupati No. 19 tahun 2002 tentang Kewenangan Nagari2002 tentang Kewenangan Nagari
ADD di 50 Kota sejak 2001ADD di 50 Kota sejak 2001
Alokasi Dana Desa (ADD) disebut Dana Alokasi Umum Alokasi Dana Desa (ADD) disebut Dana Alokasi Umum Nagari (DAUN) adalah bagian dari DBH-BKNNagari (DAUN) adalah bagian dari DBH-BKN
Tahun 2001, Tahun 2001, – Didorong romantisme semangat menghidupkan kembali Didorong romantisme semangat menghidupkan kembali
wali nagariwali nagari– Lahir Perda No 1/2001 tentang Pemerintahan NagariLahir Perda No 1/2001 tentang Pemerintahan Nagari– Pertama kali menetapkan DAUNPertama kali menetapkan DAUN– Besarnya Rp 7 Milyar, 80% DAUN, 20% Rutin untuk 70 Besarnya Rp 7 Milyar, 80% DAUN, 20% Rutin untuk 70
NagariNagari
Tahun 2002 ,Tahun 2002 ,– DAUN metamorfosa pertama DAUN metamorfosa pertama DAUN DAUN
RutinRutin Bagi Bagi
HasilHasil– Besarnya bantuan Rp 7 Milyar, 70% DAUN, 17% Rutin, Besarnya bantuan Rp 7 Milyar, 70% DAUN, 17% Rutin,
13% Bagi Hasil (74 Nagari)13% Bagi Hasil (74 Nagari)– Peruntukan masing-masing diatur dalam PedumPeruntukan masing-masing diatur dalam Pedum
Tahun 2003Tahun 2003, , – DAUN DAUN DAUN DAUN RutinRutin
Bagi HasilBagi Hasil– Besarnya bantuan Rp 10 Milyar, 60 % DAUN, 23% Rutin, Besarnya bantuan Rp 10 Milyar, 60 % DAUN, 23% Rutin,
17% Bagi Hasil (76 Nagari)17% Bagi Hasil (76 Nagari)– Pemakaian dana diberi kewenangan, sesuai PedumPemakaian dana diberi kewenangan, sesuai Pedum
Tahun 2004Tahun 2004, , – DAUN DAUN DAUN DAUN RutinRutin
Bagi HasilBagi Hasil Tunjangan kurang Wali NagariTunjangan kurang Wali Nagari
– Besarnya bantuan Rp 10 Milyar, belum diatur Besarnya bantuan Rp 10 Milyar, belum diatur prosentasenya (76 Nagari)prosentasenya (76 Nagari)
– Pemakaian dana diberi kewenangan, sesuai PedumPemakaian dana diberi kewenangan, sesuai Pedum
Formula DAU NagariFormula DAU Nagari
Indikator yang digunakan untuk menentukan DBH-Indikator yang digunakan untuk menentukan DBH-BKN:BKN:
– Indikator untuk Indikator untuk DAUNDAUN::1.1. Jumlah pendudukJumlah penduduk2.2. Jumlah keluarga miskinJumlah keluarga miskin3.3. Jarak Nagari ke Ibukota KabupatenJarak Nagari ke Ibukota Kabupaten4.4. Jumlah jorongJumlah jorong5.5. Luas wilayah NagariLuas wilayah Nagari
– Indikator untuk Indikator untuk RutinRutin::1.1. Jumlah jorongJumlah jorong2.2. Jarak Nagari ke ibukota KabupatenJarak Nagari ke ibukota Kabupaten3.3. Jumlah pendudukJumlah penduduk
– Indikator untuk Indikator untuk BBagi agi HHasil:asil:1.1. Target dan realisasi PBBTarget dan realisasi PBB2.2. Jumlah pendudukJumlah penduduk3.3. Luas wilayah NagariLuas wilayah Nagari
plafonxKabupatenseNagariRatioΣ
NagariRatioNagarimasing-masingutkDAUN
Catatan hasil: Catatan hasil:
DAUN membuka komunikasi dan kerjasama DAUN membuka komunikasi dan kerjasama kabupaten dengan nagarikabupaten dengan nagari
Ada dukungan provinsi untuk Ada dukungan provinsi untuk memberdayakan nagari memberdayakan nagari
Bupati memandang Nagari sebagai basis Bupati memandang Nagari sebagai basis pemberdayaan masyarakatpemberdayaan masyarakat
Kegairahan yang tinggi pemerintah daerah Kegairahan yang tinggi pemerintah daerah untuk meningkatkan pemberdayaan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakatmasyarakat
Kepedulian partisipasi masyarakat Kepedulian partisipasi masyarakat terhadap APBNagari tinggiterhadap APBNagari tinggi
Perencanaan partisipasi diterapkan dalam Perencanaan partisipasi diterapkan dalam penyusunan APBNagaripenyusunan APBNagari
Kabupaten Kabupaten SumedangSumedang
107°14’-108°21’ BT; 60°40’-70°83’ LS107°14’-108°21’ BT; 60°40’-70°83’ LS 26 Kecamatan26 Kecamatan
262 Desa262 Desa 7 Kelurahan7 Kelurahan
152.219,95 Ha152.219,95 Ha 996.956 jiwa (2003996.956 jiwa (2003))
KONTEK KELAHIRAN KEBIJAKAN KONTEK KELAHIRAN KEBIJAKAN DANA PERIMBANGAN DESA (DPD)DANA PERIMBANGAN DESA (DPD)
Pengaruh reformasi tahun 1998 dan semangat Pengaruh reformasi tahun 1998 dan semangat Otonomi Daerah setelah diterbitkan UU No. 22 Otonomi Daerah setelah diterbitkan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, menyemangati masyarakat Kabupaten Sumedang menyemangati masyarakat Kabupaten Sumedang untuk turut terlibat memikirkan hal-hal yang perlu untuk turut terlibat memikirkan hal-hal yang perlu dalam perbaikan kehidupan masyarakat.dalam perbaikan kehidupan masyarakat.
Demo/ Unjuk Rasa
Inventarisasi Masalah
Bupati
Respon
Penyamaan Persepsi ttg
Perumusan Masalah
Bupati & DPRD
Pert. informal
Kebijakan Pemda
Kabupaten Sumedang
Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang No. 51No. 51 Tahun 2001 tentang Dana Tahun 2001 tentang Dana Perimbangan Desa, mengatur:Perimbangan Desa, mengatur:
1.1. Bagian Desa dari Pendapatan Asli Bagian Desa dari Pendapatan Asli DaerahDaerah
2.2. Bagian Desa dari Perimbangan Bagian Desa dari Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah serta Keuangan Pusat dan Daerah serta Bagi Hasil Pajak PropinsiBagi Hasil Pajak Propinsi
3.3. Tatacara PengalokasianTatacara Pengalokasian
Dana Perimbangan Desa (DPD), Dana Perimbangan Desa (DPD), sekurang-kurangnya sebesar 10% sekurang-kurangnya sebesar 10% dari:dari:
Pendapatan Asli DaerahPendapatan Asli Daerah
Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah setelah dikurangi gaji Pegawai/PNSDaerah setelah dikurangi gaji Pegawai/PNS
Bagi hasil pajak Propinsi.Bagi hasil pajak Propinsi.
Setiap tahunSetiap tahun Bupati membuat rambu-rambu Bupati membuat rambu-rambu dalam pelaksanaannya.dalam pelaksanaannya.
BHP/BPBHP/BP : Bagi Hasil Pajak/ Bukan Pajak: Bagi Hasil Pajak/ Bukan PajakPDPD : Pajak Daerah: Pajak DaerahPBB SKBPBB SKB : Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Pedesaan: Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan PedesaanBHPPBHPP : Bagi Hasil Pajak Propinsi: Bagi Hasil Pajak PropinsiPPJPPJ : Pajak Penerangan Jalan: Pajak Penerangan Jalanii : Nama Desa/Kelurahan Ke-i ( i = 1, 2, ..., 269: Nama Desa/Kelurahan Ke-i ( i = 1, 2, ..., 269))
Keterangan:Keterangan:DPDiDPDi : Dana Perimbangan Desa Ke-i: Dana Perimbangan Desa Ke-iIPDiIPDi : Indek Perkembangan Desa pada Desa/Kelurahan Ke-i: Indek Perkembangan Desa pada Desa/Kelurahan Ke-iKMiKMi : Indek Kesehatan Masyarakat pada Desa/Kelurahan Ke-i: Indek Kesehatan Masyarakat pada Desa/Kelurahan Ke-iPDiPDi : Indek Pendidikan Desa pada Desa/Kelurahan Ke-i: Indek Pendidikan Desa pada Desa/Kelurahan Ke-iEDiEDi : Indek Ekonomi Desa pada Desa/Kelurahan Ke-i: Indek Ekonomi Desa pada Desa/Kelurahan Ke-iDAUDAU : Dana Alokasi Umum: Dana Alokasi Umum
Indek Perkembangan Indek Perkembangan Desa (30%):Desa (30%): KMi: Indek Kesehatan Masyarakat KMi: Indek Kesehatan Masyarakat
Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan
PDi: Indek Pendidikan Desa/Kelurahan PDi: Indek Pendidikan Desa/Kelurahan
EDi: Indek Ekonomi Desa/KelurahanEDi: Indek Ekonomi Desa/Kelurahan
Catatan HasilCatatan Hasil
Responsifitas pemerintahan kabupaten dan Responsifitas pemerintahan kabupaten dan DPRD DPRD mewujudkan tuntutan & aspirasi mewujudkan tuntutan & aspirasi masyarakatmasyarakat
Kemitraan LSM didalam mengembangkan Kemitraan LSM didalam mengembangkan DPD khususnya model perencanaan DPD khususnya model perencanaan partispasipartispasi
Dikembangkannya produk kebijakan yang Dikembangkannya produk kebijakan yang memfasilitasi terwujudnya pengelolaan memfasilitasi terwujudnya pengelolaan DPD secara transparan, akuntableDPD secara transparan, akuntable
Kuatnya ....Kuatnya ....
Kuatnya spirit keagamaan di dalam Kuatnya spirit keagamaan di dalam mewujudkan pemberdayaanmewujudkan pemberdayaan
Partisipasi masyarakat masih tinggi.Partisipasi masyarakat masih tinggi.
Sasaran dana perimbangan: Sasaran dana perimbangan: Rutin Rutin ≤ 40%≤ 40% Pembangunan ≥ 60%Pembangunan ≥ 60%
Sekilas MagelangSekilas Magelang
Jumlah desa: 365 desaJumlah desa: 365 desa Jumlah Penduduk: 1.146.886 jiwa, Jumlah Penduduk: 1.146.886 jiwa,
573.129 laki-laki & 573.757 perempuan 573.129 laki-laki & 573.757 perempuan (2003) (2003)
PDRB 2003 sebesar Rp. 3,789 Triliun PDRB 2003 sebesar Rp. 3,789 Triliun Rata-rata pertumbuhan ekonomi Rata-rata pertumbuhan ekonomi
sebesar 4,57%.sebesar 4,57%. Keluarga miskin sebanyak 68.474 KK Keluarga miskin sebanyak 68.474 KK
(23,23%)(23,23%) 2003 yang berpendidikan SD ke bawah 2003 yang berpendidikan SD ke bawah
sebesar 72,92%sebesar 72,92% Pendapatan per kapita Rp 3.364 jutaPendapatan per kapita Rp 3.364 juta
ADD di Kab. Magelang sejak ADD di Kab. Magelang sejak
2002, beberapa pertimbangan:2002, beberapa pertimbangan:
Dana ke desa dikelola banyak “pintu“ Dana ke desa dikelola banyak “pintu“ yaitu dinas-dinas dan kantor, tetapi yaitu dinas-dinas dan kantor, tetapi tetap banyak proposal pembangunan tetap banyak proposal pembangunan dari desa. Maka “disatu-pintukan” dari desa. Maka “disatu-pintukan” menjadi kebijakan ADD menjadi kebijakan ADD
Melaksanakan amanat UU Melaksanakan amanat UU No.22/1999 pasal 107 ayat 1 huruf b.No.22/1999 pasal 107 ayat 1 huruf b.
Sebagai upaya untuk menghapus Sebagai upaya untuk menghapus dana Aspirasi Masyarakat anggota dana Aspirasi Masyarakat anggota DPRD yang cenderung bermuatan DPRD yang cenderung bermuatan politis (Rp. 100 juta per orang). politis (Rp. 100 juta per orang).
Sejarah Block Grant Sejarah Block Grant (2002 – 2004)(2002 – 2004) Thn Thn 2002 :2002 :
– total total block grantblock grant Rp 9 milyar, dibagi rata untuk 365 Rp 9 milyar, dibagi rata untuk 365 desa. desa.
– Tiap desa menerima Rp 24.708.000,-Tiap desa menerima Rp 24.708.000,-– Dampaknya, muncul ketidak-adilan karena “ukuran” Dampaknya, muncul ketidak-adilan karena “ukuran”
desa-desa berlain-lainan. desa-desa berlain-lainan.
Thn Thn 20032003, , – block grantblock grant sebesar Rp 13 milyar, dibagi menurut sebesar Rp 13 milyar, dibagi menurut
kriteria besaran wilayah desa, jumlah penduduk dan kriteria besaran wilayah desa, jumlah penduduk dan penduduk miskin, aksesibilitas ke Kota Kabupaten. penduduk miskin, aksesibilitas ke Kota Kabupaten.
– Block-grantBlock-grant terkecil Rp 29.000.000,- dan terbesar terkecil Rp 29.000.000,- dan terbesar adalah Rp 53.000.000,- adalah Rp 53.000.000,-
Thn Thn 20042004, , – block-grantblock-grant sebesar Rp 19 milyar diberikan sebesar Rp 19 milyar diberikan
secara tertimbang menurut kriteria jumlah secara tertimbang menurut kriteria jumlah penduduk, luas wilayah, jumlah penduduk, luas wilayah, jumlah penerimaan PBB, jumlah KK miskin, penerimaan PBB, jumlah KK miskin, aksesibilitas, tanah desa dan bengkok. aksesibilitas, tanah desa dan bengkok.
– Block grantBlock grant terkecil Rp. 48.000.000,- dan terkecil Rp. 48.000.000,- dan terbesar adalah Rp. 73.000.000,- terbesar adalah Rp. 73.000.000,-
– Block-grantBlock-grant ini merupakan 10% hasil Pajak ini merupakan 10% hasil Pajak dan Retribusi Daerah plus 6% DAU dan Retribusi Daerah plus 6% DAU
Perda No. 8/2004 tentang Perda No. 8/2004 tentang Perimbangan Keuangan Kabupaten Perimbangan Keuangan Kabupaten dan Desa (Perda dan Desa (Perda block-grantblock-grant))::
Terdiri dari:Terdiri dari:– Dana Alokasi Umum Desa dan Dana Alokasi Umum Desa dan – Dana Alokasi Khusus DesaDana Alokasi Khusus Desa
Dana Alokasi Umum Desa:Dana Alokasi Umum Desa:– bagian perolehan Pajak Daerah, bagian bagian perolehan Pajak Daerah, bagian
perolehan Retribusi Daerah (min 10%)perolehan Retribusi Daerah (min 10%)– bagian dari dana perimbangan yang bagian dari dana perimbangan yang
diterima oleh Pemerintah Kabupaten 10% diterima oleh Pemerintah Kabupaten 10% (diberikan bertahap 2004 6%, 2005 8%, (diberikan bertahap 2004 6%, 2005 8%, 2006 10%).2006 10%).
DAK Desa …DAK Desa …
DAK Desa, bantuan Pemkab Magelang DAK Desa, bantuan Pemkab Magelang kepada desa untuk membiayai kepada desa untuk membiayai kegiatan yang sudah ditentukan kegiatan yang sudah ditentukan Pemerintah Kabupaten. (diatur melalui Pemerintah Kabupaten. (diatur melalui Keputusan Bupati)Keputusan Bupati)
Plafon Plafon Block-grant Block-grant 75% untuk alokasi 75% untuk alokasi rata-rata, dan 25% dibagi menurut rata-rata, dan 25% dibagi menurut bobot desa bersangkutanbobot desa bersangkutan
Formula DAU DesaFormula DAU Desa
DAU DesaDAU Desa : Besaran DAU masing-masing desa: Besaran DAU masing-masing desa RTRT : Besaran bantuan RATA-RATA masing-masing desa: Besaran bantuan RATA-RATA masing-masing desa BDiBDi : Bobot suatu desa: Bobot suatu desa BTBT : Alokasi bantuan secara tertimbang: Alokasi bantuan secara tertimbang a1, a2, a3, a4 = bobot masing-masing indeks dalam penghitungan BDia1, a2, a3, a4 = bobot masing-masing indeks dalam penghitungan BDi
DAU Desa = RT + (BDi x BT)
BDi = a1 (b1 ILWi + b2 IJPi + b3 IJPMi + b4 IKTJi) + a2 IPDi + a3 IIDi + a4 ITDi
Bobot desa ditentukan Bobot desa ditentukan berdasarkanberdasarkan
1.1. Luas Wilayah, Luas Wilayah,
2.2. Jumlah Penduduk, Jumlah Penduduk,
3.3. Jumlah KK miskin, Jumlah KK miskin,
4.4. Keterjangkauan desa, Keterjangkauan desa,
5.5. Potensi desa, Potensi desa,
6.6. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan
7.7. Luas tanah desa yang diolah untuk Luas tanah desa yang diolah untuk pertanian, peternakan, Perikanan, dll.pertanian, peternakan, Perikanan, dll.
Catatan hasilCatatan hasil
Kebijakan ADD lebih dikenal dengan istilah Kebijakan ADD lebih dikenal dengan istilah block-block-grant.grant.
Semangat menyatupintukan dana dari kabupaten.Semangat menyatupintukan dana dari kabupaten. Mewujudkan pemerataanMewujudkan pemerataan Ada konsep dasar adil dan proporsionalAda konsep dasar adil dan proporsional ADD mampu menstimulasi pembangunan fisik dan ADD mampu menstimulasi pembangunan fisik dan
non fisik, mampu menyedot dana swadaya non fisik, mampu menyedot dana swadaya masyarakat.masyarakat.
Para Kepala Desa dan BPD menilai bahwa ADD Para Kepala Desa dan BPD menilai bahwa ADD lebih baik dibandingkan dengan kebijakan Inpres lebih baik dibandingkan dengan kebijakan Inpres Desa.Desa.
ADD bisa cair jika disertai LPJ Kepala Desa dan ADD bisa cair jika disertai LPJ Kepala Desa dan APBDes yang telah mendapatkan persetujuan BPDAPBDes yang telah mendapatkan persetujuan BPD
Proyeksi block grantProyeksi block grant
Grafik tren Blockgranttahun 2002 s/d prediksi tahun 2006
0
5,000,000,000
10,000,000,000
15,000,000,000
20,000,000,000
25,000,000,000
30,000,000,000
35,000,000,000
40,000,000,000
Tahun2002
Tahun2003
Tahun2004
Tahun2005
Tahun2006
Blockgrant
Sekilas TubanSekilas Tuban
Posisi 111Posisi 11100.30‘ – 119.30‘ – 11900.35‘ BT; 6.35‘ BT; 600.40‘ – .40‘ – 7700.18‘ LS.18‘ LS
Luas wilayah kabupaten Tuban Luas wilayah kabupaten Tuban 1.893,94 km1.893,94 km22 ; Ketinggian 0 - 450 m dpl ; Ketinggian 0 - 450 m dpl
Penduduk th 2003: 1.058.979 jiwa Penduduk th 2003: 1.058.979 jiwa dengan perbandingan 519.530 orang dengan perbandingan 519.530 orang laki-laki dan 539.449 orang perempuanlaki-laki dan 539.449 orang perempuan
PDRB 2003 atas dasar harga konstan PDRB 2003 atas dasar harga konstan sebesar Rp. 1,35 triliunsebesar Rp. 1,35 triliun
Total pengeluaran Rp Total pengeluaran Rp 394.829.122.614,50394.829.122.614,50
ADD di Tuban sejak 2001ADD di Tuban sejak 2001
Alokasi Dana Desa (ADD) disebut dengan istilah Alokasi Dana Desa (ADD) disebut dengan istilah Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM)Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM)
Tahun 2001, Tahun 2001, – Diawali melalui pengembangan wacana diantara Diawali melalui pengembangan wacana diantara
berbagai stakeholder seperti eksekutif, legislatif dan berbagai stakeholder seperti eksekutif, legislatif dan LSMLSM
– Didorong Otonomi Daerah (UU No. 22/99 & UU No. Didorong Otonomi Daerah (UU No. 22/99 & UU No. 25/99)25/99)
– Desa-desa sulit untuk mendapatkan porsi anggaran Desa-desa sulit untuk mendapatkan porsi anggaran dalam APBDdalam APBD
– Desa dihadapkan pada sejumlah tuntutan pelayananDesa dihadapkan pada sejumlah tuntutan pelayanan– Pemda Tuban mendesain kebijakan melalui apa yang Pemda Tuban mendesain kebijakan melalui apa yang
disebut dengan Program Pemberdayaan Masyarakat disebut dengan Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM)(PPM)
– Penerimaan desa berdasarkan bobot terhadap 3 Penerimaan desa berdasarkan bobot terhadap 3 indikator: yaitu jumlah penduduk, luas wilayah dan indikator: yaitu jumlah penduduk, luas wilayah dan keterjangkauanketerjangkauan
Tahun 2002 …Tahun 2002 …
Tahun 2002Tahun 2002, , – bobot desa berdasarkan 7bobot desa berdasarkan 7 indikator, indikator, – Besar PPM: Rp 19.305.000.000,- (6,3% APBD)Besar PPM: Rp 19.305.000.000,- (6,3% APBD)– 15 jt untuk desa dan 13 jt untuk kelurahan15 jt untuk desa dan 13 jt untuk kelurahan – bantuan pemberdayaan minimal 25 jtbantuan pemberdayaan minimal 25 jt – Alokasi tambahan (matching grand) dihitung dengan Alokasi tambahan (matching grand) dihitung dengan
memasukkan indikator-indikator memasukkan indikator-indikator Tahun 2003Tahun 2003, ,
– bobot desa bersasarkan 8 indikator, bobot desa bersasarkan 8 indikator, – Besar PPM: Rp 20.000.000.000,- (5,1% APBD)Besar PPM: Rp 20.000.000.000,- (5,1% APBD)– tertinggi memperoleh 125 jt dan terendah memperoleh tertinggi memperoleh 125 jt dan terendah memperoleh
36 jt36 jt– Ditambah bagian desa dari hasil penerimaan pajak dan Ditambah bagian desa dari hasil penerimaan pajak dan
retribusi daerahretribusi daerah (Perda (Perda No.7 tahun 2003)No.7 tahun 2003) Tahun …Tahun …
Tahun 2004Tahun 2004, , – Bobot desa berdasarkan 8 indikator, Bobot desa berdasarkan 8 indikator, – Besar PPM: Rp 19.504.365.000,- (5,3% APBD)Besar PPM: Rp 19.504.365.000,- (5,3% APBD)– Tertinggi memperoleh 101 jt dan terendah 36 jtTertinggi memperoleh 101 jt dan terendah 36 jt– Ditambah bagian desa dari hasil penerimaan pajak Ditambah bagian desa dari hasil penerimaan pajak
dan retribusi daerahdan retribusi daerah (Perda (Perda No.7 tahun 2003)No.7 tahun 2003)– Ditambah bagian desa dari hasil penerimaan pajak Ditambah bagian desa dari hasil penerimaan pajak
bumi dan bangunanbumi dan bangunan (Perda No. 6 tahun 2004) (Perda No. 6 tahun 2004)
Skema aliran dana Skema aliran dana PPMPPM
APBD
BelanjaAparatur
BelanjaPublik
Alokasi wilayah(60% x Belanja
publik)
Alokasi kecamatan(65% x Alokasi
wilayah)
Alokasi sektoral(40% x Belanja publik)
Alokasi desa (PPM)(35% x Alokasi
wilayah)
PROSES PERENCANAAN DAN PROSES PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PELAKSANAAN PENYUSUNAN ALOKASI DANA DESAPENYUSUNAN ALOKASI DANA DESA
Ket:Ket:
: Alur pengelolaan ADD: Alur pengelolaan ADD
-->:Alur dana lain yang akan diterima desa-->:Alur dana lain yang akan diterima desa
APBD
TKPP
TPK
TPKD/K
MusyawarahI
Kab/Dinas-----------------------MUSRENBANG
Kecamatan-----------------------
UDKP
Desa-----------------------MUSBANGDES
Sosialisasi & Pembentukan Tim Pelaksana
Penent.renc. sesuai jml dana, masalah & potensi
Rencana Kegiatan & DRK
MusyawarahII
MusyawarahIII
FormulaFormula
Th 2002, variabel yang digunakan 3:Th 2002, variabel yang digunakan 3:1.1. Jumlah penduduk (40 %)Jumlah penduduk (40 %)2.2. Luas wilayah (30 %)Luas wilayah (30 %)3.3. Keterjangkauan (30 %)Keterjangkauan (30 %)
Th 2004, variabel ada 8:Th 2004, variabel ada 8:1.1. Luas wilayah (9 %)Luas wilayah (9 %)2.2. Jumlah penduduk (12 %)Jumlah penduduk (12 %)3.3. Jumlah penduduk miskin (13 %)Jumlah penduduk miskin (13 %)4.4. Keterjangkauan (11 %)Keterjangkauan (11 %)5.5. Kelunasan PBB (13 %)Kelunasan PBB (13 %)6.6. Adanya program lain (12 %)Adanya program lain (12 %)7.7. Pendapatan desa (12 %)Pendapatan desa (12 %)8.8. Partisipasi masyarakat pada program sebelumnya Partisipasi masyarakat pada program sebelumnya
(18 %)(18 %)
Tiap indikator ada alokasinya Tiap indikator ada alokasinya sendiri2:sendiri2:
Alokasi Biaya Oprasional;Alokasi Biaya Oprasional; Alokasi Biaya Minimal; untuk Alokasi Biaya Minimal; untuk
pemberdayaan pemberdayaan Alokasi lainnya (jika perlu); Alokasi lainnya (jika perlu);
misalnya untuk kompensasi atau misalnya untuk kompensasi atau penghargaanpenghargaan
Alokasi Tambahan; untuk masing-Alokasi Tambahan; untuk masing-masing variabelmasing variabel
Catatan Hasil Catatan Hasil
PPM bermanfaat bagi pengembangan ekonomi PPM bermanfaat bagi pengembangan ekonomi masyarakat desamasyarakat desa ( (Pengelolaan pasar, Pengelolaan pasar, Pomponisasi/HIPPA, Penguatan lembaga Pomponisasi/HIPPA, Penguatan lembaga keuangan desa)keuangan desa)
Pengembangan Kelembagaan Desa (organisasi Pengembangan Kelembagaan Desa (organisasi formal dan non formal dapat berperan dan formal dan non formal dapat berperan dan berfungsi saling mendukung dalam rangka berfungsi saling mendukung dalam rangka pembangunan desa, Lahirnya TPKD (Tim pembangunan desa, Lahirnya TPKD (Tim Pengelola Kegiatan Desa)Pengelola Kegiatan Desa)
Peningkatan pelayanan publik (sarana Peningkatan pelayanan publik (sarana administrasi, prasarana jalan,administrasi, prasarana jalan, prasarana prasarana perijinan, kantor desa)perijinan, kantor desa)
Peningkatan ....Peningkatan ....
Peningkatan keswadayaan dan partisipasi Peningkatan keswadayaan dan partisipasi masyarakat, masyarakat, angka partisipasi masyarakat angka partisipasi masyarakat cederung meningkat dari tahun ke tahuncederung meningkat dari tahun ke tahun ((6,61%, 17,93% dan 20,01%)6,61%, 17,93% dan 20,01%)
Jumlah dana yang akan diperoleh masing-Jumlah dana yang akan diperoleh masing-masing desa dipengaruhi oleh kinerja desamasing desa dipengaruhi oleh kinerja desa
Pelaksana program: dibentuk Tim Koordinasi Pelaksana program: dibentuk Tim Koordinasi Pelaksana Program (TKPP)Pelaksana Program (TKPP)
Desa belajar menyusun perencanaan dan Desa belajar menyusun perencanaan dan APBDesAPBDes
Desa membangun akuntabilitas melalui Desa membangun akuntabilitas melalui mekanisme pertanggungjawaban APBDes Kades mekanisme pertanggungjawaban APBDes Kades kepada BPDkepada BPD
Sekilas SelayarSekilas Selayar
Letak geografisLetak geografis: Sulawesi Selatan : Sulawesi Selatan paling selatanpaling selatan 05º 42’ - 07º 35’ L 05º 42’ - 07º 35’ LSS dan dan 120º 15’ - 122º 30’ B120º 15’ - 122º 30’ BTT
LuasLuas wilayah wilayah 903,35 km903,35 km2 2 terdiri terdiri 10 10 KecamatanKecamatan,, 67 desa dan 9 kelurahan 67 desa dan 9 kelurahan
Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk 20032003:: 109.979 jiwa, 109.979 jiwa, 52.064 laki-laki dan 57.915 52.064 laki-laki dan 57.915 perempuanperempuan. Perumbuhan Pend . Perumbuhan Pend 2,0 2,0 persen perpersen per tahuntahun
PDRB 2003PDRB 2003:: Rp 395.243,52 juta Rp 395.243,52 juta ( (atas atas dasar harga berlakudasar harga berlaku))
LLahirnya perdaahirnya perda No. 03/2002 No. 03/2002
Desa
Dinas
Bupati
DPRD
Draft Perda
UDKP
UU 22/1999UU 25/1999UU 34/2000
Perda
Dari komitmen Dari komitmen kebijakankebijakan Tahun 2001Tahun 2001, ,
– Otonomi daerah Otonomi daerah keinginan mereformasi keinginan mereformasi pembangunan desa pembangunan desa
– PPeningkatan kesejahteraan masyarakat eningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakatmelalui pemberdayaan masyarakat
– DDesa mempunyai masalah sendiriesa mempunyai masalah sendiri-sendiri-sendiri, , desa desa bisa mengatasi masalahnya sendiribisa mengatasi masalahnya sendiri
– PPembangunan embangunan mestinya mestinya mengacu dan mengacu dan bertumpu pada kemampuan prakarsa, bertumpu pada kemampuan prakarsa, inisiatif dan kreativitas masyarakat inisiatif dan kreativitas masyarakat
– Memberikan dana operasional desa Memberikan dana operasional desa sebesar sebesar 25 – 30 juta per desa25 – 30 juta per desa
Dari komitmen Dari komitmen kebijakankebijakan Tahun 2002Tahun 2002, ,
– DDana ditingkatkan menjadi Rp 50.000.000 per ana ditingkatkan menjadi Rp 50.000.000 per desa desa
– DDesakan dari desa yang tidak serta merta esakan dari desa yang tidak serta merta dapat diselesaikan masalahnyadapat diselesaikan masalahnya
– Belajar dari Belajar dari prakondisi tahun 2001 dan 2002, prakondisi tahun 2001 dan 2002, maka diusulakanlah draft perda dana maka diusulakanlah draft perda dana perimbangan perimbangan
– Draft Perda dDraft Perda disahkan menjadi Peraturan isahkan menjadi Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2002 tentang Dana Daerah Nomor 03 Tahun 2002 tentang Dana Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah DesaDaerah dan Pemerintah Desa
– MMemberi kesempatan pada desa untuk emberi kesempatan pada desa untuk mandiri & mandiri & berdemokrasiberdemokrasi
Tahun 2003Tahun 2003, , – Bupati menetapkan 100 juta Bupati menetapkan 100 juta per desa per desa sebagai besaran sebagai besaran
pokok (pagu) ditambah dengan indikatorpokok (pagu) ditambah dengan indikator– TTambahan ambahan dana dana dari pendapatan pajak daerah seperti dari pendapatan pajak daerah seperti
PBB, Tambang Galian C dan IMB (Ijin Mendirikan PBB, Tambang Galian C dan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)Bangunan (BPHTB)
– Dana Alokasi Umum Desa Rp 10,530,000,000.00 (8,3% Dana Alokasi Umum Desa Rp 10,530,000,000.00 (8,3% dana perimbangan) + perolehan pajak daerah Rp dana perimbangan) + perolehan pajak daerah Rp 186,750,836.00186,750,836.00
– Minimal Rp 143,589,500.00 ; maksimal Rp Minimal Rp 143,589,500.00 ; maksimal Rp 197,221,500.00197,221,500.00
– Mulai belajar membangunMulai belajar membangun desa: desa: sarana administrasi sarana administrasi seperti kantor desa, sarana penunjang pelayananseperti kantor desa, sarana penunjang pelayanan,, dan dan alat produksialat produksi..
– Menyusun APBDes, Rata-rata Menyusun APBDes, Rata-rata 40% untuk belanja rutin 40% untuk belanja rutin dan 60% untuk belanja pembangunandan 60% untuk belanja pembangunan
Tahun 2004Tahun 2004, , – Dana Alokasi Umum Desa Rp Dana Alokasi Umum Desa Rp
10,750,650,000.00 (7,87% dana 10,750,650,000.00 (7,87% dana perimbangan)perimbangan)
– RpRp 144144,,529529,,000000.00.00 dan tertinggi Rp dan tertinggi Rp 193193,,046046,,000000.00 .00
– Desa belajar mempertanggungjawabkan Desa belajar mempertanggungjawabkan program pembangunan desa (LPJ)program pembangunan desa (LPJ)
– Menyusun APBDes, Rata-rata 5Menyusun APBDes, Rata-rata 50% untuk 0% untuk belanja rutin dan belanja rutin dan 5050% untuk belanja % untuk belanja pembangunanpembangunan
– Membangun Pelayanan Dasar Pendidikan (TK)Membangun Pelayanan Dasar Pendidikan (TK)– Perbaikan sistem pencairan (perlu disertai Perbaikan sistem pencairan (perlu disertai
RAB) dan sistem pembukuan keuangan desaRAB) dan sistem pembukuan keuangan desa– Capacity building: pelatihan aparat desa, Capacity building: pelatihan aparat desa,
share desa 1 juta lainnya dari APBDshare desa 1 juta lainnya dari APBD
Formula DAU DesaFormula DAU Desa
BBobot desa didasarkan oleh 4 obot desa didasarkan oleh 4 KriteriaKriteria::– Luas Wilayah;Luas Wilayah;– Jumlah Penduduk;Jumlah Penduduk;– Kondisi Geografis; Kondisi Geografis; – Pertumbuhan Ekonomi Desa.Pertumbuhan Ekonomi Desa.
DesaseluruhBobotJmlYbsDesaBobot
xDesasemuaDAUbagianJumlahDesaPenerimaan
Menentukan bobot Menentukan bobot desadesa
Indikator Kriteria Bobot
Luas Wilayah a) s.d 1.000 Hab) 1.000 – 1.500 Hac) 1.500 – 2.000 Had) 2.000 Ha keatas
1234
Jumlah Penduduk a) s.d 1.000 Jiwab) 1.000 – 1.500 Jiwac) 1.500 – 2.000 Jiwad) 2.000 Jiwa keatas
1234
Kondisi Geografis a) Sangat mudahb) Mudahc) Sulitd) Sangat Sulit
1234
Pertumbuhan Ekonomi Desa
1
Catatan Hasil Catatan Hasil
Hampir semua kegiatan daerah selalu melibatkan Hampir semua kegiatan daerah selalu melibatkan desa, sementara desa tidak mempunyai sumber desa, sementara desa tidak mempunyai sumber pendapatan, akibat hilangnya pendapatan, akibat hilangnya kokolohe kokolohe (kebun yang (kebun yang luas) karena perubahan status desa.luas) karena perubahan status desa.
Komitmen Bupati sangat tinggi untuk mereformasi Komitmen Bupati sangat tinggi untuk mereformasi pembangunan desa melalui otonomi desa dengan pembangunan desa melalui otonomi desa dengan memberikan perimbangan keuangan daerah - desa memberikan perimbangan keuangan daerah - desa
Perimbangan keuangan Kabupaten - Desa:Perimbangan keuangan Kabupaten - Desa:– 10% dari Penerimaan Daerah tanpa dikurangi gaji 10% dari Penerimaan Daerah tanpa dikurangi gaji
pegawaipegawai– Bagian desa Bagian desa dari dari penerimaan Pajak dan Retribusipenerimaan Pajak dan Retribusi::
– PBB: 75% desa, 25% KabupatenPBB: 75% desa, 25% Kabupaten– BPHTB: 75% desa, 25% KabupatenBPHTB: 75% desa, 25% Kabupaten– IMB: 75% desa, 25% KabupatenIMB: 75% desa, 25% Kabupaten– Pajak galian gol C: 25% desa, 75% KabupatenPajak galian gol C: 25% desa, 75% Kabupaten– SDA & Tambang diluar gol C: 75% Desa, 25% DaerahSDA & Tambang diluar gol C: 75% Desa, 25% Daerah
APBD …APBD …
APBD selayar, APBD selayar, – 2003= Rp. 138,598,914,000.00 dan 2003= Rp. 138,598,914,000.00 dan – 2004= Rp. 146,772,852,000.00 2004= Rp. 146,772,852,000.00
Penggunaan dana mulai perencanaan Penggunaan dana mulai perencanaan pelaksanaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan dan pertanggungjawaban sangat partisipatif & transparan.sangat partisipatif & transparan.– APBDes disusun berdasarkan musbangdesAPBDes disusun berdasarkan musbangdes– Pelaksanaan dibentuk panitia pembangunan atau Pelaksanaan dibentuk panitia pembangunan atau
dilaksanakan oleh LPMdilaksanakan oleh LPM– LPJ Kades kepada BPD dihadapan MasyarakatLPJ Kades kepada BPD dihadapan Masyarakat– Hasilnya ditempelkan di 5 Masjid Desa (desa Parak)Hasilnya ditempelkan di 5 Masjid Desa (desa Parak)
Meningkatnya kemampuan pemerintahan Meningkatnya kemampuan pemerintahan desa dan pelayanan masyarakat di desadesa dan pelayanan masyarakat di desa
Sekilas Kab JayapuraSekilas Kab Jayapura
LuasLuas wilayah 17.516 wilayah 17.516 kmkm2 2 terdiri 24terdiri 24 DistrikDistrik
Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk 20032003:: 10 1000..858858 jiwa, jiwa, Kepadatan 6 jiwa/km2. Laki2 53.854 jiwa Kepadatan 6 jiwa/km2. Laki2 53.854 jiwa dan perempuan 46.999 jiwadan perempuan 46.999 jiwa
APBD Rp 445.896.516.161,- APBD Rp 445.896.516.161,-
PAD Rp 3.787.520.212,- (4,15% APBD)PAD Rp 3.787.520.212,- (4,15% APBD)
Kabupaten JayapuraKabupaten Jayapura
Bupati Jayapura, Habel M Suwae, termasuk aktor yang Bupati Jayapura, Habel M Suwae, termasuk aktor yang visioner dan kritis terhadap otonomi khusus bagi Papua. visioner dan kritis terhadap otonomi khusus bagi Papua.
““Otonomi khusus tidak ada artinya kalau tidak membawa Otonomi khusus tidak ada artinya kalau tidak membawa perubahan bagi kesejahteraan rakyat. Otonomi harus perubahan bagi kesejahteraan rakyat. Otonomi harus bermanfaat untuk rakyat, karena rakyat adalah pemegang bermanfaat untuk rakyat, karena rakyat adalah pemegang saham terbesar bagi republik ini”saham terbesar bagi republik ini”
Bupati Jayapura menelorkan kebijakan “gila” dan populis Bupati Jayapura menelorkan kebijakan “gila” dan populis dalam bentuk alokasi dana sebesar 1 milyar rupiah untuk dalam bentuk alokasi dana sebesar 1 milyar rupiah untuk distrik yang dibingkai dengan distrik yang dibingkai dengan Program Pemberdayaan Program Pemberdayaan Distrik (PPD)Distrik (PPD)
Program ini adalah inisiatif sepenuhnya oleh Bupati Habel M Program ini adalah inisiatif sepenuhnya oleh Bupati Habel M Suwae Idenya mencontoh model Program Pengembangan Suwae Idenya mencontoh model Program Pengembangan Kecamatan (PPK)Kecamatan (PPK)
Secara formal kebijakan ini dituangkan dalam SK Bupati Secara formal kebijakan ini dituangkan dalam SK Bupati Jayapura Nomor 371 Tahun 2002 tanggal 23 september Jayapura Nomor 371 Tahun 2002 tanggal 23 september 2002 tentang Pelimpahan sebagian wewenang 2002 tentang Pelimpahan sebagian wewenang pemerintahan dari Bupati kepada Kepala Distrikpemerintahan dari Bupati kepada Kepala Distrik
Pemkab Jayapura menegaskan tiga Pemkab Jayapura menegaskan tiga alasan penting kelahiran PPD. alasan penting kelahiran PPD.
PertamaPertama, PPD merupakan jawaban terhadap , PPD merupakan jawaban terhadap kebutuhan pemerataan pelayanan publik kebutuhan pemerataan pelayanan publik sampai ke level masyarakat bawah, sebab sampai ke level masyarakat bawah, sebab selama ini pelayanan publik cenderung bias selama ini pelayanan publik cenderung bias kota dan akses masyarakat yang berada di kota dan akses masyarakat yang berada di pedalaman mengalami kesulitan seriuspedalaman mengalami kesulitan serius
KeduaKedua, PPD merupakan jawaban terhadap , PPD merupakan jawaban terhadap jangkauan dan rentang kendali yang terlalu jangkauan dan rentang kendali yang terlalu jauh antara kabupaten dengan masyarakat di jauh antara kabupaten dengan masyarakat di kampung.kampung.
KetigaKetiga, PPD merupakan jawaban terhadap , PPD merupakan jawaban terhadap masalah dan kegagalan perencanaan masalah dan kegagalan perencanaan pembangunan (pembangunan (bottom-up planningbottom-up planning) yang ) yang selama ini diterapkan. selama ini diterapkan.