fermentasi roti
TRANSCRIPT
FERMENTASI ROTI
1. TUJUAN PERCOBAAN
- Mahasiswa dapat mengetahui teknologi pembuatan roti dengan perbedaan
kandungan protein di dalam tepung terigu.
- Mahasiswa dapat mempelajari proses fermentasi pada pembuatan roti
- Mahasiswa dapat membandingkan kualitas produk dengan produk komersil.
2. DASAR TEORI
Roti adalah produk makanan yang terbuat dari fermentasi tepung terigu
dengan ragi atau bahan pengembang lainnya kemudian di panggang. Bahan
pembuatan roti terdiri dari bahan baku dan bahan penunjang.
Bahan baku meliputi terigu. Terigu yang digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan roti adalah tepung terigu yang memiliki kadar protein tinggi, karena
memerlukan air lebih banyak agar gluten yang terbentur dapat menyimpan gas
sebanyak-banyak sehingga didapatkan volume yang besar. Akan tetapi roti akan
menjadi alot sehingga perlu diimbangi dengan penambahan pemakaian bahan-bahan
lain yang berfungsi untuk mengempukkan roti seperti gula, margarin dan kuning telur.
Ada cara lain yang sering digunakan agar roti yang dihasilkan tidak alot yaitu
mencampur tepung terigu protein tinggi dengan teoung terigu protein sedang.
Tujuanannya agar kadar protein terigu turun sehingga roti yang roti yang dihasilkan
dengan tekstur yang lebih lembut. Pengadukan adonan roti tidak hanya sekedar
mengaduk saja tetapi kadar protein yang terkandung di dalam tepung terigu harus
diperhatikan dan pemberian energi saat pengadukan juga disesuaikan.
Bahan penunjang dalam pembuatan roti adalah air, garam, ragi (yeast), gula,
susu, lemak dan mineral. Air berfungsi mengikat protein terigu sehingga membentuk
gluten dan sebagai pelarut bahan penunjang lainnya ( garam, gula, susu, dan
sebagainya).
Pencampuran adonan disertai dengan statu kenaikan suhu massa adonan
terukur. Sumber panas terutama berasal dari tenaga yang dilepaskan oleh hidrasi
tepung dan panas yang dihasilkan oleh adanya geseran selama pencampuran mekanis
dari adonan.
Proses Pemanggangan Roti
Pemanggangan roti merupakan langkah terakhir dan sangat penting dalam
memproduksi produk roti. Pemanggangan merupakan aspek yang sangat kritis dari
seluruh urutan dalam pembuatan roti berkualitas tinggi. Reaksi pemanggangan :
1. Pada saat adonan memasuki suatu oven yang panas, adonan bertemu dengan udara
panas dari ruang pemanggangan dan lapisan film tampak terbentuk pada
permukaan adonan. Selanjutnya terjadi pengembang roti, selama itu terjadi
pengembangan volume adonan yang dapat mencapai 30 persen.
2. Pengembangan roti terjadi sebagai hasil dari suatu reaksi yang berututan. Disini
terdapat pengaruh fisik yang murni dari panas terhadap gas yang dilepaskan
menjebab dalam film gluten yang elastis, sel gas mengembang dengan sendirinya,
sehingga terdapat sejumlah besar sel gas yang kecil-kecil di mana setiap gas
mengembang dan mengakibatkan volume adonan bertambah.
3. Pengaruh pemanasan yang lain ialah kelarutan gas. Karbondioksida di bebaskan
oleh kenaikan suhu sampai kurang lebih 1200F. Gas yang bebas ini juga
membantu kelompok gas dalam usaha menaikkan tekanan dan pengembangan
adonan yang panas.
4. Oleh kenaikan suhu sampai 130oF , granula pati mulai menggembung.
Penggembungan pati di sertai dengan penyerapan air dari bahan adonan yang lain.
Peristiwa ini paling sedikit memiliki dua pengaruh yang akan diuraikan kemudian.
5. Sejalan dengan naiknya suhu adonan sampai 140o F terjadi kenaikan aktivitas
metabolisme di dalam sel khamir, meningkat sampai titik kematian termal khamir.
6. Aktivitas amilase juga bertambah oleh kenaikan suhu, membantu reaksi produk.
Akhirnya sistem enzim juga menjadi rusak.
7. Mendekati 170oF, alkohol yang dihasilkan selama fermentasi juga dibebaskan, dan
juga mmembantu pengembangan tambahan dan sel gas. Pertama, granula pasti
bertambah ukurannya dan menjadi lebih terikat di dalam gluten ( menjadi kuat dan
lebih). Di samping itu, pati di duga berperan mengatur struktur adoonan yang
dipanggang.
8. Di samping gelatinisasi pati, jaringan gluten mulai mengalami denaturasi. Sedang
pemanasan permulaan menyebabkan pelepasan air dan gluten dan
memindahkannya kepada sistem pati. Dehidrasi gluten ini berlangsung terus
sampai dicapai suhu kurang lebih 170oF, pada suhu tersebut terjadi koagulasi
gluten. Karena pembakaran berlangsung terus, kenaikan tekanan hasil
pengembangan gas dalam adonan yang dipanggang berubah dengan pelan-pelan,
yang mungkin disebabkan oleh bersatunya gelembung untuk membentuk
Unit yang lebih sedikit tetapi berukuran lebih besar , sistem pati menjadi mantap,
kondisi tekanan mengendor dan terjadilah penurunan tekanan. Pengembangan
yang terjadi pada permulaan siklus pemanggangann dimantapkan dan pelan-pelan
kulit berkembang berwarna coklat keemas-emasan, yang di sertai dengan aroma
dan tekstur yang menyenangakan.
9. Memperhatikan kecepatan pemanggangan roti secara tepat adalah penting, dan ini
dapat dikendalaikan dengan berbagai cara. Kecepatan kenaikan suhu secara umum
dalam berbagai jenis produk.
3. ALAT YANG DIGUNAKAN
- Timbangan
- Gelas ukur
- Baki aluminium
- Mixer
- Pisau
- Roller
- Oven
- Kompor
4. BAHAN YANG DIGUNAKAN
- 300 gram tepung terigu protein tinggi/ cakra
- 200 gram tepung terigu serbaguna/ segitiga
- 75 gram gula pasir
- 10 gram ragi instant
- 2 sdm susu bubuk
- 1 sdt bread improver
- ½ sdt garam
- 3 butir telur
- 150 ml air
- 100 gram margarine
- Olesan : 1 kuning telur campur dengan 2 sdm susu cair, aduk
- Isi : keju cheddar, coklat parut secukupnya
5. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Campur tepung terigu dengan gula pasir, ragi instant, susu bubuk, bread
impropever dan garam, aduk rata
2. Tambahkan telur dan air, aduk rata dan uleni. Masukkan margarine dan uleni
hingga kalis dan lembut, bulatkan. Istirahatkan selama 1 jam.
3. Potong dengan berat timbangan 4 gram, bulatkan kembali, dan istirahatkan selama
15 menit.
4. Siapkan loyang roti sobek bentuk lof ukuran : 19 x 9 x 10 cm. Olesi margarine.
5. Ambil satu adonan, isi dengan keju, taruh dalam loyang. Letakkan berurutan
sebanyak 5 buah dalam 1 loyang muffin yang telah dialasi kertas cup. Istirahatkan
kembali 30 menit.
6. Panaskan oven dengan temperatur 175o C. Sebelum masuk ke dalam oven, olesi
dengan telur dan panggang selama 15 menit.
7. Keluarkan dari oven oles dengan margarine.
6. DATA PENGAMATAN
Sebelum pengamatan Setelah pengamatan
Adonan yang dihasilkan bertekstur
lembut, kalis berwarna kekuningan,
berbau enak khas roti dengan berat
masing-masing 50 gram, dan roti
yang dihasilkan sebanyak 47 buah.
Roti yang dihasilkan cukup
mengembang,bewarna kekuningan agak
kecoklatan baunya enak dan beratnya
60-70 gram untuk masing-masing roti
7. PERHITUNGAN
Daftar harga bahan yang digunakan :
NO Nama bahan Harga Jumlah
1 Tepung terigu Rp 7.500 600 gr
2 Tepung terigu cakra Rp 4.200 400 gr
3 Gula pasir Rp 2.100 150 gr
4 Ragi instan Rp 3.000 20 gr
5 Capucino saset Rp 2.000 2 saset
6 Bread improver Rp 3.500 2 sdt
7 Garam Rp 5.00 1 sdt
8 Telur Rp 9.000 6 butir
9 Margarin Rp 4.000 200 gr
10 Keju chedar Rp 6.500 1 kotak kecil
11 Coklat messes Rp 3.500 1 bks kecil
12 Selai strawberry Rp 5.400 secukupnya
TOTAL Rp 51. 200
Harga jual 1 buah roti = Rp 2500
Roti yang dihasilkan = 47 buah
Total harga jual roti = 47 buah x Rp 2500
= Rp 117. 500
Modal 1 buah roti = Rp 51.200 : 47 buah
= 1089
Sehingga keuntungan yang di dapat = Harga jual – Harga modal
= ( Rp 117. 500 ) – ( Rp 51. 200)
= Rp 66. 300
8. PERTANYAAN
1. Mengapa panas timbul selang pencampuran adonan dan darimana asal panas
tersebut ?
Jawaban :
Panas timbul selama pencampuran adonan karena adanya gerakan gesekan
mekanis dari pengadukan sehingga menghasilkan energi yang di dapat
menimbulkan rasapana. Selama pencampuran, selain itu adanya reaksi dari ragi
yang aktivitasnya dapat menyebabkan timbulnya panas.
2. Apakah masih terjadi pengembangan volume adonan pada saat di dalam oven?
Jawaban :
Iya, semestinya masih akan ada pengembangan volume di oven di karenakan
proses pemecahan ragi yang di tambahkan dan adanya bread improver namun
dalam praktikum ini, roti yang di hasilkan tidak begitu mengembang sempurna
sehingga yang di hasilkan tidak begitu mekar.
3. Jelaskan proses terjadi nya pengembangan adonan roti ?
Jawaban :
Proses terjadinya pengembangan roti adalah suatu proses yang terjadi secara
singkron antara peningkatan volume sebagai akibat bertamabhnya gas-gas yang
terbentuk sebagai hasil fermentasi dari protein, lemak dan karbohidrat yang juga
mengembang dan membentuk lapisan tipis.
4. Apakah fungsi pemakaian ragi ( yeast ) ?
Jawaban :
Fungsi pemakaian ragi adalah sebagai bahan pengembang untuk menambah
volume adonan, dan pada saat adonan dipanggang dapat lebih mengembang jika
bahan pengembang di campur ke dalam adonan maka akan terbentuk gas karbon
dioksida. Gas inilah yang kemudian terperangkap di dalam glaten sehingga
adonan menjadi mengembang karena gas yang di hasilkan semakin lama akan
semakin banyak.
9. ANALISA PERCOBAAN
Praktikum kali ini adalah fermentasi roti yaitu merupakan proses pembuatan
roti yaitu merupakan proses pembuatan roti dengan menggunakan metode fermentasi.
Roti adalah produk makanan yang terbuat dari fermentasi tepung terigu dan ragi atau
bahan pengembang lainnya kemudian di panggang. Kualitas roti secara umum di
sebabkan karena variasi dalam penggunaan bahanbaku dan proses pembuatannya. Jika
bahan baku yang digunakan mempunyai kualitas yang baik dan proses pembuatannya
benar maka roti yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang baik pula.
Tahap pertama yang dihasilkan yaitu mencampurkan seluruh bahan lalu
mengaduk secara meratadengan bantuan mixer. Pada saat pengadukan , terjadi
kenaikan suhu yang berasal dari tenaga yang dilepaskan oleh hidrasi tepung dan panas
yang di hasilkan karena adanya gesekan selama pencampuran dan adanya gerakan
mekanis dari suatu adonan. Tepung terigu yang digunakan pada praktikum ini
merupakan gabungan dari tepung terigu yang digunakan pada praktikum ini
merupakan gabungan dari tepung terigu di pengaruhi oleh ( kadar air ) dan ash (kadar
abu) serta beberapa parameter fisik lainnya. Semakin rendah kadar ash, maka semakin
baik kualitas tepung. Semua bahan harus di timbang sesuai dengan formula.
Penimbangan harus dilakukan dengan sesuai agar tidak terjadi kesalahan dalam
penggunaan jumlah bahan. Ragi, garam dan bahan tambahan makanan merupakan
bahan yang perlu ditambahkan dalam jumlah sedikit, tetapi sangat penting agar
dihasilkan roti yang berkualitas baik. Pada proses pencampuran selain bertujuan
menghomogenkan semua bahan, mendapatkan hidrasi yang sempurna pada
karbohidrat dan protein, membentuk dan melunakkan serta menahan gas pada gliten
(gas retention), juga utuk menguatkan dan pengembangkan daya rekat. Mixing atau
pencampuran di sini harus berlangsung hingga pencampuran di sini harus tercapai
hingga tercapai perkembngan optimal dan gluten dan penyerapan airnya. Pengadukan
adonan roti harus sampai kalis. kondisi kalis adalah pencapaian pengadukan
maksimum hingga terbentuk secra maksimal. Kondisi kalis di tandai jika adonan tidak
lagi menempel di wadah dan elastis. Kunci kalis di tandai jika adonan tidak lagi
menempel di wadah dan elastis. Kunci pokok pada pengadukan adalah waktu yang
digunakan harus tepat karena jika pengadukanny terlalu lama maka akan
menghasilkan adonan yang keras dan tidak kompak, sedangkan pengadukan yang
sangat cepat mengakibatkan adonan tidak tercampur dan lengket.
Fungsi ragi dalam pembuatan roti adalah untuk proses aerasi adonan dengan
mengubah gula menjadi gas karbondioksida, sehingga mematangkan dan
menggempukan glutendan adonan. Ragi yang digunakan adalah saccharomyces
cereviciae. Kondisi dari gluten yang mengembang ini akan memungkinkan untuk
mengembngkan gas secara merata dan menahannya, membentuk citasari akibat
terjadinya proses fermentasi. Suhu ruangan 30o C dan kelembutan udara 75%
merupakan kondisi yang ideal dalam proses fermentasi dalam adonan roti.
Sebaliknya, semakin ruangan semakin lama proses fermentasi. Selama proses
peragian , adonan menjadi lebih besar dan ringan.
Sebelum di bentuk, adonan ditimbang terlebih dahulu untuk mendapatkan
massa yang seragam. Proses penimbangan dilakukan dengan cepat karena proses
fermentasi tetap berjalan. Setelah di timbng adonan di bentuk bulat. Tujuan membuat
bulat-bulat adonan adalah untuk mendapatkan permukaan adonan roti di tekan jangan
terlalu tipis agar isi didalam roti tidak pecah saat pemanggangan . Sebelum di bentuk,
adonan roti mengalami tahap pengistirahatan adonan untuk beberapa saat. Langkah
ini di masuksudkan untuk mempermudah adonan saat di roll.
Tahap selanjutnya adalah pemanggangan. Setelah di bentuk sesuai yang di
kehendaki dan di kembngkan secara optimal, adonan siap di panggang dalam oven.
Proses fisik adalah pengupan alkohol dan air. Proses pemanggangan terjadi di kulit
sebelum dipanggang, roti yang sudah di bentuk tadi harus diolesi dengan kuning telur
dan susu cair yang fungsinya agar roti yang di hasilkan gurih dan tekstur kulit luar roti
renyah dan tidak alot. Setelah itu pemanggangan roti. Pada tahap akhir ini terjadi
pengembngan roti secara signifikan. Udara panas saat pemanggangan dapat
membentuk lapisan film pada adonan roti dan tekanan di dalam adonan karena
kebnyakan gas yang terjenak dalam film gluten akibat kelarutan gas yang
mengakibatkan volume roti bertambah. Pembentukan gas pada proses fermentasi
sangat penting karena gas yang dihasilkan akan membentuk struktur seperti busa,
sehingga aliran panas ke dalam adonan dapat berlangsung cepat pada saat baking.
Berdasarkan analisa secara ekonomi, modal yang di keluarkan untuk sebuah
roti sebesar Rp 1089 dan roti yang dihasilkan sebnyak 47 buah dengan tekstur roti
yang cukup empuk namun isi dalam roti lumer karena volume isi dalam roti yang
terlalu banyak. Total modal yang dikeluarkan adalah Rp 51200 maka keuntungan
yang di dapatkan sebanyak Rp. 66300.
10. KESIMPULAN
Dari percobaan , dapat di simplkan bahwa :
- Roti adalah produk makanan yang terdapat dari fermentasi tepung terigu dengan
ragi atau bahan pengembang lainnya yang kemudian di panggang.
- Tepung terigu yang digunakan adalah campuran tepung terigu protein tinggi dan
sedang supaya roti yang dihasilkan lembut.
- Proses produksi roti antara lain, seleksi bahan, penimbangan, pengadukan,
peragian (fermentasi), penimbngan adonan, pembulatan adonan, pengembangan
adonan singkat, pembentukan adonan, peletakan dan pencetakan adonan dan
pemanggangan.
- Didapatkan data :
Roti yang dihasilkan sebanyak = 47 buah
Modal roti per 1 buah = Rp 1089
Harga 1 buah roti dijual = Rp 2500
Keuntungan yang didapat = Rp 66300
11. DAFTAR PUSTAKA
Yuniar. 2014. Penuntun praktikum teknik pengolahan pangan POLSRI : palembang
http: //alexschemistry. blogspt.com/2012/09/makalah -fermentasi-roti.html
http: //meirisdadelatina.blogspot.com/211/ 10/ fermentasi .html
http://www.scribd.com/doc/112640299/laporan-biologi-fermentasi-alkohol