fenol

15
Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik . Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin , pembasmi rumput liar, dan lainnya. Selain itu fenol juga berfungsi dalam sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara. Turunan senyawa fenol (fenolat) banyak terjadi secara alami sebagai flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain. Contoh dari senyawa fenol adalah eugenol yang merupakan minyak pada cengkeh Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka. Fenol : a. Mengandung gugus OH, terikat pada sp 2 -hibrida b. Mempunyai titik didih yang tinggi c. Mempunyai rumus molekul R-OH, dimana R adalah gugus aril d. Larut dalam pelarut organik e. Berupa padatan (kristal) yang tidak berwarna f. Mempunyai massa molar 94,11 0 C g. Mempunyai titik didih 181,9 o C h. Mempunyai titik lebur 40,9 o C Penyuntikan fenol juga pernah digunakan pada eksekusi mati. Penyuntikan ini sering digunakan pada masa Nazi , Perang Dunia II . Suntikan fenol diberikan pada ribuan orang di kamp-kamp konsentrasi, terutama di Auschwitz-Birkenau . Penyuntikan ini dilakukan oleh dokter ke vena (intravena) di lengan dan jantung . Penyuntikan ke jantung dapat mengakibatkan kematian langsung.

Upload: anggrainishnta

Post on 26-Dec-2015

66 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

fenol

TRANSCRIPT

Page 1: fenol

Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik.

Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya. Selain itu fenol juga berfungsi dalam sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara. Turunan senyawa fenol (fenolat) banyak terjadi secara alami sebagai flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain. Contoh dari senyawa fenol adalah eugenol yang merupakan minyak pada cengkeh

Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka.

Fenol :a. Mengandung gugus OH, terikat pada sp2-hibridab. Mempunyai titik didih yang tinggic. Mempunyai rumus molekul R-OH, dimana R adalah gugus arild. Larut dalam pelarut organike. Berupa padatan (kristal) yang tidak berwarnaf. Mempunyai massa molar 94,110Cg. Mempunyai titik didih 181,9oCh. Mempunyai titik lebur 40,9oC

Penyuntikan fenol juga pernah digunakan pada eksekusi mati. Penyuntikan ini sering digunakan pada masa Nazi, Perang Dunia II. Suntikan fenol diberikan pada ribuan orang di kamp-kamp konsentrasi, terutama di Auschwitz-Birkenau. Penyuntikan ini dilakukan oleh dokter ke vena (intravena) di lengan dan jantung. Penyuntikan ke jantung dapat mengakibatkan kematian langsung.

Page 2: fenol

PENENTUAN KANDUNGAN TOTAL PHENOL DARI DAUN PEPAYA (Carica papaya) , DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata), DAUN KAYU SUSU

(Alstonia scholaris)I.                   ABSTRACT

Done degree determination phenol by using method follinciocalteu from leaf extract papaya leaf,

sambiloto leaf,  and pule leaf. measurement is done by using error sour standard (pirogallol).

Standard graph that made has correlation value r=0,99 and the linear line similarity y= 767.4x -

42.53. from that similarity us can get degree phenol from sample that is leaf sambiloto as big as -

13.3688 ppm, papaya leaf 74.88 ppm,  and pule leaf that is 112.4848 ppm.

II.                PENDAHULUAN

            Phenol merupakan salah satu komponen kimia tumbuhan yang memiliki manfaat sangat

besar baik bagi tumbuhan itu sendiri maupun bagi manusia. Senyawa phenol memiliki ciri cincin

aromatic dan adanya satu atau dua penyulih hidroksil. Senyawa phenol lebih cenderung larut

dalam air, karena senyawa ini biasanya berikatan dengan gula. Senyawa phenol mencakup

beberapa golongan senyawa bahan alam. Mulai dari flavanoid, phenil propanoid, kuinon

phenolik, lignin, melanin, dan tannin merupakan golongan senyawa phenol.

            Pepaya merupakan tumbuhan yang sangat akrab dengan masyarakat. Buahnya yang enak

dan juga daun serta bunganya yang biasa dimanfaatkan sebagai sayur, membuat tumbuhan ini

sangat popular dikalangan masyarakat. Selain itu, dibalik rasanya yang pahit, ternyata daun

papaya dipercaya sebagai salah satu tumbuhan pencegah malaria. Pemanfaatan daun papaya

sebagai antimalaria telah lama dikenal oleh masyarakat. Sebagai insane saintis, tentunya kita

memiliki rasa ingin tahu rahasia apa yang tersembunyi dibalik rasanya yang pahit itu. Secara

biologi klasifikasi dari tumbuhan pepaya yaitu :

          Kerajaan                 :      Plantae

          Ordo                      :      Brassicales

          Famili                     :      Caricaceae

          Genus                     :      Carica

          Spesies                   :      Carica Papaya 

            Berdasaekan hasil skrining fitokimia yang dilakukan oleh ferderika mughuri (2010)

kandungan kimia daun papaya yang utama yaitu alkaloid. Yang mana rasa pahit ini member kita

satu isyarat keberadaannya senyawa alkaloid tersebut. Selain itu berdasarkan informasi dari

Page 3: fenol

sentra informasi iptek, Daun pepaya juga mengandung berbagai macam zat, antara lain : -

Vitamin A 18250 SI - Vitamin B1 0,15 mg - Vitamin C 140 mg - Kalori 79 kal - Protein 8,0

gram - Lemak 2 gram - Hidrat Arang 11,9 gram - Kalsium 353 mg - Fosfor 63 mg - Besi 0,8 mg

- Air 75,4 gram Kandungan carposide pada daun pepaya berkhasiat  sebagai obat cacing.

            Daun sambiloto merupakan salah satu tumbuhan obat yang tidak kalah pahitnya

dibanding daun papaya. Sambiloto memiliki klasifikasi sebagai berikut:

     Kerajaan         :  Plantae

     Ordo               : Lamiales

     Famili              :  Achanthaceae

     Genus             :  Andrographis

     Spesies            : Andrographis paniculata

            Daun sambiloto telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tanaman obat yang

berkhasiat tinggi. Beberapa khasiat dari daun sambiloto yaitu : sebagai obat kencing manis,

tifoid, disentri,influenza, sakit kepala, demam, batuk rejan, darah tinggi, radang mulut, kudis,

luka bakar, digigit ular, kanker, asam urat, tiphus.

            Daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid,

andrografolid (zat pahit), neoandrgrafolid, 14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid,dan

homoandrografolid, flavoid, alkene, keton, aldehid, mineral (kalium,kalsium, natrium). Asam

kersik, dammar.

            Kayu susu yang biasa dikenal sebagai kayu pulai, hingga saat ini pemanfaatanya masih

relative minim. Biasanya kay pulai ini hanya dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Akan tetapi

kualitas kayunya yang kurang begitu bagus biasanya hanya dimanfaatkan sebagai bahan baku

pembuatan maianan anak-anak.

             Akan tetapi, kayu pulai yang selama ini hanya dipandang sebelah mata, ternyata juga

memiliki beberapa khasiat dalam pengobatan yaitu sebagai obat Demam, malaria, limfa

membesar, batuk berdahak, diare, disentri, ; Kurang napsu makan, perut kembung, sakit perut,

kolik, anemia, ; Kencing manis (diabetes melitus), wasir, gangguan haid, bisul,; Tekanan darah

tinggi (Hipertensi), rematik akut, borok (ulcer), ; Beri-beri, masa nifas, payudara bengkak karena

ASI.

            Kandungan kimia dari kayu pulai yaitu : kulit kayu mengandung alkaloida ditain,

ekitamin (ditamin), ekitenin, ekitamidin, alstonin, ekiserin, ekitin, ekitein, porfirin, dan triterpen

Page 4: fenol

(alfa-amyrin dan lupeol). Daun mengandung pikrinin. Sedangkan bunga pulai mengandung asam

ursolat dan lupeol. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Zat aktif triterpenoid dari kulit

kayu pulai dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci (Setyarini, Fak. Farmasi Unair, 1987).

2. Ekstrak air kulit kayu pulai secara in vivo dapat menekan daya infeksi telur cacing gelang babi

(Ascaris suum) pada dosis 130 mg/ml dan secara invitro menekan perkembang telur berembrio

menjadi larva an pada dosis 65 mg/ml (Thresia Ranti, jurusan Farmasi FMIPA ITB, 1 99 1). 3.

Pemberian infus 10% kulit kayu pulai dengan dosis 0,7; 1,5 dan 39/kg bb kelinci mempunyai

efek hipoglikernik (Sulina, Jurusan Farmasi FMIPA ITB, 1978).

            Nama local dari kayu ini yaitu : Lame (Sunda), pule (Jawa), polay (Madura). kayu

gabus,; pulai (Sumatera).hanjalutung (Kalimantan).kaliti, reareangou,; bariangow, rariangow,

wariangow, mariangan, deadeangow,; kita (Minahasa), rite (Ambon), tewer (Banda), Aliag

(Irian),; hange (Ternate). devil's tree, ditta bark tree (Inggris).; Chatian, saitan-ka-jhad,

saptaparna (India, Pakistan).; Co tin pat, phayasattaban (Thailand).

            Klasifikasi botani dari kayu pulai yaitu:

     Kerajaan         :  Plantae

     Famili              :  Apoeynaccae

     Genus             :  Alstonia

     Spesies            : Alstonia scholaris

           

Tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui kandungan total phenol yang ada pada daun

papaya, daun kayu susu, dan daun sambiloto. Yang mana ketiga jenis tumbuhan tersebut

memiliki sumbangsih yang sangat besar dalam dunia pengobatan, maka perlu adanya

pengetahuan lebih lanjut mengenai kandungan kimia terutama kandungan senyawa fenoliknya.

III.             METODE

3.1. WAKTU DAN TEMPAT

       3.1.1      Waktu:Praktikum ini dilakukan pada hari Kamis, 29 April, 6 dan 20 Mei 2010. Jam 10.20 – 12.50 WIT.

       3.1.2      Tempat :Pelaksanaan praktikum ini yaitu di Laboratorium Jurusan Kimia Universitas Negeri Papua Manokwari.

Page 5: fenol

3.2. ALAT DAN BAHAN

     3.2.1.      ALAT

Alat-alat yang digunakan yaitu :

Mortar, gelas piala, tabung reaksi, labu Erlenmeyer, pipet tetes, gelas ukur, Pemanas, corong,

kertas saring, pisau, gunting, spectrometer, kuvet.

     3.2.2.      BAHAN

Bahan yang digunakan yaitu:

Sampel Segar,  asam galat, reagen follin ciocalteu, methanol, larutan Na2CO3, aquades.

3.3. PROSEDUR KERJA

                3.1.1      PREPARASI SAMPEL

Tumbuk sampel segar dan timbang  5  g  sampel segar  kemudian  dimaserasi    dengan 250  ml 

metanol  selama  15  menit,  sambil dikocok kemudian  saring  dengan  menggunakan  kertas

saring whatman no 1,  sehingga  diperoleh  ekstrak  dari sampel.

                3.1.2      PEMBUATAN LARUTAN STANDAR ASAM GALAT

Pembuatan  larutan  induk    asam  galat  (5 mg/ml)

Timbang  5  g  asam  galat  tambahkan  aquadest  sampai  500 ml,  sehingga  diperoleh 

konsentrasi  1000  mg/ml.

Dari  larutan  induk  dipipet  5,10,20,30,40,50,60 ml dan  diencerkan  dengan  aquadest  sampai

volume  100  ml.  sehingga  dihasilkan  larutan dengan konsentrasi 300, 400, 500, 600, dan 700

mg/L asam galat. 

Dari masing-masing  konsentrasi  diatas  dipipet 0,2 ml  tambah 15,8 ml  aquabidest ditambah 1

ml  Reagen  Folin  Ciocalteu  kocok.  Diamkan selama  8  menit  tambah  3  ml  larutan Na2CO3

kocok  homogen. Diamkan  selama  2  jam  pada suhu  kamar.  Ukur  serapan  pada  panjang

gelombang  serapan  maksimum  765  nm,  lalu buat  kurva  kalibrasinya  hubungan  antara

konsentrasi  asam  galat  (mg/L)  dengan absorban.

                3.1.3      PENGUKURAN ABSORBANSI EKSTRAK SAMPEL

Ditimbang  0,3  gram  ekstrak  kemudian dilarutkan  sampai  10 ml  dengan metanol  :  air (1  : 

1).    Dipipet  0,2  ml  larutan  ekstrak  dan tambahkan 15,8 ml aquadest tambahkan 1 ml reagen 

Page 6: fenol

Folin  –  Ciocalteu  kocok.  Diamkan selama  8  menit  kemudian  tambahkan  3  ml Na2CO3 

20  %  kedalam  campuran,  diamkan larutan  selama  2  jam  pada  suhu  kamar. Ukur

serapannya  dengan  spektrofotometer  UV-Vis pada  panjang  gelombang  serapan  maksimum

765 nm yang akan memberikan komplek biru. Kemudian tentukan  kadar fenol  dalam mg/L.

Page 7: fenol

IV.             HASIL PENGAMATAN

Pengukuran absorbance standar asam galat dan sampel pada panjang gelombang 765 nm.

No Konsentrasi (ppm) Absorbance1 50 0.1302 100 0.2663 200 0.3084 300 0.4425 500 0.7026 600 0.8457 Ekstrak daun pepaya 0.1538 Ekstrak daun sambiloto 0.0389 Ekstrak daun kayu susu 0.202

4.1  KURVA STANDAR ASAM GALAT

4.2  PERHITUNGAN KONSENTRASI PHENOL

Dari persamaan kurva standar diperoleh persamaan :

Y= 767.4x – 42.53

Persamaan tersebut yang akan digunakan dalam menentukan konsentrasi dari ekstrak sampel,

dengan menggunakan data absorbance yang telah didapatkan.

4.2.1        Konsentrasi phenol dari ekstrak daun Pepaya

Page 8: fenol

Absoebance = 0.153

Konsentrasi phenol        = 767.4x – 42.53

                                       = 767.4 (0.153) – 42.53

= 74.88 ppm

4.2.2        Konsentrasi phenol dari ekstrak daun Sambiloto

Absoebance = 0.038

Konsentrasi phenol        = 767.4x – 42.53

                                       = 767.4(0.038) – 42.53

                                       = -13.3688 ppm

4.2.3        Konsentrasi phenol dari ekstrak daun kayu Susu (pulai)

Absoebance = 0.202

Konsentrasi phenol        = 767.4x – 42.53

                                       = 767.4(0.202) – 42.53

                                       = 112.4848 ppm

4.3  PEMBAHASAN

           

Penentuan konsentrasi phenol dari suatu tumbuhan dilakukan dengan menggunakan

metode follincioucalteu. Yang mana pada metode ini digunakan reagen folinciocalteu untuk

dapat menghitung kadar total phenolnya.

Pada penentuan kadar phenol perlu dibuat suatu kurva standar yang meggunakan standar

asam galat. Dari kurva standar yang memberikan hubungan antara konsentrasi asam galat dengan

absorbansinya, maka kita dapat menentukan konsentrasi dari sampel dengan menggunakan

analisis regresi linier.

Asam galat digunakan sebagai larutan standar karena asam galat merupakan salah satu

jenis golongan senyawa phenolik. Yang mana asam galat ini memiliki nama lain pyrogalol.

Contoh dari senyawa phenolik yang termasuk golongan pyrogalol adalah gallocatechins (

EGCG ), tanin , myricetin , alkohol sinapyl berasal lignins.

Dalam pembuatan kurva standar, minimal kita harus menggunakan tiga atau empat data

absorbansi dari larutan standar yang telah diketahui. Nilai R merupakan bilangan yang

menunjukan tingkat keakuratan dan ketelitian dari larutan standar yang kita buat. Apabila nilai R

Page 9: fenol

semakin mendekati 1 maka kurva standar tersebut semakin bagus. R memiliki nilai maksimum 1

tidak pernah lebih dari 1.

Pada percobaan ini, kita memperoleh data absorbansi dan konsentrasi larutan standar

yang digunakan yaitu sebanyak enam data. Dimulai dari 50 ppm, 100, 200, 300, 400, 500 dan

600 ppm. Pada pembuatan kurva standar ini, ketika semua data tersebut kita masukan, ternyata

terdapat sedikit penyelewengan pada konsentrasi 100 ppm akibatnya nilai R menurun menjadi

0.987. untuk mengatasi masalah ini kita modifikasi kurva yang kita dapatkan, yaitu dengan

menghilangkan satu data (data 100 ppm). Dengan hilangnya data 100 ppm ternyata berhasil

memberikan hasil yang lebih baik dan nilai R naik menjadi 0.99. sehingga kurva yang kita

gunakan yaitu yang hanya menggunakan 5 data tanpa mengikutsertakan data 100 ppm.

Dari kurva standar yang dibuat diperoleh persamaan garis linier Y= 767.4x – 42.53. dari

persamaan ini kita bias merubah variable x dengan data absorbansi dari masing-masing sampel

sehingga kita bisa mendapatkan data konsentrasi dari masing-masing sampel. Hasil perhitungan

ini yaitu 74.88 ppm untuk ekstrak daun pepaya, kemudian -13.6688 ppm untuk ekstrak daun

sambiloto serta 112,4848 ppm untuk ekstrak daun kayu susu. Pada ekstrak daun pepaya

menunjukan hasil yang negative itu berarti bahwa pada ekstrak daun pepaya tidak mengandung

kadar phenol.

Kandungan total phenol yang terbesar dari ketiga ekstrak tersebut adalah pada daun

sambiloto kemudian pada daun kayu susu serta terakhir daun papaya. Tingginya kadar phenol ini

memungkinkan tumbuhan tersebut dimanfaatkan sebagai antioksidan. Sebagaimana kita ketahui

bahwa senyawa phenolik ketika diserang oleh radikal akan mampu meresonansikan electron

tidak berpasangan tersebut sehingga senyawa phenolik bisa stabil kembali. Karena itulah,

senyawa phenolic tersebut tidak menjadi reaktif dan bisa dimanfaatkan sebagai antioksidan.

           

Page 10: fenol

V.                PENUTUP

 5.1.      KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum ini maka dapat disimpulkan bahwa:

  Asam galat (pirogallol) digunakan sebagai standard dalam penentuan kadar phenolik, karena asam

galat merupakan salah satu contoh senyawa golongan phenol.

  Kurva kalibrasi yang diperoleh memberikan nilai regresi 0,99 dan persamaan garis linearnya

adalah Y= 767.4x – 42.53

  Pengukuran absorbance dari ekstrak daun papaya, daun sambiloto dan daun kayu susu berturut-

turut adalah 0,153. 0,038. 0,202. Dari data absorbance itu kita dapat menentukan kadar

phenolnya yaitu 74,88 ppm, -13,3688 ppm, 112,48 ppm.

Page 11: fenol

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, regina dkk. 2008. Penentuan Aktivitas Antioksidan, Kadar Fenolat Total Dan Likopen Pada

Buah Tomat (Solanum ycopersicum L).Jurnal sains dan teknologi.

Anonym. 2005. Pepaya. http://www.iptek.net.id/ind/pepaya/ download at : 19 Mei 2010, 07:24

Anonym. 2005. sambiloto. http://www.iptek.net.id/ind/sambiloto/  download at : 19 Mei 2010, 07:30

Anonym. 2005. Kayu Pulai. http://www.iptek.net.id/ind/kayupule/  download at : 19 Mei 2010, 07:45

Harbon J.B. 1987. Metode Fitokimia : Penentuan cara modern menganlisis tumbuhan. Terbitan ke dua.

Terjemahan Kosasih Padmawinata dan iwang soediro. Bandung. ITB Press.

Santoso, Bimo B. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Bahan Alam. Jurusan Kimia. Manokwari.

Page 12: fenol

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAMPENENTUAN KANDUNGAN TOTAL PHENOL DARI DAUN PEPAYA (Carica

papaya) , DAUN KAYU SUSU (Alstonia scholaris), DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata)

OLEH MUHAMMAD DAILAMI

200739010