fehling riska

4
Praktikum pemeriksaan glukosa urine kali ini menggunakan metode fehling. Sampel urine yang diuji adalah sebanyak 5 jenis sampel yang berbeda yaitu sampel A , B, C, D dan E. Pemeriksaan glukosa urine dengan metode fehling ini menggunakanereaksi fehling. Pereaksi Fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan Fehling A dan larutan Fehling B. Larutan Fehling A adalah larutan CuS0 4 dalam air, sedangkan larutan Fehling B adalah larutan garam K-Na-tartrat dan NaOH dalam air. Pereaksi fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Kedua macam larutan ini disimpan terpisah baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu kadar glukosa. Dalam pereaksi ini, ion Cu 2+ direduksi menjadi ion Cu + dalam suasana basa kemudian akan diendapkan sebagai Cu 2 0 yang berwarna merah bata. Pereaksi fehling dibuat dengan mencampur larutan fehling A dan larutan felhing B menggunakan perbandingan volume 1:1. Pada praktikum kali ini, dicampur sebanyak 5 ml larutan fehling A dengan 5 ml larutan fehling B dalam satu beaker glass karena yang akan diuji adalah sebanyak 5 sampel urine. Setelah pereaksi fehling sudah tercampur dan siap digunakan, selanjutnya dipipet sebanyak 2 ml pereaksi fehling dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan sampel urine sebanyak 0,5 ml dan tabung reaksi digoyanggkan secara perlahan agar pereaksi fehling dengan sampel tercampur merata. Selanjutnya, tabung reaksi dipanaskan sampai larutan dalam tabung mendidih. Pemanasan ini berfungsi sebagai katalis yaitu untuk membantu mempercepat reaksi. Setelah mendidih, didiamkan sebentar dan diamati hasil pemeriksaan yang didapatkan. Perlu diingat bahwa pembacaan hasil pemeriksaan glukosa urine dengan metode fehling ini harus dilakukan segera setelah dilakukan pemanasan karena apabila sudah didiamkan terlalu lama, maka warna larutan bisa berubah dan itu tentunya dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan sehingga hasil pemeriksaan menjadi tidak akurat. Dari kelima sampel urine yang kami uji, semua sampel menunjukkan hasil positif mengandung glukosa. Sampel urine A menunjukkan interpretasi hasil +1 (keruh, warna hijau agak kuning), sampel B menunjukkan interpetasi hasil +3 (warna hujau tua dengan endapan kuning kemerahan), sampel C dan D menunjukkan interpretasi hasil +2(warna hijau kekuningan dengan endapan kuning), sedangkan sampel E menunjukkan interpretasi hasil +4 (warna merah bata).

Upload: adhey-trisna-dewi

Post on 18-Dec-2015

258 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

semester 4

TRANSCRIPT

Praktikum pemeriksaan glukosa urine kali ini menggunakan metode fehling. Sampel urine yang diuji adalah sebanyak 5 jenis sampel yang berbeda yaitu sampel A , B, C, D dan E. Pemeriksaan glukosa urine dengan metode fehling ini menggunakanereaksi fehling. Pereaksi Fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan Fehling A dan larutan Fehling B. Larutan Fehling A adalah larutan CuS04 dalam air, sedangkan larutan Fehling B adalah larutan garam K-Na-tartrat dan NaOH dalam air. Pereaksi fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Kedua macam larutan ini disimpan terpisah baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu kadar glukosa. Dalam pereaksi ini, ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ dalam suasana basa kemudian akan diendapkan sebagai Cu 20 yang berwarna merah bata. Pereaksi fehling dibuat dengan mencampur larutan fehling A dan larutan felhing B menggunakan perbandingan volume 1:1. Pada praktikum kali ini, dicampur sebanyak 5 ml larutan fehling A dengan 5 ml larutan fehling B dalam satu beaker glass karena yang akan diuji adalah sebanyak 5 sampel urine. Setelah pereaksi fehling sudah tercampur dan siap digunakan, selanjutnya dipipet sebanyak 2 ml pereaksi fehling dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan sampel urine sebanyak 0,5 ml dan tabung reaksi digoyanggkan secara perlahan agar pereaksi fehling dengan sampel tercampur merata. Selanjutnya, tabung reaksi dipanaskan sampai larutan dalam tabung mendidih. Pemanasan ini berfungsi sebagai katalis yaitu untuk membantu mempercepat reaksi. Setelah mendidih, didiamkan sebentar dan diamati hasil pemeriksaan yang didapatkan. Perlu diingat bahwa pembacaan hasil pemeriksaan glukosa urine dengan metode fehling ini harus dilakukan segera setelah dilakukan pemanasan karena apabila sudah didiamkan terlalu lama, maka warna larutan bisa berubah dan itu tentunya dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan sehingga hasil pemeriksaan menjadi tidak akurat.Dari kelima sampel urine yang kami uji, semua sampel menunjukkan hasil positif mengandung glukosa. Sampel urine A menunjukkan interpretasi hasil +1 (keruh, warna hijau agak kuning), sampel B menunjukkan interpetasi hasil +3 (warna hujau tua dengan endapan kuning kemerahan), sampel C dan D menunjukkan interpretasi hasil +2(warna hijau kekuningan dengan endapan kuning), sedangkan sampel E menunjukkan interpretasi hasil +4 (warna merah bata). Perbedaan intensitas warna merah dari tiap tabung tersebut secara kasar menunjukkan kadar glukosa dalam urine yang diperiksa. Jika diurutkan hasil pemeriksaan kadar glukosa dengan metode fehling ini diurutkan dari kadar glukosa tertinggi ke rendah ,maka urutannya adalah sampel urine E, A, C,D,dan yang terakhir adalah sampel urine B.Reaksi positif dari hasil pemeriksaan glukosa urine dengan metode fehling ini tidak selalu berarti sampel urine mengandung glukosa. Hal ini dikarenakan pada penggunaan cara reduksi dapat terjadi hasil positif palsu pada urin yang disebabkan karena adanya kandungan bahan reduktor selain glukosa. Bahan reduktor yang dapat menimbulkan reaksi positif palsu tersebut antara lain : galaktosa, fruktosa, laktosa, pentosa, formalin, glukuronat dan obat-obatan seperti streptomycin, salisilat, dan vitamin C. Oleh karena itu perlu dilakukan uji lebih lanjut untuk memastikan jenis gula pereduksi yang terkandung dalam sampel urine. Penggunaan cara enzimatik lebih sensitif dibandingkan dengan cara reduksi. Cara enzimatik dapat mendeteksi kadar glukosa urin sampai 100 mg/dl, sedangkan pada cara reduksi hanya sampai 250 mg/dl. Nilai ambang ginjal untuk glukosa dalam keadaan normal adalah 160-180 mg % .Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan glukosa dalam urine dengan uji fehling :1. Keadaan alat yang digunakan harus bersih dan kering. Karena apabila alat yang digunakan masih kotor maka kemungkinan yang terjadi adanya zat yang dapat bereaksi dengan pereaksi yang menimbulkan hasil yang sama, sehingga hasil yang didapat tidak akurat.2. Keadaan reagen yang digunakan. Reagen yang digunakan harus dipastikan tidak kadaluarsa dan dipastikan tidak terjadi perubahan struktur reagen, karena akan berpengaruh besar terhadap hasil yang didapat dan bersifat fatal yang dapat menyebabkan hasil yang tidak akurat.3. Perbandingan larutan fehling yang digunakan harus diperhatikan yaitu 1:1. Apabila perbandingan antara larutan fehling A dan fehling B tidak sesuai, maka reaksi reduksi yang terjadi tidak akan optimal sehingga hasil pemeriksaan menjadi tidak tepat. 4. Komposisi sampel dengan pereaksi fehling harus sesuai dengan yang ditentukan, apabila salah satu ada yang kurang atau lebih, maka hasilnya akan terjadi perbedaan. Perbandingan antara pereaksi fehling dengan sampel urine adalah 4:1.5. Pemanasan pada api bunsen. Pemanasan ini dilakukan sengan melidah apikan diatas api sambil digoyangkan dan agak miring. Posisi miring ini bertujuaan agar semua larutan pada tabung reaksi mengenai panas dan permukaan semakin luas sehingga mempercepat reaksi.6. Lamanya pemanasan. Pemanasan pada api bunsen ini tidak boleh terlau cepat dan terlalu lama. Hal ini juga mempengaruhi hasil akhir dari pengujian fehling. Apabila terlalu cepat maka tidak akan terjadi perubahan warna karena glukosa belum sepenuhnya mereduksi, sehinnga hasil yang kita dapatkan negatif, walaupun seharusnya hasilnya adalah positif.Prosedur pemeriksaan glukosa ini harus dilakukan dengan baik dan benar agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan akurat. Urine yang baik digunakan untuk pemeriksaan glukosa adalah urine post pradinal(PP).