fe nolik

24
FENOLIK A. Pengertian Senyawa Fenolik Senyawa fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada tumbuhan. Fenolik memiliki cincin aromatik satu atau lebih gugus hidroksi (OH ) dan gugus – gugus lain penyertanya. Senyawa ini diberi nama berdasarkan nama senyawa induknya, fenol. Senyawa fenol kebanyakkan memiliki gugus hidroksil lebih dari satu sehingga disebut polifenol. Senyawa fenolik meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan yang mempunyai ciri sama, yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua gugus OH . Senyawa fenolik di alam terdapat sangat luas, mempunyai variasi struktur yang luas, mudah ditemukan di semua tanaman, daun, bunga dan buah. Ribuan senyawa fenolik alam telah diketahui strukturnya, antara lain flavonoid, fenol monosiklik sederhana, fenil propanoid, polifenol (lignin, melanin, tannin), dan kuinon fenolik. Banyak senyawa fenolik alami mengandung sekurang-kurangnya satu gugus hidroksil dan lebih banyak yang membentuk senyawa

Upload: wina-laili-m

Post on 20-Jan-2016

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fe Nolik

FENOLIK

A.  Pengertian Senyawa Fenolik

Senyawa fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan  pada tumbuhan. Fenolik

memiliki cincin aromatik satu atau lebih gugus hidroksi (OH ) dan gugus – gugus  lain

penyertanya. Senyawa ini diberi nama berdasarkan nama senyawa induknya, fenol. Senyawa

fenol kebanyakkan memiliki gugus hidroksil lebih dari satu sehingga disebut polifenol.

 

Senyawa fenolik meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan yang

mempunyai ciri sama, yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua gugus OH.

Senyawa fenolik di alam terdapat sangat luas, mempunyai variasi struktur yang luas, mudah

ditemukan di semua tanaman, daun, bunga dan buah. Ribuan senyawa fenolik alam telah

diketahui strukturnya, antara lain flavonoid, fenol monosiklik sederhana, fenil propanoid,

polifenol (lignin, melanin, tannin), dan kuinon fenolik.

Banyak senyawa fenolik alami mengandung sekurang-kurangnya satu gugus hidroksil

dan lebih banyak yang membentuk senyawa eter, ester atau glioksida daripada senyawa

bebasnya. Senyawa ester atau eter fenol tersebut memiliki kelarutan yang lebih besar dalam air

daripada senyawa fenol dan senyawa glioksidanya.

Page 2: Fe Nolik

Dalam keadaan murni, senyawa fenol berupa zat padat yang tidak berwarna, tetapi jika

teroksidasi akan berubah menjadi gelap. Kelarutan fenol dalam air akan bertambah, jika gugus

hidroksil makin banyak.

Senyawa fenolik memiliki aktivitas biologik yang beraneka ragam, dan banyak

digunakan dalam reaksi enzimatik oksidasi kopling sebagai substrat donor H. Reaksi oksidasi

kopling, selain membutuhkan suatu oksidator juga memerlukan adanya suatu senyawa yang

dapat mendonorkan H. Senyawa fenolik merupakan contoh ideal dari senyawa yang mudah

mendonorkan atom H.

B.  Struktur Senyawa Fenolik

Senyawa fenolik mempunyai struktur yang khas, yaitu memiliki satu atau lebih gugus

hidroksil yang terikat pada satu atau lebih cincin aromatik benzena. Ribuan senyawa fenolik di

alam telah diketahui strukturnya, antara lain fenolik sederhana, fenil propanoid, lignan,

asam ferulat, dan etil ferulat.

      Fenolik SederhanaGolongan senyawa-senyawa yang termasuk fenolik sederhana antara lain meliputi guaiakol, vanilli dan kresol.

Gambar: Golongan senyawa fenolik sederhana

Page 3: Fe Nolik

Umumnya radikal fenoksi yang terbentuk dari senyawa golongan fenolik sederhana, mengalami

pengkopelan pada posisi orto atau para terhadap gugus hidroksi fenolat. Posisi ini lebih disukai,

karena tidak terlalu sterik sehingga memudahkan radikal lain untuk berikatan pada posisi

tersebut

Gambar: Resonansi radikal fenoksi o-Kresol

Namun kombinasi pengkopelan lain juga diamati kemungkinannya, yaitu  O-p, O-odan

O-O. 

      Fenil Propanoid

Fenil propanoid merupakan senyawa fenol di alam yang mempunyai cincin aromatik

dengan rantai samping terdiri dari 3 atom karbon. Golongan fenil propanoid yang paling tersebar

luas adalah asam hidroksi sinamat, yaitu suatu senyawa yang merupakan bangunan dasar lignin .

Empat macam asam hidroksi sinamat banyak terdapat dalam tumbuhan. Keempat senyawa

tersebut yaitu asam ferulat, sinapat, kafeat dan p-kumarat.

Page 4: Fe Nolik

Gambar: Struktur Fenil propanoid

Radikal fenoksi dari senyawa ini umumnya mengalami pengkopelan diposisi atom C8,

membentuk struktur dengan jembatan 8-8 (8-8 bridges).

      Lignan

Senyawa-senyawa golongan fenil propanoid membentuk suatu senyawa dimer dengan

struktur lignan. Senyawaan lignan memiliki struktur dasar (struktur induk) yang terdiri dari 2

unit fenil propanoid yang tergabung melalui ikatan 8-8. Ikatan khas ini digunakan sebagai dasar

penamaan lignan.

Gambar: Penomoran atom pada senyawa fenil propanoid dan lignan

Page 5: Fe Nolik

Penggabungan 2 unit fenil propanoid dapat pula terjadi melalui ikatan selain membentuk

8-8, yang digolongkan ke dalam neolignan. Sedangkan jika 2  unit fenil propanoid bergabung

melalui atom O, senyawa yang terbentuk tergolong dalam oxineolignan.

Gambar: Struktur senyawa golongan neolignan dan oxineolignan

Senyawaan lignan memiliki banyak modifikasi pada struktur induknya, yang antara lain

dapat menghasilkan penambahan cincin, penambahan atau penghilangan atom C, dan

sebagainya. Senyawaan ini tersebar luas di dunia tumbuhan, dan banyak digunakan secara niaga

Page 6: Fe Nolik

sebagai antioksidan dan sebagai komponen sinergistik dalam insektisida. Selain itu, lignan

merupakan komponen kimia yang aktif dalam tumbuhan obat tertentu. Salah satu senyawa

golongan lignan, yaitu podophyllotoxin, diketahui dapat menghambat tumor. Dalampengobatan

Cina, lignan banyak dipakai untuk mengobati penyakit hepatitis dan melindungi organ hati.

      Asam Ferulat

Asam ferulat adalah turunan dari golongan asam hidroksi sinamat, yang memiliki

kelimpahan yang tinggi dalam dinding sel tanaman. Hal ini memungkinkan untuk dapat

memberikan keuntungan yang signifikan di bidang kesehatan, karena senyawa asam ferulat

memiliki aktivitas antikanker dan antioksidan. Selain itu juga dapat menjadi prekursor dalam

pembuatan senyawa aromatik lain yang bermanfaat.

Sebagai antioksidan, asam ferulat kemungkinan menetralkan radikal bebas, seperti

spesies oksigen reaktif (ROS). ROS kemungkinan yang menyebabkan DNA rusak dan

mempercepat penuaan.

Dengan studi pada hewan dan studi in vitro, mengarahkan bahwa asam ferulat

kemungkinan memiliki hubungan dengan aktivitas antitumor perlawanan kanker payudara dan

kanker hati. Asam ferulat memiliki kemungkinan sebagai pencegah kanker yang efektif, yang

disebabkan oleh paparan senyawa karsinogenik, seperti benzopirene dan 4-nitroquinoline 1-

Page 7: Fe Nolik

oksida. Namun perlu menjadi catatan, bahwa hal itu tidak diuji coba kontrol random pada

manusia, sehingga hasilnya kemungkinan pula tidak dapat dimanfaatkan untuk manusia.

Jika ditambahkan pada asam askorbat dan vitamin E, asam ferulat kemungkinan dapat

mengurangi stress oksidasi dan pembentukan dimer timidine dalam kulit.

Pada tumbuhan, asam ferulat meningkatkan rigiditas dan kekuatan dinding sel tanaman,

melalui ikatan silang (cross linking) dengan pentosan, arabinoxilan dan hemiselulosa, sehingga

dinding sel tidak mudah dihidrolisis secara enzimatis selama proses perkecambahan.

Asam ferulat banyak ditemukan dalam padi (terutama beras merah), gandum, kopi, buah

apel, nanas, jeruk dan kacang tanah.

Dalam perindustrian, asam ferulat memiliki kelimpahan dan dapat dimanfaatkan sebagai

prekursor dalam pembuatan vanilli, agen perasa sintesis yang sering digunakan dalam ekstrak

vanilla alami.

Asam ferulat adalah senyawa fenolik yang dapat dihasilkan salah satunya  ialah dengan

reaksi kondensasi vanilli dengan asam malonat.

Adapun rumus bangun asam ferulat adalah sebagai:

Page 8: Fe Nolik

Gambar: Rumus bangun asam ferulat

      Etil Ferulat

Etil ferulat tergolong ke dalam turunan senyawa asam hidroksi sinamat,  yang

merupakan turunan dari asam ferulat dalam bentuk ester. Senyawa  fenolik ini

terdistribusi secara luas pada berbagai jenis tanaman yang dapat  dikonsumsi oleh

makhluk hidup. Senyawa tersebut terdapat dalam tanaman,  terutama pada benih padi dan

gandum, tetapi dalam jumlah kecil. Oleh karena itu, senyawa ini biasanya disintesis dari

prekursor asam ferulat. Bentuk fisik etil ferulat berupa kristal berwarna putih dan

memiliki aktifitas sebagai  antioksidan yang sangat baik dibandingkan asam

bebasnya. Etil ferulat  digunakan sebagai bahan aktif dalam pengobatan terapi untuk

antihipertensi.

Adapun rumus bangun etil ferulat adalah sebagai:

Gambar: Rumus bangun etil ferulat

C.  Manfaat Senyawa Fenolik

Page 9: Fe Nolik

Senyawa fenolik merupakan senyawa bahan alam yang cukup luas penggunaannya saat

ini. Kemampuannya sebagai senyawa biologik aktif memberikan suatu peran yang besar

terhadap kepentingan manusia. Sudah banyak penelitian diarahkan pada pemanfaatan senyawa

fenolik pada berbagai bidang industri. Pada industri makanan dan minuman, senyawa fenolik

berperan dalam memberikan aroma yang khas pada produk makanan  dan minuman, sebagai

zat pewarna makanan dan minuman, dan sebagai antioksidan. Pada industri farmasi dan

kesehatan, senyawa ini banyak digunakan sebagai antioksidan, antimikroba, antikanker dan lain-

lain,contohnya obat antikanker (podofilotoksan), antimalaria (kuinina) dan obat demam (aspirin).

Selain itu, senyawa ini juga banyak digunakan sebagai insektisida dan fungisida. Selain itu,

senyawa fenolik sangat penting untuk pertumbuhan dan reproduksi tanaman, di mana diproduksi

sebagai respon untuk mempertahankan tanaman dari serangan terhadap patogen.

Senyawa fenolik mempunyai struktur yang khas, yaitu memiliki satu atau lebih gugus

hidroksil yang terikat pada satu atau lebih cincin aromatik benzena, sehingga senyawa ini juga

memiliki sifat yang khas, yaitu dapat teroksidasi. Kemampuannya membentuk radikal fenoksi

yang stabil pada proses oksidasi menyebabkan senyawa ini banyak digunakan

sebagaiantioksidan. Manfaat asam fenolik yang paling penting yaitu anti-penuaan yang

berhubungan dengan anti-oksidan yang  mengurangi aktivitas dan mencegah pertumbuhan sel

abnormal. Asam fenolat berguna dalam mengendalikan peradangan, meningkatkan sistem

kekebalan tubuh, dan meningkatkan sirkulasi darah, semua yang menghasilkan signifikan

manfaat anti penuaan dalam tubuh.

.

Page 10: Fe Nolik

D.  Reaksi Senyawa Fenolik

Senyawa fenolik mempunyai ciri yang khas, yakni bisa membentuk senyawa kompleks

yang berwarna, yang biasanya berwarna biru atau ungu biru apabila direaksikan dengan besi (III)

klorida. Walaupun tidak selektif pereaksi ini cukup berguna untuk mengetahui adanya gugus

hidroksil terutama kalau pemisahan komponen metabolit sekunder dari contoh yang diteliti tidak

mudah.

Selain itu, senyawa fenolik juga dapat mengalami sintesis polimer fenolik bioaktif dengan

proses yang relatif aman terhadap lingkungan (tidak beracun), dapat dilakukan melalui reaksi

kopling oksidatif fenolik secara enzimatis, yaitu dengan bantuan biokatalis berupa enzim.

Keuntungan penggunaan enzim sebagai biokatalis adalah ketersediaan enzim yang sangat

berlimpah di alam, sifatnya yang ramah lingkungan dan menghasilkan suatu produk yang tidak

berbahaya. Sedangkan kekurangan dari penggunaan enzim ini, yaitu enzim bersifat selektif,

hanya dapat mengkatalisis senyawa-senyawa dari golongan fenol dan amina aromatik,

sehingga penggunaannya di dalam industri polimer menjadi terbatas.

Salah satu cara yang sering digunakan dalam mengoksidasi senyawa fenolik, yaitu

melalui bantuan katalis enzim peroksidase. Enzim peroksidase merupakan kelompok enzim

oksidoreduktase yang mampu mengkatalisis reaksi oksidasi oleh hidrogen peroksida dari

sejumlah substrat yang merupakan donor hidrogen seperti fenol, anilin dan lain sebagainya.

Enzimperoksidase dalam organisme hidup dapat mengkatalisis senyawa substratnya,

sedangkan H2O2berfungsi untuk menginisiasi biosintesis beberapa metabolit sekunder yang

Page 11: Fe Nolik

diperlukan pada proses pertumbuhan. Oksidasi fenolat oleh enzim peroksidase dengan

substrat H2O2 menghasilkan reaksi kopling oksidatif, sehingga terbentuklah polimer fenolik.

Oksidasi yang dilakukan oleh enzim peroksidase terhadap senyawa fenolik menyebabkan

terbentuknya suatu radikal fenoksi, di mana radikal ini mampu melakukan resonansi dengan

posisi ortodan para pada cincin aromatiknya dan selanjutnya akan bergabung dengan radikal fenoksi

yang lain membentuk senyawa baru polifenol. Cara ini sering dikenal sebagai polimerisasi secara

enzimatis.

 

E.  Identifikasi Senyawa Fenolik

Untuk mengisolasi suatu senyawa kimia yang berasal dari bahan alam hayati pada

dasarnya menggunakan metode yang sangat bervariasi, seperti yang diaplikasikan dalam proses

industri. Metode metabolit pengempaaan digunakan pada senyawa katecin daun gambir juga

isolasi CPO dari buah kelapa sawit.

Metode ini umum digunakan karena senyawa organik yang diperoleh dengan kuantitas

yang cukup banyak. Tetapi berbeda dengan senyawa bahan alam hasil proses metabolit sekunder

lainnya yang pada umumnya dengan kandungan yang relatif kecil, maka metode-metode dan

proses industri tersebut tidak dapat digunakan.

Berdasarkan hal di atas maka metode yang umum dalam isolasi senyawa metabolit

sekunder dapat digunakan. Metode standar laboratorium dengan kuantitas sampel terbatas dan

perlunya menentukan metode yang paling sesuai dengan maksud tersebut.

Page 12: Fe Nolik

Dari identifikasi awal, maka dapat diamati kandungan senyawa dari tumbuhan sehingga

untuk isolasi dapat diarahkan pada suatu yang dominan dan salah satu usaha mengefektifkan

isolasi senyawa tertentu maka dapat dimanfaatkan pemilihan pelarut organik yang akan

digunakan pada isolasi tersebut, di mana pelarut polar akan lebih mudah melarutkan senyawa

polar dan sebaliknya senyawa non polar lebih mudah larut dalam pelarut non polar.

Sebelum melakukan isolasi terhadap suatu senyawa kimia yang diinginkan dalam suatu

tumbuhan maka perlu dilakukan identifikasi pendahuluan kandungan senyawa metabolit

sekunder yang ada pada masing-masing tumbuhan, sehingga dapat diketahui kandungan senyawa

yang ada secara kualitatif dan mungkin juga secara kuantitatif golongan senyawa yang

dikandung oleh tumbuhan tersebut. Untuk tujuan tersebut maka diperlukan metode persiapan

sampel dan metode identifikasi pendahuluan senyawa metabolit sekunder sebagai berikut:

Sebanyak 4 gram sampel segar dirajang halus dan dididihkan dengan 25 ml etanol selama

lebih kurang 25 menit, disaring dalam keadaan panas, kemudian pearut diuapkan sampai kering.

Ekstrak dikocok kuat dengan kloroform lalu ditambahkan air suling, biarkan sampai terbentuk

dua lapisan, yakni lapisan kloroform dan lapisan air. Beberapa tetes ditempatkan dalam tabung

reaksi ditambahkan besi (III) klorida, timbul warna hijau sampai ungu menandakan positif

mengandung fenolik.

Secara umum ekstraksi senyawa metabolit sekunder dari seluruh bagian tumbuhan seperti

bunga, buah, daun, kulit batang dan akar menggunakan sistem maserasi menggunakan pelarut

organik polar seperti metanol.

Page 13: Fe Nolik

Beberapa metode ekstraksi senyawa organik bahan alam yang umum digunakan antara

lain :

1.    Maserasi

Maserasi merupakan proses perendaman sampel dengan pelarut organik yang digunakan pada

temperatur ruangan. Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam karena

dengan perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan membran sel akibat

perbedaan tekanan antara didalam dan diluar sel sehingga metabolit sekunder yang ada dalam

sitoplasma akan terlarut dengan pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena

dapat diatur lama perendaman yang dilakukan. Pemilihan pelarut untuk proses maserasi akan

memberikan efektifitas yang tinggi dengan memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam

pelarut tersebut. Secara umum pelarut metanol merupakan pelarut yang paling banyak digunakan

dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam, karena dapat melarutkan seluruh golongan

metabolit sekunder.

2.    Perkolasi

Merupakan proses melewatkan pelarut organik pada sampel sehingga pelarut akan membawa

senyawa organik bersama-sama pelarut. Tetapi efektifitas dari proses ini hanya akan lebih besar

untuk senyawa organik yang sangat mudah larut dalam pelarut yang digunakan. 

3.    Solketasi

Solketasi menggunakan soklet dengan pemanasan dan pelarut akan dapat di hemat karena

terjadinya sirkulasi pelarut yang selalu membasahi sampel. Proses ini sangat baik untuk senyawa

yang tidak terpengaruh oleh panas.

Page 14: Fe Nolik

4.    Destilasi uap

Proses destilasi lebih banyak digunakan untuk senyawa organik yang tahan pada suhu yang

cukup tinggi, yang lebih tinggi dari titik didih pelarut yang digunakan. Pada umumnya lebih

banyak digunakan untuk minyak atsiri. 

5.    Pengempaan

Metode ini banyak digunakan dalam proses industri seperti pada isolasi CPO dari buah kelapa

sawit dab isolasi katecin dari daun gambir. Dimana dalam proses tidak menggunakan pelarut.

Hasil yang diperoleh berupa ekstrak yang mana seluruh spade senyawa bahan alam yang

terlarut dalam pelarut yang digunakan akan berada pada ekstak ini.

Penentuan jumlah komponen senyawa dapat dideteksi dengan kromatografi lapis tipis

(KLT) dengan menggunakan plat KLT yang sudah siap pakai. Terjadinya pemisahan komponen

– komponen pada KLT dengan  Rf  tertentu dapat dijadikan sebagai panduan untuk memisahkan

komponen kimia tersebut dengan mengggunakan kolom kromatografi dan sebagai fas diam dapat

digunakn silika gel dan eluan yang digunakan berdasarkan hasil yang diperoleh dari KLT dan

akan lebih baik kalau kepolaran eluen pada kolom kromatografi sedikit dibawah kepolaran eluen

pada KLT.

Pemilihan eluen sebaiknya dimulai dari pelarut organik yang tidak polar seperti heksana

dan peningkatan kepolaran dengan etil asetat atau pelarut yang lebih polar lainnya masing –

masing pelarut.

Selanjutnya suatu senyawa bahan alam hasil isolasi akan diidentifikasi berdasarkan

kimia, fisika, dan identifikasi dengan spektroskopi. Dari isolasi yang menggunakan metode

Page 15: Fe Nolik

standar tidak semua senyawa akan secara utuh seperti yang terdapat dalam tumbuhan tesebut,

karena sebagian senyawa ada yang terlarut dan terpecah dalam proses isolasi dan hasil terjadi

seperti putusnya ikatan glikosida membentuk aglikon dan gula dengan adanya air.

Identifikasi senyawa metabolit sekunder dan elusidasi struktur senyawa ditemukan

merupakan pekerjaan yang sangat menentukan dalam proses mengenal, mengetahui dan pada

akhirnya menetapkan rumus molekul yang sebenarnya dari senyawa tersebut.

Di antara metode identifikasi dan elusidasi struktur yang diperoleh dapat dilakukan

dengan metode standar yang sudah dikenal untuk menentukan senyawa kimia dan termasuk

derivat – derivatnya antara lain:

1.    Metode Spektroskopi

Metode spektroskopi saat ini sudah merupakan metode standar dalam penentuan struktur

senyawa organic pada umumnya dan senyawa metabolit sekunder pada khususnya. Metode

tersebut terdiri dari beberapa peralatan dan mempunyai hasil pengamatan yang berbeda, yaitu :

a.    Spektroskopi UV

Merupakan metode yang akan memberikan informasi adanya kromofor dari senyawa organik

dan membedakan senyawa aromatic atau senyawa ikatan rangkap yang berkonjugasi denga

senyawa alifatik rantai jenuh.

b.    Spektroskopi IR

Page 16: Fe Nolik

Metode yang dapat menentukan serta mengidentifikasi gugus fungsi yang terdapat

dalam senyawa organik, yang mana gugus fungsi dari senyawa organik akan dapat ditentukan

berdasarkan ikatan tiap atom dan merupakan bilangan frekuensi yang spesifik.

c.    Nuklir Magnetik Resunansi Proton

Metode ini akan mengetahui posisi atom – atom karbon yang mempunyai proton atau tanpa

proton. Disamping itu akan dikenal atom – atom lainnya yang berkaitan dengan proton.

d.   Nuklir Magnetik Kesonansi Isotop Karbon 13

Digunakan untuk mengetahui jumlah atom karbon dan menentukan jenis atom karbon pada

senyawa terebut.

e.    Spektroskopi Massa

Mengetahui berat molekul senyawa dan ditunjang dengan adanya fragmentasi ion molekul yang

menghasilkan pecahan – pecahan spesifik untuk suatu senyawa berdasarkan m / z dari masing –

masing fragmen yang terbentuk. Terbentuknya fragmen – fragmen denga terjadinya pemutuan

ikatan apabila disusun kembali akan dapat menentukan kerangka struktur senyawa yang

diperiksa. 

2.    Kromatografi

Penggunaan kromatografi sangat membantu dalam pendeteksian senyawa metabolit sekunder

dan dapat dijadikan sebagai patokan untuk proses pengerjaan berikutnya dalam menentukan

struktur senyawa.

Page 17: Fe Nolik

Berbagai jenis kromatografi yang umum digunakan antara lain: 

a. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) : Merupakan salah satu metode identifikasi awal untuk

menentukan kemurnian senyawa yang ditemukan atau dapat menentukan jumlah senyawa dari

ekstrak kasar metabolit sekunder. Cara ini sangat sederhana dan merupakan suatu pendeteksian

awal dari hasil isolasi. b. Kromatografi Kolom : Digunakan untuk pemisahan campuran

bebrapa senyawa yang diperoleh dari isolasi tumbuhan. Dengan menggunakan fasa padat dan

fasa cair maka fraksi – fraksi senyawa akan menghasilkan kemurnian yang cukup

tinggi. c. Kromatografi Gas : Pemisahan campuran senyawa

yang cukup stabil pada pemanasan, karena

sampel yang digunakan akan dirubah menjadi

fasa gas dan dengan adanya  perbedaan

keterikatan senyawa pada fasa padat yang

digunakan terhadap senyawa organik sehingga

terjadi pemisahan masing – masing senyawa dari

campurannya. d. Kromatografi Cair : Lebih dikenal dengan HPLC (High

Pressure Liquid Chromatography ) dan lebih dari 75 % dari pemakaian HPLC menggunakan fasa

padat ODS (Oktadesil Sifane) atau C – 18 sedangkan fasa cair sebagai pelarut pembawa senyawa

dapat diganti kepolarannnya pada saat digunakan dan kondisi seperti itu dikenal sebagai fasa

gradien. Pada kondisi gradien, senyawa nonpolar akan diadsorpsi lebih lemah oleh fasa padat

dan akan dielusi dengan pelarut nonpolar dan sebaiknya senyawa polar akan diadsorpsi lebih

kuat dan membutuhkan pelarut polar. Jika sampel mempunyai polaritas luas, pemisahan harus

Page 18: Fe Nolik

dilakukan dengan merubah kepolaran pelarut yang digunakan. Efisiensi penggunaan HPLC

ditentukan dengan pengaturan dan penggunaan pelarut sebagai pembantu dalam pemakaian

HPLC.

Secara garis besar identifikasi senyawa fenolik dapat digambarkan sebagaimana bagan

berikut ini:

BAGAN IDENTIFIKASI SENYAWA FENOLIK

Page 20: Fe Nolik

  

. . . . . , Metabolit Sekunder. http://id.wikipedia.org/wiki/Metabolit_sekunder. diunduh tanggal 28

Oktober 2011.

. . . . . , Ringkasan. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1844/1/ 06000441.pdf . diunduh

tanggal 28 Oktober 2011.

. . . . . , Senyawa Fenolik. http://farms-area.blogspot.com/2008/07/senyawa-fenolik.html. diunduh

tanggal 03 Oktober 2011.

Lenny, Sovia. Senyawa Terpenoida dan

Steroida.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1860/1/06003488.pdf . diunduh tanggal

28 Oktober 2011.

Pasaribu, Subur P. Uji Bioaktivitas Metabolit Sekunder Dari Daun Tumbuhan Babadotan Ageratum

conyzoides L. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/62092329.pdf . diunduh tanggal 28 Oktober

2011.

Sahel, Ray. Senyawa Fenolik dan Asam, Manfaat dari Fenolhttp://translate.google.co.id/translate?

hl=id&langpair=en|id&u=http://www.raysahelian.com/phenolic.html . diunduh tanggal 03

Oktober 2011.