jamila fe proposal

38
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada sektor perumahan dirasakan semakin meningkat seiring dengan jumlah dan laju perkembangan penduduk. Kebutuhan akan perumahan dapat terpenuhi dengan menyediakan bahan bangunan yang memenuhi persyaratan teknis, mudah didapat, dan harganya murah sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat luas terutama bagi mereka yang berpenghasilan menengah ke bawah. Bahan bangunan yaitu semua bahan olahan yang mempunyai bentuk beraturan dan ukuran tertentu yang digunakan sebagai bahan untuk membuat elemen bangunan. Elemen bangunan merupakan suatu bagian fungsional dari suatu bangunan yang terbuat dari bahan bangunan dan atau komponen bangunan yang merupakan bagian dari suatu bangunan, seperti lantai, atap, maupun dinding.

Upload: nasrullah

Post on 11-Dec-2015

39 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan pada sektor perumahan dirasakan semakin meningkat

seiring dengan jumlah dan laju perkembangan penduduk. Kebutuhan akan

perumahan dapat terpenuhi dengan menyediakan bahan bangunan yang

memenuhi persyaratan teknis, mudah didapat, dan harganya murah sehingga

dapat dijangkau oleh masyarakat luas terutama bagi mereka yang

berpenghasilan menengah ke bawah.

Bahan bangunan yaitu semua bahan olahan yang mempunyai bentuk

beraturan dan ukuran tertentu yang digunakan sebagai bahan untuk membuat

elemen bangunan. Elemen bangunan merupakan suatu bagian fungsional dari

suatu bangunan yang terbuat dari bahan bangunan dan atau komponen

bangunan yang merupakan bagian dari suatu bangunan, seperti lantai, atap,

maupun dinding.

Dinding merupakan salah satu struktur bangunan yang berfungsi untuk

melindungi penghuni dari serangan binatang buas, angin, maupun hujan.

Pembuatan dinding biasanya menggunakan batako , batu bata merah, papan,

atau triplek. Dinding pasangan batako adalah bahan yang paling banyak

digunakan sebagai dinding luar bangunan atau dinding pembatas antara

ruangan yang satu dengan lainnya. Batako adalah batu buatan yang terbuat dari

semen dengan campuran pasir, dipress dengan mesin press, dijemur beberapa

hari mengeras dan selanjutnya dijual.

Bagi suatu industri baik itu industri-industri kecil dan jasa akan selalu

dihadapkan dengan masalah persediaan. Hal ini disebabkan karena persediaan

merupakan salah satu dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi produksi,

dan cukup penting dalam menjaga kontinuitas produksi. Jadi dapat dikatakan

bahwa dalam menjalankan kegiatan produksi harus didukung dengan tingkat

persediaan yang memadai sehingga rencana produksi atau rencana penjualan

dapat tercapai. Sebaliknya apabila kegiatan produksi tidak didukung dengan

tingkat persediaan maka industri-industri tersebut akan terancam, dengan

terhentinya kegiatan produksi maka suatu industri akan kehilangan peluang

untuk memperoleh keuntungan.

Terutama industri-industri batako yang berada di Kecamatan Baguala,

yang memproduksi dan menjual batako sat ini sudah mencapai 5 usaha. Dalam

perkembangan industri ini mengalami kemajuan cukup baik. Hal ini dibuktikan

dengan semakin meningkatnya penjualan batako dari tahun ke tahun.

Secara umum kondisi ini terjadi karena permintaan masyarakat terus

meningkat guna membenahi bangunan rumah maupun perumahan yang sedang

dibangun walaupun kadang-kadang harga batako semakin meningkat. Dalam

pemasaran produk harga jual merupakan faktor yang paling mendasar dan

utama.

Terkait besarnya penjualan batako pada UD. Tiga Saudara di desa

Waiheru seperti tergambar diatas, maka hal ini tidak terlepas dari kualitas

produk batako yang dijaga sehingga batako Usaha UD. Tiga Saudara di desa

Waiheru dikenal luas oleh masyarakat Waiheru dan sekitarnya. Kondisi ini

2

menyebakan perkembangan usaha batako pada UD. Tiga Saudara semakin

meningkat dan dengan semakin tingginya produksi batako maka semakin besar

pula pendapatan yang diterima pengusaha batako.

Syarat-syarat batako yang baik meliputi : pandangan luar batako yang

mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang sisinya harus datar, tidak

menunjukkan retak-retak dan perubahan bentuk yang berlebihan, tidak mudah

hancur atau patah, dan warnanya seragam.

Bertolak dengan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul : Pengaruh Kualitas Produk Batako terhadap

Kepuasan Konsumen pada pada UD. Tiga Saudara di Desa Waiheru

Kecamatn Baguala Kota Ambon.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka yang menjadi

masalah pokok adalah : apakah kualitas produk batako berpengaruh terhadap

kepuasan konsumen pada UD. Tiga Saudara di desa Waiheru Kecamatan

Baguala kota Ambon.

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kualitas produk batako terhadap

kepuasan konsumen pada UD. Tiga Saudara di desa Waiheru Kecamatan

Baguala kota Ambon.

3

2. Kegunaan Penelitian

a. Sebagai bahan masukan bagi pengusaha batako (UD. Tiga Saudara) di

desa Waiheru.

b. Sebagai bahan referensi penelitian lanjutan.

1.4. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan tidak melebar jauh, maka sengaja penulis batasi pada

pengaruh kualitas produk batako terhadap kepuasan konsumen.

1.5. Tinjauan Teori

1. Produk

Produk merupakan titik pusat dari kegiatan pemasaran karena produk

merupakan hasil dari suatu perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar untuk di

konsumsi dan merupakan alat dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan dari

perusahaannya. Suatu produk harus memiliki keunggulan dari produk-produk

yang lain baik dari segi kualitas, desain, bentuk, ukuran, kemasan, pelayanan,

garansi, dan rasa agar dapat menarik minat konsumen untuk mencoba dan

membeli produk tersebut.

Pengertian produk (product) menurut Kotler & Armstrong, (2001: 346)

adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan

perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan

keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman

subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha

untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan

4

kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi

serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai

persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya.

Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan

keputusan pembelian.

Menurut Kotler & Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang

menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah:

a. Merek (branding)

Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau

kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk

mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan

membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek merupakan

masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan

memakan waktu, serta dapat membuat produk itu berhasil atau gagal. Nama

merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada produk

(Kotler & Armstrong, 2001:360

b.Pengemasan (packing)

Pengemasan (packing) adalah kegiatan merancang dan membuat wadah

atau pembungkus suatu produk.

c.Kualitas Produk (Product Quality)

Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk

untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan,

ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai

5

lainnya. Untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan dapat

menerapkan program ”Total Quality Manajemen (TQM)". Selain

mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk

meningkatkan nilai pelanggan.

2. Pengertian Diferensiasi Produk

Pengertian diferensiasi produk secara sederhana, dapat diartikan sebagai

pembedaan suatu produk dengan produk lainnya. Pengertian lain juga tentang

diferensiasi produk adalah pembedaan suatu produk dalam suatu perusahaan,

agar pihak konsumen dapat memilih produk yang mana, yang mereka inginkan.

Yang menjadi alternatif konsumen untuk memilih suatu produk didasari pada

warna, kualitas dan harga. Diferensiasi produk atau pembedaan produk

merupakan suatu strategi perusahaan untuk mempromosikan produk yang

diproduksinya dengan produk perusahaan pesaingnya. Strategi ini

didayagunakan sehingga perusahaan dapat menghindari persaingan harga.

Perusahaan meletakkan perbedaan dalam desain produk, merek, kemasan,

ukuran dan rasa.

a.Desain Produk

Desain produk adalah salah satu aspek pembentuk citra produk seperti

warna, kualitas jaminan dan pertanggung jawaban.

b. Merek

Merek merupakan nama istilah simbol atau desain khusus atau beberapa

kombinasi unsur-unsur yang direncanakan untuk mengidentifikasi barang

dan jasa.

6

c.Kemasan

Sebagai seluruh kegunaan merancang, memproduksi bungkus atas kemasan

suatu produk.

d. Ukuran dan rasa

Menunjukan kualitas produk suatu barang jika perusahaan dapat melakukan

diferensiasi produknya secara efektif, maka perusahaan dapat menetapkan

harga, diatas harga sebenarnya. Diferensiasi memungkinkan perusahaan

memperoleh keuntungan berdasarkan nilai tambah yang dirasakan dan

diberikan kepada pelanggan.

Kotler (2002:2) secara garis besar menyatakan diferensiasi produk adalah

penawaran produk perusahaan yang memiliki sesuatu yang lebih baik, lebih

cepat dan lebih murah yang akan menciptakan nilai yang lebih tinggi bagi

pelanggan dibandingkan produk pesaing.

Menurut Kotler (2002:328), diferensiasi adalah tindakan merancang

serangkaian perbedaan yang berarti untuk membedakan tawaran perusahaan

dengan tawaran pesaing. Selanjutnya Kotler (2002:329) menyebutkan bahwa

perusahaan dapat mendiferensiasikan tawaran pasarnya menurut 5 dimensi,

yaitu: produk, pelayanan, personalia, saluran pemasaran atau citra.

Kotler (1999 : 364) mengemukakan suatu perbedaan atau diferensiasi

dapat dikembangkan jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

- Penting ; Perbedaan itu memberikan banyak manfaat bagi cukup banyak

pelanggan

7

- Jelas ; Perbedaan itu tidak dimiliki orang lain atau dapat dikemas dengan

lebih jelas.

- Unggul ; Perbedaan itu lebih baik dari cara lain untuk mendapatkan manfaat

yang sama.

- Dapat dikomunikasikan ; perbedaan itu dapat dimengerti dan di lihat oleh

pembeli.

- Mendahului ; perbedaan itu tidak mudah ditiru pesaing

- Terjangkau ; pembeli dapat menjangkau selisih harganya

- Menguntungkan ; perusahaan memperoleh laba dengan menonjolkan

perbedaan itu

3. Pengertian Keputusan Pembelian

Persaingan semakin ketat di mana semakin banyak produsen yang terlibat

dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, menyebabkan setiap

perusahaan harus menempatkan orientasi pada keputusan pembelian dan

kepuasan pelanggan. Hal ini tercermin dan semakin banyaknya perusahaan

yang menyatakan komitmen nya terhadap kepuasan pelanggan dalam

pernyataan misinya, maupun public relations release. Dewasa ini semakin

diyakini bahwa kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah

memberikan nilai dan kepuasan pelanggan, melalui penyampaian produk dan

jasa dengan harga bersaing.

Tjiptono (2001:25) menjelaskan konsep kepuasan konsumen ini dapat

dilihat pada gambar 2.1

8

Gambar 1. Konsep Kepuasan Konsumen

Sumber : Tjiptono (2001 : 25)

Fandy Tjiptono (2001:102) mendefinisikan kepuasan pelanggan adalah

respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara

harapan dan kinerja aktual produk dalam pemakaiannya. Kepuasan pelanggan

merupakan evaluasi purna beli di mana alternatif yang dipilih sekurang-

kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan

timbul apabila, hasil tidak memenuhi harapan.

Selanjutnya Kotler (2002 : 42) mendefinisikan kepuasan pelanggan

adalah perasaan senang atau kecewa seorang pelanggan yang muncul setelah

membandingkan antara persepsi terhadap kinerja (hasil) suatu produk dan

harapan-harapannya.

Menurut A.W. Tunggal (2001 : 7) kepuasan pelanggan adalah sejauh

mana anggapan kinerja produk memenuhi harapan pembeli. Bila kinerja produk

9

Tujuan Perusahan

Produk

Nilai Produk bagi Konsumen

Tingkat Kepuasan Konsumen

Harapan Konsumen Terhadap Produk

Kebutuhan dan Keinginan Konsumen

lebih rendah ketimbang harapan pelanggan, pembelinya tidak puas. Bila sesuai

atau melebihi harapan, pembelinya merasa puas.

Grege dan Sehiffrin menyatakan bahwa organisasi yang berorientasi

pelanggan harus pelajari apa yang dihargai oleh konsumen dan kemudian

menyiapkan suatu tawaran yang melebihi mereka. Proses mi terdiri dan tiga

langkah (Kotler 2002:328) :

1. Mendefinisikan model nilai pelanggan : perusahaan pada awalnya

mendaftarkan semua faktor dan jasa yang mungkin mempengaruhi persepsi

pelanggan sasaran.

2. Membentuk hirarki nilai pelanggan : perusahaan sekarang menempatkan

tiap faktor pada salah-satu dari empat kelompok dasar yang diharapkan,

yang diinginkan dan yang tidak diantisipasi.

3. Menentukan paket nilai pelanggan : sekarang perusahaan memilih

kombinasi produk berwujud dan tidak berwujud. Pengalaman dan hasil

pemikiran yang dirancang untuk melebihi para pesaing dan memenangkan

kesetiaan pelanggan.

4. Dimensi Penentu Kepuasan Konsumen

Pemantapan dari pengukuran terhadap kepuasan konsumen telah mejadi

hal yang sangat esensial bagi setiap perusahaan.

Hal ini dikarenakan langkah tersebut dapat memberikan umpan balik dan

masukan bagi keperluan pengembangan dan implementasi strategi kepuasan

konsumen. Pada prinsipnya dimensi penentu kepuasan konsumen dapat

digolongkan menjadi beberapa bagian yaitu kualitas produk, harga produk,

10

desain produk, dan daerah jangkauan distribusi.

a. Kualitas Produk

Produk adalah salah satu dari faktor yang dapat mempengaruhi

keunggulan bersaing, disamping harga dan jangkauan distribusinya. Oleh

karena itu setiap perusahaan berupaya mengembangkan produk saingannya di

pasar. Unsur yang terpenting dalam produk adalah mutu dan kualitas. Dari

sudut pandang produsen mutu / kualitas sering diartikan sebagai komposisi si

teknis yang didasarkan pada spesifikasi teknis dari suatu produk. Sedangkan

dari sudut pandang konsumen, kualitas dimaksudkan sebagai tingkat

kemampuan produk untuk memenuhi apa yang diharapkan konsumen terhadap

suatu produk yang dimilikinya. Oleh karena itu dari sisi pandangan ini si

konsumen, kualitas produk sangat terkait dengan kepuasan konsumen.

Kotler (2002 : 9) mengartikan produk adalah segala sesuatu yang dapat

ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi

sehingga dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan peningkatan daya saing

produk dilakukan melalui peningkatan kualitas berdasarkan pada konsumen

internal dan eksternal, dan memberikan nilai lebih kepada konsumen (Ibrahim

2001 : 1) manajemen kualitas secara ideal harus dapat di lihat dari sudut

pandang holistik, tidak hanya dari produk produksi saja, akan tetapi mencakup

berbagai hal strategis, seperti misalnya : pelayanan dan kepuasan konsumen,

persaingan usaha, budaya kualitas serta perencanaan strategis jangka panjang

dengan menciptakan keterpaduan implementasi manajemen kualitas di setiap

bagian perusahaan. Salah satu kunci untuk menghidupkan manajemen kualitas

11

adalah kepemilikan budaya kualitas dan untuk menghidupkan budaya kualitas

tersebut diperlukan adanya komitmen penuh dari manajemen tingkat atas.

Heizer Jau dan Render Barry (2001 : 92), mengemukakan bahwa

kualitas/mutu adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang / jasa yang

menunjukakn kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang

tampak jelas maupun yang tersembunyi.

Ma'arif Syamsul M. dan Tanjung Hendri (2003 : 135) mutu berdasarkan

manufaktur adalah kecocokan produk dengan spesialisasi desain. Sedangkan

mutu berdasarkan produk adalah tingkat karakteristik produk yang dapat

diukur.

b. Harga

Harga menurut Soetojo Siswanto (1999 : 27) adalah nilai tukar barang

atau jasa dan berbagai macam manfaat lainnya yang bersangkutan dengan

barang dan jasa.

Metode penetapan harga menurut Tjiptono (2001 : 157) lebih

menekankan pada faktor-faktor seperti biaya, laba dan persaingan. Permintaan

pelanggan sendiri didasarkan pada berbagai pertimbangan yaitu :

- Kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya beli)

- Kemauan pelanggan untuk membeli

- Posisi suatu produk dalam gaya hidup pelanggan yakni menyangkut apakah

produk tersebut merupakan simbol status atau hanya produk yang

digunakan sehari-hari

- Manfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan

12

- Harga produk-produk substitusi

- Pasar potensial bagi produk tersebut

- Sifat persaingan non harga

- Perilaku konsumen secara umum

- Segmen-segmen dalam pasar

c. Desain

Desain merupakan salah satu cara untuk menambah kekhasan produk.

Selain itu desain dapat merupakan salah satu senjata kompetitif yang paling

ampuh dalam kegiatan pemasaran perusahaan. Produk yang dirancang dengan

baik akan menarik perhatian yang lebih besar dan meningkatnya penjualan.

Desain produk juga merupakan salah satu aspek yang membentuk citra

produk. Sebuah desain yang unik lain dari yang lain bisa merupakan salah satu

aspek yang menjadi pembeda ciri produk. Banyak perusahaan percaya bahwa

daya tarik promosi tersendiri disertai daya pikat ketenaran dalam desain

produk. Sekarang peranan desain dalam pemasaran ditambah dengan desain

produk suatu tipe desain yang mempunyai nilai penting dalam pemasaran.

Karena desain produk merupakan suatu paduan yang kompleks antara

unsur, bentuk dan fungsi, mutu dan gaya, seni dan perekayasaan, maka dalam

mendesain suatu produk yang akan dipasarkan hendaknya diperhatikan.

d. Daerah Jangkauan Distribusi

Agar supaya produk-produk dan jasa-jasa dapat dikonsumsi oleh para

pembeli maka produk dan jasa tersebut harus berada pada waktu dan tempat

yang tepat.

13

5. Proses Produksi Batako

Batako yang diproduksi UD.Tiga Saudara di desa Waiheru, bahan

bakunya terdiri dari pasir, semen dan air dengan perbandingan 75:20:5.

Perbandingan komposisi bahan baku ini adalah sesuai dengan Pedoman Teknis

yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum tahun 1986

Adapun proses produksi batako adalah sebagai berikut:

a. Pasir diayak untuk mendapatkan pasir yang halus

b. Pasir tanpa diayak dan semen diaduk sampai rata, sesudah rata ditambahkan

air.

c. Adonan pasir, semen dan air tersebut diaduk kembali sehingga didapat

adukan yang rata dan siap dipakai.

d. Adukan yang siap dipakai ditempatkan di mesin pencetak batako dengan

menggunakan sekop dan di atasnya boleh ditambahkan pasir halus hasil

ayakan (bergantung pada jenis produk batako yang akan dibuat).

e. Dengan menggunakan lempengan besi khusus tersebut dipres/ditekan

sampai padat dan rata mekanisme tekan pada mesin cetak.

f. Batako mentah.yang sudah jadi tersebut kemudian dikeluarkan dari cetakan

dengan cara menempatkan potongan papan di atas seluruh permukaan alat

cetak.

g. Berikutnya alat cetak dibalik dengan hati-hati Skala produksi dan

keunggulan produk akhir sehingga batakolpaving block mentah tersebut

keluar dari alat cetaknya.

h. Proses berikutnya adalah mengeringkan batako/ mentah dengan cara

14

diangin-anginkan atau di jemur di bawah terik matahari sehingga didapat

batko yang sudah jadi.

i. Hasil produksi batako siap dipasarkan.

j. ebelum dipasarkan harus menjalani pengujian mutu yang meliputi :

Keseluruhan proses produksi batako sampai kepada pemasarannya dapat di

gambarkan dengan diagram sebagai berikut :

15

Gambar. 1. Proses Produksi Batako di CV. Tiga Saudara

16

Diaduk sampai rata

Diaduk lagi

Gambar 1.Proses Produksi Batako di UD. Tiga Saudara

1.6. Hipotesa

Sejalan dengan latar belakang dan tujuan penulisan ini maka digunakan

hipotesa yaitu : diduga bahwa ada pengaruh kualitas produk batako terhadap

kepuasan konsumen pada UD. Tiga Saudara

1.7. Metode Penelitian

1.7.1.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai dalam penulisan ini adalah penelitian

deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk memutuskan pemecahan

masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data yang ada.

1.7.2.Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di kota Ambon dengan

objek penelitian pada pengusaha batako di desa Waiheru yaitu UD. Tiga

Saudara.

1.7.3.Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam  penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan konsumen

(pengguna/pembeli batako) dan pengusaha batako di desa Waiheru yaitu UD.

Tiga Saudara. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari

buku/literatur dan referensi terkait masalah yang dibahas, dan data ini diperoleh

dari perpustakaan, atau instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini.

17

1.7.6.Metode Pengumpulan Data

1. Library Research (Penelitian Kepustakaan)

Yaitu teknik yang digunakan untuk mempelajari sumber-sumber yang

relevan dengan penelitian ini sebagai acuan umum dan acuan khusus.

a. Acuan Umum

Yaitu mempelajari teori-teori yang berkaitan untuk digunakan sebagai

dasar berpijak dalam mendekati masalah-masalah pada kondisi yang

nyata.

b. Acuan Khusus

Yaitu mempelajari buku-buku laporan penelitian yang relevan dan

digunakan sebagai pedoman dan bahan perbandingan untuk

memperoleh data sekunder.

2. Field Research (Penelitian Lapangan)

Yaitu teknik yang digunakan untuk memperoleh data primer dari sumber

pertama yakni pengusaha batako di desa Waiheru kecamatan Baguala kota

Ambon.

1.7.7.Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Metode analisis kualitatif

Metode analisis ini dimaksudkan untuk menganalisis faktor-faktor apakah

yang mempengaruhi kepuasan konsumen dan kualitas produk batako.

18

2. Metode analisis kuantitatif

Metode analisis ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh kualitas

produk batako terhadap kepuasan konsumen dengan menggunakan alat

analisis regresi linear sederhana. Dimana dapat diformulasikan sebagai

berikut :

Y = a + bX + e (Sugiono, 2000 : 87)

Dimana :

Y = kepuasan konsumen

a = koefisien regresi

b = parameter estimasi

X = kualitas produk batako

e = faktor pengganggu

Data yang diperoleh dari hasil penelitian nantinya diolah dengan

menggunakan bantuan program Statistical Program Social Scince (SPSS).

Dalam menguji hipotesis untuk mengetahui pengaruh kualitas produk batako

terhadap kepuasan konsumen, maka digunakan uji statistik didukung oleh uji

ekonometrika yaitu dengan menggunakan Uji-t, yaitu untuk mengetahui

pengaruh variabel bebas (kualitas produk batako) terhadap variabel terikat

(kepuasan konsumen).

Dalam uji t ini, hipotesis yang digunakan menyatakan :

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kualitas produk batako (X)

terhadap kepuasan konsumen (Y).

19

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara kualitas produk batako (X)

terhadap kepuasan konsumen (Y).

Pengujian dilakukan dengan dengan membandingkan thitung dengan ttabel dengan

ketentuan dimana :

Jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka H0 diterima H1 ditolak

Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara kualitas produk batako

(X) terhadap kepuasan konsumen (Y).

Jika thitung > ttabel atau thitung ≤ -ttabel maka H0 ditolak H1 diterima,

Berarti ada pengaruh yang signifikan antara kualitas produk batako (X)

terhadap kepuasan konsumen (Y).

1.8. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penyelesaian penulisan ini, maka sistematika yang

digunakan terdiri dari 5 bab antara lain :

BAB I : Merupakan bab pendahuluan yang berisikan tentang uraian

latar belakang, permasalahan pokok, tujuan dan kegunaan

penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II : Merupakan bab yang berisikan tentang landasan teori dan

hipotesis yang mendasari dan mengarahkan penulisan ini.

BAB III : Merupakan bab yang berisikan tentang metodologi penelitian

yang terdiri dari lokasi penelitian, identifikasi dan pengukuran

variabel, jenis data, sumber data, teknik pengambilan sampel,

teknik pengambilan data dan teknik analisis data.

20

BAB IV : Merupakan bab analisis yang memaparkan hasil penelitian

secara mendetail berdasarkan metode yang dipakai.

BAB V : Merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan

saran.

21

DAFTAR PUSTAKA

Ackley, Gardner, 1988. Ekonomi Makro (Terjemahan Paul Sitohang Jilid 1) Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta.

Boediono, 1997. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi, No.1 Ekonomi Mikro Edisi II, Badan Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Gaspersz, V. 1997. Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Gilarso, T., 1992. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, Kanisius, Yogyakarta.

Griffin R. 2006. Business, Pearson Education, New Jersey.

Kadarsan, Halimah W., 1995. Keuangan  Pertanian  dan  Pembiayaan  Perusahaan  Agribisnis. PT. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.

Kotler, P. 1997. Manajemem Pemasaran : Analisa, Perencanaan, Implikasi dan Kontrol, Jilid I, PT. Prenhallindo, Jakarta.

Malhotra, N. K., 1993. Marketing Research – An Applied Orientation. Prentice Hall, Inc. New Jersey.

Nitisemito, Alex. S., 1981. Marketing, BPFE. UGM, Yogyakarta.

Sudarsono, 1995. Pengantar Ekonomi Mikro, Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi Sosial, Jakarta.

Sakaran, Uma, 1992. Research Methods for Business, A Skill Building Approach. Second Edition, John Willey & Sons, Inc. Singapore.

Supranto, J., 1985. Statistik Teori dan Aplikasi, Jilid 1 Edisi Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani, Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.

Swastha, B. 1993. Azas-Azas Marketing, Liberty, Yogyakarta.

Tjiptono, F., 1999. Strategi Pemasaran, Cetakan ketiga, Andi, Jogjakarta.

Winardi. 1995. Azas-Azas Marketing, Mandar Maju, Bandung.

22

PROPOSAL SKRIPSI

JUDUL : PENGARUH KUALITAS PRODUK BATAKO TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA UD. TIGA SAUDARA DI DESA WAIHERU KECAMATAN BAGUALA KOTA AMBON

N A M A : JAMILA

N I M : 2008 – 07092

FAKULTAS : EKONOMI

JURUSAN : MANAJEMEN

LOKASI PENELITIAN : UD. TIGA SAUDARA, DESA WAIHERU KECAMATAN BAGUALA - KOTA AMBON

MENGETAHUIKETUA JURUSAN MANAJEMEN

( ................................................... )NIP : 1948 1003 1976 031002

PENULIS,

( J A M I L A )NPM : 2008 07092

PEMBIMBING I

( ............................................... )NIP.

PEMBIMBING II

( ............................................... )NIP.

23

PROPOSAL SKRIPSI

TENTANG

PENGARUH KUALITAS PRODUK BATAKO TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA UD. TIGA SAUDARA

DI DESA WAIHERU KECAMATAN BAGUALA KOTA AMBON

N A M A : JAMILAN P M : 2008 – 07092SEMESTER : VII (TUJUH) B PAGIFAKULTAS : EKONOMIJURUSAN : MANAJEMENPROGRAM STUDI : EKONOMI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS DARUSSALAM

AMBON, 2011081247272786

24

25