fdok_4588_bab1

8
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah secara jelas mendelegasikan kewenangan penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan kepada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, urusan pendidikan merupakan salah satu pelayanan wajib yang harus diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten/kota. Lebih lanjut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa penyelenggaraan pelayanan wajib yang didesentralisasikan perlu diatur dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM). Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005, SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal, terutama yang berkaitan dengan pelayanan dasar. Penerapan SPM dimaksudkan untuk menjamin akses dan mutu bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dasar dari pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan oleh Pemerintah. Oleh karena itu, baik dalam perencanaan maupun

Upload: muhammad-jie

Post on 16-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ab

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah secara jelas mendelegasikan kewenangan penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan kepada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, urusan pendidikan merupakan salah satu pelayanan wajib yang harus diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten/kota. Lebih lanjut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa penyelenggaraan pelayanan wajib yang didesentralisasikan perlu diatur dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM). Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005, SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal, terutama yang berkaitan dengan pelayanan dasar.

Penerapan SPM dimaksudkan untuk menjamin akses dan mutu bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dasar dari pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan oleh Pemerintah. Oleh karena itu, baik dalam perencanaan maupun penganggaran, wajib diperhatikan prinsip-prinsip SPM yaitu sederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka, terjangkau dan dapat dipertanggungjawabkan serta mempunyai batas pencapaian yang dapat diselenggarakan secara bertahap.

SPM Pendidikan Dasar telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota.

SPM Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota mencakup 2 (dua) kelompok pelayanan dan 27 jenis indikator yaitu: 1. Pelayanan Pendidikan Dasar oleh Kabupaten/Kota dengan 14 indikator; 2. Pelayanan Pendidikan Dasar oleh Satuan Pendidikan dengan 13 indikator.

Permendikbud Nomor 23 Tahun 2013 (beserta lampirannya) memuat penjelasan secara rinci mengenai pengertian, metoda pengukuran indikator, analisis kebutuhan biaya pemenuhan SPM, dan langkah-langkah untuk menuangkannya ke dalam dokumen perencanaan daerah.

Sampai dengan saat ini masih terjadi kesenjangan mutu pelayanan pendidikan dasar antar kabupaten/kota, antar sekolah dengan sekolah dan antar sekolah dengan madrasah. Kesenjangan dalam pemenuhan SPM pendidikan dasar banyak disebabkan oleh berbagai alasan, misalnya akibat perbedaan kapasitas SDM, kesadaran pemangku kepentingan, kemampuan penganggaran, sarana-prasarana dan faktor geografis. Uni Eropa telah berkomitmen menyediakan dana hibah sebesar 37,3 juta untuk Program Pengembangan Kapasitas Penerapan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (Program PKP-SPM DIKDAS) dan menyediakan dana sebesar 200 ribu untuk Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan. Dari latar belakang di atas maka Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan menyusun proposal Rencana Pengembangan Kapasitas Program Peningkatan Kapasitas Penerapan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (Program PKP-SPM DIKDAS) Tahun 2015-2016.1.2. TUJUANSebagaimana yang tercantum dalam PAP Program PKP-SPM Dikdas bahwa tujuan dari program ini adalah memperkuat kapasitas pengelola pendidikan di tingkat kabupaten/kota/satuan pendidikan terpilih dalam melakukan perencanaan, penganggaran serta pengelolaan layanan-layanan pendidikan, sesuai dengan standar pelayanan minimal pendidikan dasar. Dimana output yang diharapkan meliputi : Meningkatnya kapasitas pengelola pendidikan di tingkat kabupaten/kota dan manajemen di tingkat sekolah/madrasah dalam pencapaian SPM; Meningkatnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat (misalnya Komite Sekolah/Madrasah, Dewan Pendidikan dan LSM peduli pendidikan, Kalangan dunia usaha dan dunia industri) dan pemangku kepentingan bidang pendidikan terhadap SPM sektor pendidikan, serta mendorong partisipasi masyarakat yang lebih besar untuk memastikan bahwa sekolah/madrasah dan pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap pemenuhan SPM; Meningkatnya pengintegrasian strategi pemenuhan SPM yang lebih efektif ke dalam berbagai program dan kebijakan sektor pendidikan terkait.

Untuk tercapainya tujuan dan output yang diharapkan maka diperlukan program-program sebagai berikut,1) Program peningkatan kapasitas pengelola pendidikan di tingkat kabupaten/kota dalam pencapaian SPM;2) Program peningkatan kapasitas manajemen di tingkat sekolah/madrasah dalam pencapaian SPM dan pemangku kepentingan bidang pendidikan terhadap SPM sektor pendidikan;3) Program peningkatan pengetahuan dan kepedulian masyarakat;4) Program peningkatan integrasi strategi pemenuhan SPM yang lebih efektif.

1.3. DASAR HUKUMDasar hukum pelaksanaan PROGRAM PK-SPM DIKDAS adalah sebagai berikut:1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara;2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional;3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara;4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;5. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;6. Undang-Undang No.33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah;7. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;8. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan;9. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;10. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;11. Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah;12. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;13. Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;14. Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akutansi Pemerintahan;15. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah;16. Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2012 Tentang Hibah Daerah;17. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 tentang Perbaikan Permendagri No.13 Tahun 2006;18. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal;19. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 79 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Standar Pelayanan Minimal;20. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 35/KMK.07/2003 Tentang Perencanaan, Pelaksanaan/ Penatausahaan dan Pemantauan Penerusan Pinjaman Luar Negeri Pemerintah kepada Daerah;21. Peraturan Menteri Keuangan No. 59/PMK.06/2005 Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 151/PMK.05 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Penarikan Pinjaman Dan/Atau Hibah Luar Negeri;23. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.05 Tahun 2011 Tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah;24. Peraturan Menteri Keuangan No.188/PMK.07/2012 Tentang Hibah dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah;25. Peraturan Menteri keuangan No. 190/PMK.05 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 15 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Di Kabupaten/Kota;27. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. 56/PB/2012 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembebanan Dana Pinjaman Dan/Atau Hibah Luar Negeri Melalui Mekanisme Rekening Khusus;28. Surat Edaran Dirjen Perbendaharaan No. 50 Tahun 2004 Tentang Petunjuk Teknis Mekanisme Pembayaran dan Pelaksanaan APBN;29. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional, Biro Keuangan Sekjen Depdiknas, 2005;30. Financing Agreement antara Pemerintah Indonesia dengan Uni Eropa.31. ADB Technical Assistance Report: Republic of Indonesia: Minimum Service Standards Capacity Development Program (Project Number: 47013-001 Capacity Development Technical Assistance (CDTA), March 2013.