fasilitasi_bppd_2013
TRANSCRIPT
PEDOMAN
FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH (BPPD) PROVINSI SEBAGAI KOORDINATOR
PENGUATAN SIDa
Edisi ke-1
Kerjasama
KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah memberikan kekuatan pada kita, sehingga buku Pedoman Fasilitasi
Peningkatan Kapasitas Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD)
Provinsi Sebagai Koordinator Penguatan SIDa ini dapat diselesaikan tepat
waktu.
Menindaklanjuti Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan
Teknologi dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03 Tahun 2012 dan
Nomor 36 tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa),
Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) melalui Asisten Deputi
Pengembangan Kelembagaan, Deputi Kelembagaan Iptek, bekerja sama
dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam
Negeri (BPP Kemendagri), sesuai dengan Pasal 16 ayat (2) huruf b, akan
memfasilitasi peningkatan kapasitas Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah (BPPD) Provinsi Sebagai koordinator
penguatan SIDa.
Buku pedoman seleksi ini ditujukan sebagai bahan rujukan dalam
menyeleksi atau menentukan BPPD Provinsi yang akan memeroleh
dukungan peningkatan kapasitas sebagai koordinator penguatan SIDa,
dalam bentuk penyusunan Roadmap SIDa di provinsinya. Di dalam
buku ini terdapat kuesioner isian permintaan data-berisi kondisi BPPD
saat ini dan proposal tentang tugas BPPD terkait dengan perannya
sebagai Sekretaris Tim Penguatan SIDa dalam penyusunan Roadmap
SIDa. Selanjutnya masukan yang diperoleh, akan menjadi dasar dan
menjadi pertimbangan untuk menentukan 6 (enam) BPPD yang akan
difasilitasi untuk menyusun Roadmap SIDa. Dari keenam BPPD Provinsi
yang difasilitasi, selanjutnya dipilih 3 (tiga) BPPD diantaranya yang
akan ditetapkan menjadi BPPD pelopor/utama dalam upaya
penguatan SIDa.
ii
Diharapkan pemberian fasilitasi peningkatan kapasitas BPPD Provinsi
sebagai koordinator penguatan SIDa, dapat meningkatkan kapasitas
dan kapabilitas kelembagaan iptek di daerah, sehingga dapat
berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi yang mampu
meningkatkan daya saing daerah demi terwujudnya masyarakat yang
sejahtera (innovation for welfare).
Semoga bermanfaat.
Asisten Deputi Pengembangan Kelembagaan Iptek
Fajar Suprapto
iii
SAMBUTAN
DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN IPTEK
KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) merupakan salah satu
kebijakan Pemerintah yang didasari oleh Peraturan Bersama Menteri
Negara Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03
Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem
Inovasi Daerah (SIDa). Tujuan penguatan SIDa adalah meningkatkan
kapasitas pemerintahan daerah, daya saing daerah, serta mendukung
pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, sesuai dengan Peraturan
Presiden Nomor 32 Tahun 2011. Hal ini juga sesuai dengan program
utama Kemenristek, yaitu Penguatan Sistem Inovasi Nasional yang
tercantum dalam Kebijakan Strategis Nasional Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Jakstranas Iptek) 2010-2014 dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.
Salah satu elemen penting bagi terselenggaranya penguatan SIDa
adalah meningkatnya kapasitas lembaga penelitian dan pengembangan
di daerah atau BPPD. Sesuai dengan Peraturan Bersama Menristek dan
Mendagri Nomor 03 tahun 2012 dan Nomor 36 tahun 2012 tentang
Penguatan SIDa, BPPD memiliki peran sentral dalam menggerakan
penguatan sistem inovasi di daerah, yaitu sebagai sekretaris tim
koordinasi sekaligus sebagai koordinator penyelenggaraan.
Adanya upaya fasilitasi untuk peningkatan kapasitas BPPD Provinsi
sebagai koordinator penyelenggaraan SIDa, merupakan langkah yang
iv
strategis. Hal ini dikarenakan penguatan sistem inovasi sebagai sebuah
pendekatan pembangunan, baik pusat maupun daerah, merupakan hal
yang baru.
Kolaborasi penyelenggaraan kegiatan fasilitasi peningkatan kapasitas
dan peningkatan peran BPPD Provinsi sebagai koordinator
penyelenggaraan SIDa, antara Kemenristek dan Kemendagri, dalam hal
ini BPP Kemendagri, merupakan salah satu langkah nyata dari
implementasi peraturan bersama yang sudah diterbitkan.
Seleksi BPPD Provinsi yang akan mendapat fasilitasi untuk
peningkatan kapasitas dan peningkatan peran BPPD Provinsi Sebagai
Koordinator Penyelenggaraan SIDa pada 2013 dilakukan secara
terbuka, dan bisa diikuti oleh seluruh lembaga kelitbangan daerah.
Seleksi dilakukan dengan berbasis antara lain representasi koridor
ekonomi MP3EI dengan melibatkan berbagai kalangan yang kompeten.
Pada tahun ini jumlah BPPD Provinsi yang akan mendapat fasilitasi
belum banyak, akan tetapi melalui kegiatan ini diharapkan kinerja
lembaga kelitbangan akan terdorong menjadi lebih baik. Ke depan,
peran BPPD Provinsi sebagai salah satu elemen penting bagi penguatan
sistem inovasi di daerah diharapkan menjadi lebih baik, sehingga
kesejahteraan masyarakat berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi
akan segera dapat dicapai.
Jakarta, Mei 2013
Deputi Bidang Kelembagaan
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Mulyanto
v
SAMBUTAN
KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih, karena
atas karuniaNya kerjasama antara Kementerian Riset dan Teknologi,
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri (BPP
Kemendagri) dapat berlangsung seiring dan sejalan. Hasil kerjasama
tersebut, antara lain telah berhasil menuntaskan Pedoman Fasilitasi
Peningkatan Kapasitas Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
(BPPD) Provinsi Sebagai Koordinator Dalam Penguatan SIDa. Pedoman
ini disusun dengan maksud memberikan arah bagi seluruh BPPD
Provinsi dalam upaya penyiapan dan pelaksanaan kegiatan fasilitasi
untuk perumusan capaian dan strategi peningkatan kapasitas dan
peran BPPD Provinsi di seluruh Indonesia.
Dalam upaya melaksanakan hal tersebut, BPPD Provinsi wajib
melakukan penguatan kelembagaan melalui pemantapan fungsi-fungsi
administratif dan manajemen kelitbangan disertai monitoring dan
evaluasi secara berkala dan berkesinambungan.
Pedoman Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi Sebagai
Koordinator Penguatan SIDa merupakan wujud tindak lanjut Peraturan
Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 3 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 Tentang
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa). Fasilitasi ini menjadi sangat
strategis karena merupakan langkah awal bagi Indonesia untuk
vi
mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) aparaturnya
melalui penataan kelembagaan kelitbangan provinsi, sehingga dalam
formulasi regulasi dan kebijakan pemerintahan daerah senantiasa
berbasis kelitbangan (research-based policy).
Akhirnya, saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu merampungkan pedoman ini.
Semoga bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas BPPD Provinsi
dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya terutama dalam rangka
penguatan SIDa di daerah.
Jakarta, Mei 2013
Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan,
Ahmad Zubaidi
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR SAMBUTAN DEPUTI KELEMBAGAAN IPTEK SAMBUTAN KEPALA BPP KEMENDAGRI
i iii v
DAFTAR ISI vii BATASAN ISTILAH ix BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Landasan Hukum 4 1.3. Maksud, Tujuan dan Sasaran 6 1.3.1. Maksud 6 1.3.2. Tujuan 7 1.3.3. Sasaran 7 1.4. Ruang Lingkup 8 1.4.1. Kelompok Sasaran 8 1.4.2. Unsur Penilaian 10 1.4.3. Tim Penilai 11 1.5.
1.6. Jenis Fasilitasi Tolok Ukur Keberhasilan
11 12
BAB II METODOLOGI 13 2.1. Kerangka Penilaian 13 2.1.1. Kuesioner 13 2.1.2. Proposal 15 2.1.3. Fact Finding 18 2.2. Penentuan Pemenang 19 BAB III
PROSEDUR DAN MEKANISME PELAKSANAAN
21
3.1. Prosedur Pelaksanaan 21 3.2. Tahapan Pelaksanaan 24 3.3. Jadwal Pelaksanaan 25 3.4.
3.5. Monitoring dan Evaluasi Pembiayaan
26 27
BAB IV PENUTUP 27
viii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : Kuesioner 31
LAMPIRAN 2 : Proposal dan Lembar Penilaian 43
LAMPIRAN 3 : Form Laporan Akhir
LAMPIRAN 4 : Form Checklist Fact Finding
LAMPIRAN 5 : Peran Penyelenggaraan
51
ix
BATASAN ISTILAH
1. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah yang selanjutnya
disingkat BPPD adalah Badan Penelitian dan Pengembangan atau
lembaga lainnya di provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki
tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan kelitbangan serta
administrasi dan manajemen di bidang penyelenggaraan
pemerintahan daerah;
2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri
yang selanjutnya disingkat BPP Kemendagri adalah komponen
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang memiliki tugas
pokok dan fungsi menyelenggarakan penelitian, pengembangan,
pengkajian, penerapan, perekayasaan, dan pengoperasian serta
administrasi dan manajemen kelitbangan di bidang
penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri;
3. Fasilitasi adalah pemberian peluang kemudahan, bantuan,
pendampingan, asistensi teknis¸ pelatihan dan penyelenggaraan
beberapa kegiatan (workshop, FGD/seminar), serta dorongan
kepada daerah agar dalam melaksanakan peningkatan kapasitas.
Peran BPPD Provinsi dapat dilakukan secara efisien dan efektif
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4. Hak kekayaan intelektual yang selanjutnya disingkat HKI adalah
hak kekayaan atas segala hasil produksi kecerdasan daya pikir
yang berguna untuk manusia.
5. Ilmu pengetahuan adalah rangkaian pengetahuan yang digali,
disusun, dan dikembangkan secara sistematis dengan
menggunakan pendekatan tertentu yang dilandasi metodologi
ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif, kualitatif, maupun
eksploratif, untuk menerangkan pembuktian gejala alam dan atau
gejala kemasyarakatan tertentu.
x
6. Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, penerapan,
pengkajian, perekayasaan, dan pengoperasian yang selanjutnya
disebut kelitbangan yang bertujuan mengembangkan penerapan
praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru. Atau cara
baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
telah ada ke dalam produk atau proses produksi.
7. Lembaga Kelitbangan adalah institusi yang melakukan kegiatan
penelitian, pengembangan, penerapan, pengkajian, perekayasaan,
dan pengoperasian yang bertujuan mengembangkan penerapan
praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru. Atau cara
baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
telah ada ke dalam produk atau proses produksi.
8. Kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian, penerapan,
perekayasaan, dan pengoperasian yang selanjutnya disebut
kelitbangan adalah rangkaian kegiatan ilmiah yang bertujuan
menghasilkan pemahaman baru dan mengembangkan penerapan
praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru. Atau cara
baru dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri.
9. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah.
10. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas
otonomi. Tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas--
luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
11. Penelitian (Research) adalah kegiatan yang dilakukan menurut
kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh
informasi, data dan keterangan yang berkaitan dengan (i)
pemahaman, (ii) pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu
asumsi, dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan
xi
teknologi (iptek), serta (iii) menarik kesimpulan ilmiah bagi
keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
12. Pengembangan (Development) adalah kegiatan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu
pengetahuan yang terbukti kebenarannya untuk (i) meningkatkan
fungsi, (ii) manfaat dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek) yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru.
13. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat
RKPD, adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu)
tahun.
14. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang
selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah
untuk periode 5 (lima) tahun.
15. Sistem Inovasi Daerah yang selanjutnya disingkat SIDa adalah
keseluruhan proses dalam satu sistem untuk
menumbuhkembangkan inovasi yang dilakukan antarinstitusi
pemerintah, pemerintahan daerah, lembaga kelitbangan, lembaga
pendidikan, lembaga penunjang inovasi, dunia usaha, dan
masyarakat di daerah.
16. Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang
dihasilkan dari penerapan atau pemanfatan berbagai disiplin ilmu
pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan,
kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia.
17. Tim Pengarah adalah tim yang memberikan arahan, kebijakan
dan keputusan pokok bagi program insentif yang beranggotakan
pimpinan Kementerian Riset dan Teknologi serta pimpinan
BPPD Kemendagri.
18. Tim Penilai adalah tim yang merupakan panel pakar dan praktisi
yang memiliki anggota dengan kompetensi dan keahlian,
khususnya tentang permasalahan, metodologi, pemanfaatan yang
xii
berkaitan dengan proposal. Tim ini bertugas melakukan seleksi dan
bertindak sebagai juri penilai kegiatan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Penjelasan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, menyatakan bahwa keberhasilan negara maju menumbuhkembangkan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) karena negara itu mampu menyinergikan perkembangan kelembagaan dan sumber daya iptek yang dimiliki dengan berbagai faktor lain secara bersistem.
Menurut Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dalam rangka memperkuat perekonomian domestik dengan orientasi dan berdaya saing global diperlukan dukungan penguatan sistem inovasi, melalui pengembangan iptek yang diarahkan pada peningkatan kualitas serta memanfaatkan iptek nasional untuk mendukung daya saing secara global. Hal itu dilakukan melalui peningkatan, penguasaan, dan penerapan iptek secara luas dalam sistem produksi barang/jasa, pembangunan pusat-pusat unggulan iptek, pengembangan lembaga penelitian yang handal, perwujudan sistem pengakuan terhadap hasil temuan dan Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI), pengembangan dan penerapan standar mutu, peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) Iptek, peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana iptek. Berbagai langkah tersebut dilakukan untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berbasis pengetahuan serta pengembangan kelembagaan sebagai keterkaitan dan
2
fungsional sistem inovasi dalam mendorong pengembangan kegiatan usaha.
Dalam rangka meningkatkan daya inovasi dan daya saing bangsa, Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) menetapkan penguatan sistem inovasi sebagai program utama yang tercantum dalam dokumen Kebijakan Strategis Nasional Iptek (Jakstranas) Iptek 2010-2014 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 bidang pembangunan iptek.
Iptek, inovasi, dan sistem inovasi menjadi kata kunci yang sangat penting bagi tercapainya pembangunan dan daya saing nasional. Penguatan sistem inovasi nasional (SINas) mencakup penguatan kelembagaan, sumber daya, jaringan iptek dan peningkatan relevansi, produktivitas riset, dan pendayagunaan iptek dalam rangka peningkatan kontribusi iptek terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), secara eksplisit mengamanatkan pentingnya penguatan kapasitas inovasi untuk mendukung tercapainya kondisi ekonomi nasional yang lebih maju. Pasca penetapan MP3EI, Kemenristek telah mensinkronisasikan program dan kegiatannya dengan hal-hal pokok yang diatur dalam MP3EI. Pada tataran kebijakan, salah satu strategi pencapaian MP3EI adalah pembangunan SDM dan inovasi dan dilaksanakan melalui penguatan Sistem Inovasi Nasional (SINas), termasuk di dalamnya adalah penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa).
Kelembagaan iptek mempunyai peran yang sangat besar dalam memasok hasil penelitian dan pengembangan (litbang), untuk meningkatkan daya saing sektor industri sebagai upaya memperbaiki tingkat perekonomian nasional. Sebagai contoh, dalam sektor industri dan perdagangan, peran kelembagaan iptek diarahkan juga untuk menjawab beberapa kendala mendasar, antara lain: (i) rendahnya kandungan teknologi produk barang dan jasa; (ii) rendahnya kontribusi kapasitas teknologi domestik dan litbang dalam proses produksi dan distribusi; dan (iii)
3
implementasi standardisasi dan sertifikasi proses produksi dan distribusi barang dan jasa untuk mendukung daya saing dalam perdagangan internasional.
Dalam konteks sistem inovasi, setiap lembaga pengembang iptek perlu mempunyai 3 (tiga) kapasitas, yakni: [1] kapasitas dalam mengakses informasi tentang realita kebutuhan teknologi, potensi sumberdaya yang dapat dikelola atau diakses, teknologi yang telah tersedia, perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan, keberadaan pakar luar-lembaga yang potensial untuk berkolaborasi, dan sumber pembiayaan kegiatan riset (sourcing
capacity); [2] kapasitas dalam memublikasikan hasil-hasil risetnya, mendifusikan paket teknologi yang dihasilkan, dan memberikan landasan akademik untuk perumusan kebijakan publik (disseminating capacity); dan [3] kapasitas intinya dalam pelaksanaan riset dan pengembangan teknologi secara produktif, bermutu, dan relevan, serta sepadan dengan kapasitas adopsi calon pengguna potensialnya (R&D capacity) (Lakitan, 2011).
Sejalan dengan hal tersebut, untuk mendukung penguatan sistem inovasi, khususnya di daerah, pada 25 April 2012 bersamaan dengan perayaan Hari Otonomi Daerah ke-16, telah ditandatangani Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah. Peraturan ini merupakan salah satu bukti kebersamaan sekaligus menjadi dasar hukum (legal basis) bagi Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan daya saing daerah melalui iptek dan inovasi.
Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan daerah, salah satu unsur kunci yang memiliki peran besar dalam penguatan SIDa adalah Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD), atau sebutan lainnya yang memiliki tugas pokok dan fungsi (tupoksi) kelitbangan.
Penguatan BPPD merupakan salah satu langkah strategis dalam penguatan SINas maupun SIDa, agar lembaga iptek dapat berkinerja tinggi. Dengan menghasilkan inovasi teknologi yang
4
sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas adopsi pengguna teknologi (masyarakat, industri, dan Pemerintah). Pasal 16 ayat (2) huruf b Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan SIDa menyatakan bahwa penataan terhadap institusi pemerintah daerah dilakukan dengan meningkatkan kapasitas dan peran BPPD sebagai koordinator dalam penguatan SIDa. Pada Pasal 32 mengamanatkan kepada gubernur untuk membentuk Tim Koordinasi Penguatan SIDa di Provinsi. Kepala BPPD berperan sebagai Sekretaris Tim Koordinasi yang mempunyai tugas antara lain menyusun dokumen Roadmap Penguatan SIDa. Hal ini sejalan dengan Pasal 7 Ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011, yang menyatakan bahwa tugas BPPD Provinsi antara lain adalah menyusun kebijakan teknis, rencana, dan program kelitbangan di lingkungan pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota di wilayahnya, sedangkan salah satu kewenangannya adalah melaksanakan pengelolaan pembangunan daerah.
Mengingat pentingnya peran BPPD dalam pembangunan daerah, khususnya dalam penguatan SIDa, diperlukan berbagai upaya untuk peningkatan kinerjanya, diantaranya berupa fasilitasi dan pendampingan penyelenggaraan penguatan SIDa, termasuk penyusunan Roadmap Penguatan SIDa.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Kemenristek dan Kemendagri memprakarsai penyusunan Pedoman Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi Sebagai Koordinator Penguatan SIDa yang dapat digunakan sebagai acuan daerah untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya dalam menjalankan peran dan fungsinya serta mendukung kepentingan stakeholder di pusat dan daerah, terutama dalam penguatan SIDa.
5
1.2. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4219);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual Serta Hasil Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Lembaran Negara
6
Tahun 2005 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4497);
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025;
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2012 tentang Kerangka Nasional Pengembangan Kapasitas Pemerintahan Daerah;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 290);
10. Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2011 tentang Pedoman Penerbitan Rekomendasi Penelitian.
1.3. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
1.3.1. Maksud
Buku Pedoman Seleksi Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD) Provinsi Sebagai Koordinator Dalam Penguatan SIDa, merupakan dokumen yang disusun untuk menjadi pijakan seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan peningkatan kapasitas dan kapabilitas BPPD. Dengan maksud untuk memberikan arahan tentang tahapan pencapaian, strategi, serta kerangka prioritas peningkatan kapasitas dan kapabilitas BPPD dalam rangka penguatan sistem inovasi di Indonesia, khususnya SIDa.
BPPD diharapkan dapat menjadi motor penggerak terjadinya koherensi, keterpaduan, dan gerakan penguatan sistem inovasi,
7
khususnya di daerah, yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan (Pemerintah, akademisi, pengusaha, masyarakat, dan legislatif), sehingga akan terjadi percepatan kemandirian dan peningkatan daya saing bangsa untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan dan berkeadilan melalui inovasi teknologi.
1.3.2. Tujuan
Tujuan dari buku pedoman fasilitasi ini adalah untuk menjadi panduan bagi seluruh BPPD dan lembaga kelitbangan daerah yang akan mengikuti seleksi fasilitasi peningkatan kapasitas BPPD Provinsi sebagai koordinator penguatan SIDa. Tujuan pemberian fasilitasi adalah untuk peningkatan kapasitas BPPD Provinsi sebagai koordinator dalam penguatan SIDa.
1.3.3. Sasaran
Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah:
a. Tersedianya data dan informasi dasar mengenai kapasitas dan kapabilitas kelembagaan kelitbangan daerah secara nasional;
b. Tersedianya bahan rujukan dalam menentukan daerah yang mendapat fasilitasi penguatan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan kelitbangan;
c. Tersedianya bahan rujukan bagi berbagai pihak untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan fasilitasi peningkatan kapasitas BPPD sebagai koordinator dalam pengembangan dan penguatan SIDa.
8
1.4. RUANG LINGKUP
1.4.1. Kelompok Sasaran
Lembaga yang bisa mengajukan sebagai penerima fasilitasi peningkatan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan adalah seluruh BPPD atau lembaga yang memiliki fungsi kewenangan, dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi kelitbangan daerah. Saat ini terdapat 5 (lima) kategori kelompok sebagaimana dijelaskan dalam Tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1. Kategorisasi Kelembagaan BPPD Provinsi Berdasarkan
Bentuk dan Struktur Organisasi
NO. KATEGORI
URAIAN NOMENKLATUR,
KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI
(TUPOKSI)
JUMLAH
PROVINSI
1. Kelompok I Berbentuk Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD) dengan Tupoksi khusus kelitbangan dan Dipimpin Pejabat setingkat Eselon II
(12)
1. Balitbangda Provinsi
Sumatera Utara 2. BPP Provinsi Riau 3. Balitbangda Provinsi
Jambi 4. Balitbangnovda Provinsi
Sumatera Selatan 5. Balitbangda Provinsi
Banten 6. Balitbangda Provinsi
Jawa Tengah 7. Balitbangda Provinsi
Jawa Timur 8. Balitbangda Provinsi
Kalimantan Selatan 9. Balitbangda Provinsi
Kalimantan Timur 10. Balitbangda Provinsi
Sulawesi Tengah 11. Balitbangda Provinsi
Sulawesi Selatan 12. Balitbangda Provinsi
Sulawesi Tenggara
9
NO. KATEGORI
URAIAN NOMENKLATUR,
KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI
(TUPOKSI)
JUMLAH
PROVINSI
2.
Kelompok II
Berbentuk Badan yang wajib menyelenggarakan tupoksi kelitbangan dan beberapa urusan lainnya sebagai tupoksi dan Dipimpin Pejabat setingkat Eselon II
(4)
1. Balitbang Statistik
Daerah Provinsi Bengkulu
2. Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian Provinsi Nusa Tenggara Barat
3. Badan Pendidikan dan Pelatihan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) Provinsi Nusa Tenggara Timur
4. Badan Lingkungan Hidup, Riset, Teknologi, dan Informasi (Balihristi) Provinsi Gorontalo
3. Kelompok III Berbentuk Kantor Penelitian dan Pengembangan Daerah (KPPD) dengan Tupoksi khusus kelitbangan dan Dipimpin Pejabat setingkat Eselon III
(1) 1. Kantor Litbang Provinsi Kalimantan Barat
4. Kelompok IV Berbentuk Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan Dipimpin Pejabat setingkat Eselon II, sedangkan tupoksi kelitbangan ditangani oleh salah satu “Bidang” atau “UPTD” yang Dipimpin Pejabat setingkat Eselon III
(15) 1. Bappeda Provinsi Aceh 2. Bappeda Provinsi
Lampung 3. Bappeda Prov. Jawa
Barat 4. Bappeda Prov. DKI
Jakarta 5. Bappeda & Statistik
Prov. Bangka Belitung 6. Bappeda Prov.
Sumatera Barat 7. Bappeda Prov.
Kepulauan Riau 8. Bappeda Prov. Bali
10
NO. KATEGORI
URAIAN NOMENKLATUR,
KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI
(TUPOKSI)
JUMLAH
PROVINSI
9. Bappeda Prov.
Sulawesi Utara – UPTD Litbang
10. Bappeda Prov. Kalimantan Tengah
11. Bappeda Prov. Sulawesi Barat
12. Bappeda & Statistik Prov. Maluku
13. Bappeda Prov. Maluku Utara
14. Bappeda Prov. Papua 15. Bappeda Prov. Papua
Barat
5. Kelompok V Berbentuk Biro di bawah Sekretariat Daerah Provinsi dengan nomenklatur “Biro Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi” dan Dipimpin Pejabat setingkat Eselon II, sedangkan tupoksi kelitbangan ditangani oleh salah satu “Bagian” yang Dipimpin Pejabat setingkat Eselon III
(1) 1. Biro Administrasi Pembangunan Sekda Provinsi (Daerah Istimewa Yogyakarta
11
1.4.2. Unsur Penilaian
Unsur penilaian dalam seleksi untuk memperoleh Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi sebagai Koordinator Penguatan SIDa adalah:
a. Kuesioner digunakan untuk mengetahui gambaran kondisi saat ini tentang kapasitas dan kapabilitas BPPD Provinsi;
b. Proposal digunakan untuk memperoleh informasi tentang upaya dan rencana kerja yang akan dilakukan BPPD Provinsi untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaannya dalam mendukung penguatan SIDa.
Selanjutnya untuk memvalidasi data kedua unsur di atas dilakukan fact finding dan wawancara.
1.4.3. Tim Penilai
Penyeleksian terhadap usulan fasilitasi akan dilakukan tim penilai yang ditetapkan Menteri Negara Riset dan Teknologi. Hal ini dimaksudkan agar penilaian fasilitasi peningkatan kapasitas BPPD Provinsi dapat dilakukan secara mandiri, akuntabel, dan profesional.
1.5. JENIS FASILITASI
Fasilitasi yang akan diberikan kepada BPPD yang terpilih adalah:
a. Fasilitasi Pembentukan Tim Koordinasi Penguatan SIDa.
Berupa dukungan dan pendampingan untuk pembentukan Tim Koordinasi Penguatan SIDa di Provinsi. Sebagai pengarah adalah Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah, dan Ketua DPRD, sedangkan Ketua dijabat Sekretaris Daerah. Adapun jabatan Sekretaris dipegang Kepala BPPD Provinsi dan anggotanya adalah Kepala Dinas/Badan/Kantor/Lembaga/Organisasi lain terkait.
12
b. Fasilitasi Pelatihan Penyusunan Roadmap SIDa.
Berupa pelatihan peningkatan pemahaman tentang SIDa dan bagaimana cara menyusun roadmap penguatan SIDa dalam rangka pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), baik yang ada di BPPD Provinsi ataupun institusi terkait sebagai aktor SIDa di wilayah provinsi.
c. Fasilitasi Penyusunan Roadmap SIDa.
Berupa pendampingan penyelenggaraan penyusunan roadmap penguatan SIDa, seperti Focus Group Discussion (FGD), konsinyering, workshop, seminar dan sebagainya yang melibatkan instansi terkait.
Fasilitasi diberikan oleh Kemenristek selama lima (5) bulan sejak ditetapkannya BPPD Provinsi dan lembaga kelitbangan yang akan mendapat fasilitasi.
1.5. TOLOK UKUR KEBERHASILAN
Keberhasilan pelaksanaan fasilitasi peningkatan kapasitas BPPD Provinsi sebagai Koordinator Penguatan SIDa, dapat diukur berdasarkan parameter sebagai berikut:
a. Meningkatnya kapasitas BPPD dalam melakukan sinkronisasi, harmonisasi, dan sinergi penguatan SIDa yang meliputi: identifikasi dan inventarisasi kebijakan penguatan SIDa, analisis potensi sinergi kebijakan penguatan SIDa, dan memadukan kebijakan-kebijakan antardaerah dan antara pemerintah daerah dengan Pemerintah (pusat) untuk penguatan SIDa;
b. Komprehensifnya format roadmap penguatan SIDa yang memuat: kondisi SIDa saat ini, tantangan dan peluang SIDa, kondisi SIDa yang akan dicapai, arah kebijakan strategi penguatan SIDa, fokus dan program prioritas SIDa, dan rencana aksi penguatan SIDa.
13
BAB II
METODOLOGI
2.1. KERANGKA PENILAIAN
Penilaian dilakukan menggunakan 2 (dua) instrumen, yaitu: 1) Kuesioner; 2) Proposal dan Instrumen tersebut memiliki bobot penilaian dengan rincian: 1) Kuesioner 30 % 2) Proposal 70% Untuk validasi data dan informasi dalam kuesioner dan proposal, dilakukan Fact Finding, yang hasilnya akan memengaruhi penilaian kedua instrumen tersebut.
2.1.1. Kuesioner
Kuesioner merupakan alat untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai kondisi terkini dari para peserta seleksi. Dalam seleksi ini kuesioner merupakan aspek yang akan mendapat bobot nilai sebesar 30%.
Dasar teori penyusunan kuesioner adalah uraian dari elemen-elemen yang berpengaruh dalam pengembangan kelembagaan kelitbangan, yang mencakup 5 (lima) elemen, yaitu :
a) Fokus Pengembangan kebijakan (terkait kelembagaan, Renstra, dokumen strategis lainnya);
b) Faktor yang memengaruhi;
c) Faktor yang terlibat;
14
d) Tujuan yang hendak dicapai; dan
e) Instrumen kebijakan yang dibutuhkan. Selanjutnya uraian dari elemen-elemen tersebut dikelompokan menjadi beberapa perspektif berdasarkan pendekatan balance score card (BSC). Konsep BSC adalah sebuah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan Robert Kaplan (Harvard Business School) dan David Norton pada awal tahun 1990-an. BSC berasal dari dua kata, yaitu balanced (berimbang) dan scorecard (kartu skor). Balanced (berimbang) berarti adanya keseimbangan antara penampilan keuangan dan non-keuangan, penampilan jangka pendek dan penampilan jangka panjang, antara penampilan yang bersifat internal dan penampilan yang bersifat eksternal. Scorecard (kartu skor), yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor kinerja sebuah institusi.
Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC sebagai berikut:
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan;
Perspektif Proses Bisnis Internal;
Perspektif Penerima Manfaat; dan
Perspektif Keuangan. Dalam buku panduan ini, perspektif dari pendekatan BSC tersebut disesuaikan dengan tujuan kegiatan menjadi empat (4) perspektif sebagai berikut: 1. Sumber Daya Manusia dan Pembelajaran; 2. Capaian; 3. Pemanfaatan; dan 4. Pembiayaan.
Selanjutnya keempat perspektif tersebut diurai menjadi daftar
pertanyaan berupa kuesioner dengan pembobotan sebagai
berikut:
15
Tabel 2.1. Bobot Penilaian Kuesioner
No Kriteria
Penilaian Uraian dan Elemen Penilaian Bobot
1.
Sumber Daya Manusia dan Pembelajaran
1. Jumlah pejabat fungsional
peneliti/sertifikasi LIPI
25 %
15 %
2. Jumlah PNS yang Diberi Tugas, Tanggung Jawab, Wewenang, Dan Hak Untuk Meneliti
25 %
3. Kompetensi Peneliti 25 %
4. Website yang dimiliki 10 %
5. Jumlah Hasil Penelitian yang Diunggah Ke Laman (Publikasi, Website)
15 %
2. Capaian
1. Tim Koordinasi Penguatan SIDa 30 % 40 %
2. Roadmap Penguatan SIDa 30 %
3. Dokumen Kebijakan Strategi Daerah (Jakstrada) Iptek dan Agenda Riset Daerah (ARD)
10 %
4. Jumlah Standard Operation Procedure (SOP)
10 %
5. Jumlah Kerja Sama Kelitbangan 10 %
6. Keterlibatan dDalam Pengawasan Peneliti Asing
5 %
7. Jumlah Fasilitasi Perlindungan HKI Atas Hasil Litbang Di Daerah
5%
3. Pemanfaatan 1. Jumlah Rekomendasi yang Dimanfaatkan
40 % 30%
2. Jumlah Output yang Dihasilkan 30 %
3. Jumlah Sosialisasi Regulasi/Kebijakan Kelitbangan
30 %
4. Pembiayaan 1. Laju Pertumbuhan Anggaran Kelitbangan dalam APBD
40 % 15 %
2. Anggaran untuk penguatan kapasitas SIDa tahun 2013
60 %
TOTAL 100%
16
2.1.2. Proposal
Proposal digunakan untuk memperoleh informasi tentang upaya dan rencana kerja yang akan dilakukan BPPD untuk meningkatkan kapasitas dan perannya Sebagai Koordinator Penguatan SIDa. Dalam seleksi ini proposal merupakan aspek yang akan mendapat bobot nilai sebesar 70%.
a. Persyaratan Substantial
Proposal yang diajukan harus mencakup komponen-komponen sebagai berikut:
1) BPPD merumuskan kondisi saat ini dan kondisi yang ingin dicapai dalam hal menjalankan perannya sebagai Koordinator/Sekretaris Tim Koordinasi Penguatan SIDa;
2) BPPD membuat perencanaan agar dapat menjalankan perannya sebagai Koordinator/Sekretaris Tim Koordinasi Penguatan SIDa dalam 1 (satu) Tahun Anggaran;
3) Peran BPPD sebagaimana dimaksud pada angka 1) mengacu pada Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa), dimana BPPD menjadikan dokumen Roadmap SIDa sebagai salah satu keluaran (output);
4) BPPD harus mencantumkan rencana kegiatan peningkatan kapasitas (capacity building) untuk menyusun Roadmap SIDa di dalam pengajuan proposal fasilitasi ini.
b. Persyaratan Teknis
Persyaratan teknis dari proposal yang diajukan antara lain: 1) Proposal yang disusun berisi uraian sesuai dengan
ketentuan substantif; 2) Terdapat Lembar Pengesahan yang telah ditandatangani
oleh pimpinan lembaga dan dibubuhi stempel (cap) resmi lembaga;
17
3) Mencantumkan riwayat hidup/biodata dari pimpinan lembaga dan SDM yang terlibat;
4) Proposal disajikan pada kertas ukuran A4, menggunakan font Arial dengan ukuran 12, dan 1,5 spasi;
5) Proposal dijilid dengan soft cover berwarna merah dan dibuat terpisah dengan kuesioner. Kuesioner beserta data pendukung isian kuesioner dijilid dengan soft cover berwarna kuning.
6) Outline Proposal mengikuti Lampiran 2.
c. Penilaian Proposal
Penilaian proposal dilakukan melalui pembobotan dari masing-masing bagian proposal yang telah disusun berdasarkan tingkat urgensinya (lihat Tabel 2.2). Nilai total proposal merupakan penjumlahan nilai hasil perkalian nilai masing-masing bagian dengan bobotnya.
Tabel 2.2. Bobot Penilaian Proposal
No Bab Kriteria Penilaian Uraian dan Elemen
Penilaian Bobot
1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang (berisi tentang kesenjangan antara kondisi masa kini eksisting/gap analysis)
Ketepatan, kelengkapan indikator, dan pendekatan analitik yang dipakai dalam melakukan analisis
15% 20%
1.2. Pernyataan Masalah (Statement of the Problem)
1. Definisi masalah jelas
10%
2. Perlu penyelesaian secara khusus
10%
1.3. Tujuan, Sasaran, dan Target Kegiatan
1. Tujuan jelas dan rasional
15%
2. Hasil yang ingin dicapai jelas dan terkait dengan penguatan SIDa
20%
18
No Bab Kriteria Penilaian Uraian dan Elemen
Penilaian Bobot
1.4. Ruang Lingkup 1. Logika pikir jelas dan rasional
15%
2. Program dan kegiatan yang dilakukan relevan dengan penguatan SIDa
15%
2. Kondisi Umum
2.1. Posisi BPPD/Balitbangda dalam perencanaan pembangunan daerah
5% 20%
2.2. Kondisi BPPD/Balitbangda saat ini 5%
2.3. Enable Factors 1. Regulasi pendukung
20%
2. Kepemimpinan Kepala Daerah
30%
3. Sumber Daya Manusia
20%
4. Sarana/Prasarana dan Jaringan
10%
5. Anggaran 10%
3. Rencana Aksi
Rencana Aksi 1. Logika Program (program dan kegiatan bisa dilakukan dan dapat mencapai sasaran)
35% 40%
2. Program dan kegiatan yang dilakukan relevan dengan penguatan SIDa dan peran sebagai sekretaris di dalam Tim Koordinasi SIDa
35%
3. Kreativitas dan Inovasi
30%
4. Hasil yang Diharapkan
4.1. Sasaran/Hasil Akhir (Output) yang akan dicapai berupa Roadmap Penguatan SIDa yang ditetapkan dengan Peraturan Gubernur
70% 20%
4.2. Outcome dan Dampak tepat sasaran 30%
TOTAL 100%
19
2.1.3. Fact Finding
Fact finding dilaksanakan untuk melakukan validasi data dan informasi yang diberikan oleh BPPD peserta dari hasil pengisian kuesioner dan proposal yang diajukan. Bentuk fact finding adalah dengan melakukan pemeriksaan dokumen serta wawancara mendalam untuk melihat keabsahan data yang diberikan oleh pengusul.
2.2. PENENTUAN PEMENANG
Pada tahun 2013 Kemenristek akan memberikan fasilitasi kepada 6 (enam) lembaga BPPD Provinsi atau sebutan lainnya atau lembaga yang menyelenggarakan fungsi kelitbangan untuk melakukan Peningkatan Kapasitas Sebagai Koordinator Penguatan SIDa. Peserta terpilih adalah representasi dari setiap koridor ekonomi yang tercantum dalam MP3EI.
20
21
BAB III
PROSEDUR DAN MEKANISME
PELAKSANAAN
Pengembangan kapasitas BPPD Provinsi sebagai Koordinator Penguatan SIDa, dilakukan dengan cara memperkuat BPPD yang telah ada. Hal ini agar lebih fokus dalam pengukuran pencapaian kinerja dalam menjalankan tupoksi sesuai yang diminta para pemangku kepentinganya(stakeholders).
3.1. PROSEDUR PELAKSANAAN
Prosedur yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan fasilitasi teknis untuk peningkatan kapasitas BPPD Provinsi dalam rangka penguatan SIDa adalah:
1) Kemenristek bersama-sama BPP Kemendagri (penyelenggara) menyusun dan merumuskan buku Pedoman Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD PROVINSI, didukung beberapa BPPD sebagai nara sumber;
2) Buku Pedoman Fasilitasi disosialisasikan baik melalui situs Kemenristek, situs BPP Kemendagri maupun langsung melalui pertemuan dengan seluruh BPPD Provinsi di Indonesia;
3) BPPD mengisi kuesioner dan membuat proposal serta bersedia dilakukan konfirmasi dan pengecekan lapangan (fact finding). Selanjutnya mengirimkannya kepada sekretariat penyelenggara (format proposal dan kuesioner dapat diunduh di www.ristek.go.id dan www.kemendagri.go.id); dan
22
4) Kuesioner dan proposal yang telah diisi dengan lengkap, dibuat dalam bentuk hard copy dan soft copy (versi.doc) dan dikirimkan ke alamat:
5) Penyelenggara melalui tim penilai, melakukan verifikasi kelengkapan dokumen dari proposal dan kuesioner yang diterima. Selanjutnya, proposal dan kuesioner yang telah lulus verifikasi akan dihitung nilainya menggunakan kriteria penilaian yang telah ditetapkan;
6) Penyelenggara merekapitulasi hasil penilaian dan menetapkan nominator/calon penerima program Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi Sebagai Koordinator Penguatan SIDa;
7) Pelaksanaan assesment lapangan (fact finding) dilakukan pihak pelaksana ke lembaga BPPD yang menjadi nominator penerima program fasilitasi, dan juga kepada SKPD-SKPD yang terkait;
8) Hasil assesment lapangan akan dijadikan rekomendasi untuk bahan pertimbangan dan penilaian para pimpinan dalam memutuskan BPPD yang akan menerima fasilitasi;
9) BPPD penerima fasilitas yang ditetapkan akan diumumkan melalui www.ristek.go.id, www.kemendagri.go.id, dan www.bpp.kemendagri.go.id. Selanjutnya, BPPD yang terpilih, bersama dengan tim pelaksana membahas kegiatan dan program yang akan dilakukan agar diperoleh kesepakatan
kerja. Pembahasan dan program kegiatan ini juga mencakup target-target yang akan dan harus dicapai BPPD terpilih; dan
10) Selama melaksanakan rencana aksi, BPPD penerima fasilitasi akan dimonitor untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan
Sekretariat Program Peningkatan Kapasitas dan Kapabilitas BPPD Kementerian Riset dan Teknologi
Deputi Bidang Kelembagaan IPTEK Gedung II BPPT Lantai 8, Jl. MH. Thamrin 8 Jakarta 10340
Telp. 021-3169288, Faks. 021-3102014 e-mail: [email protected]; HP: 08567946613
23
kegiatan. Berdasarkan laporan kemajuan dan laporan pelaksanaan kegiatan akhir akan ditetapkan 3 (tiga) BPPD pelopor/utama melalui surat Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi.
Alur tahapan pelaksanaan diilustrasikan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Prosedur Pelaksanaan
MULAI
Persiapan, Penyusunan, dan Penetapan Buku Pedoman
Sosialisasi Buku Pedoman
Pengisian Kuesioner dan Penyusunan Proposal
Fact finding
Verifikasi Data
Penetapan 6 (enam) BPPD yang mendapat Fasilitasi
Penilaian Akhir Penerima Fasilitasi
Penetapan Lembaga SELESAI
Fasilitasi
Penilaian Kuesioner dan Proposal
24
3.2. TAHAPAN PELAKSANAAN
Tahapan pelaksanaan kegiatan digambarkan dalam Gambar 3.2, sebagai berikut:
Gambar 2.
Tahapan Pelaksanaan
Gambar 3.2. Tahapan Pelaksanaan
Penyusunan Pedoman Fasilitasi
Peningkatan Kapasitas
BPPD Provinsi Sebagai
Koordinator Penguatan
SIDa
Sosialisasi Pedoman Fasilitasi
Peningkatan Kapasitas
BPPD Provinsi Sebagai
Koordinator Penguatan
SIDa
Identifikasi & Pemetaan
Kondisi Terkini
Kapasitas BPPD
Provinsi Sebagai
Koordinator Penguatan
SIDa
Seleksi Fasilitasi
Peningkatan Kapasitas
BPPD untuk 6 (enam) Provinsi
Menyusun Roadmap Penguatan
SIDa
Pelaksanaan Fasilitasi
Peningkatan Kapasitas
BPPD untuk 6 (enam) Provinsi
Menyusun Roadmap Penguatan
SIDa
Monitoring dan Evaluasi
Penyusun Roadmap Penguatan
SIDa
Penetapan 3 (tiga) BPPD
Tingkat Pelopor /Utama
Peningkatan Kapasitas
BPPD Provinsi sebagai
Koordinator Penguatan
SIDa
Laporan Akhir
25
3.3. JADWAL PELAKSANAAN
Penjadwalan dan diagram alir prosedur rencana kegiatan Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi dalam rangka implementasi Penguatan SIDa tahun 2013 ditampilkan pada Tabel 3.1 dan Gambar 3.1.
Tabel 3.1. Jadwal Rencana Kegiatan Fasilitasi Pengembangan BPPD Dalam Rangka Penguatan SIDa Tahun 2013
Tanggal Kegiatan
Januari – Maret
Persiapan program: Penyusunan panduan
April – Mei Sosialisasi Program Fasilitasi Kelembagaan BPPD Penyampaian proposal dan isian kuesioner
Mei Penilaian proposal dan isian kuesioner Pengumuman nominator BPPD penerima fasilitasi
Juni Fact Finding Reevaluasi dan Rapat Penilaian Seleksi/evaluasi proposal dan penetapan penerima fasilitasi Pengumuman BPPD yang menerima fasilitasi teknis implementasi penguatan SIDa
Juli - November Pelaksanaan fasilitasi
Desember Penyampaian Laporan Fasilitasi oleh BPPD Penilaian hasil fasilitasi Penetapan 3 (tiga) BPPD Pelopor / Utama
26
3.4. MONITORING & EVALUASI
Masing-masing BPPD Provinsi terpilih dalam menjalankan fasilitasi yang diberikan akan dilakukan monitoring dan evaluasi (Monev) secara periodik oleh Tim Kerja Monev.
Hasil Monev serta laporan akhir dijadikan dasar untuk menetapkan 3 (tiga) BPPD Provinsi pelopor/utama melalui Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi. Format Laporan Akhir disusun sebagaimana contoh terlampir.
3.5. PEMBIAYAAN
1. Ketentuan
Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi merupakan kegiatan swakelola yang dilakukan oleh lembaga penerima fasilitasi. Seluruh dana Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD berasal dari DIPA Kementerian Riset dan Teknologi Tahun 2013. Ketentuan umum dalam pembiayaan mengikuti peraturan yang berlaku untuk kegiatan swakelola antara lain:
a) Pencairan anggaran dengan kontrak kerja swakelola antara Kementerian Riset dan Teknologi dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah penerima fasilitasi atau pengusul proposal yang telah ditetapkan sebagai penerima fasilitasi;
b) Setiap proposal yang akan difasilitasi harus mencakup pada rencana kerja dan biaya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang direncanakan dengan nilai maksimal sebesar Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah);
c) Dana untuk setiap rangkaian kegiatan fasilitasi harus memenuhi syarat kewajaran sesuai peraturan yang berlaku atau standar biaya umum (SBU) tahun 2013 sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.02/2012 Tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2013 dan perubahannya;
27
d) Komponen biaya fasilitasi adalah seperti berikut:
1) Belanja Bahan:
Merupakan komponen biaya belanja habis pakai sebagai pendukung operasional manajemen kegiatan fasilitasi. Komponen biaya ini dapat meliputi: alat tulis kantor, bahan komputer, penggandaan, konsumsi rapat, surat menyurat, perlengkapan seminar dan sebagainya. Besaran maksimal belanja bahan sebesar Rp. 50.800.000,00 (lima puluh juta delapan ratus ribu rupiah).
2) Honor Output Kegiatan:
Merupakan komponen biaya honor untuk tim inti manajemen pengelola BPPD penerima fasilitasi selama 5 (lima) bulan dengan alokasi: Penanggung jawab, Ketua, Sekretaris, dan Anggota. Besaran maksimal belanja Honor Output Kegiatan maksimal sebesar Rp. 15.400.000,00 (lima belas juta empat ratus ribu rupiah).
3) Belanja Barang Non Operasional Lainnya:
Merupakan komponen biaya kegiatan untuk mengakomodasikan kegiatan pelatihan, konsiyering, dan seminar. Besaran maksimal belanja barang Non Operasional sebesar Rp. 28.800.000,00 (dua puluh delapan juta delapan ratus ribu rupiah).
4) Belanja Jasa Profesi:
Merupakan komponen biaya jasa profesi atas kepakaran yang diberikan seseorang. Komponen biaya ini digunakan sebagai uang honor narasumber dalam rangka pelaksanaan kegiatan yang diakomodasikan dalam bentuk rapat/Focuss Group Discussion (FGD)/ Konsiyering/Seminar/Pelatihan. Honor narasumber meliputi: Narasumber setingkat Eselon I, II dan III ke bawah serta Narasumber Pakar. Besaran maksimal belanja jasa profesi sebesar Rp. 193.800.000,00 (seratus sembilan puluh tiga juta delapan ratus ribu rupiah).
28
5) Belanja Perjalanan Dinas Dalam Negeri:
Merupakan komponen biaya untuk mengakomodasikan perjalanan dinas ke Jakarta dalam rangka koordinasi dan konsultasi. Besaran maksimal belanja perjalanan dinas sebesar Rp. 11.200.000,00 (sebelas juta dua ratus ribu rupiah).
e) Jangka waktu pelaksanaan kegiatan 5 (lima) bulan.
2. Pencairan Dana
Pencairan dana kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi sebagai Koordinator Penguatan SIDa dilakukan secara swakelola, dimana pelaksananya adalah lembaga/BPPD yang telah ditetapkan sebagai penerima fasilitasi.
Pencairan dana dilakukan oleh lembaga/BPPD secara reimbursement kepada Kementerian Riset dan Teknologi sesuai dengan rencana kerja dan rencana anggaran yang telah disepakati. Dasar pencairan dana program fasilitasi adalah surat perjanjian swakelola antara pejabat lembaga penerima atau yang mewakili dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) program fasilitasi sesuai dengan jumlah/nilai fasilitasi yang disetujui sesuai Surat Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi.
Dana Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi akan dikenakan pajak sesuai dengan aturan yang berlaku dan sesuai dengan komponen belanja yang ada yang dilakukan langsung oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta melalui Bendahara Pengeluaran Kementerian Riset dan Teknologi pada saat pencairan berdasarkan berkas pertanggungjawaban keuangan yang ada dan sesuai dengan rencana kerja dan rencana penyerapan anggaran.
Pencairan dana kegiatan secara reimbursement dilakukan sesuai dengan mekanisme pencairan yang ada, yaitu Uang Persediaan atau Tambahan Uang Persediaan (UP/TUP) dan Pembayaran Langsung (LS) melalui Bendahara Pengeluran. Untuk mencairkan
29
dana sesuai dengan rencana kerja dan anggaran perlu dilengkapi beberapa dokumen pertanggungjawaban seperti:
(1) Proposal yang telah disesuaikan dan Rincian Anggaran Biaya (RAB) sesuai dana yang disetujui, dibuat 2 (dua) rangkap;
(2) Salinan Perjanjian Kerjasama;
(3) Surat Permohonan Pencairan, dibuat 3 (tiga) rangkap;
(4) Kwitansi-kwitansi pertanggungjawaban keuangan (pencairan) asli sesuai dengan mata anggaran (komponen biaya) dan sesuai dengan format yang telah ditentukan Kementerian Riset dan Teknologi.
3. Pertanggungjawaban
Lembaga Penerima Program Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi selain berkewajiban menagih atau mencairkan dana dari Kementerian Riset dan Teknologi juga berkewajiban mempertanggungjawabkan pemakaian dana yang diterima sesuai dengan standar biaya dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam mempertanggungjawabkan dana wajib mengikuti Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah beserta beberapa peraturan perubahannya.
Pertanggungjawaban dana akan meliputi pertanggungjawaban pengeluaran yang sesuai dengan Rincian Anggaran Biaya (RAB) yang telah disepakati dan disetujui oleh Kementerian Riset dan Teknologi. Dalam membelanjakan atau menggunakan anggaran tersebut tetap berpedoman bahwa untuk setiap mata anggaran yang pemakaiannya mengandung pajak wajib membayar pajak yang akan langsung dipotong oleh Bendahara Pengeluaran dalam proses pencairan.
Berkas asli pertanggungjawaban tersebut harus dikirimkan dalam proses pencairan dan Lembaga Penerima Program Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi harus mendokumentasi-kan/mengarsip seluruh salinan pertanggungjawaban pengeluaran. Pertanggungjawaban dan pencairan dilakukan
30
sesuai jadwal rencana kerja dan rencana anggaran yang telah disetujui.
Berkas-berkas pertanggungjawaban yang wajib dibuat untuk setiap mata anggaran sebagai berikut:
a) Honor terkait output kegiatan: Dilengkapi dengan Surat Keputusan dari pejabat pembuat komitmen Kementerian Riset dan Teknologi yang mengacu pada usulan nama dari Lembaga penerima fasilitasi;
b) Honor Narasumber yang meliputi: Narasumber setingkat Eselon I, II, dan III ke bawah serta Narasumber Pakar, sesuai dengan form narasumber yang ditetapkan Kementerian Riset dan Teknologi;
c) Perjalanan Dinas, perlu dilengkapi Surat Perintah Tugas (SPT), Daftar Nama, Surat Perintah Dinas, Bukti Sampai Tujuan, Kwitansi, Perhitungan Biaya Perjalanan Dinas, Bukti Pengeluaran Riil (bila ada).
31
BAB IV
PENUTUP
Buku Pedoman Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi Sebagai Koordinator Penguatan SIDa merupakan pedoman yang dijadikan acuan berbagai pihak untuk ikut serta dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas BPPD, termasuk penyelenggara, tim independen (tim pendamping dan tim Monev), serta seluruh BPPD/lembaga litbang daerah.
Pedoman edisi pertama ini akan terus disempurnakan secara periodik atau sewaktu-waktu bila diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemberitahuan lebih lanjut mengenai perubahan-perubahan akan diumumkan kepada seluruh pihak-pihak terkait. Dengan adanya pedoman ini diharapkan akan mempermudah dan memperjelas proses peningkatan kapasitas BPPD Provinsi dalam menunjang penguatan SIDa.
32
33
LAMPIRAN - LAMPIRAN
34
35
LAMPIRAN 1. Kepsesmenristek Nomor ............ Tanggal ....
FORM PENILAIAN FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH (BPPD) PROVINSI SEBAGAI KOORDINATOR
DALAM PENGUATAN SIDa
Kerjasama :
KEMENTERIAN RISET & TEKNOLOGI
dan
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TAHUN 2013
36
DATA IDENTITAS PENGISI KUESIONER
Nama
:
............................................................................................
NIP : ............................................................................................ Jabatan : ............................................................................................ Tanggal Pengisian :
/ /
Tanda Tangan :
Menyetujui, Nama : ............................................................................................ NIP/NIK : ............................................................................................ Jabatan : ………………………….. ……………………………………...
Tanda Tangan :
37
CONTACT PERSON
Nama
:
............................................................................................
Jabatan : ............................................................................................
No Telp :
Email : 1. …………………………………………………………. 2. ………………………………………………………….
Nama Lembaga : ............................................................................................
Alamat : ............................................................................................
............................................................................................ Kode Pos
Telepon : ………………………………………………………………….
Faksimili : …………………………………………………………………
Perda Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
: ………………………………………………………………… ……………………………………………………………….. ……………………………………………………………….
(Mohon dilampirkan)
38
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di dalam kuesioner ini sesuai dengan kompetensi lembaga saudara
Cara Pengisian Kuesioner adalah sebagai berikut :
1. Menuliskan jawaban di tempat yang disediakan Contoh : Nama : BUDIWATI
2. Menuliskan jawaban di kotak yang telah disediakan dengan huruf cetak Contoh : Tanggal Pengisian
3. Memberi tanda (X) pada angka di jawaban yang dipilih: Contoh :
Pertanyaan Jawab yang dipilih
Berapa jumlah anggaran rata-rata pertahun dalam tiga tahun terakhir
2010 2011 2012
Rp 1,5 milyar Rp 1,7 milyar Rp 2 milyar
Berapa % rata-rata anggaran lembaga per tahun dibandingkan dengan Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) dalam 3 tahun terakhir?
1. 0-0,24 %
2. 0,25-0,59%
3. 0,6-0,99 %
4. >1 %
4. Penjelasan Setiap Pertanyaan :
No Pertanyaan Penjelasan
1.
Berapa jumlah Peneliti yang telah memiliki akreditasi dari LIPI ?
Tujuan pertanyaan ini adalah ingin mengetahui berapa jumlah peneliti yang ada yang telah mendapat akreditasi LIPI
2. Berapa jumlah peneliti yang ditugaskan untuk melakukan litbang kebijakan publik?
Tujuan pertanyaan ini adalah ingin
mengetahui jumlah peneliti yang ada
yang ditugaskan untuk melakukan
aktivitas litbang di bidang kebijakan
publik secara umum
1 2 / 0 5 / 1 3
39
No Pertanyaan Penjelasan
3. Berapa jumlah peneliti yang memiliki kompetensi di bidang kebijakan publik?
Tujuan pertanyaan ini adalah ingin
mengetahui berapa jumlah peneliti yang
memiliki latar belakang pendidikan
dan/atau kompetensi di bidang
kebijakan publik
4. Bagaimana kondisi website yang dimiliki?
Tujuan pertanyaan ini adalah ingin
mengetahui bagaimana kondisi website
yang dimiliki lembaga BPPD
5. Berapa jumlah unggah (upload) hasil penelitian ke dalam website dalam satu tahun terakhir?
Tujuan pertanyaan ini adalah ingin
mengetahui berapa jumlah hasil;
penelitian yang diunggah (upload) ke
dalam website yang dimiliki lembaga
BPPD
6. Bagaimana status tim Koodinasi Penguatan SIDa?
Tujuan pertanyaan ini adalah ingin
mengetahui bagaimana status saat ini
Tim Koordinasi Penguatan SIDa
sebagaimana diatur oleh Perber
Menristek dan Mendagri No 03 dan 36
tahun 2012 tengan Poenguatan SIDa
7. Bagaimana status Roadmap Penguatan SIDa?
Tujuan pertanyaan ini adalah ingin
mengetahui bagaimana status saat ini
Roadmap SIDa sebagaimana diatur
oleh Perber Menristek dan Mendagri No
03 dan 36 tahun 2012 tengan
Poenguatan SIDa
8. Bagaimana status Dokumen Kebijakan Strategis Daerah (Jakstrada) Iptek dan Agenda Riset Daerah (ARD)?
Tujuan pertanyaan ini adalah ingin
mengetahui bagaimana status sampai
saat ini dokumen jakstrada iptek dan
ARD
9. Berapa jumlah Standard Operation Procedure (SOP) untuk pelaksanaan kegiatan?
Tujuan pertanyaan ini adalah ingin
mengetahui berapa jumlah SOP yang
40
No Pertanyaan Penjelasan
digunakan untuk kelancaran pekerjaan
BPPD
10. Berapa jumlah kerjasama litbang selama 2 tahun terkahir?
Tujuan pertanyaan ini adalah ingin
mengetahui berapa jumlah kerja sama
litbang yang telah dilakukan oleh BPPD
selama 2 tahun terakhir
11. Bagaimana keikutsertaan BPPD dalam Pengawasan Penelitian Asing, selama 2 tahun terakhir?
Tujuan pertanyaan ini adalah ingin mengetahui bagaimana keikutsertaan BPPD dalam pengawasan peneliti dan penelitian asing di daerah
12. Berapa jumlah fasilitasi perlindungan HKI atas hasil litbang di daerah dalam 2 tahun terakhir?
Tujuan pertanyaan ini adalah ingin mengetahui berapa jumlah fasilitasi yang diberikan oleh BPPD dalam proses perlindungan HKI selama 2 tahun terakhir yang ada di daerah
13. Berapa jumlah rekomendasi yang dimanfaatkan oleh stakeholders dalam 2 tahun terakhir?
Tujuan pertanyaan ini adalah ingin
mengetahui berapa jumlah rekomendasi
yang dihasilkan berdasarkan hasil
kajian BPPD selama 2 tahun terakhir
14. Berapa jumlah output yang dihasilkan dalam 2 tahun terakhir?
Tujuan pertanyaan ini adalah ingin
mengetahui berapa jumlah luaran dari
kegiatan litbang di BPPD selama 2
tahun terakhir yang telah dihasilkan
15. Berapa jumlah Sosialisasi Regulasi/Kebijakan kelitbangan dalam 2 tahun terakhir?
Tujuan pertanyaan ini adalah ingin
mengetahui berapa kali kegiatan
sosialisasi tentang regulasi atau
kebijakan kelitbangan ke daerah
kabupaten/kota dalam 2 tahun terakhir
41
No Pertanyaan Penjelasan
16. Bagaimana pertumbuhan anggaran BPPD, rata-rata selama 2 tahun terakhir?
Tujuan pertanyaan ini adalah ingin
mengetahui bagaimana kecenderungan
perbandingan jumlah anggaran BPPD
setiap tahun selama 2 tahun terakhir
17. Berapa jumlah persentase alokasi anggaran penguatan Kelembagaan SIDa tahun 2013 dari Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) BPPD?
Tujuan pertanyaan ini adalah ingin
mengetahui berapa jumlah anggaran
yang digunakan untuk kegiatan
Penguatan SIDa dibandingkan dengan
anggaran BPPD di tahun 2013
Apabila ada pertanyaan terkait pengisian kuesioner ini, mohon
menghubungi sekretariat:
1. Sylvia Supartiningsih Telp.: 021-3169287, Fax.: 021-3102014,
Seluler : 081 111 582 5,
email:[email protected]
2. Anita Febriyanti Telp.: 021-3169287, Fax.: 021-3102014
Seluler : 0856 794 6613,
email: [email protected]
3. Imam Radianto A. Telp.: 021-3140454,
Seluler : 081 361 959 598,
email: [email protected]
42
KUESIONER
A SUMBERDAYA MANUSIA DAN PEMBELAJARAN
1 Jumlah Peneliti yang telah memiliki akreditasi dari LIPI
1 Tidak ada
2 1-5 orang
3 6-10 orang
4 10-20 orang
5 > 20 orang
2. Jumlah peneliti yang ditugaskan untuk melakukan litbang kebijakan publik
1 Tidak ada
2 1-5 orang
3 6-10 orang
4 10-20 orang
5 > 20 orang
3. Jumlah peneliti yang memiliki kompetensi di bidang kebijakan publik
1 Tidak ada
2 1-5 orang
3 6-10 orang
4 10-20 orang
5 > 20 orang
4. Website yang dimiliki 1 Tidak ada
2 Ada, update data > 6 bulan
3 Ada, update data 3-6 bulan
4 Ada, update data 1-3 bulan
5 Ada, update data < 1 bulan
5. Jumlah unggah (upload) hasil penelitian ke dalam website dalam satu tahun terakhir
1 Tidak ada
2 1-10 tulisan
3 11-20 tulisan
4 20-30 tulisan
5 > 30 tulisan
43
B CAPAIAN
6. Tim Koodinasi Penguatan SIDa 1 Belum terbentuk
2 Sedang dirancang
3 Sudah terbentuk belum ada dasar hukum
4 Sudah terbentuk dengan dasar hukum
5 Sudah terbentuk dengan dasar hukum dan sudah bekerja
7. Roadmap Penguatan SIDa 1 Belum tersusun
2 Sedang disusun rancangannya
3 Sudah tersusun draf akhir
4 Sudah disahkan sebagai peraturan Ka Daerah
5 Sudah mulai diintergarsikan dengan RPJMD
8. Dokumen Kebijakan Strategis Daerah (Jakstrada) Iptek dan Agenda Riset Daerah (ARD)
1 Belum tersusun
2 Sedang disusun rancangannya
3 Sudah tersusun draf akhir
4 Sudah disahkan dengan dasar hukum
5 Sudah diturunkan menjadi Agenda Riset Daerah (ARD)
9. Keberadaan Standard Operation Procedure (SOP) untuk pelaksanaan kegiatan
1 Tidak ada
2 1-5 buah
3 6-10 buah
4 11-15 buah
5 >15 buah
10. Jumlah kerjasama litbang selama 2 tahun terkahir
1 1-10 buah
2 11-20 buah
3 21-30 buah
4 31-40
5 >40 buah
44
11. Keterlibatan BPPD dalam Pengawasan Penelitian Asing, selama 2 tahun terakhir
1 Tidak prnah
2 1-3 kali
3 4-6 kali
4 7-10 kali
5 >10 kali
12. Jumlah fasilitasi perlindungan HKI atas hasil litbang di daerah dalam 2 tahun terakhir
1 Tidak ada
2 1-3 buah
3 4-6 buah
4 7-10 buah
5 >10 buah
C PEMANFAATAN
13. Jumlah rekomendasi yang dimanfaatkan oleh stakeholders dalam 2 tahun terakhir
1 Tidak ada
2 1-3 buah
3 4-6 buah
4 7-10 buah
5 >10 buah
14. Jumlah output yang dihasilkan dalam 2 tahun terakhir
1 Tidak ada
2 1-3 buah
3 4-6 buah
4 7--10 buah
5 >10 buah
15. Jumlah Sosialisasi Regulasi/Kebijakan kelitbangan 2 tahun terakhir
1 Tidak ada
2 1-3 buah
3 4-6 buah
4 7-10 buah
5 >10 buah
45
D PEMBIAYAAN
16. Pertumbuhan anggaran BPPD, rata-rata selama 2 tahun terakhir
1 0 %
2 1-3%
3 4-6%
4 7-10%
5 >10%
17. Persentase alokasi anggaran penguatan Kelembagaan SIDa tahun 2013 dari Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) BPPD
1 Belum ada
2 1-5%
3 6-10%
4 11-15%
5 >15%
46
47
LAMPIRAN 2. Kepsesmenristek Nomor ............ Tanggal ....
FORMAT PROPOSAL DAN LEMBAR PENGESAHAN FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH (BPPD) PROVINSI SEBAGAI KOORDINATOR
DALAM PENGUATAN SIDa
Kerjasama :
KEMENTERIAN RISET & TEKNOLOGI
dan
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TAHUN 2013
48
Format Proposal
Cover
Lembar Pengesahan
Daftar Isi
Abstrak
BAB I. PENDAHULUAN
Bab pendahuluan berisi antara lain:
1.1. Latar Belakang
1.2. Pernyataan Masalah;
1.3. Tujuan dan Sasaran dan Target Kegiatan :
Target Kegiatan : Adanya landasan legal (peraturan Kepala Daerah tentang Penguatan SIDa, tersusunnya Roadmap penguatan SIDa, terintegrasimnya Roadmap SIDa ke dalam dokumen RPJMD)
1.4. Ruang Lingkup Kegiatan.
1.5. Metodologi meliputi cara dan tahapan yang dilakukan untuk mencapai tujuan misalnya : Peningkatan Kapasitas SDM, FGD, Workshop, dan Seminar
BAB II. KONDISI UMUM
2.1. Posisi BPPD/Balitbangda Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
2.2. Kondisi BPPD/Balitbangda saat ini, misalnya menggunakan Analisa SWOT atau alat analisis lainnya;
2.3. Sumberdaya yang dimiliki lembaga (enabling factor);
BAB III. RENCANA AKSI
3.1. Menjelaskan program yang akan diterapkan dan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh BPPD/Balitbangda dalam rangka peningkatan kapasitas dan kapabilitas sebagai Koordinator/ Sekretaris Tim Koordinasi Penguatan SIDa di daerahnya. Kegiatan tersebut antara lain mencakup:
49
3.1.1. Pembentukan Tim Koordinasi SIDa oleh Kepala Daerah;
3.1.2. Pengembangan institusi antara lain : Pengorganisasian dan penguatan kelembagaan Tim Koordinasi SIDa, pengembangan SDM, sarana dan prasarana, pola manajemen, membangun jaringan dengan institusi lain, dll;
3.1.3. Koordinasi untuk membangun dan meningkatkan keterkaitan antara lembaga litbang dengan SKPD, Perguruan Tinggi, dan industri/UMKM (Supply-Demand Linkage) dalam rangka penguatan SIDa;
3.1.4. Kerjasama antarinstitusi baik nasional maupun internasional terkait litbang dalam rangka penguatan SIDa;
3.1.5. Penyusunan tema dan roadmap penguatan SIDa;
3.1.6. Penyusunan rencana tindak penguatan SIDa berdasarkan Roadmap yang disusun;
3.1.7. Penyusunan kebijakan penguatan SIDa (menyusun Peraturan Kepala Daerah tentang Penguatan SIDa).
3.1.8. Melakukan review RPJMD dalam rangka harmonisasi, sinergi dan integrasi Roadmap SIDa ke dalam RPJMD dan RKPD;
Format di atas harus mencakup hal-hal sebagai berikut:
o BPPD/Balitbangda merumuskan kondisi yang ingin dicapai dalam hal menjalankan perannya sebagai Koordinator/ Sekretaris Tim Koordinasi Penguatan SIDa;
o BPPD/Balitbangda membuat perencanaan agar dapat menjalankan perannya sebagai Koordinator/Sekretaris Tim Koordinasi Penguatan SIDa baik dalam jangka pendek (1 tahun) maupun menengah (3 tahun);
o Peran-peran BPPD/Balitbangda yang dimaksud di butir 1) mengacu pada PERBER Kemenristek No. 03 dan Kemendagri No.36 Tahun 2012;
o Terkait dengan PERBER Kemenristek No. 03 dan Kemendagri No.36 Tahun 2012, maka BPPD/Balitbangda wajib menjadikan dokumen Roadmap SIDa sebagai salah satu output di dalam proposal pengajuan fasilitasi ini;
o BPPD/Balitbangda wajib mencantumkan kegiatan “peningkatan kapasitas (capacity building) untuk menyusun Roadmap SIDa” di dalam pengajuan proposal fasilitasi ini.
50
a. Cantumkan waktu pelaksanaan program dan kegiatan tersebut dalam tabel rencana pelaksanaan kegiatan;
b. Jelaskan rincian anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan program dan kegiatan yang dimaksud.
BAB IV. HASIL YANG DIHARAPKAN
4.1. Sasaran/hasil akhir (output) yang akan dicapai;
4.2. Outcome dan impact dari program dan kegiatan yang dilaksanakan;
4.3. Cantumkan sasaran kegiatan yang akan dicapai perbulan.
Hasil akhir kegiatan ini akan dipakai sebagai salah satu indikator keberhasilan yang akan diukur pada saat tim melakukan monitoring dan evaluasi.
LAMPIRAN
SK pendirian Lembaga;
Profil Organisasi;
Daftar SDM;
Anggaran 3 (tiga) tahun terakhir;
Pokok-pokok Program Kerja 3 (tiga) tahun terakhir.
51
Contoh halaman depan proposal (cover warna)
PROPOSAL
FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
(BPPD) PROVINSI SEBAGAI KOORDINATOR
DALAM PENGUATAN SIDa
(Judul Program Diusulkan)
...................................................................................................
LEMBAGA /INSTITUSI PENGUSUL
Alamat Lengkap dan Kode Ps/telepon/HP/Faksmile/e-mail
TANGGAL/BULAN/TAHUN
52
Contoh LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN
FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
(BPPD) PROVINSI SEBAGAI KOORDINATOR DALAM PENGUATAN SIDa
(Judul Diusulkan)
..........................................................................................................
Telah diperiksa dan disetujui untuk diusulkan dalam seleksi Peningkatan
Kapasitas BPPD Inovatif yang dilaksanakan oleh Kementerian Riset dan
Teknologi Republik Indonesia
..................,..........2013
Mengetahui;
Sekretaris Daerah Kepala BPPD/Ka Bappeda
TTD dan Stempel TTD dan Stempel
(.................................) (.................................)
53
Contoh Surat Permohonan
................,............................
Nomor : Lampiran : Perihal : Permohonan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi, sebagai Koordinator dalam Penguatan SIDa. Kepada : Yth. Sekretariat Program Fasilitasi Peningkatan Kapasitas & Kapabilitas BPPD Deputi Bidang Kelembagaan IPTEK Kementerian Riset dan Teknologi Gedung II BPPT Lantai 8 Jl. MH Thamrin No 8 Jakarta 10340
Bersama ini dengan hormat kami ajukan Permohonan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD/Balitbangda Provinsi ............................. Tahun 2013. Berkenaan dengan hal tersebut , berikut kami sertakan juga formulir aplikasi berupa :
1. Proposal Fasilitasi Peningkatan Kapasitas dan Kapabilitas BPPD/Balitbangda 2. Kuesioner Isian Lembaga 3. SK Pendirian Lembaga BPPD/Balitbangda 4. Profil Organisasi BPPD/Balitbangda 5. Daftar Personil BPPD/Balitbangda 6. Anggaran BPPD/Balitbangda 3 tahun terakhir 7. Pokok-pokok Program Kerja BPPD/Balitbangda 3 tahun terakhir Kami bersedia mengikuti dan memenuhi segala persyaratan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.
Hormat kami,
(Nama Pimpinan Lembaga)
LOGO
LEMBAGA KOP SURAT PEMOHON
54
55
LAMPIRAN 3. Kepsesmenristek Nomor ............ Tanggal ....
FORMAT LAPORAN AKHIR FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH (BPPD) PROVINSI SEBAGAI KOORDINATOR
DALAM PENGUATAN SIDa
Kerjasama :
KEMENTERIAN RISET & TEKNOLOGI
dan
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TAHUN 2013
56
LAPORAN FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH (BPPD) PROVINSI SEBAGAI KOORDINATOR DALAM PENGUATAN SIDa
NAMA LEMBAGA ......................................................................................................................
Cover
Ringkasan eksekutif
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar tabel (jika diperlukan)
Daftar Gambar (jika diperlukan)
Daftar Lampiran (jika diperlukan)
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Sasaran
BAB II. LAPORAN FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS DAN KAPABILITAS BPPD
2.1. Rencana Capaian 2.2. Realisasi Capaian 2.3. Kendala dan tindak Lanjut 2.4. Rekomendasi
BAB III. LUARAN DAN DAMPAK
3.1. Luaran (Output dan Outcome) 3.2. Dampak (Impact)
BAB IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan 4.2. Rekomendasi
57
LAMPIRAN 4. Kepsesmenristek Nomor ............ Tanggal ....
FORM CHECKLIST FACT FINDING FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH (BPPD) PROVINSI SEBAGAI KOORDINATOR
DALAM PENGUATAN SIDa
Kerjasama :
KEMENTERIAN RISET & TEKNOLOGI
dan
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TAHUN 2013
58
Form Checklist Fact Finding Fasilitasi Peningkatan Kapasitas
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD) Provinsi Sebagai Koordinator Penguatan SIDa
Nama Pemeriksa : ….......................................................................... Jabatan Pemeriksa : .............................................................................. Nama Lembaga Nominator : .............................................................................. Alamat : ….......................................................................... ..............................................................................
Berilah tanda √ Posisi tanggal .............
No Dokumen Ketersediaan
Ya Tidak
1. Sertifikasi Peneliti dari LIPI
2. Surat Tugas melakukan kelitbangan kebijakan publik
3. Surat Keputusan kompetensi bidang penelitian kebijakan publik
4. Print screen website Lembaga BPPD
5. Print screen website unggah (upload) hasil penelitian Lembaga BPPD
6. Surat Keputusan pembentukan Tim Koodinasi Penguatan SIDa
7. Surat Keputusan Penyusunan Roadmap Penguatan SIDa
8. Dokumen Kebijakan Strategis Daerah (Jakstrada) Iptek dan Agenda Riset Daerah (ARD)
9. Keberadaan Standard Operation Procedure (SOP) untuk pelaksanaan kegiatan
10. Surat Perjanjian Kerjasama tahun selama 2 (dua) tahun terakhir
11. Surat Keputusan pembentukan Komunitas Intelijen Daerah yang selanjutnya disebut Kominda adalah forum komunikasi dan koordinasi unsur intelejen dan unsur pimpinan daerah di provinsi dan kabupaten/kota.
12. Dokumen fasilitasi perlindungan HKI atas hasil litbang selama 2 (dua) tahun terakhir
13. Dokumen rekomendasi yang dimanfaatkan oleh stakeholders selama 2 (dua) tahun terakhir
14. Dokumen kegiatan litbang di BPPD selama 2 (dua) tahun terakhir
15. Dokumen Sosialisasi Regulasi/Kebijakan kelitbangan dalam 2 tahun terakhir
16. Dokumen anggaran BPPD, rata-rata selama 2 tahun terakhir
59
LAMPIRAN 5. Kepsesmenristek Nomor ............ Tanggal ....
PERAN PENYELENGGARAAN FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH (BPPD) PROVINSI SEBAGAI KOORDINATOR
DALAM PENGUATAN SIDa
Kerjasama :
KEMENTERIAN RISET & TEKNOLOGI
dan
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TAHUN 2013
60
PERAN PENYELENGGARAAN FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH (BPPD) PROVINSI SEBAGAI KOORDINATOR PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH (SIDa)
No Kegiatan
Peran
Kemenristek BPP
Kemendagri
1 Penyusunan dan perumusan buku Pedoman Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi
2 Sosialisasi Buku Pedoman Fasilitasi
3 Kesekretariatan
4 Penetapan Tim Penyelenggara
5 Pelaksanaan kegiatan fasilitasi
6 Penetapan Peserta terpilih
7 Pembiayaan fasilitasi
8 Pendampingan/fasilitasi peningkatan kapasitas
9 Penetapan 3 (tiga) BPPD Pelopor/Utama