farmakoterapi infeksi ssp 2012
DESCRIPTION
jkdskjdfkjdfds sjkhsdkjfhkdsjfbsd sdkjhskdjfhkjsdhfkjsdhfjksdfhskjdfhsdkuhuger uigakaaiup qpgqhi ujkhbjh jh jh jhbm jh jh jh jhbhjTRANSCRIPT
dr. Wening Sari, M.Kes.
1
Encephalitis Viral: Parasit : P. falsifarum, Toxoplasma sp.
Meningitis Bakterial: H. influenza, N. meningitidis, S. pneumoniae
Tuberkulosis Fungal: Viral
2
Menigitis bakteri fatal mortalitas & morbiditas >>
20-30 rb kasus/thn Vaksin H influenza tipe b N meningitidis: 4 / 100rb; S pneumoniae 6,5/ 100rb (usia 1-23 bulan)
Angka kematian 3-33%; Sembuh gejala sisa neurologis 10%
61% bayi pasca meningitis KBB gram (-) Penanganan terlambat prognosis buruk
3
Meningen: duramater, arahnoid & piamater. Ruang arahnoid berisi CSS meningitis:
infeksi ruang subarahnoid Kapiler selain jaringan otak celah antar sel
endotel molekul kimia transpor pasif & pinositosis
Kapiler otak, hubungan antar sel endotel tight junction penyekat antara darah dalam kapiler otak & CSS jar otak sawar darah otak merintangi transpor obat & material
Sistem transpor khusus harus lewati 2 membran endotel & sitoplasma berpindah dari darah kapiler ke CSS
4
Kematian 24-48 jam setelah onset terapi suportif penting di awal terapi Pemberian cairan, elektrolit, antipiretik, analgesik
Terapi antibiotik yang sesuai, empiris / definitif, segera seawal mungkin.
Pengetahuan pemilihan antibiotik yang sesuai & hal terkait penetrasi antibiotik tercapainya tujuan terapi meningitis:
Memperbaiki/menghilangkan keluhan & gejalaMengeradikasi kuman penyebab infeksi encegah gejala sisa neurologis
5
Pertahanan ruang subarahnoid minimal; Antibodi & komplemen spesifik << fagositosis (-) multiplikasi bakteri cepat.
Dibutuhkan Antibiotik dengan sifat bakterisidal dlm CSS
Laporan : Pasien meningitis pneumokokal / KBB gram (-) AB bakteriostatik hasil terapi buruk.
6
Faktor yg mempengaruhi aktivitas bakterisidal antibiotik pada CSS :
1. Derajat penetrasi karakteristik antibiotik dan integritas sawar darah otak
Penetrasi antibiotik pada CSS sulit sawar darah otak
Meningitis: transpor vesikular antar sel & tight junctions terpisah permeabilitas sawar darah otak antibiotik penetrasinya
7
8
Faktor –faktor yang meningkatkan penetrasi dan konsentrasi antibiotik:Permeabilitas sawar darah otak yang meningkatKarakteristik antibiotik :
- Ukuran molekul kecil- Ikatan protein rendah- Ionisasi obat minimal pada pH fisiologis
- Kelarutan dalam lemak tinggi
Faktor –faktor yang mengurangi aktivitas antibiotik:pH CSS rendahKonsentrasi protein dalam CSS tinggiTemperatur CSS tinggi
2. Konsentrasi & aktivitas intrinsik antibiotik
Konsentrasi AB untuk aktivitas bakterisidal yang maksimal 10-30 X konsentrasi bakterisidal untuk melawan organisme secara in vitro.
CSS terinfeksi [protein] [obat bebas aktif] (sefalosporin)
Suhu CSS pertumbuhan S pneumonia terhambat Aktivitas bakterisidal -laktam (penisilin G)
9
Meningitisdiagnosis cepat,akurat, terapi awal Terapi antibiotik empiris jika LP/ pengecatan
Gram belum dapat dilakukan Rekomendasi: sefalosporin spektrum luas ;
pasien < 3 bln /> 50 thn + ampisilin Modifikasi tergantung pada kondisi khusus Laporan: Dokter keluarga benzilpenisilin
pada pasien suspek meningitis bakterial akut RS ; Pasien usia muda pemberian AB awal + rujukan ke RS tindakan yang terbaik
10
PATOGEN TERAPI
N. meningitidis Penisilin / kloramfenikol
H. influenza Ampisilin (jika sensitif), seftriakson / sefotaksim
Strep. pneumonia Penilisin (jk pd insiden resistensi ↑ seftriakson / kloramfenikol
Escherichia coli, grup B streptokokus
Gentamisin + sefotaksim/ seftriakson
Listeria monocytogenes Penisilin/ampisilin + gentamisin
Mycobakterium tuberculosis
Isoniasid, rimfapisin + pirazinamid ± streptomisin
Crytococcus neoformans Amfoterisin B + flusitosin
11
12
Bakteri Penyebab Waktu yang Disarankan (hari)
H influenzaN meningitidesS pneumoniaL monocitogenesStreptococcus grup BKuman Batang Gram Negatif (selain H influenza)
77
10-1414-2114-21
21
Pedoman Lama Terapi Antibiotik pada Meningitis
Tuberkulosis ekstra pulmonal yang paling mengancam jiwa
Clue: inflamasi SSP pd individu yg secara epidemiologis berisiko tinggi terkena tuberkulosis
Rekomendasi CDC; ~Permulaan (2 bulan): isoniasid, rifampisin,
pirazinamid & etambutol ~Lanjutan (>7 bulan) : isoniasid, rifampisin
13
Isoniazid : selalu digunakan untuk terapi M.tuberculosis dapat penetrasi pada CSS baik meningen inflamasi / tidak. Anak: 10-15mg/kgBB/hari, max 300mgDewasa: 5/mg/kgBB/hr atau 300mg/hari
Rifampisin: penetrasi hanya 20% dr kadar serum pada saat meningen inflamasi.Anak: 10-20mg/kgBB/hari, max 600mgDewasa: 600mg/hari
14
Pirazinamid: penetrasi baik pada CSS dengan meningen inflamasi / tidak.
Anak & dewasa: 15-30mg/kgBB/hari, max 2 g/hr
Streptomisin : penetrasi pada CSS buruk bahkan saat meningen inflamasi.
Ethambutol : penetrasi pada CSS sedang namun merupakan anti TBC yang lemah.
15
Infeksi SSP karena jamur yg paling sering di USA pd pasien imunosupresi
Amphotericin B drug of choice untuk Meningitis C. neoformans
Sering dikombinasikan dengan flucytosine Amphotericin B 0,5-1mg/kgBB/hr +
flucytosine 100mg/kgBB/hr lebih efektif dibandingkan Amphotericin tunggal 75% pd pasien non Aids, 50% pasien AIDS
16
Flucytosine : supresi sumsum tulang & gangguan sal cerna
Amphotericin B tunggal pasien AIDS yg sebelumnya telah granulositopenia
Fluconazol 200mg/hr kurang efektif dibandingkan amphotericin B
Fluconazol 800mg/hr data terbatas Itraconazol 200mg, 2 x sehari kurang
efektif dibandingkan Amphotericin + flucytosine
17
Pasien AIDS butuh terapi lama sering relaps: Study: Fluconazol 200mg/hr vs amphotericin B
1mg/kgBB/minggu angka relaps 2% vs 18% Kelompok yg mendapat amphotericin B >> infeksi
bakteri, bakteremia, toksisitas terkait obat Fluconazol lebih unggul drpd itraconazol dlm
mencegah meningitis Crytococcal
Pasien AIDS meningitis Crytococcal terapi primer Amphotericin B (+ flucytosine), kemudian maintenance dg Fluconazol sampai sistem imunnya membaik (> 6 bulan)
18
Ensefalitis karena Polio & cacar << vaksin Herpes simplek (1& 2) drug of choice:
acyclovir 10mg/kgBB setiap 8 jam 2-3 minggu Jika resisten terhadap acyclovir Foscarnet
40mg/kgBB infus selama 1 jam setiap 8-12 jam 2-3 minggu hati2: pasien gangguan ginjal
19
Plasmodium falsifarumMalaria serebral :
Quinidin glukonat Kina 10mg/KgBb dilarutkan dalam 300ml NaCl
fisiologis, diberikan secara infus 1-2 jam (dosis max 600mg) infus dg kecepatan 0,02mg/kgBB per menit sampai ada perbaikan kina sulfat oral
Artesunat IV Artemeter IM
Monitoring berkala: tekanan darah, EKG dan gula darah
20
Toxoplasma gondiiPirimetamin 200mg oral dosis tunggal, di
lanjutkan 50-100mg/hari + sulfadiazin 1-1,5g, oral, 4 x sehari + asam folat 10-20mg/hari, oral minimal 28 hari
Pirimetamin supresi sumsum tulangSulfadiazin reaksi alergi, rash, demam
obatAsam folat suplemen, cegah anemia
megaloblastik karena pirimetamin
21
Selamat belajar…..
22