farmakologi toksisitas assignment

13
Definisi: Obat antiinflamasi (anti radang) non steroid, atau yang lebih dikenal dengan sebutan NSAID (Non Steroidal Anti-inflammatory Drugs) adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan antiinflamasi (anti radang). Istilah “non steroid” digunakan untuk membedakan jenis obat-obatan ini dengan steroid, yang juga memiliki khasiat serupa. NSAID bukan tergolong obat-obatan jenis narkotika. Mekanisme kerja NSAID didasarkan atas penghambatan isoenzim COX-1 (cyclooxygenase-1) dan COX-2 (cyclooxygenase-2). Enzim cyclooxygenase ini berperan dalam memacu pembentukan prostaglandin dan tromboksan dari arachidonic acid. Prostaglandin merupakan molekul pembawa pesan pada proses inflamasi (radang). NSAID dibagi lagi menjadi beberapa golongan, yaitu golongan salisilat (diantaranya aspirin/asam asetilsalisilat, metil salisilat, magnesium salisilat, salisil salisilat, dan salisilamid), golongan asam arilalkanoat (diantaranya diklofenak, indometasin, proglumetasin, dan oksametasin), golongan profen/asam 2-arilpropionat (diantaranya ibuprofen, alminoprofen, fenbufen, indoprofen, naproxen, dan ketorolac), golongan asam fenamat/asam N-arilantranilat (diantaranya asam mefenamat, asam flufenamat, dan asam tolfenamat), golongan turunan pirazolidin (diantaranya fenilbutazon, ampiron, metamizol, dan fenazon), golongan oksikam (diantaranya piroksikam, dan meloksikam), golongan penghambat COX-2 (celecoxib, lumiracoxib), golongan

Upload: sivajothi-ramu

Post on 05-May-2017

221 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Farmakologi Toksisitas Assignment

Definisi:

Obat antiinflamasi (anti radang) non steroid, atau yang lebih dikenal dengan sebutan NSAID

(Non Steroidal Anti-inflammatory Drugs) adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat

analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan antiinflamasi (anti radang). Istilah “non

steroid” digunakan untuk membedakan jenis obat-obatan ini dengan steroid, yang juga memiliki

khasiat serupa. NSAID bukan tergolong obat-obatan jenis narkotika.

Mekanisme kerja NSAID didasarkan atas penghambatan isoenzim COX-1 (cyclooxygenase-1)

dan COX-2 (cyclooxygenase-2). Enzim cyclooxygenase ini berperan dalam memacu

pembentukan prostaglandin dan tromboksan dari arachidonic acid. Prostaglandin merupakan

molekul pembawa pesan pada proses inflamasi (radang).

NSAID dibagi lagi menjadi beberapa golongan, yaitu golongan salisilat (diantaranya

aspirin/asam asetilsalisilat, metil salisilat, magnesium salisilat, salisil salisilat, dan salisilamid),

golongan asam arilalkanoat (diantaranya diklofenak, indometasin, proglumetasin, dan

oksametasin), golongan profen/asam 2-arilpropionat (diantaranya ibuprofen, alminoprofen,

fenbufen, indoprofen, naproxen, dan ketorolac), golongan asam fenamat/asam N-arilantranilat

(diantaranya asam mefenamat, asam flufenamat, dan asam tolfenamat), golongan turunan

pirazolidin (diantaranya fenilbutazon, ampiron, metamizol, dan fenazon), golongan oksikam

(diantaranya piroksikam, dan meloksikam), golongan penghambat COX-2 (celecoxib,

lumiracoxib), golongan sulfonanilida (nimesulide), serta golongan lain (licofelone dan asam

lemak omega 3).

1. Ketoprofen

Toksisitas:

Obat ini dapat meningkatkan resiko gangguan jantung atau sirkulasi darah yang

mengancam jiwaseperti, serangan jantung atau strok. Janganmenggunakan obat ini sesaat

atau sebelummenjalani operasi arteri koroner atau CABG.Ketoprofen dapat juga

meningkatkan resiko efek serius pada perut atau pencernaan, termasuk berdarah atau

berlubang, kondisi ini dapat menjadifatal dan efek Gastrointestinal dapat terjadi

Page 2: Farmakologi Toksisitas Assignment

tanpaperingatan kapan pun ketika anda menggunakanketoprofen. Mereka yang berusia

lanjut dapatmemiliki resiko yang lebih besar dari efek sampinggastrointestinal yang

serius ini.

Manejemen:

Arang aktif

Pernapasan dukungan

Cairan melalui pembuluh darah (IV by)

Laksatif

Tabung dari mulut ke dalam lambung untuk mencuci perut (gastric lavage)

2. Asam Mefenamat

Toksisitas:

 Toksisitas asam mefenamat menimbulkan jikatelah diberikan pemakaian lebih dari 7 hari

akanmengakibatkan peradangan pada lambung, danperdarahan memanjang. jika pemakaian

dosislebih akan mengakibatkan diare yang hebat

Page 3: Farmakologi Toksisitas Assignment

Manajemen:

Tidak ada obat penawar khusus untuk overdosis asam mefenamat. Pengobatan

simtomatik danmendukung, termasuk penggantian cairan dan akses IV terutama

untuk pasien yangdehidrasi atau tidak mampu menelan cairan yang memadai.

Menghindari kehilangan cairan intravaskuler akanmembantu mencegah

perkembangan gagal ginjal.

Dalam kasus keracunan yang parah, arang aktif dapat mengurangi penyerapan

obat jika diberikan dalam waktu satu sampai dua jam setelah konsumsi.

Pada pasien yang tidak sepenuhnya sadar atau memiliki refleks muntah gangguan,

pertimbangan harus diberikan untuk pemberian arang aktif melalui tabung

nasogastrik memastikan bahwa saluran napas yang dilindungi.

Dalam overdosis klinis berat, hitung darah lengkap, elektrolit, glukosa, fungsi

ginjal, test fungsi hati, gas darah arteri dan studi koagulasi harus dipantau untuk

kelainan.

Karena asam mefenamat dan metabolitnya yang tegas terikat pada protein

plasma,hemodialisis, peritoneal dialisis haemoperfusion dan mungkin nilai yang

kecil.

3. Indometacin

Toksisitas:

 indometasin menimbulkan insidensi efek toksik yang tinggi yang berhubungan dengan

dosis. efek terhadap saluran cerna meliputi nyeri abdomen,diare, perdarahan saluran

cerna, dan pankreatitis.Nyeri kepala yang hebat dialami oleh 20-25%penderita dan

Page 4: Farmakologi Toksisitas Assignment

mungkin disertai dengan pusing,bingung, dan depresi. Indometasin juga

pernahdilaporkan menyebabkan agranulositosis, anemiaaplastik, dan trombositopenia.

Vasokonstriksipembuluh darah koroner pernah dilaporkan.Hiperkalemia dapat terjadi

akibat hambatan kuatterhadap biosintesis PG di ginjal.

Manejemen:

Arang aktif

Laksatif

Tabung dari mulut ke dalam lambung untuk mencuci perut (gastric lavage)

4. Acetaminophen

Toksisitas:

Efek akibat keracunan paracetamol bervariasi antara satu orang dengan yang lainnya,

tergantung kondisi kesehatan masing-masing.Orang yang menderita kerusakan fungsi

hati dan ginjal, efek yang mungkin muncul akan lebih parah daripada orang yang fungsi

hati dan ginjalnya masih normal. Berikut adalah tanda-tanda overdosis atau keracunan

paracetamol yang sering terjadi:

Muntah

Mual

Berkeringat

Lesu

Kehilangan nafsu makan

Page 5: Farmakologi Toksisitas Assignment

Diare

Gejala-gejala tersebut muncul 24 jam setelah overdosis. Biasanya belum ada gejala yang

nampak pada 24 jam pertama.Reaksi paracetamol dengan tubuh terjadi secara bertahap.

Jika keracunan tidak terlalu banyak, biasanya seseorang hanya mengalami gejala-gejala

tersebut di atas.Namun, bila gejala semakin parah dan berlanjut ke tahap berikutnya, hal

ini menjadi pertanda adanya kerusakan hati. Tahap kedua terjadi pada 48-72 jam

berikutnya.Paracetamol dimetabolisme oleh hati yang kemudian akan membentuk

metabolit NAPQI. Metabolit ini beracun untuk hati.Bila metabolit NAPQI ini banyak

terbentuk dan terakumulasi maka akan menimbulkan kerusakan pada hati.

Gejala-gejala yang mungkin terjadi pada tahap ini adalah:

Penyakit kuning

Pendarahan

Buang air kecil jadi berkurang

Gagal ginjal akut

Nyeri pada perut bagian kanan atas

Pada tahap ini penanganan dari tenaga kesehatan harus segera diberikan.Segera setelah

seseorang mengonsumsi paracetamol secara berlebih, baik sengaja atau karena

kecelakaan, penanganan untuk membuang zat ini harus diberikan.Bila ternyata gejala

keracunan belum juga hilang dan berlanjut hingga ke tahap selanjutnya, bisa dikatakan

ini sudah fatal.

Tahap ketiga terjadi setelah 72 jam dan bisa terus berlanjut hingga hari ke-5 semenjak

overdosis.Beberapa gejala yang muncul pada tahap ini cukup serius karena

menunjukkan tingkat toksisitas yang tinggi dalam tubuh.

Gejala-gejala tersebut meliputi:

Hipoglikemia

Koma

Nekrosis atau kematian dini pada jaringan hidup atau sel

Page 6: Farmakologi Toksisitas Assignment

Gagal ginjal

Kerusakan hati

Pembengkakan di otak

Sesak nafas

Kegagalan organ ganda (multiple organ failure)

Seringnya diperlukan transplantasi hati bagi pasien untuk bertahan dari situasi yang

mengancam jiwa ini.Itulah sebabnya, disarankan untuk segera mendapatkan

penanganan sebelum gejala semakin memburuk.

Manejeman:

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghilangkan paracetamol dari

sistem pencernaan.

Jika berpotensi mengancam nyawa, maka bilas lambung perlu dilakukan. Bilas

lambung membutuhkan waktu sekitar satu jam.

Bilas lambung akan efektif bila dilakukan paling lambat dua jam sejak

dikonsumsinya paracetamol karena belum diserap oleh tubuh.

Antidotum untuk kasus ini adalah asetilsistein (acetylcysteine).

Asetilsistein berfungsi mengurangi toksisitas paracetamol dengan mengisi

kembali (refiling) kuota tubuh terhadap antioksidan glutathione.

Asetilsistein bekerja efektif dalam waktu 8 jam sejak pasien mengalami

overdosis.

Penggunaan karbon aktif merupakan cara lain untuk mengatasi keracunan

paracetamol.

Karbon aktif akan menyerap paracetamol yang ada di lambung.

Disarankan tidak menggunakan karbon aktif bersama dengan acetylcysteine

karena karbon aktif juga dapat menyerap antidotum ini.

Langkah terakhir untuk mengatasi keracunan paracetamol adalah melakukan

transplantasi hati. Biasanya ini hanya dilakukan pada kasus yang ekstrim dan

cukup parah.

Pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Jadi ambillah obat apapun

dalam dosis yang dianjurkan.

Page 7: Farmakologi Toksisitas Assignment

Meskipun paracetamol merupakan obat yang aman, namun merupakan penyebab

paling umum dari keracunan dan gagal hati akut.

Hindari penggunaan paracetamol (acetaminophen) atau obat pereda nyeri lain jika

memiliki masalah pada hati atau ginjal, saat perut kosong, atau telah minum lebih

dari 3 minuman beralkohol pada satu hari.

Dianjurkan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan sebelum mengonsumsi

obat apapun untuk menghindari komplikasi yang tidak perlu

5. Diclofenac sodium:

Toksisitas:

Laporan di seluruh dunia pada overdosis dengan diklofenak mencakup 66 kasus. Dalam

sekitar setengah satu-laporan ini overdosis, obat bersamaan juga diambil. Dosis tertinggi

diklofenak adalah 5 g pada laki-laki 17 tahun yang mengalami kehilangan kesadaran,

peningkatan tekanan intrakranial, pneumonitis aspirasi, dan meninggal 2 hari setelah

overdosis. Dosis tertinggi berikutnya dari diklofenak adalah 4 g dan 3,75 g. Para wanita

24 tahun yang mengambil 4 g dan 28 - dan 42-tahun perempuan, masing-masing

mengambil 3,75 g, tidak mengembangkan tanda-tanda klinis yang signifikan atau gejala.

Namun, ada laporan dari seorang wanita 17 tahun yang mengalami muntah dan

mengantuk setelah overdosis 2,37 g diklofenak.

Hewan LD50 nilai menunjukkan berbagai kerentanan terhadap overdosis akut, dengan

primata yang lebih tahan terhadap toksisitas akut dibanding hewan pengerat (LD50 dalam

mg / kg-tikus, 55, anjing, 500, monyet, 3200).

Page 8: Farmakologi Toksisitas Assignment

Manejamen:

arang aktif

Breathing support (oksigen, mungkin tabung pernapasan)

Cairan melalui pembuluh darah (IV by)

Pencahar

Tabung melalui mulut ke dalam lambung untuk mengosongkan lambung (gastric

lavage)