farmako-kelinci

Upload: caerulus-fuad-abdul-baqi

Post on 06-Apr-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 farmako-kelinci

    1/3

    PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

    OBAT OTONOM

    Praktikum obat otonom ini dibagi atas dua bagian, yaitu praktikum obat otonom dengan

    menggunakan hewan percobaan dan diskusi obat otonom dengan menggunakan kasus atau

    scenario.

    Tujuan

    Setelah praktikum mahasiswa dapat :1. Menjelaskan sistem saraf otonom.2. Menjelaskan efek farmakodinamik obat otonom.3. Menggolongkan obat otonom yang digunakan dalam praktikum ini ke dalam obat

    kolinergik, antikolinergik, adrenergik, dan antiadrenergik.4. Menjelaskan dasar kerja obat yang digunakan pada praktikum ini.

    1. REAKSI PUPIL TERHADAP OBAT OTONOM

    Pupil merupakan organ yang baik dalam menunjukkan efek lokal dari suatu obat, karena obatyang dieteteskan dalam saccus conjunctivalis dapat member efek setempat yang nyata tanpa

    menunjukkan efek sistemik.

    Bahan dan obat Penggaris Lampu senter Larutan pilokarpin 1% Larutan atropine sulfat 1%

    Cara kerjaPilihlah seekor kelinci putih dan taruhlah di atas meja. Perlakukanlah hewan secara baik.

    Periksalah hewan dalam keadaan penerangan yang cukup dan tetap. Perhatikan lebar pupilsebelum dan sesudah dikenai sinar yang terang. Amati apakah reflex konsesual seperti yang

    terjadi pada manusia juga terjadi pada kelinci. Ukur lebar pupil dengan penggaris millimeter.Rangsanglah kelinci dan catatlah lebar pupil dalam keadaan eksitasi. Ambil pilokarpin 1% dan

    teteskan pada bola mata kanan. Perhatikanlah pupil sesudah satu menit dan ulangi jika diameterpupil belum berubah setelah 5 menit. Setelah terjadi miosis, sekarang teteskan larutan atroin 1%

    pada mata yang sama. Observasi pupil setiap satu menit dan ulangi penetesan setalah 5 menitjika perlu untuk menghasilkan midriasis. Lihatlah reaksi pupil tersebut terhadap sinar.

    Hasil Observasi

    Ukuran pupil sebelum diberi pilokarpin : 1,3 cm.Ukuran pupil setelah diberi pilokarpin : 1,0 cm.

    Kemudian pupil yang sama diberi atropin, hasilnya ukuran pupil menjadi 1,2 cm.

  • 8/3/2019 farmako-kelinci

    2/3

    Analisis dan diskusi

    Kesimpulan

    Pertanyaan1. Apa yang dimaksud dengan reflex konsesualJawab : Jika pada pupil yang satu disinari maka secara serentak pupil lainnya mengecil

    dengan ukuran yang sama2. Jelaksan sistem saraf yang dipengaruhi oleh pilokarpin dan atropin

    Jawab :

    3. Jelaskan efek lokal pilokarpin dan atropin pada pupil dan mekanisme kerjanyaJawab :

    Pilokarpino Mekanisme kerja :o Efek : Kegunaan topikal pada kornea dapat menimbulkan miosis dengan

    cepat dan kontraksi otot siliaris.Pada mata akan terjadi spasmo akomodasi,dan penglihatan akan terpaku pada jarak tertentu sehingga sulit untuk

    memfokus suatu objek. Atropin

    o Mekanisme Kerja : memiliki aktivitas kuat terhadap reseptor muskarinik,dimana obat ini terikat secara kompetitif sehingga mencegah asetilkolin

    terikat pada tempatnya di reseptor muskarinik. Atropin menyekat reseptormuskarinik baik di sentral maupun di saraf tepi. Keja obat ini secara

    umum berlangsung sekitar 4 jam kecuali bila diteteskan ke dalam matamaka kerjanya akan berhari-hari.

    o Efek : Atropin menyekat semua aktivitas kolinergik pada mata sehinggamenimbulkan midriasis (dilatasi pupil), mata menjadi bereaksi terhadap

    cahaya dan sikloplegia (ketidakmapuan memfokus untuk penglihatandekat). Pada pasien dengan glaucoma , tekanan intaraokular akan

    meninggi dan membahayakan.4. Jelaksan indikasi dan kontraindikasi pilokarpin dan atropin

    Jawab :

    Atropino Indikasi : radang iris, radang uvea, prosedur pemeriksaan refraksi,

    keracunan organofosfat

    o Kontraindikasi : glaucoma sudut tertutup Pilokarpin

    o Indikasi :glaucoma sudut terbuka kronik, hipertensi okuler, terapi daruratuntuk glaucoma sudut terbuka akut, melawan efek midriasis, dan

    siklopedia pasca bedah atau prosedur pemeriksaan mata tertentu.o Kontraindikasi : radang iris akut, radang uvea akut, beberapa untuk

    glaucoma sekunder, radang akut segmen mata depan, penggunaan pascabedah sudut tertutup tidak dianjurkan

  • 8/3/2019 farmako-kelinci

    3/3

    KASUS 1

    Seorang gadis 12 tahun datang ke dokter dengan radang tenggorokan dan demam. Dokter

    mendiagnosa sebagai faringitisakut yang disebabkan oleh Streptococcus beta-hemolytic grup

    A. Ia diberikan injeksi penisilin. Sekitar 5 menit kemudian, ditemukan kondisi respiratory

    distress dan adanya wheezing, kulit dingin, takikardi, tekanan darah turun sampai 70/20

    mmHg. Dokter kemudian mendiagnostik sebagai reaksi anafilaktik terhadap penisislin lalu

    memberikan injeksi epinefrin SC.