falsafah aksiologis

Upload: janzen-frizzy

Post on 07-Mar-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aksiologis

TRANSCRIPT

  • FALSAFAH AKSIOLOGIS

  • Falsafah aksiologis membahas tentang kedudukan manusia sebagai subyek ilmu pengetahuan dengan obyek ilmu pengetahuan yaitu manusia, alam dan kehidupantujuan pembentukan ilmu pengetahuannilai-nilai dalam penggunaan ilmu pengetahuan untuk mengatur dan menyelesaikan problema peradaban

  • Kebutuhan manusia terhadap nilai universal untuk mengatur kehidupan sifat-sifat manusia yang terpenting adalah memiliki potensi kehidupan, yang terdiri dari kebutuhan jasmani dan naluri (beragama, ego, seksual). Potensi inimenimbulkan kebutuhan hidup yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatanmemiliki akalmemiliki kemampuan berbuat (baik secara alami maupun artifisial)saling tergantung antar sesama manusiasaling tergantung antara manusia dan alam (manusia membutuhkan alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara itu perbuatan manusia menimbulkan dampak pada alam)

  • Akal manusia dan kemampuan perbuatan manusia Akal merupakan pembeda antara manusia dengan binatang, maka perbedaan sifat perbuatan manusia dengan sifat perilaku binatang hanya ditentukan oleh akal, bukan yang lainnya.

  • Perbedaan tersebut adalah

    Potensi hidup binatang hanya terbatas pada ketentuan fisik yang berlaku pada mereka sedang manusia tak terbatasKemampuan berbuat binatang terbatas pada kemampuan alami atau fisik mereka sedangkan kemampuan manusia dapat ditingkatkan melebihi batas kemampuan fisiknya dengan menggunakan teknologiBinatang hanya memiliki cara yang terbatas untuk memenuhi dorongan hidup tertentu sedangkan manusia memiliki sangat banyak pilihan untuk memenuhi satu macam doronganDampak perilaku binatang terhadap alam sangat terbatas sedangkan dampak perbuatan manusia terhadap alam sangat luas, sehingga alam akan dengan cepat segera melakukan pemulihan (recovery) terhadap dampak yang ditimbulkan perilaku binatang tetapi alam memerlukan waktu yang cukup lama untuk melalukan pemulihan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh perbuatan manusia

  • Dengan demikian, manusia harus memilih diantara sekian cara yang mungkin untuk melakukan perbuatannya tersebut. Sementara itu, dalam kaitannya dengan perbuatan ini, manusia menggunakan akalnya untuk :meningkatkan kemampuan artifisial perbuatan manusia dengan teknologiakal berfungsi sebagai pembeda terhadap perbuatan manusia

  • Manusia memiliki banyak pilihan perbuatannya untuk melakukan perbuatan dalam menenuhi tuntutan jasmaninya, sementara itu, manusia juga berinteraksi dengan alam dan sesama manusia Interaksi manusia dengan alam menyebabkan perbuatan manusia berdampak kepada alam dan selanjutnya dampak tersebut juga akan dirasakan oleh manusia Interaksi manusia dengan sesamanya akan menyebabkan benturan kepentingan antar sesama manusia

  • Pembatasan ini dilakukan oleh akal. Akal akan memberikan nilai baik pada suatu perbuatan tertentu untuk kemudian perbuatan tersebut dipilih untuk dilakukan dan memberi nilai buruk untuk perbuatan lain untuk selanjutnya dihindari atau ditinggalkan.Untuk dapat memberikan nilai baik atau buruk pada perbuatan yang akan dipilih untuk dilakukan atau ditinggalkan oleh manusia, maka akal memerlukan suatu standar nilai, yaitu suatu standar yang dapat dijadikan acuan kepada baik dan buruk. Karena manusia hidup bersama dalam suatu masyarakat dan peradaban, maka untuk memberikan nilai perbuatan yang adil dan konsisten, standar perbuatan tersebut juga harus bersifat universal, yaitu berlaku bagi semua manusia tanpa terikat ruang dan waktu kehidupan manusia dan juga tidak tergantung pada perbedaan manusia karena etnis, ras, budaya lokal dan sebagainya.

  • Akal & hawa nafsuAkal adalah potensi yang membuat manusia mampu berfikir. Dalam kaitannya dengan perbuatan manusia, maka akal adalah potensi yang membuat manusia dapat membedakan nilai perbuatan baik atau buruk setelah mengkaitkan perbuatan tersebut dengan suatu standar nilai. Hawa nafsukombinasi dari dorongan hidup dan kehendak atau keingingan manusia untuk melakukan perbuatan dalam menenuhi dorongan tsb

  • karakter akal adalah menyukai kebenaran. Pada dasarnya akal manusia menginginkan kebenarankarakter hawa nafsu adalah menginginkan pemenuhan. Jika dorongan hawa nafsu telah terpenuhi maka manusia merasa puas.Pada kenyataannya, kebenaran dan kepuasan tidak selalu identik.

  • Akal manusia tidak mungkin dapat mengetahui standar perbuatan yang bersifat universalstandar nilai tidak dapat ditentukan berdasarkan metode pembuktian empirismanusia menilai baik dan buruknya sesuatu berdasar manfaat dan kerugian dari sesuatu tersebutterdapat bias kepentingan yang muncul dari hawa nafsu atas penilaian manfaat dan kerugiankepentingan manusia bervariasi dan berubah menurut tempat dan waktu

  • Akibat penentuan nilai perbuatan universal oleh akal manusia inkonsistensi nilai perbuatan manusiapenindasan atas sesama manusiakerusakan alam dan peradaban manusia

  • MANUSIA MEMERLUKAN WAHYU UNTUK MENENTUKAN STANDAR PERBUATAN UNIVERSALStandar perbuatan universal seharusnya dapat mengatur perbuatan manusia dalam interaksinya dengan alam dan sesama manusia untuk mewujudkan peradaban manusia yang sukses.

  • Peradaban yang sukses ditandai dengan :

    terpenuhinya kebutuhan pokok manusiaterciptanya keadilan dan kesetaraan bagi semua manusiakeberlanjutan (sustainabilitas) dalam pemakaian sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan manusiadapat mendudukkan manusia sesuai dengan fungsi kemanusiaanya

  • Sudah jelaskan bahwa akal manusia tidak mampu untuk membuat standar perbuatan yang memenuhi keempat syarat ini. Selain akal, yang mampu untuk menentukan standar perbuatan adalah Tuhan melalui penyampaian wahyu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manusia memerlukan wahyu dari Tuhan untuk mengatur peradaban ini.

  • KESIMPULAN DALAM PEMBAHASAN FALSAFAH ONTOLOGI DAN FALSAFAH AKSIOLOGI UNIVERSAL Manusia, alam dan kehidupan adalah ciptaan TuhanManusia memerlukan wahyu dari Tuhan untuk mengatur kehidupannya.

  • Dengan demikian, dalam menempuh kehidupan serta membentuk peradaban, manusia harus terikat dengan aturan-aturan Tuhan yang disampaikanmelalui wahyu.Kedua kesimpulan ini seharusnya menjadi pandangan dasar manusia dalam memandang semua realitas yang berkaitan dengan manusia, yaitu alam, kehidupan dan manusia. Pandangan dasar ini selanjutnya disebut Pemikiran Mendasar