Fall Shit, udah hari senin aja. Males banget dah sekolah! kata perempuan itu sambil merentangkan tangan. Ah, i hate Monday! Perkenalkan, nama gue Allysa Gabriella Danisha biasa di panggil Lys atau Al. Anak kedua dari dua bersaudara, kelas 2 SMA IPA-1 di Bima Sakti. Gue lumayan lah, tinggi, putih, rambut gue lurus warna hitam pekat, mancung lah. Kakak gue Adrial Putra Christian udah kuliah sih, tapi perawakannya sama kaya gue bedanya dia laki-laki. Gue juga punya 2 sahabat namanya Nadya Jeniska IPA-1 dan Friskilla Putri IPA-1 juga. Sedikit info tentang gue, gue dan sahabat gue cuma cewek biasa, ga kaya Agnes, Pricilla, dan Chintya. Oke biar gue jelasin, jadi Agnes, Pricilla dan Chintya itu udah kaya penguasa sekolah. Agnes yang ayahnya menjadi pendonor dana terbanyak merasa hebat. Dan dua antek-anteknya yaitu Pricilla dan Chintya juga merasa hebat, padahal menurut gue mereka berdua Cuma di manfaatin buat di jadiin babu sama Agnes. Gue punya pacar namanya Bryan Florian Putra, kelas 2 anak IPA-1. Pemain baseball andalan sekolah, selain anak baseball dia ganteng yaiyalah- tapi rada rada bossy gitu deh, tapi gue tetep sayang kok elah. Banyak cewek yang ngedeketin dia tapi dia ga nanggepin kalo di depan gue. -------------------------------------------------------------------------------------------------------- Allysa, lys, Allysa! gue berbalik badan menoleh ke belakang, siapa lagi kalo bukan Nadya dan Friskilla. Apaan sih? Pagi pagi udah teriak teriak aja lo berdua, berisik tau! jawab gue sarkstik. itu loh, itu.. ah itu lys itu jawab Friskilla sambil terngah engah habis lari lari banger Nadya tadi. itu apa sih? Itu itu itu itu, mana gue tau kalo itu itu mulu itu lys, Agnes sama Bryan tadi pelukan terus mereka, mereka um omongan Nadya udah ga gue tanggapi lagi. Melainkan gue nangis, ya gue nangis. Gue nangis, gue ngeliat Bryan sama Agnes, BRYAN pacar gue sama cewek lain. Gue nangis gue tau gue cengeng Cuma karena Bryan jalan sama Agnes, tapi mereka ga Cuma jalan biasa kaya teman melainkan gandengan dan rangkulan terus Agnes nyandarin kepalanya ke pundak Bryan di depan umum, gue aja jarang bahkan gapernah segitunya selama pacaran sama dia. Tinggal nunggu di putusin aja lagi, apa Tuhan ga mengizinkan gue bahagia sekali aja? Gue buru buru ngehapus air mata gue, karena sebentar lagi mau bell. Di jalan gue Cuma merenung, diem, Nadya dan Friskilla gue gatau dimana. Gue Cuma mau sendiri nenanggin diri buat sementara. Udah tenang, gue pun ke kelas. Tapi apa yang gue dapet hah?! Agnes dan Bryan duduk satu bangku di bangku gue pula, berharap gue cukup kuat gue jalan ngelewatin mereka dengan tampang biasa aja lalu duduk di sebelah Nadya, kalo Friskilla sama Sthefan Angelo temen sbangkunya.