fakultas keguruan dan ilmu pendidikan …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf ·...

117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh WINARNI K1207007 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: trinhhuong

Post on 06-Aug-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TEKNIK MAKE A MATCH SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3

SALATIGA TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh

WINARNI

K1207007

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH SEBAGAI

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS XI BAHASA

SMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN AJARAN

2010/2011

Disusun Oleh:

WINARNI

K1207007

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Winarni. K1207007. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Juni 2011.

Tujuan penelitian ini meningkatkan: 1) kualitas proses; dan 2) kualitas hasil keterampilan menulis narasi siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga tahun ajaran 2010/2011 dalam pembelajaran menulis narasi dengan penerapan teknik Make a Match.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga yang berjumlah 34 siswa (7 putra dan 27 putri) dan guru Bahasa Indonesia kelas XI Bahasa. Sumber data yang digunakan yaitu: tempat dan peristiwa, informan, dan dokumen. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan (observasi), wawancara, tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap: identifikasi masalah, analisis masalah, penyusunan rencana tindakan, implementasi tindakan, pengamatan, dan penyusunan laporan. Pelaksanaan penelitian dimulai dari survei awal, siklus I, siklus II, sampai dengan siklus III. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi tindakan; dan (4) analisis dan refleksi. Dalam penelitian ini guru kelas bertindak sebagai fasilitator pembelajaran dan peran peneliti sebagai pengamat.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan adanya peningkatan: 1) kualitas proses; dan 2) kualitas hasil tulisan narasi siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga dalam pembelajaran menulis narasi melalui penerapan teknik Make a Match. Peningkatan kualitas proses pembelajaran terlihat dari meningkatnya keaktifan/semangat siswa selama pembelajaran, yakni: (1) mengikuti apersepsi, sebesar 32% pada siklus I, 47% pada siklus II, dan 67% pada siklus III; (2) memperhatikan penjelasan guru, sebesar 47% pada siklus I, 68% pada siklus II, dan 83% pada siklus III; (3) menyimak wacana dialog, sebesar 42% pada siklus I, 74% pada siklus II, dan 89% pada siklus III; (4) kegiatan diskusi, sebesar 26% pada siklus I, 37% pada siklus II, dan 56% pada siklus III; (5) membuat kerangka karangan, sebesar 47% pada siklus I, 74% pada siklus II, dan 94% pada siklus III; dan (6) mengembangkan kerangka karangan menjadi bentuk karangan narasi utuh, sebesar 44% pada siklus I, 71% pada siklus II, dan 89% pada siklus III. Peningkatan kemampuan menulis narasi siswa dapat dilihat dari nilai karangan siswa yang selalu meningkat pada setiap siklusnya. Pada siklus I persentase ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sebesar 33% atau sebanyak 6 siswa. Pada siklus II sebesar 65% atau sebanyak 11 siswa dan pada siklus III sebesar 89% atau 16 siswa. Hal ini membuktikan bahwa penerapan teknik Make a Match meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran menulis narasi siswa kelas XI Bahasa.

Page 6: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

”Dengan aktivitas menulis, seseorang terlatih dalam menyusun pemikiran dan

argumen secara runtut, sistematis, dan logis.”

(Didik Komaidi)

Page 7: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Saya mempersembahkan karya ini sebagai

rasa cinta, kasih sayang, dan terima kasih saya

kepada:

1. Suami saya, Wahyu Sugiyarto, S.T, M.Pd;

2. Kedua orang tua saya, Bapak Suyatno Juri

dan Ummi Tumirah;

3. Mertua saya, Bapak Slamet Raharjo dan

Ibu Agustini

4. Pembimbing skripsi saya, Bapak Slamet

Mulyono, M.Pd. dan Ibu Sri Hastuti, S.S,

M.Pd.

Page 8: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Peneliti memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Swt yang telah

memberikan nikmat dan karuniaNya kepada kita semua. Atas kehendakNya pula

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik sebagai persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin

penyusunan skripsi;

2. Drs. Suparno, M. Pd. , Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

memberikan persetujuan dalam skripsi ini;

3. Drs. Slamet Mulyono, M. Pd. selaku Ketua Program Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta sekaligus pembimbing I yang telah memberikan persetujuan

dan pengarahan dengan begitu sabar, saran, semangat pada penulis serta

masukan yang tidak ternilai harganya;

4. Ibu Sri Hastuti, S.S, M.Pd., selaku pembimbing II yang dengan sabar

membimbing penulis dengan sebaik-baiknya serta memberikan dorongan dan

selalu meluangkan waktu bagi penulis sehingga menjadikan penulis semangat

dalam menyelesaikan skripsi;

5. Drs. Suyitno, M.Pd., selaku Penasehat Akademik yang telah banyak

memberikan solusi mengenai persoalan akademik.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta, khususnya Program Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia yang dengan tulus ikhlas memberikan ilmu yang bermanfaat pada

penulis;

Page 9: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

7. Drs. Sujit Mudjirno, S.IP, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 3

Salatiga yang telah memberikan izin peneliti terkait dengan penelitian yang

dilaksanakan;

8. Bapak Muhlasin, S. Pd. selaku guru Bahasa Indonesia kelas XI Bahasa SMA

Negeri 3 Salatiga sekaligus sebagai kolaborator yang dengan senang hati

membantu peneliti dalam melaksanakan penelitiannya; dan

9. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu.

Semoga kebaikan dan bantuan dari semua pihak tersebut di atas mendapat

pahala dan imbalan dari Allah Swt, amin. Penulis berharap semoga karya ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca dan menambah khasanah keilmuan dalam

pelajaran Bahasa Indonesia.

Surakarta, Juni 2011

Penulis

Page 10: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................ i

PENGAJUAN .................................................................................................. ii

PERSETUJUAN .............................................................................................. iii

PENGESAHAN ............................................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

MOTTO...............................................................................................................vi

PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6

D. Manfaat Hasil Penelitian ....................................................................... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR ........................ 9

A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 9

1. Hakikat Menulis .............................................................................. 9

a. Pengertian Menulis ................................................................... 9

b. Tahap-tahap dalam menulis ..................................................... 10

c. Jenis-jenis Tulisan .................................................................. 11

d. Pengertian Menulis Narasi ...................................................... 12

e. Jenis-jenis Tulisan Narasi ....................................................... 13

2. Hakikat Pembelajaran Menulis Narasi .......................................... 16

a. Pengertian Pembelajaran .......................................................... 16

b. Proses Pembelajaran Menulis Narasi di SMA .......................... 21

c. Evaluasi Pembelajaran Menulis Narasi di SMA ....................... 22

Page 11: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

3. Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif ..................................... 23

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ....................................... 23

b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif ........................................... 25

4. Hakikat Teknik Make a Match ....................................................... 25

B. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 27

C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 29

D. Hipotesis Tindakan .............................................................................. 31

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 32

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 32

1. Tempat Penelitian ......................................................................... 32

2. Waktu Penelitian .......................................................................... 32

B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................ 33

C. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................................. 34

D. Sumber Data ....................................................................................... 35

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 35

F. Teknik Validitas Data .......................................................................... 37

G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 37

H. Indikator Ketercapaian Tujuan ............................................................ 38

I. Prosedur Penelitian .............................................................................. 39

1. Tahap Perencanaan Penelitian ....................................................... 40

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ........................................................ 40

a. Rancangan siklus I ................................................................... 41

b. Rancangan Siklus II ................................................................. 43

c. Rancangan Siklus III ................................................................ 46

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 52

A. Kondisi Pratindakan ............................................................................ 52

B. Deskripsi Hasil Penelitian.................................................................... 55

1. Siklus I ........................................................................................... 55

2. Siklus II ........................................................................................ 62

3. Siklus III......................................................................................... 71

C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 81

Page 12: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ......................................... 95

A. Simpulan .............................................................................................. 95

B. Implikasi .............................................................................................. 97

C. Saran .................................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 100

LAMPIRAN .................................................................................................... 103

Page 13: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian..................................... 33

Tabel 2. Indikator Ketercapaian Tujuan........................................................... 39

Tabel 3. Nilai Menulis Narasi Siswa pada Siklus I .......................................... 60

Tabel 4. Nilai Menulis Narasi Siswa pada Siklus II .......................................... 68

Tabel 5. Nilai Menulis Narasi Siswa pada Siklus I ........................................... 76

Tabel 6. Rekapitulasi Ketercapaian Indikator Penelitian Siklus I,II dan III ...... 79

Tabel 7. Nilai Menulis Narasi Siswa Pratindakan dan Pascatindakan ............... 94

Tabel 8. Pedoman Penilaian Hasil Menulis Narasi Siswa ................................. 104

Tabel 9. Lembar Penilaian Sikap Siswa............................................................ 106

Tabel 10. Lembar Rekapitulasi Keaktifan Siswa .............................................. 108

Tabel 11. Lembar Penilaian Hasil Menulis Narasi Siswa .................................. 109

Tabel 12. Pedoman Observasi Keaktifan Siswa ................................................ 111

Tabel 13. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar ................................ 115

Tabel 14. Nilai Menulis Narasi Siswa Pratindakan ........................................... 128

Tabel 15. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar pada Prasiklus......... 129

Tabel 16. Nilai Sikap Siswa pada Siklus I ........................................................ 147

Tabel 17. Lembar Rekapitulasi Keaktifan Siswa pada Siklus I ......................... 149

Tabel 18. Nilai Menulis Narasi Siswa pada Siklus I ......................................... 150

Tabel 19 Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar pada Siklus I ............ 154

Tabel 20. Nilai Sikap Siswa pada Siklus II ....................................................... 193

Tabel 21. Lembar Rekapitulasi Keaktifan Siswa pada Siklus II ........................ 195

Tabel 22. Nilai Menulis Narasi Siswa pada Siklus II ........................................ 196

Tabel 23. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar Siklus II .................. 200

Tabel 24. Nilai Sikap Siswa pada Siklus III ...................................................... 237

Tabel 25. Lembar Rekapitulasi Keaktifan Siswa pada Siklus III ....................... 239

Tabel 26. Nilai Menulis Narasi Siswa pada Siklus III ....................................... 240

Tabel 27. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar pada Siklus III........244

Page 14: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir................................................................ 30

Gambar 2. Model Analisis Interaktif ................................................................ 38

Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ................................................ 49

Gambar 4. Perbandingan Peningkatan Keaktifan Siswa.................................. 89

Gambar 5. Perbandinga Peningkatan Skor Nilai Siswa pada Setiap Aspek

Penilaian Karangan ........................................................................ 93

Page 15: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pedoman Penilaian Hasil Menulis Narasi Siswa ........................... 104

Lampiran 2. Lembar Penilaian Sikap Siswa ..................................................... 106

Lampiran 3. Lembar Rekapitulasi Keaktifan Siswa .......................................... 108

Lampiran 4. Lembar Penilaian Hasil Menulis Narasi Siswa ............................. 109

Lampiran 5. Pedoma Rekapitulasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis

Narasi ............................................................................................ 111

Lampiran 6.1 Pedoman Wawancara terhadap Guru Bahasa Indonesia .............. 112

Lampiran 6.2 Pedoman Wawancara terhadap Siswa (Pratindakan) ................... 113

Lampiran 6.3 Pedoman Wawancara terhadap Siswa (Pascatindakan) ............... 114

Lampiran 7. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar............................ 115

PRASIKLUS

Lampiran 8. Hasil Wawancara dengan Guru Bahasa Indonesia ........................ 118

Lampiran 9. Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas XI Bahasa ........................ 122

Lampiran 10. Catatan Lapangan Prasiklus ........................................................ 125

Lampiran 11. Nilai Menulis Narasi Siswa Pratindakan ..................................... 128

Lampiran 12. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar pada Prasiklus .. 129

Lampiran 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Prasiklus ............................ 133

SIKLUS I

Lampiran 14. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus I ................................ 141

Lampiran 15. Nilai Sikap Siswa pada Siklus I .................................................. 147

Lampiran 16. Lembar Rekapitulasi Keaktifan Siswa pada Siklus I ................... 149

Lampiran 17. Nilai Menulis Narasi Siswa pada Siklus I ................................... 150

Lampiran 18. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar pada Siklus I ..... 154

Lampiran 19. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I............................... 159

Lampiran 20. Kartu-kartu yang Berisi Kerangka Karangan Siklus I ................. 173

Lampiran 21. Foto-foto Pembelajaran Menulis Narasi pada Siklus I................. 179

Lampiran 22. Hasil Tulisan Narasi Siswa pada Siklus I .................................... 181

SIKLUS II

Lampiran 23. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus II ............................... 186

Lampiran 24. Nilai Sikap Siswa pada Siklus II ................................................. 193

Page 16: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Lampiran 25. Lembar Rekapitulasi Keaktifan Siswa pada Siklus II .................. 195

Lampiran 26. Nilai Menulis Narasi Siswa pada Siklus II .................................. 196

Lampiran 27. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar pada Siklus II ... 200

Lampiran 28. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II............................. 204

Lampiran 29. Kartu-kartu yang Berisi Kerangka Karangan Siklus II ................ 215

Lampiran 30. Foto-foto Pembelajaran Menulis Narasi pada Siklus II ............... 211

Lampiran 31. Hasil Tulisan Narasi Siswa pada Siklus II .................................. 223

SIKLUS III

Lampiran 32. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus III .............................. 233

Lampiran 33. Nilai Sikap Siswa pada Siklus III ............................................... 237

Lampiran 34. Lembar Rekapitulasi Keaktifan Siswa pada Siklus III................. 239

Lampiran 35. Nilai Menulis Narasi Siswa pada Siklus III................................. 240

Lampiran 36. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar pada Siklus III .. 244

Lampiran 37. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III.............................247

Lampiran 38. Kartu-kartu yang Berisi Kerangka Karangan Siklus III ............... 257

Lampiran 39. Foto-foto Pembelajaran Menulis Narasi pada Siklus III .............. 263

Lampiran 40. Hasil Tulisan Narasi Siswa pada Siklus III ................................. 230

PERIZINAN

Lampiran 41. Surat Permohonan Izin Penelitian untuk Dekan .......................... 272

Lampiran 42. Surat Putusan Izin Penyusunan Skripsi oleh Dekan FKIP ........... 273

Lampiran 43. Surat Permohonan Izin Penelitian untuk Rektor .......................... 274

Lampiran 44. Surat Permohonan Izin Penelitian untuk Kepala Sekolah SMA

Negeri 3 Salatiga...........................................................................275

Lampiran 45. Surat Keterangan Penelitian dari Kepala SMA Negeri 3

Salatiga........................................................................................ 276

Lampiran 46. Izin Menyusun Skripsi................................................................ 277

Lampiran 47. Surat Keterangan Penelitian ....................................................... 278

Lampiran 48. Surat Rekomendasi Penelitian .................................................... 279

Lampiran 49. Surat Permohonan Izin Penelitian Untuk Walikota Salatiga ........ 280

Lampiran 50. Surat Permohoman Izin Penelitian untuk Kepala Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olahraga Salatiga .................................................... 281

Page 17: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Winarni. K1207007. THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING TECHNIQUE ”MAKE A MATCH ” AS THE EFFORT TO IMPROVE NARRATIVE-WRITING SKILL OF XI BAHASA STUDENTS OF SMA NEGERI 3 SALATIGA YEAR 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Juni 2011.

The aim of this observation is to increase: 1) process quality; dan 2) product quality of narrative writing skill of XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga year 2010/2011 using Make a Match technique.

The type of this observation is classroom action research. The subject of this research are 34 students of XI Bahasa class of SMA Negeri 3 Salatiga and Indonesian teacher of XI Bahasa class. The data source that used were : place and phenomenon, informan, dan document.The data pool technique did by observation, interview, test/gave writing task, and document analysis. The step of observation’ procedures are : problem identification, problem analysis, arranging an action’s plan,action implementation, observation, and make a report. The research is start with first survey, first cycle, second cycle, until third cycle. Every cycle include of four step :(1) planing action; (2) action; (3) action research; and (4) analysis and reflection. In this research, teacher is a lesson facilitator and the researcher is an observetor.

Based on the result of researh, the researcher conclude that there are increase: 1) process quality; and 2) product quality of narrative writing skill of XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga using Make a Match technique. The increase of lesson process quality is known from the students who being more active and enthusiasm during the lesson, there are: (1) follow aperseption, 32% in first cycle, 47% in second cycle, and 67% in third cycle; (2) give an attantion for the teacher, 47% in first cycle, 68% in second cycle, and 83% in third cycle; (3) listening text dialogue, 42% in first cycle, 74% in second, and 89% in third cycle; (4) discussion, 26% in first cycle, 37% in second cycle, and 56% in third cycle; (5) make a text framework, 47% in first cycle, 74% in second cycle, dan 94% in third cycle; dan (6) develope the text framework to the complete narrative text, 44% in first cycle, 71% in second cycle, and 89% in third cycle. The increase of the student’s narrative writing skill can be known from the value of the student’s written which always increase in every cycles. In first cycle,the persentage of student’s study result completeness in the lesson is 33% or 6 students. In second cycle is 65% or 11 students and in third cycle 89% or 16 students. It prove that using Make a Match technique can increase process quality and the lesson’s result quality on writing narrative for the student of XI Bahasa.

Page 18: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

diajarkan. Dengan bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan

dikembangkan serta dapat dituntunkan kepada generasi mendatang. Pengajaran

bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu sarana mengupayakan

pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia secara terarah. Maka dari itu

melalui proses pengajaran bahasa diharapkan siswa mempunyai kemampuan yang

memadai untuk dapat menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar.

Dalam proses belajar mengajar guru memegang peran sebagai fasilitator,

artinya, guru memegang tugas dan tanggung jawab merencanakan dan

melaksanakan pengajaran di sekolah. Guru sebagai tenaga profesional harus

memiliki sejumlah kemampuan mengaplikasikan berbagai teori belajar dalam

bidang pengajaran, kemampuan memilih dan menerapkan metode pengajaran

yang efekif dan efisien, kemampuan melibatkan siswa berpartisipasi aktif dan

kemampuan membuat suasana belajar yang menunjang tercapainya pendidikan

(Usman, 2009:11). Pada prinsipnya tujuan akhir pembelajaran bahasa adalah agar

siswa mampu menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni menyimak,

berbicara, membaca dan menulis. Empat keterampilan ini harus dikuasai oleh

siswa.

Menulis merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa. Melalui

kegiatan menulis siswa dapat mengkomunikasikan gagasan, penghayatan, dan

pengalamannya ke dalam bentuk tulisan. Banyak kegiatan yang berhubungan erat

dengan keterampilan menulis yang harus diselesaikan siswa, yaitu membuat

ikhtisar, membuat catatan, menulis notulen, menulis berbagai macam surat,

menulis proposal penelitian, menulis rancangan kegiatan, sampai pada

kemampuan menulis karya ilmiah. Akhadiah, Maidar G. Arsyad dan Sakura H.

Ridwan (2002:2) mengungkapkan bahwa menulis berarti mengorganisasikan

gagasan secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat. Tujuan yang

1

Page 19: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

diharapkan dari kegiatan menulis adalah agar siswa mampu mengungkapkan ide

atau gagasan, pendapat, dan pengetahuan secara tertulis serta mempunyai hobi

menulis. Melalui keterampilan menulis yang dimiliki, siswa dapat

mengembangkan kreativitas dan mempergunakan bahasa sebagai sarana

komunikasi. Selain itu, tidak semua orang mampu melaksanakan tugas menulis

dengan baik. Menulis bukan pekerjaan yang mudah karena merupakan

kemampuan yang kompleks serta menuntut sejumlah pengetahuan dan

keterampilan.

Nurudin (2010:50) berpendapat bahwa berdasarkan bentuknya, terdapat

lima jenis tulisan yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi dan persuasi.

Tulisan narasi adalah bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan,

merangkaikan tindak tanduk perbuatan manusia dalam sebuah cerita secara

kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu tertentu. Narasi

bisa saja dimulai dari peristiwa ditengah atau paling belakang, sehingga

memunculkan flashback. Narasi dapat bergaya kisahan orang pertama sehingga

terasa subjektivitas pengarangnya, atau orang ketiga sehingga lebih terkesan

objektif.

Mengacu pada hakikat tulisan narasi di atas, keterampilan menulis narasi

mengajak siswa menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dalam kehidupan

sehari-hari. Pengajaran menulis ditujukan agar siswa mampu memahami dan

mengkomunikasikan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Hal ini penting

karena kemampuan menulis seseorang merupakan gambaran dari penguasaan

bahasa yang digunakan.

Kemampuan menulis narasi siswa di Indonesia pada umumnya masih

rendah. Sebagian besar dari mereka membuat karangan dengan panjang tidak

maksimal dan kurang sesuai harapan. Barbara, dkk. (2009:360) menyatakan

bahwa keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam

berkomunikasi, selain itu keterampilan menulis juga penting dan harus dikuasai di

setiap jenjang pendidikan. Akan tetapi, faktanya sekitar 14% hingga 26 % warga

atau penutur asli justru kesulitan dan tidak lolos dalam tes keterampilan menulis

tingkat paling dasar. Alfianto (2006:1) menyatakan bahwa hal tersebut disebabkan

Page 20: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

anak-anak di banyak kelas jarang dilatih menulis dengan kata-kata mereka sendiri.

Mereka lebih sering dan terbiasa menyalin dari papan tulis dan buku pelajaran.

Permasalahan pembelajaran keterampilan menulis, khususnya menulis

narasi terjadi di kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga tahun 2010/2011.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di

kelas tersebut, peneliti memperoleh fakta bahwa kemampuan menulis narasi siswa

masih rendah. Kelas XI Bahasa yang berjumlah 34 siswa, sebanyak 12 siswa

(35%) tidak mengikuti pelajaran bahasa Indonesia dan tidak mengerjakan tugas

menulis narasi yang diberikan oleh guru; 20 siswa (59%) memperoleh nilai di

bawah nilai batas ketuntasan minimal; dan hanya 2 siswa (6%) yang menulis

narasi dengan hasil yang cukup memuaskan.

Rendahnya kemampuan menulis narasi siswa di kelas ini dipengaruhi oleh

beberapa hal. Pertama, guru memakai dan menerapkan teknik mengajar yang

kurang tepat. Dalam pembelajaran menulis narasi, guru meninggalkan tahapan

menulis, yakni guru melupakan tahap prapenulisan dan pascapenulisan. Siswa

tidak diajak membuat kerangka karangan serta siswa tidak diajak menyunting

naskah karangan siswa. Siswa hanya mengumpulkan draf karangan. Selain itu,

salah satu contoh proses pembelajaran menulis narasi yang dilakukan oleh guru di

kelas XI Bahasa yakni sebagai berikut: a) guru masuk kelas dan membuka

kembali ingatan siswa mengenai menulis narasi; b) guru menjelaskan pokok

perbedaan menulis narasi dan deskripsi; c) guru meminta siswa berjalan ke masjid

sekolah, kemudian siswa diminta menceritakan perjalanan mereka dari kelas

hingga masjid dalam karangan naratif dan deskriptif yang disusun secara padu; d)

pekerjaan siswa dikumpulkan setelah jam usai. Guru menggabungkan

pembelajaran menulis narasi dan deskripsi hanya dalam alokasi waktu 2 jam

pelajaran. Berdasarkan hasil wawancara, guru cenderung mempersingkat

pembelajaran menulis karena guru beranggapan bahwa pembelajaran menulis

tidak masuk dalam UN, sehingga guru lebih memfokuskan pembelajaran ke

materi UN. Materi yang diperdalam guru yakni materi kebahasaan dan

keterampilan membaca. Selain itu, materi yang diajarkan oleh guru tidak sesuai

dengan Kompetensi Dasar kelas XI Bahasa. Kompetensi Dasar untuk kelas XI

Page 21: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Bahasa seharusnya adalah menulis narasi faktual berbentuk biografi, sedangkan

materi yang diajarkan oleh guru adalah menulis narasi secara umum. Hal tersebut

di atas mengindikasikan rendahnya kualitas proses pembelajaran menulis narasi di

kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga.

Hal lain yang mempengaruhi rendahnya kemampuan menulis narasi siswa

di kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga yakni siswa cenderung tidak

bersemangat dalam pembelajaran menulis narasi. Berdasarkan hasil wawancara,

siswa cenderung tidak bersemangat menjalani pembelajaran menulis narasi.

Berdasarkan hasil wawancara, siswa merasa kurang bersemangat dalam

pembelajaran menulis narasi karena siswa tidak dibimbing oleh guru. Selain itu,

guru membebaskan siswa ketika proses penulisan narasi sehingga siswa justru

memanfaatkan kesempatan untuk bergurau. Hal ketiga yang mempengaruhi

rendahnya kualitas hasil tulisan narasi siswa yakni hasil tulisan narasi siswa

kurang maksimal. Berdasarkan analisis terhadap hasil tulisan siswa pada

prasiklus, siswa cenderung menulis tanpa memperhatikan profil penilaian

karangan. Tulisan siswa kurang memperhatikan ejaan, penggunaan bahasa dan

organisasi isi. Berdasarkan hasil wawancara, guru hanya sekedar meminta siswa

menulis narasi dan deskripsi. Guru tidak memberi penekanan kepada siswa

mengenai aspek penilaian karangan seperti isi, organisasi isi, penggunaan bahasa,

kosakata dan mekanik. Contoh hasil tulisan siswa prasiklus dapat dilihat pada

lampiran 14 halaman 138.

Fakta di atas menunjukkan kualitas proses dan hasil pembelajaran

keterampilan menulis narasi di kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga masih

kurang optimal. Selain itu, prosedur pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru

masih kurang ideal. BSNP (2007:1) dalam permendiknas nomor 41 tahun 2007

tentang standar proses satuan pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa

proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik.

Page 22: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Berdasarkan paparan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

pembelajaran menulis narasi di kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga

memerlukan perbaikan yang dapat mendorong seluruh siswa mampu mengungkap

ide dengan bahasa yang baik dan benar. Pembelajaran akan lebih optimal jika

pendekatan atau metode yang digunakan tepat. Belz, dan Andreas Müller

Hartmann (2002:68-78) mengungkapkan ”in recent years with the advance of new

media technologies, innovative learning situations have arisen which have

potential for development in second language and intercultural learning”.

Semakin maju perkembangan teknologi dewasa ini, mampu memunculkan

berbagai macam situasi pembelajaran inovatif yang sangat potensial untuk

dikembangkan dalam pembelajaran bahasa kedua maupun budaya. Untuk

mengoptimalkan hasil belajar, terutama keterampilan menulis narasi, pendidik

membutuhkan pendekatan yang lebih menekankan kerjasama siswa, keaktifan dan

kreativitas siswa serta kesempatan mengolah informasi dan meningkatkan

informasi.

Lie (2008:6) mengungkapkan bahwa strategi yang paling sering

digunakan untuk mengaktifkan siswa adalah melibatkan siswa dalam diskusi

dengan seluruh kelas. Akan tetapi, strategi ini tidak terlalu efektif walaupun guru

sudah berusaha dan mendorong siswa berpartisipasi. Banyak siswa yang hanya

sebagai penonton saja, sedangkan yang menguasai kelas hanya beberapa siswa.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang masih

kurang mengaktifkan seluruh siswa adalah dengan pembelajaran kooperatif. Lie

(2008: 17) juga menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif sering juga disebut

sistem pengajaran gotong-royong.

Salah satu teknik dalam model pembelajaran kooperatif adalah Make a

Match. Melalui model kooperatif teknik Make a Match siswa diharapkan mampu

menggabungkan antara gambar satu dengan yang lain menjadi runtut dan mampu

menggabungkan antara pertanyaan satu dengan jawaban tertentu sehingga hal

tersebut mampu membantu siswa mengungkap ide secara sistematis. Selain itu

konsentrasi siswa juga dapat lebih terfokus karena siswa sebelumnya sudah

terpancang berkompetisi.

Page 23: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Dalam model pembelajaran kooperatif teknik Make a Match, siswa

bekerja secara berkelompok. Ketika siswa dalam satu kelompok dituntut mencari

pasangan jawaban pada kelompok lain tentu membutuhkan konsentrasi tinggi dan

kekompakan dalam kelompok. Dengan cara ini, konsentrasi siswa akan terjaga

dan siswa menjadi lebih fokus pada pembelajaran. Selain itu siswa mengalami dan

memahami semua alur yang ada. Kartu-kartu yang berisi kerangka karangan

narasi mampu membantu siswa menulis cerita secara runtut.

Banyak hal positif yang dapat diperoleh pendidik ketika menerapkan

teknik Make a Match. Guru dapat mengefektifkan waktu pembelajaran karena

siswa dalam satu kelas terbagi dalam tiga kelompok kemudian mereka diminta

mencari jawaban pada kelompok lain. Selain itu terdapat pula satu kelompok yang

bertugas menilai kinerja siswa yang lain (eksekutor) dan hal ini dapat dilakukan

secara bergantian. Tentu hal ini jauh lebih menarik jika dibandingkan siswa

diminta mencari ide sendiri yang sudah pasti memakan waktu lebih lama.

Keunggulan lain teknik Make a Match adalah siswa dikondisikan aktif

memahami setiap pertanyaan agar tidak terkecoh dalam mencari pasangan

jawaban yang tepat. Kinerja salah satu siswa mempengaruhi hasil yang

dieksekusikan kepada siswa tersebut, jika sampai salah maka siswa akan

memperoleh hukuman tentu dengan hal ini siswa menjadi lebih hati-hati.

Dalam model pembelajaran kooperatif teknik Make a Match, salah satu

langkah yang harus dilalui oleh siswa adalah siswa diajak menjodohkan

pertanyaan dan jawaban serta menilai hasil karangan atau pekerjaan siswa yang

lain. Dua langkah ini mempunyai kemiripan dengan tahapan menulis, yakni tahap

prapenulisan dan pascapenulisan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti memandang penting melaksanakan

penelitian tindakan kelas sebagai usaha perbaikan kualitas proses dan hasil

pembelajaran keterampilan menulis narasi dengan judul: Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Teknik Make a Match Sebagai Upaya Meningkatkan

Keterampilan Menulis Narasi pada Siswa Kelas XI BAHASA SMA Negeri 3

Salatiga Tahun Ajaran 2010/2011.

Page 24: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan dapat

dirumuskan sebagai berikut.

1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Make a Match dapat

meningkatkan kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis narasi pada

siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Ajaran 2010/2011?

2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Make a Match

dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis narasi

pada siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Ajaran 2010/2011?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah disebutkan di atas, tujuan

dari penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan:

1. kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis narasi pada siswa kelas XI

BAHASA SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Ajaran 2010/2011?

2. kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis narasi pada siswa kelas XI

BAHASA SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Ajaran 2010/2011?

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan,

khususnya dalam hal pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di tingkat

SMA, terutama pada pembelajaran keterampilan menulis narasi dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Make a Match.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1. Siswa termotivasi dalam pembelajaran keterampilan menulis narasi.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Make a Match pada

pembelajaran menulis narasi melatih dan membiasakan siswa bekerja

sama serta menjaga kekompakan kelompok dan terbiasa berkompetisi.

Page 25: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

3. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Make a Match

memungkinkan meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa.

b. Bagi Guru

1. Guru mendapatkan pengalaman menerapkan teknik Make a Match

dalam keterampilan menulis narasi.

2. Guru dapat menarik perhatian siswa ketika menerapkan teknik Make a

Match dalam pembelajaran menulis narasi.

3. Penerapan teknik Make a Match dalam pembelajaran menulis narasi

dapat mengefektifkan waktu pembelajaran.

4. Guru dapat meningkatkan kualitas hasil tulisan narasi siswa dengan

penerapan teknik Make a Match dalam pembelajaran.

c. Bagi Peneliti

1. Peneliti dapat memperluas wawasan dan pengetahuan tentang

pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, khusunya tentang

keterampilan menulis narasi dengan teknik Make a Match.

2. Peneliti mendapatkan fakta bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif teknik Make a Match meningkatkan keterampilan menulis

narasi siswa.

d. Bagi Sekolah

1. Sekolah dapat menjadikan hasil penelitian sebagai acuan pengadaan

inovasi pembelajaran bagi para guru dalam mengajarkan materi

menulis narasi.

2. Peningkatan kualitas hasil pembelajaran di sekolah, terutama hasil

pembelajaran menulis narasi dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif teknik Make a Match.

Page 26: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Menulis

a. Pengertian Menulis

Menulis merupakan salah satu aspek dari empat keterampilan berbahasa.

Nurgiyantoro (2010:283) berpendapat bahwa menulis adalah aktivitas aktif

produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa. Pendapat lain, Alek dan

Achmad H.P (2010:106) berpendapat bahwa menulis merupakan kegiatan

menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan

menggunakan aksara, sehingga dalam kegiatan menulis seseorang

menghasilkan sebuah karya berwujud tulisan. Slamet (2009:96)

mengungkapkan bahwa menulis merupakan serangkaian aktivitas (kegiatan)

yang terjadi dan melibatkan beberapa fase, yakni pramenulis, penulisan dan

pascapenulisan. Tarigan (2009:3) memberi batasan pengertian menulis dengan

berpendapat bahwa menulis merupakan keterampilan mekanistik, tidak

mungkin dikuasai melalui teori saja, tetapi hanya dapat dikuasai oleh orang

yang rajin berlatih. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, dapat kita

ketahui bahwa agar dapat menulis dengan baik, seseorang harus berlatih

secara terus menerus dan melewati fase penulisan untuk menyempurnakan

tulisan tersebut.

Menurut Lasa (2005:7), menulis merupakan proses penuangan gagasan

dan pemikiran dengan sistem tertentu dalam bentuk tulisan. Pendapat lain

mengenai menulis disampaikan oleh Wiyanto (2006:1-2) dengan membagi

pengertian menulis menjadi dua pengertian. Pertama, menulis berarti

mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda-tanda yang dapat dilihat.

Pengertian kedua adalah bahwa menulis merupakan kegiatan mengungkapkan

gagasan secara tertulis. Melengkapi pendapat tersebut, Wolsey (2010:194)

mengungkapkan “writing is much more than the mirror image of reading, and

composing may place greater demands on working memory than reading task

9

Page 27: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

do”. Aktivitas menulis tidak hanya sekedar menuangkan kembali apa yang

telah dibaca, namun mengkomposisikan kembali apa yang telah kita peroleh

berdasarkan ingatan kita sehingga dalam aktivitas ini, ingatan kita dituntut

untuk memproduksi tulisan berdasarkan memori otak kita.

Bertolak dari beberapa pengertian menulis di atas, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan mengungkapkan pikiran,

ide atau gagasan, dan pesan secara tertulis melalui lambang atau simbol grafik

yang teratur sebagai bentuk sarana komunikasi tidak langsung sehingga orang

lain dapat memahami isinya dengan mudah.

b. Tahap-tahap dalam Menulis

Tahap dalam menulis adalah suatu proses kreatif. Djauharie dan Suherli

(2005:57-60) berpendapat bahwa terdapat lima tahapan dalam membuat

karangan, yakni menentukan dan memilih tema/topik karangan, menentukan

tujuan penulisan, menyusun kerangka karangan, mengumpulkan bahan tulisan

dan mengembangkan kerangka karangan. Melengkapi pendapat tersebut,

Nurudin (2007:92) menjelaskan bahwa dalam menulis melalui tahap : 1)

pramenulis yang meliputi: a)memilih dan membatasi topik; b) brainstorming

yang terdiri atas mendaftar, menulis bebas dan pengelompokan. 2)

Merencanakan menulis yang meliputi: a) membuat subdaftar; b) menulis

kalimat topik; dan c) membuat outline. 3) Menulis dan merevisi draf yang

berupa: a) menulis draf kasar;b) merevisi dan mengorganisasikan tulisan; serta

c) menulis akhir.

Akhadiah, Maidar G. Arsyad dan Sakura H. Ridwan (1999:3-5)

menyebutkan tahapan menulis yakni 1) prapenulisan yang terdiri atas

penentuan topik, penentuan tujuan dan pemilihan bahan; 2) penulisan , yakni

berupa penyusunan paragraf dan kalimat, pemilihan kata dan teknik penulisan;

dan 3) revisi, yakni perbaikan buram pertama dan pembacaan ulang. Pendapat

lain disampaikan oleh Alek, dan Achmad H.P (2010:107) dengan berpendapat

bahwa menulis terdiri atas tiga langkah, yakni 1) persiapan, yang meliputi: a)

membuat kerangka karangan; b) menemukan idiom yang menarik; dan c)

menemukan kata kunci; 2) menulis yang terdiri atas a) mengingatkan diri agar

Page 28: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

tetap logis; b) membaca kembali setiap memperoleh satu paragraf; dan c)

percaya diri akan apa yang ditulis; lalu 3) editing yang terdiri atas a)

memperhatikan kesalahan kata, tanda baca dan tanda hubung;

b)memperhatikan hubungan antarparagraf; dan c) membaca tulisan secara

menyeluruh.

Melengkapi pendapat di atas, Slamet (2008:112-120) menjelaskan

bahwa tahap penulisan terdiri atas 1) prapenulisan, yakni a) menentukan dan

membatasi topik tulisan; b) merumuskan tujuan, menentukan bentuk tulisan,

dan menentukan pembaca yang akan ditujunya; c) memilih bahan; dan d)

menentukan generalisasi dan cara-cara mengorganisasikan ide untuk

tulisannya; 2) pembuatan draf; 3) perevisian; 4) pengeditan/penyuntingan; 5)

pemublikasian. Penulisan karangan pada dasarnya meliputi tahap pramenulis,

menulis dan revisi. Dalam tahap pramenulis, seseorang mempersiapkan

tulisannya dengan menentukan topik tulisan, membuat kerangka, dan

menentukan bentuk tulisan. Berdasarkan kerangka yang telah dibuat,

seseorang menyusun draf tulisan, kemudian draf tulisan tersebut disunting

pada tahap revisi.

c. Jenis-jenis Tulisan

Akhadiah, Maidar G. Arsyad dan Sakura H. Ridwan (1997:14-15)

mengemukakan bahwa terdapat empat jenis tulisan, yakni deskripsi, narasi,

eksposisi dan persuasi. Wiyanto (2006:64-69) mengklasifikasikan tulisan

berdasarkan sifat dan tujuan menjadi lima jenis, yakni narasi, deskripsi,

eksposisi, argumentasi dan persuasi. Nurudin (2010:50) mengemukakan

bahwa deskripsi adalah penulisan dengan penggambaran obyek dengan

memanfaatkan panca indera. Fokus penulisan tergantung pada emosi

pembaca, hal panca indera mana, dan pembaca itu sendiri. Narasi adalah

bercerita, penulisan ini digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan,

melestarikan sejarah dan juga menghibur pembaca. Eksposisi adalah penulisan

untuk menjelaskan suatu proses atau ide. Dalam penulisan dibutuhkan hal

yang rinci tentang suatu penjelasan dari definisi. Jenis tulisan yang keempat

Page 29: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

adalah persuasi, yakni tulisan yang berisi bujukan terhadap seseorang untuk

melakukan sesuatu.

Menyambung pendapat di atas, Sudaryat (2009:169-172)

mengemukakan bahwa berdasarkan bentuknya, terdapat empat jenis wacana.

Wacana narasi adalah wacana yang isinya memaparkan terjadinya suatu

peristiwa, baik peristiwa rekaan maupun kenyataan. Wacana deskripsi yaitu

wacana yang isinya menggambarkan penginderaan (penglihatan, pendengaran,

penciuman, kehausan, kelelahan), perasaan, dan perilaku jiwa (harapan,

ketakutan, cinta, benci, rindu dan rasa tertekan). Wacana eksposisi adalah

wacana yang isinya menjelaskan sesuatu. Wacana argumentasi yakni wacana

yang memberikan alasan terhadap kebenaran atau ketidakbenaran sesuatu hal,

dengan maksud agar pesapa dapat diyakinkan sehingga terdorong untuk

melakukan sesuatu.

Berdasarkan pemaparan di atas, berdasarkan bentuknya terdapat lima

jenis wacana, yakni narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

Narasi adalah wacana yang berisi kisahan atau cerita dan di dalamnya terdapat

konflik antartokoh, sedangkan deskripsi adalah wacana yang berisikan

menggambarkan hasil penginderaan. Eksposisi adalah wacana yang berisikan

penjelasan mengenai suatu proses. Wacana argumentasi adalah wacana yang

bertujuan untuk meyakinkan pembaca, termasuk membuktikan pendapat atau

pendirian dirinya dan wacana persuasi adalah wacana yang berisikan ajakan

kepada pembaca untuk melakukan suatu hal dalam menyingkapi sesuatu.

d. Pengertian Menulis Narasi

Keraf (2007:136) menuliskan bahwa narasi merupakan suatu bentuk

wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan

dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan

waktu atau dapat pula dirumuskan bahwa narasi merupakan suatu bentuk

wacana yang yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada

pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Narasi berusaha menjawab

pertanyaan “Apa yang telah terjadi?”. Melengkapi pendapat tersebut,

Djauharie dan Suherli (2005:47) mengungkapkan bahwa wacana narasi adalah

Page 30: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

karangan yang mengisahkan suatu peristiwa yang disusun secara kronologis

(sistematika waktu) dengan tujuan memperluas pengalaman seseorang. Isi

wacana narasi adalah cerita atas suatu peristiwa atau kisah seseorang.

Nurudin (2010:71) mengemukakan bahwa narasi adalah bentuk tulisan

yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak tanduk

perbuatan manusia dalam sebuah cerita secara kronologis atau berlangsung

dalam suatu kesatuan waktu tertentu. Narasi dapat dimulai dari peristiwa

ditengah atau paling belakang, sehingga memunculkan flashback. Narasi dapat

bergaya kisahan orang pertama sehingga terasa subjektivitas pengarangnya,

atau orang ketiga sehingga lebih terkesan objektif. Senada dengan pendapat

tersebut, Wiyanto (2006:65) mengatakan bahwa narasi merupakan kisah atau

cerita yang bertujuan mengisahkan atau menceritakan, kadang mirip dengan

paragraf deskripsi. Perbedaannya, narasi mementingkan urutan dan biasanya

ada tokoh yang diceritakan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa narasi

merupakan sebuah wacana atau tulisan yang memiliki berbentuk cerita atau

kisahan yang menonjolkan pelaku serta menurut perkembangan dari waktu ke

waktu dan disusun secara sistematis. Ciri-ciri karangan narasi menurut Keraf

(2007:136) yakni menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan, dirangkai

dalam urutan waktu, berusaha menjawab pertanyaan “apa yang terjadi?”, ada

konflik dan narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan

menarik jika tidak ada konflik.

e. Jenis-jenis Tulisan Narasi

Berikut adalah jenis tulisan narasi menurut Keraf (2007:136-138).

1. Narasi Ekspositorik (Narasi Teknis)

Narasi Ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian

informasi secara tepat mengenai suatu peristiwa dengan tujuan memperluas

pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik,

penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya.

Pelaku yang ditonjolkan biasanya satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari

kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan

Page 31: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku

pada penulisan narasi ekspositorik. Ketentuan ini berkaitan dengan

penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak

memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.

2. Narasi Sugestif

Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha memberikan suatu maksud

tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada pembaca atau

pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat. Perbedaan pokok antara

narasi ekspositoris dan narasi sugestif menurut Keraf (2007:138-139) adalah

sebagai berikut.

Narasi Ekspositoris Narasi sugestif

1. Memperluas pengetahuan. 1. Menyampaikan suatu makna

atau suatu amanat yang tersirat.

2. Menyampaikan informasi

mengenai suatu kejadian.

2. Menimbulkan daya khayal.

3. Didasarkan pada penalaran untuk

mencapai kesepakatan rasional

3. Penalaran hanya berfungsi

sebagai alat untuk menyampaikan

makna, sehingga kalau perlu

penalaran dapat dilanggar.

4. Bahasanya lebih condong ke

bahasa informatif dengan titi berat

pada penggunaan kata-kata

denotatif.

4. Bahasanya lebih condong ke

bahasa figuratif dengan menitik

beratkan penggunaan kata-kata

konotatif.

Pada intinya, narasi ekspositoris menyajikan cerita kepada pembaca,

berisi kisahan cerita yang dapat ditangkap secara rasional dan cerita tersebut

masuk akal. Suatu cerita narasi ekspositoris menyajikan kisahan yang bisa

ditemukan pembaca dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, narasi sugestif

menyajikan suatu kisahan yang akan mengajak pembaca berkhayal,

menemukan sesuatu di luar nalar dan tidak masuk akal. Umumnya cerita yang

disajikan dalam narasi sugestif tidak bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-

hari.

Page 32: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Sudaryat (2009:170) menjelaskan bahwa wacana narasi dapat bersifat

faktual maupun imajinatif seperti dongeng, novel, biografi, sketsa, dan

anekdot. Pendapat lain yakni Tarigan (2008:28) mengutip pendapat Weaver,

mengklasifikasikan narasi menjadi empat jenis, yakni narasi urutan waktu,

motif, konflik, titik pandangan, dan pusat minat. Melengkapi pendapat

tersebut, Tarigan (2008:35) berpendapat bahwa terdapat empat bentuk tulisan

narasi yang biasa dipergunakan, yakni buku catatan harian atau jurnal, cerita

otobiografis, lelucon otobiografis, dan esai pribadi. Senada dengan pendapat

tersebut, Djauharie dan Suherli (2005:47) menyatakan bahwa cerita atau kisah

yang diketengahkan di dalam narasi dapat berupa kisah fiktif maupun

imajinatif, dapat pula berupa kisah faktual atau nyata. Contoh kisah yang fiktif

diantaranya cerpen, novel dan hikayat sedangkan contoh kisah faktual

diantaranya sejarah, biografi, otobiografi dan cerita pengalaman.

Menyambung pendapat di atas, Keraf (2007:141-144) berpendapat

bahwa terdapat empat bentuk khusus dalam paragraf narasi, yakni biografi dan

otobiografi, anekdot, anekdot dan insiden, sketsa, dan profil. Biografi dan

otobiografi adalah penyampaian kisah menarik mengenai kehidupan dan

pengalaman-pengalaman pribadi. Perbedaannya, biografi dikisahkan oleh

orang lain sedangkan otobiografi dikisahkan oleh orang itu sendiri.

Selanjutnya, anekdot adalah semacam cerita pendek yang bertujuan

menyampaikan karakteristik yang menarik atau aneh mengenai seseorang atau

hal lain, sedangkan insiden merupakan cerita mengenai kejadian atau

peristiwa yang tengah terjadi. Sketsa adalah cerita yang menyajikan hal-hal

yang penting dari suatu peristiwa atau kejadian secara garis besar dan selektif

dan profil adalah suatu wacana modern yang berusaha menggabungkan narasi,

deskripsi dan eksposisi dalam berbagai porsi yang berbeda. Walaupun

demikian, pada kenyataannya keempat bentuk karangan narasi ini tidak dapat

dipisahkan satu sama lain, selalu ada kaitan antara bentuk satu dan yang

lainnya.

Page 33: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2. Hakikat Pembelajaran Menulis

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi

unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang

saling memengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2001:

57). Lebih lanjut Hamalik mengungkapkan bahwa material meliputi buku-

buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape.

Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio

visual, dan komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian

informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya.

Ada lima pengertian pengajaran dan pembelajaran menurut Hamalik

(2001: 58), yaitu:

1. pengajaran ialah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta

didik/siswa di sekolah;

2. pengajaran adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui

lembaga pendidikan sekolah;

3. pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan

kondisi belajar bagi peserta didik;

4. pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi

warga masyarakat yang baik;

5. pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa mengahadapi

kehidupan masyarakat sehari-hari.

Suprijono (2009: 11) menjelaskan tentang perbedaan antara pengajaran

dan pembelajaran. Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning dan

pengajaran terjemahan dari teaching. Lebih lanjut, Suprijono mengungkapkan

bahwa pengajaran adalah proses perbuatan, cara mengajarkan. Perbuatan atau

cara mengajarkan diterjemahkan sebagai kegiatan guru mengajari peserta

didik; guru menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik dan peserta

didik sebagai pihak penerima. Pengajaran seperti ini merupakan proses

instruktif. Guru bertindak sebagai „panglima‟, guru dianggap paling dominan,

dan guru dipandang sebagai orang yang paling mengetahui.

Page 34: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Suprijono (2009: 13) menjelaskan tentang pembelajaran yang berarti

proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan esensial istilah ini dengan

pengajaran adalah pada tindak ajar. Pada pengajaran guru mengajar, peserta

didik belajar, sedangkan pada pembelajaran, guru mengajar diartikan sebagai

upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru

mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru yang menyediakan

fasilitas belajar bagi anak didiknya untuk mempelajarinya sehingga subjek

pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran adalah dialog interaktif.

Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif, bukan mekanis

seperti halnya pengajaran.

Suatu pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang membuat

siswa mampu merekonstruksi pemahamannya dan berkualitas. Akan tetapi,

kondisi ideal pembelajaran sulit ditemukan di lapangan. Hadi (2008)

menyatakan bahwa pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh delapan

faktor. Tanpa kedelapan faktor tersebut, kualitas pembelajaran akan menjadi

rendah. Faktor pertama yang mempengaruhi kualitas pembelajaran yakni

tujuan. Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai

dalam kegiatan belajar mengajar. Kepastian dari perjalanan proses belajar

mengajar berpangkal dari jelas tidaknya perumusan tujuan pengajaran.

Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan pengajaran.

Faktor kedua yang mempengaruhi kualitas pembelajaran yakni faktor

guru. Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi

suatu strategi pembelajaran. Tanpa guru, suatu strategi yang bagus dan

idealnya tidak mungkin bisa diaplikasikan. Keberhasilan implementasi suatu

strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam

menggunakan metode, teknik dan taktik pembelajaran. Faktor selanjutnya

yang mempengaruhi yakni anak didik (siswa). Faktor-faktor yang

mempengaruhi proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa meliputi :

a. latar belakang siswa (pupil formative experience) : meliputi jenis kelamin

siswa, tempat kelahiran, tingkat sosial ekonomi, dari keluarga bagaimana

siswa berasal, kepribadian dan sebagainya;

Page 35: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

b. sifat yang dimiliki siswa (pupil properties) : meliputi kemampuan,

pengetahuan dan sikap.

Faktor keempat yang mempengaruhi kualitas pembelajaran yakni sarana

dan prasarana. Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung

terhadap kelancaran proses pembelajaran misalnya media pembelajaran, alat-

alat pelajaran, perlengkapan sekolah dan lain-lain. Prasarana adalah segala

sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses

pembelajaran misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar

kecil dan lain-lain. Kelengkapan saran dan prasarana akan membantu guru

dalam menyelenggarakan proses pembelajaran dengan demikian sarana dan

prasarana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi proses

pembelajaran. Selain sarana dan prasarana, kegiatan pembelajaran juga

mempengaruhi kualitas pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar,

pendekatan yang dipakai oleh guru menghasilkan kegiatan anak didik yang

bermacam-macam. Guru yang menggunakan pendekatan individual, misalnya

berusaha memahami anak didik sebagai makhluk individual dengan segala

persamaan dan perbedaannya. Guru yang menggunakan pendekatan kelompok

berusaha memahami anak didik sebagai makhluk sosial, dengan tingkat

keberhasilan belajar mengajar yang tidak sama pula. Perpaduan dari kedua

pendekatan tersebut menghasilkan hasil belajar mengajar yang lebih baik.

Lingkungan merupakan faktor keenam yang mempengaruhi kualitas

pembelajaran. Dilihat dari dimensi lingkungan, terdapat dua faktor yang dapat

mempengaruhi proses pembelajaran.

a. Faktor organisasi kelas, yang di dalamnya meliputi jumlah siswa dalam

satu kelas merupakan aspek penting yang bisa mempengaruhi proses

pembelajaran. Organisasi kelas yang terlalu besar cenderung kurang

efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

b. Faktor iklim sosial psikologis maksudnya, keharmonisan hubungan

antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Iklim sosial ini

dapat terjadi secara internal dan eksternal.

Page 36: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Faktor ke tujuh yang mempengaruhi kualitas pembelajaran yakni bahan

dan alat evaluasi. Bahan evaluasi adalah suatu materi yang terdapat di dalam

kurikulum dan sudah dipelajari oleh anak didik. Materi tersebut pada

umumnya tersaji dalam bentuk buku paket. Pembelajaran di kelas umumnya

masih berpedoman dengan adanya buku paket tersebut. Arikunto (2008:3)

menyatakan bahwa evaluasi adalah membandingkan sesuatu dengan satu

ukuran yang bersifat kuantitatif lalu mengambil suatu keputusan terhadap

sesuatu dengan ukuran baik buruk yang bersifat kualitatif. Menyambung

pendapat diatas, Arikunto (2008:25-26) berpendapat bahwa alat evaluasi atau

biasa disebut instrumen, adalah sesuatu yang dapat dipergunakan oleh

seseorang untuk mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Alat evaluasi

dapat digolongkan menjadi dua, yakni teknik tes dan nontes. Teknik tes pada

umumnya berupa tipe soal benar-salah (true-false) dan pilihan ganda (multiple

choise), menjodohkan (matching), melengkapi (completion) dan esai.

Sedangkan teknik nontes mengukur sesuatu dengan skala bertingkat,

kuisioner, daftar cocok, wawancara, pengamatan dan riwayat hidup.

Masing-masing alat evaluasi mempunyai beberapa kelebihan dan

kekurangan. Benar-salah (B-S) dan pilihan ganda adalah bagian dari tes

objetif. Kekurangan tes objektif yakni apabila anak didik tidak dapat

menjawab, mereka cenderung melakukan tindakan spekulasi pengambilan

sikap untung-untungan daripada tidak menjawab. Alat tes dalam bentuk esai

dapat mengurangi sikap dan tindakan spekulasi pada anak didik sebab tes ini

hanya dapat dijawab bila anak didik betul-betul menguasai bahan pelajaran

dengan baik. Bila tidak, kemungkinan besar anak didik tidak dapat

menjawabnya dengan baik dan benar. Kelemahan alat test ini adalah dari segi

pembuatan item soal. Tidak semua bahan pelajaran dalam satu semester dapat

tertampung untuk disuguhkan kepada anak didik pada waktu ulangan. Selain

itu, subjektivitas guru terhadap tulisan siswa cenderung mendominasi

penilaian guru. Berbagai permasalahan yang telah dikemukaan tersebut

mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Validitas dan reliabilitas data

dari hasil evaluasi tersebut mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar.

Page 37: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Apabila alat tes tersebut tidak valid dan tidak reliabel, maka tidak dapat

dipercaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar mengajar.

Suasana evaluasi merupakan faktor teakhir yang mempengaruhi kualitas

pembelajaran. Pelaksanaan evaluasi biasanya dilaksanakan di dalam kelas.

Semua anak didik dibagi menurut kelas dan tingkatan masing-masing. Besar

kecilnya jumlah anak didik yang dikumpulkan di dalam kelas akan

mempengaruhi suasa kelas sekaligus mempengaruhi suasana evaluasi yang

dilaksanakan. Sistem silang adalah teknik lain dari kegiatan mengelompokkan

anak didik dalam rangka evaluasi. Sistem ini dimaksudkan untuk

mendapatkan data hasil evaluasi yang benar-benar objektif karena sikap

mental anak didik belum semuanya siap untuk berlaku jujur, maka

dihadirkanlah satu atau dua orang pengawas atau guru yang ditugaskan untuk

mengawasinya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu

proses atau usaha untuk menjadikan siswa belajar dengan memberikan

stimulasi kepada siswa agar menimbulkan respons yang tepat untuk mencapai

tujuan belajar yang diinginkan.

b. Proses Pembelajaran Menulis Narasi di SMA

Proses pembelajaran bahasa secara umum adalah mengembangkan

kemampuan vertikal. Maksudnya siswa sudah dapat mengungkapkan pesan

secara lengkap meskipun belum sempurna. Semakin lama, kemampuan

tersebut menjadi semakin sempurna, misalnya strukturnya semakin benar

pilihan katanya semakin tepat, dan kalimat-kalimatnya semakin bervariasi.

Menulis narasi merupakan bagian dari keterampilan menulis yang harus

dikuasai oleh siswa Sekolah Menengah Atas, khususnya jurusan Bahasa.

Lindgren dan Sullivan (2002:566) menyatakan “the ability to write is not

innate and is generally learned in a formal setting”. Kemampuan menulis

bukan merupakan faktor bawaan dan umumnya menulis dipelajari pada tempat

formal

Pembelajaran menulis narasi merupakan bagian dari rangkaian

pembelajaran menulis lanjutan jenjang sekolah dasar dan jenjang sekolah

Page 38: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

menengah pertama. Di kelas tiga SD semester II, siswa sudah diajari menulis

narasi. Pembelajaran ini berlanjut sampai jenjang SMP. Di kelas VII SMP,

menulis narasi berlanjut pada kompetensi dasar menulis buku harian dan

pengalaman pribadi, serta mengubah teks wawancara menjadi wacana narasi.

Pada jenjang sekolah menengah atas, menulis narasi diajarkan kembali di

kelas X semester I pada kompetensi dasar menulis gagasan dengan

menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif.

Selanjutnya, khusus kelas XI program Bahasa, menulis narasi kembali

diajarkan pada kompetensi dasar menyusun beberapa paragraf naratif faktual

tentang riwayat tokoh (BSNP, 2006:233-235). Dari kurikulum tersebut, dapat

diketahui bahwa pembelajaran menulis narasi selalu dikembangkan sesuai

dengan tingkat perkembangan dan kematangan siswa.

Di SMA, pembelajaran menulis dituntut lebih kreatif. Alfianto (2006)

mengatakan bahwa pada masa ini siswa sudah mulai diperkenalkan dengan

dunia menulis (mengarang) yang lebih hidup dan bervariatif. Siswa telah

dilatih menunjukkan bakat dan kemampuannya dalam menulis esai, cerita

pendek, puisi, artikel, dan sebagainya. Akan tetapi, selama ini hal tersebut

dibiarkan mati karena pembelajaran bahasa Indonesia yang kurang berpihak

pada pengembangan bakat menulis siswa. Metode yang dipakai oleh guru

umumnya kurang menggiring siswa sampai pada tahap proses kreatif.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran menulis

narasi merupakan proses berkesinambungan mulai dari kelas III SD semester

II. Proses ini berlangsung hingga SMA, khususnya bagi siswa kelas XI

program Bahasa.

c. Evaluasi Pembelajaran Menulis Narasi di SMA

Nurgiyantoro (1988:291) menjelaskan bahwa cara mengukur

kemampuan menulis dapat dilakukan melalui berbagai tingkatan. Berikut

merupakan tingkatan-tingkatan dalam tes kemampuan menulis.

1. Tes Kemampuan Menulis Tingkat Ingatan

Tes kemampuan menulis pada tingkat ingatan umumnya lebih bersifat

teoretis, artinya tes lebih berhubungan dengan teori atau pengetahuan

Page 39: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

tentang menulis yang sering diajarkan sebelum siswa diminta praktik

menulis. Pengetahuan yang dimaksud misalnya yang berhubungan dengan

masalah definisi, pengertian, konsep, fakta dan istilah-istilah yang biasa

ditemui dalam pembelajaran menulis.

2. Tes Kemampuan Menulis Tingkat Pemahaman

Tes menulis tingkat pemahaman pun seperti tingkat ingatan atas, yakni

masih lebih bersifat teoretis. Tes pada tingkat ini belum menugasi siswa

menghasilkan karya tulis secara sungguh-sungguh, artinya menghasilkan

karangan yang baik gagasan maupun bahasanya berasal dari siswa. Tes

yang diberikan kepada siswa seharusnya lebih dari sekadar pengetahuan

tentang seluk beluk tugas menulis.

3. Tes Kemampuan Menulis Tingkat Penerapan

Tes menulis pada tingkat penerapan telah menuntut siswa benar-benar

menghasilkan karya tulis. Guru hendaknya meminta siswa praktik menulis

dan menerapkan pengetahuannya dalam tugas menulis. Pada tahap ini,

siswa diminta untuk mengemukakan gagasan sendiri sekaligus

mengembangkan gagasan tersebut dengan bahasa siswa sendiri.

4. Catatan Tes Kemampuan Menulis Tingkat Analisis ke Atas.

Tes kemampuan menulis pada tingkat analisis, sintesis, dan evaluasi,

sesuai dengan tingkatannya yang di atas penerapan, juga menghendaki

siswa praktik menghasilkan sebuah karya tulis. Pemberian tugas menulis

tentu saja dapat dilakukan dengan memberikan penekanan pada aspek

tertentu, analisis, sintesis atau evaluasi. Jika penekanan pada tingkat

analisis, tugas yang diberikan lebih banyak menuntut siswa menganalisis

suatu masalah. Demikian juga halnya dengan penekanan pada tingkat

sintesis dan evaluasi. Penilaian terhadap hasil karangan siswa dapat

dilakukan dengan model-model penilaian seperti yang ada.

Dalam pembelajaran bahasa, tes kebahasaan merupakan hal yang krusial

dan wajib dilakukan. Melalui penilaian tersebut dapat dilakukan penilaian

secara objektif, khususnya terhadap hasil belajar siswa. Penilaian akan baik

Page 40: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

jika aspek-aspek yang dinilai dalam tulisan disajikan secara rinci. Seluruh

aspek penilaian menulis narasi tersaji dalam lampiran.

3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk

sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan

tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan

memanfaatkan kenyatan tersebut, pembelajaran kooperatif melatih siswa

saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab

serta saling membantu dan berlatih berinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena

kooperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari

kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Lie (2008: 12) menjelaskan bahwa sistem pembelajaran gotong royong

atau Cooperative Learning adalah sistem pengajaran yang memberi

kesempatan anak didik bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas

yang terstruktur. Donald R. Cruickshank, dkk. (1999: 205) menjelaskan

bahwa “Cooperative Learning is the term used to describe instructional

procedures whereby learners work together in small groups and rewarded for

their collective accomplishment”. Pada intinya pembelajaran kooperatif

adalah model pembelajaran kelompok atau tim kecil yang saling membantu.

Menyambung pendapat di atas, Lie (2008: 31) mengutip pendapat Roger

dan David Johson mengungkapkan bahwa tidak semua kerja kelompok dapat

dianggap cooperative learning. Menurut Suprijono (2009: 58), ada unsur-

unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian

kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model

pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola

kelas lebih efektif. Lie menjelaskan untuk mencapai hasil yang maksimal,

terdapat lima unsur pembelajaran gotong royong yang harus diterapkan, yaitu:

(1) saling ketergantungan positif; (2) tanggung jawab perseorangan; (3) tatap

muka; (4) komunikasi antaranggota; dan (5) evaluasi proses kelompok.

Page 41: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Adapun tujuan dalam pembelajaran kooperatif ini yaitu: (1) kaitannya

terhadap hasil belajar akademik yaitu bertujuan untuk meningkatkan kinerja

siswa dalam tugas-tugas meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai

macam tujuan sosial; (2) kaitannya dalam pemerintahan terhadap perbedaan

individu yaitu memberi peluang kepada siswa dengan latar belakang dan

kondisi berbeda, bekerja saling bergantung satu sama lain atau tugas-tugas

bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar

menghargai satu sama lain; (3) kaitannya terhadap pengembangan

keterampilan sosial yaitu mengajarkan siswa keterampilan kerjasama dan

kolaborasi.

b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui

berbagai penelitian. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah meningkatkan

kerjasama akademik antarsiswa, membentuk hubungan positif,

mengembangkan rasa percaya diri, serta meningkatkan kemampuan akademik

melalui aktivitas kelompok. Lie (2008:21) menyatakan bahwa dalam

pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan positif di antara

mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap siswa mempunyai

kesempatan yang sama untuk berprestasi. Aktivitas belajar berpusat pada

mahasiswa dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling

membantu dan saling mendukung dalam memecahkan masalah.

Interaksi belajar yang efektif memicu mahasiswa lebih termotivasi,

percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir tingkat tinggi, serta

mampu membangun hubungan interpersonal. Model pembelajaran kooperatif

memungkinkan semua mahasiswa dapat menguasai materi pada tingkat

penguasaan yang relatif sama atau sejajar. Ciri-ciri model pembelajaran

kooperatif adalah (1) belajar bersama dengan teman; (2) selama proses belajar

terjadi tatap muka antar teman; (3) saling mendengarkan pendapat di antara

anggota kelompok; (4) belajar dari teman sendiri dalam kelompok; (5) belajar

dalam kelompok kecil; (6) produktif berbicara atau saling mengemukakan

Page 42: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

pendapat; (7) keputusan tergantung pada mahasiswa sendiri; (8) mahasiswa

aktif (Lie, 2008:47).

4. Hakikat Teknik Make a Match

Teknik belajar Make a Match memberi kesempatan kepada kelompok

untuk bekerja sama dengan kelompok lain. Dewasa ini banyak kegiatan

belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa

bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain.

Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia

saling bergantung satu dengan yang lainnya. Hal ini tidak berlaku pada teknik

Make a Match.

Isjoni (2010:77-78) mengungkapkan bahwa salah satu keunggulan

teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu

konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini dapat

digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia. Lebih lanjut

lagi, Suprijono (2009: 94) menjelaskan cara menerapkan teknik Make a Match

yaitu:

1. guru mempersiapkan kartu-kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan

kartu-kartu yang berisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tadi sejumlah

siswa (jumlah kartu sama dengan jumlah siswa);

2. siswa diminta membagi kelas menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama

membawa kartu pertanyaan, kelompok kedua pembawa kartu jawaban dan

kelompok lainnya menjadi penilai atau eksekutor;

3. posisi tempat duduk dibuat seperti bentuk huruf U sehingga kelompok

pertama dan kedua berhadapan;

4. kelompok pertama dan kedua bertemu mencari pasangan setelah

dibunyikan peluit, kelompok tiga mengawasi;

5. setelah itu, masing-masing pasangan yang sudah bertemu menghadap

penilai untuk dieksekusi. Jika benar diberi reward jika kurang benar diberi

hukuman;

Page 43: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

6. kelompok tiga dipecah menjadi dua untuk melakukan seperti yang

dilakukan oleh kelompok pertama dan kedua, kelopok pertama dan kedua

gantian menjadi penilai;

7. kegiatan akhir adalah siswa berdiskusi secara bersama sama mengenai

hasil yang telah didapat masing-masing pasangan, apakah sudah benar

atau belum. Dari hasil tersebut, masing-masing pasangan mengembangkan

apa yang telah mereka dapat menjadi sebuh paragraf narasi.

Pada penelitian ini, model pembelajaran kooperatif teknik Make a Match

akan diterapkan sebagai berikut: a) guru masuk kelas dan mempresensi siswa;

b) guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu menulis

narasi faktual; c) guru menyampaikan materi menulis narasi; d)guru membagi

beberapa potongan kartu kepada masing-masing siswa yang berisi diantaranya

gambar, kerangka karangan, dan potongan biografi tokoh; e) guru meminta

siswa mencari pasangan kartu tersebut; f) guru meminta siswa menulis

paragraf narasi berdasarkan kartu-kartu yang mereka gabungkan, kemudian

menyunting tulisan masing-masing; g) guru membagi pekerjaan siswa secara

silang atau ditukarkan; h) guru mengajak siswa mengoreksi jawaban teman

mereka; i) siswa yang mengoreksi diminta memberikan hukuman pada setiap

kesalahan dengan menaburkan bedak bayi pada wajah mereka secara

bergantian; j) lima siswa dengan nilai tertinggi diberikan penghargaan oleh

guru. Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa langkah dalam teknik Make a

Match dapat diadaptasi dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis

narasi sehingga dapat disimpulkan bahwa teknik Make a Match dapat dipakai

dalam pembelajaran menulis narasi.

B. Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini.

Pertama, penelitian Hayatun (2009) dengan tujuan mengetahui kualitas proses

dan hasil belajar menulis narasi sebelum dan sesudah diterapkan strategi

pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V

SDN 3 Punduhsari tahun ajaran 2008/2009. Latar belakang penelitian ini

Page 44: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

adalah rendahnya nilai menulis narasi siswa dan kurangnya keaktifan siswa

kelas V SDN 3 Punduhsari tahun ajaran 2008/2009. Dalam pembelajaran

menulis narasi, siswa cenderung ramai dan kurang tertarik terhadap

pembelajaran. Oleh sebab itu, Hayyatun menerapkan model pembelajaran

kooperatif untuk menangani masalah tersebut. Dalam penelitian tersebut,

terdapat beberapa temuan penelitian diantaranya setelah diterapkan model

pembelajaran kooperatif, hasil belajar siswa meningkat, terdapat pembagian

kerja yang jelas pada saat siswa berkelompok sehingga siswa tidak lagi ramai

saat proses belajar mengajar berlangsung, siswa dapat mengungkapkan ide

secara runtut dengan bahasa yang baik dan benar.

Keterampilan berbahasa yang digunakan dalam penelitian di atas sama

dengan penelitian ini yaitu keterampilan menulis. Adapun perbedaaan

penelitian di atas dengan penelitian ini yaitu pada objek dan tindakan dalam

penelitian. Penelitian lain yang relevan adalah penelitian Susilowati (2009)

dengan tujuan mengetahui kualitas proses dan hasil belajar menulis narasi

sebelum dan sesudah diterapkan media buku cerita bergambar. Latar belakang

penelitian tersebut adalah ditemukannya masalah dalam pembelajaran menulis

narasi, yakni siswa kurang mampu membaca dengan lancar sehingga jam

pelajaran menulis dipakai untuk membaca, motivasi siswa menulis narasi

rendah dan nilai menulis narasi siswa rendah. Oleh karena itu, Susilowati

memilih media cerita bergambar untuk meningkatkan motivasi siswa dalam

pembelajaran menulis narasi. Dalam penelitian tersebut pada siklus I, rerata

nilai menulis narasi siswa mengalami penurunan 2,925 poin dari 60,425

menjadi 57,5. Pada siklus II mengalami peningkatan yakni 97,3% atau 37

siswa lulus dengan rerata nilai 78,5 sedangkan pada siklus III mengalami

peningkatan rerata nilai kelas menjadi 85,9, tetapi 10 siswa mengalami

penurunan nilai.

Berdasarkan kedua penelitian di atas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa penerapan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan kualitas

proses dan kualitas hasil pembelajaran menulis siswa, khususnya menulis

Page 45: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

narasi. Selain itu, kerja sama antarsiswa dapat meningkatkan keaktifan dan

semangat siswa dalam proses pembelajaran menulis narasi.

Bertolak dari penelitian di atas diketahui bahwa peningkatan kualitas

pembelajaran menulis narasi diperlukan dalam pendidikan saat ini baik tingkat

dasar sampai pendidikan tingkat tinggi sehingga seringkali dilakukan

penelitian yang membahas keterampilan menulis narasi. Namun demikian,

penelitian keterampilan menulis dalam pelajaran bahasa Indonesia dengan

penerapan teknik Make a Match belum banyak diteliti. Oleh karena itu,

peneliti merasa penting melaksanakan penelitian mengenai menulis narasi

dengan teknik Make a Match.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA belum berlangsung

seperti yang diharapkan. Guru cenderung menggunakan teknik pembelajaran

yang bercorak teoretis dan monoton sehingga kegiatan pembelajaran

berlangsung kaku, monoton, dan membosankan. Selain itu, guru kurang

memperhatikan tahapan menulis, yakni prapenulisan, penulisan dan

pascapenulisan. Hal tersebut terjadi pada pembelajaran menulis, khususnya

menulis narasi.

Guru sering meminta siswa praktik menulis karangan berjenis narasi,

tetapi guru sebelumnya hanya memberikan materi dasar dan beberapa contoh

saja. Guru kurang mendorong siswa menggali ide untuk dituangkan dalam

pembelajaran menulis narasi. Selain itu, dalam menulis, siswa tidak diajak

membuat kerangka karangan serta pendalaman mengenai bahasa yang baik

yang benar. Di sisi lain, struktur kalimat juga cenderung diabaikan siswa

karena siswa terlanjur malas menjalani pembelajaran tersebut sehingga banyak

ide tertuang dengan bahasa yang kurang baik dan benar.

Pembelajaran akan lebih optimal jika pendekatan atau metode yang

digunakan tepat. Melalui metode kooperatif teknik Make a Match diharapkan

siswa dapat lebih menggali ide dan konsentrasi pada pembelajaran yang

tengah berlangsung dan siswa juga menjadi bersemangat menuang ide dalam

Page 46: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

bahasa yang baik dan benar dengan cara menerapkan tahap-tahap menulis

yang dikombinasukan dengan teknik tersebut. Dengan demikian kualitas

proses dan hasil pembelajaran keterampilan menulis narasi dapat meningkat.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan menjadi bagan di

bawah ini.

Kondisi awal pembelajaran menulis

narasi di SMA Negeri 3 Salatiga Siswa kurang bersemangat dalam mengikuti

pembelajaran menulis narasi

Guru menerapkan model/teknik yang kurang tepat

dalam pembelajaran menulis narasi

Rerata nilai menulis narasi siswa rendah

Pelaksanaan Tindakan dengan

Penerapan Model Pembelajaran

kooperatif Teknik Make a Match

Guru mengajak siswa belajar menulis narasi dengan

bermain kartu yang berisi kerangka karangan, foto dan

biografi tokoh serta guru memberlakukan hukuman dan

hadiah.

Guru menerapkan kaidah-kaidah serta tahapan

penulisan dalam pembelajaran menulis narasi

Pascatindakan : Keterampilan menulis

narasi siswa meningkat

Siswa menjadi tertarik, bersemangat dan aktif

dalam pembelajaran menulis narasi

Hasil tulisan narasi siswa ditulis sesuai dengan

kaidah dan tahap penulisan

Guru menerapkan teknik pembelajaran Make a

Match dalam pembelajaran menulis narasi

Rerata nilai menulis narasi siswa meningkat

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

Page 47: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, peneliti

merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut.

1. Model pembelajaran kooperatif teknik Make a Match dapat meningkatkan

kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis narasi pada siswa kelas

XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga tahun pelajaran 2010/2011.

2. Model pembelajaran kooperatif teknik Make a Match dapat meningkatkan

kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis narasi pada siswa kelas XI

Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga tahun pelajaran 2010/2011.

Page 48: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga

yang beralamat di Jalan Kartini nomor 34 Salatiga. Sekolah ini bernaung di

bawah Dinas Pendidikan Kota Salatiga. Sekolah yang dipimpin oleh Drs. Sujit

Mudjirno, S.IP, M.Pd ini memiliki 25 kelas dengan rincian 24 kelas regular

dan satu kelas Imercy. Fasilitas yang ada pada masing-masing kelas secara

umum adalah meja dan kursi sejumlah siswa, papan tulis dan papan data kelas.

Untuk fasilitas lain seperti LCD, komputer dan sejenisnya terdapat di

laboratorium. Jika berkepentingan dengan fasilitas tersebut, guru atau siswa

dapat menghubungi bagian sarana dan prasarana.

Alasan peneliti memilih sekolah ini adalah pertama, peneliti sudah

memiliki hubungan baik dengan Bapak Muhlasin, S.Pd., selaku guru bidang

studi Bahasa Indonesia kelas XI Bahasa di sekolah tersebut. Guru merupakan

lulusan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun

1998. Kedua, sekolah tersebut belum pernah menjadi objek penelitian yang

sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. Ketiga, siswa

kelas XI Bahasa mempunyai permasalahan pada kemampuan keterampilan

menulis, khususnya tanda baca, ejaan serta struktur kalimat yang tidak sesuai

dengan EYD.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama sembilan bulan yaitu mulai bulan

Oktober 2010 sampai dengan Juni 2011. Adapun rincian waktu dan kegiatan

penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut.

31

Page 49: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Tabel 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No. Jenis

Kegiatan

OKT’10 NOV ‘10 DES ‘10 Januari – Mei 2011 Juni ‘11 Juli ‘11

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan survai awal

sampai penyusunan

proposal

2 Menentukan informan,

menyiapkan peralatan

dan instrumen

3 Pelaksanaan

Pembelajaran

1. Siklus I

a.Perencanaan

(RPP/skenario/media)

b.Pelaksanaan tindakan

c. Observasi

d.Analisis dan refleksi

2. Siklus II

a.Perencanaan

(RPP/skenario/media)

b.Pelaksanaan tindakan

c. Observasi

d.Analisis dan refleksi

3. Siklus III

a.Perencanaan

(RPP/skenario/media)

b.Pelaksanaan tindakan

c. Observasi

d.Analisis dan refleksi

4 Penyusunan Laporan

5. Pemublikasian Laporan

6. Revisi Laporan

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga

yang berjumlah 34 siswa. Adapun objek penelitian ini adalah pembelajaran

keterampilan menulis narasi di kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga tahun

ajaran 2010/2011.

Page 50: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research). Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif antara peneliti, guru,

dan siswa serta staf sekolah untuk menciptakan kinerja sekolah yang lebih baik.

Menurut Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2008:3), penelitian tindakan kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah kegiatan,

yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam sebuah kelas secara bersama.

Maksud kelas tersebut bukan hanya dalam ruangan, tetapi lebih pada kelompok

yang sedang belajar.

Suwandi (2004: 119) menyatakan bahwa PTK merupakan penelitian yang

bersifat reflektif. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan riil yang

dihadapi guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan. Dalam

melaksanakan PTK, peneliti dapat memilih alternatif pemecahan masalah dan

menindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata (action) yang dilakukan oleh

guru lain untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam proses belajar

mengajar. Tindakan tersebut harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur

tingkat keberhasilannya. Jika ternyata tindakan tersebut belum dapat

menyelesaikan masalah yang ada, maka perlu dilakukan penelitian siklus

berikutnya untuk mencoba tindakan lain (alternatif pemecahan yang lain sampai

permasalahan tersebut dapat diatasi).

PTK memiliki ciri khusus yang membedakan dengan jenis penelitian lain.

Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2008:62) menjelaskan ada beberapa

karakteristik PTK, antara lain: (1) adanya tindakan yang nyata yang dilakuakn

dalam situasi alami dan ditujukan untuk menyelesaikan masalah, (2) PTK

berfokus pada masalah praktis bukan problem teoretis atau bersifat bebas konteks,

(3) dimulai dari permasalahan sederhana, nyata, jelas, dan tajam mengenai hal-hal

yang terjadi di dalam kelas, (4) adanya kolaborasi antarpraktisi (guru, siswa, dan

lain-lain) dan peneliti, dan (5) menambah wawasan keilmiahan dan keilmuwan.

Penelitian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya peningkatan kualitas

proses dan hasil pembelajaran keterampilan menulis narasi pada siswa kelas XI

Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Ajaran 2010/2011 dengan menerapkan

Page 51: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

model pembelajaran kooperatif teknik Make a Match. Strategi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Strategi ini bertujuan

menggambarkan serta menjelaskan kenyataan di lapangan. Kenyataan yang

dimaksud adalah proses pembelajaran menulis narasi sebelum dan sesudah diberi

tindakan berupa penerapan model kooperatif teknik Make a Match.

D. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Peristiwa proses belajar mengajar keterampilan menulis narasi

Data yang dikumpulkan yaitu data hasil pengamatan tentang proses

pembelajaran keterampilan menulis narasi yang dilaksanakan oleh guru di

kelas XI Bahasa SMA N 3 Salatiga pada prasiklus, siklus I, siklus II dan siklus

III. Peneliti melaksanakan pengumpulan data pelaksanaan prasiklus pada hari

Sabtu, 2 Oktober 2010, siklus I pada hari Rabu, 10 Nopember 2010 dan

Selasa, 16 Nopember 2010. Selajutnya peneliti melaksanakan siklus II pada

hari Sabtu, 20 Nopember 2010 dan Selasa, 23 Nopember 2010 kemudian

dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus III pada hari Sabtu, 27 Nopember 2010.

2. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia yang

bernama Bapak Muhlasin, S.Pd dan 10 siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 3

Salatiga tahun ajaran 2010/2011. Mereka adalah Wesly Valentino, Selvi

Windiastuti, Primadinar Sekar R., Wening Indriyati, Lia Tarzuqia R., Tiara

Utari, Faizal Haryo, Petra Eka, Prahasdika Dhimas Y., dan Febriana R.

3. Dokumen

Dokumen yang akan dijadikan sumber data berupa catatan ujaran

pembicaraan guru dan murid dalam proses pembelajaran menulis narasi, serta

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru dan peneliti,

silabus yang ditentukan pihak sekolah, serta catatan wawancara baik kepada

guru maupun siswa.

Page 52: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Observasi

Teknik ini digunakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang

berlangsung di kelas, baik kegiatan pembelajaran yang dilakukan seperti biasa

(tradisional) maupun dengan teknik Make a Match. Dengan demikian, tujuan

observasi ini adalah mengamati proses pembelajaran yang dilakukan siswa

dan guru sejak sebelum pelaksanaan tindakan, pada saat pelaksanaan tindakan,

sampai akhir tindakan.

Dalam observasi ini, peneliti sebagai partisipasi pasif. Peneliti tidak

melakukan tindakan yang dapat memengaruhi peristiwa yang sedang

berlangsung. Peneliti hanya bertindak sebagai partisipan yang mengamati

jalannya pembelajaran di kelas yang dipandu oleh guru. Peneliti mengambil

posisi tempat duduk paling belakang, mengamati jalannya proses

pembelajaran sambil mencatat segala sesuatu yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, peneliti dapat mengamati

seluruh peristiwa yang terjadi di dalam kelas.

Observasi terhadap siswa difokuskan pada kemampuan guru dalam

mengelola kelas serta memancing keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Observasi terhadap siswa difokuskan pada keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran dan minat siswa terhadap pembelajaran yang sedang

berlangsung terutama pembelajaran menulis narasi dengan model kooperatif

teknik Make a Match. Peneliti melaksanakan observasi pada prasiklus, siklus

I, siklus II dan siklus III. Peneliti melaksanakan observasi pelaksanaan

prasiklus pada hari Sabtu, 2 Oktober 2010, siklus I pada hari Rabu, 10

Nopember 2010 dan Selasa, 16 Nopember 2010. Selajutnya peneliti

melaksanakan siklus II pada hari Sabtu, 20 Nopember 2010 dan Selasa, 23

Nopember 2010 kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus III pada hari

Sabtu, 27 Nopember 2010.

Page 53: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Peneliti dan guru Bahasa Indonesia mendiskusikan hasil observasi

kemudian menganalisis untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada

dan mencari solusinya. Solusi dari hasil diskusi tersebut kemudian dibuat

dalam instrumen penelitian dan catatan lapangan dan selanjutnya diterapkan

dalam siklus.

2. Wawancara mendalam (in dept interview)

Wawancara bertujuan memperoleh data dari informan tentang

pelaksanaan pembelajaran menulis narasi, kesulitan yang dialami guru dan

siswa dalam pembelajaran menulis narasi, serta faktor penyebabnya.

Wawancara dilakukan kepada guru bahasa Indonesia kelas XI Bahasa, yakni

Bapak Muhlasin, S.Pd dan sepuluh siswa kelas XI Bahasa. Mereka adalah

Wesly Valentino, Selvi Windiastuti, Primadinar Sekar R., Wening Indriyati,

Lia Tarzuqia R., Tiara Utari, Faizal Haryo, Petra Eka, Prahasdika Dhimas Y.,

dan Febriana R. Peneliti menggunakan tes untuk mengetahui perkembangan

atau keberhasilan pelaksanaan tindakan pada setiap siklus. Analisis dokumen

dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis narasi siswa

kelas XI BAHASA, kesulitan yang ditemui siswa, dan sebagainya.

F. Teknik Validitas Data

Untuk mengkaji validitas data, peneliti menggunakan teknik triangulasi.

Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber

data dan triangulasi metode. Triangulasi sumber data adalah mengumpulkan data

yang sama atau sejenis yang digali dari berbagai sumber yang berbeda.

Triangulasi metode digunakan untuk mengumpulkan data dari hasil observasi dan

wawancara. Data yang merupakan dokumen akan lebih mantap kebenarannya

apabila didukung dengan tindakan observasi dan wawancara dengan informan

sebagai sumber lain. (Sutopo, 2006:93-96). Dalam hal ini peneliti

membandingkan hasil observasi dengan data yang berasal dari siswa diperoleh

melalui observasi dan wawancara. Triangulasi sumber data dilaksanakan oleh

peneliti dengan melakukan triangulasi sumber data siswa selaku informan dengan

sumber data dokumen yang berupa foto pembelajaran dan catatan lapangan.

Page 54: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Dengan demikian, triangulasi data mengarahkan peneliti agar dalam

mengumpulkan data, peneliti menggunakan beragam sumber data yang tersedia,

misalnya membandingkan nilai siswa dari survai awal sampai akhir atau dengan

indikator. Selain itu peneliti menggunakan teknik review informan. Teknik ini

digunakan untuk menanyakan kembali kepada informan, kevalidan data yang

diperoleh dari hasil wawancara.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskripsi

komparatif dan analisis interaktif. Teknik analisis deskripsi komparatif mencakup

analisis kritis terhadap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam

proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas selama penelitian

berlangsung, membandingkan nilai antarsiklus maupun indikator kinerja. Hasil

analisis tersebut kemudian dijadikan dasar menyusun tindakan selanjutnya sesuai

dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersama antara guru dan peneliti.

Dalam analisis model ini, peneliti dan guru mengatasi kekurangan atau

kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang dilakukan. Hal ini dilakukan agar

menemukan cara atau strategi yang tepat untuk rencana pelaksanaan tindakan

yang berikutnya. Analisis ini bertujuan memperbaiki siklus yang sebelumnya agar

diperoleh pencapaian indikator yang telah direncanakan. Adapun perbaikan siklus

disusun berdasarkan hasil refleksi dari siklus sebelumnya.

Analisis model interatif merupakan interaksi dari empat komponen, yaitu:

pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan

(verifikasi). Pada saat melakukan tahap pengumpulan data, peneliti sudah

melakukan reduksi dan displai data sekaligus sesuai kemunculan data yang

diperlukan. Proses analisis tersebut dapat digambarkan seperti pada gambar yang

tersaji pada halaman 39.

Page 55: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

(Miles dan Huberman dalam Sugiyono,2009:92)

Gambar 2. Model Analisis Interaktif

H. Indikator Ketercapaian Tujuan

Secara garis besar, indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

meningkatnya kualitas proses dan hasil pembelajaran keterampilan menulis narasi

pada siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Ajaran 2010/2011.

Dalam indikator ketercapaian ini, peneliti menargetkan 75% siswa lulus dalam

menulis narasi. Hal ini disebabkan karena dalam pratindakan, hanya terdapat 9%

siswa yang memperoleh nilai sesuai KKM. KKM di Kelas XI Bahasa SMA

Negeri 3 Salatiga adalah 70. Selain itu, berdasarkan hasil diskusi dengan guru

Bahasa Indonesia, peneliti memperoleh kesepakatan untuk 75% persentase

kelulusan siswa dalam pembelajaran menulis narasi, sesuai dengan kurikulum

atau kebijakan sekolah. Untuk mengukur ketercapaian tujuan penelitian di atas,

peneliti merumuskan indikator seperti yang tertera pada halaman 40.

Pengumpulan Data

Reduksi

Data

Displai Data

Penarikan Kesimpulan

Page 56: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel 2. Tabel Indikator Ketercapaian Tujuan

(Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran Menulis Narasi)

Aspek yang diukur Persentase

target

capaian

Cara mengukur

1. Tulisan sesuai dengan tema atau

ketentuan yang diberikan oleh guru

75 %

Peneliti mengamati pada saat

pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan lembar observasi

serta menilai hasil karangan siswa.

Peneliti menilai sesuai petunjuk

pada lembar observasi dan

pedoman penilaian .

2. Mampu mengorganisasikan tulisan /

karangan dengan baik, kerapian

tulisan

75 %

3. Tulisan menggunakan bahasa,

struktur kalimat yang baik dan benar

75 %

4. Kosakata 75 %

5. Ejaan 75 %

6. Siswa bersemangat dan aktif dalam

pembelajaran menulis narasi

75%

I. Prosedur Penelitian

Taniredja, Irma Pujiati dan Nyata (2010:37-42) menjelaskan bahwa

prosedur penelitian tindakan kelas dimulai dari tahap identifikasi masalah

dilanjutkan dengan menganalisis dan merumuskan masalah, kemudian menyusun

perencanaan berupa persiapan-persiapan yang diperlukan, pelaksanaan tindakan

dalam siklus pertama, diskusi yang bersifat analitik dilakukan sesudah

pelaksanaan tindakan, kemudian melakukan refleksi atas semua kegiatan yang

telah berlangsung dalam siklus pertama, untuk kemudian merencanakan tahap

modifikasi, koreksi atau pembetulan, ataupun penyempurnaan pembelajaran

dalam siklus kedua, dan seterusnya. Dalam penelitian ini, prosedur pengumpulan

data meliputi tahap-tahap sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan Penelitian

Berikut adalah tahapan perencanaan kegiatan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti.

Page 57: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

a. Peneliti melakukan survei awal tentang pembelajaran menulis di kelas XI

Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga dengan melakukan analisis terhadap nilai

menulis narasi siswa serta melakukan pengamatan langsung terhadap proses

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

b. Peneliti mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada proses

pembelajaran menulis narasi yang terdapat di kelas XI Bahasa SMA Negeri

3 Salatiga. Langkah yang ditempuh guna mengetahui permasalahan tersebut

adalah dengan melakukan wawancara dengan siswa dan guru yang

bersangkutan kemudian mengaitkannya dengan hasil survei awal.

c. Peneliti menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-

teori yang relevan.

d. Peneliti menyusun tindakan yang sesuai guna mengatasi permasalahan yang

ditemukan pada proses pembelajaran menulis yang telah diikuti sebelumnya.

Tindakan yang diambil peneliti adalah dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif teknik Make a Match pada siklus pertama, kedua,

dan ketiga.

e. Peneliti menyusun jadwal penelitian dan rancangan pelaksanaan tindakan.

f. Peneliti menyusun lembar observasi keaktifan siswa selama proses

pembelajaran, lembar kinerja guru saat mengajar, dan lembar evaluasi kerja

siswa yang berupa rubrik penilaian hasil kerja siswa berupa tulisan narasi.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya

keaktifan dan kemampuan menulis narasi siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 3

Salatiga melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Make a Match.

Setiap tindakan menunjukkan peningkatan indikator yang dirancang dalam satu

siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu (1) tahap perencanaan

tindakan; (2) tahap pelaksaan tindakan; (3) tahap observasi; serta (4) tahap

analisis dan refleksi guna perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini terdiri dari

tiga siklus yang dilaksanakan dengan menempuh prosedur sebagai berikut.

a. Rancangan Siklus I

Page 58: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

1) Tahap Perencanaan Tindakan, Berikut adalah kegiatan yang

dilaksanakan pada tahap perencanaan tindakan.

a. Guru berdiskusi dengan peneliti untuk menyusun silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) menulis narasi untuk dua kali tatap

muka (2 x 2 x 45 menit).

b. Guru bersama peneliti merancang skenario pembelajaran menulis

narasi dengan model pembelajaran kooperatif teknik Make a Match

dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) guru masuk kelas dan

mengecek presensi siswa; b) guru menyampaikan tujuan pembelajaran

kali ini yaitu siswa mampu menulis narasi faktual; c) guru sedikit

menyampaikan materi tentang menulis narasi; d)guru membagi

beberapa potongan kartu kepada masing-masing siswa yang berisi

diantaranya gambar, kerangka karangan, dan potongan biografi tokoh;

e) guru meminta siswa untuk mencari pasangan kartu tersebut; f) guru

meminta siswa untuk menulis paragraf narasi berdasarkan kartu-kartu

yang mereka gabungkan, lalu memperbaiki atau menyunting tulisan

masing-masing di rumah; g) pada pertemuan selanjutnya, guru

membagi pekerjaan siswa secara silang atau ditukarkan; h) guru

mengajak siswa untuk mengoreksi jawaban teman mereka; i) siswa

yang mengoreksi diminta untuk memberikan hukuman pada setiap

kesalahan dengan menaburkan bedak bayi pada wajah mereka secara

bergantian.

c. Guru dan peneliti mendiskusikan aspek bahasa apa saja yang akan

disunting dan simbol yang digunakan untuk menandai letak kesalahan.

Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dan guru ditetapkan bahwa

aspek bahasa yang akan disunting didasarkan pada kondisi karangan

siswa dan hasil diskusi dengan siswa. Adapun cara menandai

kesalahan dilakukan sesederhana mungkin, yaitu dengan memberi

lingkaran.

Page 59: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

b. Guru dan peneliti merancang tema pembelajaran dan

pengembangannya yang akan ditulis dan dibagikan kepada siswa

dalam bentuk kartu.

c. Guru dan peneliti menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan

nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam menulis

narasi. Untuk instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi

yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap

siswa selama proses belajar-mengajar berlangsung.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan. Peneliti melaksanakan tahap ini dengan

mengawasi pelaksanaan pembelajaran menulis narasi sesuai dengan

rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun

sebelumnya oleh guru dan peneliti. Siklus I dilaksanakan dalam dua kali

pertemuan dan masing-masing pertemuan 2 x 45 menit. Pelaksanaan

tindakan sesuai skenario pembelajaran yang terdapat dalam tahap

perencanaan tindakan. Pembelajaran ini dilaksanakan oleh guru kelas

sekaligus yang mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia. Tahap ini

dilakukan bersamaan dengan tahap observasi.

3) Tahap Observasi Tindakan. Peneliti melaksanakan tahap ini dengan

mengawasi pelaksanaan pembelajaran menulis narasi pada saat

pembelajaran berlangsung serta pada saat guru dan peneliti mengoreksi

hasil tulisan narasi siswa. Tindakan ini dilakukan guru maupun peneliti

dengan cara mengamati proses pembelajaran (keaktifan siswa). Peneliti

menginterpretasi aktivitas guru dan siswa saat pembelajaran dengan

penerapan teknik Make a Match. Selain itu, observasi juga dilakukan pada

hasil pembelajaran menulis narasi yang telah dilaksanakan guna

memperoleh data mengenai kekurangan ataupun kelebihan tindakan yang

telah dilaksanakan saat pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada

indikator-indikator yang telah ditentukan atau dipersiapkan sebelumnya

sebagai pedoman saat mengamati berlangsungnya pembelajaran. Untuk

memperoleh data yang akurat maka dilakukan wawancara dengan para

siswa. Pada saat observasi ini, peneliti bertindak sebagai pengamat yang

Page 60: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

melakukan observasi dari tempat duduk paling belakang dan mengamati

melalui pedoman observasi yang telah dibuat sebelumnya. Sesekali

peneliti berada di depan, di belakang atau di samping kelas untuk

mengambil gambar sebagai dokumentasi. Setelah itu, peneliti berdiskusi

dengan guru mengenai hasil akhir tindakan serta menyusun rancangan

tindakan berikutnya.

4) Tahap Analisis dan Refleksi. Tahap ini dilaksanakan oleh peneliti dan

guru dengan cara menganalisis hasil observasi, hasil pekerjaan siswa, serta

hasil wawancara dengan siswa sehingga diperoleh kesimpulan bagian

mana yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dan bagian mana yang

telah memenuhi target. Hal-hal yang dilakukan guru dan peneliti adalah:

(1) menghitung rerata persentase siswa yang aktif selama proses

pembelajaran menulis narasi, persentase siswa yang mampu

mengembangkan ide ke dalam tulisan narasi serta prosentase siswa yang

dapat mencapai ketuntasan belajar (minimal memperoleh nilai 70); (2)

mengidentifikasi penyebab adanya siswa kurang aktif selama proses

pembelajaran, siswa yang belum mampu mengembangkan ide ke dalam

tulisan narasi secara runtut dan baik, serta siswa yang belum mampu

mencapai ketuntasan belajar menulis narasi, dan (3) mengidentifikasi

solusi atau tindak lanjut yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya

(siklus II) untuk meningkatkan keaktifan siswa dan kemampuan menulis

narasi siswa. Analisis dilakukan dengan meninjau kembali hasil observasi

dan interpretasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Selanjutnya

dilakukan refleksi guna mengetahui beberapa kelemahan yang terdapat

dalam pelaksanaan tindakan. Kemudian guru dan peneliti berdiskusi untuk

menentukan tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi kelemahan

yang muncul pada siklus sebelumnya sekaligus sebagai langkah perbaikan

pada pembelajaran berikutnya. Atau dengan kata lain, hasil refleksi

digunakan sebagai masukan untuk perbaikan pada siklus II.

Page 61: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

d. Rancangan Siklus II

Pada siklus kedua peneliti melakukan tahapan seperti pada siklus

pertama, yakni tahap pelaksanaan, observasi (pengamatan) serta analisis dan

refleksi. Akan tetapi, pada siklus kedua ini didahului dengan perencanaan

ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus pertama (refleksi),

sehingga kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada siklus

pertama tidak terjadi pada siklus kedua. Perbaikan tindakan pada siklus kedua

tetap menggunakan teknik Make a Match dalam pelatihan menulis narasi

sesuai dengan indikator dan tema pembelajaran yang berbeda.

1) Tahap Perencanaan Tindakan, meliputi kegiatan sebagai berikut.

a. Guru berdiskusi dengan peneliti untuk menyusun silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) menulis narasi untuk dua kali tatap

muka (2 x 2 x 45 menit).

b. Guru bersama peneliti merancang skenario pembelajaran menulis

narasi dengan teknik Make a Match dengan langkah-langkah sebagai

berikut: a) guru masuk kelas dan mempresensi siswa; b) guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu menulis narasi

faktual; c) guru sedikit mengulang materi menulis narasi yang telah

disampaikan; d) lima siswa yang memperoleh nilai paling tinggi pada

siklus I diberi penghargaan oleh guru; e) guru membagi beberapa

potongan kartu kepada masing-masing siswa yang berisi diantaranya

gambar, kerangka karangan, dan potongan biografi tokoh; f) guru

meminta siswa mencari pasangan kartu tersebut; g) guru meminta

siswa menulis paragraf narasi berdasarkan kartu-kartu yang mereka

gabungkan, kemudian memperbaiki atau menyunting tulisan masing-

masing; h) pada pertemuan selanjutnya, guru membagi pekerjaan

siswa secara silang atau ditukarkan; i) guru mengajak siswa

mengoreksi jawaban teman mereka; j) siswa yang mengoreksi diminta

memberikan hukuman pada setiap kesalahan dengan menaburkan

bedak bayi pada wajah mereka secara bergantian.

Page 62: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

c. Guru dan peneliti menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan

nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam menulis

narasi. Untuk instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi

yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap

siswa selama pembelajaran berlangsung.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan. Tahap ini dilaksanakan oleh peneliti

dengan mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pembelajaran

menulis narasi sesuai dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP)

yang telah disusun sebelumnya oleh guru dan peneliti. Siklus II

dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan masing-masing pertemuan 2 x

45 menit. Pelaksanaan tindakan sesuai skenario pembelajaran yang

terdapat dalam tahap perencanaan tindakan. Pembelajaran tetap

dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan. Tahap ini dilakukan

bersamaan dengan tahap observasi.

3) Tahap Observasi Tindakan. Tahap ini dilaksanakan oleh peneliti pada

saat pembelajaran berlangsung serta pada saat guru dan peneliti

mengoreksi hasil karangan narasi siswa. Tindakan ini dilakukan guru

maupun peneliti dengan cara mengamati keaktifan siswa saat

berlangsungnya proses pembelajaran. Peneliti tetap menginterpretasi

aktivitas guru dan siswa saat pembelajaran dengan penerapan teknik Make

a Match. Di samping itu, observasi juga dilakukan pada hasil

pembelajaran menulis narasi yang telah dilaksanakan guna memperoleh

data mengenai kelemahan atau kelebihan tindakan yang telah

dilaksanakan. Observasi diarahkan pada indikator-indikator yang telah

ditentukan sebelumnya sebagai pedoman saat mengamati berlangsungnya

pembelajaran. Lebih jelas, observasi ini difokuskan pada situasi

pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang dilakukan guru, dan aktivitas

siswa saat berlangsungnya pembelajaran. Guna memperoleh data yang

akurat maka dilakukan wawancara dengan siswa mengenai poin-poin

tertentu yang dirasa perlu ditanyakan pada siswa untuk mendapatkan data

selengkapnya. Peneliti tetap bertindak sebagai pengamat yang melakukan

Page 63: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

observasi di bangku paling belakang. Peneliti mengamati aktivitas guru

dan siswa melalui pedoman observasi yang telah dipersiapkan

sebelumnya. Sesekali peneliti berada di depan atau di samping kelas untuk

mengambil gambar sebagai dokumentasi. Selanjutnya peneliti dan guru

berdiskusi mengenai hasil akhir tindakan dan menyusun rancangan

tindakan berikutnya.

4) Tahap Analisis dan Refleksi, dilakukan oleh peneliti dengan cara

menganalisis hasil observasi, hasil pekerjaan siswa, serta hasil wawancara

dengan siswa sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang perlu

diperbaiki dan bagian mana yang telah memenuhi target. Hal-hal yang

dilakukan guru dan peneliti adalah: (1) menghitung rerata persentase siswa

yang aktif selama proses pembelajaran menulis narasi, persentase siswa

yang mampu mengembangkan ide ke dalam tulisan narasi dengan baik

serta persentase siswa yang dapat mencapai ketuntasan belajar (minimal

memperoleh nilai 70); (2) mengidentifikasi penyebab adanya siswa yang

masih menunjukkan kekurangaktifan saat pembelajaran, siswa yang belum

mampu mengembangkan ide kedalam tulisan narasi dengan baik, serta

siswa yang belum mampu mencapai ketuntasan belajar menulis narasi, dan

(3) mengidentifikasi solusi atau tindak lanjut yang perlu dilakukan pada

siklus berikutnya (siklus III) agar keaktifan siswa selama proses

pembelajaran dan kemampuan menulis narasi siswa lebih meningkat.

Analisis dilakukan dengan meninjau kembali hasil observasi dan

interpretasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Selanjutnya dilakukan

refleksi guna mengetahui beberapa kelemahan yang terdapat dalam

pelaksanaan tindakan. Guru dan peneliti kemudian berdiskusi dalam

menentukan tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi kelemahan

yang masih muncul pada siklus sebelumnya (siklus II) sekaligus sebagai

langkah perbaikan pada pembelajaran berikutnya (siklus III). Atau dengan

kata lain, hasil refleksi ini digunakan sebagai masukan untuk perbaikan

pada siklus III.

Page 64: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

2. Rancangan Siklus III

Pada siklus ketiga peneliti melakukan tahapan seperti pada siklus

pertama dan kedua, yakni tahap pelaksanaan, observasi (pengamatan) serta

analisis dan refleksi. Akan tetapi, pada siklus III ini didahului dengan

perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus I dan

siklus II (refleksi), sehingga kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada

siklus I dan siklus II tidak terjadi pada siklus III ini. Perbaikan tindakan pada

siklus ketiga tetap menggunakan teknik Make a Match dalam pelatihan

menulis narasi sesuai dengan indikator dan tema pembelajaran yang berbeda.

1) Tahap Perencanaan Tindakan, meliputi kegiatan sebagai berikut.

a. Guru berdiskusi dengan peneliti untuk menyusun silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) menulis narasi untuk satu kali tatap

muka (2 x 45 menit).

b. Guru bersama peneliti merancang skenario pembelajaran menulis

narasi dengan teknik Make a Match dengan langkah-langkah sebagai

berikut: a) guru masuk kelas dan mempresensi siswa; b) guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu menulis narasi

faktual; c) guru sedikit mengulang materi menulis narasi yang telah

disampaikan; d) lima siswa yang memperoleh nilai paling tinggi pada

siklus II diberi penghargaan oleh guru; e) guru membagi beberapa

potongan kartu kepada masing-masing siswa yang berisi diantaranya

gambar, kerangka karangan, dan potongan biografi tokoh; f) guru

meminta siswa mencari pasangan kartu tersebut; g) guru meminta

siswa menulis paragraf narasi berdasarkan kartu-kartu yang mereka

gabungkan, kemudian memperbaiki atau menyunting tulisan masing-

masing; h) guru membagi pekerjaan siswa secara silang atau

ditukarkan; i) guru mengajak siswa mengoreksi jawaban teman

mereka; j) siswa yang mengoreksi diminta memberikan hukuman pada

setiap kesalahan dengan menaburkan bedak bayi pada wajah mereka

secara bergantian.

Page 65: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

c. Guru dan peneliti menyusun instrumen penelitian berupa tes dan

nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam menulis

narasi. Untuk instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi

yang dilakukan peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa

selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan. Tahap ini dilaksanakan oleh peneliti

dengan mengawasi pelaksanaan pembelajaran menulis narasi sesuai

dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun

sebelumnya oleh guru dan peneliti. Siklus III dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan (2 x 45 menit). Pelaksanaan tindakan sesuai skenario

pembelajaran yang terdapat dalam tahap perencanaan tindakan. Tahap ini

dilakukan bersamaan dengan tahap observasi.

3) Tahap Observasi Tindakan. Tahap ini dilaksanakan oleh peneliti pada

saat pembelajaran berlangsung serta pada saat guru dan peneliti

mengoreksi hasil karangan narasi siswa. Hal ini dilakukan guru maupun

peneliti dengan cara mengamati keaktifan siswa saat pembelajaran

berlangsung. Peneliti masih tetap menginterpretasi kegiatan yang

dilakukan guru dan siswa saat pembelajaran dengan penerapan teknik

Make a Match. Observasi ini juga dilakukan dengan melihat hasil

pembelajaran menulis narasi yang telah dilaksanakan guna memperoleh

data mengenai kelebihan atau kekurangan tindakan yang telah

dilaksanakan. Observasi diarahkan pada pedoman pengamatan

pembelajaran yang berisi indikator-indikator yang telah ditentukan

sebelumnya. Lebih jelas, observasi difokuskan pada situasi pelaksanaan

pembelajaran, aktivitas guru, dan kegiatan siswa saat pembelajaran.

Pemerolehan data yang akurat dilakukan dengan mewawancarai siswa

mengenai poin-poin tertentu yang dirasa perlu ditanyakan pada siswa.

Dalam hal ini peneliti mengamati aktivitas guru dan siswa melalui

pedoman observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pada siklus III

ini, peneliti masih tetap mengambil gambar sebagai dokumentasi dengan

Page 66: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

sesekali berada di depan, di belakang atau di samping kelas. Peneliti dan

guru kemudian berdiskusi mengenai hasil akhir tindakan.

4) Tahap Analisis dan Refleksi, dilakukan peneliti dengan cara menganalisis

hasil observasi, hasil pekerjaan siswa, serta hasil wawancara dengan siswa

sehingga diperoleh kesimpulan mengenai tindakan yang telah dilakukan.

Hal-hal yang dilakukan guru dan peneliti adalah: (1) menghitung rerata

persentase siswa yang aktif selama proses pembelajaran menulis narasi,

persentase siswa yang mampu mengembangkan ide ke dalam tulisan

narasi serta persentase siswa yang dapat mencapai ketuntasan belajar

(minimal memperoleh nilai 70); (2) mengidentifikasi penyebab adanya

siswa yang masih menunjukkan kekurangaktifan saat pembelajaran, siswa

yang belum mampu mengembangkan ide ke dalam tulisan narasi dengan

baik, serta siswa yang belum mampu mencapai ketuntasan belajar menulis

narasi, dan (3) mengidentifikasi solusi terkait dengan pembelajaran

menulis narasi yang telah dilakukan. Analisis dilakukan dengan meninjau

kembali hasil observasi dan interpretasi terhadap tindakan yang telah

dilakukan. Selanjutnya dilakukan refleksi untuk mengetahui tingkat

keberhasilan tindakan yang telah diterapkan dalam pelaksanaan

pembelajaran.

Page 67: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

(Arikunto, Suhardjono dan Supardi, 2010: 17)

Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Berikut adalah penjelasan gambar di atas.

1. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil identifikasi dan penetapan masalah, peneliti kemudian

mengajukan alternatif pemecahan masalah, yakni dengan penerapan teknik

Make a Match dalam pembelajaran menulis narasi. Pada tahap ini peneliti

menyajikan data-data yang telah dikumpulkan kemudian bersama guru

menentukan solusi yang tepat berdasarkan masalah yang dihadapi. Tahap

perencanaan tindakan meliputi langkah-langkah:

a) peneliti dan guru menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP);

b) peneliti dan guru merancang skenario pembelajaran;

Permasalahan

Permasalahan

baru hasil

refleksi

Apabila

permasalahan

belum terselesaikan

Perencanaan

tindakan I

Refleksi I

Perencanaan

tindakan II

Refleksi II

Pelaksanaan

tindakan I

Pengamatan

Pelaksanaan

tindakan II

Pengamatan

Siklus I

Siklus II

Dilanjutkan ke siklus

berikutnya

Page 68: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

c) peneliti dan guru mendiskusikan macam-macam aspek bahasa yang akan

disunting dan simbol yang digunakan untuk menandai letak kesalahan

dalam karangan yang ditulis siswa;

d) peneliti dan guru merancang kerangka tema pembelajaran dan

pengembangannya yang akan ditulis guru pada kartu untuk dibagikan

kepada siswa;

e) peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian berupa tes dan nontes.

2. Pelaksanaan Tindakan

Guru melaksanakan tindakan dengan melaksanakan proses pembelajaran

menulis narasi dengan menerapkan teknik Make a Match. Dalam setiap

tindakan yang dilakukan selalu diikuti dengan kegiatan pengamatan dan

evaluasi serta analisis dan refleksi. Pada tahapan ini, peneliti mengadakan

pengamatan apakah tindakan yang telah dilakukan dapat mengatasi masalah

yang ada. Selain itu, pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data yang

nantinya diolah untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

3. Observasi

Peneliti melaksanakan observasi dengan mengamati dan menginterpretasikan

aktivitas penerapan teknik Make a Match. Dalam kegiatan ini, peneliti

bertindak sebagai pengamat yang berada dalam lokasi penelitian dan tidak

berperan aktif. Peneliti hanya mengamati dan mencatat segala aktivitas yang

dilakukan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran menulis narasi. Setelah itu

peneliti mengolah data untuk mengetahui apakah ada peningkatan kualitas

hasil pembelajaran menulis narasi dengan penerapan teknik Make a Match

tersebut, juga untuk mengetahui kelemahan yang muncul saat berlangsungnya

pelaksanaan tindakan.

4. Analisis dan Refleksi

Peneliti dan guru melaksanakan analisis dan refleksi dengan menganalisis atau

mengolah data hasil observasi dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan

bagian mana yang perlu diperbaiki dan bagian mana yang telah mencapai

tujuan penelitian. Dalam melakukan refleksi, peneliti bekerjasama dengan

guru. Kemudian, peneliti dan guru mengadakan diskusi untuk menentukan

Page 69: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

langkah-langkah perbaikan (solusi pemecahan masalah yang dihadapi dalam

pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan). Setelah itu ditarik kesimpulan

apakah penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak sehingga dapat

menentukan langkah berikutnya.

Page 70: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menjawab rumusan masalah pada bab I. Dalam bab ini,

peneliti menguraikan kondisi pratindakan dan pascatindakan. Penelitian ini

dilakukan dalam 3 siklus dengan 4 tahap pada masing-masing siklus. Tahap

tersebut meliputi kegiatan: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta

analisis dan refleksi.

A. Kondisi Pratindakan

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti melakukan survei awal dan

observasi proses pembelajaran menulis narasi yang dilakukan di kelas XI Bahasa

SMA Negeri 3 Salatiga. Peneliti melaksanakan survei awal pada hari Sabtu, 2

Oktober 2010 pukul 11.00-12.30 WIB (2 x 45 menit). Survei kondisi pratindakan

bertujuan mengetahui kondisi lapangan sebelum penelitian berlangsung. Kondisi

yang diteliti adalah proses dan kemampuan menulis narasi siswa kelas XI Bahasa

SMA Negeri 3 Salatiga. Hasil penelitian kondisi pratindakan selanjutnya

digunakan sebagai penentu tindakan yang akan dilakukan peneliti dalam

penelitian.

Peneliti melakukan observasi berupa analisis dokumen, observasi

lapangan, dan wawancara dengan siswa XI Bahasa dan guru pengampu mata

pelajaran Bahasa Indonesia. Pada pratindakan, peneliti mengetahui kondisi riil

siswa dan ruang kelas yang ditempati. Jumlah siswa kelas XI Bahasa yang

merupakan objek tindakan adalah 34 orang, terdiri atas 9 siswa putra dan 25 siswa

putri. Ruang kelas XI Bahasa berada di antara kelas XI Imercy dan ruang TU serta

berhadapan dengan ruang kepala sekolah. Kondisi kelas cukup rapi, tetapi kurang

dilengkapi sarana pendukung pembelajaran jika dibandingkan dengan kelas

imersi. Kelas XI Bahasa dan kelas reguler lain dipersilakan memakai ruang

multimedia jika ingin menggunakan fasilitas seperti LCD, dan sejenisnya.

Guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI Bahasa

bernama Bapak Muhlasin, S.Pd., alumnus Program Pendidikan Bahasa dan Sastra

53

Page 71: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Guru berhasil menyelesaikan masa studinya pada tahun 1998 dan

diangkat menjadi PNS pada tahun 2004. Guru memiliki pengalaman mengajar

sekitar 6 tahun. Kondisi ini menyebabkan guru mendukung penelitian ini karena

dapat membantu meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam menyelenggarakan

proses pembelajaran. Guru merasa model pembelajaran yang selama ini

diterapkan belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif.

Pratindakan berupa pengamatan proses pembelajaran di dalam kelas,

wawancara dengan guru yang bersangkutan dan beberapa siswa serta analisis

dokumen berupa lembar nilai siswa mengenai menulis narasi dan deskripsi.

Berdasarkan wawancara dan analisis dokumen, peneliti memperoleh beberapa

simpulan mengenai kondisi yang terjadi saat pembelajaran menulis narasi

berlangsung. Permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran menulis

narasi antara lain sebagai berikut.

1. Guru menerapkan model pembelajaran yang kurang tepat dalam

pembelajaran.

Siswa kurang optimal dalam menulis narasi karena ketika pembelajaran

menulis narasi berlangsung, guru meminta siswa keluar kelas kemudian

mencari ide dan menuliskan ide di luar kelas. Hal tersebut memicu hilangnya

konsentrasi siswa. Selain itu, di luar kelas guru tidak mengawasi siswa

sehingga mereka menghabiskan waktu dengan bergurau. Guru tidak

mengajarkan tahap penulisan kepada siswa. Siswa tidak memperbaiki tulisan

narasi dan deskripsi mereka pada akhir pembelajaran. Mereka mengumpulkan

hasil karangan masih dalam bentuk draf.

Dalam pembelajaran prasiklus, guru mengajarkan materi yang kurang

tepat. Materi menulis narasi kelas XI Bahasa adalah menulis narasi faktual

biografi tokoh. Pada saat pembelajaran berlangsung, guru mengulas materi

menulis narasi secara umum dan meminta siswa menulis narasi dengan tema

bebas. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara, penulis memperoleh informasi

dari guru bahwa RPP, program semester dan silabus yang dibuat oleh guru

hanya formalitas. Hal ini dapat dibuktikan dengan pelaksanaan pembelajaran

Page 72: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

menulis narasi yang digabung dengan menulis deskripsi dalam satu kali

pertemuan (2X45‟). Menulis narasi dan deskripsi seharusnya diajarkan dengan

alokasi waktu masing-masing 4 X 45 menit.

2. Siswa kurang aktif selama mengikuti pembelajaran menulis narasi.

Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa kurang aktif mengikuti

proses pembelajaran menulis narasi. Hal tersebut terindikasi dari sedikitnya

siswa yang berani bertanya dan menyampaikan pendapat kepada guru.

Kekurangaktifan siswa disebabkan oleh guru yang meminta siswa langsung

menulis narasi dan guru tidak mendampingi siswa selama berada di luar kelas.

Pembelajaran terpusat pada guru dan guru tidak menggali ide siswa ketika

guru menyampaikan materi. Selain itu, siswa kurang bersemangat terhadap

pelajaran menulis narasi. Siswa kurang serius dalam mengerjakan tugas

menulis narasi dan deskripsi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru

Bahasa Indonesia, sebagian besar siswa sekadar menuliskan apa yang ada di

benak mereka. Siswa belum melewati tahap pengeditan dan kurang

memperhatikan tanda baca.

3. Rerata nilai menulis narasi siswa rendah.

Berdasarkan analisis peneliti terhadap nilai menulis narasi siswa, siswa

yang mampu menulis narasi dengan baik atau memperoleh nilai 70 ke atas

hanya 2 siswa (6 %), sedangkan 20 siswa (59 %) memperoleh nilai kurang

dari 70 dan 12 siswa(35%) tidak mengikuti pelajaran serta tidak

mengumpulkan tugas karena pada hari tersebut mereka mendapat tugas dari

sekolah mendampingi siswa kelas X dalam kegiatan pramuka tahunan (Long

March Smantisa). Penjelasan di atas mempertegas adanya permasalahan

dalam pembelajaran menulis narasi, baik secara proses maupun hasil di kelas

XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga.

Berdasarkan hasil observasi pratindakan, peneliti melakukan pembicaraan

dengan guru untuk menentukan langkah selanjutnya. Pembicaraan mengarah pada

upaya perbaikan proses pembelajaran menulis narasi yang dilakukan untuk

menuju pada kualitas hasil sesuai dengan standar kelulusan sekolah. Berdasarkan

Page 73: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

pembicaraan tersebut, guru dan peneliti sepakat melaksanakan tindakan I pada

hari Rabu, 10 November 2010 dan Selasa, 16 November 2010.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri atas

empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi

dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi.

1. Siklus Pertama

a. Perencanaan Tindakan I

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 Oktober 2010 di ruang

guru SMA Negeri 3 Salatiga. Peneliti dan guru bahasa Indonesia

mendiskusikan rancangan tindakan yang dilakukan dalam siklus I. Peneliti dan

guru antara lain mendiskusikan tentang: (1) peneliti menyamakan persepsi

dengan guru mengenai penelitian yang dilaksanakan pada siklus 1, (2) peneliti

mengusulkan penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Make a

Match dalam pembelajaran menulis narasi mengenai biografi tokoh serta

menjelaskan penerapan teknik Make a Match dalam pembelajaran, (3) guru

dan peneliti merancang RPP siklus I, (4) guru dan peneliti menyusun lembar

penilaian siswa, yaitu berupa instrumen penilaian proses (instrumen nontes)

dan hasil (instrumen tes), (5) guru dan peneliti menentukan jadwal

pelaksanaan tindakan dan menyepakati pelaksanaan tindakan siklus I

dilaksanakan pada hari Rabu, 10 November 2010 dan Selasa, 16 November

2010 dengan alokasi waktu tiga jam pelajaran (3 x 45 menit). Berikut adalah

tahap perencanaan tindakan I yang disepakati oleh guru dan peneliti.

1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran menulis narasi

dengan teknik Make a Match. Sasaran pertama yang ingin dicapai yaitu

menerapkan tahap penulisan dalam pembelajaran menulis narasi.

Langkah-langkah pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut:

a) guru masuk kelas dan mempresensi siswa;

b) guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu menulis

narasi faktual;

Page 74: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

c) guru menyampaikan materi tentang menulis narasi, khususnya

mengenai bentuk-bentuk tulisan narasi;

d) guru membagi beberapa potongan kartu kepada setiap siswa yang

berisi diantaranya gambar, kerangka karangan, dan potongan biografi

tokoh;

e) guru meminta siswa mencari pasangan kartu;

f) guru meminta siswa menulis paragraf narasi berdasarkan kartu-kartu

yang mereka gabungkan, kemudian menyunting tulisan masing-

masing di rumah.

Peneliti dan guru menyepakati skenario pembelajaran pada pertemuan

kedua sebagai berikut.

a) Guru meminta siswa mengumpulkan karangan narasi siswa yang telah

diperbaiki di rumah.

b) Guru membagi pekerjaan siswa secara silang.

c) Guru meminta siswa mengoreksi jawaban teman mereka.

d) Siswa yang mengoreksi diminta memberikan hukuman kepada siswa

yang melakukan kesalahan penulisan dengan menaburkan bedak bayi

pada wajah siswa.

e) Guru dan siswa melakukan refleksi atas proses belajar-mengajar yang

telah dilakukan.

2) Guru dan peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

menulis narasi berdasarkan silabus dari sekolah.

3) Peneliti dan guru mempersiapkan kartu-kartu yang berisi potongan

biografi beberapa pahlawan Republik Indonesia.

4) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian berupa instrumen tes

dan nontes. Instrumen tes dinilai berdasarkan tulisan narasi siswa

sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan sikap siswa selama

pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan I

Tindakan I dilaksanakan pada hari Rabu, 10 November 2010 dan

Selasa, 16 November 2010. Alokasi waktu pertemuan pertama adalah dua jam

Page 75: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

pelajaran (2x45 menit) dan pertemuan kedua adalah satu jam pelajaran (45

menit), Pertemuan pertama dilaksanakan di ruang multimedia SMA Negeri 3

Salatiga. Berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pelaksanaan

pembelajaran dilakukan oleh guru kelas dan siswa. Sementara itu, peneliti

mengawasi jalannya proses pembelajaran dan menempatkan diri pada posisi

tempat duduk di paling belakang.

Berikut adalah urutan pelaksanaan tindakan pertemuan pertama yang

disepakati oleh guru dan peneliti.

1) Guru masuk kelas dan mempresensi siswa.

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu menulis

narasi faktual.

3) Guru mengadakan apersepsi dengan bertanya jawab terhadap siswa

mengenai biografi pahlawan.

4) Guru menyampaikan materi menulis narasi, khususnya mengenai bentuk-

bentuk karangan narasi.

5) Guru membagi kartu kerangka yang berisi gambar, kerangka karangan,

dan potongan biografi tokoh kepada setiap siswa.

6) Guru meminta siswa mencari pasangan kartu dan mendiskusikan hasil

gabungan kartu.

7) Guru memberikan contoh sepenggal tulisan yang kurang baik sebagai

berikut:

“Kau tahu „patah hati‟? Ya, itulah yg ku alami saat ini, sejak kemarin

hatiku tak tenang, makan tak enak, sekolah tak konsen, semua karena kata

– katanya yang sungguh menusuk hati ku, saat ia berpaling dan pergi

dariku…. Oh, sungguh aku tak berdaya di pagi itu seusai makan pagi.

Tuhaaaaaaaaan, jangan kau ciptakan dia untuk orang lain!!”

8) Guru dan siswa berdiskusi mengenai kesalahan pada paragraf tersebut.

9) Guru meminta siswa menulis paragraf narasi berdasarkan kartu yang

mereka gabungkan.

10) Guru meminta siswa menyunting tulisan masing-masing di rumah sesuai

dengan profil penilaian karangan.

Page 76: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

11) Guru melakukan refleksi dan menutup pelajaran.

Pembelajaran menulis narasi siklus I dilanjutkan pada Rabu, 16

November 2010 selama 45 menit (1 jam pelajaran) pukul 07.45-08.30 WIB.,

Berikut adalah urutan pelaksanaan tindakan siklus I pembelajaran menulis

narasi pada pertemuan kedua.

1) Guru meminta siswa mengumpulkan tulisan narasi yang telah diperbaiki di

rumah.

2) Guru membagi pekerjaan siswa secara silang.

3) Guru mengajak siswa mengoreksi jawaban teman berdasarkan profil

penilaian karangan. Selama proses ini berlangsung, guru mendampingi

siswa secara bergilir;

4) Siswa diminta memberikan hukuman dengan menaburkan bedak bayi pada

wajah siswa yang melakukan kesalahan.

5) Guru menutup pelajaran dengan melakukan refleksi. Guru melakukan

refleksi dengan cara bertanya jawab mengenai materi menulis narasi.

6) Guru memberikan tugas rumah kepada siswa.

c. Observasi dan Interpretasi

Peneliti melakukan pengamatan pembelajaran menulis narasi dengan

teknik Make a Match yang dilakukan oleh guru di kelas XI Bahasa SMA

Negeri 3 Salatiga pada Rabu, 10 November 2010 dan Selasa, 16 November

2010. Kegiatan observasi untuk mengetahui pelaksanaan tindakan pada siklus

I. Selain itu, peneliti ingin mengetahui apakah teknik Make a Match mampu

memecahkan permasalahan pembelajaran menulis narasi di kelas tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif. Peneliti tidak

melakukan tindakan yang dapat memengaruhi peristiwa yang sedang

berlangsung. Peneliti hanya bertindak sebagai partisipan yang mengamati

jalannya pembelajaran di kelas yang dipandu oleh guru. Peneliti mengambil

posisi tempat duduk paling belakang, mengamati jalannya proses

pembelajaran sambil mencatat segala sesuatu yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, peneliti dapat mengamati

seluruh peristiwa yang terjadi di dalam kelas(Sutopo, 2006:76-78).

Page 77: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Langkah pertama yang dilakukan guru berbeda dengan teknik yang

dilakukan pada pembelajaran prasiklus. Guru menjelaskan beberapa hal yang

perlu diperhatikan dalam menulis narasi. Hal ini disambut datar oleh siswa

karena mereka menganggap materi tersebut sering mereka terima. Perhatian

siswa mulai terfokus ketika guru mulai bertanya kepada beberapa siswa

mengenai pengertian narasi faktual, biografi, otobiografi, dan bentuk karangan

narasi yang lain. Siswa mulai antusias ketika guru memberikan beberapa

contoh bentuk karangan narasi. Beberapa siswa yang senang dengan kegiatan

menulis mulai antusias bertanya mengenai bentuk-bentuk karangan narasi.

Setelah guru selesai menjelaskan, guru membagikan kartu kepada tiap siswa.

Guru selanjutnya meminta siswa mencari pasangan kartu. Siswa terlihat cukup

bersemangat dalam mencari pasangan kartu dan menuliskan menjadi sebuah

karangan narasi. Hal ini terbukti saat siswa menulis kembali informasi yang

dianggap penting di dalam buku mereka. Mereka selanjutnya merangkai

informasi tersebut menjadi paragraf narasi. Saat proses penulisan, masih

terdapat 2 siswa laki-laki tidak mau mengerjakan tugas. Guru hanya sedikit

menegur, kurang peduli dengan fenomena tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan, pada pertemuan pertama guru

menyampaikan materi kepada siswa. Guru mengarahkan dan membimbing

siswa dalam menulis karangan narasi. Selain itu, siswa juga mulai tertarik

terhadap materi yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa mulai aktif

bertanya. Siswa mulai antusias menjawab pertanyaan dan berdiskusi dengan

guru selama proses pembelajaran menulis narasi berlangsung.

Pada pertemuan kedua yakni hari Selasa, 16 November 2010, guru

mengajak siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan

melibatkan siswa mengoreksi hasil karangan narasi. Guru meminta siswa

mengumpulkan hasil perbaikan karangan narasi siswa terlebih dahulu,

kemudian guru membagikan kembali pekerjaan siswa secara silang. Guru

selanjutnya mengajari siswa cara menilai karangan narasi dengan

menyampaikan beberapa poin penting penilaian karangan dan mempersilakan

siswa mengoreksi tulisan teman mereka berdasarkan profil penilaian

Page 78: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

karangan. Setelah selesai mengoreksi, siswa diminta memberikan hukuman

kepada siswa lain atas hasil koreksinya. Guru menginstruksikan agar setiap

kesalahan, siswa dihukum dengan satu kali taburan bedak bayi. Dalam

pertemuan ini terdapat 10 siswa yang tidak mengerjakan tugas. Hukuman bagi

mereka yakni ditaburi bedak bayi oleh seluruh teman di kelas. Peneliti sedikit

mengalami hambatan saat akan mendokumentasikan pelaksanaan hukuman.

Sepuluh siswa yang tidak mengerjakan tugas merupakan siswa bermasalah

sehingga saat peneliti mengambil gambar, mereka justru berpose dan bergaya.

Guru sudah memperingatkan mereka tetapu sepuluh siswa tersebut tidak

memperhatikan peringatan guru.

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I, permasalahan kurangnya

semangat siswa dalam menulis narasi dapat sedikit teratasi. Siswa merasa

terbantu dalam menuangkan ide menjadi karangan narasi dengan adanya kartu

kerangka yang dibagikan oleh guru. Akan tetapi, konsentrasi siswa terganggu

dengan adanya dokumentasi sehingga dokumentasi pada pertemuan kedua ini

terbatas. Di sisi lain peneliti menghargai antusiasme siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran menulis narasi yang dianggap

sebagai kesempatan bercanda, tidak demikian pada siklus I. Beberapa siswa

menunjukkan perbaikan sikap. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari

keterangan di bawah ini.

1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebanyak 48 % atau sekitar

13 siswa, sedangkan 52 % lainnya tampak diam. Hal ini disebabkan

karena sejak awal siswa mengira bahwa proses pembelajaran menulis

akan sama dengan proses pembelajaran yang sebelumnya terjadi.

2) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar-mengajar (KBM) berlangsung

sebanyak 59 %, sedangkan 41 % lainnya kurang memperhatikan

penjelasan dari guru. Peningkatan ini disebabkan oleh perubahan pola

mengajar yang diterapkan guru dan pemberian model tanya jawab yang

memaksa siswa untuk lebih memperhatikan materi yang disampaikan

guru.

Page 79: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

3) Siswa yang antusias mencari pasangan kartu sebanyak 85 %, sedangkan

78 % siswa aktif dalam mendiskusikan isi kartu. Siswa lain kurang serius

dan acuh terhadap kegiatan diskusi tersebut.

4) Pada saat mengoreksi hasil karangan bersama-sama, 78% siswa aktif

mengoreksi dan memberikan hukuman kepada siswa yang lain,

sedangkan 22 % siswa masih sibuk mengobrol.

5) Pada siklus I, 85 % siswa mau mengerjakan tugas menulis narasi yang

diberikan oleh guru, sedangkan 15% siswa tidak mau mengerjakan.

6) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa didapat 44,12 % (15 dari 34) siswa

sudah mampu menulis narasi dengan perolehan nilai lebih dari 70,

sedangkan 55,88 % (19 orang) masih memperoleh nilai menulis narasi di

bawah 70. Penilaian ini didasarkan pada hasil karangan narasi siswa.

Hasil penilaian karangan narasi siswa siklus I tersaji dalam tabel 3 di

bawah ini.

Tabel 3. Nilai Menulis Narasi Siswa pada Siklus 1

No Nama Siswa Aspek penulisan yang dinilai

Nilai Keterangan I II III IV V

1 Ahimsa Eka A. 20 12 14 14 2 62 Tidak Tuntas

2 Chitra Kusuma D. 0 0 0 0 0 0 Tidak Tuntas

3 Dilla Agusta V. 0 0 0 0 0 0 Tidak Tuntas

4 Dwi Sri L. 26 18 17 17 2 80 Tuntas

5 Erni Supriyanti 25 17 17 17 5 81 Tuntas

6 Faizal Haryo W. 0 0 0 0 0 0 Tidak Tuntas

7 Farras Alda H. 22 16 15 15 3 71 Tuntas

8 Fath Anissa H. 22 14 14 12 2 64 Tidak Tuntas

9 Febrian Bagus K. 20 17 17 16 2 72 Tuntas

10 Febriana C 24 17 16 14 3 74 Tuntas

11 Futria Ayu W. 20 14 14 13 2 53 Tidak Tuntas

12 Igga Swastika 0 0 0 0 0 0 Tidak Tuntas

13 Kusuma Asmara D. 0 0 0 0 0 0 Tidak Tuntas

14 Lia Tarzuqia R. 24 16 15 16 2 73 Tuntas

15 Maria Andya T. 22 17 16 16 3 74 Tuntas

16 Nabela Yeni S. 23 14 16 15 2 69 Tidak Tuntas

17 Petra Eka H. 0 0 0 0 0 0 Tidak Tuntas

18 Pradipta Angga S 0 0 0 0 0 0 Tidak Tuntas

19 Prahasdika Dhimas Y. 19 13 15 14 5 66 Tidak Tuntas

20 Primadinar Sekar R. 22 17 18 16 0 73 Tuntas

21 Ragil Kurniawan 20 15 15 15 4 61 Tidak Tuntas

22 Rahmadhani Osa I. 23 16 16 16 5 76 Tuntas

23 Retnaningtyas Diah P. 27 18 18 17 6 86 Tuntas

24 Roro Hanaliesia 22 17 16 16 5 76 Tuntas

25 Seline C 0 0 0 0 0 0 Tidak Tuntas

26 Selvi Windiastuti 26 18 18 18 7 87 Tuntas

27 Shevi Prima E. 25 17 16 16 4 78 Tuntas

28 Tafsiroh 0 0 0 0 0 0 Tidak Tuntas

29 Tessa C. 23 14 15 14 2 68 Tidak Tuntas

30 Tiara Utari 18 12 14 13 4 61 Tidak Tuntas

31 Venda Vista T. 23 17 15 14 5 74 Tuntas

32 Vivian Rheza AF. 22 16 14 15 2 69 Tidak Tuntas

33 Wening Indriyati 23 17 17 18 7 82 Tuntas

34 Wesly Valentino 0 0 0 0 0 0 Tidak Tuntas

Total 1749

Nilai rata-rata 51,44

Page 80: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Pada siklus pertama guru kurang memahami teknik Make a Match.

Guru kebingungan dan beberapa kali bertanya kepada peneliti. Hal ini

disebabkan karena perubahan cara mengajar. Guru biasa membebaskan siswa

dalam pembelajaran, kemudian pada siklus I ini guru beralih ke cara

mengajar yang bersifat unjuk kerja dengan pendampingan. Oleh karena itu,

guru akan mendapatkan penjelasan lebih mendalam mengenai metode ini agar

pembelajaran dan target pembelajaran dapat tercapai.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada pelaksanaan

tindakan I, peneliti menganalisis dan merefleksikan hasil siklus I dengan

uraian sebagai berikut.

1) Hasil tulisan siswa masih terpaku pada kerangka yang tertulis dalam kartu.

Hasil tulisan siswa kurang mengembangkan kerangka.

2) Guru kurang tegas menghadapi siswa yang tidak memperhatikan selama

KBM berlangsung.

3) Guru kurang menyeluruh dalam mendampingi siswa. Perhatian guru

belum tertuju pada seluruh siswa, hanya beberapa siswa yang didampingi.

4) Siswa cukup hiperaktif, kurang menjaga sikap dan kurang menghormati

guru.

5) Guru diharapkan mampu memberikan motivasi dan menggerakkan siswa

agar lebih kreatif mengembangkan kerangka karangan yang terdapat pada

kartu menjadi karangan narasi yang utuh.

2. Siklus II

Berdasarkan hasil tindakan siklus I, peneliti dan guru mengetahui bahwa

hasil tindakan siklus I masih belum mencapai target. Oleh karena itu, peneliti dan

guru merencanakan adanya tindakan siklus II sebagai perbaikan atas siklus I yang

masih memiliki kekurangan. Pada siklus II, guru Bahasa Indonesia tetap bertindak

sebagai penyampai materi pada pembelajaran menulis narasi di dalam kelas,

sedangkan peneliti melakukan pengawasan terhadap proses pembelajaran antara

Page 81: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

guru dan siswa. Dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai pengamat yang berada di

belakang ruang kelas dan mengamati jalannya pembelajaran.

Tindakan pada siklus kedua tetap menggunakan teknik Make a Match.

Guru membagikan kartu yang berisi kerangka karangan kepada setiap siswa dan

meminta siswa mencari pasangan kartu tersebut. Selanjutnya, siswa diminta

mengembangkan kerangka karangan dalam kartu menjadi bentuk karangan narasi

yang utuh. Pembetulan kesalahan bahasa yang ditemukan dalam karangan siswa

tetap ditandai dengan pemberian lingkaran. Pada siklus II ini, materi pembelajaran

tetap mengenai menulis narasi faktual biografi tokoh dengan tema ”Guru

Kesayanganku”. Akan tetapi, sebelum pembelajaran siklus II dilaksanakan guru

dan peneliti mengadakan survei terlebih dahulu tentang guru yang disukai oleh

siswa. Selain itu, pada pertemuan sebelumnya guru memberi tugas agar siswa

mencari profil guru kesayangan mereka.

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti dan guru menyusun skenario

pembelajaran dengan memperhatikan perolehan hasil tindakan I. Pada dasarnya

langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan pada siklus II sama seperti

langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan pada siklus I. Pada siklus II

terdapat tambahan prosedur pembelajaran sebagai upaya perbaikan pelaksanaan

tindakan siklus I. Peneliti dan guru merencanakan skenario pertemuan pertama

siklus II dengan urutan sebagai berikut.

1) Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi dengan menggali

pengetahuan siswa mengenai guru di SMA Negeri 3 Salatiga yang

berkesan di hati siswa.

2) Guru memberikan penghargaan kepada lima siswa dengan perolehan nilai

menulis narasi terbaik pada siklus I.

3) Guru mengulas materi mengenai bentuk-bentuk teks naratif.

4) Guru memberi contoh cara membetulkan kesalahan bahasa hasil karangan

siswa pada pertemuan sebelumnya.

5) Guru membagikan kartu yang berisi kerangka karangan bertema ”Guru

Kesayanganku”.

Page 82: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

6) Siswa diminta mencari pasangan kartu, kemudian membuat kelompok

berdasarkan kelompok kartu tersebut.

7) Guru meminta siswa mendiskusikan isi gabungan kartu milik kelompok

masing-masing.

8) Guru meminta siswa mengembangkan kerangka karangan menjadi

karangan narasi utuh secara individu.

9) Guru meminta siswa menyunting hasil karangan sendiri atas bimbingan

guru dengan cara menemukan letak kesalahan bahasa pada karangannya

tersebut kemudian memperbaiki setiap kesalahannyang ditemukan.

10) Guru meminta siswa menulis kembali karangan yang telah disunting.

11) Guru meminta siswa mengumpulkan tulisan.

12) Guru melakukan refleksi dan menutup pelajaran.

Peneliti dan guru merencanakan skenario pertemuan kedua dengan

langkah-langkah:

1) guru membagikan pekerjaan siswa secara silang;

2) guru meminta siswa mengoreksi pekerjaan yang dipegang oleh setiap siswa

atas bimbingan guru dengan cara menemukan letak kesalahan bahasa pada

karangannya tersebut dan cara menandainya dengan memberi lingkaran

atau melingkari penulisan huruf atau pemakaian tanda baca yang salah;

3) guru membagikan bedak bayi kepada setiap siswa;

4) siswa yang mengoreksi diminta memberikan hukuman dengan menaburkan

bedak bayi pada wajah siswa yang melakukan kesalahan;

5) guru melakukan refleksi dengan bertanya jawab mengenai materi menulis

narasi dan menutup pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yaitu

pada hari Sabtu, 20 November 2010 dan hari Selasa, 23 November 2010.

Pertemuan pertama berlangsung selama dua jam pelajaran (2 X 45 menit) mulai

pukul 11.00 hingga 12.30 dan pertemuan kedua berlangsung selama satu jam

pelajaran yakni pukul 09.45 hingga 10.00 (1 X 45 menit)

Page 83: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Proses pembelajaran siklus II dilaksanakan di ruang kelas tanpa di

lengkapi LCD. Pada siklus II, materi tidak disampaikan secara lengkap dengan

alasan materi mengenai menulis narasi sudah disampaikan secara detail pada

siklus I. Selain itu keterampilan menulis lebih menekankan produk dan hasil

unjuk kerja, bukan penilaian kognitif sehingga waktu yang tersedia lebih

dialokasikan untuk memperbaiki kualitas tulisan siswa, bukan pemahaman siswa

mengenai materi menulis narasi. Adapun urutan pelaksanaan tindakan II

pertemuan pertama meliputi langkah-langkah sebagai berikut.

a. Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam siswa kemudian

dilanjutkan dengan pemberian apersepsi. Pemberian apersepsi dilakukan

guru dengan menanyakan pada siswa tentang beberapa sosok guru SMA

Negeri 3 Salatiga yang memiliki kesan khusus di hati siswa. Beberapa siswa

menjawab, guru yang berkesan di hati adalah Pak Rudi, karena Pak Rudi

pembina Pramuka yang terkenal dengan tegas. Siswa lain menjawab Miss

Ndaru karena masih muda dan selalu mengemas pembelajaran bahasa

Inggris secara menarik. Sebagian siswa lain menjawab Pak Riya kerena

memiliki idealisme yang tinggi dan cara mengajar pembelajaran Pkn yang

menyenangkan.

b. Guru memberikan penghargaan kepada lima siswa yang memperoleh nilai

tertinggi pada siklus I, yakni kepada Dwi Sri Lestari, Erni Supriyanti,

Retnaningtyas Diah P., Selvi Windiastuti dan Wening Indriyati.

c. Guru mengulas secara sekilas materi bentuk-bentuk teks naratif. Guru

bertanya pada siswa tentang bentuk teks naratif. Pertanyaan yang diberikan

guru meliputi pengertian, perbedaan antar bentuk, dan contoh dari setiap

bentuk teks naratif. Ketika guru melontarkan pertanyaan tersebut, sebagian

besar siswa mampu menjawab dengan baik walaupun mereka membuka

buku catatan.

d. Guru memberi contoh cara membetulkan kesalahan bahasa yang dituliskan

siswa pada hasil karangan sebelumnya. Berdasarkan hasil tulisan siswa pada

siklus I, guru menunjukkan kesalahan bahasa yang terdapat pada beberapa

Page 84: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

karangan siswa kemudian memberi contoh cara membetulkan kesalahan

bahasa.

e. Guru selanjutnya membagikan kartu yang berisi kerangka karangan dengan

tema ”guru kesayanganku”. Biografi guru SMA Negeri 3 Salatiga yang

diangkat dalam kartu kerangka karangan tersebut adalah biografi Bapak

Riya, Bapak Novembri, Bapak Muhlasin, Miss Ndaru dan Bu Khotik.

f. Siswa diminta mencari pasangan kartu yang telah dibagikan dan membentuk

kelompok berdasarkan kartu.

g. Siswa diminta mendiskusikan dengan teman sekelompok mengenai isi kartu

kerangka karangan. Setelah itu, siswa dibebaskan untuk memilih masuk ke

dalam salah satu kelompok dengan alasan karena tokoh dalam kartu yang

dipegang oleh siswa belum tentu disukai oleh siswa.

h. Siswa kemudian diminta mengembangkan kartu yang berisi kerangka

karangan menjadi teks naratif yang utuh. Dalam hal ini, guru membebaskan

siswa menulis dalam bentuk tulisan tangan ataupun ketikan. Siswa yang

mengerjakan tugas berupa ketikan diminta untuk mengumpulkan hasil

karangan berupa soft file.

i. Selama membuat karangan, guru memberi bimbingan kepada siswa. Pada

siklus II ini masih ditemui kesalahan penggunaan bahasa, ejaan maupun

organisasi karangan pada karangan siswa.

j. Guru meminta siswa menyunting pekerjaan masing-masing berdasarkan

profil penilaian karangan.

k. Guru meminta siswa mengumpulkan karangan yang telah dibuat.

l. Guru menutup pelajaran dengan melakukan refleksi terhadap pembelajaran

yang telah dilakukan.

Pembelajaran menulis narasi dilanjutkan pada pertemuan kedua.

Pelaksanaan tindakan II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 23

November 2010 selama dua jam pelajaran yaitu pukul 09.15 hingga 10.00 WIB.

Urutan pelaksanaan tindakan II pada pertemuan kedua sebagai berikut.

a. Guru membagikan karangan yang telah ditulis siswa secara tukar silang.

Guru kemudian meminta siswa mengoreksi tulisan yang telah dibagikan.

Page 85: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Pada pertemuan dua siklus II, guru masih menemukan kesalahan pada

tulisan siswa. Kesalahan sebagian siswa adalah penggunaan kalimat tanpa

subjek. Guru meminta siswa menandai kesalahan bahasa dengan cara

memberi lingkaran atau melingkari penulisan huruf atau pemakaian tanda

baca yang salah.

b. Guru membagikan bedak bayi kepada setiap siswa.

c. Guru meminta siswa menaburkan bedak bayi ke wajah siswa yang memiliki

karangan yang ia koreksi sesuai dengan banyaknya kesalahan yang diperbuat

dalam menulis narasi.

d. Siswa diminta mengumpulkan kembali hasil karangan narasi mereka.

e. Guru melakukan refleksi dan menutup pelajaran. Refleksi yang dilakukan

guru berupa penguatan dan simpulan mengenai materi pelajaran tentang

bentuk karangan narasi. Dalam memberikan penguatan dan simpulan, guru

mengingatkan siswa yang sebelumnya tidak masuk dan tidak mengumpulkan

tugas bahwa mereka akan memperoleh nilai nol. Setelah guru memberikan

refleksi berupa penguatan. guru menutup pelajaran dengan memberikan

salam pada siswa di akhir pelajaran.

c. Observasi dan Interpretasi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan

tindakan pada siklus II ini dapat diperoleh data berikut ini.

a. Pada siklus II ini, 15% siswa kurang bersungguh-sungguh dan kurang

aktif selama pembelajaran menulis narasi. Hal ini diindikatori oleh

keaktifan siswa dalam memberikan respon terhadap apersepsi yang

diberikan guru, memperhatikan ulasan materi yang diberikan guru,

mendiskusikan kerangka karangan, dan mengembangkan kerangka

menjadi bentuk karangan narasi utuh. Perhitungan dilakukan dengan

lembar observasi yang telah disusun terhadap jumlah siswa yang tampak

aktif selama pembelajaran berlangsung, yakni sebesar 71% atau sebanyak

28 siswa. Dari 30 siswa yang hadir, siswa yang tidak menunjukkan

keaktifan selama pembelajaran berlangsung sebesar 29% atau 8 siswa.

Ketidakaktifan siswa disebabkan oleh sikap siswa yang terbiasa

Page 86: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

menyepelekan guru, khususnya guru bahasa Indonesia. Selain itu,

ketidakaktifan siswa disebabkan karena diskusi sebagai ajang bertukarnya

pikiran kurang dimanfaatkan siswa dengan baik. Guru meminta siswa

berdiskusi, tetapi ada beberapa siswa tampak diam atau membicarakan hal

lain di luar pelajaran. Setelah peneliti bertanya, ternyata siswa tersebut

kurang termotivasi dan malas menulis narasi.

b. Pada saat mengoreksi hasil karangan bersama-sama, 89% siswa aktif

mengoreksi dan memberikan hukuman kepada siswa yang lain.

c. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa 73,53 % (25 dari 34) siswa mampu

menulis narasi dengan perolehan nilai lebih dari 70, sedangkan 26,47 %

(9 orang) memperoleh nilai menulis narasi di bawah 70. Penilaian ini

didasarkan pada hasil karangan narasi siswa.

d. Pada siklus II, 64,71 % siswa (22 siswa) mengalami peningkatan nilai, 3

siswa atau 8,8 % tetap memperoleh nilai nol karena tidak mengerjakan

tugas dan 9 siswa mengalami penurunan nilai (26,47%).

Nilai menulis narasi siswa pada siklus II disajikan pada tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Nilai Menulis Narasi Siswa pada Siklus II

No Nama Siswa

Aspek penulisan yang dinilai

Skor

Ket. I II III IV V

(Isi) (Organisasi) (Peng. Bhs) (Kosakata) (Mekanik)

1 Ahimsa Eka A. 20 15 15 15 5 70 Tuntas

2 Chitra Kusuma D. 25 17 15 16 7 80 Tuntas

3 Dilla Agusta V. 22 15 15 15 5 72 Tuntas

4 Dwi Sri L. 26 16 14 17 8 81 Tuntas

5 Erni Supriyanti 27 18 12 16 7 80 Tuntas

6 Faizal Haryo W. 27 16 15 16 3 77 Tuntas

7 Farras Alda H. 23 17 12 17 8 77 Tuntas

8 Fath Anissa H. 25 17 10 16 6 74 Tuntas

9 Febrian Bagus K. 0 0 0 0 0 0 Tidak Tuntas

10 Febriana C 23 16 10 16 5 70 Tuntas

11 Futria Ayu W. 22 15 8 16 5 66 Tidak Tuntas

12 Igga Swastika 0 0 0 0 0 0 Tidak Tuntas

13 Kusuma Asmara D. 20 15 15 13 5 68 Tidak Tuntas

14 Lia Tarzuqia R. 0 0 0 0 0 0 Tidak Tuntas

15 Maria Andya T. 26 17 16 17 8 84 Tuntas

16 Nabela Yeni S. 27 17 15 15 3 77 Tuntas

17 Petra Eka H. 0 0 0 0 0 0 Tidak Tuntas

18 Pradipta Angga S 25 16 16 16 4 77 Tuntas

19 Prahasdika Dhimas Y. 0 0 0 0 0 0 Tidak Tuntas

20 Primadinar Sekar R. 25 17 17 16 6 81 Tuntas

21 Ragil Kurniawan 24 16 16 17 5 78 Tuntas

Page 87: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

22 Rahmadhani Osa I. 20 15 15 15 5 70 Tuntas

23 Retnaningtyas Diah P. 25 16 10 18 8 77 Tuntas

24 Roro Hanaliesia 25 18 16 17 4 80 Tuntas

25 Seline C 25 16 15 16 6 78 Tuntas

26 Selvi Windiastuti 25 17 10 16 8 76 Tuntas

27 Shevi Prima E. 25 18 14 16 8 81 Tuntas

28 Tafsiroh 0 0 0 0 0 0 Tidak Tuntas

29 Tessa C. 27 17 15 17 6 82 Tuntas

30 Tiara Utari 25 17 16 16 6 80 Tuntas

31 Venda Vista T. 25 17 16 16 4 78 Tuntas

32 Vivian Rheza AF. 28 16 16 17 5 82 Tuntas

33 Wening Indriyati 25 17 15 16 7 80 Tuntas

34 Wesly Valentino 20 10 14 13 2 59 Tidak Tuntas

Total 682 454 393 447 159 2135

Rata-rata 20,1 13,4 11,6 13,2 4,7 62,79

d. Analisis dan Refleksi

Siklus II merupakan upaya perbaikan atas kekurangan yang terdapat pada

siklus I. Pada siklus II ini, guru dan peneliti berusaha meminimalisasi

kekurangan dan mengoptimalkan pembelajaran. Berkaitan dengan hasil

observasi pada siklus II, berikut ini adalah analisis dan refleksi yang dilakukan

peneliti dan guru.

1) Keaktifan siswa dari keseluruhan aktivitas pembelajaran menulis narasi

mengalami peningkatan, yaitu sebesar 7 poin dari 59% menjadi 85%.

Artinya, jumlah siswa yang aktif dalam siklus ini bertambah 5 siswa dari 17

siswa yang aktif pada siklus I. Siswa mulai tampak aktif dalam memberikan

respon terhadap apersepsi yang diberikan guru, memperhatikan materi yang

dijelaskan guru, mencari pasangan kartu yang berisi kerangka karangan,

melakukan diskusi, serta menulis dan mengembangkannya ke dalam bentuk

karangan narasi utuh.

2) Meningkatnya kemampuan siswa mengembangkan kerangka karanga yang

terdapat di dalam kartu ke dalam tulisan narasi. Pengembangan ide dalam

bentuk karangan sudah berkembang dan lebih dari informasi yang terdapat di

dalam kartu kerangka. Kemampuan siswa dalam mengembangkan kerangka

karangan menjadi karangan narasi utuh mulai tampak baik. Hal tersebut dapat

dilihat dari berkurangnya kesalahan bahasa tulis dalam karangan narasi siswa.

Pengorganisasian kata dan kalimat dalam tulisan siswa sudah membaik.

Page 88: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Penggunaan kalimat tidak lengkap atau tanpa subjek mulai berkurang. Selain

itu, kesalahan penulisan pada pemakaian huruf besar, penggunaan tanda baca

mampu teratasi, walaupun belum benar semua. Jumlah siswa yang mau

mengerjakan tugas juga meningkat, terbukti pada siklus II ini hanya terdapat

6 siswa yang tidak mengumpulkan tugas. Meskipun terlihat agak setengah

hati, sebagian siswa tetap mengumpulkan karangan. Saat peneliti

menanyakan penyebab hal tersebut, mereka berargumen bahwa mereka tidak

mau dipolesi bedak bayi full body seperti pada pertemuan sebelumnya.

3) Siswa yang berhasil mencapai batas minimal ketuntasan hasil belajar atau

memperoleh nilai 70 ke atas mengalami peningkatan. Peningkatan yang

terjadi pada siklus II ini cukup signifikan, yakni sebesar 12 poin dari 51%

menjadi 63%. Artinya, jumlah siswa yang mencapai batas minimal

ketuntasan hasil belajar dalam siklus ini bertambah 10 siswa dari 15 siswa

yang telah berhasil mencapai batas minimal ketuntasan hasil belajar pada

siklus I. Identifikasi ketercapaian nilai ini tampak dari berkurangnya

kesalahan bahasa tulis yang terdapat pada karangan narasi siswa. Siswa telah

mampu mengembangkan isi/substansi tulisan yang sesuai dengan informasi

pada kartu kerangka karangan. Selain itu, pengorganisasian tulisan sudah

tepat. Mereka menuliskan kosakata dengan benar serta berkurangnya

penggunaan kata tidak lengkap, walaupun terdapat siswa yang menulis

kalimat tanpa subjek. Segala kelemahan dan kekurangan pada siklus I dapat

diatasi dengan melakukan penulisan ulang karangan narasi siswa pada siklus

II ini. Akhirnya pada siklus II kemampuan siswa dalam menulis narasi

mengalami peningkatan.

4) Keterampilan guru dalam mengelola kelas meningkat. Guru mampu

mengaktifkan siswa dengan tanya jawab dan menerapkan teknik

pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya, sehingga siswa tidak merasa

jenuh dan memacu mereka aktif dalam proses pembelajaran. Pada siklus II

perhatian guru telah menyeluruh ke semua siswa. Guru mencoba

mengaktifkan siswa yang berada di bangku belakang dengan berjalan keliling

ke seluruh kelas dan berusaha mendekati siswa yang berada di belakang

Page 89: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

tersebut. Selain itu, guru juga mulai tegas dalam menindak siswa yang malas

dan acuh.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, proses pembelajaran

menulis narasi dengan teknik Make a Match pada siklus II dikatakan berhasil

walaupun hasilnya belum maksimal. Pelaksanaan tindakan pada siklus ini berjalan

dengan lancar. Siswa merespons pembelajaran yang diberikan guru dengan

semangat dan antusias. Peningkatan terjadi bukan hanya pada proses

pembelajaran saja melainkan juga pada kemampuan siswa dalam menghasilkan

tulisan narasi. Segala kekurangan yang terjadi pada siklus I dapat teratasi di siklus

II. Kendati demikian, penelitian siklus II masih tetap memiliki kekurangan atau

kelemahan. Kekurangan yang ditemui dalam proses pembelajaran pada siklus II

ini adalah pada sikap siswa yang terkadang masih suka beraktivitas sendiri

ataupun bercanda saat diminta menulis narasi. Oleh sebab itu, peneliti dan guru

perlu meningkatkan interaksi yang baik antara guru dan siswa. Dari segi

kemampuan siswa menulis narasi, masih terdapat 9 siswa yang belum mencapai

nilai batas minimal ketuntasan hasil belajar. Beberapa siswa masih mengabaikan

penulisan huruf besar dan tanda baca yang tepat, serta penggunaan bahasa.

Dengan adanya kondisi yang demikian, maka peneliti merasa perlu melaksanakan

siklus III sebagai perbaikan dari pembelajaran menulis narasi pada siklus II.

3. Siklus III

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi siklus II, peneliti merasa perlu

melaksanakan siklus III untuk memperbaiki kekurangan pada siklus II. Peneliti

dan guru berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran menulis narasi dengan

memperbaiki segala kekurangan atau kelemahan yang terdapat pada siklus I dan

siklus II. Hasil pembelajaran yang diperoleh pada siklus I dan siklus II digunakan

sebagai acuan agar hasil pembelajaran di siklus III bisa meningkat dengan baik.

Pada siklus III, materi pelajaran masih mengenai menulis narasi faktual biografi

tokoh. Pembelajaran pada siklus III mengangkat tema ”selebriti”. Guru mencari

referensi biografi artis/selebriti dari internet, kemudian disajikan menjadi

kerangka karangan dalam kartu kerangka. Awal bulan Desember 2010, UT

Page 90: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

menggunakan lokasi SMA Negeri 3 Salatiga untuk ujian sehingga pelaksanaan

siklus III dipadatkan menjadi satu kali pertemuan atau 2 X 45 menit.

a. Perencanaan Tindakan

Peneliti dan guru merancang skenario pembelajaran pada tahap

perencanaan tindakan. Skenario pembelajaran yang disepakati oleh peneliti

dan guru yakni:

1) guru membuka pelajaran dengan mengulas materi pembelajaran yang telah

disampaikan pada pertemuan sebelumnya tentang bentuk karangan narasi,

khususnya biografi tokoh;

2) guru memberikan apersepsi dengan menggali pengetahuan siswa

mengenai ”artis/selebriti yang disukai oleh siswa”;

3) guru memberikan penghargaan kepada lima siswa yang memperoleh nilai

terbaik pada siklus II;

4) guru membandingkan pekerjaan siswa yang kurang baik dan baik dengan

menjelaskan letak kesalahan masing-masing karangan siswa;

5) guru membagikan kartu yang berisi kerangka karangan kepada setiap

siswa kemudian siswa diminta mencari pasangan kartu;

6) siswa diminta mendiskusikan dengan satu kelompok tentang isi dari

gabungan kartu, kemudian siswa diminta mengembangkan kerangka

menjadi sebuah teks naratif faktual berbentuk biografi;

7) siswa dipersilakan mengembangkan informasi yang terdapat di dalam

kerangka dengan mencari informasi lain dari berbagai sumber;

8) siswa diminta menyunting hasil karangan sendiri atas bimbingan guru

kemudian memperbaiki karangannya;

9) guru meminta siswa mengumpulkan tulisan;

10) guru membagikan pekerjaan siswa secara tukar silang kemudian meminta

siswa mengoreksi atas bimbingan guru dengan memberi lingkaran atau

coretan pada setiap kesalahan;

11) guru membagikan bedak bayi kepada setiap siswa dan meminta siswa

memberikan hukuman kepada siswa pemilik karangan dengan

menaburkan bedak bayi;

Page 91: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

12) guru melakukan refleksi dengan bertanya jawab mengenai hal yang perlu

diperhatikan dalam menulis narasi kemudian menutup pelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam satu kali pertemuan.

Siklus III dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 November 2010 selama dua jam

pelajaran yaitu pukul 11.00-12.30 WIB. Dalam pelaksanaan tindakan III, guru

masih bertindak sebagai penyampai materi pada pembelajaran menulis narasi di

dalam kelas, sedangkan peneliti melakukan observasi proses pembelajaran.

Peneliti bertindak sebagai pengamat yang berada di bangku paling belakang

ruang kelas sebagai pengamat jalannya pembelajaran.

Pelaksanaan siklus III berada di ruang kelas XI Bahasa tanpa

menggunakan LCD. Urutan pelaksanaan tindakan III yang dilakukan di dalam

kelas yakni:

1) guru membuka pelajaran dengan mengulas materi pembelajaran yang

telah disampaikan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya mengenai

bentuk karangan narasi. Pada pertemuan ini, guru mengulas penulisan

biografi tokoh, karakteristik dari setiap bentuk karangan narasi serta

kriteria karangan yang baik;

2) guru memberikan apersepsi dengan menggali pengetahuan siswa

mengenai ”artis/selebriti yang disukai oleh siswa”. Guru bertanya jawab

tentang artis yang disukai oleh siswa, sebagian siswa menjawab Irfan

Bachdim, Reza Herlambang, Rianti catwright, dan lain-lain. Pada sesi

tanya jawab guru terlihat sudah mampu mengkondisikan siswa sehingga

tidak terlalu ramai dan terkontrol dengan baik;

3) guru memberikan penghargaan kepada lima siswa yang memperoleh nilai

terbaik pada siklus II, yakni Maria Andya T., Primadinar Sekar R., Shevi

Prima E., Tessa Cuantryanti dan Vivian Rheza;

4) guru membandingkan pekerjaan siswa dengan menjelaskan letak

kesalahan masing-masing karangan siswa. Guru membandingkan

karangan milik Wesly Valentino dan Maria Andya. Wesly memperoleh

nilai kurang karena tulisan milik Wesly terlalu singkat, kurang

Page 92: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

memperhatikan penggunaan tanda baca (huruf besar dan huruf kecil),

serta penggunaan bahasa yang terlalu banyak memakai kalimat tak

lengkap. Sebaliknya, karangan milik Maria rapi, memperhatikan huruf

besar dan kecil, bahasa yang digunakan baik serta Maria mampu

mengembangkan kerangka karangan dengan baik;

5) guru membagikan kartu yang berisi kerangka karangan kepada setiap

siswa kemudian siswa diminta mencari pasangan kartu tersebut. Pada

pelaksanaan siklus III ini, siswa cukup tertib saat mencari pasangan kartu,

bahkan siswa langsung mendiskusikan dan mengerjakan;

6) siswa diminta mendiskusikan dengan teman satu kelompok isi gabungan

kartu, kemudian siswa diminta mengembangkan kerangka tersebut

menjadi sebuah teks naratif faktual berbentuk biografi. Guru

mengingatkan siswa bahwa waktu yang dimiliki oleh siswa hanya 40

menit. Selain itu, siswa dipersilakan mengembangkan informasi yang

terdapat di dalam kerangka dengan mencari informasi lain dari internet.

Setiap siswa terlihat sibuk menulis narasi sambil mencari informasi dari

internet dengan menggunakan telepon genggam maupunpun laptop;

7) siswa diminta menyunting hasil karangan sendiri atas bimbingan guru.

Sejak awal menulis, siswa terlihat sudah cukup berhati-hati dalam

menulis, sehingga memudahkan mereka dalam memperbaiki tulisan.

Beberapa siswa bahkan membuat draf terlebih dahulu, kemudian

menyalin karangan tersebut;

8) guru meminta siswa mengumpulkan tulisan narasi;

9) guru membagikan tulisan siswa secara tukar silang kemudian meminta

siswa mengoreksi atas bimbingan guru dengan memberi lingkaran atau

coretan pada setiap kesalahan;

10) guru membagikan bedak bayi kepada setiap siswa dan meminta siswa

memberikan hukuman kepada pemilik karangan dengan menaburkan

bedak bayi. Pada siklus III ini, terlihat tidak terdapat satupun siswa yang

dipoles bedak bayi full body karena seluruh siswa mengerjakan dengan

baik. Berdasarkan hasil observasi, peneliti melihat bahwa kesalahan yang

Page 93: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

dibuat siswa dalam menulis narasi semakin berkurang. Hal ini diindikatori

oleh sedikitnya polesan yang terdapat pada wajah siswa;

11) guru melakukan refleksi dan menutup pelajaran. Selain itu, guru juga

memuji adanya peningkatan yang dialami oleh siswa selama tiga kali

mengikuti pembelajaran menulis narasi faktual berbentuk biografi.

c. Observasi dan Interpretasi

Hasil observasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan ketiga

pada siklus III ini dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut.

1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebanyak 87 % atau sekitar

27 siswa, sedangkan 13 % lainnya menjawab jika mereka ditanya. Hal ini

disebabkan karena setiap siswa memiliki pendapat yang berbeda

mengenai artis kesukaan dan guru tidak dapat menampung aspirasi

seluruh siswa karena keterbatasan waktu.

2) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar-mengajar (KBM) berlangsung

sebanyak 81 %, sedangkan 19 % lainnya kurang memperhatikan

penjelasan dari guru. Peningkatan ini disebabkan oleh materi yang sudah

diulang beberapa kali. Selain itu, 19 % siswa yang kurang aktif

beranggapan bahwa materi tersebut terlalu sering sehingga justu

membosankan.

3) Siswa yang antusias mencari pasangan kartu dan aktif mendiskusikannya

sebanyak 100 %. Siswa juga lebih terkontrol pada tahapan ini.

4) Pada saat mengoreksi hasil karangan bersama, 95% siswa aktif

mengoreksi dan memberikan hukuman kepada siswa yang lain,

sedangkan 5 % siswa kurang serius dalam mengoreksi karangan.

5) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa, 91 % (31 dari 34) siswa sudah mampu

menulis narasi dengan perolehan nilai lebih dari 70, sedangkan 9 % (3

siswa) masih memperoleh nilai menulis narasi di bawah 70. Penilaian ini

didasarkan pada hasil karangan narasi siswa.

Hasil karangan narasi siswa tersaji dalam tabel 5 di bawah ini.

Page 94: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Tabel 5. Nilai Menulis Narasi Siswa pada Siklus III

No

Nama Siswa

Aspek penulisan yang dinilai

Nilai

Ket. I II III IV V

(Isi) (Organisasi) (Peng. Bhs) (Kosakata) (Mekanik)

1 Ahimsa Eka A. 25 16 18 15 6 80 Tuntas

2 Chitra Kusuma D. 27 17 15 16 6 81 Tuntas

3 Dilla Agusta V. 20 18 18 16 9 81 Tuntas

4 Dwi Sri Lestari 28 18 17 18 9 90 Tuntas

5 Erni Supriyanti 29 18 18 18 8 91 Tuntas

6 Faizal Haryo W. 28 18 16 17 7 86 Tuntas

7 Farras Alda H. 23 17 15 16 7 78 Tuntas

8 Fath Anissa H. 21 17 17 18 10 83 Tuntas

9 Febrian Bagus K. 25 18 17 19 10 89 Tuntas

10 Febriana C 28 17 17 18 8 88 Tuntas

11 Futria Ayu W. 24 15 10 16 9 74 Tuntas

12 Igga Swastika 23 17 16 18 9 83 Tuntas

13 Kusuma Asmara D. 20 5 17 17 5 64 Tidak Tuntas

14 Lia Tarzuqia R. 24 18 16 17 6 81 Tuntas

15 Maria Andya T. 30 19 18 19 10 96 Tuntas

16 Nabela Yeni S. 24 18 15 17 5 79 Tuntas

17 Petra Eka H. 22 18 18 19 6 83 Tuntas

18 Pradipta Angga S 20 14 18 15 7 74 Tuntas

19 Prahasdika Dhimas Y. 18 14 16 13 6 67 Tidak Tuntas

20 Primadinar Sekar R. 27 17 16 19 9 88 Tuntas

21 Ragil Kurniawan 24 17 17 16 9 83 Tuntas

22 Rahmadhani Osa I. 0 0 0 0 0 0 Tidak Tuntas

23 Retnaningtyas Diah P. 30 18 18 19 9 94 Tuntas

24 Roro Hanaliesia 22 17 17 17 7 80 Tuntas

25 Seline C 23 18 17 17 10 85 Tuntas

26 Selvi Windiastuti 27 18 11 18 10 84 Tuntas

27 Shevi Prima E. 24 18 19 18 8 87 Tuntas

28 Tafsiroh 26 17 15 16 8 82 Tuntas

29 Tessa C. 26 18 10 15 8 77 Tuntas

30 Tiara Utari 22 18 17 17 7 81 Tuntas

31 Venda Vista T. 23 18 17 17 8 83 Tuntas

32 Vivian Rheza AF. 28 18 16 17 7 86 Tuntas

33 Wening Indriyati 30 18 18 18 7 91 Tuntas

34 Wesly Valentino 24 18 16 17 4 79 Tuntas

Total 815 560 536 563 254 2728

Rata-rata 23,97 16,474 15,76 16,56 7,47 80,24

d. Analisis dan Refleksi

Peneliti dan guru melakukan analisis dan refleksi bersama dengan hasil

sebagai berikut.

a. Keaktifan siswa dari keseluruhan aktivitas pembelajaran menulis narasi

mengalami peningkatan, yaitu sebesar 9 poin dari 85% menjadi 94%.

Artinya, jumlah siswa yang aktif dalam siklus ini bertambah 11 siswa dari

20 siswa yang aktif pada pertemuan sebelumnya pada siklus II. Aktivitas

siswa yang menjadi indikator keaktifan telah dilakukan sebagian besar

siswa. Hampir semua siswa aktif memberikan respons terhadap apersepsi

Page 95: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

yang diberikan guru, memperhatikan materi yang dijelaskan guru, mencari

pasangan kartu, melakukan diskusi, serta aktif mengembangkan kerangka

karangan ke dalam bentuk karangan narasi yang utuh.

Pada siklus III ini, terdapat tiga siswa yang tidak mengikuti pembelajaran

karena izin. Akan tetapi, dua siswa mengumpulkan tugas di lain hari. Hal

ini menunjukkan adanya peningkatan semangat siswa dalam mengerjakan

tugas menulis narasi. Sistem eksekusi dalam teknik Make a Match mampu

menyemangati siswa dalam menulis narasi dengan baik dan runtut.

b. Adanya peningkatan kemampuan siswa dalam mengembangkan ide tulisan

narasi meskipun tulisan yang dihasilkan belum sempurna. Kerangka

karangan yang diberikan oleh guru telah mampu ditulis dan dikembangkan

oleh siswa secara runtut. Kesalahan penulisan huruf besar dan tanda baca

yang terjadi pada siklus II telah mampu diminimalisasikan walaupun

belum benar seluruhnya. Pengorganisasian tulisan bisa dipahami oleh

pembaca. Penggunaan bahasa dalam tulisan sudah cukup baik, siswa

mampu menggunakan kalimat lengkap dengan baik. Peningkatan yang

terjadi pada siklus III ini cukup signifikan pada setiap aspek penulisan

karangan. Artinya, jumlah siswa yang mampu mengembangkan ide,

mengorganisasikan tulisan, penggunaan bahasa yang baik, kosakata dan

ejaan yang tepat ke dalam tulisan narasi dengan baik dalam siklus ini

bertambah dari siklus sebelumnya. Terbukti, skor dalam tiap aspek

penulisan karangan narasi mengalami peningkatan meskipun tulisan yang

dihasilkan belum sepenuhnya sempurna. Pada siklus ini, masing-masing

skor siswa meningkat.

Batas minimal ketuntasan hasil belajar pada siklus III ini telah berhasil

dicapai oleh siswa, walaupun masih terdapat 3 siswa yang belum mencapai nilai

minimal batas ketuntasan 70. Siswa yang telah berhasil mencapai nilai 70 ke atas

mengalami peningkatan, yakni sebesar 18 poin dari 73,5% menjadi 91%. Artinya,

jumlah siswa yang mencapai batas minimal ketuntasan hasil belajar dalam siklus

ini bertambah 6 siswa dari 25 siswa yang telah berhasil mencapai batas minimal

ketuntasan hasil belajar pada pertemuan sebelumnya dalam siklus II. Hal tersebut

Page 96: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

tampak dari keruntutan mereka dalam menceritakan tokoh dalam bentuk biografi,

organisasi tulisan yang baik serta penggunaan bahasa yang baik. Beberapa

kesalahan yang masih dijumpai pada hasil karangan siswa berupa aspek

penggunaan bahasa. Siswa masih menggunakan kalimat tidak lengkap. Akan

tetapi, kesalahan tersebut hanya dilakukan oleh sebagian kecil siswa. Segala

kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus II pada aspek ini dapat diatasi

dengan tahap pengeditan yang dilakukan siswa setiap mereka selesai menulis

karangan narasi sebelum pada akhirnya dikumpulkan pada guru.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, peneliti dan guru

menyatakan bahwa tindakan III berhasil meningkatkan kualitas proses dan hasil

menulis narasi siswa. Peningkatan terjadi pada beberapa indikator dibandingkan

siklus sebelumnya. Siswa telah berhasil mencapai nilai batas minimal ketuntasan

belajar, walaupun masih terdapat tiga siswa yang belum mampu meraih nilai batas

ketuntasan. Mengingat capaian pada siklus III ini telah sesuai dengan indikator

yang dirumuskan, maka peneliti mengakhiri penelitian. Adapun hasil pelaksanaan

tindakan pada siklus I hingga III di atas dapat dibuat rekapitulasi seperti pada

tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6. Rekapitulasi Ketercapaian Indikator Penelitian Siklus I, II, dan III

No. Indikator Persentase yang Dicapai

Siklus I Siklus II Siklus III

1. Tulisan sesuai dengan tema atau

ketentuan yang diberikan oleh guru 53% 67% 80%

2. Mampu mengorganisasikan tulisan /

karangan dengan baik, kerapian tulisan 55% 67% 82%

3. Tulisan menggunakan bahasa struktur

kalimat yang baik dan benar 55% 66% 79%

4. Mampu menggunakan kosakata yang

sesuai 55% 58% 83%

5. Ejaan yang baik dan benar 30% 47% 75%

6. Siswa bersemangat dan aktif dalam

pembelajaran menulis narasi 72% 85% 97%

7. Ketuntasan hasil belajar menulis narasi 44,12% 73,53% 91%

Page 97: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Berdasarkan rekapitulasi di atas, dapat dinyatakan bahwa perbandingan

prosentase yang dicapai pada siklus I, II, dan III menunjukkan adanya

peningkatan pada ketiga indikator yang ditetapkan. Peningkatan yang signifikan

terjadi pada indikator 7, yaitu ketuntasan menulis narasi siswa sebesar 29,41 %

dari siklus I ke siklus II, serta peningkatan 18% dari siklus II ke siklus III. Secara

umum dapat dinyatakan bahwa peningkatan ketiga indikator dari siklus II ke III

lebih tinggi dibandingkan dari siklus I ke II. Secara keseluruhan terdapat

peningkatan persentase pada semua indikator dari satu siklus ke siklus berikutnya.

Banyaknya siswa yang belum mencapai batas minimal ketuntasan hasil

belajar menulis narasi pada siklus I disebabkan banyaknya kesalahan yang dibuat

siswa seperti organisasi isi yang kurang tepat, penggunaan bahasa yang

didominasi oleh kalimat tidak lengkap, serta ejaan seperti penggunaan tanda baca

yang salah. Selain itu, tema tugas menulis pada siklus ini mengenai pahlawan,

tema ini dianggap cukup berat oleh sebagian siswa sehingga dalam menuangkan

ide, mereka terlalu terpaku pada kartu kerangka. Mereka menjadi malas

mengerjakan tugas menulis. Selain itu, siswa masih beranggapan bahwa siklus I

sama dengan pembelajaran menulis sebelum-sebelumnya, sehingga terdapat

sepuluh siswa yang tidak mengerjakan tugas menulis.

Lain halnya dengan kondisi pada siklus II yang menunjukkan bahwa

sebagian siswa mampu mencapai batas minimal ketuntasan hasil belajar menulis

narasi. Sebagaimana diuraikan di depan, tema tugas menulis pada siklus ini adalah

”Guru Kesayanganku”. Tema tersebut memicu semangat siswa mengembangkan

tulisan. Selain itu, siswa juga dilibatkan mencari profil guru kesayangan mereka

sebelum pembelajaran berlangsung, sehingga siswa mempunyai modal informasi

dalam mengembangkan kerangka karangan. Di sisi lain, siswa yang tidak

mengerjakan tugas menulis narasi pada siklus I mendapat hukuman ditaburi bedak

bayi full body, sehingga mereka berusaha mengerjakan pada siklus II agar tidak

mendapat hukuman. Selain itu, guru telah memberikan banyak penjelasan

mengenai penulisan huruf besar dan tanda baca yang benar sehingga siswa

mengetahui letak kesalahan penulisan huruf besar dan tanda baca yang telah

mereka lakukan.

Page 98: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Kondisi yang sama terjadi pada siklus III, yakni mayoritas siswa telah

mencapai batas minimal ketuntasan hasil belajar menulis narasi. Ketuntasan

dalam menulis narasi tersebut dilatarbelakangi oleh pengalaman siswa atas

kesalahan yang telah mereka alami sebelumnya. Kesalahan yang dilakukan siswa

berkurang pada siklus III. Dari 29 siswa, terdapat 3 siswa yang belum mencapai

batas minimal ketuntasan hasil belajar menulis narasi. Pada siklus III ini, terdapat

tiga siswa yang tidak mengikuti pembelajaran karena izin. Akan tetapi, dua siswa

mengumpulkan tugas di lain hari. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan

semangat siswa dalam mengerjakan tugas menulis narasi.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, deskripsi hasil pengamatan tindakan,

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, dan paparan hasil penelitian, berikut

ini peneliti mengemukakan pembahasan hasil penelitian yang meliputi

peningkatan kualitas proses dan kualitas hasil menulis narasi dengan teknik Make

a Match pada siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga tahun ajaran

2010/2011. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap

siklus terdiri atas empat tahap. Tahap penelitian tersebut terdiri atas: (1) tahap

perencanaan tindakan; (2) tahap pelaksanaan tindakan; (3) tahap observasi

tindakan atau pengamatan; serta (4) tahap analisis dan refleksi.

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan survei awal terlebih

dahulu guna mengetahui kondisi yang terjadi di lapangan, yaitu di SMA Negeri 3

Salatiga. Berdasarkan hasil survei awal, peneliti menemukan bahwa kemampuan

menulis narasi siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga dapat dikatakan

rendah apabila dibandingkan dengan nilai keterampilan berbahasa dan bersastra

Indonesia lainnya (menyimak, berbicara, dan membaca). Oleh sebab itu, peneliti

berkolaborasi dengan guru kelas yang bersangkutan guna mencari solusi

mengatasi masalah tersebut. Setelah peneliti dan guru mengadakan diskusi,

akhirnya kedua belah pihak sepakat mengatasi masalah tersebut dengan teknik

Make a Match dalam proses pembelajaran menulis narasi di kelas XI Bahasa

SMA Negeri 3 Salatiga.

Page 99: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Peneliti dan guru selanjutnya menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) siklus I. Siklus pertama merupakan tindakan awal

memperbaiki pembelajaran menulis narasi dengan teknik Make a Match. Hasil

pengamatan proses pembelajaran menulis narasi siklus I menunjukkan bahwa

dalam pelaksanaan siklus I masih memiliki kelemahan atau kekurangan.

Kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada siklus I tersebut berasal dari guru

dan siswa. Posisi guru yang lebih banyak berada di depan kelas mengakibatkan

perhatian kepada siswa tidak menyeluruh. Guru kurang berinteraksi dengan siswa

dan tidak maksimal dalam memonitor kondisi siswa yang duduk di belakang dan

di samping. Pada siklus I, guru belum mampu mengelola kelas dengan baik.

Selain itu, guru masih kurang menguasai teknik Make a Match, sehingga beberapa

kali guru justru bertanya kepada peneliti.

Di sisi lain, pada siklus I siswa masih kurang termotivasi dalam mengikuti

proses pembelajaran menulis narasi sehingga antusiasme dan minat belajar siswa

masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari aktivitas siswa yang belum

sepenuhnya aktif pada saat berlangsungnya proses pembelajaran menulis narasi.

Pada umumnya siswa mengabaikan materi. Mereka lebih banyak bercanda atau

melakukan aktivitas lain. Selain itu, hasil tulisan mereka masih terpaku pada

kerangka karangan yang diberikan guru dalam kartu kerangka. Hasil tulisan siswa

masih memiliki banyak kesalahan, khususnya dalam hal ejaan dan penggunaan

bahasa. Kesalahan penggunaan bahasa yang dilakukankan siswa yakni

penggunaan kalimat tidak lengkap. Hasil tulisan mereka masih banyak yang

belum mencapai batas minimal ketuntasan hasil belajar. Hal ini disebabkan siswa

masih belum terbiasa menerapkan kaidah-kaidah kebahasaan dalam menulis.

Kelemahan atau kekurangan tersebut dapat dimaklumi karena siklus yang

dilakukan merupakan siklus pertama dalam penelitian ini.

Siklus II dilaksanakan guna mengatasi kelemahan atau kekurangan yang

terjadi pada siklus I. Setelah peneliti berdiskusi dengan guru, akhirnya diperoleh

kesepakatan solusi yang dilakukan guru sebagai bahan perbaikan dari siklus I.

Solusi tersebut berupa perubahan posisi guru pada saat mengajar. Posisi guru yang

awalnya lebih banyak berada di depan kelas hendaknya diubah berkeliling kelas

Page 100: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

agar perhatian guru kepada siswa dapat menyeluruh. Selain itu, guru hendaknya

bersikap lebih tegas terhadap siswa, khususnya siswa yang malas dalam

mengerjakan tugas menulis. Selain itu, pada pertemuan sebelumnya guru

memberikan tugas terlebih dahulu kepada siswa agar mereka mencari materi yang

akan dipakai pada siklus II, sehingga pada siklus II tulisan siswa lebih

berkembang. Guru harus memberikan contoh yang lebih konkret mengenai

kesalahan berbahasa. Pemberian contoh tersebut bisa dengan membandingkan

antara pekerjaan siswa yang baik dan yang memperoleh nilai kurang.

Hasil pelaksanaan siklus II menunjukkan adanya peningkatan keaktifan

dan kemampuan menulis narasi siswa jika dibandingkan dengan siklus I. Pada

siklus I, jumlah siswa yang telah mencapai batas minimal ketuntasan hasil belajar

sebanyak 15 siswa, sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan signifikan

sebanyak 25 siswa. Kendati demikian, masih terdapat beberapa kelemahan atau

kekurangan. Kelemahan atau kekurangan tersebut adalah pada saat mengarang,

siswa mengabaikan pemakaian huruf besar dan tanda baca yang diajarkan guru

serta masih banyaknya siswa yang menggunakan kalimat tidak lengkap. Selain

itu, pada siklus II siswa yang lulus belum mencapai 75%. Berdasarkan

pertimbangan tersebut, peneliti merasa perlu melaksanakan siklus III guna

memperbaiki kelemahan atau kekurangan yang terjadi dalam pembelajaran

menulis narasi siklus II.

Siklus III dilaksanakan untuk mengatasi kelemahan atau kekurangan siklus

II. Upaya meningkatkan kualitas tindakan siklus III yakni guru dan peneliti

mempersiapkan solusi mengatasi berbagai kelemahan atau kekurangan yang

terjadi pada siklus sebelumnya. Siklus III merupakan siklus terakhir dalam

penelitian ini. Pada siklus ini guru dan peneliti berupaya memperkecil segala

kelemahan atau kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran

menulis narasi. Pelaksanaan siklus terakhir dengan teknik Make a Match

merupakan siklus yang menguatkan hasil siklus I dan siklus II. Penerapan teknik

Make a Match dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan menulis narasi

siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga. Kartu kerangka karangan yang

digunakan sebagai sarana pendukung dalam menerapkan teknik Make a Match

Page 101: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

dari siklus ke siklus dipersiapkan sebaik mungkin. Oleh karena itu, pada siklus III

diperoleh hasil yang cukup memuaskan walaupun terdapat beberapa siswa yang

belum berhasil mencapai batas ketuntasan hasil belajar. Dalam hal ini, dapat

dikatakan hampir semua siswa berhasil mencapai batas minimal ketuntasan hasil

belajar menulis narasi. Jumlah siswa tersebut adalah 31 orang atau 91%.

Berdasarkan tindakan yang telah disebutkan di atas, guru dikatakan telah

berhasil melaksanakan pembelajaran menulis narasi dengan teknik Make a Match.

Tindakan tersebut mampu membantu siswa dalam memunculkan ide sehingga

mampu mengembangkan kerangka yang diberikan oleh guru dalam bentuk

karangan narasi utuh dengan alur pemikiran yang runtut dan logis. Tindakan yang

dilakukan tersebut mampu menjadikan siswa aktif selama proses pembelajaran

sehingga kualitas hasil tulisan narasi mereka juga meningkat. Selain itu, siswa

juga menjadi antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis. Bentuk antusiasme

dan minat tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang aktif memberikan

respons terhadap apersepsi yang diberikan guru, memperhatikan penjelasan materi

yang diberikan guru, dan keaktifan mereka dalam mencari pasangan kartu serta

mendiskusikan isi kartu tersebut. Hasil pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan

pada setiap siklus menunjukkan bahwa penelitian ini bermanfaat meningkatkan

keterampilan guru mengelola kelas, khususnya dalam pembelajaran menulis

narasi. Guru dapat menggunakan teknik Make a Match sebagai sarana pendukung

meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran menulis narasi. Selain

itu, teknik ini juga mampu meningkatkan kualitas hasil tulisan narasi siswa.

Keberhasilan teknik Make a Match dalam meningkatkan kualitas prosas

dan kualitas hasil siswa dalam pembelajaran menulis narasi dapat pada uraian

indikator berikut.

1. Siswa aktif mengikuti pembelajaran menulis narasi.

Keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis narasi mengalami

peningkatan. Hal ini terlihat dari indikator keaktifan siswa dalam

pembelajaran yang selalu mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.

Tindakan berupa penerapan teknik Make a Match yang dilaksanakan pada

Page 102: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

setiap siklus mampu meningkatkan keaktifan siswa kelas XI Bahasa SMA

Negeri 3 Salatiga selama pembelajaran menulis narasi.

Hasil observasi peneliti menunjukkan keaktifan siswa pada siklus I

mencapai 72%. Pada siklus II, keaktifan siswa meningkat menjadi 85%

artinya siswa yang aktif dalam siklus II berjumlah sekitar 25 dari 28 siswa

yang hadir. Sementara itu, siklus III jika dibandingkan siklus II mengalami

peningkatan dari 85% menjadi 91%. Siswa yang aktif dalam siklus ini

mencapai 29 siswa dari 31 siswa.

Hasil analisis peneliti menunjukkan bahwa tindakan dalam penelitian ini

berhasil meningkatkan keaktifan siswa. Hal ini membuktikan bahwa Make a

Match memiliki peranan penting dalam meningkatkan keaktifan siswa pada

proses belajar mengajar. Peningkatan keaktifan siswa dapat dijabarkan

debagai berikut.

a. Respons siswa meningkat selama kegiatan apersepsi.

Apersepsi merupakan langkah awal yang dilakukan guru untuk

mengaktifkan siswa terkait dengan pokok penting sebelum masuk ke dalam

materi pelajaran. Pada apersepsi ini, guru selalu memberikan pertanyaan

sesuai dengan tema pelajaran yang dipelajari. Respons yang diberikan siswa

terhadap apersepsi yang diberikan guru selalu mengalami peningkatan dari

siklus ke siklus. Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi pada siklus I

sebanyak 13 siswa atau sekitar 48%. Pada siklus II siswa yang aktif selama

pemberian apersepsi sebesar 54% atau sebanyak 15 siswa. Pada siklus III

mengalami peningkatan signifikan menjadi 87% atau sebanyak 27 siswa yang

aktif selama apersepsi.

b. Perhatian siswa meningkatnya ketika guru menjelaskan materi/KBM

Perhatian siswa dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat

penting. Untuk menumbuhkan perhatian tersebut, guru harus merangsang

siswa dengan menerapkan cara-cara yang sudah biasa maupun cara-cara baru

yang digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu cara yang dapat

diterapkan guru adalah melalui berbagai macam teknik meskipun dalam

koridor metode yang sama. Dalam penelitian ini, guru memanfaatkan teknik

Page 103: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Make a Match. Setelah tindakan tersebut dilaksanakan, perhatian siswa dalam

pembelajaran menulis narasi meningkat. Meningkatnya perhatian siswa dalam

pembelajaran juga telah membuktikan bahwa teknik Make a Match mampu

menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Dalam

hal ini, siswa merasa mendapatkan teknik yang berbeda dari biasanya. Kartu

yang berisi kerangka karangan membantu siswa menuangkan gagasan secara

runtut. Siswa yang aktif memperhatikan penjelasan guru saat memberikan

materi pada siklus I sebanyak 16 siswa atau sekitar 59%. Pada siklus II siswa

yang aktif memperhatikan penjelasan guru sebesar 71% atau sebanyak 20

siswa. Pada siklus III mengalami peningkatan menjadi 81% atau sebanyak 25

siswa yang aktif memperhatikan penjelasan guru.

c. Siswa semakin aktif mencari pasangan kartu.

Salah satu bagian penting dalam pembelajaran dengan teknik Make a

Match adalah kartu-kartu. Dalam hal ini, guru membagikan kartu yang berisi

kerangka karangan kepada setiap siswa, kemudian siswa diminta mencari

pasangan kartu tersebut. Oleh karena itu, hendaknya siswa mencari pasangan

kartu dengan baik. Hal ini bertujuan agar siswa mengetahui isi keseluruhan

kerangka yang kemudian dikembangkan menjadi karangan narasi secara utuh.

Terkait dengan kartu kerangka karangan yang dibagikan, peneliti mengamati

bahwa siswa telah menampakkan keaktifan dalam mencari pasangan kartu

pada setiap siklusnya. Pada siklus I, siswa yang aktif mencari pasangan kartu

sebanyak 23 siswa atau sekitar 85%. Pada siklus II sebesar 100% atau

sebanyak 30 siswa dan pada siklus III tetap bertahan 100% atau sebanyak 31

siswa yang aktif mencari pasangan karu yang berisi kerangka karangan.

d. Siswa aktif mendiskusikan gabungan kartu

Siswa melakukan diskusi dalam pelaksanaan pembelajaran dengan

tujuan agar siswa membicarakan kebenaran dan keruntutan isi kerangka

karangan yang terdapat dalam kartu kerangka. Dengan mendengarkan

beragam pendapat, siswa diharapkan berpikir dan saling menggali informasi

mengenai subjek yang dibahas pada karangan mereka.

Page 104: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Peningkatan keaktifan siswa terjadi pada kegiatan diskusi ini.

Keaktifan selama berlangsungnya diskusi ini dapat dilihat dari peningkatan

yang terjadi di setiap siklusnya. Pada siklus I, siswa yang aktif dalam kegiatan

diskusi sebanyak 21 siswa atau sekitar 78%. Pada siklus II meningkat, sebesar

93% atau sebanyak 27 siswa dan pada siklus III menjadi 100% atau sebanyak

31 siswa yang aktif dalam melaksanakan kegiatan diskusi.

e. Siswa semakin baik dalam mengembangkan kerangka karangan menjadi

bentuk karangan narasi secara runtut.

Pengembangan sebuah karangan memerlukan sejumlah data atau

kebenaran peristiwa yang mendukung bahasan yang nantinya akan dituliskan

dalam sebuah karangan. Sejumlah data atau kebenaran peristiwa tersebut

biasanya dituliskan dalam bentuk kerangka karangan. Kerangka karangan

yang telah diberikan oleh guru, selanjutnya dikembangkan dalam bentuk

karangan narasi secara runtut dan logis sesuai dengan informasi mengenai

tokoh yang tersaji di dalam kartu. Kemampuan siswa dalam mengembangkan

kerangka karangan menjadi bentuk karangan narasi utuh mengalami

peningkatan, yakni sebesar 78% atau sebanyak 8 siswa pada siklus I, 89% atau

sebanyak 12 siswa pada siklus II, dan 94% atau sebanyak 16 siswa pada siklus

III.

f. Siswa mengerjakan tugas menulis narasi yang diberikan oleh guru.

Salah satu permasalahan yang terdapat pada kelas XI Bahasa adalah

siswa menyepelekan tugas yang diberikan guru. Dalam penelitian ini, peneliti

berusaha memecahkan masalah tersebut, yakni dengan teknik Make a Match,

guru memberlakukan hukuman kepada siswa yang memiliki nilai kurang dan

siswa yang tidak mengerjakan tugas menulis narasi. Teknik ini terbukti cukup

menggentarkan siswa sehingga kemauan siswa dalam menulis karangan narasi

mengalami peningkatan, yakni sebesar 85% atau sebanyak 23 siswa pada

siklus I, 100% atau sebanyak 30 siswa pada siklus II, dan 100% atau sebanyak

31 siswa pada siklus III.

g. Meningkatnya keterampilan guru dalam mengelola kelas

Page 105: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Kemampuan guru dalam mengelola kelas merupakan salah satu

penentu keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran. Pengelolaan kelas

yang dilakukan guru antara lain berupa tindakan memberikan perhatian

seluruh siswa, memilih pokok bahasan atau tugas yang diberikan kepada

murid, menyajikan materi dengan mengombinasikan metode ceramah dengan

metode lain yang menjadikan siswa tidak jenuh dalam mengikuti

pembelajaran, memanfaatkan teknik pembelajaran lain yang berbeda dari

teknik yang dilakukan sebelumnya, bergerak berkeliling guna mengawasi

kegiatan kelas, memberi penghargaan kepada murid yang kerjanya baik, serta

memotivasi siswa agar aktif dalam proses pembelajaran. Pengelolaan kelas

yang dilakukan guru jauh lebih baik dari yang dilakukan guru sebelumnya

pada saat survei awal.

Kelemahan atau kekurangan guru selama berlangsungnya proses

pembelajaran menulis narasi dengan teknik Make a Match sedikit demi sedikit

dapat diminimalisasi. Guru mampu meningkatkan peran sebagai fasilitator

dalam pembelajaran. Pada awalnya posisi guru saat mengajar hanya berada di

depan kelas. Seiring berjalannya waktu kelemahan yang dilakukan guru

tersebut dapat diperbaiki dengan cara dapat mengubah posisi mengajar dengan

berkeliling ke seluruh kelas. Pada saat itu, guru memberikan kesempatan agar

siswa aktif dalam proses pembelajaran. Di samping itu, perhatian yang

diberikan guru saat siswa mengerjakan tugas bertambah jika dibandingkan

survei awal. Oleh karena itu, siswa termotivasi mengerjakan tugas karena

merasa diperhatikan guru. Setelah tindakan dilakukan di setiap siklus dalam

proses kegiatan belajar mengajar, pembelajaran menjadi menyenangkan dan

dikakatakan inovatif sebab guru menampilkan pembelajaran yang berbeda dari

biasanya. Hal tersebut berimplikasi pada kemampuan menulis narasi siswa.

Peningkatan keaktifan siswa pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar

berikut.

Page 106: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

0

5

10

15

20

25

30

35

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

APERSEPSI

KBM

MENCARI PASANGAN KARTU

MENDISKUSIKAN KARTU

MENGOREKSI DAN MEMBERI HUKUMAN

MENGERJAKAN TUGAS MENULIS

Gambar 4. Perbandingan Peningkatan Keaktifan Siswa

Berdasarkan gambar di atas, pembaca dapat mengetahui bahwa masing-

masing indikator keaktifan siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.

Hal ini menunjukkan bahwa penerapan teknik Make a Match dalam pembelajaran

menulis narasi mampu meningkatkan keaktifan siswa. Siswa lebih termotivasi

dalam mengembangkan tema tulisan karena adanya diskusi kelompok. Selain itu,

teknik ini dapat mengurangi kebosanan siswa selama mengikuti pembelajaran

menulis narasi. Adanya sistem eksekusi dalam teknik ini mampu membuat siswa

takut bermalas-malasan dalam pembelajaran menulis narasi, bahkan pada siklus

III, siswa yang tidak hadir tetap berusaha mengumpulkan karangan narasi.

2. Hasil pembelajaran menulis narasi meningkat

Hasil pembelajaran yang berupa kemampuan siswa dalam menulis

narasi dapat meningkat setelah adanya tindakan berupa penerapan teknik

Make a Match. Kemampuan siswa dalam menulis narasi mengalami

peningkatan dari siklus ke siklus. Tulisan yang dihasilkan siswa mengalami

peningkatan dalam beberapa aspek penulisan, baik dari aspek isi/substansi,

pengorganisasian tulisan, pemanfaatan potensi kata (penggunaan kosakata),

penggunaan kaidah bahasa tulis maupun karakteristik tulisan.

a. Isi/substansi

Isi atau subtansi yang ditulis dalam suatu karangan diperoleh dari ide

atau gagasan. Gagasan atau ide yang ingin disampaikan penulis melalui

tulisannya disebut topik. Gagasan ini dapat berupa pendapat, pengalaman, atau

Page 107: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

pengetahuan yang ada dalam pikiran seseorang (Nurudin, 2007: 5). Dalam hal

ini, siswa mampu menentukan ide tulisan dan mengembangkannya setelah

mencari urutan kartu dan mendiskusikannya dalam kelompok. Selain itu, ide

siswa lebih berkembang jika guru mengaktifkan siswa dalam mencari

informasi mengenai subjek sumber tulisan. Siswa lebih mudah

mengembangkan tulisan jika mereka mempunyai informasi yang dipakai

sebagai bahan untuk disampaikan.

Dengan adanya kartu yang berisi kerangka karangan, siswa menjadi

mudah dalam memunculkan ide karena siswa sudah dibantu dengan kerangka

karangan pada kartu tersebut sehingga mereka dapat mengembangkannya

dalam bentuk karangan narasi utuh dengan baik. Selain itu, siswa diberi

kesempatan untuk memiliki pengalaman khusus mengenai tokoh yang akan

diulas, baik lewat wawancara ataupun menggali informasi lewat internet.

Dengan demikian isi tulisan siswa menjadi berbobot dan berkembang. Aspek

isi/substansi dalam tulisan siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan

yang cukup berarti. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai siswa yang mengalami

peningkatan dari siklus ke siklus. Rerata nilai aspek isi yang diperoleh siswa

pada prasiklus adalah 10. Pada siklus I, rerata nilai aspek isi yang diperoleh

siswa adalah 16. Pada siklus II dan III mengalami peningkatan yakni menjadi

20 dan 24. Pada siklus III bahkan terdapat dua siswa yang memperoleh nilai

30 (sempurna) untuk aspek isi karena mereka mampu mengembangkan

kerangka menjadi tuliasan biografi yang lengkap dan dengan informasi yang

luas.

b. Pengorganisasian Tulisan

Hasil kerja siswa pada setiap siklus menunjukkan bahwa siswa sudah

dapat mengorganisasikan tulisan dengan baik. Hal tersebut menjadikan tulisan

siswa mudah dipahami oleh pembaca walaupun masih terdapat beberapa siswa

yang mengorganisasikan kalimat demi kalimat dalam tulisan mereka dengan

gagasan yang meloncat-loncat dan tidak sistematis.

Peningkatan kemampuan pada aspek ini terlihat pada nilai yang dicapai

oleh siswa. Pada saat pretes, kemampuan siswa dalam mengorganisasikan

Page 108: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

tulisan masih tergolong rendah dengan rerata perolehan 9. Sebagian besar

siswa kurang lancar dalam menuangkan ide dalam tulisan mereka. Selain itu,

penyajian siswa masih kurang sesuai, paragraf yang disusun oleh siswa

sebagian besar tidak berbentuk paragraf, akan tetapi berupa baris-baris kata,

atau bahkan seluruh karangan hanya tersaji dalam satu paragraf saja. Siswa

mengalami peningkatan perolehan rerata nilai aspek organisasi isi pada siklus

I, yakni 11, pada siklus II mengalami peningkatan kembali dengan rerata 13

dan pada siklus III rerata nilai aspek organisasi isi karangan siswa menjadi 16.

c. Penggunaan Bahasa

Setelah adanya tindakan, siswa mampu menggunakan kaidah bahasa

tulis dengan baik jika dibandingkan dengan survei awal. Peneliti dapat

mengatakan demikian sebab kesalahan bahasa tulis yang dilakukan siswa pada

siklus III berkurang. Rerata perolehan nilai aspek penggunaan bahasa siswa

pada prasiklus adalah 5. Pada pertemuan berikutnya dalam siklus yang

berbeda guru selalu memberikan umpan balik atas kesalahan yang ditulis

siswa dalam karangan yang dihasilkan pada pertemuan sebelumnya. Pada

siklus I, rerata perolehan nilai aspek penggunaan bahasa siswa mencapai 11,

pada siklus II meningkat menjadi 12 dan pada siklus III menjadi 16. Pada

setiap pergantian siklus, secara berangsur-angsur siswa menyusun struktur

kalimat sesuai dengan aturan sintaksis yang benar sehingga maksud yang

terkandung dalam tulisan dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.

Kesalahan penggunan bahasa yang dilakukan oleh sebagian besar siswa

adalah penggunaan kalimat tidak lengkap. Beberapa kalimat yang ditulis siswa

merupakan kalimat tidak bersubjek, atau kalimat yang hanya terdiri atas

subjek saja.

d. Kosakata

Pada survei awal, kosakata yang dipakai oleh siswa masih tampak

biasa. Selain itu, pada survei awal materi yang diberikan oleh guru adalah

menulis narasi secara umum. Perolehan rerata nilai aspek kosakata siswa pada

prasiklus adalah 11. Pada tahap tindakan, guru memberikan materi berupa

menulis narasi biografi. Dalam tulisan narasi biografi tokoh yang dibuat oleh

Page 109: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

siswa pada siklus I hingga III, siswa sudah mampu mengembangkan potensi

kosakata. Dari tema pada masing-masing siklus, siswa memperoleh kosakata

baru. Misalnya pada siklus I, siswa memperoleh kosakata baru yang berkaitan

dengan sejarah, karena pada tahap tersebut siswa menulis biografi pahlawan.

Pada siklus I, rerata nilai aspek kosakata siswa 11, kemudian pada siklus II

mengalami peningkatan menjadi 13 dan naik kembali pada siklus III menjadi

17.

e. Ejaan / Mekanik

Pada survei awal, peneliti banyak menemukan kesalahan dalam tulisan

narasi siswa. Hal ini dapat dibuktikan pada rerata nilai aspek mekanik siswa

pada prasiklus, yakni 2. Hal tersebut disebabkan guru yang kurang

menekankan kepada siswa mengenai pentingnya penggunaan ejaan dan tanda

baca yang benar dalam menulis. Setelah diberi penjelasan dan diberi contoh-

contoh tulisan narasi, nilai siswa dalam aspek ini selalu mengalami

peningkatan. Dalam hal ini, penerapan teknik Make a Match memiliki peranan

yang berarti, yakni dapat mendorong siswa untuk menulis dengan baik dan

benar dan memperhatikan ejaan serta tanda baca. Pada siklus I, rerata nilai

aspek mekanik siswa 3, kemudian pada siklus II mengalami peningkatan

menjadi 5 dan naik kembali pada siklus III menjadi 6.

Peningkatan rerata perolehan nilai siswa pada setiap aspek penilaian

hasil menulis narasi siswa dalam penelitian ini tersaji pada gambar berikut.

0

5

10

15

20

25

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

ISI

ORGANISASI ISI

PENGGUNAANBAHASAKOSAKATA

MEKANIK

Gambar 5. Perbandingan Peningkatan Skor Nilai Siswa Pada Setiap Aspek Penilaian

Page 110: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Penerapan teknik Make a Match dalam pembelajaran menulis narasi

mampu meningkatkan kualitas hasil tulisan narasi siswa. Gambar di atas

merupakan bukti bahwa kualitas hasil karangan siswa dalam penelitian ini

senantiasa mengalami peningkatan. Rerata perolehan nilai siswa pada setiap aspek

penilaian senantiasa mengalami peningkatan pada setiap siklus. Dalam penelitian

ini, guru memperbaiki cara mengajar sehingga mampu memberikan pemahaman

yang lebih kepada siswa mengenai tulisan yang baik. Guru menerapkan tahapan

penulisan dalam penelitian ini. Selain itu, guru mengajarkan mengenai profil

penilaian karangan. Kedua hal ini tidak dilaksanakan pada prasiklus. Oleh karena

itu, perubahan cara mengajar mampu meningkatkan kualitas hasil karangan narasi

siswa.

Tabel 11. Nilai Menulis Narasi Siswa Pratindakan dan Pascatindakan

No. Nama Siswa PRASIKLUS SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III KETERANGAN

1 Ahimsa Eka A. 0 62 70 80 Tuntas

2 Chitra Kusuma D. 0 0 80 81 Tuntas

3 Dilla Agusta V. 55 0 72 81 Tuntas

4 Dwi Sri L. 54 80 81 90 Tuntas

5 Erni Supriyanti 0 81 80 91 Tuntas

6 Faizal Haryo W. 59 0 77 86 Tuntas

7 Farras Alda H. 57 71 77 78 Tuntas

8 Fath Anissa H. 60 64 74 83 Tuntas

9 Febrian Bagus K. 0 72 0 89 Tuntas

10 Febriana C 0 74 70 88 Tuntas

11 Futria Ayu W. 55 53 66 74 Tuntas

12 Igga Swastika 0 0 0 83 Tuntas

13 Kusuma Asmara D. 55 0 68 64 Tidak Tuntas

14 Lia Tarzuqia R. 63 73 0 81 Tuntas

15 Maria Andya T. 53 74 84 96 Tuntas

16 Nabela Yeni S. 67 69 77 79 Tuntas

17 Petra Eka H. 0 0 0 83 Tuntas

18 Pradipta Angga S 0 0 77 74 Tuntas

19 Prahasdika Dhimas Y. 58 66 0 67 Tidak Tuntas

20 Primadinar Sekar R. 74 73 81 88 Tuntas

21 Ragil Kurniawan 57 61 78 83 Tuntas

22 Rahmadhani Osa I. 47 76 70 0 Tidak Tuntas

23 Retnaningtyas Diah P. 0 86 77 94 Tuntas

24 Roro Hanaliesia 0 76 80 80 Tuntas

25 Seline C 64 0 78 85 Tuntas

26 Selvi Windiastuti 78 87 76 84 Tuntas

27 Shevi Prima E. 52 78 81 87 Tuntas

28 Tafsiroh 48 0 0 82 Tuntas

29 Tessa C. 54 68 82 77 Tuntas

30 Tiara Utari 57 61 80 81 Tuntas

31 Venda Vista T. 47 74 78 83 Tuntas

32 Vivian Rheza AF. 0 69 82 86 Tuntas

33 Wening Indriyati 0 82 80 91 Tuntas

34 Wesly Valentino 42 0 59 79 Tuntas

Total 1256 1730 2135 2524 LULUS = 85,3 %

TIDAK = 14,7% Rata-rata 36,94 50,88 62,79 74,24

Page 111: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV dapat disimpulkan bahwa

penerapan teknik Make a Match meningkatkan kualitas proses dan hasil

pembelajaran menulis narasi siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga. Hal

tersebut terlihat pada keterangan berikut.

1. Siswa Aktif dalam Pembelajaran Menulis Narasi

Peningkatan keaktifan siswa selama pembelajaran tampak dalam aktivitas

siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran menulis narasi dengan teknik

Make a Match. Aktivitas siswa yang mengidentifikasikan keaktifan tersebut

antara lain:

a. jumlah siswa yang aktif memberikan respons terhadap apersepsi yang

diberikan guru terus mengalami peningkatan pada setiap siklus, yakni 38%

pada siklus I, 44% pada siklus II, dan 79% pada siklus III;

b. jumlah siswa yang aktif memperhatikan penjelasan materi pada saat KBM

mengalami peningkatan dari siklus ke siklus, yakni 47% pada siklus I, 59%

pada siklus II, dan 79% pada siklus III;

c. jumlah siswa yang aktif mencari pasangan kartu mengalami peningkatan pada

setiap siklus. Pada siklus I sebesar 68%, siklus II sebesar 88%, dan siklus III

sebesar 91%.

d. jumlah siswa yang aktif dalam kegiatan mendiskusikan meningkat di setiap

siklusnya, yakni 62% pada siklus I, 76% pada siklus II, dan 91% pada siklus

III;

e. jumlah siswa aktif mengoreksi bersama dan memberikan hukuman kepada

siswa yang melakukan kesalahan meningkat di setiap siklusnya, yaitu 62%

pada siklus I, 74% pada siklus II, dan 85% pada siklus III;

Page 112: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

f. jumlah siswa yang mau mengerjakan tugas menulis narasi secara utuh

mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya, yakni 68% pada siklus I, 88%

pada siklus II, dan 91% pada siklus III.

Rerata peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis narasi

dengan teknik Make a Match secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut.

Pada siklus I prosentase keaktifan siswa mencapai 57%, meningkat 14 poin dari

survei awal. Pada siklus II siswa yang aktif selama pembelajaran sebesar 72% dan

pada siklus III mencapai 86%.

Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis narasi di atas

tidak terlepas dari peran guru. Dalam hal ini peningkatan kualitas proses

pembelajaran disebabkan adanya peningkatan keterampilan guru mengelola kelas.

Dengan diterapkannya teknik Make a Match memacu guru lebih terampil

mengelola kelas. Peningkatan keterampilan guru tampak pada tindakannya

memberikan perhatian pada seluruh siswa di kelas. Selain itu, guru menerapkan

metode atau teknik pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya yang hanya

memberikan tugas menulis. Pada pembelajaran kali ini guru mengombinasikan

ceramah dengan teknik lain sehingga siswa tidak bosan lagi mengikuti

pembelajaran. Selain itu, guru sudah mampu bersikap lebih tegas, sehingga sikap

siswa yang menyepelekan guru berkurang. Di samping itu, guru berperan dalam

memotivasi siswa agar aktif selama pembelajaran berlangsung. Kondisi yang

demikian jauh lebih baik daripada pengelolaan kelas yang dilakukan guru pada

survei awal. Secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit kelemahan guru dapat

teratasi setelah diterapkannya tindakan pada pembelajaran menulis narasi dengan

teknik Make a Match.

2. Kualitas Hasil Tulisan Narasi Siswa Meningkat

Penerapan teknik Make a Match meningkatkan kualitas hasil pembelajaran

menulis narasi. Hal ini ditandai dengan rerata nilai menulis narasi siswa yang

mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I, nilai rata-rata siswa

50,9; siklus II 62,79; dan siklus III mencapai 74,24. Keefektifan penerapan teknik

Make a Match diidentifikasi dengan 31 siswa yang telah mampu mencapai nilai

ketuntasan hasil belajar (nilai 70 ke atas) pada siklus III.

Page 113: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Selain itu, peningkatan kualitas hasil tulisan narasi siswa dapat dicermati

pada indikator berikut.

a. Isi/substansi

Aspek isi/substansi dalam tulisan siswa pada setiap siklus mengalami

peningkatan. Rerata nilai aspek isi yang diperoleh siswa pada prasiklus adalah

10. Pada siklus I, rerata nilai aspek isi yang diperoleh siswa adalah 16. Pada

siklus II dan III mengalami peningkatan yakni menjadi 20 dan 24. Pada siklus

III bahkan terdapat dua siswa yang memperoleh nilai 30 (sempurna) untuk

aspek isi.

b. Pengorganisasian Tulisan

Peningkatan kemampuan pada aspek ini terlihat pada skor capaian yang

diperoleh siswa. Pada saat pretes, kemampuan siswa dalam

mengorganisasikan tulisan masih tergolong rendah dengan rerata perolehan 9.

Siswa mengalami peningkatan perolehan rerata nilai aspek organisasi isi pada

siklus I, yakni 11, pada siklus II mengalami peningkatan kembali dengan

rerata 13 dan pada siklus III rerata nilai aspek organisasi isi karangan siswa

menjadi 16.

c. Penggunaan Bahasa

Rerata nilai perolehan aspek penggunaan bahasa siswa pada prasiklus

adalah 5. Pada siklus I, rerata perolehan nilai aspek penggunaan bahasa siswa

mencapai 11, pada siklus II meningkat menjadi 12 dan pada siklus III menjadi

16.

d. Kosakata

Pada survei awal, kosakata yang dipakai oleh siswa masih tampak

biasa. Perolehan rerata nilai aspek kosakata siswa pada prasiklus adalah 11.

Pada siklus I, rerata nilai aspek kosakata siswa 11, lalu pada siklus II

mengalami peningkatan menjadi 13 dan naik kembali pada siklus III menjadi

17.

e. Ejaan / Mekanik

Pada survei awal, peneliti banyak menemukan kesalahan dalam tulisan

narasi siswa. Hal ini dapat dibuktikan pada rerata nilai aspek mekanik siswa

Page 114: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

pada prasiklus, yakni 2. Pada siklus I, rerata nilai aspek mekanik siswa 3,

kemudian pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 5 dan naik kembali

pada siklus III menjadi 6.

B. Implikasi

Implikasi yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi : (1) implikasi

teoretis; (2) implikasi pedagogis; (3) implikasi praktis. Penjelasan masing-masing

implikasi adalah sebagai berikut.

1. Implikasi Teoretis

Penelitian ini berimplikasi pada terbukanya wawasan dan khazanah ilmu

pengetahuan tentang peran model pembelajaran yang tepat dalam

pembelajaran menulis, khususnya menulis narasi. Hasil penelitian ini

membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran yang tepat mampu

meningkatkan kualitas proses maupun hasil menulis narasi siswa. Penerapan

teknik Make a Match dalam pembelajaran menulis narasi mampu memacu

antusiasme siswa dalam proses pembelajaran.

Teknik Make a Match memiliki ciri khas kartu serta adanya eksekusi.

Kelebihan teknik ini yakni kartu yang berisi kerangka karangan mampu

memicu semangat siswa dalam mengembangkan kerangka karangan menjadi

karangan yang runtut. Selain itu, sistem eksekusi dalam teknik ini mampu

memicu semangat siswa untuk mengerjakan tugas menulis narasi. Siswa

terpicu mengerjakan tugas menulis narasi dengan baik karena takut diberi

hukuman. Penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan oleh guru lain

dalam mengajarkan materi menulis narasi faktual biografi tokoh. Selain itu,

teknik Make a Match dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis narasi

pada kelas dengan kondisi siswa yang kurang semangat dalam kegiatan

menulis.

Kelemahan teknik Make a Match yakni membutuhkan banyak tenaga. Guru

harus mempersiapkan kartu dan kerangka karangan untuk dibagikan kepada

siswa. Selain itu, guru harus berperan aktif membimbing siswa selama proses

eksekusi karena siswa belum tentu paham terhadap profil penilaian karangan.

Page 115: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Dari beberapa hal yang berkaitan dengan teknik Make a Match, hasil

penelitian ini membuktikan bahwa teknik Make a Match dapat digunakan

sebagai alternatif cara bagi guru bahasa Indonesia dalam melaksanakan

pembelajaran menulis yang menarik dan efektif.

2. Implikasi Pedagogis

Keberhasilan pembelajaran membutuhkan peran serta dari berbagai pihak.

Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, guru sebagai fasilitator dalam

pembelajaran dituntut untuk bekerja keras menidentifikasi permasalahan yang

terjadi di kelas, bahkan mengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh

setiap siswa kemudian mencari solusi yang tepat agar pembelajaran

berlangsung dengan baik dan efektif. Selain itu, pemecahan masalah

memerlukan bantuan dari pihak sekolah dalam menyediakan sarana dan

prasarana yang menunjang pembelajaran.

3. Implikasi Praktis

Setelah penelitian dilaksanakan, terlihat dengan jelas bahwa keberhasilan

proses pembelajaran dan peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh

beberapa hal. Dilihat dari sisi guru yaitu : keterampilan mengelola kelas,

kemampuan guru mengembangkan materi pembelajaran, kemampuan guru

dalam membangkitkan keaktifan, perhatian, dan ketertarikan siswa terhadap

pembelajaran, serta teknik yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran.

Pedoman penilaian yang tepat juga harus diterapkan oleh guru sesuai dengan

kompetensi yang akan dicapai. Dari sisi siswa, minat, motivasi,

pengalaman/background knowledge dan lingkungan yang kondusif sangat

berpengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran.

Kedua hal di atas berhubungan erat dan saling mempengaruhi satu dengan

yang lain. Oleh karena itu, kedua hal tersebut harus terjalin dengan baik guna

meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis narasi.

Keterampilan guru mengelola kelas, memilih teknik yang sesuai serta tema

pembelajaran yang tepat akan disambut dengan baik oleh siswa jika siswa

dalam kondisi siap mengikuti pembelajaran serta didukung lingkungan yang

kondusif. Dari lingkungan yang kondusif ini, minat dan semangat siswa dalam

Page 116: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

mengikuti pembelajaran pun akan tumbuh, sehingga tercipta lingkungan

pembelajaran yang aktif dan interaktif.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian, peneliti mengajukan saran

sebagai berikut.

1. Bagi siswa

a. Siswa kelas Bahasa hendaknya lebih aktif bertanya, berdiskusi dan

mencari informasi dari sumber lain guna memperoleh informasi penjelas

yang cukup untuk mengembangkan ide dalam menulis, khususnya menulis

narasi;

b. Siswa kelas Bahasa lebih baik memperbanyak membaca contoh-contoh

tulisan narasi, khususnya biografi tokoh untuk mendalami materi yang

sedang dipelajari;

c. Siswa kelas Bahasa sebaiknya lebih berhati-hati dan memperhatikan profil

penilaian karangan dalam menulis;

d. Siswa kelas Bahasa hendaknya lebih hormat dan menjaga sikap ketika

guru mengajar dan mengikuti pembelajaran dengan penuh semangat.

2. Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia

a. Hendaknya guru menerapkan teknik Make a Match dalam pembelajaran

menulis narasi;

b. Guru sebaiknya menggunakan pedoman penilaian yang akurat setiap kali

menilai proses dan hasil pembelajaran menulis narasi;

c. Guru hendaknya menerapkan tahapan penulisan dalam pembelajaran

menulis;

d. Guru lebih baik mengaktifkan siswa dalam pembelajaran menulis dengan

melibatkan siswa dalam mencari informasi sebagai bahan

mengembangkan karangan;

e. Guru hendaknya memotivasi siswa kelas Bahasa agar lebih produktif

dalam kegiatan menulis.

Page 117: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …eprints.uns.ac.id/10609/1/186771411201112181.pdf · tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Prosedur penelitian meliputi tahap:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

3. Bagi kepala sekolah

a. Kepala sekolah hendaknya memotivasi guru agar senantiasa melakukan

pembaharuan teknik mengajar dalam pembelajaran menulis karena setiap

kelas memiliki permasalahan yang berbeda;

b. Kepala sekolah hendaknya memotivasi guru untuk mengidentifikasi

permasalahan yang terjadi pada setiap kelas dan meminta guru mencari

solusi atas permasalahan tersebut, khususnya dalam pembelajaran menulis.