skripsirepository.utu.ac.id/68/1/i-v.pdf · fakultas ilmu sosial dan ilmu politik program studi...

93
PERSEPSIPEREMPUANTERHADAPPEKERJAANDOMESTIK DI KOMPLEK PERUMAHAN ADB KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Sosial FARLINA NIM : 06C20210010 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI MEULABOH-ACEH BARAT 2014

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PERSEPSIPEREMPUANTERHADAPPEKERJAANDOMESTIK

    DI KOMPLEK PERUMAHAN ADB KECAMATAN MEUREUBO

    KABUPATEN ACEH BARAT

    SKRIPSI

    Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan

    memenuhi syarat-syarat guna memperoleh

    Gelar Sarjana Sosial

    FARLINA

    NIM : 06C20210010

    KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS TEUKU UMAR

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI

    MEULABOH-ACEH BARAT

    2014

  • LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI

    Skripsi dengan judul “Persepsi Perempuan terhadap Pekerjaan Domestik di

    Komplek Perumahan ADB Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat” atas

    nama Farlina NIM 06C20210010 telah dipertahankan di depan komisi penguji

    pada tanggal Febuari 2014 dan telah direvisi.

    KOMISI PENGUJI

    1. Sudarman Alwy, M.Ag NIDN : 0125047601 :.................................

    Ketua

    2. Nurlian, S.Sos NIDN: 01-2404-8202 : ................................

    Anggota I

    3. Hj.Afriani Maifizar, M.Si NIDN: 01-1205-7901 : ................................

    Anggota II

    4. Drs.Moenawar Iha,MM NIDN: 01-1205-8101 : ................................

    Anggota III

    Alue Penyareng, 20 Agustus 2014

    Ketua Prodi Ilmu Sosiologi

    Nurlian, S. Sos

    NIDN 01-2404-8202

  • i

    LEMBAR PENGESAHAN

    Judul Skripsi : Persepsi Perempuan Terhadap Pekerjaan Domestik di

    KomplekPerumahan ADB Kecamatan Meureubo Kabupaten

    Aceh Barat.

    Nama Mahasiswa : Farlina

    NIM : 06C20210010

    Program Studi : Sosiologi

    Menyetujui,

    Komisi Pembimbing

    Ketua Anggota

    Sudarman Alwy, S.Ag., M.Ag Nurlian, S.Sos

    NIDN: 01-2504-7601 NIDN. 0124048202

    Mengetahui,

    Ketua Jurusan Program Studi Dekan Fakultas Ilmu

    Sosiologi Sosial dan Ilmu Politik

    Nurlian, S.Sos Sudarman Alwy,S.Ag., M.Ag

    NIDN. 0124048202 NIDN: 01-2504-7601

    Tanggal Lulus : 03 April 2014.

  • ii

    LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI

    Skripsi dengan judul “Persepsi Perempuan terhadap Pekerjaan Domestik di

    Komplek Perumahan ADB Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat” atas

    nama Farlina NIM 06C20210010 telah dipertahankan di depan komisi penguji pada

    tanggal 03 April 2014 dan telah direvisi.

    KOMISI PENGUJI

    1. Sudarman Alwy, M.Ag NIDN : 0125047601 :.................................

    Ketua

    2. Nurlian, S.Sos NIDN: 01-2404-8202 : ................................

    Anggota I

    3. Drs. Moenawar Iha, MM NIDN: 01-0205-8101 : ................................

    Anggota II

    4. Hj. Arfriani Maifizar, M.Si NIDN: 01-1205-7901 : ................................

    Anggota III

    Alue Penyareng, 03April 2014

    Ketua Prodi Ilmu Sosiologi

    Nurlian, S. Sos

    NIDN 01-2404-8202

  • iii

    SURAT PERNYATAAN

    Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini:

    Nama : FARLINA

    NIM : 06C20210010

    Jurusan : Sosiologi

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya dengan judul

    “Persepsi Perempuan Terhadap Pekerjaan Domestik Di Komplek Perumahan ADB

    Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat”. Adalah benar-benar hasil karya saya

    sendiri, bukan buatan orang lain dan bukan jupilkan dari karya tulisan orang lain,

    baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat dan temuan yang terdapat dalam skripsi

    ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah

    Meulaboh, 03 April 2014

    Yang Membuat Pernyataan

    FARLINA

    NIM:06C20210010

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahwasyukurillah.Tiadakatamaupunucapanyangpantas

    penulisungkapkan kecualidengansenantiasamempersembahkanpuji syukur kehadirat

    AllahSWTatassegala rahmat dan inayah-Nya serta kemudahan sehingga skripsi ini

    dapat diselesaikan sesuai dengan harapan.

    Salawat teriring salam kepada baginda Rasulullah SAW yang telah

    membimbing dan menuntun kita ke jalan yang penuh keutamaan dan kemuliaan

    hidup dunia dan akhirat. Adapun maksud dan tujuan penulisan karya skripsi ini

    adalah untuk melengkapi tugas-tugas akhir dan memenuhi syarat guna memperoleh

    gelar Sarjana Ekonomi.

    Penelitianinisesungguhnyaberangkatdari

    ketidaktahuanyangterkristalisasimenjadi keingintahuan mengenai “ Persepsi

    Perempuan Terhadap Pekerjaan Domestik di Komplek Perumahan ADB

    Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat”.

    Lebih lanjut dalam penulisan karya skripsi ini penulis telah berusaha

    semaksimal mungkin sesuai dengan ilmu yang penulis miliki. Namun penulis

    menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna sebagaimana

    yang diharapkan, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

    mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya kontruktif guna kesempurnaan di masa

    yang akan datang.

  • v

    Sesungguhnya karya skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan

    dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang

    sebesar-besarnya kepada :

    1. Bapak Sudarman Alwy, M.Ag selaku Pembimbing Ketua dan Dekan Fakultas

    Fisipol serta Ibu Nurlian S.Sos sebagai Pembimbing Anggota dan Ketua Program

    Studi Sosiologi yang telah memberi semangat masukan, saranyang sifatnya

    kontruktif, yang berguna bagi penulis.

    2. Dosen-dosen beserta Staf Akademik Fakultas Fisipol yang telah banyak berjasa

    dalam membimbing dan mengajarkan penulis dengan penuh kesabaran hingga

    mampu menyelesaikan pendidikan.

    3. Ayah dan Ibu tercinta yang yang tiada hentinya telah memberikan segala yang

    tak terkira untuk Ananda, kasih sayang dan bimbingan yang sangat berharga

    dalam mencapai cita-cita.

    4. Suami tercinta dan Anak tersayang yang telah banyak memberikan do’a dan

    dukungannya dalam suka dan duka selama menyelesaikan skripsi ini.

    5. Keluarga besar penulis yang telah banyak membantu memberikan dukungan

    moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan cita-cita.

    Atas semua kebaikan yang telah di curahkan kepada penulis, penulis tidak sanggup

    membalasnya. Hanya kepada Allah SWT penulis serahkan semua semoga amal dan

    budi baik mereka akan mendapat balasan yang setimpal.

    Meulaboh Februari 2014

    Penulis

  • vi

    KATA PERSEMBAHAN

    Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak

    menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. QS. Luqman ayat 31)

    Yang utama dan segalanya…

    Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT, karena kasih sayangnya telah memberikanku ilmu serta kekuatan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini

    serta sholawat dan salam juga selalu terlimpahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW.

    Karya tulis ini kupersembahkan untukmu yang mengasihiku dan menyayangiku adalah Engkau ibundaku yang tegar yang selalu dan mendo’akan diriku setiap

    langkahku terima kasih ibu.

    Dan untukmu adalah engkau ayahku yang telah bersusah payah mencari nafkah untuk membiayai kuliah ananda sehingga ananda bisa menyandang gelar sarjana, ayahanda terimakasih untuk kasih sayang dan jeri payahmu

    selama ini.

    Ya Allah Terima kasih atas nikmatmu yang telah kau berikan padaku dan tuntunlah

    aku ke jalan yang benar untuk masa depan ku dikemudian hari. Ayahanda yang telah bersusah payah memberi pendidikan kepada saya, ibunda yang selalu mendo’akan saya, serta adik-adik saya, yang selalu

    memberi dukungan dan semangat terima kasih tuk semuanya.

    Sahabat saya semuanya di Universitas Teuku Umar yang selalu menemani saya disaat suka dan duka, dan teman-teman di jurusan sosiologi 06 yang

    selalu bersama dimasa kuliah.

    ABSTRAK

  • vii

    Farlina, Nim:06C20210010. Dengan Judul “ Persepsi Perempuan Terhadap

    Pekerjaan Domestik di Komplek perumahan ADB Kecamatan Meureubo kabupaten

    Aceh Barat”.

    Dengan bimbingan :

    Pembimbing 1 : Sudarman Alwy, MA.

    Pembimbing II : Nurlian, S.Sos

    Perjuangankesetaraan dankeadilangendersedangmenjadiisuglobal yang

    menarikperhatiandunia terutamasetelahberakhirnyaperangdinginantara blokbaratdanbloktimur.Perubahan tersebutsejalandenganpergeseran paradigmapembangunan

    daripendekatankeamanandankestabilanmenuju pendekatankesejahteraan

    dankeadilan(KementerianPemberdayaan Perempuan,BKKBN&

    UNFPA2005).TujuanketigaMilleniumDevelopment Goals(MDG)adalahmendorong kesetaraan genderdanpemberdayaan perempuan.Untuk mencapai target tersebut, salah

    satunya dengan meningkatkan kemampuankelembagaan pendidikandalammengeloladan

    mempromosikan pendidikanberwawasangendersehinggadapatmeningkatkan pemahamanmasyarakattentangkesetaraangender(Bappenas2003).Secaraumumtujuanpenelitia

    niniadalahuntuk mengetahuipersepsiperempuan Aceh terhadapterhadap Pekerjaan

    Domestik.Tujuan khususpenelitianiniadalahuntuk(1)Mengetahui karakteristikcontohdan

    keluargacontoh;(2)Mengetahui persepsicontohterhadapsifatkepribadian; (3) Mengetahui persepsicontohterhadapperangenderdalampekerjaandomestik; (4)Mengetahui

    persepsicontohterhadapperangenderdalamsektorpublik;(5)

    Mengetahuilingkungansosialcontohyangberperspektifgender;(6) Mengetahui sikapcontohterhadapperangender;(7)Mengetahui hubunganantarvariabel

    penelitian;(8)Menganalisisfaktor-faktoryangmempengaruhipersepsi dansikap

    contohterhadapperangender.Penelitianinimenggunakan desaincrosssectionalstudydengan menggunakan metodewawancaradenganmenggunakan Pedoman Wawancara.Lokasi

    penelitian adalahKampusInstitutPertanian Bogor(IPB).Waktupenelitian dilakukan

    padabulanMarethinggabulanApril2008.contohdalampenelitian

    adalah146mahasiswaFEMA(FakultasEkologiManusia)IPBtingkatIIIyangdibedakanberdasarkanjeniskelamincontohterdiridari43laki-lakidan103perempuan. Datayangdikumpulkan

    padapenelitianiniterdiridaridataprimer.Data primerdikumpulkan

    melaluiwawancaradenganalatbantukuisioner yang meliputi: karakteristik contoh dan keluarganya, persepsi terhadap sifat kepribadian

    seseorang,persepsiterhadapperangenderdalampekerjaan domestik,

    persepsiterhadapperangenderdalamsektorpublik,latarlingkungan sosial, dan sikap terhadap peran gender. Data yang diperoleh akan diolah denganmenggunakan

    programSPSSforwindowsversi11.5.Kegiatanyang

    dilakukanmulaidaripengambilandataprimer,transferdata,coding,editing,

    entry,cleaning,dananalisisdata.Datadiolahdenganmenggunakan analisis deskriptif,ujibedaIndependentSampleT-Test,ujikorelasiRankSpearman,dan

    ujiregresilinierberganda.

    Kata Kunci: Persepsi, Perempuan, Pekerjaan, Domestik, Perumahan, Kecamatan

    Meureubo, Kabupaten Aceh Barat.

  • viii

    ABSTRACT

    Farlina, Nim: 06C20210010. With the title "Perceptions of Women Against

    Domestic Employment in a residential complex ADB Meureubo District of West

    Aceh district".

    With the guidance :

    Supervisor I : Sudarman Alwy, MA.

    Supervisor II : Nurlian, S. Sos

    Struggle of gender equality is becoming a global issue that attracted the attention of

    the world, especially after the end of the cold war between west block and east block.

    The changes are in line with the paradigm shift in approach to the development of

    security and stability to the welfare and justice approaches (Ministry of Women's

    Empowerment, BKKBN and UNFPA 2005). The third objective of the Millennium

    Development Goals (MDG) is to encourage gender equality and women's

    empowerment. To achieve these targets, one of them by increasing the ability of

    educational institutions in managing and promoting the vision of gender education so

    as to enhance the public's understanding of gender equality (Bappenas 2003). The

    general objective of this study was to determine the perceptions of women in Aceh

    against the Domestic Work. The specific aims of this study were to (1) determine the

    characteristics of the example and the example of the family; (2) Knowing the

    example of the perception of personality traits; (3) Knowing the example of the

    perception of gender roles in domestic work; (4) Knowing the example of the

    perception of gender roles in the public sector; (5) Knowing the social environment

    are examples of a gender perspective; (6) Knowing the attitude of examples of

    gender roles; (7) Knowing the relationship between the study variables; (8)

    Analyzing the factors that influence perceptions and attitudes towards gender roles

    example. This study used a cross-sectional study design using interviews using a

    questionnaire. Location of the study is the campus of Bogor Agricultural University

    (IPB). When the study was conducted in March and April 2008 sample in the study

    was 146 students FEMA (Faculty of Human Ecology) IPB III levels were

    differentiated by sex sample consisted of 43 men and 103 women. Data collected in

    this study consisted of primary data. Primary data was collected through interviews

    with a questionnaire tool that includes: sample characteristics and family, one's

    perception of personality traits, perceptions of gender roles in domestic work,

    perceptions of gender roles in the public sector, social environmental background,

    and attitudes toward gender roles. The data obtained will be processed by using

    SPSS for Windows version 11.5. Activities carried out starting from the primary data

    collection, data transfer, coding, editing, entry, cleaning, and data analysis. The data

    were processed using descriptive analysis, different test independent sample T-test,

    Spearman Rank correlation test, and multiple linear regression.

    Keywords: Perception, Women, Work, Domestic, Housing, District Meureubo,

    West Aceh district.

    DAFTAR ISI

  • ix

    COVER DALAM

    LEMBARAN PENGESAHAN

    LEMBARAN PERSETUJUAN

    SURAT PERNYATAAN

    KATA PENGANTAR .............................................................................. i

    KATA PERSEMBAHAN ......................................................................... ii

    ABSTRAK BAHASA INDONESIA ......................................................... iii

    ABSTRAK BAHASA INGGRIS .............................................................. iv

    DAFTAR ISI ............................................................................................. v

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vi

    DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii

    BAB I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah....................................................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4 1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

    1.4.1. Manfaat Teoritis .............................................................. 5 1.4.2. Manfaat Praktis………………………………………….. 5

    1.5. Kegunaan Penelitian……………………………………………… 5

    1.6. Sistematika Pembahasan ............................................................... 6

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Persepsi ........................................................................................ 7 2.2. Faktor- faktor yang mempengaruhi Persepsi ................................ 9

    2.3. Pengertian Gender ........................................................................ 11

    2.4. Konsep Gender ............................................................................ 13

    2.5. Persepsi terhadap Kesetaraan Gender .......................................... 20

    2.6. Kesetaraan Gender ...................................................................... 21

    2.7. Peran Gender ............................................................................... 22

    2.8. Pekerjaan Domestik ..................................................................... 25

    2.9. Jenis Kelamin .............................................................................. 26

    2.10. Perempuan………………………………………………………. 27

    BAB III. METEDOLOGI PENELITIAN

    3.1 Metode Penelitian ......................................................................... 28 3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................ 28 3.3 Informan Penelitian ...................................................................... 28 3.4 Penentuan Informan ....................................................................... 29 3.5 Sumber data dan teknik Pengumpulan Data .................................... 30

    3.5.1 Sumber data ....................................................................... 30 3.5.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................. 31

    3.6 Instrumen Penelitian .................................................................... 32

    3.7 Teknik Analisis Data……………………………………………. .. 32

    3.8 Pengujian Kredibilitas data .................................................................. 34

  • x

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Letak dan Luas Wilayah ................................................................. 38

    4.2. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan .................................... …… 39

    4.3. Jumlah Penduduk Menurut Umur ................................................... 39

    4.4 Jumlah Penduduk menurut Pendidikan ………………….………. 40

    4.5 Hasil Penelitian ............................................................................ 41

    4.5.1 Peran Perempuan dalam Keluarga di komplek ADB………… 41

    4.5.2 Perkerjaan Domestik yang Dilakukan oleh Ibu-Ibu

    Dalam Kehidupan Sehari-hari Pendidikan ………….…….…. 44

    4.5.3 Faktor yang menyebabkan ibu melakukan pekerjaan

    Domestik dirumah…………………………………………..... 46

    4.5.4 Pekerjaan domestik dapat dikerjakan oleh laki-laki 47

    4.6 Pembahasan .................................................................................. 51

    4.6.1 Pandangan perempuan terhadap pekerjaan domestik

    di komplek perumahan ADB ............................................................. 51

    4.6.2 Faktor yang menyebabkan perempuan melakukan

    pekerjaan domestik ........................................................................... 55

    BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ........................................................................................ 57

    5.2. Saran-Saran ........................................................................... 58

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ LAMPIRAN ………………………... ........................................................

    DAFTAR LAMPIRAN

  • xi

    Lampiran : SK Pembimbing

    Lampiran : Surat Keterangan Penelitian dari Fakultas

    Lampiran : Surat Keterangan Sudah Penelitian dari Keuchik/Ketua KP.

    Lampiran : Pedoman Wawancara

    Lampiran : Lokasi Penelitian

    Lampiran : Daftar Riwayat Hidup

    DAFTAR TABEL

  • xii

    Tabel.01. Data Klasifikasi Luas Wilayah Komplek Perumahan ADB ......... 38

    Tabel.02. Data Klasifikasi Penduduk Komplek Perumahan ADB

    Berdasarkan Pekerjaan ............................................................... 39

    Tabel.03. Data Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Usia .............................. 39

    Tabel.04. Klasifikasi Penduduk Komplek Perumahan ADB berdasarkan

    Jenis Kelamin ............................................................................. 40

    Tabel.05. Data Klasifikasi Penduduk komplek perumahan ADB

    Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................................................ 40

    Tabel.06. Klasifikasi Persepsi Masyarakat Terhadap Domestik Sebagai

    Kodrati Perempuan ..................................................................... 52

    Tabel.07. Klasifikasi Faktor yang Menyebabkan Perempuan Melakukan

    Pekerjaan Domestik .................................................................... 54

    Tabel.07. Klasifikasi Laki-laki dapat Melakukan Pekerjaan Domestik

    Rumah Tangga ........................................................................... 55

  • SURAT PERNYATAAN

    Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini:

    Nama : FARLINA

    NIM : 06C20210010

    Jurusan : Ilmu Sosiologi

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya dengan judul

    “Persepsi Perempuan Terhadap Pekerjaan Domestik Di Komplek Perumahan

    ADB Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat”. Adalah benar-benar hasil

    karya saya sendiri, bukan buatan orang lain dan bukan jupilkan dari karya tulisan

    orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat dan temuan yang terdapat

    dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah

    Meulaboh, Febuari 2014

    Yang Membuat Pernyataan

    FARLINA

    NIM:06C20210010

  • KATA PERSEMBAHAN

    Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah

    tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. QS. Luqman ayat 31)

    Yang utama dan segalanya…

    Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT, karena kasih sayangnya telah memberikanku ilmu serta kekuatan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini serta sholawat dan salam juga selalu terlimpahkan kepada

    baginda Rasulullah Muhammad SAW.

    Karya tulis ini kupersembahkan untukmu yang mengasihiku dan menyayangiku adalah Engkau ibundaku yang tegar yang selalu dan mendo’akan diriku setiap

    langkahku terima kasih ibu.

    Dan untukmu adalah engkau ayahku yang telah bersusah payah mencari nafkah untuk membiayai kuliah ananda sehingga ananda bisa menyandang gelar sarjana, ayahanda terimakasih untuk kasih sayang dan jeri payahmu

    selama ini.

    Ya Allah Terima kasih atas nikmatmu yang telah kau berikan padaku dan

    tuntunlah aku ke jalan yang benar untuk masa depan ku dikemudian hari. Ayahanda yang telah bersusah payah memberi pendidikan kepada saya, ibunda yang selalu mendo’akan saya, serta adik-adik saya, yang selalu

    memberi dukungan dan semangat terima kasih tuk semuanya.

    Sahabat saya semuanya di Universitas Teuku Umar yang selalu menemani saya disaat suka dan duka, dan teman-teman di jurusan sosiologi 06 yang

    selalu bersama dimasa kuliah.

  • DAFTAR TABEL

    Tabel.01. Data Klasifikasi Luas Wilayah Komplek Perumahan ADB ......... 38

    Tabel.02. Data Klasifikasi Penduduk Komplek Perumahan ADB

    Berdasarkan Pekerjaan ............................................................... 39

    Tabel.03. Data Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Usia .............................. 39

    Tabel.04. Klasifikasi Penduduk Komplek Perumahan ADB berdasarkan

    Jenis Kelamin ............................................................................. 40

    Tabel.05. Data Klasifikasi Penduduk komplek perumahan ADB

    Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................................................ 40

    Tabel.06. Klasifikasi Persepsi Masyarakat Terhadap Domestik Sebagai

    Kodrati Perempuan ..................................................................... 52

    Tabel.07. Klasifikasi Faktor yang Menyebabkan Perempuan Melakukan

    Pekerjaan Domestik .................................................................... 54

    Tabel.07. Klasifikasi Laki-laki dapat Melakukan Pekerjaan Domestik

    Rumah Tangga ........................................................................... 55

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran : SK Pembimbing

    Lampiran : Surat Keterangan Penelitian dari Fakultas

    Lampiran : Surat Keterangan Sudah Penelitian dari Keuchik/Ketua KP.

    Lampiran : Pedoman Wawancara

    Lampiran : Lokasi Penelitian

    Lampiran : Daftar Riwayat Hidup

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kita panjat kehadiran Allah SWT yang telah memberikan

    kudrah dan iradah Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam tidak lupa kita

    sampaikan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW yang telah

    membawa umat manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang berpendidikan

    seperti sekarang ini.

    Rasa terima kasih saya kepada dosen pembimbing yang telah memberikan

    penulis bimbingan sehingga dapat kami selesaikan proposal penelitian dengan

    judul “ Persepsi Perempuan Terhadap Pekerjaan Domestik di Komplek

    Perumahan ADB Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat ”.

    Dan juga terima kasih saya kepada kawan – kawan yang telah ikut

    berpartisipasi dan memberikan dorongan serta motivasi kepada saya sehingga

    dapat tersusun tugas saya ini. Merupakan suatu kebanggaan bagi penulis, jika

    proposal penelitian ini dapat bagi semua pihak. Saya menyadari bahwa didalam

    penyusunan proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih

    dapat banyak kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu saya sangat

    mengharapakan kritikan dan saran yang membangun dari semua pihak demi

    memperbaiki proposal penelitian ini ke depan di masa yang akan mendatang.

    Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah kami berserah diri, semoga

    bermanfaat bagi saya khususnya dan juga bagi semua pihak, Amin

    Meulaboh Februari 2014

    Penulis.

  • DAFTAR ISI

    COVER DALAM

    LEMBARAN PENGESAHAN

    LEMBARAN PERSETUJUAN

    SURAT PERNYATAAN

    KATA PENGANTAR .............................................................................. i

    KATA PERSEMBAHAN ......................................................................... ii

    ABSTRAK BAHASA INDONESIA ......................................................... iii

    ABSTRAK BAHASA INGGRIS .............................................................. iv

    DAFTAR ISI ............................................................................................. v

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vi

    DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii

    BAB I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1

    1.2. Perumusan Masalah....................................................................... 4

    1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

    1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

    1.4.1. Manfaat Teoritis .............................................................. 5

    1.4.2. Manfaat Praktis………………………………………….. 5

    1.5. Kegunaan Penelitian……………………………………………… 5

    1.6. Sistematika Pembahasan ............................................................... 6

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Persepsi ........................................................................................ 7

    2.2. Faktor- faktor yang mempengaruhi Persepsi ................................ 9

    2.3. Pengertian Gender ........................................................................ 11

    2.4. Konsep Gender ............................................................................ 13

    2.5. Persepsi terhadap Kesetaraan Gender .......................................... 20

    2.6. Kesetaraan Gender....................................................................... 21

    2.7. Peran Gender ............................................................................... 22

    2.8. Pekerjaan Domestik ..................................................................... 25

    2.9. Jenis Kelamin .............................................................................. 26

    2.10. Perempuan……………………………………………………….. 27

    BAB III. METEDOLOGI PENELITIAN

    3.1 Metode Penelitian ......................................................................... 28

    3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................ 28

    3.3 Informan Penelitian ...................................................................... 28

    3.4 Penentuan Informan ..................................................................... 29

    3.5 Sumber data dan teknik Pengumpulan Data .................................... 30

  • 3.5.1 Sumber data ....................................................................... 30

    3.5.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................. 31

    3.6 Instrumen Penelitian ..................................................................... 32

    3.7 Teknik Analisis Data……………………………………………… 32

    3.8 Pengujian Kredibilitas data ............................................................ 34

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Letak dan Luas Wilayah ............................................................... 38

    4.2. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan .................................. …… 39

    4.3. Jumlah Penduduk Menurut Umur ................................................. 39

    4.4 Jumlah Penduduk menurut Pendidikan ………………….………. 40

    4.5 Hasil Penelitian ............................................................................ 41

    4.5.1 Peran Perempuan dalam Keluarga di komplek ADB………… 41

    4.5.2 Perkerjaan Domestik yang Dilakukan oleh Ibu-Ibu

    Dalam Kehidupan Sehari-hari Pendidikan ………….…….…. 44

    4.5.3 Faktor yang menyebabkan ibu melakukan pekerjaan

    Domestik dirumah…………………………………………..... 46

    4.5.4 Pekerjaan domestik dapat dikerjakan oleh laki-laki 47

    4.6 Pembahasan .................................................................................. 51

    4.6.1 Pandangan perempuan terhadap pekerjaan domestik

    di komplek perumahan ADB ................................................. 51

    4.6.2 Faktor yang menyebabkan perempuan melakukan

    pekerjaan domestik ................................................................ 55

    BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Simpulan ...................................................................................... 57

    5.2. Saran-Saran .................................................................................. 58

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ LAMPIRAN ………………………... ........................................................

  • ABSTRACT

    Farlina, Nim: 06C20210010. With thetitle"Perceptions of WomenAgainst

    DomesticWorkina residentialcomplexADBMeureuboDistrict ofWest Aceh

    district".

    Withthe guidance:

    Supervisor 1 : SudarmanAlwy, MA.

    Advisor II : Nurlian, S. Sos

    Strugglegender equalityis becoming aglobal issue thatattracted the attention ofthe

    world, especially after the end ofthe cold warbetweenthe westblockandeastblock.

    The changes arein linewith theparadigmshift inthe developmentofan approach to

    securityandstabilityto thewelfareand justiceapproaches(Ministry of Women's

    Empowerment, BKKBNandUNFPA2005). A third goalof the Millennium

    DevelopmentGoals (MDG) isto encouragegender equalityand women's

    empowerment. To achieve these targets, one of them byincreasing theability

    ofeducationalinstitutionsin managingandpromoting thevision ofgendereducationso

    as toenhance thepublic's understanding ofgender equality(Bappenas

    2003).Domestic workare moredominantdone bythemothers, dikarenasegelathe

    workis the work ofafemalesubjectin the householdneeds to be done.

    Theroutinesareperformedbya woman, especially a

    wife/homemakerfromsunriseuntilsunsetofpreparing foodfor thechildrento

    schoolandworkhusband, cleaning, washing, etc.,

    evenuntilmidnighthousewifejobended. Shinggadeemed

    necessarythatdomesticworkis notonlydone bywomenalone, butthe casecan also

    bedone bymen. Factorscausingwomendoingdomesticwork, among others, due

    tothe hereditaryfactorsof theparents, because oftheir nature aswomen, because

    oftheirsense ofresponsibility for each otherin thekeleuarga, because of

    theobligation ofa womanwhomusttake care ofthe domestic work, because

    oftanggugresponsibility ofa wifehave to workdoublein the householdtomeettheir

    daily needs, as well asbecause of thetraditionthathas long-ago

    womenwhododomesticworkin the household. So thatthetraditionis a major

    factorthatwomenshouldperformdomesticjobs.

    Keywords: Perception, Women, DomesticWork, West Aceh.

  • ABSTRAK

    Farlina, Nim: 06C20210010. Dengan Judul “ Persepsi Perempuan Terhadap

    Pekerjaan Domestik di Komplek perumahan ADB Kecamatan Meureubo

    kabupaten Aceh Barat”.

    Dengan bimbingan:

    Pembimbing 1 : Sudarman Alwy, MA.

    Pembimbing II : Nurlian, S.Sos

    Perjuangankesetaraan dankeadilangendersedangmenjadiisuglobal yang

    menarikperhatiandunia terutamasetelahberakhirnyaperangdinginantara

    blokbaratdanbloktimur.Perubahan tersebutsejalandenganpergeseran

    paradigmapembangunan daripendekatankeamanandankestabilanmenuju

    pendekatankesejahteraan dankeadilan(KementerianPemberdayaan

    Perempuan,BKKBN& UNFPA2005).TujuanketigaMilleniumDevelopment

    Goals(MDG)adalahmendorong kesetaraan genderdanpemberdayaan

    perempuan.Untuk mencapai target tersebut, salah satunya dengan meningkatkan

    kemampuankelembagaan pendidikandalammengeloladan mempromosikan

    pendidikanberwawasangendersehinggadapatmeningkatkan

    pemahamanmasyarakattentangkesetaraangender(Bappenas2003).Pekerjaan

    domestik ini memang lebih dominan dikerjakan oleh kaum ibu-ibu, dikarena

    segela pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan pokok seorang perempuan di

    dalam rumah tangga yang harus dikerjakan. Adapun rutinitas yang dilakukan

    oleh seorang perempuan terutama istri/ibu rumah tangga mulai dari terbit

    matahari sampai terbenam matahari dari menyiapkan makanan untuk anak

    kesekolah dan suami bekerja, membersihkan rumah, mencuci dan lain-lain,

    bahkan sampai tengah malam pekerjaan ibu rumah tangga baru berakhir. Shingga

    dipandang perlu bahwa pekerjaan domestik tidak hanya dikerjakan oleh

    perempuan saja, tetapi demikian halnya juga dapat dikerjakan oleh kaum laki-

    laki.Faktor menyebabkan perempuan melakukan pekerjaan domestik tersebut

    antara lainnya, karena faktor budaya turun temurun dari orangtua, karena faktor

    kodratnya sebagai perempuan, karena faktor adanya rasa saling bertanggung

    jawab di dalam keleuarga, karena faktor kewajiban seorang perempuan yang

    memang harus mengurus pekerjaan domestik, karena faktor tanggug jawab

    seorang istri harus bekerja ganda dalam rumah tangga untuk memenuhi

    kebutuhan sehari-hari, serta karena faktor tradisi yang sejak dulu-dulu perempuan

    yang mengerjakan pekerjaan domestik didalam rumah tangga. Sehingga tradisi

    tersebut yang menjadi faktor utama perempuan yang harus melakukan perkerjaan

    domestik.

    Kata Kunci: Persepsi, Perempuan, PekerjaanDomestik,Aceh Barat.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pada dasarnya hakekat pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa

    Indonesia ditujukan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesia

    seutuhnya, tanpa membedakan suku bangsa, agama, dan jenis kelamin.

    Namun hasil pembangunan yang diukur berdasarkan indikator pembangunan

    manusia sebagaimana terdapat dalam “Human Development Report 2004

    menunjukkan, bahwa nilai Indeks Pembangunan Gender (Gender- related

    Development Indeks = GDI) yang mengatur angka harapan hidup, angka

    melek huruf, angka partisipasi murid sekolah Gender Development Program

    (GDP) riil per balita antara laki-laki dan perempuan - Indonesia menduduki

    peringkat ke 111 dari 117 negara. Kondisi ini jauh lebih rendah dibandingkan

    dengan negara – negara ASEAN lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa hasil kerja

    pembangunan yang dilaksanakan selama ini dan dampak yang ditimbulkan

    karena krisis multidimensional sejak 1997 terutama terkait dengan bidang

    pendidikan, kesehatan, ekonomi politik dan hukum masih menunjukkan

    kesenjangan relasi antara perempuan dan laki-laki, baik dalam mendapatkan akses

    terhadap sumber daya pembangunan, kesempatan berpartisipasi dalam

    pelaksanaan pembangunan dan pengambilan keputusan melakukan kontrol

    maupun penguasaan atas hak dan tanggung jawabnya terhadap penggunaan

    sumber daya pembangunan maupun dalam menikmati hasil-hasil pembangunan

    yang telah dilaksanakan ( Utomo, 2009 ).

    Peranan perempuan dalam pembangunan terus menerus didorong dalam

  • 2

    segala aspek kehidupan. Perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam

    bidang pendidikan sehingga semakin banyak perempuan yang memiliki

    pendidikan yang baik. Lapangan pekerjaan juga banyak tersedia bagi perempuan.

    Perempuan memang dilahirkan dengan naluri keibuan yang sering disebut

    Nurturing Instinc, dengan naluri ini seorang istri diserahi tanggung jawab untuk

    mengasuh anak. Wanita yang cenderung lebih emosional atau lebih melihat

    segala sesuatu dari sudut perasaan dinilai sangat sesuai dengan tugasnya untuk

    merawat, mengasuh dan mendidik anak ( Pujiwati Sajogyo 2002).

    Didalam undang-undang perkawinan ditetapkan bahwa peran suami adalah

    sebagai kepala keluarga dan istri sebagai ibu rumah tangga. suami wajib

    melindungi istri, dan memberikan segala sesuatu sesuai dengan keperluannya,

    sedangkan kewajiban istri adalah mengatur urusan rumah tangga dengan sebaik-

    baiknya. dengan pembagian peran tersebut, berarti peran perempuan yang resmi

    diakui yaitu peran mengatur urusan rumah tangga seperti membersihkan rumah,

    mencuci baju, memasak, merawat anak ( Fausia, L & Nasyiah 2005).

    Dalam sosiologi perempuan, perempuan sebagai suatu objek studi banyak

    diabaikan. Hanya di bidang perkawinan dan keluarga ia dilihat keberadaannya.

    Kedudukannya dalam sosiologi, dengan kata lain bersifat tradisional

    sebagaimana ditugaskan kepadanya oleh masyarakat yang lebih besar “tempat

    kaum perempuan adalah dirumah” atau pekerjaan yang ditekuni merupakan suatu

    pekerjaan domestik. Kedudukan dan peranan perempuan yang pada awalnya

    hanya sebagai penanggung jawab urusan rumah tangga, sekarang sudah ikut

    serta mencari nafkah keluarga. Sehingga perannya tidak lagi sekedar mengurus

    kebutuhan domestik rumah tangga namun sudah memiliki peran ganda atau

    perempuan bekerja. Perempuan sebagai ibu rumah tangga yang hidup dalam

  • 3

    keluarga merupakan sosok kepemimpinan dalam suatu unit sosial yang

    terkecil mempunyai peran yang sangat besar dalam memberikan warna bagi

    perkembangan anak-anaknya ( Sukri, 2002 ).

    Setiap orang mempunyai persepsi, penafsiran tertentu, kesan tertentu

    terhadap objek. Objek yang sama dapat dilihat sebagai sesuatu yang berbeda-

    beda, sebab kesan yang ditangkap oleh rangsangan pancaindra dapat berbeda-

    beda. Penyebab dari perbedaan tersebut dapat terjadi karena latar belakang,

    pengalaman, pengetahuan, perasaan, pendidikan dan nilai-nilai serta kebiasaan di

    lingkungan masing-masing. Demikian pula gambaran yang sudah baku tentang

    wanita ( streotype ), seolah - olah demikianlah adanya, tidak mudah untuk diubah.

    Hal ini merupakan pantulan dari anggapan yang sudah mengendap mungkin

    turun temurun berabad-abad, karenanya tak dipikirkan lagi dan diterima

    begitu saja, dipercaya dan diikuti. Sebagai contoh wanita adalah mahluk yang

    lemah, lembut, manja (stereotype gender ). Wanita tidak mempunyai kemampuan

    untuk berprestasi baik dalam ilmu eksakta dll. Citra ini sudah terpatri dalam

    pikiran masyarakat, sukar merubahnya, walaupun pada kenyataannya kita dapat

    menunjuk adanya banyak yang pandai dalam ilmu eksakta ( Desiyani, F.

    2003).

    Perempuan saat ini bukanlah masalah baru, adapun beberapa alasan

    yang di kemukakan bagi wanita yang bekerja diluar rumah antara lain :

    1. Menambah pendapatan keluarga (family income) terutama jika

    pendapatan suami relative kecil.

    2. Memanfaatkan berbagai keunggulan (pendidikan, keterampilan) yang

    dimilikinya yang diharapkan oleh keluarganya.

  • 4

    3. Menunjukkan eksistensi sebagai manusia (aktualisasi diri) bahwa

    ia mampu berprestasi dalam kehidupan masyarakat.

    4. Untuk memperoleh status atau kekuasaan lebih besar didalam kehidupan

    keluarga.

    Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas saya tertarik untuk

    meneliti dalam bentuk skripsi dengan Persepsi Perempuan Terhadap

    Pekerjaan Domestik di Komplek Perumahan ADB Kecamatan Meureubo

    Kabupaten Aceh Barat.

    1.2 Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

    penelitian ini yaitu :

    1. Bagaimana persepsi perempuan di komplek perumahan ADB Alue

    Peunyareng terhadap pekerjaan Domestik ( Pekerjaan Rumah Tangga )?

    2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi perempuan terhadap pekerjaan

    domestik?

    3. Apakah laki-laki dapat melakukan pekerjaan domestik?

    1.3 Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui persepsi dan sikap perempuan terhadap pekerjaan

    domestik di komplek perumahan ADB.

    2. Untuk mengetahui seberapa besar peran perempuan dalam melakukan

    aktifitas pekerjaan domestik di komplek perumahan ADB.

    3. Untuk mengetahui apa laki-laki dapat melakukan pekerjaan domestik

  • 5

    1.4 . Manfaat Penelitian

    1.4.1 Manfaat teoritis

    1. Sebagai wacana dalam mengembangkan teori - teori yang pernah di

    peroleh selama perkuliahan.

    2. Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna sebagai bahan referensi bagi

    penulis dalam menyikapi pentingnya peran perempuan dalam kehidupan

    berkeluarga dan sebagai indikator pentingnya peran perempuan dalam

    pekerjaan domestik.

    1.4.2 Manfaat Praktis

    1. Bagi Pemerintah Daerah atau pihak lain hasil penelitian dan analisa yang

    di dapat, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk

    perkembangan pentingnya peran perempuan dalam pekerjaan domestik

    sehingga meningkatkan peran perempuan dalam rumah tangga.

    1.5 Kegunaan Penelitian

    1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat pada

    umumnya dan mahasiswa pada khususnya dalam memahami konsep

    gender dalam persepsi pekerjaan domestik

    2. Penelitian ini diharapkan dapat mengubah atau membentuk persepsi

    baru tentang peran perempuan dalam persepsi pekerjaan domestik.

    3. Bagi institusi terkait, yaitu Dinas Pemberdayaan Perempuan hasil

    penelitian diharapkan dapat menjadi acuan dalam melakukan intervensi

    untuk mengubah cara pandang masyarakat tentang konsep gender. Bagi

    Dinas Pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan

    untuk dapat melembagakan pendidikan berwawasan gender.

  • 6

    1.6 Sistematika Penulisan

    Untuk memberikan gambaran mengenai yang jelas dalam penulisan skripsi

    ini, maka sistematika skripsi ini ditulis dengan struktur sebagai berikut:

    BAB I : Pendahuluan, Bab ini merupakan bagian dari pendahuluan yang

    berisi mengenai latar belakang yang mendasari pemilihan masalah

    dalam penelitian ini, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan

    penelitian dan sistematika penulisan.

    BAB II : Tinjauan Pustaka, Bab ini berisi tentang teori - teori dari penelitian

    terdahulu yang melandasi penelitian ini, kerangka pemikiran teoritis

    dan hipotesis.

    BAB III : Metodologi penelitian, Bab ini menjelaskan mengenai variabel -

    variabel digunakan dalam penelitian, dan definisi operasional, jenis

    serta sumber data, metode pengumpulan serta metode analisis

    yang digunakan dalam penelitian.

    Bab IV : Hasil dan Pembahasan, Bab ini berisi mengenai uraian tentang

    Gambaran umum objek penelitian. Bagian pembahasan menerangkan

    interpretasi dan pembahasan hasil penelitian secara komprehensif.

    BAB V: Penutup, Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi mengenai

    kesimpulan diperoleh dari hasil pembahasan di bab IV, selain itu

    bab ini juga berisi saran - saran yang nantinya berguna bagi

    pihak yang berkepentingan.

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Persepsi

    Persepsi adalah merupakan interpretasi unik dari situasi, bukan rekaman

    situasi. Singkatnya, persepsi merupakan proses kognitif kompleks yang

    menghasilkan gambaran dunia yang unik, yang mungkin agak berbeda dari

    realita ( Fred Luthans, 2006:194).

    Persepsi yakni proses internal dengan mana manusia memilih,

    mengevaluasi, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari sekitarnya

    (Mulyana, 2009:49). Rangsangan tersebut bisa berbentuk lambang-lambang,

    tanda-tanda atau kejadian-kejadian. Karena tidak ada dua manusia yang

    mempunyai pengalaman yang persis sama, maka tidak ada manusia yang

    mempunyai persepsi sama terhadap suatu rangsangan.

    Pandangan lain menyatakan bahwa persepsi adalah proses dengan mana kita

    menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi rangsangan

    (stimulus) atau pesan yang kita serap dan apa makna yang kita berikan kepada

    mereka ketika mereka mencapai kesadaran.

    Sarlito Wirawan ( 2003 : 94 ) mengartikan persepsi sebagai a) suatu

    proses berfikir, b) proses pengambilan keputusan c) penafsiran terhadap obyek

    dan d) hasil dari stimulus.

    Good, ( 2001 : 413 ) Persepsi dapat diartikan sebagai kesadaran

    individu akan obyek, kondisi atau hubungan-hubungan sebagai rangsangan

    sensoris.

  • 8

    Dalam masyarakat, kini anggapan-anggapan tersebut berkembang dan

    berubah terus menerus, tetapi perubahan tersebut biasanya berjalan lamban,

    membutuhkan suatu proses yang panjang, yang pada dasarnya adalah suatu proses

    belajar. Kedudukan dan peranan perempuan dalam pembangunan berkembang

    terus menerus, sehingga kemauan kaum wanita untuk belajar terus menerus,

    mengubah sikap dan tingkah lakunya dalam menjalankan peranannya dalam

    masyarakat juga berlangsung terus menerus.

    Persepsi tentang peningkatan kedudukan dan peranan perempuan dalam

    pembangunan bangsa didasarkan pada pandangan bahwa perempuan adalah

    warganegara dan sumber daya insani pembangunan yang mempunyai kedudukan,

    hak, kewajiban, tanggung jawab peranan dan kesempatan yang sama dengan laki

    laki dalam pembangunan di segala bidang termasuk kehidupan berkeluarga,

    bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Anonymous 2005).

    Menurut David Krech cs (2005), persepsi adalah dimana seorang individu

    memberikan arti kepada lingkungan. Mengingat masing-masing orang memberi

    artinya sendiri terhadap stumuli, maka dapat dikatakan bahwa individu-individu

    yang berbeda “melihat” hal sama dengan cara-cara yang berbeda. Peta kognitif

    individu, bukanlah pencerminan fotografis dari dunia fisikal, tetapi ia lebih

    merupakan sebuah konstruksi pribadi, dimana obyek-obyek tertentu, yang

    diseleksi oleh individu tersebut untuk peranan penting tertentu, dipersepsi

    olehnya dengan cara individual.

    Kebijakan peningkatan kedudukan dan peranan perempuan pada hakekatnya

    diarahkan pada peningkatan kedudukan, peranan kemampuan, kemandirian

    serta ketahanan mental spiritual agar menjadi mitra sejajar pria yang selaras serasi

    dan seimbang, sebagai bagian tak terpisahkan dari upaya peningkatan kualitas

  • 9

    sumber daya manusia.

    Dilihat dari sisi jumlah dan proporsi yang ada, posisi perempuan lebih besar

    dari laki-laki. Ini berarti bahwa perempuan dapat memberikan sumbangan yang

    sebanding dengan laki-laki apabila mempunyai kemampuan yang setara.

    Sementara dilain pihak perempuan diletakkan dalam posisi yang lebih rendah,

    yang mengakibatkan kemampuan untuk berperan dalam pembangunan menjadi

    lebih kecil. Pada dasarnya perempuan dan laki-laki mempunyai kemampuan yang

    sama kecuali untuk fungsi reproduksinya. Sedangkan perbedaan yang ada

    disebabkan oleh streotipe yang secara turun temurun terbentuk dalam tatanan

    sosial budaya masyarakat. Sejalan dengan perubahan jaman, streotipe yang

    memarjinalkan perempuan dan meletakkan perempuan pada kedudukan yang

    lebih rendah, harus diubah karena tidak sesuai dengan kodrat manusia. Dalam

    upaya meningkatkan kondisi perempuan yang saat ini masih tertinggal,

    pemerintah telah menentukan kebijakan tentang kedudukan dan pemberdayaan

    perempuan dengan tujuan terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender dalam

    setiap proses dan tahap pembangunan ( Kartono, 2002).

    2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

    Bagaimana orang melakukan persepsi dan seberapa jauh orang

    mempersepsikan, banyak faktor yang mempengaruhi suatu rangsangan dan obyek

    yang sama bias dipersepsikan berbeda oleh orang yang berbeda. Menurut

    Andersen (dalam Rahmat, 2004:52-58), beberapa faktor yang mempengaruhi

    persepsi adalah:

  • 10

    Pertama, perhatian (attention), adalah proses mental ketika stimuli lainnya

    melemah. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu

    indera yang lain.

    Kedua, faktor-faktor fungsional yaitu faktor yang berasal dari kebutuhan,

    pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai

    faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli tetapi

    karakteristik satu orang yang memberikan respon pada stimuli itu.

    Ketiga, faktor-faktor struktural adalah faktor yang berasal semata-mata dari

    sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf

    individu.

    Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa persepsi sangat dipengaruhi oleh

    unsur subyektif orang yang mempersepsi. Sehingga persepsi selalu mengarah

    pada fakta spesifikasi pribadi. Karena itu penerimaan terhadap obyek yang sama

    akan ditanggapi atau dipersepsi berbeda oleh kelompok yang satu dan lainnya atau

    orang yang satu dengan lainnya.

    Sedangkan Mowen menyebut tahap pemaparan, perhatian dan pemahanan

    sebagai persepsi. Tahap pertama dari proses pengolahan informasi adalah

    pemaparan. Pemaparan adalah kegiatan yang dilakukan yang dilakukan oleh para

    pemasar untuk menyampaikan stimulus kepada konsumen. Stimulus bisa

    berbentuk iklan, kemasan, merek hadiah. Stimulus akan dirasakan oleh satu atau

    lebih panca indera konsumen. Konsumen merasakan stimulus yang datang ke

    salah satu panca indera disebut sensasi (Sumarwan, 2004: 70)

    Tahap kedua adalah perhatian, bahwa tidak semua stimulus yang dipaparkan

    dan diterima konsumen akan memperoleh perhatian dan berlanjut dengan

    pengolahan stimulus tersebut. Karena konsumen memiliki keterbatasan sumber

  • 11

    daya kognitif untuk mengolah semua informasi yang diterimanya (Sumarwan,

    2004: 75)

    Tahap ketiga yaitu pemahaman, adalah usaha konsumen untuk mengartikan

    atau menginterpretasikan stimulus. Engel, Blackwell dan Miniard menyebut tahap

    ini sebagai tahap memberi makna kepada stimulus. Makna ini tergantung kepada

    bagaimana stimulus diklasifikasikan dan dielaborasi dalam kaitanna dengan

    pengetahuan konsumen (Sumarwan, 2004:83).

    2.3 Pengertian Gender

    Gender adalah sebuah variabel sosial untuk menganalisa perbedaan antara

    anak laki-laki dan perempuan, laki-laki dan perempuan dewasa berkaitan

    dengan: peran, tanggungjawab dan kebutuhan, peluang dan hambatan

    (Haspels dan Suriyasarn, 2005). Gender merujuk pada pembedaan-

    pembedaan dan relasi-relasi sosial antara anak perempuan dan anak laki-laki,

    perempuan dan laki-laki dewasa yang dipelajari dan sangat bervariasi di dalam

    dan antar budaya, serta berubah dari waktu ke waktu (Haspels dan Suriyasarn,

    2005).

    Gender merupakan aspek identitas yang sangat berarti, perempuan dan pria

    mempunyai pengalaman yag berbeda tentang pembentukan identitas jenis

    kelamin. Identitas jenis kelamin terbentuk sekitar usia tiga tahun. Anak

    laki-laki dan perempuan mulai mengenal tingkah laku dan ciri-ciri kepribadian

    yaang sesuai bagi masing-masing jenis kelaminnya (Peek, 2001: 57)

    Perempuan dan pria mempunyai perbedaan secara psikologis dimana

    perempuan lebih emosional daripada pria karena perempuan lebih mudah

  • 12

    tersinggung, mudah terpengaruh, sangat peka, menonjolkan perasaan, dan mudah

    meluapkan perasaan. Sementara pria tidak emosional, sangat objektif, tidak

    mudah terpengaruh, mudah memisahkan antara pikiran dan perasaan sehingga

    terkadang kurang peka dan mampu memendam perasaannya (Dagun, 2002: 4).

    Goleman (2009:521) menyatakan bahwa perempuan umumnya mempunyai

    kesempatan lebih banyak untuk mempraktekkan beberapa keterampilan

    relasional antar pribadi daripada pria, hal ini dikarenakan perempuan lebih peka

    dan cenderung mengalami penyesuaian perasaan yang spontan terhadap orang

    lain, sedangkan pria cenderung memandang diri sendiri, pria tampak kurang

    termotivasi dalam hal berempati dengan orang lain daripada perempuan. Jati

    diri seorang pria ditentukan oleh kemampuannya. Pria akan membanggakan

    diri atas kemampuan memecahkan masalah atau menyelesaikan sebuah

    pekerjaan, sedangkan perempuan lebih mementingkan rasa kepedulian,

    integritas dan nilai-nilai yang lebih personal menduduki dan kepedulian

    untuk melayani (Gray, 2004: 30).

    Harsiwi (2004: 2) mengungkapkan bahwa pria cenderung kurang

    memiliki disiplin diri dalam bekerja, sehingga perlu diterapkan suatu sistem

    disiplin kerja yang keras. Sementara itu, perempuan cenderung memiliki disiplin

    diri yang lebih tinggi dibandingkan pria, sehingga sistem disiplin yang

    diterapkan lebih bersifat memelihara atau maintanance dan meningkatkan

    disiplin tersebut.

    Gender diartikan sebagai peran laki‐laki dan perempuan yang

    dikonstruksikan secara sosial. Peran‐peran ini dipelajari, dapat berubah dengan

    berjalannya waktu, dan variasinya sangat berbeda dalam sebuah kebudayaan atau

  • 13

    antar kebudayaan yang berbeda. Karena peran sosial gender merupakan sesuatu

    yang bisa dipelajari, maka hal ini juga dapat diubah dan diisi dengan norma‐

    norma gender yang lebih progresif (Utomo dkk, 2009).

    2.4 Konsep Gender.

    Kata gender dalam bahasa Indonesia dipinjam dari bahasa Inggris secara

    harfiah “ gender “ berarti jenis kelamin, sama halnya dengan seks yang juga jenis

    kelamin. Untuk memahami konsep gender harus dibedakan antara kata gender

    dengan seks. Seks mengacu pada pengertian perbedaan biologis jenis kelamin

    yang merupakan kodrat Tuhan karenanya bersifat permanen serta tidak dapat

    dipertukarkan. Terdapat dua kelompok atau golongan yang mendefinisikan

    gender secara berbeda. Kelompok yang pertama adalah sekelompok feminis yang

    mengatakan bahwa perbedaan jenis kelamin tidak menyebabkan perbedaan

    peran dan perilaku gender dalam tataran sosial. Kelompok kedua menganggap

    bahwa perbedaan jenis kelamin akan menyebabkan perbedaan perlakuan atau

    peran berdasarkan gender. Misalnya ada perlakuan khusus pada pekerja wanita

    karena kondisi biologisnya, seperti cuti hamil, cuti haid, pemberian jam kerja

    malam, dan sebagainya (Megawangi 2009). Gender diartikan sebagai konstruksi

    sosio kultural yang membedakan karakteristik maskulin dan feminin. Gender

    berbeda dengan seks atau jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang bersifat

    biologis (Moore, 1988 ; 1994 ; 10 diacu dalam Kodiran dkk 2001). Walaupun

    jenis kelamin laki-laki sering berkaitan erat dengan gender maskulin kelamin

    perempuan dengan gender feminin, kaitan antara jenis kelamin dengan gender

    bukan merupakan korelasi absolut ( Mosse 2006 ).

  • 14

    Dalam pembahasan mengenai gender terdapat dua konsep teori, yaitu teori

    nature dan nurture. Menurut teori nature, perbedaan laki-laki dan

    perempuan adalah kodrat sehingga harus diterima sedangkan menurut teori

    nurture, perbedaan perempuan dan laki-laki pada hakekatnya adalah hasil

    konstruksi sosial budaya (Kementerian Pemberdayaan Perempuan, BKKBN &

    UNFPA 2005). Sandra Bem menjelaskan karakteristik feminin (seperti lembut,

    manja, perasa, sensitif, penuh perhatian, penuh rasa cinta) yang sangat erat

    dengan perempuan dan karakteristik maskulin (seperti berkepribadian keras,

    tegas, kerja keras, senang berkompetisi, punya rencana yang sistematis, kurang

    sensitif) yang sangat erat dengan laki-laki. Namun demikian, kedua sifat tersebut

    bercampur di dalam setiap individu baik laki-laki maupun perempuan

    ( Puspitawati 2006).

    Dalam memahami konsep gender ada beberapa hal yang perlu dipahami,

    yaitu :

    1. Ketidakadilan dan diskriminasi gender, Ketidakadilan dan diskriminasi

    gender merupakan kondisi tidak adil akibat sistem dan struktur sosial

    dimana baik laki-laki dan perempuan menjadi korbannya. Bentuk-bentuk

    ketidakadilan akibat diskriminasi gender meliputi :

    a. Marjinalisasi (peminggiran/pemiskinan) perempuan.

    b. Pemiskinan atas perempuan maupun atas laki-laki yang disebabkan

    jenis kelaminnya merupakan salah satu bentuk ketidakadilan gender.

    c. Subordinasi.

    d. Subordinasi adalah keyakinan bahwa salah satu jenis kelamin

    dianggap lebih penting dibandingkan jenis kelamin lainnya.

    Contohnya, apabila seorang istri yang hendak mengikuti tugas

  • 15

    belajar, ia harus mendapat izin dari suami. Namun, jika suami yang

    akan pergi, ia dapat mengambil keputusan sendiri tanpa harus

    mendapat izin dari istri.

    e. Pandangan stereotipe.

    f. Pelabelan (stereotipe) secara umum selalu melahirkan

    ketidakadilan. Contohnya, label kaum perempuan sebagai ibu rumah

    tangga sangat merugikan mereka jika hendak aktif dalam kegiatan

    laki-laki, seperti kegiatan politik, bisnis maupun birokrasi.

    2. Kekerasan.

    Berbagai kekerasan terhadap perempuan sebagai akibat perbedaan peran

    muncul dalam berbagai bentuk. Kekerasan tidak hanya menyangkut

    serangan fisik saja seperti perkosaan, pemukulan, dan penyiksaan, tetapi

    juga yang bersifat non fisik seperti pelecehan seksual, ancaman, dan

    paksaan sehingga secara emosional perempuan atau laki - laki yang

    mengalaminya akan merasa terusik batinnya.

    3. Beban kerja.

    Sebagai suatu bentuk diskriminasi dan ketidakadilan gender adalah

    beban kerja yang harus dijalankan oleh salah satu jenis kelamin tertentu.

    Berbagai observasi menunjukkan perempuan mengerjakan hampir 90% dari

    pekerjaan dalam rumah tangga sehingga bagi perempuan yang bekerja

    di luar rumah, selain bekerja di sektor publik mereka juga masih harus

    mengerjakan pekerjaan domestik (Kementerian Pemberdayaan Perempuan,

    BKKBN & UNFPA 2005).

    Sebenarnya istilah diskriminasi tidak tepat karena secara de jure, tidak ada

    hambatan bagi perempuan untuk dapat setara dengan laki-laki. Secara de facto,

  • 16

    banyak perempuan secara suka rela tidak dapat melepaskan faktor biologisnya

    (biological essentialism). Hambatan perempuan untuk dapat setara dengan laki-

    laki biasanya berasal dari dalam diri perempuan itu sendiri.

    Sementara pengertian gender adalah sebagai berikut :

    - Gender mengacu pada perbedaan jenis kelamin yang bukan bersifat

    biologis dan bukan kodrat Tuhan.

    - Gender adalah sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun

    perempuan yang dikonstrukskan secara sosial dan kultural.

    - Gender adalah perbedaan peran, fungsi, tanggung jawab antara laki-

    laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat

    berubah sesuai dengan kemajuan zaman.

    - Gender adalah semua hal yang dapat dipertukarkan antara sifat

    perempuan dan laki-laki yang bisa berubah dari waktu ke waktu serta

    berbeda dari tempat ke tempat lainnya, maupun berbeda dari suatu kelas

    ke kelas lainnya.

    Gender menunjuk pada perbedaan perilaku antara laki-laki dan

    perempuan yang “ society constructed”, jadi diciptakan oleh laki-laki dan

    perempuan itu sendiri melalui proses sosial budaya yang panjang. (Guhardja

    2002)

    Dalam masyarakat tampak adanya pembagian dua golongan yang

    membedakan laki-laki perempuan. Hal ini dapat dilihat dari ungkapan-

    ungkapan yang digunakan untuk mengidentifikasi dua jenis kelamin tersebut.

    Sebagai contoh misalnya perempuan dikenal dengan yang berkaitan dengan,

    bunga, bulan, lemah, emosional, alam. Sedangkan laki-laki berkaitan dengan

    kumbang, matahari, kuat, rasional dan budaya.

  • 17

    Dari dikhotomi tersebut tampak dua sifat yang berlawanan. Lambang yang

    diberikan pada laki-laki lebih dinamis dibandingkan dengan lambang lambang

    yang diberikan pada perempuan. Lambang yang dimiliki laki-laki menguasai

    lambang-lambang yang dimiliki perempuan.

    Johnson dalam Darwis (2002:3) mengemukakan bahwa nilai-nilai budaya

    menempatkan kelaki-lakian diatas keperempuanan dan menilai laki-laki dan

    perempuan dengan kriteria yang berbeda. Identifikasi perempuan dengan alam

    menunjukkan kedekatannya dengan alam karena keterlibatannya dalam

    kegiatan reproduksi cenderung membatasi mereka pada fungsi-fungsi sosial

    tertentu seperti hubungan dengan anak. Pada akhirnya hubungan perempuan anak

    dan keluarga menempatkannya pada wilayah domestik. Laki-laki ditempatkan

    pada wilayah politik dan publik dari kehidupan sosial karenanya diidentifikasikan

    dengan masyarakat dan publik, sedangkan perempuan tetap diasosiasikan

    dengan keluarga. Ciri dan sifat tersebut diatas sebenarnya tidak permanen

    dalam arti bisa dipertukarkan , sebagai contoh ada laki-laki yang emosional,

    lemah lembut, sebaliknya ada perempuan yang rasional, kuat. Melalui dialektika

    konstruksi gender yang tersosialisasikan secara evolusional, lama-lama

    mempengaruhi biologis seks, sehingga kaum laki-laki kemudian terlatih dan

    tersosialisasi dan termotivasi untuk menjadi sifat gender yang ditentukan

    masyarakat, yaitu secara fisik lebih kuat dan agresif, sementara perempuan harus

    lemah lembut. Proses sosialisasi dan rekonstruksi ini berlangsung secara

    mapan dan lama, yang akhirnya sulit dibedakan apakah sifat gender ini

    dikonstrusikan oleh masyarakat atau kodrat biologis yang ditentukan Tuhan.

    Namun demikian sepanjang sifat-sifat yang melekat pada kedua seks ini bisa

    dipertukarkan, maka sifat tersebut adalah hasil konstruksi masyarakat dan

  • 18

    bukanlah kodrat. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

    gender adalah perbedaan hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan

    sebagai konstruksi yang bersumber pada nilai sosial budaya, pada berbagai

    golongan atau kelompok masyarakat, memiliki identitas yang berbeda-beda yang

    dipengaruh oleh faktor ideologi, politik, ekonomi, sejarah, agama, budaya, adat

    istiadat dan etnk serta berubah ubah menurut waktu, tempat, lngkungan dan

    kemajuan (Handayani, 20011)

    Nilai sosial budaya menentukan peranan stereotip, yaitu peranan yang

    dianggap cocok bagi laki-laki dan perempuan, sesuai dengan sifat-sifat biologis

    masing- masing didalam pembangunan termasuk kehidupan berkeluarga,

    bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang sering menimbulan kesenjangan

    hubungan lak-laki dan perempuan. Adanya anggapan bahwa perempuan memiliki

    sifat memelihara dan rajin serta tidak cocok menjadi kepala rumah tangga

    berakibatkan bahwa semua pekerjaan domestik rumah tangga menjadi tanggung

    jawab kaum perempuan, dan pekerjaan ini dinilai lebin rendah dibandingkan

    dengan jenis pekerjaan yang dianggap sebagai pekerjaan lelaki dengan

    kategori pekerjaan bukan produktif sehingga tidak diperhitumgkan dalam

    statistik ekonomi negara. Anggapan gender seperti itu membuat kaum

    perempuan sudah sejak dini disosialisasikan untuk menekuni peran gender

    mereka. Di lain pihak kaum lelaki tidak diwajibkan untuk menekuni berbagai

    jenis pekerjaan domestik. Bias gender inilah yang memperkuat pelanggengan

    secara kultural dan struktural beban kerja kaum perempuan.

    Biasa yang dalam bahasa Inggris diartikan sebagai “prasangka” yaitu

    pendapat atau anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui/

    menyaksikan / menyelidiki sendiri. Secara harfiah dalam bahasa Indonesia berarti

  • 19

    yang menyimpang. Bias gender adalah cara pandang ( idea ) seorang perempuan

    terhadap laki-laki sesuai dengan anggapannya yang menyimpang, demikian juga

    sebaliknya. Prasangka itu sendiri mengandung arti terdapat hal yang tidak

    obyektif, jadi terdapat persepsi yang tidak obyektif pada diri perempuan maupun

    laki-laki terhadap lawan jenisnya.

    Bias gender telah diyakini kebenarannya oleh laki-laki maupun perempuan

    dan diterima sebagai kodrat Tuhan yang tidak dapat diubah sehingga

    menjadi pedoman dalam bertingkah laku dalam keluarga maupun masyarakat

    yang lebih luas.Perbedaan gender tidak menjadi masalah selama tidak melahirkan

    ketidakadilan gender (gender inequalities). Namun ternyata perbedaan gender

    seringkali melahirkan ketidakadilan baik bagi laki-laki maupun perempuan

    Ketidak adilan gender merupakan sistem dan struktur di mana baik kaum

    laki-laki dan perempuan menjadi korban dari sistem tersebut.

    Ketidak adilan Gender adalah bahwa, perlakuan tidak adil yang diberikan

    baik kepada laki-laki maupun perempuan.

    1) Dalam banyak kasus perlakuan tidak adil banyak menimpin

    perempuan yang dialaminya baik di rumah, di tempat bekerja maupun

    di masyarakat.

    2) Ketidak adilan gender tercipta karena : a) hubungan gender yang

    timpang b) diskriminasi gender. Dikonstruksikan oleh budaya dan

    melembaga / dilembagakan.

    3) Apabila proses ketidakadilan gender terus berlanjut, kesetaraan

    gender tidak tercapai. ( pelatihan kepemimpinan pengurus lembaga

    perempuan, 2002 ).

  • 20

    Manifestasi ketidak adilan gender menurut beberapa pakar ( Zoerani

    2001: 2) timbul dalam bentuk :

    1) Kekerasan (violence )

    2) Marginalisasi Perempuan

    3) Subordinasi

    4) Pembentukan streotip atau pelabelan negatif

    5) Beban kerja lebih panjang dan lebih banyak

    6) Beban ganda.

    2.5 Persepsi terhadap Kesetaraan Gender

    Salah satu tahap penting yang mewarnai pelaksanaan otonomi daerah

    adalah ketika legislatif sebagai lembaga yang mewakili rakyat menjalankan

    fungsinya yaitu, fungsi legislasi, fungsi penganggaran, dan fungsi

    pengawasan. Fungsi legislasi dijalankan, antara lain dengan membuat Peraturan

    Daerah (perda). Fungsi ini menjadi sangat penting karena salah satu indikasi

    kesiapan daerah dalam merespon kebijakan otonomi daerah adalah ketika daerah

    mampu membuat kebijakan sendiri yang dituangkan dalam perda. Dalam hal ini,

    kemampuan legislasi menjadi sangat penting karena hal itu akan mempengaruhi

    kualitas dari produk kebijakan yang ditetapkan. Sementara itu wacana yang

    berkembang di masyarakat menunjukkan adanya keprihatinan terhadap

    kemampuan legislatif dalam melakukan legal drafting (rencana perda). Itulah

    sebabnya mengapa inisiatif pembuatan Rancangan Peraturan Daerah selalu

    berasal dari ekskutif. Dan secara umum, dapat dikatakan bahwa legislatif memang

    memiliki kelemahan dalam melakukan rancangan perda (legal drafting).

  • 21

    Kelemahan utama dalam legal drafting adalah pada aspek interpretasi otentik

    dan perlindungan historis dan sosialogis serta kelemahan dalam sistematika,

    sehingga akibat dari kelemahan tersebut adalah produk legislasi yang berupa

    perda sebagian besar masih berorientasi pada kepentingan daerah, dan tidak

    menyentuh pada kepentingan masyarakat banyak.

    Pada pemilu 2004 perjuangan kesetaraan gender untuk masuk dalam politik

    masih banyak tantangan. Kuota perempuan dalam parlemen yang minimal 30

    persen (Undang– Undang No 12 Tahun 2003) tampaknya sulit terpenuhi.

    Banyak partai politik yang gagal memenuhi kuota tersebut karena di satu sisi,

    jumlah tokoh perempuan yang mau berpolitik masih terbatas dan disisi

    lain, banyak politisi laki-laki yang kurang bersemangat untuk memenuhi

    kuota tersebut. Hal ini tampak dari kecenderungan untuk meletakkan perempuan

    pada nomor urut tidak jadi.

    2.6 Kesetaraan Gender

    Kesetaran gender adalah kesetaraan kondisi bagi laki-laki dan perempuan

    untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu

    berperan dan berpartispasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya,

    pertahanan dan keamanan nasional, dan kesamaan dalam menikmati hasil

    pembangunan tersebut

    Jadi kesetaraan gender adalah menerima dan menilai secara setara :

    1) perbedaan antara laki-laki dan perempuan

    2) perbedaan peran yang dipegang oleh laki-laki dan perempuan

    dalam masyarakat

  • 22

    3) memahami bahwa perbedaan kondisi hidup laki-laki dan perempuan

    pada dasarnya karena fungsi melahirkan pada perempuan.

    4) Menerima perbedaan laki-laki dan perempuan sebagai hikmah

    5) Kesetaraan gender tidak sinonim dengan persamaan

    6) Kesetaraan gender berarti sederajat dalam keberadaan, sederajat dalam

    keberdayaan dan keikutsertaan disemua bidang kehidupan domestik

    dan publik ( Handayani, 2001 )

    2.7 Peran Gender

    Goffman

    mengatakan peran adalah perilaku yang diharapkan dari

    seseorang yang mempunyai status. Setiap orang mempunyai sejumlah status

    dan diharapkan mengisi peran yang sesuai dengan status tersebut. Peran

    yang berkaitan dengan pekerjaan akan menimbulkan perubahan kepribadian,

    , sehingga terdapat pengaruh timbal balik dari manusia terhadap pekerjaan dan

    dari pekerjaan terhadap manusia. Menurut Soekanto

    peranan diartikan

    sebagai aspek dinamis dari kedudukan (status). Dan apabila seseorang melakukan

    hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya maka ia

    melakukan suatu peranan. Soekanto mengemukakan pengertian peran atau role

    mencakup beberapa hal, yaitu :

    1. Aspek dinamis dari kedudukan;

    2. Perangkat hak-hak dan kewajiban;

    3. Bagian dari aktifitas yang dimainkan oleh seseorang.

    Peranan dalam sosiologi sering dianggap sama karena tidak ada

    pembatasan secara jelas antara peran dan peranan hanya pada sudah atau tidaknya

    sebuah peran itu dijalankan. Peranan adalah peran yang telah dapat

  • 23

    dilaksanakan individu yang bersangkutan sesuai dengan kedudukannya,

    sehingga untuk mempermudah dalam pendefenisian kata peranan dalam

    penelitian ini kata peranan dianggap sama dengan kata peran ( Mastri, 2005).

    Peran adalah harapan bersama yang menyangkut fungsi-fungsi di tengah

    masyarakat. Agar suatu peran memiliki makna, ia harus memiliki serangkaian

    fungsi-fungsi tertentu, yakni suatu manfaat atau tugas ditengah-tengah

    masyarakat. Di tengah masyarakat, peran (role) merupakan aspek dinamis dari

    kedudukan (status). Keduanya merupakan hal yang saling berkait, tidak dapat

    dipisah-pisahkan. Tidak ada peran tanpa kedudukan, dan tidak ada kedudukan

    tanpa peran. Bila seseorang melaksanakan kedudukannya maka ia menjalankan

    suatu peran. Menurut Pudjiwati Sajogyo, ibu rumah tangga memiliki 2 tipe

    peranan :

    1 . Peranan ibu rumah tangga seutuhnya hanya dalam pekerjaan rumah

    tangga atau pekerjaan pemeliharaan hidup kebutuhan semua anggota

    keluarga, seperti masak, mendidik anak-anak dan melayani suami;

    2. Peranan ibu rumah tangga mempunyai peran ganda, yaitu perubahan

    dalam pekerjaan mencari nafkah.

    Peran perempuan bukan hanya penting untuk masa sekarang tetapi

    juga sangat penting untuk membangun masa depan (generasi yang akan

    datang) agar lebih bermutu dalam segala bidang. Maka perempuan

    merupakan sumber daya manusia yang sangat potensial bagi kemajuan

    pembangunan bangsa dan Negara yang tentunya akan berimplikasi kepada

    pembangunan masyarakat dan keluarga khususnya. Dalam menghadapi

    tantangan masa depan jika potensi sumber daya pembangunan tidak

    didayagunakan secara maksimal hal ini tidak akan mudah dihadapi. Upaya ini

  • 24

    memang tidak sederhana, karena perempuan memiliki aneka ragam latar

    belakang, adat-istiadat, budaya, agama, pendidikan dan dengan kepentingan,

    aspirasi dan tingkat perkembangan berbeda-beda pula serta dengan harapan dan

    tuntutan baru yang mungkin berkembang sesuai dengan kemajuan yang

    dicapai pembangunan yang makin meningkat dan penuh dinamika.

    Peran gender adalah dimana peran laki-laki dan perempuan yang

    dirumuskan oleh masyarakat berdasarkan tipe seksual maskulin dan feminitasnya.

    Misal peran laki-laki ditempatkan sebagai pemimpin dan pencari nafkah karena

    dikaitkan dengan anggapan bahwa laki-laki adalah makhluk yang lebih kuat, dan

    identik dengan sifat-sifatnya yang super dibandingkan dengan perempuan.

    Pembedaan peran antara laki-laki dan perempuan berdasarkan gender dapat

    dibagi menjadi 4 yaitu :

    1. Pembedaan peran dalam hal pekerjaan, misalnya laki-laki dianggap

    pekerja yang produktif yakni jenis pekerjaan yang menghasilkan uang

    (dibayar), sedangkan perempuan disebut sebagai pekerja reproduktif yakni

    kerja yang menjamin pengelolaan seperti mengurusi pekerjaan rumah

    tangga dan biasanya tidak menghasilkan uang.

    2. Pembedaan wilayah kerja, laki-laki berada diwilayah publi atau luar rumah

    dan perempuan hanya berada didalam rumah atau ruang pribadi.

    3. Pembedaan status, laki-laki disini berperan sebagai aktor utama dan

    perempuan hanya sebagai pemain pelengkap.

    4. Pembedaan sifat, perempuan dilekati dengan sifat dan atribut feminin

    seperti halus, sopan, penakut, “cantik” memakai perhiasan dan cocoknya

    memakai rok. dan laki-laki dilekati dengan sifat maskulinnya, keras, kuat,

    berani, dan memakai pakaian yang praktis.

  • 25

    Namun pada kenyataan saat ini sudah tidak adanya pembedaan peran gender

    seperti yang telah disebutkan. saat ini peran antara aki dan perempuan hampirlah

    sama, tidak ada pembedaan siapa yang harus memberi nafkah siapa yang harus

    mengerjakan pekerjaan rumah tangga. karena pada faktanya banyak perempuan

    yang dapat menafkahi keluarganya sendiri, dan atau antara suami dan istri sama-

    sama mencari nafkah ( Mastri, 2005).

    2.8 Pekerjaan Domestik.

    Pekerjaan domestik rumah tangga. Mencuci, menyetrika, memasak,

    menyapu, dan mengepel lantai adalah beberapa dari pekerjaan domestik rumah

    tangga. Masih menjadi bahasan yang menarik karena pekerjaan-pekerjaan ini

    tidaklah mudah, namun harus ada yang melakukannya. Dalam suatu rumah

    tangga, seringkali pendapat umum mengatakan, bahwa pekerjaan domestik rumah

    tangga adalah pekerjaan perempuan namun bukanlah dipersepsi secara umum

    sebagai pekerjaan laki-laki atau pekerjaan non-gender. Mengapa demikian dan

    apakah benar bahwa pekerjaan-pekerjaan itu adalah pekerjaan perempuan, seperti

    yang selama ini terjadi di sebagian besar masyarakat. Kita lihat saja dari keluarga

    kita sendiri. Yang biasanya terjadi, ibu mengerjakan semua hal tersebut (atau

    dibantu pembantu dan anak perempuannya). Mulai dari bangun pagi sampai dia

    menutup mata. Belum lagi, mendidik anak juga sering dilabelkan sebagai

    pekerjaan ibu atau istri. Pemikiran suami harus terlindung dari pekerjaan

    sedemikian, kadangkala malah merasa hina bila harus mengerjakan hal-hal

    tersebut. Belum lagi, ibu atau istri yang bekerja tidak lantas otomatis terbebas dari

    pekerjaan itu. Pulang kerja, masih harus lagi memasak atau menyetrika baju hasil

  • 26

    cucian pagi harinya. Jadi, kadangkala, perempuan tidak punya waktu untuk

    dirinya sendiri, jangankan untuk, membaca koran dan menonton televisi lama-

    lama menjadi barang mahal ( Sarlito, 2003).

    Padahal, tidak ada peraturan tertulis atau undang-undang yang mengatakan

    bahwa pekerjaan domestik adalah pekerjaan perempuan. Perempuan bermitra

    kerja dengan laki-laki di dalam perjanjian bernama rumah tangga bukan untuk

    menjadi pembantu, misalnya, mencucikan baju suami atau memasak setiap hari.

    Tapi yang pasti, untuk bermitra. Mitra berarti tidak ada subordinat, karena

    “saham” dalam rumah tangga mestinya dimiliki secara adil oleh orang-orang yang

    secara sadar saling mengikatkan diri. Pekerjaan domestik mestinya juga menjadi

    tanggung jawab laki-laki yang harus dibagi secara jelas siapa mengerjakan apa.

    Dahulu, dengan jelas Rasul Muhammad mencuci bajunya sendiri, kadang

    memasak untuk isteri dan anaknya, dan tidak marah-marah bila kemalaman tidak

    dibukakan pintu karena sang isteri sudah tidur ( Pujiwati 2002).

    2.9 Jenis Kelamin

    Jenis kelamin akan mempengaruhi proses pekerjaan karena lingkungan

    sosial mempunyai pengharapan yang berbeda bagi laki-laki dan perempuan.

    Dalam sebuah keluarga yang mempunyai anak laki-laki dan perempuan, anak

    perempuan cenderung tidak mendapat perhatian sebagaimana yang didapat oleh

    anak laki-laki menurut Martin & Colbert (2007). Menurut Hawadi (2004),

    keyakinan umum tentang perbedaan jenis kelamin dan peran yang harus

    dijalankan sesuai dengan jenis kelamin memperlihatkan adanya tekanan sosial

    yang lebih besar pada anak laki-laki agar bertingkah laku sesuai dengan perannya

    juga dianggap lebih penting daripada anak perempuan ( Rakhmat, 2006).

  • 27

    2.10 Perempuan

    Perempuan adalah salah satu dari dua jenis kelamin manusia yang merujuk

    pada orang yang telah dewasa atau masih kanak – kanak. Berbeda dari wanita,

    istilah "perempuan" dapat merujuk kepada orang yang telah dewasa maupun yang

    masih anak-anak.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Jenis_kelaminhttp://id.wikipedia.org/wiki/Manusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Wanitahttp://id.wikipedia.org/wiki/Oranghttp://id.wikipedia.org/wiki/Dewasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Anak-anak

  • 28

    BAB III

    METODELOGI PENELITIAN

    3.1 Metode Penelitian

    Penelitan ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Bog dan Taylor

    mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

    menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

    dan perilaku yang dapat diamati (Moloeng, 2002,h. 3).

    Dengan dasar tersebut, maka penelitian ini diharapkan mampu memberikan

    gambaran tentang pengaruh kenduri terhadap interaksi sosial masyarakat

    Perumahan ADB, dengan cara mengumpulkan data lapangan berupa hasil

    wawancara, pengamatan dan dokumentasi.

    3. 2 Waktu dan Lokasi Penelitian

    Penelitian akan dimulai dari bulan Mai sampai Juli 2013 dengan tahapan

    pengumpulan data sampai pada pengolahan data. Lokasi penelitian yang di pilih

    yaitu di Komplek Perumahan Asia Developmen Bank ( ADB), yang dianggap

    dapat mewakili sampel yang akan diteliti.

    3.3 Informan Penelitian

    Subjek dalam penelitian ini ialah ibu-ibu rumah tangga yang berada di

    lingkungan perumahan ADB. Sementara yang dipilih sebagai informan utama

    ialah 12 orang perempuan yang dipilih secara sengaja, dari sejumlah perempuan

    sebagai ibu rumah tangga. yaitu 6 orang dengan ketentuan umur sebagai berikut

  • 29

    : 18 tahun – 55 tahun. Informan pendukung ditentukan secara sengaja, 6 orang

    ibu rumah tangga yang bekerja. Informan pendukung dipilih sebagai control

    group atau pembanding terhadap informasi yang diberikan oleh informan.

    3.4 Penentuan Informan

    Dalam penelitian ini, peran informan sangat penting dan perlu. Untuk

    menentukan informan dalam konteks objek penelitian diklasifikasikan

    berdasarkan kompetensi tiap-tiap informan. Teknik penentuan informan dilakukan

    secara purposif. Usia dan peran informan menjadi salah satu kunci untuk

    memperoleh informasi yang memadai. Jumlah informan menjadi pengecualian

    ketika informasi yang diperoleh sudah dipandang memadai sehingga pencaharian

    informasi “data” dapat dihentikan.

    Berdasarkan atas pertimbangan sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian,

    jumlah informan diambil beberapa informan yang diperkirakan dapat mewakili

    informan yang nantinya akan menjawab permasalahan yang akan diteliti. Jadi,

    sampel yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebanyak 12 orang.

    Pengambilan sampel berdasarkan maksud dan tujuan penulis, dipilihnya mereka

    sebagai sampel penelitian karena mereka atas pertimbangan penulis bahwa

    mereka adalah sebagai sumber informasi yang menurut penulis mudah untuk

    mendapatkan informasi sebagai tujuan utama untuk dijadikan responden sebab

    merekalah yang diwawancarai.

  • 30

    3.5 Sumber data dan Teknik Pengumpulan Data

    3.5.1 Sumber Data

    Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong (2002,h. 112) “sumber data

    dalam penelitian kuantitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

    tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Adapun sumber data penelitian ini

    adalah sebagai berikut :

    1. Data Primer

    Merupakan sumber data adalah sumber-sumber dasar yang merupakan bukti

    saksi utama dari kejadian yang lalu, contohnya ialah catatan resmi yang dibuat

    pada suatu acara atau upacara, suatu keterangan oleh saksi mata, keputusan-

    keputusan rapat, foto-foto, dan sebagainya (Moh. Nazir, 2005, h. 51). Data primer

    dalam penelitian ini dikumpulkan melalui penelitian langsung di lapangan yang

    bersumber pada penelitian wawancara dan observasi di tempat penelitian.

    2. Data Sekunder

    Menurut Hasan (2002, h. 82) data sekunder adalah “data yang diperoleh

    oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data

    sekunder merupakan data yang didapat dari studi kepustakaan, dokumen, koran,

    internet yang berkaitan dengan kajian penelitian yang diteliti oleh penulis”. Data

    sekunder dalam penelitian ini terdiri dari dokumen yang ada di kantor dan bahan-

    bahan yang diperoleh dari literatur-literatur perpustakaan (Library reseach) koran

    internet untuk menunjang penulisan dan penellitian.

  • 31

    3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

    Dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini maka

    digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

    1. Observasi

    Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik

    terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan

    yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsu