mengucapkan dirgahayu kementerian agama · tanpa tc pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ......

60

Upload: vuongthuan

Post on 16-Mar-2019

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan
Page 2: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

Pimpinan dan Seluruh Karyawan/Karyawati Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

MengucapkanSelamat Hari Amal Bhakti Ke 65 Tahun 2011

”Kerja Keras,Mewujudkan Kementerian Agama Yang Bersih dan Berwibawa”

Semoga Allah swt. Menerima Perjuangan dan Pengabdian Para Perintis, Pendiri,dan Pembangun Kementerian Agama Serta Menuntun Langkah Kita Semua

dalam Melanjutkan Kiprah Kementerian Agama di Masa Mendatang

Dirgahayu Kementerian Agama

Kepala,

Drs. H. A. Rahman TB, Lt

Kerja Keras!Kerja Cerdas!Kerja IKhlas!Majalah Santunan

Mengucapkan

Selamat Hari Amal Bhakti Ke 65Dirgahayu Kementerian Agama

PemredJuniazi

Page 3: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

Majalah Santunan Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh Pembina: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Penanggungjawab: Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Dewan Pengarah: Drs. H. Taufiq Abdullah; Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd; H. Abrar Zym, S.Ag; Drs. H. Asy’ari Basyah; Drs. Saifuddin AR; H. Aska Yunan, S.Ag. Pemimpin Umum: Drs. H. Zuardi Zain Pemimpin Redaksi: Juniazi Wakil Pemimpin Redaksi: Muzakkir Sekretaris Redaksi : Khairuddin Aba Wakil Sekretaris Redaksi: Jabbar Sabil Redaktur: Mulyadi Nurdin; Ridwan Qari; Juhaimi; Taharuddin, Wiswadas; Azhar; Khairul Saleh; Abdullah AR; Muhammad Yakub Yahya; Suri Arniansyah; Alfirdaus Putra. Pemimpin Usaha: Imran Wakil Pemimpin Usaha: Zulfahmi Keuangan: Munawar; Elia Fajri Sirkulasi: Darwin; Jatu Rahmi Rahayu Iklan: Hartati; Yenni Yusnita Layout: Tim Santunan Alamat Redaksi: Jl. Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh E-mail: [email protected] Hotline-SMS: 0852-7775-9339. Untuk distribusi, harap menghubungi No. HP. 085277529295 (Darwin). Iklan; HP. 08126935043 (Hartati).

Laporan Utama :

Kilas Balik KiprahKemenag Aceh

Tahun 2010Hal. 6

DAFTAR ISI

Dunia Islam: Masjid Terbesar Qatar

Akan Segera BeroperasiHal. 26

H. Abrar Zym, S.Ag.: Sedikit Tahu tentang yang Banyak Hal. 49

Tafsir: Nikah Mut‘ah Hal. 33

Korpri & DW: Merawat AdeniumHal. 53

Sambutan Menteri Agama RI Pada Peringatan Hari Amal Bhakti ke 65

Kementerian Agama RI, 3 Januari 2011Hal. 12

Komisi VIII DPR RIApresiasi Kinerja Kementerian Agama AcehHal. 8

Konsultasi BP4: Diam-diam Kawin Lagi

Hal. 44

Page 4: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

4 Santunan JANUARI 2011

S a l a m R e d a k s i

Tanggal 3 Januari 2011, Kementerian Agama genap berusia 65 tahun. Layaknya sebuah organisasi, usia 65 tahun bukanlah usia muda bagi Kementerian Agama.

Bila diibaratkan dengan usia manusia, umur 65 adalah usia tua dan lanjut. Ibarat padi, sudah menguning dan merunduk. Rentang waktu panjang ini, semestinya Kementerian Agama telah memiliki kematangan, kewibawaan, mapan, berkharisma dilihat dari tugas fungsionalnya bagi kemantapan kualitas ke-hidupan umat beragama di negeri ini.

Peringatan Hari Amal Bhakti Kementerian Agama, yang setiap tahun diperingati dengan upacara dan sejumlah kegia-tan lainnya, tidak hanya dipahami sebagai kegiatan rutinitas semata. Selesai itu, selesai. Bukan begitu. Sebetulnya, pe-ringatan dan upacara HAB yang dilaksanakan setiap tanggal 3 Januari itu, jaja-ran Kementerian Agama di-ingatkan kembali untuk me-ngenang, memaknai dan mengaktulisasikan cita-cita dan nilai-nilai perjuangan yang diwariskan oleh para perintis, pendahulu dan pen-diri Kementerian Agama.

Untuk itulah, sangat bijak jika di hari ulang tahun ke 65 ini, seluruh jajaran Kementerian Agama Aceh, bersama-sama mela-kukan instropeksi diri –bermuhasabah terhadap segenap sepak terjang yang selama ini telah dilakukan. Dengan instropeksi ini, diharapkan secara terbuka, jernih, objektif, kita akan memperoleh jawaban tentang sejumlah pertanyaan penting, tentang apa yang sesungguhnya telah kita lakukan selama ini? Sejauhmana prestasi yang kita capai? Bagaimana kinerja selama ini? Dan apa yang semestinya kita harus lakukan ke depan? Sejauhmana loyalitas dan integritas moral kita kepada lembaga dan pimpinan yang telah memberi kita ”makan dan penghidupan” ini? Deretan pertanyaan ini penting dikemukakan, tidak hanya pada level pimpinan, kepala kantor, kepala bidang, subbag, para kasi, kepala madrasah, kepala KUA, karyawan, tenaga pendidik dan kependidikan, penyuluh, penghulu, siswa, penjaga kantor, sekuriti kantor, begitu pun kepada setiap diri pribadi kita, yang mengaku diri aparatur Kementerian Agama Provinsi Aceh. Masihkah kita mencintai Kementerian Agama?

Kita menyadari, permasalahan dan tantangan yang di-hadapi Kementerian Agama di tengah arus perubahan sosial

yang terjadi dengan cepat dan kompleks, peta politik dan keamanaan yang begitu dinamis, iklim ekonomi dan arus global yang kian melejit, hukum dan HAM yang mendapat sorotan, hancurnya moralitas bangsa, dan sejumlah penyim-pangan prilaku sosial lainnya, di samping munculnya konflik sosial di tengah masyarakat dan sebagainya. Kondisi ini, perlu diantisipasi dan disikapi secara cerdas dan visioner oleh setiap aparatur ”ikhlas beramal” ini.

Sesuai dengan tugas dan fungsinya, sebagai penyeleng-gara sebagian tugas pemerintah di bidang keagamaan, ada sejumlah peran strategis Kementerian Agama yang dapat dimainkan, seperti peningkatan pemahaman dan pengamalan agama, pembinaan kerukunan antar umat ber-agama, serta

mengawal akhlak dan moral bangsa.

Dilihat dari tugas dan fungsi, aparatur negara ada-lah abdi masyarakat, pelayan dan pengayom masyarakat. Aparatur Kementerian Aga-ma adalah bertugas melayani masyarakat, melayani umat dengan tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip agama, akhlak mulia, dan dengan menampilkan budaya profesional.

Dalam mengemban tu-gas itu semua, dengan se-mangat korps yang kuat dan kompak, marilah kita ber-sama-sama kembali mem-perkuat i‘tikad, tekad bulat

dan kerja keras kita semua menghadapi persoalan bangsa ini, daerah ini, provinsi Aceh untuk memberikan seluruh pikiran dan tenaga dengan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan umat.

Seluruh pribadi kita, wajib memperkuat kembali citra Kementerian Agama dan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja aparatur selama ini. Seluruh aparatur Kementerian Agama harus berani mengatakan, Kementerian Agama bukan sarang KKN. Kementerian Agama penjaga moral bangsa. Seluruh aparatur Kementerian Agama bekerja secara pro-fesional dan berakhlak mulia. Ikhlas beramal motto kami. Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, kepada anak negeri ini. Semoga Allah Swt. selalu membimbing dan meridhai seluruh amal bhakti kami kepada bangsa dan negeri ini. ”Selamat Hari Amal Bhakti ke 65, Dirgahayu Kementerian Agama. I Love You”. Selamat Tahun Baru Hijriah 1432, dan Selamat Tahun Baru Miladiah 2011. n Juniazi

Dirgahayu Kementerian Agama Ke 65

Page 5: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

5Santunan JANUARI 2011

Redaksi hanya memuat surat, email, atau sms yang menyertakan identitas yang jelas, dan disampaikan dalam bahasa yang sopan. Demikian untuk dimaklumi.

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan HormatSaya Keumala Nasriah, salah

seorang Karyawati Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara, ingin menyampaikan usulan Kepada Bapak Ka.Kanwil agar pada saat Pembukaan Acara Porseni Tingkat Prov. Aceh yang ke 12, tepatnya pada tanggal 10 Januari 2011, di Meulaboh supaya di tampilkan Group Lasqi (Lembaga Pengembangan Qasidah se-Indonesia) dengan

tujuan supaya masyarakat Aceh dapat mengenal kembali seni budaya yang sesungguhnya yang mencerminkan keislaman yang kini telah memudar dan hampir saja menghilang.

Sedangkan kita semua tahu bahwa Lasqi tersebut sudah berjalan-jalan ke Turki, Thailand, Singapor, Malaysia, bahkan kahir bulan ini mau berangkat ke Nusa Tengara Barat (NTB). Sementara masyarakat Aceh sendiri tidak tahu apa yang namanya Lasqi tersebut.

Demikian aspirasi yang ingin saya sampaikan, dan atas pengertian Bapak saya ucapkan terima kasih.Wassalam

Keumala Nasriah, A. Ma

BIRO DAERAH MAJALAH SANTUNAN: Kota Banda Aceh Yusri, Said Mahfud, Aceh Barat Narjun Ikhsan, Merahwan, Simeulu Drs. H. Yusman, Iskandar, Aceh Barat Daya Zubaili, Fajrina, Nagan Raya Muhammad Juned, Taufiq, Aceh Tengah M. Ramli, SH, Hasanah, Gayo Lues Radiah, S.Sos, Munirullah, S.Sos.I, Pidie Drs. Ilyas Muhammad, Syuib, S.Ag, Kota Lhokseumawe T. Helmi, S.Sos, Umar Dani, Aceh Besar Nasrullah, Amirullah, Kota Sabang H. Khairuddin, S.Ag, Eriadi, ST, Aceh Jaya Taisir, S.TH, Rahmat, Aceh Selatan Drs. Bukhari Harun, Zulhelmi, S.Pd.I, Aceh Tenggara Syaiful, S.HI, Razali, Aceh Timur Jakfar, S.Sos.I, Hermansyah, Aceh Tamiang Muhammad Sofyan, Jumini, Kota Langsa M. Dahlan Ary, Apmilina Sari, Aceh Utara Drs. Kasmidi, A. Hadi, Aceh Singkil Ghazali, S.Ag, Widiastuti, Bener Meriah Azhari Ramadhan, M.Ag, Irmayati, SE, Bireuen Ismuar, S.Ag, Mursyidah.

Page 6: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

6 Santunan JANUARI 2011

LAPORAN UTAMA

sa asing, alat, sumber belajar, bea-siswa untuk siswa miskin, dan juga pembangunan dan rehab gedung.

Di samping itu juga dilakukan pem-binaan kepala madrasah, monitoring dana BOS, serta pelaksanaan ujian nasional UAMBN PAI, dan bahasa Arab yang juga merupakan kegiatan rutin tahunan.

Di bidang Urais kegiatan yang di-laksanakan berkisar tentang nikah, rujuk, pengembangan keluarga saki-nah dan pemberdayaan Kantor Urusan Agama. Di samping itu juga ada bim-bingan perlindungan konsumen di bidang produk halal, pemberdayaan

“Kegiatan Lancar, Anggaran Pembangunan Fisik Masih Kurang”

Dirangkum oleh Mulyadi Nurdin

Nilawati (30 tahun), seorang guru di Aceh Besar, tersenyum bahagia ketika keluar dari se-

buah Bank di Lambaro. Dengan bangga ia memperlihatkan saldo tabungannya yang sudah bertambah.

“Tunjangan sertifikasi sudah ma-suk ke rekening”, ujarnya sambil ter-senyum.

Nilawati, adalah salah satu dari ribuan guru di jajaran Kementerian Agama Aceh yang mendapatkan tun-jangan profesi guru. Program yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 2007 tersebut masih berlangsung hingga tahun 2010.

Dalam tahun 2010 kegiatan di jajaran Kanwil Kementerian Agama Aceh memang lebih dominan di bi-dang pendidikan, dengan alokasi dana 56,28% dari total anggaran yang ada, kegiatan di bidang ini lebih ditekankan pada program manajemen pelayanan pendidikan, yang di dalamnya temasuk tunjangan profesi guru.

Program lainnya adalah pendidikan anak usia dini dalam bentuk pembinaan Raudhatul Athfal dan pengadaan buku bacaan, dan buku cerita untuk anak. Sementara untuk pendidikan dasar dan menengah dilakukan pengembangan kurikulum, model pembelajaran, baha-

Kilas Balik Kementerian AgamaProvinsi Aceh Tahun 2010

Page 7: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

7Santunan JANUARI 2011

Laporan Utamamasyarakat dhuafa dalam bentuk ban-tuan sosial keagamaan.

Di bidang penyelenggaraan haji, zakat dan wakaf, dilakukan kegiatan validasi data wakaf, dan zakat, ope-rasional pemberangkatan serta pemu-langan jamaah haji, disertai dengan perekrutan dan pelatihan petugas haji, dan sosialisasi ISO penyelenggaraan haji.

Selanjutnya di bidang Pekapontren kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2010 adalah pembinaan guru madrasah diniyah, TPA, Majelis taklim dan pon-dok pesantren. Kemudian program wajardikdas dan program kesetaraan paket A, B, dan C. Juga dilakukan pen-dataan EMIS serta pengembangan santri melalui pemberian beasiswa program S1 dan S2.

Di bidang Penamas, dalam rangka melaksanakan informasi keagamaan

dilakukan kegiatan penyediaan alat pengolah data, dan pencetakan buku direktori masjid bersejarah. Dilanjut-kan dengan pembinaan agama Islam pada masyarakat melalui televisi. Da-lam rangka pembinaan penyuluh di-lakukan kegiatan koordinasi seksi Pe-namas, dan Pemilihan Penyuluh Agama Islam Teladan.

Dalam rangka mewujudkan pela-yanan prima pada masyarakat, diada-kan pembinaan dewan hakim MTQ, ta’mir masjid, imam masjid, khatib muda, pelatihan tajhiz mayat, serta pengadaan buku-buku dan rehabilitasi sarana ibadah.

Secara umum, di tengah kegiatan rutin dan saratnya program yang di-emban, kondisi sarana fisik di jajaran Kanwil Kemenag Aceh justru masih dirasa kurang. Hal ini karena anggaran yang tersedia untuk bidang ini masih

terbatas. Tentunya kondisi ini ber-dampak pada berlarutnya penyele-saian gedung Kanwil, dan dua kantor Kankemenag yang sedang dibangun, yaitu Kankemenag Aceh Utara, dan Kankemenag Aceh Timur.

Di sisi lain, peningkatan kompeten-si dan profesionalitas pegawai masih juga mengalami kendala. Karena Aceh belum memiliki Balai Diklat Keagamaan sendiri. Dengan jumlah pegawai yang mencapai 15.716 orang, agak kewa-lahan jika berbagai pelatihan pegawai masih harus dilakukan di Medan.

Namun begitu, sebagai instansi negara yang mengelola anggaran APBN hingga 1,12 Triliyun Rupiah, Kanwil Kemenag Aceh terus melakukan pe-ningkatan SDM pegawai di jajarannya, dalam rangka menyongsong reformasi birokrasi dan pemberian pelayanan prima kepada masyarakat. n

Apel terakhir di tahun 2010, Senin, 27 Desember 2010 M/21 Muharam 1432 H. Pembina apel, Kabag Tata Usaha, Drs. H. Taufiq Abdullah, sedang “memompa” semangat baru untuk memasuki tahun baru miladiah dengan semangat hijrah.

Page 8: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

8 Santunan JANUARI 2011

Laporan Utama

Hal ini terungkap dalam kunju-ngan kerja Komisi VIII DPR RI di Aceh baru-baru ini. Sejumlah

keberhasilan jajaran Kementerian Agama Aceh, yang dicatat Komisi VIII DPR RI antara lain, keberhasilan Kementerian Agama mensponsori lahirnya Peraturan Gubernur Aceh Nomor 47 tentang Pendidikan Dayah di Aceh. Keberhasilan Aceh melahirkan Badan Dayah sebagai lembaga yang khusus mengelola Dayah, dinilai sebagai langkah maju. “Walaupun Jawa Timur, provinsi yang paling banyak pesantren di Indnesia, namun belum ada Peraturan daerah maupun Pergub yang mengatur soal ponpes ini,” sebut Ahmad Zainuddin, Lc, yang menjadi Ketua Tim Kunker. Di bidang pendidikan, Komisi VIII juga menilai, hasil UN siswa madrasah dalam beberapa tahun terakhir, yang secara kumulatif berada di atas siswa sekolah umum mendapat apresiasi positif.

Program peningkatan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan, yang menyedot hampir separuh anggaran Kementerian Agama Aceh, dinilai positif dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di madrasah. Keberhasilan program wajar dikdas sembilan tahun dan program peningkatan mutu pen-didik dan tenaga kependidikan juga mendapat nilai bagus.

Komisi VIII juga merespon positif, rencana Aceh untuk mengadakan kursus pra nikah bagi calon pengantin, hal ini dinilai sebagai langkah maju dalam rangka menurunkan angka perselisihan

dan perceraian di daerah ini. Di bidang kerukunan umat beragama,

Komisi VIII berapresiasi dengan per-kembangan kerukunan antar umat beragama di Aceh yang terjalin dengan baik. “Walau daerah ini diberlakukan syariat Islam, namun belum pernah terjadi konflik beragama di Aceh, ter-masuk ekses dari pelaksanaan syariat Islam ini belum terlihat,” jelas tim ini.

Keberhasilan penyelenggaraan iba-dah haji Aceh, terungkap dalam sejum-lah kesempatan pertemuan jajaran Ke-menterian Agama Aceh dengan Komisi VIII DPR RI. Dalam pertemuan dengan Wakil Gubernur Aceh, sejumlah SKPA, Kakanwil serta lembaga daerah dengan Komisi VIII DPR RI, bertempat di Gedung Serba Guna Sekretariat Daerah Aceh, Senin (20/12), terungkap, wa-lau Aceh saat ini jumlah daftar tunggu jamaah haji terbanyak secara nasional, namun Aceh dinilai berhasil dalam menyelenggarakan ibadah haji dengan memperoleh predikat sebagai embarkasi terbaik dua tahun berturut-turut. Malah, secara khusus menjelaskan rencana Pemerintah Aceh membangun asrama haji Aceh di Arab Saudi, mendapat tanggapa positif Komisi ini.

Selain sejumlah apresiasi positif yang ditoreh jajaran Kementerian Agama, dalam pertemuan khusus dengan jaja-ran Kementerian Agama, tokoh masya-rakat, tokoh agama, pimpinan dayah dan pimpinan madrasah, Selasa (21/12), di Asrama Haji, juga terungkap sejumlah saran, usulan dan masukan kepada

Komisi VIII ini. Dalam pertemuan yang dipandu

Kakanwil Kementerian Agama Aceh, Drs. H. A.Rahman TB, Lt, di antara saran dan masukan yang muncul antara lain, tentang jumlah waiting list jemaah haji Aceh yang saat ini sudah mencapai angka 35 ribu orang, hendaknya dapat dicarikan solusi. Dalam kesempatan itu, Kakanwil menilai sistem kouta proporsional me-nurut jumlah daftar tunggu per provinsi, dinilai sebagai solusi yang adil untuk mengurangi jumlah daftar tunggu jamaah haji Aceh saat ini.

Ketua Madrasah Development Cen-tre (MDC), Dr. H. Jailani AR, meminta pemerintah memberikan perhatian khu-sus pada peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan di daerah ini. Untuk itu, ia meminta kepada Pe-merintah Pusat melalui Komisi VIII DPR RI, untuk segera merealisasikan pen-dirian Balai Diklat Keagamaan di Aceh. “Tanpa adanya Balai Diklat dan anggaran yang memadai, sulit sekali meningkatkat kualitas tenaga pendidikan di Aceh,” ujarnya yang diamini Kakanwil.

Pertemuan itu juga merespon soal zakat yang dapat mengurangi pajak, walau aturan tentang zakat ini sudah ada di UUPA, namun terbentur penarapannya karena dinilai bertentangan dengan UU Pajak.

Ketua tim kunjungan kerja Komisi VIII DPR RI, Ahmad Zainuddin, Lc dari Fraksi PKS, kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI dimaksudkan untuk menjalan-kan komunikasi intensif antara DPR RI,

KOMISI VIII DPR RI

Beri Apresiasi Kinerja Kementerian Agama AcehKomisi VIII DPR RI, secara khusus memberi apresiasi atas sejumlah

hasil yang dicapai jajaran Kementerian Agama Aceh selama ini.

Page 9: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

9Santunan JANUARI 2011

Laporan Utamakhususnya Komisi VIII DPR RI dengan daerah, baik Pemerintah Daerah, mau-pun lembaga kemasyarakatan berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan di bidang agama, sosial, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan pe-nyelenggaraan penanggulangan benca-na. Di samping itu, kunjungan kerja ini juga dalam rangka menggali dan menye-rap aspirasi daerah dari unsur pemerin-tah daerah maupun masyarakat.

Ahmad Zainuddin, Lc, menilai, per-temuan dengan jajaran Kementerian Agama Aceh, sangat produktif dalam rangka mengumpulkan dan mendapat-kan masukan berupa data dan kondisi faktual tentang pelaksanaan program pembangunan di daerah ini, khususnya bidang agama. Ia juga mengatakan, pihaknya akan meneruskan aspirasi masyarakat ini kepada pihak eksekutif di Jakarta sesuai dengan tupoksinya masing-masing.

Rombongan Komisi VIII DPR RI se-luruhnya berjumlah 14 orang, yang terdiri dari; Ahmad Zainuddin, Lc (Ketua TIM/F.PKS), H. Imran Muchtar (FPD), Drs. H. As’ad Syam, MM (FPD), H. Sayed Fuad Zakaria, SE (FPG), R. Adang Ruchiatna Puradirejda (FPDIP), Ina Ammania (FPDIP), H. Iskan Qolba Lubis, MA (FPKS), Drs. H. Abdul Rozaq Rais, MM (FPAN), Hj. Dewi Qoryati, M.Si (FPAN), Drs. H. Hasrul Azwar, MM (FPPP), dan didampingi dua orang staf Sekretariat DPR RI, Yanto Supriyanto, SH, Didik Sri Haryanto, dan satu orang tenaga ahli Margareth Aliyatul Maimunah, M.Si.

Kunjungi Ponpes dan MadrasahKhusus dengan jajaran Kementerian

Agama, rombongan Komisi VIII DPR RI, juga berkesempatan berkunjung ke Komplek Madrasah Jambo Tape, (MAN I, MTSN I, dan MIN I) Banda Aceh, Dayah Darul Ulum, dan Dayah Inshafuddin Banda Aceh.

Dalam kesempatan kunjungan ini, Komisi VIII juga menyerahkan bantuan Kementerian Agama Pusat Rp.640 juta, masing-masing kepada MTsS Baitul Aidah, Kecamatan Simpang Mamplam, Bireuen Rp 140 juta, MTsS Darul Mukhlisin, Kecamatan Bebesen, Aceh Tengah Rp 140 juta, MAS Labuhan Haji Timur, Aceh Selatan Rp 180 juta, dan MAS Meurah Mulia, Aceh Utara Rp 180 juta, yang diterima langsung kepala madrasah bersangkutan. n (juniazi)

Berdasarkan data Bidang Penye-lenggaraan Haji, Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Aceh,

jumlah jemaah haji pada tahun 2008 sebanyak 4.232 orang, tahun 2009 sebanyak 3.602 dan pada tahun 2010 sebanyak 4.133 orang. Kecenderungan masyarakat untuk me-laksanakan ibadah haji sangat tinggi, hingga tanggal 16 Desember 2010 jumlah jemaah yang telah mendaftar (waiting list) sebanyak 34.552 orang (diperkirakan masa tunggu hingga 9 tahun).

Berbagai persoalan masih dihadapi jemaah haji, baik di tanah air maupun tanah suci. Jarak yang ditempuh jemaah untuk membuat paspor sangat jauh karena jumlah Kantor Imigrasi yang ada di Aceh baru ada di lima lokasi yaitu Sabang, Banda Aceh, Lhokseumawe, Langsa dan Meulaboh.

Kesehatan Jamaah sangat mempe-ngaruhi kelancaran ibadah, untuk itu faktor kesehatan hendaknya lebih di-perhatikan

Jamaah yang udzur hendaknya di-dampingi oleh mahram yang memiliki hubungan darah dekat karena di Tanah

Suci banyak yang ditelantarkan setelah diamanahkan kepada orang lain yang tidak ada hubungan dekat.

Biaya yang akan dikenakan kepada Jamaah di luar BPIH (Biaya Penyeleng-garaan Ibadah Haji) di daerah diantara-nya: Biaya pengadaan pakaian seragam nasional, dan biaya perjalanan lokal (dari Kabupaten/Kota ke Embarkasi Banda Aceh). Sebahagian jamaah men-dapat bantuan dari Pemerintah Daerah setempat.

Peran Kantor Urusan Agama (KUA) dalam pelaksanaan Ibadah haji yaitu melakukan manasik haji sebanyak 11 kali pertemuan mengacu pada buku manasik yang dikeluarkan Kementerian Agama Pusat. Biaya yang disediakan se-besar Rp 20.000.- untuk setiap orang dalam sekali pertemuan.

Kegiatan Sosialisai Undang-undang Haji yang telah dilakukan antara lain: Memberikan informasi melalui media cetak, dan mengadakan sosialisasi, pe-nyuluhan dan orientasi tentang pera-turan perhajian kepada praktisi haji, yaitu Kepala KUA dan Kasi yang mena-ngani haji. n(mulyadi nurdin)

Sukses Pelaksanaan Ibadah Haji

Pelaksanaan ibadah haji berjalan lancar, namun waiting list yang terlalu panjang jadi persoalan.

Page 10: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

10 Santunan JANUARI 2011

Laporan Utama

Kehadiran UU No. 38/1999 ten-tang Pengelolaan Zakat yang berlaku secara nasional, tidak

begitu bergema di Aceh. Hal ini disebabkan adanya UU No. 44/1999 tentang Keistimewaan Aceh, yang menetapkan PERDA No. 5/2000 ten-tang Pelaksanaan Syariat Islam.

Salah satu dari 13 unsur pelak-sanaan Syariat Islam di Aceh adalah pembentukan Badan Baitul Mal seba-gai pengelola zakat dan harta agama lainnya. Berdasarkan PERDA Provinsi DI Aceh No. 5/2000 dibentuklah BADAN BAITUL MAL melalui Kepu-tusan Gubernur No. 18/2003 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Baitul Mal Provinsi NAD yang mulai beroperasi bulan Januari 2004.

Kegiatan Badan Baitul Mal tersebut didukung oleh Qanun No. 7/2004 ten-tang Pengelolaan Zakat. Pembentukan Badan Baitul Mal ini erat kaitannya dengan kelahiran UU No. 18/2003 tentang OTSUS Prov. NAD, di mana zakat telah ditetapkan sebagai salah satu sumber PAD Provinsi dan PAD Kabupaten/Kota. Ketentuan tersebut tidak dapat diimplementasikan dengan baik karena peraturan pelaksanaannya belum dikeluarkan.

Setelah Aceh dilanda Tsunami akhir tahun 2004 dan ditandatanganinya MoU Helsinki tentang Perdamaian antara Pemerintah RI dan GAM tang-gal 15 Agustus 2005, lahirlah UU No. 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) yang menggantikan UU No. 18/2003. Kehadiran UUPA lebih memperjelas keberadaan zakat di Aceh yang dituangkan dalam 3 pasal:

Pasal 180 ayat (1) huruf d disebut-- kan: “Zakat sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Aceh dan PAD Kabupaten/Kota”.Pasal 191: “Zakat, harta wakaf dan -

harta agama dikelola oleh Baitul Mal Aceh dan Baitul Mal Kab./Kota yang diatur dengan Qanun”.Pasal 192: “Zakat yang dibayar men-- jadi faktor pengurang terhadap jum-lah pajak penghasilan terutang dari wajib pajak”.

Di samping amanah dari 3 pasal UU No. 11/2006 tersebut di atas yang mengatur tentang kewenangan Baitul Mal, juga adanya PERPU No. 2/2007 yang selanjutnya menjadi UU No. 48/ 2007 tentang Penyelesaian Masalah Hu-kum Pasca Tsunami di Aceh dan Nias.

PERPU tersebut memperluas ke-wenangan Baitul Mal menjadi wali pengawas serta ditunjuk menjadi pengelola dari tanah, harta, serta rekening nasabah Bank yang tidak ada lagi/tidak diketahui pemilik/ahli warisnya. Semua ketentuan tersebut di atas dituangkan dalam Qanun Aceh No. 10/2007 tentang Baitul Mal, yang diundangkan dalam Lembaran Daerah NAD No. 10 tanggal 18 Januari 2008. Dengan demikian kehadiran “Baitul Mal” sebagai pengganti “Badan Baitul Mal” adalah bulan Januari 2008.

Pengumpulan dan strategi distribusi zakat

Salah satu indikator kemampuan Baitul Mal adalah pada bagaimana melakukan fund-raising (pengumpulan dana) baik yang berasal dari sumber zakat, infak, shadaqah dan lain-lain.

Pengumpulan zakat sendiri didomi-nasi oleh zakat penghasilan dari PNS yang berada dalam lingkup Pemerintah Daerah yang bersangkutan. Sebetulnya dengan ditetapkan zakat sebagai salah satu sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang harus disetor ke Kas Umum Daerah dan selanjutnya dikeluarkan melalui Bendaharawan Bai-tul Mal untuk disalurkan kepada asnaf

Pemberdayaan Umat Melalui ZakatPengelolaan zakat di Aceh juga dilakukan oleh Pemerintah

Daerah, UU Otonomi Khusus jadi landasan.

yang membutuhkannya, pengumpulan zakat penghasilan dari PNS dapat dila-kukan melalui pemotongan pada daftar gaji atau daftar pembayaran honorarium dengan syarat sudah mencapai nisab (dalam tahun 2009 nishab zakat peng-hasilan ditetapkan Rp 2.200.000,-/bu-lan). Pemotongan tersebut dilakukan sama seperti pemotongan Pajak Peng-hasilan (PPh) pada daftar gaji dan daftar pembayaran honorarium.

Mengingat masih ada sebagian ulama Dayah/Pesantren yang berpen-dapat tidak ada zakat gaji, karena tidak dijalankan pada masa Rasulullah saw., maka pemotongan tersebut tidak dapat dilakukan secara serta merta.

Hal ini terjadi di Kabupaten ter-tentu seperti Pidie yang tidak mem-berlakukan pemotongan zakat gaji, tetapi boleh diambil infak dari gaji, di mana jumlahnya bukan 2½%, tetapi berdasarkan keikhlasan, biasanya 1% atau lebih sedikit. Karenanya Pidie sangat sedikit penerimaan zakat gaji, walaupun dari seluruh Baitul Mal Kabupaten/Kota yang ada di Aceh Baitul Mal Pidie mempunyai jumlah aset terbanyak, yaitu dalam bentuk tanah dan bangunan pertokoan yang diperoleh pada masa kejayaan BAZIS tahun 1990-an yang dulu telah membeli tanah-tanah terpencil, sekarang sudah terletak di pusat kota.

Selain pengumpulan zakat pengha-silan dari PNS sesuai dengan kewena-ngan masing-masing Baitul Mal yang sudah dirintis sejak masa BAZIS, mulai tahun 2006 juga digalakkan pe-ngumpulan infak dari rekanan PEMDA masing-masing sebesar ½ % dari jumlah pekerjaan diatas nilai Rp 20.000.000,-.

Pengumpulan tersebut dilakukan berdasarkan Instruksi Gubernur No. 13/INSTR/2005 tentang Pemotongan Infak dari Perusahaan yang Mendapat Pekerjaan dari Pemerintah Daerah. In-

Page 11: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

11Santunan JANUARI 2011

Laporan Utamastruksi Gubernur ini diperkuat dengan Peraturan Gubernur No. 60 tahun 2008 tentang Mekanisme Pengelolaan Zakat. Alhamdulillah, pengumpulan infak ini secara bertahap telah menunjukkan bobotnya yang semakin jelas (bahkan lebih besar dari zakat).

Bahkan penerimaan infak untuk Baitul Mal Aceh sudah dimulai tahun 2005, yaitu sebesar Rp 1.033.011.278,-. Pemungutannya langsung dilakukan oleh Kas Umum Daerah yaitu pada saat pencairan dana oleh rekanan yang mendapat pekerjaan dari PEMDA langsung dipotong infak ½% di atas pekerjaan bernilai Rp 20.000.000,-.

Sedangkan penerimaan infak un-tuk Baitul Mal Kabupaten/Kota sulit dipisahkan dengan penerimaan zakat, karena untuk memperbesar fund-raising mereka menambah saja pada penerimaan zakat, dengan harapan mereka mendapat penghargaan dari Provinsi karena mampu mengumpul-kan angka tertinggi.

Dengan semakin meningkatnya pem-binaan dan pengembangan administrasi Baitul Mal Kabupaten/Kota, serta ada-nya pemekaran Kabupaten Pidie Jaya dan Kota Subulussalam, diharapkan perkembangan Baitul Mal Kabupaten/Kota semakin lebih baik, dan berkat adanya dukungan Pemerintah Provinsi serta Pemerintahan Kabupaten/Kota, diharapkan tahun 2010 akan menjadi “Tahun Kebangkitan Baitul Mal” selu-ruh Aceh. Insya Allah.

Pemerintah Aceh dalam mengopti-malkan potensi BAZ melakukan opti-malisasi pelaksanaan regulasi yang berkaitan dengan BAZ, yaitu Qanun No. 10 Tahun 2007 tentang Baitul Mal. Di samping itu, setiap tahunnya Pemerintah Aceh mengalokasikan dana dari APBA untuk operasional Baitul Mal, sehingga dana zakat yang dikumpulkan dapat dipergunakan untuk pelaksanaan program-program pengentasan kemiski-nan, seperti penyaluran zakat produktif seperti modal usaha, becak mesin, dsb.

Walau demikian zakat juga disa-lurkan dalam bentuk konsumtif, be-rupa bantuan bulanan untuk fakir uzur, orang yang mengalami musibah bencana alam, dan sebagainya (SK Tim Pembina Baitul Mal Aceh Nomor: 02/KPTS/2010 tentang Penetapan Rencana Alokasi Penyaluran Zakat Tahun 2010). n(mulyadi nurdin)

Tabel Program, Kegiatan, dan Anggaran Kanwil Kemenag Aceh 2010

No K E G I A T A N ANGGAR AN

1Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara

2.000.000.000

2

Pogram Penerapan Pemerintah yang Baikpembayaran gaji, tunjangan pegawai, biaya operasional perkantoran, pengelolaan kegiatan kepegawaian termasuk rekruitment/ pengangkatan CPNS

Sesuai dengan dokumen pada

satker

3

Program Peningkatan Pelayanan kehidupan beragama;

kegiatan prioritas adalah rehab balai - 23 unitOperasional Pelayanan NR 231 KUA - PNBP -

2.070.000.000

2.772.000.0001.149.744.000

4

Program Peningkatan Pemahaman, Penghayatan, Pengamalan, dan Pengembangan Nilai-nilai Keagamaan;

Subsidi Tunjangan Penyuluh Agama - Non PNS untuk 8.332 orang 9.998.400.000

5

Program Peningkatan Kerukunan Umat Beragama;

bantuan operasional Forum KUB - untuk tingkat kanwil pembinaan KUB - tingkat Kankemenag Kab/Kota 7 lokasi -

30.000.000150.000.000250.000.000

6 Program Pendidikan Anak Usia Dini 1.470.000.000

7Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

213.244.562.000

8 Program Pendidikan Menengah 55.666.251.000

9 Program Pendidikan Non Formal 1.530.000.000

10Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

48.308.800.000

11 Program Manajemen Pelayanan Pendidikan 672.268.614.000

12Program Peningkatan Pendidikan Agama, dan Pendidikan Keagamaan

17.200.000.000

13Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan Gender, dan Anak

50.000.000

Sumber: Subbag Caninfoka Kanwil Kemenag Aceh

Page 12: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

12 Santunan JANUARI 2011

SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA PERINGATAN HARI AMAL BHAKTI KE 65

KEMENTERIAN AGAMA RI, TANGGAL 3 JANUARI 2011

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum wr. wb,

Salam sejahtera bagi kita semua,

Para Pejabat dan seluruh Karyawan Kementerian Agama, Hadirin Peserta Upacara yang saya hormati,

Page 13: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

13Santunan JANUARI 2011

Laporan Utama

Pada kesempatan yang ber-bahagia ini, terlebih dahulu marilah sama-sama kita me-manjatkan puji dan syukur ke

hadirat Allah swt., Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan nikmat dan karunia-Nya pada hari ini kita merayakan Hari Amal Bakti ke-65 Kementerian Agama.

Hari bersejarah ini mengingatkan kita semua, keluarga besar Kemen-terian Agama di seluruh Indonesia, terhadap tonggak bersejarah berdiri-nya Kementerian Agama Republik Indonesia pada tanggal 3 Januari 1946, dengan Menteri Agama pertama almarhum Haji Mohammad Rasjidi.

Dalam kesempatan ini, marilah kita merenungkan kembali tujuan pembentukan serta misi yang di-emban oleh Kementerian Agama yang berdiri sebagai pelaksanaan amanat Undang-Undang Dasar 1945. Kementerian Agama adalah instansi pemerintah yang menjalankan tugas pokok untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan kehi-dupan beragama kepada seluruh umat beragama di tanah air kita.

Melalui perjuangan yang gigih dan tanpa pamrih para pendahulu kita, sejarah Kementerian Agama menyatu dengan sejarah NKRI. Bahkan dalam masa revolusi fisik dan diplomasi mempertahankan kemerdekaan, Kantor Pusat Kementerian Agama turut hijrah ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Pergantian pemerintahan dan perubahan politik yang terjadi sepanjang sejarah Indonesia telah mengukuhkan misi dan tugas pokok Kementerian Agama yang tidak bisa tergantikan oleh instansi lain.

Saudara-saudara keluarga besar Ke-menterian Agama yang berbahagia.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Kementerian Agama memainkan peran strategis dalam empat hal, yaitu dalam peningkatan pemahaman dan pengamalan agama, pembinaan kerukunan antar umat beragama, peningkatan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan, serta mengawal akhlak dan moral bangsa.

Dalam masa 65 tahun perjala-nan sejarah Kementerian Agama hingga kini, beberapa kali telah dilakukan penyempurnaan susunan

organisasi, ruang lingkup tugas dan fungsi Kementerian Agama, seiring dengan dinamika yang terjadi dalam kehidupan umat dan bangsa.

Persoalan utama yang dihadapi bangsa kita dewasa ini, adalah ma-salah kebodohan, pengangguran, kemiskinan, dan krisis akhlak yang belakangan ini memprihatinkan kita semua.

Melalui program pendidikan aga-ma dan keagamaan, Kementerian Agama turut mencerdaskan kehi-dupan bangsa. Pemberdayaan lemba-ga pendidikan agama dan peningkatan kualitas pendidikan keagamaan telah mengalami banyak kemajuan seiring dengan tuntutan perkembangan zaman.

Selanjutnya dalam upaya menang-gulangi masalah kemiskinan, Keme-nterian Agama sejauh ini telah turut berperan dan memberikan kontribusi melalui pemberdayaan lembaga-lembaga sosial keagamaan, seperti pemberdayaan rumah iba-dah sebagai pusat kegiatan sosial kemasyarakatan.

Kementerian Agama bersama instansi terkait juga mengembang-kan kebijakan di bidang pengelolaan zakat, infak, sedekah, wakaf serta dana sosial keagamaan lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menanggulangi ma-salah kemiskinan. Peranan pranata keagamaan dalam pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masya-rakat perlu terus kita gerakkan di masa mendatang.

Saudara-saudara keluarga besar Kementerian Agama yang saya banggakan.

Di samping peran dan kontribusi sebagaimana disebutkan di atas, saya ingin mengingatkan kembali bahwa Kementerian Agama ke depan perlu lebih mempertajam substansi dan efektivitas tugas pokok yang telah dilaksanakan selama ini.

Kita bersyukur bahwa penyeleng-garaan ibadah haji sebagai bagian dari tugas pelayanan kehidupan beragama dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, baik dari sisi sistem, manajemen, akuntabilitas maupun pelayanan kepada jemaah haji. Untuk itu, saya berharap berbagai kemajuan dalam penyelenggaraan ibadah haji yang telah dicapai terus dipelihara dan tingkatkan di masa mendatang.

Menyangkut kerukunan atau to-leransi dalam kehidupan beragama, kita menyadari bahwa kerukunan merupakan kondisi yang penting diwujudkan dalam kehidupan ber-bangsa dan bernegara. Tidak boleh dilupakan bahwa prinsip dasar kerukunan dan toleransi beragama sebenarnya telah tertuang dalam Undang-Undang Dasar negara kita yang menjamin kemerdekaan setiap penduduk untuk memeluk agama dan beribadah menurut agama yang diyakininya.

Saudara-saudara keluarga besar Kementerian Agama yang saya hormati.

Sebagai keluarga besar Kemen-terian Agama mungkin tidak pada tempatnya jika kita sendiri yang menilai kontribusi yang telah kita berikan kepada masyarakat. Namun, dengan penilaian yang obyektif, dari perjalanan selama 65 tahun ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kementerian Agama telah memberikan kontribusi yang nyata bagi pembangunan bangsa dan negara ini.

Peran Kementerian Agama ke depan semakin penting dan strategis, karena sesuai dengan rekomendasi National Summit 2009 bahwa isu utama pembangunan agama setidak-nya mencakup tiga hal, yaitu:

Pertama, peningkatan wawasan keagamaan yang dinamis.

Kedua, penguatan peran agama dalam pembentukan karakter dan peradaban bangsa.

Ketiga, peningkatan kerukunan umat beragama dalam membangun

Page 14: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

14 Santunan JANUARI 2011

Laporan Utamakerukunan nasional.

Terkait dengan peningkatan wa-wasan keagamaan yang dinamis, hasil yang diharapkan adalah optimalisasi fungsi agama sebagai landasan etik atau moral bagi pembangunan, perlunya peningkatan pemahaman dan perilaku keagamaan yang se-imbang, moderat dan inklusif, perlunya mewujudkan keshalihan sosial sejalan dengan keshalihan ritual, perlunya peningkatan motivasi dan partisipasi umat beragama dalam pembangunan nasional, dan perlunya peningkatan ketahanan umat beragama terhadap ekses negatif ideologi-ideologi dan gerakan transnasional.

Tentang penguatan peran agama dalam pembentukan karakter dan peradaban bangsa, hasil yang diha-rapkan adalah peningkatan kualitas pribadi umat beragama, peningkatan harkat dan martabat umat beragama dalam membangun jati diri bangsa, peningkatan peran umat beragama dalam membangun harmoni antar peradaban, penguatan peran lembaga sosial keagamaan, dan peningkatan peran agama dalam pembangunan nasional.

Sedangkan mengenai peningkatan kerukunan umat beragama dalam membangun kerukunan nasional, output yang diharapkan adalah peningkatan dialog dan kerjasama antar umat beragama, penguatan peraturan perundang-undangan ter-kait kehidupan keagamaan, pening-katan peran Indonesia dalam dialog lintas agama di dunia Internasional.

Dalam hubungan ini, saya meminta agar hal-hal tersebut mendapat per-hatian dalam pembinaan kerukunan kehidupan beragama ke depan.

Saudara-saudara keluarga besar Ke-menterian Agama yang terhormat.

Seiring dengan perkembangan masyarakat dalam era keterbukaan informasi sekarang ini, aparatur pemerintah di semua tingkatan dituntut untuk melakukan sesuatu dengan benar dan melakukan se-suatu yang benar. Untuk melakukan sesuatu dengan benar, seorang pim-pinan dan staf harus mempunyai kompetensi. Meski kompetensi itu tidak harus sampai harus ke soal-soal detil, namun, seorang pejabat wajib menguasai logika besar dari target

yang hendak dicapai. Sedangkan me-lakukan sesuatu yang benar adalah kemampuan untuk menentukan mana yang benar dan salah, itu terkait dengan integritas.

Dalam pada itu, kita menyadari dalam usia ke 65, tugas-tugas Kemen-terian Agama tidak semakin ringan, tetapi semakin berat, yang membu-tuhkan semangat pengabdian, peng-orbanan, kerja keras serta keikhlasan dalam melayani masyarakat.

Saudara-saudara yang saya hor-mati.

Sesuai dengan tema peringatan Hari Amal Bakti ke-65 pada tahun ini, yaitu “Kerja Keras Mewujudkan Kementerian Agama yang Bersih dan Berwibawa”, saya meminta kepada seluruh jajaran aparatur Kementerian Agama baik di pusat maupun di daerah, untuk bekerja keras dan bersama-sama memperkuat kesadaran kolektif untuk mengedepankan nilai-nilai ke-jujuran dan etika kerja yang sehat dan benar serta menjauhi segala macam praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.

Sebelum mengakhiri sambutan ini,

saya mengajak kita sekalian, marilah benar-benar kita tegakkan integritas aparatur Kementerian Agama yang bersih, jujur, & profesional dan berwibawa. Kewibawaan akan hadir jika kita semua bekerja dengan bersih, jujur, dan profesional di atas landasan nilai-nilai keikhlasan. Di samping itu, mari kita mengedepankan sifat melayani dan memberi teladan.

Seluruh Peserta Upacara dan ha-dirin yang saya hormati.

Demikian sambutan saya dalam rangka memperingati Hari Amal Bakti ke 65 Kementerian Agama. Semoga Allah swt. menerima perjuangan dan pengabdian para perintis, pendiri dan pembangun Kementerian Agama serta menuntun langkah kita semua dalam melanjutkan kiprah Kementerian Agama di masa mendatang.

Sekian dan terima kasih. Wallahul muwaffiq ilaa aqwami

thariq,

Wassalamu’alaikum wr. wb. Jakarta, 3 Januari 2011 Menteri Agama RI, Suryadharma

Page 15: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

15Santunan JANUARI 2011

Laporan Utama

Sesuai data pada Kasubbag Peren-canaan, dan Informasi Keagamaan Kanwil Kemenag Aceh, daya tam-

pung pada Lembaga Pendidikan agama/Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah -baik Negeri maupun Swasta- belum mampu menerima seluruh pe-serta yang mendaftar walaupun mereka dapat memenuhi semua persyaratan yang telah ditetapkan, karena daya tampung pada Madrasah yang terbatas, ini terlihat dari minat masyarakat yang semakin tinggi untuk menyekolahkan anak di madrasah dari tahun ke tahun.

Jumlah, kondisi dan daya tampungJumlah Lembaga Pendidikan Agama

yang ada dalam binaan Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Prov. Aceh menu-rut jenjang adalah sbb:

No Lembaga Negeri Swasta Jumlah Ket.

1 RA - 250 250

2 MI 433 124 557

3 MTs 109 223 332

4 MA 68 129 197

Total 610 726 1.336

Walau demikian Lembaga Pendidi-kan Agama saat ini 70% hampir menca-pai standar pelayanan minimal dan 30% lainnya masih jauh dibawah 8 (delapan) Standar Nasional sebagaimana harapan dari PP No. 19 Tahun 2005 .

Hal ini dapat dibuktikan dengan ha-sil Akreditasi Madrasah oleh BAN-S/M, hanya 29 madrasah yang memperoleh kategori A, atau 3,15%, 431 Madrasah yang memperoleh katagori B, atau 46,85%, 431 Madrasah memperoleh kategori C atau 46,85%, dan 29 Mad-rasah yang tidak terakreditasi atau sekitar 3,20% dari 920 Madrasah yang telah mengajukan usul Akreditasi .

Muatan lokal Pemerintah Aceh Pemerintah Provinsi Aceh ingin me-

nerapkan beberapa materi Muatan Lokal di seluruh sekolah dan madrasah, yang merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi sesuai dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.

Dilihat dari jenis muatan lokal yang telah berkembang pada madrasah di Aceh, dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

Pelajaran Bahasa Arab pada jenjang 1. MI dan MTs.Bahasa Inggris pada jenjang MI.2. Ketrampilan / Pengembangan Diri 3. pada jenjang MTs. Pendidikan Moral/Etika/Karakter 4. pada jenjang MTs. Tulis baca huruf al-Quran pada 5. jenjang MI, MTs dan MA. Kaligrafi pada jenjang MI, MTs dan 6. MA. Seni Tilawah al-Quran pada jenjang 7. MI, MTs dan MA

Selain muatan lokal dalam bentuk mata pelajaran, Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan atau Majlis Pendidikan Daerah juga merencanakan pelaksanaan pembelajaran Mata Pela-jaran bernuansa islami dalam bentuk internalisasi nilai-nilai keislaman pada berbagai mata pelajaran. Bentuk rencana ini telah dilakukan pelatihan/workshop pada tahun 2009 bagi sebagian guru untuk memperoleh kompetensi dalam perencanaan pembelajaran.

Implementasi PP 55/2007.Dalam rangka implementasi PP

55/2007 tentang pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan di Provinsi Aceh, beberapa kegiatan dilakukan se-perti, sosialisasi peraturan tersebut ke seluruh Lembaga Pendidikan Keagama-

an Islam kab/kota di Prov. Aceh , serta melakukan pemetaan/pengelolaan pada lembaga pendidikan Keagamaan Islam. Di bidang kurikulum dan manajemen tata kelola.

Tingkat kelulusanKelulusan siswa baik Sekolah Negeri

maupun Swasta di bawah Kanwil Ke-menterian Agama memperlihatkan grafik yang memuaskan walau masih perlu penyempurnaan disana-sini.

Tahun 2007/2008, untuk tingkat MI dengan jumlah peserta 15.549, siswa yang lulus 99,77%. Untuk tingkat MTs dengan jumlah peserta 17.529 siswa, yang lulus 85,95%, sedangkan untuk tingkat MA program IPA dengan peserta 6.380 siswa, yang lulus 81,32%, program IPS dengan peserta 4.999 siswa, yang lulus 69,01%, sedangkan program Bahasa dengan peserta 273 siswa, lulus 73,99%.

Pada tahun 2008/2009, untuk tingkat MI dengan jumlah peserta 15.857 siswa yang lulus 99,70%, MTs dengan jumlah peserta 19.575 siswa, lulus 96,36% , MA program IPA dengan peserta 6.686 siswa, yang lulus 93,24%, MA program IPS dengan peserta 5.002 siswa, yang lulus 81,45% program Bahasa dengan peserta 299 siswa,lulus 75,92%, program Keagamaan dengan peserta 38 siswa, lulus 100%.

Pada Tahun 2009/2010 Untuk tingkat MI dengan jumlah peserta 15.272 siswa yang lulus 99,79%, tingkat MTs dengan jumlah peserta 18.545 siswa, yang lulus 85,72%, MA program IPA dengan peserta 6.978 siswa, yang lulus 97,58%, MA program IPS dengan peserta 4.862 siswa, yang lulus 96,26%, program Bahasa dengan peserta 211 siswa, yang lulus 97,63%, program Keagamaan dengan peserta 100 siswa, lulus 100%. n (mulyadi nurdin)

Pemerataan Pendidikan KeagamaanDi tengah gencarnya usaha peningkatan kualitas pendidikan,

berbagai kekurangan masih tetap ada.

Page 16: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

16 Santunan JANUARI 2011

Laporan Utama

Secara kuantitatif, kondisi umat beragama di Provinsi Aceh, sampai dengan tahun 2010, terdiri dari

Islam 99% (4.436.360 jiwa); Protestan 0,5818% (26.103 jiwa); Katholik 0,3981% (17.859 jiwa); Hindu 0,0106% (474 jiwa); Budha 0,1284% (5.760 jiwa). Sementara untuk umat Konghucu 0,0003% (14 jiwa).

Jumlah rumah ibadah; masjid 3.745, gereja 150, pura 1, vihara 1 dan klenteng 1.

Rohaniawan agama Hindu 4 orang, agama Budha 11 orang, agama Kristen 1.629 orang terdiri dari pendeta 100 orang, guru injil 172 orang, penginjil 101 orang, majelis 832 orang dan guru sekolah minggu 424 orang.

Penyuluh Agama Islam Non PNS 8311 orang, PNS 200 orang, Penyuluh Agama Kristen Non PNS 10 orang, Penyuluh Agama Katolik Non PNS 4 orang, Penyuluh Agama Hindu Non PNS 1 orang, dan Penyuluh Agama Budha Non PNS 2 orang.

Pola Pembinaan dan pengembangan peribadatan masing-masing agama di pro-vinsi Aceh dilakukan dengan tiga pola:Pembinaan Intern Umat Beragama

Meningkatkan penguatan pemaha-- man masing-masing penganut agama melalui lembaga pendidikan agama formal/non formal di Kementerian Agama dan media massa. Melakukan penyuluhan kepada - masing-masing penganut agama tentang pentingnya kehidupan kerukunan umat beragama. melalui tenaga penyuluh agama di Kemen-terian Agama. Mensosialisasikan ketentuan per-- aturan perundangan yang terkait dengan peribadatan dan pendirian rumah ibadah yang diantaranya Per-aturan Bersama Menteri (PBM) No 9 dan No 8 Tahun 2006 dan Per-aturan Gubernur Aceh No 25 Ta-hun 2007 Tentang Pedoman Pendi-rian Rumah Beribadah melalui Pem-bimas di Kementerian Agama.

Pembinaan Antar Umat BeragamaPeningkatan harmoni intern dan - antar umat beragama.

Penguatan dialog dan kerjasama - antar umat beragama dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesa-tuan bangsa. Melakukan dialog dengan Tokoh - Pemuka Agama dan masyarakat. Menampung dan menyalurkan as-- pirasi ormas keagamaan dan masya-rakat.

Pembinaan Antara Umat Beragama dengan Pemerintah

Penguatan pengaturan perundang-un-- dangan terkait kehidupan keagamaan, seperti turut andil dalam penyusunan qanun Aceh bidang agama.Memfasilitasi pertemuan dan kerjasama - antara umat beragama dengan dinas-dinas terkait di Pemerintah Aceh, di-antaranya Dinas Syari’at Islam Aceh, Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh dan Kesbangpol Linmas Aceh. Terbentuknya Forum Kerukunan Umat - Beragama di seluruh Kabupaten/Kota yang merupakan salah satu wadah komunikasi antar Pemeluk Agama

Faktor pendukung Pembinaan.Tingginya tingkat toleransi antar 1. umat beragamaTingginya rasa kekeluargaan, adat 2. istiadat, budaya aceh yang menjun-jung musyawarah.Masyarakat yang agamais memberi 3. peluang besar dikembangkannya kehidupan agama yang dinamis bagi pembangunan nasional.Falsafah pancasila yang menegaskan 4. bahwa NKRI bukanlah Negara sekuler, meskipun juga bukan Negara teokrasi tetapi Negara berketuhanan yang Maha Esa sehingga memberi peluang dan kondusif bagi pengembangan kehidupan keagamaan. Undang undang dasar 1945 dengan 5. segala UU turunannya telah mem-berikan jaminan bagi kebebasan ber-agama dan kebebasan beribadat se-suai dengan agama dan kepercayaan yang dipeluk.

Faktor penghambat Pembinaan.Tantangan yang relatif permanen:

penyebaran umat beragama kepada Minimnya alokasi dana.1. Kurangnya jumlah tenaga Penyuluh.2.

Kurangnya lembaga Pendidikan Agama 3. Formal dan non formal

Potensi Kerukunan Umat Beragama

Sepanjang sejarah, Aceh belum pernah terjadi konflik besar antar umat beragama maupun intern umat beragama. Hal ini dikarenakan tingginya kesadaran toleransi kehidupan umat beragama di Provinsi Aceh. Jika pun ada terjadi konflik sosial antar umat beragama, terlebih dahulu diselesaikan pada forum masing- masing agama. Dan selanjutnya akan dibawa ke Forum Kerukunan Umat Beragama.

Forum-forum yang membangun kerukunan antar umat beragamaForum Kerukunan Umat Beragama 1. (FKUB) Provinsi dan Kab./Kota.Majelis Ta’lim.2. Organisasi Keagamaan dan Masya-3. rakat.

Sasaran, target dan capaian tentang kerukunan umat beragama

Sasaran: Terwujudnya masyarakat Aceh yang taat beragama, maju, sejahtera, dan cerdas serta saling menghormati antar sesama pemeluk agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Target: Meningkatkan kualitas bim-bingan, pemahaman, pengamalan, dan pelayanan kehidupan beragama.

Meningkatkan penghayatan moral - dan etika keagamaan. Meningkatkan kualitas pendidikan - umat beragama. Memberdayakan umat beragama - dan lembaga keagamaan. Memperkokoh kerukunan umat - beragama. Mengembangkan keselarasan pema-- haman keagamaan dengan wa-wasan kebangsaan Indonesia.Alokasi anggaran yang disiapkan

dalam upaya peningkatan kerukunan umat beragama: APBN melalui DIPA Kementerian Agama Provinsi dengan pagu pada tahun 2008 Rp. 585.000.000, tahun 2009 Rp. 655.000.000 dan tahun 2010 Rp. 355.000.000. n(mulyadi nurdin)

Melanjutkan Keharmonisan Umat BeragamaHubungan antar umat beragama di Aceh berlangsung rukun

Page 17: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

17Santunan JANUARI 2011

Ruang PekapontrenLaporan Zarkasyi

Alhamdulillah, beberapa program yang menjadi tupoksi pada bidang Pendidikan Keagamaan

dan Pondok Pesantren telah dapat dilaksanakan tepat waktu, termasuk penyaluran bantuan untuk Pondok Pesantren, baik dana pengembangan dan juga insentif kepada Guru. Meski harus diakui bahwa dalam pelaksana-an kegiatan dan program tersebut mengalami banyak kendala, baik dari segi sarana (machine), sumber daya manusia (man), dan juga cara kerja (method). Pada tahun 2010, Bidang pekapontren telah melaksanakan ke-giatan yang berskala nasional dalam even POSPENAS (Pekan Olahraga, dan Seni Santri Nasional), dengan memberangkatkan 34 orang santri perwakilan dari beberapa Pondok Pe-santren di Aceh, meski dalam even tersebut tim santri Aceh hanya meraih perunggu dalam cabang Pidato bahasa Indonesia.

Penyaluran bantuan BOS untuk Pesantren salafiyah tingkat Ula dan Wustha, bantuan untuk pengembangan life skill, pengembangan perpustakaan, bantuan operasional Paket A, B, dan C pada Pondok Pesantren dan pe-ngembangan Pos kesehatan Pesantren merupakan beberapa kegiatan prioritas yang dilaksanakan dalam tahun 2010. Semua itu, diharapkan agar pesantren dapat terangkat, sehingga eksistensinya terangkat sebagai institusi yang men-jadi agent of development. Tidak ha-nya itu, pada untuk meningkatkan kualitas pendidikan Madrasah Diniyah, diadakan pula workshop pembinaan kepala dan kelompok kerja (Pokja)

BeujrohDi tengah kesibukan berbagai tugas, bertepatan pula dengan persiapan mengikuti

Rapat Koordinasi Nasional Bantuan Operasional Sekolah (BOS), di Bandung, redaksi menyampaikan daftar wawancara untuk dijawab Kabid Pekapontren. Jawaban itu

juga didiskusikan dengan Kepala Seksi Bidang Pendidikan Keagamaan, dan Pondok Pesantren. Pengasuh Rubrik Pekapontren menyimpulkanya dalam tulisan ini.

Madrasah Diniyah. Demi meningkatkan kualitas penyelenggara program Paket A, B, dan C pada Pondok Pesantren, dilaksanakan pula bimbingan untuk para tutor program ini.

Jika dibandingkan jumlah pesan-tren di Aceh sebanyak 1376, tentu masih banyak pesantren yang belum tersentuh program pembinaan pada tahun 2010. Ini tentu disebabkan terbatasnya jumlah angggaran yang tersedia, disamping berbagai kendala lain, termasuk sumber daya manusia. Pastinya, semua ingin dilakukan, na-mun keterbatas yang menyebabkan keinginan terbatasi.

Untuk tahun 2011, program yang berskala nasional yang akan dihadapi oleh Bidang Pendidikan Keagamaan

dan Pondok Pesantren adalah Mu-sabaqah Qiraat Kutub (MQK) yang akan diselenggarakan di Nusa Tenggara Barat, perlu mendapat perhatian serius. Sebab even ini merupakan even Nasional, apalagi Aceh belum pernah memberikan prestasi gemilang pada even ini. Pembinaan tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan pada lembaga pendidikan keagamaan dan Pondok juga merupakan hal penting yang perlu dilaksanakan un-tuk meningkatkan kualitas. Membina kerjasama yang harmonis dan ber-kesinambungan dengan beberapa in-stansi terkait menjadi target utama dalam menyukseskan program di tahun 2011. Diharapkan juga dalam tahun 2011 dapat diselesaika penulisan profil pesantren di Aceh.

Untuk menyukseskan program ini semua, kekompakan seluruh keluarga besar bidang Pekapontren tentu mut-lak diperlukan, Namun, dalam pan-dangan Kabid Pekapontren, selama tiga bulan beliau memimpin, bidang teman-teman di Pekapontren telah menunjukkan kekompakannya. Dalam rangka menyikapi reformasi birokrasi, meningkatkan pola pikir, dan budaya kerja merupakan suatu keniscayaan, berat hendaknya sama dipikul, ringan sama dijinjing, semoga falsafah ini akan ikut memberikan warna dalam membangun team building, dan team work yang mapan. “Beujroeh”, itulah yang diharapkan pada tahun 2011, pelayanan Bidang Pekapontren lebih meningkat, dan berkualitas dengan kinerja yang memuaskan. Take action, miracle happen! n

Page 18: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

18 Santunan JANUARI 2011

R u a n g U r a i s

Hari Jumat pagi Santunan me-wawancarai Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, yang sekarang menjabat

sebagai Kepala Bidang Urusan Agama Islam di jajaran Kanwil Kemenag Aceh, setelah mengabdi di daerah kelahiran-nya, sebagai Ka. Kankemenag Aceh Timur periode 2006-2009. Santunan berbincang dengan pria kelahiran Idi Cut, 12 Juli 1969 ini, mengenai kilas balik sepak terjang Urais di tahun 2010, serta program strategis Urais di tahun 2011, berikut petikan yang dirangkum oleh Alfirdaus Putra;

Menurut “Abati”, (demikian beliau sering disapa) kekompakan dan keber-samaan adalah syarat utama dalam pe-ningkatan mutu kinerja yang maksimal. Maka untuk mencairkan urat-urat saraf yang beku akibat pekerjaan, Abati mengadakan arisan di bidang Urais. Kegiatan berupa silaturrahmi ke rumah-rumah, maupun rihlah sembari rekreasi di tepi pantai. “Agar kita lebih saling mengenal!,” begitu tutur beliau. “Apabila silaturrahmi dan kebersamaan telah terjalin maka semangat kerjapun semakin meningkat, sehingga semua orientasi tugas yang telah dibagi sesuai dengan tupoksi masing-masing Insya Allah akan sangat mudah untuk diselesaikan” lanjut beliau.

Hal ini menurut beliau dapat dilihat dari hasil kinerja Bidang Urusan Agama Islam 1 tahun berjalan ini, “berkat ke-bersamaan dan kekompakan, Bidang Urais telah berhasil melaksanakan ra-kor dan evaluasi kinerja Bidang Urais serta KUA Kecamatan di Negeri Antara, Aceh Tengah pertengahan November yang lalu. Ini merupakan rakor pertama yang diadakan di luar ibukota provinsi.” jelas Abati. Rakor ini mendapat sam-butan luar biasa dari para peserta, terutama Kepala KUA, karena dalam acara ini mereka bebas menyampaikan keluhan serta harapan. Insya Allah, 2011 nanti Rakor seperti ini akan kita adakan di Aceh Selatan, sehingga selain rakor, para peserta dapat rihlah menghilangkan kepenatan” ujar Abati.

Selain itu, selama tahun 2010, Bidang Urusan Agama Islam telah mampu me-laksanakan sosialisasi dan penilaian dupak angka kredit dalam sistem dan tata cara yang baru, monitoring KUA Kecamatan pun lancar.

”Pengambilan buku nikah di Kanwil, harus melampirkan laporan monitoring KUA, itulah kebijakan yang kami ambil agar Kasi Urais selalu mengetahui keada-an KUA-nya.” jelas beliau. “Tahun 2010 juga merupakan tahun dengan jumlah qurban tertinggi, dan keberhasilan ini adalah keberhasilan kita bersama sebagi wujud dari sebuah kebersamaan dan kerja sama semua teman-teman saya di Bidang Urais” lanjut Abati yang pernah juga menjabat sebagai Ka. Kankemenag Kota Langsa periode 2004-2006.

Selain itu, masih banyak keinginan beliau yang belum tercapai dalam me-maksimalkan pelayanan terdepan dan terbaik bagi masyarakat. Menurut beliau, masih sangat banyak KUA Keca-matan yang belum mempunyai kantor dengan standar menengah. Bahkan banyak kantor KUA yang sudah mulai rusak, komputerpun sebagai sarana yang sangat urgen bagi perkantoran, belum dimiliki secara merata oleh seluruh KUA Kecamatan. Apalagi kalau berbicara me-ngenai alat transportasi untuk KUA yang berada di daerah pedalaman masih jauh dari khayalan. Akan tetapi pria yang juga pernah merasakah pahit getir menjadi pegawai KUA pada KUA Kecamatan Lawee Sigala-gala saat masa-masa awal mengabdi di Kementerian Agama ini, sangat yakin kekurangan ini tidak akan melemahkan semangat kerja Bidang Urais beserta jajaran KUA Kecamatan dalam memberi pelayanan kepada masyarakat sebagai khadimul ummah. “Insya Allah dengan anggaran yang sedikit ini pun kami akan selalu berusaha memberi pelayanan terbaik, konon lagi kalau ditambah sedikit.” ujar beliau sembari tertawa kecil.

Menyongsong 2011, beliau berharap agar kekompakan dan kebersamaan yang sudah terjalin hendaknya terus

Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, Kabid Urais Kanwil Kemenag Aceh:

Tahun 2011, Tidak Ada Calon Pengantinyang Tidak Mengikuti Pendidikan Pra Nikah

Laporan Alfirdaus Putra

dirapatkan, tidak hanya di Bidang Urais beserta KUA Kecamatannya akan tetapi di seluruh jajaran Kementerian Agama di Provinsi Aceh. Khusus di Bidang Urais, beliau telah mencatat beberapa program strategis di tahun 2011, di antaranya adalah pendidikan pranikah yang telah dimulai akhir 2010 ini terus digalakkan, “tahun 2011. Tidak ada calon pengantin yang tidak melalui pendidikan pranikah” tegas beliau, selain dari pada itu Abati yang sekarang merupakan Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama Provinsi Aceh ini menyebutkan bahwa di tahun 2011 nantinya kerjasama lintas sektoral antar lembaga hendaknya lebih harmonis lagi dan akan diprogramkan pelaksanaan rapat koordinasi lintas sektoral berbagai lembaga pemerintahan yang terkait dengan tupoksi keuraisan.

Quick wins Urais juga akan menjadi andalan di tahun 2011 dalam rangka reformasi birokrasi, di antaranya adalah dalam pencatatan nikah dengan pem-berian buku nikah langsung setelah akad nikah, pemberian sertifikat pendidikan pra nikah bagi calon pengantin.

PROGRAM STRATEGIS BIDANG URAIS TAHUN 20111. Percepatan struktur KUA baru.2. Mengusahakan Komputer untuk

setiap KUA. 3. Pelayan URAIS melalui website

Kementerian Agama. 4. Pendidikan pra nikah bagi calon

pengantin. 5. Intensifitas kunjungan sosial. 6. Peningkatan sosialisasi ibadah qurban. 7. Kerjasama lintas sektoral yang lebih

harmonis. 8. Rapat koordinasi lintas sektoral

memecahkan masalah9. Seminar dan pelatihan sesuai

tupoksi Urais n

Page 19: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

19Santunan JANUARI 2011

Ruang Penamas

Setelah lepas sambut internal pada 12/10/2010 lalu, Bidang penamas terus melaju dalam pengabdiannya

kepada masyarakat.Dalam acara lepas sambut di Krueng

Cut, Kabid Penamas yang baru, Drs. H. Aska Yunan, menegaskan bahwa kem-balinya beliau ke Penamas adalah pulang ke rumah. Jadi tidak ada yang akan membuat beliau merasa menja-di tamu di Bidang Penamas. Dengan demikian, beliau tidak perlu waktu untuk penyesuaian diri, segala program Penamas dapat terus berlanjut meski kabidnya terkesan baru.

Ungkapan di atas kiranya tidak berlebihan, buktinya Bidang Penamas dapat sukses menyelesaikan seluruh

Laporan Azhar

2011, Penamas Terus BuruData Masjid Bersejarah

program yang telah dicanangkan. Semua program pelatihan, pembinaan, pengadaan buku, dan lainya, telah sukses dikerjakan sebelum masuk bulan Desember lalu. Bahkan program baru untuk tahun 2011 juga telah dibuatkan ancang-ancangnya.

Keberhasilan penuntasan program 2010 memang patut disyukuri. Wujud dari rasa syukur ini diekspresikan dalam “kenduri kecil” di ruang rapat bidang Penamas. “Kenduri kecil” internal ini dilaksanakan sebagai soft launching buku Masjid Bersejarah di Nanggroe Aceh jilid dua, sekaligus tutup kegiatan di akhir tahun 2010, Jumat, 17 Desem-ber 2010.

Bedah buku yang digelar secara internal ini memancing diskusi hangat dari peserta. Drs. Helmi Zakir me-nyatakan, bahwa kalangan sejarawan sangat mengapresiasi kehadiran buku ini. Bahkan di minggu terakhir bulan November, Bidang Penamas kedatangan tamu, seorang peneliti sejarah dari Malaysia yang secara khusus mengaju-kan permohonan untuk memperoleh buku Masjid Bersejarah di Nanggroe

Aceh. “Dari luar negeri saja sudah ada yang berminat, kalau yang di Aceh jangan tanya lagi”, pungkas Helmi Zakir.

Kabid Penamas, Drs. H. Aska Yunan, sepakat bahwa antusiasme peminat sejarah terhadap buku ini merupakan bukti bahwa pendataan masjid berse-jarah memang belum dilakukan secara serius di Aceh. Ini artinya kita telah melakukan langkah maju, manfaatnya dapat dinikmati oleh banyak kalangan, terutama peminat sejarah. Untuk itu program penulisan buku direktori masjid bersejarah perlu dilakukan secara berkesinambungan, sampai dirasa telah cukup mengkaver semua masjid berse-jarah yang ada di Aceh.

Kabid Penamas sangat berharap, agar segenap personil Penamas, baik di Kanwil maupun di Kankemenag, hendaklah memberikan perhatian. Sebab ini merupakan khasanah budaya, dan situs sejarah yang menuntut kepedulian kita semua. “Kalau tidak, bukti-bukti sejarah ini akan segera lenyap, sehingga yang tertinggal hanya lah penyesalan dalam diri kita,” n

Page 20: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

20

R u a n g K U B

Santunan JANUARI 2011

Dari Semiloka Intensifikasi dan Diversifikasi Sosialisasi PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2010

Diversifikasi MetodeJadi Kata Kunci

Laporan Juniazi

Santunan – Jakarta. Walaupun su-dah lima tahun lahir, Sosialisasi Pera-turan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006, Tentang Pedoman Tugas Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat, dinilai belum berdaya guna dan berhasil guna.

Selama ini, dari berbagai per-masalahan yang muncul di lapangan, diketahui masih banyak pihak berke-pentingan yang belum mengetahui dan memamhami secara utuh PBM ini, sehingga masih muncul permasalahan dalam penanganan kasus-kasus sekitar pendirian rumah ibadat dan masalah kerukunan secara umum.

Dalam setiap evaluasi PBM yang dilakukan, termasuk terakhir, Maret 2010 lalu, diketahui sosialisasi PBM masih perlu digalakkan. Selain itu, parameter keberhasilna sosiaslisasi di lapangan belum terjabarkan secara op-erasional, sehingga masih sulit menen-tukan tingkat keberhasilan sosialiasasi PBM di daerah. Begitupun, perhatian pemerintah daerah terhadap pelaksan-aan PBM ditengarai masih rendah. Juga respon dari kelompok majelis agama belum seragam, sehingga terkadang menimbulkan suasana yang kurang harmonis dalam pola interaksi umat beragama.

Demikian sejumlah catatan pent-ing, yang terekam dari Semiloka In-tensifikasi dan Diversifikasi Sosialisasi PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2006, yang diadakan baru-baru ini di Cikarang, Bekasi. Kegiatan ini diprakarsai Puslit-bang Kehidupan Keagamaan Badan Lit-bang dan Diklat Kementerian Agama, diikuti 125 orang peserta dari seluruh Indonesia, terdiri dari, Kepala Badan Litbang dan Diklat, Dirjen kesbangpol, tim perumus PBM, perwakilan FKUB

Provinsi Se Indonesia, Kasubbag Huk-mas dan KUB pada Kanwil Kemenag Se Indonesia, perwakilan majelis agama tingkat pusat, sekditjen pada Bimas-bi-mas, PKUB, balai Litbang Agama, LSM bidang kerukunan, pemerhati keruku-nan dan peneliti Puslitbang Kehidupan Keagamaan dan Diklat Keagamaan. Provinsi Aceh dihadiri Ketua FKUB Provinsi Aceh, Dr. H. Syamsul Rizal, M.Ag, dan Kasubbag Hukmas dan KUB Kanwil Kementerian Agama Aceh, Ju-niazi, S.Ag.

Menurut catatan Balitbang dan Diklat Kementerian Agama, sepanjang Maret 2006 hingga Desember 2007 saja, sosialisasi PBM telah dilakukan oleh Kementerian Agama di 64 titik, baik pada tingkat nasional, provinsi, maupun lokal. Belum lagi sosialisasi oleh Kementerian Dalam Negeri, pe-merintah daerah, dan instansi lainnya. ”Permasalahannya adalah kemerataan dan ketercapaian sosialisasi hingga ke pihak-pihak berkepentingan. Masih ban-yak pihak yang sebetulnya sangat perlu memahami PBM ini, namun belum mendapatkannya secara memadai, mis-alnya; pengurus baru FKUB, aparatur pemerintah sampai ke bawah (Camat, Kepala Desa), pemuka agama di berba-gai pelosok,” ulas panitia pelaksana.

Evaluasi dari tahun ke tahun yang dilakukan Puslitbang Kehidupan Kea-gamaan, tampak bahwa sosialisasi PBM masih jadi rekomendasi dan sekaligus urgen. Penelitian tahun 2007, menun-jukkan bahwa sosialisasi PBM telah, ”berpengaruh secara sangat nyata” terhadap kerukunan umat beragama, dengan pengaruh (variabel) sebesar 17,4 persen. Perentase ini cukup be-sar bila diperhitungkan dari banyaknya ragam faktor keagamaan maupun non keagamaan.

Sejumlah narasumber dihadirkan

dalam semiloka ini, diantaranya; Prof. Dr. H. Abdul Djamil, MA (Kepala Ba-dan Litbang dan Diklat Kementerian Agama), Drs. A. Tanribali Lamo, SH (Dirjen Kesbangpol, Kementerian Dalam Negeri), Prof. Dr. H. M. Atho Mudzhar dan Dr. Ir. Sudarsono, MA, SH, Prof. H. Abd. Rahman Mas’ud, Ph.D, Prof. Dr. H. M. Ridwan Lubis (pakar kerukunan).

Semiloka yang berlangsung empat hari, 9 sampai dengan 12 Desember, berhasil menyusun ”Buku Panduan Penyelenggaraan Sosialisasi PBM dan Model-model Metode Sosialisasi PBM” juga berhasil menyempurnakan ”Buku Tanya Jawab PBM yang Disem-purnakan”.

PBM Bukan milik Balitbang dan Diklat Menteri Agama RI, Suryadharma

Ali, saat membuka Seminar dan Loka-karya ini menegaskan, bahwa PBM yang disusun oleh pemuka agama majelis-majelis agama dan merupakan satu-satunya peraturan yang dihasilkan dari konsensus para pemukan agama, bukan milik Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama semata, tetapi menjadi milik seluruh unit teknis di lingkungan Kementerian Agama.

Oleh karena itu, lanjut Menteri, merumuskan strategi terbaik sosialia-si PBM menjadi tugas bersama pula. Selain itu, PBM juga merupakan milik bersama seluruh umat beragama. Se-bab, PBM merupakan kesepakatan yang didasarkan pada keluruhan budi para pemuka agama majelis-majelis agama untuk menekan ego mereka demi ke-pentingan bangsa yang lebih luas. ”So-sialisasi PBM harus dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga menjadikannya sebagai konsensus ber-sama umat beragama,” ujar Menteri. n (juniazi)

Page 21: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

21Santunan JANUARI 2011

Ruang Hazawa

Penyelenggaraan Ibadah Haji me-rupakan tugas nasional mengingat jumlah jamaah haji Indonesia

yang sangat besar, melibatkan berbagai instansi dengan berbagai aspek, an-tara lain bimbingan, transportasi, ke-sehatan, akomodasi dan keamanan. Penyelenggaraan Ibadah Haji tahun 1431 H/2010M di Embarkasi Banda Aceh telah selesai dilaksanakan wa-laupun masih terdapat beberapa as-pek yang perlu ditingkatkan guna pe-nyempurnaan di masa mendatang.

Persiapan pelaksanaan ibadah haji tahun ini telah dimulai pada bulan April 2010 dengan mengumpulkan dan mengirimkan lembar bukti stor awal jamaah haji yang akan berangkat ke Kementerian Agama Jakarta guna scaning photo, pendataan mahram (Mei 2010), rekrutmen petugas haji (Juni 2010), pelatihan petugas haji (Juli 2010), pelunasan BPIH (Agustus 2010), proses paspor dan Dapih (Agustus s.d

CATATAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJIEMBARKASI BANDA ACEH TAHUN 1431 H/2010 M

Nopember) serta pembentukan kloter (September 2010).

Masa Operasional Penyelenggara-an Ibadah Haji diawali dengan pelanti-kan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Banda Aceh yang diikuti dengan pelantikan Pembantu Panitia Penyelenggara Ibadah Haji dan di-lanjutkan dengan rapat koordinasi yang dihadiri oleh seluruh pihak terkait.

Jamaah Kloter 1 BTJ memasuki Asrama Haji Embarkasi Banda Aceh pada tanggal 10 November 2010 dan diberangkatkan pada tanggal 11 November 2010. Jumlah Jamaah Haji yang berangkat tahun ini sebanyak 4.133 orang (sudah termasuk 65 orang petugas) yang tergabung dalam 13 ke-lompok terbang (kloter). Keseluruhan kloter tersebut diberangkatkan melalui Bandara Sultan Iskandar Muda secara bergiliran setiap harinya mulai tanggal 11 s.d. 23 November 2010.

Adapun fase pemulangan dimulai

pada tanggal 21 November s.d 03 De-sember 2010 dengan jumlah jamaah dan petugas sebanyak 4.123 (termasuk dua orang jamaah mutasi masuk dari Embarkasi Ujung Pandang (UPG). Jumlah jamaah haji wafat di tanah suci tahun ini berjumlah 12 orang. Guna meningkatkan kinerja pada masa yang akan datang maka pada tanggal 28 Desember 2010 dilakukan Rapat Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji Embarkasi Tahun 1431 H / 2010 M, di Banda Aceh.

Profil Jamaah haji Provinsi Aceh tahun 1431 H mayoritas berjenis kelamin wanita sebanyak 2.469 orang (59,73%), dari segi umur mayoritas berusia antara 51 s.d 60 Tahun se-banyak 1.292 orang (31,29%), pen-didikan mayoritas Sekolah Dasar se-banyak 1.270 orang (30,72%), dan pekerjaan yang dominan adalah Ibu rumah tangga sebanyak 1.401 orang (33,89%). n(zainal)

Page 22: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

22 Santunan JANUARI 2011

Peristiwa

Santunan – Banda Aceh. Dharma wanita Persatuan Kanwil Kementerian Agama kembali me-ngadakan arisan bulanan, bulan Desember 2010 ‘dimotori’ Sub Bagian Caninfoka. Kegiatan arisan yang sudah jadi rutinitas bulanan ibu-ibu Dharma Wanita, kali ini dipimpin Hj. Yasmaidar, nyonya dari H. Saifuddin, SE, Kasubbag Caninfoka yang dilaksanakan pada hari Rabu 15 Desember 2010, dimulai pukul 09.30 WIB.

Kegiatan arisan ini diisi dengan belajar membuat tempat

Arisan Dharma Wanita PersatuanKanwil Kemenag Aceh Bulan Desember

Belajar Buat Peuneuwoe Linto baro

bawaan pengantin (peuneuwoe linto baro), dengan menggunakan bahan-

Razali Azis, Mantan Ka. Kanwil Kementerian Agama Aceh Meninggal Dunia

Santunan – Banda Aceh. Drs. H. Razali Aziz, mantan Kepala Kantor Wilayah Kemente-rian Agama Provinsi Aceh, tahun 1990-1997, Rabu, (22/12), seki-tar pukul 04.30 WIB, meninggal dunia di rumahnya, Jalan Kenari Barat Nomor 22, Peurada Utama, Banda Aceh.

Almarhum Drs. H. Razali Aziz, dilahirkan di Cot Trieng, Keca-matan Teunom, Meulaboh 17 Agustus 1928. Sekarang wilayah Teunom, masuk dalam wilayah Kabupaten Aceh Jaya.

Almarhum, pernah menjadi guru di PGA, hampir 25 men-jadi Kepala Kantor Departemen Agama Aceh Barat, sebelum men-jadi Kepala Kantor Wilayah De-partemen Agama Provinsi Daerah Istimewa Aceh.

Turut hadir melayat, sejumlah teman dekat almarhum semasa aktif berdinas. Sejumlah karyawan dan karya-wati Kanwil Kementerian Agama Aceh,

warga masyarakat Peurada dan pihak ke-luarga yang datang dari kampung.

Selama hidupnya, beliau dikenal baik

dan akrab dengan semua orang. Beberapa waktu terakhir, beliau menderita sakit sebelum akhirnya meninggal dunia. Almarhum me-ninggalkan 9 orang anak, dan se-jumlah cucu. Beliau dimakamkan hari itu juga di perkuburan umum Desa Peurada, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh.

Kepala Kantor Wilayah Ke-menterian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt, didam-pingi Kepala Bagian Tata Usaha, Drs. H. Taufik Abdullah, secara khusus menyampaikan duka cita yang mendalam atas berpulang-nya kerahmatullah, orang tua, se-nior, mantan pimpinan dan teman kerja di kantor, semoga almarhum diampuni dosa dan kesalahannnya dan ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi Allah swt. Kepada anak, cucu dan keluarga yang di-tinggalkan, Kakanwil berharap un-

tuk sabar dan tawakkal atas musibah dan cobaan ini. naba

bahan yang sederhana, mudah didapat dan ekonomis. Dalam sambutannya Ibu Hj. Yasmaidar yang juga Sekretaris DWP Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh menghimbau kepada seluruh ang-gota Dharma Wanita Persatuan agar aktif dalam kegiatan bulanan tersebut, karena maju mundurnya suatu organisasi sangat tergantung pada partisipasi anggotanya. Acara selesai tepat pukul 11.30 WIB, ditutup dengan doa yang dipimpin

oleh Ibu Rahayu Minanda. n Elia Fajri.

Page 23: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

23Santunan JANUARI 2011

Peristiwa

Ikatan Guru Raudhatul Athfal(IGRA) Aceh Terbentuk

Santunan – Banda Aceh. Musya-warah Wilayah (Muswil) Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA), yang dilak-sanakan di Banda Aceh (14/12), berha-sil membentuk pengurus baru IGRA Provinsi Aceh, periode 2011 – 2015.

Sejumlah pengurus terpilih, yang diketuai Murhamah, S.Ag dan Sek-retaris Dra. Juairiah, bertandang ke Redaksi Santunan, (15/12) menjelas-kan Muswil IGRA ini dilaksanakan un-tuk mengisi kevakuman kepengurusan dan menyelamatkan organisasi IGRA Provinsi Aceh.

Muswil yang dihadiri 54 orang pe-serta dari 15 Kabupaten dan Kota se Aceh, dibuka Kepala Kantor Wilayah Kementerian Drs. H. A. Rahman TB, Lt, di Asrama Haji, Banda Aceh. Menu-rut Murhamah, selain membentuk kepengurusan baru, MUSWIL juga berhasil merumuskan program jangka pendek dan jangka panjang, antara lain mengaktifkan kembali pengurus IGRA pada seluruh kabupaten/kota da-lam Provinsi Aceh. Mensosialisasikan organisasi ini kepada masyarakat dan stakeholder terkait lainnya. Mening-katkan kompetensi Kepala dan Guru Raudhatul Athfal dengan mengadakan pelatihan, seminar dan workshop di seluruh Aceh.

”Alhamdulillah, Muswil kali ini berjalan dengan baik dan sukses se-suai dengan harapan. Insyaallah, da-

lam waktu dekat kita akan mengirim susunan pengurus lengkap ke Pengu-rus Pusat IGRA di Jakarta, untuk di SK-kan. Kepada seluruh pengurus terpilih dan anggota IGRA seluruh Aceh un-tuk aktif dan berkiprah sebaik mung-kin untuk pengembangan RA ke arah yang lebih maju dan berkualitas,” ujar Murhamah, yang juga Kepala RA Al-Marhamah, Kota Langsa.

Susunan Pengurus Wilayah IGRA periode 2011-2015, Ketua Murhamah, S.Ag, Ketua 1 Nurasiah, S.Ag, Ketua II, Rita Zahara, Sekretaris Dra. Juairiah, Sekrteris I, Muhammad Ali Marzuki, S.Pd.I, Sekretaris II, Yusnar, S.Ag, Ben-dahara, Hamidah, S.Pd, Wakil Benda-hara, Sa’diah Basyah, S.Ag. Kepengu-rusan juga dilengkapi bidang-bidang, Bidang Pendidikan diketuai, Sri Afriani, A.Ma, Bidang Litbang, Suryana, A.Md, Bidang Organisasi, Cut Rahmawati, S.Pd. I, dan Ketua Bidang Usaha dan Sosial, Hj. Nurlaila, S.Ag.n juniazi

Sejumlah Madrasah di Abdya Laksanakan Qurban Idul Adha 1431 H

Santunan - Blangpidie. Gema takbir berkumandang di sejumlah madrasah di Lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat Daya, saat para siswa dan seluruh dewan guru menyaksikan penyembelihan he-wan qurban di halaman madrasahnya masing-masing. Tepat pukul 09.00 WIB beberapa ekor hewan qurban, lembu, kerbau da kambing disembelih untuk dibagikan kepada sejumlah anak yatim piatu dan keluarga kurang mampu.

Biro Santunan Abdya sempat me-rekam pelaksanaan penyembelihan hewan qurban berlangsung di sejum-lah madrasah, di antaranya MAS Kuala Batee, MAS Manggeng, MAN Blangpidie, MTsN Kuala Batee, MTsN Blangpidie, dan MTsN Susoh yang disaksikan langsung oleh seluruh dewan guru beserta anak didik dari kalangan anak-anak yatim piatu dan kurang mampu. “Tahun ini kami menyembelih 2 ekor hewan qurban, yaitu 1 ekor lembu yang berasal dari infaq seluruh siswa dan 1 ekor kerbau dari beberapa orang guru yang berkurban,” ujar Sabri, Kepala MTsN Blangpidie.

Di hari yang sama pelaksanaan qurban juga berlangsung di MAS Kuala Batee. Walau hanya menyembelih 2 ekor kambing, pelaksanaan tersebut berlangsung khidmat dan dibagikan kepada seluruh anak didik dalam upaya membagi kebahagian dan rasa solidaritas sesama di kalangan anak didik dan guru, sebut Bapak Nazir, selaku Kepala MAS Kuala Batee.

“Tahun ini banyak dari kalangan

guru-guru yang melaksanakan qurban di madrasahnya masing-masing, jadi masing-masing madrasah menyembelih 2 ekor hewan qurban yakni kerbau dan lembu,” ungkap Darmi, Kepala MAN Blangpidie.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Abdya, H. Syarbaini, SH, menyambut positif kegiatan yang di-

lakukan siswa-siswa madrasah di dae-rahnya. “Ini bentuk pembelajaran kepa-da peserta didik, tentang bagaimana berbagi kepada sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan. Insyaallah, untuk tahun-tahun mendatang kegiatan qurban di madrasah akan lebih banyak dan semarak lagi, ujarnya. n Biro Abdya

Page 24: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

24 Santunan JANUARI 2011

Peristiwa

DW Kemenag Aceh Timur Juara Turnamen Bulu Tangkis

HUT DW Se-Aceh Timur

Santunan-Peureulak. Tim Dhar-ma Wanita Kantor Kementerian Agama Kab. Aceh Timur keluar sebagai juara Turnamen Bulu Tangkis dalam rangka HUT Dharma Wanita Se-Kabupaten Aceh Timur.

Pertandingan final yang digelar di Lapangan Kantor Kementerian Kab.

Santunan – Banda Aceh. Setelah sekian lama ditunggu, akhirnya Men-teri Agama RI melalui Peraturan Men-teri Agama RI Nomor 13 Tahun 2010, tanggal 5 Oktober 2010, membentuk Kantor Kementerian Agama Kabupat-en Pidie Jaya dan Kantor Kementerian Agama Kota Subulussalam.

Informasi ini diperoleh Santunan dari copy-an surat pengantar Kepala Biro Organisasi dan Tatalaksana Ke-menterian Agama RI, kepada Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, tertanggal 8 Oktober 2010, yang baru-baru ini diterima.

Persetujuan pembentukan dua Ke-menterian Agama baru di Aceh ini oleh Menteri Agama RI, setelah sebelumnya mendapat persetujuan Menteri Pen-

Aceh Timur, 27 s.d 28 November 2010, berlangsung ketat dan melelah-kan melawan Tim DW Sekdakab Aceh Timur. Tim Kemenag unggul dengan rubber set: 21-18, 18-21 dan 21-18. Pasangan tim Kemenag, Ny. Nonarita, S. Ag dan Ny. Darmawati, S. Sos.I, bermain begitu apik dan memukau se-luruh penonton yang hadir menyaksi-kan laga final tersebut.

Turnamen bulu tangkis ini adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka HUT DW Kabupaten Aceh Timur dan diikuti oleh seluruh Dharma Wanita se-Kabupaten Aceh Timur baik Dinas-Dinas dan Kantor-Kantor dalam lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Timur plus Kantor Kementerian Agama Kab. Aceh Timur. nBiro Aceh Timur

dayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor: B/2655/M.PAN/8/2009, tanggal 25 Agustus 2009.

Dalam Permenag tersebut dijelas-kan, Kantor Kementerian Agama Kabu-paten Pidie Jaya dan Kota Subulussalam adalah instansi vertikal Kementerian Agama yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh.

Susunan organisasi Kantor Kemen-terian Agama Pidie Jaya dan Kota Sub-ulussalam terdiri dari, Subbagian Tata Usaha, Seksi Pendidikan Islam, Seksi Urusan dan Penerangan Agama Islam, Seksi Penyelenggaraan Haji dan Um-rah, dan Kelompok jabatan fungsional. Nah... njuniazi

Menag RI Sahkan Struktur Kementerian Agama Pidie Jaya

dan Kota Subulussalam

Santunan-Lhoksukon. Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara, tampil sebagai juara Umum MTQ tingkat Ka-bupaten Aceh Utara, setelah kafilah itu memperoleh nilai 40 karena lima peser-tanya meraih juara satu, empat orang juara dua dan tiga orang juara tiga.

Sementara Kecamatan Muara Batu berada di peringkat kedua dengan meraih poin 35, hasil dari lima peserta meraih juara satu, dua orang juara dua dan empat orang juara tiga. Adapun tuan rumah Kecamatan Baktiya Barat memperoleh nilai 31, hasildari empat peserta mendapat juara satu, tiga orang juara dua dan dua orang juara tiga. Sementara Kuta Makmur mengumpulkan poin 23 setelah tiga pesertanya mendapat juara satu, dua peserta juara dua dan dua peserta juara tiga.

Dalam laporannya, Ketua Panitia MTQ ke-30, Drs. Isa Anshari, MM menyampaikan bahwa cabang-cabang yang diperlombakan ada 9 Cabang yaitu 1. cabang Tilawah Kanak-kanak Putra Putri, Remaja putra putri, Dewasa putra putri. 2. Cabang Tartil putra putri. 3 tahfiz 1 Juz, 5 Juz, 20 Juz, 30 Juz putra putri. 4. Tafsir B. Indonesia, B. Inggris, B. Arab putra putri. 5. Qira’ah Sab’ah putra putri. 6. Tilawah cacat netra putra putrid. 7. Fahmil Qur’an puta putri. 8. Syarhil Qur’an. 9 Khattil Qur’an golongan Naskah, Mushaf, Dekor putra putri, ujarnya.

Kamis malam, 2 Desember 2010 MTQ ditutup secara resmi oleh Ketua DPRK Aceh Utara, Jamaluddin Jalil. Dalam sambutannya, ia mengatakan walau MTQ telah berakhir bukan berarti wajib membaca Al-Qur’an juga telah ditutup. Karena itu, ia meminta seluruh masyarakat agar tetap membaca, memahami dan me-ngamalkan nilai-nilai al-qur’an dalam kehidupan sehari-hari. “Para peserta MTQ merupakan orang-orang pilihan yang perlu memberikan contoh bagi masyarakat lain dalam mengamalkan Alquran sebagai pedoman hidup umat Islam,” ujarnya. nBiro Aceh Utara

Syamtalira Aron Juara Umum

MTQ 30 Aceh Utara

Page 25: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

25Santunan JANUARI 2011

Peristiwa

Santunan-Sinabang. Lembaga Pe-ngembangan Pendidikan Aceh (LPPA) melaksanakan seminar internasional kependidikan di Simeulue, (12/12). Seminar ini diikuti oleh 900 orang peserta yang terdiri dari guru, kepala sekolah, siswa, mahasiswa, dan peserta dari kalangan umum lainnya. Kegiatan ini dibuka oleh Asisten II Gubernur Aceh, Ir. H. T Said Mustafa, mewakili Wakil Gubenur Aceh, Muhammad Nazar yang berhalangan hadir.

Bupati Simuelue Drs Darmili, dalam sambutannya pada saat acara pembukaan seminar, mengatakan seminar yang ber-skala internasional ini merupakan ke-giatan yang sangat berani mengambil tempat di Simeulue. Tetapi menurut

Bupati, pemilihan Simeulue menjadi tempat penyelenggaraan Seminar In-ternasional tentang Pendidikan adalah merupakan suatu pilihan yang tepat dan tidak salah lagi sebab guru-guru sangat antusias mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan pendididkan. Lebih-lebih ini kegiatan berskala internasional. Selanjutnya Bupati mengatakan melalui seminar ini diharapkan guru-guru mem-peroleh wawasan dan informasi baru untuk peningkatan profesionalisme gu-ru kini dan dimasa yang akan datang.

Hadir selaku narasumber dalam seminar ini antara lain, Dr. Turmudi, M.Ed, MSc, Dosen Pasca Sarjana UPI Bandung dengan materi Penataan dan Pengembangan Pendidikan

Seminar Internasional Kependidikan di Simeuluyang Bermutu Sebagai Solusi Untuk Mewujudkan Konsep Ideal dalam Pilar Pendidikan yang Dinamis. Prof. Omar bin Abdull Kareem, Ph.D dari UPSI Malaysia dengan materi Sistem Pendidikan berbasis Islam. Dan Wagub Aceh, yang diwakili oleh Ir. H. T Said Mustafa dengan materi Peningkatan Mutu Pendidikan dan Sumber Daya di Aceh melalui Profesionalisme Guru.

Ketua Panitia Seminar Internasional, Ahlul Fikri, S.Pd.I, M.Pd, berharap hasil seminar ini dapat ditindaklanjuti lebih lanjut oleh para pemangku amanah pendidikan di Provinsi Aceh guna peningkatan kualitas pendidikan di Aceh di masa yang akan datang. n Biro Simeulu

Santunan - Tapak Tuan. Nurul Hidayat Siswa Kelas II MTsN Sawang, keluar sebagai Juara Ketiga IPTEK Ter-tulis Nasional yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan PETA Indonesia Foundation.

Nurul Hidayat meraih juara ketiga setelah menyisihkan 14.335 orang siswa MTs/SMP di seluruh Indonesia yang mengikuti ajang bergengsi tersebut.

Kepala MTsN Sawang, Muhibuddin,

S.Ag, kepada Santunan mengatakan, lomba IPTEK tertulis ini berlangsung sejak 25 Januari-25 Maret 2010, melalui saluran TV Education yang menayangkan soal-soal setiap harinya untuk kemudian dijawab oleh peserta via telepon.

“Ini prestasi yang sangat mem-banggakan,” kata Muhibuddin S.Ag, melalui release yang disampaikan-nya kepada Majalah Santunan. Pihak sekolah telah menyerahkan hadiah yang diberikan panita kepada Nurul Hidayat berupa sertifikat dan uang tunai.

Panitia lomba juga memberikan penghargaan tingkat nasional kepada Kepala Madrasah dan Guru MTsN Sawang Aceh Selatan yaitu, Hardi, S.Ag, Yusnizar, S.Pd., Arisman, S.Ag., dan Jasmani Ali, S.Ag. sebagai “Pelopor Pengembangan dan Kemajuan IPTEK”. Mereka dianggap telah mampu mem-bimbing dan membina 230 Siswa MTsN Sawang Aceh Selatan untuk mengikuti kegiatan lomba tersebut sehingga mampu keluar sebagai Juara Nasional. naba

Nurul Hidayat, Siswa MTsN Sawang Juara III IPTEK Nasional

Page 26: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

26 Santunan JANUARI 2011

Peristiwa

S a n t u n a n - Pe u r e u l a k . Memperingati Tahun Baru Hijriah 1424, di Kecamatan Indra Makmu disemarakkan dengan Kegiatan pemilihan Majelis Taklim terbaik, dan Festival Nasyid Rebana se-Kecamatan Indra Makmu. Kegiatan tersebut memperebutkan piala bergilir Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Aceh Timur. Kegiatan penyerahan piala bergilir tersebut bersamaan dengan Peringatan Tahun Baru Hijriah 1 Muharram 1424 H, (7/12), yang dipusatkan di Balai Kecamatan setempat.

Pada kesempatan tersebut, Kakan-kemenag Kab. Aceh Timur, Drs. H. Faisal Hasan, mengemukakan bahwa kegiatan dimaksud sangat berguna untuk menggalakkan kegiatan penga-jian majelis taklim yang dapat menam-bah wawasan keagamaan masyarakat. Ia juga menjelaskan, Majelis Taklim

Piala Bergilir untuk Majelis Taklim Terbaik

sebagai sebuah institusi pendidikan non formal bidang keagamaan memiliki arti penting bagi pengamalan nilai-nilai Islam di masyarakat. Hal ini di karenakan keberadaan majelis taklim menjadi ujung tombak yang berhadapan langsung pada masyarakat. Melihat peran yang begitu besar dari Majelis

Taklim ini, maka pemerintah menjadikan Majelis Taklim sebagai sub sistem pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional.

Kakankemenag mengharapkan, potensi yang besar dari Majelis Ta’lim ini hendaknya didukung dengan manajemen yang baik, SDM yang profesional (ahli dalam bidangnya) dan kurikulum yang sistematik dan berkesinambungan. ”Karena secara realitas banyak

sekali ditemukan majelis taklim yang dikelola apa adanya, SDM yang lemah serta pola pengajaran dan pembelajaran yang tidak sistemetik yaitu terjadinya ketidakteraturn dan tumpang tindih antara ustadz/ustadzah yang satu de-ngan lainnya,” ujar Faisal. nBiro Aceh Timur

Santunan – Sigli. Guru dan murid murid MIN Tanjung Bungong, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie melaksanakan Ibadah Qurban di Mad-rasah mereka, pada hari kedua hari raya Idul Adha, (18/11). Dua ekor sapi, yang diperoleh dari sumbangan siswa dan dewan guru secara simbolis disembelih langsung oleh Kepala MIN Tanjung Bungong, Abdurrahman,S.Ag.

Daging qurban selanjutnya dibagi-kan kepada siswa dari keluarga fakir miskin dan yatim piatu. “Bahkan untuk tahun mendatang telah dipro-gramkan, setiap tujuh orang guru dapat berqurban satu ekor Lembu dan hal ini telah diputuskan dalam rapat bersama dengan dewan guru,” kata Abdurrahman,S.Ag, kepada Santunan Biro Pidie.

Abdurrahman, mengutip sebuah hadits Nabi, “Sesungguhnya yang pertama kali kita muliakan pada hari ini adalah Shalat, kemudian kita pulang lalu menyembelih hewan Qurban, ba-

MIN Tanjung Bungong Pidie Sembelih Qurbanrang siapa berbuat demikian maka dia telah sesuai dengan sunnah kami, dan barang siapa yang telah menyembe-lih sebelumnya maka itu hanyalah

daging yang dia persembahkan untuk keluarganya, tidak termasuk ibadah nusuk sedikitpun.” (H.R.Bukhari dan Muslim). nBiro Pidie

Page 27: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

27Santunan JANUARI 2011

Dunia Islam

Israel Makin Rasis, Beredar Imbauan Gadis Yahudi Jauhi Warga Arab

Santunan - Tel Aviv. Paguyuban Istri-istri Rabi Israel menyebarkan imbauan bagi gadis-gadis Yahudi. Mereka meminta para gadis Yahudi tidak berkencan dengan orang Arab atau bekerja dengan warga Arab.

Imbauan itu mereka sampaikan dalam bentuk surat yang ditandatanga-ni 27 istri para rabi. Berikut petikan suratnya: ‘Ada banyak pekerja Arab yang diam-diam mengubah namanya menjadi nama Yahudi, seperti Yussef jadi Yossi, Samir jadi Sami, Abed jadi Ami. Para pemuda Arab ini ingin mendekati kalian, wahai para gadis Yahudi. Mereka pandai mengambil hati kalian, wahai gadis Yahudi. Tapi berhati-hatilah. Ketika kalian sudah ada dalam rengkuhan mereka, segalanya akan berubah.”

“Hidup kalian, wahai para gadis Yahudi, tak akan lagi sama. Pemuda-pemuda Arab itu akan mengutuk ka-lian, memukul, dan mempermalukan kalian.” demikian surat tersebut. Salah

satu istri rabi yang menandatanga-ni surat ini adalah putri Rabi Ovadia Yosef. Yosef dikenal sebagai pemimpin spiritual Partai Shas. Partai ini beraliran ultra ortodoks, yang masuk di dalam pemerintahan koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Surat itu disebarkanluaskan oleh LSM Lehava (Api), LSM yang beraliran kanan dan rasisme milik Rabi Meir Kahane. Kahane adalah mantan anggota parlemen Israel dari Partai Kach yang memang terkenal rasis.

Surat yang sudah beredar luas di Israel ini mendapat kecaman dari sesama rabi. Gilad Kariv, pemimpin Grup Reformasi Judaisme Israel, mengutuk penyebaran surat yang berbau rasisme ini. “Masyarakat Israel sekarang jatuh ke dalam lubang rasisme dan ketakutan rasis,” katanya.

Imbauan bernada rasis ini justru makin marak beberapa pekan ter-akhir. Yahudi garis keras Israel terus mengumandangkan kebencian terha-

Santunan-Doha. Masjid ter-besar di Qatar akan dibuka awal tahun depan di daerah Khuwair, Doha. Tinggal menunggu tahap penyelesaian, masjid yang nanti-nya dikelola negara ini mampu menampung 10 ribu jamaah pada satu kesempatan. Nantinya, masjid ini akan menggantikan Masjid Spi-ral yang sebelumnya merupakan masjid terbesar di negeri itu.

Masjid ini memiliki luas ba-ngunan total sekitar 19.550 me-ter persegi dengan tiga tingkat. Bangunan masjid ini berdiri di atas tanah seluas 175 ribu meter persegi. Masjid ini menggabungkan unsur tra-disional arsitektur Islam.

Fitur mencolok dari keindahan ini

Masjid Terbesar di Qatar akan Segera Beroperasi

dap bangsa Arab.Awal Desember, misalnya, ada petisi

dari para rabi ke pemerintah kota yang mendesak agar Yahudi tidak menjual rumahnya atau menyewakannya ke orang non Yahudi.

Imbauan ini sempat dikritik oleh Netanyahu. Namun rupanya imbauan itu mendapat tempat di hati warga. Survei yang dilakukan pekan ini menyatakan 44 warga Israel mendukung petisi para rabi itu, sementara sisa 48 lainnya menolak.

Masih soal rasisme, beberapa pekan lalu juga terjadi seruan serupa bagi warga Yahudi di Tel Aviv. “Perempuan Yahudi, jauhilah orang-orang Arab, terutama le-lakinya,” demikian seruan tersebut.

Selasa lalu, puluhan murid dan orang tua murid berunjuk rasa di Jaffa. Jaffa adalah permukiman campuran Arab-Yahudi di Tel Aviv. Mereka berunjuk rasa setelah salah satu sekolah melarang muridnya berbicara dalam bahasa Arab di kelas. n(mulyadi/republika)

adalah kubah bundar lebih dari dua lusin dan kubah yang lebih kecil mem-bentuk bagian atas struktur. Masjid ini juga akan dilengkapi area parkir yang luas tersebar lebih dari 14.877 meter

persegi.Ruang bawah tanah, seluas

3.853 meter persegi, akan diman-faatkan untuk tempat wudhu dan kamar mandi.

Lantai dasar, seluas 12.117 meter persegi, memiliki ruang doa utama untuk pria, tempat wudhu perempuan, dan area wudhu dan kamar mandi yang ditujukan un-tuk jamaah dengan kebutuhan khusus.

Lantai mezzanin akan di-manfaatkan untuk perpustakaan

dan ruang untuk menghafal Alquran. Menurut Qatar Tribune, masjid ini akan menjadi “rumah” baru yang indah bagi Muslim negara itu. n(Republika Online)

Page 28: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

28 Santunan JANUARI 2011

Dunia Islam

Santunan- Dharamsala. Dalai Lama kembali mengeluarkan per-nyataan yang membela Islam. Ia mengatakan bahwa Islam adalah salah satu agama yang paling penting dari dunia dan harus dilindungi.

Dia mengatakan bahwa Islam tidak boleh digeneralisasi sebagai “sesuatu yang menakutkan” hanya karena segelintir penjahat. Ia menyebut orang-orang seperti itulah yang ingin “membajak” Islam untuk tujuan tak terpuji.

Ia juga meminta orang untuk tidak antipati pada kata jihad. Menurutnya, jihad dalam pengertian yang sebenarnya adalah menaklukkan yang jahat dalam diri seseorang. “Hidup ini tidak mudah dan tidak ada jaminan, orang muda harus memiliki visi untuk membawa masa depannya secara konstruktif, “katanya.

Pemimpin spiritual Tibet yang menerima gelar honoris causa dari Jamia Millia Islamia menyatakan diri-nya berkomitmen untuk kerukunan agama. “Sejak tanggal 11 September saya telah membela Islam. Untuk beberapa orang yang sesat kita tidak boleh menyalahkan agamanya. Islam adalah salah satu agama penting di planet ini, dan harapan bagi jutaan orang,” katanya.n

Dalai LamaSebut Banyak

Pihak yang Ingin “Membajak” Islam

Santunan-Eropa. Kaum Muslim dan Yahudi memprotes undang-undang Uni Eropa yang akan mengharuskan pe-nyembelihan hewan tanpa dibuat ping-san terlebih dahulu untuk membawa label “berasal dari hewan yang tidak di-pingsankan dulu sebelum disembelih.”

Anggota Parlemen Eropa melolos-kan Amandemen 205 dengan mayori-tas besar, yang kemudian diveto oleh Dewan Menteri Uni Eropa.

Undang-undang itu berarti bahwa semua daging kosher dan halal akan diwajibkan untuk memiliki label ini. Persentase besar akademisi Muslim tidak keberatan dengan pemingsanan hewan sebelumnya dan penyembeli-han hewan setelah dipingsankan tidak akan terpengaruh oleh undang-undang baru ini.

Perwakilan dari kelompok Muslim dan Yahudi mengklaim bahwa undang-undang baru Uni Eropa itu diskrimi-natif, sementara aktivis Compassion in World Farming yang mendukung amandemen itu mengatakan bahwa bukan ritual agamanya yang mereka tentang tapi penderitaan tak perlu dari hewan-hewan itu.

Banyak yang dipertaruhkan untuk industri daging halal dan kosher. Saat ini, dipercaya bahwa jutaan hewan, terutama ayam, disembelih menurut standar kosher dan halal tanpa diberi label agar pelanggan non-Muslim mem-berikan pasar yang besar dan mengun-tungkan bagi produsen. Hal itu mung-kin berkurang jika diberi label sesuai dengan peraturan yang baru.

Abdalhamid Evans, direktur World Halal Forum Europe Project, bersi-kukuh bahwa amandemen itu tidak mendiskriminasi praktik relijius yang mengharuskan hewan untuk disembe-lih tanpa dipingsankan terlebih dahu-

Muslim – Yahudi Bersatu Protes

Kebijakan Hewan Uni Eropa Santunan- Jerusalem. Salah satu

tokoh dari komunitas Yahudi interna-sional, Rabi David Rosen, telah mem-peringatkan bahwa Eropa dalam risiko besar: “dikuasai” oleh Islam. Satu-satunya cara untuk melepaskannya, kata dia, “Eropa harus menenemukan kembali akar Kristen.”

Berbicara kepada wartawan pada pertemuan di Yerusalem, Rabi Rosen, direktur urusan antar-agama di or-ganisasi Yahudi Amerika yang berba-sis di Washington, American Jewish Congress, ia mengatakan bahwa se-bagian besar masyarakat sekuler dan liberal Eropa Barat berada di bawah ancaman oleh cepatnya pertumbu-han masyarakat Islam yang tidak ingin mengintegrasikan dengan tetangga mereka.

“Saya menentang dinding pembatas. Kemanusiaan adalah komponen saya yang paling penting. Tapi masyarakat Barat sangat jelas tidak memiliki iden-titas yang kuat. Saya ingin orang-orang Kristen di Eropa untuk menjadi lebih Kristen... mereka yang tidak memiliki identitas yang kuat mudah dikuasai oleh orang-orang yang melakukannya,” kata rabbi.

“Saya rasa ada kesempatan cukup baik bahwa cucu Anda, jika mereka bukan Muslim, harus kembali memi-liki iman Katholik yang kuat,” katanya kepada seorang reporter Italia. “Saya tidak berpikir identitas semacam ini cukup kuat untuk menantang.”

Pandangan Rabi Rosen didukung oleh sejumlah komentator Yahudi, yang melihat pertumbuhan demografi Muslim di Eropasejalan dengan per-tumbuhan demografi Arab di Israel.

“Anda memiliki masalah yang Anda tidak melihat. Anda cinta dengan ide multibudaya, tapi Anda tidak mema-hami Arab. Dalam era liberalisme, ba-gaimana Anda melindungi diri Anda dari kontrak (dengan Islam)?” kata Moti Cristal, negosiator Israel dan konsultan penyelesaian konflik sektor swasta di Nest Consulting. n (alsofwah)

Pimpinan Rabi Internasional Panik:

Islam Mulai Menguasai Eropa

lu. Dia menambahkan tidak ada bukti ilmiah bahwa pemingsanan adalah le-bih manusiawi dan bahwa jika harus ada pengungkapan, maka juga harus ada pengungkapan metode peming-sanan. n (suaramedia)

Page 29: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

29Santunan JANUARI 2011

Dunia Islam

Santunan - New York. Hampir setiap bangsa di dunia ini setuju bahwa secara umum, rasisme merupakan hal yang buruk. Tapi, yang menghalangi seluruh dunia menyatukan kekuatan untuk menghadapi masalah itu adalah ketidaksepahaman terkait definisi rasis-me, khususnya jika berbicara mengenai Israel. Agaknya, hal itu masih tidak akan berubah.

Pekan lalu, Israel mengatakan mungkin akan memboikot sebuah konferensi PBB melawan rasisme pada bulan September mendatang setelah Majelis Umum PBB memutuskan menyelenggakakan konferensi tersebut sebagai kelanjutan konferensi rasisme pertama PBB yang digelar 10 tahun sebelumnya di Durban, Afrika Selatan.

Pertemuan di Durban tersebut berubah menjadi perseteruan diploma-tik saat negara-negara Afrika dan Muslim memimpin mayoritas negara anggota PBB mendukung deklarasi res-mi yang menyebut Israel rasis terkait perlakuannya terhadap Palestina. Dekla-rasi tersebut ditentang oleh Amerika Serikat, banyak negara Eropa, serta Israel sendiri.

Setelah berbulan-bulan berusaha mengubah agenda kelanjutan pertama konferensi Durban tahun lalu di Jenewa, Amerika Serikat dan negara-negara lain memutuskan untuk melewatkannya. Setelah Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad berpidato dan menyebut Israel sebagai rezim represif yang keji, banyak negara Eropa yang melakukan aksi walk out.

Bagi Israel, pengambilan suara Ma-jelis Umum sebelum Natal lalu untuk menjadikan konferensi tahun depan sebagai “Durban III” mengindikasikan bahwa diplomasi yang ada tidak akan lebih mulus atau produktif kali ini.

“Berdasarkan keadaan saat ini, selama pertemuan tersebut dinyatakan sebagai bagian dari proses Durban, Israel tidak akan berpartisipasi dalam pertemuan

Takut Kejahatan Diungkap, Israel Ancam Boikot PBB

yang dijadwalkan digelar di markas PBB di New York pada September 2011,” kata Karean Peretz, juru bicara wanita misi Israel untuk PBB.

“Konferensi Durban pada 2001, yang mengandung pesan ‘anti-Semit’ serta memperlihatkan ‘kebencian’ ter-hadap Israel dan dunia Yahudi, telah menggoreskan luka pada diri kami yang tidak akan sembuh dengan cepat,” tambahnya.

“Israel menjadi bagian dari upaya internasional untuk memerangi rasis-me. Orang-orang Yahudi sendiri menjadi ‘korban rasisme’ di sepanjang sejarah,” katanya.

Kanada sudah menegaskan akan memboikot konferensi tersebut, dan tampaknya Amerika Serikat juga setali tiga uang.

AS melakukan pengambilan suara menentang Durban III, dan Duta Besar Susan Rice mengatakan bahwa pemerintahan Obama tidak ingin melihat “pertunjukan tidak toleran dan anti-Semitisme” yang diperingati Durban I.

Senator Kirsten Gillibrand dari New York memimpin sembilan senator Demokrat dan tujuh senator Republikan menyerukan agar pemerintah AS segera mengumumkan bahwa pihaknya tidak akan berpartisipasi.

Dalam sebuah surat untuk Rice, para senator tersebtu menambahkan bahwa mereka khususnya merasa marah karena sebuah “forum demonstrasi anti-Semit dan anti-Amerika” akan dijadwalkan di New York hanya beberapa hari setelah peringatan peristiwa 9/11 yang kesepuluh.

“Kita semua menyaksikan betapa suara-suara ekstrem bernada anti-Semit dan anti-Amerika menguasai Durban I dan Durban II,” kata Gillibrand.

“Hal yang serupa pastinya akan terjadi dalam (konferensi) Durban III,” tambah Gillibrand. n (www.suaramedia.com)

Santunan - Las Vegas. Seorang konsultan kontraterorisme mengatakan dalam sebuah pertemuan dengan peja-bat penegak hukum bahwa cara untuk memerangi “militan” Muslim adalah dengan “membunuh mereka, termasuk anak-anak mereka.”

Walid Shoebat, “mantan teroris PLO” seperti yang digambarkannya sendiri, yang sekarang berbicara untuk AS dan Israel, dilaporkan membuat komentar itu dalam sebuah pidato di konferensi Aso-siasi Petugas Kontraterorisme Interna-sional di Las Vegas bulan Oktober lalu.

Komentar tersebut menyoroti kekha-watiran yang berkembang di antara ad-vokat hak asasi manusia bahwa penegak hukum AS beralih ke ekstrimis untuk pelatihan dalam perang melawan ter-orisme. komentar itu juga menyoroti kecemasan kalangan pejabat senior kon-traterorisme bahwa standar untuk pelati-han kontraterorisme tidak layak dan ke-mungkinan melukai keamanan nasional.

Komentar Shoebat itu diterima han-gat setidaknya oleh beberapa orang yang hadir dalam konferensi.

Seorang peserta wanita konferensi mengutarakan pendapatnya tentang komentar Shoebat, “Bunuh mereka, ter-masuk anak-anaknya, kau dengar dia.”

Pidato Shoebat di Las Vegas mena-kutkan.

Penulis relijius Richard Barthole-mew menggambarkan Shoebat sebagai seorang ahli semu terorisme, ekstrim-isme Islam, dan nubuat Alkitab, dan dia mengajarkan bahwa Obama diam-diam adalah Muslim dan bahwa Alkitab telah menubuatkan Muslim sebagai anti-Kris-tus.

Dalam sebuah investigasi mendalam terhadap aparat intelijen AS awal bulan ini, Washington Post melaporkan bahwa “dalam hasrat mereka untuk menge-tahui lebih banyak tentang terorisme, banyak departemen kepolisian yang me-nyewa pelatih mereka sendiri. Beberapa menggambarkan dirinya sebagai ahli yang sudut pandang ekstrimisnya diang-gap tidak akurat dan berbahaya bagi FBI dan yang lainnya di dalam komunitas in-telijen.” n (suaramedia.com)

Konsultan Terorisme Sarankan

Habisi Muslim dan Anak Mereka

Page 30: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

30 Santunan JANUARI 2011

Penggunaan lambang Kementerian Agama pada berbagai instansi selama ini sudah tidak sesuai

dengan ketentuan yang ada, yaitu Keputusan Menteri Agama Nomor 58 Tahun 1979 dan telah disempurnakan dalam Keputusan Menteri Agama RI Nomor 43 Tahun 1982 tentang Lambang Departemen Agama.

Namun seperti yang kita lihat sekarang ini, penggunaan Lambang Kementerian Agama berbeda-beda dan terlihat terjadi kesalahan yang bervariasi, terlihat jelas pada kapas dan padi yang kurang bahkan lebih jumlahnya, begitu juga dengan kitab baris-barisnya tidak sama jumlahnya.

Disisi lain keseragaman sangat dibutuhkan dalam memunculkan kesatuan dan kekompakan, dalam hal ini perlu ditelaah kembali penggunaan lambang tersebut, karena mengingat setiap lambang selalu mengandung arti dan makna yang berbeda, namun bila kekurangan salah satu saja dari lambang yang telah ditentukan, maka maknanya pun ikut berubah.

Untuk kita sama-sama mengingat kembali isi Lambang Departemen Agama Republik Indonesia di antaranya bintang besudut lima melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, 17 kuntum bunga kapas, 8 baris dalam kitab suci dan 45 butir padi bermakna Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, perisai berbentuk segi lima sama sisi dimaksudkan bahwa kerukunan hidup antar kerukunan umat beragama. Lebih lengkap memahami bentuk beserta makna Lambang tersebut dapat dilihat dalam butiran Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia. n Yusran/Lan

Yusran YahyaTU MAN DarussalamBeralamat di Gampong Niruek Taman, Kecamatan Darussalam

Logo Kementerian AgamaBanyak yang tak Sesuai KMA

Atas: contoh logo yang salahBawah: contoh logo yang benar

Page 31: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

S a i n s

31Santunan JANUARI 2011

Dalam rangka menyambut tahun baru 1 Muharram 1432 H dan 1 Januari 2011, topik kajian sains yang akan dibahas dalam edisi ini adalah

konsep akuntansi syariah dan kontribusinya terhadap pengembangan konsep akuntansi modern.

Ketika mendengar kata ”akuntansi” mungkin yang kita bayangkan adalah transaksi, jurnal, laporan keuangan, Luca Pacioli, Bisnis, Skandal Korupsi dan Kolusi, Amerika dan Eropa.

Kita sangat jarang membayangkan akuntansi sebagai bagian dari konsep peradaban Islam. Kita sangat sedikit pengetahuan tentang peranan peradaban Islam dalam pengembangan konsep akuntansi modern.

Hegemoni negara-negara Barat (Eropa dan Amerika) di negara-negara muslim telah mengubah paradigma masyarakat muslim dan dunia bahwa akuntansi berasal dari Barat dan ilmunya orang Yahudi dan Cina.

Paradigma seperti itu sangatlah keliru karena landasan pengem-bangan konsep akuntansi modern adalah konsep akuntansi Islam yang berasal dari Alquran. Akuntansi sudah dikenal 836 Tahun sebelum Luca Pacioli (1494) mempublikasikan konsep akuntansi akun berpasangan (double entry accounting) di Genoa, Italia, yang kemudian Luca Pacioli dikenal sebagai bapak akuntansi modern.

Dalil-dalil dalam Alquran yang menjelaskan pentingnya akuntansi dalam kehidupan masyarakat Islam, di antaranya (Q.S. Al-Kahfi :19), (Q.S Al-Baqarah: 282-283), (Q.S Adz-Dzariat : 19). Pembukuan dalam akuntansi pertama sekali diperkenalkan ketika masa Khalifah Abu Bakar Siddiq, ra dengan membentuk lembaga diwan (departemen) untuk menyelenggarakan zakat umat. Pada masa khalifah Umar bin Khattab, ra lembaga ini sudah mengklasifikasikan buku-buku, layout aliran dokumen, mendesain (formulir), dan memelihara dokumen pendukung.

Setelah masa-masa buram akuntansi Islam, khalifah Al-Walid bin Abdul Malik (706-847 M) memperkenalkan buku-buku dan register-register akuntansi lebih aku-rat. Akuntansi mencapai masa kejayaannya setelah Al-Dawlat al-‘Abbasiyah (Undang-Undang Abbasiyah). Periode 750 M sampai dengan 847 M. Akuntansi sudah diperluas penggunaannya, pencatatan tidak hanya menyangkut

pada sistem zakat tetapi lebih jauh lagi yaitu segala sesuatu yang menyangkut seluruh penyelenggaraan negara.

Pada tahun 750 Masehi, Diwan Al-Kharaj (Departemen Pajak Bumi) dan Diwan Al-Jund (Departemen Personel Tentara) dibentuk oleh khalifah Khaled Bin Barmark, orang yang mengembangkan dan mempertahankan pencatatan akuntansi negara. Buku utama yang diguna-kan oleh negara islam dinamakan Jaridah (Arab) yang dimaksudkan adalah surat kabar (newspaper) atau jurnal (journal).

Kata jaridah inilah, menurut Brown dan Johnstone (Zaid, 1977), diterjemahkan oleh Luca Pacioli dalam

dalam bahasa Venice (Italia) dengan zornal, yang sekarang familiar de-ngan kata jurnal (journal).

Jaridah adalah buku yang ber-fungsi sebagai buku jurnal khusus (special journal) yang desainnya telah memuat layout yang sama dengan sub buku piutang (subsidiary account receivable) seperti yang ada pada akuntansi konvensional, Jaridah ini dibagi menjadi 3 (tiga) tipe, yaitu:a. Jaridat al-nafakat (jurnal Pengel-uaran Kas). Buku ini dipergunakan oleh Dewan Pengeluaran Khalifah.b. Jaridat al-’amal (jurnal dana). Buku ini digunakan oleh Dewan Dana untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran zakat. Buku ini digunakan sesuai dengan klasifikasi tipe zakat dan diaplikasikan sesuai dengan Alquran.c. Jaridah al-musadareen (jurnal

dana sitaan). Buku ini dipergunakan oleh Dewan Penyitaan untuk mencatat dana yang digunakan oleh individu yang tidak sesuai dengan syariah.2. Al-awraj (account receivable subsidiary ledger).

Buku ini digunakan untuk mencatat tipe-tipe khusus zakat dari tanah, gandum, dan binatang ternak. Hukum yang mengatur penentuan pembayaran zakat tersebut dikenal Kanoon Alkharaj. Buku alkharaj telah dibuat dua kolom, satu kolom untuk kewajiban membayar pajak dan kolom yang lain untuk pembayarannya. Pada buku ini sudah diperkenalkan semacam “debit” dan “kredit”, tetapi istilah debit dan kredit tidak digunakan.

3. Daftar al-yawmiyah (Buku harian). Buku ini sama dengan jurnal umum (general journal) yang digunakan

Konsep Akuntansi Modern Dalam Lintasan Peradaban Islam

Oleh : Muhammad Putra Aprullah, SE

Page 32: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

S a i n s

32 Santunan JANUARI 2011

dalam akuntansi konvensional. Buku ini digunakan oleh dewan untuk mencatat segala transaksi yang terkait dengan pihak ketiga. Penyiapan buku ini adalah tanggung jawab akuntan tetapi harus disetujui oleh pengawas atau kepala dewan, menteri atau deputi menteri sebelum digunakan. Persetujuan ini merupakan kontrol dan pertanggungjawaban.

4. Daftar al-tawjihat (buku petunjuk). Buku ini sama dengan buku besar (ledger) dalam sistem akuntansi konvensional, digunakan untuk mencatat anggaran klasifikasi biaya, yaitu: mukarrariyah (anggaran opera-sional) dan itlakiyah (anggaran lain-lain).

5. Daftar al-tahwilat (buku transfer). Buku ini di-gunakan untuk mentranfer dana antara wilayah (provinsi) ke pusat pemerintahan.

Pada masa khalifah Al-Makmun (813 M- 833 M) Penguasaan bidang ilmu pengetahuan begitu pesat. Ia mendirikan pusat penerjemahan setelah daerah-daerah taklukan Yunani (Mesir, Syiria, dan Irak) dikuasai oleh orang Arab. Menurut penelitian yang dibuat oleh Hamid, dkk.) (Sawarju-wono, 1977) merujuk pada buku karangan Al-Khawarizmi, sebagai ke-lanjutan yang dilakukan oleh pemerintahan sebe-lumnya, ada 26 daftar untuk mencatat berbagai aktivitas keuangan dan militer, 9 di antara buku tersebut adalah:

1. Kanun al-Kharaj (Daftar survey tanah)

Daftar ini merupakan database yang memuat data tentang tanah dan tanaman yang dikenakan pajak yang disusun berdasarkan survey. Daftar ini mirip sekali dengan buku The Domesday Book of Midieval, Inggris yang diciptakan dua abad Kemudian

2. Al-Awaraj (Daftar Tagihan Pajak)3. Al-Ruznamaz (Daftar Buku Harian)4. Al-Khatma (Daftar Akun Bulanan)5. Al-Khatma al-Famia (Daftar Akun Tahunan)6. Al-Tarij (Sub Buku Besar)7. Al-Arida (Laporan Komparatif)8. Al-Bara (Daftar Penerimaan)9. Al-Muwafaka wa al-Fama (Laporan komprehensif

yang disetujui)Karena sedemikian majunya mekanisme akuntansi

yang diterapkan oleh kantor administrasi pajak pada pemerintahan Islam pada abad 10 telah menunjukkan penyebaran akuntansi di Eropa. Menurut Hamid, dkk. (1995) ada tiga hal yang mendukung terjadinya penyeba-ran akuntansi di Eropa. Pertama, sistem akuntansi yang dikembangkan demikian sempurna telah diterapkan pada kantor administrasi pajak pemerintahan islam. Kedua, sistem akuntansi tersebut telah menyiarkan adanya sistem internal kontrol yang pada gilirannya keadaan ini mengaitkan antara manajemen dan akuntansi. Hal ini

tercermin pada Al-Khatma dan Al- Muwafaka wal-Famaa kedua buku tersebut mempunyai sistem yang ekstensif untuk mengontrol buku besar dan buku pembantu, serta untuk mengontrol apakah fungsi pencatatan dan pemegang aset telah berjalan sebagaimana mestinya. Ketiga, Sistem akuntansi pemerintahan Islam tersebut menyiratkan prinsip-prinsip double entry accounting system.

Selain pengembangan pencatatan dalam akuntansi, dalam peradaban Islam juga berkembang konsep “Auditing”. Konsep Auditing memiliki peranan yang sangat penting. Aktivitas diharapkan untuk menjamin proses akuntansi tidak terjadi kesalahan (misleading), Ketidakteraturan (unregulating), dan kecurangan (bribery). Dengan demikian, informasi yang diberikan dari proses akuntansi tersebut lebih dapat dipercaya (reliable). Tiang yang digunakan dalam prinsip auditing pemerintahan Islam adalah pengendalian diri (self- control principles).

Kebutuhan dan tang-gung jawab pemeriksa adalah tidak melindungi kelalaian, kesalahan per-timbangan, kesalahan pe-nulisan, dan umumnya orang dapat melihat ke-salahan orang lain tetapi tidak dapat melihat ke-salahan dirinya sendiri. Pemeriksa (reviewer) sa-ngat dibutuhkan Dewan (departemen). Syarat-sya-rat yang harus dipenuhi sebagai pemeriksa ada-lah kemampuan dengan

standar yang tinggi di bidang bahasa, kemampuan menghafal Alquran (Hafidh), cerdas (intelligent), bijaksana (wise), amanah (trushworthy), tidak berprasangka buruk (not prejudiced), dan tidak bermusuhan (inimical)

Dalam akuntansi konvensional adanya prosedur pengecekan otomatis (recheck), antara satu bagian dengan bagian lainnya (biasanya antara bagian operasional, akuntansi, dan penyimpanan) melalui dokumen. Dalam akuntansi Islam, pengawasan internal ini telah lama dipraktekkan. Hal ini terbukti dari buku al-khatma (daftar buku bulanan) dan buku Al-Muwafaka wa al-Fama (Laporan komprehensif yang disetujui). Kedua buku ini mempunyai eksentifitas untuk mengontrol buku besar dan buku pembantu serta untuk mengontol apakah fungsi pencatatan dan pemegang harta telah berjalan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Kajian ini kiranya dapat memberikan kepercayaan diri bagi kita umat Islam untuk terus mengembangkan konsep pengelolaan keuangan yang sesuai dengan syariat islam, sehingga dapat memberikan kemaslahatan dan kesejahteraan dunia dan akhirat bagi seluruh umat. nPenulis adalah Staf Bidang Mapenda Kanwil Kemenag Provinsi Aceh.

Page 33: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

33Santunan JANUARI 2011

Ta f s i r

Allah berfirman:

Dan (diharamkan juga kamu mengawi-ni) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu ni’mati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya sesudah menentukan mahar itu). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S. al-Nisa’ [4]: 24).

Menurut Ibn Khuwayzi, ayat ini tidak bisa pahami sebagai dalil pembolehan nikah mut‘ah. Selain karena Rasulullah saw. telah melarang dan mengharamkan nikah mut‘ah, juga karena firman Allah dalam ayat berikutnya; “... maka nikahilah mereka dengan seizin keluarganya...” Oleh karena itu, hanya nikah yang berdasarkan izinlah yang dipandang sebagai nikah syar‘î, yaitu nikah yang dilakukan dengan kehadiran wali dan dua orang saksi.

Sebagian ulama mendefinisikan nikah mut‘ah dengan hanya men-jadikan tempo sebagai kriteria.

Misalnya seseorang menikahkan putrinya dalam tempo sebulan atau setahun. Ibn Qudâmah (w. 620 H) menyatakan bahwa nikah seperti ini tidak sah (bâthil) baik mut‘ah yang jangka waktunya diketahui secara jelas (ma‘lûm) atau tidak diketahui (majhûl), (al-Mugnî, jld. IX, hlm. 388). Ibn Hajar mendefinisikan mut‘ah sebagai berikut: (Fath al-Bârî, jld. IX, hlm. 95).

Mut‘ah adalah mengawinkan se-orang wanita dalam jangka waktu tertentu, apabila waktunya habis, maka terjadilah perceraian.

Al-Qurtubî mengutip riwayat Abû ‘Umar yang menyatakan bahwa para ulama salaf dan khalaf sepakat mendefinisikan nikah mut‘ah sebagai nikah yang bertempo, tidak mewarisi, dan perceraian terjadi dengan jatuhnya tempo tanpa talak. Dikemukakan pula jawaban Ibn Mas‘ûd, bahwa dalam praktek nikah mut‘ah tidak berlaku pewarisan, (al-Jâmi‘ li Ahkâm al-Qur’ân, jld. V, hlm. 114).

Jika gambaran di atas sepakat dipegang sebagai definisi nikah mut‘ah, maka nikah yang di luar dua jenis ini adalah zina (tanpa wali/saksi). Bahkan ada ulama yang tegas menyatakan mut‘ah sebagai zina karena dilakukan tanpa wali/saksi. Pendapat bahwa nikah mut‘ah dilakukan tanpa wali dan saksi tidak lah ganjil dalam khazanah Islam. Al-Qurtubî mengutip pemahaman

ini dari apa yang diungkapkan an-Nuhas; bahwa nikah mut‘ah adalah nikah yang tidak berakibat ‘iddah, tidak mewarisi, tidak berlaku talak, dan dilakukan tanpa saksi, baginya praktek seperti ini adalah zina.

Dari fenomena ini dapat disim-pulkan, bahwa di masa hidup Rasul, nikah mut‘ah dipraktekkan tanpa izin wali (hanya kesepakatan berdua saja), namun ciri yang umum dari berbagai praktek yang dilakukan, adalah berakhirnya nikah saat jatuh tempo yang disepakati.

Meski sebagian kalangan muslim membolehkan nikah mut‘ah, namun Imam al-Syâfi‘î berpendirian akan kuatnya keharaman nikah mut‘ah berdasar dalil ayat dan qiyâs. Ayat kelima dan keenam surat al-Mu’minun menurutnya adalah dalil haramnya hubungan intim selain dengan nikah dan milk al-yamîn.

Dan orang yang menjaga kemaluan-nya. Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. (Q.S. al-Mu’minun [23]: 5-6).

Pendirian Imam al-Syâfi‘î ini sejalan dengan penafsiran ‘Â’isyah, bahwa nikah mut‘ah telah mansûkh oleh Alquran, (Al-Qurtubî, jld. V, hlm. 112). Alquran hanya menghalalkan hubungan intim melalui nikah, dan tidak ada peluang untuk mut‘ah. Al-Syāfi‘ī mengangkat ayat berikut:

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan-

Nikah Mut‘ah(Penafsiran Ayat 24 Surat al-Nisa’)

Oleh Jabbar Sabil, MA

Sikap Khalifah ‘Umar ibn al-Khattab yang

tegas memerangi mut‘ah, bukanlah didasari oleh

faktor politik,

Page 34: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

34 Santunan JANUARI 2011

Tafsirperempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya maka sekali-kali tidak wajib atas mereka ‘iddah bagimu yang kamu minta menyempurnakannya. Maka berilah mereka mut‘ah dan lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik-baiknya. (Q.S. al-Ahzab [33]: 49)

Dari ayat ini dipahami bahwa Allah menghalalkan hubungan intim lewat nikah dan mengharamkannya kembali melalui talak. Terkait dengan talak Allah berfirman:

Talak (yang dapat dirujuki) dua kali, setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali dari sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim. (Q.S. al-Baqarah [2]: 229)

Dan jika kamu ingin mengganti isterimu dengan isteri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali dari

padanya barang sedikitpun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan menanggung dosa yang nyata? (Q.S. al-Nisa’ [4]: 20)

Terkait dengan permasalahan (harta) yang diangkat dalam ayat di atas, menurut Imam al-Syâfi‘î, bagi perempuan diangkat satu pihak (pembela) yang memegang peranan bagi sahnya akad nikah, yaitu wali. Dengan demikian, ayat ini menjadi bukti bahwa nikah mut‘ah menjadi batal, sebab nikah mut‘ah teputus dengan sendirinya saat waktu yang disepakati berakhir, bukan berakhir dengan talak. Padahal nikah yang benar itu berakhir dengan talak, bukan berakhir dengan sendirinya oleh sebab pertempoan. Oleh karena itu, memberlakukan nikah mut‘ah berarti membatalkan keberlakuan talak, membatalkan al-imsâk (tidak mengambil harta yang diberikan kepada isteri), dan juga membatalkan ketentuan saling mewarisi antara suami dengan isteri. Demikian pula memberlakukan nikah mut‘ah juga berarti membatalkan ketentuan Allah yang lain seperti al-zihâr, al-îlâ’ dan al-li‘ân, khususnya jika masa mut‘ah berakhir sebelum jatuh talak, (Al-Syâfi‘î, Ikhtilâf al-Hadîts, hlm. 157).

Penafsiran ayat dengan HadisJumhur ulama menolak jika ayat di

atas ditafsirkan sebagai pembolehan nikah mut‘ah. Sebab banyak sekali hadis yang menyatakan pengharaman nikah mut‘ah yang sebelumnya memang pernah dibolehkan. Menurut Ibn Rusyd, sekurangnya ada enam tempat di mana nikah mut‘ah pernah dinyatakan haram (baca; Ibn Rusyd, Bidâyat al-Mujtahid wa Nihâyat al-Muqtasid, jld. II, hlm. 44). Jika kejadian pengharaman itu dirunut berdasar waktu, maka urutannya adalah sebagai berikut:1. Perang Khaibar, berdasar hadis

Ali ibn Abi Thalib dalam Sahîh al-Bukhârî, terjadi pada paruh kedua bulan Muharram tahun tujuh hijrah, (Baca; Ibn Hisyâm, Sîrah al-Nabî, jld. III, hlm. 378).

2. ‘Umrat al-Qadâ’, berdasarkan hadis mursal dari al-Hasan yang dipandang lemah oleh Ibn Hajar, terjadi pada bulan Zulqa’dah tahun

ke tujuh hijrah, (Baca; Ibn Hisyâm, Sîrah al-Nabî, jld. IV, hlm. 3).

3. Fath al-Makkah berdasar hadis Rabî‘ ibn Sabrah dalam Sahîh Muslim, terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke delapan hijrah, (Baca; Ibn Hisyâm, Sîrah al-Nabî, jld. III, hlm. 3).

4. Gazwat Awtâs (di Thâ’if) berdasar hadis Iyâs ibn Salamah dalam Sahîh Muslim, terjadi pada bulan Syawal tahun ke delapan hijrah, (Baca: Ibn Hajar, Fath al-Bârî, jld. IX, hlm. 98).

5. Perang Tabuk (perbatasan Syam), berdasarkan hadis Abu Hurairah diriwayatkan oleh Ibn Hibbân, terjadi bulan Rajab tahun ke sembilan hijrah, (Baca; Ibn Hisyâm, Sîrah al-Nabî, jld. IV, hlm. 169). (Hadis ini diriwayatkan oleh Ibn Hibbān dan dinyatakan dā‘if).

6. Haji wada’ berdasar hadis Rabî‘ ibn Sabrah yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibn Majah, dan Muslim. Rasulullah berangkat pada lima malam terakhir bulan Zulqa’dah pada tahun ke sembilan hijrah, (Baca; Ibn Hisyâm, Sîrah al-Nabî, jld. IV, hlm. 272).

Merujuk kepada hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam kitab Sahih-nya, pada Bab Naha Rasulullah saw. ‘an Nikah al-Mut‘ah, pengharaman pertama terjadi di Khaibar, (baca; Ibn Hajar, Fath al-Bârî, jld. IX, hlm. 94);‘Ali ra. berkata kepada Ibn ‘Abbas, bahwa Nabi Saw. telah melarang nikah mut‘ah, dan melarang makan daging keledai pada saat perang Khaibar.

Namun hadis ‘Alī ini bertentangan dengan hadis Ibn Mas‘ûd (baca; al-Syâfi‘î, Ikhtilâf al-Hadîts, hlm. 155);Qays menyatakan bahwa ia mendengar Abdullah ibn Mas‘ûd berkata: “Kami berperang bersama Rasulullah saw. tanpa disertai oleh isteri kami, lalu kami bertanya: ‘Tidakkah boleh kami ber-mut‘ah?’, maka Rasulullah melarang kami ber-mut‘ah. Kemudian beliau memberi keringanan (rukhsah) bagi kami untuk menikahi seorang perempuan sampai waktu tertentu. Kemudian Ibn Mas‘ûd membacakan ayat: Wahai orang yang beriman, janganlah kamu

Page 35: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

35Santunan JANUARI 2011

Tafsirmengharamkan sesuatu yang baik yang dihalalkan Allah kepadamu, dan janganlah kamu melampaui batas, sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang melampaui batas.

Sayangnya Ibn Mas‘ûd tidak menjelaskan; apakah rukhsah mut‘ah ini terjadi sebelum atau setelah perang Khaibar sehingga tidak bisa diselesaikan dengan metode nâsikh mansûkh. Dalam konteks ini kepastian waktu pelarangan dan pembolehan menjadi faktor yang menentukan, dan satu-satunya hadis yang paling belakangan adalah hadis Rabî‘ ibn Sabrah yang menyatakan bahwa terakhir kali nikah mut‘ah diharam-kan pada hari haji wada‘. Teks hadis ini dapat ditemukan dalam kitab al-I‘tibâr fî al-Nâsikh wa al-Mansûkh min al-Âtsâr karya al-Hamdânî (w. 584 H).

Terlihat di sini bahwa pengharaman pada masa haji wada’ adalah yang terakhir sehingga membatasi ke-umuman hadis Ibn Mas‘ûd. Tapi sayang hadis ini tidak bisa dijadikan hujah karena matannya syaz. Maka satu-satunya hujah adalah hadis berikut (Al-Nawawî, Syarh Sahîh Muslim, jld. IX, hlm. 184):

Dari Rabî‘ ibn Sabrah, dari ayahnya yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. melarang nikah mut‘ah dan berkata: “Tidakkah kamu tahu bahwa nikah mut‘ah itu haram sejak hari ini sampai hari kiamat, dan barangsiapa yang telah memberi sesuatu kepada mereka (pasangan mut‘ah-nya) hendaklah jangan mengambilnya kembali”.

Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ibn Hibbân dalam turuq yang sama. Selain itu, hadis ini juga didukung oleh riwayat lain yang juga disahihkan oleh Muslim, (Al-Nawawî, Syarh Sahîh Muslim, jld. IX, hlm. 182):

Dari Rabī‘ ibn Sabrah, dari ayahnya yang berkata; “Saat kami bersama Rasulullah saw., beliau berkata: “Wahai manusia, sesungguhnya aku mengizinkan kepada kalian ber-mut‘ah, dan sesungguhnya Allah telah mengharamkan mut‘ah sampai hari kiamat, maka barang siapa yang masih memiliki ikatan, hendaklah ia melepaskannya dan jangan mengambil apa yang telah diberikannya kepada pasangan mut‘ah-nya.

PERAWI MASA HIDUP PENILAIAN ATAS PERAWI

Sabrah w. 72 H Sahabat yg meriwayat dari NabiRabī‘ ibn Sabrah w. 102 H Tsiqah

‘Abd al-‘Azīz ibn ‘Umar w. 187 H Hasan

Abū Numayr w. 199 H Tsiqah.

Muhammad ibn ‘Abdillāh ibn Numayr w. 244 H Tsiqah.

Muslim 206-261 H Ulama yang membukukan hadis

Dalam hadis ini dinyatakan bahwa pelarangan nikah mut‘ah berlaku sampai hari kiamat, maka dapat dipastikan bahwa penyataan Ibn Mas‘ûd yang menerangkan nikah mut‘ah pernah diharamkan dan dibolehkan lagi, tentunya terjadi sebelum hadis ini. Jika bukan demikian, tentunya ungkapan “sampai hari kiamat” menjadi tidak benar, padahal secara sanad, hadis ini sahih menurut standar Muslim.

Menurut al-Albânî, hadis ini diri-wayatkan oleh perawi-perawi yang terpercaya (tsiqah). Di antara perawi-nya hanya satu yang dipertanyakan, yaitu Ma‘qil, yakni Ibn ‘Ubaydillah al-Jazîrî. Menurut al-Zahabî, ia tergolong sebagai perawi yang benar (shadûq), namun ia dilemahkan oleh Ibn Ma‘în. Sementara itu menurut al-Hâfiz dalam kitabnya al-Taqrîb, Ma‘qil adalah perawi yang benar namun sering disalahkan (shadûq yukhti’). Meskipun demikian, menurut al-Albânî, hadis yang diriwayatkan olehnya berada pada martabat hasan li zâtih, atau sekurang-kurangnya hasan li gayrih, (Al-Albânî, Silsilah al-Ahâdîts al-Sahîhah, jld. I, bag. II, hlm. 729).

Terkait dengan hadis Ma‘qil di atas, hadis itu menjadi kuat karena ia tidak sendiri, tapi didukung oleh hadis yang juga di-takhrîj oleh Muslim dari turuq yang berbeda. Hadis ini juga diriwayatkan oleh al-Dârimî (2/140), Ibn Mâjah (1962), Ibn Hibbân (4135), dan al-Tahâwî. Dengan demikian, ke-beradaan hadis Ma‘qil menjadi kuat sehingga dapat dijadikan hujah.

Dengan sahihnya hadis yang secara tegas menggunakan kata “nikah mut‘ah diharamkan sampai hari kiamat”, maka pembolehan yang tidak jelas waktunya dalam hadis Ibn Mas‘ûd menjadi terbatas. Pembolehan nikah mut‘ah dalam hadis Ibn Mas‘ûd dapat dipastikan hanya sah berlaku sebelum fath Makkah, dan tidak lagi setelah itu.

Sampai di sini dapat ditarik kesimpulan, bahwa nikah mut‘ah pernah dibolehkan oleh Rasulullah dalam kondisi mudharat (mudarat perjalanan perang), yaitu dalam safar (perjalanan panjang) pasukan perang yang memakan waktu lama. Hal ini terbukti dari tidak ditemukannya satu riwayat pun yang membolehkan nikah mut‘ah dalam kondisi bermukim. Jadi tidak pernah ada pembolehan nikah mut‘ah selain karena mudarat. Pembolehan itu pun hanya pernah terjadi selama dua kali di masa hidup Rasulullah, lalu diharamkan untuk selamanya pada saat pembebasan Makkah.

Dari bahasan ini pula dapat disimpulkan, bahwa sikap ‘Umar ibn al-Khattab memerangi mut‘ah, bukanlah didasari faktor politik, tapi murni untuk memelihara kebenaran yang bersumber dari Rasulullah. Sahabat lain tidak membantah kebijakan ‘Umar bukan karena takut atas otoritas politik Umar. Sebab banyak kasus di mana sahabat menentang pendapat Umar, jadi diamnya mereka adalah sikap setuju dan bukti kebenaran ‘Umar. n

Penulis adalah kandidat doktor Program Pascasarjana IAIN Ar-Raniry.

Page 36: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

36 Santunan JANUARI 2011

Opini

Guru merupakan profesi yang sangat menentukan maju mun-durnya suatu bangsa. Bagaimana

daya saing bangsa Indonesia, tidak terlepas dari bagaimana kualitas guru. Siapapun yang memimpin dan mengelola bangsa dan negara ini, tentu saja pernah berstatus murid, yang belajar kepada guru.

Dengan berkomunikasi secara lisan, guru menyampaikan dan menjelas-kan materi pelajaran di dalam kelas. Namun, dalam praktiknya, bukan hanya materi pelajaran saja yang disampai-kan guru. Saat proses belajar mengajar berlangsung, menasihati, memberi semangat bahkan bercerita tentang suatu pengalamanpun dapat dilakukan sang guru supaya belajar tidak terkesan monoton dan membosankan.

Ada yang mengatakan bahwa guru adalah orang yang kaya ilmu. Hanya saja, betapa pun kayanya seorang guru dengan ilmunya, apabila disampaikan secara lisan saja sudah barang tentu

memiliki keterbatasan. Keterbatasan waktu, keterbatasan tenaga, juga ke-terbatasan objek penerima ilmu itu sendiri. Oleh karena itu, komunikasi secara tertulis menjadi sangat pen-ting untuk memudahkan seseorang membagi ilmu dan aneka informasi yang dimiliki agar khalayak yang me-ngetahuinya pun bisa lebih banyak. Sebagaimana diketahui, pada materi pelajaran Bahasa Indonesia, terdapat jenis-jenis karangan yaitu narasi, des-kripsi, argumentasi, dan persuasi. Jenis-jenis karangan tersebut dapat ditemukan pada hampir semua media cetak. Apalagi di era pasca reformasi yang telah kita nikmati saat ini, media cetak dengan berbagai jenisnya terbit dan mudah diperoleh serta membuka peluang pembacanya untuk menjadi kontributor, tidak terkecuali para guru. Ditambah lagi, era globalisasi juga telah menjadikan keberadaan in-ternet sebagai bagian dari kehidupan manusia. Dengan menulis, para guru

bisa membagi ilmu dan informasi yang dimiliki kepada masyarakat sehingga masyarakat lebih memahami seluk beluk dunia pendidikan.

Gampang-Gampang SusahSayangnya, bagi sebagian guru

(tidak terkecuali guru bahasa), membuat tulisan bukan pekerjaan yang gampang dan mudah. Padahal kemampuan menulis guru tidak hanya penting untuk meningkatkan kapasitas profesional mereka, tapi juga bisa mempengaruhi masyarakat.

Salah satu faktor yang umumnya menjadi alasan adalah beban tugas sebagai pengajar yang menyita cukup banyak waktu. Kesulitan akses terhadap media informasi yang masih terbatas juga menjadi persoalan, terutama bagi guru-guru yang tinggal di daerah terpencil. Menulis sebenarnya tidak hanya terbatas pada tulisan ilmiah yang terkait dengan proses pendidikan saja. Pengalaman saat guru berinteraksi

Guru..., Ayo MenulisOleh: Asmi Larasati, S.Pt

Page 37: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

37Santunan JANUARI 2011

Opinidengan guru yang lain, siswa maupun anggota masyarakat, itu juga bisa ditulis. Menulis tema yang sederhana, tidak membutuhkan waktu khusus dan terlalu lama. Tema sederhana dapat dilakukan di sela-sela beristirahat de-ngan sumber informasi yang terbatas sekalipun. Dengan demikian, kesuli-tan terhadap akses informasi yang terbatas tidak menjadi penghambat bagi guru untuk tetap menulis. Hal ini dikarenakan, kemudahan mengakses informasi tidak serta merta menjamin seorang guru menjadi lebih mudah dan terbiasa menulis.

Sekarang ini tidak sedikit guru yang sudah mampu membeli laptop sekali-gus modem guna mengakses internet. Diharapkan, seorang guru dapat me-ningkatkan kualitas dirinya melalui ilmu pengetahuan yang diperolehnya lewat situs-situs internet. Namun de-mikian, menurut saya, masih kurang optimal jika fasilitas tersebut sekadar untuk mendapatkan informasi. Itu berarti guru hanya berperan sebagai pengguna pasif (membaca informasi) bukan berpartisipasi sebagai pengguna aktif (menyumbangkan pemikiran dan atau ilmu pengetahuannya dengan menulis rubrik secara on line). Sejak memboomingnya facebook, fasilitas internet yang ada berubah menjadi ajang ngerumpi on line untuk saling membangga-banggakan komunitasnya. Sebuah iklan di televisi justru mengajak pengguna internet untuk secara cepat mengetahui lebih jauh seluk-beluk kegiatan selebritis. Suatu ajakan yang jelas-jelas tidak memberi dampak posistif apa pun kecuali mendidik kita untuk “gatal” mencampuri urusan orang lain.

Pada akhirnya, ada atau tidak ada fasilitas untuk mengakses informasi, para pendidik yang mestinya terbiasa bergulat di dunia penciptaan karya ini sering terkendala bila dihadapkan pada dunia tulis-menulis. Jangankan menulis sesuatu yang bersifat ilmiah, menulis hal bersifat bebas dan kreatif pun guru tetap saja merasa kesulitan. Kondisi ini tentunya sangat memprihatinkan di tengah-tengah upaya dan keinginan besar pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan agar memiliki daya saing tinggi dengan menjadikan karya tulis sebagai syarat kenaikan golongan

(bagi guru PNS).Tampaknya, perlu segera dicari

sebuah strategi yang sangat jitu untuk menyelesaikan persoalan ini. Harus dibangun kesadaran bahwa pendidik adalah orang yang selain bertugas menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak didik untuk menyiapkan masa depan mereka, juga orang yang seharusnya mencintai ilmu penge-tahuan dan mengembangkannya. Di sini diperlukan pemahaman bahwa ilmu pengetahuan akan berkembang jika dibarengi dengan tradisi menulis. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan tumbuh jika ada tradisi menulis di kalangan masyarakat, bukan tradisi lisan.

Sayangnya, di masyarakat kita, ter-masuk masyarakat akademik sekali-

pun, tradisi lisan masih jauh lebih dominan ketimbang tradisi tulis. Orang bisa betah ngobrol ke sana ke mari selama berjam-jam, tetapi segera pusing jika berada di depan komputer untuk menulis. Belajar dari bangsa di negara-negara maju, kita bisa menyaksikan bahwa umumnya tradisi tulis yang diikuti dengan tradisi membaca mereka jauh lebih dominan ketimbang tradisi lisan. Wajar jika di masyarakat semacam itu ilmu pengetahuan berkembang demikian cepat.

Memang menulis tidak gampang. Itu sebabnya, dari empat keterampi-lan berbahasa (listening, speaking, reading, dan writing), ketrampilan menulis berada pada urutan terakhir karena dianggap paling sulit. Menulis

melibatkan banyak faktor: apa yang ditulis, untuk siapa tulisan itu dimaksudkan, dan bagaimana me-nulisnya. Namun demikian, kendati merupakan keetrampilan paling sulit, tidak berarti ketrampilan menulis tidak bisa dipelajari dan dikuasai. Tulis saja apa yang kita mau. Kebiasaan menulis buku harian bisa merupakan permulaan bagi seseorang untuk me-nyukai dan menekuni tulis menulis. Berawal dari menulis sesuatu yang paling sederhana, kebiasaan ini bisa menjadi modal sehingga tulisan yang kita hasilkan lebih berbobot.

Guru tidak perlu ragu dalam me-nulis dan mengirimkan ke media un-tuk dimuat. Agar kemampuan menulis cepat tercapai, guru segera menulis dan selalu mengevaluasi hasil tulisannya. Jangan mudah putus asa jika artikel yang ditulis baru sekali ditolak oleh media. Pengalaman seorang kawan, baru sekali mengirim tulisan ke media, begitu ditolak sudah enggan lagi untuk menulis. Tidak seharusnya ini terjadi. Bahkan menurut saya, demi menghargai hasil karya sendiri, tidak ada salahnya jika tulisan-tulisan yang belum layak dimuat di media massa kita bukukan sendiri.

Keuntungan Menulis bagi GuruBanyak keuntungan yang dapat

dipetik jika guru mau menulis, antara lain: 1) Dapat memberikan motivasi dan kebanggaan. 2) Mendorong se-mangat untuk gemar membaca dan mendapatkan informasi. 3) Tulisan

yang dimuat, membuat penulisnya dikenal banyak orang. Apabila ada yang mengajak berkenalan, ini adalah kesempatan untuk menambah kawan dan mengambil manfaat darinya, juga dapat menambah income. 4) Menambah angka kredit (bagi guru PNS).

Tidak ada kata terlambat bagi para guru untuk mengembangkan kreativitas menulis. Banyak jalan agar para guru bisa menulis. Para guru memiliki potensi yang besar dalam menulis. Guru memiliki sejuta masalah yang membutuhkan langkah analisis dan solusif?. Jadi tunggu apa lagi, ayo menulis..! (dari berbagai sumber). nPenulis adalah Guru Madrasah Ulumul Qur’an, Yayasan Bustanul Ulum, Langsa.

Page 38: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

38 Santunan JANUARI 2011

Opini

Sertifikasi, Sebuah CatatanOleh Johansyah, MA

Bagi saya, sertifikasi adalah ‘anak kandung’ Sistem Pendidikan yang lahir melalui Undang-Undang

(UU) RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Eksistensi dan prospek-nya didukung oleh UU RI Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 18 Tahun 2007, tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan.

Idealnya, tujuan utama sertifikasi adalah meningkatkan profesionalisme guru. Untuk tujuan itu pemerintah melalui Pergururuan Tinggi (PT) yang ditunjuk, mengadakan penilaian bagi guru melalui portofolio sebagai instrumen yang meliputi 10 aspek, sebagaimana ditetapkan dalam Per-mendiknas nomor 18 tahun 2007, pasal 2 ayat (3).

Dalam implementasinya, sertifikasi ternyata menyimpan banyak persoalan dan bertolak belakang dengan konsep idealnya. Untuk membuktikannya sangat mudah, mari kita amati di sekolah/madrasah masing-masing, dari aspek kemampuan dan skill mengajar, apakah ada bedanya guru sertifikasi dengan guru yang belum disertifikasi.

Jika merujuk konsep, seharusnya guru sertifikasi lebih mapan dan matang dalam proses pembelajaran, karena mereka sudah dinobatkan menjadi guru profesional yang ditandai dengan sertifikat pendidik. Ternyata tidak begitu, pengakuan dari kalangan guru sendiri atau beberapa pengamat pendidikan, bahwa tidak ada perbedaan antara keduanya, kalaupun ada, hal tersebut bukan karena faktor dan pengaruh sertifikasi.

Persoalan sertifikasi, setidaknya dapat dipetakan dalam dua sisi, yaitu guru dan pemerintah sebagai penyelenggara. Dari sisi guru, kita temukan beberapa persoalan, yaitu; pertama, banyaknya manipulasi dan rekayasa data yang dilakukan guru ketika mencari sertifikat dan makalah

untuk memenuhi standar nilai yang telah ditetapkan dalam portofolio. Kedua, guru terlalu berorientasi kepada tunjangan dan materi serta melupakan profesionalisme dan peningkatan mutu pembelajaran sebagai substansinya.

Pemerintah sendiri sebagai penye-lenggara sertifikasi, memiliki bebe-rapa kelemahan, Pertama, proses penjaringan terlalu mudah. Akibatnya, semua guru dapat lolos, entahkah itu guru malas, tidak kreatif, guru yang kerjanya dikte melulu, atau guru model apapun, yang penting pintar menyusun

portofolio. Kedua, sertifikasi terlalu transparan dalam mengiklankan iming-iming tunjangan, sehingga menggangu kondisi idealisme guru. Ketiga, tun-tutan bagi guru sertifikasi terlalu berlebihan, alokasi waktu 24 jam perminggu bukanlah jam yang efektif bagi guru profesional.

Melihat beberapa problema di atas, sertifikasi yang idealnya meningkatkan mutu dan profesionalisme guru, ke-lihatannya bergeser orientasi menjadi pembodohan guru, karena lemahnya proses penilaian dan bergesernya orientasi. Kalau tidak hati-hati, ser-tifikasi berpotensi dapat membunuh

karakter guru sebagai pendidik, karena orientasi dan motivasi mereka bukan profesionalisme akan tetapi tunjangan.

Untuk itu, sejatinya proses pe-nilaian yang telah diformat pemerin-tah dalam menjaring guru sertifikasi perlu direkonstruksi. Sebagai bahan pertimbangan, saya menyarankan; pertama, sebaiknya penilaian meng-utamakan kondisi riil di lapangan dari pada penilaian portofolio. Kedua, pe-nilaian mungkin lebih berkualitas apa-bila dilakukan secara rahasia (hidden evaluation). Upaya ini ditempuh untuk menghindari manipulasi data sekali-gus membuktikan keabsahan data.

Ketiga, bagi guru yang sudah di-nyatakan lulus sertifikasi, tidak perlu dibebani dengan jam wajib mengajar 24 jam, biarkan saja mereka memenuhi jam wajib 18 jam seperti biasa. Sebab yang dituntut dari guru adalah meningkatkan kualitas pembelajaran, bukan kuantitasnya. Lebih baik mereka dilatih untuk menulis karya ilmiah melalui pelatihan yang kontinyu oleh Dinas Pendidikan (Di maupun Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota.

Kita berharap, bagi para guru yang sudah sertifikasi, agar mereka tidak sekadar berpikir tunjangan, akan tetapi bagaimana meningkatkan kemampuan dengan cara memanfaatkan sebahagian tunjangan untuk membeli buku-buku agar wawasan bertambah, bukan malah menyicil perabotan rumah tangga.

Sertifikasi, tentunya merupakan niat baik dan tujuan mulia pemerintah sebagai bentuk kepedulian terhadap nasib guru negeri ini. Namun demikian, niat baik tersebut boleh jadi tidak terwujud mana kala tidak dibarengi dengan metode dan teknik pelaksanaan yang tepat. nPenulis adalah Mahasiswa S3 Pendidikan Islam, PPs IAIN Ar-Raniry Banda Aceh dan Ketua Jurusan Tarbiyah STAI Gajah Putih Takengon.

Page 39: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

39Santunan JANUARI 2011

Opini

Haji, Ukhuwwah, dan KesabaranOleh Hilmi Hasballah

Musim haji 1431 H/2010 M baru saja usai. Lebih dari 200 ribu jamaah haji Indonesia,

kini telah kembali ke Tanah Air dan beraktivitas seperti biasa. Khusus Aceh, tahun 1431 H mendapat jatah pemberangkatan 4.087 jamaah haji. Sedangkan daftar tunggu (waiting list) lebih banyak lagi jumlahnya. Lebih dari 34 ribu lebih jamaah calon haji. Itu artinya, butuh waktu 8-10 tahun ke depan untuk bisa berangkat menunaikan rukun Islam kelima. “Bersyukurlah para jamaah yang telah diberi rezeki dan kesempatan oleh Allah, yang pada tahun 1431 H ini telah dapat berangkat ke Tanah Suci. Semoga menjadi haji mabrur,” ungkap

Drs. H. A. Rahman TB, Lt, Kakanwil Kementerian Agama Aceh, saat pelepasan JCH Kloter 8 BTJ di Asrama Haji Banda Aceh, 17 Oktober 2010.

Penegasan senada juga diungkap-kan Wakil Gubernur Aceh, H. Muhammad Nazar, ketika berkunjung ke pemondokan jamaah haji Aceh di Makkah, pertengahan November 2010 lalu. Ditegaskannya bahwa haji adalah panggilan mulia dari Allah swt. Selama berada di Tanah Suci, hendaknya jamaah dapat selalu fokus dan memperbanyak doa di tempat-tempat mustajabah, seperti Padang Arafah, Jabal Rahmah, dan beberapa tempat di sekitar lokasi Ka’bah.

Ibadah haji merupakan salah satu

tuntunan Allah swt. dan Rasul-Nya. Haji, wajib ditunaikan bagi setiap muslim yang mampu, baik dari segi biaya, kesehatan, dan keselamatan dalam perjalanan. Menurut penjelasan para ulama, predikat haji mabrur hanya akan diraih seseorang bila sifat dan amal perbuatannya senantiasa dalam bingkai ajaran Islam kaffah. Tidak saja ketika berada di Tanah Suci (Mekah dan Madinah), tetapi yang juga lebih penting adalah saat kembali ke Tanah Air. Oleh sebab itu, semua jamaah berharap agar meraih dan menyandang titel “haji mabrur”. Haji yang diterima dan bakal mendapat balasan Surga Allah swt. Insya Allah.

Sangat rugi, bila ada orang Islam

Page 40: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

40 Santunan JANUARI 2011

Opiniyang hanya berharap tambahan titel haji di awal sebutan atau penulisan namanya. Tipe manusia seperti ini bisa diprediksi tidak akan bertahan lama apapun bekal, wawasan, dan pengalaman spiritual yang diperoleh selama menjalani ibadah haji di Tanah Suci. Habis musim haji, pudar pula kesungguhan dan totalitas penyerahan dirinya ke hadapan Sang Khaliq. Na’uzubillahi, berlindung kita kepada Allah swt. agar tidak berperilaku demikian.

Sejak mulai menjalani manasik, calon jamaah sering diingatkan su-paya membekali diri dengan ilmu dan pengetahuan, sehingga lebih mudah ketika berada di Makkah ataupun Madinah. Sifat sabar juga sangat penting diterapkan. Sebab, di saat puncak haji, dimana hadir lebih dari 4,3 juta muslim dari seluruh dunia, dengan bermacam watak dan tabiat, tentu ada saja perilaku mereka yang mengharuskan kita bersikap lebih sabar dan menahan diri untuk tidak berbuat onar dan dendam. Katakanlah semisalnya perilaku sebagian muslim non-Indonesia yang dengan seenaknya melangkahi bahu atau kepala ketika kita duduk rapi dalam shaf menjelang shalat fardhu, baik di Masjid Nabawi di Madinah ataupun Masjidil Haram di Mekkah. Atau sikap kasar segelintir jamaah yang sangat bernafsu serta memaksakan diri ingin menerobos antrean, baik tatkala hendak naik bus gratis yang disediakan pemerintah Arab Saudi atau waktu antre di tempat wudhuk maupun toilet. Di sinilah, sikap kesabaran harus begitu tampak dalam diri jamaah haji.

Meski terkadang hati kita merasa dongkol mencermati tingkah polah yang rada-rada kasar dan tak sopan dari jamaah lainnya, namun dengan itikad baik, hendaklah sebagai jamaah haji yang sejak awal telah mendapati bekal selama manasik maupun petuah dari ulama-ulama di Indonesia, kita tidak boleh membalas ketidaksopanan/sikap kasar dengan sikap serupa. Sebaliknya, harus ba-nyak bersabar dan berdoa semoga orang yang telah mengkasari kita itu segera diberi hidayah oleh Allah swt.

Melalui ibadah haji juga semakin menunjukkan betapa kuatnya ukhuwah islamiyah antarseluruh umat Islam di

dunia. Sungguh, haji menggambarkan suasana persatuan dan persaudaraan yang kokoh. Di Tanah Suci, kita dapat menyaksikan sekaligus berinteraksi dengan ummat Islam yang datang dari berbagai dunia. Walaupun mengusung perbedaan bahasa, sifat, dan warna kulit, tetapi karena keimanan dan keyakinan yang sama, selama sekitar 40 hari berada di Madinah dan Mekah, perbedaan yang ada seakan berubah menjadi ikatan ukhuwwah yang begitu indah dan mengagumkan. Sama-sama membawa tujuan yang seragam yaitu ingin menggapai haji mabrur dan

mendapat keridhaan Allah swt.Tidak jarang terlihat, antara jamaah

haji sedunia ikut tolong-menolong, berbagi ilmu, bahkan bertukar alamat/nomor HP/email masing-masing. Pada suatu hari, di depan Masjidil Haram, saya menyaksikan langsung kerumunan massa yang sedang menangani seorang jamaah haji Afrika yang sedang pingsan. Seorang di antara kerumunan tersebut, kebetulan warga negara Turki, terlihat sedang mengobati si penderita dengan menggosokkan sejenis balsem. Sekitar 10 menit berikutnya, Alhamdulillah, jamaah yang pingsan tadi sudah mulai siuman. Ia pun segera mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan tersebut.

Di lain waktu, saat seorang jamaah

haji Pakistan terlihat seperti sedang susah karena diduga kesasar dan tak tahu jalan pulang ke penginapan, sejumlah jamaah haji mendampinginya untuk kemudian diserahkan kepada petugas yang selama 24 jam stand by di lokasi Masjidil Haram. “Syukran, syukran, syukran ya akhi. Alhamdulillah”, ujar jamaah asal Pakistan tersebut berulangkali. Demikian pula, bila kondisi shaf sudah sangat padat ketika azan berkumandang, tiba-tiba saja kita diberikan tempat yang lumayan untuk mendirikan shalat. Sewaktu berada dalam bus, kerapkali orang berusia

renta diberi kesempatan untuk duduk, sementara yang muda lebih memilih berdiri sambil berdesak-desakan. Begitulah. Ukhuwwah Islamiyah dan ikatan emosional antar umat Islam membuat suasana berhaji semakin indah dan menyenangkan.

Haji adalah keikhlasan, kesabaran, ketaatan, rendah hati, dan sikap patuh serta mensyukuri rahmat Allah swt. Melalui haji, tentu saja semua jamaah akan berharap dapat meraih haji mabrur, haji yang diterima dan senantiasa diberkati oleh Ilahi. Amin Ya Rabbal ‘Alamin. n Penulis adalah mantan Pengururs Remaja Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, kini bertugas di Setdakab Aceh Barat Daya

Page 41: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

41Santunan JANUARI 2011

“Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan

tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat, lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka ampunan dan pahala yang besar (al-Fath: 29).

MAJELIS JUMAT YANG DIRAHMATI ALLAH

Umat Islam memiliki karakteristik atau sifat-sifat khusus dibandingkan dengan umat lain. Karakteristik ini harus dimiliki oleh umat Islam agar benar-benar nampak dan mudah dikenal oleh sekalian alam. Tanpa karakteristik ini, umat Islam relatif sama dengan umat lain. Tidak terhormat; tidak berwibawa; tidak disegani; tidak diperhitungkan. Untuk dapat dibanggakan, diperhitungkan dan disegani, umat Muslim harus menampilkan karakteristik sebagai-

4 Karakteristik MasyarakatBersih dan Bermartabat

Naskah Khutbah Jum’at Dalam Rangka HAB Kementerian Agama ke 65 Tahun 2011 Provinsi Aceh

mana yang dilakoni oleh Nabi Muhammad saw. dan sahabat-sahabatnya. Karakteristik dimaksud akan kita bicarakan pada kesempatan khutbah singkat dalam rangka Hari Amal Bakti Kementerian Agama ke 65 yang diperingati pada hari Senin 3 Januari 2011.

Karakteristik pertama: Serius Memberantas Kemungkaran.

Umat Muhammad saw adalah umat yang tidak menghendaki terjadi kemungkaran di tengah-tengah ma-syarakat, apalagi untuk merencana-kan, mensponsori, mendukung atau memulai berbuat kemungkaran. Umat Islam telah ditabalkan sebagai umat panutan untuk digugu dan ditiru oleh orang lain (al-Baqarah: 143).

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar

Page 42: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

42 Santunan JANUARI 2011

kamu menjadi saksi atas (perbua-tan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu...

Antisipasi agar menjadi panutan , semua elemen umat Islam memiliki kewajiban untuk membasmi kemung-karan. Mulai dari pemimpin sampai rakyat.

”Barang siapa di antara kamu melihat kemungkaran maka hendaklah ia merubah dengan tangannya. Jika tidak mampu maka dengan lidahnya. Jika tidak mampu maka dengan hatinya. Merubah dengan hati itu adalah selemah-lemah iman” (al-Hadis).

MAJELIS YANG DIRAHMATI ALLAHMerubah ”dengan tangan” adalah

merubah secara struktural atau tepatnya oleh pejabat struktural. Kewenangan yang dimiliki oleh pe-jabat struktural sangat dan paling menentukan untuk mengalihkan al-munkarat (apapun yang jelek menurut syariat, peraturan dan akal sehat) kepada al-ma’rufat (apapun yang baik menurut syariat, peraturan dan akal sehat). Akan terbasmi ke-mungkaran (praktik korupsi, kolusi, nepotisme, judi, prostitusi, khamar, pembalakan hutan, kemiskinan, dll.) apabila mulai dari Presiden sampai Kepala Kampung, mulai dari Pimpinan Pusat Partai Politik sampai Pimpinan Ranting, mulai dari Panglima TNI sampai Komandan Koramil, mulai dari Kapolri sampai Kapolsek, mulai dari Menteri sampai Kepala UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) dan sejenisnya menggunakan ”ta-ngannya” untuk mengawal al-ma’rufat.

Merubah ”dengan lidah” adalah merubah secara fungsional atau tepatnya oleh pejabat/pemimpin fungsional. Membasmi kemungkaran dengan cara ini sudah lazim dan sebetulnya juga menentukan. Para guru, dosen dengan mengajarnya, para da’i dengan ceramahnya, para teungku dengan ta’limnya, para Ulama dengan fatwanya, para

sesepuh adat dengan nasehatnya, para orang tua dengan bimbingannya dan lain-lain yang telah menyejarah dalam kehidupan umat manusia sampai sekarang ini harus terus-menerus memfungsikan perannya dalam mengawal al-ma’rufat. Elemen-elemen ini tidak boleh berhenti untuk memfungsikan lidahnya guna membasmi al-munkarat (Ali Imran: 104 dan al-Nahl: 125).

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru ke-pada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Se-sungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Merubah ”dengan hati” adalah merubah oleh pribadi masing-

masing masyarakat, dengan cara membenci setiap al-munkarat dan tidak melibatkan diri di dalamnya. Membasmi kemungkaran oleh ke-lompok ini diakui Nabi sebagai kemungkinan terkecil untuk melahir-kan perubahan karena sangat ter-gantung kepada pertahanan diri setiap individu umat. Diharapkan membenci al-munkarat tetapi justru menjadi terpikat kepada al-munkarat itu dapat saja terjadi. Jangankan yang awam, yang terpelajarpun banyak yang tidak dapat menjaga diri, apalagi di zaman teknologi informasi seperti dewasa ini.

Karena itu, tumpuan harapan untuk membasmi kemungkaran ada-lah kepada mereka yang tergolong pejabat struktural dan pejabat fungsional.

Karakteristik kedua: Memberdayakan Umat (masyarakat)

Kata ”ruhama’” dalam ayat di atas merupakan derivasi dari kata ”rahmah” yang bermakna keadaan jiwa yang melihat sesuatu yang tidak berdaya dan berupaya untuk memberdayakannya. Rahmah itu, dengan demikian, intinya adalah pemberdayaan. Artinya ada kondisi yang tidak baik yang harus diperbaiki dan perbaikan ini dilakukan oleh umat Islam. Bukan sebaliknya bahwa umat Islam adalah perusak; yang membuat kebobrokan, kemerosotan, kebodohan dan lain sebagainya. Bukankah Muhammad saw. itu diutus untuk memberdayakan alam? (al-Anbiya’:107 )

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

Masyarakat Jahiliyyah yang paganis diluruskan tauhidnya. Yang selalu berperang antar suku, yang berkonflik antar agama didamaikan. Yang membunuh anak perempuan dihentikan. Yang memonopoli harta warisan dibagikan dan masih banyak lagi teladan lainnya.

Apabila kita mengaku sebagai umat Muhammad saw. tentu kita harus berbuat seperti itu. Ada korupsi, kolusi, dan nepotisme misalnya,

Page 43: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

43Santunan JANUARI 2011

kita hentikan. Ada kemiskinan, kita entaskan. Ada rumah bantuan ganda, kita bagikan. Ada yang nakal, kita beri hukuman. Ada yang berprestasi, kita promosikan. Ada yang tidak memiliki life skill, kita diklatkan, dan masih banyak misal lainnya.

Karakteristik ketiga: Melakukan Diversifikasi Usaha

Kalau kita melihat Muhammad saw., sungguh luar biasa teladan yang digambarkan kepada kita oleh pribadi yang mulia itu. Dalam lapangan usaha, Muhammad saw. adalah pengembala/peternak, pedagang, petani, presiden, dan mungkin masih banyak lagi profesi lain yang ditekuninya dan tidak kita ketahui. Karena itu, sebagai orang yang mengaku umat Muhammad saw. harus giat berusaha dan tentu tidak termasuk ke dalam kategori ini giat menjajakan proposal dan meminta-minta.

MAJELIS YANG DIRAHMATI ALLAHUsaha atau kerja saat ini sudah

cukup luas, tidak terbatas seperti zaman dahulu. Keahlian atau profesi yang mungkin ditekuni sangat banyak. Komoditas yang dapat dijual-belikan juga sangat banyak. Dunia atau daerah yang dapat dirambah untuk lapangan usaha tidak terbatas. Tidak ada alasan sebenarnya untuk menyatakan tidak ada pekerjaan, tidak ada lapangan usaha karena luasnya jenis usaha atau pekerjaan. Allah swt menyatakan:

”Sesunggunggunya usaha/pekerjaan-mu berbagai-bagai” (al-Lail: 4 )

Dan umat Islam diperintahkan

untuk bergegas mengerjakannya di sela-sela beribadah (al-Jum’ah: 9-10).

Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jumat,

maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

Ummat diharuskan cermat, hemat menggunakan waktu (al-Syarh: 7).

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

Karena itu, sekali lagi, umat Islam harus melakukan diversifikasi usaha.

Tidak dipadai pada satu pekerjaan saja karena kemungkinan untuk itu sangat terbuka. Umat Muhammad harus menjaga martabatnya untuk tidak menjadi pengemis. Walaupun tidak dengan maksud menghinakan, Muhammad saw. pernah berkata: ”Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah...”. Nenek moyang kita di Aceh pernah juga bertutur: ”Kayem ta jak geubi situek, jareung ta duek geubi tika” (sering minta sedekah tidak bermartabat). Dengan demikian, karakteristik umat Islam dalam hal ini, dengan bahasa lain, adalah mandiri, suka memberi dan tidak mengharapkan ”syafaat” karena telah memiliki usaha atau pekerjaan yang memberi kecukupan.

Karakteristik keempat: Taat Menjalankan Syari’at

Sebagai umat Islam kita harus rukuk dan sujud. Ini tidak bermakna shalat semata, tetapi mempunyai arti lebih luas lagi dari itu yaitu taat

menjalankan syariat. Tentu kita tahu bahwa syariat Islam bukan shalat semata. Namun kita setuju kalau orang-orang yang telah dengan benar mendirikan shalat sebagai orang-orang yang taat bersyari’at karena shalat telah membentengi dirinya dari perbuatan keji dan munkar. Sebagai orang yang mengaku umat Muhammad saw., kapanpun dan di manapun, harus menunjukkan identitasnya sebagai orang yang bersyariat. Baik di rumah, di kantor, di hotel, di pasar, di lapangan, di dalam daerah, di luar daerah, di dalam negeri, di luar negeri, di warung kopi dan di mana saja. Dia tidak menutupi identitas Islamnya dengan melanggar syariat.

MAJLIS YANG DIRAHMATI ALLAHAkumulasi dari karakteristik

tersebut adalah Muslim yang ber-martabat (bersih dan berwibawa) dalam pandangan dirinya dan di mata dunia. Selama ini kita tidak bermartabat disebabkan karena be-lum taat bersyariat, miskin, kurang peduli pada sesama dan tidak tegas membasmi kemungkaran. Kita harus wujudkan kembali 4 karakteristik umat Muhammad saw sebagai prasyarat untuk mencapai martabat. Bekas sujud di wajah tidaklah begitu bermakna jika tidak dapat mewujud-kan kebanggaan, diperhitungkan, disegani dan dihormati oleh umat lain dan mulia dalam pandangan Allah. Jika manusia mengakui kita mulia tentu harus ada dalilnya. Tapi, jika Allah nanti menyatakan kita mulia tentu tak perlu lagi sebuah fatwa. Karenanya, diakhir khutbah ini khatib ajak kembali kita semua untuk menjadi orang-orang yang ikhlas, yaitu orang-orang yang melakukan amal kebajikan untuk tuhannya (lillahi ta’ala); bukan untuk dirinya. Kata Imam Ayatullah Khoumeni:

”Orang ikhlas adalah orang yang keluar dari rumahnya”. Semoga!

Demikian khutbah ini, baik dari Allah dan salah dari kami, semoga bermanfaat.

Page 44: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

Konsultasi BP4Diasuh oleh Drs. H. Abdul Gani Isa, SH., M.Ag. (Ketua BP4 Provinsi Aceh)

44 Santunan JANUARI 2011

Assalamualaikum Wr. Wb.Bapak Pengasuh yang terhormat,

kami dari sekelompok ibu-ibu ingin menanyakan: Mengapa ada di antara laki-laki/suami yang memiliki isteri, dan anak, tetapi juga masih menambah lagi isterinya. Memang kami tahu, bahwa perkawinan kedua, ketiga, dan keempat tidak dilarang oleh syariat, dengan syarat ia mampu berlaku adil. Tetapi yang menjadi pertanyaan kami; mengapa secara sembunyi-sembunyi? Karena bila nanti ia punya anak, tentu antara anak pada isteri pertama tidak akan mengenal dengan anak isteri kedua, atau juga suatu saat nantinya akan menimbulkan konflik di antara isteri pertama dengan isteri kedua, baik menyangkut harta bersama, mau pun hal-hal lainnya. Mohon jawaban ustadz! Wassalam. Kelompok Ibu-ibu pengajian di Banda Aceh

Jawaban Pengasuh Masalah yang ditanyakan ibu-ibu di

atas, seingat pengasuh sudah pernah dimuat di rubrik konsultasi sebelumnya dengan judul” Aku tak mau dimadu”, namun menurut pengasuh masalah ini penting diangkat kembali. Karena fokusnya pun lebih dititikberatkan pada dampak negatif dari pada positifnya.

Seperti sudah pernah pengasuh utara-kan, bahwa yang melakukan perkawinan poligami hanya diberikan kepada laki-laki (QS, al-Nisa’: 3), dan bagi perempuan peluang seperti itu tidak diberikan, bahkan haram hukumnya. Kalaupun ada di antara perempuan melakukannya (poliandri), maka perkawinan semacam itu, tidak sah dan batal demi hukum. Kepada kita dianjurkan untuk mere-nungkan serta mengambil hikmah me-ngapa Allah swt., memberi peluang ter-sebut kepada laki-laki?

Pengasuh sama sekali dan tidak bermaksud membela laki-laki, demikian pula bukan memberi penilaian negatif kepada kaum perempuan. Pengasuh selalu berupaya pada garis netral. Untuk itu beberapa hal berikut ini dirasa perlu untuk mengklarifikasi kembali, dengan

harapan setidaknya mau dimengerti oleh laki-laki/suami, sekaligus bisa dipahami bagi umumnya kaum hawa/isteri.

Pertama, Amar dalam ayat 3 al-Nisa’, dipahami bukan menunjukkan kepada wajib dan tidak pula petunjuk larangan. Tetapi ayat itu menurut Mustafa al-Maraghi (1974, 4: 181-182) memberi indikasi antara lain; (1) dibolehkan berpoligami, bila isteri mandul, sedang ia mendambakan ketu-runan; (2) isterinya dalam keadaan sakit atau usia lanjut, sedangkan laki-laki masih menghendaki keturunan dan masih mampu untuk membiayai anak-anaknya baik nafkah hidup, pendi-dikan dan lainnya; (3) bisa juga suami memiliki daya seksual tinggi (hiper sex). Dalam hal ini, suami dihadapkan kepada dua alternatif; a. kawin lagi (dibenarkan agama), atau b. berbuat mesum/khalwat, Berefek negatif, baik terhadap agama, harta, keturunan dan lain sebagainya. Dalam kondisi seperti itu, jalan yang terbaik dan maslahah adalah kawin lagi (poligami).

Kedua: Harus pula dipahami bahwa kata “adil”(fain lam ta‘dilu fawahidah), maka jika kamu tidak bisa berlaku adil, maka cukup satu saja. “Adil” di sini menunjukkan tidak mudah dilakukan, seperti diisyaratkan Alquran: walan tastati‘u an ta‘dilu bainan nisa’i walau harastum (QS, al-Nisa’: 129). (Dan kamu tidak akan dapat berlaku adil di antara perempuan-perempuan/isteri-isterimu walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian).

Ketiga: Perkawinan tidak mengenal istilah diam-diam atau secara rahasia. Sebuah pernikahan dianjurkan dilaku-kan secara terang-terangan, disaksikan oleh banyak orang. Rasulullah saw. menegaskan; A’linun nikah (umum-kan pernikahanmu), agar masyarakat mengetahui bahwa yang bersangkutan telah menikah, dan terhindar dari fitnah. Sedangkan dalam hal talak di-anjurkan untuk merahasiakan, karena itu termasuk kategori “musibah”.

Sehubungan hal itu, bila perkawinan poligami dilakukan seseorang secara rahasia, seperti ditanyakan, maka per-

kawinan tersebut bisa menimbulkan banyak mudarat daripada maslahat. Di antara mudaratnya; (a) bila dari perkawinannya Allah mengaruniai ke-padanya anak, mungkin antara anak pada isteri pertama tidak saling kenal dengan anak isteri keduanya. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan terjadi perkawinan antara keduanya, karena tidak pernah diberitahukan bahwa mereka bersaudara. Untuk menghindari yang tidak diingini, maka sebaiknya suami secara terus terang menyampaikan, dengan jalan musyawarah. Itu pula sebabnya pe-merintah mengaturnya di dalam per-aturan negara seperti diatur dalam UU No. 1/1974 tentang Perkawinan dan KHI, sesuai Inpres No. 1/1991, dengan tujuan menertibkan perkawinan poliga-mi, baik disyaratkan harus ada izin dari isteri pertama maupun syarat “mampu” berlaku adil, yang dinyatakan di depan sidang Mahkamah Pengadilan Agama;

(b) bisa juga berdampak tidak baik menimbulkan konflik antara isteri pertama dengan isteri kedua berkaitan harta bersama, bila suatu saat antara keduanya berpisah, bahkan semakin diperburuk suasana karena sang suami menyembunyikan pernikahannya (c) bila suami meninggal dunia, masing-masing pihak meminta hak/harta pusaka, baik isteri, maupun anak-anak dari kedua isterinya. Bahkan tidak jarang terjadi di antara mereka saling mengklaim itu adalah haknya, apalagi suaminya termasuk orang berada/ kaya. Seharusnya semakin diikat oleh tali persaudaraan, malah yang terjadi adalah kebencian dan permusuhan.

Untuk itu, baik suami maupun isteri lebih banyak menggunakan akal sehat, dan perenungan mendalam sebelum hasrat dan keinginannya dilaksanakan. Sebaiknya berterus terang untuk meni-kah, kenapa harus diam-diam dan me-rahasiakan. Karena dari sikap seperti itu, banyak menuai fitnah bahkan konflik yang tidak mudah didamaikan, bak kata pribahasa: Pikir dahulu pendapatan sesal kemudian tidak berguna. n Wassalam.

“Diam-diam Kawin Lagi”

Page 45: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

Konsultasi Hukum IslamDiasuh oleh Drs. H. Ridwan Qari, M.Ag.

45Santunan JANUARI 2011

MUALLAF dan KHITANAssalamu’alaikum wr wb. Bapak pengasuh KHI yang terhormat.

Bagaimana dengan khitan nonmuslim yang akan masuk Islam; perlukah dikhitan? Kalau perlu, apakah sebelum syahadat atau sesudah syahadat? De-mikian, dan terima kasih atas jawaban bapak.

Wassalam, AgamSimeulue.

Jawaban:Wa’alaikumussalam. Menurut saya,

hukum khitan ini sudah jelas adanya, apalagi dalam budaya masyarakat Aceh. Saya kira tidak ada masyarakat Aceh, terutama sekali kaum laki-lakinya, yang tidak dikhitan dan bahkan itu dilakukan pada saat belum ada tanda-tanda kedewasaan (baligh) secara fisik. Namun karena ini menyangkut saudara kita yang muallaf, mungkin baik juga untuk dijelaskan kembali.

Menurut Ibnu Hajar al-‘Asqalani, ada dua pendapat tentang hukum khitan. Pendapat pertama menyatakan bahwa khitan itu wajib, baik untuk laki-laki maupun perempuan. Pendapat ini dipelopori oleh Imam Syafi’i dan sebagian besar ulama mazhabnya. Pen-dapat kedua menyatakan khitan itu tidak wajib. Pendapat ini dinyatakan oleh mayoritas ulama dan sebagian ulama mazahab Syafi’i. Ibnu Hajar melanjutkan bahwa untuk khitan perempuan, da-lam mazhab Syafi’i sekalipun, pada prak-tiknya ada perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan bahwa khitan wajib untuk seluruh perempuan, namun ada juga yang mengatakan bahwa ia wajib hanya bagi perempuan yang (maaf), ujung kelentitnya cukup menonjol, seperti para perempuan daerah Timur. Bahkan sebagian ulama mazhab Syafi’i

juga ada yang mengatakan bahwa khitan perempuan tidak wajib, (Fath al-Bari, jilid 11, Dar al-Fikr, Bairut, 1414 H, hlm. 531).

Ulama kontemporer, Mahmud Syaltut menyatakan bahwa khitan, baik untuk laki-laki dan perempuan, tidak terkait secara langsung dengan teks-teks agama karena tidak ada satu hadis sahih pun yang berbicara mengenai khitan, dan bahwa alasan yang dikemukakan oleh para ulama yang sepakat dengan wajibnya khitan sangat lemah. Fiqh hanya mengakomodasi lewat kaidah bahwa melukai tubuh makhluk hidup (seperti khitan) diperbolehkan apabila

dengan itu ada kemaslahatan yang diperoleh darinya, (al-Fatawa, Dar al-Qalam, hlm. 302).

Perlu juga ditampilkan lagi, saya kira, diskripsi perbedaan pendapat ulama mazhab tentang hukum khitan berikut: ”Khitan bagi laki-laki, mengikut mazhab Hanafi dan Maliki, adalak sunnah mu’akkadah (sunnah yang dekat kepada wajib), dan bagi perempuan ialah suatu kemuliaan (yang kalau dilaksanakan) disunnahkan untuk tidak berlebihan sehingga bibir vaginanya tidak terpotong agar ia tetap mudah merasakan kenikmatan jima’

(hubungan intim). Menurut imam al-Syafi’i, khitan

adalah wajib bagi laki-laki dan pe-rempuan. Imam Ahmad mengatakan bahwa khitan wajib bagi laki-laki dan suatu kemuliaan bagi perempuan yang biasanya dilakukan di daerah-daerah yang panas”, (Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, jilid III, Dar al-Fikr, Damaskus, hlm. 642).

Gambaran di atas, mengenai hukum khitan baik bagi laki-laki maupun pe-rempuan, menjelaskan bahwa ulama mazhab dari awal berbeda pendapat. Perbedaan ini mengisyaratkan bagi ke-mungkinan adanya upaya mengako-

modir tradisi dan budaya masyarakat yang berpengaruh kepada kebijakan pengambilan hukum (ijtihad) para ula-ma dalam menerima dan memahami teks-teks agama, terutama sekali hadis-hadis Nabi saw. Khitan tidak dapat dika-takan sebagai dimulai oleh agama Islam. Tradisi khitan sudah mengakar dalam masyarakat sejak lama. Karena itu pula pandangan-pandangan ilmu pengeta-huan di luar teks-teks keagamaan, se-perti ilmu kesehatan/kedokteran dan lain-lain, penting untuk dipertimbang-kan.

Oleh karena itu, dalam konteks Aceh yang Islami, seorang muallaf, terutama laki-laki, wajib untuk di-khitan. Khitan untuk laki-laki Aceh adalah bagian identitas muslim sama seperti melaksanakan ibadah yang tergolong fardhu atau meninggalkan kegiatan yang targolong haram. Orang yang meninggalkan fardhu atau yang mengerjakan haram tentu akan ’dicurigai’ identitas keislamamnya. Konon kabarnya keraguan orang Aceh terhadap keislaman dan keulamaan Snouck Hurgronje, di antaranya, karena dia tidak berkhitan. Wallahua’lam. n

Page 46: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

46 Santunan JANUARI 2011

Diasuh oleh Muzakkir, S.Ag

Bahasa Arab

Goal =

Olahragawan =

Mewujudkan =

Tujuan =

Gawang =

Kesebelasan =

Berupaya =

Utama =

Rendah/hina =

Kita batasi =

Partisipan =

Lapangan =

Page 47: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

47Santunan JANUARI 2011

By Erfiati Adam, MA, English Teacher at MAN Model Banda Aceh

Bahasa Inggris

English Teaching Methodology (Part Two)

Community Language Learning (Charles Curran; in the early seventies)

Community Language Learning that is also called as “Counseling-Learning” was a teaching methodology that mainly focused on affective factors as a vital aspect in the learning process.

This method emphasizes the members interactive in interpersonal relationship in which the teachers and students enroll together to facilitate learning process. As illustrated by Charles Rogers, learners were to be considered as a ‘group’ instead of a ‘class’ and to be recognized as ‘clients’ who needed to be handled by a ‘counselor’ in the form of teacher. Moreover, the teacher was to be recognized as energetic assisting mediator, instead of a ‘threat’.

Theoretically, the community language learning encourages teachers to understand their students as ‘whole’ persons, where their feelings, intellect, interpersonal and wish for learning are focused and balanced. Characteristically, students sit in a circle, with the teacher outside the ring. They use their first language to develop an interpersonal relationship based on their trust with the rest of the students’ fellow.

When a student wants to say something, they first say it in their native language, which the teacher then translates back to them using the target language. The student then attempts to repeat the English used by the teacher, and then a student can respond using the same process. This technique is used over a considerable period of time, until students are able to apply words in the new language without translation.

Total Physical Response (James Asher; in the 1960s)

The method adopted some basic principles of language acquisition in youthful learners involving a considerable amount of listening and comprehension in combination with various physical responses (smiling, reaching, grabbing, looking, etc)- in a good way prior to the using of the language orally. Additionally, this method focused on the ideas that learning should be as fun and stress – free as possible, and

that it should be dynamic through the use of supplementary physical activity.

According to Asher (1977), carrying out the Total Physical Response would have something to do with right-brained learning (the parts of the brain that deals with motor activity),

would be very helpful in empowering the language processing element covered by the left brain. The Total Physical Response is widely recognized as an extremely useful language learning method at beginning level, and nearly a prevailing requirement in the instruction of young learners.

Moreover, It is also regarded as natural and simple method which is easily accessed by teachers and learning environment.

Communicative Language Teaching (By Mid of-Eighties)

Communicative Language Teaching is an approach to the teaching of the second and foreign language that emphasizes in interaction as both the means and the ultimate goal of learning a language. It is also referred to as “communicative approach to the teaching of foreign languages” or simply the “communicative

approach”. The communicative approach puts an emphasize in developing the communicative proficiency and how to use the language beyond the grammatical discourse elements by investigating the nature of science, cultural, and pragmatic features of language.

The CLT deals with educational instruments such as students’ feedback and interaction as a means of classroom discourse in attempting to get the learners develop their linguistics ability. Moreover, it mostly concerns with how to facilitate lifelong language learning among students instead of the immediate classroom task. In this context, the students are to be encouraged to keep practicing their language (English) to maintain their daily conversations.

Several examples of classroom activities that are perhaps useful for teachers in applying this method are; Role Play, Interviews, Information Gap, Games, Language Exchange, Surveys, Pair Work.

Have a Pleasant Reading n

Page 48: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

48 Santunan JANUARI 2011

L i f e S t y l e

Tahun 1430 H/ 2010 M telah kita tinggalkan dengan aneka peristiwa yang kita alami, kebahagiaan dan kedukaaan, kegagalan dan kesuksesan, dosa dan penyesalan. Seiring

dengan berakhirnya tahun sudahkah kita menakar, menilai dan mengintrospeksi diri untuk menemukan kelemahan-kelemahan yang bisa kita perbaiki di kemudian hari, menutupi lubang-lubang kegagalan dan berupaya menatap dan meraih masa depan yang lebih baik lagi...

PENTINGNYA HARI INIKita hidup pada masa sekarang. Gunakan masa lalu sebagai

pelajaran dalam bertindak pada masa depan, jadikan masa depan sebagai dasar perencanaan tindakan kita agar kita tidak bertindak ceroboh. Alquran sendiri telah mengingatkan kita untuk menyadari pentingnya masa sekarang sebagai pijakan dan persiapan bagi hari esok dengan firman-Nya dalam surat al-Hasyr ayat 18: “Wahai orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah, dan hendaknya setiap jiwa mesti melihat hal apa yang sudah diperbuatnya untuk hari esok“.

BERUBAH UNTUK MASA DEPANTak perlu menunggu waktu untuk berubah, karena tak mesti

dimulai dengan mengerjakan hal yang besar-besar. Mulailah perubahan itu dari sekarang dengan hal yang sederhana yang bisa menjadikan hari ini lebih baik dari kemarin. Bukankah Allah telah berfirman dalam surat al-Ra’d: 11 “Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka sendiri mau mengusahakan perubahan itu.” Kemauan untuk berubah adalah pertanda kesuksesan, keberuntungan dan kebahagiaan seseorang. Otpimisme, kesadaran membaca masa lalu, masa sekarang dan masa depan serta terus berproses dan berencana juga akan membuat kita tidak kehilangan eksistensi dalam menyongsong masa depan yang lebih baik lagi.

TAK CUMA KATA-KATASukses yang kita inginkan di masa depan tentu tak mudah

terwujud dengan kata-kata belaka. Ada beberapa hal yang harus kita punyai untuk usaha menggapai masa depan yang lebih baik lagi di antaranya:

NiatKita harus punya keinginaan yang kuat untuk mencapai

dan menggapai cita-cita. Jika tidak punya keinginan yang kuat akan membuat kita kurang bersemangat, dan energi pun tidak optimal.

Ingatlah bahwa keinginan harus disertai dengan perasaan perasaan yang positif seperti keikhlasan, keyakinan, dan optimis, bukan bukan perasaan negatif seperti keinginan yang menggebu-gebu dan bernafsu, keraguan dan pesimis.

PerhatianPerhatian anda harus terfokus pada hal yang anda inginkan,

contoh jika anda ingin sembuh dari suatu penyakit fokuskan pada kesehatan bukan pada penyakit yang diderita, jika anda ingin kaya fokuskan pada kekayaan dan mencari harta bukan pada kekurangan yang anda alami atau anda miliki.

TindakanJangan hanya berfikir dan berkeinginan saja. Kita ingin

menjadi apa, memiliki apa. Lakukan dengan usaha dan tindakan yang mengarah kepada tujuan kita.

Kita pun tak hanya harus memiliki tiga hal di atas untuk berusaha berubah lebih baik, bahagia dan sukses di masa depan,

Semangat Tahun Baru, Upaya Menggapai Sukses dan Kebahagiaantapi juga harus menghindari beberapa kata-kata di bawah ini:

JanganKata-kata jangan justru akan membuat kita malas untuk

mencoba berbuat sesuatu, padahal belum tentu hasilnya jelek tapi bisa jadi hasilnya akan lebih baik lagi.

HarusKata-kata ini bisa membuat kita ngotot, bernafsu, dan

buru-buru seperti dikejar target. Ini bisa membuat kita setres dan penuh beban. Walhasil yang diharapkan kesuksesan bisa muncul kegagalan. Hindari kata ini agar kita bisa menjalani hidup dengan lebih enjoy dan bahagia.

BeratHidup tak selamanya bahagia dan sesuai dengan harapan.

Saat kita dilanda masalah biasanya kita akan mengeluh. “Mengapa hidup ini terasa sangat berat bagiku”. Jika kalimat itu yang kita rasakan terus dalam hati, maka kemungkinan besar bakal begitulah hidup kita nantinya. Karena akan terus terbawa dan larut dalam suasana berat.

Lemah“Kita hanyalah makhluk yang lemah” begitu biasanya ber-

ucap untuk mengakui adanya kekurangan yang kita miliki. Tapi kalau kata-kata itu terus didengungkan dalam otak dan hati kita, itulah yang akan terjadi pada perilaku dan kondisi kita.

Di samping itu hindari juga kata-kata mungkin, tak pernah, tak tahu, bodoh, takut, dan susah. Karena kata-kata ini akan mengurangi semangat dan kekuatan hati kita untuk menjadi lebih baik lagi. Lantas apa yang harus kita lakukan? Cobalah merubahnya dengan kata-kata;

BisaKata bisa mempunyai semangat yang kuat untuk mencapai

apa yang kita inginkan. Tanamkan dengan kuat kata-kata ini, karena akan dapat menumbuhkan keyakinan dalam hati kita untuk mencapai hasrat dan tujuan.

BahagiaBahagia adalah kunci kesuksesan, bukan sebaliknya sukses

yang membuat anda bahagia. Orang sukses belum tentu bahagia. Tanamkan kata-kata ini dalam hati kita agar kita selalu merasa berbahagia dalam setiap situasi. Karena semangat kebahagiaan itu akan mengundang sukses dalam hidup kita. Insya Allah.

CintaRasa cinta memiliki semangat dan kekuatan yang luar biasa

dan sangat tinggi. Ungkapkan rasa cinta kita terhadap diri sendiri, keluarga, teman, pekerjaan, alam semesta dan terutama hidup kita. Insya Allah hidup kita akan dilingkupi dengan kesuksesan dalam segala bidang.

Di samping itu kita bisa mempedomani kata-kata senang, syukur, baik, terima kasih, yakin, dan pintar, karena kata-kata ini mempunyai semangat dan optimis yang mendukung untuk upaya kita menggapai kesuksesan dan kebahagiaan.

Akhirnya jangan pernah menyamakan kesuksesan dan kebahagian dengan berlimpahnya harta. Karena kebahagiaan dan kesuksesan yang hakiki adalah keberhasilan kita menggapai kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia yang fana dan sebentar ini untuk bekal persiapan dalam menggapai sejahtera dan ke-selamatan dalam kehidupan di akhirat yang kekal di dalamnya. Semoga kita akan meraih sukses dan kebahagiaan di masa yang akan datang. Amin. nSuri

Page 49: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

49Santunan JANUARI 2011

Tokoh

K etika hal ini dikonfirmasikan kepadanya, dengan gaya khas, H. Abrar Zym menjawab, “Tak

ada yang perlu diributkan. Sebagai abdi negara, abdi masyarakat, saya harus siap mengemban amanah yang diberikan pimpinan. Semua itu, tergantung keikhlasan kita dalam menjalani-nya,” tegas Abrar de-ngan nada serius.

Abrar Zym lahir 42 tahun silam, tepatnya pada tanggal 26 April 1968, di Peulumat, de-mikian nama kampung halamannya. Masih muda dan energik. Orang tua dan silsilahnya m e r u p a k a n

H. Abrar Zym, S.Ag

Sedikit Tahu Tentang yang Banyak

ulama, dan keluarga yang dihormati di Labuhan Haji. Tidak ada yang tidak mengenalnya di Aceh Selatan. Saat ini, selain menjadi pejabat di Kanwil

Kemenag, Beliau juga menjadi khatib tetap di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Saban waktu diundang ceramah ke mana-mana. Beliau juga aktif di sejum-lah organisasi di tingkat Provinsi. “Dakwah su-dah menjadi bagian dari hidup saya,” ujar-nya.

Menurutnya, dayah adalah khazanah ilmu

pengetahuan y a n g

harus dilestarikan dan dikembangkan. “Banyak hal yang menarik di dayah, kesederhanaannya, etika dan sopan santun yang jadi prioritas keseharian di dayah, sistem belajarnya yang spesifik, semua itu menggambarkan keagungan dan kebesaran tradisi menuntut ilmu di Aceh. Dayah telah melahirkan ulama dan tokoh-tokoh besar negeri ini, seperti Gus Dur, Suryadharma Ali, HAMKA, Daud Beureu-eh, Tgk. Muslim Ibrahim, Safwan Idris, dan tokoh ulama lainnya. Saya berharap, ke depan dayah di Aceh terus mampu melahirkan tokoh-tokoh berkaliber nasional, bahkan internasional,” ujar-nya optimis.

Saya bangga, pada tes CPNS Ke-menterian Agama tahun 2010 lalu, sejumlah alumni dayah MUDI Mesjid Raya, Samalanga berhasil diterima menjadi CPNS. “Ini sebuah kebanggaan

bagi komunitas dayah di Aceh. Ini awal kebangkitan dayah di Aceh.

Alumni dayah bisa bersaing dengan alumni perguruan

tinggi, dan IAIN, lalu mereka juga bisa menjadi

PNS,” imbuhnya. Mengenai bakat

oratornya, ternyata sejak kelas tiga

Saat H. Abrar Zym, S.Ag dilantik menjadi Kepala Bidang Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, ada anggapan bahwa ia bukan orang yang tepat untuk mengelola Pekapontren. Namun

seiring perjalanan waktu, nyatalah anggapan ini tidak terbukti...

Page 50: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

50 Santunan JANUARI 2011

Tokoh

aliyah, umur 17 tahun, Abrar Zym, sudah naik mimbar, jadi khatib dan berceramah ke mana-mana. Dan sampai saat ini, Pak Abrar, dikenal sebagai da’i yang energik, ceramahnya menarik, dengan humor-homor khas Nasruddin Hoja, filosofis dan menggelitik pen-dengar. “Tidak ada ceramahnya yang tidak menarik, kecuali sedang sakit gigi,” ujar pendengar ceramahnya suatu ketika.

Menurutnya, ada perbedaan antara da’i dan profesor, “Kalau da’i, sedikit tahu tentang yang banyak, sedangkan profesor banyak tau tentang yang sedikit,” keceknya, dengan senyum khas, layaknya sedang ceramah di mimbar. Lima orang putra-putri ustad Abrar meneruskan tradisi pendidikan agama keluarga. Dua di antaranya belajar di dayah, sisanya di madrasah.

“Saya mendukung sekali ide dan pandangan Pak Menteri Agama, su-paya dayah setara dan sejajar dengan lembaga pendidikan umum lainnya di negeri ini. Termasuk soal anggarannya, kurikulumnya, pengakuannya. Apalagi Undang-undang Sistem Pendidikan Na-sional telah mengamanatkan, tidak ada perbedaan antara pendidikan umum dengan pendidikan agama, termasuk dayah atau pesantren. Dikotomi pen-didikan agama dan umum harus di-hilangkan,” ujar suami Siti Rainiza ini.

Menurutnya, tidak ada yang sulit dalam mengelola pendidikan, terma-suk pendidikan di dayah. Karena Islam punya prinsip yang ditanamkan Rasulullah, menuntut ilmu dari ayunan

sampai liang lahat. Menuntut ilmu ke-wajiban laki-laki dan perempuan. Apalagi untuk Aceh, seka-rang sudah ada Pera-turan Gubernur No-mor 47 tahun 2010 tentang Pendidikan Dayah di Aceh, ini bukti pengakuan pe-merintah Aceh ke-pada dayah.

“Saya dengar, Jawa Timur yang banyak pondok pe-santrennya saja, be-lum ada Pergub atau peraturan daerah yang mengatur ten-

tang pesantren ini. Juga ke depan akan hadir Ma’had Ali, ‘dayah manyang’ di sejumlah daerah di Aceh. Kita akan perjuangkan supaya akreditasi dan izinnya segera turun dari Kementerian Agama pusat. Ini artinya, Aceh lebih

maju selangkah dari provinsi lain”, ujar Ustaz Abrar, yang dipercaya sebagai Ketua Penyelenggara Porseni XII Kementerian Agama Aceh, di Meulaboh tahun ini.

Sejumlah program dan kegiatan penting Bidang Pekapontren untuk 2011 terus dimatangkan, seperti pe-nyaluran bantuan untuk guru TPA/TPQ, madrasah diniyah, magang santri, beasiswa santri, pramuka santri, Pospenas dan Qiraatul qutub. “Doakan saja, Bidang Pekapontren bersama Badan Pendidikan dan Pembinaan Dayah Aceh, akan terus membantu dayah di Aceh,” ujar alumni Fakultas Syariah IAIN Ar-Raniry ini.

Disinggung tentang Porseni XII, di Meulaboh, sebagai harapan Bapak Kakanwil, seluruh jajaran Kemente-rian Agama Aceh, wajib mensukseskan Porseni kali ini. “Insyaallah, berjalan baik dan sukses dengan tetap menjunjung tinggi sportifitas, ukhwuwah dan sila-turrahim,” imbuhnya. Selamat, Pak. Sukses dan berkah selalu!n JUNIAZI

Biodata Ringkas1. Nama Lengkap : H. Abrar Zym, S. AG.2. N I P : 19680426 199603 100 1 3. Pangkat/Golongan : Pembina (IV/a) 4. Tempat/Tanggal Lahir : Peulumat, 26 April 1968 5. Status Perkawinan : Kawin 6. Alamat : Jl. Sisingamangaraja No. 150 Kampung Mulia Kec. Kuta Alam, Kota Banda Aceh 7. Pendidikan : 1. MIN Peulumat Kecamatan Labuhan Haji, Kab. Aceh Selatan,

Ijazah Tahun 1980. 2. SMP Negeri Peulumat Kec. Labuhan Haji, Kab. Aceh Selatan,

Ijazah Tahun 1983. 3. MAN 1 Banda Aceh, Ijazah Tahun 1986 4. S1 Fakultas Syari‘ah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, Ijazah Tahun

1995.8. Riwayat Pekerjaan : 1. CPNS Tahun 1996

2. Bendahara PUMC KUA Kec. Meukek, 1997-2000. 3. Wakil PPN KUA Kec. Meukek, 1997-2000. 4. Kepala KUA Kec. Samadua Aceh Selatan, 2000-2001. 5. Ka. Peny. Urusan Haji Depag Aceh Selatan, 2001-2003. 6. Kasi Peny. Haji dan Umrah Depag Aceh Selatan, 2003-2005. 7. Kasi Penyuluhan Haji dan Umrah Kanwil Depag Aceh, 2005-2008. 8. Kabid Penamas Kanwil Depag Aceh, 2008-2010. 9. Kabid Pekapontren Kanwil Kemenag Aceh. 2010-sekarang.

9. Pendidikan dan Pelatihan : 1. DIKLAT CPPN, 19962. DIKLAT PRAJABNAS, 1997. 3. DIKLAT PIM TINGKAT-IV ANGKATAN II, 2004. 4. DIKLAT FASILITATOR PETUGAS HAJI, 2005. 5. DIKLAT FASILITATOR PAI TINGKAT MAHIR, 2009. 6. DIKLAT SERTIFIKASI BARANG & JASA ANGK.XVIII, 2010. 7. DIKLAT PIM III ANGKATAN XXX, 2010.

10. Pengalaman Lainnya : 1. Orientasi Instruktur Pembimbing Calon Haji, 20052. Sosialisasi Pendataan Berbasis IT, 2005. 3. Pelatihan Petugas PPIH Arab Saudi, 2007. 4. Orientasi Pelatihan Petugas Kloter & PPIH Arab Saudi, 2008. 5. Pembinaan Prog. Publikasi Dakwah & HBI, 2008. 6. Pentaloka Managemen Bagi Pejabat Eselon.III, 2009. 7. Workshop Restrukturisasi Program, 2009. 8. Silaturrahim Umat Islam Se-Sumatera, 2010

Page 51: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

51Santunan JANUARI 2011

Tokoh

Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji’unKeluarga Besar Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

MenyampaikanDuka Cita Yang Mendalam

Atas Berpulangnya Ke Rahmatullah

Bapak Drs. H. Razali Aziz (82)Mantan Kakanwil Departemen Agama Provinsi Aceh Tahun 1990 – 1997

Pada Hari Rabu, Tanggal 22 Desember 2010, Pukul 04.30 WIB,Di Jalan Kenari Barat Nomor 22, Peurada Utama, Banda Aceh.

Semoga Almarhum Diampuni Dosa dan Kesalahannnya dan Ditempatkan di Tempat yang Terbaik di Sisi Allah swt.Kepada Isteri, Anak, dan Cucu serta Keluarga yang Ditinggalkan Semoga Sabar dan Tawakal atas Musibah dan Cobaan ini

Kepala

Drs. H. A. Rahman TB, Lt

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agam Provinsi Aceh dan segenap jajarannya Turut Berduka Cita atas Wafatnya

Hj. Ainsyah Binti Ahmad (87 Tahun)Ibunda Drs. H. Sulaiman Abda (Wakil Ketua DPRA)

Pada Hari Kamis, 30 Desember 2010, di Gampong Leung Teuga, Kecamatan Geulumpang Baroh, Kabupaten Pidie.

Kepala

Drs. H. A. Rahman TB, Lt

Managemen Majalah SantunanTurut berduka cita atas wafatnya

Zulhelmi, S.Pd.IStaf Seksi Penamas & Bendahara Majalah Santunan

Kantor Kementerian Agama Aceh SelatanDi RSUZA Banda Aceh, pada tanggal 18 Desember 2010

Pemimpin UmumZuardi Zain

Page 52: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

52 Santunan JANUARI 2011

T T STTS 010 2010 Santunan Edisi Januari 2011

Mendatar3. tanda jasa ,tanda penghargaan karena sebuah

prestasi4. Pengikut Nabi Isa6. sang juara (English)9. keinginan supaya menjadi kenyataan11. sembuh dari sakit13. Bulan terakhir tahun miladiyyah14. Cita-cita (Arabic)15. 3 ......1946 : Hari lahir kemenag17. Tahun miladiyyah18. terbebas dari bahaya, malapetaka, bencana19. sebelum namanya piala world cup

Menurun1. Kota kelahiran Menteri Agama sekarang (Surya

Darma Ali)2. .....Ali : Salah seorang menteri Agama RI5. karya yg diciptakan dng keahlian yg luar biasa, spt

tari, lukisan, ukiran dll7. gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan

tubuh8. ....Hayat: Sekjen Kemenag RI sekarang10. pekan olah raga dan seni

Pertanyaan TTS Edisi Januari 2010

12. nafsu (kemauan, gairah) untuk bekerja, berjuang, dsb.

16. bersih hati, tulus hati dalam memberi pertolongan dll.

Jawaban TTS Edisi 008 Agustus 2010

Page 53: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

53Santunan JANUARI 2011

K o r p r i & D W

Adenium atau Kamboja Jepang berasal dari Asia Barat, dan Afrika berasal dari daerah gurun

pasir yang kering. Tanaman ini lebih menyukai kondisi media yang kering dibanding terlalu basah. Disebut sebagai adenium karena salah satu tempat asal adenium adalah daerah Aden (Ibukota Yaman).

Akar Adenium yang membesar seperti umbi adalah tempat menyi-mpan air sebagai cadangan di saat kekeringan. Akar yang membesar ini bila dimunculkan di atas tanah akan membentuk kesan unik seperti bonsai. Tunas-tunas samping dapat tumbuh dari mata tunas pada batang atau bekas daun yang gugur. Mata tunas samping tersebut akan berfungsi apabila pucuk atas tanaman dipotong. Hal inilah yang harus kita lakukan pada saat memprunning atau memangkas, untuk mendapatkan daun baru dan agar

bunga yang akan muncul nantinya lebih serempak.

Perawatan Adenium sebenarnya sangat mu-dah dan tidak harus mengeluarkan biaya yang besar, ya... pasti kita ha-rus sedikit menyisihkan waktu agar tanaman kita dapat tumbuh dengan bagus dan menghasilkan bunga yang serentak, senangnya hati kita bila bunganya keluar secara serentak...

Agar tanaman kita tumbuh subur dan me-narik bila kita pandang, ada beberapa trik dan tips yang harus kita perhati-kan:• MediaTanam

Adenium membutu-kan media yang cukup mengandung udara dan

mampu menahan kelemba-ban agar pertumbuhannya maksimal. Campuran media yang sering diguna-kan adalah cocopeat (serbuk sabut ke-lapa, pupuk kandang, pupuk kompos, kerikil dan sekam bakar semuanya di-campur dengan perbandingan menjadi media yang disesuaikan).

• Pot/wadahGunakan pot gerabah atau keramik

yang berdinding tebal sehingga tidak mudah pecah saat bonggol membesar. Besar pot hendaknya disesuaikan dengan masa pertumbuhan dari adenium yang ditanam. Saat akar/bonggol tidak muat disuatu pot, maka harus dipindahkan ke pot yang lebih besar. Saat yang tepat untuk mengganti pot adalah ketika adenium sedang dalam masa tumbuh aktif. Harus hati-hati dengan kemungkinanan bonggol terlukai. Bonggol yang terluka dapat mengakibatkan busuk saat dilakukan

Merawat AdeniumOleh Elia Fajri

penyiraman, jika bonggol terluka jangan sirami selama seminggu agar lukanya sembuh terlebih dahulu.

• PenyiramanCara melakukan penyiraman adalah

dengan menyemprot ataupun mengu-curkan langsung kemedia. Jika dipilih cara semprot, maka harus hati-hati ka-rena air seringkali tidak cukup memba-sahi media. Lakukan penyiraman sam-pai ada air yang mengalir keluar dari dasar pot.

• LingkunganAdenium menyukai suhu panas-

sedang 30-35 C, sinar matahari penuh akan disukai paling tidak 4-5 jam cahaya matahari langsung terutama saat kelembaban tinggi .

• PemupukanKuncinya adalah sedikit dan sering,

jika adenium mendapat kondisi yang ideal maka dapat tumbuh dengan sangat cepat, namun jika terlalu banyak pupuk maka adenium akan mati. Bagi penggemar yang tidak suka repot cukup tambahkan pupuk kandang. n

Page 54: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

54 Santunan JANUARI 2011

Diasuh Oleh Khairuddin Aba

Komputer

Alhamdulillah, mulai akhir Nopember 2010, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh hadir di dunia maya dengan alamat http://aceh.kemenag.

go.id. Menurut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt. Kehadiran website ini merupakan perwujudan semangat transparansi dan keterbukaan informasi publik yang menjadi salah satu ciri dari e-Government.

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbu-kaan Informasi Publik menjadi salah satu pemicu kelahiran website Kementerian Agama Provinsi Aceh, yang diawali dari situs http://depag.go.id yang bertrans-formasi menjadi http://kemenag.go.id.

Ka. Kanwil mengharapkan kehadiran website ini dapat menjadi media alternatif penyampaian informasi kepada masyarakat luas di era komunikasi dan teknologi ini. Melalui website, masyarakat dapat dengan mudah menemukan informasi tentang pelayanan yang tersedia di lingkungan Kementerian Agama Aceh.

Disisi lain, kehadiran website ini juga dapat digunakan sebagai sarana transaksi data dan informasi antar Satuan Kerja Kementerian Agama Provinsi Aceh yang mencapai 600 lebih. “Nantinya informasi penting seperti pengumuman, surat edaran, atau undangan kilat dapat disampaikan melalui website yang dapat dibaca secara realtime oleh seluruh jajaran Kementerian Agama di seluruh Provinsi Aceh.” Ujar A. Rahman TB, Kepala Kanwil Kemenag Aceh.

Meski baru seumur jagung, dengan mendapat dukungan teknis dari PINMAS Kementerian Agama Pusat, website aceh.kemenag.go.id akan berupaya menjadi penyalur infor-masi tercepat dan terdepan di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Aceh, dimulai dengan pelaksanaan HAB ke 65 Tahun 2011 dan Penyelenggaraan PORSENI XII di Kota Meulaboh, Aceh Barat, pada 10-15 Januari 2011.

Kasubbag Hukmas dan KUB Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, Juniazi, S.Ag, didampingi Kasubbag Perencanaan dan Informasi Keagamaan, Saifuddin, SE, menjelaskan bahwa keberadaan website ini tidak terlepas dari upaya Kementerian Agama Aceh untuk meningkatkan

http://aceh.kemenag.go.idHadir sebagai Jendela Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh

pelayanan kepada masyarakat, baik secara internal maupun eksternal. “Kita berharap, dimasa mendatang, masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya dapat mengakses informasi Kementerian Agama Provinsi Aceh secara online, seperti informasi haji, mekanisme pendaftaran pernikahan, laporan keuangan tahunan dan informasi-informasi lainnya yang mejadi hak publik.” Papar Juniazi.

Secara terpisah, Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Taufiq Abdullah, menerangkan bahwa Seleksi

Penerimaan CPNS Kementerian Agama Tahun 2010 secara online merupakan salah satu bentuk pelayanan dalam rangka pelaksanaan e-Government. “Sistem online ternyata lebih ce-pat, efisien, dan lebih murah dibandingkan sistem manual yang menghabiskan banyak waktu dan tenaga, belum lagi bila ada data atau berkas peserta yang hilang.” Kata Taufiq Abdullah.

“Saya berharap, keberadaan website ini benar-benar mendukung kinerja Kementerian Agama Provinsi Aceh, bukan sekedar atribut pelengkap atau gengsi-gengsian. Apalagi pengelolaan website di setiap provinsi nantinya akan dinilai dan dievalusi secara reguler oleh Kementerian Agama Pusat melalui PINMAS.” Nasehat Bapak Kabag Tata Usaha. Sekali lagi, selamat atas kehadiran website http://aceh.kemenag.go.id. naba

Page 55: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

55Santunan JANUARI 2011

Sastra

Suatu ketika, pernah timbul pertentangan antara beberapa ekor kelelawar dengan seekor

bunglon di sebuah padang pasir. Perselisihan di antara mereka sudah sedemikian sengitnya, sehingga keben-cian yang timbulpun sudah melampaui batas.

Para kelelawar sudah bersepakat, apa bila hari telah menjelang malam, dan matahari telah turun di hadapan bintang-bintang menuju peraduannya, mereka akan bersama-sama menyerang si bunglon dan menjadikannya tawanan mereka, lalu menghukumnya sesuka hati guna melampiaskan kebencian mereka.

Ketika saat yang dinantikan tiba, mereka menyerang si bunglon dengan tiba-tiba, dan semuanya bersama-sama menyeret bunglon yang malang dan tak berdaya itu ke dalam sarang mereka. Para kelelawar beristirahat, setelah memenjarakan bunglon di dalam gua mereka.

Ketika subuh menjelang, para kelelawar terbangun dan mulai ber-diskusi bagaimana sebaiknya mem-perlakukan si bunglon itu. Mereka semua setuju bahwa si bunglon itu harus dibunuh, tetapi mereka masih merencanakan bagaimana cara terbaik untuk melaksanakan pembunuhan itu, yang tentunya bisa memuaskan nafsu dan kebencian mereka.

Akhirnya, mereka memutuskan bahwa siksaan yang paling menyakit-kan adalah dengan menjemur si bunglon di bawah matahari pagi yang terik. Tentu saja, bagi para kelelawar, tidak ada hukuman yang lebih berat dan menyakitkan dari pada dijemur di bawah terik matahari sampai mati.

Dengan pikiran seperti itu, para kelelawar kembali menyiksa bunglon,

Kisah Bunglon dan KelelawarOleh Syihabuddin Yahya As-Suhrawardi

dan mengancamnya akan dilempar ke luar gua saat matahari mulai naik, supaya dia mati kepanasan karenanya. Sang Bunglon yang menyadari hal itu, sudah pasti tidak mengharapkan hukuman yang lebih baik lagi, dia mengambil sikap pasrah yang unik, sikap sabar menunggu kebebasannya.

Bagi Bunglon, hukuman yang diputuskan para kelelawar baginya, sungguh sesuai dengan harapan dan cita-citanya. Husayn Manshur pernah bersyair:

Bunuhlah aku, kawan-kawanku, sebab dengan terbunuhnya diriku, aku akan hidup. Hidupku ada dalam kematianku, dan kematianku ada dalam hidupku. (kutipan puisi Al-Hallaj, salah seorang sufi dari Bagdad)

Maka ketika matahari terbit, para kelelawar membawa bunglon keluar dari rumah mereka, gua yang gelap dan menyedihkan, agar dia tersiksa oleh cahaya matahari, siksaan yang sesungguhnya merupakan jalan kese-lamatan bagi bunglon yang tidak lagi malang ini.

“Janganlah kamu mengira orang-orang yang gugur dalam peperangan di jalan Allah itu mati. Tidak! Bahkan mereka hidup. Mereka mendapat rizki

dan Tuhannya”. (QS 3:169).Kalau saja para kelelawar itu tahu

betapa murah hati tindakan mereka terhadap bunglon itu, dan betapa mereka telah berbuat keliru dengan menghukumnya, karena mereka justru memberinya kesenangan, mereka pasti akan mati sedih. Bu-Sulayman Darani (juga salah seorang sufi) berkata, “Jika orang-orang yang lalai itu tahu betapa mereka telah mengabaikan kesenangan orang-orang yang sadar, mereka pasti akan mati karena kecewa.” (dikutip dalam bahasa Persia ‘Aththar, Tadzkirah, hal. 282).

Penulis Kisah ini adalah Syihabuddin Yahya ibn Habasyi ibn Amirak dari Suhrawardi (dekat Zanjan di Iran barat-laut), dalam tradisi filosofis dan mistik (tasawuf) di dunia Islam timur, dikenal sebagai Syaikh Al-Isyraq (‘Guru Pencerah’) menyusul aliran Isyraqiyyah dalam teosofi dan filsafat di mana dia dianggap sebagai pendirinya.

Beliau dipenjara di Aleppo atas perintah putra Shaladin, Al-Malik Azh-Zhahir, dan dihukum mati pada tahun 1191 dalam usia 38 tahun, dan karena inilah dia dikenal sebagai Suhrawardi Maqtul (yang dihukum mati), untuk membedakannya dari beberapa Suhra-wardi terkenal lainnya. (sumber: media.isnet.org), disesuaikan kembali bahasanya oleh: khairuddin

Page 56: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

56 Santunan JANUARI 2011

Sastra

GuruGuru ...Kasihmu semurni airSeindah permataDan seberharga bagai udaraDalam hidupku

Engkaulah muara kasih Dan sayang ... Apapun pasti kau lakukan Demi hidup kami Agar lebih baik di masa depan

Oh ... Guru ...Maafkan kamiJika terkadang Membuat relung hatimu terlukaDalam perjuanganmuYang tanpa tanda jasa Hingga mungkin membuatmu Merintihkan air mata Yang terlalu berharga untuk siswa

GuruKukan slalu menyayangimuMeski ku bukan murid terbaik untuk mu Wahai guru....

Karya: Siti MuflihahMurid MTs Negeri Jagong,Kabupaten Aceh Tengah Kelas IX

PELITA BANGSA

Tak, Tak, TakBergontai berjalanDi lorong-lorong serambiEheem Lirih suaramu Memancarkan makna kehidupan Lunglai tubuhmu Termakan senja kehidupanTegar jiwamuKaulah penunjuk jalanJalan kebenaranJalan keagunganJalan menuju keselamatan Kau ... limpahkan ilmu Pada umat manusia Tak kau lihat kaya maupun durjaBerharap setitik embun di pagi hariMencerdaskan bangsa Putra-putri ibu pertiwi

Karya: Darmawansyah, S.Pd.IGuru MTs Negeri Jagong,Kabupaten Aceh Tengah

Page 57: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

Ensiklopedi

57Santunan JANUARI 2011

Di zaman modern ini, masjid tua Kabayakan juga masih berperan dalam penguatan akidah anak bangsa.

Masjid ini didirikan pada tahun 1895 di Kampung Kabayakan, Kabupaten Aceh Tengah. Pada saat Belanda menyerang Kampung Kabayakan pada 22 Mei 1905, masjid ini hampir rampung dibangun. Pembangunan masjid ini dilakukan secara bergotong-royong oleh masyarakat Kampung Lot Kala, Gunung Bukit, dan Kampung Jongok Meluem (Sagi Onom dan Sagi Lime) yang kepanitiaannya diketuai oleh Teungku Khatib. Arsitektur masjid ini dirancang oleh seorang arsitek berdarah Cina bernama Burik.

Tampak depan.Masjid tua ini meyimpan ribuan kisah kegigihan masyarakat dataran

tinggi Gayo dalam mempertahankan imannya dari gempuran missionaris Belanda

Masjid Tua Kabayakan, dilihat dari belakang.Konstruksi bangunannya masih tetap kokoh meski telah cukup renta dimakan usia.

Rubrik ini diangkat berdasarkan buku Masjid Bersejarah di Nanggroe Aceh, diterbitkan oleh Bidang Penamas Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh, 2009.

MASJID TUA KABAYAKAN

Page 58: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

Galeri

58 Santunan JANUARI 2011

Para penerima bantuan MTs Swasta berfoto bersama Ka.Kanwil,dan Wakil Komisi VIII DPR RI, 21 Desember 2010.

Kunjungan Tim Komisi VIII DPR RI bersama Kakanwil Kemenag Aceh ke Dayah Terpadu Darul Ulum, 21 Desember 2010.

Para Siswa MTsN 1 Banda Aceh saat menanti kunjungan Komisi VIII DPR RI,ke madrasah mereka.

Serahterima cinderamata antara Kakanwil Kemenag Aceh dengan Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, di aula Arafah, Asrama Haji Banda Aceh, 21 Desember 2010.

Kunjungan Tim Komisi VIII DPR RI ke Dayah Insafuddin, Lampriet Banda Aceh, 21 Desember 2010.

Sayed Fuad Zakaria, salah seorang Anggota Komisi VIII DPR RI, saat mengunjungi MIN 1 Kota Banda Aceh.

Page 59: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan
Page 60: Mengucapkan Dirgahayu Kementerian Agama · Tanpa TC pun kami tetap mengabdi kepada daerah ini, ... 10 Januari 2011, di Meulaboh ... dan sosialisasi ISO penyelenggaraan

MA

NA

JEM

EN

GA

RU

DA

IND

ON

ESIA

CA

BA

NG

BA

ND

A A

CE

H

Mengucapkan Selam

at Hari A

mal B

hakti ke 65 Tahun 2011”D

engan Tekad dan K

erja Keras Jajaran K

ementerian A

gama,

Kualitas K

ehidupan Beragam

a Serta Pendidikan A

gama dan K

eagamaan Sem

akin Meningkat”

Gen

eral Man

ajer

H. B

an

jari S

uh

ard

i, SE