skripsi diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/i-v.pdf ·...

71
MEKANISME PENYUSUNAN ANGGARAN PENERIMAAN DAN BELANJA DI GAMPONG BLANG BARO KECAMATAN DARUL MAKMUR KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Sosial OLEH: SUKIMIN NIM: 07C20201140 KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

MEKANISME PENYUSUNAN ANGGARAN PENERIMAAN DANBELANJA DI GAMPONG BLANG BARO KECAMATAN DARUL

MAKMUR KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi syarat-syaratGuna memperoleh gelar Sarjana Sosial

OLEH:

S U K I M I NNIM: 07C20201140

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM ILMU ADMINISTRASI NEGARAUNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH-ACEH BARATTAHUN 2014

Page 2: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

iv

ABSTRAK

SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan Anggaran PenerimaanDan Belanja Di Gampong Blang Baro Kecamatan Darul Makmur Kabupaten NaganRaya. Dibawah bimbingan Sudaman Alwy dan Saiful Asra, M.Soc.Sc.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong (APBD Gampong) adalah instrumenpenting yang sangat menentukan dalam rangka perwujudan tata pemerintahan yangbaik (good governance) di tingkat Gampong. Tata pemerintahan yang baikdiantaranya diukur dari proses penyusunan dan pertanggungjawaban APBDGampong. Memahami proses pada seluruh tahapan pengelolaan APBD Gampong(penyusunan, pelaksanaan, pertanggungjawaban) memberikan arti terhadap modelpenyelenggaraan pemerintahan Gampong itu sendiri, adapun rumusan dalampenelitian ini adalah bagaimana mekanisme penyusunan Anggaran Pendapatan danBelanja Gampong (APBD Gampong) Blang Baro Kecamatan Darul MakmurKabupaten Nagan dan tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana mekanismepenyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong (APBD Gampong) BlangBaro, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yangmenggunakan pendekatan deskriptif. Hasil yang didapatkan dalam penelitian iniadalah bahwa di Gampong mengikuti kepada aturan dan ketentuan yang telahditentukan baik oleh undang-undang maupun secara ketentuan daerah. Secaraprinsip gampong Blang Baro dalam melakukan penyusunan bertujuan untukmenentukan arah pembangunan secara partisipatif, yaitu melibatkan seluruhkomponen masyarakat sebagai upaya untuk menggali ide dan gagasan yang lahirdari masyarakat untuk pembangunan gampong. Proses penyerapan aspirasi yangdilakukan oleh pemerintah gampong tidak hanya untuk memperoleh ide dangagasan tetapi juga untuk menentukan skala prioritas mengenai pembangunangampong

Kata kunci: Mekanisme, Penyusunan, dan Anggaran Pendapatan BelanjaGampong

Page 3: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Otonomi daerah menjadi salah satu kesempatan daerah dalam

merencanakan dan mengendalikan perubahan sesuai dengan kebutuhan setempat.

Salah satu inti pelaksanaan otonomi daerah adalah terdapat keleluasaan

pemerintah daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan sendiri atas dasar

prakarsa, kreativitas, dan adanya dorongan atau landasan demokrasi, kesetaraan

dan keadilan. Pemerintahan gampong di Aceh, adalah bentuk pemerintahan paling

bawah dan merupakan pemerintahan yang otonom di bawah mukim. Otonomi

gampong adalah kemandirian dan kemampuan pemerintah gampong beserta

masyarakatnya untuk menyelenggarakan pemerintahannya dalam mewujudkan

kesejahteraan dan kehidupan berdemokrasi sesuai dengan kesadaran, aspirasi, dan

kebutuhan lokal. Berdasarkan hal tersebut, gampong memiliki kewenangan untuk

mengatur dan mengurus masyarakat setempat sesuai dengan kondisi dan budaya

termasuk dalam pengaturan keuangan gampong.

Penyelenggaraan pemerintahan gampong yang otonom diharapkan dapat

mendorong peningkatan kapasitas dengan memanfaatkan berbagai sumber daya

secara optimal untuk peningkatan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat.

Untuk menyelenggarakan tata pemerintahan yang baik dibutuhkan perencanaan,

antara lain mengatur rencana pembangunan jangka menengah, perencanaan

tahunan dan kebijakan penganggaran pembangunan.

Page 4: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

2

Perencanaan pembangunan dan penganggaran gampong merupakan bagian yang

menjadi urusan rumah tangga gampong. Upaya mendukung pelaksanaan

perencanaan pembangunan memerlukan kepastian sumber dana, baik dari

pemerintah yang lebih tinggi, swasta maupun dari masyarakat. Oleh karena itu,

perlu adanya pengaturan secara tegas dan konsisten tentang anggaran

pembangunan gampong.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh dan

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, menjelaskan bahwa

desa atau gampong memiliki sumber-sumber keuangan yang meliputi pendapatan

asli, bagian perimbangan kabupaten/kota, bantuan pemerintah baik dari pusat

maupun daerah yang dikelola secara mandiri untuk pembangunan masyarakat.

Tata cara pengelolaan lebih lanjut dirinci dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

(Permendagri) Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Desa yang

menegaskan bahwa gampong harus menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja

Gampong (APBG) secara partisipatif yang mengacu pada perencanaan tahunan.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam pelaksanaan pengelolaan alokasi

dana gampong peran serta masyarakat juga menjadi hal yang penting terutama

dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan yang

menyangkut kebutuhan masyarakat gampong. Selain itu, diperlukan juga

adanya kerjasama yang baik antara aparatur gampong dengan masyarakat dalam

setiap tahapan-tahapan pengelolaan alokasi dana gampong. Jika hal tersebut

berjalan dengan baik makan besar kemungkinan masyarakat dapat lebih

Page 5: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

3

mengembangkan diri untuk mencapai kemajuan bersama seperti yang diharapkan

dari program ini yaitu terciptanya masyarakat yang lebih berdaya.

Selain melibatkan masyarakat, kegiatan pengelolaan alokasi dana

gampong juga turut melibatkan semua stakeholders, Stakeholders tersebut

diharapkan mampu untuk saling bekerja sama dalam pelaksanaan pengelolaan

alokasi dana gampong. Oleh karena itu perlu sebuah kajian bagaimana mekanisme

proses penyusunan anggaran pendapatan dan belanja di Gampong Blang Baro

Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya.

Berdasarkan alasan diatas maka penulis melakukan penelitian dengan

kajian tentang masalah yang sudah diuraikan diatas dengan dengan judul

Mekanisme Penyusunan Anggaran Penerimaan dan Belanja di Gampong Blang

Baro Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah sebagai mana yang sudah di uraikan

diatas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Mekanisme

Penyusunan Anggaran Penerimaan dan Belanja di Gampong Blang Baro

Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana

pelayanan PT PLN Pembangkit Listrik Nasional Persero PLTU Nagan Raya yang

diberikan kepada masyarakat selama ini.

Page 6: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

4

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaatpenelitian yang ingin penulis sampaikan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat praktis yang ingin dapatkan dalam penelitian ini adalah

bertambahkan khazanah keilmuan tentang pelayanan yang diberikan oleh

sebuah perusahaan yang besar terhadap masyarakat, dimana hasil dari

penelitian ini hendaknya dapat dimanfaatkan oleh penelitian lain dimasa

yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah bertambahnya ilmu

dan pengalaman yang penulis dapatkan selama melakukan penelitian,

sehingga ilmu yang didapatkan selama penelitian ini bisa digunakan dalam

kehidupan sehari-hari.

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan tetang latarbelakang yang

menjadi alasan mengapa judul ini menjadi pilihan untuk melakukan

penelitian, selanjutnya rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Page 7: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

5

Pada bab ini penulis akan memberikan gambaran tentang penelitian

terdahulu yang dilakukan sebelumnya oleh peneliti sebelumnya di

tempat dan waktu yang berbeda dan memaparkan beberapa teori

maupun konsep yang berhubungan dengan penelitian yang akan

dilakukan sebagai variabel atau indikator-indikator yang akan

dijadikan sebagai tolak ukur dalam penelitian ini.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Pada bab ini penulisan akan memaparkan tentang merode penelitian

yang menjelaskan unsur-unsur penelitian yaitu metodelogi penelitian,

sumber data, tehnik pengumpulan data, jadwal penelitian, instrument

penelitian, tehnis analisis data, pengujian kredibilitas data dan tehnik

penetuan informan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai hasil temuan dilapangan yang

menyangkut tentang objek penelitian serta relevansinya dengan

landasan teori sebagai pijakan sertan pembahasan mengenai

keseluruhan penelitian.

BAB V PENUTUP

Pada bab terakhir memaparkan kesimpulan dan saran.

Page 8: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan gambaran terhadap penelitian

sebelumnya, dimana penelitian ini memberikan perbandingan terhadap penelitian

yang akan dilakukan, adapun penelitian yang pertama dilakukan oleh Abdussakur,

Abdussakur pada Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat, dalam penelitiannya

mengatakan bahwa Kewenangan desa untuk mengelola keuangan dan sumber

daya desa secara otonom merupakan bukti dari otonomi desa. Kecamatan Batu

Benawa merupakan wilayah yang keseluruhannya merupakan desa yang

berjumlah 14 desa, dan desa-desa tersebut memang membuat APBDes, namun

dalam penganggaran berdasarkan anggaran yang telah ada dari tingkat atas.

Artinya proses ini hanya bersifat top-down saja, sedangkan seharusnya proses ini

bersifat campuran top-down dan bottom-up. Padahal kinerja anggaran desa harus

tercermin dari APBDes, yang dibuat oleh Kades sebagai kepala pemerintahan di

tingkat desa dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). APBDes merupakan

acuan pembiayaan pembangunan di suatu desa. Sehingga kinerja dan penggunaan

setiap anggaran di tingkat desa dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian ini

meneliti implementasi kebijakan APBDes di wilayah Kecamatan Batu Benawa

Kabupaten Hulu Sungai Tengah Provinsi Kalimantan Selatan.

Page 9: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

7

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pelaksanaan kebijakan

APBDes di wilayah Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Provinsi Kalimantan Selatan sudah sesuai dengan Peraturan Bupati Hulu Sungai

Tengah Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Akan tetapi dari analisis yang dilakukan penulis, sangat jelas bahwa prakteknya

tidaklah memadukan antara top-down dan bottom-up, karena adanya ketimpangan

dan lebih dominan top- down. (2) Dilihat dari dokumen perubahan APBDes dari

Desa Baru, Desa Pagat, dan Desa Layuh, tampak sekali bahwa Perdes tersebut

seperti formalitas yang dimintakan oleh Pemerintah Daerah untuk melengkapi

berkas saja. (3) Faktor-faktor yang menentukan implementasi kebijakan APBDes

di Kecamatan Batu Benawa adalah perencana dan pelaksana kebijakan APBDes,

keberadaan aspek pemasukan desa dan tingkat urgensi program.

2.2 Mekanisme

Mekanisme berasal dari kata dalam bahasa Yunani mechane yang

memiliki arti instrumen, mesin pengangkat beban, perangkat, peralatan untu

membuat sesuatu dan dari katamechos yang memiliki arti sarana dan cara

menjalankan sesuatu. Mekanisme dapat diartikan dalam banyak pengertian yang

dapat dijelaskan menjadi 4 pengertian, yaitu sebagai berikut:

1. Mekanisme adalah pandangan bahwa interaksi bagian-bagian dengan

bagian-bagian lainnya dalam suatu keseluruhan atau sistem secara tanpa

disengaja menghasilkan kegiatan atau fungsi-fungsi sesuai dengan tujuan.

Page 10: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

8

2. Mekanisme adalah teori bahwa semua gejala dapat dijelaskan dengan

prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk menjelaskan mesin-mesin

tanpa bantuan inteligensi sebagai suatu sebab atau prinsip kerja.

3. Mekanisme adalah teori bahwa semua gejala alambersifat fisik dan dapat

dijelaskan dalam kaitan dengan perubahan material atau materi yang

bergerak.

4. Mekanisme adalah upaya memberikan penjelasan mekanis yakni dengan

gerak setempat dari bagian yang secara intrinsik tidak dapat berubah bagi

struktur internal benda alam dan bagi seluruh alam.

2.3 Konsep Good Governance

Dimensi good governance menurut World Bank sebagaimana disampaikan

oleh Turner dan Hulme (1997) dalam bukunya yang berjudul “Governance,

Administrstion and Development, Making The State work”. World Bank

mengidentifikasi empat kunci dimensi governance pada sektor publik, yaitu

akuntabilitas (accountability), kerangka hukum untuk pembangunan (legal

framework for development), informasi (information), dan transparansi

(transpiration).

Konsepsi Tentang Anggaran Anggaran menurut Rufus Wixon dalam

Burhanuddin (1999) didefinisikan sebagai “suatu rencana yang disajikan

secara kuantitatif yang biasanya dinyatakan dalam satuan uang yang disusun

untuk periode yang akan datang”. Sementara Syamsi dalam Basri (2003)

mendefiniskan, “anggaran adalah hasil perencanaan yang berkaitan dengan

Page 11: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

9

bermacam- macam kegiatan secara terpadu yang dinyatakan dalam satuan uang

dalam jangka waktu tertentu”.

Dalam penyusunan anggaran menurut Rinusu (2003), ada beberapa prinsip

dasar yang harus diakomodir, yaitu:

a. Transaparan

Anggaran hendaknya dapat memberikan informasi tentang tujuan, sasaran,

hasil dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan atau

proyek yang dianggarkan. Oleh karena itu, dalam setiap proses

penganggaran harus dilakukan secara transparan.

b. Partisipatif

Masyarakat harus dilibatkan dalam setiap proses penganggaran, demi

menjamin adanya kesesuaian antara kebutuhan dan aspirasi masyarakat

dengan peruntukan anggaran. Selain itu juga untuk memainkan peran

kontrol masyarakat sehingga dapat mencegah dan menemukan praktek

korupsi.

c. Disiplin

Penyusunan anggaran harus berorientasi pada kebutuhan masyarakat,

tanpa harus meninggalkan keseimbangan antara pembiayaan

penyelenggaraan pemerintah, pembangunan dan pelayanan masyarakat.

Disiplin penting untuk mencegah terjadinya pencampuradukan dan

duplikasi anggaran disamping juga berkaitan dengan ketepatan waktu

dalam pengimplementasian untuk menghindari kebocoran maupun

pemborosan.

Page 12: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

10

d. Keadilan

Pembiayaan pemerintah dilakukan melalui mekanisme pajak dan retribusi

yang dibebankan kepada segenap lapisan masyarakat. Oleh karena itu,

pemerintah wajib mengalokasikan penggunaannya secara adil sehingga

bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat tanpa diskriminasi dalam

pemberian pelayanan.

e. Efisiensi dan Efektivitas

Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya untuk

menghasilkan peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan

masyarakat secara maksimal. Untuk itu dalam perencanaan perlu

ditetapkan secara jelas, sasaran, hasil dan manfaat yang akan diperoleh

masyarakat dari setiap proyek yang diprogramkan.

f. Rasional dan Terukur

Dalam menyusun anggaran baik menyangkut sisi pendapatan maupun

pengeluaran harus memperhatikan aspek rasionalitas anggaran dan dapat

diukur sebagaimana ditentukan dalam pasal 10 Peraturan Pemerintah

No.105 Tahun 2000, yaitu (1). Jumlah pendapatan yang dianggarkan

merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai

untuk setiap sumber pendapatan; (2). Jumlah belanja yang dianggarkan

merupakan batas tertinggi untuk setiap jenis belanja.

2.4 Otonomi Daerah

Menurut Hary Friedman dalam (Syamsuddin Haris, 2007: 41), bahwa

Page 13: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

11

desentralisasi adalah azas penyelenggaraan pemerintahan yang dipertimbangkan

dengan sentralisasi. Desentralisasi menghasilkan pemerintahan lokal (local

government) sebagaimana terjadi “…., a ‘superior’ government assigns

responsibility, authority, or function to ‘lower’ government unit that is assumed

to have some degree of authority.” Adanya pembagian kewenangan serta

tersedianya ruang gerak yang memadai untuk memaknai kewenangan yang

diberikan kepada unit pemerintahan yang lebih rendah (pemerintah),

merupakan perbedaan terpenting antara konsep desentralisasi dan sentralisasi.

Ada dua dimensi desentralisasi, yaitu pertama desentralisasi administrasi

yang disebut dengan istilah dekonsentrasi sedangkan yang kedua adalah

desentralisasi politis yang disebut dengan devolusi. Desentralisasi administrasi

diartikan sebagai kewenangan bagi daerah otonom untuk menyelenggarakan

administrasi pemerintahannya sendiri, sedangkan devolusi diartikan

sebagai wewenang pembuatan keputusan dan kontrol tertentu terhadap

sumber daya yang diberikan kepada pejabat regional dan lokal (Bryant dan

White, 1983:213-214).

Senada dengan hal itu, Cheema dan Rodenelli (2007) mengemukakan

paling tidak terdapat 14 (empat belas) alasan yang merupakan

rasionalitas dari desentralisasi, yaitu sebagai berikut:

1. Desentralisasi dapat merupakan cara yang ditempuh untuk mengatasi

keterbatasan karena perencanaan yang bersifat sentralistik dengan

sejumlah kewenangan, terutama dalam perencanaan pembangunan,

kepada pejabat di daerah yang bekerja di lapangan dan tahu betul

Page 14: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

12

masalah yang dihadapi masyarakat.

2. Desentralisasi dapat memotong jalur birokrasi yang rumit serta prosedur

yang sangat terstruktur dari pemerintah pusat;

3. Dengan desentralisasi fungsi dan penugasan kepada pejabat di

daerah, maka tingkat pemahaman serta sentivitas terhadap kebutuhan

masyarakat daerah akan meningkat;

4. Desentralisasi akan mengakibatkan penetrasi yang lebih baik dari

pemerintah pusat dagi daerah- daerah yang terpencilatau sangat jauh

dari pusat, sering kali rencana pemerintah tidak difahami oleh

masyarakat setempat atau dihambat oleh elit lokal, dan dukungan

terhadap program pemerintah sangat terbatas;

5. Desentralisasi memungkinkan representasi yang lebih luas dari

berbagai kelompok politik, etnis, keagamaan di dalam perencanaan

pembangunan yang kemudian dapat memperluas kesamaan dalam

mengalokasikan sumber daya dan investasi pemerintah;

6. Desentralisasi dapat meningkatkan kapasitas pemerintahan serta

lembaga privat di daerah, yang kemudian dapat meningatkan

kemampuan mereka untuk mengambil alih fungsi yang selama ini

dijalankan oleh departemen yang ada di pusat.;

7. Desentralisasi dapat meningkatkan efisiensi pemerintahan di pusat

dengan tidak lagi pejabat di pusat menjalankan tugas rutin karena hal

itu dapat diserahkan kepada pejabat daerah;

8. Desentralisasi juga dapat menyediakan struktur, berbagai departemen di

Page 15: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

13

pusat dan dikoordinasi secara efektif bersama dengan pejabat daerah

dan sejumlah NGOs di berbagai daerah, propinsi, kabupaten dan kota

dapat menyediakan basis wilayah koordinasi bagi program pemerintah,

khususnya di dunia III banyak sekali program pedesaan yang

dijalankan;

9. Struktur pemerintahan yang didesentralisasikan diperlukan guna

melembagakan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan

implementasi program;

10. Dengan desentralisasi model alternatif cara pembuatan kebijaksanaan,

desentralisasi dapat meningkatkan pengaruh atau pengawasan atas

berbagai aktivitas yang dilakukan oleh elit lokal, yang seringkali tidak

simpatik dengan program pembangunan nasional dan tidak sensitif

terhadap kebutuhan masyarakat miskin di pedesaan;

11. Desentralisasi dapat menghantarkan kepada administrasi pemerintah

yang mudah disesuaikan dan kreatif.;

12. Desentralisasi perencanaan dan fungsi manajemen dapat

memungkinkan pimpinan di daerah menetapkan pelayanan dan fasilitas

secara efektif di tengah–tengan masyarakat, mengintegrasikan daerah-

daerah yang terisolasi, memonitor dan melakukan evaluasi

implementasi proyek pembangunan dengan lebih baik daripada

dilakukan oleh pejabat di pusat;

13. Desentralisasi dapat memantapkan stabilitas politik dan kesatuan

nasional dengan memberikan peluang kepada masyarakat di daerah

Page 16: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

14

untuk berpartisipasi secara langsung dalam pembuatan kebijaksanaan;

14. Desentralisasi dapat meningkatkan penyediaan barang dan jasa

ditingkat lokal dengan biaya yang lebih rendah, karena hal itu tidak

lagi menjadi beban pemerintah pusat karena sudah diserahkan kepada

daerah.

Selain memberikan kewenangan pengelolaan desa kepada kabupaten,

Undang- Undang Nomor 32 tahun 2004 juga memberikan pemaknaan baru

tentang desa, dimana desa tidak lagi merupakan wilayah administratif namun

merupakan sebuah daerah yang istimewa dan memiliki kewenangan untuk

mengatur kepentingan masyarakatnya. Berkaitan dengan kewenangan tersebut

ada 3 (tiga) skema desentralisasi yang bias dibawah ke desa:

a. desentralisasi politik: pembagian kewenangan dan tanggung jawab

kepada desa untuk mengelola pemerintahan, pembangunan dan pelayanan

publik dasar.

b. desentralisasi pembanguan: devolusi perencanaan desa yang menegaskan

desa berwenang membuat perencanaan sendiri (village self planning).

c. desentralisasi fiskal: alokasi dana desa untuk membiayai urusan

pemerintahan dan pembangunan (Rozaki, dkk, 2005:23)

` Di dalam desentralisasi politik juga terkandung gagasan desentralisasi

pembangunan desentralistik pada prinsipnya paralel dan terintegrasi dengan

desentralisasi pemerintahan. Gagasan utama desentralisasi pembangunan adalah

menempatkan desa sebagai entitas yang otonom (mandiri) dalam pengelolaan

pembangunan. Dengan demikian, perencanaan pembangunan desa dari bawah

Page 17: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

15

keatas (bottom up) juga harus ditransformasikan menjadi village self

planning, sesuai dengan batas-batas kewenangan yang dimiliki desa.

Perencanaan pembangunan melalui musbangdes tidak perlu lagi dibawa ke

kabupaten, melainkan cukup berhenti di desa. Dengan kalimat lain, desentralisasi

pembangunan berhenti hanya sampai di desa. Desa berarti punya kemandirian

dalam perencanaan tanpa instruksi dan intervensi dari kabupaten (Rozaki, dkk,

2005:24).

Secara etimologis kata otonomi menurut Abdurrahman Otonomi berasal

dari bahasa Yunani Autos yang berarti Nomos yang berarti aturan. Dari arti kata

yang demikian beberapa penulis memberikan pengertian otonomi sebagai

zelfwtgeving atau pandangan sendiri, mengatur atau memerintah sendiri. Ateng

Sjaffrudin mengemukakan dalam (Handoyo, 1998:27) bahwa istilah otonomi

mempunyai makna kebebasan atas kemandirian (zelfstandighied) tetapi bukan

kemerdekaan (onafhankelijkhied).

Sedangkan Soepomo dalam (Kaho, 2002:46) yang lebih menekankan pada

sisi budaya historis suatu daerah, mengemukakan bahwa: Otonomi Daerah

sebagai prinsip berarti menghormati kehidupan regional menurut riwayat, adat

dan sifat-sifat sendiri, dalam kadar negara kesatuan. Tiap-tiap daerah mempunyai

historis dan bersifat khusus yang berlainan daripada sifat dan riwayat daerah

lain. Berhubungan itu pemerintah harus menjauhkan segala usaha yang

bermaksud akan menguniformisir seluruh daerah menurut satu model, misalnya

janganlah pemerintah mencoba menyusun pemerintahan daerah Sumatera,

Kalimantan, Minahasa dan sebagainya ala pemerintahan Jawa, perhatikanlah

Page 18: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

16

dan sesuaikanlah segala susunan dengan struktur sosialnya masing-masing

daerah”.

Kaho (2002:60) mengemukakan bahwa otonomi daerah dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu manusia, keuangan, peralatan dan organisasi serta

manajemen. Secara historis desa merupakan cikal bakal terbentuknya

masyarakat politik dan pemerintahan di Indonesia jauh sebelum Negara-negara

ini terbentuk struktur sosial sejenis desa, masyarakat dat dan lain sebagainya

telah menjadi institusi yang mempunyai posisi sangat penting. Desa merupakan

institusi yang otonom dengan tradisi, adat istiadat dan hukumnya sendiri serta

relatif mandiri (Widjaja, 2003:4). Dari pendapat tersebut diketahui otonomi

yang tumbuh di desa adalah otonomi yang bersifat asli yang berakar dalam

budaya masyarakat sebagai suatu persekutuan masyarakat hukum.

Sementara tujuan dari program pembangunan desa adalah sebagai upaya

meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, mempercepa kemajuan kegiatan

ekonomi pedesaan yang berkeadilan, dan mempercepat industrilialisasi desa. Hal

ini menurut Hanif Nurcolish (2011:9) dapat menciptakan lapangan kerja,

membuka peluang tersedianya bahan pangan dan bahal lainnya agar menunjang

kebutuhan konsumsi dan produksi, terwujudnya keterkaitan ekonomi lokal, dan

meningkatnya kapasitas lembaga serta organisasi ekonomi masyarakat desa.

2.5 Mekanisme Penyusunan Anggaran Penerimaan dan Belanja

Gampong

Page 19: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

17

Perencanaan anggaran merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh

pemerintah, baik di tingkat pusat, provinsi sampai ke tingkat gampong. Pasal 73

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa telah mewajibkan

desa/gampong menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong (APBG)

secara partisipatif. APBG ditetapkan setiap tahun oleh keuchik bersama Tuha

peut. APBG merupakan manifestasi wajah pemerintahan gampong, karena APBG

lahir dari penggabungan proses politik dan partisipasi.

APBG dikatakan baik apabila alokasi belanjanya lebih banyak untuk

kebutuhan warga/pemberdayaan masyarakat, terutama yang hidup dibawah garis

kemiskinan. Sebaliknya, APBG dikatakan buruk apabila terjadi perbedaan yang

sangat besar antara alokasi belanja operasional dan aparatur dengan

pemberdayaan masyarakat. Disinilah pentingnya APBG, karena dapat menjadi

tolok ukur keberpihakan pemerintah kepada rakyat. APBG digunakan untuk

memprediksi penerimaan yang mungkin akan diterima dalam satu tahun anggaran

dan pembiayaan pelaksanaan kewenangan gampong atau urusan pemerintahan,

baik yang bersifat asal-usul, pelaksanaan urusan pemerintahan yang diberikan

maupun dilimpahkan oleh pemerintah Kabupaten/Kota dan atau pelaksanaan

urusan pemerintahan yang diamanahkan oleh peraturan perundang-undangan.

2.5.1 Penyusunan RAPB Gampong

Page 20: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

18

Penyusunan RAPB Gampong harus mengacu pada dokumen Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Gampong (RPJM Gampong) dan Rencana

Kerja Pembangunan Gampong (RKP Gampong). Proses penyusunan RAPB

Gampong dapat digambarkan sebagai berikut:

Penjelasan tentang RPJM Gampong dan RKP Gampongsebagai berikut:

1. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Gampong (RPJM

Gampong) dan Rencana Kerja Pembangunan Gampong (RKP Gampong).

RPJM Gampong untuk jangka waktu 5 (lima) tahun merupakan

penjabaran dari visi dan misi dari Kepala Gampong yang terpilih. Setelah

berakhir jangka waktu RPJM Gampong, Kepala Gampong terpilih menyusun

kembali RPJM Gampong untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. RPJM Gampong

ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Kepala Gampong dilantik.

Selanjutnya Keuchik bersama Badan Permusyawaratan Gampong (BPG)

menyusun RKP Gampong yang merupakan penjabaran dari RPJM Gampong

berdasarkan hasil Musyawarah Rencana Pembangunan Gampong.Penyusunan

RKP Gampong diselesaikan paling lambat akhir bulan Januari tahun anggaran

sebelumnya.

2. Penetapan Rancangan APBGampong

Sekretaris Gampong menyusun Rancangan Peraturan Gampong tentang

APBGampong berdasarkan pada RKP Gampong. Sekretaris Gampong

menyampaikan rancangan Peraturan Gampong tentang APBGampong kepada

Kepala Gampong untuk memperoleh persetujuan. Selanjutnya Kepala Gampong

menyampaikan rancangan Peraturan Gampong kepada BPG untuk dibahas

Page 21: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

19

bersama dalam rangka memperoleh persetujuan bersama.Penyampaian rancangan

Peraturan Gampong tentang APBG diajukan paling lambat minggu pertama bulan

November tahun anggaran sebelumnya. Pembahasannya menitikberatkan pada

kesesuaian dengan RKP Gampong. Rancangan Peraturan Gampong tentang

APBG yang paling lambat dalam 3 (tiga) hari kerja disampaikan kepada

Bupati/Walikota untuk dievaluasi. Rancangan Peraturan Gampong tentang

APBGampong ditetapkan paling lambat 1 (satu) bulan setelah APBD Kabupaten/

Kota ditetapkan.

3. Evaluasi Rancangan APBG

Bupati/Walikota setelah menerima Rancangan Peraturan Gampong tentang

APBGampong menetapkan Evaluasi Rancangan APBGampong paling lama 20

(dua puluh) hari kerja. Apabila hasil evaluasi melampaui batas waktu tersebut,

Kepala Gampong dapat menetapkan Rancangan Peraturan Gampong tentang

APBGampong menjadi Peraturan Gampong.

Dalam hal Bupati/Walikota menyatakan hasil evaluasi tentang APBG

tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang- undangan yang

lebih tinggi, Kepala Gampong bersama BPG melakukan penyempurnaan paling

lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.

Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Gampong dan

BPG, dan Kepala Gampong tetap menetapkan Rancangan Peraturan Gampong

tentang APBG menjadi Peraturan Gampong, maka Bupati/Walikota membatalkan

Peraturan Gampong dimaksud dan sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBG

tahun anggaran sebelumnya. Pembatalan Peraturan Gampong dan pernyataan

Page 22: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

20

berlakunya pagu tahun anggaran sebelumnya tersebut harus ditetapkan dengan

Peraturan Bupati/Walikota. Paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah pembatalan

Kepala Gampong harus memberhentikan pelaksanaan Peraturan Gampong dan

selanjutnya Kepala Gampong bersama BPG mencabut peraturan Gampong

dimaksud. Pencabutan peraturan Gampong dilakukan dengan Peraturan

Gampong tentang Pencabutan Peraturan Gampong tentang APBG. Pelaksanaan

pengeluaran atas pagu APBG tahun sebelumnya ditetapkan dengan Keputusan

Keuchik.

2.5.2 Pelaksanaan APBG

Semua pendapatan Gampong dilaksanakan melalui rekening kas

Gampong. Khusus bagi Gampong yang belum memiliki pelayanan perbankan di

wilayahnya maka pengaturannya diserahkan kepada daerah. Program dan kegiatan

yang masuk Gampong merupakan sumber penerimaan dan pendapatan

Gampong dan wajib dicatat dalam APBGampong. Setiap pendapatan Gampong

harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah. Kepala Gampong wajib

mengintensifkan pemungutan pendapatan Gampong yang menjadi wewenang dan

tanggungjawabnya. Pemerintah Gampong dilarang melakukan pungutan selain

dari yang ditetapkan dalam peraturan Gampong.

Pengembalian atas kelebihan pendapatan Gampong dilakukan dengan

membebankan pada pendapatan Gampong yang bersangkutan untuk

pengembalian pendapatan Gampong yang terjadi dalam tahun yang sama.Untuk

pengembalian kelebihan pendapatan Gampong yang terjadi pada tahun-tahun

Page 23: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

21

sebelumnya dibebankan pada belanja tidak terduga. Pengembaliannya harus

didukung dengan bukti yang lengkap dan sah.

Setiap Pengeluaran belanja atas beban APBG harus didukung dengan

bukti yang lengkap dan sah. Bukti tersebut harus mendapat pengesahan oleh

Sekretaris Gampong atas kebenaran material yang timbul dari penggunaan

bukti dimaksud.

Pengeluaran kas Gampong yang mengakibatkan beban APBG tidak dapat

dilakukan sebelum rancangan peraturan Gampong tentang APBG ditetapkan

menjadi peraturan Gampong. Namun demikian, dikecualikan bagi belanja

Gampong yang bersifat mengikat dan belanja Gampong yang bersifat wajib

yang ditetapkan dalam peraturan kepala Gampong. Bendahara Gampong

sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib

menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke

rekening kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Jika dalam APBG terjadi Sisa lebih perhitungan anggaran (SilPA) tahun

sebelumnya, maka merupakan penerimaan pembiayaan yang boleh digunakan

untuk:

1. Menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil dari

pada realisasi belanja;

2. Mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan atas beban belanjalangsung;

3. Mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran

belum diselesaikan.

Page 24: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

22

Pengaturan tentang dana cadangan dalam APBG sebagai berikut:

1. Dana cadangan dibukukan dalam rekening tersendiri atau disimpan pada

kas Gampong tersendiri atas nama dana cadangan pemerintah

Gampong.

2. Dana cadangan tidak dapat digunakan untuk membiayai kegiatan

lain diluar yang telah ditetapkan dalam peraturan Gampong tentang

pembentukan dana cadanganapabila dana cadangan telah mencukupi untuk

melaksanakan kegiatan.

2.5.3 Perubahan APBGampong

Tata cara pengajuan perubahan APBG sama dengan tata cara penetapan

pelaksanaan APBG. Perubahan APBG dapat dilakukan apabila terjadi:

1. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar

jenis belanja. Dalam kondisi ini maka perubahan APBG hanya dapat

dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran, kecuali dalam

keadaan luar biasa. Perubahan APBG terjadi bila Pergeseran anggaran

yaitu Pergeseran antar jenis belanja dapat dilakukan dengan cara merubah

peraturan Gampong tentang APBG.

2. Keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran (SilPA)

tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan. Dalam hal ini

maka penggunaan SiLPA tahun sebelumnya dalam perubahan APBG,

yaitu Keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran SilPA)

tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan.

Page 25: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

23

3. Keadaan darurat yaitu pendanaan keadaan darurat, dengan ketentuan:

a. Keadaan darurat sekurang-kurangnya memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Bukan merupakan kegiatan normal dan aktivitas pemerintah Gampong

dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya;

2) Tidak diharapkan terjadi secara berulang;

3) Berada diluar kendali dan pengaruh pemerintah Gampong;

4) Memiliki dampak yang signifikan terhadap anggaran dalam rangka

pemulihan yang disebabkan oleh keadaan darurat

b. Dalam Keadaan Darurat, pemerintah Gampong dapat melakukan

pengeluaran yang belum tersedia anggarannya, yang selanjutnya diusulkan

dalam rancangan perubahan APBG.

c. Pendanaan keadaan darurat yang belum tersedia anggarannya dapat

menggunakan belanja tidak terduga.

Dalam hal belanja tidak terduga tidak mencukupi dapat dilakukan

dengan cara:

1) Menggunakan dana dan hasil penjadwalan ulang kegiatan dalam tahun

anggaran berjalan, dan/atau

2) Memanfaatkan uang kas yang tersedia.

d. Pelaksanaan pengeluaran untuk mendanai kegiatan dalam keadaan darurat

terlebih dahulu ditetapkan dengan keputusan Kepala Gampong.

4. Keadaan luar biasa yaitu pendanaan keadaan luar biasa,dengan

ketentuan:

Page 26: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

24

a. Keadaan Luar Biasa merupakan keadaan yang menyebabkan estimasi

penerimaan dan/atau pengeluaran dalam APBGampong mengalami

kenaikan atau penurunan lebih besar dan 50%;

b. Persentase 50% di atas merupakan selisih kenaikan atau penurunan

antara pendapatan dan belanja dalam APBGampong;

c. Dalam hal kejadian luar biasa yang menyebabkan estimasi penerimaan

dalam APBGampong mengalami peningkatan lebih dan 50%, dapat

dilakukan penambahan kegiatan baru dan/atau peningkatan capaian target

kinerja kegiatan dalam tahun anggaran berjalan;

d. dalam hal kejadian luar biasa yang menyebabkan estimasi penerimaan

dalam APBGampong mengalami penurunan lebih dan 50%, maka dapat

dilakukan pengurangan capaian target kinerja kegiatan dalam tahun

anggaran berjalan.

2.5.4 Pengelolaan Alokasi Dana Gampong (ADG) dalam APBG

1. Sumber, Tujuan, danPola Pembagian ADG.

Pengelolaan ADG merupakan satu kesatuan dengan pengelolaan keuangan

Gampong. ADG berasal dari APBD Kabupaten/Kota yang bersumber dari bagian

dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/Kota

untuk Gampong paling sedikit 10%. Tujuan ADG adalah:

a. Menanggulangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan;

Page 27: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

25

b. Meningkatkan perencanaan dan penganggaran pembangunan di tingkat

Gampong dan pemberdayaan masyarakat;

c. Meningkatkan pembangunan infrastruktur pergampong;

d. Meningkatkan pengamalan nilai-nilai keagamaan, social budaya dalam

rangka mewujudkan peningkatan sosial;

e. Meningkatkan ketenteraman dan ketertiban masyarakat;

f. Meningkatkan pelayanan pada masyarakat Gampong dalam rangka

pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat;

g. Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong masyarakat;

h. Meningkatkan pendapatan Gampong dan masyarakat Gampong melalui

Badan Usaha Milik Gampong (BUMG)

Kebijakan mengenai ADGdiatur dalam dua pola sebagai kesatuan alokasi

dengan berlandaskan dua azas yakni:

a. Azas Merata adalah besarnya bagian ADG yang sama untuk setiap

Gampong, yang selanjutnya disebut Alokasi Dana Gampong Minimal

(ADGM) atau Pola Minimal, yakni sebesar 60% dari total ADG

dibagikan secara merata untuk seluruh Gampong; dan

b. Azas Adil adalah besarnya bagian ADG berdasarkan Nilai Bobot

Gampong (BDx) yang dihitung dengan rumus dan variabel tertentu,

selanjutnya disebut Alokasi Dana Gampong Proporsional (ADGP) atau

Pola Proporsional, yakni sebesar 40% dari total Alokasi Dana Gampong

dibagikan secara proporsional kepada Gampong-Gampong tertentu atau

seluruh Gampong sesuai tingkat kemampuan keuangan Gampong yang

Page 28: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

26

bersangkutan (fiscal capacity) yang berkenaan dengan variabel potensi

ekonomi yang mendukung peningkatan pendapatan asli Gampong, serta

constrain variabel yang dapat menghambat perkembangan pembangunan

Gampong (seperti tingkat pendidikan dan kesehatan, ketersediaan

infrastruktur, dan keterjangkauan wilayah Gampong). Rasio penggunaan

dana ADG adalah 30% untuk biaya operasional Pemerintahan Gampong

dan 70% untuk pemberdayan masyarakat.

Besarnya prosentase perbandingan antara azas merata dan adil

sebagaimana dimaksud di atas, adalah besarnya ADGM yaitu 60% dari jumlah

ADG dan besarnya ADGP adalah 40% dari jumlah ADG.

2. Mekanisme Penyaluran dan Pencairan

Alokasi dana gampong dalam APBD Kabupaten/Kota di anggarkan pada

badan/dinas/kantor pemberdayaan masyarakat gampong Badan/Dinas/Kantor

Pemberdayaan Masyarakat Gampong atau dengan sebutan lainyang memiliki

tugas dan fungsi tersebut. Pemerintah Gampong membuka rekening pada bank

yang ditunjuk berdasarkan Keputusan Kepala Gampong. Kepala Gampong

mengajukan permohonan penyaluran ADG kepada Bupatidalam hal ini

Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat Gampong atau dengan sebutan

laindi Kabupaten melalui Camat setelah dilakukan verifikasi oleh Tim

Pendamping Kecamatan. Kepala Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat

Gampong atau dengan sebutan lain akan meneruskan berkas permohonan berikut

lampirannya kepada Kepala Bagian Keuangan Setda Kabupaten atau Kepala

Dinas/Badan Pengelola Keuangan dan Kekayaan Aset Daerah (D/BPKKAD) atau

Page 29: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

27

dengan sebutan lain yang memiliki tugas dan fungsi tersebut yang selanjutnya

akan menyalurkan ADG langsung dari kas daerah ke rekening Gampong.

Mekanisme pencairan ADG dalam APBG dilakukan secara bertahap atau

disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi daerah kabupaten/kota.

3. Pelaksanaan KegiatanBersumber dari ADG.

Pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang pembiayaannya bersumber dari ADG

dalam APBGampong, sepenuhnya dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Gampong

dengan mengacu pada Peraturan Bupati/Walikota. Penggunaan Anggaran ADG

adalah sebesar 30% untuk belanja aparatur dan operasional pemberdayaan

masyarakat. Belanja Pemberdayaan Masyarakat digunakan untuk:

Biaya perbaikan sarana publik dalam skala kecil. Penyertaan modal usaha

masyarakat melalui BUMG:

a. Biaya untuk pengadaan ketahanan pangan.

b. Perbaikan lingkungan dan pemukiman.

c. Teknologi Tepat Guna.

d. Perbaikan kesehatan dan pendidikan.

e. Pengembangan sosial budaya.

f. Dan sebagainya yang dianggap penting

2.5.5 Pengelolaan Sumber Pendapatan Gampong

Sumber pendapatan Gampong terdiri atas:

Page 30: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

28

1. Pendapatan asli Gampong, terdiri dari hasil usaha Gampong, hasil

kekayaan Gampong, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong

royong, dan lain-lain pendapatan asli Gampong yang sah;

2. Bagi hasil pajak daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 10% untuk

Gampong dan dari retribusi Kabupaten/Kota sebagian diperuntukkan bagi

Gampong;

3. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang

diterima oleh Kabupaten/Kota untuk Gampong paling sedikit 10%, yang

pembagiannya untuk setiap Gampong secara proporsional yang

merupakan Alokasi Dana Gampong (ADD); Rasio penggunaan dana ADD

adalah 30% untuk biaya operasional Pemerintahan Gampong dan 70%

untuk pemberdayan masyarakat.

4. Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah

Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan;

5. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

Sumber pendapatan Gampong yang telah dimiliki dan dikelola oleh

Gampong tidak dibenarkan diambil alih olehpemerintah atau pemerintah

daerah.Sumber pendapatan daerah yang berada di Gampong baik pajak maupun

retribusi yang sudah dipungut oleh Provinsi atau Kabupaten/Kota tidak

dibenarkan adanya pungutan tambahan oleh Pemerintah Gampong.Sumber

pendapatan Gampongdari perolehan bagian pajak dan retribusi daerah ditetapkan

dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dan pengalokasiannya ditetapkan

dengan Peraturan Bupati/Walikota Bantuan keuangan kepada Gampong (dari

Page 31: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

29

Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota), serta Alokasi

Dana Gampong disalurkan melalui kas Gampong.Pemberian hibah dan

sumbangan tidak mengurangi kewajiban-kewajiban pihak penyumbang kepada

Gampong.Sumbangan yang berbentuk barang, baik barang bergerak maupun

barang tidak bergerak dicatat sebagai barang inventaris kekayaan milik Gampong

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Sumbangan yang

berbentuk uang dicantumkan di dalam APBG.

Dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat dan Gampong,

Pemerintah Gampong dapat mendirikan Badan Usaha Milik Gampong (BUMG)

sesuai dengan kebutuhan dan potensi Gampong. Pembentukan BUMG ditetapkan

dengan peraturan Gampong berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

Bentuk BUMG harus berbadan hukum. BUMG adalah usaha Gampong yang

dikelola oleh pemerintah Gampong. Kepengurusan BUMG terdiri dari pemerintah

Gampong dan masyarakat.

Permodalan BUMG dapat berasal dari:

1. Pemerintah Gampong;

2. Tabungan masyarakat;

3. Bantuan pemerintah, , pemerintah provinsi dan pemerintah

kabupaten/kota;

4. Pinjaman; BUMG dapat melakukan pinjaman sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Pinjaman dapat dilakukan setelah mendapat

persetujuan BPD;

Page 32: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

30

5. Penyertaan modal pihak lain atau kerja sama bagi hasil atas dasar saling

menguntungkan.

Kekayaan/aset Gampong merupakan bagian dari keuangan Gampong,

karena pembentukan kekayaan Gampong dibiayai dari keuangan Gampong.Jenis-

jenis kekayaan/aset Gampong, antara lain:

1. Tanah kas Gampong;

2. Pasar Gampong;

3. Pasar hewan;

4. Tambatan perahu;

5. Bangunan Gampong;

6. Pelelangan ikan yang dikelola oleh Gampong; dan

7. Lain-lain kekayaan milik Gampong, yang dapat berupa:

a. Barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBG atau

APBD kabupaten/kota;

b. Barang yang berasal dari perolehan lainnya dan atau hibah dan

sumbangan dari pihak ketiga;

c. Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan perjanjian/kontrak

sesuai peraturan perundang- undangan;

d. Barang yang dihibahkan oleh pemerintah pusat, provinsi dan/atau

kabupaten/kota;

e. Barang yang diperoleh dari hasil kerjasama Gampong.

Pengelolaan kekayaan Gampong diarahkan untuk meningkatkan

pendapatan Gampong dengan mendapat persetujuan BPD.Jenis pemanfaatan

Page 33: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

31

kekayaan Gampong, dapat berupa sewa, pinjam pakai, kerjasama

pemanfaatan,atau bangun guna serah yang menguntungkan bagi kepentingan

masyarakat Gampong dan peningkatan pendapatan Gampong. Kepala

Gampong menyampaikan laporan hasil pengelolaan kekayaan Gampong kepada

Bupati/Walikota melalui Camat setiap akhir tahun anggaran dan/atau sewaktu-

waktu.

2.5.6 Teknik Penganggaran Gampong

Perencanaan dan penganggaran merupakan proses yang terintegrasi

sehingga output dari perencanaan adalah penganggaran. Proses perencanaan arah

dan kebijakan pembangunan Gampong tahunan dan rencana anggaran tahunan

(APBG) pada hakikatnya merupakan perencanaan instrumen kebijakan publik

sebagai upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena

pentingnya anggaran tersebut maka perencanaan anggaran/penyusunan anggaran

juga menjadi sesuatu yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan

Gampong.

APBG merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara Pemerintah

Gampong dan Badan Permusyawaratan Gampong tentang belanja yang ditetapkan

untuk melaksanakan kegiatan pemerintah dan pendapatan yang diharapkan

untuk menutup keperluan belanja tersebut atau pembiayaan yang diperlukan bila

diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus.

Dalam proses perencanaan anggaran dikenal adanya siklus anggaran yang

meliputi tiga tahap sebagai berikut.

Page 34: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

32

1. Tahap Persiapan Anggaran

Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar

taksiran pendapatan yang tersedia.Terkait dengan masalah tersebut, yang

perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran pengeluaran

hendaknya terlebih dahulu dilakukan penaksiran pendapatan secara

lebih akurat.

2. Tahap Pelaksanaan Anggaran

Setelah APBG disetujui, tahap berikutnya adalah pelaksanaan

anggaran.Dalam tahap pelaksanaan anggaran, hal terpenting yang harus

diperhatikan oleh pemerintah Gampong adalah dimilikinya sistem

informasi akuntansi dan pengendalian manajemen.

3. Tahap Pelaporan dan Evaluasi

Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi

anggaran.Tahap persiapan dan pelaksanaan anggaran terkait dengan aspek

operasional anggaran, sedangkan tahap pelaporan dan evaluasi terkait

dengan aspek akuntabilitas.

2.5.7 Prinsip Dasar APBG

APBG adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Gampong yang

dibahas dan disetujui bersama oleh Kepala Gampong dan BPD, dan ditetapkan

dengan Peraturan Gampong.

Fungsi APBG adalah:

Page 35: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

33

1. Fungsi otorisasi: APBG menjadi target fiskal yang menggambarkan

keseimbangan antara belanja, pendapatan, dan pembiayaan yang

diinginkansebagai dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja

Gampong pada tahun yang bersangkutan.

2. Fungsi perencanaan: APBG merupakan pernyataan kebijakan public

sebagai pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada

tahun yang bersangkutan.

3. Fungsi pengawasan: APBG menjadi pedoman pengendalian yang

memiliki konsekuensi hukum untuk menilai apakah kegiatan

penyelenggaraan pemerintahan Gampong sesuai dengan ketentuan yang

telah ditetapkan.

4. Fungsi alokasi: APBG harus diarahkan utk menciptakan lapangan

kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta

meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian Gampong.

5. Fungsi distribusi: kebijakan APBG harus memperhatikan rasa keadilan

dan kepatutan masyarakat.

6. Fungsi akuntabilitas: APBG memberi landasan penilaian kinerja

pemerintah Gampong; Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam

laporan keuangan pemerintah Gampong sebagai pernyataan

pertanggungjawaban pemerintah Gampong kepada publik.

Penyusunan APBG harus berdasarkan pada prinsip-prinsip berikut :

1. Anggaran Berbasis Kinerja

Page 36: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

34

Anggaran yang disusun dengan pendekatan kinerja mengutamakan

upaya pencapaian hasil kerja (output/outcome) dari perencanaan alokasi biaya

atau input yang telah ditetapkan. Hasil kerjanya harus sepadan atau lebih

besar dari biaya atau input yang telah ditetapkan. Selain itu harus mampu

menumbuhkan profesionalisme kerja di setiap unit yang terkait.

Anggaran kinerja berorientasi pada efisiensi pengelolaan internal program.

Anggaran inimengkaitkan belanja dan pendapatan dengan beban kerja.

Kelebihan penganggaran kinerjamemperlihatkan kegiatan dan tingkat

pelayanan yang diberikan. Anggaran kinerja memberikaninformasi

berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan produktivitas pelayanan yang

diberikan olehpemerintah atau lembaga lainnya. Disisi lain, anggaran kinerja

memberikan informasi untukpengambilan keputusan prioritas pelayanan.

Anggaran berbasis kinerja memusatkan perhatian pada pengukuran efisiensi hasil

kerja dengan tujuan memaksimumkan output yang dapat dihasilkan dari input

tertentu. Ciri-ciri anggaran berbasis kinerja:

a. Klasifikasi anggaran didasarkan pada program dan kegiatan.

b. Penekanan pada pengukuran hasil kerja.

c. Setiap kegiatan harus dilihat dari segi efisiensi dengan memaksimalkan

output

d. Memerlukan standar pengukuran hasil kinerja.

Keunggulan anggaran berbasis kinerja:

a. Memungkinkan pendelegasian wewenang dalam pengambilan keputusan.

Page 37: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

35

b. Merangsang partisipasi motivasi aktif unit-unit operasional melaluiproses

usul dari bawah dan penilaian anggaran yang bersifat aktual.

c. Meningkatkan fungsi perencanaan dan mempertajam pembuatankeputusan

pada setiap tingkat eksekutif.

d. Memungkinkan alokasi dana secara optimal karena setiap kegiatan selalu

dipertimbangkan dari segi efisiensi.

e. Dapat menghindarkan pemborosan.

Adapun kelemahan anggaran berbasis kinerja:

a. Cenderung menurunkan peran badan legislatif dalam proses perumusan

kebijaksanaan dan penentuan anggaran.

b. Tidak terdapat kejelasan tentang penanggung jawab dan siapa yang

menanggung dampak dari setiap keputusan.

c. Tidak semua kegiatan dapat distandarkan dan diukur secara kuantitatif.

2. Keadilan Anggaran

Merencanakan anggaran bukan saja menentukan sumber pendapatan dan

pengeluaran untuk kepentingan pembangunan saja, tetapi menetapkan komposisi

dan beban yang harus ditanggung langsung maupun tidak langsung oleh

masyarakat.Retribusi Gampong, dan pungutan Gampong lain yang dibebankan

kepada masyarakat harus mempertimbangkan tingkat kemampuan masing-

masing warga masyarakat untuk membayar.

Sumber pendapatan melalui pungutan Gampong jumlahnya sangat

terbatas.Ditinjau dari kemampuan relatif terbatas, maka anggaran harus ditetapkan

untuk hal-hal yang bersifat prioritas menyangkut kepentingan dan kebutuhan

Page 38: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

36

dasar masyarakat.Komposisi harus menggambarkan keseimbangan dan keadilan.

Pengeluaran tidak hanya untuk kepentingan individu, pemerintah atau kelompok

tertentu saja, tetapi harus proporsonal agar dapat dinikmati masyarakat, terutama

yang berkemampuan terbatas.Dengan demikian, anggaran harus mampu

menggambarkan nilai rasionalitas dalam menetapkan prioritas dan tingkat

pelayanan yang diterima masyarakat.

Untuk menyeimbangkan kedua kebijakan tersebut, Pemerintah Gampong

dapat melakukan diskriminasi tarif secara rasional guna menghilangkan rasa

ketidakadilan. Selain itu dalam mengalokasikan belanja Gampong juga harus

mempertimbangkan keadilan dan pemerataan agar dapat dinikmati oleh seluruh

lapisan masyarakat tanpa diskriminasi pemberian pelayanan.

3. Efektivitas dan Efisiensi

Prinsip ini meliputi tindakan pengendalian pembiayaan melalui

optimalisasi pemanfaatan, penghematan dan memperjelas kinerja program dalam

mempercepat target serta sasaran pembangunan tahunan.

Proses yang benar dalam perencanaan anggaran terlebih dahulu

menetapkan pokok kegiatan atau program yang akan dilaksanakan berdasarkan

rencana strategis Gampong, selanjutnya ditetapkan jumlah biaya yang

dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan pembangunan. Pada saat inilah,

masyarakat harus mampu menghitung rincian biaya yang diperlukan untuk

mencapai sasaran dengan mempertimbangkan

Page 39: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

37

Kondisi keuangan Gampong.Artinya dilakukan analisis tentang optimalisasi

anggaran untuk mempertemukan tujuan dan kemampuan pembiayaan Gampong,

sehingga terhindar dari pemborosan.

Tidak seluruh kepentingan dan kebutuhan pembangunan harus dipenuhi

tanpa mempertimbangkan keterbatasan pengelolaan dan pembiayaan.

Penganggaran yang baik akanmenetapkan jenis dan skala prioritas dalam

pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan.Dana yang tersedia harus

dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan peningkatan

pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal guna kepentingan masyarakat.

Oleh karena itu untuk dapat mengendalikan tingkat efisiensi dan

efektivitas anggaran, dalam perencanaan perlu diperhatikan:

a. Penetapan tujuan dan sasaran secara jelas,hasil dan manfaat, serta

indikator kinerja yang ingin dicapai;

b. Penetapan prioritas kegiatan dan penghitungan beban kerja, serta

penetapan harga satuan yang rasional.

4. Surplus Dan Defisit Anggaran

Paling tidak terdapat dua sistem penganggaran Gampong yaitu sistem

anggaran berimbang dan defisit.Keduanya diterapkan sesuai dengan kemampuan

Gampong bersangkutan. Sistem anggaran berimbang artinya dalam menetapkan

komponen pendapatan dan pengeluaran atau belanja harus memperhatikan

keseimbangan antara pengeluaran rutin dan pembangunan dengan penerimaan

keuangan Gampong. Sistem anggaran defisit dalam penerapannya dilakukan

dengan menetapkan pengeluaran atau belanja pembangunan dengan kemampuan

Page 40: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

38

penerimaan Gampong secara realistis baik yang bersumber dari pendapatan asli

Gampong maupun dukungan dari pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat.

Jika target anggaran tidak berhasil dicapai sesuai kebutuhan rencana

pembangunan, maka perlu dilakukan perubahan yang bersifat taktis dan strategis

agar sasaran anggaran berjalan dapat tercapai. Di sisi lain, kelebihan target

penerimaan tidak harus selalu dibelanjakan, sehingga antara penerimaan dan

belanja terjadi surplus atau defisit. Apabila terjadi surplus, Gampong dapat

membentuk cadangan, sedangkan terjadi defisit anggaran, maka harus ditutup

sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan, misalnya melalui pinjaman

Gampong atau sumber lain di mana pemerintah Gampong mampu

mengembalikannya.

5. Disiplin Anggaran

Beberapa prinsip dalam disiplin anggaran yang perlu diperhatikan

antara lain:

a. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara

rasional dan dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan sedangkan

belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja

yang diizinkan. Artinya tidak dibenarkan pemerintah Gampong atau

pelaksanamenggunakan biaya untuk pelaksanaan proyek di luar batas pagu

dan pos anggaran yang telah ditetapkan.

b. Penganggaran pengeluaran harus didukung adanya kepastian tersedianya

penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan

Page 41: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

39

kegiatan yang belum tersedia dan atau tidak mencukupi kredit

anggarannya dalam APBG/perubahan APBG ; dan

c. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang

bersangkutan harus dianggarkan dalam APBG dan dilakukan melalui

rekening kas Gampong.

6. Taat Asas

Penyusunan APBG sebagai kebijakan Gampong yang ditetapkan dengan

peraturan Gampong harus mengikuti asas-asas :

1. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih

tinggi mengandung arti bahwa apabila pendapatan, belanja dan

pembiayaan yang dicantumkan dalam rancangan peraturan Gampong

tersebut telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, yang diakui

keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat sepanjang

diperintahkan oleh peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi.

Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi yang dimaksud

mencakup kebijakan yang berkaitan dengan keuangan daerah.

2. Tidak bertentangan dengan kepentingan umum mengandung arti bahwa

rancangan peraturan Gampong tentang APBG lebih diarahkan agar

mencerminkan keberpihakan kepada kebutuhan dan kepentingan

masyarakat (publik) dan bukan membebani masyarakat. Peraturan

Gampong tidak boleh menimbulkan diskriminasi yang dapat

mengakibatkan ketidakadilan, menghambat kelancaran arus barang dan

pertumbuhan ekonomi masyarakat, pemborosan keuangan/memicu

Page 42: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

40

ketidakberdayaan masyarakat kepada pemerintah Gampong dan

menganggu stabilitas keamanan serta ketertiban masyarakat yang secara

keseluruhan menganggu jalannya penyelenggaraan pemerintahan di

Gampong.

3. Tidak bertentangan dengan peraturan Gampong lainnya mengandung

arti bahwa apabila kebijakan yang dituangkan dalam peraturan Gampong

tentang APBG tersebut telah sesuai dengan ketentuan peraturan Gampong

sebagai penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan yang

lebih tinggi dengan memperhatikan ciri khas masing-masing Gampong.

Sebagai konsekuensinya, rancangan peraturan Gampong tersebut harus

sejalan dengan pengaturannya tentang pokok-pokok pengelolaan

keuangan Gampong.

7. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran

APBG yang disusun harus dapat menyajikan informasi secara terbuka,

jelas dan mudah diakses oleh masyarakat mengenai tujuan, sasaran, sumber

pendanaan pada setiap jenis objek belanja serta hubungan antara besaran

anggaran dengan manfaat dan hasil yang ingin dicapai dari suatu kegiatan yang

dianggarkan. Anggota masyarakat memiliki hak dan akses yang sama untuk

mengetahui proses anggaran karena menyangkut aspirasi dan kepentingan

masyarakat, terutama pemenuhan kebutuhan masyarakat. APBG yang disusun

harus mampu menunjukkan informasi yanglengkap untuk kepentingan

pemerintah, pelaksanaan kegiatan, dan masyarakat.Penggunaan anggaran harus

dipertanggungjawabkan dan dikontrol melalui mekanisme pelaporan yangtelah

Page 43: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

41

ditetapkan.Masyarakat juga berhak untuk menuntut pertanggungjawaban atas

rencana ataupun pelaksanaan anggaran tersebut.

Transparansi dan pengetahuan masyarakat yang memadai tentang

prosespenyusunan dan penetapan pos-pos anggaran akan mendorong kinerja dan

kontrol publikterhadap pelaksanaan pembangunan.Anggaran yang telah

ditetapkan dan disetujui harus dilaksanakan melalui mekanisme danprosedur yang

jelas.Akuntabilitas perencanaan danpelaksanaan anggaran merupakan keharusan

sebagai wujud pertanggungjawaban pemerintah Gampong kepada masyarakat.

8. Partisipasi Masyarakat

Hal ini mengandung makna bahwa pengambilan keputusan dalam proses

penyusunan dan penetapan APBG sedapat mungkin melibatkan partisipasi

masyarakat sehingga masyarakat mengetahui hak dan kewajibannya dalam

pelaksanaan APBG. Penyusunan dan penetapan APBG bukan menjadi

tanggung jawab pemerintah Gampong dan BPD saja,melainkan melalui

keterlibatan masyarakat.Rencana pembangunan dan kebutuhan biayapelaksanaan

sangat erat kaitannya dengan kepentingan masyarakat, sehingga

dalammenentukan sumber pendapatan dan pengeluaran harus dilakukan

secara terbuka.Masyarakatharus mampu membaca dan memahami fungsi

anggaran dalam konteks rencana jangkapanjang Gampong.

9. Kemandirian

Pada dasarnya rencana pembangunan Gampong merupakan prakarsa

masyarakat secara swadaya untuk mencapai tujuan dan harapan yang dicita-

citakan.Demikian halnya dalam menyusun anggaran, prinsip kemandirian menjadi

Page 44: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

42

pilar utama agar Gampong mampu mewujudkan visi, misi dan

tujuannya.Pemerintah Gampong harus mampu meningkatkan pendapatan asli

Gampong secara rasional dan tidak membebani perekonomian masyarakat.

Menggali sumber pendapatan Gampong secara optimal dan penerapan efisiensi

pengeluaran pembangunan, melaluistrategi pembiayaan yang tepat, sehingga

mengurangi ketergantungan terhadap bantuan pemerintah.

Jadi dapat kita lihat secara komfrehensif bahwa Sumber pendapatan

Gampongterdiri dari pendapatan asli Gampong, bagi hasil pajak daerah

kabupaten/kota, bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah,

bantuan keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah

kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan, serta hibah dan

sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat. Siklus APBG meliputi tiga

tahapyaitu tahap persiapan anggaran, tahappelaksanaan anggarandan tahap

pelaporan dan evaluasianggaran. Terdapat empat teknik dasar penganggaran

dalam penyusunan APBG.

Prinsip dasar penyusunan APBG terdiri dari anggaran berbasis kinerja,

keadilan anggaran, efektivitas dan efisiensi, surplus dan defisit anggaran, disiplin

anggaran,taat asas, transparansi dan akuntabilitas anggaran, partisipasi masyarakat

dan kemandirian.

Page 45: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab penelitian ini adalah

metode deskriptif Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2004: h. 44) memberikan

pengertian penelitian deskriptif sebagai penelitian yang berusaha untuk

menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia

juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi; ia juga bersifat

komperatif dan korelatif. Sudarwan Damin (2002: h. 41) memberikan beberapa

ciri dominan dari penelitian deskriptif yaitu:

a. Bersifat mendeskripsikan kejadian atau peristiwa yang bersifat faktual.

Adakalanya penelitian ini dimaksudkan hanya membuat deskripsi atau

narasi semata-mata dari suatu fenomena.

b. Dilakukan secara survei. Oleh karena itu penelitian deskriptif sering

disebut juga sebagai penelitian survei.

c. Bersifat mencari informasi faktual dan dilakukan secara mendetail.

d. Mendiskripsikan subjek yang sedang dikelola oleh kelompok orang

tertentu dalam waktu yang bersamaan.

3.1.1 Pendekatan Kualitatif

Suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada

metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada

pendekatan ini, prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

Page 46: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

44

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati dan perilaku yang

diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat

penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen pokok. Oleh

karena hal itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas agar

dapat melakukan wawancara secara langsung terhadap responden, menganalisis,

dan mengkontruksikan obyek yang diteliti agar lebih jelas. Penelitian ini lebih

menekankan pada makna dan terikat nilai.

3.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

3.2.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan data

primer dan data skunder.

1. Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung di

lapangan untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan

masalah yang diteliti seperti :

a. Metode wawancara mendalam, yaitu dengan cara memberikan

pertanyaan langsung kepada sejumlah pihak terkait yang didasarkan pada

percakapan dibutuhkan. Metode wawancara ditujukan untuk informan

penelitian yang telah ditetapkan. wawancara yang digunakan dalam

penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Harsono (2009)

menyatakan "wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab

sambil bertatap dengan muka antara pewawancara dengan informan atau

orang yang diwawancara, dengan atau tanpa menggunakan pedoman

Page 47: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

45

(guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam

kehidupan sosial yang relatif lama".

b. Metode observasi. Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat

memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat

dipahami dalam konteksnya. Nawani & Martini (1991) mengatakan

bahwa "observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik

terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala

dalam objek penelitian. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi

terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek

dengan peneliti dan halhal yang dianggap relevan sehingga dapat

memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara".

2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang

memperkuat data primer seperti:

a. Studi kepustakaan, Yang dimaksud dengan studi kepustakaan adalah segala

usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang

relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi

itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-

karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan,ketetapan-ketetapan,

buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun

elektronik lain. Untuk melakukan studi kepustakaan, perpustakaan

merupakan suatu tempat yang tepat guna memperoleh bahan-bahan dan

informasi yang relevan untuk dikumpulkan,dibaca dan dikaji, dicatat dan

dimanfaatkan (Roth: 1986). Seorang peneliti hendaknya mengenal atau tidak

Page 48: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

46

merasa asing dilingkungan perpustakaan sebab dengan mengenal situasi

perpustakaan, peneliti akan dengan mudah menemukan apa yang diperlukan.

Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan peneliti mengetahui sumber-

sumber informasi tersebut,misalnya kartu katalog, referensi umum dan

khusus, buku-buku pedoman, buku petunjuk; laporan-laporan penelitian,

tesis, disertasi, jurnal, ensiklopedi, dan bahan-bahan khusus lain. Dengan

demikian peneliti akan memperoleh informasi dan sumber yang tepat dalam

waktu yang singkat.

b. Dokumentasi, dokumen adalah sesuatu yang tertulis atau tercatat yang dapat

dipakai sebagai bukti atau keterangan (WJS. Porwodarminto. 1984: 256). Jadi

pengertian metode dokumentasi adalah suatu cara untuk memperoleh data

dengan jalan mengambil atau mengutip catatan/ dokumen dari suatu kejadian

atau peristiwa, baik berupa tulisan, gambar atau rekaman yang disimpan.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada. objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan

yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa

sehingga observasi berada bersama objek yang diselediki disebut observasi

langsung. Sedang observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan

tidak pada saatperistiwa suatu peristiwa yang akan diselediki. (Maman Rachman

1999: h. 77).

Pentingnya pengamatan ini dilakukan adalah untuk melihat sejauh

Page 49: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

47

bagaimana mekanisme penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan Dan Belanja

Gampong (RAPBG). Persiapannya ini berupa data tertulis dan tidak tertulis,

laporan gampong dan catatan lainnya yang berhubungan dengan mekanisme

penyusunan RAPBG Blang Baro..

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Pelaksanaannya

dilakukan pada Gampong Blang Baro. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,

yaitu –wawancara (inteiviewer) atau yang mengajukan pertanyaan, dan yang

diwawancarai (interviewee), atau yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu

(Moleong, 2002: h. 137).

3. Penentuan Informan

penelitian ini meliputi tiga macam yaitu (1) informan kunci (key informan)

yaitu mereka yang mengetahui dan memilki berbagai informasi pokok yang

diperlukan dalam penelitian, (2) informan utama, yaitu mereka yang terlibat

langsung dalam interaksi sosial yang diteliti, (3) informan tambahan, yaitu mereka

yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam

interaksi interaksi sosial yang sudah diteliti. (Sugiono, 2006: h. 171-172).

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menentukan informan dengan

menggunakan teknik tujuan yaitu: penentuan informan tidak didasarkan atas

strata, pedoman atau wilayah, tetapi berdasarkan adanya tujuan tertentu yang tetap

berhubungan dengan permasalahan penelitian, maka peneliti dalam hal ini

menggunakan informan penelitian yang terdiri dari informan kunci dan informan

pendukung, informan yang dimaksud disini adalah mereka yang berasal dari

gampong blang baro dan terilabat secara langsung dalam proses penyusunan

Page 50: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

48

RAPBG di Blang Baro

4. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan hanya sebagai pelengkap

dari teknik pengumpul data lainnya. Data-data yang diambil dari dokumen hanya

meliputi gambaran umum wilayah penelitian, yang diperoleh dari data monografi

gampong Blang Baro yang meliputi luas wilayah, jumlah penduduk, tingkat

pendidikan, sarana pendidikan, dan prasarana umum.

3.3 Instrumen Penelitian

Penelitian yang menggunakan metode kualitatif, adalah suatu metode

penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alami, maka

peneliti adalah sebagai instrumen kunci (Moleong, 2002:h. 4), peneliti merupakan

skenario penelitian Berta langsung turun kelapangan melakukan pengamatan dan

wawancara dengan informan.

Penggunaan peneliti sebagai instrumen penelitian untuk mendapatkan data

yang kredibel / absah. Namun, untuk membantu kelancaran dalam

melaksanakannya, penelitian im juga didukung oleh instrumen pembantu berupa

panduan wawancara. Oleh karena itu, sebelum turun ke lapangan, maka peneliti

akan menyiapkan panduan wawancara untuk memudahkan pelaksanaan penelitian

di lapangan. Alat bantu yang digunakan dalarn pengumpulan data yaitu

dokumen,laporan dan lain sebagainya.

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

Page 51: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

49

dan dapat dirumuskan hipotesis kerja (Moleong, h. 2001: 103). Analisis data

menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana pembahasan penelitian serta

hasilnya diuraikan melalui kata-kata berdasarkan data empiris yang diperoleh.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kualitatif, maka

analisis data yang digunakan non statistik.

Analisis data dalam kualitatif berlangsung secara interaktif, di mana pada

setiap tahapan kegiatan tidak berjalan sendiri-sendiri Meskipun tahap penelitian

dilakukan sesuai dengan kegiatan yang direncanakan, akan tetapi kegiatan initetap

harus dilakukan secara berulang antara kegiatan pengumpulan data, reduksi data,

penyajian data serta verifikasi data atau penarikan suatu kesimpulan.

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, digunakan langkah-langkah

atau alur yang terjadi bersamaan yaitu pengumpulan data , reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan atau alur verifikasi data (Miles, 1992: h. 15-19).

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data adalah mencari dan mengumpulkan data yang

diperlukan yang dilakukan terhadap berbagai jenis dan bentuk data yang, ada di

lapangan kemudian data tersebut dicatat.

2. Reduksi data

Reduksi adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang

tertulis di lapangan (Miles dan Huberman, 1992: h. 17).

Reduksi data ini bertujuan untuk menganalisis data yang lebih

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data agar

diperoleh kesimpulan yang dapat ditarik atau diverifikasi.

Page 52: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

50

3. Penyajian data

Penyajian data adalah pengumpulan informasi tersusun yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan (Miles dan

Huberman, 1992: 18). Dalam hal ini, data yang telah dikategorikan tersebut

kemudian diorganisasikan sebagai bahan penyajian data. Data tersebut disajikan

secara deskriptif yang didasarkan pada aspek yang diteliti yaitu Analisis

Mekanisme Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong.

4. Verifikasi data atau penarikan kesimpulan

Verifikasi data adalah sebagian dari suatu kegiatan utuh, artinya

makna-makna yang muncul dari data telah disajikan dan diuji kebenarannya,

kekokohannya dan kecocokannya (Miles dan Huber-man, 1992: 19). Penarikan

kesimpulan berdasarkan pada pemahaman terhadap data yang disajikan dan dibuat

dalam pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu pada pokok

permasalahan yang diteliti.

3.5 Uji Kredibilitas Data

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian

kualitatif antara .lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan

ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, dan

member check. Digunakannya uji ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang

lebih mendalam mengenai subyek penelitian (Sugino, 2008-270).

Adapun pengujian kredibilitas data adalah sebagai berikut:

1. Perpanjangan Pengamatan

Page 53: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

51

Perpanjangan pengamatan perlu dilakukan karena berdasarkan

pengamatan yang telah dilakukan, dirasakan data yang diperoleh masih kurang

memadai. Menurut Moleong (2007: h. 327) perpanjangan pengamatan berarti

peneliti,tinggal dilapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data

tercapai.

2. Peningkatan Ketekunan

Peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih

mendalam untuk memperoleh kepastian data. Meningkatkan ketekunan dilakukan

dengan membaca berbagai referensi baik buku maupun dokumen yang terkait

dengan temuan yang diteliti sehingga berguna untuk memeriksa data apakah benar

dan bisa dipercaya atau tidak

3. Triangulasi

Triangulasi dimaksudkan untuk mendapatkan keterangan dari beberapa

pihak secara terpisah namun dengan karakteristik yang sama, kemudian hasilnya

di cross check antara jawaban yang satu dengan jawaban yang lain. Triangulasi

dalam penelitian ini dilakukan terhadap orang tua dan sahabat dekat responder.

Dari hasil jawaban dari beberapa pihak tersebut kemudian dilihat kesamaan dan

perbedaannya, sehingga dapat dilihat penerimaan diri berdasarkan pengalaman

psikologis obesitas dari orang yang satu dengan yang lain.

4. Pemeriksaan Teman Sejawat

Pemeriksaan teman sejawat dilakukan dengan mendiskusikan data hasil

temuan dengan rekan-rekan sesama mahasiswa maupun teman yang bukan

mahasiswa. Melalui diskusi ini diharapkan akan ada saran atau masukan yang

Page 54: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

52

berguna untuk proses penelitian.

Pengujian kredibilitas data (credibility) bertujuan untuk menilai kebenaran

dari temuan penelitian kualitatif Kredibilitas ditunjukkan ketika partisipan

mengungkapkan bahwa transkrip penelitian memang benar-benar sebagai

pengalaman dirinya sendiri.

Page 55: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Adapun gambaran umum Gampong Blang Baro adalah sebagai berikut:

4.1 Batas Gampong Blang Baro:

Adapaun batas Gampong Blang Baro adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Alue Bilie

Sebelah Selatan : Geulanggang Gajah

Sebelah Timur : PT Socfindo

Sebelah Barat : Kuta Tring

4.2 Perkembangan Kependudukan

Tabel 4.1 Perkembangan Penduduk

Jumlah PendudukLaki-laki(Orang)

Perempuan(Orang)

JumlahTotal

Jumlah penduduk tahun ini 431 580 1011Jumlah penduduk tahun lalu 402 560 962Persentase perkembangan (%)

Jumlah KeluargaKK Laki-

lakiKK

PerempuanJumlahTotal

Jumlah Kepala Keluarga Tahun Ini 100 131 231Jumlah Kepala Keluarga Tahun Lalu 102 138 240Persentase Perkembangan (%)Sumber: profil Gampong Blang Baro

4.3 Struktur Mata Pencaharian Menurut Sektor

Tabel 4.2 Mata Pencaharian Penduduk

Sektor Mata Pencaharian

JumlahPemilikUsaha

(Orang)

JumlahPemilikUsaha

Perorang

JumlahBuruh/Ka

ryawanPengump

Page 56: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

54

an(Orang)

ul(Orang)

1. Pertanian - - -2. Perkebunan 10 10 253. Peternakan - - -4. Perikanan - - -5. Kehutanan 2 2 46. Pertambangan dan Bahan Galian C - - -7. Perdagangan 20 20 3

Sumber: profil Gampong Blang Baro

4.4 Peran serta Masyarakat dalam Pembangunan

Tabel 4.3 Keikutsertaan pendudukan dalam pembangunan

1. Musyawarah Perencana Pembangunan Desa/Kelurahan/ Musrenbangdes/Kelurahan- Jumlah musyawarah perencanaan pembangunan

tingkat Desa/Kelurahan yang dilakukan pada tahunini, termasuk di tingkat dusun dan lingkungan

10 kali

- Jumlah kehadiran masyarakat dalam setiap kalimusyawarah tingkat dusun/lingkungan dandesa/kelurahan

50 %

- Jumlah peserta laki-laki dalam Musrenbangdes didesa/kelurahan

35 %

- Jumlah peserta perempuan dalam Musrenbangdes didesa dan kelurahan

40 %

- Jumlah Musyawarah Antar Desa dalam perencanaanpembangunan yang dikoordinasikan Kecamatan

50 %

2. Peranserta masyarakat dalam Pelaksanaan danPelestarian Hasil Pembangunan- Jumlah masyarakat yang terlibat dalam pelaksanaan

pembangunan fisik di desa dan kelurahan sesuai hasilMusrenbang

30 %

- Jumlah penduduk yang dilibatkan dalam pelaksanaanproyek pada karya oleh pengelola proyek yangditunjukan pemerintah desa/kelurahan ataukabupaten/kota

50 %

- Jumlah kegiatan yang masuk desa/kelurahan di luaryang telah direncanakan dan disepakati masyarakatsaat Musrenbang

70 %

- Usulan masyarakat yang disetujui menjadi RencanaKerja Desan dan Kelurahan

90 %

- Usulan Pemerintahan Desa dan Kelurahan yangdisetujui menjadi Rencana Kerja Desa/Kelurahan

90 %

- Usulan Rencana kerja program dan kegiatan daripemerintah kabupaten/kota/provinsi dan pusat yangdibahas saat Musrenbang dan disetujui untuk

90 %

Page 57: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

55

dilaksanakan di desa dan kelurahan oleh masyarakatSumber: profil Gampong Blang Baro

4.5 Orbitasi

Tabel 4.4 Orbitasi Gampong Blang Baro

1. Jarak ke ibukota kecamatan 0,5 Km2. Lama jarak tempuh ke ibukota kecamatan dengan kendaraan

bermotor0,08 Jam

3. Lama jarak tempuh ke ibukota kecamatan dengan berjalankaki atau kendaraan non bermotor

0,5 Jam

4. Jarak ke ibukota kabupaten/kota 45 Km5. Lama jarak tempuh ke ibukota kabupaten dengan kendaraan

bermotor1,5 Jam

6. Lama jarah tempuh ke ibukota kabupaten dengan berjalankaki atau kendaraan non bermotor

5 Jam

7. Jarak ke ibukota provinsi +340 Km8. Lama jarak tempuh ke ibukota provinsi dengan berjalan kaki

atau kendaraan non bermotor147 Jam

Sumber: profil Gampong Blang Baro

4.6 Pendidikan

Tabel 4.5 Tingkat Pendidikan Masyarakat Gampong Blang Baro

Tingkat Pendidikan Laki-laki(Orang)

Perempuan(Orang)

1. Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 50 402. Usia 3-6 tahun yang sedang TK/play

group20 10

3. Usia 7-18 tahun yang tidak pernahsekolah

50 40

4. Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 27 185. Usia 18-56 tahun tidak pernah sekolah 31 146. Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi tidak

tamat31 27

7. Tamat SD/sederajat 42 338. Jumlah usia 12-56 tahun tidak tamat

SLTP22 13

9. Jumlah usia 18-56 tahun tidak tamatSLTA

17 13

10. Tamat SMP/sederajat 19 1111. Tamat D3/sederajat 5 312. Tamat S1/sederajat 7 613. Tamat S2/sederajat 1

Jumlah 342 233Jumlah Total 576Sumber: profil Gampong Blang Baro

Page 58: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

56

4.7 Struktur Gampong Blang Baro

Adapun struktur gampong Blang Baro adalah sebagai berikut:

Keuchik : Cut Khairawati (PJ)

Sekretaris Gampong : Cut Khairawati

Kaur Pemerintahan : Saiful MB

Kaur Pemb. & Kesra : Jamal

Kaur Umum & keuangan : Suratmin

4.2 Hasil

Berlakunya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa bertujuan

memberikan pengakuan dan kejelasan kepada desa akan status dan kedudukannya

dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, Negara memberikan

kewenangan Desa dalam melestarikan adat dan tradisi serta budaya masyarakat

Desa. Desa juga diberikan kewenangan dalam pembangunan untuk memprakasa

dan peran partisipasi yang besar dalam rangka menggali potensi Desa dengan

mendorong Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka serta

bertanggungjawab dalam melaksanakan kegiatan di Desa dengan tujuan

memberikan pelayanan prima kepada masyarakat yang akhirnya memberikan

kesejahteraan bersama dan menempatkan Desa sebagai subjek dari pembangunan.

Kedudukan ini memberikan angin segar kepada Desa dalam proses percepatan

dan pemberdayaan masyarakat di Gampong.

Berdasarkan gambarang di atas berikut ini wancara yang dilakukan dengan

PJ Keuchik Gampong Blang Makmeu yaitu ibu Cut Khairawati yang penulis

lakukan pada saat penelitian:

1. Penyusunan Anggaran Penerimaan dan Belanja Gampong

Page 59: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

57

Wawancara pertamma dilakukan dengan keuchik, berikut kutipan

wawancara yang penulis lakukan:

“ setiap tahun gampong kuta blang mengadakan penyusunan

anggaran, karena setiap tahun pula melakukan pembangunan baik

itu infastruktur maupun pemberdayaan masyarakat, penyusunan

anggaran mufakat/musyawarah dan keputusan bersama yang

difasilitasi oleh perangkat Gampong dan diikuti oleh seluruh

masyarakat gampong yang diberikan kesempatan yang sama”.

(wawancara dilakukan pada tanggal 12 Juli 2014)

2. Mekanisme Penyusunan Anggaran Penerimaan Dan Belanja Gampong

Selanjutnya dalam wawancaa mengenai mekanisme penyusunan gampong

yang dilakukan di gampong blang luah ibu keuchik menjelaskan bahwa:

“Berdasarkan musyawarah desa yang melibatkan Unsur-unsur

yang terkait.RAPBG. Setelah penyusunan lalu disahkan oleh kunci

Kampung dan di SK kan rumah jangan diajukan ke Kecamatan

untuk diantar dan diprioritaskan” . (wawancara dilakukan pada

tanggal 12 Juli 2014)

3. Elemen yang terlibat dalam Penyusunan Anggaran Penerimaan Dan Belanja

Gampong

Dalam wawancara selanjutnya tentang keterlibatan masyarakat gampong

keuchik menjelaskan:

“ Mereka yang terlibat selama ini dalam penyusunan anggaran gampong

yaitu Aparat Gampong, Tuha dan Anggota Tuha Peut, Kaur Pemerintah,

Kaur Keuangan, Masyarakat dimana didalamnya terdapat unsur

Page 60: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

58

perempuan dan pemuda yang ada di gampong blang makmue” (wawancara

dilakukan pada tanggal 12 Juli 2014)

4. Peran dan tugas yang diberikan oleh pemerintah gampong dalam Penyusunan

Anggaran Penerimaan Dan Belanja Gampong

Selanjutnya wawancara dilakukan tentang tugas dan peran yang dilakukan

oleh pemerintah gampong dalam penyusunan APBG yang selama ini dilakukan,

beliau menuturkan bahwa:

“Untuk melakukan memfasilitasi setiap ada musyawarah.

Bertanggung jawab setiap ada penyelewengan yang dilakukan oleh

anggota maupun aparat Gampong. Melakukan Audit dan

pengawasan agar tetap sama dan tugas yang dilakukan”.

(wawancara dilakukan pada tanggal 12 Juli 2014)

5. Pedoman ada yang digunakan oleh pemerintah gampong dalam melakukan

Penyusunan Anggaran Penerimaan Dan Belanja Gampong

Kemudian dalam wawancara yang penulis lakukan yaitu mengenai

pedoman penyusunan anggaran penerimaan dan belanja gampong, beliua

menjelaskan bahwa:

“ Ada buku pedoman yang diberikan untuk melakukan

penyusunan anggaran sesuai aturan yang baku. Sesuai teknis dan

pelatihan yang sudah di pelajari di tingkat kecamatan”.

(wawancara dilakukan pada tanggal 12 Juli 2014)

Selanjutnya belian menjelaskan mengenai tatacara secara

keseluruhan dalam penyusunan anggaran penerimaan dan belanja

gampong:

Page 61: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

59

“ Tata cara pelaporan Alokasi Dana Gampong, Dana Gampongdan Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah ke Gampong diaturdengan Peraturan Bupati. Tata cara pelaporan dan penggunaandana diatur sesuai dengan ketentuan pengelolaan keuangan daerahdan keuangan Gampong. Khusus pelaporan Dana Gampong untuksemester I dilakukan paling lambat minggu keempat bulan Juli,Sedangkan untuk semester II paling lambat minggu keempat bulanJanuari tahun berikutnya.Kepala daerah menyampaikan laporankonsolidasi penyaluran Dana Gampong dengan tembusan kekementerian paling lambat minggu keempat bulan Maret tahunanggaran berikutnya. Keterlambatan penyampaian laporan akanmengakibatkan penundaan penyaluran Dana Gampong ke RKUD,di tingkat Kabupaten Natuna penyampaian laporan diatur lebihketat dengan tujuan agar sistem pengendalian intern dapat berjalandengan maksimal sehingga terjadinya penyelewengan dapatdihindari.Dalam pelaksanaanya, kewajiban Gampong adalah jugamenyampaikan Laporan Konfirmasi Dana Transfer ke Gampongagar r penyaluran dari RKUD ke Rekening Kas Gampong dapatdisajikan secara akuntabel”. (wawancara dilakukan pada tanggal12 Juli 2014)

6. Prioritas pembangunan di Gampong Blang Baro

Dalam skala prioritas pembangunan di gampong blang baro beliau

menjelaskan bahwa:

“Infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, pengembangan potensi

masyarakat sesuai bidang masing-masing”. (wawancara dilakukan

pada tanggal 12 Juli 2014)

4.3 Pembahasan

Dana Desa adalah Dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara yang diperuntukan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan

kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Ketentuan yang mengatur Dana

Desa adalah Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa

yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai

Page 62: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

60

pelaksanaan dari ketentuan Pasal 72 ayat (1) huruf b dan ayat (2) dari Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Pengalokasian Dana Desa dihitung

berdasarkan jumlah desa dan dialokasikan dengan memperhatikan jumlah

penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis.

Perubahan bentuk otonomi daerah dalam era reformasi ini ditandai dengan

pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah

Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan.

Pelaksanaan otonomi daerah memberikan kewenangan yang luas, nyata dan

bertanggung jawab kepada daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat berdasarkan aspirasi dan prakarsa masyarakaat di daerah

setempat disertai dengan pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya

alam secara adil melalui perimbangan keuangan pusat dan daerah.

Pemerintahan Gampong sebagai suatu bentuk pemerintahan terendah yang

otonom, agar dapat melaksanakan otonomi dengan baik, maka penyelenggaraan

pemerintahannya harus memiliki faktor utama yang dikatakan berotonomi

adalah faktor sumber daya manusia sebagai pelaksananya, faktor keuangan,

faktor sarana dan prasarana penunjang serta kelembagaan. Pemerintah Gampong

yang keberadaannya berhubungan langsung dengan masyarakat dan sebagai ujung

tombak pembangunan, maka pemerintahan desa semakin dituntut kesiapannya

baik dalam hal merumuskan kebijakan Gampong (dalam bentuk peraturan

Gampong), merencanakan pembangunan desa yang disesuaikan dengan situasi

dan kondisi serta dalam memberikan pelayanan rutin kepada masyarakat.

Salah satu faktor yang sangat penting dalam penyelenggaraan

otonomi tersebut adalah faktor keuangan, karena penyelenggaraan pemerintahan

desa memerlukan biaya untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan,

Page 63: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

61

pembangunan dan pelayanan masyarakat. Semakin besar jumlah uang yang

dipunyai Gampong semakin banyak pula kegiatan yang dapat dilaksanakan.

Desa sebagai daerah otonom harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk

menggali sumber keuangan atau pendapatan, mengelola dan menggunakan

keuangan sendiri, dengan kata lain adanya kemandirian atau otonomi Gampong

dalam mengelola anggaran dan pendapatan dan belanja Gampong. Pengelolaan

keuangan Gampong menyangkut dengan kekayaan Gampong, penyusunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong.

Implementasi otonomi daerah bagi desa akan menjadi kekuatan bagi

pemerintah desa untuk mengurus, mengatur dan menyelenggarakan rumah

tangganya sendiri, sekaligus bertambah pula beban tanggung jawab dan

kewajiban desa, namun demikian penyelenggaraan pemerintahan tersebut tetap

harus dipertanggungjawabkan. Pertanggungjawaban yang dimaksud diantaranya

adalah pertanggungjawaban dalam pengelolaan anggaran desa.

Berdasarkan hal tersebut, desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan

mengurus masyarakat setempat sesuai kondisi sosial dan budaya termasuk dalam

pengaturan keuangan. Penyelenggaraan pemerintahan desa diharapkan dapat

mendorong peningkatan kapasitas dan kemandirian melalui partisipasi

masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya untuk mencapai kesejahteraan

masyarakat. Pelaksanaannya diwujudkan dalam bentuk sistem pemerintahan

yang mengatur rencana pengembangan jangka panjang, kebijakan dan

peraturan desa serta sumber pembiayaan pembangunan. Oleh karena itu, perlu

adanya pengaturan secara tegas dan konsisten tentang anggaran biaya

pembangunan Gampong baik di tingkat nasional hingga daerah. Kewenangan

daerah untuk mengatur proporsi anggaran pembangunan desa sangat penting

Page 64: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

62

sebagai wujud keberpihakan kepada masyarakat Gampong.

Pelaksanaan otonomi desa mendorong pemerintah dan masyarakat

Gampong untuk lebih mandiri dalam mengatur dan mengurus rumah tangga

Gampong, termasuk dalam hal ini adalah mengatur dan mengurus Anggaran

dan Pendapatan Belanja Desa (APBD Gampong), Pendapatan Asli Gampong

(PAG Gampong) sebagai salah satu sumber anggaran penerimaan atau

pendapatan Gampong memainkan peran yang sangat penting dalam

pembangunan Gampong, dan bagi pelaksanaan otonomi Gampong.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBG Gampong) merupakan

bagian integral dari perangkat kebijakan pembangunan dan rumah

tangga desa. Dalam mendukung pelaksanaan pembangunan di desa

diperlukan kepastian biaya yang berasal dari berbagai sumber baik

pemerintah, swasta maupun masyarakat setempat. Dalam UU nomor 32/2004

dalam menyelenggarakan pemerintahan, pemerintahan menggunakan asas

desentralisasi, tugas pembantuan, dan dekonsentrasi sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Dalam undang- undang tersebut diatur

tentang desa sebagai kesatuan hukum yang memiliki kewenangan untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-

usul, adat istiadat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan

berada di dalam wilayah kabupaten.

Sistem pengelolaan dana desa yang dikelola oleh pemerintah desa

termasuk didalamnya mekanisme penghimpunan dan pertanggungjawaban

merujuk pada Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Dalam aturan

tersebut dijelaskan bahwa pendanaan pembangunan yang dilakukan oleh

Page 65: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

63

pemerintah daerah termasuk didalamnya pemerintah desa menganut prinsip

money follows function yang berarti bahwa pendanaan mengikuti fungsi

pemerintahan yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab masing-masing

tingkat pemerintahan. Dengan kondisi tersebut maka transfer dana menjadi

penting untuk menjaga/menjamin tercapainya standar pelayanan publik

minimum (Simanjuntak, hal. 21; 2002).

APBD Gampong adalah instrusmen penting yang sangat menentukan

tewujudnya tata pemerintahan yang baik (Good Governance) di desa. Tata

pemerintahan yang baik antara lain dapat diukur melalui proses penyusunan dan

pertanggungjawaban APBD Gampong. Sebagai pemegang otonomi asli, desa

bisa mengambil prakrasa dan inisiatif dalam mengelola keuangan desa,

Tampa adanya intervensi dari pemerintah diatasnya atau supra desa. Hal ini

berarti dengan adanya otonomi desa, maka desa lebih leluasa dalam menentukan

arah kebijakan pembangunan desa dengan dibingkai APBD Gampong. Anggaran

pendapatan belanja desa (APBD Gampong) pada perinsipnya merupakan rencana

pendapatan dan pengeluaran desa selama satu tahun kedepan yang dibuat oleh

Kepala Desa bersama-sama masyarakat yang dituangkan kedalam peraturan

desa dan sesuai pedoman yang di buat oleh Bupati.

Meskipun dalam penyususan APBD Gampong ini berpedoman pada

Perda Kabupaten, tapi prioritas masing-masing Desa bisa berbeda. Ini sangat

tergantung dari kondisi riil masing-masing Desa, dan menyangkut potensi dan

harus disesuaikan dengan kebutuhan dari Masyarakat itu sendiri, sehingga

diharapkan APBD Gampong menjadikan APBD Gampong yang partisipatif.

Besar kecilnya partisipasi masyarakat merupakankan faktor penting dalam

proses pembangunan, karena pada kenyataannya pembangunan desa sangat

Page 66: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

64

memerlukan adanya keterlibatan aktif dari masyarakat. Keikutsertaan

masyarakat tidak saja dalam perencanaan tetapi juga pelaksanaan program-

program pembangunan di desa. Sehingga penilaian terhadap aparatur desa tidak

negatif dalam menjalankan tugas utama untuk memberikan pelayanan terhadap

masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Persepsi akan timbul bilamana

dalam menjalankan tugas tidak sesuai dengan harapan masyarakat desa. Prosedur

yang dipersulit dijadikan kepentingan pribadi atau komunitas yang

dipergunakan untuk kepentingan pribadi.

Pada tingkat pelaksanaannya, saat ini masih banyak masalah

yang dirasakan oleh sebagian besar desa terkait keterbatasan dalam keuangan

desa. Seringkali Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBD Gampong) tidak

berimbang, antara penerimaan dengan pengeluaran. Kenyataan yang

demikian disebabkan oleh empat faktor utama. Pertama: desa memiliki APBD

Gampong yang kecil dan sumber pendapatannya sangat tergantung pada bantuan

yang sangat kecil pula. Kedua: kesejahteraan masyarakat desa rendah. Ketiga:

rendahnya dana operasional desa untuk menjalankan pelayanan. Keempat: bahwa

banyak program pembangunan masuk ke desa, tetapi hanya dikelola oleh dinas.

Partisipasi Masyarakat dan kontrol terhadap pemerintah desa dalam

pelaksanaan dan pengelolalan APBD Gampong.

Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan, untuk mendukung

perkembangan desa untuk lebih baik. Maka dari itu dibutuhkan transparansi dari

aparatur desa serta masyarakat. Juga menjalin komunikasi yang baik antara

elemen yang bekepentingan (Masyarakat dan aparatur Desa). Fungsi kontrol ini

sangat penting untuk melihat sejauhmana transparansi pengelolaan keuangan

pemerintah desa selama satu tahun berjalan.

Page 67: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

65

Meskipun dana yang dimiliki oleh suatu desa tidak besar, tetapi bila tidak

diatur dengan baik dalam perencanaan dan penggunaannya,maka akan

mengakibatkan dana tersebut menjadi sia-sia atau tidak bisa memberikan hasil

yang maksimal kepada desa tersebut. Menurut Sukasmanto (2004:73), dalam

proses implementasi anggaran desa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

transparansi, akuntabilitas, partisipasi masyarakat, penyelengaraan pemerintahan

yang efektif, tanggap terhadap aspirasi yang berkembang di masyarakat, dan

disusun secara profesional. Kaitannya dengan pendidikan kewarganegaraan

adalah kita pernah menempuh mata kuliah pemerintahan daerah, menyusun

APBD Gampong ini dilakukan di pemerintahan desa. Pemerintahan desa

termasuk dalam pemerintahan daerah.

Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan peran-peran dari semua pihak di

desa untuk merencanakan dan menyusun APBD Gampong dengan lebih realistis

sesuai dengan kondisi keuangan dan asset desa. Seluruh aparat pemerintahan

desa memiliki tanggung jawab dalam pelaksanaan APBD Gampong.

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat kita lihat bahwa di gampong blang

baro telah mekanisme penyusunan APBG yang selama ini dilakukan sudah

mengikuti kepada mekanisme yang ditentukan oleh aturan dan ketentuan yang

telah ditetapkan baik oleh undang-undang maupun ketentuan yang ada di aceh

secara umum dan Kabupaten Nagan Raya secara khususnya.

Page 68: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

66

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan diatas maka

kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini yaitu pemerintah gampong

Blang Baro dalam melakukan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Gampong mengikuti kepada aturan dan ketentuan yang telah ditentukan baik oleh

undang-undang maupun secara ketentuan daerah. Secara prinsip gampong Blang

Baro dalam melakukan penyusunan bertujuan untuk menentukan arah

pembangunan secara partisipatif, yaitu melibatkan seluruh komponen masyarakat

sebagai upaya untuk menggali ide dan gagasan yang lahir dari masyarakat untuk

pembangunan gampong. Proses penyerapan aspirasi yang dilakukan oleh

pemerintah gampong tidak hanya untuk memperoleh ide dan gagasan tetapi juga

untuk menentukan skala prioritas mengenai pembangunan gampong.

5.2 Saran

Adapun saran yang penulis berikan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pemerintah gampong harus lebih proaktif dalam mendorong keterlibatan

masyarakat secara aktif dan partisipatif dalam setiap kegiatan gampong.

2. Pemerintah kecamatan harus memfasilitasi masyarakat gampong di

seluruh wilayah atau kawasan kerja pihak kecamatan, guna memberikan

pelayanan dan peningkatan kapasitas aparatur gampong.

Page 69: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

67

3. Masyarakat yang terlibat hendaknya menjadikan forum tersebut sebaik

mungkin guna menentukan arah pembangunan gampong yang lebih baik

dan berkemajuan.

Page 70: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi kedua, cet.5 Balai Pustaka,Jakarta

Bratakusumah, D.S, dan Solihin D., 2001, Otonomi Penyelenggaraa PemerintahDaerah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Bryant C And Louise G. White, 1987, Menajemen Pembangunan UntukNegaraBerkembang, LP3ES (Terjemahan Riyanto) Jakarta

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis danMetodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Raja Grafindo Persada.Jakarta.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, KebijakanPublik, dan Ilmu sosial Lainnya. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Caporaso, James., P.Levine, David. 1992. Theories of Political Economy. CambridgeUniversity Press.

Centre for Participatory Developmen (CéPAD) Indonesia, 2004. “AdvokasiAPBDes di Kabupaten Sidoarjo”.

Forum Inovasi. 2002. Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan OtonomiDaerah. http://www.forum- inovasi.or.id. 27 September 2008.

Handoyo, b Hestu Cheemaipto, 1998, Otonomi Daerah Titik Berat Otonomi danUrusan Rumah Tangga Daerah, Pokok-Pokok Pikiran Menuju ReformaiHukum di Bidang Pemerintahan Daerah, Univerita Atmajaya Yogyakarta.

Haris, Syamsuddin, 2007, Desentralisasi dan Otonomi Daerah: Desentralisasi,Demokrasi, dan Akuntabilitas Pemerintah Daerah. Jakarta: LIPI Press.

Islamy, M. Irfan, 2004. “Membangun Maysrakat Partisipatif”. Jurnal IlmiahAdministrasi Publik, Vol. IV No.2, hal.3-9, 2004

Kaho, Josef Riwu, 2002, Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia,Identifikasi Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Penyelenggaraannya, RajaGrafindo Persada, Jakarta

Khairuddin, 2000, Pembangunan Masyarakat, Tinjauan Aspek : Sosiologi, Ekonomidan Perencanaan, IlIBERTY, Cet 2, Yogyakarta

Page 71: SKRIPSI Diajukan untuk melengkap tugas-tugas dan memenuhi ...repository.utu.ac.id/806/1/I-V.pdf · MEULABOH-ACEH BARAT TAHUN 2014. iv ABSTRAK SUKIMIN Nim: 07C20201140 Mekanisme Penyusunan

LAN dan BPKP, 2000, Akuntabilitas dan Good Governance. Modul sosialisasisistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, Cetakan Pertama. Jakarta.

Moh. Ali Aziz, Rr Suhartini, A. Halim (ed), 2005, Dakwah PemberdayaanMasyarakat: Paradigma Aksi Metodologi. Yogyakarta: LKis.

Mubyarto. 1984. Strategi Pembangunan Pedesaan. P3PK. Universitas Gadjah MadaYogyakarta.

Ndraha, Taliziduhu. 1990. Pembangunan Masyarakat; Mempersiapkan MasyarakatTinggal Landas. Rineka Cipta. Jakarta.

Nurcholis, Hanif, 2011, Pertumbuhan dan penyelenggaraan pemerintah desa.Semarang: Erlangga.

Rinusu dan Sri Mastuti, 2003. Panduan Praktis Mengontrol APBD, Jakarta:Civic Education and Budget Transperency Advocation (CiBa) & FriedrichEbert Stiftung (FES)

Tjokroamidjojo, Bintoro. 1996. Perencanaan Pembangunan. PT. Toko GunungAgung. Jakarta.

Wrihatnolo, Randy R, dan Riant Nugroho D, 2006, Manajemen PembangunanIndonesia. Elex Media Komputindo, Jakarta