analisis percepatan waktu dan optimalisasi biaya ...repository.utu.ac.id/587/1/bab i_v.pdf ·...

44
ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA MENGGUNAKAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh) Suatu Tugas Akhir Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang Diperlukan untuk Memperoleh Ijazah Sarjana Teknik Disusun Oleh : ASMAWARNI NIM : 08C10203003 Bidang : Manajemen Rekayasa Konstruksi Jurusan : Teknik Sipil FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR ALUE PEUNYARENG MEULABOH 2013

Upload: others

Post on 18-Oct-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI

BIAYA MENGGUNAKAN CRITICAL PATH METHOD (CPM)

DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA

(Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II)

SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

Suatu Tugas Akhir

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Yang Diperlukan untuk Memperoleh

Ijazah Sarjana Teknik

Disusun Oleh :

ASMAWARNI

NIM : 08C10203003

Bidang : Manajemen Rekayasa Konstruksi

Jurusan : Teknik Sipil

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR

ALUE PEUNYARENG – MEULABOH

2013

Page 2: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proyek pada umumnya memiliki batas waktu, artinya proyek harus

diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan dalam kontrak dan sesuai dengan

biaya yang telah direncanakan. Proyek terdiri dari berbagai macam aktivitas yang

saling berkaitan dengan yang lain. Durasi berkaitan erat dengan biaya proyek.

Durasi proyek yang dipercepat mengakibatkan kenaikan biaya proyek, besarnya

kenaikan biaya proyek ini tergantung pada jenis aktivitas yang dipercepat, karena

setiap aktivitas mempunyai karateristik berbeda. (Hartawan, n.d, 2010).

Percepatan durasi proyek dapat dilakukan pada tahap perencanaan maupun

tahap pelaksanaan. Pada tahap perencanaan, percepatan durasi dilakukan untuk

mendapatkan durasi dan biaya optimal proyek mencapai nilai minimum. Biaya

total proyek meliputi biaya langsung dan biaya tak langsung.

Proyek Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira

Bangsa Meulaboh merupakan pembangunan sekolah yang ada di Meulaboh.

Sekolah ini akan dibangun sebanyak dua lantai, dengan total anggaran biaya yang

dibutuhkan sebesar Rp. 1.271.622.200,00. Dengan jangka waktu penyelesaiannya

adalah 120 hari, sejak tanggal 14 Juni 2012 sampai dengan tanggal 11 Oktober

2012.

Penyelesaian proyek pembangunan sekolah ini memerlukan ketelitian

dalam proses pengerjaanya serta ketepatan waktu sesuai dengan jadwal yang telah

direncanakan, tanpa adanya keterlambatan. Pada kenyataannya dalam jangka

waktu 120 hari pembangunan sekolah ini baru selesai ±75 %. Keterlambatan

waktu pelaksanaan proyek ini dikarenakan adanya pekerjaan-pekerjaan yang

mengalami kemunduran jadwal dan faktor cuaca yang tidak mendukung (hujan).

Page 3: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

2

Alternatif yang biasa dipilih untuk mempercepat waktu proyek adalah

dengan menambah jam kerja (lembur). Dengan adanya penambahan jam kerja,

maka akan terjadi juga penambahan biaya langsung proyek.

Pada awalnya Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) ini ditujukan

untuk SMA Negeri I Meulaboh, namun dikarenakan tidak adanya lokasi yang

memungkinkan untuk pembangunan maka Pembangunan RKB (Bertingkat

Lantai II) SMA Negeri I Meulaboh dialihkan ke lokasi SMA Negeri 4 Wira

Bangsa Meulaboh.

1.2 Pokok Bahasan dan Batasan Masalah

Pokok bahasan yang dapat diangkat dalam penulisan tugas akhir ini

adalah:

1. Item-item pekerjaan apa saja yang bisa dipercepat.

2. Berapa biaya tambahan yang dibutuhkan akibat adanya percepatan

waktu.

3. Berapa total biaya dan waktu optimum dengan adanya percepatan pada

proyek.

Berdasarkan data yang ada, estimasi biaya yang digunakan pada Proyek

Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh

ini adalalah analisa SNI. Dalam penulisan ini penulis akan membuat percepatan

schedule proyek yang nantinya akan berpengaruh terhadap perencanaan biaya.

Agar pembahasan penulisan ini lebih terperinci dan sistematis, maka penulisan ini

dibatasi sebagai berikut:

1. Dari Proyek Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4

Wira Bangsa Meulaboh ini yang dibahas adalah waktu optimum dan

biaya optimum pelaksanaan pekerjaan proyek.

2. Perencanaan percepatan waktu proyek hanya dalam hubungannya

dengan biaya pekerjaan tidak dengan pengalokasian tenaga kerja dan

peralatan.

Page 4: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

3

3. Perhitungan biaya lembur dilakukan hanya pada item pekerjaan yang

mengalami percepatan waktu pelaksanaan.

4. Kemampuan penyediaan sumber daya di lapangan diasumsikan tidak

terbatas.

5. Produktifitas tenaga kerja diasumsikan tidak berkurang pada saat

lembur.

1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan

Maksud dari penulisan ini adalah memberikan gambaran sejauh mana

proyek tersebut dapat dipercepat dengan menambah waktu kerja (lembur)

pekerjaan untuk mempercepat waktu pelaksanaan dan optimalisasi biaya pada

proyek pembangunan sekolah. Sedangkan menjadi tujuan penulisan ini adalah:

1. Untuk mengetahui item-item pekerjaan yang dipercepat.

2. Untuk mengetahui biaya tambahan akibat adanya percepatan waktu

pelaksanaan proyek.

3. Mengetahui total biaya dan waktu optimum proyek adanya percepatan

pada proyek.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang bisa didapatkan dengan adanya penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Memberikan manfaat teoritis, yaitu meningkatkan dan mengembangkan

ilmu pengetahuan dibidang manajemen konstruksi, khususnya dalam

teknik dan metode pengendalian suatu pembangunan.

2. Menyelesaikan proyek tepat waktu sehingga penggunaan anggaran

menjadi efisien dan tidak terjadi pemborosan.

3. Mengetahui kegiatan mana yang harus bekerja keras diselesaikan agar

jadwal dapat terpenuhi.

4. Sebagai referensi untuk pengembangan ilmu pengetahuan lebih lanjut.

Page 5: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

4

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Definisi Proyek

Proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka

waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya terbatas dan dimaksudkan untuk

melaksanakan tugas yang sasarannya telah ditetapkan dengan jelas. Tomy (2003),

pertukaran waktu dan biaya, dikutip dalam buku Soeharto, (1995).

2.2 Percepatan (Crash Program)

Menurut Yurry (2008), proses percepatan waktu proyek sering juga

disebut “Crashing”. Istilah crashing mengacu pada pengurangan durasi diaktivitas

tertentu yang berdampak pengurangan durasi proyek secara keseluruhan. Proses

crashing adalah suatu proses yang dilakukan secara sengaja, sistematis analitis

yang memperhatikan semua aktivitas yang ada dalam proyek dan memfokuskan

pada aktivitas yang ada dijalur kritis. Proses crashing menggunakan suatu

penilaian variable biaya yang minimum untuk mempersingkat durasi proyek

secara keseluruhan.

Untuk dapat mempercepat durasi proyek menggunakan crashing

dibutuhkan beberapa variable antara lain waktu dan biaya pelaksanaan proyek,

dan juga ada beberapa istilah yang harus dipahami terleb ih dahulu antara lain

waktu normal, waktu dipercepat, biaya normal, biaya dipercepat, cost slope.

1. Waktu normal didefinisikan sebagai kurun waktu yang diperlukan untuk

melaksanakan kegiatan pekerjaan hingga selesai, dengan cara normal, tanpa

kerja lembur, penggunaan peralatan-peralatan khusus dan usaha-usaha khusus

lainnya.

2. Waktu dipercepat adalah waktu yang paling singkat digunakan untuk

menyelesaikan pekerjaan dengan usaha-usaha khusus.

Page 6: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

5

Biaya

dipercepat

Biaya

Biaya

normal

Waktu

dipercepat

Waktu normal

Waktu

3. Biaya normal adalah biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan pekerjaan

dengan waktu normal.

4. Biaya dipercepat adalah biaya yang digunakan untuk menyelesaikan kegiatan

dengan waktu dipercepat.

Hubungan antara waktu dan biaya digambarkan dengan sebuah grafik dalam

bentuk kurva kurun waktu biaya.

Gambar 2.1 Hubungan waktu-biaya normal dan waktu-biaya dipercepat untuk satu kegiatan

Sumber : Putri Linna (2005), dikutip dari Yurry (2008), analisa percepatan waktu

Pada usulan tugas akhir ini, dalam menganalisa percepatan waktu

pelaksanaan proyek, dengan metode CPM dengan penambahan jam kerja .

2.2.1 Kerja Lembur

Menurut Frederika (2010), Kerja adalah kegiatan yang dilaksanakan

tenaga kerja setelah meletwati waktu kerja untuk kepentingan perusahaan

berdasarka perintah dari atasannya. Adapun rencana kerja yang akan dilakukan

dalam mempercepat durasi sebuah pekerjaan dengan metode jam kerja lembur

adalah:

Waktu kerja normal adalah 8 jam (08.00 – 17.00), sedangkan lembur

dilakukan setelah waktu kerja normal.

Harga upah pekerja untuk kerja lembur menurut Keputusan Menteri Tenaga

Kerja Nomor KEP. 102/ MEN/VI/ 2004 pasal 11 diperhitungkan sebagai

berikut :

Page 7: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

6

• Untuk jam kerja lembur pertama,

harus dibayar upah lembur sebesar 1,5 (satu setengah) kali upah satu jam.

• Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah lembur

sebesar 2 (dua) kali upah satu jam.

Dari uraian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :

Biaya lembur per hari = (jam kerja lembur pertama x 1,5 x upah satu jam normal)

+ (jam kerja lembur berikutnya x 2 upah satu jam normal) …………….............(1)

2.3 Optimasi Biaya Dalam Proyek

Dalam mencapai sasaran dan tujuan dari proyek yang telah ditentukan

terdapat batasan-batasan dalam suatu proyek yaitu Triple Constraint atau tiga

kendala yang terdiri dari: Biaya (cost), waktu (time), dan mutu. Dari segi teknis,

ukuran keberhasilan proyek dikaitan sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat

dipenuhi. Untuk itu diperlukan suatu pengaturan yang baik, sehingga perpaduan

antara ketiganya sesuai dengan yang diinginkan. Frederika (2010), perkiraan

durasi tiap aktivitas. Dikutip dalam buku Soeharto, (1997).

Optimasi biaya proyek dilakukan pada tahap perencanaan jadwal proyek,

tujuannya adalah untuk menentukan durasi proyek yang mempunyai biaya total

minimum (biaya optimal).

2.3.1 Biaya langsung (direct cost)

Menurut Frederika (2010), biaya langsung adalah biaya yang berkaitan

dengan biaya bertambah besar, bila durasi proyek dipercepat. Kenaikan biaya

langsung disebabkan, misalnya penambahan tenaga kerja, penggunaan alat yang

biaya pengoperasiannya lebih mahal dan penambahan jam kerja. Hubungan biaya

langsung proyek terhadap durasi ditentukan disini adalah besarnya biay untuk

mempercepat durasi aktifitas.

Titik-titik koordinat yang membentuk kurva tersebut merupakan alternatif-

alternatif yang dapat dilakukan untuk mempercepat aktifitas kritis. Aktifitas kritis

Page 8: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

7

adalah aktifitas yang tidak punyak waktu tunda (float). Aktifitas kritis ini dapat

dilihat jelas bila perencanaan durasi dilakukan dengan menggunakan metode

CPM (Critical Path Method).

Kurva hubungan biaya langsung dengan durasi secara teoritis dan

berbentuk cekung. Kurva cekung ini semakin ke kiri semakin naik ke atas, sampai

akhirnya asimtosis. Semakin banyak alternatif dalam mempercepat aktifitas kritis

maka kurva yang terbentuk semakin cekung. Namun pada aktifitas kenyataan

yang sesungguhnya hanya ada beberapa cara mempercepat durasi aktifitas kritis

sehingga kurva akan berbentuk cekung yang terdiri dari beberapa garis lurus.

2.3.2 Biaya tidak langsung (indirect cost)

Menurut Frederika (2010), biaya tidak langsung ( indirect cost) adalah

biaya yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi, tetapi harus ada

dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut. Biaya tidak langsung secara

umum menunjukkan biaya-biaya overhead seperti pengawasan, administrasi,

konsultan, persiapan tender, penjadwalan dan biaya lain- lain yang tak terduga.

Hubungan biaya tak langsung dengan durasi merupakan hubungan linear yang

dinyatakan dalam besarnya biaya yang dikeluarkan setiap satuan waktu (misalnya

Rp/hari atau Rp/bulan). Biaya tak langsung akan naik seiring dengan pertambahan

durasi proyek.

2.3.3 Biaya optimal proyek

Biaya optimal adalah biaya total minimum proyek. Biaya total adalah

jumlah biaya langsung dan biaya tak langsung. Hasil penjumlahan anatara kurva

biaya tak langsung akan menghasilkan kurva biaya total (gambar 2.2) dari proyek.

Titik optimal pada kurva adalah titik yang mempunyai ordinat terendah. Biaya

optimal ini secara teoritis digunakan untuk merencanakan durasi proyek.

Page 9: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

8

Kurun waktu

Biaya tak langsung

Biaya langsung

Titik terendah

Biaya proyek optimal

Biaya optimal

Total biaya proyek

Biaya

Gambar : 2.2 Hubungan biaya dan waktu untuk keseluruhan proyek Sumber : Calahan (1992), d ikutip dari Yurry (2008), analisa percepatan waktu

2.4 Network Planning (Jaringan Kerja)

Menurut Ryan (2011), network planning merupakan gambaran grafis yang

menggambarkan urutan pelaksanaan kegiatan (aktifitas) ketergantungan antara

kegiatan-kegiatan dari awal sampai akhir proyek.

Cara penggambarannya ada dua macam, yaitu:

1. Arrow diagram (diagram anak panah), yaitu kegiatannya digambarkan

dengan anak panah.

2. Node diagram, yaitu kegiatannya digamabarkan dengan node

Perbedaan kedua cara diatas adalah pada arrow diagram, kegiatan

digambarkan sebagai anak panah yang dimulai dan diakhiri dengan simbol

lingkaran node, sedangkan pada node diagram, kegiatan penggambaran network

planning dengan cara node diagaram preseden (preseden diagram). Dalam

penulisan ini akan dibahas detail diagram panah, dimana istilah dan simbol yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Page 10: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

9

Kegiatan

Durasi

1. Event: dengan simbol lingkaran node atau elips, yaitu suatu keadaan atau

situasi pada suatu saat (satu kejadian, peristiwa)

Event digunakan sebagai tanda kapan suatu kegiatan dapat mulai

dilaksanakan (start event) dan juga dipergunakan sebagai kegiatan

dinyatakan selesai dikerjakan (finish event).

2. Kegiatan (aktifitas): Dengan simbol anak panah yang menghubungkan dua

event, yaitu kegiatan apa yang harus dikerjakan antara dua event. Event

pertama disebut event yang mendahului sedang event yang kedua disebut

event yang mengikuti.

Arah anak panah menunjukkan event apa yang akan dicapai. Akan tetapi

panjang panjangnya anak panah tidak menunjukkan suatu skala. Jadi tidak

menyatakan lamanya kegiatan itu ( durasi aktifitas). Uraian kegiatan dapat

dituliskan secara lengkap (ditulis di atas anak panah) atau diberi kode tulisan

misalnya A,B,C dan seterusnya. Sedangkan lamanya kegiatan itu berjalan

(durasi) dituliskan dibawah anak panah.

3. Kegitan Dummy: Dengan simbol anak panah yang putus-putus. Yaitu: suatu

kegiatan (aktifitas) yang tidak memerlukan sumber daya (resource) dan tidak

memerlukan waktu. Kegiatan dummy dipergunakan untuk memperlihatkan

ketergantungan dari suatu event dari event yang lain, akan tetapi tidak

memerlukan sumber daya maupun waktu.

Gambar : 2.3 Simbol event

Sumber : Hardi Darmawan (2001), dikutip Ryan (2011), Jurnal wahana

Gambar : 2.4 Kegiatan

Sumber : Hardi Darmawan (2001), dikutip Ryan (2011), Jurnal wahana

Page 11: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

10

Dummy

Durasi 0

Tahap aplikasi network planning (jaringan kerja) pada penyelenggaraan

proyek, adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan

Tujuan akhir dari tahap pembuatan ini adalah terciptanya sebuah network

planning (jaringan kerja) yang dapat dipakai sebagai pedoman dalam

pelaksanaan proyek, baik dalam pelaksanaan maupun sumber daya

2. Pemakaian

Setelah selesai dibuat network planning tersebut dipakai dalam proses

pelaksanaan proyek, sebagai pedoman dalam hal pelaksanaan. Akibat

perbaikan ini kemungkinan akan terjadi perubahan waktu maupun sumber

daya yang akhirnya bisa merubah letak jalur kritis dalam posisi awalnya.

2.4.1 Metode Lintasan Kritis (Critical Path Method (CPM))

Menurut Tri Wahyu (2011), tujuan pemakaian network planning dalam

penyelenggaraan proyek antara lain adalah agar proyek selesai pada saat yang

telah direncanakan. Untuk itu diusahakan melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai

dengan rencana yang tertera dalam network diagram. Ada beberapa kegiatan

mempunyai batas toleransi keterlambatan pelaksanaan, namun ada kegiatan yang

tidak mempunyai toleransi tersebut, sehingga bila terlambat satu hari maka proyek

akan selesai dengan keterlambatan satu hari, walaupun kegiatan-kegiatan lain

tidak terlambat. Kegiatan yang tidak memiliki toleransi keterlambatan ini disebut

kegiatan kritis. Dasar penelitian dengan metode jalur kritis atau CPM adalah

memisahkan perjanjian satu per satu dan diklasifikasikan ke dalam pekerjaan

kritis dan non kritis.

Gambar : 2.5 Simbol dummy

Sumber : Hardi Darmawan (2001), dikutip Ryan (2011), Jurnal wahana

Page 12: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

11

Lintasan kritis dalam sebuah network diagram adalah lintasan yang terdiri

dari kegiatan-kegiatan kritis, dan peristiwa-peristiwa kritis dan dummy, yang

dimulai dari peristiwa awal dan berakhir pada peristiwa akhir dari network

diagram. Lintasan kritis ini melintasi aktifitas-aktifitas dengan jumlah durasi yang

paling panjang dengan demikian jumlah waktu yang diperlikan oleh pekerjaan-

pekerjaan yang dilalui jalur kritis adalah lamanya waktu proyek keseluruhan.

Perhitungan EST, EFT, LST dan LFT

a. Prosedur Perhitungan

Hitungan Maju

Dalam mengidentifikasikan jalur kritis dipakai suatu cara yang disebut

hitungan maju. Perhitungan maju digunakan untuk menghitung EST

(Earliest Start Time). EST adalah waktu paling awal untuk mulai suatu

kegiatan. Djoko (2007), Jurnal Metode Jalur Kritis, dikutip dalam buku

Soeharto (1995).

EFT = EST + D

Dimana :

EST = waktu paling awal untuk mulai suatu kegiatan

EFT = Waktu paling cepat untuk selesainya suatu kegiatan

D = Kurun waktu suatu kegiatan . Umumnya dengan satuan waktu hari,

minggu, bulan dan lain- lain.

Tahap menentukan hitungan maju:

• Tentukan nomor dari peristiwa dari kiri ke kanan, mulai dariperistiwa

nomor 1 berturut-turut sampai nomor maksimal.

• Tentukan nilai EST untuk peristiwa nomor 1 (paling kiri) sama dengan

nol.

Gambar : 2.6 Kegiatan

Sumber : Hardi Darmawan (2001), dikutip Djoko (2007), jurnal Metode Jalur Kritis

EST NO

LST

Kegiatan

D

EFT

LFT NO

Page 13: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

12

• Dapat dihitung nilai EFT peristiwa berikutnya dengan rumus di atas.

Apabila terdapat beberapa kegiatan (termasuk dummy) menuju atau

dibatasi oleh peristiwa yang sama, maka diambil nilai EFT yang

maksimum.

Hitungan Mundur

Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu atau tanggal

paling akhir dapat memulai dan mengakhiri masing-masing

kegiatan, tanpa menunda kurun waktu penyelesaian proyek secara

keseluruhan, yang telah dihasilkan dari hitungan maju. Hitungan mundur

dimulai dari ujung kanan (hari terakhir penyelesaian proyek) suatu

jaringan kerja. Perhitungan mundur ini digunakan untuk menghitung

LST (Latest Start Time). LFT adalah peristiwa paling akhir atau waktu

paling lambat dari event. Djoko (2007), Jurnal Metode Jalur Kritis.

Dikutip dalam buku Soeharto (1995).

LST = LFT – D

Dimana :

LST = Waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat

proyek secaa keseluruhan

LFT = Waktu paling akhir kegiatan boleh selesai tanpa memperlambat

penyelesaian proyek

D = Kurun waktu suatu kegiatan . Umumnya dengan satuan waktu hari,

minggu, bulan dan lain- lain.

Tahap menentukan hitungan mundur:

• Tentukan nilai LFT peristiwa terakhir (paling kanan) sesuai dengan nilai

EFT kegiatan terakhir.

• Dapat dihitung nilai LST dari kanan ke kiri dengan rumus di atas.

• Bila terdapat lebih dari satu kegiatan (termasuk dummy) maka dipilih LST

yang minimum.

Page 14: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

13

b. Lintasan Kritis dan Float

Lintasan kritis adalah lintasan sepanjang diagram jaring yang mempunyai

waktu terpanjang (durasi proyek). Lintasan kritis merupakan lintasan yang melalui

kegiatan-kegiatan yang tidak mempunyai float (waktu jeda). Untuk menentukan

lintasan kritis dari jaringan kerja dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

• Lintasan kritis adalah lintasan yang melalui kegiatan-kegiatan yang

mempunyai jumlah durasi terbesar.

• Dengan menghitung kegiatan-kegiatan yang mempunyai nilai Total Float = 0

Total Float (TF)

Total float adalah jumlah waktu yang diperkenankan suatu kegiatan boleh

ditunda, tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara

keseluruhan. Djoko (2007), Jurnal Metode Jalur Kritis. Dikutip dalam

buku Soeharto (1995).

Nilai Total Float adalah :

TF = LFT – LST – D

Free Float (FF)

Free float adalah sama dengan sejumlah waktu dimana penyelesaian

kegiatan tersebut dapat ditunda tanpa mempengaruhi waktu mulai paling

awal dari kegiatan berikutnya ataupun semua peristiwa yang lain pada

jaringan kerja. Djoko (2007), Jurnal Metode Jalur Kritis. Dikutip dalam

buku Soeharto (1995).

Nilai Free Float adalah :

FF = EFT – EST – D

Metode Percepatan melalui CPM

Dn baru = Dn lama + DZ

Dnlama UPERUREN

Dn (baru) = Duration time baru keg. N

Dn (lama) = Duration time lama keg. N

DZ = Jumlah duration time pada lintasan yang harus dipercepat

UREN = Umur rencana proyek (waktu yang dikehendaki)

Page 15: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

14

UPER = Umur perkiraan proyek (waktu sesuai jadwal semula)

2.5 Analisa Time Cost Trade Off

Dalam penyusunan sebuah schedule proyek konstruksi diharapkan

menghasilkan schedule yang realistis berdasarkan estimasi yang wajar. Salah satu

cara mempercepat durasi proyek adalah dengan analisa time cost trade off.

Dengan mereduksi suatu pekerjaan yang akan berpengaruh terhadap waktu

penyelesaian proyek. Time cost trade off adalah suatu proses yang disengaja,

sistematis dan analitik dengan cara melakukan pengujian dari semua kegiatan

dalam suatu proyek yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis.

Selanjutnya melakukan kompresi dimulai pada lintasan kritis yang mempunyai

nilai cost slope terendah. Kompresi terus dilakukan sampai lintasan kritis

mempunyai aktivitas yang telah jenuh seluruhnya. Rumus yang digunakan untuk

proses perhitungan dalam tahap kompresi untuk penambahan jam kerja sebagai

berikut:

Total cost = Biaya langsung + Biaya tak langsung

Normal cost pekerja per jam = ( gaji staf proyek + gaji pelaksana sipil)/8

Cost normal pekerja = 8 jam x normal cost pekerja per jam

Crash cost pekerja = normal cost pekerja/hari + biaya lembur/hari

Cost slope = perbandingan antara pertambahan biaya dengan percepatan waktu

penyelesaian proyek

Tomy (2003), pertukaran waktu dan biaya. Dikutip dalam buku Ervianto (2004).

2.6 Durasi

Menurut Maharany dan Fajarwati (2006), durasi proyek adalah jumlah

waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan proyek. Faktor

yang berpengaruh menentukan durasi adalah volume pekerjaan, metode kerja,

Cost slope = Crash cost – normal cost / normal duration – crash duration

Page 16: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

15

keadaan lapangan, serta keterampilan tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan

proyek. Umumnya dengan satuan waktu hari, minggu, bulan dan lain- lain.

Durasi = AlatgaKerjaJumlahTena

AlatgaKerjafisienTenaVolumexKoe

/

/atau

)5.2.....(....................................................................................................NxPk

VW

Ket:

W = Waktu untuk menyelesaikan pekerjaan

V = Volume setiap jenis pekerjaan

N = Jumlah tenaga kerja yang diperlukan

Pk = Kapasitas produksi

Page 17: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

16

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Uraian Umum

Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan

prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga

merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode.

Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk

meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang

sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan

uraian penjelasan yang terperinci.

3.2 Tahapan Metode Penelitian

Ada beberapa tahapan metode penelitian yang ditempuh dalam

pembuatan program ini. Secara detail, beberapa tahapan yang dimaksud meliputi.

Tahap persiapan merupakan kegiatan awal, yaitu dengan penentuan latar

belakang masalah kemudian dilakukan perumusan masalah untuk selanjutnya

dilakukan penetuan tujuan dan manfaat dari pelaksanaan tugas akhir serta

dilakukan pembatasan masalah yang akan difokuskan dalam penyusunan sistem

informasi percepatan proyek.

Tahap kajian teori ini akan dilakukan kajian teori terhadap masalah yang

ada. Kajian dilakukan pada teori percepatan dengan menggunakan critical path

method.

Tahap pengumpulan data ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-

data pendukung yang dibutuhkan dalam analisis percepatan waktu. Adapun data

pendukung yang dibutuhkan adalah berupa data proyek seperti: network planning,

time schedule, daftar analisis harga satuan, rencana anggaran biaya, biaya

langsung, biaya tak langsung.

Page 18: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

17

Tahap analisa data ini akan dilakukan analisa data-data pendukung yang

telah diperoleh pada tahap sebelumnya. Analisa yang dilakukan berupa analisa

critical path method, seperti EST, EFT, LST, LFT, TF, dan FF.

Tahap pelaksanaan ini akan dilakukan perencanaan sistem serta penyusunan

program sistem informasi. Perencanaan serta penyusunan program tersebut

tentunya didasarkan pada hasil analisa data yang dilakukan sebelumnya.

Tahap evaluasi ini akan dilakukan evaluasi pada hasil perancangan sistem

informasi. Terutama berkaitan pada masalah percepatan waktu proyek dengan

menggunakan analisa nilai hasil.

Tahap pembahasan ini akan dibahas tentang hasil analisa pada bab

sebelumnya beserta hasilnya pada sistem informasi.

Tahap akhir perancangan sisitem informasi akan dibahas tentang simpulan,

keterbatan serta saran yang diperlukan untuk pengembangan program

selanjutnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada flow chart diagram alir

penelitian pada lampiran A Halaman 46.

3.3 Pengumpulan Data

Adapun data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir ini

antara lain :

1. Jadwal pelaksanaan (time schedule) proyek yang berupa kurva S untuk

menentukan durasi normal sesuai dengan pelaksanaan proyek.

2. Rincian Anggaran Biaya (RAB) proyek untuk menentukan biaya normal

yang dibuat sebagai acuan menghitung biaya percepatan.

3. Analisa harga satuan Proyek yang kami peroleh dari pihak konsultan yaitu

CV. Mitra Perdana Konsultan adalah Analisa SNI. Disini penulis hanya

membahas analisa biaya kontruksi proyek sesuai dengan data yang penulis

peroleh dari pihak konsultan.

4. Alokasi sumber daya/tenaga kerja tiap-tiap aktivitas dan analisa harga satuan

Proyek.

Page 19: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

18

5. Data-data biaya tak langsung (Gaji personel di lapangan, biaya overhead)

dan biaya-biaya lain yang secara tidak langsung berkaitan dengan proyek.

3.4 Analisa Data

Pengolahan data-data yang terkumpul dalam bab ini adalah menyusun

RAB (Rencana Anggaran Biaya) pada Proyek Pembangunan RKB (Bertingkat

Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh. Setelah itu, dilakukan analisis

jaringan kerja Metode Jalur Kritis (Critical Path Method-CPM). Dengan

menyusun jaringan kerja CPM dapat diketahui kurun waktu yang diperlukan

untuk melakukan kegiatan proyek sampai selesai serta biaya yang diperlukan

untuk menyelesaikan kegiatan proyek selama kurun waktu tersebut.

a. Prosedur Perhitungan

Hitungan Maju

Dalam mengidentifikasikan jalur kritis dipakai suatu cara yang disebut

hitungan maju. Perhitungan maju digunakan untuk menghitung EST

(Earliest Start Time). EST adalah waktu paling awal untuk mulai suatu

kegiatan. Djoko (2007), Jurnal Metode Jalur Kritis, dikutip dalam buku

Soeharto (1995).

EFT = EST + D

Dimana :

EST = waktu paling awal untuk mulai suatu kegiatan

EFT = Waktu paling cepat untuk selesainya suatu kegiatan

D = Kurun waktu suatu kegiatan . Umumnya dengan satuan waktu hari,

minggu, bulan dan lain- lain.

Tahap menentukan hitungan maju:

• Tentukan nomor dari peristiwa dari kiri ke kanan, mulai dariperistiwa

nomor 1 berturut-turut sampai nomor maksimal.

• Tentukan nilai EST untuk peristiwa nomor 1 (paling kiri) sama dengan

nol.

Page 20: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

19

• Dapat dihitung nilai EFT peristiwa berikutnya dengan rumus di atas.

Apabila terdapat beberapa kegiatan (termasuk dummy) menuju atau

dibatasi oleh peristiwa yang sama, maka diambil nilai EFT yang

maksimum.

Hitungan Mundur

Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu atau tanggal

paling akhir dapat memulai dan mengakhiri masing-masing

kegiatan, tanpa menunda kurun waktu penyelesaian proyek secara

keseluruhan, yang telah dihasilkan dari hitungan maju. Hitungan mundur

dimulai dari ujung kanan (hari terakhir penyelesaian proyek) suatu

jaringan kerja. Perhitungan mundur ini digunakan untuk menghitung

LST (Latest Start Time). LFT adalah peristiwa paling akhir atau waktu

paling lambat dari event. Djoko (2007), Jurnal Metode Jalur Kritis.

Dikutip dalam buku Soeharto (1995).

LST = LFT – D

Dimana :

LST = Waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat

proyek secaa keseluruhan

LFT = Waktu paling akhir kegiatan boleh selesai tanpa memperlambat

penyelesaian proyek

D = Kurun waktu suatu kegiatan . Umumnya dengan satuan waktu hari,

minggu, bulan dan lain- lain.

Tahap menentukan hitungan mundur:

• Tentukan nilai LFT peristiwa terakhir (paling kanan) sesuai dengan nilai

EFT kegiatan terakhir.

• Dapat dihitung nilai LST dari kanan ke kiri dengan rumus di atas.

• Bila terdapat lebih dari satu kegiatan (termasuk dummy) maka dipilih

LST yang minimum.

b. Lintasan Kritis dan Float

Lintasan kritis adalah lintasan sepanjang diagram jaring yang mempunyai

waktu terpanjang (durasi proyek). Lintasan kritis merupakan lintasan yang

Page 21: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

20

melalui kegiatan-kegiatan yang tidak mempunyai float (waktu jeda). Untuk

menentukan lintasan kritis dari jaringan kerja dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu :

• Lintasan kritis adalah lintasan yang melalui kegiatan-kegiatan yang

mempunyai jumlah durasi terbesar.

• Dengan menghitung kegiatan-kegiatan yang mempunyai nilai Total Float = 0

Total Float (TF)

Total float adalah jumlah waktu yang diperkenankan suatu kegiatan boleh

ditunda, tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara

keseluruhan. Djoko (2007), Jurnal Metode Jalur Kritis. Dikutip dalam

buku Soeharto (1995).

Nilai Total Float adalah :

TF = LFT – LST – D

Free Float (FF)

Free float adalah sama dengan sejumlah waktu dimana penyelesaian

kegiatan tersebut dapat ditunda tanpa mempengaruhi waktu mulai paling

awal dari kegiatan berikutnya ataupun semua peristiwa yang lain pada

jaringan kerja. Djoko (2007), Jurnal Metode Jalur Kritis. Dikutip dalam

buku Soeharto (1995).

Nilai Free Float adalah :

FF = EFT – EST – D

Metode Percepatan melalui CPM

Dn baru = Dn lama + DZ

Dnlama UPERUREN

Dn (baru) = Duration time baru keg. N

Dn (lama) = Duration time lama keg. N

DZ = Jumlah duration time pada lintasan yang harus dipercepat

UREN = Umur rencana proyek (waktu yang dikehendaki)

UPER = Umur perkiraan proyek (waktu sesuai jadwal semula)

Page 22: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

21

3.4.1 Penyusunan jaringan kerja

Jaringan Kerja (network) didefinisikan sebagai suatu jaringan yang terdiri

dari serangkaian kegiatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek

yang disusun berdasarkan uraian kegiatan tertentu.

Langkah – langkah utama dalam menyusun Jaringan Kerja antara lain :

Menentukan metode pelaksanaan dari proyek yang akan dilaksanakan

Membuat perkiraan daftar rincian kegiatan beserta durasi waktu yang

diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan tersebut

Menyusun urutan yang logis antara kegiatan yang satu dengan lainnya

pertimbangan kegiatan – kegiatan mana yang dilaksanakan lebih dahulu,

kegiatan mana yang mengikutinya atau kegiatan apa yang harus

dilangsungkan secara bersamaan.

Membuat diagram jaringan kerja untuk enggambarkan hubungan

ketergantungan antar kegiatan di atas

Mulai perhitungan teknis jaringan kegiatan

3.5 Data Umum Proyek

Proyek Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira

Bangsa Meulaboh merupakan pembangunan sekolah yang ada di Meulaboh.

Sekolah ini akan dibangun sebanyak dua lantai, dengan total anggaran biaya yang

dibutuhkan sebesar Rp. 1.271.622.200,00.

3.5.1 Data umum

Adapun data umum proyek ini adalah :

1. Nama proyek : Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA

Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh

2. Biaya proyek : Rp 1.271.622.200,00 (Satu Milyar Dua Ratus

Tujuh Puluh )

Page 23: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

22

3. Lokasi Proyek : Jln. Keuramat Kec. Ranto Panyang Timur Kab.

Aceh Barat

4. Konsultan Perencana : CV. Mitra Perdana Konsultan

5. Konsultan Pengawas : CV. Brina Rya Design

6. Kontraktor Pelaksana : CV. Seumot Raya

3.5.2 Ruang lingkup pekerjaan

Pada Proyek Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4

Wira Bangsa Meulaboh ini ruang lingkup pekerjaan meliputi :

A. Pekerjaan persiapan

B. Pekerjaan lantai 1

1. Pekerjaan tanah

2. Pekerjaan pondasi

3. Pekerjaan beton bertulang

4. Pekerjaan pasangan dan plesteran

5. Pekerjaan lantai

6. Pekerjaan kusen, pintu, jendela dan ventilasi

7. Pekerjaan plafond

8. Pekerjaan Mekanikal elektrikal

9. Pekerjaan pengecetan

C. Pekerjaan lantai 2

1. Pekerjaan beton bertulang

2. Pekerjaan pasangan dan plesteran

3. Pekerjaan lantai

4. Pekerjaan kusen, pintu dan jendela

5. Pekerjaan atap

6. Pekerjaan plafond

7. Pekerjaan mekanikal elektrikal

8. Pekerjaan pengecetan

D. Pekerjaan finishing

Page 24: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

23

BAB IV

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uraian Umum

Proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai saat awal,

akan dilaksanakan serta diselesaikan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan

biaya untuk mencapai hasil yang optimum. Untuk menyusun suatu perencanaan

yang efektif, dapat digunakan salah satu teknik analisa jaringan kerja, yaitu

dengan menggunakan Critical Path Method (Noenk, 2011).

Proyek Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira

Bangsa Meulaboh dengan total anggaran biaya yang dibutuhkan sebesar Rp.

1.271.622.200,00. Dengan jangka waktu penyelesaiannya adalah 120 hari. Untuk

lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran A.4.1 Gambar Denah Pembangunan RKB

(Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh dan A.4.2 Gambar

Tampak Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa

Meulaboh Halaman 47-48. Start mulai pelaksanaan proyek ini terlambat sehingga

dibutuhkan suatu keputusan untuk mempercepat waktu pekerjaan dengan

menetukan jalur kritis terlebih dahulu dengan metode Critical Path Method.

4.2 Analisa Data

Untuk membuat network planning seperti pada gambar 4.1 maka yang

perlu diketahui adalah durasi tahap normal dan durasi ini dapat dilihat pada

Lampiran A.4.5 Network Planning Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II)

SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh pada Halaman 51. Dan yang perlu

diketahui selanjutnya adalah Earlies Start Time (EST), Earlies Finish Time (EFT),

Latest Start Time (LST), Last Finish Time (LFT), Total Float (TF), dan Free Float

(FF).

Page 25: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

24

Contoh perhitungan untuk tahap normal

Durasi (D) = gaKerjaJumlahTenaxenagaKerjaKoefisienT

Volume

Hitungan Maju

EST = Waktu paling awal untuk tahapan suatu kegiatan

EST = 0

EFT = EST + D

= 0 + 6 = 6

Hitungan Mundur

LST = LFT – D

= 6 – 6 = 0

LFT = Waktu paling akhir kegiatan boleh selesai tanpa memperlambat

Penyelesaian proyek

LFT = 6

Float (Waktu tenggang)

FF = EFT – EST – D

FF = 6 – 0 – 6 = 0

TF = LFT – LST – D

= 6 – 0 – 6 = 0

0 6

0 6 1 2

A

6

EST EFT

LST LFT NO NO

Kegiatan

D

Gambar : 4.1 Kegiatan

Sumber : Hardi Darmawan (2001), dikutip dari Djoko (2007), jurnal Metode Jalur Krit is

Page 26: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

25

Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1 Analisa CPM Tahap Normal

Tabel 4.1 Analisa CPM Tahap Normal

Simbol Uraian Kegiatan Durasi

(Hari) EST EFT LST LFT FF TF

A. Pek. Persiapan 6 0 6 0 6 0 0

B. Pek. Tanah lt1 7 0 6 0 6 -1 -1

C Pek. Pondasi lt 1 21 6 27 6 27 0 0

D Pek. Beton Bertulang lt 1 20 27 47 27 47 0 0

E Pek. Pas Plstran lt 1 10 62 72 62 72 0 0

F Pek. Lantai lt 1 15 47 62 47 62 0 0

G Pek. Kusen, Pintu, Jendela &

Ventilasi Lt 1 9 62 72 62 72 1 1

H Pek. Plafond lt 1 4 88 92 88 92 0 0

I Pek. Mekanikal Elektrikal lt 1 10 92 102 92 102 0 0

J Pek. Pengecetan lt 1 5 110 115 110 115 0 0

K Pek. Beton Bertulang lt 2 15 47 62 47 62 0 0

L Pek. Pas & Plteran lt 2 9 72 81 72 81 0 0

M Pek. Lantai lt 2 5 110 115 110 115 0 0

N Pek. Kusen, Pintu & Jendela

lt 2 9 72 81 72 81 0 0

O Pek. Penutup Atap lt 2 7 81 88 81 88 0 0

P Pek. Plafond lt 2 8 102 110 102 110 0 0

Q Pek. Mekanikal Elektrikal lt 2 8 102 110 102 110 0 0

R Pek. Pengecetan lt 2 3 115 118 115 115 0 -3

S Pek. Finising 2 118 120 118 120 0 0

Untuk membuat network planning berdasarkan Umur Rencana (UREN)

dan Umur Perkiraan (UPPER) seperti pada gambar 4.2 maka yang perlu diketahui

adalah durasi tahap normal dan durasi ini dapat dilihat pada Lampiran A.4.6

Network Planning Berdasarkan Umur Rencana dan Umur Perkiraan pada

Halaman 52. Dan yang perlu diketahui selanjutnya adalah Earlies Start Time

(EST), Earlies Finish Time (EFT), Latest Start Time (LST), Last Finish Time

(LFT), Total Float (TF), dan Free Float (FF).

Page 27: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

26

Contoh perhitungan berdasarkan UREN dan UPPER

Durasi (D) = gaKerjaJumlahTenaxenagaKerjaKoefisienT

Volume

Hitungan Maju

EST = Waktu paling awal untuk tahapan suatu kegiatan

EST = 6

EFT = EST + D

= 6 + 21 = 27

Hitungan Mundur

LST = LFT – D

= 7 – 21 = -14

LFT = Waktu paling akhir kegiatan boleh selesai tanpa memperlambat

Penyelesaian proyek

LFT = 7

Float (Waktu tenggang)

FF = EFT – EST – D

FF = 27 – 6 – 21 = 0

TF = LST – LFT – D

= (-14) – 7 – 21 = - 42

6 27

-14 7 2 3

C

21

EST EFT

LST LFT NO NO

Kegiatan

D

Gambar : 4.2 Kegiatan

Sumber : Hardi Darmawan (2001), dikutip dari Djoko (2007), jurnal Metode Jalur Krit is

Page 28: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

27

Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.2 Hasil Analisa CPM Berdasarkan

UREN dan UPPER

Tabel 4.2 Hasil Analisa CPM Berdasarkan UREN dan UPPER

Simbol Uraian Kegiatan Durasi (Hari) EST EFT LST LFT FF TF

A Pek. Persiapan 6 0 6 -20 -14 0 -12

B Pek. Tanah lt1 7 0 6 -20 -14 -1 -13

C Pek. Pondasi lt 1 21 6 27 -14 7 0 -42

D Pek. Beton Bertulang lt 1 20 27 47 7 27 0 -40

E Pek. Pasangan & Plasteran lt 1 10 62 72 42 52 0 -20

F Pek. Lantai lt 1 15 47 62 27 42 0 -30

G Pek. Kusen, Pintu, Jendela & Ventilasi lt 1 9 62 72 42 52 1 -19

H Pek. Plafond lt 1 4 88 92 68 72 0 -8

I Pek. Mekanikal Elektrikal lt 1 10 92 102 72 82 0 -20

J Pek. Pengecetan lt 1 5 110 115 90 95 0 -10

K Pek. Beton Bertulang lt 2 15 47 62 27 42 0 -30

L Pek. Pasangan & Plasteran lt 2 9 72 81 52 61 0 -18

M Pek. Lantai lt 2 5 110 115 90 95 0 -10

N Pek. Kusen, Pintu & Jendela lt 2 9 72 81 52 61 0 -18

O Pek. Penutup Atap lt 2 7 81 88 61 68 0 -14

P Pek. Plafond lt 2 8 102 110 82 90 0 -16

Q Pek. Mekanikal Elektrikal lt 2 8 102 110 82 90 0 -16

R Pek. Pengecetan lt 2 3 115 118 95 98 0 -6

S Pek. Finising 2 118 120 98 100 0 -4

Dari perhitungan TF diperoleh nilai TF yang kebanyakan minus, supaya

tidak terlalu banyak perhitungan dan perubahan diambil nilai negatif terbesar.

Tabel 4.3 Hasil Percepatan Tahap I Berdasarkan UREN dan UPPER

Kegiatan

Durasi Kegiatan Lama

(Dn)

Durasi Kegiatan Baru (Dn baru) = Dn (lama) + Dn (lama)/Dz *

(UREN – UPER)

C 21 17

D 20 16

F 15 12

K 15 12

E 10 8

I 10 8

Untuk membuat network planning berdasarkan hasil percepatan UREN

dan UPPER tahap I seperti pada gambar 4.3 dapat dilihat pada Lampiran A.4.7

Network Planning Berdasarkan percepatan UREN dan UPPER tahap I pada

Halaman 53. Dan yang perlu diketahui selanjutnya adalah EST, EFT, LST, LFT,

TF, dan FF.

Page 29: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

28

Contoh perhitungan percepatan berdasarkan UREN dan UPPER tahap I

Durasi (D) = gaKerjaJumlahTenaxenagaKerjaKoefisienT

Volume

Hitungan Maju

EST = Waktu paling awal untuk tahapan suatu kegiatan

EST = 23

EFT = EST + D

= 23 + 16 = 39

Hitungan Mundur

LST = LFT – D

= 34 – 16 = 18

LFT = Waktu paling akhir kegiatan boleh selesai tanpa memperlambat

Penyelesaian proyek

LFT = 34

Float (Waktu tenggang)

FF = EFT – EST – D

FF = 39 – 23 – 16 = 0

TF = LST – LFT – D

= 18 – 34 – 16 = -32

23 39

18 34 3 4

D

16

EST EFT

LST LFT NO NO

Kegiatan

D

Gambar : 4.3 Kegiatan

Sumber : Hardi Darmawan (2001), dikutip dari Djoko (2007), jurnal Metode Jalur Krit is

Page 30: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

29

Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.4 Hasil Analisa CPM Percepatan

Tahap I Berdasarkan UREN dan UPPER

Tabel 4.4 Hasil Analisa CPM Percepatan Tahap I Berdasarkan UREN dan UPPER

Simbol Uraian Kegiatan Durasi (Hari) EST EFT LST LFT FF TF

A. Pek. Persiapan 6 0 6 -5 1 0 -12

B. Pek. Tanah lt1 7 0 6 -5 1 -1 -13

C Pek. Pondasi lt 1 17 6 23 1 18 0 -34

D Pek. Beton Bertulang lt 1 16 23 39 18 34 0 -32

E Pek. Pasangan & Plasteran lt 1 8 51 59 46 54 0 -16

F Pek. Lantai lt 1 12 39 51 34 46 0 -24

G Pek. Kusen, Pintu, Jendela & Ventilasi lt 1 9 51 59 46 54 1 -17

H Pek. Plafond lt 1 4 75 79 70 74 0 -8

I Pek. Mekanikal Elektrikal lt 1 8 79 87 74 82 0 -16

J Pek. Pengecetan lt 1 5 95 100 90 95 0 -10

K Pek. Beton Bertulang lt 2 12 39 52 34 46 0 -24

L Pek. Pasangan & Plasteran lt 2 9 59 68 54 63 0 -18

M Pek. Lantai lt 2 5 95 100 90 95 0 -10

N Pek. Kusen, Pintu & Jendela lt 2 9 59 68 54 63 0 -18

O Pek. Penutup Atap lt 2 7 68 75 63 70 0 -14

P Pek. Plafond lt 2 8 87 95 82 90 0 -16

Q Pek. Mekanikal Elektrikal lt 2 8 87 95 82 90 0 -16

R Pek. Pengecetan lt 2 3 100 103 95 98 0 -6

S Pek. Finising 2 103 105 98 100 0 -4

Selanjutnya akan diadakan percepatan pada nilai TF yang paling tinngi nilai

minusnya.

Tabel 4.5 Hasil Percepatan Tahap II mencapai UREN

Kegiatan

Durasi Kegiatan

Lama (Dn)

Durasi Kegiatan Baru (Dn baru) = Dn (lama) + Dn (lama)/Dz *

(UREN - UPER)

C 17 15

D 16 14

F 12 11

K 12 11

Untuk membuat network planning hasil percepatan tahap II sudah

mencapai Umur Rencana (UREN) seperti pada gambar 4.4 dapat dilihat pada

Lampiran A.4.8 Network Planning Percepatan tahap II pada Halaman 54. Dan

yang perlu diketahui selanjutnya adalah EST, EFT, LST, LFT, TF, dan FF.

Page 31: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

30

Contoh perhitungan percepatan tahap II sudah mencapai UREN

Durasi (D) = gaKerjaJumlahTenaxenagaKerjaKoefisienT

Volume

Hitungan Maju

EST = Waktu paling awal untuk tahapan suatu kegiatan

EST = 46

EFT = EST + D

= 46 + 8 = 54

Hitungan Mundur

LST = LFT – D

= 54 – 8 = 46

LFT = Waktu paling akhir kegiatan boleh selesai tanpa memperlambat

Penyelesaian proyek

LFT = 54

Float (Waktu tenggang)

FF = EFT – EST – D

FF = 54 – 46 – 8 = 0

TF = LST – LFT – D

= 46 – 54 – 8 = -16

46 54

46 54 5 7

E

8

EST EFT

LST LFT NO NO

Kegiatan

D

Gambar : 4.4 Kegiatan

Sumber : Hardi Darmawan (2001), dikutip dari Djoko (2007), jurnal Metode Jalur Krit is

Page 32: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

31

Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.6 Hasil Analisa CPM Percepatan

Tahap I I sudah Mencapai UREN

Tabel 4.6 Hasil Analisa CPM Percepatan Tahap I I sudah Mencapai UREN

Simbol Uraian Kegiatan

Durasi

(Hari) EST EFT LST LFT FF TF

A. Pek. Persiapan 6 0 6 0 6 0 -12

B. Pek. Tanah lt1 7 0 6 0 6 -1 -13

C Pek. Pondasi lt 1 15 6 21 6 21 0 -30

D Pek. Beton Bertulang lt 1 14 21 35 21 35 0 -28

E Pek. Pasangan & Plasteran lt 1 8 46 54 46 54 0 -16

F Pek. Lantai lt 1 11 35 46 35 46 0 -22

G

Pek. Kusen, Pintu, Jendela &

Ventilasi lt 1 9 46 54 46 54 1 -17

H Pek. Plafond lt 1 4 70 74 70 74 0 -8

I Pek. Mekanikal Elektrikal lt 1 8 74 82 74 82 0 -16

J Pek. Pengecetan lt 1 5 90 95 90 95 0 -10

K Pek. Beton Bertulang lt 2 11 35 46 35 46 0 -22

L Pek. Pasangan & Plasteran lt 2 9 54 63 54 63 0 -18

M Pek. Lantai lt 2 5 90 95 90 95 0 -10

N Pek. Kusen, Pintu & Jendela lt2 9 54 63 54 63 0 -18

O Pek. Penutup Atap lt 2 7 63 70 63 70 0 -14

P Pek. Plafond lt 2 8 82 90 82 90 0 -16

Q Pek. Mekanikal Elektrikal lt 2 8 82 90 82 90 0 -16

R Pek. Pengecetan lt 2 3 95 98 95 98 0 -6

S Pek. Finising 2 98 100 98 100 0 -4

Dari nilai TF yang tinggi nilai minusnya maka, diadakan percepatan pada

2 kegiatan dijalur kritis pada durasi normal proyek.

Tabel 4.7 Hasil Percepatan Tahap III sudah mencapai UREN

Kegiatan

Durasi Kegiatan

Lama (Dn)

Durasi Kegiatan Baru (Dn baru) = Dn (lama) + Dn (lama)/Dz *

(UREN - UPER)

C 21 15

D 20 14

F 15 11

K 15 11

Tabel 4.7 merupakan hasil analisa dari percepatan proyek tahap II yang

sudah mencapai Umur Rencana (UREN) dipercepat menjadi 100 hari dari waktu

proyek yang direncanakan berlangsung dengan durasi 120 hari.

4.2.1 Biaya langsung

Page 33: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

32

Biaya langsung adalah biaya yang langsung berhubungan dengan

pekerjaan konstruksi di lapangan. Biaya langsung dapat diperoleh dengan

mengalikan volume suatu pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan tersebut.

Adapun rincian biaya langsung dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat dalam Lampiran B tabel 4.1 Rekapitulasi Halaman 55.

Tabel 4.8 Biaya Langsung Proyek untuk Durasi Normal 120 Hari

No Uraian Pekerjaan Biaya (Rp)

1 Building Rp. 1.271.622.200,00,-

2 Jumlah Rp. 1.271.622.200,00,-

Sumber : RAB Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh

4.2.2 Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak secara langsung

berhubungan dengan konstruksi, tetapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari

proyek tersebut. Biaya tidak langsung secara umum menunjukkan biaya-biaya

overhead seperti pengawasan, administrasi, konsultan, persiapan tender,

penjadwalan dan biaya lain- lain yang tak terduga.

Tabel 4.9 Biaya Tidak Langsung Proyek

No Jenis Biaya Jumlah (Rp) Jumlah Gaji Perhari (Rp)

I Biaya Over head

1. Gaji staf proyek 1 65.000,00

a. Site manager proyek 1 65.000,00

b. Pelaksana sipil 1 65.000,00

c. Logistik 1 50.000,00

d. Administrasi 1 50.000,00

Total perhari 295.000,00

II Fasilitas perhari 100.000,00

Profit 5% 63.581.110,00

Sumber : CV. Brina Raya Design

Page 34: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

33

Total gaji perhari untuk pelaksana dan logistik adalah = 8

000.50000.65 = 14.375

Total gaji perhari menurut keputusan menteri Tenaga Kerja Nomor KEP

102/MEN/VI/2004 pasal 11

Lembur 1 jam = (Rp. 14.375,00 x 1,5)

= Rp. 21.562,00

Lembur 2 jam = (Rp. 14.375,00 x 1,5) + (1 x (Rp. 14.375,00 x 2))

= Rp. 50.312,00

Lembur 3 jam = (Rp. 14.375,00 x 1,5) + (2 x (Rp. 14.375,00 x 2))

= Rp. 79.062,50

Lembur 4 jam = (Rp. 14.375,00 x 1,5) + (3 x (Rp. 14.375,00 x 2))

= Rp. 107.812,50

4.2.3 Analisis Time Cost Trade Off (TCTO)

Dalam mempercepat penyelesaian suatu proyek dengan melakukan

kompresi durasi, diupayakan agar penambahan dari segi biaya seminimal

mungkin. Pengendalian biaya dilakukan adalah biaya langsung, karena biaya

inilah yang akan bertambah apabila dilakukan pengurangan durasi.

Dalam proses mempercepat waktu penyelesaian proyek dengan melakukan

penekanan (kompresi) waktu aktivitas, diusahakan agar pertambahan biaya yang

ditimbulkan seminimum mungkin. Penekanan (kompresi) durasi proyek dilakukan

untuk semua aktivitas yang berada pada lintasan kritis dan dimulai dari ak tivitas

yang mempunyai cost slope terendah. Dari tahap-tahap kompresi tersebut akan

dicari waktu dan biaya yang optimal. Berikut adalah proses perhitungan dalam

tahap kompresi untuk penambahan 2 jam kerja adalah sebagai berikut:

Page 35: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

34

Tahap Normal

Durasi normal 120 hari

Biaya langsung = Rp. 1.271.622.200

Biaya overhead = Rp. 395.000

Profit 5% = (Biaya langsung x 5) / 100

Profit 5% = 110.581.635100

200.622.271.1

Biaya tidak langsung = durasi normal x biaya overhead + profit%

= 120 hari x 395.000 + 63.581.110

= Rp. 110.981.110

Biaya total = Biaya langsung + Biaya tidak lansung

= Rp. 1.271.622.200 + Rp. 110.981.110

= Rp. 1.382.603.310

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran Halaman 81-82

Perhitungan lembur 2 jam 120 - 105

Kegiatan yang merupakan Lintasan kritis akan diadakan lembur 2 jam.

Contoh Perhitungan Kegiatan C

Cost slope = Rp. 115.000

Durasi normal = 21

Durasi percepatan = 17

Total crash = 21 – 17 = 4

Total durasi proyek = 120 hari – 4 hari = 116 hari

Tambahan biaya = Cost slope x komulatif total crash

= Rp. 115.000 x 4

= Rp. 460.000

Biaya langsung = Biaya langsung normal + komulatif tambahan biaya

= Rp. 1.271.622.200 + Rp. 460.000

= Rp. 1.272.082.200

Tambahan biaya lembur 2 jam = Rp. 50.312 x 17

= Rp. 855.304

Page 36: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

35

Biaya tak langsung = (total durasi proyek x biaya overhead) + komulatif biaya

lembur + profit 5%

= (116 x Rp. 395.000) + Rp. 855.304+ Rp. 63.581.110

= Rp. 110.256.414

Biaya total = Biaya langsung + biaya tidak langsung

= Rp. 1.272.082.200 + Rp. 110.256.414

= Rp. 1.382.338.614

Demikian seterusnya dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10 Perhitungan Kompresi 120 - 105

Kegiatan Durasi Normal Durasi Percepatan Crash cost duration Cost Slope

C 21 17 575.000 115.000

D 20 16 575.000 115.000

F 15 12 431.250 105.417

K 15 12 431.250 105.417

E 10 8 287.500 86.250

I 10 8 287.500 86.250

Untuk perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran C Halaman 83-87

Demikian seterusnya dapat dilihat selengkapnya pada Tabel 4.10

Perhitungan Lintasan Kritis C-D-F-K-E-I Dengan Penambahan Waktu Lembur 2

Jam. Sedangkan untuk mendapatkan biaya dan waktu optimum dilakukan

perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel 4.11. Tabel ini menunjukkan bahwa

Pengkompresian menyebabkan pengurangan biaya total proyek, hal ini

disebabkan karena slope pengurangan biaya tidak langsung lebih besar dari pada

slope penambahan biaya langsung. Biaya total optimum didapat apabila hasil

penjumlahan biaya langsung dan biaya tidak langsungnya mencapai nilai

terendah. Biaya dan waktu optimum dari masing- masing waktu lembur dapat

dilihat pada Tabel 4.11 Rekapitulasi biaya dan waktu optimum untuk masing-

masing waktu lembur

Page 37: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

36

Tabel 4.11 Perhitungan Lintasan Kritis Dengan Penambahan Waktu Lembur

Kegiatan

komulatif

tambahan

Biaya

langsung Biaya langsung

Komulatif

tambahan Biaya tidak Biaya total

biaya Normal

biaya

lembur langsung

cost

slope x

total crash

Biaya langsung normal +

komulatif

tambahan biaya

(total durasi

proyek x

biaya over head) +

komulatif

biaya

lembur

Biaya langsung

+ biaya tidak

langsung

+ profit 5%

C 460.000 1.271.622.200 1.272.082.200 855.304 110.256.414 1.382.338.614

D 460.000 1.271.622.200 1.272.082.200 804.992 110.206.102 1.382.288.302

F 316.251 1.271.622.200 1.271.938.451 603.744 110.399.854 1.382.338.305

K 316.251 1.271.622.200 1.271.938.451 603.744 110.399.854 1.382.338.305

E 172.500 1.271.622.200 1.271.794.700 . 402.496 110.593.606 1.382.388.306

I 172.500 1.271.622.200 1.271.794.700 . 402.497 110.593.606 1.382.388.306

Untuk perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada lampiran C Halaman 88-89

Tahap Kompresi Untuk 120 - 100

Contoh Perhitungan lembur 4 jam

Kegiatan yang merupakan Lintasan kritis akan diadakan lembur 4 jam.

Contoh Perhitungan Kegiatan C

Cost slope = Rp. 153.333

Durasi normal = 21

Durasi percepatan = 15

Total crash = 21 – 15 = 6

Total durasi proyek = 120 hari – 6 hari = 114 hari

Normal cost pekerja perjam = (Gaji staf proyek + Pelaksana sipil)/8 jam

= (65.000 + 50.000)/8

= Rp. 14.375

Cost normal pekerja = 8 jam x normal cost pekerja perjam

= 8 x Rp.14.375

= Rp. 115.000

Crash cost pekerja = cost normal pekerja perhari + biaya lembur pehari

= Rp. 115.000 + Rp. 57.500

= Rp. 172.500

Page 38: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

37

Jadi, crash cost duration = crash cost pekerja x total crash

= Rp. 172.500 x 6 hari

= Rp. 1.035.000

Slope cost = (crash cost duratian – normal cost)/(durasi normal – percepatan

durasi)

= 1521

000.115000.035.1

= Rp. 153.333

Tambahan biaya = Cost slope x komulatif total crash

= Rp. 153.333 x 6

= Rp. 919.998

Biaya langsung = Biaya langsung normal + komulatif tambahan biaya

= Rp. 1.271.622.200 + Rp. 919.998

= Rp. 1.272.542.198

Tambahan biaya lembur 4 jam = Rp. 107.812,50 x 15

= Rp. 1.617.187

Biaya tak langsung = (total durasi proyek x biaya overhead) + komulatif biaya

lembur + profit 5%

= (114 x Rp. 395.000) + Rp. 1.617.187 + Rp. 63.581.110

= Rp. 110.228.297

Biaya total = Biaya langsung + biaya tidak langsung

= Rp. 1.272.499.070 + Rp. 110.228.297

= Rp. 1.382.727.367

Demikian seterusnya dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:

Page 39: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

38

Tabel 4.12 Perhitungan Kompresi 120 – 100

Kegiatan Durasi Normal Durasi Percepatan Crash cost duration Cost Slope

C 21 15 1.035.000 153.333

D 20 14 1.035.000 153.333

F 15 11 632.500 129.375

K 15 11 632.500 129.375

Untuk perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran C Halaman 93-95

Demikian seterusnya dapat dilihat selengkapnya pada Tabel 4.11

Perhitungan Lintasan Kritis C-D-F-K Dengan Penambahan Waktu Lembur 3 dan

4 Jam. Sedangkan untuk mendapatkan biaya dan waktu optimum dilakukan

perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel 4.12. Tabel ini menunjukkan bahwa

Pengkompresian menyebabkan pengurangan biaya total proyek, hal ini

disebabkan karena slope pengurangan biaya tidak langsung lebih besar dari pada

slope penambahan biaya langsung. Biaya total optimum didapat apabila hasil

penjumlahan biaya langsung dan biaya tidak langsungnya mencapai nilai

terendah. Biaya dan waktu optimum dari masing- masing waktu lembur dapat

dilihat pada Tabel 4.12 Rekapitulasi biaya dan waktu optimum untuk masing-

masing waktu lembur

Tabel 4.13 Perhitungan Lintasan Kritis Dengan Penambahan Waktu Lembur

Kegiatan

komulatif

tambahan

Biaya

langsung Biaya

langsung

Komulatif

tambahan Biaya tidak Biaya total

biaya Normal

Biaya

lembur langsung

cost slope

x total

crash

Biaya

langsung normal +

komulatif

tambahan

biaya

(total durasi

proyek x biaya

over head) + komulatif

biaya lembur

Biaya langsung +

biaya tidak

langsung

+ profit 5%

C 919.998 1.271.622.200 1.272.542.198 1.617.187 110.228.297 1.382.727.367

D 936.426 1.271.622.200 1.272.558.626 1.509.375 110.120.485 1.382.679.111

F 517.500 1.271.622.200 1.272.139.700 869.682 110.270.792 1.382.410.492

K 517.500 1.271.622.200 1.272.139.700 869.682 110.270.792 1.382.410.492

Untuk perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada lampiran C halaman 96-99

Page 40: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

39

Tabel 4.14 Rekapitulasi biaya dan waktu optimum untuk waktu lembur

.

Durasi

percepatan

Biaya setelah

kompresi optimum

Perubahan biaya

dari biaya

normal Jumlah pekerjaan yang dilemburkan

120 1.382.603.310

105 1.376.678.310 5.925.000

C (2 Jam), D(2 Jam), F(2 Jam), K(2 Jam), E(2 Jam), I (2 Jam)

100 1.374.703.310 7.900.000 C(4 Jam), D(4 Jam), F(3 Jam), K(3 Jam)

Grafik 4.1 merupakan hubungan waktu lembur terhadap biaya dan waktu

optimum, yang direncanakan berlangsung antara 3-4 jam terhadap biaya dan

waktu optimum. Di antara ke empat penambahan jam kerja yang dapat dilihat

pada Tabel 4.12 dan Grafik 4.1, biaya yang paling optimum didapat pada

pekerjaan C, D, F, K dengan penambahan 3-4 jam kerja dengan pengurangan

biaya sebesar Rp 7.900.000 dari biaya total normal sebesar Rp.1.382.603.310

menjadi sebesar Rp 1.374.703.310 dengan pengurangan waktu selama 20 hari dari

waktu normal 120 hari menjadi 100 hari.

1.374.703.310

1.376.678.310

1.382.603.310

1.370.000.000

1.372.000.000

1.374.000.000

1.376.000.000

1.378.000.000

1.380.000.000

1.382.000.000

1.384.000.000

100 105 120

Waktu (Hari)

Bia

ya (

Rp

)

Grafik 4.1 Hubungan Waktu Lembur Terhadap Biaya dan Waktu Optimum

4.3 Pembahasan

1. Berdasarkan hasil analisis percepatan waktu proyek dengan critical path

method (CPM), item-item kegiatan yang mengalami percepatan sehingga

mempengaruhi durasi penyelesaian proyek adalah: Pekerjaan pondasi lantai

Page 41: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

40

1, pekerjaan beton bertulang lantai 1, pekerjaan lantai 1, pekerjaan beton

bertulang lantai 2.

2. Dari segi waktu didapatkan penyelesaian selama 100 hari dari waktu

pelaksanaan normal 120 hari atau terjadi pengurangan durasi selama 20 hari.

3. Berdasarkan hasil analisis penambahan jam kerja yang dilakukan pada

proyek Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira

Bangsa Meulaboh dengan Time Cost Trade Off Analysis dapat disimpulkan

sebagai berikut :

● Biaya dan waktu optimum, yang direncanakan berlangsung antara 3-4 jam

terhadap biaya dan waktu optimum. Di antara ke empat penambahan jam

kerja yang dapat dilihat pada Tabel 4.12 dan Grafik 4.1, biaya yang paling

optimum didapat pada pekerjaan C, D, F, K dengan penambahan 3-4 jam

kerja dengan pengurangan biaya sebesar Rp 7.900.000 dari biaya total

normal sebesar Rp.1.382.603.310 menjadi sebesar Rp 1.374.703.310

dengan pengurangan waktu selama 20 hari dari waktu normal 120 hari

menjadi 100 hari.

Page 42: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

41

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil analisis percepatan waktu proyek dengan critical path

method (CPM), item-item kegiatan yang mengalami percepatan sehingga

mempengaruhi durasi penyelesaian proyek adalah: Pekerjaan pondasi lantai

1, pekerjaan beton bertulang lantai 1, pekerjaan lantai 1, pekerjaan beton

bertulang lantai 2.

2. Dari segi waktu didapatkan penyelesaian selama 100 hari dari waktu

pelaksanaan normal 120 hari atau terjadi pengurangan durasi selama 20 hari.

3. Berdasarkan hasil analisis penambahan jam kerja yang dilakukan pada

proyek Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira

Bangsa Meulaboh dengan Time Cost Trade Off Analysis dapat disimpulkan

sebagai berikut :

● Biaya dan waktu optimum, yang direncanakan berlangsung antara 3-4 jam

terhadap biaya dan waktu optimum. Di antara ke empat penambahan jam

kerja yang dapat dilihat pada Tabel 4.12 dan Grafik 4.1, biaya yang paling

optimum didapat pada pekerjaan C, D, F, K dengan penambahan 3-4 jam

kerja dengan pengurangan biaya sebesar Rp 7.900.000 dari biaya total

normal sebesar Rp.1.382.603.310 menjadi sebesar Rp 1.374.703.310

dengan pengurangan waktu selama 20 hari dari waktu normal 120 hari

menjadi 100 hari.

5.2 Saran

Saran-saran yang diberikan sesuai dengan kesimpulan yang ada dan

beberapa saran yang diusulkan untuk pelaksanaan Proyek Pembangunan RKB

(Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh, supaya dapat

Page 43: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

42

menyelesaikan pelaksanaan proyek sesuai dengan waktu yang direncanakan

dalam kontrak agar tidak mengalami keterlambatan.

1. Berdasarkan hasil analisis pembahasan maka dapat disarankan bagi pihak

kontraktor, apabila keterlambatan pelaksanaan proyek yang dialami dengan

mengejar sasaran jadwal yang telah ditentukan atas perjanjian kontrak

tertentu, sebaiknya percepatan dilakukan dengan penambahan jam kerja.

2. Kepada pihak kontraktor atau calon peneliti yang menghadapi permasalahan

yang sama, dapat mencoba alternatif lain selain dengan penambahan jam

kerja, misalkan dengan penambahan jumlah tenaga keja, menggunakan

peralatan alat bantu yang produktif dan metode kerja yang lebih baru dan

modren sehingga dapat menghasilkan pengurangan durasi yang lebih

maksimum dengan biaya proyek yang lebih minimum.

Page 44: ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA ...repository.utu.ac.id/587/1/BAB I_V.pdf · (Studi Kasus Pembangunan RKB (Bertingkat Lantai II) SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh)

43

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, T. 2003, Pertukaran Waktu dan Biaya, viewed 04 Mei 2013, Availiable from internet http://Undergradute. Pdf. Adobe Reader

Ariefasa, R. 2011, jurnal wahaha, viewed 20 Mei 2013, Availiable from internet

http://Document. Pdf. Adobe Acrobat. Frederika, A. 2010, Analisi Percepatan Pelaksanaan dengan Menambah Jam

Kerja Optimum Pada Proyek Konstruksi, viewed 04 Mei 2013, Availiable from internet http//Jurnal Percepatan. Pdf. Adobe Reader

Husen, A. 2008, Manajemen Proyek, Andi, Yogyakarta.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP. 102/ MEN/VI/ 2004 pasal 11. Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur.

Maharany & Fajarwati. 2006, Optimalisai Pelaksanaan Proyek , viewed 03 Juli

2013, Availiable from internet http://Undergradute. Pdf. Adobe Reader

Setiyarto, D. 2007, Jurnal Metode Jalur Kritis, viewed 20 Mei 2013, Availiable

from internet http://Document. Pdf. Adobe Acrobat.

Widyatmoko, Y. 2008, Analisa Percepatan Waktu, Viewed 04 Mei 2013,

Avaliable from internet http:// Analisa Percepatan-Literatur. Pdf (Secured). Adobe Reader.

Wijayanto Nur Wahyu, T. 2011, Analisa Perhitungan Pertukaran Waktu dan

biaya pada Proyek Pembangunan Hotel Mitdtown Surabaya, viewed 13 Mei

2013, Availiable from internet http://Presentation. Pdf. Adobe Acrobat.