faktor-faktor yang mempengaruhi retensi berat badan pasca

16
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retensi Berat Badan Pasca Melahirkan pada Ibu di Lima Kota Besar di Indonesia (Analisis Data Sekunder) Mery Christy 1 , Ahmad Syafiq 2 , Sandra Fikawati 3 Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Ilmu Gizi E-mail: [email protected] Abstrak Skripsi ini membahas hubungan antara retensi berat badan pasca melahirkan dengan usia, pendidikan, paritas, status gizi prahamil, pertambahan berat badan selama hamil, status gizi pasca melahirkan, durasi ASI predominan, konsumsi energi, dan pola makan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan data sekunder Fikawati (2013) dengan desain studi kohort prospektif. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi retensi berat badan pasca melahirkan pada ibu di lima kota besar di Indonesia. Analisis bivariat yang digunakan adalah uji korelasi dan uji t independen. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat dua variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan retensi berat badan pasca melahirkan, yaitu variabel pertambahan berat badan pasca melahirkan dan variabel status gizi pasca melahirkan. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai retensi berat badan pasca melahirkan dengan sampel yang lebih besar, beragam, dan dengan menambah faktor-faktor lain misalnya aktivitas fisik. Kata Kunci: Indeks Massa Tubuh; Pasca Melahirkan; Pertambahan Berat Badan Hamil; Retensi Berat Badan Abstract This Final Project discusses the relation between postpartum weight retention and maternal age, maternal education level, parity, BMI prepregnancy, gestational weight gain, BMI postpartum, breastfeeding duration, total intake, and diet type. This study is quantitative study using secondary data from Fikawati (2013) with prospective cohort design. The purpose of this study is to know factors that related with postpartum weight retention. Bivariate analysis is using correlation and independent t test. The result from bivariate analysis shows that there are two variabel that have significant relation with postpartum weight retention. The variabel are gestational weight gain and BMI postpartum. There is still needed more research related postpartum weight retention with bigger sample, varier, and with adding another factors e.g. physical activity. Key Words: Body Mass Index; Gestational Weight Gain; Postpartum; Weight Retention Pendahuluan Gizi lebih maupun obesitas telah menjadi penyebab kematian setidaknya 2,8 juta penduduk di dunia terkait dengan penyakit jantung, diabetes mellitus tipe dua, penyakit kantung empedu, Faktor-Faktor..., Mery Christy, FKM UI, 2013

Upload: others

Post on 04-Nov-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retensi Berat Badan Pasca

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retensi Berat Badan Pasca Melahirkan

pada Ibu di Lima Kota Besar di Indonesia (Analisis Data Sekunder) Mery Christy1, Ahmad Syafiq2, Sandra Fikawati3

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Program Studi Ilmu Gizi

E-mail: [email protected]

Abstrak

Skripsi ini membahas hubungan antara retensi berat badan pasca melahirkan dengan usia, pendidikan, paritas, status gizi prahamil, pertambahan berat badan selama hamil, status gizi pasca melahirkan, durasi ASI predominan, konsumsi energi, dan pola makan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan data sekunder Fikawati (2013) dengan desain studi kohort prospektif. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi retensi berat badan pasca melahirkan pada ibu di lima kota besar di Indonesia. Analisis bivariat yang digunakan adalah uji korelasi dan uji t independen. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat dua variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan retensi berat badan pasca melahirkan, yaitu variabel pertambahan berat badan pasca melahirkan dan variabel status gizi pasca melahirkan. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai retensi berat badan pasca melahirkan dengan sampel yang lebih besar, beragam, dan dengan menambah faktor-faktor lain misalnya aktivitas fisik. Kata Kunci: Indeks Massa Tubuh; Pasca Melahirkan; Pertambahan Berat Badan Hamil; Retensi Berat Badan

Abstract This Final Project discusses the relation between postpartum weight retention and maternal age, maternal education level, parity, BMI prepregnancy, gestational weight gain, BMI postpartum, breastfeeding duration, total intake, and diet type. This study is quantitative study using secondary data from Fikawati (2013) with prospective cohort design. The purpose of this study is to know factors that related with postpartum weight retention. Bivariate analysis is using correlation and independent t test. The result from bivariate analysis shows that there are two variabel that have significant relation with postpartum weight retention. The variabel are gestational weight gain and BMI postpartum. There is still needed more research related postpartum weight retention with bigger sample, varier, and with adding another factors e.g. physical activity. Key Words: Body Mass Index; Gestational Weight Gain; Postpartum; Weight Retention

Pendahuluan

Gizi lebih maupun obesitas telah menjadi penyebab kematian setidaknya 2,8 juta penduduk di

dunia terkait dengan penyakit jantung, diabetes mellitus tipe dua, penyakit kantung empedu,

Faktor-Faktor..., Mery Christy, FKM UI, 2013

Page 2: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retensi Berat Badan Pasca

osteoarthritis, hernia, gout dan penyakit kanker tertentu (Marcovitch, 2005 dan www.who.int,

2013). Prevalensi obesitas cenderung meningkat tiap tahun dengan prevalensi obesitas pada

wanita lebih tinggi daripada pria. Pada tahun 1980, prevalensi obesitas pada pria dan wanita

di dunia sebesar 5% dan 8%, akan tetapi pada tahun 2008, prevalensi obesitas meningkat

menjadi sebesar 10% dan 14% pada pria dan wanita (www.who.int, 2013). Di Indonesia,

prevalensi obesitas pada pria dan wanita sebesar 13,9% dan 23,8% (Riskesdas, 2007),

kemudian berdasarkan data Riskesdas (2010), prevalensi obesitas pada pria dan wanita

menjadi 16,3% dan 26,9%.

Obesitas jangka panjang pada wanita dapat disebabkan oleh retensi berat badan pasca

melahirkan (Rooney & Schauberger, 2002). Pada penelitian Theananansuk &

Lertbunnaphong (2008) ditemukan bahwa ibu dengan IMT prahamil normal dapat mengalami

retensi berat badan 4,99±4,03 kg pasca enam bulan melahirkan dan menyebabkan 19,46%

wanita dalam penelitian tersebut mengalami gizi lebih dan 0,54% wanita mengalami obesitas.

Padahal hamil dan pasca melahirkan merupakan masa penting untuk perubahan berat badan

dan merupakan kesempatan untuk mencegah terjadinya obesitas dan penyakit terkait obesitas

(Rothberg et al. 2011). Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian terhadap retensi berat

badan pasca melahirkan untuk mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi retensi berat

badan pasca melahirkan pada ibu di lima kota besar di Indonesia.

Tinjauan Teoritis

Retensi berat badan pasca melahirkan merupakan jumlah pertambahan berat badan yang

diperoleh selama hamil yang masih dimiliki oleh ibu pada waktu tertentu pasca melahirkan

(National Research Council and Institute of Medicine, 2007). Retensi berat badan pasca

melahirkan ditentukan dengan cara mengurangi berat badan ibu pasca melahirkan dengan

berat badan ibu prahamil (IOM, 2009). Menurut Hackley et al. (2010), usia merupakan faktor

signifikan bagi retensi berat badan pasca melahirkan. Ibu remaja memiliki retensi berat badan

pasca melahirkan lebih besar dibandingkan ibu dewasa. Hal ini disebabkan ibu remaja masih

dalam masa pertumbuhan sehingga akan tetap mengalami pertumbuhan meskipun sedang

hamil, termasuk bagi Ibu remaja yang mengalami kehamilan untuk kedua kalinya (Scholl &

Hediger, 1993, dalam Institute of Medicine, 2009). Pada saat hamil, tubuh ibu remaja

berkompetisi dengan janinnya dalam memperebutkan zat-zat gizi yang diasup ibu. Hasilnya

ditemukan bahwa lemak yang bertambah selama hamil tidak ditujukan untuk meningkatkan

Faktor-Faktor..., Mery Christy, FKM UI, 2013

Page 3: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retensi Berat Badan Pasca

pertumbuhan janin, melainkan, untuk mendukung kelanjutan dari perkembangan cadangan

lemak ibu yang masih remaja tersebut (Scholl et al., 1994).

Pendidikan juga merupakan faktor retensi berat badan. Ibu yang tidak tamat SMA memiliki

kecenderungan lima kali lebih besar untuk mengalami retensi berat badan pasca melahirkan

≥5 kg dibandingkan ibu yang tamat SMA (Althuizen et al., 2011). Hal ini disebabkan semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang, ia akan semakin peduli terhadap isu-isu kesehatan dan

semakin sering terlibat dalam kegiatan perawatan dan peningkatan kesehatan tubuhnya

(Drewnowsky, 2009 dan Duncan et al., 2003). Retensi berat badan pasca melahirkan juga

berbeda berdasarkan paritas. Retensi berat badan pasca melahirkan lebih kecil pada ibu

multipara dibandingkan pada ibu primipara dan nullipara. Hal ini disebabkan, selain memiliki

bayi yang baru lahir, ibu multipara juga memiliki anak batita atau anak balita sehingga ibu

multipara memiliki aktivitas lebih tinggi dibandingkan ibu primipara atau ibu nullipara

(Huang, Wang, & Dai, 2008).

Menurut Rothberg et al. (2003), ibu yang memiliki status gizi normal atau lebih merupakan

faktor signifikan retensi berat badan (p value= 0,003). Selain itu, pertambahan berat badan

hamil juga merupakan faktor signifikan retensi berat badan pasca melahirkan (Rinela, 2011).

Untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan janin, terjadi peningkatan besar dalam

suplai darah, pertumbuhan rahim dan payudara, dan peningkatan cadangan lemak tubuh ibu

(Brown, 2006). Semakin besar kenaikan berat badan yang terjadi selama hamil maka semakin

besar retensi berat badan yang dialami ibu (Theananansuk & Lertbunnaphong, 2008).

Status gizi ibu pasca melahirkan merupakan salah satu indikator dari status gizi ibu menyusui

(Achadi dkk., 2008). Status gizi ibu pasca melahirkan merupakan merupakan efek dari status

gizi ibu prahamil dan pertambahan berat badan ibu saat hamil (Krasovec, 1991). Penelitian

Kac et al. (2004) menemukan bahwa ibu dengan status gizi pasca 15 hari melahirkan normal,

mengalami retensi berat badan pasca enam bulan melahirkan sebesar 3,4 kg.

Durasi menyusui yang lama berhubungan dengan retensi berat badan yang rendah, semakin

pendek jangka waktu ibu menyusui, maka akan semakin besar retensi berat badan pasca

melahirkan yang akan dialami (Kac et al., 2003 dan Rothberg et al., 2011). Pada saat hamil,

ibu menyimpan sejumlah lemak dalam tubuh untuk dapat memenuhi kebutuhan ibu dan janin

serta persiapan untuk kebutuhan energi pada masa menyusui (Brown, 2005). Dengan

Faktor-Faktor..., Mery Christy, FKM UI, 2013

Page 4: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retensi Berat Badan Pasca

memberikan ASI berat badan ibu akan kembali normal dengan cepat, cadangan lemak ibu

selama hamil, yaitu sebanyak 4 kg (36.000 kkal) akan habis setelah 105–121 hari atau sekitar

3,5–4 bulan (Arisman, 2009).

Retensi berat badan pasca melahirkan juga dipengaruhi oleh konsumsi energi dan pola makan

ibu. Ibu yang mengonsumsi makanan lebih banyak memiliki retensi berat badan yang lebih

besar dibandingkan ibu yang mengonsumi makanan dalam jumlah yang tetap (p value=

0,008) (Olson et al., 2003). Ibu yang vegetarian memiliki rata-rata retensi berat badan paling

sedikit, sedangkan ibu yang lebih menyukai mengonsumsi lemak memiliki retensi berat badan

paling banyak (Theananansuk dan Lertbunnaphong (2008).

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data penelitian Fikawati (2013) yang berjudul

“Pengaruh Vegetarian dan Nonvegetarian terhadap Status Gizi Ibu, Durasi ASI Predominan,

dan Pertumbuhan Bayi: Studi Kohort di 5 Kota”. Desain studi penelitian adalah kohort

prospektif yang dilakukan selama enam bulan di lima kota besar yang berbeda (Jakarta,

Pekanbaru, Surabaya, Palembang, dan Pontianak). Sampel pada penelitian ini adalah 85 ibu

pasca melahirkan. Pemilihan sampel pada penelitian Fikawati (2013) dilakukan dengan cara

merekrut ibu vegetarian yang sedang hamil yang sesuai dengan kriteria inklusi berdasarkan

data dari pengurus IVS di kota terpilih.

Pada kunjungan awal (saat ibu hamil), asisten peneliti akan melakukan wawancara kuesioner

A sehingga diperoleh data sosio-demografi ibu, berat badan ibu prahamil, pertambahan berat

badan ibu selama hamil dan pola makan ibu, kemudian melakukan pengukuran tinggi badan

ibu dengan menggunakan microtoise. Pada kunjungan kedua (pasca 6-7 hari melahirkan),

asisten peneliti melakukan pengukuran berat badan ibu pasca melahirkan dengan

menggunakan timbangan merek AND. Data konsumsi energi ibu pasca melahirkan diperoleh

dengan menggunakan Form Food Recall 24 Hours yang diambil setiap bulan selama

penelitian berlangsung. Pengukuran berat badan ibu pasca enam bulan melahirkan dengan

menggunakan timbangan badan merek AND dilakukan pada kunjungan ketujuh (pasca 6

bulan melahirkan). Data durasi ASI predominan diperoleh berdasarkan pengisian form B4

dengan mewawancarai ibu melalui telepon setiap minggu semenjak kunjungan awal pasca

melahirkan hingga pasca enam bulan melahirkan.

Faktor-Faktor..., Mery Christy, FKM UI, 2013

Page 5: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retensi Berat Badan Pasca

Data penelitian Fikawati (2013) diperoleh peneliti dalam bentuk SPSS Data Document yang

selanjutnya dianalisis menggunakan software SPSS 16.0. Analisis yang dilakukan meliputi

analisis univariat dan analisis bivariat (dengan uji t independen dan uji korelasi).

Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata retensi berat badan ibu pasca melahirkan adalah

3,39±3,84 kg. Retensi berat badan pasca melahirkan terkecil dalam penelitian ini adalah –

7,10 kg dan retensi berat badan pasca melahirkan terbesar adalah 14,03 kg. Jumlah ibu dalam

penelitian ini sebanyak 85 orang. Rata-rata usia ibu dalam penelitian ini adalah 29,19±4,18

tahun. Usia terendah dalam penelitian ini adalah 21 tahun dan usia tertinggi adalah 38 tahun.

Berdasarkan pendidikan akhir ibu diperoleh 1,2% ibu memiliki pendidikan akhir tamat SD,

37,6% tamat SMA, 18,8% tamat Diploma, dan 42,4% tamat Sarjana. Hasil ini kemudian

dikategorikan menjadi Tidak Tamat Sarjana dan Tamat Sarjana. Hasil diperoleh 57,6% ibu

memiliki pendidikan akhir Tidak Tamat Sarjana dan 42,4% ibu memiliki pendidikan akhir

Tamat Sarjana. Berdasarkan paritas, diperoleh 52,9% ibu pernah mengalami satu kali

kehamilan (primipara) dan 47,1% ibu pernah mengalami dua kali atau lebih kehamilan

(multipara).

Status gizi prahamil ibu dalam penelitian ini terdiri dari 22,4% gizi kurang, 69,4% normal,

7,1% gizi lebih, dan 1,2% obesitas. Status gizi prahamil ibu kemudian dikategorikan menjadi

gizi kurang dan gizi cukup. Hasil diperoleh 22,4% ibu dalam penelitian ini memiliki status

gizi kurang dan 77,6% ibu memiliki status gizi prahamil cukup. Rata-rata pertambahan berat

badan ibu selama hamil dalam penelitian ini adalah 13,68±3,93 kg. Pertambahan berat badan

selama hamil terendah adalah 3,2 kg dan pertambahan berat badan selama hamil tertinggi

adalah 23,4 kg.

Status gizi pasca melahirkan ibu dalam penelitian ini terdiri dari 74,1% gizi normal, 20,0%

gizi lebih, dan 5,9% obesitas. Status gizi pasca melahirkan ibu kemudian dikategorikan

menjadi gizi normal dan gizi lebih. Hasil diperoleh 74,1% ibu dalam penelitian ini memiliki

status gizi pasca melahirkan normal dan 25,9% ibu memiliki status gizi pasca melahirkan

lebih. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata durasi ASI predominan adalah 13,15±10,52

minggu. Durasi terendah adalah 0 minggu dan durasi tertinggi adalah 24 minggu.

Faktor-Faktor..., Mery Christy, FKM UI, 2013

Page 6: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retensi Berat Badan Pasca

Persentase ibu yang memiliki rata-rata konsumsi pasca melahirkan kurang dari rekomendasi

AKG adalah 82,4% dan persentase ibu yang memiliki rata-rata konsumsi pasca melahirkan

memenuhi rekomendasi AKG adalah 17,6%. Berdasarkan pola makan, 49,4% ibu dalam

penelitian ini adalah vegetarian dan 50,6% adalah non vegetarian.

Tabel 1. Ringkasan Hasil Univariat Variabel N Mean SD Minimum Maksimum

Retensi Berat Badan (kg) 85 3,39 3,84 - 7,10 14,03 Usia (tahun) 85 29,19 4,18 21 38

Pertambahan Berat Badan selama Hamil (kg) 85 13,68 3,93 3,2 23,4

Durasi ASI Predominan (Minggu) 85 13,15 10,52 0 24

Variabel Jumlah Responden Persentase (%) Pendidikan Akhir

Tamat SD 1 1,2 Tamat SMA 32 37,6

Tamat Diploma 16 18,8 Tamat Sarjana 36 42,4

Total 85 100,0 Pendidikan Akhir

Tidak Tamat Sarjana 49 57,6 Tamat Sarjana 36 42,4

Total 85 100,0 Paritas

Primipara 45 52,9 Multipara 40 47,1

Total 85 100,0 Status Gizi Prahamil Ibu

Gizi Kurang 19 22,4 Normal 59 69,4

Gizi Lebih 6 7,1 Obesitas 1 1,2

Total 85 100,0 Status Gizi Prahamil Ibu

Gizi Kurang 19 22,4 Gizi Cukup 66 77,6

Total 85 100,0 Status Gizi Pasca melahirkan Ibu

Gizi Normal 63 74,1 Gizi Lebih 17 20,0 Obesitas 5 5,9

Total 85 100,0 Status Gizi Pasca Melahirkan

Gizi Normal 63 74,1 Gizi Lebih 22 25,9

Total 85 100,0 Rata-rata Konsumsi Kurang dari Rekomendasi AKG 70 82,4 Memenuhi Rekomendasi AKG 15 17,6

Total 85 100,0 Pola Makan

Vegetarian 42 49,4 Non Vegetarian 43 50,6

Total 85 100,0

Faktor-Faktor..., Mery Christy, FKM UI, 2013

Page 7: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retensi Berat Badan Pasca

Hasil uji statistik menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan retensi berat

badan ibu pasca melahirkan (p value= 0,589). Rata-rata retensi berat badan pasca melahirkan

pada ibu dengan pendidikan tidak tamat sarjana adalah 3,48±3,72 kg sedangkan rata-rata

retensi berat badan pasca melahirkan pada ibu dengan pendidikan tamat sarjana adalah

3,25±4,03 kg. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan retensi berat badan ibu

pasca melahirkan antara ibu dengan pendidikan akhir Tidak Tamat Sarjana dan ibu dengan

pendidikan akhir Tamat Sarjana (p value= 0,784).

Rata-rata retensi berat badan pasca melahirkan pada ibu primipara adalah 3,95±3,64 kg,

sedangkan rata-rata retensi berat badan pasca melahirkan pada ibu multipara adalah 2,75±4,00

kg. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan retensi berat badan ibu pasca

melahirkan antara ibu primipara dengan ibu multipara (p value = 0,149).

Rata-rata retensi berat badan pasca melahirkan pada ibu dengan status gizi prahamil kurang

adalah 2,32±3,68 kg, sedangkan rata-rata retensi berat badan pasca melahirkan pada ibu

dengan status gizi cukup adalah 3,74±3,85 kg. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada

perbedaan retensi berat badan ibu pasca melahirkan antara ibu dengan status gizi prahamil

kurang dan ibu dengan status gizi prahamil cukup (p value = 0,156).

Hasil analisis hubungan antara pertambahan berat badan ibu selama hamil dengan retensi

berat badan ibu pasca melahirkan menunjukkan hubungan yang sedang dan positif (r= 0,410).

Berdasarkan uji statistik ditemukan bahwa terdapat hubungan antara lama pertambahan berat

badan ibu selama hamil dengan retensi berat badan ibu pasca melahirkan (p value= 0,0005).

Rata-rata retensi berat badan pasca melahirkan pada ibu dengan status gizi normal pasca

melahirkan adalah 2,70±3,77 kg, sedangkan rata-rata retensi berat badan ibu pasca melahirkan

pada ibu dengan status gizi lebih pasca melahirkan adalah 5,34±3,39 kg. Hasil uji statistik

menunjukkan ada perbedaan retensi berat badan antara ibu dengan status gizi normal pasca

melahirkan dan ibu dengan status gizi lebih pasca melahirkan (p value = 0,005).

Hasil uji statistik menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara durasi ASI predominan

dengan retensi berat badan ibu pasca melahirkan (p value= 0,745). Arah hubungan variabel

durasi ASI predominan dengan variabel retensi berat badan pasca melahirkan adalah positif

dan kekuatannya lemah (r= 0,036) (Tabel 5.17.). Apabila variabel durasi ASI predominan

Faktor-Faktor..., Mery Christy, FKM UI, 2013

Page 8: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retensi Berat Badan Pasca

dikategorikkan menjadi <24 minggu dan 24 minggu, maka diperoleh hasil ibu yang

memberikan ASI predominan <24 minggu memiliki rata-rata retensi berat badan pasca

melahirkan sebesar 3,24±3,74 kg dan ibu yang memberikan ASI predominan selama 24

minggu memiliki rata-rata retensi berat badan pasca melahirkan sebesar 3,62±4,02 kg.

Rata-rata retensi berat badan pasca melahirkan pada ibu yang memiliki konsumsi energi pasca

melahirkan kurang dari rekomendasi AKG adalah 3,28±3,97 kg, sedangkan rata-rata retensi

berat badan ibu pasca melahirkan pada ibu yang memiliki konsumsi energi pasca melahirkan

memenuhi rekomendasi AKG adalah 3,90±3,18 kg. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada

perbedaan retensi berat badan antara ibu dengan konsumsi energi pasca melahirkan kurang

dari rekomendasi AKG dan ibu dengan konsumsi energi pasca melahirkan memenuhi

rekomendasi AKG (p value = 0,569).

Rata-rata retensi berat badan pasca melahirkan pada ibu vegetarian adalah 4,10±3,40 kg,

sedangkan rata-rata retensi berat badan pasca melahirkan pada ibu nonvegetarian adalah

2,76±4,16 kg. Hasil uji statistik tidak menunjukkan ada hubungan antara pola makan ibu

dengan retensi berat badan ibu pasca melahirkan (p value= 0,109).

Tabel 2. Ringkasan Hasil Analisis Bivariat Variabel Pearson Correlation (r) p value

Usia - 0,059 0,589 Pertambahan Berat Badan

selama Hamil 0,410 0,0005*

Durasi ASI Predominan 0,036 0,745 Variabel Mean SD p value n

Pendidikan Akhir Tidak Tamat Sarjana 3,48 3,72 0,784 49

Tamat Sarjana 3,25 4,03 36 Paritas

Primipara 3,95 3,64 0,149 45 Multipara 2,75 4,00 40

Status Gizi Prahamil Ibu Gizi Kurang 2,32 3,68 0,156 19 Gizi Cukup 3,74 3,85 66

Status Gizi Pasca Melahirkan Gizi Normal 2,70 3,77 0,005* 63 Gizi Cukup 5,34 3,39 22

Konsumsi energi Kurang dari Rekomendasi 3,28 3,97 0,569 70 Memenuhi Rekomendasi 3,90 3,18 15

Pola Makan Vegetarian 4,10 3,40 0,109 42

Nonvegetarian 2,76 4,16 43 *p value <0,05

Faktor-Faktor..., Mery Christy, FKM UI, 2013

Page 9: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retensi Berat Badan Pasca

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata retensi berat badan pada ibu di lima kota besar

di Indonesia adalah 3,39±3,84 kg, sama dengan hasil penelitian Kac et al. (2007) yang

menemukan rata-rata retensi berat badan ibu pasca melahirkan adalah 3,4 kg dan sesuai

dengan rekomendasi Achadi et al. (2008) untuk tidak melebihi 3,4 kg. Hasil uji statistik

menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan retensi berat badan ibu pasca

melahirkan (p value= 0,589). Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Theananansuk dan

Lertbunnaphong (2008) dan Olson et al., 2003. Pada usia reproduktif, sel-sel tubuh wanita

sudah dewasa dan tidak lagi mengalami pertumbuhan (IOM, 2009 dan Morgan & Dickerson,

2005). Tidak ada hubungan signifikan pada penelitian ini dapat disebabkan metabolisme

tubuh ibu cenderung sama dan menyebabkan tidak terlihatnya hubungan usia dengan retensi

berat badan pasca melahirkan.

Hasil analisis menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan retensi berat badan ibu pasca

melahirkan berdasarkan pendidikan ibu (p value= 0,784). Hasil penelitian ini berbeda dengan

hasil penelitian Oken et al. (2007). Tidak ada perbedaan signifikan retensi berat badan pasca

melahirkan berdasarkan pendidikan dalam penelitian ini disebabkan kurang beragamnya

pendidikan akhir ibu. Hanya satu ibu yang memiliki pendidikan akhir tamat SD, sedangkan

ibu yang lainnya memiliki pendidikan akhir minimal tamat SMA sehingga pengaruh

pendidikan terhadap retensi berat badan pasca melahirkan tidak dapat terlihat jelas.

Hasil analisis menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan retensi berat badan ibu pasca

melahirkan berdasarkan paritas (p value= 0,149). Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian

Theananansuk & Lertbunnaphong (2008) dan penelitian Hackley et al. (2010). Tidak ada

perbedaan signifikan retensi berat badan ibu pasca melahirkan berdasarkan paritas dalam

penelitian ini dapat disebabkan tidak adanya perbedaan aktivitas fisik yang signifikan antara

ibu primipara dan multipara.

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara status gizi

prahamil dengan retensi berat badan ibu pasca melahirkan (p value= 0,156). Hal ini sesuai

dengan penelitian Begum et al. (2012), Theananansuk & Lertbunnaphong (2008), dan

Althuizen et al. (2011). Tidak ditemukannya perbedaan retensi berat badan pasca melahirkan

berdasarkan status gizi ibu disebabkan tidak adanya perbedaan signifikan pertambahan berat

Faktor-Faktor..., Mery Christy, FKM UI, 2013

Page 10: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retensi Berat Badan Pasca

badan ibu saat hamil pada ibu dengan status gizi kurang dan ibu dengan status gizi cukup (p

value= 0,845).

Berdasarkan hasil uji statistik ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

pertambahan berat badan ibu selama hamil dengan retensi berat badan ibu pasca melahirkan

(p value= 0,0005). Hal ini sesuai dengan penelitian Rinela (2011) dan Theananansuk &

Lertbunnaphong (2008). Hal ini disebabkan adanya pertambahan cadangan lemak tubuh

sebesar 10% dari pertambahan berat badan selama hamil yang dialami. Semakin besar

pertambahan berat badan selama hamil yang dialami ibu, maka akan semakin besar cadangan

lemak tubuh ibu bertambah.

Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan retensi berat badan ibu pasca melahirkan

berdasarkan status gizi ibu pasca melahirkan (p value= 0,005). Ibu yang memiliki status gizi

normal pasca melahirkan mengalami retensi berat badan lebih kecil (2,70 kg) dibandingkan

ibu yang memiliki status gizi lebih pasca melahirkan (5,34 kg). Adanya perbedaan signifikan

retensi berat badan pasca melahirkan berdasarkan status gizi ibu pasca melahirkan dapat

disebabkan adanya perbedaan signifikan pertambahan berat badan ibu saat hamil pada ibu

berstatus gizi normal pasca melahirkan dengan ibu berstatus gizi lebih pasca melahirkan (p

value= 0,003). Ibu berstatus gizi normal pasca melahirkan memiliki rata-rata pertambahan

berat badan saat hamil 12,95 kg sementara ibu berstatus gizi lebih pasca melahirkan memiliki

rata-rata pertambahan berat badan saat hamil 15,78 kg.

Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara durasi ASI predominan

dengan retensi berat badan ibu pasca melahirkan (p value= 0,745). Hasil penelitian ini sesuai

dengan hasil penelitian Althuizen et al. (2011). Menurut Garrow & James (1993), asupan

makanan yang meningkat selama menyusui menyebabkan selisih energi yang dikeluarkan

tubuh dengan energi yang masuk tidak terlalu besar untuk dapat menghilangkan seluruh

cadangan lemak yang didapatkan selama hamil. Tidak ditemukannya hubungan antara retensi

berat badan pasca melahirkan dengan durasi ASI predominan pada penelitian ini disebabkan

adanya pengaruh konsumsi energi pasca melahirkan terhadap durasi ASI. Pada penelitian ini

ditemukan bahwa ibu dengan rata-rata durasi menyusui 11,99 minggu memiliki konsumsi

energi kurang dari rekomendasi AKG, sementara ibu dengan dengan rata-rata durasi

menyusui 18,60 minggu minggu memiliki konsumsi energi melebihi rekomendasi AKG

sehingga efek menyusui terhadap retensi berat badan kurang terlihat.

Faktor-Faktor..., Mery Christy, FKM UI, 2013

Page 11: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retensi Berat Badan Pasca

Hasil analisis menunjukkan tidak ada perbedaan retensi berat badan ibu pasca melahirkan

berdasarkan konsumsi energi ibu pasca melahirkan (p value= 0,569). Tidak ditemukannya

perbedaan signifikan retensi berat badan pasca melahirkan berdasarkan konsumsi pasca

melahirkan disebabkan ibu dengan konsumsi energi kurang dari rekomendasi AKG rata-rata

menyusui bayi selama 11,99 minggu, sementara ibu dengan konsumsi energi memenuhi

rekomendasi AKG rata-rata menyusui selama 18,60 minggu sehingga retensi berat badan

pasca melahirkan tidak terlalu berbeda pada kelompok ibu yang memiliki konsumsi energi

kurang dari rekomendasi AKG dan pada kelompok ibu yang memiliki konsumsi energi

melebihi rekomendasi AKG. Tidak ada hubungan signifikan antara retensi berat badan pasca

melahirkan berdasarkan konsumsi energi pasca melahirkan juga dapat disebabkan oleh faktor

aktivitas fisik ibu.

Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pola makan ibu dengan retensi

berat badan ibu pasca melahirkan (p value= 0,109). Tidak ada perbedaan retensi berat badan

pasca melahirkan pada ibu vegetarian dan nonvegetarian dapat disebabkan oleh tidak ada

perbedaan signifikan konsumsi energi ibu pada kelompok ibu vegetarian dan nonvegetarian (p

value= 0,277). Sebagian besar ibu dalam penelitian ini memiliki konsumsi energi pasca

melahirkan kurang dari rekomendasi AKG (82,4%). Sebanyak 88,1% ibu vegetarian memiliki

konsumsi energi kurang dari rekomendasi AKG dan 11,9% ibu vegetarian memiliki konsumsi

energi memenuhi rekomendasi AKG. Sementara itu, pada kelompok ibu nonvegetarian,

sebanyak 76,7% ibu memiliki konsumsi energi kurang dari rekomendasi AKG dan 23,3% ibu

memiliki konsumsi energi memenuhi rekomendasi AKG.

Kesimpulan

1. Ibu yang tinggal di wilayah perkotaan rata-rata mengalami kenaikan berat badan

sebesar 3,39 kg dari berat badan prahamil pasca 6 bulan melahirkan.

2. Pertambahan berat badan ibu selama hamil berhubungan dengan retensi berat badan

pasca melahirkan. Semakin tinggi pertambahan berat badan ibu selama hamil maka

akan semakin besar retensi berat badan ibu pasca melahirkan.

3. Status gizi ibu pasca melahirkan juga berhubungan dengan retensi berat badan pasca

melahirkan. Ibu berstatus gizi normal pasca melahirkan rata-rata mengalami

pertambahan berat badan saat hamil lebih sedikit (12,95 kg) dibandingkan

pertambahan berat badan saat hamil yang dialami ibu berstatus gizi lebih (15,78 kg)

sehingga retensi berat badan pasca melahirkan pada ibu dengan status gizi normal

Faktor-Faktor..., Mery Christy, FKM UI, 2013

Page 12: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retensi Berat Badan Pasca

pasca melahirkan lebih sedikit (2,70 kg) dibandingkan retensi pada ibu dengan status

gizi lebih (5,34 kg).

4. Tidak ada hubungan usia ibu dengan retensi berat badan pasca melahirkan.

5. Tidak ada perbedaan signifikan retensi berat badan ibu dengan pendidikan akhir ibu

meskipun terlihat rata-rata retensi retensi berat badan ibu dengan pendidikan akhir

tidak tamat sarjana (3,49 kg) lebih besar dibandingkan rata-rata retensi retensi berat

badan ibu dengan pendidikan akhir tamat sarjana (3,34 kg).

6. Tidak ada perbedaan retensi berat badan pasca melahirkan berdasarkan paritas

meskipun terlihat rata-rata retensi berat badan pasca melahirkan pada ibu primipara

lebih besar (3,95 kg) dibandingkan rata-rata retensi berat badan pasca melahirkan pada

ibu multipara (2,83 kg).

7. Ibu dengan status status gizi prahamil kurang dan cukup mengalami pertambahan

berat badan yang tidak berbeda signifikan, yaitu 13,52 kg dan 13,72 kg sehingga

retensi berat badan pasca melahirkan tidak terlihat berbeda secara signifikan pada ibu

berstatus gizi prahamil kurang dan cukup (2,31 kg dan 3,74 kg).

8. Ibu yang memberi ASI predominan selama 24 minggu dan ibu yang memberi ASI

predominan <24 minggu memiliki retensi berat badan pasca melahirkan yang tidak

berbeda secara signifikan, yaitu sebesar 3,62 kg dan 3,24 kg. Ibu dengan rata-rata

durasi menyusui 11,99 minggu memiliki konsumsi energi kurang dari rekomendasi

AKG, sementara ibu dengan dengan rata-rata durasi menyusui 18,60 minggu minggu

memiliki konsumsi energi melebihi rekomendasi AKG sehingga efek menyusui

terhadap retensi berat badan kurang terlihat.

9. Ibu dengan konsumsi energi kurang dari rekomendasi AKG rata-rata menyusui bayi

selama 11,99 minggu, sementara ibu dengan konsumsi energi memenuhi rekomendasi

AKG rata-rata menyusui selama 18,60 minggu sehingga rata-rata retensi berat badan

pasca melahirkan tidak terlalu berbeda pada kelompok ibu yang memiliki konsumsi

energi kurang dari rekomendasi AKG (3,28 kg) dan pada kelompok ibu yang memiliki

konsumsi energi melebihi rekomendasi AKG (3,90 kg).

10. Sebanyak 88,1% ibu vegetarian dan 76,7% ibu nonvegetarian memiliki konsumsi

energi kurang dari rekomendasi AKG sehingga retensi berat badan pasca melahirkan

tidak berbeda signifikan pada ibu vegetarian (4,10 kg) dan nonvegetarian (2,76 kg).

 

 

 

Faktor-Faktor..., Mery Christy, FKM UI, 2013

Page 13: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retensi Berat Badan Pasca

Saran  

Bagi Masyarakat

Faktor yang mempengaruhi retensi berat badan pasca melahirkan adalah pertambahan berat

badan selama hamil dan status gizi pasca melahirkan. Dianjurkan agar ibu menjaga

pertambahan berat badan selama hamil untuk tidak mengalami pertambahan berat badan

selama hamil yang berlebihan (sesuai rekomendasi IOM (2009) dan mengupayakan memiliki

status gizi normal pasca melahirkan dengan cara rutin menimbang di rumah atau di institusi

kesehatan.

Bagi Pemerintah/ Kementerian Kesehatan

Untuk mengurangi risiko ibu mengalami gizi lebih atau obesitas pasca melahirkan,

pemerintah dapat memberi himbauan kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga

kenaikan berat badan selama hamil sesuai rekomendasi IOM (2009) dan mengupayakan status

gizi normal pasca melahirkan dan menghimbau seluruh tenaga kesehatan untuk

mensosialisasikan dan memperhatikan kenaikan berat badan ibu selama hamil dan mengukur

status gizi ibu pasca melahirkan .

Bagi Tenaga Kesehatan

Seluruh tenaga kesehatan dapat memberitahu kepada masyarakat, khususnya kepada ibu

hamil untuk mematuhi rekomendasi IOM (2009) dalam meningkatkan berat badan ibu selama

selama hamil dan mengukur status gizi ibu pasca melahirkan sehingga dapat mengurangi

risiko ibu mengalami retensi berat badan pasca melahirkan berlebih.

Bagi Peneliti Lain

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap ibu dalam penelitian ini untuk

mengetahui retensi berat badan ibu pasca 1 tahun melahirkan.

2. Perlu dilakukan penelitian mengenai retensi berat badan pasca melahirkan pada

populasi yang lebih luas, lebih besar, dan lebih beragam untuk mendapatkan gambaran

utuh mengenai retensi berat badan ibu di Indonesia.

3. Perlu dilakukan penelitian mengenai retensi berat badan pasca melahirkan dengan

meneliti faktor-faktor lainnya yang juga berpengaruh, seperti faktor aktivitas fisik,

faktor pendapatan, dan faktor stress.

Faktor-Faktor..., Mery Christy, FKM UI, 2013

Page 14: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retensi Berat Badan Pasca

Daftar Pustaka

Achadi, E, Irawati, A, Kusharisupeni, B & Saptawati, K 2008, ‘Pengukuran status gizi ibu

hamil dan ibu menyusui dengan metoda antropometri’, Nutrire Diaita, 1, 1, 49-76.

Althuizen, E, van Poppel, MNM, de Vries, JH, Seidell, JC & van Mechelen, W 2011,

‘Postpartum behaviour as predictor of weight change from before pregnancy to one year

postpartum’, BMC Public Health, 11, 165.

Arisman 2009, Gizi dalam daur kehidupan: Buku ajar ilmu gizi, ed. 2, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

Begum et al. (2012), Begum, F, Colman, I, Mccargar, LJ & Bell RC 2012, ‘Gestational

weight gain and early postpartum weight retention in a prospective cohort of Alberta

women’, Journal of Obstetric & Gynecology, 34, 7, 637–647.

Brown, Judith E 2005, Nutrition through the life cycle 2nd edition, Thomson Wadsworth, USA.

Brown, Judith E 2006, What to eat before, during, and after pregnancy, Mc Graw Hill, USA.

Departemen Kesehatan RI 2007, Riset kesehatan dasar (Riskesdas), laporan nasional 2007,

Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

_____________________ 2010, Riset kesehatan dasar (Riskesdas), laporan nasional 2010,

Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Drewnowski, Adam 2009, ‘Obesity, diets, and social inequalities’, Nutrition Reviews, 67, 1,

s36-s39.

Duncan, GJ, Daly, MC, McDonough, P & Williams, D 2002, ‘Optimal indicators of

socioeconomic status for health research’, American Journal of Public Health, 92, 7, 1151-

1157.

Fikawati, Sandra 2013, Pengaruh diet vegetarian dan nonvegetarian terhadap status gizi ibu,

durasi ASI predominan, dan pertumbuhan Bayi: Studi kohort di 5 kota, Ringkasan

Disertasi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.

Garrow, JS & James, WPT 1993, Human nutrition and dietetics 9th edition, Churchill

Livingstone, USA.

Hackley, B, Fennie, K, Applebaum, J, Berry, D & Melkus, GD 2010, ‘The effect of language

preference on prenatal weight gain and postpartum weight retention in urban hispanic

women’, Ethnicity & Disease, 20, 162-168.

Huang, T-T, Wang, H-S & Dai, F-T 2008, Effect of pre-pregnancy body size on postpartum

weight retention, Midwifery, 26, 222–231.

Institute of Medicine 2009, Weight gain during pregnancy: Reexamining the guidelines, The

National Academy Press, Washington DC.

Faktor-Faktor..., Mery Christy, FKM UI, 2013

Page 15: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retensi Berat Badan Pasca

Kac, G, Benício, MHDA, Velasquez-Meléndez, G, Valente, JG & Struchiner, CJ 2004,

‘Breastfeeding and postpartum weight retention in a cohort of Brazilian women’, American

Journal Clinical Nutrition, 79, 487–93.

Krasovec, K 1991, ‘The impilications of poor maternal nutritional status during pregnancy for

future lactational performance’, J. Trop. Ped., 37, 3-10

Marcovitch, Harvey 2005, Black’s medical dictionary 41th edition, A&C Black, London.

Morgan, JB & Dickerson, JWT 2003, Nutrition in early life, Wiley, England.

National Research Council and Institute of Medicine 2007, Influence of pregnancy weight on

maternal and child health. Workshop report. Committee on the Impact of Pregnancy

Weight on Maternal and Child Health. Board on Children, Youth, and Families, Division

of Behavioral and Social Sciences and Education and Food and Nutrition Board, Institute

Of Medicine, The National Academies Press, Washington, DC.

Oken, E, Taveras, EM, Popoola, FA, Rich-Edwards, JW & Gillman, MW 2007, ‘Television,

walking, and diet associations with postpartum weight retention’, American Journal of

Preventive Medicine, 32, 4, 305–311.

Olson, CM, Strawderman, MS, Hinton, PS & Pearson, TA 2003, ‘Gestational weight gain and

postpartum behaviors associated with weight change from early pregnancy to 1 y

postpartum’, International Journal of Obesity, 27, 117–127.

Rinela, Padmawati 2011, Pengaruh menyusui terhadap retensi berat badan postpartum di

puskesmas wilayah Kecamatan Kesambi Kota Cirebon, Tesis, Program Pascasarjana

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada ,Yogyakarta.

Rooney, BL & Schauberger, CW 2002, ‘Excess pregnancy weight gain and long-term

obesity: One decade later’, Obstetrics & Gynecology, 100, 245–252.

Rothberg, BEG, Magriples, U, Kershaw, TS, Rising, SS & Ickovics, JR 2011, ‘Gestational

weight gain and subsequent postpartum weight loss among young, low-income, ethnic

minority women’, American Journal of Obstetrics & Gynecology, 204, 52, E1-11.

Scholl, TO & Hediger, ML 1993, ‘A review of the epidemiology of nutrition and adolescent

pregnancy: Maternal growth during pregnancy and its effect on the fetus’, dalam Institute of

Medicine 2009, Weight gain during pregnancy: Reexamining the guidelines, The National

Academy Press, Washington DC.

Scholl, TO, Hediger, ML, Schall, JI, Khoo, CS & Fischer, RL 1994, ‘Maternal growth during

pregnancy and the competition for nutrients’, American Journal of Clinical Nutrition, 60, 2,

183-188.

Faktor-Faktor..., Mery Christy, FKM UI, 2013

Page 16: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retensi Berat Badan Pasca

Theananansuk, M & Lertbunnaphong, T 2008, ‘Postpartum weight retention in Thai singleton

pregnant women with normal pre-pregnancy body mass index’, Thai Journal of Obstetrics

and Gynaecology, 16, 221-226.

Http://Www.Who.Int/Mediacentre/Factsheets/Fs311/En/. Diakses pada 22 April 2013.

Faktor-Faktor..., Mery Christy, FKM UI, 2013