ppt retensi fekal.pdf

51
Retensi Fekal Oleh FG 4, Kelas B FIK UI 2014

Upload: dian-rahmawati

Post on 18-Jan-2016

187 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

PPT Retensi Fekal

TRANSCRIPT

Page 1: PPT Retensi Fekal.pdf

Retensi Fekal

Oleh FG 4, Kelas BFIK UI 2014

Page 2: PPT Retensi Fekal.pdf

Anggota FG 4

1. Dian Rahmawati 1206218846

2. Dwiana Intan Rahayu Pertiwi 1206245140

3. Nabila Dheatami 1206218915

4. Shintia Silvana 1206240543

Page 3: PPT Retensi Fekal.pdf

Outline

Kasus Pemicu

Anatomi dan fisiologi rektum, anal, dan tulang servikal

Patofisiologi dan etiologi retensi fekal

Manifestasi dan komplikasi retensi fekal

Pemeriksaan Fisik dan Diagnostik

Asuhan Keperawatan

Page 4: PPT Retensi Fekal.pdf

Kasus Pemicu

RETENSI FEKAL

Seorang laki-laki berusia 25 tahun, dirawat dengan suspect fraktur kompresi cervikal ke 7. Keluhan saat ini pasien belum BAB sejak 5 hari yang lalu. Sebelum sakit pasien mengatakan BAB 1x/hari

Page 5: PPT Retensi Fekal.pdf

Anatomi dan Fisiologi rektum, anus, dantulang servikal

Page 6: PPT Retensi Fekal.pdf

Rektum dan Anus

Page 7: PPT Retensi Fekal.pdf

Struktur Rektum

Page 8: PPT Retensi Fekal.pdf
Page 9: PPT Retensi Fekal.pdf

Saraf yang mempengaruhi proses defekasi

Page 10: PPT Retensi Fekal.pdf

Tulang belakang

Page 11: PPT Retensi Fekal.pdf

Tulang belakang terdiri dari 4 segmen

Segmen servikal: terdiri dari 8

ruas tulang

Semen torakal : terdiri dari 12

ruas tulang

Segmen lumbal: terdiri dari 5

ruas tulang

Segmen sakral : terdiri dari 5 ruas tulang

Segmen koksiks: terdiri dari 1

ruas tulang

Page 12: PPT Retensi Fekal.pdf

Patofisiologi dan etiologi retensi fekal

Page 13: PPT Retensi Fekal.pdf

Sistem Saraf

Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Perifer

Page 14: PPT Retensi Fekal.pdf

Sistem Saraf Perifer

Sistem saraf perifer

S. Kranial S. Spinal S. Otonom

Parasimpatis

Simpatis

Gerakan Kolon

Page 15: PPT Retensi Fekal.pdf
Page 16: PPT Retensi Fekal.pdf

Kinerja Saraf Parasimpatis dan Simpatis pada Gerakan Kolon

Meninggalkan medulla spinalis

menuju saraf splangnikus.

Serabut saraf ini bersinaps melalui saraf seliaka dan

aortikorenalis,

Dan juga serabut pasca ganglionik

(untuk mengeluarkan asetikolin)

Meninggalkan medulla spinalis

menuju Saraf vagus

Kemudian bersinaps ke bagian tengah

kolon transversum,

saraf pelvikus yang berasal dari daerah sakral menyuplai bagian distal.

(mengeluarkan norepinefrin)

simpatis

parasimpatis

Gerakan Kolon

Page 17: PPT Retensi Fekal.pdf

Patofisiologi Retensi Fekal

Cervical ke-7 bekerja secara parasimpatis dan berfungsi untuk pengaturan dilatasi

sfingter ani dan gerakan kolon

Fraktur (kerusakan

tulang)

Penjepitan saraf spinal (khususnya cervical ke -

7) oleh ligamentum flavum dan kompresi

osteosif/material diskus

Nekrosis sel Gangguan sensori-motorik

Hilangnya sensasi defekasi

Tidak sampainya impuls ke medulla

spinalisRetensi fekal

Page 18: PPT Retensi Fekal.pdf

Manifestasi dan komplikasi retensi fekal

Page 19: PPT Retensi Fekal.pdf

Manifestasi Klinis

Perut kembung/distensi

usus,

• hal ini ditandai dengan banyaknya gerakan usus yang tidak lazim dan mungkin merasa seperti tidak dapat mengeluarkan flatus(gas/kentut)

• hal ini disebabkan oleh terlalu banyaknya tinja/feses di usus dan rektum yang tidak dapat dikeluarkan

Gerakan usus yang keras,

• hal ini disebabkan oleh kurangnya impuls yang diberikan oleh saraf cervical-7 akibat fraktur yang dialami klien

Gerakan massa kolon yang lamban

• hal ini disebabkan oleh adanya fraktur pada cervical ke-7 dan menyebabkan proses defekasi juga menjadi lebih lama (pada kasus satu kali sehari pada 5 hari yang lalu).

Page 20: PPT Retensi Fekal.pdf

Komplikasi yang dapat terjadi

1. Konstipasi • Konstipasi merupakan kondisi dimana jarang untuk melakukan proses defekasi.

• Hal ini akan terjadi ketika klien mengalami retensi fekal.

• Ada beberapa karakteristik bagi seseorang yang diindikasikan konstipasi. Karakteristik tersebut diantaranya (Kozier 2011);

• penurunan frekuensi defekasi dari kebiasaan,

• mengejan saat dedekasi dan nyeri

• merasa tidak komplit dalam mengeluarkan feses;

• nyeri abdomen, kram Hal ini disebabkan oleh pergerakan feses di usus besar berjalan lambat, sehingga memungkinkan tersedianya waktu yang cukup lama untuk melakukan proses penyerapan cairan di usus besar.

Page 21: PPT Retensi Fekal.pdf

Cont

2. Impaksi fekal

• Impaksi fekal adalah massa atau kumpulan feses yang mengeras didalam rektum.

• Impaksi terjadi akibat retensi dan akumulasi materi feses dalam waktu lama. Impkasi fekal dapat diketahui dengan keluarnya feses cair (diare) dan bukan feses yang normal.

• Bagian feses cair akan keluar dari pinggir massa feses yang sudah mengalami impaksi (mengeras didalam rektum).

Page 22: PPT Retensi Fekal.pdf

Pemeriksaan Fisik dan Diagnostik

Page 23: PPT Retensi Fekal.pdf

Pemeriksaan

Anamnesis

Fisik

Spinal

Abdomen

RektumDiagnostik

Page 24: PPT Retensi Fekal.pdf

Anamnesis

• Identitas klien

• Durasi konstipasi, pola eliminasi sekarang dan yang lalu, perkiraan pasien tentang eliminasi usus normal, gaya hidup dan pekerjaan.

• Riwayat penggunaan obat dan riwayat medis

• Kaji adanya hal-hal berikut : rasa penuh atau tekanan pada rektum, nyeri abdomen, mengejan saat defekasi, diare encer atau flatus.

(Markum; 2005)

Page 25: PPT Retensi Fekal.pdf

Pemeriksaan Fisik Spinal (C 7)

• Saat klien melakukan fleksi anterior pada leher

• Rentang pergerakan sendiinspeksi

• Saat klien melakukan fleksi anterior pada leher

• Palpasi tulang untuk mengetahui adanya nyeri tekan

• Palpasi sendi untuk menilai rentang pergerakan sendipalpasi

• Mengidentifikasi adanya nyeri tekan

• Perubahan refleks

• Kelemahan ototPerkusi

Skala untuk menentukan derajatrespons refleks0 : Tidak ada respons

refleks+1 : Aktivitas minimal

(hipoaktif)+2 : Respons normal+3 : lebih aktif dari normal+4 : Aktivitas maksimal

(hiperaktif)

Page 26: PPT Retensi Fekal.pdf

Pemeriksaan Fisik Spinal

Inspeksi Palpasi

Page 27: PPT Retensi Fekal.pdf

Pemeriksaan fisik Abdomen dan RektumAbdomen Rektum

Inspeksi:

Pada 4 kuadran abdomen untuk melihat warna kulit, bentuk dan

kesimetrisan, bekas luka dan gelombang peristaltik.

Terlihat distensi abdomen (Potter & Perry, 2010/2009).

Auskultasi:

- Menggunakan stetoskop untuk mengkaji bising usus.

Normalnya, bising usus terdengar secara ireguler 5-35 kali

permenit. Bising usus yang terdengar biasanya hipoaktif (Potter

& Perry, 2010/2009).

Palpasi:

Untuk mengetahui massa dan area yang lunak dengan

meregangkan otot abdomen (mengedan).

Biasanya muncul nyeri tekan saat dilakukan palpasi apabila klien

mengalami retensi (Potter & Perry, 2010/2009).

Untuk mengetahui adanya

lesi, hemoroid, dan

inflamasi.

Pada pemeriksaan dubur

dapat dilakukan colok

dubur untuk mengetahu

adanya tegangan otot

rektum/anus, adanya

timbunan feses, atau

adanya darah didalam

rektum. (Carpenito,

2009/2002)

Page 28: PPT Retensi Fekal.pdf

Pemeriksaan Diagnostik Spinal (C7)

• Wilayah dari tulang belakang dan leher yang dianjurkan untuk pemeriksaan yaitu: anteroposterior, lateral dan odontoid

• Hasil X-ray dapat menunjukan wilayah sakit dannyeri pasien

X-Ray

• Digunakan saat X-ray tidak sensitif padafraktur tulang belakang yang kecilCT-Scan

• Jika radiografi serviks lateral dan CT scan negatif, maka MRI merupakan pemeriksaan pilihan untukmengecualikan ketidakstabilan

• Pemeriksaan terbaik untuk menggambarkankerusakan neurologi

MRI

Page 29: PPT Retensi Fekal.pdf

Pemeriksaan Diagnostik Spinal (C7)

X-Ray Axial CT Scan of C6-C7dan C7-T11

MRIs of C6-C7 dan C7-T11

Page 30: PPT Retensi Fekal.pdf

Pemeriksaan Diagnostik Abdomen dan Rektum

Tes feses.

• Pemeriksaan pada warna feses dan konsistensi penampilan feses.

• Pada konstipasi, obstipasi (konstipasi ekstrem) atau impaksi fekal dapat mengakibatkan pasase massa yang kecil, kering, keras seperti batu yang disebut skibala

Tes diagnostik radiografik:

• Tes diagnostik radiografik mencangkup pemeriksaan saluran gastrointestinal atas,

• pemeriksaan saluran gastrointestinal bawah,

Page 31: PPT Retensi Fekal.pdf

Penatalaksanaan Medis

Page 32: PPT Retensi Fekal.pdf

Pain Medications

1. Aspirin

2. NSAID (Non-Steroidal Anti Inflamatory Drugs)

3. COX-2 Inhibitors

4. Non-Narcotic Prescription Pain Medications

5. Narcotic Pain Medications

6. Muscle Relaxants

7. Anti-Depressants

Pain Medications. Diambil dari http://www.allaboutbackpain.com/html/spine_general/spine_general_painmeds.html#Medications.

Page 33: PPT Retensi Fekal.pdf

Cervical Collar / Collar Neck

Tujuan pemasangan alat ini:• Mencegah pergerakan

tulang servikal yang patah (proses imobilisasi serta mengurangi kompresi pada radiks saraf).

• Mencegah bertambahnya kerusakan tulang servikal dan korda spinalis.

• Mengurangi rasa sakit.• Mengurangi pergerakan

leher selama proses pemulihan.

SOMI (Sternal Occipital Mandibular Immobilizer) Xcollar Extrication Collar

Page 34: PPT Retensi Fekal.pdf

Spinal Surgery

Vertebroplasty

Kyphoplasty

Johns Hopkins Medicine. Kyphoplasty. Diambil dari http://www.hopkinsmedicine.org/healthlibrary/test_procedures/orthopaedic/kyphoplasty_135,36/.

Johns Hopkins Medicine. Vertebroplasty. Diambil dari http://www.hopkinsmedicine.org/healthlibrary/test_procedures/orthopaedic/vertebroplasty_135,37/.

Page 35: PPT Retensi Fekal.pdf

Penatalaksanaan Medis Retensi Fekal

Laksative / Enema

Suppository/ Digital

Stimulation

Abdominal Massage

Bowel Program

Page 36: PPT Retensi Fekal.pdf

Laxative

• Laksatif dan katartiks adalah obat yang dipergunakan untuk mengeluarkan feses. Laksatif melunakkan feses dan katartik menyebabkan feses lunak sampai berair dengan sedikit kram.

Jenis-jenis laksatif:1. Stimulant Laxatives (meliputi cascara, senna, ExLax®, Dulcolax®,

PeriColace®)2. Bulk Laxatives (meliputi calcium polyCarbophil, psyllium, Citrucel®,

Metamucil®, FiberCon®)3. Magnesium Laxatives atau Saline Laxatives (meliputi magnesium

citrate, Milk of Magnesia®)4. Sorbitol, Lactulose®, Golytely®5. Stool Softeners atau Lubricant Laxatives (Colace®, dialose,

doxidan)

Harari, Daniaelle, Quinian, Jerrilyn & Stiens, Steven A. Spinal Cord Injury Kit: Constipation and SCI. Paralyzed Veterans of America (PVA) Spinal Cord Injury Education and Training Foundation (ETF).

Page 37: PPT Retensi Fekal.pdf

Enema

Enema adalah tindakan memasukan larutan ke dalam rektum yang berfungsi untuk mengeluarkan feses dan/atau flatus.

Jenis-jenis enema:

1. Enema pembersih

2. Enema karminatif

3. Enema retensi

4. Enema aliran balik (Harris flush)

5. Enema terapeutik

Potter, P. A. & Perry, A. G. (2005). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice. 6th edition. St. Louis: Elsevier Mosby.

Harari, Daniaelle, Quinian, Jerrilyn & Stiens, Steven A. Spinal Cord Injury Kit: Constipation and SCI. Paralyzed Veterans of America (PVA) Spinal Cord Injury Education and Training Foundation (ETF).

Page 38: PPT Retensi Fekal.pdf

Suppository

• Supositoria merupakan sedian padat yang berbentuk kerucut atau oval yang digunakan dengan cara memasukkannya ke dalam rektum.

• Umumnya supositoria melunak, meleleh, dan melarut pada suhu tubuh.• Contoh: glycerin, bisacodyl, Magic Bullet®

Langkah-langkah memasukkan supositoria:1. Hilangkan feses yang dapat menghalangi masuknya supositoria.2. Lembabkan supositoria untuk melunakkannya sebelum dimasukkan ke

dalam rektum.3. Tempatkan supositoria setinggi mungkin di dalam rektum, gunakan

sarung tangan steril atau suppository inserter.4. Tempatkan supositoria agar tidak menempel dengan dinding rektum.5. Keluarkan tangan secara perlahan-lahan untuk mencegah supositoria

tergelincir dan posisinya semula.

Harari, Daniaelle, Quinian, Jerrilyn & Stiens, Steven A. Spinal Cord Injury Kit: Constipation and SCI. Paralyzed Veterans of America (PVA) Spinal Cord Injury Education and Training Foundation (ETF).

Page 39: PPT Retensi Fekal.pdf

Digital Stimulation

Digital stimulation dapat dilakukan tersendiri atau setelah memasukkan supositoria.

Langkah-langkah melakukan digital stimulation:

1. Gunakan sarung tangan steril.

2. Masukkan satu jari tangan (biasanya telunjuk) sedalam 2-3 inch melalui anus sampai jari merasakan sfingter ani internal (otot berbentuk cincin di dalam anus).

3. Pijat sfingter ani sebanyak 3-4 kali, atau sampai otot berelaksasi. Relaksasi otot sfingter ani internal memungkinkan feses dievakuasi keluar anus.

4. Tunggu selama 5-10 menit antara setiap stimulasi.

5. Jika sebelumnya menggunakan supositoria atau enema retensi, lakukan stimulasi 10-30 menit setelah memasukkan supositoria dan minyak enema retensi.

Harari, Daniaelle, Quinian, Jerrilyn & Stiens, Steven A. Spinal Cord Injury Kit: Constipation and SCI. Paralyzed Veterans of America (PVA) Spinal Cord Injury Education and Training Foundation (ETF).

Page 40: PPT Retensi Fekal.pdf

Abdominal Massage

Abdominal massage biasanya dilakukan setelah memasukkan supositoria atau setelah digital stimulation yang pertama.

Pijatan yang dilakukan mengikuti bentuk usus besar hingga ke rektum.

Langkah-langkah melakukan abdominal massage:

1. Tekan perut bagian kanan bawah dengan menggunakan telapak tangan.

2. Pijat perut mengikuti bentuk tulang rusuk.

3. Arahkan pijatan ke bagian kiri perut.

4. Pijat sampai ke bagian kiri bawah perut.

5. Ulangi pijatan setiap 30 detik selama 10 kali untuk hasil yang maksimal.

Harari, Daniaelle, Quinian, Jerrilyn & Stiens, Steven A. Spinal Cord Injury Kit: Constipation and SCI. Paralyzed Veterans of America (PVA) Spinal Cord Injury Education and Training Foundation (ETF).

Page 41: PPT Retensi Fekal.pdf

Bowel Program Guidelinesuntuk pasien dengan neck/upper spinal cord injury (spastic bowel)1. Pasien harus melakukan bowel program setiap hari atau setiap

pasien memiliki gejala atau faktor risiko konstipasi. Jika pasien tidak memiliki gejala atau faktor risiko konstipasi, pasien harus melakukan bowel program paling tidak satu kali setiap 3 hari untuk mencegah terjadinya konstipasi.

2. Masukkan supositoria ke dalam rektum pasien dengan teknik yang tepat.

3. Lakukan abdominal massage selama 5-10 menit.4. Tunggu sampai feses dan flatus keluar. Jika feses tidak keluar

setelah 10 menit, lakukan tahap ke 5.5. Lakukan digital stimulation hingga sfingter ani berelaksasi.6. Lakukan digital stimulation tambahan sebanyak 2 kali, tunggu 5-10

menit diantara keduanya. Jika tidak ada lagi feses yang keluar dalam 15 menit, pasien telah selesai melaksanakan bowel program.

Harari, Daniaelle, Quinian, Jerrilyn & Stiens, Steven A. Spinal Cord Injury Kit: Constipation and SCI. Paralyzed Veterans of America (PVA) Spinal Cord Injury Education and Training Foundation (ETF).

Page 42: PPT Retensi Fekal.pdf

Asuhan Keperawatan

Page 43: PPT Retensi Fekal.pdf

Kasus Pemicu

RETENSI FEKAL

Seorang laki-laki berusia 25 tahun, dirawat dengan suspect fraktur kompresi cervikal ke 7. Keluhan saat ini pasien belum BAB sejak 5 hari yang lalu. Sebelum sakit pasien mengatakan BAB 1x/hari

Page 44: PPT Retensi Fekal.pdf

Diagnosa Keperawatan pada Kasus Retensi Fekal

1• Nyeri akut b.d fraktur kompresi servikal ke 7, kerusakan sistem

saraf penggunaan traksi, dan distensi abdomen

2.• Konstipasi b.d hambatan defekasi karena fraktur kompresi

servikal ke 7

3.• Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan muskuloskeletal

4.• Potensial terhadap kerusakan integritas kulit b.d imobilitas fisik

5.• Risiko Trauma Spinal Tambahan b.d komplikasi fraktur servikal

Page 45: PPT Retensi Fekal.pdf

Wilkinson, Judith M. & Ahern, Nancy R. (2009). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Edisi 9.(Terj. Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook: NANDA Diagnoses, NIC Interventions, NOC Outcomes) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Tucker, Susan Martin, Canobbio, Mary M., Paquette, Eleanor Vargo, & Wells, Majorie Fyfe. (1993). Standar Perawatan Pasien: ProsesKeperawatan, Diagnosis, dan Evaluasi. Edisi V. Volume 4. (Terj. Patient Care Standards: Nursing Process, Diagnosis, and Outcome, 1992) Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Doenges, Marilynn E., Moorhouse, Mary Frances & Murr, Alice C. (2010). Nursing Care Plans: Guidelines for Individualizing Client Care Across theLife Span. 8th ed. USA: F. A. Davis Company.

Page 46: PPT Retensi Fekal.pdf
Page 47: PPT Retensi Fekal.pdf
Page 48: PPT Retensi Fekal.pdf

Wilkinson, Judith M. & Ahern, Nancy R. (2009). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Edisi 9.(Terj. Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook: NANDA Diagnoses, NIC Interventions, NOC Outcomes) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Tucker, Susan Martin, Canobbio, Mary M., Paquette, Eleanor Vargo, & Wells, Majorie Fyfe. (1993). Standar Perawatan Pasien: ProsesKeperawatan, Diagnosis, dan Evaluasi. Edisi V. Volume 4. (Terj. Patient Care Standards: Nursing Process, Diagnosis, and Outcome, 1992) Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Doenges, Marilynn E., Moorhouse, Mary Frances & Murr, Alice C. (2010). Nursing Care Plans: Guidelines for Individualizing Client Care Across theLife Span. 8th ed. USA: F. A. Davis Company.

Page 49: PPT Retensi Fekal.pdf

Wilkinson, Judith M. & Ahern, Nancy R. (2009). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Edisi 9.(Terj. Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook: NANDA Diagnoses, NIC Interventions, NOC Outcomes) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Tucker, Susan Martin, Canobbio, Mary M., Paquette, Eleanor Vargo, & Wells, Majorie Fyfe. (1993). Standar Perawatan Pasien: ProsesKeperawatan, Diagnosis, dan Evaluasi. Edisi V. Volume 4. (Terj. Patient Care Standards: Nursing Process, Diagnosis, and Outcome, 1992) Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Doenges, Marilynn E., Moorhouse, Mary Frances & Murr, Alice C. (2010). Nursing Care Plans: Guidelines for Individualizing Client Care Across theLife Span. 8th ed. USA: F. A. Davis Company.

Page 50: PPT Retensi Fekal.pdf

Referensi

• American Academy of Orthopaedic Surgeons. (2011). Critical Care Transport. 2nd Edition. Massachusetts: Jones and Bartlett Learning.

• Apuna – Grummer, D., Howland, W. A. (2013). A Core Curriculum for Nurse Life Care Planning. Indiana: iUniverse. • Bazzocchi, Gabriele, Scuijt, Christoffel, Pederzini, Roberto & Menarini, Mauro. Bowel Disfunction in Spinal Cord

Injury Patients: Pathophysiology and Management. Germany: University of Bologna.• Benzel, E.C (ed). (2012). The Cervical Spine. 5th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. • Berman, Audrey, Snyder, Shirlee, Kozier, Barbara, & Erb, Glenora. (2003). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis

Kozier & Erb. Edisi 5. (Terj. Kozier and Erb’s Techniques in Clinical Nursing, 5th Edition, 2002) Jakarta: Penerbit BukuKedokteran EGC.

• Center for Neuro and Spine. Compression Fractures. Diambil darihttp://www.centerforneuroandspine.com/conditions/spine-conditions/lumbar-spine-conditions/compression-fracture/default.aspx.

• Cottrell, J. E., dan Young, W. L. (2010). Cottrell and Young’s Neuroanesthesia. 5th Edition. Philadelphia: Mosby Elsevier.

• Dell, M. O., dan Stubblefield, M. (2009). Cancer Rehabilitation: Principles and Practice. New York: Demos Medical Publishing.

• Doenges, Marilynn E., Moorhouse, Mary Frances & Murr, Alice C. (2010). Nursing Care Plans: Guidelines for Individualizing Client Care Across the Life Span. 8th ed. USA: F. A. Davis Company.

• Garber, J. S., Gross, M., dan Slonim, A.D. (2009). Avoiding Common Nursing Errors. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.

• Google Image. http://www.google.com.• Harari, Danielle, Quinian, Jerrilyn & Stiens, Steven A. Spinal Cord Injury Kit: Constipation and SCI. Paralyzed

Veterans of America (PVA) Spinal Cord Injury Education and Training Foundation (ETF).

Page 51: PPT Retensi Fekal.pdf

Referensi

• http://www.eorthopod.com/content/spinal-compression-fractures (diakses pada hari selasa 6 Mei,2014 pukul8.23)

• http://www.patient.co.uk/doctor/Back-Examination-(Thoraco-lumbar).htm (diakses pada hari selasa 6 Mei,2014 pukul 7.00)

• https://www.ebmedicine.net/topics.php?paction=showTopicSeg&topic_id=213&seg_id=4308 (diakses pada hariselasa 6 Mei,2014 pukul 8.20)

• Johns Hopkins Medicine. Kyphoplasty. Diambil darihttp://www.hopkinsmedicine.org/healthlibrary/test_procedures/orthopaedic/kyphoplasty_135,36/.

• Johns Hopkins Medicine. Vertebroplasty. Diambil darihttp://www.hopkinsmedicine.org/healthlibrary/test_procedures/orthopaedic/vertebroplasty_135,37/.

• Pain Medications. Diambil darihttp://www.allaboutbackpain.com/html/spine_general/spine_general_painmeds.html#Medications.

• Potter, P. A. & Perry, A. G. (2005). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice. 6th edition. St. Louis: Elsevier Mosby.

• Spine Health. Compression Fracture Treatment. Diambil dari http://www.spine-health.com/conditions/osteoporosis/compression-fracture-treatment.

• Spine Health. Spine Fracture Treatment Options. Diambil dari http://www.spine-health.com/treatment/back-surgery/spine-fracture-treatment-options.

• Tucker, Susan Martin, Canobbio, Mary M., Paquette, Eleanor Vargo, & Wells, Majorie Fyfe. (1993). StandarPerawatan Pasien: Proses Keperawatan, Diagnosis, dan Evaluasi. Edisi V. Volume 4. (Terj. Patient Care Standards: Nursing Process, Diagnosis, and Outcome, 1992) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

• Wilkinson, Judith M. & Ahern, Nancy R. (2009). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, IntervensiNIC, Kriteria Hasil NOC. Edisi 9. (Terj. Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook: NANDA Diagnoses, NIC Interventions, NOC Outcomes) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.