retensi daya ingat

24
2.1 Teori dan Prinsip Komunikasi Kesehatan 2.4.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah proses pengoperasian rangsangan (stimulus) dalam bentuk lambang atau simbol bahasa atau gerak (non-verbal), untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Stimulus ini berupa suara/bunyi atau bahasa lisan, maupun berupa gerakan, tindakan, atau simbol-simbol yang diharapkan dapat dimengerti oleh pihak lain, dan pihak lain tersebut merespons atau bereaksi sesuai dengan maksud pihak yang memberikan stimulus. Oleh sebab itu reaksi atau respons, baik dalam bentuk bahasa maupun simbol-simbol ini merupakan pengaruh atau hasil proses komunikasi. Proses komunikasi yang menggunakan stimulus atau respons dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan, selanjutnya disebut komunikasi verbal. Sedangkan apabila proses komunikasi tersebut menggunakan simbol-simbol disebut komunikasi nonverbal. Komunikasi sangat diperlukan dalam proses pendidikan kesehatan (promosi kesehatan). Komunikasi merupakan kegiatan untuk mengendalikan faktor-faktor predisposisi, seperti kurangnya pengetahuan, sikap masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, adanya tradisi, kepercayaan yang negatif tentang penyakit. Tanpa adanya proses komunikasi, pembangunan, termasuk pembangunan di sektor kesehatan, tidak akan berjalan dengan baik dan efektif.

Upload: syiva-sakinatun

Post on 02-Jan-2016

113 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: retensi daya ingat

2.1 Teori dan Prinsip Komunikasi Kesehatan

2.4.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah proses pengoperasian rangsangan (stimulus) dalam bentuk

lambang atau simbol bahasa atau gerak (non-verbal), untuk mempengaruhi perilaku orang

lain. Stimulus ini berupa suara/bunyi atau bahasa lisan, maupun berupa gerakan, tindakan,

atau simbol-simbol yang diharapkan dapat dimengerti oleh pihak lain, dan pihak lain

tersebut merespons atau bereaksi sesuai dengan maksud pihak yang memberikan stimulus.

Oleh sebab itu reaksi atau respons, baik dalam bentuk bahasa maupun simbol-simbol ini

merupakan pengaruh atau hasil proses komunikasi. Proses komunikasi yang menggunakan

stimulus atau respons dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan, selanjutnya disebut

komunikasi verbal. Sedangkan apabila proses komunikasi tersebut menggunakan simbol-

simbol disebut komunikasi nonverbal.

Komunikasi sangat diperlukan dalam proses pendidikan kesehatan (promosi

kesehatan). Komunikasi merupakan kegiatan untuk mengendalikan faktor-faktor

predisposisi, seperti kurangnya pengetahuan, sikap masyarakat terhadap kesehatan dan

penyakit, adanya tradisi, kepercayaan yang negatif tentang penyakit. Tanpa adanya proses

komunikasi, pembangunan, termasuk pembangunan di sektor kesehatan, tidak akan

berjalan dengan baik dan efektif.

Komunikasi di bidang kesehatan bukan saja diperlukan untuk melibatkan seluruh

komponen masyarakat agar berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan, tetapi juga

diperlukan untuk memperoleh dukungan politik dan kebijaksanaan dari para pejabat

penyelenggara negara, baik eksekutif maupun legislatif, dan para pejabat lintas sektor yang

lain. Untuk berkomunikasi dengan efektif, para petugas kesehatan perlu dibekali ilmu

komunikasi dan media komunikasinya.

2.4.2 Unsur-Unsur Komunikasi

Unsur-unsur yang terdapat dalam komunikasi adalah:

1. Sumber/komunikator

Page 2: retensi daya ingat

Komunikator adalah sumber yang menyampaikan atau mengeluarkan stimulus antara lain

dalam bentuk informasi atau disebut pesan yang harus disampaikan pada pihak lain.

2. Pesan

Pesan adalah isi stimulus yang dikeluarkan oleh komunikator (sumber) kepada

komunikan (penerima).

3. Media

Saluran, atau lebih popular disebut media, adalah alat atau sarana yang digunakan oleh

komunikator dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan.

4. Sasaran/komunikan

Komunikan adalah pihak yang menerima stimulus dan memberikan respon terhadap

stimulus tersebut.

5. Umpan balik

6. Evaluasi

2.4.3 Model, Macam, dan Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

Proses komunikasi terdiri dari dua model, yaitu model linier dan model sistem.

1. Model linier

Page 3: retensi daya ingat

Gambar 2.4 Model Komunikasi Linier

Pada model komunikasi linier proses komunikasi terjadi menurut suatu urutan tertentu.

Terlihat ada perbedaan kedudukan dan peranan antara sumber dan sasaran. Sumber

seolah-olah lebih tinggi dari sasaran.

2. Model sistem

Model komunikasi sistem menetapkan kedudukan dan peranan sumber sama dengan

kedudukan dan peran sasaran. Fungsi setiap unsur komunikasi, terutama unsur dan

sasaran tidak hanya tunggal, tapi bersifat ganda. Misalnya pada situasi ceramah. Jadi

seseorang yang sedang menyampaikan ceramah merupakan sumber pesan sekaligus

pesan itu sendiri dan sasaran pesan. Dia merupakan pesan melalui gerak-geriknya dan

sasaran pesan karena ia harus dapat menangkap reaksi yang tibul akibat pesan yang

disampaikannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi (7C)

1. Credibility

2. Content

3. Context:

4. Clarity

5. Continuity and consistency

6. Channels

7. Capability of the audience

Macam-macam komunikasi:

• Ditinjau dari media yang digunakan

Umpan balik

Page 4: retensi daya ingat

– Visual, audio, audiovisual

• Ditinjau dari hubungan sumber dan sasaran

– Langsung/tatap muka, tidak langsung

• Ditinjau dari umpan balik yang diperoleh

– Dua arah, satu arah

• Ditinjau dari simbol yang digunakan

– Lisan, tulisan, isyarat

• Ditinjau dari suasana berlangsungnya komunikasi

– Formal, informal

Metodelogi Komunikasi 7

Page 5: retensi daya ingat

2.4.4 Perencanaan, Pendukung dan Penghalang Komunikasi4.5.6.7

Proses Perencanaan Komunikasi

Merencanakan program komunikasi sedikit berbeda denga merencanakan program-

program yang lain. Proses perencanaan komunikasi ini secara umum digambarkan dalam

bentuk diagram P, atau yang lebih umum disebut P Process.

1. Analisis

Analisis kominikasi kesehatan mencakup 2 aspek, yakni aspek epidemiologi dan aspek

perilaku.

o Analisis epidemiologi mencakup prevalensi penyakit, karakteristik penderita

penyakit tersebut, faktor-faktor resiko, dan atau penyebab utama penyakit.

o Analisis perilaku, mencakup perilaku masyarakat sehubungan dengan

penyakitnya (gejala atau tanda-tanda), penyebab dan cara penularan penyakit,

cara pencegahannya, tindakan, dan pencarian pengobatan.

Page 6: retensi daya ingat

2. Desain komunikasi

Dalam merancang program komunikasi kesehatan, hal-hal yang perlu dilakukan antara

lain:

a) menentukan khalayak sasaran

b) menentukan tujuan secara spesifik

c) menentukan isi pesan dan media

d) menentukan strategi

e) menyusun rencana tindakan

3. Pengembangan media

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengembangan media ini adalah :

a. Membuat desain media

b. Uji coba media

c. Revisi dan finalisasi media

4. Implementasi,monitoring, dan assessment

Dalam program komunikasi, impelementasi, monitoring, dan evaluasi merupakan

suatu kesatuan. Langkah-langkah yang harus dilakukan pada tahap ini adalah :

o Pelatihan petugas (bila perlu)

o Peluncuran

o Pemantauan proses

o Pengukuran dampak program komunikasi terhadap masyarakat (jangka pendek,

menengah, dan panjang)

5. Telaah (review)

Page 7: retensi daya ingat

Program komunikasi adalah suatu proses yang berkesinambungan. Hal ini berarti

bahwa hasil evaluasi dari suatu program komunikasi merupakan feedback dan input

bagi program selanjutnya. Oleh sebab itu assessment program komunikasi merupakan

telaah bagi program ini, yang terdiri dari :

o Analisis hasil assessment

o Rekomendasi tindak lanjut

o Perencanaan kembali

Faktor-Faktor Penunjang Komunikasi Yang Efektif

Komponen pesan:

a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa menarik perhatian

komunikan.

b. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama

antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.

c. Pesan harus mampu membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan

beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

d. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak

bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakan untuk

memberikan tanggapan yang dikehendaki.

Komponen komunikan:

a. Ia dapat dan benar-benar mengerti pesan komunikasi.

b. Pada saat mengambail keputusan ia sadar bahwa keputusannya itu sesuai dengan

tujuannya.

c. Pada saat mengambil keputusan ia sadar bahwa keputusannya itu bersangkutan dengan

kepentingan pribadinya.

d. Ia mampu untuk menepatinya baik secara mental maupun fisik.

Komponen komunikator :

a. Trustworthiness atau kepercayaan pada komunikator.

b. Attractiveness atau daya tarik komunikator.

Page 8: retensi daya ingat

c. Source power atau kekuasaan : kemampuan untuk menimbulkan ketundukan atau

kepatuhan

d. Expertise atau keahlian komunikator.

Faktor-Faktor Penghalang Komunikasi

a. Lingkungan

Pada lingkungan yang berisik atau terlalu padat, kegiatan komunikasi tidak dapat

berjalan dengan kondusif.

b. Fisiologikal

Komunikan yang memiliki gangguan fisiologis, seperti gangguan mendengar,

melihat, dan lainnya, dapat memiliki gangguan selama proses komunikasi

berlangsung.

c. Psikologikal

Komunikan yang memiliki gangguan psikologis juga dapat menghambat pelaksanaan

komunikasi. Oleh karena itu diperlukan metode khusus dan kesabaran untuk

menangani komunikan jenis ini.

d. Kebudayaan

Adat istiadat setempat, perilaku setempat, dan kepercayaan setempat dapat

mempengaruhi proses dari penerimaan pesan dari komunikasi yang terjadi.

2.4.5 Komunikasi Interpersonal, Intrapersonal dan Massa

Pengertian Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa menurut beberapa ahli.

Bittner (1980:10), komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media

massa pada sejumlah besar orang.

Page 9: retensi daya ingat

Gerbner (1967), Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan

teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinu serta paling luas dimiliki orang

dalam masyarakat industri.

Dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang

ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media

cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

Sistem Komunikasi Massa versus Sistem Komunikasi Interpersonal

Menurut Elizabeth-Noelle Neuman (1973), komunikasi massa secara teknis

menunjukkan empat tanda pokok:

Bersifat tidak langsung, harus melewati media teknis.

Bersifat satu arah, tidak ada interaksi antara para komunikan.

Bersifat terbuka, ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim.

Mempunyai publik yang tersebar.

Karena perbedaan teknis, sistem komunikasi massa juga mempunyai karakteristik

psikologis yang khas dibandingkan komunikasi interpersonal. Ini tampak dalam

pengendalian arus informasi, umpan balik, stimuli alat indera, dan proporsi unsur isi dengan

hubungan.

Pengendalian Arus Informasi

Mengendalikan arus informasi berarti mengatur jalannya pembicaraan yang disampaikan

dan yang diterima. Perbandingan antara pengendalian arus informasi dalam komunikasi massa

dan komunikasi interpersonal:

KOMUNIKASI MASSA KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Kita tidak dapat mengendalikan arus

informasi seperti yang dikehendaki

(dikendalikan komunikator)

Kita bersama-sama dapat mengendalikan arus

informasi seperti yang dikehendaki.

Situasi komunikasi dapat menunjang persuasi

yang efektif

Situasi komunikasi akan mendorong belajar

yang efektif

Komunikator sukar menyesuaikan pesannya

dengan reaksi komunikan, reaksi khalayak

Komunikator mudah menyesuaikan pesannya

dengan reaksi komunikan

Page 10: retensi daya ingat

dijadikan proses untuk komunikasi berikutnya

(feedback)

Tabel 2.2

Umpan Balik

Umpan balik berasal dari teori sibernetika (Norbet Wiener). Dalam sibernetika, umpan

balik adalah keluaran (output) system yang dibalikkan kembali kepada system masukan

(input) tambahan dan berfungsi mengatur keluaran berikutnya.

Dalam komunikasi umpan balik diartikan sebagai respon, peneguhan, dan

servomekanisme internal. Sebagai Respon, umpan balik adalah pesan yang dikirim kembali

dari penerima ke sumber, memberi tahu sumber tentang reaksi penerima, dan memberikan

landasan kepada sumber untuk menentukan perilaku selanjutnya. Dalam pengertian ini umpan

balik bermacam-macam jumlah dan salurannya. Umpan balik sebagai peneguhan, respon

yang diperteguh akan mendorong orang untuk mengulangi respon tersebut. Sebaliknya,

respon yang tidak diperteguh akan dihilangkan. Umpan balik sebagai servomekanisme.

Dalam setiap sistem, selalu ada aparat yang memberikan respon pada jalannya sistem. Belajar

menimbulkan servomekanisme dalam diri individu. Sikap yang diperoleh melalui belajar,

diinternalisasikan dalam diri individu sebagai mekanisme yang menstabilkan perilaku

individu.

Perbedaan umpan balik sistem komunikasi massa dan sistem komunikasi interpersonal:

PEMBEDA KOMUNIKASI MASSA KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Sebagai respon Hanyalah zero feedback,

berlangsung satu arah

Volume tidak terbatas dan lewat berbagai

saluran komunikasi

Sebagai peneguhan Delayed feedback

(terlambat)

Umpan balik cepat

Sebagai

servomekanisme

Kendala ekonomi, nilai,

teknologi, dan organisasi

berfungsi sebagai

servomekanisme

Sikap berfungsi sebagai servomekanisme

Tabel 2.3

Stimuli Alat Indera

Page 11: retensi daya ingat

Dalam komunikasi massa, stimuli alat indra bergantung pada jenis media massa.

Sedangkan dalam komunikasi interpersonal, stimuli lewat seluruh alat inderanya. Menurut

McLuhan, perkembangan sejarah berdasarkan media massa dibedakan menjadi 3 babak:

Babak tribal: lewat semua alat indera.

Babak Gutenberg: hanya indera mata yang mendapat stimuli.

Babak neotribal: alat-alat elektronik memungkinkan manusia menggunakan beberapa

macam alat indera.

Proporsi Unsur Isi dengan Hubungan

Perbandingan proporsi unsur isi dengan hubungan antara komunikasi massa dan komunikasi

interpersonal.

KOMUNIKASI MASSA KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Unsur isi lebih penting Unsur hubungan lebih penting

Pesan berstruktur, dapat disimpan,

diklasifikasi, dan didokumentasikan

Pesan tidak berstruktur, tidak sistematis, dan

sukar disimpan atau dilihat kembali.

Tabel 2.4

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Khalayak pada Komunikasi Massa

Media masa adalah faktor lingkungan yang dapat mengubah perilaku khalayak,

sedangkan khalayak itu sendiri dianggap sebagai kepala kosong yang siap untuk menampung

atau menerima pesan-pesan yang telah diberikan atau disampaikan dari media massa. Dari sini

khalayak akan memilih suatu informasi dari lingkungan yang berbeda pula.

Dalam perspektif kategori sosial berasumsi bahwa dalam masyarakat terdapat kelompok-

kelompok sosial yang reaksinya pada stimuli tertentu cenderung sama. Untuk golongan

berdasarkan usia, yakni untuk usia anak-anak dalam menyukai tayangan televisi, mereka lebih

menyukai tayangan film-film kartun, seperti Naruto, Avatar, Spongbob Squerpain, Doraemon,

Sinchan, Popeyed dan film-film kartun yang lainnya. Dan untuk usia seorang ibu-ibu rumah

tangga, mereka lebih condong menyukai tayangan tentang acara memasak atau film-film

telenovela yang cenderung menceritakan tentang kisah-kisah percintaan dan kisah-kisah

perselingkuhan atau sinetron-sinetron dan untuk usia remaja mereka lebih menyukai tentang

tayangan seperti infotainment-infotainment.

Page 12: retensi daya ingat

Untuk golongan sosial yang berdasarkan jenis kelamin, yaitu untuk para perempuan

mereka lebih menyukai tayangan-tayangan seperti acara gosip dan sinetron-sinetron. Sedangkan

untuk para laki-laki mereka lebih menyukai atau memilih tentang tayangan olahraga, seperti tinju

dan sepak bola. Untuk golongan sosial berdasarkan tingkat pendapatan, mereka yang

pendapatannya lebih dari standar atau tinggi maka tayangan dalam media TV mereka lebih

menyukai tentang acara yang menayangkan ada tempat-tempat perbelanjaan. Dari masing-

masing sebagian golongan sosial tersebut apabila masing-masing golongan sosial seperti usia,

jenis kelamin, tingkat pendapatan dan yang lainnya maka apabila mereka cenderung memilih isi

komunikasi yang sama maka bila mereka berkomunikasi maka akan memberi respon dengan

cara hampir sama juga.

Komunikasi untuk pendidikan kesehatan

Secara umum berkomunikasi berarti merujuk pada usaha untuk menimbulkan suatu persamaan

mengenai sikap dengan seseorang. Sedangkan yang dimaksud dengan komunikasi kesehatan

menurut Romuson dkk yaitu usaha sistematis untuk mempengaruhi secara positif perilaku

kesehatan penduduk yang besar jumlahnya dengan menggunakan prinsip dan metode komunikasi

massa, desain instruksional, pemasaran sosial, analisis perilaku, dan antropologi medis. Adapun

tujuan komunikasi kesehatan yaitu perubahan perilaku yang berkaitan dengan kesehatan, agar

dapat tercapai peningkatan derajat kesehatan.

Wilbur Schramm menyebutkan bahwa dalam komunikasi dibutuhkan sedikitnya tiga unsur, yaitu

sumber, berita atau pesan, dan sasaran. Pendapat lain menyebutkan ada empat unsur, yaitu

sumber, pesan, media, dan sasaran. Terdapat disiplin ilmu yang mempengaruhi komunikasi

kesehatan yaitu, pemasaran sosial, analisis perilaku, dan antropologi.

Pemasaran sosial adalah desain, implementasi, dan pengawasan program yang ditujukan untuk

meningkatkan penerimaan gagasan sosial atau perilaku pada suatu kelompok sasaran. Pemasaran

sosial menjual produknya (berupa jasa pelayanan kesehatan atau sikap dan perilaku baru)

Page 13: retensi daya ingat

dengan mengingat pada minta masyarakat. Minat ini akan diarahkan pada minat untuk bersikap

dan berperilaku sehat, untuk kemudian peningkatan derajad kesehatan dapat tercapai.

Metodelogi komunikasi kesehatan masyarakat

PERENCANAAN

-analisis masalah kesehatan

-riset pengembangan

-studi perilaku kesehatan

-pengembangan strategi

-uji coba bahan-bahan

-pelaksanaan operasional

Evaluasi dampak

PELAKSANAAN

produksi

PEMANTAUAN

-kegiatan

-pengetahuan

-penerimaan

-perilaku

DISTRIBUSI

-TV

-radio

-bahan cetakan

-tatap muka

-tempat mendapatkan pelayanan

HASIL

-derajat kesehatan

-perilaku

-sikap

-pengetahuan

Page 14: retensi daya ingat

Berbeda dengan klasifikasi Piaget, Kohnstamm memiliki klasifikasinya sendiri. Kohnstamm membagi periodisasi psikologi menjadi 4 yaitu:

1. Umur 0-2 tahun disebut masa vital

2. Umur 2-7 tahun disebut masa estetis

3. Umur 7-13 tahun disebut masa intelektual

4. Umur 13-20 tahun disebut masa sosial

Masa kelas tinggi sekolah dasar (9/10-13 tahun)

1. Adanya perhatian kepada kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini membawa kecenderungan untuk membantu pekerjaan-pekerjaan yang praktis.

2. Amat realistic, ingin tahu dan ingin belajar.

3. Telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus

4. Sampai kira-kira umur 11 tahun, dalam menyelesaikan tugas masih membutuhkan bantuan guru atau orang dewasa. Setelah kira-kira umur 11 sudah mulai berusaha menyelesaikan tugas sendiri

Page 15: retensi daya ingat

5. Memandang nilai rapor adalah ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolahnya.

6. Gemar membentuk kelompok bermain. Tidak terikat pada peraturan permainan yng tradisional, mereka membuat peraturan sendiri.

Ingatan sebagai hasil belajar dan retensinya

Proses belajar ditandai dengan keluaran berupa tambahan informasi dalam memori atau terjadinya peningkatan retensi. Dengan kata lain, retensi atau daya ingat merupakan hasil perwujudan dari belajar. Memori sendiri mengacu pada penyimpanan informasi dan akses informasi yang pernah diterima

Memori mencakup proses encoding (penyandian), storage (penyimpanan), retrieval (memanggil kembali) atau dapat dikatakan ruang lingkup memori meliputi penerimaan informasi, penyimpanan informasi, sampai dengan pemanggilan kembali informasi. Adapun penjabarannya yaitu sebagai berikut:

1. Encoding yaitu proses pengkodean terhadap apa yang dipersepsi. Proses pengkodean ini dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:

a. Pengkodean dengan tidak sengaja, yaitu bila informasi yang diterima dimasukan secara tidak sengaja ke dalam ingatan, misalkan informasi berdasarkan pengalaman yang tidak disengaja.

b. Pengkodean dengan sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukan informasi ke dalam ingatan, misalkan orang yang dengan sengaja bersekolah untuk mendapatkan informasi.

2. Storage yaitu proses penyimpanan informasi yang telah dikodekan. Disebut juga retensi, yaitu proses mengendapkan informasi ke dalam ingatan. System penyimpanan ini sangat mempengaruhi jenis memori (memori sensori, memori jangka pendek, memori jangka panjang). Ada pula yang disebut dengan jejak-jejak ingatan, jejak ini akan disempan sementara dalam ingatan yang pada suatu waktu akan ditimbulkan kembali. Jejak ingatan ini dapat hilang, sehingga terjadi kelupaan, hal ini dipengaruhi oleh interval (jarak waktu antara memasukan informasi dan menimbulan kembali informasi). Semakin lama interval atau semakin lama waktu dari memasukan informasi ke menimbulkan kembali informasi, maka retensinya akan semakin berkurang.

3. Retrieval yaitu proses pemulihan kembali atau mengingat kembali informasi yang telah disimpan sebelumnya untuk bisa digunakan dalam memecahkan masalah atau mengahadapi persoalan sehari-hari.

Page 16: retensi daya ingat

Adapun Atkinson dan Shiffrin membagi memori menjadi 3 tempat penyimpanan yaitu memori sensori, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang atau yang disebut juga tiga sistem memori.

Semua informasi akan selalu diterima oleh memori sensori, kemudian sebagian informasi akan diteruskan ke dalam memori jangka pendek, dan sebagian lagi akan hilang. Dari memori jangka pendek, melalui suatu proses seleksi informasi, informasi dilanjutkan ke dalam memori jangka panjang. Informasi yang tidak diteruskan ke dalam memori jangka panjang akan dilupakan. Tetapi informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang bisa kembali ke memori jangka pendek, sehingga kelupaan dapat terjadi di setiap tahap model memori tersebut.

Lama ingatan dalam tiap tahap memori tidaklah sama. Memori sensori bertahan sekitar 1-2 detik, sedangkan memori jangka pendek bertahan sekitar 15-25 detik. Perpindahan memori dari satu tahap menuju tahap selanjutnya memerlukan usaha, usaha agar memori sensori dapat berpindah ke dalam memori jangka pendek yaitu dengan perhatian atau atensi. Dan selanjutnya agar memori jangka pendek dapat berpindah ke dalam memori jangka panjang, dibutuhkan gelada atau rehearsal dan elaborasi

encoding storage retrieval

Page 17: retensi daya ingat

Retensi ingatan

Untuk mempelajari retensi ingatan manusia, Hermann Ebbinghaus melakukan percobaan pada dirinya sendiri, Ebbinghaus menghafal 13 suku kata tidak bermakna kemudian mencatat ingatannya. Hasil percobaan Ebbinghaus menghasilkan teori sebagai berikut:

Segera setelah diberikan informasi, retensi ingatan manusia yaitu 100%, tetapi setelah 20 menit, retensi ingatannya berkurang hingga sampai hanya 58% dari keseluruhan informasi. Pengurangan retensi ingatan ini terus terjadi sampai pada hari ke 31 hanya tinggal 21% dari keseluruhan informasi yang diingat. Sebagai catatan, penurunan retensi ingatan terhadap suatu informasi ini diujicobakan tanpa adanya trigger atau pemicu berupa recall atau pengulaman kembali materi atau informasi yang diberikan.

Percobaan lain dilakukan oleh H.F. Spitzer, yaitu dengan menghafal bacaan yang bermakna, namun hasilnya tidak menunjukan banyak perbedaan dengan percobaan Ebbinghaus

Page 18: retensi daya ingat

Dengan kata lain, penurunan retensi ingatan terhadap informasi atau materi baik yang tidak bermakna maupun yang bermakna, tidak akan jauh berbeda.