faktor-faktor yang mempengaruhi...

14
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BERBASIS KINERJA THE FACTORS OF AFFECTING BUDGETARY OF REGIONAL REVENUE AND EXPENDITURE BASED ON PERFORMANCE Nurwira Rahayu Mubar 1 , Muhammad Ali 2 , Nurjannah Hamid 2 1 Staf Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Kabupaten Enrekang, 2 Staf Pengajar Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin, Makassar Alamat Korespondensi : Nurwira Rahayu Mubar Pemda Kabupaten Enrekang HP : 085299937783 Email : [email protected]

Upload: ngonhu

Post on 05-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3a1f512bdf6eadadf86b8290fe7f75c5.pdf · organisasi. Menurut Solihin (2011), untuk mendapatkan dukungan yang optimal

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BERBASIS KINERJA

THE FACTORS OF AFFECTING BUDGETARY OF REGIONAL REVENUE AND EXPENDITURE

BASED ON PERFORMANCE

Nurwira Rahayu Mubar 1, Muhammad Ali 2, Nurjannah Hamid 2

1Staf Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Kabupaten Enrekang, 2Staf Pengajar Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin, Makassar

Alamat Korespondensi :

Nurwira Rahayu Mubar Pemda Kabupaten Enrekang HP : 085299937783 Email : [email protected]

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3a1f512bdf6eadadf86b8290fe7f75c5.pdf · organisasi. Menurut Solihin (2011), untuk mendapatkan dukungan yang optimal

Abstrak

Dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah, pemerintah harus berupaya untuk mewujudkan keberhasilan implementasi penggunaan anggaran berbasis kinerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor komitmen dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan administrasi, sumberdaya yang cukup, penghargaan (reward) dan sanksi (punishment) terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja secara simultan dan parsial. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh satuan kerja perangkat daerah di lingkup Pemerintah Kabupaten Enrekang yang berjumlah 37 unit dan Kepala SKPD serta Kasubag Perencanaan masing-masing SKPD menjadi sampel pada penelitian ini yang berjumlah 74 orang. Untuk menguji hipotesis pengaruh faktor komitmen dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan administrasi, sumberdaya yang cukup, penghargaan (reward) dan sanksi (punishment) terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja secara simultan dan parsial digunakan Uji F dan Uji t dengan metode analisis regresi linear berganda melalui SPSS 20,0. Hasil penelitian membuktikan bahwa secara simultan faktor komitmen dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan administrasi, sumberdaya yang cukup, penghargaan (reward) dan sanksi (punishment) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja. Secara parsial faktor komitmen dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan administrasi dan sanksi (punishment) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja.

Kata Kunci : Komitmen, penyempurnaan, sumberdaya, penghargaan, sanksi.

Abstract

In order to improve the quality of financial management, the government should strive to achieve a successful implementation of the use of performance-based budgeting. The Objective of this research is to analyze the influence of the commitment of all components of the organization, administration improvements, sufficient resources, rewards and punishments of the Budgetary of Regional Revenue and Expenditure Based on Performance process simultaneously and partially. The population of this research were all working units in the scope of government Enrekang regency totaling 37 units and the chiefs of work unit of regional public service and the chiefs of planning division of work unit each be sampled in this research amounting to 74 person. To test the hypothesis of the influence of the commitment of all components of the organization, administration improvements, sufficient resources, rewards and punishments of the Budgetary of Regional Revenue and Expenditure Based on Performance process simultaneously and partially used F-test and t-test with multiple linear regression analysis method through SPSS 20.0. The results of this research proves that simultaneous the factor of commitment of all components of the organization, administration improvements, sufficient resources, rewards and punishments have a significant and positive effect of the Budgetary of Regional Revenue and Expenditure Based on Performance process. Partially the factor of all components of the organization's commitments, improving administration and punishments have a significant and positive effect of the Budgetary of Regional Revenue and Expenditure Based on Performance process.

Key Words : Commitment, improvements, resources, rewards, punishments

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3a1f512bdf6eadadf86b8290fe7f75c5.pdf · organisasi. Menurut Solihin (2011), untuk mendapatkan dukungan yang optimal

PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 19

menetapkan bahwa APBD disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang akan dicapai.

Mengacu pada PP No.21/2004 pasal 7 ayat 1 dan 2, penganggaran berbasis kinerja merupakan

metode penganggaran bagi manajemen untuk mengaitkan setiap pendanaan yang dituangkan

dalam kegiatan-kegiatan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam

pencapaian hasil dari keluaran tersebut. Menurut Bastian (2006), performance budgeting

(anggaran yang berorientasi pada kinerja) adalah sistem penganggaran yang berorientasi pada

output organisasi dan berkaitan sangat erat dengan visi, misi dan rencana strategi organisasi.

Performance budgeting mengalokasikan sumberdaya pada program bukan pada unit

organisasi semata dan memakai “output measurement” sebagai indikator kinerja organisasi.

Tuntutan pentingnya pelaksanaan penyusunan anggaran berbasis kinerja, ternyata membawa

konsekuensi yang harus disiapkan sebagai faktor pemicu keberhasilan implementasi

penggunaan anggaran berbasis kinerja, yaitu : 1) Kepemimpinan dan komitmen dari seluruh

komponen organisasi; 2) Fokus penyempurnaan administrasi secara terus menerus; 3) Sumber

daya yang cukup untuk usaha penyempurnaan tersebut (uang, waktu, dan orang); 4)

Penghargaan (reward) dan sanksi (punishment) yang jelas; 5) Keinginan yang kuat untuk

berhasil (BPKP, 2005).

Steers (1980) dalam Sopiah (2008) berpendapat bahwa komitmen organisasi

merupakan kondisi dimana karyawan sangat tertarik terhadap tujuan, nilai-nilai dan sasaran

organisasinya. Wienner (1982) dalam Sumarno (2005) menyebutkan komitmen organisasi

adalah dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan sesuatu agar menunjang

keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dan lebih mengutamakan

kepentingan organisasi. Komitmen organisasi dapat merupakan alat bantu psikologis dalam

menjalankan organisasinya untuk pencapaian kinerja yang diharapkan (Nouri dkk,.1996;

McClurg, 1999; Chong dkk, 2002) dalam Kunwaviyah (2010). Menurut Randal (1990) dalam

Sardjito (2007) komitmen organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja yang tinggi pula.

Menurut Mowday (1979) dalam Suhartono (2007) komitmen organisasi merupakan

keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai

organisasi. Menurut Solihin (2011), untuk mendapatkan dukungan yang optimal bagi

implementasinya proses penyusunan dokumen Renstra SKPD perlu membangun komitmen

dan kesepakatan dari semua stakeholder untuk mencapai tujuan SKPD melalui proses yang

transparan, demokratis dan akuntabel.

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3a1f512bdf6eadadf86b8290fe7f75c5.pdf · organisasi. Menurut Solihin (2011), untuk mendapatkan dukungan yang optimal

Menurut Been Lee (1970) dalam Alfatih (2004) tujuan penyempurnaan administrasi

adalah untuk meningkatkan keteraturan, menyempurnakan metode, serta meningkatkan

working performance. Wallis (1989) dalam Rakhmat (2005) mengatakan bahwa

penyempurnaan administrasi meliputi tiga aspek, yaitu suatu perubahan harus merupakan

perbaikan dari keadaan sebelumnya, perbaikan diperoleh dengan upaya yang disengaja dan

bukan terjadi secara kebetulan, serta bersifat jangka panjang dan tidak sementara. Menurut

Bastian (2006), penyusunan anggaran berbasis kinerja membutuhkan suatu sistem

administrasi publik yang telah ditata dengan baik, konsisten dan terstruktur sehingga kinerja

anggaran dapat dicapai berdasarkan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan. Menurut

Tjokroamidjojo (1985) dalam Sinaga (2008) menyebutkan bahwa reformasi administrasi

perlu ditujukan pada penyempurnaan administrasi untuk mendukung pembangunan daerah.

Syarat berjalannya suatu organisasi adalah kepemilikan terhadap sumberdaya

(resources). Menurut Edward III (1980) dalam Akib (2010), sumber daya merupakan hal

penting dalam implementasi kebijakan yang baik. Indikator-indikator yang digunakan untuk

melihat sejauhmana sumberdaya mempengaruhi implementasi kebijakan terdiri dari : sumber

daya manusia, sumber daya anggaran, informasi berupa data dan fasilitas pendukung lainnya.

Aktivitas utama dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja adalah mendapatkan data

kuantitatif dan membuat keputusan penganggarannya. Menurut Kiswara (2008), proses

mendapatkan data kuantitatif bertujuan untuk memperoleh informasi dan pengertian tentang

berbagai program yang menghasilkan output dan outcome yang diharapkan.

Sistem reward dan pengakuan atas kinerja karyawan merupakan sarana untuk

mengarahkan perilaku karyawan ke perilaku yang dihargai dan diakui organisasi (Mulyadi,

1998) dalam Mardiyah (2005). Gibson dkk (2000) dalam Wibowo (2007) menyatakan tujuan

utama program penghargaan (reward) adalah untuk memotivasi pegawai untuk mencapai

kinerja. Menurut Nugroho (2006), reward merupakan bentuk metode dalam memotivasi

seseorang untuk melakukan kebaikan dan meningkatkan prestasinya. Menurut Anthony et al.

(1995) dalam Narsa (2003) ada dua jenis penghargaan, yaitu: penghargaan intrinsik yang

berhubungan dengan sifat dasar dari organisasi dan desain pekerjaan pada pengalaman

seseorang tanpa campur tangan orang lain dan penghargaan ekstrinsik yang berdasarkan pada

kinerja, yang disediakan bagi individu oleh organisasi. Sedangkan Simamora (2001)

berpendapat bahwa setiap organisasi memiliki beberapa tujuan dasar dalam merancang sistem

kompensasi dan terminologi dalam kompensasi adalah berupa upah/gaji dan insentif.

Skinner (1985) dalam Wahyuningsih (2009) mengungkapkan bahwa perilaku

manusia dibentuk oleh rangkaian penguatan dan hukuman (punishment) yang diterimanya

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3a1f512bdf6eadadf86b8290fe7f75c5.pdf · organisasi. Menurut Solihin (2011), untuk mendapatkan dukungan yang optimal

dari lingkungan. Menurut Subagyo (2006) dalam Wahyuningsih (2009), sosialisasi

pemberlakuan peraturan-peraturan pokok organisasi kepada anggota organisasi belumlah

cukup walaupun dilakukan secara terus menerus jika tidak disertai adanya mekanisme

pemberian sanksi yang tegas dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Chalit (1976) dalam Adisasmita (2011) menyebutkan bahwa anggaran pendapatan

dan belanja daerah adalah suatu bentuk konkrit rencana kerja keuangan daerah yang

komprehensif yang mengaitkan penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah yang

dinyatakan dalam bentuk uang untuk mencapai tujuan atau target yang direncanakan dalam

jangka waktu tertentu dalam satu tahun anggaran. Dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun

2004 Pasal 1 ayat 17 menyebutkan bahwa anggaran pendapatan dan belanja daerah,

selanjutnya disebut APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang

dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Penyusunan APBD berbasis kinerja adalah

penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah yang berbasis kinerja sebagai rencana

keuangan tahunan daerah dari suatu sistem anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian

hasil kerja atau keluaran dari perencanaan alokasi biaya. Hal ini sesuai Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Pengalaman yang terjadi selama ini menunjukkan bahwa anggaran daerah masih

harus disempurnakan. Di samping itu banyak ditemukan keluhan masyarakat yang berkaitan

dengan pengalokasian anggaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan skala prioritas serta

kurang mencerminkan aspek ekonomis, efisiensi, dan efektivitas (Yunita, 2010). Pemerintah

Kabupaten Enrekang dalam menyusun APBD belum sepenuhnya berdasarkan penganggaran

berbasis kinerja, dimana beberapa komponen penting sebagai dasar penilaian terhadap

keberhasilan penganggaran berbasis kinerja belum sepenuhnya diimplementasikan dengan

benar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor komitmen dari

seluruh komponen organisasi, penyempurnaan administrasi, sumber daya yang cukup,

penghargaan (reward) dan sanksi (punishment), sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi

penyusunan APBD berbasis kinerja.

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang

Sulawesi Selatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan

menggunakan desain cross sectional study.

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3a1f512bdf6eadadf86b8290fe7f75c5.pdf · organisasi. Menurut Solihin (2011), untuk mendapatkan dukungan yang optimal

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh satuan kerja perangkat daerah di

pemerintah Kabupaten Enrekang yang berjumlah 37 (tiga puluh tujuh) unit. Sampel dalam

penelitian ini berjumlah 74 (tujuh puluh empat) orang yaitu Kepala SKPD dan Kasubag

Perencanaan yang secara struktural bertanggungjawab dan terlibat dalam penyusunan

anggaran pada masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan kuisioner yang

diberikan kepada responden yaitu Kepala SKPD dan Kasubag Perencanaan SKPD untuk

dijawab. Pertanyaan dalam kuisioner menggunakan skala likert.

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linear

Berganda (Multiple Linear Regression Analysis) yang digunakan untuk menganalisis

pengaruh lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen. Pengelolaan data

menggunakan software SPPS 20.0.

HASIL

Karakteristik Sampel

Tabel 1 memperlihatkan karakteristik responden yang menjadi sampel pada

penelitian ini. Berdasarkan usia responden paling banyak berusia diatas 45 tahun (59,7%) hal

ini menunjukkan masa kerja responden yang dianggap cukup mempunyai pengalaman kerja.

Berdasarkan lamanya menduduki jabatan paling banyak antara 1-5 tahun (94,03%) sedangkan

antara 6-10 tahun hanya 5,97%, hal ini menunjukkan bahwa pengalaman responden dalam hal

proses penganggaran. Berdasarkan tingkat pendidikan paling banyak responden memiliki

pendidikan S1 (strata satu) sebesar 55,2%. Sedangkan berdasarkan frekuensi mengikuti

kursus/diklat/bintek tentang anggaran paling banyak menjawab “pernah” sebesar 64,2%, hal

ini menunjukkan sebagian besar responden telah memiliki pemahaman tentang penyusunan

anggaran.

Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS 20. Analisis ini

digunakan untuk mengukur validitas item butir pertanyaan dengan teknik Corrected Item-

Total Correlation, yaitu mengkorelasikan antara skor item dengan total item, kemudian

melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi. Jika angka korelasi lebih besar dari pada

angka kritik (r hitung > r tabel), maka instrumen tersebut dikatakan valid. Angka kritik pada

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3a1f512bdf6eadadf86b8290fe7f75c5.pdf · organisasi. Menurut Solihin (2011), untuk mendapatkan dukungan yang optimal

penelitian ini adalah N=67 dengan taraf signifikan 5% maka angka kritik untuk uji validitas

pada penelitian adalah 0,240. Berdasarkan pengujian validitas instrumen (Tabel 2), nilai

corrected item-total correlation bernilai positif dan diatas nilai r tabel 0,240 yang artinya

semua butir pertanyaan dapat dikatakan valid.

Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran

dapat dipercaya. Untuk menentukan suatu instrumen reliabel atau tidak maka bisa

menggunakan batas nilai alpha 0,6. Berdasarkan data pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa

nilai Croncbach’s Alpha untuk variabel APBD berbasis Kinerja (Y), komitmen dari seluruh

komponen organisasi (X1), penyempurnaan administrasi (X2), sumber daya yang cukup (X3),

penghargaan (X4) dan sanksi (X5) lebih besar dari 0,6 (Croncbach’s Alpha > 0,6), maka dapat

disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut realibel.

Pengaruh Secara Simultan dan Parsial

Pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen

dianalisis dengan menggunakan uji F, yaitu dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada

taraf nyata α = 0,05. Uji F mempunyai pengaruh signifikan apabila Fhitung > Ftabel atau

probabilitas kesalahan kurang dari 5% (P<0,05). Jika nilai signifikansi uji F lebih kecil dari

5%, maka semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel

dependen. Hasil perhitungan uji F pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil

perhitungan analisis regresi diperoleh Fhitung sebesar 18,830 dengan tingkat signifikansi 0,000.

Sedangkan Ftabel pada taraf α = 0,05 diperoleh 2,366. Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel (18,830 >

2,366) dan nilai signifikansi uji F lebih kecil dari 5% (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa

semua variabel independen dalam penelitian ini secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap

variabel dependen.

Uji t atau uji koefisien regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah

secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel

dependen dengan memperhatikan nilai thitung dari hasil regresi dengan tingkat kepercayaan

95% atau pada taraf nyata α = 0,05. Variabel independen berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen apabila nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel. Adapun metode dalam

penentuan ttabel menggunakan ketentuan tingkat signifikan 5% dengan df=n-k-1 (pada

penelitian ini df=67-5-1=61), sehingga diperoleh nilai ttabel adalah 1,670 disajikan dalam

Tabel 5. Berdasarkan nilai thitung dari masing-masing variabel independen dibandingkan

dengan nilai ttabel diketahui bahwa nilai thitung dalam penelitian untuk variabel komitmen dari

seluruh komponen organisasi, penyempurnaan administrasi dan sanksi (punishment) lebih

besar dari ttabel, maka hipotesis diterima kebenarannya. Dengan kata lain, variabel komitmen

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3a1f512bdf6eadadf86b8290fe7f75c5.pdf · organisasi. Menurut Solihin (2011), untuk mendapatkan dukungan yang optimal

dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan administrasi dan sanksi (punishment)

signifikan berpengaruh terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja. Sedangkan untuk

variabel sumber daya yang cukup dan penghargaan tidak signifikan berpengaruh terhadap

penyusunan APBD berbasis kinerja yang dapat dibuktikan dengan nilai thitung yang lebih kecil

dari ttabel dan hipotesis ditolak.

PEMBAHASAN

Penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh komitmen dari seluruh komponen

organisasi terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja adalah positif dan signifikan.

Pengaruh positif terlihat dari koefisien regresi variabel komitmen dari seluruh komponen

organisasi sebesar 0,255 dan signifikan dimana tingkat signifikan lebih kecil dari pada 0,05

(0,002 < 0,05) dan nilai thitung lebih besar dari pada ttabel (3,270 > 1,670).

Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh komitmen dari seluruh komponen

organisasi adalah searah dengan penyusunan APBD berbasis kinerja atau dengan kata lain

adanya komitmen dari seluruh komponen organisasi yang tinggi maka akan berpengaruh pada

tingkat keberhasilan penyusunan APBD berbasis kinerja. Sejalan dengan teori yang

dikemukakan oleh Randal (1990) dalam Sardjito (2007) komitmen organisasi yang tinggi

akan meningkatkan kinerja yang tinggi pula. Komitmen organisasi dapat merupakan alat

bantu psikologis dalam menjalankan organisasinya untuk pencapaian kinerja yang diharapkan

(Nouri dkk,.1996; McClurg, 1999; Chong dkk, 2002) dalam Kunwaviyah (2010). Demikian

pula dikemukakan oleh Solihin (2011) bahwa untuk mendapatkan dukungan yang optimal

bagi implementasi anggaran berbasis kinerja dalam proses penyusunan Renstra SKPD perlu

membangun komitmen dan kesepakatan dari semua stakeholder untuk mencapai tujuan

SKPD. Adanya komitmen dari seluruh komponen organisasi berupa kesepakatan antara

kepala satuan kerja perangkat daerah dengan seluruh komponen organisasi untuk keberhasilan

melaksanakan visi, misi, tujuan, sasaran sesuai dengan Renstra SKPD dan konsistensi dalam

penyusunan rencana dan anggaran yang mengacu pada anggaran berbasis kinerja merupakan

faktor pemicu keberhasilan penyusunan APBD berbasis kinerja. Hal ini sesuai dengan

Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Pasal 93 tentang Sistematika Renstra

SKPD.

Pengaruh penyempurnaan administrasi terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja

adalah positif dan signifikan. Pengaruh positif terlihat dari koefisien regresi variabel

penyempurnaan administrasi sebesar 0,215 dan signifikan dimana tingkat signifikan lebih

kecil dari pada 0,05 (0,002 < 0,05) dan nilai thitung lebih besar dari pada ttabel (3,197 > 1,670).

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3a1f512bdf6eadadf86b8290fe7f75c5.pdf · organisasi. Menurut Solihin (2011), untuk mendapatkan dukungan yang optimal

Pengaruh positif menunjukkan bahwa penyempurnaan administrasi adalah searah

dengan penyusunan APBD berbasis kinerja. Sejalan dengan Bastian (2006), penyusunan

anggaran berbasis kinerja membutuhkan suatu sistem administrasi publik yang telah ditata

dengan baik, konsisten dan terstruktur sehingga kinerja anggaran dapat dicapai berdasarkan

ukuran-ukuran yang telah ditetapkan. Demikian pula menurut Tjokroamidjojo (1985) dalam

Sinaga (2008) bahwa reformasi administrasi perlu ditujukan pada penyempurnaan

administrasi untuk mendukung pembangunan daerah. Penyempurnaan administrasi secara

berkelanjutan berupa penyiapan instrumen pengukuran anggaran berbasis kinerja secara terus

menerus melalui penyempurnaan instrumen pengukuran anggaran berbasis kinerja yang sudah

ada yaitu Standar Pelayanan Minimal, Standar Analisis Belanja, Target Kinerja dan Standar

Biaya merupakan faktor penting dalam keberhasilan penyusunan APBD berbasis kinerja. Hal

ini sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Pasal 100 ayat (2) dan (3).

Pengaruh sumber daya yang cukup terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja

adalah positif dan tidak signifikan. Pengaruh positif terlihat dari koefisien regresi variabel

sumber daya yang cukup sebesar 0,001 dan tidak signifikan dimana tingkat signifikan lebih

besar dari pada 0,05 (0,992 > 0,05) dan nilai thitung lebih kecil dari pada ttabel (0,010 < 1,670).

Pengaruh positif menunjukkan bahwa peran sumberdaya dalam keberhasilan

penyusunan APBD berbasis kinerja juga penting. Penelitian ini sejalan dengan teori Edward

III (1980) dalam Akib (2010) bahwa sumber daya merupakan hal penting dalam implementasi

kebijakan yang baik dimana indikator-indikator yang digunakan untuk melihat sejauhmana

sumberdaya mempengaruhi implementasi kebijakan terdiri dari : sumber daya manusia,

sumber daya anggaran, informasi berupa data dan fasilitas pendukung lainnya. Pengaruh tidak

signifikan disebabkan karena sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan dan

pengetahuan yang memadai mengenai penyusunan anggaran berbasis kinerja masih sangat

kurang. Salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya pengetahuan SDM tentang anggaran

berbasis kinerja adalah karena pemerintah daerah belum melaksanakan sosialisasi tentang

sistem penganggaran berbasis kinerja sesuai peraturan pemerintah dan peraturan menteri

dalam negeri yang menjadi acuan dalam penyusunan anggaran kinerja. Serta belum adanya

sistem aplikasi yang terintegrasi dan terkomputerisasi antara proses perencanaan, pelaksanaan

dan pelaporan untuk memudahkan proses monitoring dan evaluasi kinerja, sehingga laporan

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tidak memberikan informasi yang memadai untuk

proses perencanaan strategik selanjutnya. Jika dikaitkan dengan teori implementasi kebijakan

dari Edward III (1980) dimana sistem yang terkomputerisasi dan terintegrasi ini merupakan

bagian dari elemen sumberdaya. Elemen sumberdaya ini harus diperhatikan karena sangat

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3a1f512bdf6eadadf86b8290fe7f75c5.pdf · organisasi. Menurut Solihin (2011), untuk mendapatkan dukungan yang optimal

mendukung keberhasilan dari proses implementasi. Selain SDM yang kurang memadai setiap

SKPD belum mempunyai data kuantitatif dan kualitatif yang cukup untuk menentukan

indikator dan target kinerja untuk setiap program dan kegiatan, sehingga SKPD dalam

menyajikan laporan keuangan dan laporan kinerja belum memberikan informasi yang lebih

lengkap tentang kinerja yang dicapai.

Pengaruh penghargaan terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja adalah positif

dan tidak signifikan. Pengaruh positif terlihat dari koefisien regresi variabel penghargaan

(reward) sebesar 0,085 dan tidak signifikan dimana tingkat signifikan lebih besar dari pada

0,05 (0,330 > 0,05) dan nilai thitung lebih kecil dari pada ttabel (0,981 < 1,670).

Pengaruh positif menunjukkan bahwa pemberian penghargaan (reward) merupakan

hal yang penting untuk mencapai keberhasilan penyusunana APBD berbasis kinerja. Sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh Gibson dkk (2000) dalam Wibowo (2007) yang

menyatakan bahwa tujuan utama program penghargaan (reward) adalah untuk memotivasi

pegawai untuk mencapai kinerja. Demikian pula menurut Mulyadi (1998) dalam Mardiyah

(2005) bahwa sistem reward dan pengakuan atas kinerja karyawan merupakan sarana untuk

mengarahkan perilaku karyawan ke perilaku yang dihargai dan diakui organisasi. Dalam hal

pemberian penghargaan (reward) ini juga telah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 59 Tahun 2007 Pasal 39 ayat 7 bahwa tambahan penghasilan berdasarkan prestasi

kerja diberikan kepada pegawai negeri sipil yang memiliki prestasi kerja yang tinggi dan/atau

inovasi. Pengaruh tidak signifikan disebabkan oleh karena pemerintah Kabupaten Enrekang

belum menerapkan sistem penghargaan untuk mendukung keberhasilan penyusunan anggaran

kinerja, oleh karena itu perlu adanya dukungan dari pimpinan berupa menempatkan kebijakan

menjadi prioritas program dan penyediaan dana yang cukup guna memberikan insentif bagi

para pelaksana program agar mereka mendukung dan bekerja secara total dalam

melaksanakan kebijakan/program.

Pengaruh sanksi terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja adalah positif dan

signifikan. Pengaruh positif terlihat dari koefisien regresi variabel sanksi (punishment)

sebesar 0,450 dan signifikan dimana tingkat signifikan lebih kecil dari pada 0,05 (0,000 <

0,05) dan nilai thitung lebih besar dari pada ttabel (4,289 > 1,670).

Pengaruh positif menunjukkan bahwa penerapan sanksi (punishment) adalah penting

dalam keberhasilan penyusunan APBD berbasis kinerja. Penelitian ini sejalan dengan teori

yang dikemukakan oleh Skinner (1983) dalam Wahyuningsih (2009) yang mengungkapkan

bahwa perilaku manusia dibentuk oleh rangkaian penguatan dan hukuman (punishment) yang

diterimanya dari lingkungan. Demikian pula menurut Subagyo (2006) dalam Wahyuningsih

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3a1f512bdf6eadadf86b8290fe7f75c5.pdf · organisasi. Menurut Solihin (2011), untuk mendapatkan dukungan yang optimal

(2009), sosialisasi pemberlakuan peraturan-peraturan pokok organisasi kepada anggota

organisasi belumlah cukup walaupun dilakukan secara terus menerus jika tidak disertai

adanya mekanisme pemberian sanksi yang tegas dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Penerapan sanksi yang tegas atas keterlambatan penyampaian laporan akuntabilitas kinerja

dan ketidakberhasilan terhadap implementasi anggaran berbasis kinerja dapat menjadi

motivasi bagi SKPD untuk mewujudkan APBD berbasis kinerja. Hal ini sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang pelapotan keuangan dan kinerja instansi

pemerintah Pasal 34.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

secara simultan faktor komitmen dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan

administrasi, sumber daya yang cukup, penghargaan (reward)dan sanksi (punishment)

berpengaruh signifikan terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja. Sedangkan secara

parsial faktor komitmen dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan administrasi dan

sanksi (punishment) berpengaruh siginifikan terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja,

namun sumber daya yang cukup dan penghargaan (reward) tidak signifikan berpengaruh

terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja, akan tetapi semua variabel independen

mempunyai pengaruh positif terhadap variabel dependen.

Pemerintah Kabupaten Enrekang perlu melaksanakan sosialisasi tentang penyusunan

anggaran berbasis kinerja untuk meningkatkan pemahaman SDM serta perlu menerapkan

sistem pemberian penghargaan (reward) atas pencapaian kinerja dalam pelaksanaan anggaran

dan penetapan kinerja sebagai dasar pemberian reward sebagai motivasi untuk meningkatkan

prestasi kerja. Selain itu yang paling penting adalah setiap SKPD harus memiliki data

kuantitatif untuk memperoleh informasi tentang berbagai program yang menghasilkan output

dan outcome yang diharapkan serta mengimplementasikan sistem aplikasi komputer yang

terintegrasi antara perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan sehingga proses monitoring dan

evaluasi menjadi mudah dilaksanakan.

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3a1f512bdf6eadadf86b8290fe7f75c5.pdf · organisasi. Menurut Solihin (2011), untuk mendapatkan dukungan yang optimal

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita,Rahardjo.(2011). Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Akib,Haedar.(2010). Implementasi Kebijakan. Jurnal Administrasi Publik, Vol.1, No.1. Alfatih.(2004). Memberdayakan Aparatur Negara Melalui Reformasi Administrasi. Jurnal

Ilmu Administrasi Negara, Vol.4, No.2. Anggraini,Yunita; Puranto,Hendra.(2010). Anggaran Berbasis kinerja : Penyusunan APBD

Secara Komprehensif. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Bastian,Indra.(2006). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Erlangga. BPKP.(2005). Pedoman Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja. Edisi Revisi. Jakarta. Kiswara, E.(2008). The Impact of Good Corporate Governance on Earning Management.

International Conference on Governance. Universitas Trisakti. Kunwaviyah; Machmud.(2010). Peran Variabel Komitmen Organisasi dan Inovasi pada

Hubungan Penganggaran dan Kinerja. Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol 7 No 1. Mardiyah.(2005). Pengaruh Sistem Pengukuran, Sistem Reward dan Profit Center Terhadap

Hubungan Antara TQM dan Kinerja Manajerial. SNA VIII, 15-16 September, Solo. Narsa,Made I.(2003). Pengaruh Interaksi Antara TQM dan Sistem Pengukuran Kinerja

Manajerial. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.5, No.1. Nugroho,Bambang.(2006). Reward and Punishment. Bulletin Cipta Kayra, Departemen

Pekerjaan Umum Edisi No.6/IV/Juni Rakhmat.(2005). Reformasi Admisitrasi Publik Menuju Pemerintahan Daerah yang

Demokratis. Jurnal Administrasi Publik Vol.1, No.1. Sardjito,Bambang; Muthaher,Osmad.(2007). Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran

Terhadap Kinerja Aparat Pemda : Budaya dan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating. SNA X, 26-28 Juli. Makassar.

Sinaga,Obsatar.(2008). Kebijakan dan Agenda Reformasi Administrasi. Jurnal Administrasi Vol.1, No.4.

Simamora,Henry.(2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bina Rupa Aksara. Solihin,Dadang.(2011). Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja. Bimbingan Teknis

Perencana Bappeda Provinsi DKI Jakarta. Jakarta : Bappenas. Sopiah.(2008). Perilaku Organisasional. Yogyakarta : ANDI. Suhartono,Ehrmann; Solichin,Mochammad.(2007). Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran

Terhadap Kesenjangan Anggaran Instansi Pemerintah Daerah dengan Komitmen Organisasi sebagai Pemoderasi, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik, Vol 08 No 01, Jogjakarta

Sumarno.(2005). Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial. SNA VIII. 15-16 September, Solo.

Wahyuningsih.(2009). Public Administration Community Reward and Punishment. Jakarta Wibowo.(2007). Manajemen Kinerja. Jakarta : Jasa Grafindo

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3a1f512bdf6eadadf86b8290fe7f75c5.pdf · organisasi. Menurut Solihin (2011), untuk mendapatkan dukungan yang optimal

Tabel 1. Karakteristik Responden

Tabel 2. Uji Validitas

Kategori Uraian Jumlah Persentase

Usia Responden 31-37 tahun 14 20,938-44 tahun 13 19,4

lebih 45 tahun 40 59,7Lama Menduduki Jabatan 1-5 tahun 63 94,03

6-10 tahun 4 5,97Tingkat Pendidikan SLTA 5 7,5

Diploma 3 4,5S1 37 55,2S2 22 32,8

Mengikuti Diklat tentang anggaran Tidak Pernah 4 6Jarang 7 10,4Pernah 43 64,2Sering 13 19,4

Instrumen Variabel Butir Instrumen r hitung r tabel Ket

a1 0,542 0,240 Valida2 0,497 0,240 Valida3 0,584 0,240 Valida4 0,674 0,240 Valida5 0,534 0,240 Valida6 0,628 0,240 Validk1 0,402 0,240 Validk2 0,391 0,240 Validk3 0,471 0,240 Validk4 0,448 0,240 Validk5 0,420 0,240 Validk6 0,512 0,240 Validk7 0,447 0,240 Validk8 0,466 0,240 Valid

Penyempurnaan Administrasi (X2 ) p1 0,636 0,240 Validp2 0,617 0,240 Validp3 0,545 0,240 Validp4 0,617 0,240 Validp5 0,557 0,240 Validp6 0,504 0,240 Validp7 0,686 0,240 Validp8 0,528 0,240 Validp9 0,578 0,240 Valid

Sumber Daya yang Cukup (X3 ) s1 0,456 0,240 Valids2 0,502 0,240 Valids3 0,632 0,240 Valids4 0,435 0,240 Valids5 0,510 0,240 Valids6 0,604 0,240 Valids7 0,541 0,240 Valid

Penghargaan (Reward) (X4 ) r1 0,656 0,240 Validr2 0,632 0,240 Validr3 0,611 0,240 Validr4 0,666 0,240 Validr5 0,597 0,240 Valid

Sanksi (Punishment ) (X5 ) h1 0,475 0,240 Validh2 0,690 0,240 Validh3 0,663 0,240 Validh4 0,747 0,240 Valid

APBD Berbasis Kinerja (Y )

Komitmen dari Seluruh Komponen Organisasi (X1 )

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3a1f512bdf6eadadf86b8290fe7f75c5.pdf · organisasi. Menurut Solihin (2011), untuk mendapatkan dukungan yang optimal

Tabel 3. Uji Reliabilitas

Tabel 4. Uji F (Simultan)

Tabel 5. Uji t (Parsial)

Variabel Croncbach’s Alpha Batas Reliabilitas Keterangan

APBD Berbasis Kinerja (Y ) 0,814 0,6 ReliabelKomitmen dari Seluruh Komponen Organisasi (X 1 ) 0,749 0,6 ReliabelPenyempurnaan Administrasi (X 2 ) 0,858 0,6 ReliabelSumber Daya yang Cukup (X 3 ) 0,792 0,6 ReliabelPenghargaan (Reward ) (X 4 ) 0,829 0,6 ReliabelSanksi (Punishment ) (X 5 ) 0,819 0,6 Reliabel

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 233,678 5 46,736 18,830 ,000b

1 Residual 151,397 61 2,482Total 385,075 66

a. Dependent Variable: APBD Berbasis Kinerja

ANOVAa

Model

b. Predictors: (Constant), Sanksi (Punishment), Komitmen Organisasi, Sumber Daya yg Cukup,Penghargaan (Reward), Penyempurnaan Administrasi

B Std. Error Tolerance VIF(Constant) 0,405 3,234 0,125 0,901Komitmen Organisasi 0,255 0,078 3,270 0,002 0,918 1,089Penyempurnaan Administrasi 0,215 0,067 3,197 0,002 0,455 2,198Sumber Daya yg Cukup 0,001 0,105 0,010 0,992 0,473 2,115Penghargaan (Reward) 0,085 0,087 0,981 0,330 0,735 1,360Sanksi (Punishment) 0,450 0,105 4,289 0,000 0,711 1,407

1

ModelUnstandardized Coefficients Collinearity Statistics

t Sig.