faktadananalisisfisikdasar.docx

22
3.1 Letak, Kedudukan, dan Administratif Pulau Poteran merupakan salah satu pulau yang terletak di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Letak geografis Pulau Poteran terletak antara 113,92 0 -114,08 0 LS dan 7,02 0 -7,12 0 BT. Pulau ini merupakan salah satu pulau kecil yang terletak di sebelah tenggara Pulau Madura. Pulau ini terletak pada Kecamatan Talango di Kabupaten Sumenep. Letak Pulau Poteran merupakan pulau yang paling dekat dengan Kabupaten Sumenep. Batas wilayah Pulau Poteran meliputi: Utara : Selat Talango Selatan : Selat Madura Timur : Selat Sapudi Barat : Selat Talango Gambar 3.x Peta Wilayah Perencanaan (KURANG BATAS) Sumber: Peta Rupa Bumi Indonesia, 2014

Upload: ginanjar-prayogo

Post on 07-Feb-2016

40 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pulau poteran madura

TRANSCRIPT

Page 1: FaktadanAnalisisFisikDasar.docx

3.1 Letak, Kedudukan, dan Administratif

Pulau Poteran merupakan salah satu pulau yang terletak di Kabupaten Sumenep,

Madura, Jawa Timur. Letak geografis Pulau Poteran terletak antara 113,920-114,080 LS dan

7,020-7,120 BT. Pulau ini merupakan salah satu pulau kecil yang terletak di sebelah tenggara

Pulau Madura. Pulau ini terletak pada Kecamatan Talango di Kabupaten Sumenep. Letak Pulau

Poteran merupakan pulau yang paling dekat dengan Kabupaten Sumenep. Batas wilayah Pulau

Poteran meliputi:

Utara : Selat Talango

Selatan : Selat Madura

Timur : Selat Sapudi

Barat : Selat Talango

Gambar 3.x Peta Wilayah Perencanaan (KURANG BATAS)Sumber: Peta Rupa Bumi Indonesia, 2014

Luas wilayah Pulau Poteran ini mencapai 50.27 km2 dan terdiri dari 8 desa, 62

dusun, 105 RW, dan 307 RT. Desa yang paling luas yaitu Desa Gapurana dengan luas

9,28 km2 (18.46%). Sedangkan desa dengan luas paling kecil adalah Desa Talango

Page 2: FaktadanAnalisisFisikDasar.docx

dengan luas 3,67 km2 (7,3%). Berikut luas masing-masing desa di Pulau Poteran dapat

dilihat pada tabel 3.x

Tabel 3.x Luas Desa di Pulau Poteran

No Desa Jumlah Dusun Luas (Km2) Persentase (%)

1 Padike 7 5.69 11.32

2 Cabbiya 6 5.41 10.76

3 Essang 7 5.49 10.92

4 Kombang 6 6.31 12.55

5 Poteran 8 5.99 11.92

6 Palasa 8 8.43 16.77

7 Gapurana 14 9.28 18.46

8 Talango 6 3.67 7.3

Jumlah 62 50.27 100Sumber: Kecamatan Talango dalam Angka, 2013

3.2 Iklim

Klimatologi berasal dari dua kata Yunani, yaitu klima yang diartikan sebagai kemiringan

(slope) bumi yang mengarah pada pengertian lintang tempat dan logos yang berarti ilmu.

Jadi, klimatologi adalah ilmu yang yang membahas sintesis atau statistik unsur-unsur cuaca

hari demi hari dalam periode tertentu (beberapa tahun) di suatu tempat pada wilayah

tertentu. Iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen

atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang (Trewartha dan

Horn, 1995). Kondisi iklim wilayah Pulau Poteran yang letaknya berada di selatan garis

ekuator yang dikelilingi oleh Laut Jawa dan Selat Madura menjadikan Pulau Poteran yang

dipengaruhi iklim tropis terbagi menjadi dua musim, yaitu musim hujan/basah antara bulan

Novenber-Juni dan musim kemarau/kering antara bulan Juli-Oktober. Rata-rata penyinaran

terlama di bulan Agustus dan terendah di bulan Februar dengan lama penyinaran matahari

78%.. Rata-rata curah hujan sebesar 1479 mm.

Pulau Poteran memiliki rata-rata suhu sekitar 27˚ C. Suhu tertinggi terjadi pada tahun 2006

yaitu 32˚ C dan terendah di tahun 1980 yaitu 24˚ C. Selain itu, Pulau Poteran memiliki

kelembaban rata-rata sekitar 78%-87%.

Page 3: FaktadanAnalisisFisikDasar.docx

Gambar 3. Tingkat Suhu di Pulau Poteran (Celcius)Sumber: BMKG Kalianget 2007

Gambar 3. Tingkat Kelembaban Pulau Poteran (PC)Sumber: BMKG Kalianget 2013

Gambar 3. Curah Hujan Pulau Poteran (mm/tahun)Sumber: BMKG Kalianget 2013

Page 4: FaktadanAnalisisFisikDasar.docx

3.3 Topografi

Topografi dalam arti luas adalah permukaan tanah atau dapat diartikan sebagai

ketinggian suatu tempat yang dihitung dari permukaan air laut sehingga dapat diketahui elevasi

tanah aslinya.

Pulau Poteran termasuk dalam pulau yang bertopografi landai dengan tingkat

kemiringan rata rata <30% dan berada pada ketinggian 0-500 meter dari permukaan laut

(m dpl) dengan luas 50,27 km2 atau 100% dari luas Pulau Poteran, sehingga tergolong

dalam kategori dataran rendah. Desa dengan dataran paling tinggi adalah Desa Kombang

yaitu 86 m dpl. Sedangkan dataran paling rendah adalah Desa Talango yaitu 50 m dpl.

Topografi masing-masing desa di Pulau Poteran dapat dilihat pada tabel 4.x.

Tabel 4.x Topografi Tiap Desa di Pulau Poteran

No Desa Tinggi DPL (meter)

1 Padike 54

2 Cabbiya 62

3 Essang 67

4 Kombang 86

5 Poteran 80

6 Palasa 65

7 Gapurana 58

8 Talango 50

Rata-rata

65,25

Sumber: Kecamatan Talango dalam Angka, 2013

3.4 Jenis Tanah

Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan organic.

Menurut Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss, mengatakan bahwa tanah terbentuk dari bahan

induk yang telah mengalami modfikasi pelapukan akibat dinamika faktor iklim. Macam-macam jenis tanah adalah

Page 5: FaktadanAnalisisFisikDasar.docx

tanah gambut, alluvial, regosol, latosol, latosol, grumosol, podsolik merah kuning, podsol, andosol, mediteran merah-

kuning, gleisol, dan paddy soil.

Jenis tanah Pulau Poteran adalah Latosol 27,26%, Mediteran Merah-Kuning 57,69%, dan Alluvial yang

hanya sebesar 15,08%. Untuk lebih jelasnya, lihat tabel 3.2.2.Tabel 3. Tabel Jenis Tanah Pulau Poteran

No Jenis Tanah Luas Presentase1. Alluvial 785,17 15,082. Mediteran Merah-Kuning 1.835,03 57,693. Latosol 472,07 27,26

Jumlah 5.026,71 100

Sumbe: Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan TalangoTahun 2010

3.5 GeologiGeologi merupakan ilmu pengetahuan yang menguraikan tentang evolusi bumi secara

menyeluruh beserta penghuninya, sejak awal pembentukannya hingga sekarang, yang dapat

dikenali dalam batuan (Holmes, 1965). Sehingga, kondisi geologi meliputi komposisi,

pembentukan, dan proses pembentukan batuan yang ada di dalam kerak bumi. Kondisi geologi

Pulau Poteran meliputi banyak batuan keras berwarna putih atau yang disebut dengan batu

gamping. Batu gamping merupakan batuan sedimen yang tersusun oleh mineral kalsium

karbonat (CaCo3). Kondisi Geologi di Pulau Poteran menunjukkan adanya dominasi pada jenis

tanah Asosiasi Litosol sebesar 27,26% dan Mediteran (tanah merah) sebesar 57,26%

(persebaran).

Gambar 4.x Tanah Asosiasi Litosol (kiri) dan Tanah Merah Mediteran (kanan)

Sumber: Survei Primer, 2014

Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak

begitu tebal. Tanah litosol dibentuk oleh proses pelapukan secara sempurna batuan beku dan

Page 6: FaktadanAnalisisFisikDasar.docx

sedimen. Jenis tanah ini bersifat meniris, tahan terhadap erosi. Tanah ini memiliki ciri butiran

kasar berupa kerikil, miskin unsur hara dan pH rendah (4,5 – 5,0). Tanah litosol tidak subur

sehingga kurang baik untuk pertanian. Hal tersebut dikarenakan tanah litosol miskin akan unsur

N sehingga perlu pemupukan sempurna untuk pertanian. Oleh karena kurang subur, tanah

litosol hanya cocok bagi tanaman–tanaman besar di hutan. Sedangkan tanah mediteran adalah

tanah hasil proses pelapukan batuan kapur keras (limestone) dan batuan sedimen. Tanah

dengan bahan induk batu kapur mempunyai nilai pH tanah yang lebih tinggi dibanding yang

berasal dari bahan induk Batu Pasir. Permasalahan utama jenis tanah ini adalah pada

ketersediaan air dan tingginya pH tanah yang seringkali di atas 7 (alkalis). Tanah yang

cenderung alkalis merupakan kendala bagi tanaman, sebab bersifat mengikat fosfat.Tanah

mediteran merupakan tanah pertanian yang subur di daerah kapur daripada jenis tanah kapur

yang lainnya. Warna tanah ini kemerahan sampai coklat dan bersifat kurang subur, tidak cocok

untuk dijadikan lahan pertanian, namun cocok untuk tanaman palawija, jati, tembakau, dan

jambu mete. Tanah-tanah Mediteran Merah dan Litosol di Pulau Poteran berkembang pada

kondisi iklim kering.

3.6 HidrologiKondisi hidrologi digambarkan dengan adanya potensi-potensi air yang berada di

permukaan, seperti sungai, waduk, sumur dan sumber air. Kedalaman air permukaan di

kawasan Pulau Poteran memiliki rata-rata 25 – 50 meter dari permukaan tanah. Hal tersebut

dikarenakan terdapat jenis batuan gamping dan kapur yang berada di permukaan sehingga

menyulitkan dalam penggalian air tanah.

Keseluruhan Pulan Poteran dikelilingi oleh air laut serta memiliki wilayah daratan yang

cenderung datar. Sehingga tidak terdapat sungai yang mengalir karena tidak terdapat sumber

air dari hulu menuju hilir.

3.7 VegetasiDi Pulau Poteran memiliki banyak variasi jenis vegetasi. Salah satu jenis vegetasi yang

banyak dijumpai adalah tanaman obat cabai jamu (Pepper retrofractum). Tanaman ini memiliki

keunggulan dapat tumbuh di lahan kering berbatu. Keberadaan tanggul batu di pematang

tegalan dapat dijadikan media merambatnya cabai jamu secara alami. Buah Cabai Jamu

memiliki khasiat sebagai obat sakit perut, masuk angin, beri-beri, rematik, tekanan darah

rendah, kolera influenza, sakit kepala, lemah syahwat, bronkitis, dan sesak napas. Karena itu,

cabai jamu banyak dibutuhkan sebagai bahan pembuatan jamu tradisional dan obat pil/kapsul

Page 7: FaktadanAnalisisFisikDasar.docx

modern serta bahan campuran minuman. Cabai Jamu memiiki nilai ekonomis tinggi, pasarnya

juga tidak akan sulit. Yang lebih unik lagi, sekali menanam produksinya bisa diambil hingga 50

tahun lebih. Jauh lebih berharga dibandingkan tanaman lain, yang rata-rata produktivitasnya

kurang dari 20 tahun. Selain itu untuk jenis vegetasi yang jarang terdapat di Pulau Poteran

adalah tanaman kelapa. Hal ini dikarenakan menurut penduduk, pohon kelapa dapat

membahayakan mereka sehingga banyak pohon kelapa yang hampir habis ditebang.

Gambar 4.x Pohon Cabai Jamu yang terdapat di Pulau PoteranSumber: Survei Primer, 2014

3.8 KebencanaanDefinisi bencana menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana yaitu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam

dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban

jiwa manusia, keruaskan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Beberapa

bencana yang pernah dan rawan terjadi di Pulau Poteran, antara lain:

3.8.1 Rawan Longsor dan AbrasiFaktor alam yang menjadi penyebab terjadinya longsor adalah kondisi topografi, jenis

tanah, curah hujan, abrasi laut, dan lain-lain. Di samping faktor alam juga ada faktor lain yang

menjadi penyebab, antara lain penambangan, penggundulan hutan, bendungan, dan lain-lain

(RTRW Kabupaten Sumenep Tahun 2009-2029). Kawasan yang berpotensi rawan longsor

Page 8: FaktadanAnalisisFisikDasar.docx

terdapat di seluruh wilayah Pulau Poteran. Berikut tabel tingkat kerawanan longsor daratan

pada seiap desa di Pulau Poteran.

Tabel 3.x Tingkat Kerawanan Longsor Daratan di Pulau Poteran

No Desa Tingkat Kerawanan

1 Padike Potensi Tinggi

2 Cabbiya Potensi Rendah

3 Essang Potensi Rendah

4 Kombang Potensi Rendah

5 Poteran Potensi Rendah

6 Palasa Potensi Rendah

7 Gapurana Potensi Rendah

8 Talango Potensi Sedang

Sumber: Perencanaan Profil Daerah Rawan Bencana Kabupaten Sumenep, 2009

PETA

3.8.2 Rawan KebakaranDari hasil investigasi terhadap kawasan rawan bencana kebakaran dapat disimpulkan

bahwa kawasan rawan kebakaran akan terjadi pada kawasan permukiman padat atau di sekitar

pasar yang tidak memiliki hidran air. Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupatenn

Sumenep Tahun 2009-2029 bahwa potensi kebakaran pada Pulau Poteran termasuk rendah.

Tetapi Pulau Poteran tidak memiliki hidran air yang berfungsi sebagai sumber air untuk

memadamkan api jika pasokan air yang dibawa di truk pemadam habis.

3.8.3 Angin KencangBencana angin kencang terjadi pada bulan Juli. Bencana tersebut terjadi pada setiap

desa di pulau poteran. Bencana angin kencang yang terjadi mengganggu produksi rumput laut.

Bencana tersebut akan merusak tempat pembudidayaan rumput laut yang ada di sekitar pesisir.

Masyarakat Pulau Poteran memiliki pembatas/tanggul/pagar yang ada di tepi pesisir (terbuat

Page 9: FaktadanAnalisisFisikDasar.docx

dari bambu) untuk menghalang angin kencang. Tetapi pagar tersebut tidak dapat menahan

angin kencang. Pagar tersebut diganti dengan bahan beton oleh PNPM, tetapi pada

kenyataannya pagar masih sering rusak jika sudah musim angin kencang datang. Akibat dari

bencana angin kencang yang terjadi adalah nelayan tidak berani untuk berlayar, banyak pohon

yang tumbang sehingga merobohkan rumah masyarakat dan kerusakan gudang kayu. Pasca

terjadi bencana, peran pemerintah dalam mengatasi permasalahan ini adalah memberikan

bantuan berupa uang dan untuk kerusakan kecil, penduduk tidak meminta bantuan pemerintah.

3.8.4 KekeringanKekeringan dapat dibagi menjadi kekeringan alamiah, kekeringan pertanian, dan

kekeringan sosial ekonomi. Kekeringan alamiah apabila terkait dengan tingkat curah hujan di

bawah normal dalam satu musim. Penyebab terjadinya kekeringan adalah faktror alami, faktor

teknis administratif, dan faktor perilaku pengguna air. Di Pulau Poteran pernah terjadi bencana

kekeringan di Desa Padike. Kekeringan tersebut terjadi pada Bulan Januari sampai Maret.

Bencana kekeringan mengakibatkan komoditas pertanian seperti jagung dan padi tidak dapat

ditanam. Para petani daratan beralih menjadi penjaring ikan pada saat kekeringan.

3.8.5 Abrasi Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang

bersifat merusak (Setiyono, 1996). Kekuatan abrasi ditentukan oleh besar-kecilnya gelombang

yang menghempas ke pantai. Pada pantai yang berlereng terjal dan berbatuan cadas,

gelombang mengawali kikisannya dengan membentuk notch (torehan), lereng vertikal yang

cekung (concave) ke arah daratan (lereng menggantung, overhanging). Bentukan lereng yang

cekung ini memberi peluang kerja bagi gaya berat dari batuan di atas (overhanging), dan

menjatuhkannya ke bawah. (hallaf, 2006). Abrasi pada pulau Poteran terjadi dan dapat dilihat

efeknya pada setiap desa di pulau Poteran, selain itu memiliki efek yang bervariasi pada tiap

desa pada pulau Poteran. Dampak abrasi yang merupakan pengurangan tepi pantai pada pulau

Poteran berdampak pada penggunaan lahan di sekitar tepi pantai, contohnya terjadinya

pengurangan lahan makam pada desa Talango karena mengalami pengurangan tepi pantai

sepanjang 100 meter pada 3 tahun terakhir. Dampak lain juga terjadinya kerusakan tanggul

penahan ombak disetiap desa yang dibangun oleh pemerintah melalui bantuan PNPM pada

tahun 2011, tanggul tersebut hanya bertahan selama 3 tahun dan belum terdapat usaha

perbaikan dari pemerintah setempat. secara detail, abrasi di Pulau Poteran dapat dilihat di peta

berikut ini.

Page 10: FaktadanAnalisisFisikDasar.docx

PETA

Page 11: FaktadanAnalisisFisikDasar.docx

ANALISIS

4.1. Analisis Kemampuan Lahan(kurang narasi!)4.2. Analisis Kesesuaian Lahan(kurang narasi!)4.3. Analisis Klimatologi

Analisa klimatologi menggunakan menggunakan analisis deskriptif yang didasari dari

teori yang dikembangkan oleh F. W. Junghuhn. Junghuhn membuat teori dengan mengaitkan 3

faktor utama yaitu: ketinggian, suhu, dan jenis vegetasi. Untuk mengetahui hasil analisis suhu

yang mengacu dari teori Junghuhn dimana terdapat pengklasifikasian iklim berdasarkan

ketinggian tempat dan mengaitkan iklim dengan jenis tanaman yang tumbuh dan berproduksi

optimal pada suhu di habitatnya. Junghuhn mengklasifikasikan iklim menjadi 4, yaitu:

a. Daerah Panas/ Tropis

Daerah dengan iklim panas atau tropis merupakan daerah yang memiliki ketinggian tempat antara

0 - 600 m diatas permukaan laut. Daerah dengan iklim panas atau tropis memiliki suhu 22° C –

26,3° C, dengan vegetasi padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa.

b. Daerah Sedang

Daerah dengan iklim sedang merupakan daerah yang memiliki ketinggian tempat antara 600 -

1.500 m diatas permukaan laut. Daerah dengan iklim sedang memiliki suhu 17,1° C – 22° C,

dengan vegetasi padi, tembakau, teh, kopi, kina, sayur – sayuran.

c. Daerah Sejuk

Page 12: FaktadanAnalisisFisikDasar.docx

Daerah sejuk merupakan daerah yang memiliki ketinggian tempat antara 1.500 - 2.500 m diatas

permukaan laut. Daerah yang memiliki iklim sejuk memiliki suhu 11,1° C – 17,1° C, dengan

vegetasi kopi, teh, kina, sayur-sayuran.

d. Daerah Dingin

Daerah dengan iklim dingin merupakan daerah yang memiliki ketinggian tempat antara lebih dari

2.500 m diatas permukaan laut. Daerah yang memiliki suhu 6,2° C–11,1° C, dengan vegetasi

rata - rata tidak ada tanaman budidaya yang bisa tumbuh didaerah tersebut.

Berdasarkan kondisi eksisting, Pulau Poteran yang termasuk dalam kategori dataran rendah

dengan ketinggian berkisar antara 0 – 500 m dan suhu berkisar antara 220 C – 310 C, maka

vegetasi yang cocok untuk ditanam dengan ketinggan dan suhu yang adalah kelapa, tebu,

karet, dan padi. Berikut ini kriteria yang sesuai dengan masing – masing vegetasi yang cocok

ditanam di Pulau Poteran:

Vegetasi Ketinggian Suhu Iklim Angin Jenis Tanah

Tebu 0 – 1.400 m. 240 C –

300 C.

· Tumbuh di

daerah beriklim

tropik dan

subtropik,

dengan daerah

penyebaran

antara 350 LS

dan 390 LU.

· Curah hujan

1.500 – 3.000

mm/ tahun.

· Sangat

dibutuhkan

radiasi sinar

matahari.

· Kelembapan

udara <80%.

Angin

dengan

kecepatan ±

10 km/ jam.

Tanah

grumosol

dan tanah

regosol.

Karet Tumbuh

pada dataran

250 C – · Tumbuh pada

daerah tropis

Angin yang

tidak terlalu

Tanah

Page 13: FaktadanAnalisisFisikDasar.docx

rendah

dengan

ketinggian

200 m.

350 C. antara 150 LS dan

150 LU

· Curah hujan

2.500 – 4.000

mm/ tahun.

kencang. mediteran.

Kelapa <200 m. 220 C –

320 C.

· sinar matahari

>5.5 jam/ hari.

· radiasi matahari

>16 MJ/ m2.

· curah hujan per

tahun 2000 –

2500 mm/

tahun.

· kelembaban 75-

85%.

0 – 10 m/

detik.

Tanah

Latosol

Padi 0 – 1.500 m. 230 C. Curah hujan 1.500 –

2.000 mm/ tahun.

Tanah

alluvial,

tanah

andosol,

dan tanah

grumosol.

Jagung dataran

rendah

sampai

dataran

tinggi

dengan

ketinggian

1.800 m

(Rukmana,

1997).

210 C –

300 C.

Curah hujan 100-

125 mm/bulan

Tanah

Andosol,

Latosol,

Grumosol,

Pasir,

Gambut

Page 14: FaktadanAnalisisFisikDasar.docx

Berdasarkan analisis yang dilakukan diatas, dapat dilihat bahwa vegetasi yang ada di

Pulau Poteran adalah jagung, kedelai, singkong, bawang, dan kacang - kacangan. Dengan

dilakukan analisis deskriptif berdasarkan teori F. W. Junghuhn maka dapat dikembangkan

vegetasi tebu, kelapa, karet, dan padi.

4.4. Analisis Sumber Daya LokalAnalisis sumber daya lokal dilakukan menggunakan Content Analysis terhadap

komoditas pertanian, perikanan dan sumber daya alam lainnya. Berdasarkan hasil Content Analysis terhadap data transkrip wawancara, didapatkanlah hasil sebagai berikut :

Komoditas Penyebutan KeteranganRumput Laut 3 (T1, 3); (T2, 14); (T7, 8)Jagung 6 (T2, 5); (T5, 9); (T3, 4); (T7, 9); (T8, 12); (T6, 14)Kedelai 1 (T1, 5)Singkong 2 (T2, 5); (T6, 14)Bawang 2 (T7, 10); (T8, 12)Kacang-kacangan 3 (T5, 9); (T7, 10); (T6, 14)Rajungan 3 (T3, 7); (T2, 14); (T8, 19)Teri Nasi 4 (T3, 7); (T7, 8); (T8, 19); (T6, 10)Kelapa Sawit 1 (T3, 4)Cabe 2 (T3, 5); (T7, 9)Kelapa 2 (T7, 10); (T8, 12)Ikan Kakap 1 (T8, 19)Ikan Tongkol 1 (T8, 19)Cumi-cumi 1 (T8, 19)Sapi 3 (T3, 19); (T7, 12); (T8, 15)Kambing 3 (T3, 19); (T7, 12); (T8, 15)Ayam 3 (T3, 19); (T7, 12); (T8, 15)Terumbu Karang 2 (T3, 7); (T8, 15)Mangrove 3 (T3, 7); (T6, 8); (T2, 9)

Berdasarkan hasil Content Analysis diatas, dapat disimpulkan bahwa sumber daya alam yang menjadi komoditas utama di Pulau Poteran adalah Jagung di sisi daratan dan teri nasi di sisi perairan. Hal ini diperkuat dengan beberapa kalimat dari narasumber sebagai berikut :

“Desa Poteran merupakan penghasil teri nasi terbesar di Pulau Poteran. Di sini terdapat dua gudang penyimpanan teri sebelum dikirim ke Sumenep untuk di ekspor ke berbagai negara” (Abdul Salam, Pak Sekretaris Desa Poteran).

“Komoditas pertanian paling dominan di Pulau Poteran adalah jagung, hasil panen di Desa Poteran saja, bisa mencapai 20 ton. Apalagi jika digabung dengan

Page 15: FaktadanAnalisisFisikDasar.docx

produksi pertanian di desa-desa lainnya di Pulau Poteran” (Maryoto, Ketua GAPOKTAN Desa Essang).

Page 16: FaktadanAnalisisFisikDasar.docx

Potensi Masalah

Nama Desa Potensi Masalah

Talango - Sumur tidak mengalami kekeringan pada musim kemarau- Tanah subur deket bibir pantai berbagai macam vegetasi ada di sana yaitu kedondong, pisang, jagung, cabe jamu, semangka, manga, mengkudu, jambu air, jati dan mahoni- Hasil peternakan di Desa Talango adalah ayam, sapi, dan kambing

- Tiga bulan terdapat angin kencanh yaitu angin puting beliung menyebabkan kerusakan gudang kayu.- Karena angin barat terjadi kerusakan gudang garam ndi dekat pelabuhan terjadi pada bulan Oktober hingga Maret.- Pada bagian utara di pantai barubarat terjadi kerusakan tanggul 3 tahun setelah dibangun- Selama 3 tahun terjadi pengurangan bibir pantai kurang lebih 100 meter menyebabkan hilangnya makam.- Dilakukan penebangan pohon kelapa secara besar-besaran karena merusak perumahan penduduk

Cabbiya - Terdapat banyak variasi jenis vegetasi, salah satunya tanaman obat “Cabe Jamu”-Terdapat lokasi tambang non logam berupa batu kapur dan gamping yang digunakan untuk bahan bangunan, jalan dan plengsengan (pembatas/penahan pantai)

- Kedalaman efektif tanah mencapai 50 meter karena kondisi geologi yang berupa batuan gamping dan kapur- Bencana angin kencang yang terjadi tiap tahun mengakibatkan terganggunya seluruh kegiatan penduduk

Padike - Jenis tanah merupakan jenis tanah mediteran yang merupakan tanah yang subur dan cocok ditanami jagung dan tanaman perkebunan seperti sayur - sayuran.

- Tidak semua tanah yang ada di Desa Padike memiliki jenis mediteran, pada kelerengan tertentu terdapat jenis tanah litosol yang merupakan jenis tanah yang gersang dan hanya bisa ditumbuhin tanaman hutan.- Pertanian di Desa Padike semuanya menggunakan sistem tadah hujan dan tidak memiliki sistem irigasi.

Gapurana - Jenis tanah berwarna merah yang cocok ditanami jagung, kelapa sawit

- Terdapat bencana berupa angin barat dimana angin tersebut

Page 17: FaktadanAnalisisFisikDasar.docx

- Masing-masing rumah telah memiliki sumur sendiri dan penduduk lebih mudah untuk mendapatkan air bersih- Kamar mandi tersebar di rumah penduduk- Vegetasi :jagung dan kelapa sawit- Memiliki jenis batuan gamping bermanfaat untuk pupuk

mengakibatkan pohon rubuh sehingga banyak rumah penduduk yang rusak

Poteran - Jenis tanah berwarna merah cocok ditanami tumbuhan jagung, kelapa sawit- Memiliki jenis batuan gamping yang bermanfaat untuk bahan pupuk, pembasmi hama dan menaikkan pH tanah- Beberapa rumah memiliki sumur kedalaman 5 meter yang digunakan secara pribadi

- Sumur kedalamannya 10 meter masih digunakan secara bersama-sama di beberapa rumah

Essang - Jenis tanah merupakan jenis tanah mediteran yang merupakan tanah yang subur dan cocok untuk ditanami- vegetasi : jagung

- Tidak semua tanah yang ada di Desa Essang memiliki jenis mediteran, pada kelerengan tertentu terdapat jenis tanah litosol yang merupakan jenis tanah yang gersang dan hanya bisa ditumbuhin tanaman hutan.- Sumur kedalamannya 10 meter masih digunakan secara bersama-sama di beberapa rumah

Kombang - Jenis tanah merupakan jenis tanah mediteran yang merupakan tanah yang subur dan cocok untuk ditanami- vegetasi : jagung bawang

- Terdapat bencana berupa angin barat dimana angin tersebut mengakibatkan pohon rubuh sehingga banyak rumah penduduk yang rusak- Sumur dibagian pesisir terasa asin tidak layak digunakan- Sumur kedalamannya 10 meter masih digunakan secara bersama-sama di beberapa rumah

Palasa - Pertanian ketela dan semangka. Ketela dapat tumbuh cukup mudah menggunakan air tanah hujan.

- Sumur kedalamannya hingga 50 meter digunakan secara bersama-sama di beberapa rumah- Sumur di bagian utara tetasa asin sehingga tidak layak digunakan- Terumbu karang hancur karena ketidaktahuan masyarakat akan pentingnya terumbu karang sehingga habitat biota laut berada

Page 18: FaktadanAnalisisFisikDasar.docx

agak jauh ke tengah laut

Page 19: FaktadanAnalisisFisikDasar.docx

LAMPIRAN

Nama Narasumber Wawancara Terkait Vegetasi dan Sumber Daya AlamT1 = Imam, Desa TalangoT2 = Waris Sampodi, Desa PadikeT3 = Angkasawiryo, Desa GapuranaT4 = Pak Maryadi, Desa CabbiyaT5 = Pak Sudarmanto, Desa PalasaT6 = Abdul Salam, Desa PoteranT7 = H. Salim, Desa EssangT8 = Saleh Mukandar, Desa Kombang