f3 ekbangg

13
NAMA : RUBIATUN IDAWIYAH TBN NIM : 7133141095 KELAS : C REGULER PENDIDIKAN EKONOMI 2013 MATKUL : EKONOMI PEMBANGUNAN No 1. Bagian a pengangguran Menurut Sadono Sukirno (2004) dalam Pitartono (2012), Dalam standar pengertian yang sudah ditentukan secara internasional, yang dimaksudkan dengan pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya. Pengertian Pengangguran menurut Marius (2004) pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau bekerja secara tidak optimal.Marius (2004) menyatakan bahwa pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau bekerja secara tidak optimal. Ketidakmerataan distribusi pendapatan Distribusi pendapatan nasional adalah mencerminkan merata atau timpangnya pembagian hasil suatu negara di kalangan penduduknya (Dumairy, 1999). Ada beberapa cara yang dijadikan sebagai

Upload: rabiah-al-adawiyah

Post on 10-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ujian f3 ekonomi pembangunan

TRANSCRIPT

NAMA: RUBIATUN IDAWIYAH TBNNIM: 7133141095KELAS : C REGULER PENDIDIKAN EKONOMI 2013MATKUL : EKONOMI PEMBANGUNAN

No 1. Bagian a pengangguran Menurut Sadono Sukirno (2004) dalam Pitartono (2012), Dalam standar pengertian yang sudah ditentukan secara internasional, yang dimaksudkan dengan pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya.Pengertian Pengangguran menurut Marius (2004) pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau bekerja secara tidak optimal.Marius (2004) menyatakan bahwa pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau bekerja secara tidak optimal. Ketidakmerataan distribusi pendapatanDistribusi pendapatan nasional adalah mencerminkan merata atau timpangnya pembagian hasil suatu negara di kalangan penduduknya (Dumairy, 1999). Ada beberapa cara yang dijadikan sebagai indikator untuk mengukur kemerataan distribusi pendapatan, diantaranya yaitu :a. Kurva LorenzKurva Lorenz menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan nasional di kalangan lapisan-lapisan penduduk. Kurva ini terletak di dalam sebuah bujur sangkar yang sisi tegaknya melambangkan persentase kumulatif pendapatan nasional, sedangkan sisi datarnya mewakili persentase kumulatif penduduk. Kurvanya sendiri ditempatkan pada diagonal utama bujur sangkar tersebut. Kurva Lorenz yang semakin dekat ke diagonal (semakin lurus) menyiratkan distribusi pendapatan nasional yang semakin merata. b. Indeks atau Rasio GiniNilai Gini antara 0 dan 1, dimana nilai 0 menunjukkan tingkat pemerataan yang sempurna, dan semakin besar nilai Gini maka semakin tidak sempurna tingkat pemerataan pendapatan.

KemiskinanKemiskinan menurut BPS dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan (diukur dari sisi pengeluaran).Menurut Friedman dalam Mudrajad Kuncoro (1997), Kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan dalam mengakumulasikan basis kekuasaan sosial. Basis kekuasaan sosial meliputi: modal produktif, sumber keuangan, organisasi sosial dan politik, jaringan sosial, pengetahuan dan keterampilan, dan informasi yang berguna untuk kemajuan hidup.Hubungan antara veriabel tersebut :Efek buruk dari pengangguran adalah mengurangi pendapatan masyarakat yang pada akhirnya mengurangi tingkat kemakmuran yang telah dicapai seseorang. Semakin turunnya kesejahteraan masyarakat karena menganggur tentunya akan meningkatkan peluang mereka terjebak dalam kemiskinan karena tidak memiliki pendapatan. Apabila pengangguran di suatu negara sangat buruk, kekacauan politik dan sosial selalu berlaku dan menimbulkan efek yang buruk bagi kepada kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan ekonomi dalam jangka panjang.Untuk mengukur kemiskinan digunakan melalui tingkat pendapatan dan pola waktunya. Kemiskinan juga dapat diukur dengan membandingkan tingkat pendapatan orang dengan tingkat pendapatan yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan dasarnya.Lembaga pengembangan sumber daya manusia mendefinisikan kemiskinan absolut sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi standar minimum kebutuhan hidup. Sementara itu, kemiskinan relatif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi standar hidup sesuai dengan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kemiskinan absolut ini umumnya disejajarkan dengan kemiskinan relatif, yang artinya adalah keadaan perbandingan antara kelompok pendapatan dalam masyarakat. Intinya membandingkan antara kolompok yang mungkin tidak miskin dengan kelompok yang relatif kaya dengan mengginakan ukuran pendapatan, keadaan ini dikenal sebagai ketimpangan distribusi pendapatan.Distribusi pendapatan merupakan masalah perbedaan pendapat antara individu yang paling kaya dengan individu yang paling miskin. Semakin besar jurang pendapatan semakin besar pula variasi dalam distribusi pendapatan. Jika ketidakseimbangan terus terjadi antara kelompok kaya dan kaum miskin, maka perekonomian tersebut benar-benar menggambarkan pertumbuhan yang tidak merata.No 1 bagian b : Di sumateraa Utara tingkat kemiskinan masih cukup tinggi,hal ini berdasarkan data dari BPS yaitu kemiskinan 1.490.900 orang.Dan tingkat kemiskinan di sumatera Utara terus menerus mengalami penurunan.Dan jika dilihat tingkat pertumbuhan ekonomi di sumatera utara terus mengalami peningkatan yang signifikan.Namun,kenaikan pertumbuhan ekonomi tidak secara otomatis mengurangi tingkat kemiskinan.Disisi lain pengangguran di sumatera Utara juga mengalami berfluktuatif tiap tahunnya .Penurunan ini sebagai bukti keberhasilan pembangunan dalam hal ketenagakerjaan di sumatera utara.

No 2. pengertian dari :Economic base theory yaitu Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory)Teori basis ekspor murni dikembangkan pertama kali oleh Tiebout. Teori ini membagi kegiatan produksi/jenis pekerjaan yang terdapat di dalam satu wilayah atas sektor basis dan sektor non basis. Kegiatan basis adalah kegiatan yang bersifat exogenous artinya tidak terikat pada kondisi internal perekonomian wilayah dan sekaligus berfungsi mendorong tumbuhnya jenis pekerjaan lainnya. Sedangkan kegiatan non basis adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu sendiri. Oleh karena itu, pertumbuhannya tergantung kepada kondisi umum perekonomian wilayah tersebut. Artinya, sektor ini bersifat endogenousPertumbuhannya tergantung kepada kondisi perekonomian wilayah secara keseluruhan (Tarigan,Aktivitas basis memiliki peranan sebagai penggerak utama (primer mover) dalam pertumbuhan suatu wilayah. Semakin besar ekspor suatu wilayah ke wilayah lain akan semakin maju pertumbuhanan wilayah tersebut, dan demikian sebaliknya. Setiap perubahan yang terjadi pada sektor basis akan menimbulkan efek ganda (multiplier effect) dalam perekonomian regionalSektor basis adalah sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah karena mempunyai keuntungan kompetitif (Competitive Advantage) yang cukup tinggi. Sedangkan sektor non basis adalah sektor-sektor lainnya yang kurang potensial tetapi berfungsi sebagai penunjang sektor basis atau service industries (. Sektor basis ekonomi suatu wilayah dapat dianalisis dengan teknik Location Quotient (LQ), yaitu suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor/industri di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektor/industri tersebut secara nasional

Pengertian teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha atau kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial (Tarigan, 2006:77). Pengertian teori lokasi yang lainnya adalah suatu penjelasan teoritis yang dikaitkan dengan tata ruang dari kegiatan ekonomi. Hal ini selalu dikaitkan pula dengan alokasi geografis dari sumber daya yang terbatas yang pada gilirannya akan berpengaruh dan berdampak terhadap lokasi berbagai aktivitas baik ekonomi maupun sosial.Sebagian besar dasar teori ekonomi diasumsikan membatasi ruang dan jarak. Beberapa ahli ekonomi telah mengetahui pentingnya arti lokasi tetapi tidak banyak yang berusaha untuk memperkenalkan modal lain dengan beberapa variabel secara teoritis. Dan sebagian lagi menganggap bahwa keterangan lokasi yang membutuhkan analisis yang kuat serta tata cara yang diterapkan untuk dimengerti, terutama dari segi tingkah laku usaha. Alfred Weber adalah seorang ahli yang mengemukakan teori lokasi dengan pendekatan ekonomi. Namun ia merupakan penerus Wilhem Lounhart (1882-1885) yang menunjukkan bagaimana mengoptimalkan lokasi dengan menyerderhanakan hanya dua sumber material dan satu pasar yang disajikan dalam bentuk locational triangle.Teori Christaller (1933) menjelaskan bagaimana susunan dari besaran kota, jumlah kota, dan distribusinya di dalam satu wilayah. Menurut Christaller, pusat-pusat pelayanan cenderung tersebar di dalam wilayah menurut pola berbentuk heksagon (segi enam). Keadaan seperti itu akan terlihat dengan jelas di wilayah yang mempunyai dua syarat. Pertama, topografi yang seragam sehingga tidak ada bagian wilayah yang mendapat pengaruh dari lereng dan pengaruh alam lain dalam hubungan dengan jalur pengangkutan. Kedua, kehidupan ekonomi yang homogen dan tidak memungkinkan adanya produksi primer, yang menghasilkan padi-padian, kayu atau batu bara.

Central Place theorydikemukakan oleh Walter Christaller pada 1933. Teori ini menyatakan bahwa suatu lokasi dapat melayani berbagai kebutuhan yang terletak pada suatu tempat yang disebutnya sebagai tempat sentral. Tempat sentral tersebut memiliki tingkatan-tingkatan tertentu sesuai kemampuannya melayani kebutuhan wilayah tersebut. Bentuk pelayanan tersebut digambarkan dalam segi enam/heksagonal. Teori ini dapat berlaku apabila memiliki karakteristik sebagai berikut1. wilayahnya datar dan tidak berbukit2. tingkat ekonomi dan daya beli penduduk relatif sama3. penduduk memiliki kesempatan yang sama untuk bergerak ke berbagai arah .

No. 3akumulasi modal dalam negeri masih belum efektif dan efisien, tingkat tabungan masyarakat masih rendah, demikian pula ketrampilan serta penguasaan teknologi masih belum memadai untuk menunjang proses pembangunan yang diharapkan. Modal, berikut skill dan teknologi merupakan proses pembangunan.Penanaman modal asing (PMA) menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan modal pembangunan. Di Indonesia, PMA diatur dalam Undang-undang Penanaman Modal Asing (UUPMA) yang merupakan landasan hukum mengalirnya PMA ke Indonesia. Sejalan dengan perubahan keadaan sosial, politik dan ekonomi, diperlukan pula peraturan PMA yang mampu mempercepat perkembangan ekonomi nasional dalam mendorong tercapainya sasaran pembangunan ekonomi nasional.Sumber dana eksternal dapat dimanfaatkan untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat perlu diikuti oleh perbankan struktur produksi dan perdagangan. Modal asing dapat berperan penting dalam mobilisasi dana maupun transformasi struktural. Kebutuhan akan modal asing menjadi menurun segera setelah perubahan struktur benar-benar terjadi.Asumsi dasar yang melatar belakangi hubungan positif antara modal asing dan pertumbuhan ekonomi :a. Setiap 1$ modal asing akan mengakibatkan kenaikan 1$ impor dan investasi.b. Dengan asumsi ini dan ICOR yang stabil dimungkinkan untuk menghitung dampakmodal asing terhadap pertumbuhan ekonomi atau sebaliknya menghitung berapa modal asing yang diperlukan untuk mencapai target pertumbuhan tertentu.Sumber modal dapat berupa utang luar negeri,PMA,dan bantuan Negara lain.Hutang luar negerilah yang lebih besar dalam pendanaan dalam negri.Dampak hutang luar negeri terhadap Indonesia yaitu :Pertama, dampak langsung dari utang yaitu cicilan bunga yang makin mencekik. Kedua,dampak yang paling hakiki dari utang tersebut yaitu hilangnya kemandirian akibat keterbelengguan atas keleluasaan arah pembangunan negeri, oleh si pemberi pinjaman.

No 4.kemiskinan mempengaruhi degradasi lingkungan : kemiskinan merupakan kondisi kekurangan pada taraf hidup manusia yang bisa berupa fisik dan social (world bank ).Penduduk miskin telah dianggap menggunakan sumberdaya alam secara berlebih tanpa memperhatikan kualitas serta kelestarian lingkungan ,sehingga akan menimbulkan kerusakan atau degradasi lingkungan.Penduduk miskin menjadi pemicu degradasi lingkungan,karena : Penggunaan lahan marjinal secara terus menerus. Praktik lahan berpindah. Penggunaan bahan bakar kayu. Perpindahan penduduk miskin dari desa ke kota.Kemunduran atau degradasi lingkungan akan lebih berefek negative pada penduduk miskin dari pada penduduk kaya.penyebab kemiskinan ditinjau dari segi lingkungan :Lahan marjinal,Bencana alam,Penggundulan hutan Pencemaran lingkungan,air dan udara.Jadi kemiskinan memaksa manusia mampu melakukan apa saja termasuk ancaman terhadap lingkungan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan paling pokok.Kemudian,Degradasi lingkungan yang mengakibtkan penurunan kualitas lingkungan akan berakibat pada kemiskinan.Kerusakan lingkunan dan kemiskinan jika terjadi terus menerus maka akan menimbulkan berbagai permasalahan yang lebih berat dalam kehidupan manusia.Tujuan pembangunan ekonomi harus dibuat saling menunjang karena :Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Bagi negara berkembang, pertumbuhan ekonomi yang pesat dan semakin meratanya distribusi pendapatan masih merupakan prioritas utama, bukan perbaikan kualitas lingkungan. Negara berkembang tidak tertarik untuk menerapkan kebijakan perbaikan lingkungan kalau kebijakan tersebut dikuatirkan akan mengurangi laju pertumbuhan ekonomi dan/atau menyebabkan semakin tidak meratanya distribusi pendapatan. Witoelar (2009) menyatakan bahwa lingkungan hidup merupakan faktor yang penting dan sangat mempengaruhi pelaksanaan proses pembangunan nasional kita. Proses pembangunan adalah proses pendayagunaan kemampuan teknologi dan pengorganisasian masyarakat dalam proses pengolahan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang dilandasi dengan kemampuan sumber daya manusia. Dari hasil pembangunan tersebut, disamping akan meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat juga akan menimbulkan berbagai dampak negatif berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.Negara yang dapat menerapkan konsep ini adalah negara yang sudah bisa menganalisa dengan tepat dampak dari suatu kebijakan yang dibuat untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup terhadap pertumbuhan ekonomi dan distribusi pendapatan, yaitu mendapatkan suatu paket kebijakan perbaikan lingkungan hidup yang sekaligus mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan distribusi pendapatan yang lebih merata.Agar pembangunan dapat berkelanjutan, tiga syarat harus dipenuhi, yaitu : Ekonomi Sosial budaya EkologiOleh karena itu, hasil dari pelaksanaan konsep pembangunan berkelanjutan akan dinikmati secara langsung oleh negara-negara maju. Sebab, negara-negara maju telah stabil kondisi ekonomi, sosial budaya dan ekologinya. Sementara negara berkembang disibukkan dengan konsep pertumbuhan ekonominya. Ketergantungan terhadap negara maju menyebabkan negara berkembang menjadi tempat pemasaran dan target industrialisasi negara-negara maju.Jika negara berkembang ingin menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan, demi keberhasilan usaha pelestarian lingkungan, masyarakat luas perlu mempunyai keberdayaan dan mampu berperan secara efektif melalui mekanisme demokrasi. Kondisi ini perlu ditunjang dengan perlu adanya penyelenggaraan pemerintah yang baik khususnya pemerintah daerah dimana perlu memiliki kemampuan ketataprajaan di bidang lingkungan hidup (good governance), agar mampu menjawab tantangan dari masyarakat yang sudah diberdayakan. Hal lain adalah pentingya usaha peningkatan penaatan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Penegakkan hukum merupakan salah satu aspek utama dalam peningkatan penaatan di samping pemanfaatan instrumen-instrumen lain.