experiental learning tugas kedua
DESCRIPTION
TUGAS Experiental LearningTRANSCRIPT
A. Model Pembelajaran Experiential Learning
Belajar terletak pada inti dari proses manajemen ketika kegiatan belajar didefinisikan
secara holistik sebagai proses dasar adaptasi manusia. Peristiwa dalam hidup melalui kegiatan
belajar mempengaruhi pilihan masa depan individu. Setiap individu dapat menciptakan sendiri
kesempatan yang sebenarnya dimiliki. Kegiatan belajar adalah proses menciptakan pengetahuan.
Experiental learning mengusulkan teori konstruktivis belajar dimana pengetahuan sosial dibuat
dan diciptakan dalam pengetahuan pribadi peserta didik. Hasil belajar dari kegiatan pembelajaran
experiental learning merupakan tindakan atau refleksi dari pengalaman. Hal tersebut merupakan
teori holistik yang mendefinisikan belajar sebagai proses utama adaptasi individu yang
melibatkan seluruh individu disekitarnya. Dengan demikian, experiental learning berlaku tidak
hanya di kelas pendidikan formal tetapi dalam semua bidang kehidupan. Proses belajar dari
pengalaman dapat terjadi dimana dan dalam kegiatan manusia sepanjang waktu. Sifat holistik
dari proses pembelajaran berarti bahwa kegiatan belajar dapat terjadi pada semua lapisan
masyarakat manusia dari individu, kelompok, organisasi dan masyarakat secara keseluruhan.
Experiential learning berdasar pada sebuah premis bahwa pengalaman merupakan dasar
dari seluruh pembelajaran. Sebagian besar teori dan praktek EL mengacu pada konsep yang
disampaikan John Dewey pada awal abad 20. Dewey menyampaikan ”I assume that amid all
uncertainties there is one permanent frame of reference: namely, the organic connection
between education and personal experience”. David Kolb menyampaikan bahwa model proses
EL berupa proses yang melingkar dan terdiri dari empat fase yakni concrete experience,
reflective observation, abstract conceptualization, dan active experimentation. David Kolb
menambahkan “Includes this 'cycle of learning' as a central principle in his experiential learning
theory. Immediate or concrete experiences provide a basis for observations and reflections.
These 'observations and reflections' are assimilated and distilled into 'abstract concepts'
producing new implications for action which can be 'actively tested' in turn creating new
experiences”. Pendapat David Kolb menjelaskan bahwa 'siklus belajar' sebagai prinsip sentral
dalam teori belajar dari pengalaman. Pengalaman langsung memberikan dasar untuk
mengobservasi dan refleksi. Pengamatan dan refleksi berasimilasi dan disuling menjadi konsep
yang abstrak, memproduksi implikasi baru untuk tindakan yang dapat aktif diuji pada
kesempatan menciptakan pengalaman baru
1
Fase concrete experience menggunakan pengalaman yang sudah dilalui peserta didik atau
pengalaman yang disediakan untuk pembelajaran yang lebih lanjut. Fase reflective observation
mendiskusikan pengalaman para peserta didik yang telah dilalui atau saling berbagi reaksi dan
observasi yang telah dilalui. Fase abstract conceptualization merupakan proses menemukan tren
yang umum dan kebenaran dalam pengalaman yang telah dilalui peserta didik atau membentuk
reaksi pada pengalaman yang baru menjadi sebuah kesimpulan atau konsep yang baru. Fase
active experimentation modifikasi perilaku lama dan mempraktikkan pada situasi keseharian
para peserta didik. Siklus fase experiential learning dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut.
B. Pameran Hasil Karya Mahasiswa Sebagai Wujud Model Pembelajaran Experiential
Learning
Pendidikan berbasis pengalaman merupakan sebuah proses dimana para peserta didik
membangun pengetahuan, keterampilan dan nilai dari pengalaman langsung. Experiential
learning adalah suatu model pembelajaran yang berbasis pada pengalaman peserta didik,
sehingga proses pembelajaran tersebut memungkinkan peserta mengaktifkan seluruh aspek diri
secara total, berinteraksi dan lebur sepenuhnya dalam proses pembelajaran.
Melalui kegiatan pameran Hasil Karya Mahasiswa Tata Boga sebagai proyek akhir
merupakan wujud nyata implementasi dari model pembelajaran experiential learning.
Mahasiswa dituntut untuk mengembangkan sendiri pengetahuan yang dimiliki dengan
berpedoman pada arahan dosen pengampu. Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengenal,
mengalami, serta mengolah hasil-hasil pemikiran dari proses belajar ke dalam wujud nyata yang
dapat dilihat, dinilai, dan diberi apresiasi dari setiap pengunjung yang datang. Mahasiswa secara
2
Gambar 1 Model Experiential Learning
tidak langsung juga membangun bakat entrepreuneurship dalam diri melalui pengalaman belajar
yang dialami. Melalui pengalaman belajar tersebut juga, mahasiswa dapat mengidentifikasi
peluang karir di masa depan. Hasil proses belajar experiential learning adalah berupa produk
yang dikembangkan berdasarkan pengetahuan yang tertuang dalam sebuah pengalaman. Metode
pembelajaran experiential learning tidak terbatas hanya belajar dari pengalaman di laboratorium,
namun flexibel di masyarakat. Dengan demikian model pembelajaran EL diharapkan dapat
menyentuh dan menstimulasi potensi kecerdasan kognitif, afektif dan psikomotorik dari
mahasiswa. Pengetahuan yang bersandar pada pengalaman dapat lebih terhayati, meningkatkan
kesadaran diri, imanen dan tersimpan lebih lama.
Experiental learning lebih menekankan kepada kebutuhan dan keinginan belajar
mahasiswa. Keberhasilan model pembelajaran EL tergantung pada seberapa jauh mahasiswa
mau melibatkan diri dalam siklus kegiatan belajar dan seberapa besar inisiatif untuk bertindak
dalam proses belajar. Berikut adalah siklus fase experiential learning kegiatan pameran Hasil
Karya Mahasiswa Tata Boga sebagai proyek akhir.
a) Fase concrete experience : menggunakan pengalaman dasar (praktikum) mengolah makanan
untuk pembelajaran lebih lanjut
b) Fase reflective observation : mendiskusikan pengalaman praktik mengolah makanan yang
telah dilalui atau saling berbagi reaksi dari observasi yang telah dilalui.
c) Fase abstract conceptualization : menemukan tren pengolahan makanan terbaru, umum dan
dapat diaplikasikan untuk jangka panjang. Reaksi dari penemuan tersebut menjadi kesimpulan
atau konsep yang baru.
d) Fase active experimentation : penemuan tren pengolahan makanan terbaru tersebut kemudian
dilakukan uji coba, dimodifikasi dengan pengolahan makanan yang telah dipelajari
sebelumnya, dan dipraktikkan pada keseharian mahasiswa.
Siklus fase experiential learning dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut.
3
4
Pengalaman dasar
Berbagi reaksi
Menemukan tren terbaru
Uji cobaPengalaman baru
=Produk baru
Gambar 2 Model Experiential Learning