exodontia
DESCRIPTION
exodontia, pencabutan, dentistryTRANSCRIPT
Dokter harus ditempatkan pada posisi yang mudah untuk mengontrol instrument
instrument yang ada, dimana posisi itu dokter bisa melihat dengan jelas pada tempat tindakan,
dan dapat mengontrol kepala anak. Tangan dokter yang tidak dominan ditempatkan pada mulut
anak. Tugas dari tangan tersebut adalah untuk mengontrol kepala pasien, untuk mendukung
rahang yang sedang diberikan perawatan, unbtuk membantu meretrak pipi, bibir, lidah pasien
dari area tindakan, dan untuk mempalpasi alveolar process dan gigi yang berdekatan selama
ekstraksi.
Kuretase gigi dan periosteal elevator digunakan untuk memisahkan epithelial attachment
dari gigi yang akan diekstraksi. Dan elevator yang sesuai dapat digunakan untuk meluksasi gigi
yang akan diekstraksi, tapi harus berhati- hati agar tidak .
Setelah gigi tercabut dari soket, area tindakan dilihat dan dievaluasi dengan
menggunakan kuret. Kuret digunakan sebagai perluasan dari jari dokter untuk mempalpasi dan
evaluasi area tindakan. Apabila terdapat lesi patologis seperti kista atau granuloma periapical
akan terlihat pada soket dari akar dari gigi permanen. Kuret pada gigi anak merupakan
kontraindikasi karena dapat mengganggu benih gigi. Operator harus mempalapsi bagian palatal
dan facial atau buccal dan lingual di area tindakan untuk merasakan adanya tulang yang tidak
normal atau adanya expansi alveolar. Tulang yang tajam harus dihilangkan dengan bone file.
Tekanan digital harus dilakukan untuk mengembalikan alveolus pada konfigurasi sebelum
tindakan bila terjadi expansi.
Hemostasis menggunakan gauze pack. Dalam anastesi, sedasi yang dalam, pasien yang
sangat muda, pack yang keluar dari kavitas mulut harus digunakan untuk mencegah adanya
penelanan dari gauze. Dokter harus memberikan isntruksi apsca pencabutan kepada pasien dan
orang tua pasien. Instruksi pasca pencabutan harus menjelaskan bagaimana cara menghubungi
dokter jika terjadi keadaan gawat darurat.
Ekstraksi molar rahang atas
Gigi molar sulung berbeda dengan gigi permanen pada aspek tinggi dari konturnya,
karena lebih dekat dengan cement enamel junction dan akarnya lebih divergen dan lebih kecil
pada diameter. Karena struktur akar dan potensi kelemahan akar saat erupsi gigi permanen, maka
fraktur akar gigi molar sulung sering terjadi. hal penting lainnya, bahwa hubungan akar molar
sulung berkaitan dengan benih mahkota premolar satu. Jika akar melingkari mahkota, maka
molar dapat terekstraksi dengan premolar satu.
Setelah epithelial attachment terpisah, gunakan no.301 straight elevator untuk meluksasi
gigi. Ekstraksi selesai menggunakan maxillary universal forceps (no 150s). Dimulai dari
pergerakan palatal, dan diikuti dnegan perubahan gerakan pada buccal dan palatal dengan gaya
lemah diaplikasikan pada forceps. Ini akna mengakibatkan expansi dari tulang alveolar sehingga
molar pertama dnegan akar divergen tidak akan fraktur.
Ekstraksi gigi anterior rahang atas
Gigi sulung dan gigi permanen incisive central, incisive lateral, dan caninus semuanya
memiliki satu akar yang biasanya berbentuk conical, hal ini membuat jarang terjadinya fraktur
saat ekstraksi dan memungkinkannya gerkaan rotasional saat ekstraksi dibandingkan apda gigi
dengan multiakar. Biasa digunakan forceps no.1 pada ekstraksi gigia nterior rahang atas.