executive summary penelitian kelompok · antar-variabel yang dihipotesiskan kuantitatif dan...

20
EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KELOMPOK TELAAH TERHADAP INDIKATOR KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM BIDANG LINGKUNGAN Oleh: PENELITI BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL: Anih Sri Suryani, SSi, MT Sri Nurhayati Qodriyatun, S.Sos., MSi. Rahmi Yuningsih SKM, MKM Dr. Rohani Budi Prihatin, M.Si Teddy Prasetiawan, ST, MT PUSAT PENELITIAN BADAN KEAHLIAN DPR RI 2 0 1 7

Upload: nguyendiep

Post on 17-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KELOMPOK · antar-variabel yang dihipotesiskan kuantitatif dan kualitatif. ... untuk memperdalam telaah terhadap hasil kuantitatif. Penelitian ke Provinsi

EXECUTIVE SUMMARY

PENELITIAN KELOMPOK

TELAAH TERHADAP INDIKATOR KESEJAHTERAAN SOSIAL

DALAM BIDANG LINGKUNGAN

Oleh:

PENELITI BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL:

Anih Sri Suryani, SSi, MT

Sri Nurhayati Qodriyatun, S.Sos., MSi.

Rahmi Yuningsih SKM, MKM

Dr. Rohani Budi Prihatin, M.Si

Teddy Prasetiawan, ST, MT

PUSAT PENELITIAN

BADAN KEAHLIAN DPR RI

2 0 1 7

Page 2: EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KELOMPOK · antar-variabel yang dihipotesiskan kuantitatif dan kualitatif. ... untuk memperdalam telaah terhadap hasil kuantitatif. Penelitian ke Provinsi

2

A. PENDAHULUAN

Selama ini, pengukuran kesejahteraan dan pengukuran kualitas lingkungan

memiliki indikator masing-masing yang berdiri sendiri. Indikator Kesejahteraan Rakyat

(IKR) merupakan salah satu upaya untuk memetakan tingkat kesejahteraan rakyat

secara kuantitatif. Sedangkan penilaian secara kuantitatif kualitas lingkungan hidup di

Indonesia dapat didasarkan pada laporan Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan yang berupa Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Indonesia yang

diterbitkan setiap tahun. Dalam laporan ini kualitas lingkungan hidup diindikasikan

dengan tiga (3) kriteria, yaitu yaitu kualitas udara, kualitas air, dan tutupan

hutan/lahan.

Kedua pengukuran tersebut (baik IKR maupun IKLH) nampaknya belum

menjawab sejauh mana pembangunan bidang lingkungan berpengaruh terhadap

kesejahteraan masyarakat khususnya pemenuhan kebutuhan dasar. Karena

kesejahteraan sosial tidak dapat dilepaskan dari konteks ekosistem (dimana

masyarakat berada). Kesejahteraan Sosial merupakan location specific tetapi juga

sekaligus memuat nilai-nilai universalnya. Lebih lanjut lagi, kesejahteraan sosial

bersifatnya dinamis, dimana ukurannya bisa berubah sepanjang waktu.

IKLH untuk setiap provinsi yang selama ini disusun mempunyai disparitas yang

cukup tinggi. i.1 Dengan demikian, yang menjadi renungan selanjutnya adalah: apakah

IKLH tersebut benar-benar menggambarkan kualitas lingkungan sesungguhnya di suatu

wilayah?. Perbedaan penilaian terhadap gambaran kondisi lingkungan tersebut

disinyalir terjadi karena IKLH yang selama ini disusun belum memasukan beberapa

indikator penting dalam lingkungan hidup. Indikator-indikator tersebut antara lain:

keanekaragaman hayati, kesehatan masyarakat, dan kesehatan lingkungan. Pengabaian

aspek-aspek tersebut akan memberikan pemahaman yang bias terhadap kualitas

lingkungan hidup yang sesungguhnya. 2

Berdasarkan kondisi tersebut, yang menjadi permasalahan adalah IKLH yang ada

disinyalir belum menggambarkan secara menyeluruh kondisi kualitas lingkungan hidup

di suatu wilayah termasuk keanekaragaman hayati, kesehatan masyarakat dan

kesehatan lingkungan. Demikian juga IKLH belum dapat menggambarkan

keterkaitannya dengan derajat kesejahteraan sosial masyarakat khususnya dalam

pemenuhan kebutuhan dasar.

Oleh karena itu, perlu ada kajian lebih lanjut dalam penentuan indikator kualitas

lingkungan hidup. Indikator tersebut diharapkan dapat menggambarkan kondisi

lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pemenuhan unsur ekologis, kebutuhan

dasar manusia akan kesehatan dan lingkungan yang bersih, serta membangun

1 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia 2014. Kemeterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Republik Indonesia 2015. 2 Riset Kesehatan Dasar 2013. Kementerian Kesehatan 2013.

Page 3: EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KELOMPOK · antar-variabel yang dihipotesiskan kuantitatif dan kualitatif. ... untuk memperdalam telaah terhadap hasil kuantitatif. Penelitian ke Provinsi

3

wilayah/tempat/bangunan yang memungkinkan warga negara dan masyarakat untuk

meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup mereka, dan menciptakan kondisi

untuk semua individu untuk mencapai potensi penuh mereka.

Berdasarkan permasalahan tersebut, yang menjadi pertanyaan penelitian ini

adalah:

a. Bagaimana gambaran nilai indeks kualitas lingkungan hidup apabila ditambahkan

tiga indikator baru, yakni: keanekaragaman hayati, kesehatan masyarakat dan

kesehatan lingkungan;

b. Bagaimana telalah terhadap IKLH dengan penambahan indikator tersebut jika

dihubungkan dengan derajat kesejahteraan sosial.

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menelaah Indikator Kualitas Lingkungan

Hidup dengan mempertimbangkan dan menghitung ulang IKLH dengan beberapa

indikator tambahan yakni: keanekaragaman hayati, kesehatan masyarakat dan

kesehatan lingkungan. Sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih

baik terhadap derajat kualitas lingkungan suatu wilayah.

Adapun tujuan penelitian ini selain sebagai sarana untuk mengevaluasi efektifitas

program-program pengelolaan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan, juga

diharapkan dapat membantu perumusan kebijakan khususnya bidang lingkungan,

membantu dalam mendesain program lingkungan yang berdampak langsung terhadap

kesejahteran sosial, serta mempermudah komunikasi dengan publik sehubungan

dengan kondisi lingkungan. Hasil kajian diharapkan dapat dimanfaatkan untuk

mengukur dua keberhasilan sekaligus, yakni program-program pembangunan untuk

meningkatkan kesejahteraan sosial dan kebijakan/program dalam pengelolaan

lingkungan.

B. METODOLOGI

Penelitian ini menggunakan dua desain atau menggabungkan kedua desain

(mixed method), yaitu eksplanasi (explanatory research) dan Penelitian deskriptif

(descriptive research). Objek telaahan penelitian eksplanasi adalah menguji hubungan

antar-variabel yang dihipotesiskan kuantitatif dan kualitatif. Indeks kualitas lingkungan

dihitung ulang secara kuantitatif dengan penamahan indicator baru. Sementara

hubungan antara kualitas lingkungan dengan kesejahteraan masyarakat (dalam hal ini

pemenuhan kebutuhan dasar) dihitung dengan uji statistik dari kuesioer yang

disebarkan di lokasi penelitian. Wawancara kepada stakeholder terkait dilakuakn

untuk memperdalam telaah terhadap hasil kuantitatif.

Penelitian ke Provinsi Gorontalo dilaksanakan pada tanggal 17 s.d. 23 April

2017. Sementara ke Provinsi Banten dilaksanakan pada tanggal 2 s.d. 8 Mei 2017.

Page 4: EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KELOMPOK · antar-variabel yang dihipotesiskan kuantitatif dan kualitatif. ... untuk memperdalam telaah terhadap hasil kuantitatif. Penelitian ke Provinsi

4

Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

C. HASIL PENELITIAN

1. Perhitungan IKLH Versi Baru

IKLH versi baru dihitung dengan memasukan indeks kesehatan masyarakat dan

kesehatan lingkungan. Indeks keanekaragaman hayati tidak dapat dimasukan dalam

perhitungan karena keterbatasan data. Berdasarkan temuan lapangan, keanekaragaman

belum pernah dilakukan perhitungan secara menyeluruh dalam lingkup provinsi baik

itu flora maupun fauna. Indeks kesehatan masyarakat didasarkan dari rata-rata angka

kematian ibu, kematian bayi dan kematian balita dihitung persentasinya dibandingkan

dengan angka nasional. Sedangkan indeks kesehatan lingkungan dihitung dari rata-rata

akses air bersh, sanitasi dan rumah sehat pada masing-masing provinsi. Sehubungan

dengan kelengkapan dan ketersediaan data, maka untuk Proginsi Gorontalo dihitung

perbandingan untuk tahun 2014 sedangkan untuk Provinsi Banten pada tahun 2012.

Berdasarkan hal tersebut, maka didapatkan nilai IKLH versi baru seperti pada tabel

berikut:

Studi

Dokumentasi

Wawancara

Stakeholder

Penyebaran

Kuesioner

Perhitungan IPU, IPA, ITH,

IKH, IKM, IKL

Gambaran kondisi

eksisting kualitas

lingkungan dan derajat

kesejahteraan

Gambaran IKLHbaru dan persepsi

masyarakat akan pemenuhan

kebutuhan dasar

IKLHbaru Hubungan antara

gambaran IKLHbaru

dengan pemenuhan

kebutuhan dasar

Analisis Indikator Kesejahteraan

Sosial bidang Lingkungan

Teknik pengumpulan

data

Pengolahan

data

Hasil

pengolahan

data

Analisis

lebih lanjut

Page 5: EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KELOMPOK · antar-variabel yang dihipotesiskan kuantitatif dan kualitatif. ... untuk memperdalam telaah terhadap hasil kuantitatif. Penelitian ke Provinsi

5

Tabel 1. Perbandingan IKLH Versi Lama dan Baru

Gorontalo (2014) Banten (2012)

IPU 96.20 53.13

IPA 48.49 53.50

IL 80.28 37.16

IKM 76.32 54.05

IKL 62.43 52.47

IKLH lama 75.52 46.85

IKLH baru 75.32 49.46

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa nilai IKLH versi lama tidak jauh

berbeda dengan IKLH versi baru di kedua provinsi tersebut. Di Provinsi Gorontalo yang

selama ini IKLHnya relatif tinggi terjadi sedikit penurunan IKLH dari 75.52 menjadi

75.35. Sedangkan di Provinsi Banten terjadi sedikit kenaikan dari 46.85 menjadi 49.46.

Nilai IKLH yang hampir mirif tersebut dapat diasumsikan bahwa untuk kedua lokasi

penelitian penambahan dua indicator baru (yakni kesehatan lingkunga dan kesehatan

lingkungan) tidak terlalu berpengaruh terhadap nilai IKLH. Lokasi penelitian adalah

daerah dengan IKLH tinggi dan IKLH rendah. Oleh karena itu untuk pendalaman lebih

lanjut perlu penelitian lebih lanjut di daerah dengan nilai IKLH menengah atau rata-

rata nasional.

2. Hubungan Antara IKLH dengan Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Provinsi Gorontalo

Hasil pengolahan data kuesioner terkait persepsi responden akan kualitas

lingkungan dan pemenuhan kebutuhan dasar di Gorontalo disarikan pada grafik

berikut: (Hasil pengolahan data lebih lengkap dapat dillihat pada Lampiran A dan

Lampiran B)

Grafik 1. Persepsi Responden terhadap Kondisi Lingkungan

IPU IPA IL IH IKM IKL

Sangat baik 22% 26% 9% 30% 1% 14%

Baik 22% 34% 27% 39% 65% 45%

Cukup baik 34% 30% 43% 26% 27% 34%

Tidak baik 16% 9% 18% 5% 7% 7%

Sangat tidak baik 6% 2% 3% 1% 0% 0%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Sangat baik

Baik

Cukup baik

Tidak baik

Sangat tidak baik

Page 6: EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KELOMPOK · antar-variabel yang dihipotesiskan kuantitatif dan kualitatif. ... untuk memperdalam telaah terhadap hasil kuantitatif. Penelitian ke Provinsi

6

Berdasarkan grafik di atas, terlihat berbagai persepsi responden terkait

beberapa indikator lingkungan di daerahnya. Untuk kondisi kualitas udara, 34%

responden menjawab kondisinya cukup baik. Untuk kualitas air, 34% responden

menganggap kondisinya baik. Tutupan lahan cukup baik (dianggap oleh 43%

responden), dan keanekaragaman hayati baik (39% responden). Sedangkan kondisi

kesehatan masyarakat dianggap baik oleh 65% responden serta kondisi kesehatan

lingkungan dianggap cukup baik oleh 45% responden.

Berdasarkan data tersebut, kondisi lingkungan di Provinsi Gorontalo dianggap

cukup baik, menuju baik oleh sebagian besar responden. Hal ini berkesesuaian dengan

besaran IKLH di Provinsi Gorontalo yang angkanya baik, di atas rata-rata IKLH Nasional.

Dari semua indikator, yang diaggap paling baik adalah kesehatan masyarakat,

kesehatan lingkungan dan keanekaragaman hayati.

Indikator kesehatan masyarakat dianggap baik bisa dikarenakan banyaknya

program pemerintah yang telah dilakukan dalam upaya meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat dan mengurangi angka kematian seperti telah dikemukakan

pada bab sebelumnya. Upaya pemerintah ini dianggap responden telah berhasil

menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak, meningkatkan status gizi masyarakat

dan mengurangi angka kesakitan.

Sementara itu, tingginya responden yang beranggapan bahwa indeks kesehatan

lingkungan telah baik dikarenakan penyediaan air bersih yang sudah menjangkau skup

yang besar, sanitasi masyarakat yang sebagian besar sudah tersedia, juga perumahan

permukian yang sebagian besar sudah memenuhi kriteria rumah sehat. Namun kondisi

lingkungan ini belum merata di semua wilayah Gorontalo. Daerah pegunungan dan juga

masyarakat yang tinggal di pinggir perairan (baik danau, sungai maupun laut) masih

belum sepenuhnya dapat berperilaku hidup bersih dan sehat.3 Hal ini tentu perlu untuk

menjadi perhatian agar tiga indikator tambahan kualitas lingkungan dalam penelitian

ini tidak menurunkan angka IKLH versi baru, tapi justru meningkatkan angka IKLH

tersebut.

Adapun persepsi responden terkait pemenuhan kebutuhan dasar dapat dilihat

pada Grafik 2. Berdasarkan grafik tersebut, terlihat bahwa mayoritas responden

berpendapat bahwa pemenuhan kebutuhan dasar di Provinsi Gorontalo sudah

dilakukan dengan baik. Pemenuhan kebutuhan materi (berupa sandang, pangandan

papan) mayoritas responden (58%) menganggap sudah dilakukan dengan baik,

pemenuhan kebutuhan fisis sudah dilakukan dengan baik cenderung cukup baik,

pemenuhan kebutuhan mental juga dipenuhi dengan baik (48%). Sedangkan

pemenuhan kebutuhan spiritual telah dipenuhi dengan baik cenderung sangat baik.

3 Wawancara dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kesehatan Provinsi Gorontalo

Page 7: EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KELOMPOK · antar-variabel yang dihipotesiskan kuantitatif dan kualitatif. ... untuk memperdalam telaah terhadap hasil kuantitatif. Penelitian ke Provinsi

7

Grafik 2. Persepsi Responden terhadap Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Kondisi ini dimungkinkan karena Provinsi Gorontalo merupakan provinsi yang

relatif baru berdiri sehingga berbagai progam dan kegiatan telah dilakukan dalam

rangka memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Di samping itu keragaman budaya dan

adat istiadat menjadi magnet utama yang membuat Gorontalo dinobatkan sebagai kota

ke-9 dari 19 kota adat di Indonesia. Tak hanya itu, provinsi yang terletak di Pulau

Sulawesi ini juga dijuluki sebagai kota 'Serambi Madinah'. Filosofi masyarakat

Gorontalo adalah: 'Adati Hula-hula’a to Sara’a Hula-hula’a to Qur’an (ASQ). Atau dalam

bahasa Indonesinya berartikan 'Adat bersendikan Sara, Sara bersendikan Kitabullah'.

Dan diharapkan hal itu menjadi pedoman dalam menjalankan kehidupan

bermasyarakat para warganya. Nampaknya hal itu pula yang menyebabkan sebagian

besar responden berpendapat bahwa kebutuhan mental dan spiritual masyarakat

Gorontalo telah dipenuhi dengan baik cenderung sangat baik.

Gambaran pemenuhan dasar ini nampaknya tidak berkesesuaian dengan angka

PDRB Gorontalo yang rendah, dan IPMnya relatif rendah juga (dalam skala nasional).

Hal ini mengindikasikan bahwa walaupun secara ukuran ekonomi dan ukuran

pembangunan manusia di Gorontalo angkanya masih rendah, namun masyarakat

sendiri beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan dasarnya sudah terpenuhi dengan

baik.

Hasil Uji Korelasi

Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan software SPSS, maka didapat

korelasi antara kualitas lingkungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar adalah

sebagai berikut:

Materi Fisik Mental Spiritual

Sangat baik 11% 11% 16% 38%

Baik 58% 39% 48% 47%

Cukup baik 25% 36% 28% 14%

Tidak baik 6% 14% 8% 1%

Sangat tidak baik 0% 1% 0% 0%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%

Sangat baik

Baik

Cukup baik

Tidak baik

Sangat tidak baik

Page 8: EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KELOMPOK · antar-variabel yang dihipotesiskan kuantitatif dan kualitatif. ... untuk memperdalam telaah terhadap hasil kuantitatif. Penelitian ke Provinsi

8

Tabel 2. Hasil Uji Korelasi Kualitas Lingkungan

terhadap Pemenuhan Kebutuhan Dasar Correlations

IKLH KebDasar

IKLH

Pearson Correlation 1 .610**

Sig. (2-tailed) .000

N 50 50

KebDasar

Pearson Correlation .610** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 50 50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan output di atas diketahui bahwa nilai signifikansinya <0.05, yang

berarti terdapat korelasi yang signifikan antara kualitas Lingkungan dengan

pemenuhan kebutuhan dasar. Nilai Pearson Correlation yang dihubungkan antar

masing-masing variabel adalah sebesar 0.610** dan mempunyai tanda bintang. Nilai

korelasi > 0.5 menujukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat dan signifikan antar

variabel yang saling berhubungan.

Adapun output nilai korelasi antara gabungan masing-masing dimensi pada

variabel X dengan variabel Y adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Korelasi antara Gabungan Dimensi pada Variabel

Kualitas Lingkungan dengan Variabel Pemenuhan Kebutuhan Dasar Correlations

IKLH KebDasar

IKLH

Pearson Correlation 1 .516**

Sig. (2-tailed) .000

N 50 50

KebDasar

Pearson Correlation .516** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 50 50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa nilai signifikansinya < 0.05, yang

berarti terdapat korelasi yang signifikan antara gabungan masing-masing dimensi pada

variabel Kualitas Lingkungan dengan variabel pemenuhan kebutuhan dasar. Nilai

Pearson Correlation yang dihubungkan antar masing-masing variabel adalah sebesar

0.516** dan mempunyai tanda bintang. Nilai ini menujukkan bahwa terdapat korelasi

yang kuat dan signifikan antar berbagai dimensi pada variabel X dengan variabel Y.

Selanjutnya dilakukan pula uji korelasi antara masing-masing dimensi pada

Variabel X dengan variabel Y. Maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Page 9: EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KELOMPOK · antar-variabel yang dihipotesiskan kuantitatif dan kualitatif. ... untuk memperdalam telaah terhadap hasil kuantitatif. Penelitian ke Provinsi

9

Tabel 4. Korelasi antara Beberapa Dimensi pada Kualitas Lingkungan

dengan Pemenuhan Kebutuhan Dasar

N

o Dimensi Var. X Var. Y

Signifikans

i

Pearson

Correlation Keterangan

1 Pencemaran

udara

Total

seluruh

dimensi

pada

variabel

pemenuhan

kebutuhan

dasar

0.00 0.566** Berkorelasi kuat

2 Kualitas air 0.016 0.338* Berkorelasi

3 Tutupan lahan 0.019 0.334* Berkorelasi

4 Keanekaragaman

hayati

0.011 0.362* Berkorelasi

5 Kesehatan

masyarakat

0.346 13.6 Tidak berkorelasi

6 Kesehatan

lingkungan

0.00 0.480* Berkorelasi

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hanya satu dimensi di variabel X

yang tidak mempunyai korelasi dengan variabel Y yakni dimensi kesehatan masyarakat.

Ditunjukkan dengan angka signifikansi 0.362 (> 0.05) dan nilai Pearson sebesar 13.6.

Sedangkan dimensi lainnya pada variabel kualitas lingkungan berkorelasi dengan

variabel Y pemenuhan kebutuhan dasar. Bahkan pencemaran udara dianggap

berkorelasi kuat dengan pemenuhan kebutuhan dasar (nilai Pearson Correlation

sebesar 0.566**).

Hasil uji statistik di atas dapat dimaknai, bahwa responden beranggapan kualitas

udara sangat terkait sangat erat/berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar.

Kualitas air, tutupan lahan, keanekaragaman hayati dan kesehatan lingkungan

berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar dalam angka yang positif. Hal

tersebut berarti apabila dimensi-dimensi pada kualitas lingkungan tersebut naik, maka

pemenuhan kebutuhan dasar juga naik.

Hal yang perlu dikaji lebih lanjut, tentang dimensi kesehatan masyarakat. Hasil

pengolahan data menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara dimensi tersebut

dengan pemenuhan kebutuhan dasar. Ini berarti naik-turunnya kualitas kesehatan

masyarakat tidak akan berpengaruh terhadap terpenuhinya kebutuhan dasar. Namun

sebagaimana diketahui bersama, bahwa kesehatan adalah faktor yang sangat penting

dalam meningkatkan kualitas hidup manusia. Bahkan capaian MDGs dan juga SDGs

menempatkan unsur kesehatan menjadi aspek yang penting. Untuk menjawab

permasalahan tersebut, nampaknya perlu dikaji lebih lanjut dengan penelitian yang

lebih mendalam dengan metode yang berbeda.

Hasil Uji Regresi

Korelasi adalah hubungan dan regresi adalah pengaruh. Korelasi bisa berlaku

bolak-balik, sebagai contoh A berhubungan dengan B demikian juga B berhubungan

dengan A. Untuk regresi tidak bisa dibalik, artinya A berpengaruh terhadap B, tetapi

tidak boleh dikatakan B berpengaruh terhadap A. Dengan demikian, tahapan berikutnya

Page 10: EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KELOMPOK · antar-variabel yang dihipotesiskan kuantitatif dan kualitatif. ... untuk memperdalam telaah terhadap hasil kuantitatif. Penelitian ke Provinsi

10

yang dilakukan untuk mengkaji lebih dalam lagi hasil penelitian ini, adalah dengan

menganalisis hasil kuesioner dengan uji regresi. Analisis regresi mempelajari bentuk

hubungan antara satu atau lebih peubah/variabel bebas X (dalam penelitian ini adalah

kualitas lingkungan) dengan satu peubah tak bebas Y (yaitu pemenuhan kebutuhan

dasar).

Uji regresi linier berganda dilakukan mengingat variabel X terdiri dari beberapa

dimensi, yakni X1, X2, s.d. X6. Hasil uji regresi dengan SPSS untuk masing-masing dimensi

pada variabel bebas X terhadap variabel tak bebas Y adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Korelasi Antara Berbagai Dimensi X dengan Variabel Y

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .611a .373 .283 6.80050

a. Predictors: (Constant), ILingkungan, IUdara, IKHayati, ILahan, IKesmas, Iair

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 1155.310 6 192.552 4.164 .002b

Residual 1942.364 42 46.247

Total 3097.673 48

a. Dependent Variable: KebDasar b. Predictors: (Constant), ILingkungan, IUdara, IKHayati, ILahan, IKesmas, Iair

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 18.964 12.340 1.537 .132

Iudara 1.367 .805 .214 1.698 .097

Iair .072 .508 .022 .142 .888

Ilahan .696 .696 .136 .999 .323

IKHayati .952 .450 .268 2.115 .040

IKesmas -.420 .536 -.109 -.782 .438

ILingkungan 1.485 .624 .369 2.380 .022

Berdasarkan tabel di atas, nilai R yang merupakan nilai koefisien korelasi adalah

sebesar 0.611. Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwawa hubungan kedua variabel

penelitian ada di kategori cukup kuat. Nilai Koefisien Determinasi (KD) adalah sebesar

0,373 yang menunjuk bahwa variabel bebas X memiliki pengaruh kontribusi sebesar

37,3% terhadap variabel Y. Sedangkan sisanya, sebesar 62,7% dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain diluar dimensi-dimensi pada variabel X.

Selanjutnya adalah menentukan taraf signifikansi atau linieritas dari regresi.

Kriterianya dapat ditentukan berdasarkan uji F atau uji nilai Signifikansi (Sig).

Berdasarkan tabel di atas, nilai signifikansi penelitian ini adalah sebesar 0.002. Apabila

Sig< 0.05 maka model regresi adalah linier. Dengan demikian model persamaan regresi

berdasarkan data penelitian adalah signifikan dan memenuhi kriteria linieritas. Dengan

Page 11: EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KELOMPOK · antar-variabel yang dihipotesiskan kuantitatif dan kualitatif. ... untuk memperdalam telaah terhadap hasil kuantitatif. Penelitian ke Provinsi

11

nilai F sebesar 4,164 dan Ho ditolak, maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan

antara dimensi-dimensi pada kualitas lingkungan dengan pemenuhan dasar. Adapan

model persamaan regresinya adalah sebagai berikut:

Y = 18,964 + 1,367X1 + 0,072X2 + 0,696X3 + 0,952X4 – 0,420X5 +1,485 X6

Dimana : X1 = Kualitas udara X4 = Keanekaragaman hayati

X2 = Kualitas air X5 = Kesehatan masyarakat

X3 = Tutupan lahan X6 = Kesehatan lingkungan

Berdasarkan persamaan di atas, hampir semua dimensi pada variabel X bernilai

positif, kecuali X5 (kesehatan masyarakat). Hal ini berarti, apabila terjadi kenaikan

kualitas udara, kualitas air, tutupan lahan, keanekaragaman hayati dan kesehatan

lingkungan maka pemenuhan kebutuhan dasar akan meningkat, begitu juga sebaliknya.

Namun yang menjadi temuan pada uji statistik ini, adalah konstanta negatif pada

dimensi X5 yakni kesehatan masyarakat. Model persamaan dapat diinterpretasikan

bahwa peningkatan derajat kesehatan masyarakat, maka akan menyebabkan

penurunan pemenuhan kebutuhan dasar. Hal ini tentu perlu interpretasi dan penelitian

yang lebih mendalam. Karena menurut Hendrik L Blum ada 4 faktor yang

mempengaruhi status derajat kesehatan masyarakat atau perorangan, yakni

lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Aspek lingkungan sangat

bervariasi, umumnya digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang berhubungan

dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik

contohnya sampah, air, udara, tanah, ilkim, perumahan, dan sebagainya. Sedangkan

lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan,

pendidikan, ekonomi, dan sebagainya.4

Untuk lebih memperkuat analisis penelitian, dilakukan pula uji regresi linier

antara variabel X (kualitas lingkungan) dengan variabel Y (pemenuhan dasar). Hasil uji

regresi dengan SPSS memberikan hasil sbb:

Tabel 6. Hasil Uji Korelasi Antara Variabel X dengan Variabel Y

Model Summary

Model

R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .480a .230 .214 7.05012

a. Predictors: (Constant), Ilingkungan

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 713.021 1 713.021 14.345 .000b

Residual 2385.799 48 49.704

Total 3098.820 49

4 “Teori Blum tentang Kesehatan Masyarakat,” https://dokumen.tips/documents/teori-blum-tentang-

kesehatan-masyarakat.html, diakses 21 Septembar 2017.

Page 12: EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KELOMPOK · antar-variabel yang dihipotesiskan kuantitatif dan kualitatif. ... untuk memperdalam telaah terhadap hasil kuantitatif. Penelitian ke Provinsi

12

a. Dependent Variable: KebDasar b. Predictors: (Constant), Ilingkungan

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 34.742 5.685 6.111 .000

Ilingkungan 1.927 .509 .480 3.788 .000

a. Dependent Variable: KebDasar

Nilai R adalah sebesar 0.480 yang berarti masih ada hubungan antara dua

variabel ini, walaupun hubungannya kurang begitu kuat. Berdasarkan koefisien

determinasi, hanya sebesar 23% vaiabel kualitas lingkungan berpengaruh terhadap

pemenuhan kebutuhan dasar. Sisanya sebesar 77% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

di luar variabel kualitas lingkungan.

Signifikansi dari hubungan antara variabel X dan Y adalah sebesar 0.00 dengan

nilai F sebesar 14,345, hal ini menunjukkan bahwa model regresi ini signifkasn dan

terdapat hubungan antara kualitas lingkungan dengan kebutuhan dasar dengan model

persamaan regresi sbb:

Y = 1,927 X + 34,742

Hal ini berarti setiap kenaikan hampir 2 kali kualitas lingkungan akan

menaikkan satu kali pemenuhan kebutuhan dasar. Dengan demikian apabila kebutuhan

dasar masyarakat ingin dipenuhi sebesar satu tingkat, maka kualitas lingkungan perlu

untuk ditingkatkan sebanyak dua tingkat. Untuk memenuhi kebutuhan dasar

masyarakat yang terdiri dari kebutuhan materi, fisik, mental dan spiritual, maka

pemerintah perlu meningkatkan kualitas lingkungan yang terdiri dari kualitas udara,

kualitas udara, tutupan lahan, keanekaragaman hayati, kesehatan masyarakat dan

kesehatan lingkungan dengan skala dua kali lipatnya. Hal ini tentu menjadi tantangan

tersendiri bagi Pemerintah Gorontalo dalam upaya memenuhi kebutuhan

masyarakatnya sekaligus dalam upaya meningkatkan kesejahteraan secara merata bagi

seluruh masyarakat Gorontalo.

Page 13: EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KELOMPOK · antar-variabel yang dihipotesiskan kuantitatif dan kualitatif. ... untuk memperdalam telaah terhadap hasil kuantitatif. Penelitian ke Provinsi

13

PROVINSI BANTEN

Grafik 3. Persepsi Responden terkait IKLH

Persepsi responden terkait kondisi lingkungan di Provinsi Banten rata-rata baik

dan cukup baik. Mayoritas responden berpendapat baik untuk indeks kualitas udara,

kualitas air dan kesehatan masyarakat. Sedangkan indeks tutupan lahan,

keanekaragaman hayati dan kesehatan lingkungan dipersepsikan cukup baik oleh

responden.

Walaupun mayoritas responden menjawa seperti di atas, namun yang patut

dicermati dari grafik tersebut adalah masih adanya responden yang berpendapat bahwa

indeks lingkungan tidak baik, kisarannya sekirar 9% s.d. 22%. Hal ini patut menjadi

perhatian karena dapat diasumsikan kondisi kualitas lingkungan belum merata

dirasakan oleh masyarakat Banten. Hal ini diindikasikan oleh disparitas jawaban

responden mulai dari sangat baik, baik , cukup baik, tidak baik, bahkan sangat tidak baik

untuk beberapa indikator.

Adapun persepsi responden terkait pemenuhan kebutuhan dasar dapat dilihat

pada tabel berikut:

IPU IPA IL IH IKM IKL

Sangat baik 24% 21% 8% 25% 10% 9%

Baik 26% 39% 36% 31% 45% 29%

Cukup baik 25% 24% 41% 36% 30% 46%

Tidak baik 22% 16% 14% 9% 14% 15%

Sangat tidak baik 3% 1% 1% 0% 1% 0%

0% 5%

10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50%

Sangat baik

Baik

Cukup baik

Tidak baik

Sangat tidak baik

Page 14: EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KELOMPOK · antar-variabel yang dihipotesiskan kuantitatif dan kualitatif. ... untuk memperdalam telaah terhadap hasil kuantitatif. Penelitian ke Provinsi

14

Grafik 4. Persepsi Responden terkait Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Sebagian besar responden berpendapat bahwa pemenuhan kebutuhan dasar di

Provinsi Banten adalah baik dan cukup baik. Mayoritas responden berpendapat baik

untuk pemenuhan materi dan spirituaL, dan cukup baik pada fisik dan mental. Hal ini

dapat diasumsikan bahwa mayoritas responden sudah terpenuhi kebutuhan material

dan spiritual, Keseimbangan antara material dan spiritual diharapkan menjadi modal

dasar dalam pembangunan manusia.

Hasil Uji Korelasi

Tabel 7. Hasil Uji Korelasi Antara Variabel X dengan Variabel Y

Correlations

IKLH KebDasar

IKLH

Pearson Correlation 1 .610**

Sig. (2-tailed) .000

N 50 50

KebDasar

Pearson Correlation .610** 1

Sig. (2-tailed) .000 N 50 50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa nilai signifikansinya < 0.05, yang

berarti terdapat korelasi yang signifikan antara gabungan masing-masing dimensi pada

variabel Kualitas Lingkungan dengan variabel pemenuhan kebutuhan dasar. Nilai

Pearson Correlation yang dihubungkan antar masing-masing variabel adalah sebesar

0.610** dan mempunyai tanda bintang. Nilai ini menujukkan bahwa terdapat korelasi

yang kuat dan signifikan antar berbagai dimensi pada variabel X dengan variabel Y.

Materi Fisik Mental Spiritual

Sangat baik 15% 12% 11% 35%

Baik 37% 26% 24% 37%

Cukup baik 28% 34% 42% 23%

Tidak baik 17% 25% 22% 4%

Sangat tidak baik 3% 2% 2% 1%

0% 5%

10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45%

Sangat baik

Baik

Cukup baik

Tidak baik

Sangat tidak baik

Page 15: EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KELOMPOK · antar-variabel yang dihipotesiskan kuantitatif dan kualitatif. ... untuk memperdalam telaah terhadap hasil kuantitatif. Penelitian ke Provinsi

15

Selanjutnya dilakukan pula uji korelasi antara masing-masing dimensi pada

Variabel X dengan variabel Y. Maka didapatkan hasil sebagai berikut: (output hasil

pengolahan data SPSS secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran C):

Tabel 8. Korelasi antara Beberapa Dimensi pada Kualitas Lingkungan

dengan Pemenuhan Kebutuhan Dasar

No Dimensi Var. X Var. Y Signifikans

i

Pearson Correlatio

n Keterangan

1 Pencemaran udara Total seluruh dimensi

pada variabel

pemenuhan kebutuhan

dasar

0.00 0.566** Berkorelasi kuat 2 Kualitas air 0.001 0.469* Berkorelasi 3 Tutupan lahan 0.001 0.456* Berkorelasi 4 Keanekaragaman

hayati 0.141 0.211 Tidak

berkorelasi 5 Kesehatan

masyarakat 0.005 0.395* Berkorelasi

6 Kesehatan lingkungan

0.00 0.487* Berkorelasi

Berdasarkan hasil perhitungan statistik tersebut terlihat bahwa semua indeks

kualitas lingkungan berkorelasi dengan pemenuhan kebutuhan dasar, kecuali indeks

keanekaragaman hayati. Hal ini dapat dimungkikan karena kurang tersosialisasikannya

keanekaragaman hayati pada masyarakat, sehingga responden tidak memandanng

bahwa keanekaragaman hayati tersebut berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan

dasar. Provinsi Banten mempunyai cagar alam yang cukup luas di beberapa tempat,

namun nampaknya belum dianggap suatu hal yang urgent untuk diperhatikan oleh

responden.

Hasil Uji Regresi

Hasil uji regressi terhadap kuesioner di Provinsi Banten adalah sbb:

Tabel 9. Hasil Uji Regresi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .666a .444 .366 7.06520

a. Predictors: (Constant), IKL, IH, IPU, IKM, IPA, IL

ANOVA

a

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 1711.570 6 285.262 5.715 .000b

Residual 2146.430 43 49.917

Total 3858.000 49 a. Dependent Variable: KebDasar b. Predictors: (Constant), IKL, IH, IPU, IKM, IPA, IL

Page 16: EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KELOMPOK · antar-variabel yang dihipotesiskan kuantitatif dan kualitatif. ... untuk memperdalam telaah terhadap hasil kuantitatif. Penelitian ke Provinsi

16

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 13.286 8.172 1.626 .111

IPU 1.703 .779 .326 2.185 .034

IPA .323 .486 .098 .665 .510

IL 1.083 1.036 .167 1.045 .302

IH .111 .484 .033 .230 .819

IKM .204 .330 .089 .618 .540

IKL .828 .638 .194 1.297 .201

a. Dependent Variable: KebDasar

Berdasarkan tabel di atas, nilai R yang merupakan nilai koefisien korelasi adalah

sebesar 0.666. Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwawa hubungan kedua variabel

penelitian ada di kategori cukup kuat. Nilai Koefisien Determinasi (KD) adalah sebesar

0,444 yang menunjuk bahwa variabel bebas X memiliki pengaruh kontribusi sebesar

44,4% terhadap variabel Y. Sedangkan sisanya, sebesar 55,6% dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain diluar dimensi-dimensi pada variabel X.

Selanjutnya adalah menentukan taraf signifikansi atau linieritas dari regresi.

Kriterianya dapat ditentukan berdasarkan uji F atau uji nilai Signifikansi (Sig).

Berdasarkan tabel di atas, nilai signifikansi penelitian ini adalah sebesar 0.002. Apabila

Sig< 0.05 maka model regresi adalah linier. Dengan demikian model persamaan regresi

berdasarkan data penelitian adalah signifikan dan memenuhi kriteria linieritas. Dengan

nilai F sebesar 5,715 dan Ho ditolak, maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan

antara dimensi-dimensi pada kualitas lingkungan dengan pemenuhan dasar. Adapan

model persamaan regresinya adalah sebagai berikut:

Y = 13,286 + 1,703X1 + 0,323X2 +1,083X3 + 0,111X4 + 0,204X5 +0,828 X6

Dimana : X1 = Kualitas udara X4 = Keanekaragaman hayati

X2 = Kualitas air X5 = Kesehatan masyarakat

X3 = Tutupan lahan X6 = Kesehatan lingkungan

Berdasarkan persamaan di atas, semua dimensi pada variabel X bernilai positif,

Hal ini berarti, apabila terjadi kenaikan kualitas udara, kualitas air, tutupan lahan,

keanekaragaman hayati, kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan maka

pemenuhan kebutuhan dasar akan meningkat, begitu juga sebaliknya.

Indeks kualitas udara dan tutupan lahan mempunyai konstanta yang paling

besar diantara indeks lainnya. Dengan demikian, kenaikan dari nilai tersebut akan

berdampak lebih besar pada kenaikan pemenuhan dasar, demikian juga sebaliknya.

Oleh karena itu udara yang bersih dan tutupan lahan yang luas dianggap responden

paling berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan dasarnya.

Page 17: EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KELOMPOK · antar-variabel yang dihipotesiskan kuantitatif dan kualitatif. ... untuk memperdalam telaah terhadap hasil kuantitatif. Penelitian ke Provinsi

17

Selanjutnya dilakukan uji regresi antara IKLH dengan pemenuhan kebutuhan

dasar di di Provinsi Banten dengan hasil sbb:

Tabel 10. Hasil Uji Regresi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .610a .372 .359 7.10647

a. Predictors: (Constant), IKLH

ANOVA

a

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 1433.910 1 1433.910 28.393 .000b

Residual 2424.090 48 50.502

Total 3858.000 49 a. Dependent Variable: KebDasar b. Predictors: (Constant), IKLH

Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.299 7.741 1.330 .190

IKLH .554 .104 .610 5.329 .000

a. Dependent Variable: KebDasar

Nilai R adalah sebesar 0.0 yang berarti masih ada hubungan yang cukup kuat

antara dua variabel ini. Berdasarkan koefisien determinasi, hanya sebesar 37% vaiabel

kualitas lingkungan berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan dasar. Sisanya

sebesar 63% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar variabel kualitas lingkungan.

Signifikansi dari hubungan antara variabel X dan Y adalah sebesar 0.00 dengan

nilai F sebesar 28,393, hal ini menunjukkan bahwa model regresi ini signifkasn dan

terdapat hubungan antara kualitas lingkungan dengan kebutuhan dasar dengan model

persamaan regresi sbb:

Y = 0,554, X + 10,229

Hal ini berarti setiap kenaikan sekitar setengah kali kualitas lingkungan akan

menaikkan satu kali pemenuhan kebutuhan dasar. Dengan demikian apabila kebutuhan

dasar masyarakat ingin dipenuhi sebesar satu tingkat, maka kualitas lingkungan perlu

untuk ditingkatkan sebanyak setengah tingkat. Untuk memenuhi kebutuhan dasar

masyarakat yang terdiri dari kebutuhan materi, fisik, mental dan spiritual, maka

pemerintah perlu meningkatkan kualitas lingkungan yang terdiri dari kualitas udara,

kualitas udara, tutupan lahan, keanekaragaman hayati, kesehatan masyarakat dan

kesehatan lingkungan dengan skala dua kali lipatnya. Hal ini tentu menjadi tantangan

tersendiri bagi Pemerintah Banten dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakatnya

sekaligus dalam upaya meningkatkan kesejahteraan secara merata bagi seluruh

masyarakat Banten.

Page 18: EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KELOMPOK · antar-variabel yang dihipotesiskan kuantitatif dan kualitatif. ... untuk memperdalam telaah terhadap hasil kuantitatif. Penelitian ke Provinsi

18

D. PENUTUP

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengukur

keberlanjutan lingkungan adalah melalui pengukuran IKLH, dengan 3 indikator yang

digunakan, yaitu IPU, IPA, dan ITH. Namun pengukuran IKLH melalui 3 indikator

tersebut belum dapat menggambarkan keberlanjutan lingkungan hidup, karena ada

beberapa parameter yang tidak masuk dalam pengukuran IKLH yang dapat menguatkan

untuk menggambarkan keberlanjutan lingkungan hidup suatu wilayah. Parameter yang

perlu ditambahkan adalah Indeks Keanekaragaman Hayati (IKH), Indeks Kesehatan

Masyarakat (IKM), dan Indeks Kesehatan Lingkungan (IKL). Berdasarkan hasil

penelitian, Indeks keanekaragaman hayati tidak dapat dimasukkan dalam perhitungan

karena belum tersedianya data keanekaragaman hayati baik flora dan fauna secara

komprehensif untuk tingkat provinsi. Sedangkan perhitungan IKLH dengan

menambahkan 2 indeks baru yakni kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan

tidak merubah nilai IKLH versi lama secara signifikan di kedua lokasi penelitian.

1. Provinsi Gorontalo

Berdasarkan perhitungan kualitas lingkungan di Provinsi Gorontalo,

menunjukkan bahwa nilai IKLH provinsi ini cukup tinggi dibanding rata-rata nasional,

yakni sebesar 92,75%. Kualitas tertinggi ditempati indeks kualitas udara, tutupan lahan

dan kemudian kualitas air. Kondisi udara di provinsi ini relatif bersih, karena sumber-

sumber polutan seperti dari kendaraan bermotor maupun industri tidaklah banyak.

Tutupan lahan pun relatif tinggi, walaupun kebaharuan data tidak selalu dilaksanakan

secara periodik. Kualitas air cukup tinggi, walaupun tidak setinggi kualitas udara

maupun tutupan lahan. Hal ini dikarenakan adanya pencemaran yang bersumber dari

pengelolaan bahan galian tambang yang dilakukan masyarakat yang mencemari sungai.

Sementara itu, indikator kualitas lingkungan lain yang ditambahkan pada

penelitian ini yakni, kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan menunjukkan

angka yang berbeda-beda. Kesehatan masyarakat ditunjukkan dengan trend angka

kematian ibu yang fluktuatif (tahun 2011-2014 mengalami penurunan kemudian tahun

2015 mengalami kenaikan kembali). Sementara Angka Kematian Bayi cenderung

menurun dari tahun 2011-2015. Jenis penyakit tertinggi di Gorontalo adalah Influenza

dan Diare. Keduanya merupakan penyakit yang terkait erat dengan kondisi kesehatan

masyarakat dan kesehatan lingkungan.

Kondisi kualitas lingkungan di Gorontalo juga mempunyai permasalahan antara

lain: rentan terhadap perubahan iklim dan degradasi lingkungan akibat pencemaran

dan pengrusakan lingkungan. Dari segi kesehatan lingkungan, akses jamban keluarga

sehat masih di posisi 58,6%, masih di bawah target nasional. Namun capaian akses air

bersih sudah mencapai 72% (di atas target nasional). Rumah sehat menjangkau angka

63,11%, namun masih ada perilaku masyarakat yang belum berkesesuaian dengan pola

hidup bersih dan sehat.

Page 19: EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KELOMPOK · antar-variabel yang dihipotesiskan kuantitatif dan kualitatif. ... untuk memperdalam telaah terhadap hasil kuantitatif. Penelitian ke Provinsi

19

Tidak ada angka pasti yang menunjukkan besaran keanekaragaman hayati di

Gorontalo. Karena tidak dilakukan perhitungan terhadap jumlah dan berbagai jenis

flora dan fauna yang ada di provinsi ini. Permasalahan yang dihadapi antara lain

perdagangan satwa, terutama jenis satwa endemik seperti Burung Maleo. Penetapan

Gorontalo sebagai Provinsi Konservasi nampaknya menjadi tantangan tersendiri dan

diharapkan menjadi pemacu untuk lebih melestarikan dan mengelola beberapa cagar

alam dan kawasan suaka marga satwa yang ada di daerah itu secara lebih baik lagi.

Pembangunan manusia di Provinsi Gorontalo terus mengalami kemajuan yang

ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi

Gorontalo. Pada tahun 2015, IPM Provinsi Gorontalo telah mencapai 65,86. Angka ini

meningkat sebesar 0,69 poin dibandingkan dengan IPM Provinsi Gorontalo pada tahun

2014 yang sebesar 65,17. Pada tahun 2015, capaian pembangunan manusia di Provinsi

Gorontalo berstatus “sedang”, masih sama dengan statusnya pada tahun 2014. IPM

Provinsi Gorontalo pada tahun 2015 tumbuh sebesar 1,05 persen dibandingkan tahun

2014.

Berdasarkan pengolahan data kuesioner, responden berpendapat bahwa kualitas

lingkungan cukup baik dan baik. Dari semua indikator, yang diaggap paling baik adalah

kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan dan keanekaragaman hayati. mayoritas

responden berpendapat bahwa pemenuhan kebutuhan dasar di Provinsi Gorontalo

sudah dilakukan dengan baik. Sementara itu, pemenuhan kebutuhan materi (berupa

sandang, pangandan papan) mayoritas responden menganggap sudah dilakukan dengan

baik, pemenuhan kebutuhan fisik dan mental sudah dilakukan dengan baik, sedangkan

pemenuhan kebutuhan spiritual telah dipenuhi dengan sangat baik

Berdasarkan uji statistik korelasi, menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara

kualitas lingkungan (dengan berbagai dimensinya) dengan pemenuhan kebutuhan

dasar. Beberapa dimensi dari indikator kualitas lingkungan yang berpengaruh secara

signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan dasar adalah: kualitas udara, kualitas air,

tutupan lahan, keanekaragaman hayati dan kesehatan lingkungan.

Sedangkan hasil uji regresi juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

linier antara variabel kualitas lingkungan terhadap variabel kebutuhan dasar. Dalam uji

regresi linier berganda, kenaikan dimensi kesehatan masyarat dianggap menimbulkan

efek penurunan angka pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan kenaikan dimensi-

dimensi lainnya pada variabel kualitas lingkungan menyebabkan kenaikan pula pada

nilai variabel kesehatan masyarakat. Secara umum, model persamaan regresi linier

menunjukkan bahwa kenaikan dua kali lipat nilai kualitas lingkungan akan

menyebabkan kenaikan satu kali lipat nilai pemenuhan kebutuhan dasar.

Dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan di Provinsi Gorontalo, monitoring

terhadap berbagai pencemar perlu terus dilakukan. Monitoring terhadap pencemaran

air dapat dilakukan secara kontinyu untuk dapat melakukan upaya preventif dan

pencegahan di tingkat sumber. Demikian juga monitoring kualitas udara perlu terus

dilakukan dengan sarana prasarana sampling yang sesuai dan tepat sasaran.

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan perlu

terus dilakukan. Sosialisasi dengan target utama beberapa daerah dengan perilaku

Page 20: EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KELOMPOK · antar-variabel yang dihipotesiskan kuantitatif dan kualitatif. ... untuk memperdalam telaah terhadap hasil kuantitatif. Penelitian ke Provinsi

20

masyarakat yang masih berperlilaku belun sesuai dengan pola hidup bersih dan sehat

adalah prioritas utama.

Dalam upaya menjadikan Provinsi Gorontalo sebagai Provinsi Konservasi,

identifikasi dan perhitungan terhadap jenis dan jumlah flora dan fauna, terutama yang

endemik adalah menjadi penting. Penguatan lembaga pengelola sumber daya alam di

Gorontalo ini juga perlu dilakuan agar keanekaragaman hayati tetap terjaga dan lestari.

Dimensi kesehatan masyarakat nampaknya perlu perhatian lebih dalam dan

diteliti lebih lanjut, mengingat penelitian ini menunjukkan bahwa hanya dimensi ini

yang tidak mempunyai pengaruh terhadap pemenuhan dasar, serta uji regresi

menunjukkan bahwa peningkatan derajat kesehatan masyarakat justru menurunkan

tingkat pemenuhan kebutuhan dasar.

2. Provinsi Banten

Sedangkan Provinsi Banten memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi,

demikian juga nilai investasinya. Namun beberapa permasalahan lingkungan kerap

terjadi sepeti pencemaran udara karena padatnya transportasi maupun pencemaran air

yang dikarenakan limbah domestik dan industri baik dari provinsi Banten sendiri

maupun dari provinsi tetangga.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik tersebut terlihat bahwa semua indeks

kualitas lingkungan berkorelasi dengan pemenuhan kebutuhan dasar, kecuali indeks

keanekaragaman hayati. Hal ini dapat dimungkikan karena kurang tersosialisasikannya

keanekaragaman hayati pada masyarakat, sehingga responden tidak memandanng

bahwa keanekaragaman hayati tersebut berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan

dasar. Provinsi Banten mempunyai cagar alam yang cukup luas di beberapa tempat,

namun nampaknya belum dianggap suatu hal yang urgent untuk diperhatikan oleh

responden.

Berdasarkan uji korelas didapatkan bahwa semua indeks kualitas lingkungan

berpengaruh positif terhadap pemenuhan kebutuhan dasar. Hal ini berarti, apabila

terjadi kenaikan kualitas udara, kualitas air, tutupan lahan, keanekaragaman hayati,

kesehatan masyarakat, dan kesehatan lingkungan maka pemenuhan kebutuhan dasar

akan meningkat, begitu juga sebaliknya.

Indeks kualitas udara dan tutupan lahan mempunyai konstanta yang paling

besar diantara indeks lainnya. Dengan demikian, kenaikan dari nilai tersebut akan

berdampak lebih besar pada kenaikan pemenuhan dasar, demikian juga sebaliknya.

Oleh karena itu udara yang bersih dan tutupan lahan yang luas dianggap responden

paling berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan dasarnya.