evin kustantia 1113016100039 jamur (fungi)

34
Evin Kustantia 1113016100039 JAMUR (FUNGI) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: nhkmh

Post on 16-Jul-2015

1.417 views

Category:

Education


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

Evin Kustantia

1113016100039

JAMUR (FUNGI)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 2

JAMUR

(FUNGI)

Page 3: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 3

KATA PENGANTAR

Buku yang sekarang ada di tangan kalian adalah buku tentang Jamur (Fungi) untuk

kelas X. Buku ini dirancang berdasarkan model pembelajaran kontekstual. Melalui

pendekatan kontekstual ini diharapkan kamu dapat memperoleh dan membangun

pengetahuan dalam berbagai konteks nyata. Dengan demikian, pembelajaran biologi ini

diharapkan mampu mengembangkan kemampuan pemahaman terhadap fenomena yang ada

dalam kehidupan sehari - hari. Materi pelajaran didalamnya mencakup konsep - konsep dasar,

pendekatan, metode, dan teknik analisis dalam pengkajian berbagai femomena dan

permasalahan yang ditemui dalam kehidupan nyata di lingkungan.

Setelah menempuh pembelajaran tentang Jamur (Fungi) dalam buku teks pelajaran

ini, diharapkan kamu memiliki kemampuan untuk memahami fenomena alam dan

permasalahan yang ada di dalamnya. Hal tersebut akan menambah rasa cinta terhadap alam

serta memupuk sikap arif dan bijaksana dalam memanfaatkan sumber daya alam.

Agar kalian dapat mencapai kompetensi dengan optimal, diperlukan kecermatan dan

ketelilitian dalam mempelajari bahan ajar dalam buku pelajara ini. Oleh karena itu, kamu

harus memanfaatkan buku teks pelajaran ini dengan sebaik - baiknya. Perhatikan peta konsep

dan kata kunci yang menyertai setiap bab! Kerjakan tugas - tugas yang ada dalam setiap bab!

Selamat belajar !

Tangerang, November 2014

Penyusun

Page 4: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 4

ANALISIS PROGRAM PENGAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA/MA

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas : X

Pokok Bahasan/Subpokok Bahasan Alokasi Waktu Keterangan

JAMUR (FUNGI)

A. Ciri – Ciri Jamur

B. Klasifikasi Jamur

C. Simbiosis Jamur

8 jam pelajaran 4 x pertemuan

Perhitungan

1 jam pelajaran = 45 menit

1 x pertemuan = 2 jam pelajaran

1 minggu = 1 x pertemuan

Satu tahun pelajaran = 34 minggu efektif

Analisis program pengajaran ini hanya merupakan salah satu alternatif. Jadi, guru dapat

menyesuaikannya dengan kondisi sekolah.

Page 5: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 5

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 3

Analisis Program Pengajaran 4

Daftar Isi 5

JAMUR (FUNGI) 6

A. Ciri – Ciri Jamur 8

B. Klasifikasi Jamur 10

C. Simbosis Jamur 19

Rangkuman 23

Evaluasi 24

Daftar Pustaka 31

Glosarium 32

Kunci Jawaban Soal 33

Page 6: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 6

Jamur (Fungi) Kelas : X

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Memahami, menerapkan,

menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, procedural berdasarkan

rasa ingintahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya,

dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan perdaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan

procedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan

masalah.

1.1 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk

menggolongkan jamur berdasarkan

ciri – ciri dan cara reproduksinya

melalui pengamatan secara teliti dan

sistematis.

2. Mengolah, menalar dan menyaji

dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan

dari yang dipelajarinya di sekolah

secara mandiri dan mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah

keilmuan.

2.1 Menyajikan data hasil pengamatan

ciri – ciri dan peran jamur dalam

kehidupan dan lingkungan dalam

bentuk laporan tertulis.

Page 7: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 7

PETA KONSEP

Kata Kunci

Askospora Khamir Miselium

Basidiospora Kitin Rizoid

Heterotrof Konidia Spora

Hifa Lumut kerak Sporangium

Kariogami Mikoriza Zigospora

Jamur

dibedakan menjadi

Zygomycota Ascomycota Basidiomycota Deuteromycota

memiliki spora

seksual

memiliki spora

seksual

memiliki spora

seksual

memiliki

Spora Aseksual

(tanpa spora

seksual)

Basidiospora Askospora Zigospora

memiliki

Peran bagi Manusia

yaitu

Merugikan Menguntungkan

Page 8: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 8

Apa ciri – ciri jamur?

A. Ciri – Ciri Jamur

Jamur dimasukkan dalam kelompok organisme eukariota karena sel – selnya sudah

memiliki membran inti sel. Dinding sel jamur terbuat dari bahan kitin, yaitu polimer

karbohidrat yang juga terdapat pada eksoskeleton serangga, laba – laba dan Arthropoda

lainnya. Kitin berfungsi memberi bentuk dan menyokong sel – sel jamur. Hal tersebut

sangat berbeda dengan dinding sel tumbuhan yang terbuat dari bahan selulosa.

Sebagian besar jamur merupakan organisme bersel banyak (multiseluler),

contohnya jamur merang (Volvariella volvaceae), tetapi ada juga yang merupakan

organisme bersel tunggal (uniseluler), yaitu yeast atau ragi. Jamur uniseluler berukuran

mikroskopis, sedangkan jamur multiseluler ada yang berukuran mikroskopis dan

makroskopis. Tubuh jamur multiseluler tersusun atas benang – benang yang disebut hifa.

Hifa merupakan tabung – tabung kecil yang berisi sitoplasma dan nukleus. Ada dua

macam hifa pada jamur, yaitu hifa bersekat (bersepta) dan hifa tidak bersekat (asepta)

(Gambar 1.1). Pada hifa yang bersekat, di tiap sekat terdapat satu inti sel, sedangkan

pada hifa yang tidak bersekat, inti sel tersebar di dalam sitoplasma (senositik). Sekat –

sekat hifa umumnya memiliki pori yang cukup besar agar ribosom, mitokondria, dan

nukleus dapat mengalir dari satu sel ke sel lain. Sekumpulan hifa akan membentuk

anyaman yang disebut miselium. Semua hifa yang menyusun suatu miselium memiliki

sitoplasma yang sama.

Gambar 1.1 Dua macam hifa jamur.

Page 9: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 9

Bentuk jamur mirip dengan tumbuhan,

tetapi jamur tidak memiliki daun dan akar sejati.

Selain itu, jamur tidak memiliki klorofil sehingga

tidak dapat melakukan fotosintesis seperti

tumbuhan. Dengan demikian, jamur merupakan

organisme heterotrof dan memperoleh zat – zat

makanan (nutrisi) dengan cara menyerap

(absorpsi) senyawa – senyawa organik sederhana

dari lingkungan atau substratnya. Namun,

sebelum itu makanan yang masih berupa

senyawa – senyawa organik kompleks (misalnya,

lignin, pectin, dan selulosa) akan diuraikan

terlebih dahulu di luar sel jamur dengan cara

menghasilkan enzim – enzim hidrolisis

ekstraseluler. Seperti pada hewan, jamur

menyimpan cadangan makanannya

dalam bentuk glikogen.

Jamur ada yang hidup sebagai parasit, sebagai saprofit, dan ada yang hidup

bersimbiosis mutualisme dengan oragnisme lain. Sebagai parasit, jamur mengambil

bahan makanan langsung dari inangnya. Jamur parasit memiliki haustorium (jamak:

haustoria), yaitu hifa khusus untuk menyerap makanan dari inangnya (Gambar 1.2).

Sebagai saprofit, jamur mengambil bahan makanan dari sisa - sisa makhluk yang telah

mati. Jamur yang bersimbiosis dengan organisme lain menyerap makanan dari inangnya,

sedangkan inangnya memperoleh mineral dari tanah melalui bantuan jamur.

Umumnya jamur dapat berkembang biak atau bereproduksi secara seksual dan

aseksual. Meskipun begitu, perkembangbiakan secara seksual lebih berperan karena

lebih sering dilakukan. Karena itulah, dalam siklus hidup jamur fase haploid sangat

dominan, sedangkan fase diploidnya sangat singkat. Baik reproduksi seksual maupun

aseksual, keduanya dilakukan dengan membentuk spora.

Reproduksi aseksual dilakuakn apabila nutrisi dan air melimpah. Sebaliknya,

reproduksi seksual dilakukan apabila nutrisi dan air kurang. Reproduksi aseksual pada

jamur dapat terjadi dengan beberapa cara, antara lain membentuk tunas atau budding

(pada jamur uniseluler), fragmentasi miselium atau membentuk spora. Spora adalah sel

reproduktif haploid, biasanya uniseluler, yang mampu tumbuh menjadi individu baru.

Gambar 1.2 Haustorium Blumeria sp.

Pada dinding sel – sel epidermis daun.

Page 10: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 10

Sementara itu, reproduksi seksual umumnya dilakukan dengan cara konjugasi untuk

membentuk spora seksual.

Bagaimana pengklasifikasin pada

jamur ?

B. Klasifikasi Jamur

Anggota kingdom Fungi atau jamur dibagi menjadi beberapa divis. Ada ahli yang

membagi jamur menjadi enam divisi, yaitu Myxomycota, Oomycota, Zycomycota,

Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Ahli lain membagi fungi menjadi

empat divisi saja karena

Myxomycota dan Oomycota telah

dimasukkan ke dalam kingdom

Protista. Klasifikasi jamur tersebut

terutama didasarkan pada ciri – ciri

spora seksual dan struktur tubuh

buahnya.

1. Zygomycota

Ciri jamur kelompok ini adalah hifanya tidak memliki sekat (septa) sehingga

disebut hifa senositik. Kelompok jamur ini dberi nama Zygomycota karena selama masa

reproduksi seksual membentuk spora seksual khusus yang disebut zigospora. Contoh

jamur yang termasuk divisi Zygomycota adalah Rhizopus stolonifer, yaitu jamur yang

digunakan untuk membuat tempe.

Jika Anda mengamati jamur R. Stolonifer degan menggunakan mikroskop, Anda dapat

melihat struktur tubuhnya dengan jelas. Struktur tubuh R. Stolonifer terdiri atas hifa,

sporangiofor dan sporangium (Gambar 1.3).

Hifa adalah benang – benang penyusun tubuh. Pada Rhizopus ada tiga jenis hifa,

yaitu stolon (hifa yang menjalar di permukaan substrat), rizoid (hifa yang menembus ke

dalam substrat dan berfungsi sebagai akar), serta spongiofor (hifa yang menjulang ke

atas dan membentuk sporangium). Sporangium adalah sturuktur atau organ pembentuk

Gambar 1.3 Struktur tubuh

Rhizopus Stolonifer.

Page 11: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 11

spora, juga disebut kotak spora. Di dalam sporangium dihasilkan sporangiospora atau

sering disebut spora saja.

Sebagai anggota Zygomycota, R. Stolonifer mampu berkembang biak secara

aseksual ataupun secara seksual. Reproduksi aseksual terjadi dengan cara membentuk

spora di dalam sporangium yang terletak di ujung – ujung hifa. Sporangium ditunjang

oleh sporangiofor. Sporangium yang telah tua dan matang biasanya berwarna hitam. Jika

telah matang, sporangium akan pecah dan menghasilkan banyak spora. Selanjutnya,

spora – spora tersebut akan keluar dan menyebar dengan bantuan angin. Jika jatuh pada

pada tempat yang cocok, spora itu akan tumuh membentuk hifa baru. Reproduksi

aseksual lebih sering dilakukan dibandingkan reproduksi seksual (Gambar 1.4).

Jamur Zygomycota disebut juga “jamur konjugasi”. Dinamakan demikian karena

perkembangbiakkan seksual jamur ini dilakukan dengan cara konjugasi. Proses konjugasi

terjadi d ujung – ujung hifa yang berlainan jenis, yaitu hifa (+) dan hifa (-). Hifa – hifa

tersebut bersifat haploid (n). Kedua jenis hifa itu akan mengalami pembengkakan dan

pemanjangan pada ujungnya. Hifa yang membengkak disebut gametangium (jamak:

gametangia), yaitu struktur atau organ pembentuk gamet. Selanjutnya, kedua gametangium

itu bersatu dan membentuk zigospora yang bersifat diploid (2n). Zigospora adalah spora

berdinding tebal dan sedang dalam fase istirahat. Karea berdinding tebal, zigospora tahan

terhadap kondisi lingkungan yang buruk. Zigospora dapat dorman (keadaan terhambatnya

Gambar 1.4 Reproduksi seksual dan aseksual pada R. Stolonifer.

Page 12: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 12

pertumbuhan atau perkembangan untuk antara waktu) selama beberapa bulan dan akan

berkecambah serta tumbuh menjadi hifa – hifa baru jika kondisi lingkungan membaik. Pada

saat pertumbuhan hifa, terjadi peristiwa meiosis sehingga hifa tadi bersifat haploid.

Selanjutnya, hifa – hifa tersebut membentuk sporangiofor. Di ujung sporangiofor terdapat

sporangium yang berisi spora. Setelah dihasilkan spora, akan terjadi proses reproduksi

aseksual. Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa pada siklus hidup R. stolonifer, fase

haploid lebih panjang dari fase diploid.

Anggota Zygomycota umumnya hidup

sebagai saprofit, baik di tanah ataupun di sisa –

sisa organisme, misalnya di kayu lapuk.

Beberapa jenis Zygomycota merupakan parasit

pada tumbuhan dan serangga. Selain R.

stolonifer, contoh lain Zygomycota adalah R.

oryzae, Pilobolus, dan Mucor. Jamur R. oryzae

digunakan dalam fermentasi sake, yaitu

minuman khas Jepang, sedangkan Mucor

(Gambar 1.5) adalah jamur yang sering tubuh

di roti. Beberapa jenis Mucor merupakan jamur

patogen.

2. Ascomycota

Ascomycota merupakan divisi terbesar dalam kingdom Fungi. Ciri utama divisi

Ascomycota adalah membentuk spora seksual yang disebut askospora. Askospora

terentuk di dalam askus (jamak: aski), yaitu suatu tubuh buah khusus yang bentuknya

menyerupai mangkuk atau botol. Tidak seperti Zygomycota, Ascomycota memiliki hifa

yang bersekat. Anggota Ascomycota cukup beragam, ada yang bersel satu, misalnya

yeast atau khamir (Saccharomyces cerevisiae) (Gambar 1.6 (a)), ada yang bersel

banyak, contohnya Penicillum dan ada yang membentuk tubuh buah, seperti Nectria dan

Peziza (Gambar 1.6 (b)). Pada umumnya anggota Ascomycota adalah jamur bersel

banyak.

Gambar 1.5 Jamur Mucor

Page 13: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 13

Seperti halnya Zygomycota, Ascomycota juga mengalami reproduksi aseksual dan

seksual (Gambar 1.7). Pada Asomycota bersel banyak, reproduksi aseksual dilakuakn

dengan cara membentuk konidiospora atau sering disebut konidia (tunggal: konidium)

saja (Gambar 1.8 (a) dan (b)). Konidia terbentuk pada ujung hifa khusus yang tumbuh

tegak, yang disebut konidiofor. Warna konidia bermacam – macam, ada yang hitam,

merah, biru dan hijau, bergantung pada jenis jamurnya. Konidia yag telah masak apabila

jatuh pada tempat yang cocok, akan tumbuh menjadi hifa baru. Sementara itu, reproduksi

aseksual pada Ascomycota bersel satu dilakukan dengan cara membentuk tunas

(budding) (Gambar 1.8 (c)). Tunas yang telah masak akan terlepas dari sel induknya dan

tumbuh menjadi individu baru.

(b) Khamir atau yeast (a) Jamur mangkuk Peziza

Gambar 1.6 Anggota Ascomycota ada yang

bersel satu dan ada yang bersel banyak

(a) Konidia pada

Penicillium

(b) Konidia pada

Aspergillus

(c) Tunas pada S.

cerevisiae

Gambar 1.8 Alat reproduksi aseksual pada Ascomycota.

Page 14: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 14

Reproduksi seksual pada Ascomycota terjadi dengan cara membentuk askospora.

Askospora adalah spora seksual yang terbentuk di dalam askus (Gambar 1.10). Askus

terdapat di dalam tubuh buah yang disebut aksokarp.

Pada Ascomycota ada dua macam hifa yaitu hifa (+) dan hifa (-). Hifa (+)

membentuk gametangia jantan (anteredium) da hifa (-) membentuk gametangia betina

(askogonium). Kedua jenis gametangia tersebut bertemu dan terjadi plasmogami

(penyatuan sitoplasma) tanpa disertai penyatuan inti. Jadi, dalam peristiwa tersebut akan

terbentuk sel dengan dua inti. Askogonium yang telah memiliki dua inti tersebut akan

menghasilkan hifa – hifa askogonium yang dikariotika (berinti dua). Hifa dikariotika

itu bercabang – cabang membentuk askokarp. Sementara itu, ujung hifa dikariotika akan

membentuk sel khusus yang akan menjadi askus. Di dalam askus akan terjadi peleburan

dua inti atau diploid (2n). Selanjutnya, inti

askus membelah dua kali. Pembelahan

pertama terjadi secara meiosis dan

menghasilkan empat sel. Pembelahan kedua

terjadi secara mitosis sehingga akhirnya

terbentuk delapan askospora di dalam askus

tersebut.

Gambar 1.10 Di dalam setiap askus

terdapat delapan askospora.

Gambar 1.7 Reproduksi seksual dan aseksual pada jamur

Ascomycota

Page 15: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 15

Tubuh buah (askokarp) yang terbentuk memiliki bentuk bermacam – macam dan

merupakan dasar klasifikasi divisi Ascomycota. Bentuk – bentuk askokarp tersebut, antara

lain:

a. Kleistotesium: askokarp berbentuk bulat tertutup, merupakan ciri kelas Plectomycetes,

b. Peritesium: askokarp berbentuk botol, merupakan ciri kelas Pyrenomycetes,

c. Apotesium: askokarp berbentuk cawan, merupakan ciri kelas discomycetes,

d. Askus telanjang: tidak membentuk askokarp, merupakan ciri kelas Protoascomycetes.

Beberapa jenis jamur Ascomycota merupakan

jamur yang menguntungkan manusia,

diantaranya adalah Neurospora crassa,

Trichoderma reesei, S. Cerevisiae, Aspergillus,

Penicillium, dan Phaffia rhodozyma.

Neurospora crassa, yang dahulu bernama

Monilia sitophila, merupakan jamur yang

digunakan untuk membuat oncom (Gambar

1.11). Oncom adalah bahan makanan khas

daerah Jawa Barat yang terbuat dari bungkil

kacang tanah (ampas kcang tanah setelah

diambil minyaknya) atau ampas tahu yang

difermentasikan. Trichoderma reesei merupakan

jamur penghasil enzim selulase. Enzim selulase

yang dihasilkan oleh T. Reesei cukup banyak

sehingga dapat diisolasi dan dimurnikan.

Penicillium merupakan jamur penghasil

antibiotik. Penicillium notatum dan P.

chrysogenum menghasilkan antibiotik penisilin.

Penicillium camemberti menghasilkan cita rasa

keju. Saccharomyces cerevisiae atau disebut

juga ragi khamir/yeast dimanfaatkan untuk

membuat tapai (Gambar 1.12). Jamur tersebut

mampu mengubah karbohidrat menjadi alkohol.

Ragi juga digunakan untuk membuat roti.

Aspergillus juga merupakan jamur yang

Gambar 1.11 Oncom dibuat

dengan bantuan jamur Neurospora

crassa.

Gambar 1.12 Dengan bantuan

ragi, ketan dapat dijadikan tapai.

Page 16: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 16

menguntungkan manusia, misalnya A. niger

digunakan untuk pembuatan asam sirat,

sedangkan A. wentii dan A. oryzae digunakan

untuk membuat kecap. Phaffia rhodozyma

merupakan jamur penghasil pigmen merah.

Selain menguntugkan, beberapa jenis jamur Ascomycota juga dapat menimbulkan

kerugian pada manusia, misalnya:

a. Aspergillus flavus (Gambar 1.13), menghasilkan aflatoksin yang dapat menyebabkan

kanker hati, biasa ditemukan pada kacang – kacangan dan biji – bijian.

b. Candida albicans (Gambar 1.14), yaitu khamir penyebab penyakit keputihan pada

perempuan.

c. Blastomyces dermatitidis, yaitu penyebab penyakit blastomikosis.

d. Secale cornutum, yaitu parasit pada tanaman gandum.

3. Basidiomycota

Ciri utama jamur yang termasuk dalam divisi basidiomycota adalah membentuk

spora seksual yang disebut basdiospora. Basidiospora terbentuk pada bagian dilihat.

Jamur – jamur yang disebut basidium (jamak: basidia). Divisi ini memiliki anggota lebih

dari 25.000 species. Basidiomycota merupakan kelompok jamur yang perkembangannya

paling tinggi di antara kelompok jamur lainnya. Ciri lannya adalah mampu membentuk

tubuh buah yang makroskopis sehingga sangat mudah dilihat. Jamur – jamur anggota

Basidiomyota dapat djumpai pada tanah, pohon yang lapuk, atau jerami di musim hujan.

Gambar 1.13 Aspegillus flavus

menghasilkan racun aflatoksin.

Gambar 1.14 Candida albicans

merupakan jamur uniseluler

penyebab keputihan pada

perempuan.

Page 17: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 17

Bentuk dan warnanya juga bermacam – macam. Beberapa jenis sudah dibudidayakan

sebagai bahan makanan dan obat – obatan.

Reproduksi jamur Basidiomycota umumnya berlangsung secara seksual dengan

cara konjugasi untuk membentuk basidiospora. Reproduksi secara aseksual sangat jarang

terjadi. Jika ada, umumnya dengan cara membentuk konidia. Proses pembentukan

basidiospora adalah sebagai berikut. Basidiospora merupakan spora yang haploid. Spora

ini tumbuh membentuk hifa – hifa yang bersekat. Tiap sekat berinti satu. Ada dua jenis

hifa, yaitu hifa (+) dan hifa (-). Jika ujung dua hifa yang berbeda bertemu, akan terjadi

percampuran plasma sel (plasmogami). Inti sel hifa (+) akan diberikan ke sel hifa (-)

sehingga terbentuk sel hifa dengan dua inti (hifa dkariotika). Sel hifa dengan dua inti

akan terus berkembang membentuk miselium yang dikariotika juga. Miselium –

miselium yang berinti dua ini secara khas tumbuh menjadi tubuh buah (basidokarp)

yang bentuknya seperti payung atau bentuk lainnya. Basidiokarp menghasilkan basidium

yang terdapat pada lapisan yang disebut himenium. Di dalam himenium terjadi

kariogami, yaitu persatuan dua inti menjadi satu. Inti ini, kemudian mengalami

pembelahan meiosis untuk membentuk empat basidiospora yang terdapat di ujung

basidium. Di dalam setiap basidium terdapat empat basidiospora.

Page 18: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 18

Beberapa jamur divisi Basidiomycota dimanfaatkan manusia sebagai bahan pangan

karena memiliki kandungan gizi yang tinggi atau sebagai bahan obat – obatan. Beberapa

jenis Basidiomycota telah dibudidayakan secara intensif, misalnya jamur merang

(Volvariella volvacea), jamur tiram (Pleurotus sp.), jamur kuping (Auricularia

polytricha), jamur Agaricus, jamur Boletus edulis, jamur shittake, dan jamur ling zhi

(Ganoderma lucidum). Sementara itu, jamur Basidiomycota yang merugikan manusia,

antara lain Amanita phalloides dan A. Muscaria (Gambar 1.15) yang menghasilkan

racun berbahaya serta Filobasidiella neformans yang dapat menimbulkan penyakit

infeksi paru – paru pada manusia.

4. Deuteromycota

Jamur Deuteromycota sering disebut juga jamur tidak sempurna (fungi imperfecti)

karena belum diketahui reproduksi seksualnya sehingga reproduksi jamur ini dilakukan

secara aseksual dengan membentuk konidia seperti pada jamur Ascomycota.

(b) Jamur tiram (Pleurotus sp.) (a) Jamur ling zhi (Ganoderma lucidum)

(d) Boletus edulis (c) Amanita muscaria

Gambar 1.15 Jamur tiram, Ganoderma, dan B. edulis

adalah jamur Basidiomycota yang menuntungkan,

sedangkan yang merugikan adalah Amanita.

Page 19: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 19

Jika suatu anggota jamur Deuteromycota sudah ditemukan cara reproduksi

seksualnya, ia dimasukkan dalam divisi yang berbeda. Contohnya adalah jamur oncom.

Dahulu, jamur tersebut termasuk divisi Deuteromycota degan nama Monilia sitophila.

Namun, setelah diketahui bahwa jamur ini dapt membentuk askospora, sekarang jamur

tersebut termasuk dvisi Ascomycota dengan nama Neurospora crassa. Contoh lainnya

adalah Aspergillus dan Penicillium ada yang termasuk divisi Deuteromycota, sementara

anggota lainnya termasuk divisi Ascomycota. Ciri lain Deuteromycota adalah hifanya

bersekat.

Sebagian besar anggota Deuteromycota bersifat merugikan karena merupakan

parasit yang dapat menimbulkan penyakit baik ada manusia, hewan maupun tumbuhan.

Contoh anggota Deuteromycota yang merugikan, antara lain Chladosporium penyebab

penyakit kulit, Trichophyton dan Epidermophyton penyebab penyakit kulit dan kuku,

serta Microsporum penyebab penyakit rambut dan kuku.

Bagaimana jamur bersimbiosis ?

C. Simbiosis Jamur

Jamur hidup di lingkungan yang sangat beragam dan membentuk hubungan

simbiosis dengan banyak organisme, antara lain tumbuhan, ganggang hijau, dan

Cyanobacteria. Ada dua bentuk hubungan simbiosis jamur dengan oraganisme lain, yaitu

mikoriza dan lumut kerak.

1. Mikoriza

Mikoriza merupakan hubungan simbiosis mutualisme antara jamur dan akar tumbuhan.

Istilah mikoriza berasal dari bahasa Yunani (mycorrhizae) yang berarti akar jamur. Lebih

dari 90 persen tumbuhan tingkat tinggi dan paku – pakuan memiliki mikoriza. Mikoriza

biasanya terdapat pada tanaman pangan (misalnya,

serealis, kacang - kacangan, tomat, bawang –

bawangan, apel dan stroberi) serta pada komunitas

tumbuhan liar.

Dalam simbiosis ini, jamur memperoleh

keuntungan karena mampu menyerap nutrisi (gula)

yang dibuat tumbuhan selama fotosintesis.

Sebaliknya, jamur memberikan dua keuntungan

Page 20: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 20

bagi tumbuhan. Pertama, hifa jamur bertindak sebagai perpanjangan akar sehingga

meningkatkan kemampuan akar tumbuhan untuk menyerap air dari tanah. Kedua, enzim

– enzim digestif yang disekresikan jamur membantu tumbuhan memecah bahan – bahan

organik dalam tanah sehingga tumbuhan dapat menyerapnya sebagai nutrisi dan mineral.

Mikoriza memiliki suatu membran pada ujung hifa yang dapat membantu penyerapan

elemen – elemen esensial, terutama fosfor (P), seng (Zn), mangan (Mn), tembaga (Cu),

kalium (K) dan juga air. Lebih dari itu, mikoriza membantu tumbuhan lebih tahan

terhadap infeksi mikroba patgen tular-tanah dan juga lebih tahan terhadap kekeringan.

Ada dua mikoriza yang paling umum, yaitu ektomikoriza dan endomikoriza. Keduanya

dibedakan berdasarkan masuk tidaknya hifa jamur ke dalam dinding sel akar tumbuhan.

a. Ektomikoriza

Pada ektomikoriza (lkadang – kadang disebut ektorofik mikoriza), jamur

menghasilkan selubung yang menyelubungi akar tumbuhan (Gambar 1.16). Selubung

itu kemudian menghasilkan hifa yang tidak berpenetrasi ke dalam dinding sel akar

tumbuhan meskipun mereka terdapat di antara sel – sel korteks akar tumbuhan.

Ektomikoriza menghasilkan tubuh buah di atas tanah. Ektomikoriza merupakan ciri khas

tumbuhan di daerah dingin, misalnya pinus dan eukaliptus. Jamur yang membentuk

ektomikoriza terutama dari divisi Ascomycota dan Basidiomycota.

b. Endomikoriza

Endomikoriza (disebut juga mikoriza arbuskuler) tidak menghasilkan selubung;

hifanya masuk ke dalam dinding sel akar tumbuhan. Masuknya hifa ke dalam dinding sel

akar tumbuhan membentuk suatu struktur seperti balon (vesikel) atau invaginasi

bercabang dikotomus (arbuskula) (Gambar 1.17). Vesikel tersebut berfungsi sebagai

Gambar 1.17 Endomikoriza yang

membentuk vesikel.

Page 21: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 21

tempat penyimpanan mineral – mineral yang diperlukan tumbuhan. Sementara itu,

struktur abuskula berfungsi meningkatkan area permukaan antara hifa dan sitoplasma sel

untuk memfasilitasi transfer nutrisi diantara keduanya. Bentuk endomikoriza umumnya

terdapat pada akar tumbuhan herbaseus (misalnya, jagung, padi, cabai) dan pohon –

pohon tropis, misalnya turi (Sesbnia grandiflora). Jamur yang terlibat dalam

pembentukan endomikoriza adalah dari divisi Zygomycota (misalnya, Mucor). Jamur –

jamur tersebut umumnya merupakan simbion obligat, artinya mereka tidak dapat tumbuh

tanpa adanya tumbuhan inang. Bentuk endomikoiza lebih umum dibandingkan benuk

ektomikoriza.

2. Lumut Merak

Jamur Ascomycota dan Basidiomycota dapat bersimbiosis mutualisme dengan

ganggang hijau, Cyanobacteria atau keduanya membentuk struktur yang disebut lumut

kerak atau liken (lichen). Dalam simbiosis tersebut, gangang bertugas menyerap cahaya

matahari untuk membuat makanan melalui proses fotosintesis. Hal tersebut dapat

dilakukan karena ganggang memliki pigmen klorofil. Adapun jamur, melalui hifa –

hifanya, bertugas menyerap dan menyimpan air serta ion – ion mineral. Meskipun

ganggang dan jamur dapat hidup sendiri – sendiri, bentuk lumut kerak lebih

menguntungkan bagi mereka karena dalam bentuk tersebut mereka dapat hidup di

substrat aau tempat yang organisme lain tidak dapat hidup atau tumbuh, misalnya

substrat batu. Menunjukkan penampang membujur lumut kerak.

Berdasarkan struktur dan daerah penyeberannya, ada tiga macam lumut kerak, yaitu

krustsa, frutikosa, dan foliosa. Krustosa merupakan lumut kerak yang tumbuh sebagai

lapisan kerak tipis dan pipih pada permukaan batu – batuan dan batang pohon, contohnya

Parmelia (Gambar 1.18). Frutikosa merupakan lumut kerak dengan bentuk tegak

bercabang eperti semak, serta mampu tumbuh hingga mencapai panjang 1.5 cm. Contoh

lumut kerak ini adalah Usnea (lumut janggut) yang melekat pada pucuk pohon di daerah

pegunungan(Gambar 1.19). Adapun foliosa merupakan lumut kerak yang berbentuk

pipih dengan gelambir seperti daun; tumbuh pada permukaan tanah, contohnya Lobaria

pulmonaria (Gambar 1.20).

Page 22: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 22

Beberapa jenis lumut kerak memiliki nilai ekonomi, contohnya Evernia prunastri dan

Pseudevernia firfuracea yang digunakan sebagai bahan campuran parfum. Di Jepang,

jenis Umbilicaria esculenta merupakan hidangan untuk pesta. Jenis Roccella tinctoria

digunakan untuk pembuatan kertas lakmus. Lumut kerak juga digunakan sebagai obat.

Contohnya, Lobaria pulmonaria dahulu digunakan untuk melawan penyakit paru – paru,

sedangkan peltigera sp. Digunakan untuk menyembuhkan rabies. Adapun Usnea

biasanya dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional karena mengandung asam usnin.

Asam usnin merupakan bahan antibiotik. Sejak zaman dahulu, Usanea telah digunakan

untuk pengobatan, terutama di Yunani dan Cina.

Lumut kerak juga memiliki nilai penting dalam ekologi. Selain sebagai organisme

perintis yang mampu hidup diatas batu, lumut kerak juga dapat menjadi indikator

pencemaran udara. Lumut kerak tidak dapat tumbuh di tempat – tempat yang udaranya

telah tercemar. Hal itu disebabkan lumut kerak sangat sensitif terhadap beberapa bahan

pencemar (polutan) berbahaya, terutama sulfur doksida. Jadi, untuk mengetahui suatu

daerah tercemar udaranya atau tidak, dapat dilihat dari pertumbuhan lumut kerak di

daerah tersebut.

Gambar 1.18 Lumut

kerak krustosa Parmelia

britannica

Gambar 1.19 Lumut

kerak fruktikosa Usnea sp.

Gambar 1.18 Lumut

kerak foliosa Lobaria

pulmonaria

Page 23: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 23

Rangkuman

1. Jamur merupakan organisme uniseluler atau multiseluler, dengan dinding sel tersusun

dari kitin, tidak memiliki klorofil dan memiliki keturunan diploid yang singkat.

2. Jamur memperoleh makanan dengan cara menyerap senyawa sederhana dari

lingkungannya.

3. Tubuh jamur multiseluler tersusun atas benang – benang yang disebut hifa.

Sekumpulan hifa membentuk miselium.

4. Ada dua jenis hifa, yaitu hifa bersekat dan hifa yang tidak bersekat (senositik).

5. Berdasarkan ciri – ciri Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota dan Deuteromycota.

6. Zygomycota merupakan kelompok jamur yang membentuk spora seksual yang

disebut zigospora. Zygomycota memiliki hifa yang tidak bersekat.

7. Ascomycota membentuk spora generatif (askospora) di dalam askus. Tiap askus berisi

delapan askospora. Hifa Ascomycota memiliki sekat.

8. Basidiomycota memiliki hifa bersekat. Tubuh buahnya besar dan membentuk spora

generatif (basidiospora) di dalam basidium. Tiap basidium berisi empat basidiospora.

9. Deuteromycota merupakan kelompok jamur yang membentuk spora secara vegetatif

dan belum memiliki cara reproduksi seksual. Hifanya memiliki sekat.

10. Jamur dapat digunakan sebagai bahan pangan, bahan obat – obatan dan asam organik.

Namun, jamur juga dapat menyebabkan pembusukan makanan serta menimbulkan

penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan.

11. Jamur dapat membentuk hubungan simbiosis dengan banyak organisme, antara lain

tumbuhan, ganggang hijau dan Cyanobacteria. Hubungan simbiosis antara jamur dan

akar tumbuhan dinamakan mikoriza. Hubungan simbiosis antara jamur dan ganggang

hijau ataupun Cyanobacteria dinamakan lumut kerak.

Page 24: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 24

Evaluasi

A. Pilihlah satu jawaban dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf

di depan jawaban yang Anda anggap benar!

1. Berikut ini yang bukan Aspergillus adalah ...

a. Memiliki hifa bersekat

b. Berkembang biak dengan konidia

c. Dapat membentuk sporangiospora

d. Bersel banyak (multiseluler)

2. Dengan pengamatan di bawah mikroskop, suatu jenis jamur memiliki ciri – ciri:

hifa tidak bersekat dan menghasilkan sporangiospora dan zigopora. Kemungkinan

jamur tersebut adalah ...

a. Aspergillus

b. Rhizopus

c. Penicillium

d. Trichoderma

e. Neurospoa

3. Di antara jamur – jamur berikut ini yag tidak bermanfaat bagi manusia adalah ...

a. Aspergillus niger

b. Aspergillus wentii

c. Aspergillus oryzae

d. Aspergillus nidulans

e. Aspergilu clavatus

4. Jamur yang dapat digunakan sebagai obat adalah ...

a. Volvariella volacea

b. Ganoderma lucidum

c. Pleurtus sajor caju

d. Amanita phalloides

e. Rhizopus stolonifer

5. Rasa manis pada tapai disebabkan oleh ...

a. Gula hasil penguraian pati oleh khamir

b. Pembentukan gula oleh sel khamir

Page 25: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 25

c. Gula yang ditambahkan saat pembuatan tapai

d. Alkohol hasil fermentasi

e. Terbentuknya karbon dioksida

6. Khamir yang terdapat pada ragi tapai adalah ...

a. Sacchromyces cerevisiae

b. Hansenula anomala

c. Candida utilis

d. Blastomyces dermatitis

e. Aspergillus flavus

7. Saccharomyces cerevisiae diklasifikasi dalam kelompok ...

a. Eubacteria

b. Oomycota

c. Zygomycota

d. Ascomycota

e. Basidiomycota

8. Berikut ini yang tidak termasuk spora seksual adalah ...

a. Zigospora

b. Askospora

c. Basidiospora

d. Konidia

e. Sporangiospora

9. Berikut ini yang bukan ciri – ciri sebagian besar jamur adalah ...

a. Memiliki kloroplas

b. Dinding sel dari kitin

c. Merupakan organisme saprofit

d. Bereproduksi secara seksual

e. Mampu membentuk spora

10. Jamur roti, Rhizopus, membentuk zigospora jika ...

a. Terdapat makanan yang lembap

b. Kondisi lingkungan memungkinkan

c. Kondisi lingkungan tidak memungkinkan

d. Terdapat rizoid

e. Tidak terdapat spora

11. Pernyataan yang benar mengenai divisi Deuteromycota ...

Page 26: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 26

a. Divisi Deuteromycota meliputi anggota – anggota tiga divisi dalam kingdom

Fungi

b. Divi Deuteromycota merupakan divisi agi jamur penyusun liken

c. Divisi Duteromycota meliputi jamur tidak sempurna yang memiliki bentuk

reproduksi seksual yang abnormal

d. Divisi Deuteromycota merupakan kelompok bagi jamur lendir, khamir, dan

liken

e. Divisi Deuteromycota meliputi jamur yang biasanya bereproduksi secara

aseksua dengan konidia

12. Berikut ini pernyataan yang tidak benar mengenai mikoriza yaitu ...

a. Mikoriza menyebabkan tumbuhan mampu hidup di lingkungan yang miskin

zat fosfor

b. Mikoriza meningkatkan permukaan untuk absorpsi bagi tumbuhan

c. Mikoriza bergantung pada karbohidrat daritumbuhan

d. Mikoriza membentuk bintil – bintil akar pengikat nitrogen pada akar

tumbuhan

e. Mikoria memindahkan nutrisi dari satu tanaman ke tanaman lain

13. Bahan makanan dari biji – bijian kadang – kadang dapat mengandung racun

berbahaya yang dihasilkan oleh Aspergius flavus, yaitu ...

a. Antibiotik

b. Aflatoksin

c. Antiseptik

d. Antigen

e. Antibodi

14. Seorang siswa mengamati jamur – jamur yang tumbuh pada baan makanan. Salah

satu jamur yang diamati memiliki ciri – ciri: mempunyai stolon, rizoid, dan

sporangium. Jamur tersebut banyak ditemukan pada ...

a. Tempe

b. Roti

c. Kacang tanah

d. Kelapa

e. Oncom

15. Kebanyakan jamur yag menyebabkanpenyakit kulit pada manusia merupakan

anggota dari ...

Page 27: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 27

a. Myxomycota

b. Ascomycota

c. Deuteromycota

d. Basidiomycota

e. Zygomycota

16. Saccharomyces adalah jamur bersel satu dari golongan Ascomycota yang

berperan dalam pembuatan minuman beralkohol. Hal itu karena Sacchromyces

mampu mengubah ...

a. Glikogen menjadi alkohol

b. Ragi menjadi alkohol

c. Amilum menjadi alkohol

d. Tepung menjad alkohol

e. Glukosa menjadi alkohol

17. Perhatikan gambar daur hidup Rhizopus berikut.

Berdasarkan gambar tersebut, fase terjadinya konjugasi ditunjukkan oleh bagian

yang berlabel ...

a. A

b. B

c. C

d. D

e. E

18. Perhatikan tabel berikut.

A B

C

D E

Page 28: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 28

No Ciri - Ciri

Jenis Jamur

A B C

1 Hifa tidak bersekat

+ - -

2 Hifa bersekat

- + +

3

Spora di bentuk di dalam

askus - + -

4

Spora dibentuk di dalam

basidium - - +

Berdasarkan tabel tersebut, jenis jamur A, B dan C berturut – turut temasuk ...

a. Ascomycota – Basidiomycota – Zygomycota

b. Zygomycota – Ascomycota – Basidiomycota

c. Ascomycota – Deuteromycota – Basidiomyota

d. Basidiomycota – Zygomycota – Deuteromycota

e. Zygomycota – Deuteromycota – Ascomycota

19. Ada beberapa jenis jamur, yaitu

1) Penicillium chrysogenum

2) Rhizopus stolonifer

3) Saccharomyces cerevisiae

4) Volvariella volvacea

5) Aspergillus flavus

6) Auricularia polytricha

Jamur yang bereproduksi denga basidiospora adalah ...

a. 1 dan 2

b. 2 dan 3

c. 4 dan 6

d. 1 dan 5

e. 5 dan 6

20. Pelapukan arca di Candi Borobudur salah satunya disebabkan oleh sejenis liken

karena liken ...

a. Memiliki akar yang kuat yang dapat menembus batu

Page 29: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 29

b. Memang merusak batu arca yang sudah lama

c. Termasuk tumbuhan perintis yang menghasilkan zat tertentu yang dapat

melunakkan batu

d. Merupakan tumbuhn epifit

e. Merupakan simbiosis antara ganggang dan jamur

B. Isilah titik – titik di bawah ini agar menjadi kalimat yang lengkap.

1. Jamur merupakan organisme yang tidak memiliki ... sehingga tidak dapat

berfotosintesis, merupakan organisme eukariota, dan dinding selnya dari bahan ...

2. Jamur memperoleh nutrisi dengan cara ... senyawa sederhana dari lingkungannya.

3. Tubuh jamur multiseluler tersusun atas benang – benang yang dinamakan ...

4. Klasifikasi jamur didasarkan pada ciri – ciri spora ... dan sruktur tubuh buahnya.

5. Zygomycota memiliki spora seksual yang dinamakan ...

6. Neurospora crassa dahulu termasuk kelompok jamur tidak sempurna

(Deuteromycota), tetap sekarang termasuk kelompok ...

7. Deuteromycota erupakan kelompok jamur yang tidak memiliki cara reproduksi

secara ...

8. Jamur ... digunakan sebagai peghasil antibiotik penisilin.

9. Dalam bentuk simbiosis mikoriza, jamur mendapat keuntungan karena ... yang

dibuat tumbuhan selama proses fotosintesis.

10. Dalam simbiosis lumut kerak, ganggang memperoleh ... dan ... dari jamur.

C. Isilah Teka Teki Silang dengan Cermat!

Page 30: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 30

Mendatar

4. Simbiosis antara jamur dengan gangggang.

6. Hifa yang tidak bersekat.

7. Benang – benang halus pada jamur.

Menurun

1. Sekumpulan hifa.

5. Bahan dinding sel jamur.

2. Tempat pembentukan askospora.

3. Simbiosis antara jamur dengan akar tumbuhan.

Page 31: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 31

DAFTAR PUSTAKA

Campbell. Biologi Jilid II. Jakarta: Erlangga. 2008.

Kusumawati, Rohana. Detik – Detik Ujian Nasional Biologi. Jakarta: Intan Prawira. 2013

Pujiyanto, Sri. Menjelajah Dunia Biologi 1. Jakarta: Platinum. 2008.

Page 32: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 32

GLOSARIUM

Askospora : spora generative Ascomycota yang terbentuk di dalam askus.

Askus : ujung hifa Ascomycota yang membentuk tabung atau kantong berisis

askospora.

Basidiospora : spora generative Basidiomycota yang terbentuk di dalam basidium.

Basidium : ujung hifa Basidiomycota yang membentuk basidiospora.

Heterotrof : menggunakan bahan organic yang ada sebagai sumber makanannya.

Hifa : benang – benang yang merupakan satuan dasar penyusun tubuh jamur.

Kariogami : perfusion atau penyatuan dua inti sel kelamin, terjadi setelah plasmogami.

Kitin : polisakarida yang mengandung unsure nitrogen, merupakan bahan penyusun

dinding sel jamur dan eksoskeleton serangga.

Konidia : spora aseksual yang terdapat pada ujung hifa.

Konidiofor : hifa yang menghasilkan konidia.

Miselium : kumpulan hifa.

Rizoid : akar semu; hifa yang mempunyai akar.

Senositik : hifa tak bersekat yang menyebabkan sel berinti banyak.

Septa : sekat; dinding melintang dalam hifa, yang membagi hifa menjadi beberapa

sel.

Sporangium : sel, struktur atau organ pembentuk spora; kotak spora.

Page 33: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 33

KUNCI JAWABAN SOAL

A. 1. C

3. E

5. A

7. E

9. A

11. C

13. B

15. C

17. D

19. C

B. 1. Klorofil

3. Kitin

5. Zigospora

7. Seksual

9. Gula

C. Mendatar

1. Liken.

3. Senositik.

7. Hifa.

Menurun

2. Miselium

4. Kitin

5. Askus

6. Mikoriza

Page 34: Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)

J a m u r ( F u n g i ) | 34