identifikasi jenis-jenis jamur (fungi) di perkebunan pt...

17
IDENTIFIKASI JENIS-JENIS JAMUR (Fungi) DI PERKEBUNAN PT BINA SAINS CEMERLANG KABUPATEN MUSI RAWAS Sulastri 1 , Eka Lokaria, M.Pd. Si 2 ., Harmoko, M.Pd 3 Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA STKIP-PGRI Lubuklinggau E-mail: sulastriadjoegmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis jamur di Perkebunan PT Bina Sains Cemerlang Kabupaten Musi Rawas dan mengetahui morfologi jenis- jenis jamur di Perkebunan PT Bina Sains Cemerlang Kabupaten Musi Rawas. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2017 di Perkebunan PT Bina Sains Cemerlang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan eksplorasi/pengamatan langsung di lokasi penelitian. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian diperoleh jamur sebanyak 16 spesies, yang termasuk kedalam 2 divisi yaitu, 15 spesies divisi Basidiomycota dan 1 spesies divisi Myxomycota. 16 jenis jamur tersebut diantaranya adalah, Poliotha mutabilis, Hidnum repandum, Coprinus comatus, Schizophyllum commune, Trametes versicolor, Pleorotus ostreatus, Volvariella volvaceae, Marasmius ramealis, Polyporus squamosus, Pycnoporus annabarinus, Auricularia polytricha, Mycena hiemalis, Dacryopinax spathularia, Lentinus connatus, Cortinarius sanguenius, dan Fuligo septica. Morfologi jenis jamur Basidiomycota memiliki tubuh buah besar seperti payung, memiliki batang, akar dan tubuh buah, memiliki warna yang bervariasi, memiliki tekstur halus, kasar, dan licin. Sedangkan morfologi jenis jamur myxomycota memiliki bentuk seperti amoeba, hidup dapat merayap kemana-mana, memiliki warna kuning sampai orange, dan tekstur berlendir. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis jamur yang paling banyak ditemukan adalah divisi Basidiomycota. Kata Kunci: Identifikasi, Jamur, Perkebunan PT Bina Sains Cemerlang. 1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2 dan 3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

Upload: others

Post on 04-Jan-2020

70 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI JENIS-JENIS JAMUR (Fungi) DI PERKEBUNAN PT ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNALKU (1).pdf · bahwa jenis jamur yang paling banyak ditemukan adalah divisi Basidiomycota

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS JAMUR (Fungi) DI PERKEBUNAN PT

BINA SAINS CEMERLANG KABUPATEN MUSI RAWAS

Sulastri1, Eka Lokaria, M.Pd. Si2., Harmoko, M.Pd3

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA STKIP-PGRI Lubuklinggau

E-mail: sulastriadjoegmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis jamur di Perkebunan PT

Bina Sains Cemerlang Kabupaten Musi Rawas dan mengetahui morfologi jenis-

jenis jamur di Perkebunan PT Bina Sains Cemerlang Kabupaten Musi Rawas.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2017 di Perkebunan PT Bina

Sains Cemerlang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,

wawancara, dokumentasi dan eksplorasi/pengamatan langsung di lokasi

penelitian. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian

diperoleh jamur sebanyak 16 spesies, yang termasuk kedalam 2 divisi yaitu, 15

spesies divisi Basidiomycota dan 1 spesies divisi Myxomycota. 16 jenis jamur

tersebut diantaranya adalah, Poliotha mutabilis, Hidnum repandum, Coprinus

comatus, Schizophyllum commune, Trametes versicolor, Pleorotus ostreatus,

Volvariella volvaceae, Marasmius ramealis, Polyporus squamosus, Pycnoporus

annabarinus, Auricularia polytricha, Mycena hiemalis, Dacryopinax spathularia,

Lentinus connatus, Cortinarius sanguenius, dan Fuligo septica. Morfologi jenis

jamur Basidiomycota memiliki tubuh buah besar seperti payung, memiliki batang,

akar dan tubuh buah, memiliki warna yang bervariasi, memiliki tekstur halus,

kasar, dan licin. Sedangkan morfologi jenis jamur myxomycota memiliki bentuk

seperti amoeba, hidup dapat merayap kemana-mana, memiliki warna kuning

sampai orange, dan tekstur berlendir. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan

bahwa jenis jamur yang paling banyak ditemukan adalah divisi Basidiomycota.

Kata Kunci: Identifikasi, Jamur, Perkebunan PT Bina Sains Cemerlang.

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau

2 dan 3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

Page 2: IDENTIFIKASI JENIS-JENIS JAMUR (Fungi) DI PERKEBUNAN PT ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNALKU (1).pdf · bahwa jenis jamur yang paling banyak ditemukan adalah divisi Basidiomycota

PENDAHULUAN

Keanekaragaman flora Indonesia tercermin pada kekayaan hutan

tropiknya, baik yang terdapat di dataran rendah maupun di dataran tinggi yang

menutupi 63% luas daratan Indonesia. Di hutan-hutan inilah sebagian besar

dijumpai tumbuhan yang merambat, berbentuk perdu, dan pohon dengan berbagai

ukuran, selain itu juga terdapat organisme lain seperti ganggang, lumut dan jamur

(Iswanto, 2009:6). Jamur adalah salah satu keunikan yang memperkaya

keanekaragaman jenis makhluk hidup dalam dunia tumbuhan. Sifatnya yang tidak

berklorofil menjadikannya tergantung kepada makhluk hidup lain, baik yang

masih hidup maupun yang sudah mati. Karena itulah jamur memegang peranan

penting dalam proses alam yaitu sebagai dekomposer sisa-sisa organisme. Selain

itu beberapa di antara jenis-jenis jamur ada yang dimanfaatkan oleh manusia, baik

sebagai bahan makanan maupun obat (Srisula, dkk. 2009:99). Jamur merupakan

organisme eukariotik, berspora, tidak berklorofil, bereproduksi secara seksual dan

aseksual, jamur berdasarkan ukuran tubuhnya ada yang makroskopis yaitu jamur

yang berukuran besar, sehingga dapat dilihat dengan kasat mata dan ada juga

jamur yang mikroskopis yaitu jamur yang berukuran kecil dan hanya dapat dilihat

dengan menggunakan alat bantu mikroskop (Darwis, dkk. 2011:1).

PT Bina Sains Cemerlang adalah Perusahaan yang bergerak dibidang

perkebunan kelapa sawit, dimana hasil panen diproduksi sendiri oleh perkebunan.

PT Bina Sains Cemerlang berada di desa Sungai Pinang Kecamatan Muara

Lakitan Kabupaten Musi Rawas. Memiliki Luas perkebunan sekitar 6.513 Ha.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa masyarakat/pekerja

diperkebunan PT Bina Sains Cemerlang, diperoleh data bahwa ada beberapa jenis

jamur yang sering dijumpai di wilayah perkebunan. Biasanya jamur yang

ditemukan tumbuh di janjang kosong kelapa sawit (sampah hasil olahan buah

sawit), pelepah daun kelapa sawit, kayu lapuk, dan tidak jarang ditemukan ditanah

yang gembur. Selama ini belum diketahui pasti ada berapa jenis jamur yang

terdapat di perkebunan PT Bina Sains Cemerlang. Maka itu perlu diadakan

penelitian di daerah tersebut dengan tujuan untuk mengetahui apa saja jenis-jenis

Page 3: IDENTIFIKASI JENIS-JENIS JAMUR (Fungi) DI PERKEBUNAN PT ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNALKU (1).pdf · bahwa jenis jamur yang paling banyak ditemukan adalah divisi Basidiomycota

jamur (Fungi) di perkebunan PT Bina Sains Cemerlang Kabupaten Musi Rawas

dan bagaimana morfologi jenis-jenis jamur (Fungi) di perkebunan PT Bina Sains

Cemerlang Kabupaten Musi Rawas.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2017 di Perkebunan PT Bina

Sains Cemerlang Kabupaten Musi Rawas. Alat yang digunakan adalah soil tester,

termometer, pisau/parang, gancu, toples, kamera digital, alat tulis. Adapun bahan

yang digunakan yaitu, kertas label, kertas wawancara, log book, alkohol 70%, dan

aquades. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, pengamatan langsung

ke lokasi penelitian/eksplorasi menjelajah area pengamatan di Perkebunan PT

Bina Sains Cemerlang Kabupaten Musi Rawas. Luas daerah penelitian yaitu

sebanyak 2 blok dengan rincian 1 blok dataran dan 1 blok perbukitan, dengan luas

rata-rata setiap bloknya 60-70 Ha. Data yang diperoleh dicatat langsung dan

difoto serta beberapa jenis jamur makroskopis diambil sampelnya untuk dijadikan

awetan/herbarium. Data tersebut kemudian dianalisis secara deksriptif kualitatif

yaitu mendeskripsikan ciri-ciri morfologi jamur yang ditemukan dan dilengkapi

dengan gambar-gambar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di perkebunan PT Bina Sains

Cemerlang desa Sungai Pinang Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi

Rawas. Ditemukan sebanyak 16 spesies jamur makroskopis yang termasuk dalam

2 divisi, 7 kelas, 9 ordo, dan 13 famili.

Data tabel 1. Menunjukan bahwa kawasan dataran ditemukan paling

banyak jenis jamur makroskopis Hal ini diduga karena adanya perbedaan faktor

lingkungan dan cuaca pada saat penelitian. Pada daerah perbukitan habitatnya

sudah mengalami perubahan dan pada saat itu sedang ada penumbangan kelapa

sawit dan area tersebut dijadikan sebagai tempat pembuangan janjang kosong

kelapa sawit sehingga menjadi media/tempat pertumbuhan jamur makroskopis

dan penyebab kurang banyaknya jenis jamur yang ada di kawasan tersebut.

Page 4: IDENTIFIKASI JENIS-JENIS JAMUR (Fungi) DI PERKEBUNAN PT ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNALKU (1).pdf · bahwa jenis jamur yang paling banyak ditemukan adalah divisi Basidiomycota

Sedangkan kawasan dataran rendah belum mengalami perubahan habitat,

sehingga jamur banyak ditemukan ditempat tersebut. Jamur pada umumnya sangat

menyukai lingkungan yang lembab dan sejuk.

Tabel 1 : Perbandingan Hasil Penelitian yang Ditemukan Berdasarkan

Lokasi Pengamatan.

Divisi Jenis Lokasi

Perbukitan Dataran

Basidiomycota Poliotha mutabilis + +

Hidnum repandum - +

Coprinus comatus + +

Schizophyllum commune - +

Trametes versicolor - +

Pleorotus ostreatus + +

Volvariella volvaceae + +

Marasmius ramealis + -

Polyporus squamosus - +

Lentinus conatus - +

Cortinarius sanguenius - +

Pycnoporus annabarinus + +

Auricularia polytricha + -

Mycena hiemalis + +

Dacryopinax spathularia - +

Myxomycota Fuligo septica + -

Kondisi faktor lingkungan tempat ditemukannya jamur pada lokasi penelitian

tertera pada tabel 2 berikut:

Tabel 2: Faktor Lingkungan di PT Bina Sains Cemerlang.

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa lokasi penelitian memiliki

faktor yang berbeda sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada. Hasil

pengukuran suhu di daerah perbukitan berada pada 260C, sedangkan pada daerah

dataran berada pada 250C. Maka dapat disimpulkan bahwa pengukuran suhu yang

dilakukan di lokasi penelitian berada pada kisaran 250C-260C. Suhu yang berbeda

Lokasi Suhu (0C) pH Kelembapan

Perbukitan 260C 6,06 62%

Dataran 250C 6,02 52%

Page 5: IDENTIFIKASI JENIS-JENIS JAMUR (Fungi) DI PERKEBUNAN PT ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNALKU (1).pdf · bahwa jenis jamur yang paling banyak ditemukan adalah divisi Basidiomycota

pada lokasi penelitian menunjukan bahwa suhu pada kisaran tersebut masih dapat

dikatakan suhu yang optimum untuk pertumbuhan jamur.

pH merupakan salah satu faktor yang juga sangat berperan dalam

mempengaruhi pertumbuhan jamur. Hasil pengukuran pH pada masing-masing

lokasi penelitian yaitu, di perbukitan pH 6,06 sedangkan di dataran pH 6,02. Hasil

pengukuran pH pada lokasi penelitian menunjukan kondisi yang stabil pada angka

6, hal ini menandakan tidak terjadi perubahan pH yang begitu ekstrim.

Kelembapan juga merupakan faktor abiotik yang sangat mempengaruhi

pertumbuhan jamur. Berdasarkan hasil pengukuran kelembapan tanah di lokasi

penelitian, terlihat perbedaan angka yang cukup jauh. Di lokasi perbukitan

kelembapan mencapai 62%, sedangkan di dataran kelembapan mencapai 52%.

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa kelembapan tanah di lokasi penelitian

berada pada kisaran 52%-62%.

Deskripsi Morfologi Jenis Jamur yang Ditemukan.

a. Poliotha mutabilis

Gambar jamur Poliotha mutabilis dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut:

Gambar 4.1. Poliotha mutabilis

Page 6: IDENTIFIKASI JENIS-JENIS JAMUR (Fungi) DI PERKEBUNAN PT ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNALKU (1).pdf · bahwa jenis jamur yang paling banyak ditemukan adalah divisi Basidiomycota

Jamur ini memiliki bentuk tubuh buah yang berwarna coklat muda

hingga coklat tua. Permukaan atas tudung memiliki struktur yang halus dan

sedikit licin pada saat basah. Batangnya halus dan keras. Jamur jenis ini

biasanya tumbuh dalam kelompok yang besar, habitat pada kayu yang mati

dan tanah yang lembab memiliki humus yang cukup (Roberts, 2010:178).

b. Hidnum repandum

Gambar jamur Hidnum repandum dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.2. Hidnum repandum

Jamur jenis ini umunya berukuran cukup besar, memiliki bentuk

seperti payung yang terbuka lebar dan bertangkai tebal,warna tubuh buah

putih, memiliki struktur permukaan yang kasar dan bersisik. Tubuh buah

berdaging dan biasanya tumbuh liar pada tanah yang berhumus dan

menempel pada ranting kayu yang mati (Alex, 2011:33).

c. Coprinus comatus

Gambar jamur Coprinus comatus dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut:

Gambar 4.3. Coprinus comatus

Memiliki tubuh buah berwarna putih. Bentuk tudung

cembung/silindris dan lunak. Ukuran tudung bervariasi antara 2-6 cm.

spora berukuran 3-6 µm dan kebanyakan berbentuk lonjong. Tangkai

Page 7: IDENTIFIKASI JENIS-JENIS JAMUR (Fungi) DI PERKEBUNAN PT ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNALKU (1).pdf · bahwa jenis jamur yang paling banyak ditemukan adalah divisi Basidiomycota

jamur berwarna putih dan mudah patah. Memiliki bilah berwarna putih

saat masih muda dan akan berubah berwarna hitam dan mencair saat

dewasa. Habitat biasanya ditemukan di janjang kosong kelapa sawit dan

tumpukan jerami padi yang sudah membusuk (darwis, 2011:5).

d. Schizophyllum commune

Gambar jamur Schizophyllum commune dapat dilihat pada gambar 4.4

berikut:

Gambar 4.4. Schizophyllum commune

Jamur ini biasanya tumbuh secara berkelompok, bersifat saprofik

pada berbagai substrat kayu/pohon yang mati. Membentuk tubuh buah

berwarna krem, berbentuk seperti kipas. Badan buah terlampir dengan

permukaan atas yang berbulu. Pada saat kering jamur ini akan mengerut

dan mekar kembali setelah basah (Webster, 2007:543).

e. Trametes versicolor

Gambar jamur Trametes versicolor dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut:

Gambar 4.5. Trametes versicolor

Memiliki bentuk setengah lingkaran, berwarna coklat kehitaman.

Pinggirannya bergelombang, kasar dan mempunyai garis putih melingkar.

Lapisan bawah berwarna kuning kecoklatan. Biasanya tumbuh menempel

Page 8: IDENTIFIKASI JENIS-JENIS JAMUR (Fungi) DI PERKEBUNAN PT ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNALKU (1).pdf · bahwa jenis jamur yang paling banyak ditemukan adalah divisi Basidiomycota

pada kayu keras/pohon yang sudah mati dan mempunyai diameter 9-10 cm

(Webster, 2007:562).

f. Pleorotus ostreatus

Gambar jamur Pleorotus ostreatus dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut:

Gambar 4.6. Pleorotus ostreatus

Tubuh buah menyerupai cangkang kerang, tudung halus dengan

panjang bisa mencapai 5-15 cm. Ketika masih muda berbentuk seperti

kancing, kemudian berkembang menjadi pipih. Memiliki warna coklat

pucat hingga menjadi putih. Tangkai pendek dan berwarna putih. Jamur

ini hidup di berbagai substrat seperti kayu yang lapuk, janjang kosong

kelapa sawit, dan pada substrat lainnya (Alex, 2011:27).

g. Mycena hiemalis

Gambar jamur Mycena hiemalis dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut ini:

Gambar 4.7. Mycena hiemalis

Jamur ini tumbuh berkelompok-kelompok dalam jumlah yang

cukup besar. Warnanya putih dan memiliki batang dengan panjang 0,5–2

sentimeter. Tudungnya bergaris-garis lateral yang tersusun apik dan

berpusat pada puncak tudungnya. Spora cetak berwarna putih, abu-abu,

Page 9: IDENTIFIKASI JENIS-JENIS JAMUR (Fungi) DI PERKEBUNAN PT ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNALKU (1).pdf · bahwa jenis jamur yang paling banyak ditemukan adalah divisi Basidiomycota

atau coklat, bentuknya seperti kerucut atau klop tutup yang tipis dan

berbatang lunak. Hidup pada kayu yang lapuk atau ranting pepohonan

(Webster, J. Dkk. 2007:554).

h. Lentinus connatus

Gambar jamur Lentinus connatus dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut:

Gambar 4.8. Lentinus connatus

Tubuh buah seperti payung yang melengkung. Memiliki lamella

dibagian bawah tudung buah. Berwarna kuning sampai kuning kecoklatan.

Bagian batang letaknya sentral dan bersifat keras. Jamur ini biasanya

tumbuh di kayu yang lapuk atau pohon yang mati, bersifat saprofik

(Webster, 2007:546).

i. Volvariella volvaceae

Gambar jamur Volvariella volvaceae dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut:

Gambar 4.9. Volvariella volvaceae

Tubuh buah berbentuk payung dengan tangkai letaknya sentral. Pada

waktu muda tubuh buah diselubungi oleh suatu selaput yang disebut velum

universal, jika tubuh buah membesar selaput akan robek dan merupakan

suatu cincin (anulus). Pada bagian atas tangkai buah himenofora pada sisi

bawah tubuh buah membentuk papan-papan/lamela yang tersusun radial.

Page 10: IDENTIFIKASI JENIS-JENIS JAMUR (Fungi) DI PERKEBUNAN PT ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNALKU (1).pdf · bahwa jenis jamur yang paling banyak ditemukan adalah divisi Basidiomycota

Dapat juga himenofora membuat tonjolan berupa buluh-buluh halus.

Himenium meliputi sisi bawah tubuh buah tadi mula-mula terletak di

bawah velum partiale yang disebut angiokarp (Tjitrosoepomo, 2011:150).

j. Marasmius ramealis

Gambar jamur Marasmius ramealis dapat dilihat pada gambar 4.10

berikut:

Gambar 4.10. Marasmius ramealis

Basidiokarp kasar yang dapat mengerut pada saat kering. Miselium

jamur tumbuh keluar dari titik pusat secara radial. Pada saat tua miselium

akan menghasilkan cincin. Tumbuh membentuk kelompok basidiokarakter

pada ranting atau kayu mati (Webster, 2007:546-547).

k. Dacryopinax spathularia

Gambar jamur Dacryopinax spathularia dapat dilihat pada gambar 4.11

berikut:

Gambar 4.11. Dacryopinax spathularia

Tubuh buah berbentuk spahula, berukuran kecil sekitar 1-1,5 cm.

Tubuh buah seperti agar-agar berwarna kuning/orange, tekstur permukaan

halus dan kenyal, pada saat tua jamur ini akan sangat mudah hancur. Jamur

ini biasanya hidup dalam kelompok yang cukup besar. Jenis jamur ini

Page 11: IDENTIFIKASI JENIS-JENIS JAMUR (Fungi) DI PERKEBUNAN PT ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNALKU (1).pdf · bahwa jenis jamur yang paling banyak ditemukan adalah divisi Basidiomycota

bersifat saprotrofik, hidup menempel langsung pada substratnya. Habitat

biasanya ditemukan pada kayu yang lapuk/mati (Webster, 2007:598).

l. Polyporus squamosus

Gambar jamur Polyporus squamosus dapat dilihat pada gambar 4.12

berikut:

Gambar 4.12. Polyporus suamosus

Miselium bertahan pada batang/pohon mati. Badan buah berwarna

krem/kuning kecoklatan. Tubuh buah memiliki sisik dan memiliki tekstur

tubuh buah yang berdaging. Biasanya hidup menempel langsung pada

substratnya (Webster, 2007:564).

m. Pycnoporus annabarinus

Gambar jamur Pycnoporus annabarinus dapat dilihat pada gambar 4.13

berikut:

Gambar 4.13. Pycnoporus annabarinus

Tubuh buah berupa kipas, setengah lingkaran, memiliki warna

kuning hingga kuning kemerahan. Himenofora merupakan buluh-

buluh/pori yang dilihat dari luar berupa lubang-lubang. Sisi dalam dilapisi

himenium. Hidup menempel pada substratnya, jamur jenis ini banyak

ditemukan pada kayu yang sudah lapuk (Webster, 2007:560).

Page 12: IDENTIFIKASI JENIS-JENIS JAMUR (Fungi) DI PERKEBUNAN PT ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNALKU (1).pdf · bahwa jenis jamur yang paling banyak ditemukan adalah divisi Basidiomycota

n. Auricularia polytricha

Gambar jamur Auricularia polytricha dapat dilihat pada gambar 4.14

berikut:

Gambar 4.14. Auricularia polytricha

Tubuh buah berwarna coklat, menyerupai daun telinga, sisi atas

berlipat dan mempunyai rambut-rambut pendek yang tersusun amat rapat.

Biasanya hidup pada dahan-dahan yang kering. Tangkai amat pendek dan

menempel pada media tumbuh (substrat). Tubuh buah jamur pada keadaan

basah akan bersifat kenyal dan licin, tetapi dalam keadaan kering akan

bersifat kaku. Jamur kuping memiliki inti plasma dan spora yang berupa

sel-sel lepas atau bersambungan membentuk benang yang tidak bersekat

(Achmad, dkk. 2013:106).

o. Fuligo septica

Gambar jamur Fuligo septica dapat dilihat pada gambar 4.15 berikut:

Gambar 4.15. Fuligo septica

Dalam keadaan vegetatif tubuhnya berupa massa protoplasma yang

bergerak seperti ameba yang disebut plasmodium. Plasmodium dapat

mencapai ukuran garis tengah 0-30 cm pada substrat yang basah, di atas

tanah, kayu yang lapuk dan di atas daun yang runtuh. Perubahan bentuk

tubuhnya dapat merayap kemana-mana (Tjirosoepomo, 2011:97).

Page 13: IDENTIFIKASI JENIS-JENIS JAMUR (Fungi) DI PERKEBUNAN PT ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNALKU (1).pdf · bahwa jenis jamur yang paling banyak ditemukan adalah divisi Basidiomycota

p. Cortinarius sanguenius

Gambar jamur Cortinarius sanguenius dapat dilihat pada gambar 4.16

berikut:

Gambar 4.16. Cortinarius sanguenius

Jamur jenis ini memiliki bentuk tudung buah yang cembung, bagian

bawah tudung buah memiliki lamella berwarna merah darah dan berubah

menjadi coklat saat tua. Memiliki batang yang keras dan berukuran kecil,

letak batangnya sentral. Pigmen yang dimiliki oleh jamur ini biasanya

dapat dijadikan sebagai pewarna alami (Webster, 2007:555).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di PT Bina Sains

Cemerlang desa Sungai Pinang Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi

Rawas maka dapat disimpulkan:

1. Diperoleh sebanyak 16 jenis jamur makroskopis yang tergolong kedalam 2

divisi yaitu, Basidiomycota dan Myxomycota. 16 jenis jamur tersebut

diantaranya adalah, Poliotha mutabilis, Hidnum repandum, Coprinus

comatus, Schizophyllum commune, Trametes versicolor, Pleorotus ostreatus,

Volvariella volvaceae, Marasmius ramealis, Polyporus squamosus,

Pycnoporus annabarinus, Auricularia polytricha, Mycena hiemalis, Lentinus

conatus, Cortinarius sanguenius, dan Fuligo septica.

Page 14: IDENTIFIKASI JENIS-JENIS JAMUR (Fungi) DI PERKEBUNAN PT ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNALKU (1).pdf · bahwa jenis jamur yang paling banyak ditemukan adalah divisi Basidiomycota

2. Jamur yang tergolong kedalam divisi Basidiomycota memiliki ciri-ciri

morfologi yaitu, memiliki tubuh buah besar berbentuk payung, dan ada juga

yang seperti kipas. Memiliki warna tudung yang bervariasi (putih, coklat,

krem, dan hitam), tekstur permukaan ada yang kasar, licin, dan tidak rata.

Memiliki ukuran batang yang mengikuti ukuran tubuh buah, ersifat keras,

lunak dan mudah patah. Habitatnya di pohon/kayu yang mati, di tanah yang

berhumus, di ranting-ranting pohon yang mati, dan menempel pada substrat

lainnya. Sedangkan jamur golongan divisi Myxomycota memiliki tubuh yang

bersifat seperti lendir dan akan hancur saat dipegang. Memiliki warna kuning

sampai kuning kemerahan, bentuk menyerupai seperti ameba dapat hidup

merayap kemana-mana. Hidup pada substrat yang basah, diatas tanah yang

lembab, kayu yang lapuk, dan di atas daun-daun yang runtuh.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad., Mugiono., Arlianti, T., dan Azmi, C. 2013. Panduan Lengkap Jamur.

Jakarta: Penebar Swadaya.

Alex, M.S. 2011. Untung Besar Budidaya Aneka Jamur. Yogyakarta: Pustaka

Baru Press.

Arfani, M.I. 2013. Inventarisassi Jenis-jenis Jamur Pada Tanaman Kakao

(Theobroma cacao) di Kabupaten Pesawaran. Jurnal Ilmiah. Vol. 01

No.02. Hal. 96-102.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta:

Rineka Cipta.

Asnah. 2010. Inventarisasi Jamur Makroskopis di Ekowisata Tangkahan Taman

Nasional Gunung Leuser Kabupaten Lankat Sumatera Utara. Tesis.

Medan:Universitas Sumatera Utara.

Barry, M.D.Y.A., dan Yacub, L.L.S. 2003. Kamus Induk Istilah Ilmiah. Surabaya:

Target Press.

Page 15: IDENTIFIKASI JENIS-JENIS JAMUR (Fungi) DI PERKEBUNAN PT ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNALKU (1).pdf · bahwa jenis jamur yang paling banyak ditemukan adalah divisi Basidiomycota

Carlile, M.J., Watkinson, S.C., dan Godday, G.W. 2001. The Fungi. London:

Academic Press.

Darwis,W., Desnalianif., dan Supriati, R. 2011. Inventarisasi Jamur yang Dapat

Dikonsumsi dan Beracun yang terdapat di Hutan dan Sekitar Desa Tanjung

Kemuning Kaur Bengkulu. Jurnal Ilmiah. Vol. 07, No.02. Hal. 1-8.

GBS, T. 2007. Kamus Lengkap Biologi. Jakarta: GBS.

Harti, A.S. 2012. Dasar-dasar Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta: Nugraha

Medika.

Hasanuddin. 2014. Jenis Jamur Kayu Makroskopis Sebagai Media Pembelajaran

Biologi (Studi di TNGL Blangjerango Kabupaten Gayo Lues). Jurnal

Biotik. Vol. 2. No.1. Hal. 1-76.

Immanudin, H., dan Suliasih. 2003. Biodiversitas Basidiomycetes di Kecamatan

Kelila, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua dan Manfaatnya sebagai

Bahan Makanan dan Obat Tradisional. Jurnal Biologi. Vol.6. No. 5. Hal.

699.

Khayati, L., Warsito, H. 2016. Keanekaragaman Jamur Kelas Basidiomycetes Di

Kawasan Lindung KPHP Sorong Selatan. Prosiding Symbion (Symposium

on Biology Education). Tanggal 27 Agustus 2016

Iswanto, A.H. 2009. Identifikasi Jamur Perusak Kayu. Karya tulis. Medan:

Universitas Sumatera Utara.

Kimball, J.W. 1983. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Tjitrosomo, S.S, dan Sugiri,

N. Institut Pertanian Bogor.

Meisetyani, R. 2006. Studi Keanekaragaman Morfologi Dan Genetik Jamur Tiram

(Pleurotus Sp.) dengan Teknik PCR-RFLP. Skripsi Dipublikasikan. Bogor:

Institut Pertanian Bogor.

Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Bandung: Ghalia Indonesia.

Noverita., Sinaga, E., Setia, TM. 2016. Jamur Makro Berpotensi Pangan dan Obat

di Kawasan Cagar Alam Lembah Anai dan Cagar Alam Batang Palupuh

Sumatera. Jurnal Mikologi. Vol. 1. No. 1. Hal. 15-27.

Nugraha, S., dan Maulina, R. 2012. Kamus Biologi Lengkap. Surabaya: Karina.

Poerwadarminta,W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Proborini, M.W. 2012. Eksplorasi dan Identifikasi Jenis-jenis Jamur Kelas

Basidiomycetes di Kawasan Bukit Jimbaran Bali. Jurnal Biologi. Vol. 02

No. 2. Hal. 45-47.

Reality, T. 2009. Kamus Biologi Edisi Lengkap. Surabaya: Reality Publisher.

59

Page 16: IDENTIFIKASI JENIS-JENIS JAMUR (Fungi) DI PERKEBUNAN PT ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNALKU (1).pdf · bahwa jenis jamur yang paling banyak ditemukan adalah divisi Basidiomycota

Roberts, P. dan Evans, S. 2010. The Book of Fungi. Canada: Chicago Press.

Roosheroe, I.G., Sjamsuridzal, W., Oetari, A. 2014. Mikologi Dasar dan Terapan.

Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Srisula, dan Sutedjo. 2009. Jenis Jamur Makro Pada Tiga Kondisi Hutan Yang

Berbeda di Malinau Research Forest (MRF) Cifor Kabupaten Malinau

Kalimantan Timur. Jurnal Kehutanan Tropika Humida. Vol.2. No. 1. Hal.

99.

Starr, C., Taggart, R., Evers, C., dan Starr, L. 2012. Biologi Kesatuan dan

Keragaman Makhluk Hidup. Jakarta: Salemba Teknika. Diterjemahkan

dalam Bahasa Indonesia oleh Prasaja,Y.

Subandi, H.M. 2010. Mikrobiologi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Cv.

Alfabeta.

Surayin. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

Syafrizal, S. 2014. Inventarisasi Jamur Makroskopis di Hutan Adat Kantuk dan

Implementasinya dalam Pembuatan Flipbook. Artikel Penelitian. Pontianak:

Universitas Tanjungpura.

Tjokrokusumo, D. 2015. Mencegah dan Melawan Penyakit Kanker dan

Degeneratif dengan Jamur kancing (Agaricus bisporus). PROS SEM NAS

MASY BIODIV INDON. Volume. 01 No. 06. Hal. 1532-1535.

Tjitrosomo, S.S. 2010. Botani Umum 4. Yogyakarta: UGM.

Tjitrosoepomo, G. 2011. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM.

Ulya, A.N.A., Leksono, S.M., Khastini, R.O. 2016. Biodiversitas Dan Potensi

Jamur Basidomycota di Kawasan Kasepuhan Cisungsang, Kabupaten

Lebak, Banten. Jurnal Biologi. Vol. 10. No. 01. Hal. 9-16.

Wahyudi, A.E., Linda, R., dan Khotimah, S. 2012. Inventarisasi Jamur

Makroskopis Di Hutan Rawa Gambut Desa Teluk Bakung Kecamatan

Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Protobiont. Vol. 1. No. 1.

Hal. 8-11.

Wahyuni, D. 2010. Mikologi Dasar. Jember: Jember University Press.

Wallace, R.A. 1987. Biologi The World of Life. USA: University of Florida.

Waluyanti, M. 2008. Implementasi Hasil Penelitian Biologi (Studi

Keanekaragaman Jamur Basidiomycota) Sebagai Sumber Belajar Materi

Fungi Kelas X Semester Ganjil Kurikulm KTSP. Skripsi dipublikasikan.

Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM.

Page 17: IDENTIFIKASI JENIS-JENIS JAMUR (Fungi) DI PERKEBUNAN PT ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNALKU (1).pdf · bahwa jenis jamur yang paling banyak ditemukan adalah divisi Basidiomycota

Waluyo, L. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. Malang: UMM.

Webster, J. dan Weber, R.W.S. 2007. Introduction to Fungi. New York:

Cambridge University Press.

Yatim, W. 2012. Kamus Biologi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Yunida, N. 2014. Inventarisasi Jamur Di Gunung Senujuh Kabupaten Sambas dan

Implementasinya Dalam Pembuatan Flash Card. Artikel Penelitian.

Pontianak: Universitas Tanjungpura.