evaluasi unjuk kerja jaringan drainase di ...eprints.ums.ac.id/77908/3/naskah publikasi riyan agung...
TRANSCRIPT
EVALUASI UNJUK KERJA JARINGAN DRAINASE
DI DAERAH NGESREP, NGEMPLAK, BOYOLALI
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata
I pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Oleh:
RIYAN AGUNG SAPUTRO
D100 150 143
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
ii
iii
EVALUASI UNJUK KERJA JARINGAN DRAINASE
DI DAERAH NGESREP, NGEMPLAK, BOYOLALI
Abstrak
Ruas jalan di Desa Ngesrep, Ngemplak, Boyolali sering terjadi genangan ketika
musim hujan tiba. Genangan tersebut disebabkan karena sistem drainase pada
lokasi tidak optimum karena telah terjadi pendangkalan akibat sedimentasi. Untuk
mengetahui kinerja saluran drainase di daerah tersebut dilakukan analisis
hidrologi untuk menghitung debit rencana dengan kala ulang 25 tahun
menggunakan metode Log Person Type III. Hasil dari perhitungan yang dilakukan
menunjukkan nilai debit rencana lebih besar dari nilai debit eksisting (Qrencana=
2,3105 m³/dt > Qeksisting= 0,4189 m³/dt) sehingga saluran eksisting tidak mampu
menampung debit rencana yang terjadi pada daerah Ngesrep. Perlu dilakukan
perencanaan ulang dimensi saluran dengan menggunakan desain drainase
ekonomis dan penampang saluran direncanakan berbentuk trapesium
menggunakan material pada dinding saluran berupa batu kali. Hasil perhitungan
diperoleh ukuran dimensi saluran dengan menggunakan nilai Q puncak sebagai
acauan yaitu lebar saluran dasar, (b = 94,5644 cm), kedalaman (h = 76,5042 cm)
dan lebar saluran atas, (B = 171,069 cm).
Kata kunci: Drainase, genangan, ruas jalan, debit puncak.
Abstract
Roads in Ngesrep Village, Ngemplak, Boyolali often inundate when the rainy
season arrives. The inundation is caused by the drainage system at the location is
not optimum because siltation has occurred due to sedimentation. To find out the
performance of drainage channels in the area, a hydrological analysis was
performed to calculate the plan discharge with a 25-year return period using the
Log Person Type III method. The results of the calculations performed show the
value of the planned discharge is greater than the value of the existing discharge
(Qrencana = 2.3105 m³ / sec> Qexisting = 0.4189 m³ / sec) so that the existing
channel is unable to accommodate the planned discharge that occurs in the
Ngesrep area. It is necessary to re-plan the dimensions of the channel by using an
economical drainage design and a planned cross section of the trapezoidal channel
using material on the channel wall in the form of river stones. The calculation
results obtained by the dimensions of the channel dimensions using the peak Q
value as a reference that is the width of the base channel, (b = 94.5644 cm), depth
(h = 76.5042 cm) and width of the upper channel, (B = 171.069 cm).
Keywords: Drainage, inundation, road sections, peak discharge.
1. PENDAHULUAN
Menurut Dr. Ir. Suripin, M. Eng. (2004; 7) drainase mempunyai arti mengalirkan,
menguras, membuang, atau mengalihkan air. Haryono Sukarto (1999), drainase
1
adalah suatu ilmu untuk pengeringan tanah. Drainase (drainage) berasal dari kata
to drain yang berarti mengeringkan atau mengalirkan air dan merupakan
terminologi yang digunakan untuk menyatakan sistem – sistem yang berkaitan
dengan penanganan masalah kelebihan air, baik di atas maupun di bawah
pemukiman tanah. Jenis drainase terbagi kedalam beberapa bagian seperti jenis
drainase menurut sejarah terbentuknya, menurut fungsi pelayanan, dan menurut
jenis konstruksi saluran. Sistem drainase merupakan serangkaian bangunan air
yang berfungsi untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu
kawasan sehingga kawasan tersebut dapat berfungsi secara optimal.
Sitem drainase yang tidak optimal akan menyebabkan permasalahan
kelebihan air pada suatu kawasan. Drainase yang tidak optimal pada sisi ruas jalan
akan menyebabkan kelebihan air yang mengalir kearah perkerasan jalan sehingga
air menggenang pada ruas jalan. Di Indonesia genangan air pada ruas jalan selalu
terjadi tiap tahunnya ketika musim penghujan datang namun permasalahan ini
belum terselesaikan bahkan cenderung semakin meningkat. Dalam menangani
permasalahan genangan air yang terjadi diperlukan perencanaan sistem drainase
yang baik dari berbagai aspek mengingat curah hujan yang terjadi di Indonesia
cukup tinggi sehingga rentan terjadi genangan atau bahkan banjir.
Genangan yang terjadi pada ruas jalan Desa Ngesrep disebabkan oleh sistem
drainase dan saluran drainase yang berfungsi untuk mengalirkan kelebihan air
tidak mampu menampung dengan baik karena kapasitas tampungan saluran
drainase yang dimiliki pada ruas jalan Desa Ngesrep tidak sesuai dengan debit
rancangan yang diperoleh dari curah hujan harian. Selain hal tersebut, terjadinya
pendangkalan yang disebabkan sedimentasi yang tinggi juga menjadi salah satu
unsur ketidakmampuan saluran drainase dalam mengalirkan kelebihan air yang
terjadi.
Dari permasalahan yang terjadi dapat dibuatkan rumusan masalah berupa
penyebab genangan air yang terjadi pada ruas jalan dan kapasitas saluran drainase
tidak mampu menampung air hujan sehingga air meluap dan menggenang keruas
jalan.
2
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi genangan air yang terjadi
dan untuk mengetahui kapasitas saluran drainase yang mampu ditampung yang
kemudian akan diusulkan alternatif penyelesaian permasalahan yang terjadi.
2. METODE
2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada ruas jalan Desa Ngesrep, Ngemplak, Boyolali.
Lokasi penelitian merupakan jalan kabupaten yang menghubungkan langsung ke
lokasi wisata Waduk Cengklik dan daerah Kabupaten Boyolali utara yaitu
Kecamatan Nogosari. Lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini.
Gambar 1. Lokasi Penelitian
2.2 Data Penelitian
Data penelitian yang digunakan dalam menyelesaikan penelitian ini adalah:
1) Data primer, yaitu data yang berhubungan dengan saluran drainase
dilapangan.
2) Data sekunder, yaitu data curah hujan pada pos hujan Ngemplak dan pos
hujan Waduk Cengklik. Data ini diperoleh dengan mendatangi Balai PSDA
yang bertempat di daerah Surakarta.
2.4 Tahapan Analisis
Setelah memperoleh data yang dibutuhkan selanjutnya dilakukan analisis data
hujan dari pos hujan. Berikut urutan analisis data yang dilakukan:
3
2.5 Analisis Hidrologi
Analisis ini dilakukan dengan penentuan luas catchment area dan penentuan pos
hujan yang mempengaruhi daerah tersebut. Terdapat beberapa tahapan untuk
menyelesaikan perhitungan debit banjir rancangan yaitu:
a. Menguji konsistensi data hujan dengan metode RAPS (Rescaled Adjusted
Partial Sums).
b. Menentukan hujan harian maksimum dari pos hujan
c. Menentukan parameter statistik dari data yang telah diurutkan seperti nilai
rata-rata ( ), standar deviasi (s), Koefisien variasi (Cv), Koefisien skewness
(Cs) dan Koefisien Kurfasis (Ck).
d. Menentukan distribusi yang akan digunakan sesuai dengan parameter statistik
yang telah dihitung.
e. Menentukan debit hujan rancangan yang dirancang dengan kala ulang tertentu
berdasarkan ditribusi yang digunakan.
f. Menentukan waktu konsentrasi dengan metode Kirpich.
g. Menentukan intensitas curah hujan dengan metode Mononobe dalam kala
ulang tertentu.
h. Menentukan debit puncak menggunakan metode rasional.
2.6 Analisis Hidraulika
Dalam tahap ini terdiri dari analisis penampang drainase yang ada di lapangan,
debit yang dapat dialirkan oleh drainase dan merencanakan dimensi saluran
drainase yang baru dengan mengacu dari data perhitungan. Dari hasil dimensi
yang diperoleh kemudian digambar dan dibandingkan dengan dimensi dilapangan
sehingga dapat dibuat kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.
4
Mulai
Survei Pendahuluan:
1. Genangan air
2. Saluran Drainase
Persiapan
Survei lapangan:
1. Mengidentifikasi DAS
2. Panjang saluran
terpengaruh
Pengumpulan Data :
1. Data hujan
2. Data saluran Drainase
AAnalisis Data :
1. Analisis Data Hujan
2. Analisis Debit Banjir Rencana
Simulasi Banjir
Desain Saluran Pembesaran Dimensi
Kesimpulan & Saran
Selesai
A
2.7 Bagan Alur Penelitian
Bagan alur penelitian dapat dilihat gambar 2 dibawah ini.
Gambar 2. Bagan Alur Penelitian
5
Ski Ski*
Yi-Ῡ Kom(Yi-Ῡ)
2005 1401 -546,077 298200,0059 -546,0769231 -0,98286
2006 1743 -204,077 41647,39053 -750,1538462 -1,35017
2007 1519 -428,077 183249,8521 -1178,230769 -2,12065
2008 1613 -334,077 111607,3905 -1512,307692 -2,72194
2009 1939 -8,07692 65,23668639 -1520,384615 -2,73648
2010 2838 890,9231 793743,929 -629,4615385 -1,13294
2011 1628 -319,077 101810,0828 -948,5384615 -1,70724
2012 1953 5,923077 35,08284024 -942,6153846 -1,69658
2013 2454 506,9231 256971,0059 -435,6923077 -0,78419
2014 1757 -190,077 36129,23669 -625,7692308 -1,1263
2015 1180 -767,077 588407,0059 -1392,846154 -2,50693
2016 2242 294,9231 86979,6213 -1097,923077 -1,97611
2017 3045 1097,923 1205435,083 0 0
Ʃ 25312 3704280,923 -11580 -20,8424
TahunHujan
(Yi)(Yi-Ῡ)²
Ski**
Ski*/Dy
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Uji Konsistensi Data Hujan
Uji konsistensi dilakukan untuk mengetahui apakah data hujan yang berasal dari
pos hujan konsisten atau tidak konsisten.
Tabel 1. Perhitungan konsistensi data hujan
Berdasarkan hasil hitungan dengan n=13, maka nilai Q/√n = 1,219 dan R/√n
= 1,219. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa nilai Q/√n hitungan < Q/√n tabel
dan nilai R/√n hitungan < R/√n tabel sehingga data hujan Ngemplak dan Waduk
Cengklik konsisten.
3.2 Analisis Frekuensi Curah Hujan
Data curah hujan yang telah diperoleh dari pos hujan dari tahun 2005 hingga 2017
dirata-rata dan diambil 20 data yang memiliki nilai maksimum dapat dilihat pada
tabel 2.
6
No Hujan Maksimum (mm/hr) m/(n+1) (Xi-X̅)² (Xi-X̅)³ (Xi-X̅)⁴
1 145,0 4,76% 3263,266 186414,049 10648902,54
2 132,0 9,52% 1947,016 85912,064 3790869,844
3 119,5 14,29% 1000,141 31629,447 1000281,27
4 107,5 19,05% 385,141 7558,385 148333,301
5 100,5 23,81% 159,391 2012,307 25405,37134
6 91,5 28,57% 13,141 47,635 172,6760254
7 87,5 33,33% 0,141 -0,053 0,019775391
8 84,5 38,10% 11,391 -38,443 129,7463379
9 82,0 42,86% 34,516 -202,779 1191,328369
10 79,0 47,62% 78,766 -699,045 6204,023682
11 78,0 52,38% 97,516 -962,967 9509,297119
12 77,0 57,14% 118,266 -1286,139 13986,75806
13 75,5 61,90% 153,141 -1895,115 23452,05103
14 75,0 66,67% 165,766 -2134,232 27478,24243
15 72,5 71,43% 236,391 -3634,506 55880,52759
16 71,5 76,19% 268,141 -4390,803 71899,39478
17 70,5 80,95% 301,891 -5245,350 91137,94946
18 70,5 85,71% 301,891 -5245,350 91137,94946
19 70,0 90,48% 319,516 -5711,342 102090,2346
20 68,0 95,24% 395,016 -7850,936 156037,344
Rata-rata 87,875 Σ = 9250,438 274276,828 16264099,868
Jenis Distribusi Hasil hitungan Keterangan
Cs = 1,493 Tidak Memenuhi
Ck = 4,721 Tidak Memenuhi
Log Normal Cs/Ck = 5,946 Tidak Memenuhi
Cs = 1,493 Tidak Memenuhi
Ck = 4,721 Tidak Memenuhi
Distribusi yang
digunakanLog Person Type III
Distribusi yang digunakan untuk
nilai selain diatas jika tidak
Syarat
Cs ≈ 0
Ck ≈ 3
Cs/Cv ≈ 3
Cs ≈ 1,1396
Ck ≈ 5,4Gumbel
Normal
-
Tabel 2. Perhitungan Frekuesnsi Curah Hujan Maksimum
Berdasarkan perhitungan Tabel 2 diperoleh hasil parameter statistic sebagai
berikut, hujan rata-rata = 87,875 mm/jam; standar deviasi = 22,065 dan untuk
nilai lainnya dapat dilihat pada Tabel 3 dan distribusi yang digunakan adalah Log
Person Type III.
Tabel 3. Hasil hitungan parameter statistic dan sebaran distribusi
7
No Hujan Maksimum (mm/hr) Log X (Log Xi - Log X̅)² (Log Xi - Log X̅)³ (Log Xi - Log X̅)⁴
1 145,0 2,16137 0,05227 0,01195 0,00273
2 132,0 2,12057 0,03528 0,00663 0,00124
3 119,5 2,07737 0,02092 0,00303 0,00044
4 107,5 2,03141 0,00974 0,00096 0,00009
5 100,5 2,00217 0,00482 0,00033 0,00002
6 91,5 1,96142 0,00082 0,00002 0,00000
7 87,5 1,94201 0,00009 0,00000 0,00000
8 84,5 1,92686 0,00003 0,00000 0,00000
9 82,0 1,91381 0,00036 -0,00001 0,00000
10 79,0 1,89763 0,00123 -0,00004 0,00000
11 78,0 1,89209 0,00165 -0,00007 0,00000
12 77,0 1,88649 0,00214 -0,00010 0,00000
13 75,5 1,87795 0,00300 -0,00016 0,00001
14 75,0 1,87506 0,00333 -0,00019 0,00001
15 72,5 1,86034 0,00524 -0,00038 0,00003
16 71,5 1,85431 0,00615 -0,00048 0,00004
17 70,5 1,84819 0,00715 -0,00060 0,00005
18 70,5 1,84819 0,00715 -0,00060 0,00005
19 70,0 1,84510 0,00768 -0,00067 0,00006
20 68,0 1,83251 0,01005 -0,00101 0,00010
Rata-Rata 87,875 1,93274 0,00895 0,00093 0,00024
Σ = 0,17910 0,01860 0,00489
1,0101 1,2500 2 5 10 25 50 100
Koef G
99 80 50 20 10 4 2 1
3,0 -0,667 -0,636 -0,396 0,420 1,180 2,278 3,152 4,051
2,8 -0,714 -0,666 -0,384 0,460 1,210 2,275 3,114 3,973
2,6 -0,769 -0,696 -0,368 0,499 1,238 2,267 3,071 2,889
2,4 -0,832 -0,725 -0,351 0,537 1,262 2,256 3,023 3,800
2,2 -0,905 -0,752 -0,330 0,574 1,284 2,240 2,970 3,705
2,0 -0,990 -0,777 -0,307 0,609 1,302 2,219 2,192 3,605
1,8 -1,087 -0,799 -0,282 0,643 1,318 2,193 2,848 3,499
1,6 -1,197 -0,817 -0,254 0,675 1,329 2,163 2,780 3,388
1,4 -1,318 -0,832 -0,225 0,705 1,337 2,128 2,706 3,271
1,2 -1,449 -0,844 -0,195 0,732 1,340 2,087 2,626 3,149
Presentase peluang terlampaui (Precent chance of being excended)
Interval kejadian (Recurrence interval) , tahun (periode ulang)
3.4 Analisis Curah Hujan Rancangan
3.4.1 Distribusi Log Person Type III
Tabel 4. Perhitungan distribusi Log Person Type III
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai standar deviasi = 0,0971 dan
Koefisien Skewness, Cs = 1,1884. Untuk menghitung hujan kala ulang dengan
distribusi Log Person Type III dibutuhkan nilai koefisien person (K) dari tabel 5
dibawah ini.
Tabel 5. Nilai K untuk distribusi Log-Person Type III
8
1,0101 1,2500 2 5 10 25 50 100
Koef G
99 80 50 20 10 4 2 1
1,0 -1,588 -0,852 -0,164 0,758 1,340 2,043 2,542 3,022
0,8 -1,733 -0,856 -0,132 0,780 1,336 1,993 2,453 2,891
0,6 -1,880 -0,857 -0,099 0,800 1,328 1,939 2,359 2,755
0,4 -2,029 -0,855 -0,066 0,816 1,317 1,880 2,261 2,615
0,2 -2,178 -0,850 -0,033 0,830 1,301 1,818 2,159 2,472
0,0 -2,326 -0,842 0,000 0,842 1,282 1,751 2,051 2,326
-0,2 -2,472 -0,830 0,033 0,850 1,258 1,680 1,945 2,178
-0,4 -2,615 -0,816 0,066 0,855 1,231 1,606 1,834 2,029
-0,6 -2,755 -0,800 0,099 0,857 1,200 1,528 1,720 1,880
-0,8 -2,891 -0,780 0,132 0,856 1,166 1,448 1,606 1,733
-1,0 -3,022 -0,758 0,164 0,852 1,128 1,366 1,492 1,588
-1,2 -2,149 -0,732 0,195 0,844 1,086 1,282 1,379 1,449
-1,4 -2,271 -0,705 0,225 0,832 1,041 1,198 1,270 1,318
-1,6 -2,388 -0,675 0,254 0,817 0,994 1,116 1,166 1,197
-1,8 -3,499 -0,643 0,282 0,799 0,945 1,035 1,069 1,087
-2,0 -3,605 -0,609 0,307 0,777 0,895 0,959 0,980 0,990
-2,2 -3,705 -0,574 0,330 0,752 0,844 0,888 0,900 0,905
-2,4 -3,800 -0,537 0,351 0,725 0,795 0,823 0,830 0,832
-2,6 -3,889 -0,490 0,368 0,696 0,747 0,764 0,768 0,769
-2,8 -3,973 -0,469 0,384 0,666 0,702 0,712 0,714 0,714
-3,0 -7,051 -0,420 0,396 0,636 0,660 0,666 0,666 0,667
Interval kejadian (Recurrence interval) , tahun (periode ulang)
Presentase peluang terlampaui (Precent chance of being excended)
Periode Ulang (T) Log X̅ K Sd LogQ (m³/dt) Q (m³/dt) P
2 1,93274 -0,1932 0,0971 1,9140 82,0321 50%
5 1,93274 0,7335 0,0971 2,0040 100,9153 20%
10 1,93274 1,3400 0,0971 2,0628 115,5688 10%
25 1,93274 2,0844 0,0971 2,1351 136,4955 4%
50 1,93274 2,6211 0,0971 2,1872 153,8948 2%
100 1,93274 3,1416 0,0971 2,2378 172,8857 1%
Tabel 5. Nilai K untuk distribusi Log-Person Type III (Lanjutan)
Dengan menggunakan rumus interpolasi diperoleh nilai K dan hasil
hitungan kala ulang curah hujan rancangan menggunakan distribusi Log Person
Type III pada Tabel 6 sebagai berikut.
Tabel 6. Hasil hitungan nilai K dan curah hujan rancangan
Direncanakan hujan rancangan dengan menggunakan kala ulang 25 tahun
untuk drainase Desa Ngesrep.
9
Oi Ei
1 0 < x < 16,6667 3 3,33333 0,11111 0,03333
2 16,6667 < x < 33,3333 4 3,33333 0,44444 0,13333
3 33,3333 < x < 50 3 3,33333 0,11111 0,03333
4 50 < x < 66,6667 4 3,33333 0,44444 0,13333
5 66,6667 < x < 83,3333 3 3,33333 0,11111 0,03333
6 83,3333 < x < 100 3 3,33333 0,11111 0,03333
20 20 0,40000
(Oi-Ei)²/EiInterval KelasKelas
Total
Jumlah Data(Oi-Ei)²
3.4.2 Uji Kecocokan
Untuk menentukan apakah distribusi tersebut dapat diterima untuk menghitung
hujan rancangan dilakukan uji kecocokan untuk distribusi Log Person Type III.
Dalam uji kecocokan digunakan Uji Chi-kuadrat dan Smirnov-kolmogorov.
Uji Chi-kuadrat
Tabel 7. Hasil uji kecocokan Chi-Kuadrat
Dengan banyak data sejumlah 20 data diperoleh banyak kelas sebanyak 6
kelas. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai chi hitungan, χh² = 0,4 dan dengan
nilai Dk=3 serta tingkat kepercayaan sebesar 0,05 diperoleh nilai chi pembacaan
tabel, ꭓ² = 7,815. Sehingga uji chi-kuadrat memenuhi karena χh² = 0,4 < ꭓ² =
7,815.
Uji Smirnov-kolmogorov
Uji ini dilakukan dengan pembacaan grafik hubungan dari data frekuensi hujan
dan data kala ulang hujan rancangan seperti grafik 1 dibawah ini.
Grafik 1. Pembacaan kertas peluang Smirnov-kolmogorov
10
Jam i Ri ABM
1 79,8230 79,8230 32,3341
2 50,2854 20,7477 79,8230
3 38,3749 94,3771 104,1614
4 31,6778 32,3341 94,3771
5 27,2991 104,1614 20,7477
Hasil pembacaan kurva diperoleh nilai titik koordinat terjauh sebesar 0,0952
dan garis linear sebesar 0,04 sehingga nilai Δkurva=0,0552. Dengan tingkat
kepercayaan 0,05 dan jumlah data sebanyak 20 diperoleh nilai Δtabel=0,29. Sehingga uji
Smirnov kolmogorov memenuhi karena nilai Δkurva=0,0552 < Δtabel=0,29.
3.4.3 Intensitas Hujan
Intensitas hujan dapat dihitung dengan menggunakan persamanaan Mononobe.
Untuk mendapatkan nilai intensitas hujan diperlukan nilai waktu konsentrasi yang
dihitung menggunakan persamaan Kirpich.
Tc = 3,97.L⁰ʼ⁷⁷.s⁻⁰ʼ³⁸⁵ (1)
= 26,494 menit
Persamaan Mononobe sebagai berikut.
(2)
Dengan persamaan diatas diperoleh nilai intensitas hujan selama 5 jam dan
kemudian dijadikan kedalam bentuk ABM (Alternating Block Method) seperti
tabel 8 dibawah ini.
Tabel 8. Hasil perhitungan intensitas hujan
3.4.4 Hujan Efektif
Hujan efektif yaitu perhitungan intensitas hujan dikurangin dengan air yang
meresap kedalam tanah. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai hujan yang
meresap sebesar 16,572 sehingga hujan efektif diperoleh hasil seperti tabel 9
dibawah ini.
11
Jam ABM (mm/jam) m/dt
1 15,7619586 0,0000044
2 63,25087436 0,0000176
3 87,58919014 0,0000243
4 77,80489011 0,0000216
5 4,175526896 0,0000012
Jam C I (mm/jam) I (m/dt) A (m²) Q (m³/dt)
1 0,75 15,761959 4,38E-06 126620,1 0,415788
2 0,75 63,250874 1,76E-05 126620,1 1,668507
3 0,75 87,58919 2,43E-05 126620,1 2,310532
4 0,75 77,80489 2,16E-05 126620,1 2,052430
5 0,75 4,1755269 1,16E-06 126620,1 0,110147
150
220
50
m
1
Tabel 9. Hujan Efektif
3.4.5 Debit RancanganPerhitungan debit rancangan menggunakan persamaan Q=C.I.A dengan nilai C=
0,75 karena merupakan kawasan pemukiman padat. Berikut hasil nilai debit
rancangan pada Tabel 10.
Tabel 10. Hasil hitungan debit rancangan
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai debit puncak terjadi pada jam ke 3
sebesar Q = 2,3105 m³/dt. Nilai debit puncak inilah yang akan digunakan untuk
merencanakan kembali dimensi saluran drainase.
3.5 Analisis Hidraulika
3.5.1 Kondisi Saluran Drainase
Dari hasil survei di lapangan diperoleh data dimensi saluran drainase sebagai
berikut.
b = 150 cm
h = 50 cm
B = 220 cm
S0 = 0,003147
12
Dengan data dimensi yang diperoleh debit yang mampu ditampung oleh saluran
drainase adalah sebagai berikut perhitungannya.
Menghitung kemiringan dimensi saluran:
2m = (B-b)/h
2m = (220-150)/50
m = 0,7
Menghitung luas penampang basah (A)
A = bh + mh²
= (150 x 50) + (0,7 x 50²)
= 9250 cm²
= 0,925 m²
Menghitung keliling penampang basah (P)
P = b + 2h(1+m²)⁰ʾ⁵
= 150 + 2x50(1+0,7²)⁰ʾ⁵
= 272,0656 cm
= 2,720656 m
Menghitung jari-jari hidrolis (R)
R = A/P
= 9250/272,0656
= 33,999 cm
= 0,33999 m
Menghitung kecepatan aliran:
v = 45,2887 cm/s
v = 0,45288 m/s
Menghitung debit aliran:
Q = A x v
= 0,925 x 0,45288
= 0,418915 m³/dt
13
Dari hasil perhitungan saluran drainase dilapangan mampu menahan debit
aliran sebesar Qsaluran = 0,4189 m³/dt < Qrancangan = 2,3105 m³/dt sehingga perlu
dilakukan perencanaan ulang dimensi saluran drainase.
3.5.2 Perencanaan ulang
Perencanaan ulang saluran drainase menggunakan desain saluran ekonomis.
Desain ekonomis memiliki nilai jari-jari hidrolik sebesar setengah dari kedalaman
saluran, berikut perhitungannya.
R =h/2
S = 0,003147
m = 0,5
Dengan lebar saluran atas :
B = 2h√1+m²
b+2mh = 2h√1+m²
b+2.0,5.h = 2h√1+0,5²
b+h = 2,236068h
b = 2,236068h-h
b = 1,236068h .......................................... (pers 1)
Persamaan 1 selanjutnya disubstitusikan kedalam persamaan luas
penampang basah saluran:
A = bh+mh²
A =1,236068h.h+0,5h²
A = 1,236068h²+0,5h²
A = 1,736068h² .................................................. (pers 2)
Mencari kecepatan dengan menggunakan persamaan manning:
................................ (pers 3)
14
Menghitung penambahan kedalaman saluran (h) dengan mensubstitusikan
persamaan 2 dan persamaan 3 kedalam persamaan debit aliran sebagai berikut:
Q = A x v
2,310531 = 1,736068h² x 2,718431h²ʹ³
2,310531 = 4,719382h⁸ʹ³
h⁸ʹ³ = 2,310531/4,719382
h⁸ʹ³ = 0,489584
h = 0,489584³ʹ⁸
h = 0,76504 m
h = 76,5042 cm
Dari persamaan 1 dapat diketahui nilai penambahan lebar dasar saluran (b)
sebagai berikut:
b = 1,236068 h
= 1,236068 x 0,76504
= 0,945644 m
= 94,5644 cm
Menghitung penambahan lebar atas (B) saluran drainase dengan rumus
berikut:
B = 2h√1+m²
= 2 x 76,5042 x √1+0,5²
B = 171,069 cm
Dari hasil perhitungan dengan bentuk penampang trapesium ekonomis
diperoleh dimensi desain ulang drainase sebagai berikut:
b = 94,5644 cm
h = 76,5042 cm
B = 171,069 cm
15
4. PENUTUP
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Pertama, genangan air yang terjadi
pada ruas jalan Desa Ngesrep, Ngemplak, Boyolali sedalam 10 cm dan lama
genangan yang terjadi bisa mencapai 7 hari ketika curah hujan tinggi. Genangan
disebabkan karena ketidakmampuan saluran drainase yang berada di lokasi dalam
menampung debit aliran yang terjadi pada daerah tersebut sehingga air pada
saluran drainase meluap ke ruas jalan. Kedua, Debit yang mampu ditampung oleh
saluran drainase di lokasi sebesar Qsaluran = 0,4189 m³/dt dan debit rancangan
sebesar Qrancangan = 2,3105 m³/dt. Ketiga, perlu dilakukan perencanaan ulang
dimensi saluran untuk menanggulangi kelebihan air yang melimpas keruas jalan
dengan hasil dimensi salusan sebagai berikut: lebar saluran bawah, b = 94,5644
cm, kedalaman saluran, h = 76,5042 cm dan lebar saluran atas, B = 171,069 cm.
DAFTAR PUSTAKA
Arfaah. 2017. Evaluasi Sistem Drainase Di Jalan Barisan Indah Kecamatan
Sampang Kota Sampang. Skripsi. Universitas Darul Ulum Jombang.
Jombang
Dewi, A.K., Setiawan, A., Saido, A.P.,. 2014. Evaluasi Sistem Saluran Drainase
Di Ruas Jalan Solo Sragen Kabupaten Karanganyar. Skripsi. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.
Direktorat Jendral Cipta Karya. 2012. Buku Jilid IA Tata Cara Penyusunan
Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan. Kementerian Pekerjaan Umum.
Jakarta.
Pane, Y.F., Hasiholan, F., Sachro, S.S.,. 2016. Perencanaan Drainase Jalan Raya
Semarang-Bawen KM 12+400 – KM 16+600 (Jamu Jago – Balai Pelatihan
Transmigrasi dan Penyandang Cacat JATENG). Skripsi. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Pudyastuti, P,S., Wibowo, G,D., Fatchan, A,K., Kuswartomo. 2017. Rekayasa
Irigasi dan Bangunan Air. Muhammadiyah University Press, Surakarta.
16
Putra, M,W,E,. 2008. Unjuk Kerja Sistem Drainase Kelurahan Kadipiro
Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Rahmawati, A., Damayanti, A., Soedjono, E.S.,. 2015. Evaluasi Sistem Drainase
Terhadap Penanggulangan Genangan Di Kota Sidoarjo. Skripsi. Institut
Teknologi Sepuluh November. Surabaya.
SNI 03-3424-1994. 1994. Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan.
Badan Standarisasi Nasional. Bandung.
Siti Q, Agus P, Beni D. 2007. Kajian Genangan Banjir Saluran Drainase Dengan
Bantuan Sistem Informasi Geografi (Studi Kasus: Kali Jenes, Surakarta).
Media Teknik Sipil.
Suripin. 2004.Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan.ANDI OFFSET,
Yogyakarta.
Triatmodjo, B., 2008, Hidrologi Terapan, Beta Offset, Yogyakarta.
Yulius. 2018. Evaluasi Saluran Drainase Pada Jalan Raya Sarua-Ciputat
Tanggerang Selatan. Skripsi. Universitas Islam 45. Bekasi.
17