evaluasi perbankan

14
EVALUASI PERBANKAN MATERI BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN

Upload: tasya

Post on 24-Feb-2016

75 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

EVALUASI PERBANKAN. MATERI BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN . RISIKO-RISIKO USAHA BANK UMUM. Risiko Kredit Risiko kredit/risiko gagal tagih, yaitu risiko karena nasabah tidak mampu membayar bunga kredit dan mencicil pokok pinjaman 2.Risiko Likuiditas - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PERBANKAN

EVALUASI PERBANKAN

MATERI BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN

Page 2: EVALUASI PERBANKAN

RISIKO-RISIKO USAHA BANK UMUM1. Risiko Kredit

Risiko kredit/risiko gagal tagih, yaitu risiko karena nasabah tidak mampu membayar bunga kredit dan mencicil pokok pinjaman

2. Risiko LikuiditasYaitu risiko yang terjadi bila bank tidak dapat menyediakan dana tunai untuk kebutuhan transaksi nasabah dan memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo <1 tahun

3. Risiko Tingkat BungaYaitu risiko yang dihadapi akibat perubahan tingkat bunga

4. Risiko Operasional Yaitu risiko yang berkaitan dengan kemampuan pengelolaan/ manajemen perusahaan bank umum

5. Risiko ModalBerkaitan dengan ketidakmampuan bank untuk memenuhi komitmen –komitmen usahakarena tidakmampu menyediakan modal yang mencukupi

Page 3: EVALUASI PERBANKAN

RASIO-RASIO FINANSIAL UNTK MENGEVALUASI KESEHATAN BANK UMUM

1. RISIKO KREDITRasio Finansialnya adalah:Non Performance Loan Ratio (NPL) atau Kredit Bermasalah

NPL = Non Performing LoanTotal Loans

NPL = Kredit BermasalahTotal Kredit

Makin kecil rasio NPL maka dikatakan bank umum makin sehat

Page 4: EVALUASI PERBANKAN

2. RISIKO LIKUIDITASRasio Finansialnya adalah:1. Current Ratio (CL) atau Rasio LancarCL = Current Assets (Aktiva Lancar)Current Liabilities (Kewajiban Lancar)2. Loan To Deposit Ratio atau Rasio Kredit Terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)LDR = Loans (Kredit)Deposit (DPK)

• Bila angka CL>1, Bank dikatakan likuid, makin besar CL makin likuid.• Angka standar CL yang disepakati antara 85% - 110%. Lebih rendah

dari 85% bank dinilai memiliki dana menganggur yang besar.Lebih besar dari 110% risiko yang akan dihadapi sangat besar

Page 5: EVALUASI PERBANKAN

3. RISIKO TINGKAT BUNGARasio Finansialnya adalah:Net Interest Margin Ratio (NIM) atau Marjin Bunga NetoNIM = (Interest Income – Interest Expense)Total AssetsNIM = (Pendapatan bunga –Biaya Bunga)Total Aktiva

• Makin besar angka rasio NIM dianggap makin baik. Tetapi jika angka rasio terlalu besar, bisa jadi bank sangat tidak efisien

Page 6: EVALUASI PERBANKAN

4. RISIKO MODALRasio Finansialnya adalah:Capital Adequacy Ratio (CAR) atau Rasio Kecukupan Modal

CAR = EquityTotal Assets

CAR = EkuitasTotal Aktiva

• Angka standart yang disepakati adalah Lebih dari atau sama dengan 8% agar sebuah bank umum dikatakan sehat

Page 7: EVALUASI PERBANKAN

5. RISIKO OPERASIONALRasio Finansialnya adalah:Assets/Employee Ratio (AER) atau Rasio Aktiva Per Karyawan

AER = Total AssetsNumber of Employee

AER = Total AktivaJumlah Karyawan

• Bila rasio AER makin besar maka risiko operasional makin besar karena beban/karyawan makin besar

Page 8: EVALUASI PERBANKAN

RASIO-RASIO LAINNYA• Kelima rasio finansial di atas belum memberikan

gambaran tentang prospek usaha bank umum yang mendorong investor menanamkan uangnya.

• Rasio-rasio yang bisa untuk melihat prospek usaha bank umum ialah:1. ROE (Return On Equity)2. ROA (Return On Assets)3. NIM

Page 9: EVALUASI PERBANKAN

1. Return On Assets (ROA)ROA adalah angka yang menunjukkan berapa besar relatif laba bersih (setelah pajak) terhadap total aktivaROA = Net Income Total AssetsROA = Laba Bersih Setelah Pajak Total AktivaDi Indonesia Bank Indonesia menetapkan angka ROA >= 2% agar sebuah bank umum dapat dikatakan dalam kondisi sehat

Page 10: EVALUASI PERBANKAN

1. Return On Equity (ROE)ROA adalah rasio yang menunjukkan berapa persen laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas (modal)ROE = Net Income Total EquityROE = Laba Bersih Setelah Pajak Total EquityDi Indonesia Bank Indonesia menetapkan angka ROE 12% agar sebuah bank umum dapat dikatakan dalam kondisi sehat

Page 11: EVALUASI PERBANKAN

3. Net Interest Margin (NIM)NIM = (Interest Income – Interest Expense)Total AssetsNIM = (Pendapatan bunga –Biaya Bunga)Total AktivaAngka NIM makin tinggi menunjukkan bahwa profitabilitas bank umum makin baik, karena selisih pendapatan bunga dengan biaya bunga semakin besar. Tetapi angka NIM yang terlalu tinggi justru memberi sinyal inefisiensi perbankan, sebab selisih antara tingkat bunga kredit dengan tingkat bunga deposito dan pinjaman semakin besar. Jika perbankan semakin efisien karena skala usaha yang membesar dan peningkatan kualitas manajemen maka selisih antara tingkat bunga kredit dengan tabungan tidak beda jauh

Page 12: EVALUASI PERBANKAN

CAMEL• Ukuran Kinerja bank yang lebih comprehensif

adalah CAMEL yang mencakup seluruh aspek yang penting dalam evaluasi kesehatan/kinerja bank umumC = Capital Adequacy (Tingkat Kecukupan Modal)A = Asset Quality (Kualitas Aktiva)M = Management (Kualitas Manajemen)E = Earnings (Kemampuan Menghasilkan

Pendapatan)L = Liquidity (Tingkat Likuiditas)

Page 13: EVALUASI PERBANKAN

Adapun Pembobotan CAMEL di Indonesia sbb:1. Permodalan bobot 26%2. Kualitas aktiva produktif bobot 30%3. Kualitas manajeman bobot 26%4. Rentabilitas bobot 10%5. Likuiditas bobot 10%

Berdasarkan pembobotan di atasakan dihasilkan nilai komposisi (nilai CAMEL ) yang menunjukkan peringkat kesehatan bank umum sebagai berikut:Peringkat Kesehatan Bank Umum Diukur Dengan Nilai CAMEL

Nilai Kredit Predikat

81 - 100 Sehat

66 < 81 Cukup Sehat

51 =<66 Kurang Sehat

0 - 51 Tidak Sehat

Page 14: EVALUASI PERBANKAN

Ada beberapa faktor yang dapat menurunkan nilai CAMEL yaitu:

1. Pelaksanaan ketentuan yang sanksinya dikaitkan dengan penilaian kesehatan bank umum, meliputi pelanggaran terhadap ketentuan BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit) dan PDN (Posisi Devisa Neto), sedangkan BPR hanya dikenakan ketentuan BMPK.

2. Faktor-faktor yang dapat menurunkan nilai tingkat kesehatan bank menjadi tidak sehat yaitu perselisihan intern, campur tangan pihak di luar manajeman bank, penghentian keikutsertaan kliring, praktek perbankan lain yang membahayakan kelangsungan bank.